Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 3 Perkembangan Sarana Komunikasi
Bahasa Indonesia · Bab 3 Perkembangan Sarana Komunikasi
Atikah

24/08/2021 15:32:26

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

28

PETA KONSEP

Perkembangan Sarana Komunikasi

Pelajaran 3

Mendengarkan

Berbicara

Membaca

(Bersastra)

Menulis

(Bersastra)

Kebahasaan

Menyimpulkan isi

berita yang

dibacakan

Menceritakan

pengalaman yang

paling

mengesankan

Menceritakan

kembali cerita

anak yang

dibaca

Hasil Belajar

Siswa dapat menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa

kalimat secara tepat.

Siswa dapat menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan baik.

Siswa dapat menceritakan kembali cerita anak yang dibaca dengan tepat.

Siswa dapat menulis kembali dongeng yang pernah dibaca/didengar

dengan baik.

Siswa dapat menggunakan imbuhan

peN-, pe-

,

-an

,

peN-an, ke-,

dan

ke-an

secara tepat.

Menggunakan

imbuhan

peN-, pe-

,

-an

,

peN-an, ke-,

dan

ke-an

Menulis kembali

dongeng yang

dibaca atau

dibacakan

Perkembangan Sarana Komunikasi

29

Perkembangan Sarana

Komunikasi

Pelajaran 3

S

aat ini sarana komunikasi telah berkembang pesat. Sebagai

contoh konkret adalah perkembangan telepon seluler atau

hand phone

(HP). Dengan menggunakan HP, kita dapat berkomunikasi dengan siapa

pun secara cepat. Ruang, waktu, dan jarak sekarang ini tidak menjadi

hambatan berkomunikasi. HP dulu memang merupakan barang yang

langka dan mahal karena tidak semua orang mampu membelinya. Akan

tetapi, sekarang ini HP sudah bukan barang langka lagi karena sudah

banyak yang menggunakannya. Bahkan para produsen HP telah berhasil

melakukan inovasi-inovasi untuk memenuhi keinginan konsumen.

Pada Pelajaran 3 ini, kalian akan dilatih untuk mencermati berbagai

fenomena yang terjadi di sekitar kalian yang terkait dengan perkembangan

sarana komunikasi. Adapun bentuk pelatihan tersebut akan dikaitkan

dengan keterampilan berbahasa, bersastra, dan kebahasaan kalian.

Keterampilan berbahasa meliputi kegiatan menyimpulkan isi berita yang

dibacakan dan menceritakan pengalaman yang mengesankan.

Kemudian, pada keterampilan bersastra, kalian akan dilatih untuk

menceritakan kembali cerita anak yang dibaca dan menulis kembali

dongeng yang pernah dibaca/didengar. Selanjutnya, pada bidang

kebahasaan kalian akan belajar menggunakan imbuhan

peN-, pe-

,

-an

,

peN-an, ke-,

dan

ke-an

secara tepat.

Sumber:

CD ClipArt 2007

Gambar 3.1

Penggunaan

hand phone

merupakan salah

satu bentuk p erkem

bangan sarana komunikasi di Indonesia.

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

30

A. Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan

Setiap hari radio dan televisi pasti menyajikan berita-berita terbaru dan

aktual. Seseorang harus banyak berlatih mendengarkan agar dapat

mengetahui isi berita tersebut dan dapat menyimpulkannya dengan cepat.

Sebagai seorang pelajar, kalian juga harus banyak berlatih mendengarkan

berita sehingga dapat menemukan pokok berita yang kalian dengarkan

dengan cepat.

Dengarkanlah dengan saksama berita yang dibacakan teman kalian

berikut ini. Catatlah hal-hal yang menurut kalian penting selama

pembacaan berita berlangsung. Sementara itu, tutuplah buku kalian

ini!

Kesopanan Bertelepon

Saat berhubungan dengan orang lain

melalui telepon, kita selalu dituntut untuk

tetap menjaga sopan santun dengan terus

memberi perhatian pada lawan bicara.

Akan tetapi, kadangkala hal ini menjadi

sesuatu yang sulit untuk dikontrol dengan

kesibukan atau keadaan emosi yang acap

kali membuat orang lupa untuk menjaga

sopan santunnya.

Memang sulit untuk menilai seberapa

besar perhatian orang dalam sebuah per-

cakapan, apalagi melalui telepon yang

merupakan percakapan tanpa tatap muka.

Tapi akan lain ceritanya jika sekelompok

peneliti dari

Massachusetts Institute of

Technology

(MIT), Amerika Serikat sudah

hampir merampungkan pengembangan pe-

rangkat lunak untuk ponsel yang dapat

menganalisis pola dan nada bicara

seseorang.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Anmol

Madan ini menamakan perangkat lunak

kembangan mereka dengan Jerk-O-Meter.

Jerk-O-Meter nantinya memungkinkan

seseorang untuk dinilai tingkat keseriusan

dan keterlibatan mereka dalam percakapan

yang dihitung dalam skala 0 sampai 100.

Alat yang dalam penciptaannya meng-

gunakan perhitungan algoritma matematika

untuk mengukur tingkat stres dan empati

yang diukur dari suara manusia ini

diharapkan dapat meningkatkan kualitas

hubungan antarmanusia. Dengan alat ini

tentu orang akan merasa diawasi dan pada

akhirnya berujung pada sikap yang lebih

memerhatikan dalam pembicaraan lewat

telepon.

Sampai sekarang Jerk-O-Meter yang

masih terus dikembangkan hanya dapat

memonitor percakapan dari pengguna,

tidak dari lawan bicara.

Gambar 3.2

Keberadaan

telepon yang semakin marak.

Sumber:

Jawa Pos

, 8 Agustus 2005

Perkembangan Sarana Komunikasi

31

"

Don't be a jerk!

" adalah satu contoh

pesan yang berbunyi saat perhatian peng-

guna mulai hilang. Tapi sebaiknya jika Anda

adalah komunikator yang baik saat bertelepon

alat ini akan menjawab, "

Wow you're a smooth

talker.

"

Pengembangan selanjutnya adalah

supaya Jerk-O-Meter bisa juga menilai

lawan bicara. Jadi saat lawan bicara Anda

sudah tidak memerhatikan, Jerk-O-Meter

akan segera memberi tahu Anda.

Rencananya alat ini akan diperjual-

belikan lewat internet, sehingga mereka

yang tertarik dapat tinggal men

download

saja. Jadi, bersiaplah menerima teguran

dari Jerk-O-Meter!

(Sumber:

Kompas

, 5 September 2005 dengan

pengubahan seperlunya)

Setelah mendengarkan berita di atas, diperoleh hasil-hasil berikut ini.

1. Pokok-pokok berita yang didapatkan, antara lain:

a. kesopanan dalam bertelepon harus tetap dijaga,

b. penemuan perangkat lunak untuk ponsel bernama

Jerk-O-Meter

yang berfungsi menilai tingkat keseriusan dan keterlibatan seseorang

dalam percakapan yang dihitung dalam skala 0 sampai 100, dan

c. pengembangan

Jerk-O-Meter

bisa juga menilai lawan bicara.

2. Berita yang didengarkan dapat ditulis kembali sebagai berikut:

Sikap sopan dalam bertelepon memang harus selalu dijaga. Akan

tetapi, emosi dan kesibukan sering membuat orang lupa untuk tetap

menjaga kesopanan dalam bertelepon, Massachusetts Institute of

Technology (MIT), Amerika Serikat menemukan Jerk-O-Meter semacam

perangkat lunak untuk ponsel. Jerk-O-Meter membantu menata emosi

orang saat bertelepon dan pengembangan selanjutnya dapat menilai

lawan bicara.

3. Tanggapan dari berita yang didengar, antara lain:

a. di satu sisi, Jerk-O-Meter memang sangat membantu bagi orang

yang super sibuk, dan

b. di sisi lain, alat ini belum dapat diterima di segala lapisan masyarakat.

Tugas

Kalian telah belajar m

enyimpulkan isi berita y

ang dibacakan. Selanjutnya,

dengarkanlah berita lain yang

kalian dengar dari radio atau televisi, kemudian

selesaikanlah tugas-tugas berikut!

1.

Tulislah pokok-pokok berita yang kalian dengarkan!

2.

Tulislah kesimpulan isi berita yang kalian dengarkan ke dalam beberapa

kalimat!

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

32

B. Menceritakan Pengalaman yang Mengesankan

Kalian tentunya pernah bercakap-cakap dengan menggunakan

berbagai alat komunikasi, bukan? Nah, pada Materi B ini, kalian akan dilatih

untuk menceritakan pengalaman pribadi kalian ketika menggunakan salah

satu alat komunikasi. Penceritaan pengalaman biasanya bersifat subjektif.

Pengalaman dapat berupa suatu hal yang sangat mengesankan serta tidak

terlupakan, misalnya pengalaman yang menyedihkan, menyenangkan,

menggelikan, atau memalukan. Ketika menceritakan sebuah pengalaman,

kalian harus menggunakan lafal, intonasi, ekspresi, dan gestur yang tepat.

Perhatikanlah contoh penceritaan pengalaman Made berikut ini!

Ketika pertama kali mempunyai HP

aku belum lancar mengoperasikannya. Aku

mempunyai banyak nomor telepon teman-

teman dan saudara. Akan tetapi, belum

semuanya aku simpan dalam memori.

Waktu itu baru empat nomor penting yang

ada di HP-ku, yaitu nomor kakakku Dina,

yang ada di Bandung, nomor Bli Nyoman,

sepupuku yang tinggal di Bali, dan satu

lagi nomor temanku yang bernama Dita.

Semula aku hanya bisa menggunakan

HP saat menerima dan menelepon. Setelah

diajari teman aku bisa mengoperasikan

SMS (

Short Message Service

), meskipun

belum lancar. Suatu hari pukul 21.00 setelah

selesai belajar, aku coba-coba menggunakan

fasilitas SMS. Aku ingin SMS ke HP Dita.

Dilayar HP tertulis “Dit, besok siang belajar

bareng yuk!”. Selang beberapa menit Hpku

berbunyi tit-tit. Senang sekali hatiku. SMSku

langsung dibalas, berarti Dita belum tidur.

Dengan perasaan dag dig dug kubuka pelan-

pelan balasan itu. Aku terkejut ternyata

balasan itu dari Mbak Dina. Isinya, “Salah

kirim ni ye ... !" Aku malu sekali, maunya

tekan ke Dita ee ... malah terkirim ke Dina.

Salah Kirim

Tugas

Kerjakanlah tugas-tugas berikut ini dengan baik!

1.

Pilihlah sebuah pengalaman menggunakan alat komunikasi yang

menurut kalian paling terkesan di antara semua pengalaman yang

pernah kalian alami!

2.

Ceritakan pengalaman kalian di depan kelas dengan baik!

3.

Teman lainnya dapat memberikan komentar dengan membuat format

berikut ini!

No.

Hal-hal yang Dikomentari

1.

2.

3.

4.

Isi cerita

Kejelasan lafal dan intonasi

Mimik/ekspresi wajah

Gestur/gerak tubuh.

Komentar

.......................................................

.......................................................

.......................................................

.......................................................

Perkembangan Sarana Komunikasi

33

C. Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca

Cerita anak adalah cerita yang dikemas untuk

didengarkan anak-anak. Cerita anak biasanya

berisi ajaran moral, keteladanan, dan contoh budi

pekerti yang baik. Upaya yang dapat kalian

gunakan untuk menarik perhatian para pendengar

anak yaitu dengan menceritakan sebuah cerita

disertai ekspresi wajah dan gestur yang menarik.

Pada umumnya, cerita anak bersifat menghibur,

berisi lelucon dan mengandung pesan moral.

Sebelum menceritakan suatu cerita anak, kalian perlu membaca atau

mendengarkan suatu cerita. Semakin banyak referensi cerita yang kalian

miliki, semakin banyak ide yang dapat kalian ceritakan.

Bacalah cerita anak berikut ini! Carilah hal-hal yang menurut kalian

menarik!

Jeda Info

Orang yang pandai

membawakan atau

menceritakan

cerita anak atau

dongeng disebut

narator.

“Yang bener, Ver? Masa papamu

punya telepon genggam?” tanya Mia. “Iya,”

Vera mengangguk mantap. “Besarnya

cuma segini, nih!” Ditunjukkan telapak

tangannya.

“Ada antena kecil di ujungnya. Bentuk-

nya lucu, deh.”

“Aku jadi ingin lihat,” kata Eko. “Bawa

ke sekolah dong, Ver!”

“Aduh bagaimana, ya? Telepon itu

selalu dibawa Papa ke mana-mana. Mana

boleh kubawa ke sekolah?”

“Ah, kan cuma sehari! Papamu tentu

tidak akan keberatan,” kata Linda.

“Sehari juga tidak akan diizinkan,”

kata Vera.

“Aku jadi ragu, nih,” kata Mita.

“Papamu benar punya telepon geng-

gam? Jangan-jangan itu hanya karangan-

mu saja.”

“Tentu saja Papa punya! Memangnya

aku pembohong?” kata Vera melotot.

“Yah, siapa tahu. Kita kan belum lihat

buktinya. Betul, kan teman-teman?” Mita

memandang yang lainya. Dikerdipkannya

sebelah matanya.

“He-eh” angguk Eko. “Jangan cuma

omong saja. Buktinya mana?” Dipanas-

panasi begitu, Vera menjadi tersinggung

juga. “Baik, baik. Akan aku buktikan. Lihat

saja nanti!” katanya.

“Begitu dong!” senyum Mia. Dia

senang sekali siasatnya berhasil.

Seminggu telah berlalu. Sebuah

telepon itu tergeletak di meja makan. Papa

baru saja memakainya dan lupa

membawanya. Vera r

agu-ragu. Dilihatnya

sekeliling. Tak ada orang. C

epat-cepat

diambilnya telepon itu dan dimasukkannya

ke dalam tas.

“Vera ...?”

“Ah-yaa!” Vera tergagap. Dikiranya dia

akan tertangkap basah. Ternyata tidak.

Mama sama sekali tidak kelihatan. Hanya

suaranya saja.

“Cepat! Sudah hampir terlambat, nih!”

“Iya, Mam!” Buru-buru Vera minum. Lalu

setengah berlari ke depan. “Vera berangkat

ya, Ma!” Diciumnya pipi Mama kemudian

membuka pintu mobil dan duduk di sebelah

Papa. Papa sedang asyik menyetir.

Telepon Genggam

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

34

Dalam perjalanan ke sekolah, hati Vera

bergumul. Papa sama sekali tidak sadar

kalau tidak membawa telepon genggamnya.

Ditanyakan tidak, ya? Tanya hati Vera. Tapi

... apa kata teman-teman nanti, sekarang

satu-satunya kesempatan. Besok-besok

tak mungkin Vera dapat membawa telepon

genggam papanya

lagi.

“Kenapa?” tanya Papa. “Vera kok

kelihatan gelisah? Ada ulangan ya!”

“Ah, tidak, Pa!” Vera cepat tersenyum.

Papa berhenti di depan gerbang

sekolah.

“Halo, semua!” senyum Vera sangat

ceria. Ketika Vera masuk kelas. Kebetulan

sekali Mita, Eko, dan Linda sedang

berkumpul di pojok kelas.

“Coba lihat apa yang kubawa!” Vera

membuka tasnya.

“Wah, telepon genggam beneran!” seru

Eko.

“Hebat sekali!” teriak Linda.

“Boleh dicoba kan, Ver?” tanya Mita.

“Silakan!” Vera tersenyum bangga.

“Masih berani bilang kalau aku

bohong?”

“Nggak! Kamu memang hebat!”

Sebentar saja kelas jadi ramai. Semua anak

ingin melihat telepon itu. Mereka juga

penasaran ingin mencoba.

Vera sangat senang akan pandangan

kagum teman-temannya. Dadanya terasa

sesak karena bangga.

Bel masuk berbunyi. Pelajaran pertama

Matematika dengan guru Bu Agnes yang

terkenal disiplin. Vera buru-buru menyimpan

telepon genggamnya. Dia tidak mau

mengambil risiko kalau sampai ada anak

yang mencoba telepon saat pelajaran

berlangsung. Bu Agnes bisa marah besar.

Bu Agnes menerangkan tentang penjumlah-

an angka pecahan. Kemudian memberikan

soal latihan. Kelas sangat hening. Tiit ...

tiit ... telepon genggam itu berbunyi tiba-

tiba.

Wajah Vera memucat. Semua anak

serentak memandangnya. Tiiit ... . Telepon

itu terus berbunyi. Bu Agnes mendekat.

“Suara apa itu, Vera?” suaranya

lantang. Vera ingin pingsan mendengarnya.

“Vera?”

“Te .. telepon genggam, Bu!”

“Coba dijawab. Siapa tahu penting!”

“Halo!”

“Selamat pagi,” sapa seorang bapak.

“Pak Lukasnya ada?”

“Papa ... papa ada di kantor.”

“Oh. Ini siapa ya? Boleh tahu nomor

telepon kantor Pak Lukas? Saya ada janji

penting ini.”

Terbata-bata Vera menyebut nomor

telepon Papa. Untung sekali dia hafal nomor

itu. Setelah mengucapkan terima kasih,

telepon di seberang ditutup. “Vera, untuk

apa kamu membawa telepon genggam ke

sekolah?” tegur Bu Agnes.

Vera tertunduk. Tiit ... Tiit ...

“Hayo teleponnya dijawab!”

Telepon itu berbunyi sambung-

menyambung. Semua itu dari relasi bisnis

papa. Vera merasa sangat tersiksa. Dia

harus menjawab telepon-telepon itu padahal

mengganggu suasana belajar. “Kembalikan

telepon itu kepada papamu. Jangan lupa,

besok ajak kedua orang tuamu datang ke

sekolah!”

Mau tak mau Vera menurut. Lemas,

dikemasinya barang-barangnya. Sudah

terbayang bagaimana marahnya Papa-

Mama. Dalam hati Vera menyesal. Aduh,

kalau saja dia tidak membawa telepon

genggam itu. Kalau saja dia tidak terhasut

oleh teman-temannya. Kalau saja dia tak

ingin pamer ... Aduh. Vera menyesali diri

sendiri habis-habisan.

(Sumber:

Bobo,

September 2003 dengan

pengubahan seperlunya)

Perkembangan Sarana Komunikasi

35

Tugas

Setelah kalian membaca cerita di atas, kerjakanlah tugas berikut ini!

1.

Hal menarik apa saja yang kalian temui dari cerita di atas?

2.

Pesan moral apa saja yang kalian jumpa dari cerita di atas?

3.

Ceritakan hal menarik dan pesan moral cerita tersebut di depan kelas!

4.

Gunakanlah bahasa yang runtut, gestur, serta mimik yang menarik

sehingga teman-teman kalian tertarik mendengarkan cerita tersebut!

D. Menulis Kembali Dongeng yang Dibacakan

Sebelum menuliskan kembali isi dongeng, kalian perlu membaca/

mendengarkan dongeng itu. Selanjutnya kalian dapat mencatat hal-hal

menarik yang ada di dalamnya. Hal-hal menarik itu bisa berupa kalimat-

kalimat yang ada dalam cerita maupun unsur-unsur intrinsik dongeng.

Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.

1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema.

2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.

3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifat-

sifat yang dimilikinya.

4.

Setting

/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu,

dan suasana) terjadinya peristiwa.

5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita/dongeng.

Tugas

Kerjakan tugas-tugas berikut dengan baik!

1.

Bacalah dongeng berjudul "Surat untuk Raja" di bawah ini!

Ki Ageng mempunyai tiga orang murid,

bernama Sarjana, Manggala, dan Prasaja.

Masing-masing mempunyai kelebihan.

Sarjana adalah murid yang paling pandai.

Dia rajin membaca sehingga berwawasan

luas. Manggala mahir bela diri dan memain-

kan senjata. Sementara Prasaja sangat

sederhana, jujur, dan rajin bekerja. Ketiganya

hidup rukun dan saling menyayangi.

Surat untuk Raja

(Oleh: Tri Wiyono)

Suatu hari, Ki Ageng mendapat surat

dari Raja. Dalam surat itu Raja meminta

Ki Ageng untuk mencari seorang pengawal

untuknya. Selesai membaca surat, Ki

Ageng segera memanggil ketiga muridnya.

"Murid-muridku, adakah di antara

kalian yang berminat menjadi pengawal

raja?" tanya Ki Ageng.

"Tentu saja, Bapa. Sudah lama saya

ingin mengamalkan ilmu yang saya

pelajari selama di sini," kata Sarjana.

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

36

"Saya pun demikian, Bapa. Saya ingin

mempraktikkan ilmu silat yang saya kuasai

dengan menjadi pengawal raja," sambung

Manggala.

Berbeda dari dua temannya, Prasaja

tak segera menjawab. Ia hanya diam dan

menunduk.

"Kenapa kau diam, Prasaja? Apakah

kau tidak ingin menjadi pengawal raja?"

tanya Ki Ageng sambil menatap Prasaja.

"Maaf Bapa, bukannya saya tak ingin,

tapi apakah saya mampu menjadi pengawal

raja? Menggembala kambing saja saya

kerepotan," jawab Prasaja lugu.

Ki Ageng mengangguk-angguk.

"Baiklah, kalian bertiga berangkat ke

kota raja. Temuilah Patih Kerajaan lalu

berikan suratku ini," kata Ki Ageng seraya

memberikan tiga gulungan daun lontar.

Esok harinya, berangkatlah ketiga

murid Ki Ageng menuju Kota Raja. Sarjana

dan Manggala memilih naik kuda agar

cepat, sementara Prasaja lebih suka naik

pedati yang ditarik oleh lembu.

Dengan kecerdasannya, Sarjana bisa

menemukan jalan pintas sehingga bisa

cepat sampai di Kota Raja. Demikian pula

dengan Manggala.

Dengan ketangkasannya, M

anggala

memacu kudanya sehingga bisa lari dengan

kencang. Sementara Prasaja dengan sabar

menjalankan pedatinya. Sarjana tiba paling

awal di Kota Raja. Dia segera menemui

Patih Kerajaan untuk memberikan surat dari

gurunya. Patih mengangguk-angguk ketika

membacanya.

"Bagaimana, Gusti Patih? Apakah

saya diterima menjadi pengawal raja?"

"Sabarlah, Sarjana. Baginda baru akan

memberikan keputusannya pada saat bulan

purnama nanti," sahut Patih seraya

mempersilakan Sarjana tinggal di

peristirahatan.

"Kenapa harus menunggu sampai

bulan purnama, Gusti Patih?" tanya Sarjana.

"Aku tidak tahu. Aku hanya menjalan-

kan titah Raja," sahut Patih.

Setelah Sarjana, tibalah Manggala di

Kota Raja. Ia pun segera memberikan surat

titipan gurunya kepada sang Maha Patih.

Jawaban serupa diberikan kepada murid Ki

Ageng tersebut.

Selama tinggal di peristirahatan,

Sarjana dan Manggala sangat senang.

Mereka dilayani oleh para dayang yang

cantik jelita. Lama-lama mereka terlena dan

melupakan tujuan mereka datang ke Kota

Raja.

Prasaja dan pedatinya baru tiba di Kota

Raja saat bulan purnama hampir tiba.

Prasaja pun segera menemui Patih

Kerajaan untuk memberikan surat yang

dibawanya.

"Siapa namamu, anak muda?" tanya

Patih.

"Hamba Prasaja, Gusti," sahut Prasaja

sambil tertunduk.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau Raja

akan memberikan keputusan untuk memilih

pengawalnya pada saat bulan purnama?"

tanya Maha Patih membuat Prasaja

kebingungan.

"Apa maksud, Gusti Patih?"

"Ketahuilah Prasaja, kedua saudaramu

sudah datang ke sini terlebih dahulu. Tapi

ternyata mereka tidak tahan uji. Saat ini

mereka lebih suka bersenang-senang

dengan para dayang sehingga mereka lupa

tujuan mereka datang ke sini," kata Maha

Patih.

"Karena itu kaulah yang pantas menjadi

pengawal raja."

Ternyata benar kata Patih tersebut.

Raja memilih Prasaja untuk menjadi

pengawal pribadinya. Hal itu sesuai dengan

isi surat daun lontar yang diberikan Ki Ageng

kepada Raja. Surat itu berbunyi:

Baginda Raja, surat saya ini akan

menunjukkan tabiat murid-murid saya.

Maka silakan Baginda memilih salah satu

di antara mereka.

Prasaja terpilih karena dia sabar,

tekun, dan bertanggung jawab.

(Sumber:

Yunior

, 18 Februari 2007)

Perkembangan Sarana Komunikasi

37

2.

Catatlah hal-hal yang menurut kalian penting!

3.

Rangkailah hal-hal penting tersebut dalam sebuah cerita dengan

menggunakan bahasa kalian sendiri!

E. Menggunakan Imbuhan

peN-, pe-, -an, peN-an,

ke-,

dan

ke-an

Dalam bahasa Indonesia, kata dasar tertentu

dapat langsung menjadi nomina (kata benda)

dengan memakai afiks tertentu, kecuali untuk

mengartikan makna

orang yang

atau

alat untuk

(verba/kata kerja), yang umumnya dinyatakan

dengan prefiks

peng-

, masing-masing kata dasar

atau sumber mempunyai afiks sendiri-sendiri.

1. Kata Benda denganImbuhan

peN-

Kata benda yang diturunkan imbuhan dengan

peN-

bisa berubah bentuk menjadi

pem-

,

pen-

,

peny-

, dan

peng-.

Pada umumnya sumber untuk

pembentukan kata benda ini adalah verba (kata

kerja) dan adjektiva (kata sifat).

Contoh:

- peN-

+ guna

pengguna

(kata kerja) (kata benda)

Pengguna

jasa telekomunikasi banyak yang mengeluhkan tentang

layanan yang diberikan.

2. Kata Benda denganImbuhan

pe-

Kata benda

yang dibentuk

dengan im

buhan

pe-

bermakna orang yang

pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba.

Contoh:

-

pe-

+ kerja

pekerja

(kata kerja) (kata benda)

Pekerja

bangunan itu sedang menelepon mandornya.

3. Kata Benda denganImbuhan

-an

Kata benda dengan sufiks (akhiran)

-an

umumnya diturunkan dari

sumber verba (kata kerja) walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain.

Contoh:

- tegur +

-an

teguran

(kata kerja) (kata benda)

Kalau terlalu sering menelepon nanti akan mendapat

teguran

dari ibu.

Jeda Info

Alomorf merupakan

anggota morfem

yang sama, yang

variasi bentukya

disebabkan

pengaruh

lingkungan yang

dimasukinya

(misalnya morfem

peN-

menjadi

pem-

,

pen-

, dan

peny-

)

.

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

38

4. Kata Benda denganImbuhan

peN-an

Kata benda dengan imbuhan

peN-an

umumnya diturunkan dari verba

dengan

meng-

yang berstatus transitif.

Contoh:

peN-

+ ucap +

- an

pengucapan

Dalam telepon,

pengucapan

kata terhadap lawan bicara harus jelas.

5. Kata Benda denganImbuhan

ke-

Kata benda yang dibentuk dengan penambahan prefiks

(awalan) ke-

tidak banyak dalam bahasa Indonesia karena proses ini tidak produktif

lagi. Beberapa kata yang dapat disebutkan ialah

ketua

,

kehendak

,

kekasih

,

dan

kerangka

.

6. Kata Benda denganImbuhan

ke-an

Kata benda dibentuk dengan imbuhan

ke-an

dapat diturunkan dari

sumber verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina (kata benda).

Nomina ini bergantung pada sumber yang dipakai.

a. Bila sumbernya verba, maknanya adalah “hal atau keadaan yang

berhubungan dengan yang dinyatakan verba”.

Contoh:

ke-

+ terlibat +

-an

keterlibatan

Keterlibatan

mereka sangat berarti dalam proyek perluasan jaringan

telepon.

b. Bila sumbernya adjektiva, maknanya adalah “hal atau keadaan yang

berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva”.

Contoh:

ke-

+ serius +

-an

keseriusan

Tingkat

keseriusan

penelepon dapat kita dengar dari nada bicaranya.

c. Bila sumbernya nomina, maknanya merujuk pada keabstrakan

Contoh:

ke-

+ ada +

-an

keadaan

Dalam

keadaan

bagaimana pun, dia selalu ingin meneleponku.

Bersama kelompok belajar kalian, pelajarilah kembali penggunaan

imbuhan

peN-

,

pe-

,

peN-an

,

ke-

, dan

ke-an

, kemudian kerjakanlah tugas-

tugas berikut!

1.

Carilah kata-kata yang mengandung imbuhan

peN-, pe-, peN-an, ke-,

dan ke-an

pada berita yang berjudul "Kesopanan Bertelepon"!

2.

Gunakanlah imbuhan tersebut (pada nomor 1) dalam kalimat lain!

3.

Tentukanlah maknanya dari tiap-tiap kata yang kalian temukan!

Tugas

Perkembangan Sarana Komunikasi

39

Rangkuman

@

Isi sebuah berita dapat disimpulkan dengan mendata hal-hal pokok dari

berita dan merangkainya menjadi sebuah paragraf.

@

Pengalaman dapat berupa suatu hal yang sangat mengesankan dan tidak

terlupakan, misalnya pengalaman yang menyedihkan, menyenangkan,

menggelikan, atau memalukan.

@

Cerita anak berisi ajaran moral, keteladanan, dan contoh budi pekerti yang

baik.

@

Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi tema, plot, penokohan, dan

perwatakan, latar, dan amanat.

@

Dalam bahasa Indonesia, kata dasar tertentu dapat langsung menjadi

nomina (kata benda) dengan memakai afiks tertentu, kecuali untuk

menggantikan makna orang yang atau alat untuk (verba/kata kerja).

Telepon

Pada akhir abad ke-20 mulai dikembangkan televisi-internet yaitu televisi

yang tidak hanya menerima siaran televisi biasa, namun juga terhubung ke

internet. Perkembangan telekomunikasi selanjutnya bisa menghantarkan suara

dengan menggunakan telepon. Telepon merupakan hasil temuan Alexander

Graham Bell (1847 – 1922). Alat komunikasi yang menggunakan gelombang

elektromagnet kemudian berkembang untuk mengatasi keterbatasan pada alat

komunikasi yang menggunakan kabel beraliran listrik. Alat komunikasi ini bisa

digunakan secara dua arah (seperti radio dan televisi). Bahkan televisi bukan

hanya bisa mengirimkan suara, tetapi juga gambar bergerak. Hal ini

dimungkinkan karena kamera televisi dapat mengubah gambar menjadi

gelombang elektromagnet dan dipancarkan melalui antena pemancar televisi.

(Sumber:

Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Jilid 10

, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005)

Rehat Sejenak

Asul Wiyanto. 2005.

Kesusastraan Sekolah

. Jakarta: Grasindo.

M. Ramlan. 1985.

Morfologi: Suatu Tinjauan Diskriptif

. Yogyakarta: CV Karyono.

Buku Rujukan

Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

40

Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1.

Perhatikanlah berita berikut!

Tim peneliti yang dipimpin oleh Anmol Madan ini menamakan perangkat

lunak kembangan mereka dengan Jerk-O-Meter. Jerk-O-Meter nantinya

memungkinkan seseorang untuk dinilai tingkat keseriusan dan keterlibatan

mereka dalam percakapan yang dihitung dalam skala 0 sampai 100.

Pokok berita di atas adalah ... .

a. Tim peneliti dipimpin oleh Anmol Madan.

b. Perangkat lunak kembangan peneliti dinamakan Jerk-O-Meter.

c. Jerk-O-Meter memungkinkan seseorang untuk dinilai keseriusan dan

keterlibatan mereka dalam percakapan.

d. Percakapan mereka dihitung dalam skala 0 sampai 100.

2.

Perhatikanlah petikan berita berikut!

Saat berhubungan dengan orang lain melalui telepon, kita dituntut untuk

menjaga sopan santun dengan terus memberi perhatian pada lawan bicara.

Berikut ini

hal yang ses

uai dengan teks berita di atas

adalah

... .

a. Dalam bertelepon kita dituntut untuk menjaga sopan santun.

b. Kita bisa berhubungan dengan orang lain melalui telepon.

c. Bertelepon merupakan salah satu cara menjaga sopan santun.

d. Lawan bicara selalu meminta perhatian meskipun berhubungan melalui

telepon.

3.

Pengembangan

jaringan baru di Manokwari sudah memasuki tahap akhir.

Arti imbuhan

peN-an

pada kata

pengembangan

adalah ... .

a. hal yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba

b. hal yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva

c. hal yang berhubungan dengan yang dinyatakan nomina

d. proses

4.

Perhatikanlah kalimat berikut!

Jerk-O-Meter nantinya memungkinkan seseorang untuk dinilai tingkat

keseriusan dan keterlibatan mereka dalam percakapan yang dihitung dalam

skala 0 sampai 100.

Makna imbuhan

ke-an

pada kata

keterlibatan

adalah ... .

a. hal yang berhubungan dengan c. orang yang pekerjaannya

b. memperoleh

d. tanpa sengaja

5.

Berikut ini termasuk kata benda yang diturunkan dengan

peN-, kecuali

... .

a. penyubur, penjajah, penduduk c. pengelola, penyakit, penyerang

b. penyakit, peneliti, penyubur d. penduduk, peneliti, penyubur

Perkembangan Sarana Komunikasi

41

6.

Perhatikanlah petikan cerpen berikut!

Wayan sangat senang akan pandangan kagum teman-tema nnya. Dadanya

terasa sesak karena bangga.

Dari petikan cerpen di atas, perwatakan tokoh

Wayan

adalah ... .

a. senang dipuji

c. manja

b. bangga

d. mau menang sendiri

7.

Pelari

itu mengalami cidera saat latihan kemarin.

Makna imbuhan

pe-

pada kata

pelari

adalah ... .

a. orang yang berlari

c. orang yang berprofesi (atlet) lari

b. melakukan kegiatan lari

d. menyatakan kata kerja

8.

Kata

perhatian

merupakan salah satu contoh kata benda yang diturunkan dari ... .

a. kata kerja

c. kata benda

b. kata sifat

d. keterangan

9.

Tengku Firman menceritakan dongeng itu dengan baik. Penonton banyak yang

tertawa dengan tingkah lakunya.

Berdasarkan ilustrasi di atas, dalam bercerita

Tengku Firman

telah menggunakan

... yang tepat.

a. lafal

c. mimik

b. gestur

d. intonasi

10.

Judul-judul berikut yang termasuk dongeng berjenis legenda adalah ... .

a. Si Kancil Mencuri Mentimun c. Tutur Tinular

b. Terjadinya Selat Bali

d. Nyai Roro Kidul

B. Kerjakanlah soal-soal berikut!

1.

Perhatikanlah petikan berita berikut!

Dia tak tahu pasti di mana hotel itu berada. Tapi tak merisaukan benar. Sebab

sejurus kemudian dia menekan penanya di layar komputer genggamnya. Satu,

dua, tiga, empat sentuhan. Hanya dalam beberapa detik, jalan menuju hotel yang

dicarinya telah ia temukan. "Luar biasa lengkap," serunya senang. Peta dalam

PDA di tangannya langsung menunjukkan beberapa rute menuju hotel yang dicari.

(Sumber:

Tempo

, September 2005)

Buatlah kesimpulan dari petikan berita di atas!

2.

Perhatikanlah paragraf berikut!

Dalam perjalanan ke sekolah, hati Vera bergumul. Papa sama sekali tidak

sadar kalau tidak membawa telepon genggamnya. Ditanyakan tidak, ya? Tanya

hati Vera. Tapi ... apa kata teman-teman nanti, sekarang satu-satunya

kesempatan. Besok-besok tak mungkin Vera dapat membawa telepon genggam

papanya lagi.

Carilah kata-kata berimbuhan

peN-an

dan

ke-an

dalam paragraf di atas!

3.

Tulislah dua kata yang menggunakan imbuhan

ke-an

yang membentuk kata

benda dari kata benda!

4.

Tulislah pengalaman yang paling mengesankan tentang bertelepon!

5.

Buatlah sebuah paragraf tentang cerita anak dengan urutan yang baik!