Gambar Sampul Seni Budaya · Bab 10 Pertunjukan Teater Kreatif
Seni Budaya · Bab 10 Pertunjukan Teater Kreatif
Alien Wariatunnisa Yulia

24/08/2021 15:21:46

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 10

Pertunjukan

Teater Kreatif

Pementasan teater seperti ini

merupakan hasil kerjasama

anggota tim, mulai dari

persiapan sampai pertunjukan

Sumber:

www.corbis.com

Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran ini bertujuan agar siswa

dapat mengekspresikan karya seni

teater melalui kemampuannya dalam:

merancang pertunjukan teater kreatif

dengan mengolah unsur teater

daerah setempat, Nusantara, dan

mancanegara di Asia, dan

• menerapkan prinsip kerja sama

dalam berteater.

Pementasan sebuah naskah drama

memerlukan sebuah proses kreatif yang disebut

dramatisasi cerita drama. Proses kreatif ini

dilakukan dengan berimprovisasi dalam

kelompok. Proses ini dapat ditempuh jika

seluruh anggota kelompok memahami dan

mengeksplorasi naskah secara serius. Kemudian,

seluruh anggota kelompok bersama-sama

merencanakan pementasan naskah tersebut.

Perencanaan ini membutuhkan kerja sama

antarunsur yang terlibat dalam pementasan

karena teater bukanlah karya individu. Prinsip

teater adalah kerja sama.

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

140

Mementaskan

Teater Kreatif

Merancang pertunjukan

teater kreatif

Peta Konsep

• Proses kreatif

• Dramatisasi

• Sutradara

Mengenal tahap-

tahap dramatisasi

cerita drama

K

a

t

a

K

u

n

c

i

Menerapkan

prinsip kerja sama

Menerapkan

tahap-tahap

dramatisasi

Mengenal unsur-

unsur pembentuk

teater

Menerapkan

prinsip kerja

sama antarunsur

pembentuk teater

• Pengurus produksi

• Pemain

• Tim artistik

Pelajaran 10 Pertunjukan Teater Kreatif

141

A.

Merancang Pementasan Teater Kreatif

Dalam pementasan sebuah naskah drama dibutuhkan proses kreatif yang

disebut dramatisasi cerita drama. Proses kreatif ini dapat kamu lakukan dengan

berimprovisasi bersama teman-teman sekelasmu. Proses ini dapat ditempuh jika

seluruh anggota kelompok memahami dan mengeksplorasi naskah secara serius.

Kemudian, seluruh anggota kelompok bersama-sama merencanakan pementasan

naskah tersebut.

Proses dramatisasi terdiri atas beberapa tahap. Berikut adalah penjelasan

mengenai tahap-tahap tersebut.

1. Menentukan Gagasan Cerita

Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan gagasan adalah

menentukan tema. Tema adalah dasar cerita teater yang akan dibuat. Dalam

menentukan tema teater modern disarankan menggunakan tema yang berhubungan

dengan keadaan situasi dan kondisi lingkungan sehari-hari yang terjadi pada saat

ini (hal yang dianggap sedang hangat terjadi) atau jika pertunjukannya di sekolah

bisa mengangkat tema seputar keadaan sekolah.

2. Menyusun Naskah Drama

Gambar 10.1

Tema mengenai kehidupan sehari-

hari sering digunakan dalam

pertunjukan teater

Sumber:

diyas.blog.friendster.com

Menyusun naskah drama adalah membuat

uraian berupa teks, percakapan (dialog), tokoh

pemain,

se

Ĵ

ing

waktu dan tempat. Beberapa langkah

berikut ini dapat d

ij

adikan acuan untuk menulis

naskah lakon.

a.

Menentukan tema. Tema adalah gagasan dasar

cerita atau pesan yang akan disampaikan

oleh pengarang kepada penonton. Tema akan

menuntun laku cerita dari awal sampai akhir.

Misalnya, tema yang dipilih adalah “kebaikan

akan mengalahkan kejahatan” maka dalam

cerita, hal tersebut harus dimunculkan melalui

aksi tokoh-tokohnya sehingga penonton dapat

menangkap maksud dari cerita bahwa sehebat

apapun kejahatan pasti akan dikalahkan oleh

kebaikan.

b. Menentukan persoalan. Persoalan atau kon

fl

ik

adalah inti dari cerita teater. Tidak ada cerita

teater tanpa kon

fl

ik. Oleh karena itu, pangkal persoalan atau titik awal kon

fl

ik

perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema yang dikehendaki. Misalnya,

dengan tema “kebaikan akan mengalahkan kejahatan”, pangkal persoalan

yang dibicarakan adalah sikap licik seseorang yang selalu mem

fi

tnah orang

lain demi kepentingannya sendiri. Persoalan ini kemudian dikembangkan

dalam cerita yang hendak dituliskan.

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

142

c.

Membuat sinopsis (ringkasan cerita). Gambaran cerita secara global dari awal

sampai akhir hendaknya dituliskan. Sinopsis digunakan sebagai pemandu

proses penulisan naskah sehingga alur dan persoalan tidak melebar.

d. Menentukan kerangka cerita. Kerangka cerita akan membingkai jalannya

cerita dari awal sampai akhir. Kerangka ini membagi jalannya cerita mulai

dari pemaparan, kon

fl

ik, klimaks sampai penyelesaian. Dengan membuat

kerangka cerita maka penulis akan memiliki batasan yang jelas sehingga

cerita tidak bertele-tele. William Froug misalnya, membuat kerangka cerita

(skenario) dengan empat bagian, yaitu pembukaan, bagian awal, tengah, dan

akhir. Pada bagian pembukaan memaparkan sketsa singkat tokoh-tokoh cerita.

Bagian awal adalah bagian pengenalan secara lebih rinci masing-masing tokoh

Gambar 10.2

Dialog dapat memperlihatkan karakter tokoh

Sumber:

teateraron.

fi

les.wordpress.com

dan titik kon

fl

ik awal muncul. Bagian

tengah adalah kon

fl

ik yang meruncing

hingga klimaks. Pada bagian akhir, titik

balik cerita dimulai dan kon

fl

ik yang

diselesaikan. Riantiarno, sutradara

sekaligus penulis naskah Teater Koma,

menentukan kerangka lakon dalam

tiga bagian, yaitu pembuka yang berisi

pengantar cerita atau sebab awal, isi

yang berisi pemaparan, kon

fl

ik hingga

klimaks, dan penutup yang merupakan

simpulan cerita atau akibat.

e.

Menentukan protagonis. Tokoh protagonis

adalah tokoh yang membawa laku

keseluruhan cerita. Dengan menentukan

tokoh protagonis secara mendetail, tokoh lainnya mudah ditemukan. Misalnya,

dalam persoalan tentang kelicikan, tokoh protagonis dapat diwujudkan

sebagai orang yang rajin, semangat dalam bekerja, senang membantu orang

lain, berkecukupan, dermawan, serta jujur. Semakin detail sifat atau karakter

protagonis, semakin jelas pula karakter tokoh antagonis. Dengan menulis lawan

dari sifat protagonis, karakter antagonis dengan sendirinya terbentuk. Jika tokoh

protagonis dan antagonis sudah ditemukan, tokoh lain, baik yang berada di pihak

protagonis maupun antagonis, akan mudah diciptakan.

f.

Menentukan cara penyelesaian. Mengakhiri sebuah persoalan yang

dimunculkan tidaklah mudah. Dalam beberapa lakon, ada cerita yang diakhiri

dengan baik. Namun, ada juga yang diakhiri secara tergesa-gesa, bahkan ada

yang bingung mengakhirinya. Akhir cerita yang mengesankan selalu akan

dinanti oleh penonton. Oleh karena itu, tentukan akhir cerita dengan baik,

logis, dan tidak tergesa-gesa.

g. Menulis. Setelah semua hal disiapkan, proses berikutnya adalah menulis.

Mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih

tidak mudah lagi memindahkan gagasan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu,

gunakan dan manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menuliskannya.

Pelajaran 10 Pertunjukan Teater Kreatif

143

3. Memainkan Cerita

Setelah naskah disusun, tahap selanjutnya adalah memainkan cerita. Berikut

ini adalah beberapa trik untuk mengatur permainan agar lebih rapi dan mudah

dilakukan.

Gambar 10.3

Memainkan peran berdasarkan naskah cerita

Sumber:

www.corbis.com

a. Tinjau kembali plot cerita. Tuliskan

garis besar secara sederhana di tempat

strategis sehingga dapat dibaca oleh

semua anggota kelompok, misalnya

di papan tulis.

b. Aturlah tempat pentas dengan baik.

Tempat pentas perlu dirancang dengan

sungguh-sungguh. Untuk itu, perlu

dibuat peta sederhana. Setiap pemain

harus mengacu pada peta tersebut.

Hal ini dapat membantu anggota

kelompok mengeksplorasi gagasan

mereka. Apabila selama latihan para

pemain mendapatkan gagasan baru,

mereka dapat menyesuaikannya

dengan peta. Selain itu, perlu juga dikreasikan beberapa properti yang

sekiranya nanti diperlukan dalam pentas.

c. Sebelum para pemain memainkan peran dalam suatu adegan, berilah

kesempatan bagi mereka untuk berkonsentrasi. Mereka dapat duduk di kursi

atau pinggiran pentas. Sementara itu, apabila anggota yang lain masih cemas

dan belum percaya diri, biarkanlah mereka menjadi penonton. Anggota yang

lain dapat membantu dengan menjadi asisten tata suara atau efek lampu.

d. Jagalah permainan agar tampak wajar dan tidak tergesa-gesa. Nikmatilah

permainan peran tersebut. Pemain mungkin harus memerankan tokoh

yang harus beristirahat, duduk merenung, atau diam tidak bergerak karena

terpesona. Untuk itu, harus ada waktu yang berjalan pelan. Selain itu, seorang

pemain diharuskan berdialog mesra dengan lawan mainnya. Agar adegan ini

tampak alamiah, rasakan kemesraan tersebut. Jangan sekadar menghafalkan

dialog.

e.

Rancanglah peran dan karakter tokoh dengan berbagai cara sehingga para

pemain mudah mengingatnya. Kostum sederhana dengan tanda-tanda khusus

juga dapat membantu.

4. Mengevaluasi Permainan

Setelah permainan berakhir, adakan evaluasi dramatisasi. Pada awalnya,

tekankan pada unsur positif dari permainan. Amatilah hal-hal yang seharusnya

dipertahankan dalam permainan berikutnya.

Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi.

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

144

a.

Adakah bagian cerita yang tidak dapat dipahami?

b.

Pada bagian manakah cerita dapat sangat dipahami?

c.

Pada bagian manakah akting terlihat jelas dan baik?

d. Adakah bagian dari dramatisasi yang sangat menarik, menakjubkan, atau

menyedihkan dan menguras emosi?

e.

Pada bagian manakah tokoh tampak sangat meyakinkan?

5. Memainkan Ulang

Setelah evaluasi permainan selesai, galilah ide-ide yang dapat mendorong

dan mengembangkan permainan. Perubahan dan ide baru dapat dimasukkan

dalam permainan ulang.

Selanjutnya, seluruh anggota mulai bersama-sama memikirkan langkah-

langkah, seperti efek suara, lampu, musik, dan kostum. Perubahan dan tambahan

ini akan menumbuhkan proses kreatif kelompok.

6. Melakukan Evaluasi Akhir dan Menyiapkan Pementasan

Pada tahap akhir, ketika pementasan yang sesungguhnya hampir

dilaksanakan, sebuah evaluasi dapat dilakukan secara menyeluruh. Para pemain

bersama-sama mengevaluasi kelemahan permainan. Pada tahap ini, hubungan

baik dan kekompakan antara pemain, tim produksi, dan tim artistik seharusnya

sudah terbina sehingga mereka dapat saling terbuka dan membuka diri terhadap

masukan orang lain.

Berikut ini adalah rambu-rambu evaluasi tahap akhir. Jika rambu-rambu ini

telah terpenuhi, dramatisasi cerita dianggap berhasil.

a. Apakah semua pemain telah memahami jalan cerita hingga detail yang

terkecil?

b. Apakah pemain dapat menyelami karakter tokoh yang harus diperankan?

Apakah pemain telah mampu menangkap karakter dasar tokoh tersebut?

c.

Apakah pemain dapat mengucapkan dialog tokoh dengan lancar dan dengan

vokal yang baik? Apakah dialog tersebut dapat ditangkap maknanya oleh

mereka yang menjadi penonton?

d.

Apakah pemain dapat menggerakkan tubuh dan mengolah ekspresinya sesuai

dengan tuntutan peran?

e. Apakah para pemain telah bergerak (melakukan

blocking

) sesuai dengan

rancangan dalam peta pentas? Apakah telah terdapat harmonisasi pemanfaatan

ruang-ruang pentas?

f.

Apakah properti, musik, lampu, dan kostum telah dipersiapkan dengan baik?

Diharapkan pada tiga latihan terakhir sebelum pementasan, pemain telah

melakukan latihan dengan kelengkapan artistik ini.

g.

Apakah dekorasi dan tata rias telah dirancang dengan baik?

Sehari sebelum pementasan, para pemain diharapkan telah melakukan geladi

resik berdasarkan rambu-rambu tersebut. Geladi resik sebaiknya dilakukan di

hadapan kelompok kecil penonton. Dengan demikian, pemain akan terbiasa

dengan reaksi penonton.

Pelajaran 10 Pertunjukan Teater Kreatif

145

P

e

l

a

t

i

h

a

n

1

Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!

1.

Sebutkan tahap-tahap dalam proses dramatisasi?

2.

Salah satu tahap dramatisasi adalah mengevaluasi permainan. Apa saja yang

perlu diperhatikan dalam tahapan ini?

3.

Bagaimana cara menyusun naskah drama yang baik?

4.

Apa tujuan dilakukannya evaluasi?

5.

Bagaimana kerangka cerita yang baik pada naskah teater?

B.

Kerja Sama untuk Pertunjukan Teater

Mementaskan sebuah naskah merupakan suatu proses yang cukup panjang.

Di dalamnya terlibat banyak orang dengan beragam keahlian. Unsur-unsur yang

terlibat dalam pementasan naskah drama adalah sutradara, pengurus produksi,

pemain, dan tim artistik. Melalui kerja sama maka sebuah pementasan dapat

terwujud sesuai dengan harapan.

1. Sutradara

Sutradara merupakan penanggung jawab proses transformasi naskah lakon

ke bentuk pemanggungan. Sutradara adalah pimpinan utama kerja kolektif sebuah

teater. Baik buruknya pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara.

Meskipun unsur-unsur lainnya berperan, unsur-unsur tersebut masih berada di

bawah kewenangan sutradara.

Sebagai pimpinan, selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses

terciptanya pementasan, sutradara juga harus bertanggung jawab terhadap

masyarakat atau penonton. Dengan kata lain, sutradara merupakan penanggung

jawab utama. Oleh karena itu, sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang

luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan

dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan.

2. Pengurus Produksi

Hal-hal yang harus disusun dalam mengelola staf produksi adalah sebagai

berikut.

a. Pimpinan produksi: bertugas sebagai pemimpin serta penanggung jawab

semua aspek yang berkaitan dengan produksi.

b. Sekretaris produksi: bertugas mempersiapkan administrasi, seperti surat-

menyurat, pembuatan proposal serta da

Ğ

ar dan nama serta jumlah pemain

termasuk penyusunan jadwal latihan.

c.

Bendahara: bertugas dalam urusan keuangan.

d. Seksi dana usaha: bertugas untuk mencari sponsor dan sumber dana.

e.

Seksi publikasi: bertugas dalam memublikasikan pementasan teater.

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

146

f. Seksi dokumentasi: bertugas

untuk merekam kegiatan

yang berhubungan dengan

pementasan.

g. Seksi konsumsi: bertugas

sebagai penyedia makanan atau

minuman.

h. Seksi keamanan: bertugas

untuk mengamankan jalannya

pertunjukan.

i.

Seksi acara: bertugas untuk mengatur

jalannya acara pertunjukan.

j.

Seksi koordinasi: bertugas untuk

mengkoordinasi seksi serta pemain

baik saat latihan maupun dalam

pementasan.

Gambar 10.4

Berdiskusi untuk menentukan pengurus

produksi dalam pementasan teater

Sumber:

www.interaksi.org

Gambar 10.5

Pemain merupakan tulang punggung

pementasan teater

Sumber:

www.corbis.com

3. Pemain

Pemain merupakan tulang punggung pementasan. Pemainlah yang secara

langsung tampil saat pementasan dan berhadapan dengan penonton. Untuk

mentransformasikan naskah di atas panggung dibutuhkan pemain yang

mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata.

Pemain adalah alat untuk memeragakan

tokoh. Namun, bukan sekadar alat yang

harus tunduk kepada naskah. Pemain

mempunyai wewenang membuat re

fl

eksi

dari naskah melalui dirinya. Agar bisa

mere

fl

eksikan tokoh menjadi sesuatu yang

hidup, pemain dituntut menguasai aspek-

aspek pemeranan yang dilatihkan secara

khusus, yaitu jasmani (tubuh/

fi

sik), rohani

(jiwa/emosi), dan intelektual.

Memindahkan naskah lakon ke

dalam panggung melalui media pemain

tidak sesederhana mengucapkan kata-

kata yang ada dalam naskah lakon atau

sekadar memperagakan keinginan penulis

melainkan proses pemindahan mempunyai karakterisasi tersendiri, yaitu harus

menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).

4. Tim Artistik

Tim artistik dalam pementasan drama adalah orang-orang yang bertanggung

jawab dalam mengurus panggung atau pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara,

kostum, dan tata rias.

Pelajaran 10 Pertunjukan Teater Kreatif

147

Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater.

Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang

mendukungnya. Unsur artistik di sini meliputi tata panggung, tata busana, tata

cahaya, tata rias, tata suara, dan tata musik yang dapat membantu pementasan

menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik menjadi lebih berarti

apabila sutradara dan penata artistik mampu memberi makna kepada bagian-

bagian tersebut sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang

menempel atau mendukung, tetapi lebih dari itu merupakan kesatuan yang utuh

dari sebuah pementasan.

Tata panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama

pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekadar agar permainan bisa dilihat

penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung.

Gambar 10.6

Tata panggung dan pencahayaan termasuk

dalam unsur-unsur artistik

Sumber:

www. corbis.com

Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan

pencahayaan di daerah sekitar panggung yang

fungsinya untuk menghidupkan permainan

dan suasana lakon yang dibawakan sehingga

menimbulkan suasana istimewa.

Tata musik adalah pengaturan musik

yang mengiringi pementasan teater yang

berguna untuk memberi penekanan pada

suasana permainan dan mengiringi pergantian

babak dan adegan.

Tata suara adalah pengaturan keluaran

suara yang dihasilkan dari berbagai macam

sumber bunyi. Misalnya, suara aktor, efek

suasana, dan musik. Tata suara diperlukan

untuk menghasilkan harmoni.

Tata rias dan busana adalah pengaturan

rias dan busana yang dikenakan pemain. Fungsinya untuk menonjolkan watak

peran yang dimainkan. Dengan itu, bentuk

fi

sik pemain bisa terlihat jelas oleh

penonton.

P

e

l

a

t

i

h

a

n

2

Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!

1.

Sebutkan unsur-unsur yang terlibat dalam pementasan naskah drama?

2.

Mengapa sutradara dituntut memiliki pengetahuan yang luas?

3.

Apa tugas seorang sutradara?

4.

Mengapa pemain menjadi tulang punggung pementasan?

5.

Apa saja yang menjadi tanggung jawab tim artistik?

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

148

U

j

i

K

o

m

p

e

t

e

n

s

i

Buatlah sebuah kelompok teater bersama teman-teman sekelasmu. Kemudian,

buatlah rancangan pertunjukkan teater kreatif dengan mengolah unsur teater

daerah, Nusantara, dan mancanegara di Asia. Ikuti proses dramatisasi yang telah

kamu pelajari di pelajaran ini!

Kemampuan ekspresi merupakan hal penting untuk bermain peran. Hal ini

dapat dilakukan dengan tiga tahap, yaitu mengenal diri sendiri, mengobservasi

orang lain, dan melakukan interaksi dengan orang lain.

(

Sumber

:

Drama, 2007

)

INFO

Pementasan sebuah naskah drama membutuhkan proses kreatif yang

disebut dramatisasi cerita drama. Proses kreatif ini dapat dilakukan dengan

berimprovisasi dalam kelompok.

Proses dramatisasi terdiri atas beberapa tahap. Tahap tersebut adalah

menentukan gagasan cerita, menyusun naskah drama, memainkan cerita,

mengevaluasi permainan, memainkan ulang, serta melakukan evaluasi akhir

dan menyiapkan pementasan.

Unsur-unsur yang terlibat dalam pementasan naskah drama adalah sutradara,

pengurus produksi, pemain, dan tim artistik. Sebuah pementasan dapat

terlaksana melalui kerja sama mereka.

Penanggung jawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan

adalah sutradara. Pemain merupakan tulang punggung pementasan karena

pemain yang secara langsung tampil saat pementasan dan berhadapan dengan

penonton.

Tim artistik dalam pementasan drama adalah orang-orang yang bertanggung

jawab dalam mengurus panggung atau pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara,

kostum, dan tata rias.

Dramatisasi merupakan sebuah apresiasi terhadap sebuah drama. Banyak hal

yang harus diperhatikan dalam membuat dramatisasi. Apakah kamu menemukan

naskah drama yang akan kamu dramatisasikan?

Re

fl

eksi

Rangkuman

Pelajaran 10 Pertunjukan Teater Kreatif

149

A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!

1. Proses kreatif untuk mementaskan sebuah naskah drama disebut ....

a. dramaturgi

b. dramatisasi cerita drama

c. dramatik ironi

d. artikulasi

2. Langkah pertama dalam dramatisasi adalah ....

a. menentukan gagasan cerita

b. mengubah cerita menjadi dialog

c. memainkan cerita

d. mengevaluasi cerita

3. Gagasan dasar cerita atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang

kepada penonton disebut ....

a. ide

b. alur

c. plot

d. tema

4. Inti dari cerita teater adalah ....

a. penokohan

b. alur

c. subplot

d. kon

fl

ik

5. Kerangka cerita (skenario) dibagi dalam empat bagian, yaitu pembukaan,

bagian awal, tengah, dan akhir. Ini merupakan pendapat ....

a. Rendra

b. Riantiarno

c. William Froug

d. Shakespeare

6. Riantiarno, sutradara sekaligus penulis naskah Teater Koma, menentukan

kerangka lakon dalam ....

a. dua bagian

b. tiga bagian

c. empat bagian

d. lima bagian

7. Tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita adalah ....

a. protagonis

b. antagonis

c. tritagonis

d. deutragonis

Pelatihan Pelajaran 10

a

t

i

i

h

h

h

a

0

a

0

n

1

n

1

n

1

Pelaj

a

a

ran

a

a

a

t

i

i

h

h

a

a

n

n

n

P

P

P

lj

10

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

150

8. Pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater adalah ....

a. penulis naskah

b. pimpinan produksi

c. sutradara

d.

stage manager

9. Berikut ini termasuk ke dalam pengurus produksi,

kecuali

....

a. bendahara

b. seksi publikasi

c. penata rias

d. sekretaris

10. Orang-orang yang bertanggung jawab dalam mengurus panggung atau

pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara, kostum, dan tata rias disebut ....

a. tim artistik

b. pimpinan produksi

c. penata panggung

d.

stage manager

B. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!

1.

Apa saja yang termasuk tahap-tahap dramatisasi cerita drama?

2.

Apa yang dimaksud dengan tema?

3.

Sebutkan bagian-bagian dari kerangka lakon menurut Riantiarno!

4.

Mengapa pemain disebut tulang punggung pementasan?

5.

Apa saja yang harus dikerjakan oleh tim artistik?

Pelatihan Semester 1

a

t

i

i

h

h

h

a

a

n

n

1

n

1

S

em

e

s

t

er

a

a

a

t

i

i

h

h

a

a

n

n

n

S

S

S

t1

A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!

1. Arti dari Bharata Natya Sastra adalah ....

a. Kesusastraan dari Bharata

b. Seni Tari dari Bharata

c. Seni Drama dari Bharata

d. Aturan Mengenai Tari dan Drama dari Bharata

2. Teater tradisional India yang berasal dari wilayah Benggala adalah ....

a. kathakali

b. yatra

c. ram lila

d. badawang

3. Jenis hiburan teatrikal pertama yang dikenal di Jepang adalah ....

a. drama noh

b. kabuki

c. bugaku

d. gigaku

Pelatihan Semester 1

151

4. Shura mono, salah satu dari lima jenis drama noh, bercerita tentang ....

a. ksatria

b. tokoh perempuan

c. kehidupan sehari-hari

d. kuil Shinto

5. Drama rumah tangga yang menjadi lakon kabuki disebut ....

a. sewamono

b. kyojo mono

c. jidaimono

d. shura mono

6. Di Cina

speech

drama disebut ....

a. leiyu

b. ha

ij

u

c. cao yu

d. guan

7. Cina pernah mengalami pelarangan terhadap semua jenis drama, yaitu pada

masa ....

a. penjajahan Jepang

b. pemerintahan kaum nasionalis

c. Revolusi Kebudayaan

d. pemerintahan Kaisar Pu Yi

8. Five Modern Noh Plays (1956) ditulis oleh ....

a. Ryunosuke Akutagawa

b. Yasunari Kawabata

c. Mishima Yukio

d. Kobo Abe

9. Abe Kobo (1924-1993) merupakan salah satu dramawan terkemuka dari Jepang.

Salah satu karyanya adalah ....

a. Tomodachi (Teman)

b. Twilight Crane

c. Runaway Horses

d. Five Modern Noh Plays

10. Proses kreatif untuk mementaskan sebuah naskah drama disebut ....

a. dramaturgi

b. dramatisasi cerita drama

c. dramatik ironi

d. artikulasi

11. Langkah pertama dalam dramatisasi adalah ....

a. menentukan gagasan cerita

b. mengubah cerita menjadi dialog

c. memainkan cerita

d. mengevaluasi cerita

Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX

152

12. Inti dari cerita teater adalah ....

a. penokohan

b. alur

c. subplot

d. kon

fl

ik

13. Tokoh yang membawa laku keseluruhan cerita adalah ....

a. protagonis

b. antagonis

c. tritagonis

d. deutragonis

14. Pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater adalah ....

a. penulis naskah

b. pimpinan produksi

c. sutradara

d.

stage manager

15. Berikut ini termasuk ke dalam pengurus produksi,

kecuali

....

a. bendahara

b. seksi publikasi

c. penata rias

d. sekretaris

B. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!

1.

Sebutkan tiga jenis teater tradisional yang ada di India!

2.

Apa yang dimaksud dengan pesan moral dalam pertunjukan teater?

3. Dalam aksara Jepang modern, kata kabuki ditulis dengan tiga karakter.

Sebutkan ketiga karakter tersebut beserta maknanya!

4.

Lakon kabuki dibedakan menjadi dua, yaitu jidaimono dan sewamono. Apa

perbedaan kedua jenis lakon tersebut?

5.

Sebutkan bagian-bagian dari kerangka lakon menurut Riantiarno!

6.

Apa yang harus dilakukan pertama kali untuk melakukan dramatisasi?

7.

Sebutkan keunikan dan ciri khas dari teater tradisional India!

8.

Apa saja yang termasuk ke dalam artistik?

9.

Bagaimana cara mentransformasikan naskah ke dalam bentuk pementasan?

10. Meng

apa sutradara harus bertanggung jawab terhadap semua pertunjukan?