Gambar Sampul Geografi · Bab 4 Desa dan Kota
Geografi · Bab 4 Desa dan Kota
DanangEndarto

24/08/2021 15:28:36

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA

BAB IV

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu untuk menjelaskan tentang pola

persebaran, spasial, hubungan, serta interaksi keruangan antara desa dan kota.

Adapun hal-hal yang akan Anda pelajari sehubungan dengan tujuan pembelajaran tersebut adalah:

1. pengertian desa dan persebarannya,

3. interaksi desa kota, dan

2. pengertian kota dan persebarannya,

4. dampak terjadinya interaksi desa kota.

ilayah permukaan di bumi terdiri atas berbagai macam fenomena atau

ketampakan geografis. Di antara berbagai ketampakan tersebut terdapat

fenomena kehidupan desa dan kota. Pernahkah Anda melihat perbedaan dari

kehidupan di desa dan kota? Selama ini mungkin Anda membedakan desa dan

kota dari kondisinya, di mana desa kondisinya sepi, sejuk, dan tenang, sedangkan

kota ramai, bising, dan macet lalu lintasnya. Desa penuh dengan kesederhanaan,

sedangkan kota penuh dengan berbagai fasilitas dan kemewahan. Berikut akan

dibahas tentang fenomena desa kota dan interaksinya.

W

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

94

Geografi SMA/MA Kelas XII

M

O T I V A S

I

Dengan mempelajari bab ini, pemahaman Anda tentang kondisi pedesaan dan perkotaan

akan semakin lengkap dan terintegrasi, tidak hanya tampilan fisik dari desa kota semata,

tatapi juga interaksinya. Pelajarilah bab ini secara saksama agar Anda memahami kondisi

desa dan kota secara baik! Ayo belajar!

Peta Konsep

Kata Kunci :

1. Desa

4. Pola keruangan desa

7. Ciri-ciri desa

2. Kota

5. Pola keruangan kota

3. Interaksi desa kota

6. Ciri-ciri kota

Pola

Keruangan

Desa Kota

x

Desa

x

Pengertian Desa

x

Ciri-ciri Kehidupan

Desa

x

Unsur-Unsur Desa

x

Potensi Desa

x

Mata Pencaharian

x

Tipe-Tipe Desa

x

Kota

x

Interaksi

Desa Kota

x

Dampak

Interaksi Desa

Kota

x

Desa Agraris

x

Desa Industri

x

Desa Nelayan

x

Gejala-Gejala yang Muncul

x

Zona Interaksi Perkotaan

x

Prinsip Interaksi Desa Kota

x

Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Interaksi antarwilayah

x

Teori interaksi

x

Fisik

x

Nonfisik

x

Pengertian Kota

x

Ciri-ciri Kota

x

Unsur-Unsur Kota

x

Potensi Kota

x

Klasifikasi Kota

x

Pola Penggunaan

lahan Kota

Mempelajari tentang

Mempelajari

tentang

Mempelajari

tentang

Terjadinya

Meliputi

Antara lain

Pola Keruangan Desa dan Kota

95

A. Desa

1. Pengertian Desa

Menurut R. Bintarto pengertian desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan

geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, politis,

dan kultural dalam hubungannya dan adanya pengaruh timbal balik dengan

daerah-daerah lain. Dalam arti luas pengertian desa adalah suatu wilayah yang

ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai satu kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat

dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam Ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Ciri-Ciri Kehidupan Desa

Beberapa ciri kehidupan di desa antara lain:

a. mempunyai wilayah sendiri,

b. mempunyai sistem masyarakat sendiri,

c. kehidupannya sangat erat dengan lingkungan alam,

d. sifat gotong royong masih tertanam kuat pada warga masyarakat desa,

e. masyarakat desa merupakan suatu paguyuban

(gemeinschaft)

yaitu gaya

hidup berdasarkan ikatan kekeluargaan yang kuat,

f. struktur ekonominya bersifat agraris,

g. jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan luas daerah tidak terlalu besar,

h. proses sosial berjalan lambat,

i. kehidupannya bersifat tradisional,

j. tata pemerintahan dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh rakyatnya,

dan

k. masyarakat desa pada umumnya masih memegang norma-norma agama

secara kuat.

Gambar 4.1

Gotong royong salah satu ciri kehidupan masyarakat desa.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

96

Geografi SMA/MA Kelas XII

K

ECAKAPAN

S

OSIAL

3. Pola Permukiman Desa

Pola pemukiman di pedesaan dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Pola Mengelompok

(Nucleated

Agricultural

Village Community)

Pola mengelompok dapat terlihat dari rumah-

rumah

penduduk yang terletak menggerombol ber-

dekatan dengan tanah pertanian yang jauh dari pe-

rumahannya.

b. Pola Memanjang/Linear

(Line

Village

Community)

Pola memanjang dapat terlihat dari rumah-

rumah

penduduk membentuk suatu deretan

memanjang yang terletak di kanan dan kiri sungai

atau jalan raya. Tanah pertanian biasanya terletak di

belakang perumahannya.

c. Pola Menyebar

(Open

Country or Tride

Center Community)

Pola menyebar dapat terlihat dari rumah-rumah

penduduk

yang tersebar di daerah pertaniannya.

Antara perumahan yang satu dengan yang lainnya

terdapat jalur lalu lintas untuk keperluan bidang

perdagangan.

1. Pergilah ke desa terdekat (bila wilayah Anda merupakan kawasan

perkotaan), namun jika Anda tinggal di desa pergilah ke balai desa!

2. Lihatlah peta monografi dari desa tersebut. Perhatikan pola persebaran

permukiman yang tampak! Termasuk jenis pola permukiman apakah

yang ada di desa tersebut? Mengapa bisa demikian?

3. Tulislah hasil analisis Anda pada selembar kertas, dan serahkan kepada

bapak atau ibu guru untuk dinilai!

Gambar 4.2

Pola desa yang rumahnya

mengelompok.

Sumber: Haryana, 2006

Gambar 4.3

Pola desa di sepanjang

sungai/jalan raya.

Sumber: Haryana, 2006

Gambar 4.4

Pola desa yang rumahnya

tersebar tidak mengelompok dalam satu

tempat.

Sumber: Haryana, 2006

Pola Keruangan Desa dan Kota

97

4. Unsur-Unsur Desa

Unsur-unsur yang harus ada dalam suatu desa menurut R. Bintarto dalam

bukunya Pengantar Geografi Desa, adalah sebagai berikut.

a. Penduduk

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami suatu desa kaitannya

dengan

penduduk antara lain jumlah, tingkat kelahiran, tingkat kematian, per-

sebaran penduduk, kepadatan, pertumbuhan, perbandingan jenis kelamin, mata

pencaharian, dan struktur penduduk.

b. Wilayah

Suatu wilayah pedesaan memi-

liki

daerah tersendiri dengan ber-

bagai aspeknya seperti lokasi, luas-

an, bentuk lahan, keadaan tanah,

keadaan tata air, dan sebagainya.

c. Tata Kehidupan

Tata kehidupan berkaitan erat

dengan

adat istiadat, norma-norma

yang berlaku di desa tersebut, peng-

aturan sistem pergaulan warga

masyarakat, dan pola-pola budaya

yang ada di desa tersebut.

5. Potensi Desa

Potensi desa adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki dan kemu-

ngkinan untuk dikembangkan dalam wilayah otonomi desa.

a. Potensi Fisik

1) Manusia

Manusia

sebagai potensi sum-

ber tenaga kerja di desa. Manusia me-

miliki kemampuan untuk mengolah

apa yang tersedia di alam untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

2) Air

Di pedesaan, air yang tersedia

di alam digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari dan

dimanfaatkan untuk irigasi lahan

pertanian dan perikanan.

Gambar 4.6

Lahan pertanian merupakan potensi fisik

dari desa.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

Gambar 4.5

Bentuk fisik rumah di daerah pedesaan.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

98

Geografi SMA/MA Kelas XII

K

ECAKAPAN

S

OSIAL

3) Iklim dan Angin

Iklim dan angin mempunyai peranan

penting bagi desa agraris karena angin dapat

dimanfaatkan sebagai penggerak kincir angin

untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap

pola bercocok tanam untuk penyediaan

bahan pangan.

4) Tanah

Tanah berfungsi sebagai sumber potensi

yang sangat penting di pedesaan karena

digunakan sebagai media tumbuhnya

tanaman pertanian. Selai

n itu, di dalam tanah

juga tersimpan sumber mineral dan bahan tambang.

b. Potensi Nonfisik

1) Aparatur desa sebagai sumber kelancaran

jalannya

pemerintahan.

2) Lembaga sosial serta lembaga pendidikan

sebagai potensi positif bagi pembangunan

desa.

3) Masyarakat desa yang hidup berdasarkan

gotong-royong sebagai kekuatan untuk ber-

produksi dan pelaksanaan pembangunan.

1. Buatlah sebuah karangan singkat dengan tema “Tradisi Gotong Royong

dan Semangat Kekeluargaan Karakteristik khas masyarakat Pedesaan”.

Tulislah dalam 2–3 halaman!

2. Kumpulkan pekerjaan Anda kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!

Ciri masyarakat modern menurut

R. Bintarto adalah sebagai berikut:

x

Berpikiran ke masa depan

dengan tidak mengabaikan

pengalaman masa lampau.

x

Memiliki perencanaan berda-

sarkan orientasi yang rasional.

x

Menerima pengalaman baru

dan terbuka terhadap pene-

muan baru.

x

Memiliki tindakan terencana,

tersusun dan teliti dalam

menyelesaikan masalah.

x

Mempunyai keterbukaan pada

ilmu pengetahuan dan tek-

nologi.

x

Mempunyai rasa penghargaan

terhadap hasil karya orang lain.

x

Berpegang pada segala sesuatu

yang dapat diperhitungkan.

InfoGeo

Gambar 4.7

Aparatur desa adalah potensi nonfisik yang dimiliki

desa.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

Hal-hal yang harus diperhatikan

untuk mengatasi terisolirnya suatu

daerah pedesaan adalah keterse-

diaan fasilitas/infrastruktur se-

perti listrik, jalan raya, fasilitas

kesehatan, dikaitkan dengan ke-

adaan topografi desa, daya jang-

kau penduduk desa ke pusat

perekonomian (dengan melihat

jarak desa ke ibukota kecamatan/

kabupaten).

InfoGeo

Pola Keruangan Desa dan Kota

99

5. Mata Pencaharian

Dilihat dari segi mata pencahariannya, penggolongan desa sebagai berikut.

a. Desa Agraris

Desa agraris adalah desa yang mayoritas penduduknya hidup dari sektor

agraris

atau pertanian. Faktor yang menentukan terbentuknya desa agraris adalah

iklim yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah.

b. Desa Industri

Desa industri terbentuk karena

penduduknya

sebagian besar mela-

kukan kegiatan industri kecil, teruta-

ma yang berhubungan dengan ke-

giatan pertanian.

c. Desa Nelayan

Desa nelayan terbentuk di se-

panjang

pantai, penduduknya hidup

dari hasil melaut serta hasil pertanian

budi daya rumput laut.

6. Tipe-tipe Desa Berdasarkan Perkembangan Masyarakatnya

Berdasarkan perkembangan masyarakatnya, desa dibedakan sebagai berikut.

a. Desa Tradisional

Desa tradisional adalah desa yang kehidupan masyarakatnya masih sangat

ter

gantung pada alam sekitarnya. Letak desa ini biasanya agak terisolir yang

didiami oleh suku terasing, penduduknya cenderung tertutup atau kurang

berkomunikasi dengan daerah lain.

Gambar 4.8

Industri rumah tangga

Sumber: Gatra,17 Agustur 2002

Gambar 4.9

Permukiman nelayan di tepi pantai

Sumber: Insight Guides, 2002

100

Geografi SMA/MA Kelas XII

B

ERPIKIR

K

RITIS

b. Desa Swadaya

Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memenuhi

kebutuhannya

sendiri. Penduduknya masih jarang dan kurang berkomunikasi

dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuan yang diperoleh sebagai

hasil interaksi dengan wilayah lainnya berjalan lambat.

c. Desa Swakarya

Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya sudah lebih maju

dibandingkan

dengan desa swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya

sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan penduduk sudah mulai dijual ke

daerah lain. Desa swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan dengan

warga daerah lain, walaupun intensitasnya masih sedikit.

d. Desa Swasembada

Desa swasembada adalah desa

yang

sudah mampu mengembangkan

semua potensi yang ada secara optimal.

Masyarakat desa ini sudah mulai meng-

adakan interaksi atau hubungan dengan

masyarakat luar untuk melakukan tukar-

menukar barang dengan wilayah lain.

Hasil dari interaksi tersebut menyebab-

kan masyarakat yang tinggal di desa

swasembada mampu menyerap tek-

nologi baru untuk memanfaatkan sum-

ber daya yang dimiliki, sehingga pro-

ses pembangunan dapat berjalan

dengan baik.

Buatlah kelompok diskusi yang terdiri atas 4 atau 5 orang. Diskusikan

tentang cara-cara meningkatkan potensi desa. Mintalah salah satu teman

Anda untuk membacakan hasil diskusi tersebut di depan kelas untuk

ditanggapi teman dan bapak atau ibu guru!

B. Kota

1. Pengertian Kota

Pengertian kota dalam arti sempit adalah perwujudan geografis yang

ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial, ekonomi, politik dan budaya

yang terdapat di wilayah tersebut.

Gambar 4.10

Desa yang sudah maju mempunyai

infrastruktur jalan yang baik.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

Pola Keruangan Desa dan Kota

101

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kota

adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan

penduduk yang tinggi dan strata sosial ekonomi yang beragam. Dalam arti

luas, kota dapat juga diartikan sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala aglomerasi yang cukup

besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis

dibandingkan dengan daerah belakangnya

(hinterland).

2. Ciri-Ciri Kota

Ciri-ciri masyarakat perkotaan antara lain:

a. hubungan sosial bersifat

gesselschaft

/patembayan (hubungan jangka

pendek),

b. kehidupannya bersifat individualistik,

c. masyarakatnya beraneka ragam,

d. pandangan hidup masyarakatnya lebih rasional,

e. norma-norma keagamaan tidak begitu ketat,

f. adanya segregasi keruangan, dan

g. adanya lapangan pekerjaan yang bermacam-macam.

3. Unsur-Unsur Kota

Unsur-unsur perkotaan antara

lain sebagai berikut.

a. Unsur-unsur fisik, antara lain to-

pografi, kesuburan tanah, dan

iklim.

b. Unsur-unsur sosial, yaitu se-

suatu yang dapat menimbulkan

keserasian dan ketenangan

hidup warga kota.

c. Unsur-unsur ekonomi, yaitu fa-

silitas yang dapat memenuhi

kebutuhan pokok penduduk

perkotaan.

d. Unsur-unsur budaya, yaitu seni dan budaya yang dapat memberikan se-

mangat dan gairah hidup penduduk perkotaan.

4. Potensi Kota

Potensi yang dimiliki suatu kota, antara lain sebagai berikut.

a. Potensi sosial, yaitu adanya badan-badan atau yayasan-yayasan sosial, or-

ganisasi pemuda, dan lain-lain.

b. Potensi ekonomi, yaitu adanya pasar-pasar, b

ank-bank, stasiun, dan kom-

pleks pertokoan yang menunjang sistem perekonomian kota.

Gambar 4.11

Gedung-gedung bertingkat merupakan

ciri fisik dari kota

Sumber: Catalogue Calendar.1998

102

Geografi SMA/MA Kelas XII

c. Potensi politik, yaitu adanya apara-

tur kota yang menjalankan tugas-tu-

gasnya baik aparatur sipil maupun

militer.

d. Potensi budaya, yaitu adanya bentuk-

bentuk budaya yang ada antara lain

di bidang pendidikan (gedung

sekolah, kampus), gedung kesenian,

dan kegiatan lain yang menyema-

rakkan kota.

Gambar 4.12

Contoh potensi politik yang ada di kota

adalah polisi.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

5. Klasifikasi Kota

Taylor mengklasifikasikan kota berdasarkan karakteristik dinamika

fungsionalnya, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

a. Tahap Awal/Infantil

(The

Infantil Stage)

Pada tahap ini belum terlihat adanya pembagian yang jelas mengenai daerah-

daerah

permukiman dengan daerah-daerah perdagangan. Selain itu juga belum

terlihat adanya perbedaan kawasan permukiman kelas bawah dan kelas atas.

Bangunan-bangunan yang ada masih tidak teratur.

b. Tahap Muda/Juvenil

(The

Juvenil Stage)

Pada tahap ini mulai terlihat adanya

proses-proses

pengelompokan pertoko-

an pada bagian-bagian kota tertentu. Ka-

wasan permukiman kelas menengah ke

atas sudah mulai bermunculan di pinggi-

ran kota dan munculnya kawasan pabrik.

c. Tahap Dewasa

Pada tahap ini mulai terlihat adanya

gejala-gejala

segregasi

fungsi-fungsi

(pemisahan

fungsi-fungsi). Sudah mulai

terlihat adanya perbedaan antara per-

mukiman kelas atas dan kelas bawah.

d. Tahap Ketuaan

(The

Senile Stage)

Pada tahap ini ditandai adanya pertumbuhan yang terhenti

(cessation

of

growth),

kemunduran dari beberapa distrik dan kesejahteraan ekonomi

penduduknya menunjukkan gejala-gejala penurunan. Kondisi-kondisi seperti ini

terlihat di daerah-daerah industri.

Gambar 4.13

Munculnya kawasan pabrik ciri dari

klasifikasi kota tahap juvenil.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

Pola Keruangan Desa dan Kota

103

A

YO

M

ENELITI

Menurut Houston, berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, kota dapat

diklasifikasikan menjadi tiga, sebagai berikut.

a. Stadium Pembentukan Inti Kota

(Nuclear

Phase)

Stadium ini merupakan tahap pembentukan CBD (

Central

Business

District

). Pada masa ini baru dirintis pembangunan gedung-gedung utama

sebagai penggerak kegiatan perekonomian.

b. Stadium Formatif

(Formative

Phase)

Tahap ini mulai menunjukkan ciri-ciri yang berbeda dengan tahap pertama

pada

abad 19. Hal ini timbul sebagai akibat adanya revolusi industri yang meledak

di kawasan Eropa Barat. Perkembangan industri pada saat itu mulai meluas

dan perkembangan teknologi juga masuk ke sektor-sektor lain seperti sektor

transportasi, komunikasi, serta perdagangan.

c. Stadium Modern

(Modern

Phase)

Stadium ini mulai terlihat pada abad ke-20 sejalan dengan makin majunya

teknik

elektronika. Makin majunya teknologi transportasi dan komunikasi

mengakibatkan seseorang tidak lagi berpandangan bahwa bertempat tinggal di

dekat tempat kerja merupakan hal yang paling menguntungkan.

Apakah Anda tinggal di kota? Kalau tidak, pergilah ke kota terdekat. Lalu

amatilah, catat, dan isilah daftar pengamatan seperti di bawah ini. Kerjakan

di buku tugas Anda.

1. Buatlah pekerjaan ini secara berkelompok 2–3 orang!

2. Kumpulkan hasil pekerjaan Anda kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!

No Aspek Pengamatan

Kondisi Realitas

I. Unsur-Unsur Perkotaan

1. Unsur Fisik

2. Unsur Sosial

3. Unsur Ekonomi

4. Unsur Budaya

1. ....

2. ....

3. ....

4. ....

II. Potensi Perkotaan yang Bisa

Dikembangkan

1. Potensi Fisik

2. Potensi Sosial

3. Potensi Ekonomi

4. Potensi Budaya

1. ....

2. ....

3. ....

4. ....

III. Klasifikasi Kota

.....

.....

IV. Kesimpulan/Saran Pengembangan

.....

.....

104

Geografi SMA/MA Kelas XII

Lewis Mumford meninjau pertumbuhan suatu kota melalui enam fase, yaitu

sebagai berikut.

a. Fase Eopolis

(Eopolis

Stage)

Dalam tahap ini dicerminkan oleh adanya kehidupan masyarakat yang

semakin

maju, walaupun kondisi kehidupannya masih didasarkan pada kegiatan

pertanian, pertambangan, dan perikanan.

b. Fase Polis

(Polis

Stage)

Tahap ini ditandai oleh adanya pasar yang cukup besar, sementara itu

beberapa

kegiatan industri yang cukup besar mulai bermunculan di beberapa

bagian kota.

c. Fase Metropolis

(Metr

opolis Stage)

Dalam tahap ini kota sudah mulai bertambah besar. Fungsi-fungsi

perkotaannya

terlihat mendominasi kota-kota kecil lainnya yang berada di sekitar

kota dan daerah-daerah belakangnya

(hinterland)

.

d. Fase Megapolis

(

Megapolis Stage)

Tahap ini ditandai oleh adanya tingkah laku manusia yang hanya berorientasi

pada

materi. Standarisasi produksi lebih diutamakan daripada usaha-usaha

kerajinan tangan.

e. Fase Tiranipolis

(T

yrannopolis Stage)

Pada tahap ini ukuran atau tolok ukur budaya adalah apa yang tampak

secara

fisik (

display

). Masalah uang atau materi dan ketidakacuhan mengenai

segala aspek kehidupan mewarnai tingkah laku penduduknya.

f. Fase Nekropolis

(Nekr

opolis Stage)

Tahap ini disebut sebagai tahap kemunduran dari suatu kota. Hal ini ditandai

dengan

kemunduran pelayanan kota beserta fungsi-fungsinya, dan menunjukkan

gejala-gejala kehancuran yang disebabkan karena adanya peperangan,

kelaparan, dan wabah penyakit yang melanda hebat.

6. Pola Penggunaan Lahan di Kota

Pola penggunaan lahan merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan

lingkungan sebagai tempat hidupnya. Perencanaan dalam pemanfaatan

penggunaan lahan harus sesuai dengan kondisi lingkungan baik fisik, sosial,

serta sektor perekonomiannya. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa

teori yang mendukungnya, yaitu teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti

ganda.

a. Teori Konsentris

Teori ini diperkenalkan olah E.W. Burgess, seorang ahli sosiologi dari

Amerika

pada tahun 1920-an. Burgess berpendapat bahwa pola penggunaan

lahan di perkotaan memperlihatkan zona-zona konsentris atau melingkar. Pada

Pola Keruangan Desa dan Kota

105

pusat zona lingkaran terdapat inti kota, merupakan pusat kegiatan ekonomi

kota. Semakin ke tepi pusat zona, akan terlihat pengurangan kegiatan

ekonominya. Contoh kota dengan pola konsentris adalah Chicago, Adelaide,

Calcuta, dan Amsterdam.

Pembagian zona-zona menurut Burgess adalah sebagai berikut.

1) Zona ini merupakan pusat daerah kegiatan atau

Central Bussines district

(CBD),

wilayah ini merupakan inti atau pusat kota, sering juga disebut

down town. Daerah inti kota ini ditandai dengan adanya gedung-gedung,

pasar, pusat pertokoan, dan fasilitas umum lainnya.

2) Zona transisi, wilayah ini merupakan daerah industri manufaktur dan pabrik-

pabrik.

3) Zona permukiman kelas rendah, wilayah ini merupakan tempat tinggal

kaum buruh dan masyarakat kelas bawah lainnya.

4) Zona permukiman kelas menengah, wilayah ini merupakan tempat tinggal

masyarakat yang berpenghasilan menengah.

5) Zona permukiman kelas atas, wilayah ini ditandai dengan adanya kawasan

perumahan elit dari masyarakat kelas atas.

6) Zona jalur batas desa kota

(rural urban fringe zone),

wilayah ini merupakan

daerah pinggiran kota, dan banyak dijumpai para penglaju yang pada

umumnya tinggal di daerah pinggiran.

b. Teori Sektoral

Teori ini diperkenalkan oleh Homer Hoyt pada tahun 1930. Homer Hoyt

mengemukakan bahwa pola penggunaan lahan kota berkembang berdasarkan

sektor-sektor

lingkaran konsentris. Pola penggunaan lahan yang berbentuk

memanjang pada umumnya terletak di pinggir jalan, sungai, atau pantai. Pada

tanah datar biasanya mempunyai kondisi jalan yang lurus. Contoh kota yang

mempunyai pola sektoral adalah California, Boston, dan San Fransisco.

Gambar 4.14

Teori konsentris

Sumber: Daldjoeni, 1992

Pusat perdagangan

(Central bussiness district)

Kawasan pabrik

Permukiman kelas rendah

Permukiman kelas menengah

Permukiman kelas tinggi

Kawasan perdagangan luar

(Outying business district)

106

Geografi SMA/MA Kelas XII

K

ECAKAPAN

S

OSIAL

c. Teori Inti Ganda

Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh C.D. Harris dan E.L. Ullman

pada

tahun 1945. Teori ini berisi kritik terhadap model yang dikemukakan

oleh Burgess dan Hoyt, yang berpendapat bahwa dalam suatu kota hanya

terdapat satu pusat kegiatan saja, dan selanjutnya dikelilingi oleh jenis

penggunaan lahan lainnya.

Dalam Teori inti ganda dikemukakan bahwa struktur penggunaan lahan di

daerah perkotaan tidak sesederhana seperti yang dikemukakan teori konsentris

dan sektoral. Hal ini disebabkan di dalam suatu wilayah perkotaan terdapat

tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti-inti kota dan pusat pertum-

buhan baru, sehingga dalam suatu wilayah perkotaan terdapat beberapa inti

kota. Tempat-tempat yang dapat berfungsi sebagai inti kota antara lain kom-

plek sekolah dan perguruan tinggi, pelabuhan, atau munculnya kawasan indus-

tri baru.

Buatlah kelompok yang terdiri 2 atau 3 orang. Buatlah kliping tentang

permasalahan-permasalahan yang ada di kota. Berikan pendapat Anda

tentang cara mengatasi permasalahan tersebut. Tulislah pendapat Anda

tersebut di akhir buku kliping dan serahkan kepada bapak atau ibu guru

untuk dinilai!

Gambar 4.15

Teori sektoral

Sumber: Daldjoeni, 1992

Inti kota

Perumahan kelas menengah

Perdagangan besar, industri

kecil, dan kawasan pabrik

Perumahan elit

Perumahan kelas rendah

Perumahan kaum buruh

Mintakat pelaju atau

perumahan luar suburban

Industri ringan di suburban

Gambar 4.16

Teori inti ganda

Perumahan kaum buruh

Mintakat pelaju atau

perumahan luar suburban

Industri ringan di

Industri berat

Gambar 4.16

Teori inti ganda

Sumber: Daldjoeni, 1992

Pola Keruangan Desa dan Kota

107

C. Interaksi Desa Kota

Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh

antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, ketampakan,

ataupun permasalahan baru. Contohnya adalah daerah pedesaan menghasilkan

bahan pangan, terutama padi, sayur-sayuran, serta buah-buahan dan daerah

perkotaan menghasilkan berbagai industri berat seperti peralatan pertanian yang

modern. Daerah pedesaan menjual hasil buminya ke perkotaan dan sebaliknya

daerah perkotaan menjual peralatan pertaniannya ke daerah pedesaan. Kedua

daerah tersebut saling membutuhkan dan saling melengkapi, akibatnya terjadilah

hubungan timbal balik antara kedua daerah tersebut dalam bentuk pergerakan

barang dan manusia.

1. Gejala-Gejala yang Muncul dari Adanya Interaksi Desa Kota

Gejala yang muncul dari adanya

interaksi desa kota adalah sebagai

berikut.

a. Terjadi proses modernisasi per-

tanian di daerah pedesaan dalam

bentuk kemajuan teknologi per-

tanian.

b. Terjadinya gejala urbanisme

atau gaya hidup kekotaan di

daerah pedesaan seperti cara

berpakaian dan cara bergaul. Hal

ini sebagai akibat seringnya pen-

duduk desa berinteraksi dengan

penduduk kota.

c. Terjadinya proses urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke

kota untuk mencari pekerjaan.

d. Meningkatnya jumlah pengangguran di daerah kota karena daya tampung

lapangan pekerjaan di perkotaan sangat terbatas.

2. Zona Interaksi Perkotaan

Zona adalah daerah yang membentuk jalur-jalur linear yang teratur dalam

ruang, biasanya mengelilingi pusat daerah kegiatan. Zona interaksi perkotaan

adalah sebagai berikut.

a.

City

adalah pusat kota atau inti kota.

b.

Suburban

adalah daerah yang letaknya dekat dengan pusat kota atau inti

kota.

c.

Suburban fringe

adalah daerah yang melingkari suburban, merupakan daerah

peralihan antara kota dan desa.

Gambar 4.17

Permukiman kumuh di kota akibat

negatif dari interaksi desa kota

Sumber: Tempo, 18-24 Agustus 2003

108

Geografi SMA/MA Kelas XII

d.

Urban fringe

adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-

sifat mirip kota, kecuali inti kota.

e.

Rural urban fringe

adalah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah

kota dengan daerah desa yang ditandai dengan penggunaan tanah

campuran.

f.

Rural

adalah pedesaan.

3. Prinsip-Prinsip Interaksi Desa Kota

Prinsip-prinsip interaksi desa kota adalah sebagai berikut.

a. Adanya hubungan timbal balik antara dua daerah atau lebih, misal interak-

si antara desa dengan kota, antara kota dengan kota, atau antara daerah

industri dengan daerah pemasaran.

b. Terjadinya proses pergerakan, meliputi:

1) pergerakan manusia,

2) pergerakan atau perpindahan gagasan dan informasi, seperti infor-

masi tentang teknologi, keindahan suatu wilayah, bencana alam, serta

3) pergerakan materi atau benda yang disebut transportasi, seperti per-

pindahan hasil pertanian, produk industri, barang tambang, dan lain-

lain.

4. Faktor-Faktor yang Mendasari atau Memengaruhi Interaksi

Antarwilayah

a. Adanya Wilayah-Wilayah yang Saling Melengkapi

(Regional

Complementary)

Wilayah-wilayah yang saling melengkapi adalah terdapatnya wilayah-wilayah

yang

memiliki ketersediaan sumber daya berbeda-beda, dan wilayah-wilayah

tersebut saling melengkapi. Misal, di satu daerah kelebihan atau surplus sumber

daya (barang tambang, hasil hutan, dan pertanian) dan di daerah lain ada yang

kekurangan atau minus bahkan tidak memiliki sumber daya tersebut, padahal

daerah tersebut sangat membutuhkan. Keadaan ini yang menyebabkan kedua

daerah saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan.

Gambar 4.18

Lalu lintas pergerakan manusia dari adanya

interaksi desa dan kota.

Sumber: Dokumen Haryana, 2006

Pola Keruangan Desa dan Kota

109

b. Adanya Kesempatan untuk Berintervensi

(Interventing

Opportunity)

Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan

adanya

perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah.

Interventing opportunity

dapat pula diartikan sebagai suatu hal yang dapat

melemahkan pola interaksi antarwilayah sebagai akibat adanya alternatif

pengganti suatu sumber daya yang dibutuhkan suatu daerah.

c. Adanya Kemudahan Pemindahan Dalam Ruang

(Spatial

T

ransfer Ability)

Kemudahan dalam pemindahan barang merupakan faktor yang penting

dalam

proses interaksi. Pemindahan di sini adalah pemindahan manusia, gagasan

dan informasi, serta barang. Faktor ini sangat berhubungan dengan:

1) jarak mutlak dan jarak relatif antarwilayah. Jarak mutlak adalah jarak

sesungguhnya dari dua tempat atau lebih yang ingin kita ketahui interaksinya.

Misalnya jarak antara Kota Solo – Semarang adalah 100 km (mempunyai

Gambar 4.19

Skema

komplementaritas regional.

Wilayah B

Surplus sumber daya B

Minus sumber daya A

Minus sumber daya C

Wilayah A

Surplus sumber daya A

Minus sumber daya B

Minus sumber daya C

Wilayah C

Surplus sumber daya C

Minus sumber daya A

Minus sumber daya B

: jalinan interaksi

Gambar 4.20

Skema

interventing opportunity.

Wilayah A

Surplus

sumber daya X

Minus sumber daya Y

Wilayah B

Surplus sumber daya Y

Minus sumber daya X

Wilayah C

Surplus sumber daya X

Surplus sumber daya Y

: jalinan interaksi lemah

Kebutuhan A

disuplai C

Kebutuhan B

disuplai C

110

Geografi SMA/MA Kelas XII

ukuran standart). Jarak relatif adalah jarak yang lebih ditekankan pada berapa

lama waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan perpindahan manusia,

barang, dan jasa serta gagasan dan informasi dari suatu tempat ke tempat

lainnya,

2) biaya angkutan atau transportasi yang memindahkan manusia, barang,

gagasan dan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya, dan

3) kemudahan dan kelancaran sarana transportasi antarwilayah seperti kondisi

jalan, relief daerah yang dilewati, dan jumlah kendaraan.

5. Teori-Teori Interaksi

Ada beberapa teori interaksi yang dikemukakan para ahli, antara lain sebagai

berikut.

a. Teori Model Gravitasi

Teori ini dikemukakan oleh Issac Newton (1687). Newton mengemukakan

bahwa

dua benda akan memiliki gaya tarik menarik di antara keduanya. Gaya

tarik menarik ini dinamakan gravitasi. Kekuatan tarik-menarik ini besarnya

berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan berbanding terbalik

dengan kuadrat jaraknya.

Rumus:

12

2

12

mm

Gg

(d d )

˜

˜

˜

Keterangan

G : besarnya gaya gravitasi antar dua buah benda (cm/detik

2

)

g : tetapan gravitasi Newton, besarnya 6.167 x 10-8/gram detik

2

m

1

: massa benda 1 (dalam gram)

m

2

: massa benda 2 (dalam gram)

d

1

: jarak benda (dalam cm)

Rumus Newton tersebut diterapkan dalam geografi oleh W.J. Reilly untuk

mengukur kekuatan interaksi keruangan antara 2 wilayah atau lebih. Kekuatan

interaksi antara dua wilayah dapat diukur dengan memerhatikan jumlah

penduduk masing-masing wilayah, serta jarak mutlak antara wilayah-wilayah

tersebut.

Gambar 4.21

Skema kemudahan pemindahan dalam ruang

: jalinan interaksi lemah

Wilayah B

Minus sumber daya X, tetapi

memiliki sumber daya Z sebagai

alternatif pengganti kebutuhan

sumber daya X

Wilayah A

Surplus sumber daya X

Pola Keruangan Desa dan Kota

111

Rumus:

AB

AB

2

AB

PP

Ik

(d )

˜

˜

Keterangan

I

AB

: kekuatan interaksi antara daerah A dengan daerah B

k : nilai konstanta empiris, biasanya angka 1

P

A

: jumlah penduduk daerah A

P

B

: jumlah penduduk daerah B

d

AB

: jarak mutlak yang menghubungkan daerah A dan B

Contoh soal:

Jumlah penduduk kota A adalah 30.000 orang, penduduk kota B adalah 20.000

orang. Jarak dari kota A ke kota B adalah 20 km. Berapakah kekuatan interaksi

kedua kota tersebut?

Jawab:

Diketahui:

P

A

: 40.000 orang

P

B

: 10.000 orang

d

AB

: 20 km

Interaksi antara kota A dan B adalah:

AB

AB

2

AB

PP

I=k

(d )

˜

˜

2

(40.000) (10.000)

1

(20)

˜

˜

400.000.000

400

= 1. 000.000

Jadi kekuatan interaksi kedua kota tersebut adalah 1.000.000 penduduk.

Perbandingan kekuatan interaksi keruangan di beberapa wilayah dengan

menggunakan rumus Reilly dapat diterapkan dengan syarat-syarat sebagai

berikut.

1) Kondisi penduduk dari tiap wilayah yang dibandingkan relatif sama, baik

tingkat sosial ekonomi, pendidikan, mata pencaharian, mobilitas, keadaan

budaya, dan lain-lain.

2) Relief antardaerah yang relatif sama.

3) Keadaan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah-

wilayah yang dibandingkan relatif sama.

d

AB

: 60 km

A

B

112

Geografi SMA/MA Kelas XII

b. Teori Titik Henti

Teori ini merupakan modifikasi dari teori gravitasi Reilly. Teori ini berusaha

memberikan

cara dalam memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan

wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota yang berbeda ukurannya.

Teori ini juga digunakan untuk memperkirakan penempatan lokasi industri

atau pelayanan-pelayanan sosial antara dua wilayah, sehingga dapat dijangkau

oleh penduduk daerah-daerah tersebut. Inti dari teori titik henti bahwa jarak

titik pisah dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus

dengan jarak antara kedua pusat perdagangan dan berbanding terbalik dengan

satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya

lebih besar dibagi jumlah penduduk dari wilayah yang sedikit.

Rumus:

AB

AB

d

D

1Pb/Pa



Keterangan

D

AB

: jarak lokasi titik henti yang diukur dari wilayah yang jumlah

penduduknya lebih kecil (dari kota A)

d

AB

: jarak antara kota A dan B

Pa : jumlah penduduk yang lebih kecil (penduduk kota A)

Pb : jumlah penduduk yang lebih besar (penduduk kota B)

d

AB

: jarak mutlak yang menghubungkan daerah A dan B

Contoh soal:

Jumlah penduduk kota A adalah 40.000 orang dan kota B adalah 20.000

orang. Jarak antara kota A dengan kota B adalah 50 km. Tentukan lokasi titik

henti dari kedua kota tersebut!

Jawab:

Diketahui:

d

AB

: 50 km

Pa : 40.000 orang

Pb : 20.000 orang

Jawab

AB

AB

d

D=

1Pb/Pa



50

=

1 40.000/20.000



d

AB

: 50 km

A

B

Pola Keruangan Desa dan Kota

113

50

=

12



50

=

12



= 20,75 km

Jadi, lokasi titik henti kedua kota terletak pada jarak 20,75 km.

c. Teori Grafik

Suatu wilayah dengan wilayah lainnya pada umumnya dihubungkan oleh

jalur

-jalur transportasi, baik jalur transportasi darat, laut, maupun udara sehingga

membentuk pola jaringan tertentu di dalam ruang muka bumi

(spatial network

system)

.

Kompleksitas jaringan merupakan salah satu tanda kekuatan interaksi

antarwilayah. Daerah yang dihubungkan dengan jaringan jalan yang kompleks

berarti memiliki pola interaksi keruangan yang lebih tinggi dibandingkan daerah-

daerah yang dihubungkan dengan jalur transportasi yang berupa garis lurus

saja.

K. J. Kansky mengemukakan rumus tentang indeks konektivitas untuk

mengetahui kekuatan interaksi antarkota dalam suatu wilayah dilihat dari jaringan

jalan.

Rumus:

e

=

v

E

Keterangan

E

: indeks konektivitas

e : jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut

v : jumlah kota dalam suatu wilayah

Gambar 4.22

Konektivitas wilayah rendah (a) konektivitas wilayah tinggi (b)

A

B

C

D

A

B

C

D

E

: kota

: jaringan jalan

a

b

114

Geografi SMA/MA Kelas XII

K

ECAKAPAN

S

OSIAL

Contoh soal:

Berapa kekuatan interaksi antarwilayah dari jaringan jalan?

Jawab:

e

=

v

E

2

=

3

E

=0,67

E

Jadi, kekuatan interaksi antarwilayah dari jaringan jalan adalah 0,67.

Amatilah lingkungan sekitar perbatasan desa–kota. Fenomena apa yang

terjadi dari adanya interaksi desa kota yang Anda temui. Tulislah hasil

pengamatan Anda dalam suatu bentuk tulisan/karangan individual tentang

ciri-ciri, realitas dan dampaknya dalam perkembangan interaksi desa kota.

Rangkumlah pekerjaan Anda dan serahkan kepada bapak atau ibu guru

untuk dinilai!

D. Dampak Terjadinya Interaksi Desa Kota

Kelancaran hubungan antara pedesaan dan perkotaan baik komunikasi,

barang, maupun manusia yang semakin lancar menyebabkan berbagai dampak

positif dan negatif, baik bagi desa maupun kota.

1. Dampak Positif Interaksi bagi Desa

Dampak positif adanya interaksi desa kota bagi desa antara lain sebagai berikut.

a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat, karena masuknya pengetahuan

dari orang-orang kota.

b. Masuknya lembaga pendidikan di pedesaan yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan penduduk desa.

c. Melalui pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang

menghubungkan desa dan kota, wilayah pedesaan akan semakin terbuka.

d. Masuknya teknologi ke pedesaan.

e. Masuknya para ahli ke pedesaan akan bermanfaat bagi pembangunan.

f. Adanya hubungan yang lancar antara desa dan kota yang manfaatnya dapat

dirasakan oleh penduduk desa.

V

1

V

2

V

3

e

1

e

2

Pola Keruangan Desa dan Kota

115

2. Dampak Positif Interaksi bagi Kota

Dampak positif adanya interaksi desa kota bagi kota antara lain sebagai

berikut.

a. Tersedianya tenaga kerja dari desa.

b. Adanya tempat pemasaran hasil teknologi dari kota ke desa, misal peralatan

teknologi pertanian.

c. Desa sebagai mitra pembangunan wilayah perkotaan.

d. Desa sebagai sumber bahan mentah bagi daerah perkotaan.

Dapatkah Anda menyebutkan dampak positif lainnya?

3. Dampak Negatif Interaksi bagi Desa

Dampak negatif adanya interaksi desa kota bagi desa antara lain sebagai

berikut.

a. Lunturnya kehidupan asli di desa karena pengaruh kehidupan masyarakat kota.

b. Semakin berkurangnya penduduk produktif di desa karena mereka lebih

senang mencari pekerjaan di kota.

c. Masuknya budaya kota yang dianggap kurang sesuai dengan kehidupan di

desa.

4. Dampak Negatif Interaksi bagi Kota

Dampak negatif adanya interaksi desa–kota bagi kota yang paling nyata

adalah terjadinya urbanisasi yang tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya

penduduk desa yang bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan dan

penghidupan yang lebih layak. Sebagai akibat dari terjadinya urbanisasi tersebut

kota tidak mampu lagi menampung penduduk, sehingga timbul permasalahan-

permasalahan antara lain sebagai berikut.

a. Meningkatnya tindak kriminalitas atau ke-

jahatan seperti pencurian dan perampok-

an yang dilakukan oleh penduduk kota

yang gagal memperbaiki tingkat kehidu-

pannya.

b. Bertambahnya penduduk kota yang men-

jadi gelandangan, karena mereka tidak

mempunyai tempat tinggal tetap dan ting-

gal di pinggir-pinggir jalan, di teras per-

tokoan, dan di kolong jembatan.

c. Meningkatnya jumlah permukiman ku-

muh

(slump)

berupa gubuk-gubuk liar yang

terletak di bantaran sungai, di sepanjang

rel kereta api, dan sebagainya. Permuki-

man ini biasanya dihuni oleh masyarakat

kota yang sangat miskin.

Ciri-ciri daerah

slump

adalah:

x

Daerah ini merupakan per-

mukiman yang didiami oleh

warga kota yang gagal dalam

bidang ekonomi.

x

Daerah ini merupakan dae-

rah dengan lingkungan yang

tidak sehat.

x

Daerah ini merupakan dae-

rah yang didiami banyak peng-

angguran.

x

Penduduk di daerah ini tingkat

emosinya tidak stabil.

InfoGeo

116

Geografi SMA/MA Kelas XII

B

ERPIKIR

K

RITIS

A

YO

M

ENELITI

1. Pergilah di kawasan perbatasan antara desa dan kota yang dekat dengan

tempat tingal Anda!

2. Amati dan catatlah data-data yang dapat Anda lihat di sana.

Fenomena Kawasan Perbatasan Desa Kota

3. Kerjakan di buku tugas Anda, lakukan pengamatan secara berkelompok

bila

sudah selesai kumpulkan kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!

Urbanisasi terjadi juga disebabkan karena adanya daya tarik kota, antara lain:

a. potensi sebagai tempat pemasaran produk penduduk desa seperti hasil

pertanian, kerajinan, dan sebagainya;

b. adanya anggapan bahwa tingkat kehidupan sosial budaya di kota lebih tinggi;

c. lapangan pekerjaan di perkotaan lebih beragam;

d. tersedianya fasilitas pendidikan yang lebih lengkap;

e. tersedianya fasilitas kesehatan yang lebih baik dan modern;

f. tersedianya sarana olah raga, taman hiburan, dan tempat-tempat rekreasi;

g. tersedianya pusat-pusat perbelanjaan yang lengkap dan modern.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya urbanisasi adalah:

a. penduduk desa yang berusia muda banyak yang merasa tertekan oleh adat

istiadat dan norma daerah setempat yang ketat, sehingga pola hidup di

pedesaan terasa membosankan;

b. kurangnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya di desa;

c. menyempitnya lapangan pekerjaan di sektor pertanian akibat kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan digunakannya mesin-

mesin di bidang pertanian (mekanisasi);

d. bagi penduduk desa yang memiliki keahlian selain bertani, seperti kerajin-

an tangan, makanan khas daerah, dan lain-lain ingin memasarkan produk-

nya ke daerah lain yang lebih luas.

Akhir-akhir ini sering kita lihat dan kita dengar makin maraknya tindak

kriminalitas. Menurut Anda apa penyebab makin maraknya tindak

kriminalitas tersebut? Tulislah pendapat Anda pada sehelai kertas dan

serahkan kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!

No Fakta/Realitas Dampak Bagi Desa Dampak Bagi Kota

1. ....

2. ....

3. ....

dst

....

....

....

....

....

....

....

....

....

+ – +

–

....

....

....

Pola Keruangan Desa dan Kota

117

R

ANGKUMAN

R

EFLEKSI

Setelah selasai mempelajari bab ini, diharapkan Anda mengerti tentang:

1. Kondisi kehidupan, unsur-unsur penunjang, potensi, kondisi tata sosial

masyarakat desa, dan masyarakat kota.

2. Teori-teori perkembangan dan zona-zona yang ada pada suatu kota.

3. Dampak terjadinya interaksi desa kota, baik positif ataupun negatif,

bagi desa maupun kota.

Bila Anda belum paham, bacalah sekali lagi atau tanyakan kepada bapak

atau ibu guru sebelum Anda melangkah ke bab selanjutnya.

1. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pola permukiman di desa yaitu pola mengelompok, pola linear/

memanjang, dan pola menyebar.

3. Potensi desa adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki dan

kemungkinan untuk dikembangkan dalam wilayah otonomi desa.

4. Unsur-unsur desa antara lain penduduk, wilayah, dan tata kehidupannya.

5. Dilihat dari segi mata pencahariannya, desa digolongkan menjadi tiga,

yaitu desa agraris, desa industri, dan desa nelayan.

6. Tipe-tipe desa berdasarkan perkembangan masyarakatnya yaitu desa

tradisional, desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada.

7. Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai

dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang

beragam, atau dapat juga diartikan sebuah bentang budaya yang

ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala

aglomerasi yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat

heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

8. Pola penggunaan lahan di kota berdasarkan tiga teori keruangan kota,

yaitu teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda.

9. Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik yang saling

berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan

gejala, ketampakan, ataupun permasalahan baru.

118

Geografi SMA/MA Kelas XII

10. Zona interaksi perkotaan terdiri atas

city,

suburban,

suburban fringe,

urban fringe, rural urban fringe,

dan

rural

.

11. Faktor-faktor yang mendasari atau memengaruhi interaksi antarwilayah,

antara lain adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi, adanya kesempa-

tan untuk berintervensi, dan adanya kemudahan pemindahan dalam ruang.

12. Teori-teori interaksi antara lain teori model gravitasi, teori titik henti,

dan teori grafik.

13. Terjadinya interaksi desa kota mengakibatkan berbagai dampak, baik

dampak positif maupun dampak negatif bagi desa dan kota.

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Unsur-unsur desa dilihat dari pola keruangannya antara lain .…

a. dusun, tata kehidupan, norma

b. daerah, penduduk, tata kehidupan

c. daerah, dusun, tata kehidupan

d. daerah, penduduk, dusun

e. penduduk, tata kehidupan, norma

2. Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut,

kecuali .…

a. sifat gotong-royong kuat

b. bersifat individualis dan rasional

c. hidup dari sektor pertanian dan perkebunan

d. norma agama sangat kuat

e. sistem kekerabatan bersifat

gemeinschaft

3. Daerah pedesaan mempunyai peranan penting bagi kehidupan

perkotaan,

kecuali .…

a. tersedianya tenaga kerja dari desa

b. sebagai tempat pemasaran hasil teknologi dari kota ke desa

c. desa sebagai mitra pembangunan wilayah perkotaan

d. desa sebagai sumber bahan mentah bagi daerah perkotaan

e. cadangan devisa

4. Gejala-gejala yang muncul akibat dari adanya interaksi desa kota adalah

sebagai berikut,

kecuali

….

a. terjadi proses modernisasi teknologi pertanian

b. munculnya gaya hidup kekotaan di pedesaan

c. terjadi proses urbanisasi

d. adanya lapangan kerja yang beragam di kota

e. munculnya

slump area

U

JI

K

OMPETENSI

Pola Keruangan Desa dan Kota

119

5. Tipe desa yang kehidupan masyarakatnya masih sangat tergantung

pada alam sekitarnya adalah ….

a. desa tradisional

d. desa swadaya

b. desa swasembada

e. desa modern

c. desa swakarya

6. Ahli yang mengemukakan teori interaksi model gravitasi adalah .…

a. Christaller

d. Kansky

b. Newton

e. Reilly

c. Perroux

7. Desa merupakan suatu perwujudan geografis yang terdiri atas unsur-

unsur fisiografis dan sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat ….

a. UU RI No. 5 Tahun 1974 d. R. Bintarto

b. Sutardjo

e. Drs. Rosjid

c. pemerintah

8. Desa merupakan sumber potensi bahan mentah bagi kota, hal ini dapat

dilihat dari ….

a. banyaknya tenaga kerja

b. desa menghasilkan berbagai hasil bumi

c. tersedianya alat transportasi sampai ke desa-desa

d. adanya pusat-pusat pertokoan di kota

e. sumber bahan pembangunan dan bahan pangan

9. Ciri-ciri kehidupan modern orang-orang perkotaan adalah .…

a. segala kegiatan berjalan dengan mudah

b. terbuka terhadap penemuan ilmu-ilmu baru

c. mempunyai tindakan yang kurang teratur

d. selalu memegang adat istiadat

e. tingginya solidaritas antarwarga

10. Contoh potensi ekonomi yang terdapat di perkotaan adalah .…

a. rumah sakit, bioskop, gedung kesenian

b. organisasi pemuda, organisasi profesi, perkumpulan antaretnis

c. pasar, bank, pertokoan

d. kantor, sekolah, kampus

e. transportasi, sekolah, taman hiburan

11. Mayoritas penggunaan lahan di perkotaan adalah adanya ....

a. kompleks perkantoran d. pusat perdagangan

b. kawasan industri

e. kawasan permukiman

c. daerah pertambangan

12. Pola permukiman penduduk yang menyebar ditentukan oleh .…

a. kemudahan dalam pengairan

b. daerah yang datar

c. tingkat kepadatan penduduk

d. tidak dihubungkan oleh sungai

e. bentuk topografi kasar dengan air tanah dangkal

120

Geografi SMA/MA Kelas XII

13. Kota besar mempunyai ciri-ciri antara lain ….

a. kehidupan bersifat materialistis

b. adanya area pertanian

c. tersedianya sarana penginapan dan jalur transportasi yang sulit

d. tidak adanya kawasan pertokoan

e. tidak adanya fasilitas kesehatan

14. Tahap kemunduran dari suatu kota yang ditandai dengan adanya pepe-

rangan, kelaparan, dan wabah penyakit yang melanda hebat adalah .…

a. tahap polis

d. tahap nekropolis

b. tahap metropolis

e. tahap tiranipolis

c. tahap megapolis

15. Ciri-ciri kehidupan pedesaan adalah sebagai berikut,

kecuali ….

a. masyarakat desa merupakan suatu paguyuban

b. kehidupannya erat dengan lingkungan

c. masyarakat desa merupakan unsur individualistis

d. struktur ekonomi agraris

e. proses sosial berjalan lambat

B. Jawablah dengan singkat dan jelas!

1. Sebutkan ciri-ciri fisik dari desa dan kota!

2. Jelaskan pola permukiman pedesaan yang berada di sekitar pantai!

3. Jumlah penduduk kota A adalah 30.000 orang, penduduk kota B

adalah 20.000 orang. Jarak dari kota A ke kota B adalah 20 km.

Berapakah kekuatan interaksi kedua kota tersebut?

4. Jelaskan dampak positif interaksi desa kota bagi desa!

5. Mengapa urbanisasi memberatkan bagi daerah perkotaan?

6. Mengapa sikap masyarakat di daerah perkotaan cenderung individualis

dalam kegiatan kesehariannya?

7. Jelaskan tentang segregasi keruangan yang terjadi di perkotaan!

8. Sebutkan contoh aglomerasi yang banyak terjadi di kota-kota besar!

9. Apakah yang Anda ketahui tentang desa sebagai daerah

hinterland

bagi

kota?

10. Jelaskan zona interaksi di perkotaan!