Gambar Sampul Geografi · Bab 4 Interaksi Desa dan Kota
Geografi · Bab 4 Interaksi Desa dan Kota
Bambang

24/08/2021 16:12:47

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

95

Kondisi Spasial serta

Interaksi Desa dan Kota

Pada pembahasan bab terdahulu, Anda telah belajar mengenai

Sistem Informasi Geografis (SIG). Salah satu manfaat Sistem

Informasi Geogra

fi

s adalah untuk perencanaan tata ruang wilayah,

baik wilayah desa maupun kota.

Istilah desa sudah tidak asing lagi bagi Anda. Secara

fi

sik, kondisi

desa dan kota sangat terlihat jelas perbedaannya. Di desa banyak

dijumpai lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Adapun di

kota banyak dijumpai perumahan padat penduduk, gedung-gedung

bertingkat, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya.

Bagaimana dengan ciri-ciri masyarakat desa dan kota? Apa

sajakah jenis-jenis desa dan kota? Mengapa dapat terjadi urbanisasi?

Faktor-faktor apakah yang memengaruhi urbanisasi? Jawaban atas

pertanyaan tersebut dapat Anda peroleh pada pembahasan Bab 4

mengenai kondisi spasial dan interaksi desa dan kota.

A. Pola Keruangan Desa

B. Pola Keruangan Kota

C. Interaksi Desa dan Kota

Apa Manfaat Bagiku?

Dengan mempelajari Bab 4, Anda diharapkan memiliki kemampuan dalam

menganalisis pola persebaran, keruangan, hubungan, serta interaksi keruangan

antara desa dan kota.

Kata Kunci

Rural

,

Urban

, Urbanisasi, Teori Konsentrik, Teori Sektoral, dan Teori Inti Ganda

Sumber:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Tipe permukiman desa yang mengikuti sungai.

Bab

4

96

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

A

Pola Keruangan Desa

1. Pengertian Desa

Sutardjo Kartohadikusumo

(1953), mengemukakan bahwa secara

administratif desa diartikan sebagai suatu kesatuan hukum dan di

dalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa

mengadakan pemerintahan sendiri.

Menurut

Undang-Undang No 5 Tahun 1979

, desa adalah suatu

wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan

masyarakat yang di dalamnya merupakan kesatuan hukum yang

memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah

camat, dan berhak menyeleng garakan rumah tangganya sendiri

(otonomi) dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

Adapun kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh

sejumlah penduduk yang memiliki organisasi pemerintahan terendah

langsung di bawah camat yang tidak berhak me nyelenggara kan

rumah tangganya sendiri.

1. Desa

2. Kelurahan

Z

oom

Kelompok 1.1

Deskripsikan perbedaan antara desa dan kelurahan dari aspek:

1. letak wilayah;

2. pimpinan wilayahnya;

3. metode pemilihan pimpinan wilayahnya.

Kerjakan dengan anggota kelompok Anda dan kumpulkan hasilnya kepada guru Anda.

Eksplorasi

Pengertian desa kemudian diterangkan kembali dalam

Pasal

1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan

Daerah, yaitu sebagai berikut.

a.

Desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memi-

liki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan

berada di daerah kabupaten.

b.

Kawasan perdesaan

adalah kawasan yang memiliki kegiatan

utama pertanian, pengelolaan sumber daya alam, kawasan

sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa peme-

rintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Sumber:

Indonesia; Welcomes You

, 1996

Gambar 4.1

Sawah

Kawasan perdesaan merupakan kawasan

yang memiliki kegiatan utama pertanian.

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

97

Di Indonesia, istilah desa itu sendiri berbeda-beda di berbagai

wilayah. Sebagian besar istilah tersebut umumnya sesuai dengan

bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk setempat. Pada

masyarakat Sunda, istilah desa diidentikkan dengan gabungan

beberapa

kampung

atau

dusun

. Dalam bahasa Padang atau masyarakat

Minangkabau (Sumatra Barat) dikenal istilah

nagari

, sedangkan

masyarakat Aceh menyebutnya dengan kata

gampong

. Di Propinsi

Sumatra Utara, masyarakat Batak menyebut desa dengan istilah

Uta

atau

Huta

. Adapun di kawasan Sulawesi, seperti di Minahasa,

masyarakat menyebutnya dengan istilah

wanus

atau

wanua

.

Pengertian desa dalam sudut pandang geogra

fi

dikemukakan

oleh

R. Bintarto

dan

Paul H. Landis

sebagai berikut.

a.

R. Bintarto

Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok

manusia dan lingkungannya. Hasil perpaduan tersebut merupakan

suatu perwujudan atau ketampakan geogra

fi

s yang ditimbulkan

oleh faktor-faktor alamiah maupun sosial, seperti

fi

siogra

fi

s, sosial

ekonomi, politik, dan budaya yang saling berinteraksi antarunsur

tersebut dan juga dalam hubungan nya dengan daerah-daerah lain.

Selanjutnya,

Bintarto

mengemukakan bahwa minimal ada tiga unsur

utama desa, yaitu sebagai berikut.

1) Daerah, dalam arti suatu kawasan perdesaan tentunya memiliki

wilayah sendiri dengan berbagai aspeknya, seperti lokasi, luas

wilayah, bentuk lahan, keadaan tanah, kondisi tata air, dan

aspek-aspek lainnya.

2) Penduduk dengan berbagai karakteristik demografis

masyarakatnya, seperti jumlah penduduk, tingkat ke lahiran,

kematian, persebaran dan kepadatan, rasio jenis kelamin,

komposisi penduduk, serta kualitas penduduknya.

3) Tata Kehidupan, berkaitan erat dengan adat istiadat, norma, dan

karakteristik budaya lainnya.

Gambar 4.2

Landscape

Perdesaan

Salah satu contoh

landscape

perdesaan.

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

b.

Paul H. Landis

Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari

2.500 jiwa, dengan ciri-ciri antara lain memiliki pergaulan hidup

yang saling nengenal satu sama lain (kekeluargaan), ada pertalian

perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, serta cara

berusaha bersifat agraris dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

alam, seperti iklim, keadaan alam, dan kekayaan alam.

Pengertian desa dapat ditinjau

dari berbagai sudut pandang

keilmuan. Misalnya, ekonomi

akan lebih menekankan pada

aktivitas komersial penduduk.

Sosiologi lebih menekankan pada

sosialisasi antarpersonal dan

kelompok masyarakat. Geografi

akan lebih komprehensif lagi karena

memandang desa sebagai satu

kesatuan fisik (karakteristik alamiah)

dan nonfisik (sosial).

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Geografia

98

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

2. Karakteristik Wilayah Perdesaan

Wilayah perdesaan pada umumnya masih diasosiasikan sebagai

daerah yang berlokasi di daerah pedalaman, jauh dari lingkungan

perkotaan, dan memiliki keterikatan yang kuat terhadap kehidupan

tradisional. Dalam masyarakat desa berlaku keteraturan kehidupan

sosial yang mencakup kegiatan-kegiatan ekonomi, keagamaan, politik,

dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat.

Dilihat dari karakteristik wilayahnya, kawasan perdesaan

masih lebih bersifat alamiah, belum banyak tersentuh oleh teknologi

modern dan perkembangan pembangunan. Selain sebagai lahan

permukiman penduduk, sebagian wilayah desa terdiri atas lahan

pertanian, perkebunan, atau tertutup oleh hutan alami, baik itu

wilayah desa yang terletak di wilayah pantai, dataran rendah, maupun

dataran tinggi. Adapun kota sebagian besar wilayahnya ter tutup oleh

kawasan permukiman penduduk, gedung-gedung perkantoran,

fasilitas sosial, kawasan industri, dan kawasan lainnya.

Kehidupan masyarakat perdesaan dicirikan oleh kegiatan yang pada

umumnya bercorak agraris. Aktivitas kes

ehariannya masih didominasi

oleh pengaruh lingkungan alam. Dengan kata lain, pengaruh

lingkungan atau kondisi alam setempat masih sangat kuat mewarnai

tatanan dan pola hidup penduduk desa. Hubungan antarwarga

masyarakat desa sangat erat, saling mengenal, dan gotong royong.

Penderitaan seseorang di perdesaan pada umumnya menjadi derita

semua pihak. Menurut para ahli sosiologi, hubungan masyarakat

semacam ini dikenal dengan istilah

gemeinschaft

(paguyuban).

Menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Desa (

DITJEN

BANGDES

), ciri-ciri desa ant

ara lain sebagai b

erikut.

a. Perbandingan manusia dengan lahan (

man and land ratio

) cukup

besar, artinya lahan-lahan di perdesaan masih relatif luas

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya

sehingga kepadatan penduduknya masih rendah dan lapangan

pekerjaan penduduk masih bertumpu pada sektor agraris.

b. Hubungan antarwarga masyarakat desa masih sangat akrab

dan sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi

yang berlaku.

c. Sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan sebagian

besar masih sangat sederhana, seperti berupa jalan batu, jalan

aspal sederhana, tidak beraspal, bahkan jalan setapak. Sarana

per hubungan atau transportasi yang umum dijumpai antara

lain angkutan perdesaan, ojeg, alat transportasi perairan, seperti

perahu sederhana atau rakit, bahkan di beberapa tempat masih

ada yang menggunakan kuda dan sapi.

Gambar 4.3

Rakit

Rakit sebagai salah satu alat transportasi

air di desa.

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

1.

Gemeinschaft

2.

Man and land ratio

3.

Face to face group

4.

Subsintence farming

Z

oom

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

99

Secara khusus, beberapa karakteristik sosial masyarakat desa

menurut

Soerjono Soekanto

(1982) antara lain sebagai berikut.

a. Warga masyarakat perdesaan memiliki hubungan kekerabatan

yang kuat karena umumnya berasal dari satu keturunan. Oleh

karena itu, biasanya dalam satu wilayah perdesaan, antara

sesama warga masyarakatnya masih memiliki hubungan

keluarga atau saudara.

b. Corak kehidupan nya bersifat

gemeinschaft

, yaitu diikat oleh

sistem kekeluargaan yang kuat. Selain itu, penduduk desa

merupakan masyarakat yang bersifat

face to face group

artinya

antarsesama warga saling mengenal.

c.

Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor agraris (pertanian,

perkebunan, peternakan, maupun perikanan).

d. Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional sehingga

sebagian besar hasilnya masih diperuntukkan bagi kebutuhan

hidup sehari-hari (

subsistence farming

).

e. Sifat gotong royong masih cukup tampak dalam kehidupan

sehari-hari penduduk desa.

f. Golongan tetua kampung atau ketua adat masih memegang

peranan penting dan memiliki kharisma besar di masyarakat

sehingga dalam musyawarah atau proses pengambilan keputusan,

orang-orang tersebut sering kali dimintai saran atau petuah.

g. Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang norma-

norma agama yang cukup kuat.

Seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya ilmu

pengetahuan serta teknologi, tentu saja saat ini banyak desa yang

telah mengalami perubahan. Komunikasi dengan wilayah kota

pun mulai tampak terjalin, dan penduduk desa makin menyadari

bahwa komunikasi dengan perkotaan itu sangat penting. Masyarakat

desa membutuhkan suplai dari kota dan kota pun sesungguhnya

membutuhkan suplai dari desa. Hubungan antara desa dan kota

diwujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan tukar-menukar per-

dagangan setiap komoditas.

Sumber

:

www.a11.ugm

Gambar 4.4

Gotong Royong

Gotong royong merupakan salah satu ciri

masyarakat desa.

Interpretasi

Individu 1.1

Interaksi antara desa dan kota dalam berbagai bidang kehidupan dapat mengakibatkan

terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya. Terangkan apa yang dimaksud dengan

akulturasi dan asimilasi budaya tersebut. Kerjakan dalam buku tugas dan kumpulkan

hasilnya kepada guru Anda untuk dinilai.

100

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

3. Pola Persebaran dan Permukiman Desa dalam Kaitan

dengan Bentang Alam

Bentuk persebaran desa yang terdapat di permukaan bumi

berbeda satu sama lain. Hal ini sangat bergantung pada keadaan

alamiah wilayahnya. Sebagai contoh, bentuk desa yang terletak di

wilayah pegunungan tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan

di kawasan pantai. Pola persebaran ini berkaitan erat dengan kondisi

tata ruang di desa itu sendiri.

Ciri-ciri pola tata ruang di perdesaan antara lain sebagai berikut.

a. Tempat untuk memberi kehidupan kepada manusia cukup luas.

b. Wilayah perdesaan dekat dengan areal pertanian.

c.

Di daerah subur, pola penyebarannya cenderung mengelompok.

d. Pola penyebaran desa di daerah kurang subur cenderung

memencar.

e. Perdesaan umumnya dekat dengan sumber air.

f.

Perdesaan terlihat hijau karena banyak tanaman pertanian.

g. Daerah perdesaan umumnya berlokasi di daerah pedalaman.

h. Masyarakatnya berhubungan erat dengan kondisi alam yang

berpengaruh terhadap tata kehidupan desa.

i. Kondisi alam yang berpengaruh erat dengan masyarakat

perdesaan antara lain tanah, tata air, iklim, dan hujan.

j.

Udara perdesaan masih segar karena belum terkena polusi.

Beberapa contoh pola persebaran dan permukiman desa antara

lain sebagai berikut.

a. Pola desa mengikuti bentuk alur sungai, dengan tujuan

memudahkan transportasi dan mencari air.

Gambar 4.5

Permukiman di Tepi Sungai

Tipe permukiman mengikuti bentuk alur

sungai banyak terdapat di Indonesia.

Sumber

:

www.tropical.island.de

b. Pola desa mengikuti bentuk tepi pantai, dengan tujuan memudahkan

dalam mencari ikan dan hasil laut lainnya.

c. Pola desa berkelompok di daerah pertanian, dengan tujuan

me mudah kan perjalanan ke tegalan atau sawah, baik untuk

mengolah ataupun mengawasi areal pertanian.

d. Pola desa terpencar-pencar, biasanya dikarenakan keadaan alam

yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan mencari tempat yang dekat

dengan air, tanah yang subur, kaya mineral, iklim yang cocok,

dan daerah yang aman.

Daldjoeni

(1987) mengemukakan bahwa ditinjau dari pola tata

guna lahannya, ada empat bentuk perdesaan yang banyak dijumpai di

Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai berikut.

Analisislah oleh Anda, mengapa

bentuk persebaran desa di

permukaan bumi berbeda-

beda, faktor-faktor apakah yang

memengaruhinya? Tulis jawaban

Anda dalam buku tugas dan

kumpulkan hasilnya kepada guru

untuk dinilai.

Barometer

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

101

Gambar 4.6

Bentuk Desa Linear Mengikuti Jalan

Bentuk ini banyak terdapat di daerah

dataran rendah.

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Keterangan

1.

Arah pe ngem bang an

2.

Jalan tembus

3.

Daerah industri kecil

4.

Lahan pertanian

Gambar 4.7

Bentuk Desa Memanjang Mengikuti

Garis Pantai

Bentuk desa ini terjadi karena aktivitas

manusia yang mencari ikan dan hasil laut

lainnya.

Keterangan

1. Arah pengembangan

permukiman

penduduk

2. Daerah kawasan

industri kecil

3. Daerah permukiman

penduduk

c.

Bentuk desa terpusat

. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai

di wilayah pegunungan. Wilayah pegunungan biasanya dihuni

oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang sama sehingga

antara sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

a.

Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya

atau alur sungai

. Pola semacam ini dapat dijumpai di daerah

dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama bentuk desa

yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana trans-

portasi (jalan atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas

manusia, barang, dan jasa.

Jalur Jalan

Laut

3

22

2

11

d.

Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu

. Bentuk

semacam ini banyak dijumpai di wilayah dataran rendah

dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh

penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan

fasilitas-fasilitas lainnya.

b.

Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai

.

Gambar 4.8

Bentuk Desa Terpusat

Bentuk desa ini banyak terdapat di wilayah

pegunungan.

Keterangan

1. Daerah permukiman

pen duduk

2. Daerah

pengembangan

permukiman

penduduk

3. Daerah kawasan

industri kecil

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

1

33

2

2

1. Bentuk desa linear

2. Bentuk desa memanjang

mengikuti garis pantai

3. Bentuk desa terpusat

4. Bentuk desa mengelilingi fasilitas

tertentu

Z

oom

102

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

4. Pembangunan Desa

Pembangunan wilayah perdesaan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan proses pembangunan nasional beserta hasilnya

sehingga dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia,

termasuk masyarakat yang tinggal di desa. Proses pembangunan

hendaknya menciptakan kesejahteraan dan dirasakan oleh seluruh

lapisan masyarakat, tidak hanya yang tinggal di kawasan perkotaan

saja, tetapi selayaknya juga menjangkau ke pelosok-pelosok

perdesaan.

Pembangunan desa memiliki peranan penting dalam pem-

bangunan nasional karena hal-hal sebagai berikut.

a. Wilayah Indonesia sebagian besar terdiri atas daerah perdesaan.

Hal ini berarti bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

di desa. Karena itu pembangunan hendaknya lebih ber orientasi

ke wilayah perdesaan.

b. Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata

pencarian dibidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.

c. Desa merupakan satuan administrasi pemerintahan terkecil,

yaitu administrasi pemerintahan desa.

d. Desa memiliki potensi sumber daya alam yang cukup banyak

untuk modal pembangunan, baik itu dalam sektor pertanian,

perkebunan, kehutanan, maupun pertambangan.

e. Desa memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak untuk

melaksanakan pembangunan. Namun yang perlu diperhatikan adalah

faktor kualitas sumber daya manusianya, sebab apalah artinya jumlah

penduduk yang banyak jika tidak ditunjang dengan kualitas yang

memadai, baik berhubungan dengan ilmu pengetahuan, keterampilan,

tingkat produktivitas, dan kesehatan.

Gambar 4.9

Bentuk Desa Mengelilingi Fasilitas

Tertentu

Bentuk desa ini terjadi karena adanya

fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan

oleh penduduk setempat.

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Keterangan

1. Daerah permukiman

pen duduk

2. Arah pengembangan

permukiman

penduduk

3. Daerah kawasan

industri kecil

4. Fasilitas yang telah

ada

4

1

2

3

2

3

Gambar 4.10

Keterampilan Masyarakat

Tingkat kemajuan pembangunan di wilayah

perdesaan sangat ditentukan oleh kualitas

penduduknya, salah satunya yaitu tingkat

keterampilan.

Sumber

:

Tempo,

17-23 Juli 2006

Pembangunan dapat didefinisikan

sebagai suatu perubahan yang

direncanakan dan dilaksanakan

oleh suatu negara. Definisi yang lain

menyebutkan bahwa pembangunan

adalah upaya multidimensional yang

mencakup perbaikan politik, budaya

sosial, dan ekonomi.

Sumber

:

www.meneg.pp.go.id

Geografika

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

103

Beberapa masalah yang berkaitan erat dengan pembangunan

desa, antara lain sebagai berikut.

a. Lingkungan desa yang meliputi perumahan, penyediaan air bersih,

kesehatan lingkungan, dan penerangan belum memadai.

b. Adanya pemuda putus sekolah dan penganggur yang tidak atau

kurang memiliki keterampilan untuk mengolah sumber daya

alam di desanya.

c.

Masih ada daerah-daerah perdesaan yang mengalami kekurang an

pangan dan kekurangan gizi.

d. Masih ada desa-desa yang terpencil, berpenduduk jarang, dan

terpencar-pencar, serta taraf hidupnya rendah.

e. Struktur dan aparat pemerintahan desa serta lembaga penyalur

aspirasi masyarakat perdesaan belum berfungsi dengan baik.

f. Penyediaan modal untuk kegiatan usaha masyarakat perdesaan

belum mencukupi, khususnya untuk golongan ekonomi lemah.

g. Pola penggunaan, pemilikan, dan penguasaan tanah yang belum

mencerminkan jaminan pemerataan pendapatan.

h. Kurangnya koordinasi antarlembaga masyarakat yang ada di

perdesaan dalam melaksanakan pembangunan.

i. Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan luas areal

pertanian.

j.

Tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan luas desa.

k. Kurangnya prasarana desa menyebabkan desa tidak dapat

berkembang dengan baik.

l.

Beberapa desa di daerah pinggiran kota kewalahan menerima

penduduk yang berurbanisasi sehingga timbul masalah baru,

seperti meningkatnya angka kejahatan, pengangguran, dan

rumah liar.

m. Kurang serasinya hubungan antarlembaga pemerintahan desa.

Sumber

:

Dokumentasi Penerbit

Gambar 4.11

Areal Pertanian

Tidak seimbangnya antara jumlah penduduk

dan luas areal pertanian merupakan masalah

dalam pembangunan desa.

Analisislah oleh Anda, mengapa

desa-desa yang terpencil,

penduduknya jarang, dan terpencar-

pencar merupakan masalah dalam

pembangunan desa. Tulis jawaban

Anda dalam buku tugas dan

kumpulkan hasilnya kepada guru

untuk dinilai.

Barometer

Faktor-faktor yang menghambat pembangunan desa yaitu

sebagai berikut.

a. Penyebaran penduduk di Indonesia belum merata (65% ber-

mukim di Pulau Jawa yang luasnya ± 7% dari luas seluruh

Indonesia). Hal ini mengakibatkan daerah yang padat

penduduknya kurang memiliki tanah garapan.

b. Perbedaan adat kebiasaan dan perbedaan tingkat sosial ekonomi

di setiap desa.

c. Mayoritas penduduk desa bermata pencarian petani dan buruh

tani. Apabila laju perkembangan penduduknya tinggi dan

lapangan kerja di desa semakin sempit akan mengakibatkan

terjadinya urbanisasi.

104

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

d. Struktur desa bersifat dualistis, yaitu sebagian sudah mengalami

pengaruh kehidupan kota dan sebagian lagi masih tradisional.

e. Tingkat kehidupan masyarakat desa masih sangat rendah.

Beberapa usaha untuk mengurangi faktor-faktor penghambat

pembangunan desa, yaitu sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan tempat permukiman baru dengan cara

transmigrasi.

b. Memperluas dan menyempurnakan jaringan pemasaran hasil

produksi dari desa.

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa.

d. Meningkatkan usaha penerangan ke daerah perdesaan melalui

berbagai media yang langsung berkaitan dengan kegiatan

produksi perdesaan dan kesejahteraan sosial, termasuk keluarga

berencana.

e. Memperluas fasilitas kesehatan perdesaan, terutama dengan

pembangunan Puskesmas, penyediaan air minum, dan jamban

keluarga.

f. Menyediakan dan memperluas lapangan kerja baru di desa.

Perluasan lapangan kerja itu dengan jalan mengembangkan

sektor industri kecil, kerajinan rakyat, dan pertanian.

g. Melaksanakan pembangunan di daerah yang tergolong daerah

minus, seperti desa pantai dan desa yang terbelakang.

h. Meningkatkan dan menyempurnakan aparatur pemerintahan desa,

baik struktural, operasional, maupun kualitas personal sehingga

mampu melaksanakan fungsinya sebagai adminis tra tor tunggal

di desa.

i.

Mengembangkan dan meningkatkan efektivitas Koperasi Unit

Desa (KUD) sebagai wadah kegiatan pembangunan desa di

bidang ekonomi.

j.

Mengembangkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat

desa dengan mengefektifkan Lembaga Sosial Desa (LSD) sebagai

wadah kegiatan pembangunan desa di bidang sosial.

Gambar 4.12

Pemasaran Sayuran

Pemasaran produk sayuran hasil pertanian

dari desa sangat bergantung pada jaringan

pemasaran ke kota.

5. Perkembangan dan Kemampuan Masyarakat untuk

Mengelola Potensi Desa

Daerah-daerah perdesaan memiliki masalah dan potensi yang

berbeda-beda. Ada desa yang telah mampu mengembangkan

potensinya searah pembangunan, ada pula yang belum. Di luar

Jawa, yaitu di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Papua masih

Sumber

:

Dokumentasi Penerbit

Uraikan apa yang dimaksud dengan

transmigrasi dan daerah-daerah

mana saja yang dijadikan daerah

tujuan transmigrasi kerjakan dalam

buku tugas Anda dan kumpulkan

hasilnya kepada guru untuk dinilai.

Barometer

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

105

terdapat desa yang penduduknya belum menetap (selalu berpindah).

Mereka menjalankan usaha pertanian berpindah-pindah dan hidup

berkelompok dalam masyarakat kecil yang terpencar-pencar.

Masyarakat tersebut disebut masyarakat suku terasing. Desa tempat

tinggal suku-suku terasing belum dapat disebut desa melainkan

disebut

pradesa

.

Potensi perdesaan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan

dalam pembangunan desa, yaitu sebagai berikut.

a. Lahan pertanian yang luas terutama di desa-desa luar Pulau

Jawa dan Bali, merupakan sumber daya alam yang potensial.

b. Rasa swadaya, gotong royong, dan kekeluargaan di kalangan

masyarakat perdesaan yang sangat kuat.

c. Di desa masih terdapat pemimpin informal (tak resmi) yang

berwibawa dan disegani oleh masyarakat, seperti kepala adat

dan para ulama.

d. Tanah-tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan secara

maksimal juga merupakan sumber daya alam yang potensial.

Gambar 4.13

Tanah Pekarangan

Tanah pekarangan di desa merupakan

sumber daya alam yang potensial.

Menurut perkembangan dan kemampuan masyarakatnya, desa

dapat dibedakan dalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut.

a. Desa Swadaya

Desa swadaya

yaitu desa yang telah terdaftar dalam wilayah

administrasi pemerintahan dan masyarakatnya telah hidup menetap.

Mereka memanfaatkan sumber daya alam dan potensi-potensinya

secara tradisional sehingga disebut juga desa tradisional.

Ciri-ciri pokok desa swadaya antara lain:

1) lokasinya terpencil;

2) penduduknya jarang;

3) produktivitas tanah rendah;

4) daerah berupa bukit atau bergunung-gunung;

5) sebagian besar penduduk hidup bertani;

6) tingkat pendidikan masyarakat rendah;

7) masih terikat oleh kebiasaan kebudayaan adat;

8) kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan untuk memenuhi ke-

butuhan sendiri;

9) memiliki lembaga-lembaga yang sangat sederhana.

Sumber

:

www.nedbatam.com

Salah satu ciri desa swadaya

adalah memiliki lembaga-lembaga

yang sangat sederhana. Berikanlah

contoh lembaga-lembaga tersebut.

Kerjakan dalam buku tugas Anda

dan kumpulkan hasilnya kepada guru

untuk dinilai.

Barometer

106

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

b. Desa Swakarya

Desa swakarya

merupakan peralihan atau transisi dari desa

swadaya menuju desa swasembada. Oleh karena itu, desa swakarya

juga disebut desa transisi. Desa swakarya ialah desa yang masyarakat nya

telah berkeinginan memanfaatkan dan mengembang kan sumber daya

alam dan potensinya untuk membangun daerahnya.

Ciri-ciri pokok desa swakarya antara lain sebagai berikut.

1) Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh

sehingga memungkinkan penduduk untuk mencoba cara-cara

baru dalam mengatasi kesulitan.

2) Sudah mulai mempergunakan alat-alat dan teknologi.

3) Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walaupun letaknya

masih jauh dari pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan.

Telah memiliki tingkat perekonomian, sarana pendidikan, jalur

lalu lintas, dan prasarana lain yang agak maju.

Di Indonesia, sebagian besar desanya masih termasuk dalam

kategori desa swakarya.

c. Desa Swasembada

Desa swasembada sering disebut desa berkembang yang

merupakan fase tertinggi dari proses perkembangan desa di

Indonesia.

Desa swasembada

adalah desa yang masyarakatnya telah

mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan

potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

Ciri-ciri pokok desa swasembada adalah sebagai berikut.

1) Banyak berlokasi di ibu kota kecamatan, sekitar ibu kota

kabupaten, atau di sekitar ibu kota provinsi yang tidak termasuk

wilayah kelurahan.

2) Memiliki tingkat perekonomian yang lebih maju, administrasi

pemerintahan desa teratur, lembaga-lembaga desa telah

berfungsi, dan pemerintahan desa berjalan lancar.

3) Memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Misalnya,

jalur transportasi, teknik produksi, pemasaran hasil produksi,

prasarana pengairan, sarana pendidikan, kesehatan, dan

penerangan.

4) Ikatan adat dan kebiasaan adat sudah tidak berpengaruh lagi

pada kehidupan masyarakat.

5) Lembaga sosial, ekonomi, dan kebudayaan sudah dapat menjaga

kelangsungan hidupnya.

6) Alat-alat teknis yang digunakan penduduk untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya sudah lebih modern.

7) Penduduknya padat dengan mata pencarian yang bermacam-

macam.

Faktor-faktor yang menguntungkan bagi pembangunan desa,

yaitu sebagai berikut.

1) Dalam masa pembangunan, masyarakat desa memiliki nilai-

nilai positif dan merupakan potensi yang penting sebab sumber

tenaga kerja dan sumber kekayaan alam yang berlimpah ruah

berada di desa.

2) Aktivitas produksi dan sumber pendapatan negara sebagian

besar berada di desa.

3) Dalam bimbingan dan pengembangan masyarakat desa,

perencanaan, contoh, dan suri teladan memegang peranan

penting, sebab masyarakat desa terdiri atas orang-orang yang

masih berjiwa lugu, sederhana, dan menjunjung tinggi asas

kejujuran.

1.

Desa Swadaya

2.

Desa Swakarya

3.

Desa Swasembada

Z

oom

Jika Anda bertempat tinggal di suatu

desa, termasuk pada tingkatan

mana desa Anda tersebut, apakah

desa swadaya, swakarya, atau

swasembada? Berikan alasannya.

Tulis jawaban Anda dalam buku

tugas dan kumpulkan hasilnya pada

guru untuk dinilai.

Barometer

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

107

1. Pengertian Kota

Pengertian kota tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu

sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada zaman

peradaban batu (

Paleolitikum

), istilah kota diartikan sebagai gua-gua

atau lembah di mana manusia purba tinggal dan terlindung dari

pengaruh cuaca dan binatang buas.

Setelah pola peradaban manusia mulai mengenal sistem

pertanian tradisional (pertanian primitif) di mana penduduk mulai

mengenal sistem bercocok tanam dan hidup menetap dengan

membangun rumah-rumah, terutama di daerah dataran atau di

lembah-lembah sungai yang subur maka istilah kota lebih ditujukkan

pada kawasan-kawasan tersebut.

Dalam catatan sejarah, kota-kota tua yang terletak di lembah

sungai antara lain sebagai berikut.

a. Lagash, Ur, dan Uruk di Mesopotamia (Lembah Sungai Euphrat

dan Tigris).

b. Memphis dan Thebes di lembah Sungai Nil.

c. Mohenjodaro dan Harappa di lembah Sungai Indus.

d. Cheng-Chon dan An-Yang di lembah Sungai Huang-Ho.

B

Pola Keruangan Kota

1. Kota

2.

Region

3.

Gesellschaft

Z

oom

Setelah periode pertumbuhan kota-kota tersebut,

bermun culanlah

kota-kota lain di muka bumi. Namun pada dasarnya kota-kota tersebut

tumbuh dan berkembang dari wilayah desa.

Pada dasarnya kota merupakan wilayah di permukaan bumi

yang sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh fenomena dan gejala

sosial hasil rekayasa manusia, serta merupakan areal konsentrasi

penduduk dengan mata pencarian di luar sektor agraris. Secara

lebih terperinci, berikut ini pengertian kota yang dikemukakan oleh

beberapa ahli.

a. R. Bintarto

Kota merupakan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur alamiah yang cukup besar dan corak kehidupan yang

bersifat heterogen dan materialistik dibandingkan dengan daerah

di sekitarnya.

Gambar 4.14

Kota Mohenjodaro

Mohenjodaro merupakan kota tua yang

terletak di lembah Sungai Indus.

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

108

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Gambar 4.15

Gedung-Gedung T

inggi di Kota

Kota dicirikan oleh gedung-gedung tinggi

yang sangat berdekatan.

Sumber

:

www.engr.uiuc.edu

c. Burkhard Hofmeister

Kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal

dan tempat kerja manusia. Kegiatan utamanya bergerak di sektor

sekunder (industri dan perdagangan) dan tersier (jasa dan pelayanan

masyarakat), pembagian kerja yang khusus, pertumbuhan pen-

duduknya sebagian besar disebabkan tambahan kaum pendatang,

serta mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah

yang jauh letaknya.

2. Ciri-Ciri Kehidupan Kota

Sebagai suatu kawasan atau

region

, wilayah perkotaan memiliki

ciri-ciri, baik dari segi pola tata guna lahan, kondisi

fi

sik, maupun

sosial budaya masyarakatnya. Secara umum, ciri-ciri kehidupan

kota antara lain sebagai berikut.

a. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap

perubahan sosial, karena adanya keterbukaan terhadap pengaruh

dari luar.

b. Masyarakat kota bersifat

gesellschaft

(patembayan), di mana

kepentingan individu lebih menonjol, sedangkan solidaritas dan

kegotongroyongan semakin lemah.

c. Adanya pelapisan sosial ekonomi, seperti perbedaan tingkat

penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.

d. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial antar-

warganya.

e. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah

dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi, dan

kondisi kehidupan. Sistem pembagian kerja di kota sangat jelas

menurut keterampilan dan keahlian masing-masing.

f.

Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

g. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional

dan berprinsip ekonomis.

b. Grunfeld

Kota merupakan suatu permukiman dengan kepadatan

penduduk yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional,

dengan struktur mata pencarian nonagraris, dan sistem penggunaan

tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung

tinggi yang lokasinya sangat berdekatan.

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

109

h. Terdapat keteraturan kehidupan sosial sebagai pendukung

kehidupan hukum.

i. Masyarakat kota lebih mengenal hukum negara dibanding

hukum adat.

3. Keterkaitan antara Kota dan Lokasi Pusat Kegiatan,

Tata Ruang, Sistem Pengangkutan, dan Perhubungan

Kota yang telah berkembang maju akan memiliki peranan yang

lebih luas. Peranan itu antara lain sebagai berikut.

a. Pusat permukiman penduduk.

b. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, meliputi:

1) pusat sirkulasi modal dan keuangan;

2) pusat kegiatan transportasi;

3) pusat kegiatan konsumsi dan produksi;

4) pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan;

5) pusat perindustrian.

Sumber

:

Tempo,

31 Juli-6 Agustus 2006

Gambar 4.16

Promosi Mobil

Perdagangan mobil merupakan salah satu

ciri kegiatan ekonomi di kota.

c. Pusat kegiatan sosial budaya, antara lain:

1) pusat kegiatan kesenian;

2) pusat pendidikan;

3) pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain, seperti kesehatan,

lembaga-lembaga sosial, dan keahlian.

d. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan.

Penduduk perkotaan di dunia antara tahun 1920 sampai dengan

1980 telah bertambah lima kali lipat, dari 360 juta menjadi 1.807 juta

orang. Menurut perkiraan PBB, tahun 2000 penduduk perkotaan

akan bertambah 78 persen sehingga mencapai 3.208 juta orang.

Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang amat pesat jika

dibandingkan dengan penduduk perdesaan yang diperkirakan hanya

bertambah sekitar 19 persen pada tahun 2000.

4. Struktur Penggunaan Lahan Kota

Ciri-ciri pola tata ruang di perkotaan antara lain sebagai

berikut.

a. Tempat untuk memberi kehidupan kepada kelompok orang

kurang luas.

b. Pola kehidupan daerah kota tidak bergantung pada tingkat

kesuburan tanah.

c. Komunitas perkotaan lebih besar dibandingkan di desa.

d. Lokasi kota tidak terpengaruh oleh kesuburan tanah.

110

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

e. Daerah perkotaan hanya terdapat sedikit tanaman dan cenderung

banyak bangunan.

f.

Daerah perkotaan umumnya berlokasi di daerah strategis.

g. Udara perkotaan umumnya kurang segar karena terkena

pencemaran udara akibat berdirinya pabrik-pabrik dan

banyaknya kendaraan bermotor.

h. Penduduk kota lebih padat dan beragam dibanding penduduk

desa.

i. Pola tata ruang daerah perkotaan sudah diatur rapi, seperti

jalan-jalan, perkantoran, perumahan, dan pusat perdagangan.

Di dalam mengkaji struktur penggunaan lahan kota dikenal

beberapa teori yang dikemukakan para ahli planologi dan perkotaan,

yaitu sebagai berikut.

a. Teori Konsentrik

Teori konsentrik dikemukakan oleh

E.W. Burgess

. Menurut teori

ini, daerah perkotaan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu sebagai

berikut.

1) Pusat Daerah Kegiatan (PDK) sering juga disebut

Central

Busi ness District

(CBD), dicirikan dengan adanya pusat pertokoan,

kantor pos, bank, bioskop, dan pasar.

2) Wilayah transisi, ditandai dengan industri manufaktur, pabrik,

dan pola penggunaan lahan yang merupakan pola campuran.

3) Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan rendah.

4) Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan menengah.

5) Wilayah permukiman masyarakat berpendapatan tinggi.

Contoh kota yang berpola konsentrik, antara lain London,

Chicago, Kalkuta, Adelaide, dan sebagian besar kota-kota di

Indonesia.

Biography

Ernest W.Burgess

ialah ahli

sosiologi senior Amerika yang lahir di

daerah pinggiran luar Amerika, yang

kemudian menjadi Presiden

American

Sociological Society

(Organisasi

Sosiologi Amerika).

Ernest W. Burgess is a senior

American Sociologist who were born

beyond the border of the United State,

that became President of the

American

Sociological Society.

Sumber

:

http://spartan.ac.brocku.ac

Gambar 4.17

Kota London

Kota London dengan pola konsentrik

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

b. Teori Sektoral

Teori ini dikemukakan oleh

Homer Hoyt

. Menurut teori ini,

unit-unit kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur

secara konsentris, tetapi membentuk sektor-sektor yang sifatnya lebih

bebas. Dalam teori ini, Hoyt berpendapat bahwa:

1) daerah-daerah yang memiliki harga tanah atau sewa tanah tinggi

biasanya terletak di luar kota;

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

111

2) daerah-daerah yang memiliki sewa tanah dan harga tanah

rendah merupakan jalur-jalur yang bentuknya memanjang dari

pusat kota ke daerah perbatasan;

3) zona pusat adalah daerah pusat kegiatan.

Contoh kota-kota yang berstruktur sektoral antara lain

California, Calgary, Alberta, dan Boston.

c. Teori Inti Ganda

Teori ini dikemukakan oleh

Harris

dan

Ullman

, yaitu keadaan

tata ruang kota dapat di

kelompok kan menjadi empat bagian, yaitu

sebagai berikut.

1)

Inti Kota

(

Core of City

), yaitu wilayah kota yang digunakan sebagai

pusat kegiatan, ekonomi, pemerintahan, dan kebudayaan.

2)

Selaput Inti Kota

, yaitu wilayah yang terletak di luar inti kota

sebagai akibat dari tidak tertampungnya kegiatan dalam kota.

3)

Kota Satelit

, yaitu suatu daerah yang memilki sifat perkotaan

dan pusat kegiatan industri.

4)

Suburban

, yaitu daerah sekitar kota yang berfungsi sebagai

daerah permukiman.

Gambar 4.18

Kota Boston

Kota Boston dengan pola sektoral

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Kelompok 1.1

Buatlah kelompok yang terdiri atas 4–5 orang (laki-laki dan perempuan). Setelah itu,

buatlah gambar mengenai struktur kota menurut Teori Konsentrik, Sektoral, dan Inti Ganda

pada kertas karton dengan menggunakan spidol warna. Sebagai bahan referensi, carilah

ketiga model struktur kota tersebut dari berbagai sumber buku, majalah, atau internet.

Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Eksplorasi

5. Klasifikasi Kota

Sistem klasi

fi

kasi kota dapat didasarkan atas beberapa faktor,

seperti berdasarkan jumlah penduduk, fungsi, dan luas kota. Sistem

penggolongan kota yang dilakukan oleh sebuah negara tidak selalu

sama dengan negara lainnya. Hal ini sangat berhubungan dengan

tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai dan jumlah

penduduk negara yang bersangkutan. Selain itu, dikenal juga istilah-

istilah yang berhubungan dengan penggolongan kota, seperti

city

(kota),

town

(kota kecil), dan

urban

(wilayah perkotaan). Oleh karena

itu, untuk dapat mengklasi

fi

kasikan kota diperlukan standar yang

cukup valid dan representatif.

112

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Secara umum, sistem klasi

fi

kasi kota yang sering digunakan

adalah sebagai berikut.

a. Kota-Kota di Indonesia Berdasarkan Sejarah

Pertumbuhannya

1) Perkembangan Kota dari Pusat Perdagangan

Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat per-

dagangan adalah Jakarta, Pontianak, Bagansiapiapi, Samarinda,

Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. Kota-kota tersebut berada di

pinggir sungai atau pantai dengan tujuan mempermudah pemasaran

dan tukar menukar barang dagangan.

2) Perkembangan Kota dari Pusat Perkebunan

Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup

subur dengan curah hujan dan iklim yang sesuai dengan tanamannya.

Di samping itu, usaha perkebunan banyak memerlu kan tenaga kerja.

Oleh karena itu, daerah perkebunan selalu didatangi tenaga kerja.

Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar

perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya

berkembang menjadi desa dan jika perkembangannya pesat akan

menjadi wilayah kota.

Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perkebunan,

antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang,

dan Bandung.

3) Perkembangan Kota dari Pusat Pertambangan

Selain perkebunan, usaha pertambangan juga banyak me-

merlukan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah pertambangan juga

banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga

bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya

penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan

akhirnya jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota.

Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat pertambangan,

antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Ombilin,

Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.

4) Perkembangan Kota dari Pusat Administrasi Pemerintahan

Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan

kemajuannya banyak bergantung pada campur tangan para penguasa

atau pemerintah, seperti kota Jakarta dan Yogyakarta.

Sumber

:

www.menne-biomed.de

Gambar 4.19

Yogyakarta

Yogyakarta adalah kota yang berkembang

dari pusat administrasi pemerintahan.

Jika Anda ingin mengetahui lebih

lanjut mengenai pengetahuan ten-

tang desa, kecamatan, kabupaten,

dan kota, kunjungilah internet di situs

www

.

urbanpoor

.

or.id

Internet

Jelajah

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

113

b. Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya

Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat dibedakan dalam

empat golongan, yaitu sebagai berikut.

1)

Kota kecil

, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000

jiwa.

2)

Kota besar

, yaitu kota yang berpenduduk antara 100.000–

1.000.000 jiwa.

3)

Kota metropolitan

, yaitu kota yang berpenduduk lebih dari

1.000.000 jiwa.

4)

Kota megalopolis

dan

Ekumenopolis

.

Istilah megalopolis berasal dari seorang geograf bernama

Gottmann

untuk menyebutkan gabungan raksasa metropolis-

metropolis, seperti yang terdapat di Amerika Serikat, Eropa Barat

Laut, dan Jepang. Penggabungan itu dide

fi

nisikan sebagai situasi

konsentrasi penduduk yang berjumlah lebih dari 25 juta jiwa yang

berdesak-desakan di kota untuk mencari kehidupan di perkotaan.

Megalopolis di Amerika Serikat panjangnya mencapai 650 km (dari

Washington ke Boston), di Eropa Barat Laut mencapai 825 km (dari

London ke Hamburg), dan di Jepang mencapai 480 km (dari Tokyo

ke Osaka).

Gambar 4.20

Tokyo

Tokyo merupakan kota dengan jumlah

penduduk terbanyak di dunia.

Sumber

:

www.raubacapeu.net

Di negara-negara sedang berkembang karena lokasi metropolis-

nya tersebar berjauhan, kemungkinan yang terjadi adalah

ekumenopolis. Polanya, satu metropolis dikerumuni kota-kota besar

dan kecil yang tersebar di daerah agraris. Di Jawa, kota Jakarta dan

Surabaya merupakan dua kota metropolis. Sumbu Jakarta-Surabaya

panjangnya mencapai 650 km.

Klasi

fi

kasi kota secara numerik berdasarakan jumlah penduduk

juga dikemukakan oleh

NR. Saxena

. Menurutnya, tahapan kota

dilihat dari jumlah penduduknya adalah sebagai berikut.

1)

Infant Town

dengan jumlah penduduk antara 5.000 sampai

10.000 orang.

2)

Township

yang terdiri atas

adolescent township

,

mature township

,

dan

specialized township

dengan jumlah penduduk berkisar antara

10.000 sampai 50.000 jiwa.

3)

Town-City

terdiri atas

adolescent town

,

mature town

,

specialized

town,

dan

adolescent city

dengan jumlah penduduk berkisar antara

100.000 sampai 1.000.000 jiwa.

114

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Tabel 4.1 Kota Terbesar di Dunia Berdasarkan Jumlah Penduduknya

c. Klasifikasi Kota Berdasarkan Kualitas Perkembangannya

Dilihat dari kualitas perkembangannya, tahapan kota dapat

dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu sebagai berikut.

1)

Tahap Eopolis

yaitu tahap perkembangan desa yang sudah

teratur sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut

sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri perkotaan. Tahapan ini

merupakan peralihan dari pola kehidupan desa tradisional ke

arah kehidupan kota.

2)

Tahap Polis

yaitu tahapan suatu daerah kota yang masih

bercirikan sifat-sifat agraris atau berorientasi pada sektor

pertanian. Sebagian besar kota-kota di Indonesia masih berada

pada tahapan ini.

3)

Tahap Metropolis

merupakan kelanjutan dari tahap polis.

Tahap ini ditandai oleh sebagian besar orientasi kehidupan

ekonomi penduduknya mengarah ke sektor industri. Kota-kota

di Indonesia yang berada pada tahap metropolis antara lain

Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.

4)

Tahap Megalopolis

yaitu suatu wilayah perkotaan yang

ukurannya sangat besar, biasanya terdiri atas beberapa kota

metropolis yang menjadi satu membentuk jalur perkotaan.

Contohnya antara lain jalur Megalopolis Boston-Washington

(BOSWASH) di wilayah Amerika Serikat bagian timur,

Randstaad di Belanda (mulai dari Doordrecht-Arnhem), dan

jalur Ruhr di Jerman sepanjang Sungai Rhein.

5)

Tahap Tyranopolis

yaitu tahapan kota yang kehidupannya

sudah dikuasai oleh tirani, kemacetan, kekacauan pelayanan,

kejahatan, dan kriminalitas.

6)

Tahap Nekropolis

yaitu tahapan perkembangan kota yang

menuju ke arah kota mati.

1. Tahap Eopolis

2. Tahap Polis

3. Tahap Metropolis

4. Tahap Megalopolis

5. Tahap Tyranopolis

6. Tahap Nekropolis

Z

oom

No

Nama Kota

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)

Tokyo, Jepang

Mexico City, Meksiko

New York, Amerika Serikat

São Paulo, Brazil

Mumbai, India

Delhi, India

Kalkutta, India

Buenos Aires, Argentina

Shanghai, Cina

Jakarta, Indonesia

Los Angeles, USA

Dhaka, Bangladesh

Osaka, Jepang

Rio de Janeiro, Brazil

Karachi, Pakistan

Beijing, Cina

Kairo, Mesir

Manila, Filipina

Paris, Prancis

Seoul, Korea

35,0

18.7

18.3

17.9

17.4

14.1

13.1

13,0

12.8

12.3

12,0

11.6

11.2

11.2

11.1

10.8

10.8

10.4

9.8

9.7

Sumber

:

UN Population Divitions Encarta Premium DVD,

2006

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

115

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Peta 4.1

Kawasan Megalopolis di Amerika Serikat

Bagian T

imur

6. Urbanisasi

a. Pengertian Urbanisasi dan Penyebabnya

Proses urbanisasi dapat menyangkut dua aspek, yaitu berubahnya

masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk

dari desa ke kota.

Penyebab terjadinya urbanisasi ke suatu tempat antara lain

sebagai berikut.

1) Daerah tujuan urbanisasi menjadi pusat pemerintahan atau

menjadi ibu kota.

2) Daerah tersebut letaknya sangat strategis untuk usaha-usaha

perdagangan dan perniagaan.

3) Timbulnya industri yang memproduksi barang-barang atau jasa-

jasa di daerah tersebut.

Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar

urbanisasi, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang.

Sumber

:

www.indonesiabogota.org

Gambar 4.21

Kota Jakarta

Kota Jakarta merupakan kota tujuan

urbanisasi sebagian besar penduduk

Indonesia.

Inggris

Filadelpia

Pantai

Virginia

116

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Sebab-sebab urbanisasi secara umum digolongkan dalam dua

hal, yaitu faktor pendorong dari desa (

push factors

) dan faktor penarik

dari kota (

pull factors

).

1) Faktor pendorong dari desa antara lain sebagai berikut.

a) Kurangnya lapangan kerja di desa sehingga banyak tenaga

produktif yang pindah ke kota.

b) Pemilikan tanah di desa semakin sempit sehingga tanah

garapan petani hanya sedikit.

c) Kurangnya sarana dan prasarana di desa, seperti pen didik-

an, hiburan, dan rekreasi.

d) Adanya pengangguran tidak kentara.

2) Faktor-faktor penarik dari kota antara lain sebagai berikut.

a) Fasilitas dan pelayanan di kota lebih banyak dan lengkap

sehingga menjadi daya tarik bagi orang desa.

b) Lapangan pekerjaan di kota cukup banyak sehingga mudah

mencari nafkah.

c) Upah kerja di kota lebih tinggi daripada di desa.

b. Akibat Urbanisasi

Sebagai suatu gejala sosial yang terjadi di wilayah perkotaan,

urbanisasi tentunya membawa pengaruh bagi wilayah perkotaan

sebagai daerah tujuan para urbanisan maupun bagi wilayah desa

yang ditinggalkan oleh penduduknya. Beberapa contoh pengaruh

urbanisasi bagi daerah perdesaan antara lain sebagai berikut.

1) Modal beralih dari desa ke kota. Hal ini disebabkan mereka

yang pergi ke kota membawa modal sebagai bekal hidupnya di

kota.

2) Tanah pertanian menjadi terbengkalai karena ditinggalkan oleh

pemiliknya.

3) Desa tidak berkembang karena di desa kekurangan tenaga yang

terampil.

4) Desa kehilangan tenaga kerja yang produktif.

Adapun pengaruh atau dampak urbanisasi bagi daerah

perkotaan adalah sebagai berikut.

1) Timbulnya daerah permukiman kumuh (

slum area

) yang sangat tidak

layak huni. Beberapa lokasi permukiman kumuh antara lain di

kolong jembatan, sepanjang rel kereta api, dan di pinggir sungai.

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Gambar 4.22

Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh di sepanjang sungai

sebagai akibat urbanisasi.

2) Pertumbuhan penduduk di kota semakin cepat.

3) Demoralisasi atau kemerosotan moral.

Tingginya arus urbanisasi secara

langsung memengaruhi pada tatanan

kahidupan antara wilayah desa dan

wilayah kota. Di samping itu, urban-

isaasi menghasilkan dual efek yang

sangat berpengaruh terhadap pola

keruangan desa dan kota.

Jelaskan

menurut analisa Anda mengenai ber-

bagai fenomena tersebut. Kerjakan

dalam buku tugas Anda dan hasilnya

dikumpulkan kepada guru untuk

dinilai.

Barometer

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

117

Pengaruh pergerakan interaksi kota

bukan ditimbulkan oleh faktor ....

a. penduduk

b. barang industri

c. informasi

d. modal asing

e. hasil-hasil pertanian

JAWABAN

Interaksi kota adalah suatu kontak

atau hubungan antara dua wilayah

atau lebih yang dapat menimbulkan

sesuatu yang baru dalam bentuk

tertentu. Pergerakan interaksi kota

dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor

seperti:

a. penduduk;

b. barang

industri;

c. hasil-hasil pertanian;

d. informasi.

Jawab:

d

Soal SPMB 2005

4) Jumlah tenaga kerja yang tidak terdidik dan terlatih di kota

semakin meningkat.

5) Terjadinya ketegangan sosial karena perbedaan latar belakang

antara orang desa dengan ciri kekeluargaan dan gotong royong,

serta orang kota dengan ciri materialistis dan individualistis.

c. Upaya Pengendalian Urbanisasi

Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi

masalah urbanisasi, yaitu sebagai berikut.

1) Memperlancar hubungan antara desa dan kota baik komunikasi

ataupun transportasinya.

2) Penyebaran pembangunan sampai ke pelosok desa di Indonesia.

3) Pembangunan fasilitas-fasilitas di desa, sekaligus untuk

memperluas lapangan kerja di desa.

4) Meningkatkan fasilitas untuk keperluan hidup di desa.

C

Interaksi Desa dan Kota

1. Pengertian Interaksi

Interaksi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang

saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat

menimbulkan gejala, ketampak

an, ataupun permasalahan baru.

Misalnya, ada dua daerah, yaitu X dan Y. Wilayah X merupakan

daerah perdesaan sebagai penghasil sumber bahan pangan, seperti

padi, sayur mayur, dan buah-buahan. Adapun wilayah Y merupakan

daerah perkotaan yang menjadi sentra industri pertanian. Beberapa

jenis produk industri yang dihasilkan sebagai pendukung kegiatan

pertanian antara lain pupuk dan alat-alat pertanian. Perbedaan

produk antara kedua wilayah tersebut mengakibatkan terjadinya

interaksi. Untuk memasarkan hasil pertanian, penduduk desa X

menjual ke kota Y yang sebagian besar masyarakatnya bekerja

pada sektor industri. Sebaliknya, produk-produk industri dari kota

Y didistri busikan ke desa X yang sangat memerlukan teknologi

pertanian berupa pupuk dan perkakas sehingga dapat memperlancar

kegiatan bertaninya. Akibatnya,

terjalinlah hubungan timbal balik

antara kedua wilayah tersebut.

Ilustrasi tersebut memberikan gambaran bahwa pada prinsip-

nya interaksi keruangan merupakan hubungan timbal balik antara

dua wilayah atau lebih, di mana di dalamnya terjadi pergerakan

atau mobilitas manusia (penduduk), barang dan jasa, gagasan, serta

informasi. Akibat hubungan tersebut menimbulkan gejala atau

ketampakan baru, baik yang sifatnya positif maupun negatif.

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi

Pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih sangat

dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah tersebut, serta

kemudahan yang mempercepat proses hubungan kedua wilayah

itu. Menurut

Edward Ullman

, ada tiga faktor utama yang mendasari

atau memengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah, yaitu sebagai

berikut.

a. Adanya Wilayah-Wilayah yang Saling Melengkapi

(

Regional Complementary

)

Regional Complementary

adalah terdapatnya wilayah-wilayah

yang berbeda dalam ketersediaan atau kemampuan sumber

118

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

daya. Di satu pihak ada wilayah yang kelebihan (

surplus

) sumber

daya, seperti produksi pertanian dan bahan galian, dan di lain

pihak ada daerah yang kekurangan (

minus

) jenis sumber daya alam

tersebut. Adanya dua wilayah yang surplus dan minus sumber daya

tersebut sangat memperkuat terjadinya interaksi, dalam arti saling

melengkapi kebutuhan, di mana masing-masing wilayah berperan

sebagai produsen dan konsumen.

Wilayah A

Surplus sumber daya X

Minus sumber daya Y

Minus sumber daya Z

Wilayah B

Surplus sumber daya Y

Minus sumber daya X

Minus sumber daya Z

Wilayah C

Surplus sumber daya Z

Minus sumber daya X

Minus sumber daya Y

= Interaksi kuat

Bagan 4.1

Regional Complementary

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

b. Adanya Kesempatan untuk Berintervensi

(

Intervening Opportunity

)

Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu

kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi

antarwilayah. Amatilah

Bagan 4.2

.

Bagan 4.2

Melemahnya Interaksi Akibat

Intervening Opportunity

Wilayah A

Surplus sumber daya X

Minus sumber daya Y

Wilayah B

Surplus sumber daya Y

Minus sumber daya X

Wilayah C

Surplus sumber daya X

Surplus sumber daya Y

Kebutuhan A

disuplai oleh C

Kebutuhan B

disuplai oleh C

= Interaksi melemah

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Berdasarkan

Bagan 4.2

, sebenarnya secara potensial antara

wilayah A dan B sangat memungkinkan terjalin interaksi karena

masing-masing wilayah memiliki kelebihan dan kekurangan sumber

daya sehingga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen.

Namun karena ada wilayah lain, yaitu C yang menyuplai kebutuhan

1.

Regional Complementary

2.

Intervening Opportunity

3.

Spatial Transfer Ability

Z

oom

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

119

wilayah A dan B maka kekuatan interaksi antara A dan B menjadi

lemah. Dalam hal ini, wilayah C berperan sebagai

intervening area

atau wilayah perantara.

Intervening opportunity

dapat pula diartikan sebagai sesuatu hal

atau keadaan yang dapat melemahkan jalinan interaksi antarwilayah

karena adanya sumber alternatif pengganti kebutuhan. Untuk lebih

jelasnya, amati

Bagan 4.3

.

Bagan 4.3

Melemahnya Interaksi Akibat Sumber

Daya Alternatif

Wilayah A

Surplus sumber

daya X

Wilayah B

Minus sumber daya X

tetapi memiliki sumber

daya Z sebagai sumber

daya alternatif

= Interaksi melemah

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

c. Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam

Ruang (

Spatial Transfer Ability

)

Faktor yang juga memengaruhi kekuatan interaksi adalah

kemudahan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan

informasi antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kemudahan

pergerakan antarwilayah ini sangat berkaitan dengan:

1) jarak antarwilayah, baik jarak mutlak maupun relatif;

2) biaya transportasi;

3) kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi

antarwilayah.

3. Zona Interaksi Kota-Desa

Menurut

Bintarto

, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan

dan perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai

berikut.

a.

City

diartikan sebagai pusat kota.

b.

Suburban

(sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang

lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan

tempat tinggal para penglaju (penduduk yang melakukan

mobilitas harian ke kota untuk bekerja).

c.

Suburban fringe

(jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu

wilayah yang melingkari

sub-urban

, atau peralihan antara kota

dan desa.

d.

Urban fringe

(jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu

semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai

dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali

dengan wilayah pusat kota.

e.

Rural urban fringe

(jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah

yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola

penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan

nonpertanian.

f.

Rural

(daerah perdesaan).

Penggunaan tanah di pinggiran

kota (

rural

-

urban

fringe

) adalah ....

a. homogen

b. marginal

c. cenderung berubah

d. cenderung tidak berubah

e. pertanian saja

JAWABAN

Daerah atau kawasan yang disebut

rural urban fringe

merupakan

daerah pinggiran kota, yaitu suatu

wilayah yang terletak antara kota

dan desa. Pada kawasan ini,

penggunaan lahan campuran

antara pertanian dan nonpertanian

penggunaan lahannya cenderung

berubah-ubah.

Jawab:

c

Soal SPMB 2002

120

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

4. Pengaruh Interaksi

Wujud interaksi kota-desa yang paling sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.

a. Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya.

b. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa.

c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah.

d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi,

menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya.

Proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan

intensitas yang relatif tinggi tentunya dapat menimbulkan pengaruh,

baik bagi wilayah perdesaan maupun perkotaan. Pengaruh tersebut

dapat bersifat negatif ataupun positif. Beberapa contoh media

yang mengakibatkan adanya perubahan bagi kawasan perdesaan

karena proses interaksi antara lain melalui program Kuliah Kerja

Nyata (KKN) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan

mahasiswa, kegiatan ABRI Masuk Desa (AMD), tenaga sukarela

untuk pembangunan desa-desa terpencil baik yang dikirim

pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), program

pembangunan desa, dan media-media lainnya.

Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi

kota-desa antara lain sebagai berikut.

a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat.

b. Adanya lembaga pendidikan di perdesaan dapat memberikan

sumbangan yang sangat berarti dalam meningkatkan penge-

tahu an dan wawasan penduduk untuk turut serta dalam proses

pembangunan.

c.

Tingkat ketergantungan desa terhadap kota sedikit demi sedikit

dapat dikurangi karena wilayah desa terus mengalami per-

kembangan ke arah kemandirian.

d. Melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi

yang menghubungkan kota dengan desa, wilayah perdesaan

akan semakin terbuka. Terbukanya keisolasian wilayah desa

tentunya dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan

budaya masyarakat.

e.

Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah perdesaan dapat lebih

mengefektifkan proses produksi dan pengelolaan sumber daya

alam sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f.

Bagi masyarakat kota, proses interaksi dengan wilayah pedesaan

juga memiliki pengaruh yang positif, seperti terdistribusinya

barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan barang-barang

yang lain untuk memenuhi konsumsi penduduk kota.

Gambar 4.23

Zona Interaksi

Zona interaksi kota dan desa

Rural

Rural-urban fringe

Urban-fringe

Suburban fringe

Suburban

City

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Gejala dan permasalahan sosial

yang sering timbul di masyarakat

perdesaan khususnya yang dekat

dengan kota sebagai akibat dari

interaksi kota dan desa, antara lain

sebagai berikut.

1. Kompetisi.

2. Kontroversi.

3. Konflik.

4. Hubungan penguasa dengan

rakyat.

5. Masyarakat mulai terbuka.

6. Keseragaman dan keragaman.

Sumber

:

Geografi Kota dan Desa,

1987

Geografia

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

121

Menurut Undang-Undang No 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah, desa adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasakan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dalam sistem pemerintahan nasional dan berada

di daerah kabupaten.

Karakteristik masyarakat desa menurut

Soerjono

Soekanto

antara lain sebagai berikut.

a. Warga masyarakat perdesaan memiliki

hu bungan kekerabatan yang kuat.

b. Corak kehidupannya diikat oleh sistem

kekeluargaan yang kuat (

gemeinschaft

).

c.

Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor

agraris.

d. Cara bertani masih relatif sederhana atau

tradisional.

e. Sifat gotong royong masih belum tampak.

f.

Golongan tetua kampung atau ketua adat

masih memegang peranan penting.

g. Masyarakat masih memegang norma-norma

agama yang cukup kuat.

Terdapat empat jenis bentuk desa menurut

Daldjoeni

, yaitu sebagai berikut.

a. Bentuk desa linear (memanjang mengikuti

jalan raya atau sungai).

b.

Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis

pantai.

c.

Bentuk desa yang terpusat.

d. Bentuk desa yang memiliki fasilitas tertentu.

Rangkuman

Menurut perkembangan dan kemampuan

masyaraktnya, desa dapat dibedakan dalam tiga

tingkat, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan

desa swasembada.

• Menurut

Bintarto

, kota merupakan sebuah bentang

budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah

yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat

heterogen dan materialistik di banding kan dengan

daerah di sekitarnya.

Teori-teori struktur penggunaan lahan kota

meliputi:

a. Teori Konsentrik (

E.W Burgess

);

b. Teori Sektoral (

Homer Hoyt

);

c.

Teori Inti Ganda (

Harris

dan

Ullman

).

Tahapan kota dapat dibedakan menjadi enam

tingkatan, yaitu tahap Eopolis, Polis, Metropolis,

Megalopolis, Tryanopolis, dan Nekropolis.

Proses urbanisasi dapat menyangkut dua aspek,

yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi

masyarakat kota, dan bertambahnya penduduk

kota yang disebabkan oleh perpindahan penduduk

desa ke kota.

Wujud interaksi desa dan kota dalam kehidupan

sehari-hari antara lain sebagai berikut.

a. Pergerakan barang dari desa ke kota atau

sebaliknya.

b.

Pergerakan gagasan dan informasi, terutama

dari kota ke desa.

c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua

wilayah.

d. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk

bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun

keperluan-keperluan lainnya.

Adapun contoh pengaruh negatif interaksi kota-desa adalah

sebagai berikut.

a. Gerakan penduduk desa ke kota dapat mengurangi jumlah

penduduk desa usia produktif yang diharapkan dapat mem bangun

desanya.

b. Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar karena pen duduk nya

berurbanisasi.

c.

Timbulnya gejala urbanisme.

122

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Setelah mempelajari Bab 4, adakah materi yang belum

Anda pahami? Jika ada, materi apakah yang belum

Anda pahami tersebut? Diskusikanlah materi tersebut

Apa yang Belum Anda Pahami?

bersama teman-teman Anda, membuka kembali materi

pada buku sumber, atau dengan menanyakan kepada

guru Anda.

Peta Konsep

Urbanisasi

dampaknya

Kota

• Munculnya permukiman kumuh

• Pertumbuhan penduduk semakin

cepat

• Demoralisasi moral

• Meningkatnya jumlah tenaga

kerja yang tidak terdidik dan

terlatih

• Terjadinya ketegangan sosial

mengakibatkan

Regional Complementary

Intervening Opportunity

Spatial Transfer Ability

dampaknya

Desa

• Modal beralih dari desa ke kota

• Tanah pertanian menjadi

terbengkalai

• Desa tidak berkembang

• Kehilangan tenaga kerja produktif

antara lain

antara lain

dipengaruhi

oleh

interaksi

Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota

123

B. Pilihlah jawaban yang paling tepat.

Uji Kemampuan Bab 4

Kerjakan pada buku latihan Anda.

• Desa

Desa Swasembada

Kota

Teori Konsentrik

Urbanisasi

Teori Sektoral

Desa Swadaya

Teori Inti Ganda

Desa Swakarya

Suburban

1. Secara etimologi istilah desa berasal dari bahasa

Sanskerta, yaitu

Deshi

yang artinya ....

a. tanah kelahiran

b. daerah pinggiran kota

c. daerah yang tenang

d. daerah sumber bahan pangan

e. daerah pertanian

2. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati

oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki organisasi

pemerintahan terendah langsung di bawah

camat. De

fi

nisi tersebut menurut ....

a. Bintarto

b. Sutarjo Kartohadikusumo

c. UU No. 5 Tahun 1979

d. UU No. 4 Tahun 1982

e. UU No. 22 Tahun 1999

3. Berikut ini merupakan ciri-ciri masyarakat

desa, yaitu ....

a. penduduknya kebanyakan hidup dari

sektor nonagraris

b. kehidupannya masih bergantung pada

alam

c. corak kehidupannya bersifat

gesselschaft

d. adanya jarak sosial

e. mudah menyesuaikan diri terhadap

perubahan sosial

4. Pada dasarnya desa merupakan gabungan dari

beberapa dusun. Istilah desa oleh masyarakat

Nanggroe Aceh Darussalam disebut ....

a. Nagari

d. Banjar

b. Gampong

e. Huta

c. Wanua

5. Tata ruang dalam arti

fi

sik suatu desa di-

penga ruhi oleh ....

a. iklim,

fi

sik, air, dan faktor biotik

b. air, relief, tanah, dan transportasi

c.

tanah, penduduk, iklim, dan tata kehidupan

d. penduduk, relief, topogra

fi

, dan norma

e. norma, teknologi, dan ilmu pengetahuan

6. Kawasan permukiman yang terdapat di

daerah per kebunan tanaman keras, umum nya

terdapat di daerah ....

a. muara sungai

b. dataran rendah

c. sekitar sungai

d. pedalaman yang jauh dari sungai

e. dataran tinggi

7. Jenis angkutan yang menghubungkan suatu

desa dengan daerah lain dipengaruhi oleh ....

a. letak desa terhadap bentang alam dan

bentang budaya

b. fungsi desa bagi daerah perkotaan di

sekitarnya

c. kepadatan penduduk dibandingkan

dengan daerah sekitar

d. tata kehidupan masyarakat yang ter dapat

di desa

e. teknologi yang digunakan

8. Berdasarkan aktivitasnya, masyarakat desa

dibedakan atas ....

a. agraris, industri, dan nelayan

b. nelayan, industri, dan maju

c. agraris, industri, dan maju

d. sedang berkembang, maju, industri

e. swadaya, swakarya, dan swasembada

9. Pola persebaran desa sangat dipengaruhi oleh

faktor ....

a. letak desa

b. keadaan alam

c. tata air

d. kesuburan tanah

e. perkembangan penduduk

10. Pernyataan di

bawah ini, yang merupakan

fungsi desa dalam kedudukannya sebagai

pemerintah an daerah terendah adalah ....

a. sebagai pemasok tenaga kerja

b. sebagai daerah

hinterland

kota

c. melaksanakan program-program yang

telah direncanakan

d. sebagai pusat industri kerajinan rakyat

e. sebagai daerah wisata

A. Jelaskan konsep-konsep berikut

124

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

11. Kota yang jumlah penduduk paling banyak

di dunia adalah ....

a. Tokyo, Jepang

b. Mexico City, Meksiko

c. New York, Amerika Serikat

d. Sao Paulo, Brazil

e. Mumbai, India

12. Kota yang pertumb

uhannya berasal dari pusat

administrasi pemerintahan adalah ....

a. Jakarta

d. Bandung

b. Semarang

e. Bogor

c. Medan

13. Teori yang menyatakan bahwa unit-unit

kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-

zona teratur, tetapi membentuk sektor-sektor

yang sifatnya lebih bebas adalah teori ....

a. Konsentrik

d. Kota satelit

b. Sektoral

e. Eopolis

c. Inti Ganda

14. D

aerah terbuka di wilayah kota yang berfungsi

sebagai paru-paru kota disebut ....

a.

slum

b.

open space

c.

community centre

d.

neighborhood centre

e.

hinterland

15. Kota sedang yaitu kota yang pen duduk nya

berjumlah ....

a. lebih dari 5 juta jiwa

b. antara 1.000.000–5.000.000 jiwa

c. antara 1.000.000–2.000.000 jiwa

d. antara 500.000–1.000.000 jiwa

e. kurang dari 500.000

16. Daerah yang terletak di luar inti kota sebagai

akibat tidak tertampungnya kegiatan dalam

kota disebut ....

a.

Rural

b.

Suburban

c. Selaput Inti Kota

d. Inti kota

e. CBD

17. Suatu daerah yang penduduknya memiliki

suasana kehidupan kota disebut ....

a. Selaput Inti Kota

b. Kota Satelit

c.

Rural

d. Inti Kota

e.

Urban

18. D

aerah di sekitar pinggiran kota yang

berfungsi sebagai daerah permukiman dan

kawasan pabrik disebut ....

a. Inti kota

d.

Suburban

b.

Rural

e.

Hinterland

c. Kota satelit

19. Faktor pendorong yang mengakibatkan

terjadinya urbanisasi yaitu ....

a. menyempitnya lahan pertanian

b. penghasilan yang besar di kota

c. fasilitas hiburan di kota memadai

d. hubungan lalu lintas desa kota lancar

e. lowongan kerja di kota banyak

20. Dampak negatif urbanisasi bagi wilayah per-

desaan, yaitu ....

a. kekurangan tenaga kerja produktif

b. timbulnya permukiman kumuh

c. pendapatan masyarakat desa meningkat

d. angka kriminalitas tinggi

e. pengangguran semakin banyak

1. Uraikan pengertian desa dan kelurahan, serta

terangkan tiga perbedaan keduanya.

2. Deskripsikan pola-pola persebaran desa.

3. Uraikan potensi-potensi yang terdapat di

desa.

4. Bagaimana ciri-ciri desa swadaya, desa

swakarya, dan desa swasembada.

5. Terangkan lima pengaruh positif yang timbul

dengan adanya interaksi desa dan kota.

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.

6. Uraikan lima ciri masyarakat kota.

7. Deskripsikan pembagian ciri fisik kota

menurut jumlah penduduk.

8. Terangkan ciri kota berdasarkan tingkat

perkembangan.

9. Uraikan faktor penyebab dan faktor pen-

dorong terjadinya urbanisasi.

10. Bagaimanakah upaya yang harus dilakukan

untuk menanggulangi masalah urbanisasi.

Kajian Geografi Bab 4

Berbagai permasalahan timbul sebagai akibat

perkembangan suatu desa, di antaranya

bermunculan permukiman-permukiman kumuh

para pendatang yang gagal dalam berurbanisasi.

Kenyataan tersebut memang seharusnya tidak

diharapkan untuk ada dan terjadi. Tugas Anda

untuk menganalisis latar belakang ber munculannya

semua permasalahan tersebut dan bagaimana cara

mengatasinya. Buatlah dalam paper singkat dan

pergunakanlah berbagai sumber sebagai bahan

referensi Anda.