Gambar Sampul Geografi · Bab 2 Antroposfer
Geografi · Bab 2 Antroposfer
Hartono

24/08/2021 15:03:39

SMP 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pada saat Anda duduk di Kelas X, Anda pernah mendapatkan materi

mengenai ruang lingkup kajian geografi. Pada bab sebelumnya, Anda

telah mempelajari salah satu kajiannya, yaitu tentang fenomena biosfer.

Pembahasan kajian geografi lainnya akan dipelajari pada Bab 2 berikut

ini, yaitu mengenai kajian antroposfer.

Dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan sekitar Anda sering

Anda dengar adanya peristiwa kelahiran dan kematian, serta

perpindahan

penduduk dari tempat di sekitar rumah Anda ke wilayah lainnya.

Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk kajian antroposfer.

Antroposfer

berasal

dari

bahasa Yunani, yakni dari kata

antrophose

(manusia) dan

sphere/sphaira

(lapisan) yang berarti lapisan yang ditempati

manusia. Dapat disimpulkan bahwa antroposfer adalah bagian dari bumi

yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Aspek yang akan dikaji

dalam antroposfer adalah dinamika perubahan penduduk yang meliputi

kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi).

Secara konseptual

bahan tersebut pernah Anda kaji pada saat

duduk di bangku SMP. Oleh karena itu, pada pembahasan berikut lebih

bersifat pendalaman materi yang ditekankan pada komposisi penduduk,

pertumbuhan penduduk, dan cara penyajian informasi kependudukan

dalam suatu wilayah.

Antroposfer

A. Komposisi Penduduk

B. Pertumbuhan

Penduduk

C. Menyajikan Informasi

Kependudukan

29

Bab

2

Kata Kunci

Fertilitas, mortalitas, migrasi, piramida penduduk, dan sensus

Manfaat Anda mempelajari bab ini

Setelah mempelajari Bab 2 Anda diharapkan dapat mendeskripsikan pengertian

antroposfer dan aspek-aspek dalam bidang kependudukan.

Sumber

:

Tempo

, November 2005

30

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

A. Komposisi Penduduk

Komposisi adalah susunan atau tata susun. Jadi, yang dimaksud

dengan komposisi pen duduk adalah susunan atau tata susun penduduk

suatu negara atau suatu wilayah. Persoalannya adalah mengapa komposisi

penduduk harus dikaji atau dipelajari? Adapun yang menjadi alasannya

adalah sebagai berikut.

1. Setiap penduduk memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga

memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. P

emerintah dapat

merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan bobot dan

kemampuan penduduk.

2. Menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara sesuai dengan perkembangan penduduk.

3. Mengendalikan dan memantau pemanfaatan sumber daya alam agar

dapat hidup dan digunakan secara berkelanjutan.

Komposisi penduduk

dapat diartikan sebagai struktur pen duduk yang

didasarkan atas atribut tertentu. Atribut dalam komposisi penduduk, di antaranya

adalah komposisi berdasarkan atribut geografis, biologis, dan sosial.

Komposisi penduduk berdasarkan atribut geografis biasanya

didasarkan pada pengelompokan karakteristik lokasi (penduduk desa dan

kota),

kepadatan (padat dan jarang), teknologi (maju dan berkembang), dan

mata

pencarian (industri dan agraris).

Sumber

:

Microsoft Encarta

, 2003

Komposisi penduduk berdasarkan atribut biologis biasanya didasar-

kan pada usia (anak-anak, dewasa, dan lansia) dan jenis kelamin (laki-

laki dan perempuan).

Komposisi penduduk berdasarkan atribut sosial biasanya didasarkan pada

identitas sosial,

seperti warga negara (WNI dan WNA), perkawinan (kawin

dan belum kawin), pendidikan (belum sekolah, tidak sekolah, SD, SMP,

SMA, dan Perguruan Tinggi), dan jenis mata pencarian (pekerjaan).

Pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik tertentu me rupa kan

upaya dalam memudahkan kegiatan menganalisis dan mengambil keputusan.

Oleh karena itu, pengelompokan penduduk harus berdasar kan pertimbangan

yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbul

kan adanya

kesalahan (bias). Pengelompokan yang terlalu rinci (mendetail) juga

akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasar-

kan usia dan jenis kelamin.

Fokus

Komposisi penduduk

Atribut geografis

Atribut biologis

Atribut sosial

Gambar 2.1

Pengelompokan penduduk

berdasarkan karakteristik lokasi,

seperti penduduk perkotaan,

termasuk komposisi penduduk

berdasarkan atribut geografis

.

31

Antroposfer

1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah susunan penduduk

berdasarkan kriteria usia penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan

usia dibentuk dalam usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun

atau lebih, dapat juga berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5

(balita), 6–11 (anak SD), 12–15 (anak SMP), 16–19 (anak SMA),

20–24 (mahasiswa), 25–60 (dewasa), >60 (lansia), atau dapat juga

berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, seperti 0–14 (anak-

anak), 15–64 (dewasa), dan >65 (lansia).

Contoh penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia adalah

dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati

dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap tingkatan maka dapat dike-

tahui berapa jumlah anak usia balita yang harus dipersiapkan sarana dan

prasarananya, berapa jumlah tenaga pendidik untuk mendukung kegiatan

tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar

mengajar, dan bentuk persiapan-persiapan lainnya.

Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia,

yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Dengan mengamati

dan menganalisis jumlah penduduk tiap tingkatan usia maka dapat

diketahui bentuk dan orientasi pembangunan, apakah akan dikembang-

kan pemba ngunan yang padat modal atau padat karya. Komposisi

penduduk berdasarkan usia dapat juga digunakan bagi perencanaan dan

penyiapan cadangan pangan nasional.

Berikut ini disajikan komposisi penduduk Indonesia menurut usia

dan jenis kelamin pada

Tabel 2.1.

Teropong

Komposisi penduduk

memegang peranan dalam

menentukan arah kebijakan

pembangunan, seperti

pembangunan padat modal atau

padat karya. Setujukah Anda

dengan pernyataan tersebut?

Tulis jawaban Anda dalam buku

tugas.

Sumber

:

BPS

, 2000

Tabel 2.1

No.

Umur

Komposisi Penduduk Indonesia Menurut Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2000

1.

0 – 4

10.295.701

10.006.675

20.302.376

2.

5 – 9

10.433.865

10.060.226

20.494.091

3.

10 – 14

10.460.908

9.992.824

20.453.732

4.

15 – 19

10.649.348

10.500.169

21.149.517

5.

20 – 24

9.237.464

10.020.637

19.258.101

6.

25 – 29

9.130.504

9.510.433

18.640.937

7.

30 – 34

8.204.302

8.195.418

16.399.720

8.

35 – 39

7.432.840

7.471.386

14.904.226

9.

40 – 44

6.433.438

6.034.410

12.467.848

10.

45 – 49

5.087.252

4.568.753

9.656.005

11.

50 – 54

3.781.185

3.593.783

7.374.968

12.

55 – 59

2.885.226

2.795.438

5.680.664

13.

60 – 64

2.597.076

2.723.943

5.321.019

14.

65 – 69

1.666.191

1.898.735

3.564.926

15.

70 – 74

1.368.190

1.468.847

2.837.037

16.

> 75

1.257.526

1.459.459

2.716.985

17. Tidak tercatat 5.946 5.901 11.847

Jumlah

100.926.962 100.307.037 201.233.999

Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

32

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Fokus

Dependency Ratio

Penduduk Usia Produktif

Penduduk Usia

Nonproduktif

Berdasarkan tabel t

ersebut, dapat dikatakan bahwa negara Indonesia

pada tahun 2000 tergolong dalam kelompok negara dengan struktur

usia mudanya paling banyak karena kelompok penduduk yang berusia

di bawah usia 15 tahun ke bawah lebih dari 35 %. Penduduk negara lain

yang memiliki struktur seperti Indonesia, di antaranya India, Myanmar,

Laos, Vietnam, Malaysia, dan sebagian negara berkembang lainnya.

Adapun komposisi penduduk Indonesia berdasarkan usia produktif

dan usia nonproduktif dapat Anda amati pada

Tabel 2.2

berikut ini.

Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat

digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (

dependency ratio

).

Angka ini sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap

penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya. Semakin

besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam

menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara berkembang dan

terbelakang. Sebaliknya, jika semakin kecil angka keter gantungan, akan

semakin kecil beban dalam menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi

di negara maju atau negara industri.

Angka ketergantungan (

dependency ratio

) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut.

Keterangan:

Penduduk usia nonproduktif = usia 0–14 tahun dan > 65 tahun.

Penduduk usia produktif = usia 15–64 tahun.

Konstanta = 100.

Contoh:

Indonesia pada 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa.

Setelah dibuat tabel berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif

yang tergolong usia antara 0–14 tahun = 65.531.780 jiwa, sedangkan

yang tergolong usia lebih dari 65 tahun = 6.230.435 jiwa. Hitunglah

angka

dependency ratio

-nya.

Penyelesaian:

Diketahui:

Jumlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa

Jumlah penduduk nonproduktif =

65.531.780 jiwa + 6.230.435 jiwa

= 71.762.215 jiwa

Ditanyakan:

dependency ratio

?

Tabel 2.2

No.

Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Produktif, dan Usia Non-

Produktif Tahun 2000

1.

Laki-laki

65.438.635 31.190.474

4.291.907

100.921.016

2.

Perempuan

65.414.370 30.059.725

4.827.041

100.301.136

Jumlah 130.853.005 61.250.199 9.118.948 201.222.152

Usia

Non Produktif

Produktif

(15–64)

(0–14)

(>65)

Jumlah

Sumber

:

BPS

, 2000

Dependency Ratio

=

Jumlah Penduduk Usia Nonproduktif

Jumlah Penduduk Usia Produktif

× 100

33

Antroposfer

Sex Ratio

=

Jumlah Penduduk Laki-Laki

Jumlah Penduduk Perempuan

× 100

Jawab:

Jumlah penduduk produktif

= 179.300.000 jiwa – 71.762.215 jiwa

= 107.537.785 iwa

Dependency Ratio

=

71.762.215

×

100

107.537.785

= 66,73 = 67 orang

Jadi, angka

dependency ratio

di Indonesia pada 1990 adalah 67.

Berdasarkan perhitungan tersebut, di Indonesia pada 1990 setiap

100 orang penduduk usia produktif harus menanggung juga beban 67 orang

penduduk usia nonproduktif. Artinya, bahwa dalam mencari nafkah atau

usaha selain untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri, juga harus

dapat menanggung kebutuhan hidup orang lain.

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan

dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (

sex ratio

). Angka

tersebut sangat penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk

memperkirakan bentuk pemberdayaan sumber daya manusia. Misalnya,

berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengem-

bangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan

kemampuan penduduk.

Pada zaman dahulu, kaum laki-laki memang lebih dominan untuk

berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada saat itu, teknologi

masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang memiliki tenaga

dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi,

setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, ternyata hampir

semua yang dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh

kaum perempuan. Hal ini mengakibatkan perbedaan jenis kelamin

tidak menjadi suatu pembatas dalam kehidupan. Walaupun dalam

kenyataannya kaum wanita tidak dapat dipersamakan dengan kaum

laki-laki atau sebaliknya, seperti fungsi reproduksi dan menyusui.

Sex r

atio

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Contoh:

Teropong

Berikanlah contoh akibat yang

ditimbulkan jika suatu daerah

atau negara memiliki komposisi

jumlah penduduk laki-laki yang

lebih banyak dari perempuan,

dan jumlah penduduk

perempuan lebih banyak

daripada laki-laki. Kerjakan di

buku tugas Anda, kemudian

laporkan hasilnya kepada guru

untuk mendapatkan penilaian.

Indonesia pada 1990 memiliki jumlah penduduk 179.299.995 jiwa. Setelah

dibuat tabel berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

= 89.256.467 jiwa, sedangkan penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa.

Hitunglah angka

sex ratio

penduduk Indonesia.

Penyelesaian:

Diketahui:

Jumlah penduduk keseluruhan

= 179.300.000 jiwa

Jumlah penduduk laki-laki

= 89.256.467 jiwa

Jumlah penduduk perempuan

= 90.043.528 jiwa

Ditanyakan

sex ratio

?

Jawab:

Sex Ratio

=

89.256.467

×

100

90.043.528

= 99,13

34

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

B. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk

adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu

tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan

persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan

tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan

menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang,

penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang

menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap,

tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah

orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah

ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun

tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam

rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.

Horison

Jumlah penduduk suatu kota atau

negara adalah banyaknya orang

yang hidup di tempat tersebut.

The population of a city or country is

the number of people who live there.

Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia

pada tahun 1990 setiap ada 100 perempuan terdapat 99 laki-laki.

Analisis Geografi 2.1

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 6–8 orang, dengan komposisi murid

perempuan dan laki-laki seimbang atau disesuaikan kondisi kelas Anda. Untuk

Analisis Geografi kali ini perhatikan gambar-gambar berikut. Struktur penduduk

berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat digambarkan pada piramida penduduk.

Sebutkan dan deskripsikan jenis-jenis dan perbedaan mendasar di antara piramida

penduduk seperti yang digambarkan. Diskusikan dengan anggota kelompok Anda,

kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas.

25–29

35–39

50–54

10–14

15–19

60–64

75–79

4%

15–19

25–29

40–44

Laki-Laki

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

0–4

5–9

10–14

15–19

20–24

30–34

40–44

45–49

55–59

60–64

65–69

70 ke atas

0–4

5–9

20–24

25–29

30–34

35–39

40–44

45–49

50–54

55–59

65–69

70–74

80–84

85 ke atas

6%

4%

2%

0

0

2%

4%

6%

4%

2%

0

0

2%

6%

4%

2%

0

02%4%6%

75–79

80–84

85 ke atas

70–74

65–69

0–4

5–9

10–14

20–24

30–34

35–39

45–49

50–54

55–59

60–64

35

Antroposfer

Jumlah penduduk suatu daerah selalu berubah, terkadang pada

periode tertentu bertambah dengan cepat, tetap, dan terkadang berkurang.

Penduduk dapat bertambah dengan cepat jika kesadaran masyarakat

akan kualitas penduduk masih kurang, atau oleh karena meningkatnya

desakan tingkat ekonomi masyarakat dan fasilitas kesehatan sehingga

mengalami pertumbuhan penduduk alami secara cepat. Pertumbuhan

penduduk yang cepat dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya

sarana dan prasarana suatu daerah sehingga banyak penduduk dari daerah

lain berdatangan dalam bentuk arus

migrasi

. Penduduk dapat berjumlah

tetap jika penduduk yang datang dan pergi, atau jika penduduk yang

lahir dan mati pada suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Penduduk

dapat berkurang jika penduduk yang pergi dan mati lebih besar daripada

penduduk yang datang dan lahir, seperti akibat peperangan, bencana alam,

atau wabah penyakit. Oleh karena itu, jumlah penduduk di suatu daerah

harus selalu dicatat atau didata tingkat perubahannya.

Teropong

Bentuklah kelompok diskusi

yang terdiri atas 5–6 orang.

Diskusikanlah pengaruh migrasi,

transmigrasi, dan urbanisasi yang

dewasa ini makin mengalami

peningkatan terhadap komposisi

dan persebaran penduduk.

Presentasikan di depan kelas.

Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat

kelahiran (

fertilitas

), kematian (

mortalitas

), dan perpindahan (

migrasi

).

1.

Kelahiran

(

fertilitas

) adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang

wanita selama masa reproduksinya. Masa reproduksi yang dimaksud

adalah masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan.

Berdasarkan klasifikasi PBB, yang dimaksud dengan masa reproduksi

adalah wanita yang berusia 15 tahun sampai dengan 44 tahun,

sedangkan untuk Indonesia masa reproduksi diawali sejak usia 15

tahun sampai dengan 49 tahun.

2.

Kematian

(

mortalitas

) adalah meninggalnya seorang penduduk

yang menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk. Kematian

yang dimaksud dapat diakibatkan oleh kondisi lanjut usia, penyakit

(kronis dan akut), bencana alam (gempa bumi, erupsi gunungapi,

tsunami, dan angin topan), perang, limbah industri, atau akibat

lainnya yang menyebabkan seseorang meninggal dunia.

3.

Perpindahan

(

migrasi

) adalah berpindahnya seorang penduduk dari

suatu tempat ke tempat lain yang menyebabkan berkurang atau

bertambahnya jumlah penduduk. Bentuk migrasi, di antaranya

Sumber

:

Tempo,

31 Juli-6 Agustus 2006

Gambar 2.2

Adanya perang suku di suatu

wilayah dapat menyebabkan

berkurangnya jumlah penduduk.

36

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

imigrasi (pindahnya penduduk dari negara lain), emigrasi (pindahnya

penduduk ke negara lain), transmigrasi (pindahnya penduduk ke

pulau lain dalam satu negara), dan urbanisasi (pindahnya penduduk

dari desa ke kota).

Pendataan kependudukan biasanya dilakukan secara berkala yang

disebut dengan

sensus penduduk

. Data tersebut dapat digunakan untuk

mengana

lisis berbagai masalah kependudukan, di antaranya masalah

lapangan kerja, pendidikan, pendapatan, dan penyediaan sarana serta

prasarana sosial.

Sensus penduduk di Indonesia dilakukan setiap 10 tahun sekali. Sensus

penduduk di Indonesia kali pertama dilakukan pada 1961, kemudian

dilaksanakan lagi pada 1971, 1980, 1990, dan terakhir 2000. Di negara

maju sensus penduduk dilakukan setiap 5 tahun sekali.

Untuk mendapatkan data yang objektif dan riil di lapangan pada saat

sensus teramat sukar. Pendataan penduduk memerlukan waktu yang relatif lama

agar tepat dan cermat, sementara penduduk sangat dinamis (datang dan pergi).

Untuk mengatasi hal tersebut maka dalam melakukan sensus terdapat dua jenis

sensus,

yaitu sensus

de jure

dan

de facto

. Sensus

de jure

adalah pencatatan

penduduk yang didasarkan atas bukti hukum yang dimiliki penduduk

berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK). Adapun

sensus

de facto

adalah pencatatan penduduk yang didasarkan pada setiap

orang yang ada dan berhasil ditemui petugas di suatu daerah, walaupun

mungkin orang tersebut bukan penduduk daerah yang bersangkutan.

Keunggulan pelaksanaan sensus

de jure,

di antaranya sebagai berikut.

1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betul-

betul memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem

pemerintahan.

2. Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak karena

hanya penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang disensus.

3. Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk

yang sama dapat dihindari.

Adapun kelemahan pelaksanaan sensus

de jure,

di antaranya sebagai

berikut.

1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP)

tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir

dan tinggal di tempat tersebut.

2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk

yang sebenarnya.

3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan

yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.

Keunggulan pelaksanaan sensus

de facto,

di antaranya sebagai berikut.

1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.

2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat

terkumpul dan lebih cepat diolah.

3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan

yang berkaitan dengan layanan publik.

Adapun kelemahan pelaksanaan sensus

de facto,

di antaranya sebagai

berikut.

1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang

sama dapat terjadi.

2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana

yang cukup besar karena harus dilakukan secara serempak.

Teropong

Menurut pendapat Anda, dari

kedua jenis sensus

de jure

dan

de facto

, manakah yang paling

efektif dan memungkinkan

untuk dilaksanakan di

Indonesia? Tulis jawaban Anda

dalam buku tugas.

Sumber

:

Dokumentasi Penerbit

Gambar 2.3

Sensus

de jure

didasarkan atas bukti

hukum yang dimiliki penduduk,

seperti KTP (Kartu Tanda

Penduduk).

37

Antroposfer

3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di

laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya kemung kinan tidak

tercatat.

Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut.

1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu

periode.

2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap

wilayah.

3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti

angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang

me mengaruhinya.

4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan

pembangunan nasional.

Lembaga yang menangani masalah sensus penduduk di Indonesia

adalah

Badan Pusat Statistik

(BPS). Badan ini terdapat di tingkat pusat

dan tingkat daerah (provinsi dan kabupaten). Untuk mengakurasikan

data sensus agar mendekati data yang sebenarnya maka dilakukan juga

sensus di antara sensus yang disebut

Supas

(sensus penduduk antarsensus),

yang dilakukan setiap 5 tahun setelah sensus dan dilakukan dengan

menggunakan sampel wilayah tertentu yang terpilih.

Sumber data kependudukan selain diperoleh dari hasil sensus

penduduk juga dapat diperoleh melalui

survei penduduk

dan

registrasi

penduduk

. Pelaksanaan survei penduduk hampir sama dengan sensus

penduduk. Perbedaannya, yaitu survei penduduk dapat dilakukan

kapan saja (tidak secara periodik), serta disesuaikan dengan kebutuhan

dan ke mampuan pemerintah. Wilayah yang mengalami sensus tidak

mencakup seluruh wilayah Indonesia, tetapi hanya daerah tertentu dan

disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan

disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya hanya migrasi atau mungkin

hanya fertilitas dan mortalitas.

Registrasi penduduk adalah kegiatan pengumpulan keterangan

mengenai peristiwa kependudukan yang terjadi setiap hari, serta kejadian

lain yang mengubah status kependudukan seseorang dalam suatu wilayah.

Idealnya registrasi kependudukan dilakukan setiap saat mengikuti

peristiwa dan perubahan kependudukan yang terjadi, seperti lahir, mati,

pindah, kawin, dan cerai.

Selain sensus penduduk, di negara Indonesia dikenal sensus yang

lain, seperti sensus ekonomi, pertanian, dan pantarlih (pendataan calon

pemilih kaitannya dengan pemilihan umum). Sensus tersebut dilakukan

Sumber

:

Children’s Encyclopedia

, 1997

Sumber

:

www.id.chinabroadcast.cn

Gambar 2.5

Peristiwa pernikahan dicatat

melalui registrasi penduduk.

Gambar 2.4

Daerah pedalaman yang sulit

dijangkau merupakan faktor

penghambat dalam pelaksanaan

sensus penduduk karena

membutuhkan petugas yang

banyak dan dana yang besar.

38

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk

Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penambahan dengan laju

pertumbuhan penduduk antara 1,32–2,53 % pertahun. Jika dilihat dari

angka laju pertumbuhan penduduk dari 1961 sampai 2000 mengalami

penurunan, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan

pentingnya masalah kependudukan mulai tumbuh.

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dibedakan menjadi

pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk sosial. Pengertian

kedua macam pertumbuhan penduduk tersebut yaitu sebagai berikut.

1.

Pertumbuhan Penduduk Alami

, adalah angka pertumbuhan

penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah penduduk yang

lahir dan jumlah penduduk yang mati dalam suatu wilayah. Untuk

menghitung pertumbuhan penduduk alami di suatu darah dapat

meng gunakan rumus sebagai berikut.

Pt = pertumbuhan penduduk alami

Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan

L = jumlah kelahiran

M = jumlah kematian

Contoh:

Jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari pada 1990 adalah 74.149

jiwa. Selama tahun 1990 sampai 2000 telah terjadi kelahiran sebesar

4.620 jiwa dan kematian sebesar 1.380 jiwa. Berapa persenkah per-

tumbuhan penduduk alami di Kecamatan Banjarsari selama kurun

waktu 1990–2000?

hanya untuk kepentingan tertentu yang lebih detail (rinci), biasanya

informasi yang diperlukan tidak terdapat pada sensus penduduk. Adapun

sensus penduduk hanya memuat data kependudukan secara menyeluruh

dan bersifat umum.

Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), pada 1990 jumlah penduduk Indonesia 179,3 juta jiwa,

sedangkan pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia meningkat

menjadi 202,9 juta jiwa. Sementara menurut publikasi

World Population

Data Sheet

yang diterbitkan PBB bahwa jumlah penduduk Indonesia

sampai akhir 2002 diperkirakan akan mencapai 217 juta jiwa. Perhatikan

Tabel 2.3

berikut ini mengenai jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

di Indonesia.

Fokus

Sensus

de jure

Sensus

de facto

Supas

Survei Penduduk

Registrasi Penduduk

Tabel 2.3

No.

Tahun

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Indonesia

1. 1961 97,00 – –

2.

1971

119,10

22,10

2,28

3.

1980

147,20

28,10

2,62

4.

1990

179,30

32,10

2,18

5.

2000

202,96

23,66

1,32

Jumlah

(Juta Jiwa)

Penambahan

(Juta Jiwa)

Laju Pertumbuhan

(% Per Tahun)

Sumber

:

BPS

, 2000

Browsing

Informasi mengenai data

jumlah penduduk dan angka

pertumbuhan penduduk negara-

negara di dunia, dapat Anda

peroleh lebih lanjut melalui

internet di situs

www.pbs.org.

39

Antroposfer

Diketahui:

L = 4.620 jiwa

M = 1.380 jiwa

Po = 74.149 jiwa

Ditanyakan:

pertumbuhan pnduduk alami?

Jawab:

Pt =

4.620

1.380

74.149

=

3.240

74.149

= 0,0437 atau

= 4,37 %

Jadi, jumlah pertumbuhan penduduk alami di Kecamatan

Banjarsari selama kurun waktu 1990–2000 adalah 4,37%.

2.

Pertumbuhan Penduduk Sosial,

adalah angka pertumbuhan

penduduk yang diperoleh dengan cara memperhitungkan semua

variabel demografis (kelahiran, kematian, dan migrasi). Adapun

untuk menghitung pertumbuhan penduduk sosial di suatu darah

dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Pt = pertumbuhan penduduk sosial

Po = jumlah penduduk awal tahun perhitungan

L = jumlah kelahiran

M = jumlah kematian

D = jumlah penduduk yang datang

P = jumlah penduduk yang pergi

Contoh:

Jumlah penduduk Kecamatan B

anjarsari pada 1990 adalah 74.149

jiwa. Selama 1990 sampai 2000 telah terjadi kelahiran sebesar 4.620

jiwa, kematian sebesar 1.380 jiwa, penduduk yang datang untuk

menetap sebesar 980 jiwa, dan penduduk yang keluar (pindah)

sebesar 2.830 jiwa. Berapa persenkah pertumbuhan penduduk sosial

di Kecamatan Banjarsari selama kurun waktu 1990–2000?

Diketahui:

Po = 74.149 jiwa

L = 4.620 jiwa

M = 1.380 jiwa

D = 980 jiwa

P = 2.830 jiwa

Ditnyaka

: perumbuhan penduduk sosial?

Jawab:

(4.620

1.380)+(980

−2.830

)

74.149

Pt=

=

3.240

1.850

74.149

Profil

Thomas Robert Malthu

s menge-

mukakan teori tentang pertum-

buhan penduduk, yaitu sebagai

berikut.

1. Pertumbuhan penduduk

berlangsung berdasarkan deret

ukur (1, 2, 4, 8, dan seterus-

nya).

2. Pertumbuhan bahan pangan

berlangsung berdasarkan deret

hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan

seterusnya).

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD

, 2006

40

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Formulasi untuk memprediksi pertumbuhan penduduk seperti yang

telah diuraikan dianggap masih teramat sederhana. Menurut para ahli

geografi kependudukan, ukuran pertumbuhan penduduk dapat dihitung

dengan menggunakan formulasi lain, yaitu sebagai berikut.

1.

Pertumbuhan Geometri,

adalah pertumbuhan penduduk yang sifatnya

bertahap. Formulasi yang dapat digunakan untuk menghitung laju

pertumbuhan penduduk geometri adalah sebagai berikut.

Pt = Po (1 + r)

t

Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu

Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan

1 = konstanta

r = tingkat pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

Contoh:

Jumlah penduduk Indonesia pada 1990 berjumlah 179.300.000

jiwa, sedangkan pada 2000 berjumlah 202.960.000 jiwa. Berapa

persenkah pertumbuhan geometri penduduk Indonesia?

Diketahui:

Po = 179.300.000 jiwa

Pt = 202.960.000 jiwa

t = 10

K = 1

Ditanyakan:

pertumbuhan geometri?

Jawab:

Pt

= Po (1 + r)

t

202.960.000 =

179.300.000 (1 + r)

10

(1+ r)

10

=

202.960.000

179.300.000

(1 + r)

10

= 1,13196

1 + r

=

1 + r

= 1,012472

r = 1,012472 – 1

= 0,012472 atau

= 1,25 %

Teropong

Jumlah penduduk suatu negara

pada 1995 berjumlah 200 juta

jiwa. Dalam kurun waktu

sepuluh tahun jumlah pen-

duduknya bertambah menjadi

203 juta jiwa. Berapa persenkah

pertumbuhan geometri negara

tersebut? Kerjakan dalam buku

tugas Anda, kemudian laporkan

hasilnya kepada guru.

=

1.390

74.149

= 0,018746 atau

= 1,87 %

Jadi, pertumbuhan penduduk sosial di Kecamatan Banjarsari

selama 1990–2000 adalah 1,87%.

Analisis Geografi 2.2

Pada tahun 2002, jumlah penduduk Karang Mekar berjumlah 2.000 jiwa. Antara

tahun 2002 sampai 2003 telah terjadi kelahiran sebesar 300 jiwa dan kematian

sebesar 100 jiwa. Penduduk yang datang untuk menetap sebesar 70 jiwa dan yang

pindah ke luar sebesar 20 jiwa. Berapa jumlah penduduk kelurahan Karang Mekar

pada tahun 2003, dan berapa persen pertumbuhan penduduk sosialnya? Kerjakan

dalam buku tugas Anda, kemudian kumpulkan hasilnya kepada guru.

41

Antroposfer

Fokus

Pertumbuhan Penduduk

Alami

Pertumbuhan Penduduk

Sosial

Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan Eksponensial

Jadi, tingkat pertumbuhan geometri penduduk Indonesia selama

periode tahun 1990 sampai 2000 sebesar 1,25% pertahun.

2.

Pertumbuhan Eksponensial

, adalah pertumbuhan penduduk yang

bersifat langsung dan terus-menerus. Formulasi yang dapat digunakan

untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah

sebagai berikut.

Pt = Po . e

r.t

Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu

Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan

e = angka eksponensial, besarnya 2,718282

r = tingkat pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

Contoh:

Jumlah penduduk Indonesia pada 1990 berjumlah 179.300.000 jiwa,

sedangkan pada 2000 berjumlah 202.960.000 jiwa. Berapa persenkah

pertumbuhan eksponensial penduduk Indonesia?

Diketahui:

Po = 179.300.000 jiwa

Pt = 202.960.000 jiwa

e = 2,718282

t = 10

Ditanyakan:

pertumbuhan eksponensial?

Jawab:

Pt = Po.e

r.t

202.960.000 = 179.300.00 × 2,718282

r.10

2,718282

r.10

=

202.960.000

179.300.000

2,718282

r.10

= 1,13196

10.r log 2,718282

= log 1,13196

10.r × 0,43429

= 0,05383

10.r

=

0,05383

0,43429

10.r

= 0,12395

r

= 0,012395 atau

= 1,24%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka tingkat pertum buhan

eksponensial penduduk Indonesia sebesar 1,24% pertahun. Jika dibandingkan

dengan menggunakan formulasi pertumbuhan geometri,

diperoleh selisih

(1,25%–1,24 %) = 0,01%.

Jumlah penduduk Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain di

dunia berada pada urutan keempat, setelah Republik Rakyat Cina (RRC),

India, dan Amerika Serikat. Adapun jika dibandingkan dengan negara-

negara di Asia Tenggara (ASEAN) penduduk Indonesia menempati

urutan pertama. Perhatikan

Tabel 2.4

berikut ini mengenai jumlah dan

pertumbuhan penduduk negara-negara di Asia Tenggara.

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium

, 2006

Gambar 2.6

Jumlah penduduk India berada

pada urutan kedua di dunia

setelah RRC.

42

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Secara ekologis, negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar

mengakibatkan beban pembangunan akan tinggi dan kebutuhan energi

dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat juga besar. Akan tetapi,

dalam kenyataannya tidak semua negara dengan penduduk yang besar masya-

rakatnya miskin karena ada juga negara yang penduduknya sedikit tetapi

miskin dan terbelakang. Hal ini menunjukkan bahwa yang menentukan

maju tidaknya suatu negara bukan hanya ditentukan oleh jumlah penduduk,

tetapi yang paling penting adalah

kualitas penduduknya

.

Jumlah penduduk yang cukup besar merupakan faktor yang mengun-

tungkan serta dianggap sebagai modal dasar pembangunan. Akan tetapi,

jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar belum dapat diberdayakan

secara maksimal. Penduduk Indonesia baru pada taraf besar secara kuantitas

(populasi), sedangkan kualitasnya masih rendah sehingga negara Indonesia

masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Oleh

karena itu, kemajuan yang akan dicapai di masa depan sangat ditentukan

oleh generasi mudanya, dan pendidikan dalam arti luas (tingkat pendidikan,

keterampilan, dan teknologi yang dikuasai) memiliki peran yang penting

dalam persaingan kehidupan.

Sumber

:

Tempo,

Februari 2005

Gambar 2.7

Kualitas penduduk salah satunya

ditentukan oleh keterampilan dan

penguasaan akan teknologi.

Sumber

:

UNDP

, 2004

Tabel 2.4

No.

Negara

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Negara-Negara

di Asia Tenggara

1.

Indonesia

202,96

1,3

2.

Filipina

80,00

1,3

3.

Vietnam

79,70

1,4

4.

Thailand

62,60

0,8

5.

Myanmar

49,00

1,3

6.

Malaysia

24,40

1,9

7.

Kamboja

12,30

1,7

8.

Laos

5,50

2,3

9.

Singapura

4,20

0,8

10. Timor Leste

0,80

1,5

11. Brunei Darussalam

0,40

2,0

Jumlah

(Juta Jiwa)

Pertumbuhan

(%)

43

Antroposfer

Kualitas penduduk merupakan komponen penting dalam setiap gerak

pembangunan. Penduduk yang berkualitas tinggi dapat mem per cepat

pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar apabila tidak disertai

dengan kualitas yang memadai akan menjadi beban bagi pembangunan.

Kualitas penduduk

adalah keadaan penduduk baik secara perorangan

maupun kelompok berdasarkan tingkat kemajuannya yang telah dicapai.

Untuk mengukur kualitas penduduk memang tidaklah mudah karena

manusia memiliki karakteristik dan latar belakang yang sangat beragam.

Untuk memu dah kan pemantauan dan pengukurannya, PBB telah

memberikan acuan yang didasarkan pada aspek pendidikan, tingkat

kesehatan, dan taraf ekonomi.

Di Indonesia, kualitas penduduk (sumber daya manusia) sering disebut

dengan istilah IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau IHD (

Index

Human Development

). Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih

tertinggal oleh sumber daya manusia di negara-negara lain. Berikut data

IHD beberapa negara di ASEAN yang disajikan pada

Tabel 2.5.

Tabel 2.6

IHD Beberapa

Negara di Dunia

No.

Negara

1.

Norwegia

1

2.

Swedia

2

3.

Australia

3

4.

Kanada

4

5.

Jepang

9

6.

Singapura

25

7.

Brunei Darussalam

33

8.

Malaysia

58

9.

Thailand

76

10. Filipina

83

11. Indonesia

111

Tahun 2004

Sumber

:

UNDP

, 2004

Tabel 2.5

No.

Negara

IHD Beberapa Negara di ASEAN

1.

Malaysia

59

61

59

58

2.

Thailand

58

76

70

76

3.

Filipina

100

77

77

83

4.

Vietnam

120

108 109

109

5.

Indonesia

104

109 110

111

2004

2002

2000

1995

Sumber

:

UNDP

, 2004

Berdasarkan data tabel di atas, dapat diketahui bahwa IHD atau

IPM Indonesia berada pada urutan terbawah setelah Malaysia, Thailand,

Filipina, dan Vietnam. Perhatikan

Tabel 2.6.

Dalam tabel tersebut

disajikan mengenai nilai IHD beberapa negara di dunia.

Keterbelakangan Indonesia dalam bidang sumber daya manusia, di

antaranya diakibatkan oleh faktor pendidikan dan kesehatan.

Fokus

t ,VBMJUBTQFOEVEVL

t

Beban pembangunan

t 1PQVMBTJ

44

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan perubahan

paradigma baru pembangunan yang berorientasi pada penciptaan lapangan

kerja. Pendidikan sebagai subsistem pembangunan harus berorientasi

pada pengem bangan kemampuan peserta didik untuk siap kerja dan atau

mampu mencipta kan lapangan kerja dengan me

man faat

kan potensi-potensi

yang terdapat dalam lingkungan. Pendidikan perlu mengubah keluaran

pendidikan dari

worker society

ke

employee society

untuk menjadi

enterpreneur

society

. Kemajuan suatu masyarakat dan bangsa tidak ditentukan oleh

worker society

, melainkan oleh

employee society

(Sudjana, 2004).

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan indikator dan gambaran

mengenai kemampuan penduduk dalam menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, akan semakin tinggi kualitas orang tersebut. Untuk mengukur

tinggi rendahnya pendidikan penduduk dapat dilakukan dengan cara

mengelompokkan tingkat pendidikan yang pernah diperoleh, mulai dari

yang tidak sekolah sampai lulusan perguruan tinggi.

Jumlah anak usia SD di Indonesia yang tidak bersekolah, putus

sekolah, dan lulus SD yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP, sejak

1995 sampai 2000 diperkirakan sebesar 12,8 juta, serta jumlah anak

putus SMP sebesar 4,3 juta (

Balitbang Diknas,

2000).

Anak tidak bersekolah atau putus sekolah disebabkan berbagai faktor,

seperti sistem pendidikan sekolah yang kurang fleksibel sehingga banyak

anak yang kesulitan dalam menyesuaikan diri, kemiskinan orang tua,

rendahnya kesadaran masyarakat bawah tentang pentingnya pendidikan,

kondisi geografis, anak harus membantu perekonomian keluarga, dan

pendidikan sekolah dirasakan tidak memberikan jaminan kehidupan yang

lebih baik di masa depan.

Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat

dengan kualitas yang rendah. Hal ini dikarenakan dari 97 juta angkatan

kerja pada 2000 sebagian besar (67,5%) adalah angkatan kerja yang

tidak tamat SD, tidak tamat SMP, tamat SD, dan tamat SMP. Selain itu,

pihak pemerintah masih belum mampu menyediakan fasilitas pendidikan

formal untuk melayani semua penduduk usia sekolah yang ada di

Indonesia. Data kemampuan pemerintah dalam penyediaan pendidikan

formal dapat dilihat pada

Tabel 2.7.

Teropong

Diskusikan bersama teman

kelompok Anda mengenai

pengaruh pendidikan terhadap

peningkatan kualitas sumber daya

manusia, khususnya di Indonesia.

Teropong

Jelaskan apa yang dimaksud

dengan

worker society

,

employee

society

, dan

enterpreneur society

.

Kerjakan dalam buku tugas

Anda, kemudian laporkan

hasilnya kepada guru.

Gambar 2.8

Tingkat pendidikan di Indonesia

tergolong rendah. Hal ini

dikarenakan sebagian besar

penduduknya hanya lulusan SD.

Tabel 2.7

Usia

Jumlah (juta jiwa)

Terlayani (%)

Kemampuan Pemerintah dalam Penyediaan Pendidikan

Formal untuk Semua Penduduk Usia Sekolah

0–6

26,17

27,95

72,05

7–12

25,86

94,50

5,50

13–15

13,10

55,80

44,20

16–18

13,41

14,40

85,56

19–24

25,78

12,10

87,90

7–24

78,20

50,86

49,14

0–24

104,38

44,96

55,04

Tidak terlayani (%)

Sumber

:

Fasli Jalal,

2003

Sumber

:

www.sekolahindonesia.edu

45

Antroposfer

Fokus

Worker society

Employee society

Enterpreneur society

Infant mortality rate

2. Kesehatan

Kualitas penduduk di antaranya dapat diamati dari tingkat kesehatan

yang dimiliki oleh masyarakat. Tingkat kesehatan dapat memengaruhi

tingkat produktivitas, artinya jika masyarakatnya sehat maka kemampuan

untuk bekerja dan berkarya sangat tinggi, sedangkan jika masyarakatnya

sering sakit-sakitan, kemampuan untuk bekerja dan berkarya pun rendah.

Akhir-akhir ini kesehatan bangsa Indonesia menurun akibat terjadi nya

krisis ekonomi yang berkepanjangan, ditambah lagi munculnya berbagai

penyakit baru yang menular secara cepat dan berbahaya, seperti HIV, stres,

flu burung, sapi gila, antraks, demam berdarah, dan muntaber sehingga

angka kematian terus mengalami peningkatan.

Alat ukur yang paling mudah untuk mengetahui tingkat kesehatan

penduduk adalah dengan melihat dari besarnya angka kematian bayi (

infant

mortality rate

), yaitu jumlah bayi yang meninggal di bawah umur 1 tahun.

Satuan yang digunakan untuk menentukan besarnya angka kematian bayi

adalah angka perbandingan kematian bayi dari 1.000 kelahiran.

Angka kematian bayi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara masih tergolong tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat

Anda lihat pada

Diagram 2.1

berikut.

Berdasarkan diagram batang di atas,

Indonesia memiliki angka

kematian bayi 46. Artinya terjadi kematian bayi sebesar 46 per 1.000

kelahiran sebelum bayi tersebut mencapai umur satu tahun. Angka

kematian tersebut tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan

negara-negara maju, seperti terlihat pada

Diagram 2.2

berikut.

Sumber

:

World Population Data Sheet UN Publication

, 2002

Kematian bayi tiap 1000 kelahiran

0

20

40

60

80

120

160

8

15

20

30

46

95

104

135

Malaysia Brunei

Vietnam

Myanmar Kamboja Laos

Timor

Leste

100

140

26

90

Thailand Filipina

Indonesia

Diagram 2.1

Kematian Bayi di Negara-Negara

ASEAN

46

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

C. Menyajikan Informasi Kependudukan

Informasi kependudukan di Indonesia sampai saat ini masih kurang

optimal. Media untuk mengomunikasikan masalah kependudukan masih

terbatas pada lingkungan tertentu (akademisi, peneliti, dan penentu

kebijakan). Data atau informasi kependudukan merupakan aspek yang

sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan

Sumber

:

World Population Data Sheet UN Publication

, 2002

Semakin besar angka kematian bayi berarti semakin rendah kualitas

penduduk di negara yang bersangkutan. Adapun tinggi rendahnya angka

kematian bayi di suatu negara sangat ditentukan oleh faktor-faktor

sebagai berikut.

a. Status gizi makanan penduduk.

b. Kesediaan obat-obatan serta sarana dan prasarana kesehatan yang

dapat dijangkau oleh masyarakat.

c. Tingkat penghasilan dan pendidikan penduduk.

d. Kondisi kesehatan lingkungan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut

antara lain sebagai berikut.

a. Penyuluhan dan penerapan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya

gizi dalam kesehatan keluarga.

b. Layanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

c. Penyediaan lapangan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan.

d. Penyediaan program pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat.

e. Penyuluhan dan pembinaan tentang kebersihan lingkungan.

Analisis Geografi 2.3

Dalam kajian kependudukan terdapat istilah yang dinamakan

Over Population

dan

Population Boom

(ledakan penduduk). Uraikan mengenai kedua istilah tersebut dan

upaya-upaya untuk mengatasinya. Diskusikan dengan anggota kelompok Anda,

setelah itu presentasikan hasilnya di depan kelas.

Kematian bayi tiap 1000 kelahiran

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Korsel

Jepang

Jerman

Prancis

Swiss

Belanda Kanada

Inggris Amerika

Serikat

Indonesia

8

3,2

4,4

4,5

5

5,1

5,2

5,3

6,6

4,6

Diagram 2.2

Perbandingan Kematian Bayi di

Indonesia dengan Negara Maju

Sumber

:

www.pontianakpost.com

Gambar 2.9

Layanan kesehatan yang baik

memberikan konstribusi pada

peningkatan kualitas masyarakat.

47

Antroposfer

Teropong

Berikanlah contoh sikap kesada-

ran masyarakat dalam memberi-

kan informasi yang lengkap dan

apa adanya. Kerjakan di buku

tugas Anda, kemudian laporkan

hasilnya kepada guru untuk

mendapatkan penilaian.

penduduk merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan. Oleh

karena itu, data kependudukan harus dikemas menjadi suatu keterangan

yang bersifat informatif.

Kualitas data kependudukan di Indonesia jika dicermati masih tidak

terlalu akurat. Terkadang ada data kependudukan yang berbeda untuk

daerah yang sama. Misalnya, antara data yang ada di kantor desa berbeda

dengan data yang ada di kantor kecamatan, dan berbeda dengan data yang

ada di kantor kabupaten atau kantor statistik. Seharusnya,

di kantor desa

data kependudukannya lebih lengkap dan akurat, karena di lingkungan

desa atau kelurahan merupakan ujung tombak pelayanan masyarakat

sehingga dinamika kependudukan senantiasa terpantau setiap saat.

Adanya ketidakakuratan data kependudukan di Indonesia, di

antaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Pendataan kependudukan di Indonesia masih banyak mengalami

hambatan, di antaranya disebabkan kondisi geografis wilayah, seperti

banyak pulau dengan jarak yang berjauhan, bentuk morfologi (seperti

gunung, sungai, lembah, rawa, dan hutan), dan kondisi cuaca yang

sulit diprediksi.

2. Kesadaran masyarakat untuk memberikan informasi yang lengkap

dan sebenarnya masih belum optimal.

3. Kesadaran masyarakat pada akurasi data dan pentingnya data sensus dalam

perencanaan dan penentuan kebijakan masih tergolong rendah.

4. Penguasaan teknologi informasi masih rendah sehingga belum

dimanfaatkan secara maksimal oleh lembaga-lembaga terkait untuk

menampilkan

website

informasi kependudukan secara akurat dan

tepat.

Pelaksanaan dan data yang dihimpun dalam sensus penduduk belum

terpadu, data kurang lengkap, dan tidak menyeluruh sehingga masih

dilakukan

kegiatan lain,

seperti s

urvei p

enduduk,

registrasi penduduk,

dan

Susenas

(Survei Sosial Ekonomi Nasional).

Lembaga yang menghimpun dan mempublikasikan data kepen

dudukan

adalah Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Departemen Transmigrasi,

Bapenas, dan Departemen Dalam Negeri. Akan tetapi, terkadang data yang

ada seringkali berbeda antara satu lembaga dengan lembaga yang lain. Oleh

karena itu, perlu dibentuk suatu lembaga yang menangani mengenai data

kependudukan yang akurat dengan memiliki validitas yang tinggi sebagai

sumber data utama dan acuan bagi lembaga yang lain. Data tersebut harus

mudah diakses baik melalui media cetak maupun teknologi informasi.

Data kependudukan yang terhimpun biasanya disajikan dalam bentuk

informasi kuantitatif, seperti usia, jumlah anggota keluarga, peng hasilan, dan

data yang lainnya. Informasi kualitatif meliputi jenis kelamin, pekerjaan,

tempat tinggal, dan status perkawinan. Data tersebut harus diolah menjadi

data yang bersifat informatif dan mudah dipahami.

Agar data kependudukan menjadi data yang informatif maka penyajian

data harus disusun dalam bentuk tabel, diagram, peta, dan gambar.

1. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Tabel

Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan

tabel adalah sebagai berikut.

a. Memudahkan dalam membandingkan antara satu komponen dan

komponen yang lainnya.

Teropong

Mengapa dalam pendataan

jumlah penduduk terjadi

ketidakakuratan dan validasi

data yang rendah? Tulis dalam

buku tugas Anda, kemudian

kumpulkan kepada guru.

48

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Tabel 2.9

No.

Pulau

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1980, 1990, dan 2000.

1.

Jawa & Madura

91,30

62,02 107,57 59,99 120,42 59,33

2.

Sumatra

28,00 19,02 36,45 20,33 42,67 21,02

3.

Kalimantan

5,70 3,87 9,10 5,08 10,95 5,40

4.

Sulawesi

10,40 7,07 12,52 6,98 14,45 7,12

5.

Pulau-pulau lain

11,80 8,02 13,66 7,62 14,47 7,13

Indonesia

147,20 100,00 179,30 100,00 202,96 100,00

Sumber

:

BPS

, 2000.

1980

(juta jiwa)

1990

2000

%

(juta jiwa)

%

(juta jiwa)

%

b. Memudahkan dalam membandingkan antara periode tertentu dan

periode yang lainnya.

c. Data dapat disajikan secara akurat.

d. Dapat menyajikan data yang kompleks.

Berikut ini adalah contoh penyajian data kependudukan dengan

menggunakan tabel. Perhatikan

Tabel 2.8

mengenai jumlah penduduk

Indonesia tahun 2000.

Tabel 2.8

No.

Pulau

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000

1.

Jawa & Madura

120,42

59,33

2.

Sumatra

42,67

21,02

3. Kalimantan

10,95

5,40

4.

Sulawesi

14,45

7,12

5.

Pulau-pulau lain

14,47

7,13

Indonesia

202,96

100,00

Sumber

:

BPS

, 2000

Jumlah

(persen)

(juta jiwa)

Berdasarkan tabel tersebut maka pembaca akan dapat membandingkan

antara jumlah penduduk satu pulau dan pulau yang lainnya di Indonesia.

Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia

yang berjumlah 202,96 juta jiwa sebagian besar (59,33%) terakumulasi

di pulau Jawa dan Madura. Oleh karena itu, perlu adanya program

pemerataan penduduk dalam bentuk transmigrasi agar jumlah penduduk

dan program pembangunan ekonomi dapat tersebar secara merata di

seluruh pulau di Indonesia.

Berdasarkan tabel mengenai perbandingan jumlah penduduk Indonesia

dapat

memban dingkan jumlah penduduk Indonesia dari suatu periode tertentu

ke periode yang lainnya,

dan

antara satu pulau dan pulau yang lainnya di

Indonesia. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia

selalu mengalami peningkatan (pertumbuhan), pada 1980 berjumlah 147,2

juta jiwa menjadi 202,96 juta jiwa pada 2000. Selama 20 tahun penduduk

Indonesia mengalami kenaikan sebesar 55,76 juta jiwa atau naik sekitar 37,88%

49

Antroposfer

(1,88% per tahun). Oleh karena itu, perlu adanya program pengendalian laju

pertumbuhan penduduk, penyiapan kebutuhan pangan, dan sarana sosial

lainnya

untuk mengurangi percepatan laju pertumbuhan penduduk.

Perhatikan

Tabel

2.10

tentang jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

Indonesia menurut provinsi (1971–1990).

Berdasarkan tabel tersebut

pembaca akan mendapatkan gambaran

yang

lebih rinci dan akurat tentang data kependudukan, baik jumlah

maupun laju pertumbuhannya dari 1971–1990, termasuk pe nye barannya

di tiap provinsi.

Tabel 2.10

berbeda dengan tabel sebelumnya yang hanya menampil kan

satu tema, yaitu jumlah penduduk. Adapun

Tabel 2.10

menampil kan dua

tema, yaitu jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.

Penyajian data berbentuk tabel juga dapat menampilkan berbagai

jenis data, seperti pada T

abel 2.11

berikut.

Tabel 2.10

No.

Provinsi

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Menurut Provinsi Tahun 1971–1990

1. NAD

2,01 2,61 3,42 3,32 3,32 3,10

2. Sumatra Utara

6,62 8,36 10,26 2,92 2,92 2,27

3. Sumatra Barat

2,79 3,41 4,00 2,47 2,47 1,73

4. Riau

1,64 2,16 3,30 3,52 3,52 5,28

5. Jambi

1,01 1,45 2,02 4,84 4,84 3,93

6. Sumatra Selatan

3,44 4,63 6,31 3,84 3,84 3,63

7. Bengkulu

0,52 0,77 1,17 5,34 5,34 5,19

8. Lampung

2,78 4,63 6,02 7,39 7,39 3,00

9. DKI Jakarta

4,58 6,50 8,26 4,66 4,66 2,71

10. Jawa Barat

21,62 27,34 33,38 3,00 2,94 2,21

11. Jawa Tengah

21,78 25,37 28,52 1,77 1,83 1,24

12. D.I. Yogyakarta

2,49 2,75 2,91 1,16 1,16 0,58

13. Jawa Timur

25,52 29,19 32,50 1,60 1,60 1,13

14. Bali

2,12 2,37 2,77 1,83 1,31 1,69

15. NTB

2,20 2,73 3,37 2,68 2,68 2,34

21. Kalimantan Timur

0,73 1,22 1,88 7,46 7,46 5,41

22. Sulawesi Utara

1,72 2,12 4,48 2,58 2,58 11,13

23. Sulawesi Tengah

0,91 1,29 1,71 4,64 4,64 3,26

24. Sulawesi Selatan

5,18 6,06 6,91 1,89 1,89 1,40

25. Sulawesi Tenggara

0,71 0,94 1,35 3,60 3,60 4,36

26. Maluku

1,09 1,41 1,86 3,26 3,26 3,19

27. Papua

0,92 1,17 1,65 3,02 3,02 4,10

Indonesia

119,10

147,2

179,30

2,28

2,62

2,18

Penduduk (juta jiwa)

1971

Laju pertumbuhan (%)

1980

1990

1971

1980

1990

Sumber

:

BPS

, 2000

50

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Sumber

:

Demografi Umum

, 2004

(juta jiwa)

0

50

100

150

200

250

Jawa+Madura

Sumatra

Kalimantan

Sulawesi

Pulau lain

Berdasarkan diagram tersebut dapat dibandingkan kisaran jumlah

penduduk antara pulau yang satu dan pulau yang lain, dan ternyata

penduduk Indonesia sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dan

Madura.

Contoh bentuk diagram selain diagram yang ditampilkan di atas,

antara lain sebagai berikut.

Diagram 2.3

Penyebaran Penduduk Indonesia

Tahun 2000

Tabel 2.11

No.

Jenis Data

Data Kependudukan Indonesia Tahun 1990–2000

1.

Jumlah penduduk

179,30

202,96

2.

Laju pertumbuhan penduduk

2,18

1,32

3.

Penduduk laki-laki

89,26

100,99

4.

Penduduk perempuan

90,04

101,97

5.

Penduduk terlayani pendidikan

83,64

91,25

6.

Penduduk tidak terlayani pendidikan

102,39

111,71

7.

Kematian bayi tiap 1.000 kelahiran

49,00

46,00

8.

Index Human Development

(IHD) 104,00 109,00

Sumber

:

BPS

, 2000

Tahun

2000

1990

Fokus

t 5BCFM

t #BHBO

t %JBHSBN

t (SBmL

Berdasarkan tabel tersebut maka pembaca akan memperoleh gambaran

data kependudukan yang lebih kompleks sehingga dalam satu tabel dapat

menyajikan berbagai jenis data mengenai kependudukan.

2. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk

Diagram

Selain berbentuk tabel, data kependudukan dapat disajikan dalam

bentuk diagram. Kelebihan penyajian data kependudukan dengan

menggunakan diagram adalah sebagai berikut.

a. Dapat membandingkan kisaran antara satu komponen dan

komponen yang lainnya.

b. Mudah dipahami karena datanya lebih sederhana.

Contoh diagram kependudukan yang dapat membandingkan kisaran

antara satu komponen dan komponen yang lainnya yaitu sebagai berikut.

51

Antroposfer

Sumber

:

Demografi Umum

, 2004

juta jiwa

tahun

0

50

100

150

200

250

97

119,1

147,2

179,3

202,96

1961

1971

1980

1990

2000

Sumber

:

Demografi Umum

, 2004

Teropong

Manakah di antara bentuk

informasi kependudukan berupa

bagan, diagram, grafik, dan peta

yang menurut pendapat Anda

memiliki tingkat penyajian yang

lebih mudah dipahami. Tulis

dalam buku tugas Anda.

3. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Gambar

Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan gambar

adalah memberikan informasi secara kualitatif tentang bentuk dan karakter

penduduk atau lokasi layanan umum/sosial, seperti pakaian adat, rumah adat,

atau suku tertentu. Kelemahan penyajian data ke

pendudu

kan dengan gambar

adalah tidak diketahuinya angka dan perkembangan yang lengkap.

4. Penyajian Data Kependudukan Berbentuk Peta

Selain berbentuk tabel, diagram, dan gambar, data kependudukan

juga dapat disajikan dalam bentuk peta. Pembuatan peta yang

menyajikan data kependudukan agak rumit jika dibandingkan

dengan menggunakan tabel, diagram, atau gambar. Perlu ketelitian

dan kecermatan dalam pem buatan peta kependudukan karena data

yang ditampilkan biasanya meng gunakan simbol dan warna tertentu

untuk menunjukkan jumlah penduduk.

Kelebihan penyajian data kependudukan dengan menggunakan peta

adalah dapat memberikan informasi kependudukan yang cakupannya

lebih luas. Dengan menggunakan peta pembaca dapat melihat data ke-

pendudukan di dunia dengan mudah. Jika ditampilkan dengan meng-

gunakan tabel, data kependudukan di dunia akan sulit ditampilkan dan

sulit untuk dipahami.

Berikut ini adalah contoh data kependudukan yang disajikan dalam

bentuk peta.

Diagram 2.4

Perbandingan Jumlah Penduduk

antarpulau di Indonesia Tahun

2000

Diagram 2.5

Perkembangan Penduduk

Indonesia Tahun 1961–2000

Pulau Lain

7%

Sumatra

21%

Sulawesi

7%

Kalimantan

5%

Jawa dan Madura

60%

52

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

1. Komposisi penduduk adalah pengelompokan atau

struktur penduduk berdasarkan atribut tertentu,

seperti atribut geografis, biologis, dan sosial.

2. Komposisi penduduk berdasarkan atribut geografis

pada umumnya didasarkan pada pengelompokan

karakteristik lokasi (penduduk desa dan kota),

tingkat kepadatan (padat dan jarang), teknologi

(maju dan berkembang), dan mata pencarian

(industri dan agraris).

3. Komposisi penduduk berdasarkan atribut biologis

pada umumnya didasarkan pada umur (anak-anak,

dewasa, dan lansia) dan jenis kelamin (laki-laki dan

perempuan).

4. Komposisi penduduk berdasarkan atribut sosial

pada umumnya didasarkan pada identitas sosial,

seperti warga negara (WNI dan WNA), perkawinan

(kawin dan belum kawin), pendidikan (belum

sekolah, tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi), dan jenis mata pencarian (jenis

pekerjaan).

Ikhtisar

5. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat

dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami

dan pertumbuhan penduduk sosial.

6. Pertumbuhan penduduk alami adalah angka

pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih

antara jumlah penduduk yang lahir dan jumlah

penduduk yang mati.

7. Pertumbuhan penduduk sosial adalah angka

pertumbuhan penduduk yang diperoleh dengan

cara memperhitungkan seluruh variabel demografis

(kelahiran, kematian, dan migrasi).

8.

Dependency Ratio

adalah perbandingan jumlah

penduduk usia nonproduktif dengan jumlah

penduduk usia produktif.

9.

Sex Ratio

adalah tingkat perbandingan jumlah antara

penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.

10.

Agar data kependudukan menjadi data yang

informatif maka penyajian data harus disusun dalam

bentuk tabel, diagram, peta, dan gambar.

Sumber

:

Microsoft Encarta

, 2003

Analisis Geografi 2.2

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5–8 orang (laki-laki dan perempuan) dengan

komposisi anggota disesuaikan dengan kondisi kelas. Lakukan tugas berikut.

1. Kunjungi kantor desa di lingkungan sekitar Anda.

2.

Mintalah data kependudukan yang terbaru dari daerah tempat tinggal Anda.

3. Sajikan data-data yang diperoleh dalam bentuk informasi kependudukan

baik tabel, grafik, maupun diagram.

4. Kumpulkan tugas tersebut pada guru Anda untuk mendapatkan penilaian.

Peta 2.1

Peta Pertumbuhan Penduduk

Dunia

53

Antroposfer

Antroposfer

Komposisi

Penduduk

Komposisi

Geografis

Komposisi

Biologis

Komposisi

Sosial

t -PLBTJ

t ,FQBEBUBO

t 5FLOPMPHJ

t .BUB1FODBSJBO

Umur

Jenis Kelamin

Dependency

Ratio

Sex Ratio

t 8BSHB/FHBSB

t 1FSLBXJOBO

t 1FOEJEJLBO

t +FOJT1FLFSKBBO

Pertumbuhan

Penduduk

Faktor yang

Memengaruhi

Pendataan

Jenis

t ,FMBIJSBO

fertilitas

)

t ,FNBUJBO

mortalitas

)

t .JHSBTJ

migration

)

t 4FOTVT1FOEVEVL

t

Survei Penduduk

t 3FHJTUSBTJ1FOEVEVL

t 1FSUVNCVIBO

Penduduk Alami

t 1FSUVNCVIBO

Penduduk Sosial

t 1FSUVNCVIBO

Geometri

t 1FSUVNCVIBO

Eksponensial

Penyajian

Informasi

Kependudukan

t 5BCFM

t %JBHSBN

t 1FUB

t (BNCBS

kajian dalam

bab ini

terdiri atas

meliputi

berbentuk

antara lain

antara lain

antara lain

meliputi

meliputi

meliputi

kajian

Peta Konsep

Refleksi Pembelajaran

Setelah Anda mempelajari bab ini, materi apa saja

yang belum Anda pahami? Diskusikanlah dengan

anggota kelompok Anda, tanyakan kepada guru

Anda, atau dengan membuka kembali buku sumber

yang ada.

54

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Kerjakan pada buku tugas Anda.

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Pembuatan dan perhitungan komposisi penduduk

dianggap sangat penting, dikarenakan ....

a. tiap penduduk memiliki kemampuan dan

potensi yang sama

b. tiap wilayah (geografis), biologis, dan sosial

memiliki potensi yang berbeda

c. adanya keseragaman format dan bentuk

informasi

d. penataan dan pengembangan wilayah secara

terpadu dan merata

e. mempermudah pengelompokan data kepen-

dudukan

2. Pernyataan berikut termasuk dalam pro

kelahiran,

kecuali ....

a. kawin usia muda

b. anak sebagai penerus keturunan

c. melaksanakan program KB

d. anggapan banyak anak banyak rezeki

e. anak menjadi tumpuan pada hari tua

(

UMPTN 1995

)

3. Pendataan kependudukan yang dilakukan secara

berkala dinamakan

....

a. survei

d. pendataan

b. registrasi

e. surveyor

c. sensus penduduk

4. Perbandingan antara jumlah penduduk total dan

luas lahan pertanian adalah ....

a. kepadatan penduduk

b. kepadatan petani

c. kepadatan agraris

d. pertumbuhan pertanian

e. pertumbuhan penduduk

5. Piramida penduduk dengan alas lebar me nunjuk-

kan ....

a. jumlah penduduk laki-laki dan perem puan

seimbang

b. sebagian besar penduduk berusia tua

c. jumlah penduduk perempuan lebih banyak

d. tingkat kemakmuran masyarakat tinggi

e. sebagian besar penduduk berusia muda

(

SPMB 2004

)

6. Jumlah komposisi penduduk pada tahun 1990 sebesar

100 juta jiwa. Pada 2000 menjadi 112 juta jiwa. Dengan

demikian, ....

a.

pertumbuhan penduduk alaminya 12 juta jiwa

b. laju pertumbuhan penduduknya 12%

c. laju pertumbuhan penduduknya 12 juta jiwa

d. laju pertumbuhan penduduknya 1,2% pertahun

e.

pertumbuhan penduduk alaminya 1,2 juta jiwa

7. Daya dukung tanah pertanian pada per mukiman P

adalah 0,9 hektare per orang, sedangkan

luas usaha

taninya 5.400 hektare. Jumlah penduduk yang

selayaknya hidup dengan usaha tani adalah ....

a. 4.860 orang

d. 6.000 orang

b. 5.800 orang

e. 3.680 orang

c. 6.160 orang

(

SPMB 2000

)

8. Data kependudukan yang dibutuhkan dalam

mengatasi permasalahan pendidikan adalah ....

a. komposisi penduduk berdasarkan umur

b. komposisi penduduk berdasarkan pendidikan

c. komposisi penduduk berdasarkan jenis

kelamin

d. peta penyebaran penduduk

e. komposisi penduduk berdasarkan mata

pencarian

9. Jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 60 juta

jiwa. Penduduk yang berumur 15–64 tahun sebesar

20 juta jiwa. Dengan demikian, ....

a. angka ketergantungannya 2

b. angka ketergantungannya 3

c. angka ketergantungannya 1,5

d. angka ketergantungannya 1

e. angka ketergantungannya 15

10. P

erbandingan antara penduduk laki-laki dan

penduduk perempuan dalam suatu wilayah

dinamakan ....

a.

sex ratio

b.

dependency ratio

c.

index human development

d.

population ratio

e.

marital ratio

11. J

umlah penduduk suatu kecamatan pada tahun

2000 sebesar 600.000 jiwa. Jika jumlah penduduk

perempuan 350.000 jiwa,

sex ratio

daerah tersebut

adalah ....

a. 71

d. 1,4

b. 0,71

e. 14

c. 71

12. Jumlah penduduk Indonesia pada akhir 1991

sebanyak 180 juta jiwa dan per tumbuhan

penduduk alami masih bertahan rata-rata 2%

pertahun. Jika diproyeksikan, jumlah penduduk

Indonesia akan mencapai jumlah 360 juta jiwa

pada tahun ....

a. 2000

d. 2021

b. 2006

e. 2026

c. 2016

(

UMPTN 1998

)

13. P

iramida penduduk stasioner banyak terdapat di

negara ....

a. terbelakang

d. agraris

b. sedang berkembang e. industri

c. maju

Evaluasi Bab 2

55

Antroposfer

14. Salah satu penyebab masih rendahnya angka IHD

Indonesia adalah ....

a. kemampuan pemerintah dalam me nye diakan

sarana pendidikan

b. kemampuan masyarakat dalam pen didikan

c. hasil pendidikan yang tidak sesuai

d. peran dunia usaha yang rendah

e. peran orang tua yang rendah

15. Pengertian kelahiran aktual dalam kepen dudukan

adalah ....

a. fertilitas

b. kelahiran riil seorang wanita selama masa

reproduksi

c. jumlah kelahiran yang hidup

d. potensi kelahiran seorang wanita

e. natalitas

16. Tingkat kesehatan penduduk merupakan indikator

yang dapat dilihat dari angka ....

a. migrasi

b. kelahiran

c. kematian bayi

d. rata-rata usia penduduk

e. beban ketergantungan

17. Informasi kependudukan yang dapat mem berikan

data keruangan adalah ....

a. grafik

d. diagram

b. peta

e. program

c. tabel

18. B

entuk informasi kependudukan yang dapat

memberikan gambaran per kembangan pen

duduk

pada suatu daerah adalah ....

a. tabel kelahiran penduduk

b. diagram batang

c. diagram lingkaran

d. peta kepadatan penduduk

e. diagram kartesian

19. Untuk

membuat sebuah diagram garis mengenai

tingkat kematian penduduk, data yang dibutuhkan

adalah ....

a. jumlah kematian dari waktu ke waktu

b. jumlah kematian pada satu waktu tertentu

c. jumlah kematian

d. jumlah kematian selain balita

e. jumlah kematian pertahun

20. B

esarnya tingkat kematian bayi di suatu negara sangat

bergantung pada faktor ....

a. gizi masyarakat

d. transmigrasi

b. migrasi

e. pembangunan

c. urbanisasi

21. L

uas daerah 1.000.000 ha, jumlah pen duduk nya

1.500.000 jiwa, maka angka 150 jiwa perkm

2

adalah merupakan angka ....

a. pertumbuhan penduduk

b. kepadatan penduduk

c. penyebaran penduduk

d. angka ketergantungan

e. angka harapan hidup

22. Jumlah penduduk

pada tahun 1990 sebesar 100

juta jiwa, sampai 2000 tercatat penduduk yang

lahir 5 juta jiwa, meninggal 1 juta jiwa, penduduk

yang datang 1,5 juta jiwa, dan pindah 3,5 juta jiwa.

Dengan demikian, ....

a. pertumbuhan penduduk alaminya 5%

b. pertumbuhan penduduk sosialnya 2%

c. pertumbuhan penduduk alaminya 0,5%

pertahun

d. pertumbuhan penduduk sosialnya 0,2%

pertahun

e.

pertumbuhan penduduk geometrinya 0,5 %

23. Negara yang jumlah penduduknya lebih dari 35%

berumur <15 tahun dinamakan negara yang ....

a. berkembang

b. berstruktur umur potensial

c. berstruktur umur muda

d. piramida kerucut

e. telah maju

24.

Peta penyebaran penduduk dapat memper lihatkan ....

a. komposisi penduduk

b. rasio jenis kelamin penduduk

c. kepadatan penduduk

d. jumlah angkatan kerja

e. tingkat pendidikan penduduk

(

UMPTN 1996

)

25. T

ingkat pendidikan penduduk Indonesia saat ini

masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena

sekitar 67,5% adalah berpendidikan SMP ke

bawah. Pengelompok an ini didasarkan pada ....

a. komposisi penduduk

b. komposisi penduduk berdasarkan atribut sosial

c. tingkat pendidikan penduduk

d. analisis kependudukan

e. tingkat kemampuan penduduk

B. Jelaskan konsep-konsep berikut.

1. Antroposfer

6. Sensus Penduduk

2. Komposisi Penduduk

7. Survei Penduduk

3.

Dependency Ratio

8. Registrasi Penduduk

4.

Sex Ratio

9.

Index Human Development

5. Pertumbuhan Penduduk

10. Fertilitas

56

Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI

Tugas

Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5–6 orang. Lakukan tugas berikut.

1. Kunjungilah kantor kecamatan atau desa terdekat

dan mintalah data kependudukan (kelahiran,

kematian, dan migrasi) dalam satu tahun tertentu.

2. Hitunglah pertumbuhan:

a. penduduk alami dan sosial;

b.

dependency ratio;

c.

sex ratio

.

3. Catat semua hasil kegiatan Anda dan lakukan

analisis.

4. Diskusikan hasil analisis tersebut di depan

kelas untuk menambah pemahaman Anda dan

mendapatkan penilaian.

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat.

1. Uraikanlah tiga hal yang menjadi faktor penyebab

data kependudukan di Indonesia tidak akurat.

2. Mengapa komposisi penduduk dalam suatu wilayah

perlu dikaji atau dipelajari?

3. Mengapa angka ketergantungan penduduk

Indonesia masih tinggi?

4. Mengapa sensus penduduk perlu dilakukan?

5. Deskripsikan paling sedikit dua faktor yang

menyebabkan struktur penduduk Indonesia

tergolong struktur penduduk muda.

6. Uraikanlah yang dimaksud dengan laju per-

tumbuhan penduduk 2% pertahun.

7. Apa perbedaan mendasar penggunaan tabel dan

diagram dalam penyajian informasi kependudukan?

8. Mengapa di Indonesia selain sensus penduduk

masih dilakukan juga sensus yang lain?

9. Uraikanlah tiga kriteria untuk mengukur kualitas

penduduk suatu negara.

10. D

eskripsikan paling sedikit tiga masalah

kependuduk an yang terjadi di Indonesia.