Halaman
Pelajaran 2
Pendidikan
Bagaimana pengalaman belajar yang kalian peroleh pada
Pelajaran 1? Cukup menyenangkan dan menarik, bukan? Tentu
sekarang kalian sudah menguasai beberapa kemampuan berkaitan
dengan materi Pelajaran 1. Manfaatkanlah pengalaman belajar
dan kemampuan kalian untuk memahami materi-materi selanjutnya.
Pada Pelajaran 2 ini, kalian akan mendapatkan tambahan
pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengolahan kemampuan
dan keterampilan kalian dalam hal mendengarkan dan memahami
berita yang dibacakan, bercerita, menemukan makna kata dalam
kamus, serta menulis surat pribadi.
Sudah siapkah kalian untuk memulai Pelajaran 2 ini? Pasti!
Mari kita mulai pelajaran ini dengan motivasi untuk selalu ber-
prestasi.
Sumber:
Kompas,
2008
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
32
Peta Konsep
Pendidikan
Mendengarkan
Menulis kembali
berita
Berbicara
Bercerita
Membaca
Membaca kamus
Menulis
Menulis surat
pribadi
Pelajaran 2 Pendidikan
33
A. Menulis Kembali Berita yang Dibacakan
Pembelajaran mengenai menyimak berita pernah kita
lakukan pada Pelajaran 1. Tentu kalian masih ingat cara menyimak
sebuah berita agar dapat memahami isinya. Pada pembelajaran
ini, kalian akan kembali membahas mengenai menyimak berita.
Namun, fokus kemampuan kebahasaan yang kita bahas berbeda.
Pada pelajaran terdahulu, setelah menyimak berita yang dibacakan,
kalian harus dapat menyimpulkan isi berita. Pada pembelajaran
ini, setelah menyimak berita, kalian diharapkan dapat menemukan
pokok-pokok berita. Kalian juga diharapkan dapat menuliskan isi
berita ke dalam beberapa kalimat.
Sebelum menuliskan pokok-pokok berita dan isinya dalam
beberapa kalimat, perlu kalian ingat kembali hal-hal yang menjadi
unsur dari sebuah berita. Sebagaimana kalian ketahui bahwa berita
memiliki unsur kelengkapan yang berkaitan dengan
apa, siapa,
kapan, di mana, mengapa
, dan
bagaimana
hal yang diberitakan.
Dalam bahasa Inggris, hal tersebut diistilahkan
what, who, when,
where, why,
dan
how
(5w + 1h). Uraian dari unsur kelengkapan
berita tersebut adalah berikut.
1. Pertanyaan
apa
berkenaan dengan hal yang diberitakan,
misalnya
apa yang terjadi
.
2. Pertanyaan
siapa
berkenaan dengan orang atau pelaku
yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan, misalnya
siapa yang terlibat dalam peristiwa itu
.
3. Pertanyaan
kapan
berkenaan dengan waktu kejadian
peristiwa yang diberitakan, misalnya
kapan peristiwa itu
terjadi
.
4. Pertanyaan
di mana
berkenaan dengan tempat kejadian
dari peristiwa yang diberitakan, misalnya
di mana
kejadian itu
.
5. Pertanyaan
mengapa
berkenaan dengan alasan atau
penyebab adanya peristiwa atau hal yang melingkupi
peristiwa yang diberitakan, misalnya
mengapa hal itu
dapat terjadi
.
6. Pertanyaan
bagaimana
berkenaan dengan proses
kejadian, kronologi atau urutan kejadian, maupun hal-hal
pendukung peristiwa yang diberitakan, misalnya
ba-
gaimanakah kejadiannya
.
Supaya dapat menuliskan kembali isi berita yang dibacakan,
kalian perlu menyimak dengan saksama serta penuh konsentrasi.
Untuk membantu ingatan kalian tentang berita yang kalian simak,
kalian dapat membuat catatan-catatan kecil mengenai pokok-pokok
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah mampu
menemukan pokok-
pokok berita dan
menuliskan isi berita
yang didengarkan
dalam beberapa
kalimat.
Sumber:
Dok. Penerbit
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
34
inti berita. Kalimat-kalimat dalam catatan kecil yang kalian buat
tidak harus sama persis dengan kalimat dalam berita yang kalian
dengar. Unsur kelengkapan berita yang telah diuraikan di atas dapat
digunakan untuk menentukan pokok-pokok berita yang kalian simak.
Pokok-pokok berita tersebut nantinya dapat kalian gunakan sebagai
pedoman menuliskan kembali isi berita.
Coba perhatikan berita beserta uraian berikut sebagai bahan
pembelajaran kalian. Alangkah tepatnya apabila salah seorang
teman kalian bersedia membacakan berita tersebut.
Belajar dan Praktik Senyatanya
Seorang murid berseragam putih-putih
tampak mengambil wafer dari wadahnya.
Setelah itu, dia meletakkan uang kertas senilai
Rp1.000,00 di kardus yang digunakan untuk
menyimpan uang. Tidak hanya meletakkan,
dia juga terlihat mengambil kepingan logam
uang senilai Rp300,00 dari kotak itu. Lantas
murid itu pun berlenggang meninggalkan
tempat sambil menikmati wafer.
Begitulah kurang lebih aktivitas yang
terlihat di Toko Kejujuran. Sebuah toko yang
dapat dikatakan mempunyai konsep
“swalayan”. Di situ setiap murid tidak hanya
dapat memilih sendiri barang yang ingin dia
beli, tetapi mereka juga sekaligus melakukan
transaksi sendiri.
“Cara membayar barang yang dibeli
cukup dengan meletakkan uang di kotak uang.
Apabila memang masih ada sisa, mereka
dipersilakan untuk mengambil sendiri kem-
baliannya,” jelas Kepala SMP Keluarga, M.
Basuki Sugita.
Ya, Toko Kejujuran memang hanya ada
di SMP yang terletak di Desa Kaliputu,
Kecamatan Kota Kudus itu. Toko itu meru-
pakan praktik dari pendidikan antikorupsi yang
telah diterapkan sekolah tersebut sejak 19
Desember 2005. Melalui toko itu, para siswa
diharapkan dapat belajar untuk tidak mela-
kukan tindakan korupsi. Dalam keseharian di
kelas, mata pelajaran antikorupsi diajarkan
setiap hari Kamis.
“Satu jam terakhir pada hari itu, setiap
kelas diisi dengan mata pelajaran antikorupsi.
Pelajaran ini diajarkan oleh wali kelas masing-
masing,” ujar Basuki. Namun, Basuki juga
mempunyai jurus ampuh agar para siswa
tidak bosan. Selain menggunakan buku
antikorupsi yang menarik dan interaktif, SMP
Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh
untuk berbicara di depan para siswa.
Beberapa orang yang pernah menjadi
guru antikorupsi yakni Bupati Kudus, Ir. H.M.
Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan Pen-
didikan Masyarakat Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) Eko S. Tjiptadi.
(Sumber:
Suara Merdeka
, 9 Februari 2007, dengan
pengubahan seperlunya)
Sebelum menuliskan kembali berita yang kalian simak, kalian
dapat menuliskan pokok-pokok berita sebagai berikut.
1. Seorang murid membeli wafer dengan meletakkan uang
dan mengambil kembaliannya sendiri.
2. Menurut Kepala SMP Keluarga, M. Basuki Sugita, Toko
Kejujuran mempunyai konsep “swalayan”. Dengan
demikian, murid dapat memilih barang yang ingin dibeli
sekaligus melakukan transaksi sendiri.
Pelajaran 2 Pendidikan
35
3. Toko Kejujuran ada di SMP Keluarga yang terletak di Desa
Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus. Sejak 19 Desember
2005, toko itu sebagai praktik dari pendidikan antikorupsi.
Tujuannya adalah agar para siswa dapat belajar untuk tidak
melakukan tindakan korupsi.
4. Mata pelajaran antikorupsi diajarkan setiap hari Kamis.
Selain menggunakan buku antikorupsi yang menarik dan
interaktif, SMP Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh
untuk berbicara di depan para siswa.
5. Orang yang pernah menjadi guru antikorupsi yakni Bupati
Kudus, Ir. H.M. Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan
Pendidikan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Eko S. Tjiptadi.
Adapun contoh penerapan unsur 5w + 1h berkaitan dengan
berita tersebut adalah berikut.
1.
Apa
yang diberitakan: Toko Kejujuran sebagai praktik
pendidikan antikorupsi.
2.
Siapa
yang terlibat dalam berita: murid SMP Keluarga
dan kepala sekolah.
3.
Kapan
hal tersebut terjadi: sejak 19 Desember 2005 sampai
sekarang.
4.
Di mana
peristiwa itu terjadi: di SMP Keluarga yang
terletak di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus.
5.
Mengapa
perlu adanya Toko Kejujuran: sebagai praktik
dari pendidikan antikorupsi. Dengan tujuan agar para siswa
dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan korupsi.
6.
Bagaimana
penerapan dalam Toko Kejujuran: dengan
konsep “swalayan”. Murid dapat memilih barang yang ingin
dibeli sekaligus melakukan transaksi sendiri.
Contoh penulisan kembali berita di atas ke dalam beberapa
kalimat adalah berikut.
Toko Kejujuran yang ada di SMP Keluarga yang terletak di
Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus mempunyai konsep
“swalayan”. Siswa dapat memilih barang yang ingin dibeli
sekaligus melakukan transaksi sendiri. Sejak 19 Desember 2005,
toko itu sebagai praktik dari pendidikan antikorupsi. Dengan tujuan
agar para siswa dapat belajar untuk tidak melakukan tindakan
korupsi. Mata pelajaran antikorupsi diajarkan setiap hari Kamis.
Selain menggunakan buku antikorupsi yang menarik dan interaktif,
SMP Keluarga sesekali mengundang tokoh-tokoh untuk berbicara
di depan para siswa. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Bupati Ku-
dus, Ir. H.M. Tamzil M.T., serta Direktur Pelayanan Pendidikan
Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Eko S. Tjiptadi.
Bingkai Bahasa
Dalam teks berita
terdapat kata-kata yang
mengandung sifat
antonim, yaitu
mengambil
dan
meletakkan
. Selain
antonim, kita juga
mengenal sinonim dan
polisemi. Untuk lebih
jelasnya, simaklah uraian
berikut.
1.
Antonim
, merupakan
kata-kata yang
berlawanan makna
atau sering disebut
lawan kata.
Contoh:
terpuji >< tercela
baik >< buruk
2.
Sinonim
, merupakan
kata yang memiliki
persamaan makna.
Contoh:
dapat = bisa
baik = bagus
seketika = instan
3.
Polisemi
, merupakan
keanekaan makna kata
yang terjadi karena
penerapan dalam
konteks yang berbeda.
Contoh:
Membangun berarti
mendirikan,
mengadakan,
membina,
memperbaiki.
Membangun karakter
berarti membentuk
kepribadian.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
36
Uji Kemampuan 1
Guna menguji kemampuanmu berkaitan dengan materi yang telah
kita bahas, coba kalian persilakan salah seorang temanmu untuk
membacakan berita “Pendidikan Gratis Dilematis”. Simaklah
dengan saksama pembacaan berita yang dilakukan temanmu.
Setelah menyimak, kerjakanlah perintah soal di bawahnya dengan
tidak membaca kembali berita tersebut.
Pendidikan Gratis Dilematis
Direktur Kajian Strategis Demokrasi dan
Sosial (Krisis) Suwignyo Rahman pernah
mengatakan bahwa pemerintah sepatutnya
memegang komitmen untuk melaksanakan
pendidikan gratis. Pendidikan gratis berarti
setiap sekolah tidak memungut apa pun dari
para siswa.
Meskipun demikian, sekolah juga tetap
dapat menerima sumbangan dari masyarakat.
Sumbangan tersebut sifatnya sukarela dan
besarnya tidak ditentukan sekolah.
Di sisi lain, sejumlah pihak menilai
pendidikan gratis tidak dapat dilaksanakan.
Alasannya beragam. Misalnya saja Pemerintah
Kota Semarang tidak akan mampu menye-
diakan dana bagi sekolah-sekolah berkeper-
luan tinggi.
Maka dari itu, pendidikan gratis lebih
baik ditujukan kepada siswa-siswa yang tidak
mampu. Mereka benar-benar bebas sum-
bangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan
sumbangan pengembangan institusi (SPI).
Adapun bagi siswa-siswa dari kalangan mam-
pu tetap membayar SPP dan SPI. Dengan
begitu, terjadi subsidi silang dan biaya
operasional sekolah dapat tercukupi.
Menanggapi persoalan itu, Wakil Wali
Kota Semarang, Mahfudz Ali, Sabtu (26/1),
mengatakan, setiap orang harus menyamakan
persepsi dahulu mengenai konsep pendidikan
gratis. Pendidikan gratis itu berarti siswa yang
masuk sekolah tidak dipungut biaya apa pun,
termasuk SPP dan SPI.
“Hal yang paling penting saat ini adalah
sekolah gratis dilaksanakan dahulu.
Mengenai sekolah yang berkeperluan tinggi,
biar komite sekolah yang membicarakan sem-
bari program itu berjalan,” katanya.
Pemerintah Kota Semarang berencana
menerapkan pendidikan gratis bagi SD dan
SMP pada tahun ajaran 2008/2009. Pemerin-
tah telah mengalokasikan besaran biaya
pendidikan gratis melalui APBD 2008.
(Sumber:
Kompas
, 28 Januari 2008, dengan
pengubahan seperlunya)
Kerjakan perintah soal berikut dengan cermat dan teliti
dalam buku tugasmu!
1.
Apakah yang diinformasikan dalam berita di atas?
2.
Siapa yang terlibat dalam berita tersebut?
3.
Kapan hal tersebut terjadi?
4.
Di mana peristiwa itu terjadi?
5.
Mengapa pendidikan gratis dilematis?
6.
Bagaimana tanggapan Wawali Kota Semarang berkenaan
dengan pendidikan gratis yang dilematis?
7.
Tuliskan pokok-pokok dari berita tersebut!
8.
Tuliskan isi berita tersebut dalam beberapa kalimat!
9.
Diskusikan dengan teman dan gurumu berkenaan dengan
berita yang kamu tuliskan!
Pelajaran 2 Pendidikan
37
B. Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan menyampaikan suatu cerita
kepada orang lain. Saat bercerita, pendengar diharapkan dapat
menangkap dan memahami isi cerita yang disampaikan. Dalam
bercerita, isi cerita harus disampaikan secara utuh dengan urutan
cerita yang baik. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam bercerita, di antaranya penggunaan lafal,
intonasi, gestur, dan mimik. Ini bertujuan agar pendengar dapat
memahami isi serta tertarik dengan cerita yang disampaikan.
1. Keutuhan dan urutan cerita
Keutuhan cerita yaitu penyampaian cerita secara lengkap
yang meliputi prolog, tokoh, konflik, amanat, latar, serta akhir cerita.
Adapun urutan cerita yaitu penyampaian isi cerita sesuai urutan
waktu, dari prolog hingga akhir cerita. Urutan cerita berkaitan
dengan plot atau alur.
Alur atau jalan cerita yang baik harus disampaikan secara
jelas dan runtut. Misalnya bagaimana kisah itu diawali, kemudian
muncul konflik antartokoh, sampai dengan proses penyelesaian
konflik yang membawa
ending
atau akhir cerita.
2 .
Suara
Dalam bercerita, usahakan volume suara dapat menjangkau
seluruh pendengar dan tetap terjaga dari awal sampai akhir. Selain
menjaga konsistensi volume suara, perlu juga diperhatikan warna
suara. Misalnya membedakan suara antara tokoh yang satu dengan
tokoh lainnya yang memiliki perbedaan karakter watak yang tegas.
Selain itu, juga membedakan suara saat berposisi sebagai narator
dan saat menyuarakan tokoh.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menyampaikan suatu
cerita dengan urutan
yang baik, suara,
lafal, intonasi, gestur,
dan mimik yang tepat.
Sumber:
Dok. Penerbit
Kerjakan tugas berikut dengan cermat di buku tugas!
1.
Dengarkanlah berita di radio atau saksikanlah berita di televisi
malam nanti!
2.
Temukan dan tuliskan pokok-pokok berita yang telah kamu simak!
3.
Tuliskanlah isi berita yang kamu simak berdasarkan pokok-pokok
berita ke dalam beberapa kalimat!
4.
Sampaikanlah isi berita yang telah kamu tulis kepada teman-teman
dan bapak/ibu gurumu!
TAGIHAN
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
38
3 .
Lafal
Lafal berkaitan dengan artikulasi atau kejelasan pengucapan
kata. Setiap kata memiliki lafal yang berbeda dengan muatan
makna yang berbeda pula. Gunakan lafal yang jelas saat bercerita.
Lafal yang tidak jelas dapat menimbulkan tanggapan yang berbeda
bagi pendengar.
4. Intonasi
Intonasi berkaitan dengan nada, penekanan ucapan, serta
penjedaan dalam suatu kalimat. Penggunaan intonasi yang tepat
sangat memengaruhi pemaknaan kalimat yang diucapkan. Dapat
saja terjadi bahwa satu kalimat yang sama jika diucapkan dengan
intonasi yang berbeda dapat menimbulkan makna yang berbeda
pula. Perhatikan contoh penjedaan berikut!
a.
Musang // makan belalang mati.
Artinya: Musang makan belalang yang sudah mati.
b.
Musang makan // belalang mati.
Artinya: Saat musang makan, belalang mati.
c.
Musang makan belalang // mati.
Artinya: Musang makan belalang lalu mati.
Selain penjedaan, intonasi dalam bercerita harus sesuai
dengan suasana yang dikisahkan atau peristiwanya. Misalnya, saat
menceritakan suatu keributan harus dengan nada yang tinggi dan
cepat atau saat menceritakan suasana sedih dengan nada sendu
dan lambat. Perlu kalian ingat bahwa nada cerita yang monoton
dan tidak bervariasi akan menjadikan jemu bagi pendengar.
5. Gestur
Gestur berkaitan dengan ekspresi dan gerak tubuh saat
bercerita. Gestur meliputi seluruh anggota tubuh dari kepala, tangan,
sampai kaki. Penggunaan gestur yang bagus dalam bercerita akan
sangat memengaruhi kemenarikan sebuah penceritaan. Misalnya,
saat menceritakan tokoh yang ketakutan dan meminta ampun atas
sebuah hukuman disertai gerakan bersimpuh dengan tangan
menengadah ataupun dengan tubuh menggigil.
6. Mimik
Mimik berarti roman atau bentuk raut wajah. Mimik dalam
bercerita berkaitan dengan ekspresi wajah saat menyampaikan
suatu peristiwa, suasana, atau dialog dalam cerita. Misalnya, saat
menirukan dialog tokoh yang marah dengan wajah yang berkerut
dan mata melotot atau saat menirukan tokoh yang sedang
bergembira dengan wajah ceria dan tersenyum.
Selintas Makna
Karangan narasi adalah
suatu bentuk tulisan
yang berusaha
mengisahkan perbuatan
manusia dalam sebuah
peristiwa secara
kronologis atau
berlangsung dalam suatu
kesatuan waktu.
Karangan narasi memiliki
dua macam sifat, yaitu
narasi faktual dan narasi
sugestif.
Narasi faktual bertujuan
memberikan informasi
kepada pembaca atau
pendengarnya agar
pengetahuannya
bertambah. Misalnya:
kisah perjalanan,
autobiografi, kisah
perampokan, dan cerita
tentang peristiwa
pembunuhan.
Narasi sugestif
diharapkan mampu
menimbulkan daya
khayal bagi pembaca
atau pendengar. Dengan
daya khayal inilah,
pengarang atau penulis
mampu menyampaikan
maksud ceritanya.
Misalnya: cerpen,
roman, dan novel.
Pelajaran 2 Pendidikan
39
7.Kebahasaan
Kebahasaan berkaitan dengan penggunaan kalimat yang
efektif, pemilihan diksi atau pilihan kata, kesantunan bahasa, serta
komunikatif.
Seorang pencerita yang baik dapat menjadikan pendengar
terbawa dalam suasana cerita yang disampaikan. Dapatkah kalian
menjadi seorang pencerita yang andal? Berlatihlah untuk menjadi
pencerita yang andal. Ini dikarenakan menjadi pencerita yang andal
dapat memberikan banyak keuntungan bagi kalian. Seperti yang
dilakukan oleh tukang cerita-tukang cerita di televisi atau radio.
Selain mereka dapat menghibur orang lain, mereka juga men-
dapatkan imbalan uang.
Guna memahami materi ini lebih lanjut, perhatikan petikan
cerita berikut beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran
kalian.
Hari-hari terasa
lambat bagi Mande
Rubayah. Setiap pagi
dan sore, Mande Ru-
bayah memandang ke
laut. Ia bertanya-tanya
dalam hati, sampai di
manakah anaknya ki-
ni? Jika ada ombak dan
badai besar menghem-
pas ke pantai, dadanya
berdebar-debar. Ia
menengadahkan kedua
tangannya ke atas sembari berdoa agar
anaknya selamat dalam pelayaran. Jika ada
kapal yang datang merapat, ia selalu mena-
nyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua
awak kapal atau nakhoda tidak pernah membe-
rikan jawaban yang memuaskan. Malin tidak
pernah menitipkan barang atau pesan apa pun
kepada ibunya. Itulah yang dilakukan Mande
Rubayah setiap hari selama bertahun-tahun.
Tubuhnya makin tua dimakan usia.
“Ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang
...?” rintih Mande Rubayah setiap malam.
Setelah berbulan-bulan semenjak ia menerima
kabar, Malin belum juga datang menengok-
nya. Namun, ia yakin bahwa pada suatu saat
Malin pasti akan kembali. Harapannya terka-
bul. Pada suatu hari yang cerah, dari kejauhan
tampak sebuah kapal
yang indah berlayar
menuju pantai. Kapal
itu megah dan ber-
tingkat-tingkat. Orang
kampung mengira ka-
pal itu milik seorang
sultan atau seorang pa-
ngeran. Mereka me-
nyambutnya dengan
gembira.
Ketika kapal itu
mulai merapat, tampak
sepasang muda-mudi di anjungan. Pakaian
mereka berkilauan terkena sinar matahari.
Wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka
tampak bahagia karena disambut dengan
meriah.
Mande Rubayah ikut berdesakan melihat
dan mendekati kapal. Jantungnya berdebaran
keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki
muda itu adalah anak kesayangannya – si
Malin Kundang.
Belum lagi tetua desa setempat me-
nyambut, ibu Malin terlebih dahulu meng-
hampiri Malin. Ia langsung memeluk Malin
erat-erat seolah takut kehilangan anaknya lagi.
“Malin, anakku,” katanya menahan isak
tangis karena gembira. “Mengapa begitu
lamanya kau tidak memberi kabar?”
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
40
Malin terpana karena dipeluk wanita tua
renta yang berpakaian compang-camping itu.
Ia tak percaya bahwa wanita itu adalah
ibunya. Seingat Malin, ibunya adalah seorang
wanita berbadan tegar yang kuat menggen-
dongnya ke mana saja. Sebelum ia sempat
berpikir dengan tenang, istrinya yang cantik
itu meludah sambil berkata, “Cuih! Wanita
buruk inikah ibumu? Mengapa kau membo-
hongi aku?”
Mendengar kata-kata istrinya, Malin
Kundang mendorong wanita itu hingga
terguling ke pasir. Mande Rubayah hampir
tidak percaya pada perlakuan anaknya. Ia jatuh
terduduk sambil berkata, “Malin, Malin,
anakku. Aku ini ibumu, Nak!”
Malin Kundang tidak menghiraukan
perkataan ibunya. Pikirannya kacau karena
ucapan istrinya. Seandainya wanita itu benar
ibunya, dia tidak akan mengakuinya. Ia malu
kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut
hendak memeluk kakinya, Malin menendang-
nya sambil berkata, “Hai, Perempuan tua!
Ibuku tidak seperti engkau! Melarat dan
dekil!”
Wanita tua itu terkapar di pasir. Orang
banyak terpana dan kemudian pulang ke
rumah masing-masing. Tak disangka Malin
yang dulu sangat disayangi tega berbuat
demikian. Mande Rubayah pingsan dan
terbaring sendiri. Ketika sadar, Pantai Air
Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal
Malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti
ditusuk-tusuk. Tangannya ditengadahkan ke
langit. Ia kemudian berseru dengan hatinya
yang pilu, “Ya Allah Yang Mahakuasa, kalau
dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya
tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku,
Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu, ya
Tuhan ...!”
(Sumber:
Buku Pintar Mendongeng Se-Nusantara
,
2003)
Berdasarkan petikan cerita di atas, contoh penggunaan unsur-
unsur penceritaan adalah berikut.
1.
Penggunaan intonasi yang bernada sedih dan lambat dengan
ekspresi mimik yang sendu dapat digunakan saat menceritakan
suasana pada paragraf satu hingga awal paragraf dua.
2.
Penggunaan intonasi yang bernada haru dan gembira dengan
ekspresi ceria tapi haru atau tangis kegembiraan dapat digu-
nakan saat menceritakan suasana pada paragraf dua per-
tengahan hingga paragraf enam.
3.
Penggunaan intonasi yang bernada angkuh dan marah dengan
ekspresi mimik yang congkak dan pongah dapat digunakan
saat menceritakan suasana paragraf tujuh hingga paragraf
sembilan.
4.
Penggunaan intonasi yang bernada kesedihan mendalam,
merintih, dan kekecewaan dengan ekspresi mimik yang sangat
sedih dapat digunakan saat menceritakan suasana pada
paragraf terakhir. Intonasi dan ekspresi dari suasana tersebut
dapat disertai dengan gestur bentuk ratapan sedih dan
kekecewaan.
Pelajaran 2 Pendidikan
41
Uji Kemampuan 2
Pahamilah petikan cerita berikut dengan saksama!
Mencari Batu Benih
(
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur
)
Di suatu pagi yang cerah seorang petani
memeriksa kebunnya. Namun, betapa
terkejutnya petani itu ketika melihat kebunnya
telah diobrak-abrik kawanan babi hutan. Yang
membuat petani itu merasa heran, pagar
kokoh dan tinggi yang melindungi kebun itu
tak mengalami kerusakan apa pun. Hal itu
membuat hati petani penasaran. Ia belum
merasa yakin bahwa kawanan babi yang
merusak kebunnya. Oleh karena itu, ia
memutuskan untuk menjaga kebunnya secara
serius.
Sejak malam itu, ia tinggal di kebunnya.
Ia mengawasi dari atas pohon. Petani itu
membawa senjata tombak sakti yang bernama
Numbu Ranggata dan sebilah parang yang
sangat tajam. Pada malam ketiga, dari
kejauhan petani itu mendengar suara kawanan
babi yang datang menuju kebunnya.
Ketika kawanan babi itu mulai memakan
umbi-umbi keladi persis di bawah pohon yang
ia tempati, dengan hati-hati petani itu
melemparkan tombaknya dan tepat mengenai
babi yang paling besar. Tombak itu mengenai
sisi perut sebelah kanan dan tetap tertancap
bersama menghilangnya kawanan babi itu.
Pagi harinya petani itu menyusuri jejak
darah yang tercecer sampai ke tepi pantai.
Ternyata ceceran darah itu hilang sampai di
ujung air laut. Timbul keresahan dalam hati
petani itu. Tombak keramat yang ia gunakan
untuk menikam babi itu adalah milik
pamannya. Sementara itu, ia merasa heran
mengapa babi-babi itu seolah menghilang di
tepi pantai. Pada saat petani itu masih
termangu-mangu, muncullah dari dalam air
laut seekor penyu raksasa.
“Mengapa kau termenung, Saudaraku
...?” tanya penyu itu dalam bahasa manusia.
Petani itu menjadi terkejut, namun
kemudian ia menjawab, “Aku menghadapi
suatu masalah. Antara terus menelusuri jejak
percikan darah babi yang kutombak, atau
kembali dengan risiko dikutuk leluhur karena
tombakku hilang bersama babi yang tertikam.”
“Oo, demikian persoalannya. Jika be-
gitu, kau harus memperoleh keduanya. Babi
dan tombakmu,” kata penyu.
Si petani pun kemudian meminta ban-
tuan penyu untuk mencari babi yang terluka
itu. Penyu pun bersedia membantu. Dengan
menunggang punggung penyu, petani itu
menyeberang laut. Setelah dua hari dua ma-
lam, mereka akhirnya sampai di daratan pulau
seberang.
Sebelum berpisah, si penyu berpesan,
“Aku tetap setia pada persahabatan kita ini.
Kapan saja kalian memerlukan pertolongan,
dengan ikhlas hati aku akan menolongmu.”
Di pantai yang baru, si petani itu
menemukan sebuah pondok. Dalam pondok
itu tinggallah seorang nenek. Dari keterangan
nenek itu, ia mengetahui bahwa babi yang
dicari sesungguhnya adalah jelmaan manusia
yang memiliki ilmu gaib dan mempunyai tiga
buah batu ajaib yang bernama Watu Wala-
dong. Dari batu-batu itulah sumber kekuatan
untuk menciptakan air dan menghasilkan tiga
jenis bahan makanan berupa padi, jagung, dan
jewawut.
Dengan berbekal latihan dan nasihat dari
sang nenek serta meminta restu dari paman
yang memiliki tombak pusaka, akhirnya si
petani bermaksud meminta batu keramat yang
dimiliki oleh kepala suku para babi jelmaan
manusia. Pertempuran pun tidak terelakkan
lagi.
Pada hari yang ditentukan, dengan
diterangi oleh api unggun di empat penjuru
mata angin, terjadilah pertarungan sakti antara
si petani dan panglima perang dari suku itu.
Panglima perang langsung mengeluarkan jurus
pamungkasnya, yaitu jurus mengguncang
bumi. Si petani langsung menjatuhkan tubuh-
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
42
nya ke bumi. Setelah guncangan bumi mulai
melemah, si petani langsung menunjukkan
kesaktiannya yang berupa guntur-kilat. Tiba-
tiba terdengar teriakan memilukan dari
lawannya. Lawannya hangus.
Sesuai kesepakatan, si petani berhak
membawa Watu Waladong itu secara resmi.
Kepala suku berkata, “Batu ini ada tiga buah.
Dua buah berjenis kelamin pria, yang akan
mencurahkan sumber makanan berupa padi
dan jagung. Satunya berjenis kelamin wanita,
yang akan mencurahkan sumber makanan
berupa jewawut. Ketiga batu ini dapat ber-
gerak sendiri. Ia akan mengikuti kepada siapa
yang ia layani. Kemunculannya di atas permu-
kaan tanah Sumba kelak, akan menyemburkan
sumber air tanah yang tak akan pernah ber-
kesudahan.”
Atas permintaan si petani, ketiga batu
segera menjelajahi wilayah baru itu untuk
pengadaan sumber air. Mata air pertama
adalah mata air Nyura Lele di wilayah Tam-
bolaka. Mata air kedua adalah mata air Wee-
tebula di wilayah Weetebula, kemudian mata
air Wee Muu yang dewasa ini terletak di
perbatasan daerah Wewewa Barat dan
Wewewa Timur. Mata air yang keempat
adalah air Weekello Sawah di wilayah
Wewewa Timur, yang muncul dari dalam gua
alam yang bentuknya bagaikan mulut seekor
ular naga. Semburan air yang jernih itu
bagaikan juluran lidah yang bercahaya.
Si petani sakti itu merasa cukup untuk
pengadaan sumber air. Ia pun meminta ketiga
batu untuk kembali. Ketiga batu itu kemudian
menelusuri Pegunungan Yawilla kembali ke
Wewewa Barat melalui Sungai Paerdawa yang
bersumber dari mata air Weekello Sawah dan
bermuara di Tanjung Karoso di daerah Bondo
Kodi.
Di daerah ini, ketiga batu itu melepas
lelah. Ketiga batu itu memilih untuk menetap
di wilayah ini. Batu yang menganugerahkan
bibit jagung tinggal di darat, sedangkan dua
batu yang lain, yang menganugerahkan bibit
padi dan jewawut memilih tinggal di Samudra
Hindia.
(Sumber:
Buku Pintar Mendongeng Se-Nusantara
,
2003)
Kerjakanlah perintah soal berikut dengan cermat dan teliti!
1.
Ceritakanlah petikan cerita di atas tanpa menggunakan teks
dengan urutan yang baik, serta suara, lafal, intonasi, gestur,
dan mimik yang tepat!
2.
Mintalah tanggapan teman-temanmu berkenaan dengan
keutuhan cerita dan kemenarikan berceritamu!
3.
Diskusikan bersama temanmu berkaitan dengan unsur-unsur
penceritaan lisan dari kegiatan berceritamu!
4.
Pahamilah kelebihan dan kekurangan cara berceritamu, kemu-
dian ulangilah penceritaanmu dengan menutupi kekurangan
yang ada!
1.
Carilah sebuah cerita dari buku yang ada di perpustakaan!
2.
Pahamilah isi cerita tersebut!
3.
Ceritakanlah cerita tersebut secara tertulis, kemudian lisankan!
Portofolio
Pelajaran 2 Pendidikan
43
C. Membaca Memindai untuk Menemukan
Makna Kata Tertentu dalam Kamus
Kegiatan membaca memiliki beberapa jenis atau teknik, di
antaranya membaca cepat, membaca sekilas, dan membaca
memindai. Setiap jenis atau teknik membaca tersebut memiliki
definisi dan fungsi sendiri-sendiri. Pada dasarnya, semua kegiatan
membaca digunakan untuk mendapatkan informasi dari bahan
bacaan yang dibaca. Namun demikian, jenis bacaan dan kedalaman
pemahaman isi bacaan mengharuskan kita perlu menerapkan teknik
membaca yang berbeda.
Pada pembelajaran ini, kalian akan mempelajari mengenai
membaca memindai. Membaca memindai merupakan salah satu
teknik membaca untuk mendapat informasi secara cepat dan tepat.
Untuk itu, dalam membaca memindai diperlukan ketelitian, kejelian,
dan kecermatan. Hal ini bertujuan agar informasi yang kita dapatkan
benar-benar akurat. Teknik memindai seperti ini biasanya digunakan
untuk menemukan berbagai informasi dari kamus, ensiklopedia,
indeks buku, buku telepon, daftar isi sebuah buku, dan lain
sebagainya. Proses membaca memindai dapat diawali dengan
membaca cepat dan sekilas. Kemudian dilanjutkan dengan
membaca ulang secara cermat dan penuh konsentrasi.
Agar lebih memahami mengenai membaca memindai, kalian
harus mencoba mempraktikkan teknik membaca memindai. Kalian
akan membaca memindai untuk mendapatkan atau mencari
informasi yang terdapat di dalam kamus.
Perlu kalian ketahui bahwa kamus merupakan hasil
pencatatan (kodifikasi) kosakata yang disertai batasan makna serta
contoh pemakaiannya dalam kalimat. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca makin memahami makna kata serta cara menggunakan
kata tersebut dalam kalimat secara tepat.
1.
Ceritakanlah sebuah cerita yang pernah kalian lihat atau alami
dengan urutan yang baik serta suara, lafal, intonasi, gestur, dan
mimik yang tepat!
2.
Mintalah tanggapan teman-temanmu berkenaan dengan keutuhan
cerita dan kemenarikan berceritamu!
3.
Diskusikan bersama temanmu berkaitan dengan unsur-unsur
penceritaan lisan dari kegiatan berceritamu!
4.
Pahamilah kelebihan dan kekurangan cara berceritamu, kemudian
ulangilah penceritaanmu dengan menutupi kekurangan yang ada!
TAGIHAN
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menemukan makna
kata tertentu dalam
kamus secara cepat
dan tepat.
Sumber:
Dok. Penerbit
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
44
Sebelum kalian mempraktikkan, perhatikanlah teks bacaan
di bawah ini beserta penjelasannya. Kalian diberi tugas mengum-
pulkan kata atau istilah yang dianggap penting dalam bidang
pendidikan yang terdapat dalam bacaan di bawah ini. Kata-kata
tersebut kemudian harus kalian cari maknanya dalam kamus.
Beberapa pemerintah kabupaten di Jawa Tengah memutuskan
tidak akan memberikan pelayanan gratis bagi pendidikan.
Pemerintah menilai, pemberian fasilitas sekolah gratis akan
mematikan semangat masyarakat untuk mandiri. Selain itu, layanan
pendidikan gratis juga dinilai makin menambah beban
anggaran
pemerintah. Pasalnya, tingkat kesejahteraan masyarakat tidak
seluruhnya dalam kategori miskin atau layak mendapatkan
subsidi
.
Setelah membaca bacaan tersebut, kalian perlu mencatat
kata-kata yang tercetak miring dalam teks bacaan di atas. Setelah
pencatatan, kalian lanjutkan dengan mencari makna kata tersebut
serta contoh penggunaannya ke dalam kamus dengan cara sebagai
berikut.
1. Bukalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lihatlah le-
manya. Lema, yang berupa kata tunggal, kata berimbuhan,
kata berulang, kata majemuk, frasa (gabungan kata), atau
akronim, menjadi judul tiap entri, dan itulah yang dijelaskan
di dalam kamus. Semua lema telah disusun secara alfabetis
dan disertai dengan pemenggalan berdasarkan pedoman
terperinci.
2. Untuk dapat menemukan entri kata
anggaran
, kalian buka
lema bagian depan yang telah diurutkan ( A – Z ). Cari
lema dengan urutan
ang.gar.an.
Di situ kalian akan
menemukan arti atau makna katanya. Untuk entri kata
subsidi
, kalian buka lema
sub.si.di
.
Di situ kalian akan
menemukan pula arti katanya.
Berdasarkan hasil pencarian tersebut, dapat kalian temukan
sebagai berikut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas tahun
2002 halaman 47 dituliskan definisi
anggaran
sebagai berikut.
ang.gar.an
n 1
pekerjaan; perhitungan;
2
aturan;
3
Ek
taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang
diharapkan untuk periode yang akan datang;
4 Man
rencana
penjatahan sumber daya yang dinyatakan dengan angka,
biasanya di saham uang;
Sumber:
Dok. Penerbit
Selintas Makna
Dalam membaca kamus,
perlu dipahami makna
entri dan lema. Dalam
Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
entri
berarti
kata atau frasa dalam
kamus beserta penjelasan
maknanya dengan
tambahan penjelasan
berupa kelas kata, lafal,
etimologi, contoh
pemakaian, dan
sebagainya. Adapun
lema
yaitu kata atau frasa
masukan dalam kamus di
luar definisi atau
penjelasan lain yang
diberikan dalam entri.
Dengan kata lain, lema
adalah butir masukan dari
entri.
Pelajaran 2 Pendidikan
45
Dalam kamus tersebut, definisi
subsidi
dapat ditemukan pada
halaman 1095, yang ditulis sebagai berikut.
sub.si.di
n
bantuan uang dsb kpd yayasan, perkumpulan,
dsb (biasanya dr pihak pemerintah) =
panti asuhan mendapat
– dari pemerintah
;
Uji Kemampuan 3
Bacalah teks “Baca ... Baca ... Baca” dengan cermat dan
teliti!
Baca ... Baca ... Baca ...
Oleh: H.S. Ibnu Sabil
Baca bisa diartikan membaca
buku
,
membaca
koran
dan
majalah
, membaca
keadaan dan situasi, membaca pikiran dan
isi hati, atau yang lainnya. Hal yang jelas,
arti termudah untuk baca (membaca) adalah
membaca tulisan, bacaan, atau buku.
Kegiatan membaca ini sudah dilakukan sedari
kecil pada saat belajar mengenal
huruf
, A-B-
C,
mengeja
, membaca ini ibu budi, dan
kemudian berkembang sesuai kebutuhan dan
jenjang
pendidikan
. Dengan membaca kita
bisa tahu banyak. Kita bisa tahu segala se-
suatu yang terjadi di luar jangkauan kita.
Hanya sekarang ada gejala menurunnya
minat
baca di masyarakat.
Kegiatan membaca mulai ditinggalkan
masyarakat karena dianggap kurang praktis.
Selain itu, juga disebabkan biaya buku atau
bacaan (pendidikan/
nonpendidikan
) yang
relatif mahal.
Sarana
dan
prasarana
pemerin-
tah untuk menunjang program minat baca ini
juga dirasakan masih kurang. Dari sekian
banyak perpustakaan yang bisa dikunjungi
umum, mungkin hanya beberapa yang
dilengkapi fasilitas yang memadai dan buku-
buku yang lengkap dan berbobot. Itu pun
hanya digunakan oleh kalangan yang benar-
benar berkepentingan dengan buku, misalnya
untuk keperluan
penelitian, skripsi,
atau
tugas
akhir
. Jarang orang datang ke
perpustakaan
untuk bersantai, meluangkan waktunya
membuka jendela dunia yang katanya didapat
lewat membaca buku.
Banyak orang yang menganggap mem-
baca buku menjemukan dan memerlukan
konsentrasi
penuh. Setidaknya harus dila-
kukan dalam keadaan tenang dan nyaman
sambil duduk. Orang lebih suka menghabis-
kan waktunya bersama si kotak ajaib, yang
bisa menampilkan secara lengkap audio dan
visual. Hal terpenting, TV dianggap lebih
hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya
dan waktu ekstra. Biaya hanya dikeluarkan
pada saat membeli TV, membayar listrik
sebulan sekali, dan iuran TV setahun sekali.
Lain halnya dengan membaca yang diperlukan
anggaran dan waktu ekstra untuk membeli
dan mencari buku di toko-toko buku. Selain
itu, dengan alasan kepraktisan, saluran TV
dapat diganti dengan mudah hanya menekan
remote control
. Dengan begitu, kita pun dapat
memindahkan acara TV ke saluran lain yang
kita sukai.
Anak-anak pun lebih suka berdiam diri
di depan TV daripada pergi ke perpustakaan
atau toko buku. Selain karena sangat sedikit
orang tua yang secara sadar memberikan
anaknya buku untuk membaca, orang tua
kadangkala tidak memahami jika kegiatan
membaca sangat penting, sehingga harus
dipupuk sedari dini. Apalagi dengan
mewabahnya demam PS atau
playstation
,
bentuk permainan yang dianggap meng-
asyikkan. Seorang anak berdalih, membaca
buku kurang seru karena sang jagoan tidak
bisa digambarkan membunuh lawannya
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
46
sampai berdarah-darah. Meskipun mereka
membaca, mereka lebih suka memilih bacaan
ringan seperti komik-komik Jepang yang bisa
didapat dengan mudah di toko buku besar
atau taman bacaan daripada bacaan berbobot.
Walaupun demikian, minat baca ma-
syarakat tidak sepenuhnya menurun. Hal ini
dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat
yang memanfaatkan membaca koran atau
majalah di perpustakaan. Hal ini menunjuk-
kan keperluan masyarakat akan bacaan yang
bermutu dan bisa memberdayakan masyara-
kat masih cukup tinggi. Jika saja harga buku
dapat ditekan, bukan tidak mungkin minat
baca masyarakat akan meningkat.
Masyarakat sangat berkeinginan
membeli buku-buku bekas (umumnya buku
pelajaran). Misalnya di Gasibu yang setiap
hari Minggu banyak digelar dengan harga
murah antara seribu sampai lima ribu rupiah.
Daerah Cikapundung masih banyak dicari
orang untuk membeli buku teks bekas dengan
harga terjangkau dibandingkan membeli buku
baru di toko buku. Apabila mencari buku
baru, orang akan bergegas ke Palasari atau
Pasar Suci yang konon harganya lebih miring
dibandingkan di toko buku besar. Pameran
buku masih diminati banyak orang untuk
memburu buku berkualitas dengan harga
dis-
count
. Bacaan juga bisa didapat lewat
surf-
ing
di
internet
.
Warnet
dapat dijumpai di
mana saja dengan biaya berkisar Rp2500,00
– Rp4000,00 rupiah per jam. Kita bisa
mencari
artikel
berbagai disiplin
ilmu
dalam
situs
berbahasa Indonesia atau Inggris. Saat
ini banyak penerbit buku dan majalah yang
berkualitas turut membentuk masyarakat
gemar membaca.
(Sumber:
www.google.co.id
, dengan pengubahan)
Kerjakanlah sesuai dengan perintah!
1.
Daftarlah kata-kata atau istilah-istilah yang tercetak miring
dalam teks “Baca ... Baca ... Baca ...”!
2.
Carilah makna kata-kata atau istilah-istilah tersebut dalam
kamus!
3.
Apakah kata-kata atau istilah-istilah tersebut hanya memiliki
satu arti?
4.
Tentukanlah dan tulislah makna kata-kata atau istilah-istilah
tersebut berdasarkan teks bacaannya!
Tulislah kata-kata atau istilah-istilah beserta maknanya di buku
tugasmu!
Kerjakan tugas berikut
!
1.
Tentukan dan daftarlah kata-kata atau istilah-istilah bidang
pendidikan sebanyak-banyaknya!
2.
Carilah makna kata-kata atau istilah-istilah tersebut dalam kamus!
3.
Tulislah kata-kata atau istilah-istilah tersebut beserta maknanya
di buku tugas! Susunlah penulisanmu tersebut secara alfabetis
seperti dalam kamus!
TAGIHAN
Pelajaran 2 Pendidikan
47
Buatlah kamus kecil berdasarkan kata-kata atau istilah-istilah yang
telah kamu daftar dan kamu tentukan maknanya dalam pelajaran ini!
Ketiklah dalam kertas HVS, kemudian jilidlah!
Portofolio
D. Menulis Surat Pribadi
Surat merupakan salah satu sarana komunikasi, yaitu sebagai
sarana bentuk komunikasi tertulis. Dalam surat, seseorang atau
pembuat surat dapat menyampaikan maksud menulis surat yang
ingin disampaikan kepada penerima surat. Sebagai media
komunikasi, tentunya surat juga memiliki aturan atau syarat
tertentu. Dalam hal ini, seorang penulis surat yang baik akan
memerhatikan etika penulisan surat, baik secara bentuk, struktur,
maupun kebahasaan.
Ditinjau dari sifatnya, surat memiliki jenis berikut.
1. Surat resmi atau kedinasan
Surat resmi merupakan jenis surat yang digunakan dalam
situasi resmi. Contoh surat dalam situasi resmi adalah surat yang
berisi keperluan kedinasan suatu instansi atau lembaga tertentu
serta surat pribadi yang ditujukan untuk instansi atau lembaga
tertentu. Surat resmi memiliki syarat a) penggunaan bahasa baku,
b) penggunaan struktur penulisan yang baku, serta c) digunakan
untuk perihal yang bersifat resmi. Sebagai sarana komunikasi,
bahasa baku yang digunakan dalam surat resmi harus komunikatif
dan jelas. Isi dari surat resmi antara lain undangan rapat, pengumum-
an lelang dari instansi pemerintah, surat lamaran pekerjaan, dan
surat izin.
2. Surat tidak resmi
Surat tidak resmi adalah surat yang digunakan dalam situasi
tidak resmi. Contoh situasi tidak resmi adalah keperluan
pertemanan atau persaudaraan. Surat tidak resmi tidak harus ditulis
dengan bahasa serta penggunaan struktur yang baku. Dalam hal
ini, hal terpenting dalam surat tidak resmi adalah kesampaian isi
atau maksud surat secara jelas. Jadi, dalam surat tidak resmi peng-
gunaan bahasanya tidak harus baku, tapi tetap harus komunikatif
dan santun. Surat tidak resmi dapat berupa surat perkenalan kepada
seseorang, surat kepada sahabat tentang suatu kabar, ataupun surat
kepada kerabat.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menulis
surat pribadi dengan
komposisi, isi, dan
bahasa yang tepat.
Sumber:
Dok. Penerbit
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
48
Berdasarkan pengirimnya, surat digolongkan sebagai berikut.
1 . Surat pribadi
Surat pribadi merupakan surat yang bersifat pribadi atau
memuat kepentingan pribadi yang dikirim atas nama pribadi, baik
ditujukan kepada orang lain secara perorangan, kelompok, ataupun
instansi atau lembaga tertentu. Surat pribadi dapat dibedakan
berdasarkan isinya, yakni surat pribadi yang bersifat resmi dan
surat pribadi yang bersifat nonresmi.
Surat resmi adalah surat yang isinya bersifat resmi, misalnya
surat lamaran pekerjaan. Penulisan surat pribadi yang bersifat resmi
harus memerhatikan kaidah penulisan surat resmi, dengan
penggunaan format dan bahasa yang baku.
Adapun surat nonresmi adalah surat yang isinya bersifat
kekeluargaan, persahabatan, dan perkenalan. Surat pribadi
nonresmi tidak harus menggunakan format dan bahasa yang baku.
Namun, dalam penulisan surat pribadi nonresmi tetap harus
memerhatikan sistematika surat dan bahasa yang komunikatif. Hal
ini bertujuan agar maksud yang hendak kita sampaikan dapat
dengan mudah dipahami oleh si penerima surat.
2. Surat instansi atau lembaga
Surat instansi atau lembaga merupakan surat yang dibuat
untuk kepentingan instansi atau lembaga yang dikirim atas nama
instansi atau lembaga pembuat surat, baik ditujukan kepada orang
secara perorangan, kelompok, ataupun instansi atau lembaga
tertentu. Surat instansi atau lembaga selalu bersifat resmi. Jadi,
penulisan surat instansi atau lembaga harus menggunakan format
dan bahasa yang baku.
Secara umum, dalam surat terdapat bagian-bagian sebagai
berikut.
1.
Pembukaan, mencakup penyebutan tempat dan tanggal,
alamat yang dituju, dan salam pembuka.
2.
Isi surat.
3.
Penutup, mencakup penulisan salam penutup, tanda tangan,
dan nama terang.
Guna memahami materi ini lebih jauh, simaklah contoh dua
surat berikut beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran kalian.
Selintas Makna
Selain berfungsi sebagai
sarana komunikasi, surat
juga berfungsi sebagai:
a. alat untuk
menyampaikan
pemberitahuan,
permintaan atau
permohonan, buah
pikiran atau gagasan;
b. alat bukti tertulis,
misalnya surat
perjanjian;
c. alat untuk mengingat,
misalnya surat-surat
yang diarsipkan;
d. bukti historis,
misalnya surat-surat
bersejarah;
e. pedoman kerja,
misalnya surat
keputusan dan surat
perintah.
Ingin Tahu?
Dalam surat resmi
terdapat bagian-bagian
berikut.
1. Kop atau kepala surat
sebagai identitas
lengkap instansi
pembuat surat (jika
ada).
2. Tempat dan tanggal
penulisan surat.
3. Nomor surat (jika ada).
4. Perihal surat.
5. Lampiran (jika ada).
6. Orang atau instansi
yang dituju.
7. Isi surat yang meliputi
salam, pembuka, isi,
dan penutup.
8. Nama terang dan
jabatan.
9. Tanda tangan.
10. Cap atau stempel (jika
ada).
Pelajaran 2 Pendidikan
49
Surat 1
Jogjakarta, 10 Maret 2007
Yth. Wali Kelas VIIA SMP Rejoluhur
di Jogjakarta
Dengan hormat,
Berkenaan dengan keikutsertaan SMP Rejoluhur dalam kegiatan Lomba
Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi DIJ, saya:
nama
:
Dhani Saihaya
kelas
:
VIIA
no. induk :
2312
Mohon izin untuk tidak mengikuti pelajaran pada tanggal 11 Maret 2007,
dalam rangka mewakili SMP Rejoluhur dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat
Provinsi DIJ.
Atas kebijaksanaan Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Dhani Saihaya
Surat tersebut merupakan surat pribadi yang bersifat resmi.
Dalam surat resmi harus menggunakan bahasa dan struktur
penulisan yang baku sesuai dengan ejaan. Surat di atas merupakan
surat izin kepada wali kelas atas nama Dhani Saihaya untuk tidak
mengikuti pelajaran pada tanggal 11 Maret 2007, dengan alasan
mewakili SMP Rejoluhur dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat
Provinsi DIJ.
Surat 2
Jakarta, 3 Februari 2007
Yth. Iwan
di Wonorejo–Jawa Tengah
Salam jumpa, Teman ...
Seminggu sudah kita terpisah oleh jarak dan waktu. Namun, perkenalanku
denganmu telah membuat kesan yang begitu mendalam. Aku berharap
persahabatan ini dapat berlanjut sampai kita tua nanti. He ... he ... he.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
50
Ketika aku membaca suratmu, tiba-tiba saja aku terbayang dirimu sedang
beraktivitas di desamu yang begitu sejuk, tenang, dan damai. Jauh dari deru
mesin kendaraan yang berpacu ingin cepat sampai ke tempat yang dituju. Jauh
dari kepulan asap pabrik yang terus menyembur dari cerobong-cerobong asap.
Jauh dari polusi asap knalpot kendaraan yang terus menderu setiap harinya.
Rasanya aku iri lho, kenapa diriku tidak bisa menikmati lingkungan yang
begitu indah selayaknya dirimu. Jujur saja, terkadang aku merasa cemburu
bila mengingat ceritamu tentang hobi memancingmu yang dilakukan hampir
setiap minggu di sungai-sungai di desamu. Kalau di kota, jangankan
membayangkan mancing ikan di sungai, membayangkan sungai bersih dari
sampah saja sudah khayalan yang terlalu jauh rasanya. Kenapa sih, orang-
orang kota tidak bisa berpikir untuk generasi berikutnya? Kenapa sih, orang-
orang kota selalu mementingkan keperluan dirinya sendiri saja? Ah, sudahlah
....
Yang jelas, aku berharap pada saat liburan yang akan datang, aku bisa
bermain bersamamu di lingkungan desa yang begitu sejuk, karena banyak
pepohonan yang rindang di sepanjang jalan dan halaman rumah. Begitu sehat
karena jauh dari polusi udara, suara, dan air. Tuhan ... mudah-mudahan
keinginanku ini dapat terwujud ... amin.
Sekian dulu ya, nanti kita sambung lagi pakai tali kapal di pelabuhan
biar kuat dan tidak bisa lepas lagi.
Salam
Henry
Berkaitan dengan surat tersebut, kalian dapat merincikan
bagian-bagian surat, sebagaimana berikut.
1.
Bagian pembuka surat terdapat keterangan mengenai tempat
dan waktu surat itu dibuat, kepada siapa surat itu ditujukan,
serta salam pembuka.
2.
Bagian isi surat adalah berikut.
a. Persahabatan Henry dan Iwan yang terpisahkan oleh jarak
dan waktu.
b. Persahabatan mereka berawal dari perkenalan yang cukup
berkesan.
c. Keinginan Henry dapat berlibur di Desa Wonorejo yang
sejuk, tenang, dan damai.
3.
Bagian penutup berisi salam penutup, tanda tangan, dan nama
lengkap pengirim surat.
Pelajaran 2 Pendidikan
51
Uji Kemampuan 4
Kerjakanlah di buku tugasmu perintah soal berikut
!
1.
Buatlah sebuah surat resmi yang kamu tujukan kepada pihak
sekolah!
2.
Buatlah sebuah surat yang kamu tujukan kepada sahabatmu!
3.
Presentasikan surat yang kamu buat di hadapan teman-teman
dan gurumu!
4.
Diskusikan mengenai komposisi, isi, dan bahasa surat yang
telah kamu buat!
Berdasarkan surat yang ditulis Dhani Saihaya dan Henry di atas, tentu
kamu dapat menyimpulkan perbedaannya. Coba diskusikan bersama
temanmu mengenai perbedaan dan persamaan dari kedua surat
tersebut. Tulislah hasil diskusimu di selembar kertas! Kumpulkan hasil
diskusimu kepada bapak/ibu gurumu!
TAGIHAN
RANGKUMAN
1.
Isi berita yang ditulis kembali hen-
daknya mengandung unsur pokok beri-
ta. Unsur pokok berita tersebut meli-
puti apa, siapa, kapan, di mana, menga-
pa, serta bagaimana. Catatan-catatan
pokok berita dapat membantu untuk
menuliskan kembali berita.
2.
Dalam bercerita harus memerhatikan
keutuhan dan urutan cerita. Selain itu,
juga perlu memerhatikan lafal, intonasi,
gestur, dan mimik yang tepat. Agar ce-
rita mudah dipahami, maka perlu
menggunakan kalimat yang efektif, pe-
milihan diksi atau pilihan kata yang
tepat, kesantunan bahasa, serta bahasa
yang komunikatif.
3.
Membaca kamus untuk menemukan
arti sebuah kata harus dilakukan de-
ngan tepat. Cara menemukan arti kata
di dalam kamus adalah berikut.
a. Membuka kamus kemudian me-
lihat lema.
b. Mencari lema berdasarkan kata
dasar dari kata yang akan dicari
artinya di dalam kamus.
c. Menemukan arti kata berdasarkan
lemanya.
4.
Surat pribadi merupakan surat yang
bersifat pribadi atau memuat ke-
pentingan pribadi, yang dikirim atas na-
ma pribadi maupun instansi. Berda-
sarkan isinya, surat pribadi terbagi
menjadi dua, yaitu surat pribadi resmi
dan surat pribadi tidak resmi. Penulisan
surat pribadi yang bersifat resmi harus
memerhatikan kaidah penulisan surat
resmi, yaitu dengan penggunaan for-
mat dan bahasa yang baku. Adapun
surat pribadi yang bersifat tidak resmi,
tidak harus menggunakan format dan
bahasa yang baku.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
52
Evaluasi Pelajaran 2
Kerjakan di buku tugas!
1.
Simaklah berita berikut dengan cermat dan saksama!
Kotor,
berkeringat, jatuh, dan luka
adalah beberapa alasan klasik orang tua
melarang anaknya bermain di luar rumah.
Hasil penelitian Chulalongkorn University,
Thailand, membuktikan bahwa Indonesia
menduduki peringkat terbawah di antara
empat negara (Indonesia, Vietnam, Jepang,
dan Thailand) dalam tingkat bermain anak-
anak.
Hasil penelitian itulah yang dijadikan
bahan acuan banyak pihak untuk memberikan
kesempatan anak bermain. Hal itu juga dapat
dilihat kemarin di Resto Nine. Tidak kurang
dari 30 orang tua mengikuti
talk show
(acara
bincang-bincang) soal pentingnya bermain
bagi anak.
Talk show
sebagai upaya
memasyarakatkan
Rinso Ayo Main Bersama,
Jangan Takut Kotor
itu dihadiri Shahnaz
Haque dan Gilang Ramadhan sebagai profil
keluarga bermain Rinso.
Dalam acara tersebut, Shahnaz dan
Gilang berbagi cerita soal pengalaman mereka
mendidik anak lewat bermain. Mereka pun
membawa ketiga anaknya, Pruistin Aisha, 5;
Charlotte Fatima, 4; dan Mieke Nomira, 1.
Sembari
ngobrol,
Shahnaz dan Gilang
menemani ketiga anaknya yang sedang
bermain pasir di lokasi
talk show.
Shahnaz menuturkan, bermain bersama
anak mempunyai banyak nilai positif. Selain
sangat menyenangkan, bermain di luar
penting untuk merangsang tumbuh kembang
anak dari sisi kejiwaan.
“Hal yang jelas, anak pasti senang ketika
ditemani orang tua. Mereka mendapat banyak
pendidikan dari bermain,” ungkapnya.
Gilang pun tidak tinggal diam. Dia juga
berbagi cerita soal mengajarkan ilmu dalam
bermain. Dalam banyak kesempatan, dia
selalu menemani anak pertama dan keduanya
bermain. Dari pengalaman itu, anak-anak
selalu penasaran dan banyak bertanya
mengenai segala sesuatu.
“Contohnya saja
ketika bermain di kali.
Anak-anak bertanya hewan apa saja yang ada
di situ. Itu
kan
proses belajar yang mahal,”
katanya.
Karena itu, Sahnaz-Gilang tidak pernah
melarang anaknya mencoba sesuatu yang
baru. “Hujan-hujanan saja kami tidak
melarang. Buktinya, anak-anak sehat sampai
sekarang,” tegas Gilang.
Awalnya, dia sempat ragu saat anak-
anaknya meminta hujan-hujanan. Karena
disetujui sang istri, akhirnya anak-anak
dibebaskan bermain hujan. “Ternyata
bermain hujan dan berguling-gulingan di
rumput sangat mengasyikkan. Mereka
menjadi anak yang berani dan penuh
kreativitas,” ungkapnya.
Talk show
tersebut juga ditemani
Roberto Saputra sebagai
senior brand ma-
nager
Rinso serta Mayke Tedjasaputra,
psikolog anak dan
play therapist.
Pada awal
talk show,
Mayke menekankan bahwa
bermain di luar tidak berarti negatif .
Bermain berguna untuk memacu
perkembangan aspek fisik, kecerdasan,
emosional, dan sosial. “Jangan salah,
kesempatan anak untuk membantah orang tua
dapat diatasi dengan bermain bersama-sama.
Sebab, bermain mampu mengurangi stres
anak yang kemudian memicu anak untuk tidak
membangkang,” jelas Mayke.
(Sumber:
Jawa Pos
, 24 Juni 2007, dengan
pengubahan)
Pelajaran 2 Pendidikan
53
Kerjakan perintah soal di bawah ini dengan cermat dan teliti!
a. Apakah yang diinformasikan dalam berita di atas?
b. Siapa yang terlibat dalam berita tersebut?
c. Kapan hal tersebut terjadi?
d. Di mana peristiwa itu terjadi?
e. Mengapa perlu adanya bermain untuk belajar bagi anak?
f. Bagaimana contoh bermain untuk belajar bagi anak?
g. Tuliskan pokok-pokok dari berita tersebut!
h. Tuliskan isi berita tersebut dalam beberapa kalimat!
2.
a. Jelaskan maksud dari keutuhan dan kemenarikan dalam
bercerita!
b. Jelaskan yang dimaksud dengan mimik, gestur, intonasi,
dan artikulasi dalam bercerita!
c. Apa sajakah hal penting yang perlu diperhatikan dalam
bercerita secara lisan?
d. Ceritakanlah sebuah cerita yang pernah kamu lihat atau
alami dengan urutan yang baik serta suara, lafal, intonasi,
gestur, dan mimik yang tepat!
3.
Bacalah teks berikut dengan cermat!
Jarum jam menunjukkan pukul 23.30
WIB. Namun, beberapa anak berusia sekitar
7-10 tahunan masih bercengkerama dengan
keluarga di sebuah restoran cepat saji di
Jakarta.
Belakangan ini, apabila kita cermati
fenomena di atas tadi, tampaknya banyak
terlihat di sejumlah tempat makan ataupun
tempat hiburan di kota metropolitan. Meski
masih kanak-kanak, mereka kuat bertahan
untuk tidak tidur hingga larut malam.
Bahkan, mereka menjalani aktivitas di waktu
malam bagaikan orang dewasa.
Lalu, apakah fenomena ini menunjuk-
kan gejala pergeseran pola hidup keluarga
beserta anak-anak di kota metropolitan yang
juga tidak pernah “tidur”? Apakah ini meru-
pakan konsekuensi dari hamparan hiburan
hingga tengah malam yang berhasil menyedot
daya tarik mereka untuk menikmati suasana
malam bersama keluarga?
Psikolog anak dan remaja, Vera
Itabiliana berpendapat bahwa fenomena
semacam itu bukan berarti menunjukkan
pergeseran pola hidup keluarga beserta
anaknya di kota metropolitan. “Itu mungkin
hanya gaya hidup sekelompok kecil orang.
Karena pada umumnya, di hari-hari sekolah
kehidupan anak-anak normal-normal saja.
Umumnya mereka tidur di bawah pukul
21.00 WIB,“ ujar dia.
Vera menambahkan, apabila ternyata
ada anak-anak usia sekolah yang tidurnya
sampai larut malam itu dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Satu di antaranya, mungkin
karena anak itu sibuk sekolah dan mengikuti
bermacam aktivitas lain hingga sore dan
malam hari. Dengan begitu, praktis dia punya
waktu
refreshing
di malam hari.
(Sumber:
Seputar Indonesia
, 10 Februari 2007, dengan
pengubahan)
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
54
Carilah arti kata-kata berikut dalam kamus!
a. fenomena
b. metropolitan
c . pola
d. aktivitas
e. konsekuensi
f. refreshing
g. cengkerama
4.
a. Jelaskan perbedaan antara surat pribadi dan surat non-
pribadi!
b. Jelaskan perbedaan antara surat resmi dan surat tidak
resmi!
c. Sebutkan bagian-bagian surat secara umum!
d. Tulislah sebuah surat pribadi tidak resmi!