Halaman
Pelajaran 12
Berekspresi Melalui
Karya Teater Kreatif
Ekspresi dengan riasan muka
dalam sebuah kreasi teater
Sumber:
sekolahalamridho.
fi
les.
wrodpress.com
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa
dapat mengekspresikan diri melalui
karya teater melalui kemampuannya
dalam:
• merancang pertunjukan teater
kreatif dengan mengolah unsur
daerah setempat, Nusantara, dan
mancanegara di luar Asia,
• menerapkan prinsip kerja sama
dalam berteater,
• menyiapkan pertunjukan karya
teater kreatif di sekolah, dan
• menggelar pertunjukan karya teater
kreatif yang diciptakan di sekolah.
Tahap terakhir dalam seluruh rangkaian
kegiatan berteater adalah pementasan teater. Untuk
mementaskan teater, dibutuhkan perencanaan
dan persiapan yang matang sehingga pementasan
akan berhasil dengan lancar. Proses kreatif untuk
mementaskan sebuah naskah drama disebut
dramatisasi cerita drama. Proses ini d
ij
alankan
dengan memahami naskah dan mengeksplorasi
naskah secara sungguh-sungguh. Kemudian,
mengekspresikan semua dialog dan situasi dalam
naskah dalam karya kreatif teater.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
182
Peta Konsep
• Dramatisasi
• Kerja sama
• Sutradara
• Pengurus produksi
K
a
t
a
K
u
n
c
i
• Pemain
• Tim artistik
• Pementasan
• Evaluasi
Mementaskan
Teater Kreatif
Merancang
pertunjukan teater
kreatif
Menerapkan
prinsip kerja sama
Menyiapkan
pertunjukan teater
Menggelar
pertunjukan teater
Mengenal unsur-unsur
pembentuk teater
Menerapkan tahap-tahap
dramatisasi
Menyusun jadwal kegiatan
produksi
Menyusun jadwal latihan
Mementaskan teater
Mengevaluasi pementasan
Mengenal tahap-tahap
dramatisasi cerita drama
Menerapkan tahap-tahap
dramatisasi
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
183
A.
Merancang Pertunjukan Teater Kreatif
Pementasan teater adalah tahap terakhir dalam seluruh rangkaian kegiatan
berteater. Untuk mementaskan teater dibutuhkan perencanaan dan persiapan yang
matang sehingga pementasan akan berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan baik panitia maupun penonton.
Proses kreatif untuk mementaskan sebuah naskah drama disebut dramatisasi
cerita drama. Proses ini d
ij
alankan dengan memahami naskah dan mengeksplorasi
naskah secara sungguh-sungguh. Dramatisasi dilakukan melalui beberapa tahapan,
yaitu sebagai berikut.
1.
Mengemukakan cerita atau naskah kepada anggota kelompok pementasan.
2.
Mengolah dialog serta merencanakan peran dan adegan pementasan.
3.
Memainkan naskah secara bertahap ataupun menyeluruh.
4. Mengevaluasi permainan.
5. Memainkan ulang.
6.
Melakukan evaluasi ulang dan menyiapkan pementasan.
1. Mengemukakan Cerita atau Naskah kepada Anggota
Kelompok Pementasan
Sebelum sebuah naskah dikemukan kepada anggota kelompok, langkah yang
harus ditempuh adalah menentukan naskah drama yang akan didramatisasi.
Pemilihan naskah dapat didasarkan pada pertimbangan berikut.
a.
Naskah tersebut memiliki nilai sastra, artinya
indah dan mendidik. Naskah tersebut
sebaiknya merupakan usulan dari anggota
kelompok.
b.
Naskah harus menarik dari segi akting dan
kelompokmu mampu memerankan naskah
tersebut. Dialog harus menarik dan dapat
dipahami oleh anggota kelompok. Selain itu,
karakter tokoh-tokoh yang akan diperankan
berada dalam jangkauan kemampuan anggota
kelompok. Susunan tokoh juga harus sesuai
dengan jumlah anggota kelompok.
Langkah berikutnya adalah mengemukakan cerita dari naskah tersebut kepada
anggota kelompok. Penyampaiannya dapat dilakukan dengan cara berikut.
a.
Cerita dibaca persis seperti dalam naskah.
b.
Cerita disampaikan dalam bahasa pengusul naskah.
c.
Cerita disampaikan dengan cara melihat bentuk lain dari cerita itu, misalnya,
hasil pementasan.
Selanjutnya, anggota kelompok bergantian memainkan peran dan
bereksperimen mengenai gagasan. Dengan demikian, naskah menjadi lebih
dipahami dan dikenal secara dekat oleh anggota kelompok. Hal ini akan
memudahkan para anggota kelompok dalam mengadakan latihan. Permainan
Gambar 12.1
Penyusunan naskah memengaruhi
penghayatan peran
Sumber:
www.socialwelfare.
fi
sip.ui.tif
Ga
m
ba
r 12.
1
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
184
dan eksperimen permainan dapat dilakukan
dalam satu kali pertemuan atau dikembangkan
menjadi beberapa kali latihan. Proses ini
bersifat improvisasi karena tidak ada naskah
yang hanya mengandalkan ingatan. Selain
itu, tidak ada juga anggota kelompok yang
memerankan sebuah karakter secara tetap.
Terakhir, kegiatan difokuskan pada
pemahaman cerita. Anggota diarahkan pada
peran yang nantinya akan mereka lakukan.
Dengan memahami cerita, anggota dapat
Gambar 12.2
Berlatih untuk dapat menghayati peran
Sumber:
www.galuhpurba.com
melakukan kreasi dan mengembangkan pemahaman mereka terhadap cerita
naskah.
2. Mengolah Dialog serta Merencanakan Peran dan Adegan
Pementasan
Bagian penting dari penyajian cerita adalah dialog. Sering kamu temui naskah
drama berbentuk narasi. Bentuk naskah seperti ini akan menyulitkan anggota
kelompok dalam melakukan peran beserta dialognya. Karena itu, dialog naskah
harus diolah menjadi bentuk naskah siap pentas. Selain itu, jika terlalu rumit,
dialog dapat disederhanakan. Begitu juga kosa kata dalam dialog yang tidak sesuai
dengan konteks budaya setempat dapat diubah.
Anggota kelompok harus bisa mengungkapkan dialog dengan kata-kata
mereka sendiri. Pada tahap awal, mereka mungkin merasa terpaksa melakukan
ini. Akan tetapi, bila dicoba terus mereka akan merasa nyaman dengan dialog
yang harus mereka ucapkan.
Langkah berikutnya adalah merancang peran untuk mementaskan drama
tersebut. Jumlah tokoh dalam cerita harus sesuai dengan anggota kelompok yang
tampil menjadi pemeran. Selain itu, harus dipilih anggota kelompok yang tepat
untuk memerankan tokoh tertentu. Dalam proses dramatisasi ini yang perlu
dilakukan adalah mengungkap karakter tokoh-tokoh yang akan diperankan. Watak
dasar, kebiasaan, mental, dan ciri khusus setiap tokoh harus diungkapkan. Hal ini
sangat penting karena membantu anggota untuk memerankan tokoh tersebut.
Setelah merancang peran, langkah berikutnya adalah merancang adegan.
Dalam tahap ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a.
Berapa jumlah adegan dalam keseluruhan cerita?
b.
Bagaimanakah adegan-adegan tersebut?
c.
Manakah adegan yang paling penting?
d. Properti apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan adegan tersebut?
e.
Seperti apakah efek lampu atau efek suara yang diperlukan untuk melakukan
adegan-adegan tersebut?
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
185
3. Memainkan Naskah Secara Bertahap ataupun Menyeluruh
Setelah dialog diolah, peran ditentukan, dan adegan dipersiapkan, langkah
selanjutnya adalah memainkan cerita. Untuk mengatur permainan agar lebih
rapi dan mudah dilakukan, kamu dan kelompokmu dapat menerapkan hal-hal
berikut.
a.
Meninjau kembali plot cerita. Tuliskan garis besar secara sederhana di tempat
strategis sehingga dapat dibaca oleh semua anggota kelompok, misalnya di
papan tulis.
b. Mengatur tempat pentas dengan baik. Tempat pentas perlu dirancang
dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, perlu dibuat peta sederhana dan setiap
pemain harus mengacu pada peta tersebut. Hal ini dapat membantu anggota
kelompok menegksplorasi gagasan mereka.
c. Sebelum para pemain memainkan peran dalam suatu adegan, berilah
kesempatan untuk berkonsentrasi. Mereka dapat duduk di kursi atau
pinggiran pentas. Sementara itu, apabila anggota yang lain masih cemas dan
belum percaya diri, biarkanlah mereka menjadi penonton. Anggota yang lain
dapat membantu dengan menjadi asisten tata suara atau efek lampu.
d. Menjaga permainan agar tampak wajar dan tidak tergesa-gesa. Nikmatilah
permainan peran tersebut. Pemain mungkin harus memerankan tokoh
yang harus beristirahat, duduk merenung, atau diam tidak bergerak karena
terpesona.
e. Merancang peran dan karakter tokoh dengan berbagai cara sehingga para
pemain mudah mengingatnya. Kostum sederhana dengan tanda-tanda khusus
juga dapat membantu.
4. Mengevaluasi Permainan
Setelah permainan berakhir, adakan evaluasi dramatisasi. Pada awalnya,
tekankan pada unsur positif dari permainan. Amatilah hal-hal yang seharusnya
dipertahankan dalam permainan berikutnya.
5. Memainkan Ulang
Setelah evaluasi permainan selesai, galilah ide-ide yang dapat mendorong
dan mengembangkan permainan. Perubahan dan ide baru dapat dimasukkan
dalam permainan ulang.
Selanjutnya, seluruh anggota mulai bersama-sama memikirkan langkah-
langkah, seperti efek suara, lampu, musik, dan kostum. Perubahan dan tambahan
ini akan menumbuhkan proses kreatif kelompok.
6. Melakukan Evaluasi Akhir dan Menyiapkan Pementasan
Pada tahap akhir, ketika pementasan yang sesungguhnya hampir dilaksanakan,
sebuah evaluasi dapat dilakukan secara menyeluruh. Para pemain bersama-
sama mengevaluasi kelemahan permainan. Pada tahap ini, hubungan baik dan
kekompakan antara pemain, tim produksi, dan tim artistik seharusnya sudah
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
186
terbina sehingga mereka dapat saling terbuka
dan membuka diri terhadap masukan orang
lain.
Sehari sebelum pementasan para
pemain diharapkan telah melakukan geladi
resik. Geladi resik sebaiknya dilakukan di
hadapan kelompok kecil penonton. Dengan
demikian, pemain akan terbiasa dengan
reaksi penonton.
B. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Teater
Pementasan drama bukanlah kerja individual karena prinsip teater adalah
kerja sama. Dalam pementasan drama, banyak unsur yang berperan. Tanpa
kerja sama, pementasan tidak akan terlaksana. Unsur-unsur yang terlibat dalam
pementasan adalah sutradara, pengurus produksi, pemain, dan tim artistik.
1. Sutradara
Sutradara merupakan koordinator segala unsur pementasan dengan
pemahaman, kecakapan, serta daya imajinasi yang dimilikinya. Sutradara dianggap
memiliki tugas sentral dalam pementasan karena fungsinya tersebut. Ia bertugas
memilih naskah dan mengurus akting para pemain. Selain itu, ia juga mengurus
kebutuhan yang berhubungan dengan masalah artistik dan teknis. Musik, pentas,
lampu, tata rias, kostum, dan sebagainya diatur dengan persetujuan sutradara.
Karena itu, sutradara harus menguasai hal-hal yang berhubungan dengan segi
artistik dan segi teknis pementasan.
2. Pengurus Produksi
Orang-orang yang mengurus semua permasalahan produksi sebuah
pementasan drama disebut pengurus produksi. Umumnya, pengurus produksi
dipimpin seorang pimpinan produksi yang membawahkan sekretaris, bendahara,
seksi publikasi, tiket, buklet, program pementasan, dan pencarian gedung.
Gambar 12.3
Melakukan geladi resik sehari sebelum
pementasan
Sumber:
www.photobucket.com
Gam
bar
12
.3
lk k
ld
k h
bl
P
e
l
a
t
i
h
a
n
1
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Sebutkan tahapan-tahapan dramatisasi cerita drama!
2.
Apa saja pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan naskah?
3.
Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam merancang adegan?
4.
Apa manfaat melakuan evaluasi?
5.
Apa fungsi dilakukannya geladi resik?
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
187
3. Pemain
Pemain merupakan tulang punggung pementasan. Merekalah yang
tampil langsung saat pementasan dan berhadapan dengan penonoton. Pemain
memerankan tokoh-tokoh tertentu yang terdapat dalam naskah. Dengan demikian,
para pemainlah yang menghadirkan tokoh di atas pentas.
Pemain harus menguasai dasar-dasar bermain peran dan berbagai teknik
bermain peran. Pemain harus menjiwai tokoh-tokoh yang mereka perankan. Selain
itu, pemain juga harus menjiwai keseluruhan naskah drama.
4. Tim Artistik
Dalam pementasan drama, tim artistik adalah orang-orang yang bertanggung
jawab dalam mengurus panggung atau pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara,
kostum, dan tata rias.
a. Panggung atau Pentas
Panggung atau pentas adalah tempat pementasan berlangsung. Di sinilah
naskah drama dihadirkan oleh para pemain. Untuk mementaskan naskah drama,
Gambar 12.4
Panggung tempat pertunjukan ditampilkan
Sumber:
www.corbis.com
,
Ga
m
ba
r 12
.4
ada beberapa jenis tempat pementasan, yaitu
pentas konvensional (proscenium), pentas arena,
dan pentas terbuka.
Masalah panggung tidak hanya berkaitan
dengan bentuk saja, tetapi juga mencakup
peralatan yang harus ada di panggung. Masalah
panggung juga meliputi bagaimana pemain
bergerak di atas panggung.
b. Dekorasi
Dekorasi adalah pemandangan latar belakang
tempat pementasan. Dekorasi meliputi perabot,
lukisan, dan segala unsur yang dapat memberikan
makna pada pementasan.
Pengertian dekorasi juga bisa diperluas. Jika
pementasan dilakukan di pentas yang kosong,
dinding gedung itulah dekorasinya. Apabila
dimainkan di luar gedung, pohon, semak, bukit,
dan cakrawala pada latar belakang dapat disebut
dekorasi. Tujuan dekorasi adalah melingkungi
daerah permainan dengan pemandangan yang
sesuai dengan naskah drama.
c. Tata Lampu
Dalam pementasan lampu tidak hanya
berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga
memiliki fungsi-fungsi lain. Fungsi tata lampu
dalam pementasan adalah sebagai berikut.
Gambar 12.5
Dekorasi merupakan hal pendukung
pementasan
Sumber:
www.apakatajapra.
fi
les.
wordpress.com
umber:
www.corbis.com
Ga
m
ba
r 12.5
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
188
1) Menerangi pentas dan aktor agar jelas terlihat.
2) Memberi efek alamiah dari waktu, musim, cuaca, dan suasana.
3) Membantu melukis dekorasi dalam menambah nilai warna sehingga
didapatkan efek sinar dan bayangan.
4) Membantu permainan dalam melambangkan maksud dengan memperkuat
kejiwaan.
5) Mengekspresikan
mood
dan atmosfer naskah guna mengungkapkan gaya dan
tema naskah.
6) Memberikan variasi sehingga adegan tidak statis.
d. Tata Suara
Dalam pementasan, masalah suara meliputi beberapa hal, yaitu akustik
ruangan, mikrofon, dialog, efek bunyi, dan musik. Masalah akustik ruangan
berhubungan erat dengan pemilihan gedung. Masalah mikrofon berkaitan dengan
masalah properti. Masalah dialog berkaitan erat dengan para pemain. Masalah
efek bunyi dan musik secara khusus merupakan masalah yang menjadi tanggung
jawab seksi tata suara.
e. Kostum
Pengertian kostum adalah segala pakaian dan perlengkapan yang dikenakan
di dalam pentas. Fungsi kostum adalah sebagai berikut.
1)
Membantu menghidupkan karakter aktor.
Maksudnya, sebelum aktor berdialog,
kostumnya sudah menunjukkan siapa dia
sesungguhnya (usia, suku bangsa, status
sosial, kepribadian).
2)
Mengindividualisasi peranan. Warna dan
gaya kostum dapat membedakan seorang
aktor dengan aktor lain. Kostum juga
dapat menjadi pembeda se
Ĵ
ing.
3) Memberi fasilitas dan membantu gerak
aktor. Kostum merupakan alat bantu
bagi pelaku. Selain itu, kostum juga
menambah efek visual gerak, menambah indah, dan membuat aktor merasa
nyaman di setiap posisi yang dilakukannya.
f. Tata Rias
Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah
aktor yang sesuai dengan tuntutan naskah. Tata rias harus memperhatikan tata lampu
serta jarak antara pentas dan penonton. Tata rias berfungsi sebagai berikut.
1) Merias tubuh aktor.
2) Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
3) Membuat wajah, kepala, juga tubuh sesuai dengan peranan yang
dikehendaki.
Gambar 12.6
Tata rias menciptakan wajah aktor sesuai
tuntutan peran
Sumber:
www.corbis.com
Ga
m
ba
r 12.
6
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
189
C. Menyiapkan Pertunjukan Karya Teater Kreatif
Setelah selesai merancang pertunjukan teater kreatif dan menentukan
orang-orang yang akan terlibat dalam pementasan, tahapan selanjutnya adalah
menyiapkan pertunjukan kreatif di sekolah. Proses ini juga dibagi dalam beberapa
tahap. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut.
1. Mengelola Pementasan
Mengelola pementasan adalah kegiatan perencanaan dan pengaturan serta
koordinasi dengan berbagai pihak sebelum berlangsungnya pementasan. Mengelola
pementasan erat kaitanya dengan staf produksi dan staf artistik, keduanya harus
saling berkoordinasi dengan baik.
Semua aspek yang terkandung di dalam pementasan teater wajib berinteraksi
dan saling mengecek pekerjaannya masing-masing, kemudian koordinasikan
dengan pengatur pementasan (dalam hal ini sutradara), sehingga semuanya akan
terkontrol dengan baik. Ada baiknya masing-masing pihak hendaklah saling
memahami tugas dan kepercayaan yang dipikulnya, saling menghormati dan
menghargai, serta saling membantu.
2. Menyusun Jadwal Kegiatan Produksi
Jauh hari sebelum pementasan, jadwal produksi harus sudah dibuat dengan
terperinci dan kronologis. Hal ini bermanfaat supaya semua unsur mengetahui
secara pasti kapan waktu latihan, kapan waktu menata panggung, menata dekorasi
panggung dan ruangan, dan kapan waktu penataan cahaya dan suara.
3. Menyusun Jadwal Latihan
Latihan sangat diperlukan dalam teater. Semakin banyak latihan, pemain
akan cepat menguasai peran yang diemban. Agar latihan teratur, susunlah jadwal
latihan secara teratur dengan tahapan-tahapan yang jelas.
Pengaturan jadwal latihan bisa dilakukan dengan cara mengatur jadwal
latihan per individu dan keseluruhan. Pengembangan latihan secara keseluruhan
atau geladi kotor bisa dilakukan beberapa kali di tempat latihan. Saat mendekati
waktu pementasan, bisa melakukan geladi bersih di tempat pentas/panggung
sehari atau dua hari sebelum pertunjukan.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
2
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Mengapa sutradara harus menguasai hal-hal yang berhubungan dengan segi
artistik dan segi teknik pementasan?
2.
Apa yang harus dikuasai seorang pemain?
3.
Siapa saja yang termasuk ke dalam tim artistik?
4.
Apa fungsi kostum dalam pertunjukan teater?
5.
Apa saja yang termasuk dekorasi?
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
190
Jadwal latihan dibagi menjadi dua bagian, yaitu latihan rutin atau disebut
geladi kotor dan latihan bersih.
Geladi kotor adalah latihan yang melatih seluruh pementasan, tetapi tidak
•
terperinci dan urut. Jadi, pemain bisa melatih diri pada adegan-adegan
tertentu secara berulang-ulang sampai bisa. Latihan ini berguna sebelum
geladi bersih.
Geladi bersih adalah titik kulminasi dari semua latihan. Di sini, semua hasil
•
latihan dipraktikkan secara rinci sesuai urutan dan dilakukan secara cermat.
Dengan kata lain, semua dilakukan sesuai dengan pementasan yang sebenarnya.
Latihannya bisa berulang kali untuk memantapkan dan menghaluskan semua
adegan.
4. Perencanaan Penataan Dekorasi
Gambar 12.7
Penataan panggung dan dekorasi
harus direncanakan dengan baik
Sumber:
wwwscenery
fi
rst.com
Ga
m
ba
r 12.7
Penataan dekorasi berhubungan dengan
kegiatan menghias sedemikian rupa, baik panggung
maupun ruangan, sehingga memberi kesan sesuai
dengan adegan. Penataan panggung bisa dilakukan
dengan memasang gambar atau bentuk 3 dimensi
yang sesuai dengan cerita atau
se
Ĵ
ing
. Penataan
dekorasi ini akan menjadi daya tarik bagi para
penonton dan menunjang pada pementasan teater.
Selain penataan panggung, harus diperhatikan
pula cara penataan ruang penonton dan tempat
duduk penonton sehingga nyaman. Karena
penataan ini sangat penting, rencanakanlah hal itu
secara matang dan cermat.
5. Penataan Lampu
Lampu berhubungan dengan cahaya dan penerangan. Penataan lampu
hendaknya disesuaikan dengan besar kecilnya arena pementasan, tempat
pementasan berlangsung, atau permintaan efek pencahayaan.
Jika arena pementasan besar, kamu harus memasang lampu yang besar pula.
Jika pementasan berada di luar, kamu harus mencari lampu yang sesuai atau
dalam pertunjukan teater tradisi biasanya menggunakan penerangan obor atau
petromak.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
3
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Apa perbedaan geladi kotor dan geladi bersih?
2.
Apa yang dimaksud dengan penataan dekorasi?
3.
Bagaimana cara menyusun jadwal latihan?
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
191
D.
Menggelar Pertunjukan Teater di Sekolah
Setelah semua persiapan selesai dilakukan, termasuk latihan terakhir atau
geladi resik, tibalah saat pementasan. Menjelang pementasan, para pemain harus
sudah siap satu jam sebelumnya. Dengan demikian, mereka tidak akan terburu-
buru mempersiapkan diri.
Demikian juga dengan panggung, penataan panggung harus sudah selesai
diatur. Properti sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah d
ij
angkau sehingga
dapat dipindahkan dengan mudah saat peralihan adegan.
Apabila telah siap atau sekitar tiga menit sebelum pementasan dimulai, para
pemain menempatkan diri di tempat yang sudah ditentukan, yaitu di belakang
panggung. Pada saat itu, sutradara harus yakin pada diri sendiri dan bersikap
tenang karena ia menjadi panutan bagi pemain.
Sebelum pementasan dimulai,
stage manager
(pemimpin panggung) harus
memeriksa penonton, apakah mereka sudah menempati tempat duduk masing-
masing? Setelah itu, ia segera memberitahu sutradara yang duduk di antara
penonton dan memberi isyarat bahwa pertunjukan akan dimulai. Selanjutnya,
pemimpin panggung memberi isyarat agar layar dibuka atau lampu dinyalakan.
Kemudian, pementasan dimulai.
Sepanjang pementasan, sutradara, para pemain, dan tim artistik berkonsentrasi
penuh. Rencana yang telah diatur dengan baik, mungkin akan berjalan dengan
lancar. Saat pementasan, para pemain mampu memainkan peran dengan sangat
bagus, melebihi aktingnya saat latihan. Kadang-kadang keadaan yang tidak
terduga muncul. Rencana yang telah diatur tidak berjalan lancar. Akan tetapi,
semua itu tidak dapat diulangi.
Demikianlah hakikat pementasan teater, hadir hanya untuk sekali sehingga
kesalahan tidak dapat diperbaiki saat itu juga. Pemain hanya dapat melakukan
improvisasi untuk mengatasi kesalahan. Bagaimanapun, proses pementasan teater
ini akan memberi pengalaman yang menakjubkan bagi sutradara, para pemain,
tim produksi, dan tim artistik.
Sebelum menutup bahasan ini cobalah kalian peragakan kutipan lakon berikut
menjadi sebuah pertunjukan teater.
ADEGAN KELIMA
MASUK ROMBONGAN SANDIWARA. LAMPU TERANG BENDERANG,
MASUK MC.
MC
: Selamat berjumpa para penontong yang budiman dan yang
selalu setia dengan kehidupannya masing-masing. Saya
ucapkan selamat jumpa dengan sanggar kutak-katik yang
nggak pernah tenar
PENONTON
: Eh, MC. Lho dikira radio rusak dikutak-katik.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
192
MC
: Nyambung aja lho, kaya bedug yang ga pernah ditabuh.
Baiklah para penonton yang sudah lama antri dan mungkin
tidak sabar untuk menyaksikan pertunjukan ini. Kita akan
mulai pada adegan yang pertama. Selamat menyaksikan.
KODIR
: Masuk seperti orang bingung.
PENONTON 2
: Kodir, dari tadi saya perhatiin, kamu mondar-mandir aja.
Apa sih yang lho pikirin?
KODIR
: Saya lagi pusing nih.
PENONTON 3
: Pusing lagi mikirin apaan, Dir?
KODIR
: Mikirin apaan? Yach mikirin segala macam. Mikirin anak yang
belum makan apalagi harga melambung tinggi. Mikirin bini
yang blom dikeloni maklum kurang energi dan gizi. Dan ada
lagi satu pikiran yang mengganggu konsentrasi saya narik.
PENONTON 1
: Narik apaan Dir?
KODIR
: Narik apaan, ya narik becak. Masa narikin benang kolor Ema,
yang bener aja kamu.
PENONTON 4
: Dir, ngomong-ngomong, pikiran apalagi yang mengganggu
kamu?
KODIR
: Jadi, kamu pengen tahu? Bisa nggak kamu ngebantu?
PENONTON 4
: Yang namanya ngebantu b
elum tentu bisa, Dir. Tapi kan nggak
ada salahnya kalau kamu bilangin sama kita-kita. Kali saja
di antara kita ada yang bisa ngebantu. Betul nggak kawan-
kawan?
PARA PENONTON : Iya.
KODIR
: Begini. Akhir-akhir ini, saya pusing mikirin nasib saya yang
dari dulu nggak pernah berubah. Biar kata orang saya jujur,
kerja ulet pantang menyerah, tapi nasib saya tetap saja begini-
begini juga nggak ada perubahan.
PENONTON 3
: Eh, Dir. Nasib sih di tangan Tuhan, kita manusia kan tinggal
menerima apa adanya.
KODIR
: Saya tahu...
(TIBA-TIBA MASUK ANAKNYA YANG SEMATA WAYANG)
ANAK
: Beh, bagi duit dong, Markus pengen nonton.
KODIR
: Yah, ini lagi anak ga tahu diri. Eh anak ganteng kaya tempe
bacem. Dengar yah, mulai saat ini jangan panggil lagi Babeh,
tapi panggil
father
, ngerti?
ANAK
: Ngerti, Beh. Eh,
Fat-her
KODIR
: Nah gitu dong. Ngomong-ngomong kamu kenalan dulu sama
penonton. Penonton kan pengen tahu kamu punya nama,
betul ngga penonton?
PARA PENONTON : Betul, Dir.
ANAK
: Baiklah. Saya akan perkenalkan saya punya nama. Dengar
semua dan pasang telinga baik-baik, nama saya “Markus Van
Housten”bin
Fat-her
yang ngga pernah bener dan kelenger.
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
193
KODIR
: Eh, anak geblek. Jangan jelek-jelekin
Fat-her
di depan
penonton. Malu-maluin aja. Begini-begini juga
fat-her
lho.
ANAK :
Sorry, sorry
KODIR :
Sorry, sorry
. Tadi kamu minta apa? Minta uang untuk nonton?
Dengar markus,
Father
sekarang lagi ngga punya uang alias
tongpes (kantong kempes). Kan kamu tahu sendiri. Makan
untuk hari ini saja susah, apalagi untuk nonton.
ANAK
: Salah Father sendiri. Kenapa kerja terlalu jujur?
KODIR
: Eh, kamu bilang apa. Kerja terlalu jujur? Jadi, kamu mau
ajarin Father mencuri, korupsi, kolusi. Apanya yang mau
dicuri dan dikorupsi dari becak.
ANAK
: Apanya, kek? Bila perlu pedal, kalau nggak jok sama ban-
bannya
Fat-her
copotin.
KODIR
: Kamu kira Father tukan
servis
. Pokoknya
Father
ga mau yang
namanya mencuri apalagi korupsi dan kolusi, tahu? Dan
satu lagi kamu harus ingat, nggak ada keturunan dalam hal
begituan di keluarga
Father
.
(KODIR KELUAR, DIIKUTI ANAKNYA, DAN MASUK MC)
MC
: Nah, demikianlah para penonton yang selalu setia mengikuti
pertunjukan ini. Saya sudahi dulu babak yang pertama ini
dan akan kita sambung lagi di waktu yang akan datang.
PENONTON 3
: Eh, MC yang ga tahu diri, kenapa pertujukannya diputus.
Kan blom selesai?
MC
: Nih dia penonton yang ga mau rugi. Eh penonton yang
mirip centong, pertunjukan bukannya saya putus, tapi saya
istirahatin dulu.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
4
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1. Apa tugas
stage manage
r menjelang pementasan?
2.
Apa hakikat pementasan?
3.
Apa yang harus dilakukan sutradara sebelum pementasan teater dimulai?
U
j
i
K
o
m
p
e
t
e
n
s
i
Buatlah sebuah kelompok teater bersama teman-teman sekelasmu!
Kemudian, buatlah rancangan pertunjukan teater kreatif dengan mengolah unsur
teater daerah, Nusantara, dan mancanegara di luar Asia! Ikuti proses dramatisasi
yang telah kamu pelajari di pelajaran ini. Selanjutnya, terapkan prinsip kerja sama
untuk menyiapkan dan menggelar pertunjukan teater yang telah kamu rancang
bersama kelompokmu!
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
194
Pengertian improvisasi meliputi tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1.
Menciptakan, merangkai, memainkan, menyajikan sesuatu tanpa persiapan
2.
Menampilkan sesuatu dengan mendadak
3.
Melakukan sesuatu begitu saja secara spontan dan apa adanya.
(
Sumber
:
Drama, 2007
)
INFO
Dramatisasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu mengemukakan cerita
•
atau naskah kepada anggota kelompok pementasan, mengolah dialog serta
merencanakan peran dan adegan pementasan, memainkan naskah secara
bertahap ataupun menyeluruh, mengevaluasi permainan, memainkan ulang,
serta melakukan evaluasi ulang dan menyiapkan pementasan.
Sebelum sebuah naskah dikemukakan kepada anggota kelompok, langkah yang
•
harus ditempuh adalah menentukan naskah drama yang akan didramatisasi.
Pemilihan naskah dapat didasarkan pada beberapa pertimbangan.
Bagian penting dari penyajian cerita adalah dialog. Dialog naskah harus
•
diolah menjadi bentuk naskah siap pentas. Jika terlalu rumit, dialog dapat
disederhanakan.
Sehari sebelum pementasan para pemain diharapkan telah melakukan
•
geladi resik. Geladi resik sebaiknya dilakukan di hadapan kelompok kecil
penonton.
Pementasan drama bukanlah kerja individual karena prinsip teater adalah
•
kerja sama. Dalam pementasan drama, banyak unsur yang berperan. Tanpa
kerja sama unsur-unsur tersebut pementasan tidak akan terlaksana.
Hakikat pementasan drama adalah hadir hanya untuk sekali sehingga
•
kesalahan tidak dapat diperbaiki saat itu juga. Pemain hanya dapat melakukan
improvisasi untuk mengatasi kesalahan.
Rangkuman
Mementaskan drama atau teater diperlukan persiapan dan kerja sama semua
anggota kelompok sehingga akan menghasilkan pertunjukan yang memuaskan.
Apakah kamu sudah merencanakan untuk membuat pertunjukan bersama teman-
temanmu?
Re
fl
eksi
Pelajaran 12 Berekspresi Melalui Karya Teater Kreatif
195
A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!
1. Pengertian dramatisasi adalah ....
a. proses membaca naskah
c. mengeksplorasi naskah
b. mementaskan naskah drama
d. latihan sebelum pementasan
2. Naskah harus memiliki nilai sastra, artinya ....
a. dikenal semua kalangan
c. ditulis oleh penulis yang terkena
b. indah dan mendidik
d. bahasa yang puitis
4. Berikut ini hal yang perlu diperhatikan dalam merancang adegan,
kecuali
....
a. jumlah adegan c. adegan yang penting
b. bentuk adegan d. pemeran utama
5. Koordinator segala unsur pementasan adalah ....
a.
stage manager
c. sutradara
b. pimpinan produksi
d. seksi dekorasi
6. Pimpinan produksi membawahkan orang-orang berikut,
kecuali
....
a. sekretaris c. seksi publikasi
b. bendahara d. seksi dekorasi
7. Tujuan dekorasi adalah ....
a. memberi suasana pada pemain
b. menghadirkan suasana yang tepat
c. memberi hiasan yang enak dilihat
d. melingkungi daerah permainan dengan pemandangan
8. Fungsi tata lampu dalam pementasan adalah sebagai berikut,
kecuali
....
a. menerangi pentas dan aktor agar jelas terlihat
b. memberi efek alamiah dari waktu, musim, cuaca, dan suasana
c. menerangi penonton agar mereka terlihat oleh para pemain
d. membantu melukis dekorasi dalam menambah nilai warna
9. Seni menggunakan bahan kosmetik untuk menciptakan wajah aktor yang
sesuai dengan tuntutan naskah disebut ....
a. tata rias c. artikulasi
b. kosmetika
d. tata busana
10. Pemimpin panggung disebut juga ....
a.
stage crew
c.
stage manager
b.
director
d.
art director
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Pertimbangan apa saja yang harus diambil dalam pemilihan naskah?
2. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam merancang adegan?
3. Siapa saja yang termasuk dalam tim artistik?
4. Apa perbedaan geladi kotor dan geladi bersih?
5. Apa yang dapat dilakukan pemain jika melakukan kesalahan di panggung?
Pelatihan Pelajaran 12
a
a
t
i
i
h
h
h
a
2
a
2
n
1
n
1
n
1
Pelaj
a
a
ran
a
a
t
i
i
h
h
a
a
n
n
n
P
P
P
e
elaja a 12
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
196
Pelatihan Semester 2
a
a
t
i
i
h
h
h
a
a
n
n
2
n
2
Sem
e
ster
a
a
t
i
i
h
h
a
a
n
n
n
S
S
S
e
e
t2
A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!
1. Pertunjukan teater pada masa Yunani Klasik dilaksanakan di bangunan
berbentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung
dan berundak-undak yang disebut ....
a. amphitheater c. teater arena
b. globe d. lapangan terbuka
2. Penulis yang mengenalkan tokoh protagonis dan antagonis adalah ....
a. Aeschylus c. Aristophanes
b. Sophocles d. Manander
3. Lakon terkenal Lysistrata ditulis oleh ....
a. Aeschylus c. Aristophanes
b. Sophocles d. Euripides
4. Seniman Yunani yang memperkenalkan Romawi dengan teater adalah ....
a. Livius Andronicus c. Aeschylus
b. Euripides d. Sophocles
5. Satu-satunya bentuk tragedi Romawi yang terkenal dan berhasil diselamatkan
adalah karya ....
a. Livius Andronicus c. Aeschylus
b. Euripides d. Lucius Anneus Seneca
6. Ciri-ciri teater zaman Renaissance adalah sebagai berikut,
kecuali
....
a. naskah lakon yang dipertunjukkan meniru teater zaman Yunani klasik
b. cerita bertema mitologi atau kehidupan sehari-hari
c. tata busana dan latar yang dipergunakan sangat inovatif
d. pelaksanaan bentuk teater diatur oleh badan swasta
7.
Commedia dell’arte
merupakan bentuk teater rakyat dari ....
a. Belanda c. Italia
b. Portugal d. Prancis
8. Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya
gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa ....
a. Revolusi Prancis
b. Revolusi Rusia
c. Revolusi Amerika
d. Revolusi Industri
9. Pada abad ke-19 di Inggris muncul naskah lakon yang sepenuhnya tidak dapat
dipentaskan yang disebut ....
a. farce c. drama kloset
b. mime d. drama absurd
10. Berikut ini adalah tokoh-tokoh teater absurd,
kecuali
....
a. Samuel Becke
Ĵ
c. Edward Albee
b. Henrik Ibsen d. J
ean Genet
Pelatihan Semester 2
197
11. Salah satu pertimbangan dalam memilih naskah adalah memiliki nilai sastra,
yang artinya ....
a. sangat dikenal oleh semua kalangan
b. indah dan mendidik
c. ditulis oleh penulis yang terkenal
d. pernah mendapatkan penghargaan atau memenangkan lomba
12. Dalam merancang adegan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut,
kecuali
....
a. jumlah adegan dalam keseluruhan cerita
b. bentuk adegan
c. adegan yang penting
d. aktor yang paling tepat memerankan adegan tersebut
13. Tujuan dekorasi adalah ....
a. memberi suasana nyaman pada pemain
b. menghadirkan suasana yang tepat
c. memberi hiasan yang enak dilihat
d. memberi pemandangan yang sesuai dengan naskah drama
14. Fungsi tata lampu dalam pementasan adalah sebagai berikut,
kecuali
....
a. menerangi pentas dan aktor agar jelas terlihat
b. memberi efek alamiah dari waktu, musim, cuaca, dan suasana
c. menerangi penonton agar mereka terlihat oleh para pemain
d. membantu melukis dekorasi dengan efek sinar dan bayangan
15. Satir berasal dari kata
satura
(bahasa Latin),
satyros
(bahasa Yunani),
satire
(bahasa Inggris) yang berarti ....
a. protes c. ejekan
b. cemoohan d. sindiran
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan lakon komedi?
2. Apa de
fi
nisi drama menurut William Froug!
3. Jelaskan keunikan dari teater daerah!
4. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam merancang adegan?
5. Apa hakikat dari pementasan drama?
6. Bagaimana cara memilih pemain yang sesuai dengan karakter yang
dibutuhkan?
7. Apa yang harus dimiliki oleh seorang sutradara?
8. Bagaimana bentuk kerja sama dalam mempersiapkan pertunjukan?
9. Jelaskan cara mengolah pikir yang baik!
10. Sebutkan 5 (lima) seni teater tradisional asal Jawa!
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
198
Adegan
: bagian dari babak yang menggambarkan satu suasana dari
beberapa suasana dalam babak.
Akting
: tingkah laku yang dilakukan pemain sebagai wujud
penghayatan peran yang dimainkan.
Aktor
: orang yang melakukan akting.
Amphiteater
: panggung pertunjukan jaman Yunani Kuno.
Blocking
: gerak dan perpindahan pemain dari satu area ke area lain di
panggung.
Dialog
: percakapan para pemain.
Diksi
: latihan mengeja kata dengan suara keras dan jelas.
Drama
: salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan
manusia yang memiliki kon
fl
ik yang rumit dan penuh daya
emosi tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi.
Emosi
: proses
fi
sik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara
tiba-tiba dan spontan atau di luar kesadaran.
Imajinasi
: proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran,
gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau
mungkin hanya sedikit yang dialaminya.
Improvisasi
: gerakan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan
permainan.
Intonasi
: nada suara (dalam bahasa Jawa disebut langgam), irama bicara,
atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata sehingga tidak
datar atau tidak monoton.
Karakter
: gambaran tokoh peran yang diciptakan oleh penulis lakon
melalui keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran.
Kon
fl
ik
: ketegangan yang muncul dalam lakon akibat adanya karakter
yang bertentangan, baik dengan dirinya sendiri maupun yang
ada di luar dirinya.
Lakon
: penuangan ide cerita penulis menjadi alur cerita yang berisi
peristiwa yang saling mengait dan tokoh atau peran yang
terlibat, disebut juga naskah cerita.
Latar peristiwa
: peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga yang
melatari lakon itu terjadi.
Latar tempat
: tempat yang menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi.
Latar waktu
: waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan
babak itu terjadi.
Pemeran
: seorang seniman yang menciptakan peran yang digariskan
oleh penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri.
Plot
: biasa disebut dengan alur, yaitu pola dari peristiwa-peristiwa
dalam lakon selanjutnya bentuk peristiwa dan perwatakan itu
menyebabkan pembaca atau penonton tegang dan ingin tahu.
Indeks
199
A
Akting 55, 107, 136
Artistik 22, 49, 84, 146, 187
Apresiasi 2, 29, 30, 60, 94, 121, 122,
153, 154
B
Blocking
82
D
Dekorasi 22, 50, 115, 134, 187, 190
Drama 194, 196
K
Karakter 10, 17, 45, 77, 128, 175
Kerja sama 16, 45, 108, 182
Ketoprak 9, 12, 33, 38, 57, 95, 106
Komedi 73, 89, 154, 172, 173, 176
Konsentrasi 19, 78, 79
Kostum 23, 115, 134, 143, 185, 188
L
Lakon 1, 20, 43, 65, 67, 68, 69, 81, 89,
95, 99, 100, 103, 104, 128, 199,
170, 171, 172, 173, 174, 175, 176,
177, 176
Lenong 8, 31, 64, 71, 97
Latar 11, 169
Latihan 17, 18, 24, 41, 42, 48, 50, 52,
55, 56, 58, 77, 82, 109, 110, 117,
118, 119, 189
Ludruk 8, 33, 34, 71, 86, 96, 106, 119
M
Mak yong 62, 63, 98, 99, 101,
O
Olah pikir 16, 40, 76, 108
Olah tubuh 16, 40, 76, 108, 109
Olah suara 16, 40, 76, 108
Opera peking 124
P
Panggung 4, 12, 22, 84, 135, 161, 162,
167, 187
Penonton 12, 20, 69, 72, 79, 134, 159,
161, 168, 192
S
Sendratari 8, 14, 97, 106
Se
Ĵ
ing
5, 14, 161, 180
Sutradara 21, 46, 81, 82, 83, 86, 140,
145, 182, 186
T
Tata rias 8, 188
Teater 183, 186, 189, 191, 181, 182
W
Wayang golek 71, 97
Wayang kulit 31, 61, 97
Wayang wong 62, 96, 106, 119
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
200
Harymawan, RMA. 1993.
Dramaturgi
. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ismail, Tau
fi
q, dkk. 2002.
Horison Sastra Indonesia 4 Kitab Drama
. Jakarta: Horison
Kaki Langit dan the Ford Foundation.
Oemarjati, Boen S.. 1971.
Bentuk Lakon Indonesia
. Jakarta: Gunung Agung.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002.
Teori Pengkajian Fiksi
. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Poeze, Harry A. 2008.
Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-
1950
. Jakarta: KPG dan KITLV.
Rahmanto, B. 2000.
Metode Pengajaran Sastra
. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmanto, B. dan S. Endah Peniadji. 2007.
Drama
. Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.
Rumadi, A (ed.). 1988.
Kumpulan Drama Remaja
. Jakarta: Gramedia.
Sitorus, Eka D. 2002.
The Art of Acting, Seni Peran untuk Teater, Film dan TV
. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soemanto, Bakdi. 2001.
Jagad Teater
. Yogyakarta: Media Pressindo.
Stanislavski, Konstantin.1980.
Persiapan Seorang Aktor
terj. Asrul Sani
. Jakarta:
Dunia Pustaka Jaya.
Sudjiman, Panuti (ed.). 1990.
Kamus Istilah Sastra
. Jakarta: UI Press.
Sumardjo, Jakob. 1996.
Ikhtisar Sejarah Teater Barat
. Bandung: Angkasa.
Sumardjo, Jakob. 2004.
Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia
.
Bandung: STSI PRESS.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.
Teori Kesusastraan
. Jakarta: Gramedia.
WS., Hasanuddin. 1996.
Drama Karya dalam Dua Dimensi, Kajian Teori, Sejarah, dan
Analisis
. Bandung: Angkasa.
Encyclopaedia Britannica, 2008
Indonesia Heritage: Seni Pertunjukan, 2002
Microso
Ğ
Encarta, 2008
Sumber lain:
h
Ĵ
p://www.theaterhistory.com
h
Ĵ
p://www.nihon-zen.ch
h
Ĵ
p://www.gedungkesenianjakarta.com
h
Ĵ
p://www.huntington.edu
h
Ĵ
p:// www.photogallery.kerala.gov.in
h
Ĵ
p://www.lyon.edu
h
Ĵ
p/www.makassarterkini.nig.com
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
Seni Teater
Seni Teater
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
u
nt
u
Seni Teater
Seni Teater
Berteater? Siapa Takut?
Indonesia memiliki insan-insan teater yang layak diacungi jempol. Sebut saja nama-
nama seperti Teguh Karya dengan Teater Populernya, N. Riantiarno dengan Teataer
Komanya, serta W.S. Rendra dengan Bengkel Teaternya. Ada juga aktor-aktor hebat
yang lahir dari teater, seperti Slamet Rahardjo dan Didi Petet. Nah, kamu juga bisa
seperti mereka. Caranya, mulailah belajar teater. Kamu dapat belajar teater dengan
buku Seni Teater ini. Dalam buku ini, kamu akan menemukan pengetahuan tentang
seni teater. Kamu juga akan belajar mempertunjukkan teater. Dengan begitu, siapa
tahu kelak kamu menjadi aktor atau sutradara teater atau
ę
lm. Jadi, jangan takut
berteater karena ada buku Seni Teater ini yang dapat menjadi sahabat saat belajar
teater.
ISBN 978-979-068-998-5
Harga Eceran Tertinggi (HET) *Rp13.027,00
PUSAT PERBUKUAN
PUSAT PERBUKUAN
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 49 Tahun 2009, tanggal 12 Agustus 2009
.