Halaman
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
Seni Teater
Seni Teater
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
u
nt
u
Seni Teater
Seni Teater
Berteater? Siapa Takut?
Indonesia memiliki insan-insan teater yang layak diacungi jempol. Sebut saja nama-
nama seperti Teguh Karya dengan Teater Populernya, N. Riantiarno dengan Teataer
Komanya, serta W.S. Rendra dengan Bengkel Teaternya. Ada juga aktor-aktor hebat
yang lahir dari teater, seperti Slamet Rahardjo dan Didi Petet. Nah, kamu juga bisa
seperti mereka. Caranya, mulailah belajar teater. Kamu dapat belajar teater dengan
buku Seni Teater ini. Dalam buku ini, kamu akan menemukan pengetahuan tentang
seni teater. Kamu juga akan belajar mempertunjukkan teater. Dengan begitu, siapa
tahu kelak kamu menjadi aktor atau sutradara teater atau
ę
lm. Jadi, jangan takut
berteater karena ada buku Seni Teater ini yang dapat menjadi sahabat saat belajar
teater.
ISBN 978-979-068-998-5
Harga Eceran Tertinggi (HET) *Rp13.027,00
PUSAT PERBUKUAN
PUSAT PERBUKUAN
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 49 Tahun 2009, tanggal 12 Agustus 2009
.
Seni Teater
Seni Teater
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
Seni Teater
untuk SMP/MTs
Kelas VII, VIII, dan IX
Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional.
Dilindungi Undang-undang.
Hak Cipta Buku ini dialihkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional
Dari Penerbit PT Sinergi Pustaka Indonesia
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010
Diperbanyak oleh...
Penulis
Alien Wariatunnisa
Yulia Hendrilianti
Penyunting Isi
Irma Rahmawati
Penyunting Bahasa
Ria Novitasari
Penata Letak
Rikrik Wirasetiadi
Perancang Sampul
Yusuf Mulyadin
Perancang Sampul
Yusuf Mulyadin
Ukuran Buku
17,5 x 25 cm
Kementerian
Pendidikan
Nasional
H
Hak
Cipt
taa Buku
iini
dialilihkan
k
kke eppada
K
792.07
ALI ALIEN Wiriatunnisa
s
Seni Teater/Alien Wiriatunnisa, Yulia Hendrilianti; editor, Irma
Rahmawati, Ria Novitasari.—Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010.
x, 200 hlm.: ilus.; 25 cm
Bibliogra
ę
: hlm. 200
Indeks
ISBN 978-979-068-998-5
1. Teater - Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Yulia Hendrilianti
III. Irma Rahmawati
IV. Ria Novitasari
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini,
Departemen
Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 49 Tahun 2009 tanggal 12 Agustus 2009.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Kementerian
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya ini, dapat diunduh (
down
load
), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan buku teks pelajaran ini akan lebih mudah
diakses oleh siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung keb
ij
akan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari
bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, April 2010
Kepala Pusat Perbukuan
Kata Sambutan
iii
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.
Kemajuan bangsa Indonesia salah satunya dapat dicapai melalui penataan
pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan
harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaruan pendidikan
di Indonesia perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat menciptakan dunia
pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah mengambil
keb
ij
akan dengan memberlakukan kurikulum yang meliputi aspek-aspek moral, akhlak,
budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan, dan seni. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup
yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki
ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran
maupun pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Oleh karena
itu, diperlukan penyempurnaan kurikulum sekolah dan madrasah yang berbasis pada
kompetensi peserta didik.
Keb
ij
akan pemerintah ini telah memacu pemikiran kami untuk menautkan sejumlah
gagasan yang berserak menjadi sebuah buku ajar
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas
VII, VIII, dan IX
. Buku ini diramu dan diuntai dengan bahasa sederhana yang lugas dan
komunikatif sehingga mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, buku ini juga didukung
dengan tampilan tata letak yang baik dan gambar yang menarik sehingga dapat memotivasi
sistem pembelajaran yang dinamis.
Buku ini diracik sehingga dapat mengembangkan daya berpikir logis dan kritis
siswa. Pengenalan suatu konsep disajikan dengan memberikan masalah yang bermakna
dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Sebagai buku yang layak bagi siswa, buku ini dilengkapi dengan alat evaluasi dan
kegiatan-kegiatan yang akan memancing siswa untuk mengembangkan potensi kerja
ilmiahnya serta kemampuan berpikir analitis. Melalui kegiatan-kegiatan ini, diharapkan
siswa mampu mencapai kompetensi belajar yang diinginkan.
Terbitnya buku ini diharapkan seperti terbitnya matahari yang mampu menjadi
energi dan penerang dalam pendidikan bangsa kita.
Bandung, Februari 2009
Penerbit
Kata Pengantar
iv
v
Pendahuluan
Pendahuluan
Seperti bidang-bidang lain, seni, khususnya seni teater, terus berkembang.
Pada awalnya, masyarakat Indonesia hanya mengenal seni teater di daerahnya
masing-masing. Selanjutnya, masyarakat mengenal seni teater daerah lain dan
seni teater modern. Dalam seni teater, perkembangan tersebut salah satu latar
belakangnya yaitu adanya kolonialisme bangsa barat dan pengaruh-pengaruh
dari para pendatang atau orang pribumi yang belajar di sekolah asing.
Perkembangan seni teater ini membuat khasanah seni teater Nusantara
semakin kaya. Keberagaman seni teater ini patut diapresiasi dan dilestarikan.
Oleh karena itu, salah satu caranya dihadirkan dalam pembelajaran seni teater
di sekolah.
Pembelajaran seni teater disajikan agar siswa mengetahui jenis-jenis teater,
mengapresiasi teater, dan berkreasi atau membuat satu pertunjukan teater. Lebih
jauhnya, melalui pembelajaran seni ini diharapkan siswa dapat menjadi manusia
yang memiliki nilai rasa yang tinggi terhadap seni dan kehidupan di sekitarnya.
Seni teater mempelajari berbagai seni teater daerah, seni teater modern, seni
teater asia, dan seni teater mancanegara. Dengan pengetahuan terhadap berbagai
jenis seni teater ini, terutama seni teater tradisional dan Nusantara, diharapkan
tumbuh kepedulian dalam diri siswa untuk melestarikan seni tersebut. Bahkan,
diharapkan juga siswa dapat mengkreasikannya dalam sebuah pementasan.
Untuk dapat mementaskan sebuah seni teater, tentu perlu mengetahui
beberapa hal tentang seni teater, terutama tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pertunjukan. Misalnya, teknik olah tubuh, olah vokal, olah pikir, serta
unsur-unsur pementasan. Nah, untuk memenuhi pengetahuan itu, buku Seni
Teater ini hadir ke hadapan para guru, siswa, dan semua pembaca.
Buku Seni Teater ini tidak hanya membahas beberapa konsep tentang
seni teater. Namun, di dalamnya dibahas juga tentang praktik mengapresiasi
dan mengkreasikan seni teater. Semua itu disajikan dalam rubrik-rubrik buku,
antara lain materi, pelatihan, uji kompetensi, pelatihan pelajaran, dan pelatihan
semester. Adanya rubrik-rubrik tersebut untuk memudahkan penggunaan buku
ini. Penjelasan rubrik-rubrik tersebut dapat dilihat pada Pedoman Penggunaan
Buku.
Pendidikan merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh anak. Untuk
itu, kami menghadirkan buku
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII,
dan IX
. Buku ini menawarkan konsep belajar sambil praktik. Dengan kata lain,
kamu dapat belajar mengenal dunia seni teater sekaligus praktik secara langsung
mengenai pementasan teater. Hal itu didukung oleh bagian-bagian buku berikut
yang dapat mempermudah penggunaan buku ini.
7.
Pelatihan
merupakan media
untuk menguji pemahaman
siswa terhadap materi-materi
dalam setiap pembelajaran.
vi
8.
Uji Kompetensi
berisi tugas bagi siswa sebagai
evaluasi terhadap pencapaian kompetensi yang
diharapkan.
6.
Materi
berisi bahan pembelajaran bagi siswa.
Materi-materi tersebut disesuaikan dengan
tuntutan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang tercantum dalam kurikulum.
1.
Pelajaran
merupakan bagian buku berisi
topik-topik tertentu yang akan dipelajari oleh
siswa.
3.
Apersepsi
berisi pembangkit motivasi bagi
siswa sebelum mereka mulai mempelajari
materi.
4.
Peta Konsep
merupakan bagan yang berisi
inti materi yang akan dipelajari.
5.
Kata Kunci
berisi kata-kata baru yang akan
dipelajari dalam setiap pelajaran.
2.
Tujuan Pembelajaran
merupakan uraian kompetensi
yang harus dicapai siswa pada setiap pelajaran.
Pedoman Penggunaan Buku
Pedoman Penggunaan Buku
vii
9.
Info
merupakan informasi-informasi yang
dapat memperluas wawasan siswa.
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10.
Re
Ě
eksi
merupakan media untuk mengevaluasi
antusiasme siswa terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan. Selain itu, re
Ě
eksi dapat
d
ij
adikan sarana bagi guru untuk penilaian sikap
siswa.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11.
Rangkuman
berisi ringkasan materi yang telah
dipelajari dalam satu pelajaran.
12.
Pelatihan Pelajaran
berisi soal-soal yang
harus dikerjakan oleh siswa sebagai
evaluasi terhadap keseluruhan materi
dalam setiap pelajaran.
13.
Pelatihan Semester
merupakan tugas bagi siswa
untuk mengevaluasi pemahaman mereka terhadap
materi dalam satu semester.
16.
Da
Ğ
ar Pustaka
berisi da
Ğ
ar buku dan
referensi lain yang d
ij
adikan sumber
penyusunan buku.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
I
n
fo
meru
pa
d
apat me
m
R
e
Ě
e
k
si
m
e
a
ntusias
m
y
ang telah
d
ij
a
d
i
k
an s
a
s
i
sw
a.
Ran
g
kuma
n
d
i
pe
l
ajari
da
P
elatihan
P
harus dik
e
eva
l
uasi t
e
d
a
l
am seti
a
Pe
la
t
iha
n
S
untuk me
ng
m
a
t
e
r
i
d
a
l
a
Da
Ğ
a
r P
us
t
a
referensi lai
s
una
n
r
e
f
ere
n
p
en
y
us
14.
Glosarium
berisi kata-kata dan istilah sulit yang
disertai dengan artinya.
14
14
14
14
1
14
14
1
1
1
15.
Indeks
merupakan tema-tema atau konsep-
konsep yang dipelajari dalam seluruh isi buku.
viii
Kata Sambutan
iii
Kata Pengantar
iv
Pendahuluan v
Pedoman Penggunaan Buku
vi
Da
Ğ
ar Isi
viii
Pelajaran 1
Teater Daerah di Indonesia 1
A. Seni Teater Nusantara 3
B. Unsur-Unsur Seni Pertunjukan 4
C. Bentuk Teater Daerah 6
D. Jenis-Jenis Teater Tradisional
7
E. Tanggapan terhadap Seni Teater
Tradisi Daerah 9
Pelatihan Pelajaran 1 14
Pelajaran 2
Merencanakan Pertunjukan Teater
Daerah 15
A. Mengeksplorasi Teknik Latihan
Teater 17
B. Mempersiapkan Penyajian Pertunjukan
Teater 20
C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam
Berteater 21
Pelatihan Pelajaran 2 25
Pelatihan Semester 1 26
Pelajaran 3
Apresiasi terhadap Seni Teater
Daerah 29
A. Mengidenti
ę
kasi
Jenis-Jenis
Karya Teater Daerah 31
B. Keunikan dan Pesan Moral
Seni Teater Daerah 34
Pelatihan Pelajaran 3 37
Pelajaran 4
Pertunjukan Teater Daerah 39
A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh,
Olah Pikir
, dan Olah Suara 41
B. Merancang Pertunjukan
Teater Daerah 43
C. Prinsip Kerja Sama dalam Berteater 46
D. Menyiapkan Pertunjukan Teater 49
E. Menggelar Pertunjukan
Teater Daerah 51
Pelatihan Pelajaran 4 55
Pelatihan Semester 2 57
Kelas VII
Kelas VIII
Pelajaran 5
Karya Seni Teater Nusantara 59
A. Jenis-Jenis Teater Nusantara 61
B.
Keunikan dan Pesan Moral Teater
Nusantara 70
Pelatihan Pelajaran 5 74
Pelajaran 6
Pertunjukan Teater Nusantara 75
A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh,
Olah Pikir
, dan Olah Suara 77
B. Merancang Pertunjukan Teater
Nusantara 80
C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama
dalam Berteater 83
D. Menggelar Pertunjukan Teater
Nusantara 85
Pelatihan Pelajaran 6 90
Pelatihan Semester 1 91
K
t
Sb
t
iii
Daftar Isi
ix
Pelajaran 9
Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara
di Asia 121
A. Teater Tradisional Mancanegara di
Asia 123
B.
Teater Modern Mancanegara
di Asia 130
C. Keunikan dan Pesan Moral Teater
Mancanegara dari Asia 134
Pelatihan Pelajaran 9 138
Pelajaran 10
Pertunjukan Teater Kreatif 139
A. Merancang Pementasan Teater
Kreatif 141
B.
Kerja Sama untuk Pertunjukan
Teater 145
Pelatihan Pelajaran 10 149
Pelatihan Semester 1 150
Kelas IX
Pelajaran 11
Apresiasi Teater Mancanegara di Luar
Asia 153
A. Sejarah Teater Barat 155
B.
Gaya Pementasan Teater Barat 165
C. Keunikan dan Pesan Moral Teater
Barat 170
Pelatihan Pelajaran 11 179
Pelajaran 12
Berekspresi Melalui Karya Teater
Kreatif 181
A. Merancang Pertunjukan Teater
Kreatif 183
B.
Menerapkan Prinsip Kerja Sama
dalam Teater 186
C. Menyiapkan Pertunjukan Karya
Teater Kreatif 189
D. Menggelar Pertunjukan Teater di
Sekolah 191
Pelatihan Pelajaran 12 195
Pelatihan Semester 2 196
Glosarium 198
Indeks 199
Da
Ğ
ar Pustaka 200
Pelajaran 7
Mengapresiasi Karya Seni Teater
Nusantara 93
A. Jenis Karya Teater Nusantara 95
B.
Keunikan dan Pesan Moral Teater
Nusantara 101
Pelatihan Pelajaran 7 106
Pelajaran 8
Menggelar Pertunjukan Teater
Nusantara 107
A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh,
Olah Pikir
, dan Olah Suara 109
B. Merancang Pertunjukan Teater 110
C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam
Teater 113
D. Menyiapkan Pertunjukan 113
E. Menggelar Pertunjukan Teater 116
Pelatihan Pelajaran 8 118
Pelatihan Semester 2 119
Pelajaran 1
Teater Daerah
di Indonesia
Pementasan Ketoprak Humor
yang disiarkan oleh salah satu
stasiun televisi swasta
Sumber:
www.artsci.wustsci.wustl
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agas siswa
dapat mengapresiasi karya seni teater
dengan kemampuannya dalam:
• mengidenti
fi
kasi jenis karya seni
teater daerah setempat, dan
• menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan dan pesan
moral seni teater daerah setempat.
Kekayaan budaya bangsa Indonesia sangat
beragam. Demikian juga dengan seni teater
tradisional. Dari ujung barat Nusantara, yaitu
Nangroe Aceh Darussalam, kita mengenal didong.
Di daerah Riau yang berakar pada budaya Melayu
ada mak yong. Di Sumatra Barat dikenal teater
daerah bernama randai. Demikian seterusnya.
Setiap daerah memiliki teater tradisional masing-
masing. Di daerahmu pun pasti ada teater
tradisional. Dapatkah kamu menyebutkannya?
Lakon apa yang sering dipentaskan oleh teater
tradisional di daerahmu?
Kelas
VII
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
2
Teater Daerah
Jenis-jenis karya
teater daerah
Peta Konsep
• Teater tradisional
• Unsur teater
• Jenis teater
Mengetahui
pengertian seni
teater Nusantara
K
a
t
a
K
u
n
c
i
Apresiasi teater
daerah setempat
Mengenal teater
tradisional di
Indonesia
Menanggapi
teater daerah
Mengapresiasi
keunikan dan pesan
moral teater daerah
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
3
A.
Seni Teater Nusantara
Seni teater Nusantara berawal dari seni teater daerah atau seni teater
tradisional. Bagaimanakah bentuk teater Nusantara itu? Sebelum membahas lebih
jauh tentang teater Nusantara, perhatikan beberapa de
fi
nisi teater berikut ini.
Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu
theatron
yang asal katanya
theomai
yang berarti “takjub melihat atau memandang”. Dalam perkembangannya, teater
memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1.
Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal pada zaman
Plato).
2. Teater diartikan sebagai publik atau auditorium (dikenal pada zaman
Herodotus).
Gambar 1.1
Tempat pertunjukan teater kuno di
Yunani
Sumber:
www.livius.org
3. Teater diartikan pula sebagai pertunjukan
atau karangan yang dipentaskan.
Teater bisa diartikan dengan dua cara, yaitu
dalam arti sempit dan arti luas.
1.
Dalam arti sempit, teater bisa diartikan sebagai
drama (kisah hidup atau kehidupan manusia
baik
fi
ktif maupun nyata) yang diceritakan
dan dipentaskan di atas panggung/pentas,
kemudian didiskusikan oleh orang banyak
yang mengacu pada panduan teks/naskah.
2. Dalam arti luas, teater adalah segala
macam pertunjukan atau tontonan yang
dipertunjukkan di depan khalayak ramai.
Misalnya, wayang orang, lenong, ketoprak,
ludruk, arja, randai, reog, dan sebagainya.
Dalam sejarah dunia, teater muncul sekitar abad ke-6 SM dari bangsa Yunani
kuno yang telah mempunyai seni pertunjukan yang disebut drama. Pertunjukan
drama berasal dari upacara keagamaan dalam bentuk pemujaan kepada
Dewa Anggur bernama Dionysus. Teater pada zaman Yunani Kuno biasanya
dipertunjukkan secara umum di sebuah tempat yang bernama theatron. Theatron
merupakan bangunan khusus untuk pertunjukan drama, terbuka tanpa atap, dan
dibangun di lereng-lereng bukit.
Di Italia, seni teater berkembang sangat pesat dan mengalami masa kejayaan,
baik dari segi panggung, penambahan dekorasi, maupun penambahan ornamen
serta layar pada tempat pertunjukan sehingga melahirkan teater modern. Berbeda
dengan zaman Yunani, penonton teater di Italia terbatas pada kalangan tertentu,
yaitu kalangan bangsawan.
Sementara itu di Indonesia, seni pertunjukan seperti teater sudah muncul sejak
lama. Teater Indonesia atau teater Nusantara ini mencakup teater tradisional yang
berasal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Misalnya, ketoprak dari Jawa,
mak yong dari Riau, dan drama gong dari Bali. Pada awalnya, teater tradisional
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
4
ini d
ij
adikan sebagai upacara keagamaan. Namun, seiring berkembangnya zaman,
beberapa teater tradisional menjadi sebuah pertunjukan untuk tontonan saja.
Selanjutnya, memasuki abad ke-20 teater nusantara mengalami perubahan
sehingga muncul teater modern. Teater modern ini merupakan teater yang
dipengaruhi oleh teater tradisional dan teater barat. Dengan adanya pengaruh dari
barat, bentuk pertunjukan teater modern jauh berbeda dengan teater tradisional.
Perbedaan tersebut antara lain terlihat dari cerita yang disuguhkan, penataan
panggung, dan penataan cahaya. Munculnya teater modern pun memunculkan
kelompok-kelompok teater modern antara lain Teater Populer, Teater Kecil, Teater
Koma, Bengkel Teater, Studiklub Teater Bandung, Teater Payung Hitam, dan Teater
Gandrik.
Jika dilihat dari de
fi
nisinya, teater diartikan sebagai sebuah pertunjukan.
Selain itu, teater juga memiliki arti sebuah organisasi yang berupa wadah untuk
kumpulan orang-orang pecinta teater. Dengan demikian, secara umum istilah
teater nusantara dapat diartikan sebagai berikut.
1.
Seluruh pertunjukan yang berlangsung di sebuah tempat baik di luar maupun
di dalam gedung dan disaksikan oleh orang banyak (penonton).
2.
Arena pusat dari sebuah pertunjukan.
3.
Panggung tempat pertunjukan.
4.
Nama organisasi kelompok orang yang mencintai seni teater.
B. Unsur–Unsur Seni Pertunjukan
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam pementasan atau pertunjukan
teater yaitu sebagai berikut.
1. Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. Pikiran pokok
tersebut dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kisah yang seru dan
menarik. Tema bisa diambil dari mana saja, bisa dari permasalahan kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, lingkungan sosial masyarakat, percintaan,
lingkungan alam, penyimpangan sosial dan budaya, kriminalitas, politik, isu
globalisasi dunia, dan sebagainya. Tema dapat dipersempit menjadi sebuah topik,
P
e
l
a
t
i
h
a
n
1
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Jelaskan pengertian teater berdasarkan perkembangannya!
2.
Mengapa di Italia muncul teater modern?
3.
Jelaskan secara singkat tentang munculnya teater!
4.
Jelaskan pengertian teater dalam arti sempit!
5.
Bagaimana teater Nusantara berkembang di Indonesia?
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
5
kemudian topik tersebut dikembangkan menjadi kisah dalam teater dengan dialog-
dialognya. Sementara itu, judul dapat diambil dari isi ceritanya.
2. Plot
Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan kisah dalam drama. Plot terdiri
atas kon
fl
ik yang berkembang secara bertahap, dari sederhana menjadi kompleks,
klimaks, sampai penyelesaian. Adapun tahapan plot yaitu sebagai berikut.
a. Eksposisi
Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan
penonton pada keadaan yang nyata.
b. Kon
fl
ik
Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa atau insiden yang
melibatkan tokoh dalam masalah.
c. Komplikasi
Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik-
kon
fl
ik semakin banyak, rumit, dan saling terkait, tetapi belum tampak ada
pemecahannya.
d. Klimaks
Berbagai kon
fl
ik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan
bagi para penonton. Di sinilah kon
fl
ik atau pertikaian antartokoh mencapai
puncaknya.
e. Penyelesaian
Tahap ini merupakan akhir penyelesaian kon
fl
ik. Di sini, penentuan ceritanya
akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah
teka-teki bagi para penonton.
3. Penokohan
Penokohan dalam teater mencakup hal-hal yang berkaitan berikut.
a. Aspek Fisikologis
Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pemeranan, dan keadaan
fi
sik tokoh.
Keadaan
fi
sik antara lain tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang atau
pendek, gemuk, kurus, dan warna kulit.
b Aspek Sosiologis
Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yakni interaksi atau peran
sosial tokoh dengan tokoh lain.
c. Aspek Psikologis
Aspek ini berkaitan dengan karakter yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa atau
kepribadian seorang tokoh. Jenis karakter dalam sebuah pementasan teater antara
lain baik hati, keras, sombong, muna
fi
k, rendah diri, ramah, dan pemarah.
4. Dialog
Dialog adalah percakapan antartokoh (yang bersamaan dalam satu gerak
atau adegan) untuk merangkai jalannya kisah. Dialog harus mendukung karakter
tokoh, mengarahkan plot, dan mengungkap makna yang tersirat.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
6
5. Bahasa
Bahasa merupakan bahan dasar naskah/skenario dalam wujud kata dan
kalimat. Kata dan kalimat harus dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan
secara komunikatif dan efektif.
6. Ide dan Pesan
Ide dan pesan dalam pertunjukan harus bisa dituliskan oleh penulis dan
diimplementasikan di atas panggung oleh pemeran. Ide bisa didapat dengan cara
merekayasa secara logis sehingga selain dapat menghibur, dapat juga menampilkan
pesan moral melalui nilai-nilai pendidikan.
7. Se
Ĵ
ing
Se
Ĵ
ing
atau latar adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan
di panggung.
Se
Ĵ
ing
ini bisa mencakup tata panggung dan tata lampu.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
2
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1.
Jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam pertunjukan!
2.
Dari manakah sebuah tema dapat diambil?
3.
Sebutkan tahapan-tahapan plot!
4.
Bagaimana ide dan pesan dalam pertunjukan dapat ditampilkan dan dapat
diterima baik oleh penonton?
5.
Mengapa dialog yang dibuat dalam pertunjukan harus mendukung karakter
tokoh yang ingin dimunculkan?
C. Bentuk Teater Daerah
Teater hidup dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia. Teater
muncul di berbagai daerah dengan bentuk dan penampilan yang disesuaikan
dengan pola, tata cara, adat istiadat, dan kekhasan daerah. Dari berbagai perbedaan
penyajian, tiap daerah memiliki bentuk teater yang beraneka ragam. Berikut ini
beberapa contoh bentuk teater daerah setempat.
1. Teater Tutur
Teater tutur adalah bentuk teater yang cara penyajiannya dituturkan/
dilisankan/didongengkan oleh seorang penutur/pendongeng kepada orang
banyak. Biasanya dongeng berupa kisah kepahlawanan (perjuangan), cerita asal
usul daerah, wejangan, cerita religius (keagamaan), dan sebagainya. Teater ini
berkembang pesat di daerah yang berumpun suku bangsa Melayu.
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
7
2 . Teater Catur
Teater catur adalah teater yang bentuk penyajiannya lebih mengutamakan
dialog (catur) yang hanya bisa dinikmati dengan indra pendengaran. Pendengar
dituntut berimajinasi terhadap jalannya adegan dalam kisah tersebut. Contohnya
adalah sandiwara/dongeng radio atau dalam bentuk rekaman kaset (
tape
).
3. Teater Boneka
Teater boneka adalah bentuk teater yang menggunakan unsur tambahan dalam
penyajiannya. Unsur tambahan ini berupa bentuk hasil karya yang disesuaikan
dengan daerah setempat. Bentuknya bisa dua dimensi atau tiga dimensi yang
terbuat dari kayu atau kulit atau bahan lain yang sesuai. Contohnya adalah
boneka, wayang golek, dan wayang k
ulit. Dalam pertunjukannya, teater boneka
biasa dimainkan oleh seorang dalang.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
3
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1.
Sebutkan bentuk teater daerah yang kamu ketahui?
2.
Apa perbedaan teater tutur dan teater catur?
3.
Bagaimana pementasan teater boneka?
4.
Mengapa teater di setiap daerah berbeda-beda?
5.
Sebutkan contoh teater yang termasuk dalam teater catur?
D. Jenis-Jenis Teater Tradisional
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan
oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, bergantung pada
kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan tata cara tempat teater
tradisional tersebut lahir. Berikut ini beberapa bentuk teater tradisional yang ada
di beberapa daerah di Indonesia.
1. Teater Ketoprak
Ketoprak adalah jenis teater yang lahir dan
berkembang di Yogyakarta sekitar 1925-1927.
Awalnya ketoprak dikenal dengan nama “ketoprak
ongkek” atau “ketoprak barangan” yang hampir
setingkat dengan ngamen. Alat musik pengiringnya
terdiri atas kenong, gendang, terbang, dan seruling.
Biasanya teater ini disajikan dengan cara menari,
berjoget disertai nyanyian, dan melibatkan dialog-
dialog dalam bahasa Jawa sehari-hari. Pentasnya
di tempat terbuka atau dalam ruangan, bahkan
dipentaskan pula di lingkungan keraton.
Gambar 1.2
Pertunjukan ketoprak
Sumber:
www.
fl
ickr.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
8
2. Wayang Orang
Wayang orang adalah cerita yang mengambil
lakon dalam kisah pewayangan (wayang purwa/
wayang kulit). Kisah yang diambil seputar cerita
Mahabharata dan Ramayana. Wayang orang ini
dipentaskan dengan pemeran orang dewasa
dan disajikan dengan gerakan tari. Tata rias dan
tata busana dalam teater ini bersifat mengikat
dan harus disesuaikan dengan pakem dalam
pewayangan.
3. Ludruk
horizontal berwarna merah). Tontonan tradisional ini bersifat humor (jenaka) yang
mengandung sindiran atau plesetan terhadap situasi dan kondisi masyarakat.
5. Lenong
Lenong adalah jenis pertunjukan sandiwara yang berasal dari Betawi (Jakarta)
yang dipentaskan dengan iringan gambang kromong. Dialognya menggunakan
dialek Betawi yang diselingi dengan lawakan dan disisipi dengan adegan silat.
6. Topeng Banjet
Topeng banjet adalah sandiwara tradisional yang berasal dari Karawang
(Jawa Barat). Topeng banjet juga terdapat di wilayah Bekasi dan Cisalak (Bogor).
Di wilayah Parahiyangan, teater ini disebut Banjet saja.
Iringan gamelan dan tarian topeng banjet mirip dengan irama gamelan Bali.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi teater ini antara lain rebab leher
panjang (tehian), kecrek, kendang, keromong, dan gong.
Gambar 1.3
Aksi tarian dalm wayang orang
Sumber:
maswino.
fi
les.wordpress.com
Gambar 1.4
Pertunjukan reog
Sumber:
www.
fl
ikr.com
Ludruk adalah kesenian khas rakyat yang berasal dari Jawa Timur. Ludruk
berbentuk sandiwara (drama) yang dipertontonkan melalui tarian dan nyanyian yang
dipentaskan di tempat terbuka atau di dalam ruangan. Keunikan lain dari ludruk
yaitu semua pemainnya pria. Bahkan, peran wanita pun dimainkan oleh pria.
4. Reog
Reog adalah seni tradisional hiburan
rakyat yang dipertontonkan dalam bentuk
tarian di tempat terbuka. Reog mengandung
unsur magis. Penari utamanya mengenakan
hiasan topeng berkep
ala singa dengan
hiasan bulu merak yang mengembang
ke atas seperti kipas berukuran besar.
Beberapa penari lainnya bertopeng dan
berkuda lumping yang semuanya laki-
laki, biasanya mengenakan baju khas Jawa
dan berkaos loreng (putih dengan strip
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
9
Gambar 1.5
Pementasan Randai
Sumber:
cyberrendesvous.sampa.com
7. Randai
Randai adalah jenis seni teater tradisi daerah
Minangkabau. Penyajiannya dilakukan dengan
dialog yang disampaikan dengan dendang atau
gurindam. Iringan musik dalam pertunjukan
randai terdiri atas puput batang padi, talempong,
gendang, dan rebana. Pertunjukannya dilakukan
di arena dengan formasi penonton melingkar.
8. Mamanda
Mamanda adalah jenis teater khas daerah
Kalimantan Selatan. Pertunjukannya dilakukan
dengan busana yang mewah dan serba gemerlap, serta diringi dengan musik
sederhana yang bersifat sugestif.
9. Sanghyang
Sanghyang adalah teater yang berkembang di Bali yang disuguhkan dalam
bentuk tarian yang bersifat religius. Pertunjukan sanghyang ini merupakan
pertunjukan penolak bala atau wabah penyakit. Tarian Sanghyang dilakukan
oleh dua orang anak perempuan yang belum balig. Sebelum menari, kedua anak
tersebut diupacarai untuk memohon datangnya roh Dedari pada tubuh kedua
anak tersebut. Upacaranya diiringi oleh paduan suara gending sanghyang.
10. Sendratari (Seni Drama dan Tari)
Sendratari adalah teater yang menggabungkan drama atau cerita yang disajikan
dalam bentuk tarian tanpa dialog, diiringi oleh musik gamelan, dan menyajikan cerita
lama atau cerita pewayangan. Contohnya, sendratari Jaka Tarub.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
4
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1.
Sebutkan jenis-jenis teater yang ada di daerahmu!
2.
Sebutkan karakteristik wayang orang!
3.
Apa keunikan dari pementasan ludruk?
4.
Bagaimana penyajian pertunjukan randai?
5.
Kostum apa yang digunakan oleh penari utama pada pementasan reog?
E. Tanggapan terhadap Seni Teater Tradisi Daerah
Memberikan tanggapan terhadap karya seni teater sama halnya dengan
melakukan kegiatan pengamatan, penilaian, dan penghargaan terhadap karya seni
teater. Pada tahap pengamatan, kamu sudah mengetahui dan mengenal beberapa
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
10
1) Tokoh dan karakter
Setiap tokoh dalam teater mempunyai
karakter atau watak tertentu. Karakter atau
watak para pemain berbeda-beda sesuai
dengan peran yang dimainkan. Contohnya,
tokoh Panji yang biasanya berkarakter
b
ij
aksana, lembut, dan berwibawa. Sementara
itu, tokoh Rahwana biasanya berkarakter
bengis, kotor, kejam, dan menyeramkan.
Untuk karakter raja, biasanya ia berwibawa,
mewah, dan b
ij
aksana.
2) Alur cerita
Alur cerita adalah keseluruhan peristiwa
Gambar 1.6
Penggambaran karakter Rahwana
dalam pementasan kisah Ramayana
Sumber:
cyberrendesvous.sampa.com
jenis dan bentuk teater daerah yang secara langsung kamu dapat menilai seni
teater tersebut. Dalam menilai karya seni, tentu ada kriteria yang harus dipenuhi
antara lain sebagai berikut.
1. Tema
Tema adalah cerita atau pokok pikiran yang merupakan ide dasar seseorang
(penulis). Beragam ide tema bisa didapatkan dari berbagai hal seperti dengan melihat,
mendengar, merasakan, berimajinasi, atau dari keadaan alam dan sosial sekitar.
Adapun tema yang terkandung dalam seni teater daerah yaitu seputar kehidupan
sehari-hari, perjuangan, tradisi, petuah atau wejangan/nasihat, cerita religius, cerita
kebaikan, kisah pewayangan (Mahabharata dan Ramayana), dan tema percintaan
.
2. Isi
Isi dalam seni teater adalah keseluruhan cakupan yang melatarbelakangi
pertunjukan teater dan unsur yang terkandung di dalamnya. Isi cerita harus
memiliki beberapa unsur agar menarik. Aspek tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang ada di dalam konteks teater. Unsur ini akan
membuat sebuah teater memiliki alur cerita yang baik dengan karakter tokoh dan
latar yang jelas.
yang membentuk satu kesatuan. Tiap peristiwa memiliki keterkaitan dan
jalinan yang tidak putus dan saling melengkapi. Alur cerita atau disebut cerita
biasanya dibagi dalam lima tahapan berikut.
a) Pengantar (tahap perkenalan) yaitu tahap perkenalan pemain dengan
penonton lewat dialog, penampilan (baik kostum maupun wajah), peran
(baik peran utama, pembantu, maupun
fi
guran), dan tata cara berperan.
b) Penampilan masalah adalah tahap pertikaian antara pemain yang satu
dan pemain lain, tetapi masih dalam posisi awal dan sederhana.
c) Puncak ketegangan adalah tahap klimaks. Pada tahap ini, pertikaian
sudah mengalami tingkat yang tidak terkendali. Bentrokan
fi
sik atau
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
11
dialog sudah memanas. Misalnya, terjadi perkelahian, adu mulut,
pengerasan kata-kata, perang hebat, kemesraan yang memuncak, atau
sebuah perjalanan yang memilukan dan meletihkan.
d) Ketegangan menurun yaitu tahap peleraian (anti klimaks). Pada tahap ini,
pertikaian pemain sudah menurun. Hal ini bisa terjadi karena peperangan
telah usai, pihak yang satu telah kalah, perkelahian telah dimenangkan
oleh pemain lawan, perjalanan jauh telah menemukan tujuan akhirnya,
kemesraan berakhir dengan keputusan, dan sebagainya.
e) Penyelesaian yaitu tahap akhir dari semua rangkaian cerita. Pada tahap
ini, kondisi telah normal kembali dan biasanya penonton akan melihat
kondisi yang lain. Misalnya, kisah percintaan yang berakhir dengan
pernikahan atau kisah peperangan yang berakibat matinya sang raja.
3) Dialog
Dialog adalah percakapan yang dilakukan lebih dari satu orang yang dilakukan
oleh para pelaku drama yang bersangkutan. Melalui dialog, orang akan mengetahui dan
memahami cerita yang dipentaskan. Pada pertunjukan teater, tiap daerah memiliki ciri
khas dalam pengucapan dialog, masing-masing mempunyai ketentuan sesuai dialek
daerah. Misalnya, dialek Betawi pada pertunjukan lenong, dialek Minangkabau pada
pertunjukan randai, dialek Sunda pada pertunjukan longser, dan sebagainya.
4) Latar atau
se
Ĵ
ing
Latar atau
se
Ĵ
ing
adalah penempatan ruang, termasuk latar belakang pentas
(
background
). Latar berguna untuk menjelaskan penggambaran yang mencerminkan
situasi/suasana/kondisi kejadian tertentu sesuai dengan adegan atau cerita yang
sedang dipentaskan. Dalam teater daerah, latar biasanya dibentuk dari penutup
kain yang sederhana, ada juga yang dilukis sedemikian rupa seperti dalam
pementasan wayang orang. Latar juga bisa dibuat terbuka dengan memanfaatkan
tempat pentas, seperti teater di Bali yang memanfaatkan bangunan seperti gapura
di bagian latarnya.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar unsur-unsur intrinsik teater yang
mendukung dan turut berperan penting bagi suksesnya pementasan. Unsur
ekstrinsik bisa berupa riwayat pengarang cerita, latar belakang sosial budaya
pengarang, waktu pembuatan cerita, pengalaman pengarang, dan sebagainya.
3. Amanat
Amanat adalah pesan yang terkandung dalam sebuah pementasan teater.
Pesan yang disampaikan dari pertunjukan teater biasanya berbeda-beda sesuai
dengan bentuk dan jenis teater. Misalnya, pesan yang terkandung dalam cerita
Mahabharata dan Ramayana adalah nasihat yang luhur, yakni perbuatan jahat
akan kalah oleh perbuatan yang baik, segala bentuk perjuangan yang gigih akan
mendapatkan hasil yang baik, dan sebagainya.
4. Cara Penyajian Teater Tradisi Daerah
Penyajian teater tradisi daerah secara garis besar meliputi hal-hal seperti berikut.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
12
P
e
l
a
t
i
h
a
n
5
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Bagaimana cara menentukan tema untuk sebuah pertunjukan?
2.
Apa yang terkandung dalam isi seni teater?
3.
Sebutkan tahapan alur cerita pada sebuah pertunjukan!
a. Cerita
Keseluruhan cerita mengambil cerita tradisi (klasik), legenda, hikayat, cerita
Ramayana dan Mahabharata, cerita perjuangan, cerita sejarah, cerita roman
(percintaan), cerita lelucon (lawak), dan cerita sosial.
b. Penampilan (akting)
Penampilan (akting) pemain pada teater tradisi ada yang bebas dan ada yang
harus sesuai aturan seperti dalam wayang orang, improvisatoris (dialog langsung
tercetus di atas panggung). Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah (Jawa,
Melayu, Sunda, dan sebagainya). Kostum biasanya menggunakan kostum adat/
disesuaikan dengan cerita.
c. Musik Pengiring
Musik pengiring yang biasanya digunakan adalah seperangkat gamelan dan
alat musik tradisional setempat.
d. Penonton
Penonton sebagian besar adalah rakyat biasa yang mencari hiburan karena
teater bersifat menghibur, tapi kemudian berkembang ke kalangan ningrat/
bangsawan.
e. Panggung
Teater tradisi biasanya dipentaskan di alam terbuka, kemudian di atas
panggung sederhana, lalu beranjak ke pendopo, sampai pula di keraton dan
akhirnya di pentaskan di gedung-gedung khusus pertunjukan teater.
5. Sumber Cipta Teater Tradisi Daerah
Seperti halnya karya seni cipta yang lain, seni teater tradisi bersumber dari
kekayaan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Sumber itu d
ij
adikan landasan
dan pola inspirasi untuk berkarya. Sumber-sumber tersebut berupa mitos, cerita
panji, legenda, saga, dan cerita lelucon. Mitos yaitu cerita yang berhubungan
dengan makhluk halus, roh nenek moyang atau kepercayaan tehadap dewa-
dewi. Contohnya cerita Nyi Roro Kidul. Cerita panji yaitu cerita tentang orang-
orang b
ij
aksana yang berasal dari kesusastraan Jawa. Contohnya Panji Semirang.
Legenda adalah cerita yang berhubungan dengan kejanggalan atau asal usul
alam. Contohnya asal-usul Gunung Tangkuban Perahu. Saga adalah cerita yang
di dalamnya terkandung unsur sejarah. Contohnya cerita Gajah Mada. Cerita
lelucon adalah cerita yang mengemukakan kisah kebodohan, kekonyolan yang
disampaikan dengan banyolan/lucu. Contohnya Si Kabayan.
Pelajaran 1 Teater Daerah di Indonesia
13
U
j
i
K
o
m
p
e
t
e
n
s
i
Amatilah teater daerah yang ada di daerahmu! Catatlah beberapa hal mengenai
teater tersebut, seperti contoh berikut.
1.
Apa saja nama teater di daerahmu?
2.
Cerita apa yang dimainkannya?
3.
Berapa orang yang mendukung pementasannya?
4.
Adakah musik dan tarian serta dialog-dialognya?
5.
Dalam kesempatan apa saja teater tersebut dipentaskan?
6.
Apakah teater tersebut berkaitan dengan religi tertentu?
Langendriyan
Langendriyan adalah opera-drama-tari yang diciptakan paruh kedua abad
ke-18 di Surakarta dan Yogyakarta. Langendriyan gaya Surakarta diciptakan
oleh RM Haria Tandakusuma, emanantu Sri Mangkunegara. Langendriyan gaya
Yogyakarta diciptakan oleh Raden Tumenggung Purwadiningrat dan Pangeran
Mangkubumi pada 1876. Pertunjukan langendriyan diiringi oleh gamelan, tetapi
dialognya dilakukan dengan tembang Jawa.
(
Sumber
:
Indonesian Heritage: Seni Pertunjukan
, 2002)
INFO
Bagaimana kesanmu setelah mengamati dan menanggapi seni teater yang
ada di daerahmu? Coba ceritakan kepada teman dan gurumu.
Re
fl
eksi
Seni teater adalah seni yang memadukan antara seni musik, seni tari, seni
•
sastra, dan seni rupa.
Seni teater Nusantara yaitu seni teater tradisional dan seni tetaer modern yang
•
dipengaruhi oleh teater barat.
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam pertunjukan teater adalah tema,
•
plot, karakter, dialog, bahasa, ide dan pesan, dan
se
Ĵ
ing
.
Di berbagai daerah, teater muncul dengan bentuk dan penampilan yang
•
disesuaikan dengan pola-pola, tata cara, adat istiadat, dan kekhasan daerah.
• Teater tradisional Indonesia antara lain ketoprak, wayang orang, ludruk, reog,
lenong, sendratari, randai, mamanda, sanghyang, dan topeng banjet.
Mengapresiasi seni teater daerah setempat dapat dilakukan dengan mengamati,
•
menanggapi, menilai, dan memberikan penghargaan terhadap teater yang ada
di daerah setempat.
Rangkuman
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII
14
A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!
1. Pada zaman Plato, teater diartikan sebagai ....
a. seni pertunjukan c. drama
b. kelompok pementasan
d. gedung tempat pertunjukan
2. Dalam arti sempit, teater bisa diartikan sebagai ....
a. pertunjukan c. drama
b. segala tontonan d. tempat drama dipentaskan
3. Pada awalnya teater dipertunjukan untuk ....
a. ritual keagamaan c. pengetahuan
b. hiburan d. pendidikan
4. Berikut ini alat musik yang mengiringi pertunjukan Topen Banjet,
kecuali
....
a. rebab c. gong
b. rebana d. kromong
5. Pikiran pokok yang mendasari kisah drama disebut ....
a. plot c. latar
b. ide d. tema
6. Teater yang hanya bisa dinikmati dengan indra pendengaran disebut ....
a. teater tutur c. teater langsung
b. teater catur d. teater boneka
7. Dialog dalam ketoprak biasanya dilakukan dalam bahasa ....
a. Indonesia c. Jawa
b. Sunda d. Madura
8. Teater tradisional dari Jawa Timur yang peran perempuannya dimainkan oleh
laki-laki adalah ....
a. ludruk c. reog
b. ketoprak d. lerok
9. Sanghyang adalah teater yang berkembang di Bali yang disuguhkan dalam
bentuk tari yang bersifat ....
a. profan c. hiburan
b. religius d. mendidik
10. Berikut ini contoh apresiasi terhadap teater daerah setempat,
kecuali
....
a. mengamati pertunjukan teater daerah setempat
b. mendata jenis-jenis teater dan menjelaskannya
c. menanggapi cara-cara penyajian teater daerah setempat
d. mengunjungi narasumber untuk wawancara
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1.
Jelaskan arti teater secara sempit dan secara luas!
2.
Jelaskan pengertian teater tutur dan teater boneka!
3.
Apa persamaan serta perbedaan wayang orang dan wayang kulit!
4.
Bagaimana tanggapanmu terhadap perkembangan teater di daerahmu?
5.
Uraikan cara penyajian teater yang ada di daerahmu!
Pelatihan Pelajaran 1
a
a
t
i
i
h
h
h
a
a
n
1
n
1
n
1
Pelaj
a
a
ran
a
a
t
i
i
h
h
a
a
n
n
n
P
P
P
e
el
l
j1