Gambar Sampul IPS · Bab 2 Kebangkitan Nasional
IPS · Bab 2 Kebangkitan Nasional
Muh Nur Rohman

24/08/2021 13:02:39

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Kebangkitan Nasional

2

Bab

Standar Kompetensi

Memahami proses pembangunan nasional.

Kompetensi Dasar

M e nj e l a s k a n p r o s e s p e r k e mb a ng a n

imperialisme barat, serta pengaruh yang

ditimbulkannya di berbagai daerah.

sadaran nasional, identitas Indonesia dan

perkembangan pergerakan kebangsaan

Indonesia.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan

mampu:

1.

mendeskripsikan perkembangan kolo-

ni a l is me da n i mp er ia l i sme b ar a t di

Indonesia,

2.

menjelaskan berbagai perlawanan terhadap

kolonialisme dan imperialisme di berbagai

daerah di Indonesia,

3.

mengemukakan lahirnya nasionalisme di

berbagai negara di kawasan Asia-Afrika,

4.

me nje la sk a n p er tu mb u ha n da n p er -

kembangan nasionalisme di Indonesia,

5.

me ny e bu t k a n o r g an i sa si - o r g an i sa s i

pergerakan nasional di Indonesia, dan

6.

menjel aska n p erhimpuna n Indonesi a

sebagai bukti nyata untuk mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia.

40

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

Peta Konsep

Terbentuknya

kesadaran

nasional, identitas

Indonesia, dan

perkembangan

pergerakan

kebangsaan

Indonesia

Kebangkitan

nasional

Perhimpunan

Indonesia sebagai

bukti nyata untuk

mempersiapkan

kemerdekaan

Indonesia

Gagasan persatuan

dan kesatuan

untuk membentuk

kesadaran nasional

dan identitas

bangsa

Perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme

di Indonesia

serta berbagai

pengaruh yang

ditimbulkannya

Lahirnya nasionalisme

di beberapa negara Asia-

Afrika

Perlawanan rakyat terhadap

perluasan imperialisme

yang dilakukan Portugis

Perlawanan rakyat terhadap

perluasan imperialisme

yang dilakukan VOC

(Belanda)

Pertumbuhan dan

perkembangan nasionalisme

di Indonesia

Organisasi-organisasi

pergerakan nasional di

Indonesia

Berdirinya perhimpunan

Indonesia di Negeri Belanda

Perkembangan organisasi

mahasiswa Indonesia di

Negeri Belanda

Perhimpunan Indonesia dan

ideologi nasional

Perhimpunan Indonesia dan

kegiatan politiknya

Pemufakatan perhimpunan-

perhimpunan politik

kebangsaan Indonesia

(PPPKI)

Kongres Pemuda dan

Sumpah Pemuda

41

Kebangkitan Nasional

Hadirnya kolonial Eropa ternyata secara langsung benar-

benar melakukan penjajahan dan penindasan terhadap bangsa

Indonesia dalam berbagai bidang. Di samping mereka ingin

menguasai wilayah Indonesia sebagai penghasil rempah-

rempah, mereka juga menginginkan penduduk Indonesia sebagai

konsumen barang-barang dari Eropa yang sudah tentu harganya

sangat mahal. Bahkan dari segi agama dan ideologi, mereka juga

diharapkan oleh penjajah untuk mengikuti misi agama yaitu

menginginkan penduduk Indonesia menganut agama yang

dibawa oleh penjajah. Bertahun-tahun mereka hidup seperti yang

diterangkan dalam cerita penjajahan. Pada umumnya, perilaku

penjajah ternyata banyak merugikan penduduk Indonesia.

Berikut akan dibahas proses perkembangan kolonialisme

dan imperialisme di Indonesia serta berbagai pengaruh yang

ditimbulkannya. Dikemukakan pula proses terbentuknya ke-

sadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan

pergerakan kebangsaan Indonesia.

A Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

di Indonesia, serta Berbagai Pengaruh yang

Ditimbulkannya ––––––––––––––––––––––––––––––––––

VOC yang semula hanya berbentuk sebagai kongsi atau

perserikatan dagang, dalam praktiknya menjelma seperti

pemerintah penjajah. Daerah-daerah di nusantara dalam waktu

hanya dalam beberapa tahun berhasil diduduki VOC dengan

kekerasan bersenjata dan tipu muslihat. Oleh karena itu, di setiap

daerah seperti Mataram, Banten, Ambon, Aceh, dan Makassar,

banyak terjadi perlawanan rakyat terhadap dominasi VOC

tersebut. Namun, karena sifat perlawanan yang masih kedaerahan

dan kesenjangan dalam persenjataan, akhirnya perlawanan

rakyat tersebut dapat dilumpuhkan. Setelah perlawanan rakyat

lumpuh, VOC memberlakukan sistem monopoli perdagangan

dan turut mengatur sistem pemerintahan yang berlaku.

Penjelajahan samudra untuk mencari daerah baru yang

dilakukan oleh bangsa Eropa telah menjadi penjajahan atau

kolonialisme.

Kolonialisme

adalah keinginan suatu bangsa

untuk menaklukkan bangsa lain dalam bidang politik, ekonomi,

eksploitasi ekonomi, serta penetrasi kebudayaan. Apabila

bangsa kolonial itu memiliki berbagai koloni di daerah lain, dan

42

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

berupaya menyatakan koloninya itu menjadi satu sistem usaha,

maka usahanya itu dinamakan

imperialisme

.

Karena telah terjadi kolonialisme dan imperialisme di tanah

air, maka timbullah berbagai bentuk perlawanan di berbagai

daerah. Di bawah ini diuraikan beberapa perlawanan rakyat

terhadap kolonialisme yang dilakukan oleh VOC dan Portugis

di nusantara.

1

Perlawanan Rakyat terhadap Perluasan Imperialisme

yang Dilakukan Portugis –––––––––––––––––––––––––––––––––

a.

Perlawanan Rakyat Maluku

Setelah Portugis pada tahun 1511 berhasil menduduki

Malaka, Portugis melanjutkan misi dagangnya menuju Maluku.

Di kepulauan Maluku terdapat Kerajaan Ternate dan Kerajaan

Tidore yang menghasilkan remah-rempah.

Pada mulanya, Portugis diterima baik oleh Sultan Ternate.

Kesultanan berharap Portugis dapat menjadi pembeli rempah-

rempah Ternate yang tetap. Untuk itu, Portugis diperbolehkan

mendirikan benteng sebagai kantor dagang. Akan tetapi terjadi

penyimpangan, Portugis menjadikan benteng itu sebagai basis

pertahanan untuk menguasai dan menjajah daerah Ternate.

Untuk melaksanakan taktiknya, Portugis memaksa Sultan

Ternate, yaitu

Sultan Hairun

untuk menerima kekuasaan

Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis.

Selain itu, Portugis melarang Sultan Ternate menjul rempah-

rempahnya kepada pedagang lain. Tentu saja sikap seperti ini

sangat ditentang oleh Sultan Hairun. Ketika Sultan Hairun akan

membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau

dibunuh secara licik.

Terbunuhnya, Sultan Hairun jelas memancing kemarahan

rakyat Ternate.

Sultan Baabullah

yang menggantikan Sultan

Hairun bersumpah akan mengusir Portugis dari Ternate.

Untuk itu, Sultan Baabullah mengerahkan tentara dan segenap

kekuatannya mengepung benteng Portugis, hingga akhirnya

Portugis menyerah dan dipaksa meninggalkan Ternate tahun

1575. Setelah terusir dari Ternate, kemudian Portugis ke Ambon

hingga dikalahkan oleh Belanda pada tahun 1605.

b.

Serangan Kerajaan Demak terhadap Portugis di Malaka

Dikuasainya Malaka pada tahun 1511 oleh orang-orang

Portugis merupakan ancaman tersendiri bagi Kerajaan Demak.

43

Kebangkitan Nasional

Ketika itu, Demak sebagai kerajaan Islam dan kerajaan maritim

sedang mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan Islam

di pelosok nusantara. Karena itu, sejak hadirnya orang-orang

Portugis di Malaka, maka Kerajaan Demak bertekad mengusir-

nya.

Pada tahun 1512, Kerajaan Demak di bawah pimpinan

Pati

Unus

(Pangeran Sabrang Lor) dengan bantuan Kajaan Aceh

menyerang Portugis di Malaka. Namun, serbuan Demak tersebut

mengalami kegagalan. Kegagalan serangan Demak itu tidak

membuat Demak putus asa. Untuk itu, dilakukan penyerangan

sekali lagi bersama Aceh dan Kerajaan Johor, tetapi tetap berhasil

dipatahkan oleh Portugis. Hal ini karena persenjatan orang-orang

Portugis ketika itu jauh lebih kuat dan lengkap.

Perjuangan Kerajaan Demak terhadap orang-orang Portugis

tidak berheti sampai di situ. Kali ini, Kerajaan Demak selalu

menyerang dan membinasakan setiap kapal dagang Portugis

yang melewati jalur Laut Jawa. Karena itulah kapal dagang

Portugis yang membawa rempah-rempah dari Maluku (Ambon)

tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara.

Selain itu, upaya Demak untuk mengusir Portugis di-

wujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh

Fatahilah pada tahun 1527. Penaklukkan Pajajaran ini disebabkan

Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan

Portugis, sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng

di Sunda Kelapa. Ketika orang-orang Portugis mendatangi

Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara

Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahilah dengan tentara

Portugis. Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil

dipukul mundur. Kemudian, pelabuhan Sunda Kelapa diganti

namanya oleh Fatahilah menjadi

Jayakarta

yang berarti

kejayaan

yang sempurna

.

Meskipun Kerajaan Demak berhasil membendung masuknya

pengaruh Portugis di Jawa Barat, tetapi gagal ketika mencegah

hubungan dagang antara Portugis dengan kerajaan-kerajaan

Hindu di daerah Jawa Timur. Bahkan Sultan Trenggono dari

tahun 1521 sampai dengan tahun 1546 yang memimpin langsung

penyerangan itu gugur di Pasuruan, Jawa Timur.

c.

Serangan Kerajaan Aceh terhadap Portugis

Sejak kedatangan orang Portugis di Malaka pada tahun

1511, telah terjadi persaingan yang berbuntut permusuhan

44

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada

waktu itu diperintah oleh

Sultan Ali Mughayat Syah

(1514-

1528), menganggap bahwa orang Portugis merupakan saingan

dalam politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Untuk itulah,

Kesultanan Aceh tetap pada pendiriannya, bahwa Portugis

harus segera diusir dari Malaka. Itulah sebabnya, ketika terjadi

penyerangan Kerajaan Demak ke Malaka, Aceh membantunya

dengan sekuat tenaga.

Sejak Kesultanan Acehdiperintah oleh

Sultan Iskandar Muda

(1607-1636), perjuangan mengusir Portugis mencapai puncaknya.

Untuk mencapai tujuannya, Sultan Iskandar Muda menempuh

beberapa cara untuk melumpuhkan kekuatan Portugis, seperti

blokade perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-daerah yang

dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada Portugis. Cara

ini dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh,

karena tidak memiliki barang yang harus dijual di Eropa. Upaya

ini ternyata tidak berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang

merasa membutuhkan uang secara sembunyi-sembunyi menjual

barang dagangannya kepada Portugis.

Gagal dengan taktik blokade ekonomi, Sultan Iskandar

Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka pada tahun

1629. Seluruh kekuatan tentara Aceh dikerahkan. Namun, upaya

itu mengalami kegagalan. Pasukan Kesultanan Aceh dapat di

pukul mundur oleh pasukan Portugis.

2

Perlawanan Rakyat terhadap Perluasan Imperialisme

yang Dilakukan VOC (Belanda) –––––––––––––––––––––––––––

a.

Perlawanan Rakyat Kesultanan Makassar

Sejak abad ke-17, Kesultanan Makassar telah menjadi negara

maritim dan merupakan bandar perdagangan internasional untuk

wilayah timur nusantara. Kesultanan Makassar telah menjalin

hubungan perniagaan secara bebas dengan negera-negara di

Eropa, seperti Denmark, Inggris, Perancis, dan Portugis.

Sejak kehadiran VOC yang melaksanakan sistem monopoli

dalam perdagangannya, tentu saja perniagaan Makassar ter-

ganggu dan mengalami kemunduran. Oleh karena itu, Kesultanan

Makassar sangat menentang monopoli tersebut dengan cara-cara

berikut.

1)

Makassar melakukan pembelian rempah-rempah secara

sembunyi-sembunyi dari rakyat yang diduduki VOC, selain

itu menyalurkan bahan-bahan kebutuhan pokok rakyat.

45

Kebangkitan Nasional

2)

Makassar senantiasa menjual rempah-rempah kepada semua

bangsa yang membutuhkan dan ingin membelinya.

3)

Makassar turut membantu rakyat Maluku yang sedang

berperang melawan VOC, seperti di Ternate dan Ambon.

Dengan sikap penentangan yang terang-terangan dari

Makassar itu membuat VOC tersinggung, dan perdagangan

rempah-rempahnya terancam . Oleh karena itu, VOCberanggapan

bahwa Kesultanan Makassar harus ditaklukkan.

KarenaadaperselisihanantaraSultanMakassar,

Hasannudin

,

dan Sultan Bone,

Aru Palaka

, maka Belanda memanfaatkan hal

ini untuk menyerang Makassar dengan hasutan dan politik adu

domba yang licik, akhirnya VOC berhasil memengaruhi Sultan

Bone untuk bersama-sama menentang Makassar. Tahun 1666,

VOC melancarkan serangan hebat ke Makassar.

Makassar diserang dari berbagai penjuru, baik dari darat

maupun dari laut. Kota Makassar diblokir oleh pasukan VOC di

bawah pimpinan

Cornelis Speeluran

, kemudian menembakinya

dari laut. Menghadapi serangan tersebut, Sultan Hasanuddin

melakukan perlawanan yang gigih. Segenap kekuatan Makassar

ia kerahkan. Namun, karena kekuatan VOC dibantu oleh Aru

Palaka jauh lebih besar, akhirnya pasukan Sultan Hasanuddin

dipaksa menyerah. Sultan Hasanuddin menandatangani per-

janjian dengan VOC tahun 1667 di Bongaya. Perjanjian itu

dinamakan

Perjanjian Bongaya

.

Isi Perjanjian Bongaya tersebut ialah sebagai berikut.

1)

Hasanuddin mengakui VOC sebagai pelindungnya

2)

Kapal-kapal Makassar tidak boleh berlayar di Maluku

3)

Makassar menjadi monopoli VOC

4)

Bugis, Bima, dan Sumbawa diserahkan kepada VOC

5)

Makassar diblokade VOC

Akibat isi perjanjian tersebut, rakyat Makassar pada tahun

1669 kembali mengangkat senjata yang dipimpin oleh

Kareang

Galesung

untuk mengusir kekuasaan dan melenyapkan VOC

dari Makassar. Namun karena tidak seimbangnya persenjataan,

akhirnya perlawanan rakyat Makassar yang kedua ini pun

gagal.

Para pedagang dan pelaut Makassar yang tidak setuju

dengan isi Perjanjian Bongaya menyingkir dari Makassar.

Mereka menyebar ke berbagai tempat di nusantara dan selalu

mengadakan perjuangan menentang VOC dengan cara:

46

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

1)

menggangu kapal-kapal dagang VOC yang sedang berlayar,

dan

2)

membantu setiap perlawanan yang menentang VOC, seperti

Banten dan beberapa tempat lainnya di Jawa Timur.

Dengan demikian, meskipun sudah kalah, tetapi rakyat

Makassar terus berjuang melawan VOC.

b.

Perlawanan Rakyat Kesultanan Banten

Sekitar abad ke-16, Kesultanan Banten telah berkembang

menjadi kerajaan yang besar dan berpengaruh. Wilayah ke-

kuasaannya meliputi sekitar Banten, Jayakarta, sampai ke

Lampung. Kebesaran Kerajaan Banten, tidak terlepas dari

dikuasainya Selat Malaka oleh Portugis. Para pedagang Islam

yang semula berlayar melalui Selat Malaka tidak mau lagi

berlayar melalui selat itu. Mereka lebih memilih berlayar melalui

Selat Sunda. Hal ini menyebabkan Banten menjadi bandar

perdagangan.

Namun, setelah jatuhnya Jayakarta ke tangan VOC tahun

1619, hal itu membawa akibat buruk bagi Kesultanan Banten.

Pelayaran dan perdagangan Kesultanan Banten secara perlahan-

lahan mengalami kemunduran. Setiap kapal dagang yang

berlayar melalui Laut Jayakarta selalu diperiksa dan dipaksa

berlabuh di Jayakarta, terlebih lagi setelah jatuhnya Selat Malaka

ke tangan VOC tahun 1641.

Ketika

Sultan Ageng Tirtayasa

memerintah Banten (1651-

1682), Kesultanan Banten sedang berada dalam kemunduran.

Untuk itu, Sultan Ageng Tirtayasa berusaha memulihkan

kejayaan Banten. Langkah yang dilakukannya ialah dengan

menjalankan perdagangan bebas. Para pedagang yang mau

berlabuh di pelabuhan Banten diberikan keringanan pajak dan

jaminan keamanan. Untuk itu, sejak Sultan Ageng Tirtayasa

memerintah Banten, pelabuhan Banten kembali ramai dikunjungi

oleh para pedagang, baik dari nusantara maupun luar negeri,

seperti Portugis, Inggris, Perancis, dan Denmark. Terlebih setelah

jatuhnya Makassar ke tangan VOC tahun 1667, banyak pelaut

dan pedagang Makassar yang berniaga dan singgah di Banten.

Sultan Ageng giat membangun perniagaan rakyat Banten,

dengan memajukan armada dagang. Untuk itu, dibangunlah

armada dagang Banten yang besar, sehingga mampu melakukan

perniagaan dengan negara-negara lain, seperti Persia, Arab, dan

Cina.

47

Kebangkitan Nasional

Kemajuan Banten merupakan ancaman tersendiri bagi VOC,

karena Banten memberlakukan perdagangan bebas. Sebaliknya,

bercokolnya VOC di Jayakarta merupakan batu perintang yang

besar bagi Banten. Hal ini karena kapal-kapal dagang yang akan

berlabuh di Banten selalu diganggu oleh pelaut-pelaut VOC.

Oleh karena itu, antara Banten dan VOC terlibat perang dingin

dan saling mencari waktu yang tepat untuk menyerang.

Namun, ketika di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Kesultanan

Mataram) sedang melakukan perlawanan yang dipimpin

Trunojoyo, Sultan Ageng tidak menggunakan kesempatan

untuk menghancurkan kedudukan VOC di Jayakarta. Padahal

kedudukan VOC waktu itu sangat lemah.

Sebaliknya, VOC lebih pandai memanfaatkan kesempatan

yang terbuka. Ketika di Banten terjadi pertentangan antara Sultan

Ageng dan Sultan Haji anaknya, secara diam-diam VOC menjalin

hubungan dengan Sultan Haji. Tentu saja hal ini menimbulkan

keberanian bagi Sultan Haji untuk itu, Sultan Haji tidak segan-

segan berperang dengan Sultan Ageng ayahnya sendiri dan

adik-adiknya dengan bantuan persenjataan dari VOC. Akhirnya,

Sultan Ageng kalah dan turun tahta. Selanjutnya, Kesultanan

Banten diperintah oleh

Sultan Haji

yang didukung oleh VOC.

Sebagai imbalan atas bantuan yang diberikannya, VOC

menuntut Sultan Haji menandatangani perjanjian yang sangat

merugikan rakyat Banten. Secara ringkas isi perjanjian itu sendiri

seperti berikut.

1)

Bangsa Inggris tidak boleh berniaga di Banten, karena waktu

itu Inggris sering berlabuh dan berniaga di Banten.

2)

Perdagangan Banten terutama ekspor lada dimonopoli oleh

VOC.

Sejak perjanjian itu ditandatangani pada tahun 1682,

Kesultanan Banten telah kehilangan kedaulatannya. Sultan Haji

yang memerintah tidak lebih dari boneka yang menjalankan

semua kebijakan VOC dan Banten terus membara.

Kesultanan Banten diperintah oleh

Sultan Zainul Ari

Þ

n

pada tahun 1733 yang sangat dipengaruhi istrinya, yaitu

Ratu

Fatimah Syarifah

, yang sangat populer di kalangan VOC. Pada

waktu itu Sultan Zainul Ari

Þ

n mengangkat putranya

Pangeran

Gusti

menjadi putra mahkota dengan persetujuan VOC, tetapi

pengangkatan ini tidak berkenan bagi Sang Ratu. Ratu Fatimah

menghendaki menantunya,

Pangeran Syarif Abdullah

menjadi

48

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

putra mahkota. Sultan Zainul Ari

Þ

n yang dipengaruhi istrinya

mengalah dan berniat mencabut kembali pengangkatan Pangeran

Gusti yang telah dilakukannya. Untuk itu, Sultan Zainul Ari

Þ

n

meminta persetujuan VOC.

Memperoleh perlakuan seperti itu, tentu saja Pangeran

Gusti tidak menerima. Ia kemudian menyingkir ke Batavia,

tetapi atas desakan Ratu Fatimah Syarifah, Pangeran Gusti

oleh VOC dibuang ke Sailan (Srilangka). Sementara itu, Sultan

Zainul Ari

Þ

n ditangkap oleh VOC, dengan tuduhan tidak waras

(gila), kemudian diasingkan ke Ambon. Sebagai pengganti

Sultan Banten diangkatlah Ratu Fatimah Syarifah. Atas jasa

menggulingkan Sultan Zainul Ari

Þ

n dan Pangeran Gusti ini,VOC

memperoleh imbalan berupa tanah di sekitar Cisadane, serta hak

atas penambangan emas di Lampung.

Rakyat Banten tidak menerima kepemimpinan Ratu Fatimah

Syarifah, sehingga akhirnya meletus pemberontakan Banten

yang dipimpin oleh

Ki Tapa

dan

Ratu Bagus Buang

. Pasukan

Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang menyerang ibu kota Banten

dan mengepung istana, sehingga pasukan VOC kewalahan.

VOC menyadari bahwa meletusnya perlawanan rakyat karena

ketidaksenangannya terhadap kepemimpinan Ratu Syarifah dan

Pangeran Syarif. Untuk itu, VOC menangkap Ratu Syarifah dan

Pangeran Syarif dengan maksud untuk mengambil hati rakyat

Banten. Meskipun keduanya telah ditangkap, tetapi perlawanan

rakyat Banten terus berlanjut.

Pasukan Ki Tapa terus bertempur mengusir VOC dari

Banten. Namun, akhirnya, perlawanan Ki Tapa ini pun berhasil

dilumpuhkan oleh VOC. Ki Tapa dan Ratau Bagus Buang

menyingkir dan meneruskan perlawanannya di daerah Bogor

dan Banten selatan.

c.

Perlawanan Rakyat Mataram

Kesultanan Mataram berdiri pada tahun 1586 yang didirikan

oleh

Sutowijoyo

. Sebenarnya, kesultanan ini merupakan ke-

lanjutan dari Kesultanan Demak. Pada masa pemerintahan

Sultan Agung

(1613-1645), Kesultanan Mataram mencapai

puncak kejayaannya.

Sultan Agung memiliki cita-cita yang tinggi, yakni ia ingin

menyatukan seluruh kerajaan yang ada di Pulau Jawa yang

berada dibawah komando Mataram. Sultan Agung beranggapan

bahwa penghalang cita-citanya itu adalah VOC. Menurutnya,

49

Kebangkitan Nasional

VOC harus segera dilenyapkan. Untuk memancing kemarahan

VOC, Sultan Agung meminta kepada VOC untuk menerima

kekuasaannya dan mengharuskan VOC menyerahkan upeti

setiap tahun kepada Mataram sebagai tanda setia. Tentu saja

permintaan Sultan Agung itu ditolak.

Oleh karena tidak mau menerima kekuasaan Mataram,

Sultan Agung memutuskan untuk menyerang kedudukan VOC

di Batavia (Jayakarta). Serangan dilakukan sebanyak dua kali,

yakni pada tahun 1628 dan tahun 1629. Kedua serangan itu

gagal, karena semua gudang perbekalan yang disimpan Sultan

Agung di sepanjang pesisir Priangan dibakar VOC. Akibatnya,

pasukan Sultan Agung kelaparan, sehingga dengan mudah dapat

dihancurkan oleh VOC.

Menyadari

kegagalan

dalam

melakukan

perlawanan

bersenjata, Mataram melancarkan blokade ekonomi untuk

melumpuhkan VOC di Batavia. Perniagaan beras dimonopoli

oleh negara dan tidak boleh diperdagangkan kepada VOC.

Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645, kedudukan

sultan

digantikan

oleh

putranya

yang

bergelar

Sunan

Amangkurat I

. Berbeda dengan ayahnya, Sunan Amangkurat

dalam menjalankan politik pemerintahannya melakukan kerja

sama dengan VOC. Tentu saja hal ini dilakukan agar ia terhindar

dari serangan VOC.

Pada tahun 1646 diadakan perjanjian bilateral antara Sunan

Amangkurat I dan VOC. Isi perjanjian tersebut sangat merugikan

Mataram. Adapun isi perjanjian itu di antaranya sebagai

berikut.

1)

Mataram mengakui kedudukan/kekuasaan VOC di Batavia

dan VOC mengakui kekuasaan Sunan Amangkurat I di

Mataram.

2)

Apabila ada utusan Mataram yang akan bepergian ke luar

negeri akan diangkut oleh kapal-kapal VOC.

3)

Kapal-kapal Kesultanan Mataram diperbolehkan melintasi

Selat Malaka dengan izin VOC.

4)

Mataram tidak diperkenakan mengadakan hubungan

dagang dengan Maluku.

5)

Apabila terjadi peperangan, masing-masing tidak akan

saling membantu musuh.

Dengan

ditandatanganinya

perjanjian

ini,

Mataram

mengakui kedaulatan VOC.

50

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

d.

Perlawanan Trunojoyo

Trunojoyo

adalah Adipati Madura yang tidak menyukai

kepemimpinan Sunan Amangkurat I yang memihak Belanda.

Oleh karena ketidakpuasannya itu, Trunojoyo mengadakan

pemberontakan yang dimulai dari Madura, terus ke Jawa Timur

hingga ke daerah sekitar Jawa Tengah. Karena begitu dahsyatnya

serangan Pasukan Trunojoyo, akhirnya Keraton Mataram

berhasil diduduki dan Sunan Amangkurat I bersama putra

mahkota melarikan diri. Oleh Trunojoyo semua harta dan barang

pusaka keraton diangkut ke Kediri sebagai pusat perlawanan

Trunojoyo.

Pelarian Sunan Amangkurat I bersama putranya bertujuan

mencari bantuan VOC. Namun, dalam perjalanannya menuju

Batavia, Sunan Amangkurat I meninggal dunia di Tegal Arum

pada tahun 1677. Kemudian, ia diganti oleh putranya yang

bergelar Sunan Amangkurat II. Dengan demikian, sejak tahun

1677 Kesultanan Mataram diperintah oleh Sunan Amangkurat

II. Segera mengadakan perjanjian dengan VOC mau membantu

memadamkan pemberontakan Trunojoyo. Isi perjanjian itu

seperti berikut.

1)

VOC bebas berdagang di mataram, dan bebas dari kewajiban

membayar pajak pelabuhan.

2)

Karawang dan sebagian daerah Priangan yang berada

di bawah kekuasaan Mataram diserahkan kepada VOC.

Adapun yang menjadi batas wilayah Mataram dangan VOC

adalah Sungai Cimanuk.

3)

Daerah Semarang dan sekitarnya diserahkan kepada VOC.

4)

Semua daerah pantai utara Jawa diserahkan kepada VOC

selama Sunan Amangkurat II belum melunasi biaya perang.

Atas bantuan VOC, akhirnya Sunan Amangkurat II berhasil

memadamkan pemberontakan Trunojoyo tahun 1680. Setelah

ibu kota Mataram dipindahkan dari Plered ke Kartasura.

e.

Pemberontakan Untung Surapati

Pangeran Purbaya

, putra kedua Sultan Ageng Tirtayasa

ketika terjadi perang Banten menyingkir ke daerah Priangan

bersama para pengikutnya. Di Priangan mereka mengobarkan

perlawanan kompeni dengan bantuan musuh-musuh kompeni

yang berasal dari Makassar.

Dalam berjuang melawan VOC, Pangeran Purbaya men-

jalankan taktik pura-pura. Ia mengirimkan kabar ke Batavia yang

51

Kebangkitan Nasional

menyatakan bahwa dirinya bersedia berdamai dengan VOC.

Tentu saja kesediaan pangeran Purbaya ini diterima VOC dengan

senang hati. Untuk melaksanakan perdamaian itu, VOC mengutus

Surapati, seorang opsir VOC berkebangsaan Indonesia untuk

berdamai dengan didampingi oleh Bupati Sukapura dan Demang

Timbanganten. Selain mengutus Surapati, VOC juga mengirimkan

utusan seorang opsir Belanda. Utusan ini mengemban perintah

agar Surapati kembali ke Batavia. Selain itu, kepala pasukan

VOC di Priangan juga mengirimkan utusan opsir Belanda yang

pangkatnya lebih rendah dari Surapati. Oleh utusan itu, Surapati

diperintahkan untuk tunduk. Tentu saja, Surapati merasa terhina,

dan akhirnya Surapati menyerang laskar VOC hingga tunggang

langgang. Surapati melarikan diri ke daerah Karawang, kemudian

mengembara ke daerah Priangan. Atas perlawanan Surapati itu,

VOC mengerahkan pasukannya untuk menangkap Surapati.

Surapati terus melanjutkan pengembaraannya hingga sampai ke

Kartasura. Perginya Surapati ke Kartasura karena ia mendengar

kabar, bahwa Sunan Amangkurat II berselisih dengan VOC.

Di Mataram, Sunan Amangkurat II merasa berat dengan

perjanjian yang dipaksakan dan ditandatangani oleh VOC. Oleh

karena itu, ia tidak mau menepati janjinya. Itulah sebabnya,

ketika Untung Surapati datang ke Kartasura, Sunan Amangkurat

II menerimanya dengan tangan terbuka dengan harapan dapat

diajak bekerja sama menentang VOC.

Berita kedatangan Surapati ke Kartasura terdengar Belanda.

Untuk itu, VOC berniat menangkap Untung Surapati. VOC

kemudian mengutus

Kapten Tack

beserta 150 anak buahnya.

VOC meminta Sunan Amangkurat II agar menyerahkan Surapati,

tetapi pasukan VOC ditumpas habis. Kapten Tack sendiri

terbunuh dalam peristiwa itu. Untung Surapati menyadari

bahwa VOC akan membalas kematian laskarnya. Untuk itu, ia

menyingkir ke Pasuruan. Di sana ia diangkat sebagai Adipati

Pasuruan dengan gelar Adipati Wiranegara.

Tahun 1708, Sunan Amangkurat II meninggal, ia digantikan

oleh putranya bernama Sunan Mas yang bergelar Sunan

Amangkurat III yang bertahta dari tahun 1703-1708. Pergantian

Sunan Amangkurat II oleh Sunan Mas ternyata tidak direstui

pamannya sendiri, Pangeran Puger. Ia menginginkan dapat

menggantikan kakaknya Sunan Amangkurat II menjadi sultan di

Mataram.

Oleh karena Sunan Amangkurat III tetap menunjukkan

ketidaksenangannya kepada VOC, dalam perikatan keluarga

52

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

itu VOC memilih berpihak kepada Pangeran Pugar. Dengan

sombongnya, pada tahun 1709, VOC menobatkan Pangeran

Pugar menjadi Sultan Mataram dengan gelar

Pakubuwono I

yang berkuasa dari tahun 1705 sampai dengan tahun 1719, setelah

terlebih dahulu Pangeran Pugar mengadakan perjanjian dengan

VOC. Adapun isi perjanjian itu ialah sebagai berikut.

1)

Seluruh daerah Priangan dan bagian timur Madura, serta

Cirebon diserahkan kepada VOC

2)

Sunan dibebaskan dari semua utang-utangnya terdahulu,

dan sebagai gantinya sunan harus menyerahkan 800 koyan

beras setiap tahunnya selama 25 tahun kepada VOC

3)

VOC akan menempatkan pasukannya untuk melindungi

Sunan

Sunan Amangkurat III yang dibantu oleh Untung Surapati

akhirnya

berperang

dengan

Pakubowono

I.

Sementara,

Pakubuwono I dibantu oleh VOC. Dalam pertempuran itu,

Untung Surapati meninggal. Perjuangan Untung Surapati

selanjutnya diteruskan oleh kedua putranya hingga titik darah

penghabisan.

B Terbentuknya Kesadaran Nasional, Identitas

Indonesia, dan Perkembangan Pergerakan

Kebangsaan Indonesia –––––––––––––––––––––––––

Selain perjuangan-perjuangan yang terjadi di beberapa

daerah, pada abad ke-19 timbul semangat nasionalisme yang saat

itu berkembang di beberapa negara jajahan. Nasionalisme yang

terjadi pada saat penjajahan, menimbulkan berbagai kekerasan

dalam bentuk perang untuk menentang penjajah.

Sehingga

beberapa daerah di Indonesia yang dipimpin oleh tokoh-

tokohnya satu per satu melakukan perlawanan. Tidak sedikit di

antara mereka yang memperjuangkan tanah air untuk mencapai

kemerdekaan sampai rela mengobankan nyawanya. Karena itu,

atas jasa-jasanya kita perlu menghormati dan mengenangnya.

Mereka itu adalah pejuang tangguh yang dianugerahi gelar

pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

1

Lahirnya Nasionalisme di Beberapa Negara Asia-Afrika

Deskripsi mengenai bentuk perlawanan bangsa yang dijajah

pada umumnya sudah kalian pelajari di kelas sebelumnya. Saat

53

Kebangkitan Nasional

ini kita akan membahas munculnya sikap kepedulian terhadap

identitas dan martabat bangsa yang terjajah, karena hal ini

penting dan berpengaruh besar terhadap gerakan kebangkitan

bangsa.

Nasionalisme yang terjadi di Indonesia sebelumnya diawali

dengan terjadinya nasionalisme bangsa-bangsa di Asia-Afrika.

Seperti nasionalisme Jepang, Cina, India, Filipina, dan Mesir,

yang pada intinya rasa nasionalime itu muncul dengan faktor-

faktor sebagai berikut.

a.

Kenangan kejayaan bangsa-bangsa Asia-Afrika pada masa

lampau, seperti kita ketahui bahwa hampir semua wilayah

di Asia dan Afrika yang terjajah saat itu adalah pusat

peradaban tua di dunia.

b.

Adanya penderitaan akibat penjajahan yang kejam.

c.

Munculnya golongan terpelajar atau cendikiawan yang

secara langsung atau tidak langsung ternyata memperoleh

pendidikan dalam berbagai bidang dari para penjajah, ter-

masuk pendidikan politik.

d.

Pengaruh dari perang di Asia yang dimenangkan oleh

Jepang atas Rusia tahun 1905.

e.

Kemajuan dalam bidang politik, seperti munculnya kelom-

pok-kelompok partai politik, bidang ekonomi dan sosial

budaya yang semakin banyak mengetahui adanya persamaan

derajat dan martabat umat manusia di seluruh dunia.

Gerakan nasionalisme Asia-Afrika ini merupakan reaksi

terhadap kaum imperialisme barat, yang terbagi atas dua macam

gerakan reaksi, yaitu:

a.

Zelotisme

, yaitu reaksi atau sikap menutup pintu wilayah

mereka dari kekuasaan asing. Atau dengan kata lain dikenal

dengan isolasi dan perlawanan pasif.

b.

Herodianisme

, yaitu reaksi dengan taktis yang cerdik

dengan cara mengikuti dan menyadap informasi sebagai

pengetahuan sebagai bekal untuk menindas para penjajah.

2

Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme di

Indo

nesia –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Pada umumnya, semua gerakan nasionalisme bangsa-

bangsa Asia-Afrika sangat berpengaruh terhadap pergerakan

nasionalisme Indonesia. Semangat nasionalisme Indonesia mulai

tumbuh dan memperlihatkan kekuatannya terhadap penjajah

umumnya dan Belanda khususnya sejak penghujung abad ke-

54

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

19. Pada saat itu, Belanda hanya memerhatikan kepentingan

bangsanya sendiri dan mengeruk keuntungan dari wilayah

Indonesia. Kondisi itulah yang menjadi faktor utama munculnya

gerakan nasionalisme di Indonesia. Untuk menambah keyakinan

dan kepastian bahwa masyarakat Indonesia berjuang keras

menentang penjajah keadaan seperti itu boleh dikatakan sebagai

Kebangkitan Nasional, artinya bangunnya seluruh kemampuan

bangsa Indonesia untuk merdeka, dengan beberapa alasan utama

sebagai berikut.

a.

Penindasan yang dilakukan oleh penjajah Belanda, seperti

diperlakukannya programtanam paksa yang banyak merugi-

kan para petani dan pemilik lahan.

b.

Adanya pendidikan luar negeri yang diterima oleh sebagian

bangsa Indonesia, baik yang belajar dari negeri barat

maupun negeri timur. Tetapi yang paling berpengaruh

ialah pendidikan Barat ala Belanda yang diselenggarakan di

Indonesia, walapun sebagian sekolah hanya diperuntukkan

oleh kelompok tertentu saja. Adapun jenis-jenis sekolah yang

berperan dalam perkembangan pendidikan masyarakat

Indonesia saat penjajahan Belanda antara lain:

1)

ELS (

Europeesch Lagere School

) atau HIS (

Hollandsch

Indische School

) selama waktu 7 tahun sebagai pendidikan

tingkat dasar,

2)

Sekolah Lanjutan HBS (

Hogere Burger School

) dan AMS

(

Algmenene Middelbare School

) yang sekarang setingkat

SMA,

3)

Sekolah Bumi Putera (

Inlandsche School

) yang bahasa

pengantarnya adalah bahasa daerah,

4)

Sekolah Desa (

Volksch School

),

5)

Sekolah Desa Lanjutan (

Vervolksch School

),

6)

MULO (

Meer Uitgebreid Lager Onderwijs

) atau setingkat

SMP, dan

7)

Stovia (

School Toot Opleiding van Inlandsche Artsen

) yaitu

sekolah Dokter Jawa yang lamanya 7 tahun kelanjutan

dari MULO.

c.

Munculnya gerakan Islam modern, yang dapat berfungsi

sebagai pemersatu bangas Indonesia yang mayoritas

beragama Islam, dan mereka tidak setuju dengan semua

kebijakan Belanda yang jauh dari aturan kehidupan Islam.

d.

Dominasi ekonomi kaum Timur Asing terutama Cina, yang

saat itu oleh Belanda diberi keleluasaan dalam menguasai

bidang perdagangan.

e.

Perkembangan media pers sebagai alat komunikasi.

55

Kebangkitan Nasional

f.

Diberlakukannya politik Etis yang merupakan politik balas

jasa dari Belanda kepada Indonesia yang dicetuskan oleh

Van de Venter

, isinya dikenal dengan

Trias Vandeventer

yaitu

irigasi, migrasi dan edukasi.

g.

Ketidakpuasan dengan dibentuknya suatu sistem kehidupan

diskriminasi. Bangsa Indonesia sebagai pribumi diposisikan

sebagai golongan kelas tiga paling bawah setelah orang

Eropa dan Timur Asing.

Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan sangat pesat

saat organisasi

Budi Utomo

diakui secara resmi oleh pemerintah

Belanda pada tahun 1908. Adapun tahapan nasionalisme yang

berjalan di Indonesia sampai mencapai kemerdekaannya adalah

sebagai berikut.

a.

Nasionalisme sosial dan kebudayaan

(1900–1912), di orientasi-

kan pada perbaikan dan perkembangan sistem kehidupan

masyarakat pribumi.

b.

Nasionalisme politik

(1912–1921), mengarahkan pen duduk

Indonesia untuk mengerti akan politik dan saat itu banyak

didirikan partai politik.

c.

Nasionalisme militan

(1921–1926), diketengahkan setelah

bangsa Indonesia mengerti politik dan perjuanganorganisasi-

nya yang dilandasi dengan semangat militansi yang tinggi.

d.

Nasionalisme

politik

radikal

(1926–1933), menyadar

kan

segala macam aktivitas partai politik dan organisasi yang

berkembang dengan sifat nonkooperatif.

e.

Nasionalisme moderat

(1933–1941), dikembang kannya sikap

kebijakan partai untuk mengambil keputusan yang matang.

f.

Nasionalisme pendudukan Jepang

(1942–1945), merupa kan

tindakan terakhir yang membawa dampak terhadap ke-

merdekaan Indonesia.

3

Organisasi-Organisasi Pergerakan Nasional di Indonesia

Munculnya organisasi-organisasi yang membawa pada

pergerakan nasionalisme Indonesia latar belakangnya ternyata

terlahir dari berbagai golongan, terutama golongan pelajar, kaum

nasionalis, aliran sekuler, gerakan profesi, serta gerakan awal

wanita. Berikut akan kita bahas deskripsinya secara singkat.

Munculnya organisasi-organisasi yang membawa pada

pergerakan nasionalisme Indonesia latar belakangnya ternyata

terlahir dari berbagai golongan, terutama golongan pelajar, kaum

56

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

nasionalis, aliran sekuler, gerakan profesi, serta gerakan awal

wanita. Berikut akan kita bahas deskripsinya secara singkat.

a.

Budi Utomo

Latar belakang munculnya organisasi Budi Utomo karena

adanya kondisi kehidupan yang sangat memprihatinkan. Namun

sejak diberlakukannya politik etis, ternyata mendatangkan

dampak positif terhadap perkembangan pen-

didikan penduduk pribumi. Hanya di lain pihak

para pelajar Indonesia ini mengalami kesulitan

dalam memperoleh dana. Hal ini mengundang

keprihatinan

dr.

Wahidin

Sudirohusodo

untuk berusaha mengumpulkan dana dengan

melakukan propaganda keliling Pulau Jawa. Ide

itu lalu diterima oleh

dr.

Sutomo

yang saat itu

sedang belajar di Stovia. Penghimpunan dana ini

juga ditujukan untuk merealisasikan pengajaran

dan pendidikan masyarakat Jawa yang tidak

terlepas dari budaya aslinya yang digabungkan

dengan

pola

pendidikan

barat.

Akhirnya,

pada

20 Mei 1908

, Sutomo dan rekan-rekannya

berhasil mendirikan sebuah organisasi di Jakarta

yang bernama

Budi Utomo

. Sehingga sampai

sekarang tanggal tersebut diperingati sebagai

Hari Kebangkitan Nasional

.

Ketika mengembangkan Budi Utomo, Sutomo dan kawan-

kawan memperkenalkan cara-cara organisasi modern yang

mengarah kepada kesadaran pribumi untuk memegang teguh

paham dan ideologinya. Dari sanalah muncul

perubahan-perubahan sosial dan politik pada

masyarakat pribumi.

Kemunculan organisasi Budi Utomo meng-

akibatkan tanggapan dan reaksi dari Belanda.

Ada beberapa tanggapan yang mengatakan

tentang terbentuknya Budi Utomo. Menurut

sebagian golongan, Budi Utomo merupakan

gerakan

renaissance

budaya Indonesia. Sementara,

ada sekelompok golongan terutama kaum priayi

dengan kelas sosial yang tinggi kurang setuju

dengan adanya Budi Utomo, karena mereka

khawatir kehadirannya akan mengganggu dan

mengubah status mereka saat itu. Akhirnya,

golongan priayi ini (

regent bond

) membentuk

organisasi di Semarang pada tahun yang sama

Gambar 2.1

dr. Wahidin Sudirohusodo

(1852-1917)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

Gambar 2.2

dr. Sutomo (1888-1938)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

57

Kebangkitan Nasional

dengan nama Setia Mulia. Tetapi beberapa kelompok lain seperti

para bupati ternyata sangat mendukung kehadiran Budi Utomo.

Dengan hadirnya Budi Utomo, ternyata semangat ke-

bangsaan dari suku-suku bangsa di Indonesia semakin bertambah

besar, terbukti dengan diselenggarakannya Kongres Budi Utomo

pada 3-5 Oktober 1908. Dalam perjuangannya, Budi Utomo

memilili dua prinsip, yaitu prinsip yang diwakili oleh golongan

muda yang cenderung menangani masalah politik dalam meng-

hadapi pemerintah kolonial, dan prinsip kedua yang diwakili

oleh golongan tua dengan arahan dan perjuangan melalui sosial

budaya.

b.

Sarekat Islam

Padaawalnya, Sarekat Islam(SI) hanyalahsebuahperkumpulan

para pedagang yang diberi nama Sarekat Dagang Islam yang

dipelopori oleh

K.H.

Samanhudi

, seorang pengusaha batik dari

kampung Lawean (Kolo). Pada awalnya, tujuannya hanya untuk

mengimbangi supaya persaingan dapat diatasi dalam menghadapi

pedagang asing. Pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam diubah

menjadi Sarekat Islam di bawah pimpinan

H.U.S. Cokroaminoto

dengan beranggotakan semua kalangan masyarakat yang beragam

Islam. Kegiatan Sarekat Islam menjadi terfokus pada masalah-

masalah keagamaan dengan segala bukti nyatanya.

Namun, tujuanutamaSarekat Islam tetap yaitu mengembang-

kan ekonomi Islam seperti yang dikemukakan oleh Haji

Umar

Said Cokroaminoto pada rapat besar di kebun binatang Surabaya

pada 26 Januari tahun 1913. Setelah SI mengalami perkembangan,

Gambar 2.4

H.U.S. Cokroaminoto (1883-

1934)

(Sumber:

Dokumen Penerbit)

Gambar 2.3

K.H. Samanhudi (1868-1956)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

58

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

pemerintah Belanda merasa khawatir karena dianggapnya SI

dapat membahayakan kedudukan pemerintah Belanda, apalagi

setelah keanggotaan SI semakin luas dan besar serta berhasil

mengadakan Kongres Nasional.

Kongres Nasional I diselenggarakan di Jakarta dengan

dihadiri oleh 360.000 anggota dan masih H.U.S. Cokroaminoto

yang terpilih sebagai pimpinan SI. Sebelum Kongres Nasional

tahunan yang kedua (1917), muncul aliran revolusioner yang

dipimpin oleh

Samaun

. Pada tahun 1918 dalam kongres ketiga

pengaruh Samaun yang hanya sebagai Ketua SI Lokal Semarang

semakin menjalar dalam organisasi SI secara keseluruhan

(CSI =

Central Sarekat Islam

). Rupanya dengan hadirnya, aliran

revolusioner merupakan awal perpecahan dalam organisasi SI.

Buktinya dalam kongres keempat tahun 1919, SI memerhatikan

golongan buruh karena diduga untuk mempersiapkan kemajuan

menurut anggapan mereka hancur perekonomian tidak semata-

mata penjajah melainkan adanya kapitalis dari para pengusaha

lokal juga, sehingga pengaruh komunis sudah semakin merasuk

pada organisasi ini. Terbukti saat dilakukannya kongres kelima

tahun 1921 SI terpecah menjadi dua kelompok, yaitu

SI Putih

di

bawah pimpinan H.U.S. Cokroaminoto dan

SI Merah

dipimpin

oleh Samaun yang akhirnya berkembang menjadi organisasi yang

berhaluan komunis. Tahun 1933 Central Sarekat Islam berubah

menjadi Parti Sarekat Islam yang kehidupan organisasinya

semakin kompleks dan pada tahun 1927 PSI berubah kembali

menjadi PSII Partai Sarekat Islam Indonesia.

c.

Indische Partij

Organisasi politik Indische Partij ini di-

dirikan oleh

Ernest Eugene Francois Douwes

Dekker

(Dr. Danudirja Setia Budhi),

dr. Cipto

Mangunkusumo

, dan

Suwardi Suryaningrat

(Ki Hajar Dewantara)

yang dikenal dengan

nama “Tiga Serangkai”, pada 25 Desember

1912 di Bandung. Perhimpunan ini termasuk

organisasi

yang

memiliki

keistimewaan,

karena meskipun usianya pendek, tetapi

anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak

dasar politik Indonesia sebagai organisasi

campuran antara orang Indo dengan pribumi.

Namun karena prinsipnya yang sangat radikal

dalam mengiginkan

Indonesia

merdeka,

maka pemerintah Belanda sangat menentang

dan hati-hati untuk berhubungan dengan

Indische Partij

. Sehingga perjuangannya untuk

Gambar 2.5

Dr. Setia Budhi atau Douwes

Dekker (1879-1950)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

59

Kebangkitan Nasional

Gambar 2.8

K.H. Akhmad Dahlan (1868-

1923)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

mendapatkan badan hukum ternyata sia-sia, karena pada 4 Maret

1913 perhimpunan ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi

terlarang. Ketiga tokohnya diasingkan ke Belanda. Namun Cipto

Mangunkusumo dikembalikan karena sakit, dan pada tahun

1919 Setia Budhi dan Suwardi Suryaningrat

juga dikembalikan

dan mereka tetap terjun dalam dunia politik untuk memikirkan

perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan.

d.

Muhamadiyah

Muhamadiyah merupakan organisasi yang berakar pada

keagamaan. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 18

November 1912, di bawah pimpinan

K.H.Ahmad

Dahlan

.

Tujuan

pendirian

Muhamadiyah

adalah sebagai tanggapan atas dasar saran Budi

Utomo dengan maksud memberi pelajaran

agama kepada anggotanya, sehingga kelompok

Muhamadiyah dikatakan sebagai organisasi

agama yang modern. Pelaksanaan program

kerjanya dimulai dengan mendirikan sekolah

yang berlandaskan agama, panti asuhan, panti

jompo dan fakir miskin serta balai pengobatan

dan rumah sakit. Perkumpulan ini tetap berpusat

di Yogyakarta.

Pada 20 Desember 1912, Muhamadiyah

menginginkan organisasinya memiliki badan

hukum dan ternyata dikabulkan oleh gubernur

jenderal yang memerintah pada saat itu, dengan

Gambar 2.6

R.M. Suwardi Suryaningrat

atau Ki Hajar Dewantara (1889-1959)

(Sumber:

Dokumen penerbit)

Gambar 2.7

dr. Ciptomangunkusumo

(1886-194)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

60

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

dikeluarkannya

Govermen Besluit

(SK) nomor 81 tanggal 22

Agustus 1914. Ternyata setelah Muhamadiyah berbadan hukum,

perkumpulan sejenis tidak hanya ada di Yogyakarta saja, melainkan

muncul di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di sekitar

pesantren-pesantren yang sering mengadakan perkumpulan (

tablig

).

Atas persetujuan pemerintah Belanda, Muhamadiyah berhak

mendirikan cabang di semua wilayah. Peranan Muhamadiyah

sangat besar dalam mempersiapkan perlawanan terhadap dominasi

asing. Sebab dengan hadirnya organisasi ini, tingkat pendidikan

masyarakat Indonesia menjadi lebih maju, baik dalam pendidikan

agama maupun pendidikan umum.

e.

Gerakan Pemuda Seluruh Indonesia

Titik api yang bersinar dari gerakan Budi Utomo, ternyata

membawa dampak dan respons yang baik dari seluruh pemuda

yang ada di Indonesia. Hal ini terbukti dengan bermunculannya

perhimpunan gerakan-gerakan pemuda di Indonesia. Di antara

perhimpunan tersebut pada tahun 1914 berdiri

Perkumpulan

Pasundan

yang bertujuan untuk mempertinggiderajatkesopanan,

kecerdasan dan memperluas kesempatan kerja, dengan beberapa

pimpinan seperti

R. Kosasih Surakusumah

,

R.

Otto Kusumah

dan

Jayadiningrat

.

Kemudian

orang-orang Ambon yang bertempat tinggal di

Jawa membentuk perkumpulan

Sarekat Ambon

di bawah pimpinan

A.J. Patty

yang ingin

mempersiapkan pemerintah yang berparlemen.

Namun, karena gerakannya yang radikal, A.J.

Patty dibuang ke Bangka.

Pada 16 Agustus 1927, di Jakarta dibentuk

Organisasi Persatuan Minahasa

di bawah

pimpinan

dr. Tumbelaka

dan

Sam Ratulangi

.

Kemudian, berdiri pula Sarekat Celebes akibat

dari

adanya

kesalahpahaman.

Selain

itu,

banyak pula berdiri kumpulan pemuda seperti

Sarekat Madura, Perserikatan Timor, dan Sarekat

Sumatra. Perkembangan organisasi pemuda ini

berdampak pada terbentuknya perkumpulan

pemuda kedaerahan.

f.

Organisasi Kepanduan

Sejalan dengan lahirnya organisasi pemuda, lahir juga per-

kumpulan kepanduan yang berupa organisasi lanjutan dari

induk organisasi asalnya. Pada awalnya, organisasi kepanduan

Gambar 2.9

Dr. Gerungan Saul Samuel

Jacob Ratulangi 1890-1949)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

61

Kebangkitan Nasional

hanya menghimpun kelompok pemuda yang gemar melakukan

kegiatan olahraga. Organisasi kepanduan yang pertama kali

berdiri adalah

Javaansche Padvinders Organisatie

(JPO) yang

berkedudukan di Solo, berdiri pada tahun 1916. Di kalangan

anak-anak keturunan Eropa juga berdiri organisasi

Neda Indische

Padvinders Vereeninging

(NIPV) tahun 1917. Setelah melewati

tahun 1920, organisasi kepanduan ini semakin berkembang

dan mengikuti perkembangan paham nasionalisme, maka ber-

munculan puluhan organisasi sejenis, seperti

Sarekat Islam

Afdeling Pandu (SIAP), Hizbul Wathon, dan Pandu Pemuda

Sumatra. Akhirnya, keberadaan semua organisasi kepanduan ini

dapat menopang kehidupan organisasi politik. Akhirnya, muncul

Kepanduan Rakyat Indonesia

(KRI), hanya karena dicurigai

oleh pemerintah Belanda, KRI dilarang untuk berkumpul dan

melakukan kegiatan.

g.

Taman Siswa

Setelah dipulangkan ke Indonesia

Suwardi Suryaningrat

atau dikenal dengan sebutan

Ki Hajar Dewantara

,

masih tetap

memiliki keinginan untuk memajukan bangsanya. Hingga pada

tahun 1922, ia mendirikan perguruan

Taman Siswa

. Taman Siswa

ini lahir dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan

secara kultural yang dapat diselenggarakan dengan baik. Bahkan

organisasi ini menjadi tonggak untuk penataan pengembangan

pendidikan nasional. Keistimewaan dari Taman Siswa ialah

pelaksanaan kepemimpinan dalam organisasi yang demokratis,

dan mengutamakan kepentingan rakyat. Seorang pemimpin

harus menjadi kunci bagi keberhasilan dan kemajuan rakyatnya,

salah satu caranya yaitu berjuang dan belajar. Sehingga pada

akhirnya, organisasi ini mengetahui betul tentang peranan pen-

didikan nasional sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan.

Taman Siswa memiliki pedoman sebagai berikut.

“Ing ngarso sing tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri

handayani”

Pedoman tersebut dapat diartikan sebagai prinsip seorang

pemimpin. Jika di depan dia harus menjadi teladan, jika di

tengah dia harus mampu membangun dan di belakang dia harus

mampu memberi soko atau dukungan yang baik.

Ketangguhan dan kehebatan Taman Siswa ialah dalam

pelaksanaan pendidikannya. Pada umumnya, pelaksanaan pen-

didikan diserahkan kepada pihak swasta, sehingga cegahan

kolonial Belanda terhadap jalannya pendidikan menjadi ter-

batas. Akibatnya, Belanda merasa takut Taman Siswa ini

akan menghancurkan pemerintahannya. Saat itu pemerintah

62

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

h.

Partai Komunis Indonesia

Cikal bakal lahirnya Partai Komunis Indonesia yaitu

terjadinya perpecahan Sarekat Islam. Dengan hadirnya golongan

revolusioner yang membentuk SI Merah ternyata berdampak

terhadapberkembangnya pemikiransosialispadasuatuorganisasi

atau perkumpulan. Bersamaan dengan hal itu, muncul pula

lahirnya Marxisme Belanda di bawah pimpinan

Sneevliet

dan

didukung oleh tokoh dari Indonesai yaitu

Samaun

. Dilihat dari

pelaksanaan politiknya, PKI ini ialah salah satu organisasi politik

yang radikal, sehingga keberadaannya dilarang oleh pemerintah

Belanda. Namun secara diam-diam dan ilegal Samaun, Darsono,

dan Alin tetap menjalankan aktivitas politik bahkan sempat

mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI).

i.

Gerakan Wanita

Pelopor yang mendukung adanya keikutsertaan wanita

dalam berjuang merebut kemerdekaan ialah

Raden Ajeng

Kartini

. Idealisme yang disebut dengan gerakan emansipasi

wanita itu tumbuh karena Kartini hidup di kalangan bangsawan.

Ia sering memerhatikan tentang budaya barat dengan sungguh-

sungguh. Sebagai hasil realisasi dari Kartini dalam memajukan

pendidikan bagi kaum wanita, timbulah pergerakan dari kaum

wanita Indonesia. Pada awalnya, organisasi kewanitaan yang

diselenggarakan Kartini hanyalah sebatas pendidikan kecakapan

mengeluarkan peraturan tentang adanya sekolah liar, dan

akhirnya Taman Siswa memiliki keterbatasan dalam melakukan

pergerakannya. Tetapi undang-undang tentang sekolah liar ini

banyak ditentang oleh beberapa tokoh pemuda pendidik yang

lain di luar Pulau Jawa.

Gambar 2.11

Raden Dewi Sartika

(1884-1947)

Gambar 2.10

R.A.Kartini (1879-1904)

(Sumber:

Dokumen Penerbit)

(Sumber:

Dokumen Penerbit)

63

Kebangkitan Nasional

j.

Partai Nasional Indonesia

Keadaan sosial politik yang semakin sulit membuat beberapa

organisasi berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orientasi

baru. Seperti penyimpangan yang dilakukan PKI pada tahun

1926, mengakibatkan tumbuhnya semangat untuk menyusun

kekuatan baru, terutama golongan nasionalis.

Pada awal tahun 1927 berdiri sebuah perkumpulan yang

bernama

Partai Nasional Indonesia

(PNI) yang didirikan oleh

Ir.

Soekarno

.

Meski arahannya pada situasi politik, namun beberapa

pengikutnya seperti Mohammad Hatta tetap menekankan pada

aspek pendidikan. Pada 4 Juli 1927, kelompok

nasionalis

mengadakan

perkumpulan

di

Bandung yang bertujuan untuk mendukung

berdirinya PNI. Adapun tujuan dari PNI yang

sebenarnya adalah ingin mencapai Indonesia

merdeka.

Di bawah pimpinan Bung Karno (sebutan

untuk Ir. Soekarno), kemajuan PNI semakin

bertambah pesat. Namun sayang, keberada-

annya tetap tidak disetujui oleh pemerintah

Belanda, sehingga tersiar kabar bahwa PNI

sebagai provokator yang akan melakukan

pemberontakan pada tahun 1930. Akhirnya,

pemimpin-pemimpin PNI termasuk Bung Karno

ditangkap oleh Belanda pada 24 Desember

1929, kemudian perkaranya diserahkan ke

pengadilan. Saat jalannya sidang, semua warga

wanita sebagai ibu rumah tangga, tetapi itu hanya terjadi sebelum

tahun 1920. Setelah Kartini memeloporinya, muncul organisasi

wanita yang membekali bahwa wanita itu memiliki hak yang sama

dalam berbagai kehidupan, seperti Organisasi Putri Mardika, serta

sekolah-sekolah wanita yang lain.

Di daerah Pasundan ada tokoh yang bernama

Raden Dewi

Sartika

yang menyelenggarakan

Sekolah Kautamaan Istri

, hampir

di semua kabupaten di Jawa Barat. Kemudian, di Yogyakarta

berdiri pula organisasi kewanitaan yang bernama Sopa Tresna,

yang kemudian menjadi bagian dari organisasi Muhamadiyah

dan namanya menjadi Aisyiyah. Di Sumatra berdiri Organisasi

Keutamaan Istri Minangkabau dan Kerajinan Amal Setia. Ternyata

setelah tahun 1920, perkumpulan wanita ini muncul menjadi

organisasi sosial yang lebih luas. Seperti di Minahasa, didirikan

organisasi

De Gorontalosche Muhamedaansche Vroumen Vereeinging

,

yang merupakan tonggak untuk lahirnya organisasi wanita yang

membantu dalam gerakan kebangkitan nasional.

Gambar 2.12

Ir. Soekarno (1901-1970)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

64

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

1 Berdirinya Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda ––––

k.

Partai Indonesia (Partindo)

Karena PNI telah dinyatakan sebagai partai terlarang, maka

tokoh-tokoh nasionalis membentuk panitia untuk mendirikan

partai baru. Di bawah pimpinan

Sartono

, pada 1 Mei 1931

diumumkanlah berdirinya perkumpulan baru yang dinamakan

dengan

Partai Indonesia

. Partai ini masih merupakan kelanjutan

dari PNI, agar diharapkan para anggota PNI yang telah bubar

masuk menjadi anggota Partindo. Tujuan Partindo adalah

untuk mncapai kemerdekaan Indonesia. Meski Bung Karno

belum menjadi anggota Partindo, namun ia pernah melakukan

pidato dalam kongres Partindo di Jakarta pada 15-17 Mei 1932.

Setelah Bung Karno menjadi anggota, jabatannya sebagai ketua

cabang Partindo di Bandung dan ternyata berpengaruh besar

terhadap jumlah anggota Partindo yang terus meningkat. Dan

akibatnya kembali terjadi pengawasan pemerintah Belanda yang

sangat ketat. Sampai berpuncak pada penangkapan Bung Karno

untuk kedua kalinya dan kemudian dibuang ke Ende pada 1

Agustus 1933. Sejak saat itu, kembali pergerakan partai politik

dipersempit, dan larangan pun mulai datang dari pemerintah.

Akhirnya, Partindo membubarkan diri pada 18 November 1936.

Akibat dari banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar

di Belanda, maka terbentuklah suatu kelompok pelajar di Negeri

Belanda yang bernama

Indische Vereeniging

(IV) yang berdiri

tahun 1908. Waktu pendiriannya hampir bersamaan dengan

berdirinya Budi Utomo. Pada awalnya, IV hanya bermaksud

untuk perkumpulan sosial dengan bahasan kondisi tanah air yang

memiliki pencurahan perhatiannya kepada Bung Karno. Bahkan

beberapa surat kabar pun menghimpun pembicaraan Bung

Karno saat di pengadilan. Meski Bung Karno mendapatkan

pembelaan, namun keputusan menjatuhkan hukuman terhadap

Bung Karno selama 4 tahun. Hukuman tersebut diartikan oleh

seluruh pengikut nasionalis bahwa siapa yang bertindak seperti

Bung Karno takut dikategorikan sebagai kejahatan politik, maka

demi keselamatan pada tahun 1931 pengurus-pengurus PNI

secara berangsur membubarkan diri.

C Perhimpunan Indonesia sebagai Bukti Nyata

untuk Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia

65

Kebangkitan Nasional

Jumlah mahasiswa Indonesia yang ada di Negeri Belanda

semakin meningkat setelah terjadinya Perang Dunia I. Adapun

di antara sekian banyak mahasiswa Indonesia ialah Sutomo,

Hatta, Ali Sostroamidjojo, Iwa Kusumasomantri, Iskak, dan

Budiardjo, yang kemudian mereka membentuk komunitas kecil

yang anggotanya hanya terdiri atas 38 orang. Berkat pengalaman

di Indonesia mengurus organisasi, mereka memantapkan lagi

kegiatan untuk ikut aktif dalam kegiatan politik di negeri Belanda.

Tapi sejak

Januari 1925 organisasi ini sudah resmi menjadi

organisasi politik di Negeri Belanda, dan pada rapat 3 Februari

1925 nama

Perhimpunan Indonesia

sudah mulai dipakai.

Dengan mengikuti perkumpulan pemuda di Negeri

Belanda, pemuda-pemuda Indonesia menyadari akan dirinya

sebagai elit politik baru yang memiliki tugas untuk

membebaskan bangsanya dari tangan penjajah.

Oleh karena itu, mereka selalu mengembangkan

persepsi

yang

kuat

terhadap

tanah

airnya.

Untuk

mempersiapkan

perjuangan

mencapai

kemerdekaan Indonesia, para pemimpin organisasi

seperti Bung Hatta dan rekan-rekannya terpaksa

harus mengembangkan suatu ideologi nasionalis

baru yang bebas dari batasan agama, maupun sifat

sosialis komunis. Sehingga mereka berpikir selain

menentang penjajah, mereka juga harus berjuang

melawan penduduk pribumi yang tidak seideologi.

Terdapat

empat

pikiran

pokok

yang

harus

dikembangkan dalam Perhimpunan Indonesia saat

itu, yaitu:

menjadi obrolan pada waktu senggang. Namun, ketika tokoh

Indische Partij

datang, perkembangannya berubah ke arah politik

dan semakin bertambah pesat. Akhirnya, mereka menerbitkan

sebuah majalah Hindia Putra oleh Suwardi Suryaningrat pada

tahun 1916. Pada tahun 1917, IV bergabung dengan

Chung

Hwa Hui

(Organisasi Mahasiswa Indonesia Cina) yang semakin

mendukung untuk kemajuan mereka memikirkan masalah masa

depan bangsa Indonesia.

Gambar 2.13

Mohammad Hatta (1902-

1980)

(Sumber: Album Pahlawan Bangsa)

2

Perkembangan Organisasi Mahasiswa Indonesia di Negeri

Belanda –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

3 Perhimpunan Indonesia dan Ideologi Nasional ––––––––––––

66

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Perhimpunan

Indonesia yang di dalamnya adalah para mahasiswa ternyata

cenderung lebih memilih untuk terjun ke bidang politik. Mereka

berkeinginan setelah menyelesaikan studinya akan bergabung

dengan beberapa partai politik yang sudah terbentuk di Indonesia.

Supaya partai-partai politik yang diikutinya dapat menerima

paham-paham yang dibawa oleh Perhimpunan Indonesia.

Tetapi karena berbagai situasi tertentu, ternyata banyak di

antara mereka yang sudah pulang ke Indonesia tidak aktif dalam

kegiatan politik. Melainkan mengembangkan profesinya sendiri

dengan organisasi-organisasi di luar politik. Namun, upaya

untuk memasukkan paham Perhimpunan Indonesia yang bersifat

nasionalis tetap menggebu pada diri mereka, terutama Mohammad

a.

kesatuan nasional

, sehingga untuk bersatu diperlukan ke-

sepakatan tidak memandang adanya perbedaan yang sifat-

nya kecil;

b.

solidaritas

, menyadari kepentingan bersama sehingga tidak

mempertajam kon

ß

ik;

c.

nonkoperasi

, artinya kemerdekaan tidak diberikan secara

cuma-cuma melainkan harus direbut oleh bangsa Indonesia

dengan mengandalkan kemampuan sendiri; dan

d.

swadaya

, artinya adanya keperluan menolong diri sendiri

dengan mengandalkan diri sendiri, untuk mengembangkan

alternatif struktur nasional supaya mendapatkan kedudukan

sejajar dengan pemerintah kolonial.

Pada akhirnya, gerakan Perhimpunan

Indonesia semakin memfokuskan kegiatan-

nya dalam bidang politik yang memikirkan

upaya untuk menentukan nasib dirinya

sendiri apalagi ketika

Woodrow Wilson

(Presiden Amerika) memberikan tekanan

pada

doktrin

hak

menentukan

nasib

sendiri (

The Right Selfdetermination

) dalam

perjanjian

Versailles

(1918).

Gambar 2.14

Woodrow Wilson, Presiden Amerika

periode 1913-1917, 1917-1921

(Sumber: Encarta)

4 Perhimpunan Indonesia dan Kegiatan Politiknya ––––––––––

67

Kebangkitan Nasional

Pada 17-18 Desember 1927 dicapai kesepakatan dari

beberapa kelompok seperti PSI, Budi Utomo, PNI, Pasundan,

Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia

untuk mendirikan suatu federasi partai politik dengan nama

PPPKI. Adapun sebagian alasan yang menjadi latar belakang

pendirian organisasi ini adalah banyaknya pemberontakan dan

kegagalan dari beberapa kelompok partai untuk mencapai cita-

citanya, sehingga ada suatu pemikiran seperti Ir. Soekarno untuk

mencoba menghimpun seluruh kekuatan nasionalis menjadi satu

kesatuan.

PPPKI berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga

mampu melakukan kegiatan politiknya dalam bentuk kongres-

kongres. Kongres PPPKI pertama kali dilakukan di Surabaya pada

2 September 1928. Semua wakil dari partai politik menyatakan

harapannya bahwa kongres itu merupakan tahap awal untuk

mempersiapkan diri bagi gerakan kebangsaan. Kemudian dalam

rapat-rapat berikutnya sering dibahas masalah pendidikan nasio-

nal, bank nasional, serta cara-cara untuk memperkuat kerja sama,

sehingga berhasil dibentuknya berbagai komisi. Adapun komisi-

komisi itu terdiri atas Cokroaminoto (PSI), Ir. Soekarno (PNI),

Otto Subrata (Pasundan) dan Husni Thamrin (Kaum Betawi),

yang kemudian dipilih ketua majelisnya adalah Sutomo.

Pada akhir tahun 1929 berbagai peristiwa telah mengancam

untuk hancurnya PPPKI. Hal itu dimungkinkan karena

ada-

nya ketidakcocokan di antara wakil-wakil partai yang meng-

atasnamakan misinya masing-masing. Seperti paham nasionalis,

radikal, modernis, dan paham-pahamkeislamanternyata satu sama

lain memiliki perbedaan pendapat. Sebagian dari golongan Islam

tidak menerima paham kebangsaan, sehingga PSI yang sangat

berpengaruh terhadap PPPKI pada tahun 1930 mengudurkan

diri karena terdapat penolakan dari kelompok yang lain untuk

memasukkan paham-paham Islam. Pada saat yang hampir

bersamaan juga terjadi penangkapan Bung Karno yang kemudian

1

Pemufakatan Perhimpuan-Perhimpunan Politik Kebang-

saan Indonesia (PPPKI) ––––––––––––––––––––––––––––––––––

1

1

P

f k t

P hi

P

hi

P litik K

b

D GagasanPersatuandanKesatuanuntukMemben-

tuk Kesadaran Nasional dan Identitas Bangsa

Hatta. Akhirnya, Hatta mengusulkan untuk dibentuknya per-

kumpulanberupapartai politikdengannama

Nasionalis Indonesische

Volks Partij

(Partai Rakyat Nasional Indonesia).

68

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

Pada umumnya perkumpulan-perkumpulan yang bersifat

nasionalis ternyata kurang menjangkau organisasi-organisasi

yang bersifat kepemudaan. Pada saat munculnya PNI dan

PPPKI, hubungan antara berbagai kelompok kepemudaan yang

di dalamnya didominasi oleh pelajar dan mahasiswa semakin

meningkat dan mereka bergabung dalam suatu wadah dengan

nama

Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia

(PPPI) pada tahun

1926. Kebanyakan anggota PPPI berasal dari mahasiswa Bandung

dan Jakarta, seperti mahasiswa fakultas kedokteran, hukum, dan

teknik. Mereka awalnya sepakat untuk mengenyampingkan

perbedaan-perbedaan terutama atas dasar kedaerahan, dan

mereka pun sepakat untuk membentuk suatu kesatuan bagi

seluruh rakyat sebagai bangsa Indonesia. Sehingga pada 30 April

– 2 Mei 1928 di Jakarta telah terselenggara

Kongres Pemuda I

yang

dipimpin oleh

Moh. Tabrani

sebagai wakil perkumpulan pemuda

dari Jawa (

Jong Java

). Adapun tujuan dilakukannya kongres itu

adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan

kebangsaan, dan mempererat hubungan di antara semua per-

kumpulan pemuda kebangsaan.

Kongres Pemuda tersebut diikuti oleh hampir setiap per-

kumpulan pemuda di Indonesia seperti

Jong Java, Jong Sumatranen

Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak

, dan

Jong

Islamieten Bond

. Dalam kegiatan kongres tersebut

Muhammad

Yamin

dari Jong Sumatranen Bond memberikan ceramah tentang

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,

namun tanpa mengurangi rasa hormat terhadap

bahasa daerah yang lain seperti Sunda, Batak,

Ambon, Aceh, dan sebagainya hanya ada dua

bahasa yang berpengaruh yaitu bahasa Melayu

dan bahasa Jawa yang dapat mendukung

harapan mencapai persatuan dan kesatuan.

Kegiatan-kegiatan organisasi kepemudaan

terus berkembang dan melakukan Kongres

Nasional kembali mulai 27 Oktober 1928, kongres

itu bernama

Kongres Pemuda II

. Organisasi yang

menjadi panitia penyelenggarannya adalah PPPI

dengan ketua yang pertama yaitu Prof. A. Sigit

kemudian digantikan oleh Sugondo Joyopuspito

.

Adapun selengkapnya panitian penyelenggara

Gambar 2.15

Prof. Muhammad Yamin,

S.H. (1903 - 1962)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

2 Kongres Pem

uda dan Sum

pah Pem

uda ––––––––––––––––––

diadili. Sementara, ia juga memiliki peranan penting dalam PPPKI

dan dianggap sebagai simbol pemersatu dalam PPPKI.

69

Kebangkitan Nasional

kegiatan Kongres Pemuda II yaitu, Sugondo Joyopuspito (wakil

dari PPPI) sebagai ketua, Joko Marsaid (wakil Jong Java) sebagai

wakil ketua, Mohammad Yamin (wakil Jong Sumtranen Bond)

sebagai sekretaris, Amir Syarifudin (wakil Jong Batak) sebagai

bendahara, serta enam orang pembantu berturut-turut Johan Muh.

Cai (wakil Jong Islamieten Bond), Kocosungkono (wakil Pemuda

Indonesia), Senduk (wakil Jong Celebes), J. Leimena (wakil Jong

Ambon) dan Rohyani (wakil Pemuda Kaum Betawi).

Kongres Pemuda II itu menyelenggarakan tiga kali kegiatan

rapat. Rapat pertama dilakukan di

Gedung Katholik

Jonglingen

Bond

. Rapat kedua dilakukan di

Gedung Oost Java Bioscoop,

dan

rapat ketiga di

Gedung Indonesische Clubhuis.

Semua rapat tersebut

dihadiri oleh 750 anggota dari setiap perhimpunan pemuda di

Indonesia.

Kongres Pemuda II

ini berhasil mendeklarasikan

Sumpah Pemuda

pada

28 Oktober 1928

yang isinya mengandung

nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan. Cuplikan dari

ikrar Sumpah Pemuda tersebut ialah sebagai berikut.

“Kami putra putri Indonesia mengaku, ber-

tumpah darah satu, tanah air Indonesia. Berbangsa

satu,

bangsa

Indonesia.

Menjunjung

bahasa

persatuan, bahasa Indonesia.”

Serta pada

malam penutupan untuk

yang pertama kalinya lagu

Indonesia Raya

dikumandangkan oleh penggubahnya

Wage

Rudolf Supratman

, yang hanya dinyanyikan

melalui biola, dengan alasan jika dinyanyikan

bersama-sama

secara

vokal

tentu

akan

dilarang oleh polisi. Sejak saat itulah Indonesia

Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaaan

Indonesia.

Dengan lahirnya Sumpah Pemuda dalam

tonggak sejarah Indonesia telah memberikan

semangat untuk berjuang lebih kuat lagi dalam

meraih

kehidupan

bangsa yang merdeka

terlepas dari kekuasaan penjajah.

Gambar 2.16

Wage Rudolf Supratman

(1903-1938)

(Sumber:

Album Pahlawan Bangsa)

70

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

Re

ß

eksi

Nasionalisme merupakan dasar perjuangan untuk meraih kemerdekaan.

Dengan semangat nasionalisme bangsa Indonesia tidak lagi berjuang secara

kedaerahan. Semuanya bersatu padu mengusir penjajah demi mewujudkan

cita-cita Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu, saat ini kita sebagai bangsa

Indonesia harus menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan. Perbedaan

suku, agama, dan budaya bukanlah penghalang untuk membangun bangsa

Indonesia mengisi kemerdekaan. Perbedaan suku, agama, dan budaya

merupakan kekayaan bangsa harus dijaga dan dihormati untuk mewujudkan

kehidupan yang damai, tenteram dan sejahtera.

Rangkuman

1.

Kolonialisme adalah keinginan suatu bangsa untuk menaklukkan bangsa

lain dalam bidang politik, ekonomi, eksploitasi ekonomi, serta penetrasi

kebudayaan. Imperialisme adalah sistem usaha yang dilakukan oleh

bangsa kolonial terhadap berbagai daerah koloni.

2.

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap imperialisme Portugis, antara lain:

a.

Perlawanan Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah

b.

Serangan Kerajaan Demak terhadap Portugis di Malaka di bawah

pimpinan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor)

c.

Perlawanan rakyat Aceh dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda

2.

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap imperialisme Belanda, antara lain:

a.

Perlawanan Rakyat Kesultanan Makassar dibawah pimpinan Sultan

Hasanuddin

b.

Perlawanan Rakyat Kesultanan Banten dibawah pimpinan

c.

Perlawanan Rakyat Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung

d.

Perlawanan Trunojoyo, Adipati Madura yang tidak menyukai

kepemimpinan Sunan Amangkurat I yang memihak Belanda

e.

Pemberontakan Untung Surapati

3.

Nasionalisme di Indonesia diawali dengan terjadinya nasionalisme bangsa-

bangsa di Asia-Afrika sebagai reaksi terhadap kaum imperialisme barat.

Faktor-faktor penyebabkan munculnya rasa nasionalime, antara lain:

a.

kenangan kejayaan bangsa-bangsa Asia-Afrika pada masa lampau,

b.

adanya penderitaan akibat penjajahan yang kejam,

c.

munculnya golongan terpelajar atau cendikiawan,

d.

pengaruh dari perang di Asia yang dimenangkan oleh Jepang atas

Rusia tahun 1905, dan

e.

kemajuan dalam bidang politik

71

Kebangkitan Nasional

A.

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1.

Partai politik yang pertama kali mengemukakan dasar kebangsaan atau

nasionalisme di Indonesia adalah ....

a.

Budi Utomo

c.

Sarekat Islam

b.

Sarekat Dagang Islam

d.

Indische Partij

2.

Gerakan nasionalis yang besifat menutup wilayah mereka sama sekali dari

aksi para kolonial yang dilakukan oleh sebagian bangsa Asia-Afrika yaitu ....

a.

Zelotisme

c.

Hedonisme

b.

Zionisme

d.

Herodianisme

3.

Muhamadiyah merupakan salah satu perkumpulan yang pertama kalinya

berlandasakan agama dipimpin oleh ....

a.

Haji Umar Said Cokroaminoto

c.

K.H. Akhmad Dahlan

b.

Ki Hajar Dewantara

d.

K.H. Wahid Hasyim

4.

Kemenangan perang Jepang atas Rusia menimbulkan bangkitnya semangat

nasionalisme di Indonesia, yang terjadi tahun ....

a.

1900

c.

1908

b.

1905

d.

1912

5.

Sekolah bidang kedokteran di Jawa pada saat pergerakan nasionalisme

adalah....

a.

Stovia

c.

HIS

b.

MULO

d.

AMS

6.

Perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan pengaruh dari adanya

kebijakan Belanda yaitu politik etis atau Trias Politika yang dikeluarkan

oleh....

a.

Van de Venter

c.

Deandels

b.

Van de Cock

d.

Jeansen

7.

Adanya kecemburuan dominasi ekonomi terhadap bangsa asing juga merupa-

kan faktor penyebab timbulnya gerakan nasionalisme. Seperti pada zaman

penjajahan, Belanda selalu memberikan keleluasaan bidang perdagangan

kepada orang timur asing terutama ....

a.

Arab

c.

Cina

b.

India

d.

Melayu

8.

Tahapan nasionalisme bangsa Indonesia yang memfokuskan pada politik

radikal terjadi pada tahun ....

a. 1900 – 1912

c. 1921 – 1926

b. 1912 – 1921

d. 1926 – 1933

U

ji Kemampuan

72

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

9. Gerakan Nasionalisme yang terjadi pada tahun 1933–1942 merupakan gerakan

nasionalisme .....

a.

militan

c.

politik

b.

moderat

d.

sosial budaya

10. Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang mengakibatkan munculnya

gerakan kebangsaan, yang berdiri pada ....

a.

2 Mei 1908

c.

2 Juni 1908

b.

21 Mei 1908

d.

20 Mei 1908

11. Penggagas dan sekaligus menjadi pendiri Budi Utomo adalah ....

a.

dr. Wahidin Sudirohusodo

c.

Suwardi Suryaningrat

b.

dr. Sutomo

d.

H.U.S. Cokroaminoto

12. Prinsip yang dipelopori oleh golongan tua dalam organisasi Budi Utomo ber-

gerak dalam bidang ....

a.

politik

c.

pendidikan

b.

sosial budaya

d.

agama

13. Tujuan dari Sarekat Islam pada awalnya adalah ....

a.

menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh bangsa

b.

menjadikan Islam sebagai agama nasional

c.

menghidupkan kegiatan ekonomi di antara para pedagang Islam

d.

menentang penjajah Belanda yang beragama non-Islam

14. Bangsa keturunan Belanda yang peduli terhadap Indonesia sehingga ikut

andil dalam memperjuangkan bangsa Indonesia adalah ....

a.

Setia Budhi

c.

Suwardi Suryaningrat

b.

Cipto Mangunkusumo

d.

Sneevliet

15. Organisasi Muhammadiyah mendapatkan Besluit (SK) dari pemerintah

Belanda sebagai badan hukum yaitu pada ....

a.

20 Desember 1912

c.

23 Agustus 1914

b.

24 Agustus 1912

d.

18 November 1919

16. Salah satu Organisasi wanita yang bernaung pada Muhammadiyah adalah

....

a.

Istri Sedar

c.

Budi Sejati

b.

Aisyiah

d.

Putri Mardika

17. Berdirinya Partai Komunis Indonesia, sebenarnya didukung oleh salah satu

tokoh dari Indonesia terutama adalah ....

a.

Samaun

c.

Ahmad Dahlan

b.

Muso

d.

Sukiman

18. Selain berkembang dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah juga me-

miliki sebagian anggota yang aktif dalam organisasi kepanduan yang mem-

bentuk....

a.

Nationale Islamitische Padvinderij

b.

Hizbul Wathon

73

Kebangkitan Nasional

c.

Indonesiche Vadpinders Organisatie

d.

Kepanduan Rakyat Indonesia

19. Organisasi Taman Siswa yang bertujuan mengembangkan kegiatan pendidikan

didirikan pada tahun 1922 di bawah pimpinan ....

a.

K.H. Ahmad Dahlan

b.

Ki Hajar Dewantara

c.

K.H. Wahid Hasyim

d.

Setia Budhi

20. Alasan utama yang menjadi penyebab bubarnya PNI ialah ....

a.

munculnya Partai Indonesia

b.

masuknya paham komunis ke tubuh PNI

c.

adanya penangkapan Bung Karno yang dianggap telah berkhianat

d.

tidak ada pembelaan terhadap pemimpin PNI

21. Kemunduran PNI sebenarnya dapat berlanjut pada partai berikutnya, karena

dalam partai tersebut masih memiliki jiwa nasionalime yang diajarkan Bung

Karno. Adapun partai yang dimaksud ialah ....

a.

Partai Indonesia

b.

Partai Indonesia Raya

c.

Partai Indonesia Muda

d.

Partai Nasional Indonesia Pendidikan

22. Untuk pertama kalinya gerakan wanita muncul karena adanya pemikiran

bahwa derajat antara laki-laki dan perempuan adalah sama, yang dipelopori

oleh ....

a.

Raden Dewi Sartika

b.

Cut Nyak Dien

c.

Raden Ajeng Kartini

d.

Rasuna Said

23. Gerakan Perhimpunan Indonesia semakin terpusat kegiatannya pada bidang

politik terutama setelah mendengar doktrin dari Presiden Amerika Serikat,

yaitu ....

a.

Woodrow Wilson

b.

Bill Clinton

c.

George Washinton

d.

George Bush

24. Untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dalam

acara...

a.

Kongres Pemuda I

b.

Kongres Pemuda II

c.

Kongres Wanita

d.

Rapat PPPKI

74

◊–Õ ÃªÆ∞øº ́ Û Õ”– ’ª¥ø≠ ◊◊◊

25. Hal yang tidak termasuk isi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah ....

a.

tanah air satu, yaitu tanah air Indonesia

b.

menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia

c.

berbangsa satu, yaitu bangsa Indonesia

d.

mengislamkan Indonesia

B.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat!

1.

Sebutkan beberapa lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan Belanda

yang merupakan sekolah lanjutan!

2.

Jelaskan isi dari politik etis yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda, saat

Gubernur Van de Venter!

3.

Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi lahirnya nasionalisme Indonesia!

4.

Sebutkan tahapan nasionalisme di Indonesia?

5.

Jelaskan faktor-faktor yang mengakibatkan terpecahnya Sarekat Islam!

6.

Sebutkan tiga tokoh pendiri

Indische Partij

?

7.

Sebutkan 4 pikiran pokok yang harus dikembangkan dalam Perhimpunan

Indonesia di Negeri Belanda?

8.

Jelaskan seperti apakah perkembangang kegiatan Perhimpunan Indonesia

dalam bidang politik!

9.

Sebutkan anggota-anggota yang termasuk dalam kepanitiaan Kongres Pemuda

II!

10. Sebutkan nama-nama tempat yang dijadikan tempat penyelenggaraan tiga

kali rapat dalam Kongres Pemuda II!