Gambar Sampul Geografi · Bab 4 Pola Keruangan Desa-Kota
Geografi · Bab 4 Pola Keruangan Desa-Kota
Eko Titis Prasongko

24/08/2021 17:04:14

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pola Keruangan

Desa-Kota

Pada pembahasan Pola Keruangan Desa-Kota, kamu akan

mengetahui bagaimana

membuat batas pengertian antara

desa dengan kota, memahami karakter perbedaan di antara

keduanya, dan memahami strukur ruang yang membangunnya.

Desa adalah kampung

halaman dan kota adalah

cita-cita. Desa tempat

pulang dan merasakn

segenap kehangatan

masyarakatnya.

Sementara itu, kota

identik dengan

persaingan dan

ketidakpedulian. Itulah

setidaknya bayangan kita

tentang desa dan kota.

4

Bab

Pola Keruangan Desa-Kota

80

Berikut ini kata-kata yang menjadi inti materi pada pembahasan Pola Keruangan Desa-Kota

Kata kunci

desa, kota, struktur ruang, memusat, linear, terpencar, mengelilingi fasilitas, teori

sektor, teori memusat, teori berganda

Guna membantu kalian memahami alur pemikiran bab ini,

perhatikan peta konsep berikut

Peta konsep

Keruangan

Desa-Kota

Interaksi

Desa-Kota

Kota

Desa

Fisik

Non-Fisik

Tanah, Air,

Iklim,

Ternak, dan

Manusia

Masyarakat,

Lembaga-

Lembaga

Sosial, dan

Pamong

Desa.

Struktur

Definisi Desa

Potensi Desa

Definisi Kota

Struktur

Ruang Kota

Linear

Memusat

Mengelilingi

Fasilitas

Terpencar

Teori Sektor

Teori Memusat

Teori Berganda

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

81

Wilayah di permukaan Bumi dapat

dibagi menjadi dua bagian besar yaitu desa

(Gambar 4.1) dan kota. Walaupun dalam

banyak hal, seringkali desa dan kota tidak

mudah dibedakan, tetapi dalam banyak hal

pula kenampakannya sangat berbeda. Mulai

dari sarana-sarana fisik hingga struktur

sosial. Bila dibandingkan tampak per-

bedaan sarana-sarana sosial seperti jalan,

tata letak bangunan, maupun fasilitas sosial

lainnya. Begitu pula dengan struktur sosial

masyarakatnya yang juga berbeda. Untuk

itulah geografi membahas desa dan kota

sebagai pembahasan tersendiri.

A. Desa

Bila kita mengingat sebuah desa, kita akan mengingat segala

kesederhanaan yang ditawarkannya. Kesederhanaan yang membuatnya

sangat berbeda dengan kota. Bahkan, jika dirunut, karakterisitik unik

desalah yang membuatnya disebut sebagai "kampung halaman".

1. Definisi Desa

Menurut Bintarto, desa adalah suatu

perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis,

politik, dan budaya di suatu wilayah dalam

hubungan dengan pengaruh timbal balik

dengan daerah-daerah lain. Dalam kehidupan

sehari-hari desa sering disebut dengan istilah

kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya

jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh

sekelompok masyarakat yang sebagian besar

bermata pencaharian di bidang agraris

(Gambar 4.2).

Suatu daerah dikatakan desa, jika masih memiliki ciri khas yang dapat

dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Direktorat

Jenderal Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), desa memiliki empat ciri.

a. Perbandingan lahan dengan manusia

(

man land ratio

) cukup besar.

b. Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris).

Ingin lebih tahu

www.itcpr.com

?

c. Hubungan antar warga desa masih sangat

akrab.

d. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang

teguh tradisi yang berlaku.

Gambar 4.1

Desa di Sulawesi tenggara

Sumber: www.ict4pr.org

Gambar 4.2

Sektor agraris, seperti halnya pertanian menjadi

ciri khas dari perdesaan.

Sumber: www.ict4pr.org

Pola Keruangan Desa-Kota

82

Menurut pengertian lama,

kehidupan masyarakat perdesaan dicirikan

oleh beberapa hal sebagai berikut.

a. Desa dan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam.

b. Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani sehingga

warga desa banyak tergantung pada perubahan musim.

c. Keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja.

d. Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar.

e. Kegiatan ekonomi mayoritas agraris.

f

. Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban.

g. Proses sosial di desa umumnya berjalan lambat.

h. Warga desa pada umumnya berpendidikan rendah.

2. Struktur Ruang Desa

Kalau diperhatikan secara seksama lahan di pedesaan selalu digunakan

untuk kegiatan sosial masyarakatnya seperti tempat tinggal, tempat ibadah,

sekolah, dan tempat berkumpul warga. Ini menunjukkan karakteristik pola

aktivitas masyarakat desa. Masyarakat desa pada dasarnya mempunyai

keinginan untuk berkumpul sehingga jarang sekali kita menemukan tempat

tinggal yang terletak di tengah kebun atau sawah. Kegiatan ekonomi

biasanya dilaksanakan di luar perdesaan, baik di kebun maupun di sawah.

Kalau ada perkebunan yang menyatu dengan permukiman itu hanya ada

pada daerah tertentu.

Bentuk permukiman antara desa satu dengan desa lain mempunyai

perbedaan. Perbedaan tersebut terjadi karena faktor geografi yang berbeda.

Secara umum permukiman pedesaan berbentuk memusat, linier, terpencar,

dan mengelilingi fasilitas tertentu.

a.

Bentuk Perdesaan Memusat

Bentuk perdesaan memusat banyak

ditemukan di daerah pegunungan. Bentuk

perdesaan ini terpencar menyendiri (

agglo-

merated rural settlement

). Biasanya dihuni oleh

penduduk yang berasal dari satu keturunan

sehingga merupakan satu keluarga atau kerabat.

Jumlah rumah umumnya kurang dari 40 rumah

(Gambar 4.3).

b.

Bentuk Perdesaan Linier

Bentuk perdesaan linier banyak ditemukan

di daerah pantai,

jalan

raya, dan sepanjang

sungai. Bentuk perdesaan ini memanjang

mengikuti jalur jalan raya, alur sungai atau

Gambar 4.3

Salah satu desa dengan bentuk memusat di

Jepang.

Sumber: Noburu Komine dalam Encarta, 2006

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

83

garis pantai. Pola ini digunakan masyarakat dengan tujuan untuk mendekati

prasana transportasi (jalan dan sungai) atau untuk mendekati lokasi tempat

bekerja, seperti nelayan di pinggiran pantai (Gambar 4.4).

c.

Bentuk Perdesaan Terpencar

Bentuk perdesaan terpencar sulit

ditemukan di Indonesia karena hanya

terdapat di Negara-negara Eropa,

Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Bentuk perdesaan yang terpencar

cenderung menyendiri (

disseminated

rural settelment

). Biasanya perdesaan

seperti ini hanya merupakan

farm stead

,

yaitu sebuah rumah petani yang terpencil,

tetapi lengkap dengan gudang alat mesin,

penggilingan gandum, lumbung, kandang

ternak, dan rumah petani (Gambar 4.5).

d.

Bentuk Perdesaan Mengelilingi Fasilitas

Bentuk perdesaan seperti ini umumnya ditemukan di daerah dataran

rendah, di mana banyak fasilitas-fasilitas umum yang dimanfaatkan

penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fasilitas

tersebut misalnya mata air, danau, waduk, dan fasilitas lain (Gambar 4.6).

Sumber: Beratha dalam Daldjoeni, 1998: 63

Keterangan:

1. Fasilitas yang telah ada

2. Arah pengembangan permukiman

3. Permukiman Penduduk

4. Daerah industri kecil

12345

12345

12345

12345

4

4

2

2

22

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1234567890123

1

Keterangan:

1.

Arah pengembangan untuk permu-

kiman penduduk

2. Daerah

kawasan industri

kecil desa

3. Daerah permukiman penduduk

1234567890123456789012345678

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1

23456789012345678901234567

8

1234567890123456789012345678

Laut

3

1

1

222

123456

1

2345

6

1

2345

6

1

2345

6

123456

Gambar 4.4

Contoh skema bentuk desa linier yang mengikuti garis pantai.

Sumber: Beratha dalam Daldjoeni, 1998: 60

Skema perdesaan mengelilingi fasilitas

Gambar 4.6

Gambar 4.5

Pertanian terpadu di Wisconsin, Amerika Serikat.

Rumah petani menyatu dengan pengolahan pertanian

dan dikelilingi oleh ladang pertanian yang luas.

Sumber: www.wfbf.com

Pola Keruangan Desa-Kota

84

3. Potensi Desa

Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum

dimanfaatkan. Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah

tidak akan memberi manfaat apapun bagi masyarakat.

Berdasarkan potensi yang dimilikinya, perdesaan dapat dikelompokkan

menjadi tiga.

a. Desa berpotensi tinggi, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian yang

subur dengan topografi datar atau agak miring. Desa juga dilengkapi

dengan fasilitas irigasi teknis sehingga memiliki kemampuan besar

untuk berkembang lebih lanjut.

b. Desa berpotensi sedang, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian agak

subur dengan topografi tidak rata. Fasilitas irigasi yang ada di desa

sebagian teknis dan sebagian lainnya teknis. Ini menyebabkan desa

berkembang dengan lambat.

c. Desa berpotensi rendah, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian tidak

subur dengan topografi berbukit. Sumber air sukat didapat dan

kegiatan pertanian bergantung pada curah hujan. Ini menyebabkan

desa sukar berkembang.

Terdapat tiga

unsur penting yang ada pada desa dan dapat dimanfaat-

kan sebagai potensi desa.

a.

Daerah, yang meliputi lokasi, luas, dan batas wilayah serta penggunaannya.

b.

Penduduk, yang meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran,

dan mata pencaharian.

c. Tata kehidupan, yang pola dan ikatan pergaulan sesama warga desa.

Secara khusus, potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai sumber

daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan

terdapat di suatu desa. Potensi fisik dan potensi nonfisik tersebut diharapkan

bermanfaat bagi kelangsungan dan perkembangan desa.

a.

Potensi Fisik

Potensi-potensi fisik yang dimiliki per-

desaan adalah sebagai berikut.

1) Tanah, meliputi berbagai sumber tambang dan

mineral, lahan untuk tumbuhnya tanaman.

2) Air, dalam artian sumber air yang meliputi

keadaan atau kondisi, tata airnya untuk

irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup

sehari-hari.

3) Iklim, peranannya sangat penting bagi desa

yang bersifat agraris.

4) Ternak (Gambar 4.7), sebagai sumber tenaga,

bahan makanan,dan pendapatan.

Gambar 4.7

Salah satu ternak yang sering ada di perdesaan di

Indonesia yaitu kerbau. Ternak ini sering

dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk

membajak sawah.

Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

85

5) Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power),

baik pengolah tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun

tenaga kerja industri di kota

Gambar 4.8

Suasana gotong royong membuka jalan yang

tertimbun longsor di Kampung Bojong, Bogor

Barat. Suasana seperti ini merupakan ciri khas

dan potensi desa.

Sumber: www.aksicepattanggap.com

b.

Potensi Non fisik

Potensi-potensi non fisik yang dimiliki

perdesaan adalah sebagai berikut.

1) Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan

gotong-royong. Gotong-

royong merupakan

suatu kekuatan berproduksi atau kekuatan

membangun atas dasar kerja sama, dan

saling pengertian (Gambar 4.8).

2) Lembaga-lembaga sosial, yaitu lembaga-

lembaga pendidikan dan organisasi-

organisasi sosial yang dapat memberikan

bantuan sosial dan bimbingan terhadap

masyarakat.

3) Aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan

demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

Amatilah desa terdekat dari tempat tinggalmu. Termasuk bentuk desa manakah desa

tersebut? Jangan lupa sertakan alasan yang mendukung jawabanmu.

T

ugas Mandiri

observasi

B. Kota

Kota identik dengan sesuatu yang sangat kompleks. Bahkan ada yang

mencirikannya dengan adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan

pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman, alun-alun yang luas, serta

jalan aspal yang lebar-lebar. Pada dasarnya, kota merupakan suatu wilayah

yang sebagian besar arealnya terdiri atas wujud hasil budaya manusia (hasil

cipta, rasa, dan karsa manusia), serta tempat pemusatan penduduk yang

tinggi dengan sumber mata pencaharian di luar sektor pertanian.

1. Definisi Kota

Kota (Gambar 4.9), menurut definisi universal, adalah sebuah area

urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya,

kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.

Pola Keruangan Desa-Kota

86

Gambar 4.10

Shinjuku, inti kota Tokyo. Inti kota juga

disebut sebagai Central Business District

(CBD) atau Pusat Daerah Kegiatan (PDK).

Sumber: Brad dalam www.pic.templetons.com

Di Indonesia, kota merupakan pembagian wilayah administratif di

Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Selain

kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kabupaten.

Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama.

Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau walikota

tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota

merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintahannya sendiri.

Menurut Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan

manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata

sosial ekonomi yang heterogen dan kehidupan materealistis. Kota juga dapat

diartikan sebagai sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-

unsur alami dan non alami dengan gejala-

gejala

pemusatan penduduk yang cukup besar dengan

corak kehidupan yang bersifat

heterogen dan

materealistis dibandingkan dengan daerah

belakangnya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.4

tahun 1980 menyebutkan bahwa kota terdiri atas

dua bagian. Pertama, kota sebagai suatu wadah

yang memiliki batasan administratif sebagaimana

diatur dalam perundang-undangan. Kedua, kota

sebagai lingkungan kehidupan perkotaan yang

mempunyai ciri non-agraris, misalnya ibu kota

kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi

sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.

2. Struktur Ruang Kota

Kota merupakan pusat kegiatan dan

pemerintahan. Sebagai pusat kegiatan, terdapat

bagian kota yang disebut inti kota (core of city).

Inti kota (Gambar 4.10) menjadi pusat kegiatan

ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan,

kebudayaan, dan kegiatan lainya. Oleh karena

itu, daerah seperti ini juga dinamakan

Central

Business District

(CBD) atau Pusat Daerah

Kegiatan (PDK). PDK berkembang dari waktu

ke waktu sehingga meluas ke arah daerah di

luarnya yang disebut daerah selaput inti kota.

Kota yang satu dengan kota lain mem-

punyai tingkat keramaian dan perkembangan

berbeda. Keramaian dan perkembangan kota

dipengaruhi beberapa faktor.

Sumber: Lyoid dalam Microsoft Encarta, 2006

Gambar 4.9

Kota Jakarta, kota terbesar di Indonesia.

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

87

a. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai

tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari.

b. Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya.

c. Tingkat pendidikan dan kebudayaan penduduk masing-masing kota.

d. Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai.

Sebagai pusat kegiatan kota harus dilengkapi fasilitas yang mendukung

aktivitas masyarakat. Adapun fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki kota

antara lain sebagai berikut.

a. Fasilitas untuk perkantoran, permukiman, pendidikan, pasar,

pertokoan, bioskop rumah sakit, dan sebagainya.

b. Fasilitas perhubungan baik berupa jaringan jalan maupun jaringan telepon.

c. Taman-taman kota, alun-alun, lapangan olah raga, taman bemain dan

rekreasi keluarga, dan areal parkir yang memadai.

Lambat dan cepatnya perkembangan kota menunjukkan dinamika

sosial masyarakat yang berbeda. Salah satu faktor yang mendominasi

adalah morfologi. Kota dengan morfologi datar akan lebih cepat

berkembang dibandingkan kota dengan morfologi perbukitan.

Adanya berbagai fasilitas dan beragamnya aktivitas masyarakat kota

membentuk struktur kota yang berbeda dengan struktur

di desa. Struktur

ruang kota dapat di ukur berdasarkan kerapatan bruto dan kerapatan netto.

Kerapatan bruto adalah ukuran yang meliputi bangunan gudang, tempat

parkir, tempat bongkar muat, rel kereta api dan jalan di dalam kawasan

pabrik, ruang terbuka (taman), serta ruang yang belum terpakai. Sedangkan

kerapatan netto adalah ukuran yang hanya meliputi bangunan yang efektif

digunakan, misalnya untuk bangunan pabrik meliputi gudang, tempat parkir,

dan tempat bongkar muat saja.

Kota ideal adalah kota yang mempu mengakomodasi dan menye-

laraskan antara aktivitas masyarakat dan bentuk penggunaan lahannya.

Untuk itu banyak pemikiran tentang konsep kota ideal yang diwujudkan

dalam teori-teori kota ideal.

a.

Holmer Hoyt (

Sector Theory

)

Holmer Hoyt berpendapat bahwa struktur ruang kota cenderung

berkembang berdasarkan sektor-sektor dari pada berdasarkan lingkaran-

lingkaran konsentrik. CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian

lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menye-rupai

irisan kue bolu. Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti

bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan

transportasi.

Pola Keruangan Desa-Kota

88

Susunan kota menurut teori sektor

(Gambar 4.11).

1. Sektor pusat kegiatan bisnis yang

terdiri atas bangunan-bangunan

kontor, hotel, bank, bioskop, pasar,

dan pusat perbelanjaan.

2. Sektor kawasan industri ringan dan

perdagangan.

3. Sektor kaum buruh atau kaum murba,

yaitu kawasan permukiman kaum

buruh.

4. Sektor permukiman kaum menengah

atau sektor madya wisma.

5. Sektor permukiman adi wisma, yaitu

kawasan tempat tinggal golongan atas

yang terdiri dari para eksekutif dan

pejabat.

b.

Ernes W. Burgess (Teori Memusat/

Konsentris)

Burgess mengemukakan teori memu-

sat atau konsentris yang menyatakan bahwa

daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam

zona (Gambar 4.12).

1. Zona pusat daerah kegiatan

(

Central

Business District

), yang merupakan

pusat pertokoan besar, gedung perkan-

toran yang bertingkat, bank, museum,

hotel restoran dan sebagainya.

2. Zona peralihan atau zona transisi, me-

rupakan daerah kegiatan. Penduduk

zona ini tidak stabil, baik dilihat dari

tempat tinggal maupun sosial ekonomi.

Daerah ini sering ditemui kawasan

permukiman kumuh yang disebut slum

karena zona ini dihuni penduduk

miskin. Namun demikian sebenarnya

zona ini merupakan zona pengem-

bangan industri sekaligus menghu-

bungkan antara pusat kota dengan

daerah di luarnya.

1

2

3

3

3

3

4

5

4

3

2

3

Holmer Hoyt

Sector Theory

Gambar 4.11

Struktur kota berdasarkan teori sektor oleh Homer

Hoyt, (1) daerah dagang; (2) pabrik-pabrik ringan; (3)

rumah-rumah kecil; (4) rumah-rumah sedang; (5) rumah-

rumah besar milik orang kaya; (6) pabrik-pabrik besar; (7)

daerah dagang dipinggir kota; (8) rumah para pegawai di

luar kota yang kerja dalam kota; (9) daerah industri di luar

kota; (10) daerah para pelaju (

commuters

).

Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006

Concentric Zone Theory

1

2

3

4

5

10

Burgess

Gambar 4.12

Struktur kota berdasarkan teori konsentris oleh Ernest

.W. Burgess., (1) daerah dagang; (2) pabrik-pabrik ringan;

(3) rumah-rumah kecil; (4) rumah-rumah sedang; (5)

rumah-rumah besar milik orang kaya; (6) pabrik-pabrik

besar; (7) daerah dagang dipinggir kota; (8) rumah para

pegawai di luar kota yang kerja dalam kota; (9) daerah

industri di luar kota; (10) daerah para pelaju (

commuters

).

Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

89

3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena

dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan

karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang

kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh

keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini

workingmen's homes.

4. Zona permukiman kelas menengah (

residential zone

), merupakan

kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki

keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas

proletar.

5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai

dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas.

Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan

pejabat tinggi.

6. Zona penglaju (

commuters

), merupakan daerah yang yang memasuki

daerah belakang (

hinterland

) atau merupakan batas desa-kota.

Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran.

c.

CD Harris & EL Ullman (Teori Berganda/

Multiple Nuclei

)

Harris dan Ullman menilai bahwa kota

tidak seteratur penggambaran Burgess karena

antar kawasan kota seolah berdiri sendiri.

Sruktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam

teori konsentris. Hal ini disebabkan oleh tidak

adanya urutan-urutan yang teratur yang dapat

terjadi dalam suatu kota terdapat tempat-

tempat tertentu yang befungsi sebagai inti kota

dan pusat pertumbuhan baru.

Keadaan tersebut telah menyebabkan

adanya beberapa inti dalam suatu wilayah

perkotaan, misalnya kompleks atau wilayah

perindustrian, kompleks perguruan tinggi, dan

kota-kota kecil di sekitar kota besar. Menurut

teori ini struktur ruang kota adalah sebagai

berikut (Gambar 4.13)

1. Pusat kota atau

Central Business District

(CBD).

2. Kawasan niaga dan industri ringan.

3. Kawasan murbawisma atau permukiman

kaum buruh.

4. Kawasan madyawisma atau permukiman

kaum pekerja menengah.

Gambar 4.13

Struktur kota berdasarkan teori berganda oleh

CD Harris dan El Ullman., (1) daerah dagang;

(2) pabrik-pabrik ringan; (3) rumah-rumah

kecil; (4) rumah-rumah sedang; (5) rumah-

rumah besar milik orang kaya; (6) pabrik-pabrik

besar; (7) daerah dagang dipinggir kota; (8) rumah

para pegawai di luar kota yang kerja dalam kota;

(9) daerah industri di luar kota; (10) daerah para

pelaju (

commuters

).

Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006

Multiple Nuclei Theory

Harris Ullman

3

2

3

1

3

4

7

5

6

9

8

Pola Keruangan Desa-Kota

90

5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.

6. Pusat industri berat.

7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.

8. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma.

9. Upakota (sub-urban) kawasan industri.

Di Indonesia, struktur ruang kota ditandai dengan pemanfaatan lahan

yang tidak tertata dengan baik sehingga menimbulkan berbagai macam

permasalahan, seperti permasalahan permukiman, pembuatan trotoar,

drainase, jalan raya, dan perindustrian.

Terdapat istilah metropolitan dan megapolitan dalam mengklasifikasikan sebuah kota.

Carilah literatur yang mendukung kriteria metropolitan dan megapolitan. Jangan lupa

menuliskannya dalam bukumu.

T

ugas Mandiri

studi literatur

C . Interaksi Desa-Kota

Istilah interaksi wilayah

(

spatial interaction

) menurut Ullman mencakup

berbagai gerak mulai dari barang, penumpang, migran, uang informasi,

sehingga konsepnya sama dengan

geography of circulation

. Ullman juga

mengemukakan terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi

interaksi antar wilayah.

1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi

(

regional comlementary

).

2. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (

interventing

opportunity

).

3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (

spatial

transfer ability

).

Untuk mengukur kekuatan interaksi dari berbagai wilayah, termasuk

interaksi desa-kota digunakan rumus berikut.

Interaksi =

12

2

1 – 2

PK PK

(JK

)

u

Keterangan

PK

1

: jumlah penduduk daerah 1

PK

2

: jumlah penduduk daerah 2

JK

1–2

: jarak antara kedua daerah

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

91

Contoh soal

Jumlah penduduk kota A 525.000 jiwa. Jumlah penduduk kota B

85.000 jiwa. Jarak kedua daerah 65 km. Berapakah kekuatan interaksinya?

Jawab

Interaksi =

12

2

1 – 2

PK PK

(JK

)

u

=

2

525.000 85.000

(65)

u

= 10,56

Jadi kekuatan interaksi kota A dengan kota B adalah 10,56.

Apabila dirunut hingga ke akarnya interaksi antarwilayah muncul

karena perbedaan sumber daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang

surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya alam

dan sebaliknya sehingga mendorong terjadinya interaksi antar wilayah.

Faktor lain yang memengaruhi pola interaksi antar wilayah adalah adanya

kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia,

barang, maupun informasi yang meliputi hal-hal berikut ini.

1. Jarak mutlak dan jarak relatif antar tiap-tiap wilayah.

2. Biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang,

dan informasi dari satu tempat ke tempat lain.

3. Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah,

seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana

tranportasi dan sebagainya.

Dalam proses pembangunan hubungan atau interaksi antara kota

dengan desa sangat erat. Eratnya hubungan antara kota dengan desa dapat

dilihat dari peran desa dalam pengembangan kota.

1. Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk

pembangunan di kota.

2.

Desa menyediakan

tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota.

3.

Desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.

Demikian sebaliknya, kota turut punya peran

besar sehingga muncul interaksi antara desa

dengan kota.

1. Kota menyediakan pusat-pusat pelatihan bagi

peningkatan keterampilan penduduk desa.

2. Kota menghasilkan barang-barang siap pakai

yang dimanfaatkan di desa.

Diskusikan dengan guru sosiologimu

mengenai perbedaan-perbedaan

karakter masyarakat desa dan kota

beserta faktor yang melatarbela-

kanginya.

Diskusi Lintas Ilmu

Pola Keruangan Desa-Kota

92

Kemukakanlah interaksi positif dan interaksi negatif yang dapat muncul sebagai akibat

interaksi desa-kota pada buku catatanmu untuk didiskusikan bersama!

T

ugas Mandiri

analisis

3. Kota menjadi pusat informasi yang bermanfaat bagi desa.

4. Kota menjadi pusat permodalan yang dibutuhkan masyarakat desa.

Interaksi positif akan terjalin bila menghasilkan keuntungan bagi kedua

belah pihak. Interaksi positif antara desa dengan kota terwujud dalam hal-

hal berikut ini.

1. Terpenuhinya kebutuhan desa dan kota, meliputi produk dan bahan

baku yang mendukung proses pembangunan.

2. Terpenuhinya kebutuhan terampil baik bagi desa maupun kota. Desa

menghasilkan tenaga kerja bagi industri di kota, sedangkan kota

menghasilkan tenaga terdidik yang berperan dalam kemajuan desa.

3. Berlangsungnya proses pembangunan yang seimbang antara desa dan

kota.

Kilas Geografi

Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh

sekolompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat

peninggalan leluhurnya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan

dengan masyarakat lain di luar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup

pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan

kearifan tradisional yang lekat.

Secara administratif, Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari,

Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Menurut data

dari Desa Neglasari, morfologi Kampung Naga berupa perbukitan dengan

produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada

seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan,

pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang

dipanen satu tahun dua kali.

Religi dan Sistem Pengetahuan

Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, akan tetapi,

sebagaimana masyarakat adat lainnya, mereka juga sangat taat memegang adat

istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka

menyatakan memeluk agama Islam, namun syariat Islam

yang mereka jalankan

agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Bagi masyarakat Kampung

Kampung Naga

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

93

Naga dalam menjalankan agamanya sangat patuh pada warisan nenek moyang.

Umpamanya sembahyang lima waktu; Subuh, Duhur, Ashar, Maghrib, dan solat

Isa, hanya dilakukan pada hari jumat. Sedangkan pada hari-hari lain mereka tidak

melaksanakan sembahyang lima waktu. Pengajaran mengaji bagi anak-anak

dikampung Naga dilaksanakan pada malam senin dan malam kamis, sedangkan

pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam jumat. Dalam menunaikan

rukun Islam yang kelima atau ibadah Haji, menurut anggapan mereka tidak perlu

jauh-jauh pergi keTanah Suci Mekah, cukup dengan menjalankan upacara Hajat

Sasih yang waktunya bertepatan dengan hari raya haji yaitu setiap tanggal 10

Rayagung. Upacara Hajat Sasih ini menurut kepercayaan masyarakat Kampung

Naga sama dengan Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-

istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun.

Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan

sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-

hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak

menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka.

Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih

dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air

atau sungai terutama bagian sungai yang dalam "leuwi". Kemudian "ririwa" yaitu

mahluk halus yang senang menganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam

hari, ada pula yang disebut "kunti anak" yaitu mahluk halus yang berasal dari

perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang

atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal

mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang

angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang

Singaparna, Bumi Agueng dan mesjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi

masyarakat Kampung Naga.

Tabu bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan dengan patuh

khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan aktivitas

kehidupannya. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak

tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang. Misalnya tata

cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah,pakaian upacara, kesenian,

dan sebagainya.

Dikutip dari www.sunda.net

R

angkuman

1. Desa menurut Bintarto adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, politik, dan cultural di suatu wilayah

dalam hubungan dengan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.

Pola Keruangan Desa-Kota

94

Kerjakanlah di buku tugasmu!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini bukan merupakan ciri-ciri desa ....

a. masyarakatnya cenderung heterogen

b. mata pencaharian utama pada umumnya agraris

c. proses sosial berjalan lambat

d. hubungan antar warga desa masih sangat akrab

e. Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar

P

elatihan

Bab4

2. Ciri-ciri desa antara lain: perbandingan lahan dengan manusia (man land

ratio) cukup besar, lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian

(agraris), hubungan antar warga desa masih sangat akrab, sifat-sifat

masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.

3. Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari

desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,

kepentingan, atau status hukum.

4. Bentuk desa dipengaruhi oleh faktor geografi yang berbeda sehingga membentuk

permukiman yang memusat, linier, terpencar, dan mengelilingi fasilitas tertentu.

5. Teori-teori struktur ruang kota antara lain dikemukakan oleh Homer Hoyt (sector

theory), Ernes W. Burgess (teori memusat/konsentris), CD Harris & EL Ullham

(teori berganda/multiple nuclei).

6. Faktor utama yang mendasari atau memengaruhi interaksi antar wilayah, yaitu

adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi

(

regional complementary

),

adanya kesempatan untuk saling berintervensi

(

inteventing opportunity

, adanya

kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang

(

spatial transfer ability

).

7. Hubungan wilayah yang saling melengkapi muncul karena perbedaan sumber

daya alam. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah

lainnya kekurangan sumber daya alam dan sebaliknya sehingga mendorong

terjadinya hubungan antar wilayah.

8. Faktor yang mempengaruhi pemindahan antara lain arah mutlak dan jarak

relatif antara tiap-tiap wilayah, biaya angkut atau transport untuk memindahkan

manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain, dan

kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah.

Geografi untuk SMA-MA Kelas XII

95

2. Salah satu potensi fisik desa adalah ....

a. masyarakat desa

b. apartur desa

c. lembaga sosial

d. penduduk desa

e. rasa kekeluargaan

3. Berikut ini bukan potensi non fisik desa adalah ....

a. masyarakat desa

b. apartur desa

c. lembaga sosial

d. penduduk desa

e. rasa kekeluargaan

4. Keberadaan mata air akan membentuk desa dengan pola permukiman ....

a. mengelilingi fasilitas

b. terpencar

c. memusat

d. linear dengan

pantai

e. linear dengan jalan

5. Berikut ini bukan merupakan ciri-ciri kota ....

a. masyarakatnya cenderung homogen

b. masyarakatnya cenderung heterogen

c. cenderung lebih individualistis

d. sarana sosial lengkap

e. prasarana sosial lengkap

6. Teori sektor kemukakan oleh ....

a. Homer Hoyt

b. CD Harris

c. El Ullman

d. Ernest .W. Burgess

e.

CD Harris dan El Ullman

7.

Teori berganda dikemukakan oleh ....

a. Homer Hoyt

b. CD Harris

c. El Ullman

d. Ernest .W. Burgess

e. CD Harris dan El Ullman

8. Teori konsentris dikemukakan oleh ....

a. Homer Hoyt

b. CD Harris

c. El Ullman

d. Ernest .W. Burgess

e. CD Harris dan El Ullman

Pola Keruangan Desa-Kota

96

Tugas Portofolio

Mata Pelajaran :

Geografi

Kelas

: XII (Dua belas)

Pokok Bahasan :

Wilayah dan Pembangunan

Tema

: Mengenali Prioritas Pembangunan Lokal dan Prospek

Bisnis Lokal

Kerjakanlah bersama kelompok belajarmu!

Setiap daerah bahkan hingga ke tingkat kecamatan memiliki prioritas

pembangunan tertentu dan di wilayah tertentu pula.

Langkah-langkah kerja

1. Kumpulkanlah informasi prioritas pembangunan daerahmu, dengan

mendatangi Badan Pemerintahan Daerah seperti Kecamatan atau yang

lebih tinggi seperti kabupaten atau Provinsi.

2. Tulislah hasil observasimu dalam sebuah makalah.

3. Jangan lupa sertakanlah uraian pendapatmu mengenai prospek bisnis yang

akan sangat menguntungkan untuk dilaksanakan di daerahmu.

9. Faktor-faktor yang memengaruhi interaksi desa kota ialah berdasarkan Ullman

adalah

....

a. adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi

b. adanya kesempatan untuk saling berintervensi

c. adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang

d. adanya faktor penghambat untuk berinteraksi

e. jawaban a dan b benar

10. Berikut ini yang bukan wujud interaksi positif desa-kota....

a. terpenuhinya kebutuhan kota akan hasil produksi desa

b. terpenuhinya kebutuhan desa akan hasil produksi kota

c. terpenuhinya kebutuhan desa akan tenaga terampil dari kota

d.

meningkatnya penduduk

desa yang ingin bekerja di kota

e.

meningkatnya proses pembangunan yang seimbang antara desa-kota

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Secara karakteristik penduduk, apakah perbedaan desa dan kota?

2. Mengapa masyarakat desa yang berada di pantai cenderung membentuk desa linier?

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi interaksi desa dan kota?

4. Jelaskan perbedaan antara kota berpola konsentris dan kota berpola sektoral?

5. Jelaskan dengan singkat ciri masyarakat kota!