Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 4 Pengalaman sebagai Guru Terbaik
Bahasa Indonesia · Bab 4 Pengalaman sebagai Guru Terbaik
Ratna

24/08/2021 16:01:11

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pengalaman sebagai Guru

Terbaik

Pelajaran 4

Pada pelajaran ini, kamu diharapkan mampu menguasai

empat kompetensi melalui empat aspek bersastra.

1.

Mendengarkan pembacaan karya sastra lama jenis dongeng,

lalu menunjukkan relevansi isinya dengan situasi sekarang

ini berdasarkan unsur intrinsiknya

2.

Bercerita dengan menggunakan alat peraga untuk

menghidupkan cerita sehingga pendengar mudah

menangkap isi ceritanya

3.

Membaca teks bacaan sastra dan memahami isinya, lalu

memberikan komentar tentang isi cerita tersebut

4.

Mengekspresikan pengalaman dalam bentuk menulis

kembali isi dongeng yang telah dibaca

www.stellamarischool.com.

Gambar 4.1

Bercerita tentang pengalaman mampu

memberikan inspirasi kepada pendengar.

62

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

A. Mendengarkan Dongeng dan Menunjukkan

Relevansi Isinya dengan Sekarang

1. Menentukan Tema Dongeng dan Relevansinya

dengan Situasi Sekarang

Pada pembelajaran yang lalu kamu telah diajak mempelajari dongeng

dan menuliskan hal-hal yang menarik dalam ceritanya. Pada pembelajaran

ini kamu diajak mempelajari dongeng dan mengaitkan temanya dengan

situasi saat ini. Tema dalam dongeng menjadi dasar pengembangan cerita,

yang meliputi alur (rangkaian peristiwa), watak para pelaku, penentuan

latar/setting, serta ragam bahasa yang digunakan para pelaku. Selain itu,

tema dalam dongeng selalu berkaitan dengan sisi-sisi kehidupan manus

ia,

yang berkaitan dengan kasih sayang, kejujuran, kekuasaan, kemanusiaan,

keagamaan, kesabaran, kesederhanaan, tanggung jawab, keberanian, kerja

keras, kerukunan, dan kesetiaan.

Tema dalam sebuah cerita

(dongeng) diperoleh dari hasil pere-

nungan seseorang terhadap penga-

laman hidupnya. Setelah dapat

menentukan tema sebuah dongeng,

akan dapat menemukan keterkaitan

(relevansi) dengan kehidupan yang

terjadi pada saat ini. Tema sebuah

dongeng memang adakalanya mem-

punyai hubungan yang erat dengan

kehidupan nyata sekarang ini.

Dongeng dapat dibedakan

menjadi lima macam.

1.

Fabel, dongeng tentang bina-

tang.

2

.

Legenda, dongeng tentang

asal usul tempat dan benda.

3. Mite, dongeng berisi tentang

hal-hal gaib.

4. Sage, dongeng tentang kepah-

lawanan.

5. Cerita jenaka, dongeng bersifat

komedi.

Selain sebagai penghibur, dongeng juga mempunyai manfaat lain.

1. Memberikan contoh kepada seseorang untuk memperbaiki sikap yang

kurang baik.

2. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan.

3. Mengubah pola pikir yang kurang baik menjadi cara berpikir yang maju.

63

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

2. Mendengarkan Pembacaan Dongeng

Tutuplah buku ini dan dengarkan pembacaan teks dongeng yang dilakukan

temanmu! Lakukan kegiatan selanjutnya!

Semut yang Hemat

Pada zaman Mesir Kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal

keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut

dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya.

Apabila ada anggota keluarganya yang bertindak salah, tetaplah dihukum

sebagaimana peraturan untuk orang lain. Satu hal lagi yang menjadi

keistimewaannya, raja tersebut adalah seorang penyayang binatang.

Suatu hari raja pergi berjalan-jalan untuk menemui seekor semut. Si semut

merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.

“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang Raja.

“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut gembira.

“Dari mana saja kau pergi?”

“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga

mendapatkan makanan, Baginda.”

“Jadi, sejak pagi kamu belum makan?”

“Benar, Baginda.”

Raja yang adil itu pun termenung sejenak, kemudian berkata, “Hai, semut.

Berapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”

“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.

“Kalau begitu, maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu

setahun?”

“Hamba sangat senang, Baginda.”

“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,” ujar Raja, lalu

membawanya ke istana. Semut sangat senang karena mendapatkan anugerah

makanan dari sang raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam

setahun dan tentu saja roti pemberian sang raja akan lebih manis dan enak.

“Sekarang masuklah ke tabung yang telah kuisi sepotong roti ini,”

perintah sang Raja.

“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”

“Setahun yang akan datang, tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang

Raja lagi.

“Hamba sangat senang, Baginda.”

Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang raja.

Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke

dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus dalam istana.

Hari-hari berikutnya, sang raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai

urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya, setelah genap setahun,

teringatlah sang raja akan janjinya pada semut. Perlahan-lahan raja membuka

tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si semut baru saja

menikmati roti pemberian raja setahun lalu.

64

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang Raja ketika matanya melihat

semut di dalam tabung.

“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”

“Apa kamu tidak pernah sakit selama setahun dalam tabung?”

“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”

Sang raja pun termenung sejenak, kemudian melihat sisa roti milik semut

di dalam tabung.

“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan

separuh?” tanya sang Raja.

“Betul, Baginda.”

“Katanya dalam setahun kau memerlukan sepotong roti. Mengapa tak

kau habiskan?”

“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh sebab hamba

khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Jika Baginda

lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi.

Untunglah Baginda tidak lupa. Hamba sangat senang.”

Sang raja terkejut mendengar penjelasan si semut yang tahu hidup hemat.

Sang raja tersenyum kecil di dekat semut.

“Kau semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini

akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Jika

semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar

hidup boros?”

“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si semut.

Akhirnya, semut itu mendapat hadiah dari raja sebagai tanda terima

kasih karena telah mengajarinya hidup hemat.

(Sumber:

Bobo

, No. 28/XXVII melalui

www.pacific.net.id

)

65

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

Simak pembacaan yang dilakukan temanmu dengan cermat dan jawablah

pertanyaan di bawah i ni! Tulislah jawabannya di b uku tugasmu, lal u sampaikan

secara lisan di depan kelas!

1. Di mana tempat terjadinya cerita dongeng di atas?

2. Binatang apa yang diajak bercakap-cakap dengan sang Raja?

3. Apa permintaan binatang tersebut kepada sang Raja?

4. Berapa lama sang Raja memasukkan binatang tersebut ke dalam tabung?

5. Apa yang t erjadi dengan b inatang itu setelah hidu p di dalam tabu ng

sekian lama?

3. Latihan

Carilah dongeng yang di buku kumpulan dongeng atau di media cetak yang

memuat cerita dongeng! Guntinglah atau kopilah cerita tersebut, lalu bacalah!

Selanjutnya, temukan temanya dan tunjukkan relevansi isi ceritanya dengan

kehidupan nyata saat ini! Salinlah kolom di bawah ini untuk mengerjakan!

Judul

Tema

Relevansi dengan Saat Ini

B. Bercerita dengan Alat Peraga

1. Teknik Bercerita dan Jenis Alat Peraga

Pada Pelajaran 2 yang lalu, kamu telah diajak bercerita dengan urutan

yang baik, lafal, intonasi, gerak, dan mimik yang tepat. Kali ini, kamu akan

diajak bercerita dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga yang dapat

kamu gunakan, antara lain boneka, wayang kulit, gambar, dan sebagainya

sesuai dengan karakter tokoh yang terdapat dalam cerita. Pada dasarnya,

bercerita itu sama dengan menulis cerita. Perbedaannya, bercerita merupakan

komunikasi yang dapat berhadapan langsung dengan pendengarnya,

sedangkan menulis cerita tidak berhadapan langsung dengan pembacanya,

melainkan melalui tulisannya.

66

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Kegiatan bercerita telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek

moyang bangsa Indonesia dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.

Bahkan, para ibu pun bercerita kepada putra-putrinya sebagai pengantar

tidur. Semasa kecil dahulu, pernahkah ibumu bercerita saat kamu akan tidur?

Biasanya, jenis cerita yang menjadi bahan untuk bercerita adalah dongeng,

namun dapat juga bercerita tentang pengalaman kehidupan.

Untuk dapat bercerita dengan baik, hendaknya mengetahui urutan

cerita (alur). Alur merupakan salah satu unsur intrinsik dalam cerita. Alur

adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-

akibat. Selain itu, kamu juga harus dapat bercerita dengan menggunakan

artikulasi yang tepat, jeda, lafal, dan intonasi yang jelas, serta mimik dan

ekspresi yang mendukung. Unsur-unsur tersebut telah kamu pelajari saat

mempelajari Pelajaran 2, bukan? Ingatlah kembali hal-hal yang berkaitan

dengan itu, agar kamu dapat bercerita dengan baik.

2. Membaca Dongeng untuk Bercerita

Pada pembelajaran ini, kamu diaja k untuk membaca dongeng tentang

fabel. Selanjutnya, kamu diminta dapat bercerita isi fabel tersebut di depan

kelas dan teman yang lain memberikan tanggapan. Gunakan alat peraga

yang kamu miliki dan sesuai dengan isi cerita!

Tikus Pemakan Kucing

Dahulu kala, di sebuah perpustakaan yang penuh buku, hiduplah Tikus

Tua. Ia tinggal di balik buku-buku di pojok perpustakaan dan tidak pernah

keluar. Suatu hari, Tikus Tua mengunjungi Tikus Muda, saudaranya. Tikus

Muda tinggal di sebuah gedung dan belum pernah juga keluar dari tempat itu.

“Kamu pasti belum pernah melihat dunia luar!” kata Tikus Tua kepada

saudaranya ketika ia tiba di gudang. “Aku yakin kamu juga tidak bisa membaca!”

“Wah, kau bisa baca, ya?” tanya Tikus Muda sambil melihat Tikus Tua

dengan kagum.

“Apakah minggu ini kamu pernah makan daging kucing?” tanya Tikus

Tua sambil mengelus janggutnya dengan bangga.

Hal-hal yang harus diperhatikan agar cerita menjadi lebih menarik.

1

.

Melibatkan pendengar saat bercerita.

2. Penyampaian cerita dengan jelas agar pendengar paham isinya.

3. Pendengar dapat mengambil makna dan hikmah dari cerita yang

disampaikan.

67

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

“Apa? Astaga, tidak mungkin! Tidak pernah ada kejadian seperti itu di

gudang ini. Di sini, kucing-kucinglah yang memakan tikus!”

“Itu karena kamu bodoh dan mau saja ditakut-takuti kucing. Selama

hidupku, sudah banyak sekali kucing yang aku makan,” bual Tikus Tua lagi.

“Ya ampun! Ayo, cerita saudaraku, bagaimana rasa daging kucing?

“Mmm, bagaimana ya rasanya? Ya... seperti rasa kertas. Ada aroma

tintanya. Tapi... itu sih nggak seberapa. Apa kamu pernah merasakan daging

serigala?”

“Serigala?” Waduh, mana mungkin. Serigala tidak pernah masuk ke

gudang ini,” seru Tikus Muda. Tikus-tikus kecil di gudang itu mulai keluar

dan ikut mendengar percakapan mereka.

“Wah, wah.... Aku sih, baru saja kemarin malam menyantap seekor serigala.

Ia bahkan tidak sempat melolong waktu kumakan!” cerita Tikus Tua sombong.

Tikus-tikus kecil di gudang itu berdecak kagum. Mereka menarik napas

dan memuji, “Itu hebat sekali. Bagaimana rasa serigala itu?”

“Ya... seperti rasa serigala pada umumnyalah. Rasanya seperti kertas.

Tapi aku lebih suka rasa kuda nil!”

Tikus-tikus gudang makin melongo.

“Kuda nil? Apa itu? Ayo, cerita dong! Kami belum pernah melihat kuda

nil seumur hidup. Apa rasanya seperti keju cheddar? Atau keju krem?

“Rasanya seperti kertas. Ada sedikit aroma tinta. Oh ya, apa kalian

pernah menggigit gajah atau putri-putri cantik berbaju indah seperti yang

ada di buku dongeng?” Tikus Tua makin menyombongkan diri.

Tikus-tikus kecil terbelalak kagum dan tidak bisa berkata apa-apa. Tapi

tiba-tiba seekor kucing liar masuk ke gudang itu. Ia mengintai dari balik lemari

tua yang rusak. Ia mengeong menakutkan dan melotot ke arah tikus-tikus itu.

Ini adalah kucing sungguhan dengan sungut dan c akarnya yang tajam.

Aromanya tidak seperti kertas dan tinta.

68

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Begitu para tikus gudang melihatnya, mereka lari cepat-cepat dan

sembunyi dalam lubang. Hanya Tikus Tua dari perpustakaan yang berdiri

terpukau d an k etakutan. K ucing l iar i tu m uncul d ari t empat

persembunyiannya. Matanya melotot dan berkilau seram. “Jadi, kamu adalah

tikus yang pernah memakan kucing?”

“Ya, itu be... benar. Mmm... maaf, kamu pasti mengerti. Seumur hidupku,

aku hidup di ruang perpus....”

“Aku tahu. Kamu suka memakan gambar-gambar kucing di dalam buku,

kan?” tanya Kucing sambil tersenyum.

“Ya, kadang-kadang. Tapi itu hanya untuk menambah pengetahuanku!”

“Hmmm... itu bagus. Tapi sebaiknya kamu juga melihat sekelilingmu,

Tikus Tua. Kamu harus tahu bahwa tidak semua kucing terbuat dari kertas.

Misalnya, aku! Lihatlah aku! Apakah aku termasuk kucing yang bisa kamu

makan?” si Kucing menjilati mulutnya sambil menatap tajam Tikus Tua.

Tikus Tua gemetar. Untunglah saat itu Kucing melihat seekor laba-laba

merangkak menyeberangi lantai. Itu adalah kesempatan bagi Tikus Tua.

Secepat kilat ia lari keluar dari gudang dan kembali ke perpustakaan. Kucing

mengejarnya. Tikus Tua bersembunyi di rak buku paling pojok, di belakang

buku yang paling besar. Kucing itu tidak bisa meraih Tikus Tua dengan

cakarnya. Sejak itu, tikus-tikus lain tak pernah lagi mendengar cerita tentang

Tikus Tua yang memakan kucing.

Diceritakan oleh: Setiawati Oetomo

Sumber

:

Bobo

, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007

Berilah penilaian terhadap penampilan temanmu dengan menggunakan

tabel di bawah ini!

Tabel 4.1

Tabel penilaian bercerita

Nama Teman : _ __________________

Penilai

:

___________________

1. Keruntutan cerita

2. Kejelasan vokal

3. Ketepatan ekspresi

4. Kesesuaian alat peraga

5. Gaya dan penampilan

Penilaian

Komentar

Baik Cukup Kurang

No.

Aspek

69

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

3. Menggunakan Awalan me- dan di-

Ketika kamu membaca cerita berjudul

Tikus Pemakan Kucing,

tentunya kamu

menjumpai beberapa kata yang mendapat imbuhan

me-

dan

di-

, bukan? Imbuhan

me-

merupakan pembentuk kalimat aktif, sedangkan imbuhan

di-

membentuk

kalimat pasif. Tahukah kamu yang dimaksud kalimat aktif dan kalimat pasif?

Ayo, kita pelajari tentang pengertian kalimat aktif-pasif serta ciri-cirinya.

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau

tindakan. Ciri-ciri kalimat aktif adalah ditandai dengan penggunaan

imbuhan

me(N)-

atau

ber-

pada predikatnya.

Contoh:

D

Roni membeli buku di toko

Sumber Ilmu

.

D

Nabila bertanya kepada Bu Guru.

D

Edwin mengayuh sepedanya dengan cepa t.

Ada pula kalimat aktif yang predikatnya tid ak menggunakan imbuhan

me(N)-

maupun

ber-.

Contoh:

D

Pagi-pagi Leni sudah minum es.

D

Ayah pergi ke Semarang.

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan atau

tindakan. Ciri-ciri kalimat pasif adalah ditandai penggunaan imbuhan

di-

atau

ter-

pada predikatnya.

Contoh:

D

Ikan asinnya dimakan kucing.

D

Buku itu masih dibacanya.

D

Adikku terjatuh dari sepeda.

Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif dengan cara-cara

berikut ini.

a. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

b. Awalan

me(N)-

diganti dengan

di-.

c. Ditambahkan kata

oleh

di belakang predikat, tetapi bersifat manasuka.

Contoh:

D

Mobil itu menabrak pagar rumah. (kalimat aktif)

menjadi

D

Pagar rumah ditabrak oleh mobil itu. (kalimat pasif)

Akan tetapi, tidak semua kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat

pasif. Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif apabila predikatnya

berawalan

me-

dan memiliki objek.

70

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

1. Setelah membaca cerita berjudul

Tikus Pemakan Kucing,

coba

daftarlah kalimat yang merupakan kalimat aktif dan kalimat pasif!

Salinlah tabel berikut ini di bukumu untuk mengerjakan!

No.

Kalimat Aktif

Kalimat Pasif

2. Tulislah di papan tulis, hasil pekerjaanmu. Majulah secara

bergantian dengan teman-temanmu di kelas! Apakah hasilnya

berbeda atau sama?

3. Jika berbeda, diskusikan bersama dan hasilnya serahkan kepada

gurumu!

C. Membaca Buku Cerita dan Mengomentari

Isinya

1. Membaca Kutipan Buku Cerita Anak

Sukakah kamu membaca buku cerita anak? Tema apa yang kamu sukai?

Berikut ini bagian ke-14 cerita detektif yang berjudul “Petualangan di

Gunung Bencana” yang alihbahasakan dari

The Mountain of Adventure

karya

Enid Blyton. Bacalah kutipan dari buku cerita anak berikut ini dengan cermat,

lalu kerjakan latihannya!

Bagian 14

Berbagai Peristiwa

Petang itu anak-anak hendak berjalan-jalan sebentar. Si Belang

ditinggalkan dalam keadaan tertambat ke pohon di dekat air, dengan sepucuk

surat terselip pada tali kekangnya. Surat itu ditujukan kepada Bill, menyatakan

bahwa mereka akan segera kembali. Soalnya mungkin saja Bill datang saat

mereka sedang berjalan-jalan.

71

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

“Tapi kurasa tak mungkin ia akan sudah sampai kemari sekarang,” kata

Jack. “Walau demikian siapa tahu -karena Bill sering melakukan berbagai

hal secara tak terduga dan dengan cepat sekali!”

Keempat remaja itu berangkat disertai si Putih yang berjingkrak-jingkrak

di sekitar mereka, serta Kiki yang bertengger di atas bahu Jack. Mereka mendaki

lereng, melewati gua tempat mereka tidur malam sebelumnya. Kantung-

kantung tidur mereka yang ada di situ, sudah dimasukkan lagi ke dalam gua.

Tapi anak-anak berniat akan tidur di luar lagi malam ini.

“Yuk, kita ikuti si Putih,” kata Dinah. “Ia kelihatannya seperti tahu jalan

yang bisa dilewati.” Mereka pun membuntuti si Putih. Anak kambing itu

ternyata ingin mendaki. Tapi kemudian mereka terpaksa berhenti karena

terhadang tebing gunung yang sangat curam, hampir tegak lurus. Bahkan si

Putih pun tidak bisa terus.

“Aduh, panasnya!” kata Dinah sambil mengipas-ngipas tangannya. “Kita

duduk sebentar, yuk, di bawah pohon-pohon itu.”

Pepohonan itu seperti melambai-lambai ditiup angin. Jack mendongak

dengan sikap kepingin memerhatikan ranting-ranting yang bergerak kian

kemari.

“Pasti enak dan sejuk duduk di atas dahan-dahan itu karena di situ

banyak angin,” katanya. “Bagaimana jika kita naik saja ke sana. Pohon-pohon

ini kelihatannya gampang dipanjat.

“Itu ide bagus!” kata Philip. “Aku suka duduk berayun-ayun di atas

pohon. Kau ingin kubantu naik, Lucy-Ann?”

Tidak lama kemudian, keempat remaja itu sudah duduk di atas dahan

yang bercabang-cabang membiarkan dirinya terayun-ayun kena angin yang

lumayan kuat tiupannya di atas situ.

“Ini baru asyik,” kata Dinah. “Sedap!”

“Hebat!” kata Jack. “Jangan terlalu keras kau cengkeram bahuku, Kiki!

Jangan khawatir, kau tak kan bisa jatuh!”

72

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Si Putih terpaksa ditinggal di bawah. Anak kambing itu mengembik-

ngembik. Beberapa kali ia mencoba meloncat naik ke atas pohon, tapi selalu

gagal. Ia lari berputar-putar mengelilingi pohon yang dipanjat Philip.

Kelihatannya kesal sekali! Akhirnya, ia lari menghampiri sebuah batu, lalu

meloncat turun-naik di situ tanpa berhenti. Anak-anak tertawa geli melihat

kekonyolannya.

Tiba-tiba terdengar bunyi ribut-ribut, suara menggonggong, menggeram,

melolong, dan mendengking.

“Itu kawanan anjing yang tadi malam!” kata Jack. Ia memicingkan mata,

memandang ke arah suara ribut. “Wah, mereka mengejar orang hitam itu!”

Jauh di bawah mereka terdengar bunyi berisik di tengah semak belukar,

bercampur suara gonggongan. Kemudian tampak seorang laki-laki berlari

melintasi medan lereng yang gundul berbatu-batu. Jaraknya sekitar setengah

mil di bawah mereka.

Anjing-anjing bertemperasan mengejarnya. Lucy-Ann nyaris terjatuh dari

pohon karena ketakutan melihat ada orang dikejar kawanan anjing. Anak-

anak hanya bisa memandang saja sambil membisu. Jantung mereka berdebar

keras. Dalam hati mereka berdoa, semoga orang yang dikejar itu selamat.

Orang itu berhasil mencapai sebatang pohon. Ia cepat-cepat meloncat ke

atas pohon itu, tepat ketika anjing yang paling depan berhasil mengejarnya.

Orang itu menjunjung tubuhnya ke atas, lalu menghilang di tengah dedaunan.

Kawanan anjing mengepung pohon itu. Ribut sekali gonggongan mereka!

Lucy-Ann meneguk ludah, sementara air matanya bercucuran. Ia

menangis karena merasa kasih pada lelaki yang dikejar-kejar itu. Anak-anak

yang lain memandang terus dengan perasaan suram. Philip menimbang-

nimbang baik-buruknya jika ia turun, lalu memanggil anjing-anjing itu. Tapi

sebelum ia sempat bertindak, muncul seorang laki-laki lagi. Orang itu berjalan

dengan santai menuju pohon yang sedang dikepung kawanan anjing. Anak-

anak tidak bisa melihat tampangnya karena jaraknya dari mereka terlalu jauh.

Suaranya pun tak terdengar.

Tapi udara pegunungan yang tipis melayangkan bunyi siulan melengking.

Saat itu juga anjing-anjing yang mengepung pohon lari mendatangi orang

yang baru datang itu. Ia berdiri tidak jauh dari pohon. Dari gerak-geriknya

dapat ditebak bahwa ia memanggil orang yang bersembunyi di situ,

menyuruhnya turun. Tapi tidak ada yang tampak turun.

Laki-laki yang baru muncul itu melambaikan tangannya ke arah kawanan

anjing, yang dengan segera mengepung pohon lagi sambil ribut

menggonggong dan melolong-lolong. Laki-laki itu berpaling, lalu berjalan

kembali ke arah dari mana ia datang tadi.

“Aduh, rupanya ia menyuruh anjing-anjingnya terus mengepung

pohon,” kata Lucy-Ann terisak-isak. “Orang yang bersembunyi di situ pasti

akan kelaparan apabila tetap bertahan di atas! Tapi kalau turun, langsung

akan diserang kawanan anjing galak itu. Kita bisa berbuat apa, Philip?”

“Aku akan turun, lalu memanggil anjing-anjing itu,” kata Philip. “Kita

tunggu dulu sampai laki-laki tadi sudah jauh supaya ia tidak melihat aku.

Setelah itu akan kuusahakan memancing anjing-anjing itu agar pergi dari

sana sehingga laki-laki yang terkepung itu mendapat kesempatan lari.”

73

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

Ia menunggu selama dua puluh menit, lalu turun dari pohon. Ia bergerak

menyelinap dengan hati-hati di tengah belukar, menghampiri pohon yang

dijadikan tempat persembunyian laki-laki yang dikejar anjing.

Philip terkejut setengah mati ketika tiba-tiba bahunya dicengkeram dari

belakang. Ia berpaling dengan cepat -dan menatap wajah seorang laki-laki!

........................................

(Dikutip dari

Petualangan di Gunung

Bencana

, hlm. 161-167)

1. Bentuklah kelompok dalam kelasmu sesuai kesepakatan bersama teman-

temanmu! Jika di kelasmu terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras,

usahakan pembagian kelompok secara merata dan adil!

2. Setiap kelompok membaca cerita

Petualangan di Gunung Bencana

, lalu

berdiskusi untuk menemukan unsur-uns ur dalam cerita tersebut.

Gunakan tabel di bawah ini untuk acuan membuat laporan!

Tema Tokoh

Watak

Latar

Alur

2. Mengomentari Isi Buku Cerita Anak

Kamu telah membaca cerita terjemahan di atas, bukan? Jenis cerita apa

yang kamu baca dari buku tersebut? Sukakah kamu dengan isi ceritanya?

Bagaimana komentarmu? Sebelum kamu memberi komentar is i ceritanya,

hendaknya kamu dapat menyebutkan jenis cerita tersebut beserta unsur-

unsur yang membangun cerita tersebut. Untuk itu, kamu diajak membahas

cerita di atas lebih lanjut pada pembelajaran ini.

Kutipan cerita di atas termasuk cerita detektif, yaitu cerita petualangan

yang mengandung masalah rahasia yang perlu pemecahan. Untuk

memecahkan masalah tersebut, diperlukan ketajaman intuisi dan kecerdasan

berpikir karena ceritanya penuh dengan tantangan. Oleh karena itu, tak

heran jika cerita detektif ini sering muncul suatu kejutan pada saat masalah

telah terpecahkan. Inilah hal yang menarik dari sebuah cerita detektif.

Selain kemenarikan cerita, kamu juga dapat mengambil nilai-nilai positif

dari cerita detektif. Nilai tersebut antara lain sikap yang tepat dalam

74

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

menghadapi suatu permasalahan sehingga dapat mengambil keputusan

dengan bijaksana dalam penyelesaiannya. Untuk itu, kamu perlu

mengetahui unsur-unsur yang membangun cerita tersebut.

a. Tema, yaitu ide cerita yang disampaikan,

b. Tokoh, yaitu para pelaku dalam cerita.

c. Penokohan, yaitu gambaran watak para pelaku dalam cerita.

d. Amanat, yaitu pesan yang akan disampaikan dalam cerita.

e. Alur, yaitu rangkaian peristiwa yang tersusun secara logis.

f. Latar, yaitu tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita.

g. Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam memerankan tokoh cerita.

Setelah membaca cerita

Petualangan di Gunung Bencana

dan memahami

unsur-unsur dalam cerita, lakukan kegiatan berikut.

3. Latihan

Sebagai latihan kali ini, carilah buku cerita anak yang menarik! Bacalah

dan pahami isinya, lalu kerjakan tugas di bawah ini!

1. Sebutkan judul buku tersebut!

2. Siapa pengarang buku itu?

3. Jika buku itu terjemahan, siapa yang mengalihbahasakan?

4. Di mana buku tersebut diterbitkan dan tahun berapa?

5. Bagaimana ringkasan isi ceritanya?

D. Menulis Kembali Isi Dongeng yang Dibaca

1. Membaca Dongeng secara Intensif

Pada saat mempelajari Pelajaran 2 yang l alu, kamu telah mempelajari

isi dongeng dan mengemukakan hal-hal yang menarik di dalamnya. Untuk

dapat menambah wawasan dan peng etahuanmu di bidang sastra, cobalah

membaca dongeng yang dipelajari pada pertemuaan kedua yang lalu,

berjudul

Anggrek Hitam untuk Domia

. Selanjutnya, pahami isi ceritanya dan

lakukan kegiatan berikut.

2. Membaca Dongeng dan Menulis Kembali Isinya

1. Bentuklah kelompok dalam kelas sesuai kesepakatan bersama teman-

temanmu! Hendaknya pembagian kelompok secara merata, baik dari

jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya.

2. Setelah masing-masing membaca dongeng

Anggrek Hitam untuk Domia,

diskusikan tentang unsur-unsur dalam cerita tersebut!

75

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

a. Tokoh dan wata knya

b. Tema

c. Latar

d. Alur

e. Amanat

3. Berdasarkan hasil diskusi bersama kelompok, tuliskan kembali cerita

tersebut dengan bahasa sendiri!

4. Serahkan hasil tulisan tersebut kepada guru untuk dinilai!

3. Latihan

Bacalah dongeng di bawah ini dan tulislah kembali dengan bahasa yang

kamu susun sendiri!

Istana Bunga

Dahulu kala, hiduplah Raja dan Ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-

foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan

putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orang tua

mereka. Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna selalu menolong rakyat yang

kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan.

Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah dan ibunya. “Ayah

dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?”

76

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu.

“Jangan mengatur orang tua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan

menghukummu. Pergilah dari istana ini!” usir Raja.

Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut, justru Putri Rauna yang tersentak,

lalu ia memohon kepada ayah ibunya, “Jangan usir Kakak! Jika Kakak harus

pergi, saya pun pergi!”

Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Putri Rauna pergi

mengikuti kakaknya. Mereka mengembara dan menyamar menjadi orang biasa.

Mereka pun mengubah namanya menjadi Kusmantoro dan Kusmantari.

Mereka lalu mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan

ilmu itu untuk menyadarkan kedua orang tua mereka.

Keduanya sampailah di sebuah gubuk. Gubuk itu dihuni oleh seorang

kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dahulu pernah menjadi guru

kakek mereka. Mereka pun mencoba mengetuk pintu.

“Silakan masuk, Anak Muda,” sambut Kakek renta yang sudah tahu

kalau mereka adalah cucu bekas muridnya. Namun, kakek itu sengaja pura-

pura tak tahu. Kusmantoro pun mengutarakan maksudnya.

“Kami kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada

Panembahan.”

Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar

kebohongan Kusmantoro. Namun, karena kebijakannya, Panembahan

Manraba menerima keduanya menjadi muridnya.

Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan

kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup

berbakat. Dengan cepat, mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan.

Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu. Suatu malam,

Panembahan memanggil mereka berdua.

“Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup

kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian

melaksanakan satu amalan.”

“Amalan apa itu, Panembahan?” tanya Kusmantari.

“Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan

gubuk ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah barat desa ini. Berikan

dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna.

Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka.”

Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun, keterkejutan mereka

disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamarannya terbuka.

“Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari

perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya

berkhasiat jika disertai kejujuran hati,” pesan Panembahan Manraba.

Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah.

Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus

terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna? Jika

tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum

melati hanya berkhasiat jika disertai dengan kejujuran.

Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. “Kami

berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada

Panembahan selama ini.”

77

Pengalaman sebagai Guru T erbaik

“Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah

Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna. Pulanglah! Ayah dan ibumu

menunggu di istana.”

Setelah mohon pamit dan minta doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan

Putri Rauna berangkat ke istana. Setibanya di istana, ternyata ayah dan ibunya

sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tuanya yang berbaring

lemah itu.

Putri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan,

kemudian diberikan kepada ayah dan ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah

Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Putri Rauna sangat

bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Penembahan dan

menanamnya di taman mereka, sehingga istana mereka dikenal dengan nama

Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.

Diceritakan oleh : Swarinda Tyaskyesti

Kerjakan soal-soal berikut sesuai perintahnya!

1. Sebutkan unsur-unsur yang membangun sebuah cerita dan jelaskan

pengertiannya!

2. Carilah dongeng di media cetak dan bacalah! Selanjutnya, tulislah

kembali dongeng tersebut dengan bahasa yang kamu susun sendiri!

3. Gunakan cerita yang kamu tulis pada soal nomor 2 di atas sebagai bahan

untuk bercerita! Jika tersedia alat peraga yang ssuai dengan isi cerita,

gunakan alat peraga tersebut untuk menghidupkan cerita menjadi lebih

menarik! Sebagai rambu-rambu bercerita, gunakan acuan berikut!

Judul cerita

:

____________________________________

Nama tokoh : ____________________________________

Watak tokoh : ____________________________________

Latar cerita

:

____________________________________

Tema cerita

:

____________________________________

Alur cerita

:

____________________________________

Amanat cerita :

____________________________________

Kesimpulan cerita :

____________________________________

__________________________________________________________

_________________________________________________________

_____________________________________________________________

______________________________________________________________

Sumber

:

Bobo,

No. 11/XXVIII

78

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Materi yang diberikan dalam Pelajaran 4 tentang

Pengalaman

sebagai Guru Terbaik

ini adalah materi kemampuan bersastra yang

meliputi empat aspek.

1.

Sebagai salah satu jenis karya sastra lama, isi cerita suatu

dongeng masih relevan dengan kehidupan nyata saat ini.

2.

Untuk dapat bercerita dengan baik dan agar mudah dipahami

oleh pendengar, hendaknya menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan isi cerita dalam latihan bercerita.

3.

Jika membaca buku cerita anak secara intensif dan memahami

isinya, kamu dapat memberikan komentar atas isinya.

4.

Dengan membaca dongeng dan memahami unsur-unsurnya,

kamu dapat menuliskan kembali isi cerita sebuah dongeng.

Setelah kamu mempelajari materi dalam pelajaran ini, adakah

butir materi yang kamu peroleh manfaatnya secara langsung?

Sebutkan materi yang menurutmu suka untuk dipelajari lebih

mendalam lagi! Mengapa kamu menyukai materi itu? Coba jelaskan

alasannya! Adakah manfaat yang kamu peroleh dari pembelajaran

jenis materi itu? Kompetensi apa yang telah kamu kuasai?