Gambar Sampul Seni Budaya · Bab 5 Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara
Seni Budaya · Bab 5 Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara
Rachmat Suhernawan Rizal

24/08/2021 15:21:44

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan

Nusantara

Pelajaran 5

Coba kamu perhatikan pakaian-pakaian daerah

yang terdapat di Indonesia. Bentuk dan corak pakaian

daerah tersebut sangat beragam, bukan? Selain pakaian

daerah, barang-barang kerajinan yang dihasilkan

oleh masyarakat Indonesia juga sangat beragam. Hal

tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia kaya akan

hasil karya seni rupa. Dapatkah kamu menyebutkan

contoh lain dari hasil karya seni rupa terapan yang ada

di Indonesia? Bagaimana pula cara kamu mengapresiasi

hasil karya seni tersebut?

Sumber:

www.

fl

ickr.com

Kelas VIII

Su

be

fl

i

k

o

68

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

Kata Kunci

• Abstrak • Mengamati • Menghayati

• Deformasi • Mengapresiasi • Stilasi

• Geometris • Mengevaluasi • Visual realistis

Apresiasi

terhadap Seni

Rupa Terapan

Nusantara

Seni Rupa

Terapan

Nusantara

Karya Seni Rupa

Terapan

Tahapan Apresiasi

Seni

Peranan Apresiasi

Seni bagi Siswa

dan Masyarakat

Pentingnya

Kegiatan

Apresiasi Seni

Bentuk dan

Corak Karya Seni

Rupa Terapan

Nusantara

Teknik

Berkarya Seni

Rupa Terapan

Nusantara

Cakupan Materi

Pelajaran 5

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara

69

A. Seni Rupa Terapan Nusantara

Saat kamu duduk di

Kelas VII

, kamu

sudah pernah belajar cara mengapresiasi

hasil karya seni rupa daerah. Apakah kamu

masih ingat tentang pengertian apresiasi?

Apresiasi merupakan kemampuan

mengenal atau memahami suatu nilai

estetika yang mengandung daya pesona,

kagum, masyur, dan agung. Dalam bahasa

sederhana, apresiasi merupakan cara

seseorang menilai hasil karya orang lain

dengan melihatnya dari sudut pandang

keindahan.

Dalam melakukan apresiasi seni, ada beberapa pendekatan yang dapat

dipilih, yaitu pendekatan deskriptif, pendekatan analitik, pendekatan interpretatif,

pendekatan penilaian, dan pendekatan interdisiplin.

• Pendekatan Deskriptif

Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati

dan memaparkan karya seni apa adanya. Misalnya, mengenai objek gambar,

penggunaan warna, komposisi warna, tema, judul, orang yang membuatnya,

tahun pembuatan, media yang digunakan, ukuran karya, dan waktu yang

diperlukan untuk membuat karya seni tersebut.

• Pendekatan Analitik

Pendekatan analitik adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati

karya seni berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang baku. Misalnya, melalui

aspek tematik, teknik pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta makna

atau arti yang tersirat di dalamnya.

• Pendekatan Interpretatif

Pendekatan interpretatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan

menginterpretasikan karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat, baik

dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan pengetahuan yang dimiliki oleh

pengamat.

• Pendekatan Penilaian

Pendekatan penilaian adalah pendekatan yang dilakukan melalui proses

pengukuran, baik secara objektif maupun subjektif.

• Pendekatan Interdisiplin

Pendekatan interdisiplin adalah pendekatan yang dilakukan untuk menilai

suatu karya seni dilihat dari berbagai disiplin keilmuaan seperti antropologi,

psikologi, kebudayaan,

fi

lsafat, ekonomi, dan linguistik (kebahasaan).

Gambar 5.1

Mengapresiasi hasil karya seni

Sumber:

www

.corbis.com

70

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

1. Tahapan Apresiasi Seni

Dalam mengapresiasi sebuah karya seni rupa, baik lukisan, patung, keramik,

maupun grafis diperlukan beberapa tahapan seperti kegiatan mengamati,

menghayati, mengevaluasi, dan mengapresiasi.

a. Kegiatan Mengamati

Dalam kegiatan mengamati terdapat beberapa proses, yaitu sebagai berikut.

1) Fisis, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh mata untuk mengamati dan menerima

rangsangan dari objek karya seni yang dilihatnya.

2) Fisiologis, yaitu suatu proses dalam menyalurkan rangsangan yang diterima

oleh indra melalui syaraf sampai ke otak.

3) Psikologis, yaitu aktivitas jiwa dan indra rasa untuk memahami objek

fi

sik secara

realita dari apa yang diamati sehingga si pengamat dapat memberikan tanggapan

dan penggambaran terhadap objek pada saat mengamati karya seni.

b. Kegiatan Menghayati

Dalam menghayati karya seni, si penghayat akan turut terlibat langsung secara

aktif dan selektif terhadap karya yang dihayati. Si penghayat akan melakukan

penyesuaian dan menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam karya seni

tersebut. Namun, ada kalanya si penghayat menerima sepenuhnya seluruh objek

yang sedang diamatinya secara tidak sadar dan tanpa kritikan. Menurut Theodor

Lipps pengalaman estetis seperti itu disebut juga sikap

empathy

.

c. Kegiatan Mengevaluasi

Kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan melakukan penilaian terhadap karya

seni sesuai dengan pedoman, kaidah, norma, dan etika yang berlaku. Dengan

demikian, seorang apresiator atau kritikus dapat memilah mana karya seni yang

dianggap baik dan mana karya seni yang dianggap kurang baik. Ia juga dapat

menunjukkan dan mencarikan jalan pemecahannya demi penyempurnaan dalam

penciptaan karya seni berikutnya.

d. Kegiatan Berapresiasi

Pada tahapan kegiatan ini seorang

apresiator telah bergerak di mana hati

dan peraasaannya hanyut bersama-sama

dengan nilai keindahan yang mempesona.

Ia seperti berada dalam karya tersebut.

Ia dapat merasakan sendiri apa yang

dirasakan oleh si pembuatnya. Menurut

Herbert Read dalam bukunya

The Meaning

of Art

mengatakan bahwa sikap tersebut

berarti seorang apresiator telah mencapai

rasa

simpathy

.

Gambar 5.2

Herbert Read

Sumber:

www

.corbis.com

Pelajaran 5

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara

71

2. Peranan Apresiasi Seni bagi Siswa dan Masyarakat

Kegiatan mengapresiasi hasil karya seni sangat berperan dalam kehidupan

sehari-hari siswa dan juga masyarakat umum. Peranan apresiasi seni bagi siswa

sekolah dan masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut.

• Membangkitkan peran serta siswa secara aktif agar dapat berkomunikasi dan

menikmati keindahan karya seni yang mengandung daya pesona sehingga

pada akhirnya siswa akan memiliki rasa simpati dan empati, kepuasan estetis,

rasa senang dan bangga, serta rasa nikmat akan suatu karya seni.

• Memperluas wawasan seni budaya, baik pengenalan melalui aspek sejarah,

teknik, sifat, bahan, gaya dan watak teori keindahan seni, maupun ide dan

gagasan serta prinsip seni.

• Meningkatkan penghargaan terhadap seni budaya negeri sendiri yang beraneka

ragam, baik seni tradisional, modern, maupun kontemporer.

• Mencintai dan menghargai sepenuhnya terhadap karya sendiri dan orang lain.

• Termotivasi untuk menciptakan karya seni yang bermutu tinggi.

3. Pentingnya Kegiatan Apresiasi Seni

Usaha untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya apresiasi seni di

kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum, dapat ditempuh dengan usaha sebagai

berikut.

• Memperkaya pengetahuan dan wawasan

seni budaya kepada para pelajar,

mahasiswa, dan masyarakat melalui

pendidikan seni atau kursus seni seperti

di bengkel seni, sanggar seni, studio

musik, dan padepokan seni.

• Mendorong kreativitas penciptaan

seni modern dan kontemporer yang

disesuaikan dengan tuntutan dan

kebutuhan zaman serta cita rasa estetika

masyarakat.

• Mengadakan kunjungan ke objek wisata budaya, museum, galeri, tempat

bersejarah (monumen), candi, dan cagar budaya lainnya.

• Memperkenalkan nama-nama seniman besar dan ternama, profesional dan

maestro baik seniman lokal maupun manca negara beserta karyanya supaya

pelajar dan masyarakat dapat tergugah hatinya untuk mengikuti mereka.

• Mengajak, membuka peluang bagi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat

untuk dapat menyaksikan pentas seni, festival, pameran, diskusi maupun

sarasehan seni.

• Melestarikan sekaligus menghidupkan seni tradisional melalui pembinaan

dan pemanfaatan serta penilaian nilai seni tradisional kepada para pelajar dan

Gambar 5.3

Sanggar lukis

Sumber:

www

.karlapearce.com

72

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

Pelatihan 1

1

1

mahasisswa serta masyarakat, sehingga

nilai estetik seni klasik tradisional

yang telah mapan dan telah mencapai

prestasi puncak dengan ciri yang khas

dan spesi

fi

k dapat dibanggakan oleh

pelajar dan masyarakat luas. Misalnya,

seni batik tradisional yang ada di

Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon;

seni ukir gaya Jepara dan Asmat, Toraja

dan Bali; seni bangunan arsitektur

tradisional; seni topeng tradisional;

seni wayang dan pedalangan; serta

kerajinan tradisional berupa anyaman, kerajinan kulit, keramik, songket,

ulos, seni patung, seni tenun tradisional yang beraneka ragam dari pelosok

nusantara.

Gambar 5.4

Pembuatan songket

Sumber:

www

.molon.com

Diskusikan soal-soal berikut ini bersama dengan teman sebangkumu!

1. Sebutkan beberapa seni terapan yang terdapat di daerahmu!

2. Menurut pendapatmu, bagaimana fungsi benda-benda tersebut dalam

kehidupan masyarakat!

3. Pilih salah satu jenis karya seni, kemudian tuliskan apresiasimu terhadap

benda tersebut!

B. Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Dalam menyampaikan gagasan seni terdapat banyak media ungkap. Seni

rupa sebagai media yang mengungkapkan imajinasi dan kreativitas memiliki

keragaman bentuk dan wujud karyanya. Setiap seniman memiliki keunikan dan

kekhasan dalam menyampaikan ide-idenya, baik berupa lukisan, gambar, patung,

maupun benda-benda hasil kreasi lainnya. Hal ini berhubungan dengan keahlian,

latar belakang dan kehidupan seorang seniman.

Pelukis yang berasal dari daerah Jelekong (Jawa Barat) selalu menggambarkan

suasana pesawahan dan pedesaan yang indah serta mempesona, berbeda dengan

pengukir yang berasal dari Jepara (Jawa Tengah) yang memiliki teknik mengukir

kayu atau pembatik di daerah Pekalongan dan Trusmi yang mengeksplorasi kain

mori menjadi sebuah karya batik yang bernilai seni tinggi. Semuanya memiliki

kekhasan dan keunikan masing-masing.

Pelajaran 5

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara

73

1. Bentuk dan Corak Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Setiap benda, baik benda alami maupun benda buatan, mempunyai bentuk.

Istilah bentuk dalam bahasa Indonesia dapat berupa bangun (

shape

) atau bentuk

plastis (

form

). Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk plastis. Bangun ialah

bentuk benda yang polos seperti terlihat oleh mata, misalnya bulat, persegi,

segitiga, ornamental, atau tak beraturan. Sementara bentuk plastis adalah bentuk

benda sebagaimana terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (

value

) gelap

terang sehingga benda itu terlihat jelas dan terasa lebih hidup. Bentuk plastis juga

memainkan peran tertentu dalam lingkungannya.

Bentuk atau corak dibedakan atas bentuk

fi

guratif (sesuai dengan aslinya)

dan bentuk non

fi

guratif (tidak nyata). Bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan

menjadi bentuk abstrak, bentuk geometris, bentuk stilasi, bentuk deformasi, dan

bentuk visual realistis.

a. Bentuk Abstrak

Bentuk abstrak yaitu bentuk yang bukan

hasil tiruan atau pengolahan dari bentuk

alam (

nature

) atau bentuk yang tidak sesuai

dengan aslinya (tidak nyata). Bentuk abstrak

terbagi atas tiga, yaitu sebagai berikut.

• Bentuk abstrak murni, contohnya kursi,

meja, sepatu, dan rumah.

• Bentuk abstrak simbolis, contohnya

huruf, tanda baca, rambu-rambu lalu

lintas, dan lambang-lambang.

• Bentuk abstrak filosofis, contohnya

huruf Cina.

b. Bentuk Geometris

Bentuk geometris yaitu bentuk yang memiliki keteraturan, baik ukuran

maupun bentuknya. Contoh bentuk geometris adalah segitiga sama sisi, segiempat,

segilima, segi enam, dan lingkaran.

c. Bentuk Stilasi

Bentuk stilasi yaitu bentuk dengan berbagai penggayaan/digayakan. Misalnya,

motif hias geometris,

fl

ora, fauna, dan manusia.

d. Bentuk Deformasi

Bentuk deformasi yaitu bentuk yang telah mengalami penyederhanaan.

e. Bentuk Visual Realistis

Bentuk visial realistis biasa juga disebut bentuk naturalistis, yaitu bentuk yang

sesuai dengan aslinya.

Gambar 5.5

Rambu-rambu lalu lintas merupakan bentuk

abstrak simbolis

Sumber:

o

ffi

ceso

Ğ

.

fi

les.wordpr

ess.com

74

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

Cobalah untuk mengapresiasi hasil

karya seni terapan berupa lemari berikut

ini. Langkah awal mengapresiasi adalah

dengan cara melihat langsung benda yang

hendak diapresiasi. Misalnya, sebuah lemari

pada umumnya mempunyai bangun kotak

persegi empat yang tegak atau mendatar.

Bangun lemari itu mudah dikenali karena

berbeda bentuknya dengan meja yang

terletak di sebelahnya yang berbangun

bundar. Jika diamati lebih jauh dengan

penuh perhatian, lama kelamaan lemari

itu akan tampak bukan hanya sekedar bangun kotak persegi empat, tetapi akan

tampak dan terasa kehadirannya sebagai sosok yang mantap dan berperan. Pada

saat seperti itu, berarti indra kita menangkap persepsi bentuk plastisnya. Dengan

membaca bentuk plastisnya, kamu dapat merasakan apa efeknya terhadap suasana

ruang yang menampungnya.

2. Teknik Berkarya Seni Rupa Terapan Nusantara

Dalam membuat karya seni (

artwork

) dibutuhkan kemampuan yang tinggi.

Kemampuan tersebut harus terus diasah lewat belajar dan praktik. Semakin sering

kamu melakukan praktik, kamu akan semakin mahir dan terampil.

Beberapa contoh teknik berkarya seni kriya di beberapa daerah Nusantara

media yang digunakan sebagai berikut.

a. Batik

Teknik

: tulis, cap, dan cetak (

printing

).

Alat dan bahan

: canting, cap, sablon, mesin cetak, lilin cair.

Daerah penghasil : Cirebon, Pekalong

an, Yogyakarta, Solo, Madura, Jambi,

dan Papua.

b. Anyaman

Teknik

: teknik tumpang tindih antara jalur horizontal (pakan)

dan jalur vertikal (lungsin).

Alat dan bahan

: bambu, rotan, mendong, dan eceng gondok

Daerah penghasil : Tasikm

alaya, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi Utara,

dan Sumatra Selatan.

c. Tenun

Teknik

: Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Alat dan bahan

: tustel.

Daerah penghasil : Batak (k

ain ulos), Lampung (kain tapis), Jepara, Sumatra,

Bali, Kalimantan, dan Sumbawa (kain songket).

Gambar 5.6

Lemari dan meja dalam ruangan

Sumber:

www

.

fl

ickr.com

Pelajaran 5

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara

75

Pelatihan 2

2

2

d. Bordir

Teknik : teknik sulam.

Alat dan bahan

: mesin bordir.

Daerah penghasil : Tasikmalaya (taplak, kerudung, dan mukena).

e. Kulit

Teknik : teknik bentuk dan tempel.

Alat dan bahan

: kulit hewan (sapi, kambing, kerbau, ular, dan buaya).

Daerah penghasil : Garut, Yogyakarta, dan Bali.

f. Ukiran

Teknik : mengukir dan memahat.

Alat dan bahan

: pahat, pisau raut, gergaji, batu, kayu, dan tulang.

Daerah penghasil : Jawa Tengah, Papua, dan Bali.

g. Keramik

Teknik

: cetak tekan, lempeng, pilin, dan p

ij

at.

Alat dan bahan

: tanah liat, butsir, pisau, dan alat putar.

Daerah penghasil : Plered, Cirebon, Kasongan, Yogyakarta, dan Malang.

h. Lukis

Teknik : sapuan kuas.

Alat dan bahan

: kuas, pisau, palet, beludru, kaca, dan pewarna (cat)

Daerah penghasil : Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.

Lengkapi tabel berikut ini!

Jenis

Contoh Benda

Daerah Penghasil

1. Batik

2. Anyaman

3. Tenun

4. Bordir

5. Kulit

6. Ukiran

7. Keramik

8. Lukisan

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

76

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

Rangkuman

Re

fl

eksi

Uji Kompetensi

Carilah gambar-gambar hasil karya seni terapan yang banyak ditemukan

di Nusantara. Buatlah klipingnya dengan memberikan penjelasan tentang

gambar-gambar tersebut seperti jenis serta daerah asal pembuatannya!

Setelah kamu mempelajari tentang hasil karya seni terapan yang terdapat

di Indonesia, kamu akan semakin kagum pada keragaman budaya yang

terdapat di Indonesia. Kamu pun akan semakin bangga karena menjadi

warga negara Indonesia. Sudah sepatutnya kamu melestarikan hasil karya

seni tersebut sebagai cara mengapresiasi karya seni Nusantara.

• Apresiasi merupakan kemampuan mengenal atau memahami suatu nilai

estetika yang mengandung daya pesona, kagum, masyur, dan agung.

• Beberapa pendekatan dalam mengapresiasi karya seni, yaitu pendekatan

deskriptif, pendekatan analitik, pendekatan interpretatif, pendekatan

penilaian, dan pendekatan interdisipliner.

• Dalam mengapresiasi sebuah karya seni rupa, baik lukisan, patung,

keramik, maupun gra

fi

s diperlukan beberapa tahapan seperti kegiatan

mengamati, menghayati, mengevaluasi, dan mengapresiasi.

• Bentuk atau corak dibedakan atas bentuk

fi

guratif (sesuai dengan aslinya)

dan bentuk non

fi

guratif (tidak nyata). Bentuk-bentuk tersebut dapat

dibedakan menjadi bentuk abstrak, bentuk geometris, bentuk stilasi,

bentuk deformasi, dan bentuk visual realistis.

Pelajaran 5

Apresiasi terhadap Seni Rupa Terapan Nusantara

77

A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar!

1. Dalam bahasa sederhana, apresiasi merupakan cara seseorang ... hasil karya

orang lain dengan melihatnya dari sudut pandang keindahan.

a. membaca

b. melukis

c. menilai

d. mengetahui

2. Mengamati karya seni rupa, kemudian menginterpretasikan karya seni tersebut

berdasarkan pengetahuan pemerhatinya merupakan cara mengapresiasi

dengan pendekatan ....

a. deskriptif

b. argumentatif

c. interpretatif

d. interdisipliner

3. Aktivitas yang dilakukan oleh mata untuk mengamati dan menerima

rangsangan dari obyek karya seni yang dilihatnya merupakan pengamatan

secara ....

a.

fi

sis

b.

fi

siologis

c. psikologis

d. deskriptif

4. Kegiatan menghayati akan menimbulkan sikap ....

a. empati

b. simpati

c. evaluasi

d. apresiasi

5. Berikut ini merupakan peranan seni bagi siswa dan masyarakat,

kecuali

....

a. membangkitkan peran serta siswa secara aktif

b. memperluas wawasan seni budaya

c. meningkatkan penghargaan terhadap seni budaya negeri sendiri

d. mendorong kreativitas penciptaan seni modern dan kontemporer

6. Bentuk yang bukan hasil tiruan atau pengolahan dari bentuk alam disebut ....

a. bentuk abstrak

b. bentuk geometris

c. bentuk stilasi

d. bentuk deformasi

Pelatihan Pelajaran 5

78

Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VIII

7. Benda berbentuk segitiga sama sisi merupakan contoh bentuk ....

a. abstrak

b. geometris

c. stilasi

d. deformasi

8. Bentuk deformasi adalah ....

a. bentuk yang memiliki keteraturan

b. bentuk dengan berbagai penggayaan

c. bentuk yang telah mengalami penyederhanaan

d. bentuk yang sesuai dengan aslinya

9. Berikut ini merupakan teknik membuat batik,

kecuali

....

a. tulis

b. lukis

c. cap

d. cetak

10. Ukiran patung merupakan hasil seni rupa daerah ....

a. Jawa Barat

b. Sumatra Selatan

c. Sulawesi Utara

d. Papua

B. Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan analitik?

2. Jelaskan kegiatan mengevaluasi dalam tahapan apresiasi seni!

3. Sebutkan contoh-contoh bentuk abstrak!

4. Sebutkan daerah penghasil anyaman dan contoh bendanya!

5. Berikan penilaianmu terhadap salah satu karya seni terapan yang dihasilkan

di daerahmu!