Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 14 Menanggapi Puisi
Bahasa Indonesia · Bab 14 Menanggapi Puisi
Nia Kurniati

24/08/2021 15:42:56

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

KOMPETENSI 14

MENANGGAPI PUISI

A. MENANGGAPI CARA MEMBACA PUISI

Standar Kompetensi

Memahami pembacaan puisi.

Kompetensi Dasar

Menanggapi cara pembacaan puisi.

Indikator

1. Mampu mengemukakan cara pelafalan, intonasi, dan

ekspresi pembaca puisi.

2. Mampu memberi tanggapan dengan alasan yang logis

pembacaan puisi yang

didengar.

1.

Isi Puisi

Bacalah puisi-puisi berikut!

KARANGAN BUNGA

(Karya: Taufiq Ismail)

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke Salemba

Sore itu

“Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi.”

Kompetensi Berbahasa Indonesia

203

AKU

(Karya: Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

“Karangan Bunga” dan

Aku” di atas kamu namakan puisi,

bukan? Jawaban ini tidak salah. Namun, sebaiknya kamu

juga dapat menjelaskan mengapa kedua karangan itu

dinamakan puisi dan apa yang membedakannya dengan

karangan bukan puisi.

Untuk menjawab pertanyaan apakah puisi itu, dan apakah

yang membedakannya dengan karangan bukan puisi,

memang agak sukar karena kamu harus memberikan

batasan dan definisi. Banyak sekali ahli yang memberikan

batasan/definisi puisi, antara lain Herman J. Waluyo. Puisi

didefinisikan sebagai bentuk karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara

imajinatif.

Kompetensi Berbahasa Indonesia

204

Dari segi fisik, sebuah puisi ditulis dengan cara penulisan

yang lazim untuk sebuah puisi, yaitu dengan menggunakan

larik, bait, rima, dan ritme. Karya sastra bukan puisi, ditulis

dengan menggunakan kalimat, paragraf, serta tidak memiliki

rima dan ritme.

Jika dibaca dan dipahami secara cermat, sebuah puisi

mengandung tema dan amanat. Secara umum, tema berarti

permasalahan yang dijadikan bahan tulisan, sedangkan

amanat berarti pemecahan terhadap permasalahan itu.

Pada kompetensi yang lalu, kamu telah belajar cara

membaca puisi dengan tekanan dan jeda yang bervariasi.

Selain itu, irama yang selaras dengan isi, ucapan yang jelas,

penuh penghayatan, dan gerakan tubuh yang mengikuti

pembacaan puisi. Dari pembelajaran itu, kamu sudah

mengetahui cara membaca puisi yang menyenangkan dan

indah didengar.

Selanjutnya, kamu akan menyimak pembacaan puisi oleh

orang lain. Kamu pun akan menanggapi puisi yang

dibacakan tersebut.

2.

Uji Kemampuan

1. Bentuklah kelompok beranggotakan empat orang!

2. Dengarkanlah secara saksama pembacaan puisi di

bawah ini oleh seorang temanmu!

Kompetensi Berbahasa Indonesia

205

DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA

(Karya: Hartojo Andangdjaja)

Apakah yang kupunya, anak-anakku

Selain buku-buku dan sedikit ilmu

Sumber pengabdian kepadamu

Kalau di hari Minggu engkau datang ke rumahku

Aku takut, anak-anakku

Kursi-kursi tua yang di sana

Dan meja tulis sederhana

Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya

Semua padamu akan bercerita

Depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja

Horizon yang selalu biru bagiku

Karena kutahu anak-anakku

Engkau terlalu muda

Engkau terlalu bersih dari dosa

Untuk mengenal ini semua

3. Diskusikanlah hasil pengamatanmu terhadap

pembacaan puisi tersebut dengan menggunakan format

berikut!

NO.

UNSUR YANG DINILAI

KOMENTAR

1.

Keselarasan isi puisi dengan irama

2.

Kesesuaian irama tekanan dan jeda

dengan isi puisi

3.

Kejelasan ucapan

4.

Penghayatan

Kompetensi Berbahasa Indonesia

206

3. Tugas

1. Seorang temanmu akan membacakan puisi “Aku Ingin”

karya Sapardi Djoko Damono !

AKU INGIN

(Karya: Sapardi Djoko Damono)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan

kata yang tak sempat:

diucapkan kayu kepada api yg menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan

isyarat yang tak sempat:

disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

2. Berikanlah tanggapan dengan alasan yang logis

terhadap pembacaan puisi tersebut dengan

memperhatikan hal-hal berikut!

a. Pelafalan

b. Intonasi

c. Ekspresi

Gunakanlah format berikut!

Kompetensi Berbahasa Indonesia

207

NO.

UNSUR YANG

DITANGGAPI

TANGGAPAN

1.

Pelafalan

2.

Intonasi

3.

Ekspresi

B. MEREFLEKSI PUISI

Standar Kompetensi

Memahami pembacaan puisi.

Kompetensi Dasar

Merefleksi isi puisi yang dibacakan.

Indikator

Mampu mengaitkan kehidupan dala

m puisi dengan kehidupan

nyata siswa.

3.

Merefleksi Isi Puisi

Simaklah baik-baik pembacaan pusi berikut yang

diperdengarkan oleh temanmu!

Kompetensi Berbahasa Indonesia

208

Nyanyian Seorang Petani

(Karya: Abdul Hadi W. M.)

Berilah kiranya yang terbaik bagiku

Tanah berlumpur dan kerbau pilihan

Biji padi yang manis

Berilah kiranya yang terbaik

Air mengalir

Hujan menyerbu tanah air

Bila masanya buahnya kupetik

Ranumnya kupetik

Rahmat-Mu kuraih

Apakah kamu dapat memahami maksudnya? Apakah kamu

dapat menceritakan isinya? Ada langkah yang mudah dalam

memahami sebuah puisi. Langkah tersebut adalah dengan

membubuhkan tanda baca, kata, frasa, dan klausa di antara

kata dengan kata, larik dengan larik, dan bait dengan bait.

Ya Tuhan

, berilah kiranya

semua

yang terbaik bagiku

Berilah

tanah

yang

berlumpur dan kerbau pilihan

serta

Biji padi yang manis

Ya Tuhan

, berilah kiranya

semua

yang terbaik

Air mengalir

dan

Hujan menyerbu tanah air

Ya Tuhan

, bila masanya

nanti

buahnya kupetik

Kompetensi Berbahasa Indonesia

209

Ranumnya kupetik

Rahmat-Mu

segera

kuraih

Jika larik-larik puisi itu ditulis kembali dalam bentuk prosa,

kita akan memperoleh rangkaian kalimat sebagai berikut.

Penyair berdoa kepada Tuhannya.

Ya Tuhan

, berilah

kiranya

semua

yang terbaik bagiku. Berilah tanah yang

berlumpur dan kerbau pilihan serta biji padi yang manis. Ya

Tuhan, berilah kiranya semua yang terbaik, air mengalir dan

hujan menyerbu tanah air. Ya Tuhan, bila masanya nanti

buahnya kupetik, ranumnya kupetik, rahmat-Mu segera

kuraih.

4.

Uji Kemampuan

1. Dengarkanlah kembali pembacaan puisi Nyanyian

Seorang Petani di atas!

2. Diskusikanlah dengan temanmu isi puisi tersebut yang

sudah disusun dalam rangkaian kalimat-kalimat!

3. Apakah yang bisa disimpulkan dari isi puisi tersebut?

4. Dalam kehidupan sehari-hari, perlukah kita memanjatkan

doa kepada Tuhan?

5. Apakah sikap petani dalam puisi tersebut patut kita

contoh?

Mengapa?

Kompetensi Berbahasa Indonesia

210

5.

Tugas

1. Mintalah salah seorang temanmu membacakan puisi

Teratai berikut!

TERATAI

(Karya: Sanusi Pane)

Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tiada terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia,

Daun berseri, Laksmi mengarang;

Biarpun dia diabaikan orang,

Seroja kembang gemilang mulis.

Teruslah, O Teratai Bahagia,

Berseri di kebun Indonesia,

Biarlah sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat,

Biarpun engkau tidak diminati

Engkau turut menjaga zaman.

2. Diskusikanlah hal-hal berikut!

Kompetensi Berbahasa Indonesia

211

a. Apakah isi puisi tersebut?

b. Bagaimanakah perasaan penyair dalam puisi

tersebut?

c. Apakah yang bisa dikaitkan dengan kehidupanmu

dari isi puisi tersebut?

Kompetensi Berbahasa Indonesia

212

DAFTAR PUSTAKA

Bird, Carmel. 1996.

Menulis Dengan Emosi

. Bandung: Kaifa.

Darmadi, Kaswan. 1996.

Meningkatkan Kemampuan

Menulis

. Yogyakarta: Andi.

Nauman, Indra Jaya. 1999.

Penuntun, Mengenali,

Memahami, dan Menghargai Puisi.

Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa.

Orbit, No. 07 Tahun VIII.

____, No. 03 Tahun IX.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995.

Beberapa Teori Sastra,

Metode Kritik, dan Penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pranoto, Naning. 2006.

From Diary To Be Story

. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Rani, Supratman Abdul. 1996.

Ikhtisar Sastra Indonesia

.

Bandung: Pustaka Setia.

Rowling, J. K. 2001.

Harry Potter dan Batu Bertuah

. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Thahar, Harris Effendi. 1999.

Kiat Menulis Cerita Pendek

.

Bandung: Angkasa.

Tim. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 1997.

Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa. 2002.

Kamus Besar Bahasa

Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka.

www.google.co.id

www.republika.co.id

www.rumahdunia.net

www.sekolahindonesia.com

www.wikipedia.org

www.e-smartschool.com

http://jurnalnasional.com

www.mediaindo.co.id

Ahmadun Yosi Herfanda

“Wacana: Pengajaran Sastra Berpusat pada Karya Sastra”

Republika, Minggu, 29 April 2007

H. Kris Budiyono.

Tesis. Surakarta: Program Sarjana Universitas Sebelas

Maret, Januari 2006.

“Pembelajaran Puisi Berdasarkan Kurikulum 2004 Standar

Kompetensi”

http://pasca.uns.ac.id

Rabu, 15 Februari 2006

Agustinus Suyoto

“Pengantar Kesusastraan:Lembar Komunikasi Bahasa dan

Sastra Indonesia”

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Jl. Dr. Sutomo 16 Yogyakarta