Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 1 Kreativitas
Bahasa Indonesia · Bab 1 Kreativitas
Adi Abdul Somad , Aminudin , Yudi Irawan

24/08/2021 16:37:23

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

iii

Prakata

Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh

manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi

intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran bahasa akan membuat Anda

mampu menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif Anda.

Salah satu keberhasilan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah

melahirkan individu yang mampu belajar secara mandiri. Dalam hal ini, Anda

mampu menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan media

pelajaran (buku penunjang) yang dapat memberikan cakrawala bagi kehidupan Anda.

Penunjang pelajaran yang baik tentunya mampu mengakomodasi kemampuan Anda

dalam mengembangkan aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat Anda membaca buku penunjang,

buku tersebut hendaknya, mampu mengejawantahkan kemampuan pribadi dan

kelompok sesuai dengan tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini

berhubungan dengan prinsip bahwa pelajaran bahasa dan sastra Indonesia bukan

semata teori yang harus dihafal.

Berdasarkan tujuan tersebut, buku ini hadir untuk membawa Anda dalam

petualangan dan suasana belajar yang lebih mengedepankan aspek penggalian

potensi diri. Anda tidak hanya bergelut dengan materi (teori) bahasa dan sastra. Anda

diajak untuk memahami kegiatan belajar bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan

kehidupan sehari-hari. Sebagai individu, Anda akan lebih terasah untuk menggali

potensi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan suasana belajar

yang menyenangkan.

Akhir kata, penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu terwujudnya buku ini. Selain itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang sumber tulisan atau gambarnya dimuat dalam buku

ini, baik dari koran, majalah, tabloid, buku, hingga situs internet.

Semoga kehadiran buku ini dapat menambah perbendaharaan ilmu bahasa dan

sastra Anda.

Bandung, September 2007

Penulis

iv

Untuk memahami dan mengikuti materi buku ini, Anda harus mengenal struktur dan isi buku ini. Berikut ini, disajikan

bagian-bagian yang ada dalam buku ini.

Mengenal Bagian Buku Ini

A. Judul Pelajaran

Judul diletakkan di bagian awal untuk mengantar

Anda memasuki materi pelajaran. Judul pelajaran

ini disesuaikan dengan tema yang dikaitkan dengan

k

ehidupan sehari-sehari. Tema ini mengacu pada

pelajaran bahasa ataupun sastra.

B. Pengantar Pelajaran

Pengantar pelajaran merupakan tulisan singkat yang

akan memancing pengalaman dan pengetahuan

Anda.

Dalam hal ini, Anda akan memanfaatkan pengetahuan

atau pengalaman Anda kehidupan sehari-hari dan

menguhubungkannya dalam dengan materi yang akan

dipelajari.

C. Gambar Awal Pelajaran

Gambar awal pelajaran yang hadir di setiap awal

bab ini merupakan bagian penjelas visual yang

berhub

ungan dengan materi suatu bab. Gambar yang

dihadirkan dapat mewakili materi-materi yang akan

dipelajari secara umum.

D.

Peta Konsep dan Alokasi Pelajaran

Bagian ini merupakan peta pelajaran yang menyangkut

arah k

eseluruhan pelajaran dalam setiap bab. Adapun

alokasi menyangkut jumlah jam pelajaran di setiap bab.

E. Tujuan Pelajaran

Tujuan pelajaran disajikan di setiap awal pelajaran dalam

setiap subbab

. Dengan demikian, Anda akan memahami

arah pelajaran sekaligus hal-hal apa saja yang akan Anda

dapatkan dalam memperlajari suatu materi.

F. Materi Pelajaran

Materi pelajaran disajikan dengan konsep materi

dan aplikasi materi dalam bentuk contoh. Dalam hal

ini,

Anda akan mengetahui bagaimana suatu materi

dapat diterapkan dalam aspek kebahasaan ataupun

kesastraan. Bahan materi pun disesuaikan dengan

sumber terkini dan sesuai dengan situasi kapan pun.

A

B

C

D

E

G

F

H

I

J

K

L

G. Foto dan Ilustrasi

Foto dan gambar ilustrasi disajikan sebagai penunjang

bagi

Anda dalam membaca teks materi. Kekuatan

visual sebuah foto atau gambar ilustrasi dapat lebih

membantu Anda dalam mendalami setiap materi.

H. Uji Materi

Uji Materi merupakan bagian pelatihan bagi Anda

setelah mempelajari suatu materi. K

egiatan pelatihan

ini merupakan aplikasi langsung menguji untuk

pemahaman dan kemampuan Anda dalam menyerap

materi. Hal ini dapat dilakukan secara individu

ataupun kelompok.

I. Kegiatan Lanjutan

Kegiatan Lanjutan merupakan latihan dalam bentuk

tugas.

Tugas ini dapat dilakukan secara individu

ataupun berkelompok. Selain itu, kegiatan ini

dapat dilakukan di sekolah ataupun di rumah tanpa

membebani waktu belajar Anda. Kegiatan lanjutan

ini bertujuan agar Anda lebih mengaplikasikan materi

dalam kehidupan.

J. Kaidah Bahasa

Kaidah Bahasa merupakan kolom pengayaan yang

disajikan di setiap pelajaran. K

olom ini disajikan agar

Anda lebih memahami dan mempraktikkan kaidah

berbahasa yang baik dan benar. Selain itu, secara tidak

langsung, Anda dapat lebih kritis dalam menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

K. Info Bahasa

Info Bahasa merupakan kolom pengayaan yang

disajikan agar

Anda lebih memahami kondisi bahasa

Indonesia dalam kehidupan masyarakat. Anda juga

akan memahami sejarah dan perkembangan terkini

bahasa Indonesia. Selain itu, Anda akan memahami

upaya pihak-pihak yang terlibat langsung dalam

perkembangan bahasa Indonesia, misalnya Pusat

Bahasa, media massa, dan sebagainya.

v

L. Info Sastra

Info Sastra disajikan agar cakrawala Anda terhadap

dunia sastra lebih terb

uka. Info sastra ini merupakan

kolom pengayaan yang bersumber dari situs internet,

media cetak, sampai buku dan ensiklopedia kesastraan.

Dengan adanya kolom ini, Anda akan lebih memahami

perkembangan dunia sastra.

M. Mengenal Ahli Bahasa

Kolom pengayaan ini disajikan agar Anda lebih

dekat dengan sosok ahli bahasa Indonesia.

Anda

akan memahami karya-karya tulisannya sekaligus

upaya yang mereka lakukan dalam menjaga dan

mengembangkan bahasa Indonesia.

N. Sastrawan dan Karyanya

Kolom pengayaan ini hadir agar Anda dapat lebih

jauh mengenal profil sastra

wan. Adapun tujuan

lainnya adalah agar Anda lebih mengetahui karya-

karya sastra apa saja yang pernah mereka hasilkan.

Dalam hal ini, judul karya-karya sastra tersebut dapat

menjadi referensi bagi Anda yang ingin membaca

karya-karyanya secara lebih mendalam.

O. Rangkuman

Rangkuman merupakan bagian inti sari materi yang

ber

guna untuk mengingat apa yang telah Anda pela

jari.

P. Refleksi Pelajaran

Bagian ini merupakan kolom refleksi Anda setelah

mempelajari suatu materi. Dengan kata lain, k

olom

ini merupakan bentuk tindak lanjut setelah Anda

mempelajari suatu materi. Dengan demikian, Anda tidak

saja berkutat dalam memahami materi bahasa dan sastra,

tetapi Anda dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-sehari atau di masa yang akan datang.

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

Q. Soal Pemahaman Pelajaran

Bagian ini disajikan di setiap akhir bab sebagai

tantangan pemahaman materi yang telah dipelajari.

R. Uji Kompetensi Semester

Bagian ini merupakan bentuk tantangan bagi Anda

setelah mempelajari k

eseluruhan materi selama satu

semester. Hal ini dapat menjadi pengingat Anda

dalam memahami kembali mater-materi di setiap bab

dalam satu semester tersebut.

S. Uji Latihan Akhir Tahun

Bagian ini merupakan bentuk latihan menyeluruh dari

semester 1 dan 2. K

olom ini berguna bagi Anda dalam

memahami dan mengingat kembali materi-materi

yang pernah dipelajari. Selain itu, bagian ini sekaligus

juga dapat membantu Anda dalam berlatih soal-soal

lain yang sejenis dengan soal latihan akhir yang ada

dalam buku ini.

T. Glosarium

Bagian ini berisikan daftar kata-kata atau istilah

penting/sulit disertai dengan penjelasan arti. Hal ini

akan memudahkan

Anda dalam memahami kata atau

istilah untuk menunjang pemahaman Anda.

U. Indeks

Indeks merupakan halaman khusus yang berisi daftar

istilah, kata, atau nama tok

oh. Bagian ini disajikan dengan

penunjuk halaman tempat istilah, kata, atau nama tokoh

tersebut berada. Hal ini akan memudahkan Anda dalam

mencari daftar kata tersebut di suatu halaman tertentu.

vi

Prakata

......................................................................... iii

Mengenal Bagian Buku Ini

........................................ iv

Pelajaran 1 Kreativitas

................................................ 1

Peta Konsep ................................................................... 2

A.

Membedakan Fakta dari Opini ............................... 3

B. Membaca dan Memahami Artikel .......................... 6

C. Membaca dan Menanggapi Pantun ...................... 10

D. Menulis Resensi Buku Nonfiksi ........................... 13

Soal Pemahaman Pelajaran 1

.................................... 16

Pelajaran 2 Pendidikan

.............................................

17

Peta Konsep .................................................................. 18

A.

Berdiskusi ............................................................ 19

B. Menulis Laporan Diskusi .................................... 23

C. Membacakan Puisi Karya Sendiri ....................... 26

Soal Pemahaman Pelajaran 2

.................................... 30

Pelajaran 3 Lingkungan

.............................................

31

Peta Konsep .................................................................. 32

A.

Mengomentari Laporan yang Dilaporkan ............ 33

B. Membacakan Teks Pidato..................................... 35

C. Menulis Surat Dinas ............................................. 37

D. Mengomentari Pembacaan Puisi .......................... 39

Soal Pemahaman Pelajaran 3

.................................... 42

Pelajaran 4 Menganalisis Cerpen

..............................

43

Peta Konsep .................................................................. 44

A.

Menjelaskan Unsur Intrinsik Cerpen ................... 45

B. Menulis Cerpen Berdasarkan

Kehidupan Orang Lain ......................................... 52

C. Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen ........... 54

D. Menyampaikan Inti Sari Buku Nonfiksi .............. 57

Soal Pemahaman Pelajaran 4

.................................... 61

Pelajaran 5 Memahami Novel

....................................

63

Peta Konsep .................................................................. 64

A.

Menanggapi Pembacaan Penggalan Novel .......... 65

B. Menjelaskan Unsur Intrinsik Novel .................... 69

C. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan ....................... 75

Soal Pemahaman Pelajaran 5

.................................... 79

Uji Kompetensi Semester 1

........................................ 81

Daftar Isi

Pelajaran 6 Aktivitas Berbahasa

............................... 85

Peta Konsep .................................................................. 86

A.

Mempresentasikan Program Kegiatan ................. 87

B. Mengajukan Saran Terhadap

Informasi yang Disampaikan .............................. 89

C. Membaca Cepat .................................................... 92

D. Memahami Prinsip-Prinsip Penulisan

Kritik dan Esai ..................................................... 96

Soal Pemahaman Pelajaran 6

...................................105

Pelajaran 7 Kegiatan

................................................

107

Peta Konsep .............................................................. 108

A.

Berpidato Tanpa Teks ........................................ 109

B. Membaca Puisi Kontemporer ............................. 111

C. Perbedaan Karakteristik Periodesasi Sastra ...... 113

D. Menulis Esai Berdasarkan Topik tertentu ......... 120

Soal Pemahaman Pelajaran 7

.................................. 125

Pelajaran 8 Kemasyarakatan

...................................

126

Peta Konsep ............................................................... 127

A.

Mengajukan Saran Perbaikan

Informasi dari Radio/Televisi ............................. 128

B. Menulis Karangan dengan Topik Tertentu ......... 130

C. Mengidentifikasi Gurindam ............................... 132

D. Keterkaitan Gurindam dengan

Kehidupan Sehari-hari ....................................... 136

Soal Pemahaman Pelajaran 8

..................................

140

Pelajaran 9 Seni Peran

.............................................

142

Peta Konsep .............................................................. 143

A.

Pola Paragraf Induktif dan Deduktif .................. 144

B. Mengidentifikasi Unsur-Unsur

Intrinsik Drama .................................................. 146

C. Menyimpulkan Isi Drama .................................. 151

D. Menerapkan Prinsip-Prinsip Penulisan

Kritik dan Esai ................................................... 153

Soal Pemahaman Pelajaran 9

.................................. 158

Uji Kompetensi Semester 2

...................................... 159

Uji Latihan Akhir Tahun

.......................................... 162

Daftar Pustaka

......................................................... 164

Glosarium

.................................................................. 171

Indeks

......................................................................... 172

vii

Daftar Tabel

Pelajaran 1

Tabel 1.1 Laporan Fakta dan Opini ................................6

T

abel 1.2 Penilaian Pembacaan Pantun ........................12

Pelajaran 2

Tabel 2.1

Penilaian Pembacaan Puisi .........................28

Pelajaran 3

Tabel 3.1

Penilaian Pidato ..........................................37

Pelajaran 5

Tabel 5.1

Penilaian Pembacaan Novel ......................67

Pelajaran 6

Tabel 6.1

Penilaian Penyampaian

Informasi ....................................................

91

Pelajaran 7

Tabel 7.1

Penilaian Pidato ........................................110

Pelajaran 8

Tabel 8.1 Penilaian Isi Informasi .............................129

T

abel 8.2

Penilaian Penyampaian

Isi Informasi .............................................129

Tabel 8.3

Gurindam ..................................................139

viii

Daftar Gambar

Pelajaran 1

Gambar 1.1 Berbalas pantun dilakukan

pada saat acara adat berlangsung

..............10

Gambar 1.2 Buku kumpulan pantun dan puisi lama ......11

Pelajaran 2

Gambar 2.1 Berdiskusi dilakukan untuk mencari

solusi suatu masalah

...................................19

Gambar 2.2 Puisi sering dideklamasikan pada

acara-acara pentas seni atau acara amal .....27

Pelajaran 3

Gambar 3.1 Salah satu teknik pidato dengan

membaca naskah

........................................35

Gambar 3.2 Berpuisi dengan penghayatan dan ekspresi

yang tepat ...................................................39

Gambar 3.3 Salah satu buku kumpulan puisi

karya Taufiq Ismail .....................................40

Pelajaran 4

Gambar 4.1 Menulis cerpen memerlukan konsentrasi

dan k

edisiplinan yang tinggi ......................53

Pelajaran 6

Gambar 6.1 Sering berlatih membaca cepat akan

meningkatkan k

emampuan dalam

menemukan hal-hal penting

dengan cepat . .............................................92

Pelajaran 7

Gambar 7.1 Hikayat Amir Hamzah adalah salah

satu karya sastra zaman dahulu

................113

Gambar 7.2 Salah satu contoh hikayat yang

ditulis dalam bahasa Arab–Melayu ..........114

Gambar 7.3 Salah satu novel

Angkatan Balai Pustaka ...........................115

Gambar 7.4 Novel Angkatan Pujangga Baru ...............116

Gambar 7.5 Salah satu novel yang paling menonjol

pada Angkatan Pujangga Baru .................117

Gambar 7.6 Salah satu karya besar

Chairil Anwar ...........................................118

Gambar 7.7 Ajip Rosidi, seorang sastrawan

yang mengangkat sastra daerahnya . ........119

Gambar 7.8 Salah satu buku yang membahas

teater di Indonesia ....................................120

Pelajaran 8

Gambar 8.1 Informasi dapat diperoleh dari

mendengarkan siaran berita di radio

........128

Gambar 8.2 Gurindam Dua Belas karya Raja

Ali Haji yang terkenal ditulis

pada batu marmer .....................................133

Gambar 8.3 Raja Ali Haji, sastrawan yang menulis

Gurindam Dua Belas.. ..............................137

Pelajaran 9

Gambar 9.1 Buku yang membahas cara terampil

menulis dengan berbagai jenis paragraf...

144

Gambar 9.2 Salah satu buku yang mengkaji teori,

analisis, dan sejarah drama.... ...................147

Kreativitas

1

Pelajaran

S

u

m

b

e

r

:

w

w

w

.

b

l

o

g

s

s

m

k

.

c

o

m

Membaca merupakan kegiatan yang bermanfaat. Dengan

banyak membaca, wawasan pengetahuan Anda akan bertambah.

Dalam kegiatan membaca, pernahkah Anda memperhatikan

informasi yang disampaikan? Dalam pelajaran ini, Anda akan

belajar menemukan informasi yang merupakan fakta dan opini

dari informasi yang dilaporkan. Anda pun akan mempelajari cara

menemukan gagasan dalam sebuah artikel. Kegiatan membaca

lainnya adalah membaca karya sastra lama berupa pantun. Tahukah

Anda kapan pantun diciptakan?

2

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Peta Konsep

Memahami bacaan

mencatat isi pokok laporan

menemukan ide pokok

setiap paragraf

merangkum isi artikel

lafal, intonasi, dan ekspresi

menemukan masalah

menentukan teks yang berisi

fakta dan opini

mencatat identitas buku

unsur-unsur resensi buku

Membedakan dari dan opini

Membaca artikel

Menulis resensi buku

Membaca pantun

Alokasi waktu untuk Pelajaran 1 ini adalah 16 jam pelajaran.

1 Jam pelajaran = 45 menit

dapat

dapat

dilakukan dengan

di antaranya

identitas buku

keunggulan buku

kelemahan buku

dilakukan dengan

melalui

bertujuan

melalui

dengan memerhatikan

3

Kreativitas

Buku Jendela Ilmu

Berdasarkan survei dan laporan dari

Human

Development Report

(UNDP) tahun 2005, nilai

human development index

(HDI) bangsa Indonesia

sangat rendah, yaitu sebesar 0,697. Hal ini

menyebabkan Indonesia menempati peringkat

ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal

dibandingkan dengan negara di kawasan Asia

Tenggara. Standar hidup dan kualitas hidup bangsa

Indonesia masih rendah. Hal ini berdampak pula

pada tingkat budaya masyarakatnya, termasuk

budaya membaca. Kenyataan ini memperlihatkan

Dalam berbahasa lisan, Anda sering mendengar orang meng-

ucapkan kalimat berikut.

1.

Kalau berbicara jangan asal, harus ada faktanya, dong!

2.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada, saya yakin Anda pelakunya.

Pada kalimat-kalimat contoh, terdapat kata

fakta

. Tahukah Anda

apa yang dimaksud dengan fakta itu? Fakta, biasanya, muncul dalam

sebuah informasi, baik informasi secara lisan maupun tulisan. Dalam

pelajaran ini, Anda akan mempelajari membedakan fakta dari opini

dalam sebuah laporan informasi.

Dalam kegiatan sehari-hari, Anda sering mendengar atau

membaca berbagai informasi. Informasi berkembang dengan pesat

seiring dengan perkembangan teknologi. Berbagai jenis media

bermunculan seperti jamur di musim hujan mulai dari media cetak

sampai media elektronik.

Banyaknya informasi yang berkembang menyebabkan Anda

harus mampu memilah informasi dengan baik. Oleh karena itu,

keterampilan Anda dalam membaca atau mendengar harus baik.

Salah satu keterampilan dalam membaca adalah mampu membedakan

teks berisi fakta dari opini. Hal ini mendorong Anda agar lebih kritis

dalam memahami sebuah informasi.

Informasi dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Informasi

lisan, di antaranya adalah siaran radio/televisi atau laporan secara

lisan. Informasi tulisan dapat Anda temukan dalam koran, majalah,

tabloid, dan lain-lain.

Dalam sebuah laporan, fakta merupakan kejadian yang nyata,

sungguh-sungguh terjadi, dan diketahui oleh semua orang. Adapun

opini merupakan gagasan atau pendapat yang dikemukakan dan

bersifat subjektif. Namun, dalam sebuah informasi, fakta dan opini

tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling melengkapi. Bacalah

teks informasi berikut.

Membedakan Fakta dari Opini

A

adanya kompleksitas persoalan yang menyelimuti

bangsa Indonesia. Salah satu penyebab rendahnya

kualitas hidup bangsa Indonesia salah satunya

karena pengetahuan masyarakat masih rendah.

Pengetahuan masyarakat rendah karena budaya

membaca masyarakatnya rendah.

Membangun budaya baca bukan sekadar menye-

diakan buku atau ruang baca, melainkan juga membangun

pemikiran, perilaku, dan budaya dari generasi yang tidak

suka membaca menjadi generasi yang suka membaca.

Dari sana, kreativitas dan transfer pengetahuan dapat

berlangsung dan berkembang

secara intensif.

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mencatat pokok-

pokok laporan; membedakan teks berisi fakta dan opini; menentukan

teks berisi fakta dan opini.

4

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Walaupun perkembangan teknologi infor-

masi sangat pesat, buku tetap menjadi media yang

tak terkalahkan. Kemajuan sebuah bangsa bukan

berasal dari melihat atau mendengarkan, melainkan

dari membaca catatan-catatan, literatur, dan ber-

kas-berkas tertulis. Oleh karena budaya membaca

sangat penting bagi kemajuan bangsa di satu sisi

dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi

budaya membaca di sisi yang lain, sudah saatnya

semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh

masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun

dunia perbukuan, memberikan kepedulian yang

lebih bagi tumbuhnya budaya membaca. Pen-

dirian taman-taman bacaan di berbagai tempat,

penerjemahan buku-buku asing yang bermutu, pe-

nyediaan buku-buku murah yang terjangkau, serta

keteladanan tokoh masyarakat dalam membaca

dan menulis buku merupakan langkah strategis bagi

pemberdayaan budaya baca masyarakat.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya

kita untuk memulai tradisi baru dalam menghargai

seseorang dengan buku. Kalau selama ini orang

sangat tidak asing dengan ungkapan

katakan dengan

bunga

untuk melambangkan keakraban dan kasih

sayang, ungkapan

katakan dengan buku

dapat

dijadikan sebuah momentum untuk menggugah

kesadaran kita agar selalu membaca dan menelurkan

karya-karya agung sebagai monumen peradaban

manusia.

Sumber

:

Kompas,

Februari 2006

dengan perubahan

Berdasarkan teks bacaan tersebut, kalimat yang berisi fakta dan

opini dapat diidentifikasi berdasarkan cirinya.

Perhatikan teks berikut yang berisi fakta.

Berdasarkan survei dan laporan dari

Human Development

Report

(UNDP) tahun 2005, nilai

human development index

(HDI) bangsa Indonesia sangat rendah, yaitu sebesar 0,697 dan

menempati peringkat ke-110 dari 174 negara. Hal ini berarti bahwa

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal dibandingkan

dengan negara di kawasan Asia Tenggara bahkan ASEAN.

Perhatikan teks yang berisi opini berikut.

Karena begitu pentingnya budaya membaca bagi kemajuan

bangsa di satu sisi dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi

budaya membaca di sisi yang lain, sudah saatnya semua pihak,

baik pemerintah, agamawan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, maupun dunia perbukuan, memberikan kepedulian

yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.

Teks yang berisi fakta diidentifikasi memiliki dua sifat, yaitu

fakta umum dan fakta khusus.

1. Fakta umum: kejadian/peristiwa/keadaan yang dapat ditemukan

secara umum atau sudah lazim. Contoh:

a. Harimau hewan pemakan daging.

b. Burung elang adalah pemburu mangsa terhebat di udara.

2. Fakta khusus: keadaan/peristiwa yang dapat ditemukan secara

khusus. Contoh:

a. Ibu dibelikan televisi baru oleh ayah.

b. Kucing peliharaan adik suka makan kerupuk.

Sumber

:

Dokumentasi pribadi

5

Kreativitas

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas tiga orang.

2. Salah seorang teman membaca teks informasi berikut. Kelompok

yang lain menyimak.

Menumbuhkan Kreativitas di Tempat Kerja

Oleh Johanes Papu

Meskipun kreativitas dan inovasi sangat

dihargai di banyak perusahaan, hal tersebut tidak

selalu dikomunikasikan kepada para pegawainya.

Perusahaan, bahkan, seringkali tidak memberikan

ruang gerak bagi para pekerjanya untuk berkreasi

dan berinovasi. Dibanyak perusahaan di Indonesia,

ide-ide kreatif hanya berakhir di ruang-ruang

rapat.

Menumbuhkan Kreativitas

Pada dasarnya, kreativitas dapat terjadi di semua

bentuk organisasi atau perusahaan, sejauh organisasi

tersebut dapat menghargai atau mendorong individu-

individu untuk berkreasi. Jika tidak, individu yang kreatif

akan menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan

rutinitas yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian, untuk menciptakan

kreativitas, dibutuhkan lingkungan kerja kondusif yang

menyenangkan (

fun

), penuh rasa humor, spontan,

dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan

berbagai permainan atau percobaan. Membentuk

lingkungan yang kondusif seperti itu tidak mudah bagi

sebuah organisasi. Munculnya kreativitas dalam dunia

kerja didukung oleh iklim yang kondusif. Di samping

itu, tetap memegang teguh rasa hormat, kepercayaan,

dan komitmen sebagai norma yang berlaku.

Salah satu cara terbaik memunculkan kreativitas

dan inovasi dalam sebuah perusahaan adalah dengan

mengukur sejauh mana hal tersebut telah dilakukan.

Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan unsur

kreativitas dan inovasi ke dalam proses evaluasi kerja.

Sebagai contoh: masukan unsur penilaian tentang

berapa banyak ide dari seseorang atau kelompok

yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Jika

hal ini terkomunikasi dengan baik, setiap individu akan

berusaha untuk memberikan ide secara konstruktif.

Penempatan pegawai dengan konsep

the right

people with the right job

juga merupakan cara yang tepat

untuk menstimulasi munculnya kreativitas dan inovasi.

Penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan

mengurangi supervisi sehingga memberikan kepada

individu untuk menyelesaikan masalah kebebasan

pekerjaannya.

Root Bernstein, salah seorang penulis buku

Sparks of Genius

, mengusulkan pentingnya pegawai

untuk keluar dari cara kerja yang rutin sehingga dapat

melihat masalah pekerjaan dengan cara yang baru. Salah

satu cara untuk mewujudkan hal tersebut, menurut

Bernstein, perlu dilakukan

brainstorming

secara regular.

Dengan melakukan

brainstorming,

pegawai diharapkan

dapat memberikan ide dan solusi yang baru.

Sumber

: www.

e-psikologi.com,

diakses pada

tanggal

18 Juni 2001 (dengan perubahan)

Sumber

: www.

e-psikologi.com,

Hambatan lain yang mengganggu kreativitas

adalah jika pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai

dengan minat dan bakat yang kita miliki. Selain

itu, gaya kreativitas yang dimiliki tidak sesuai

dengan tuntutan pekerjaan sehari-hari. Contoh:

gaya kreativitas Anda adalah sebagai

agent of

change,

tetapi pekerjaan Anda lebih bersifat

rutin, mekanistik, dan menuntut Anda untuk

melakukannya sesuai dengan aturan atau prosedur

yang sudah baku.

Hambatan lain datang dari unsur psikologis.

Untuk menjadi kreatif, seseorang harus berani

untuk dinilai “aneh” oleh orang lain. Lihat saja para

penemu dan seniman-seniman besar yang pada

saat menciptakan karya seringkali dianggap "gila".

Oleh karena itu, tidak semua pegawai siap untuk

berbeda pendapat/ide dengan orang lain, meskipun

ide tersebut dikemudian hari terbukti benar. Pola

pendidikan kita yang kurang mendorong adanya

variasi atau perbedaan pendapat juga sangat men-

dukung kurangnya kreativitas pegawai.

Uji

Materi

6

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

3. Catatlah pokok-pokok isi laporan di atas.

4. Tentukan bagian teks yang merupakan fakta dan opini.

5. Jelaskan perbedaan antara bagian teks yang merupakan fakta

dan opini tersebut.

6. Buatlah rangkuman isi laporan tersebut dalam beberapa kalimat

berdasarkan catatan Anda.

Kegiatan

Lanjutan

1. Simaklah sebuah acara berita di radio/televisi. Ikuti acara

tersebut sampai selesai.

2. Tulislah dan perinci pokok-pokok isi acara tersebut.

3. Tuliskan bagian berita tersebut yang merupakan fakta

dan opini ke dalam tabel berikut.

Tabel 1.1

Laporan Fakta dan Opini

No.

Sumber

Berita

Isi Laporan

Fakta

Opini

3. Diskusikanlah hasilnya bersama teman.

Setiap hari, Anda sering membaca koran atau majalah. Dalam

koran atau majalah tersebut, Anda dapat menemukan karangan

faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah yang dibahas secara lengkap.

Panjang karangan tersebut tidak tentu. Karangan seperti ini disebut

artikel. Pada intinya, artikel ditulis sebagai salah satu cara untuk

mengungkapkan pendapat atau gagasan tentang sesuatu. Tujuan

Membaca dan Memahami

Artikel

B

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan ide

pokok setiap paragraf; menemukan kalimat pendukung ide pokok;

menemukan masalah dalam artikel; membahas ide pokok dan

rangkuman artikel yang telah dibuat; dan mengidentifikasi kalimat

majemuk.

7

Kreativitas

penulisan artikel adalah untuk menyampaikan ide atau fakta. Selain

itu, artikel juga ditulis untuk menjelaskan, dan meyakinkan suatu

masalah. Sebuah artikel pun dapat ditulis hanya untuk menghibur

pembaca.

Untuk memahami sebuah artikel, Anda harus membacanya

dengan cermat. Dalam membaca sebuah artikel, Anda harus dapat

menemukan ide pokok setiap paragraf dan kalimat pendukungnya

serta menemukan permasalahan yang dibahas. Ide pokok sebuah

paragraf dapat ditemukan dalam kalimat utama. Biasanya,

kalimat utama tersebut bersifat umum. Kalimat utama tersebut

didukung sejumlah kalimat lain yang bersifat khusus dan berfungsi

memberikan penjelasan terhadap kalimat utama. Perhatikan contoh

paragraf berikut.

Salah satu materi pelajaran matematika, yaitu geometri, memerlukan

daya imajinasi yang cukup tinggi untuk membayangkan bentuk

sebuah benda, merancang dan menggambarkannya. Namun,

dukungan teknologi dapat membantu siswa dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan, khususnya geometri.

Apakah kalimat utama paragraf tersebut? Kalimat utama dalam

paragraf tersebut adalah sebagai berikut.

Namun, dukungan teknologi dapat membantu siswa dalam mem-

pelajari berbagai ilmu pengetahuan, khususnya geometri.

Jadi, pokok pikiran paragraf tersebut adalah

dukungan teknologi

dapat membantu siswa mempelajari geometri

.

Setelah ide pokok ditemukan, selanjutnya, buatlah ringkasan

dari artikel dengan menggunakan kalimat yang baik. Jangan

terpaku pada kalimat-kalimat dalam artikel tersebut. Kemudian,

diskusikanlah bersama teman Anda.

Untuk meningkatkan kemampuan Anda, bacalah artikel berikut.

Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Belajar

oleh Drs. Dedi Djunaedi

Salah satu proses pembelajaran yang harus

dikembangkan oleh guru-guru dalam Kurikulum

2006 atau yang juga dikenal sebagai Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah

mengembangkan kreativitas siswa secara optimal.

Bahwa pengembangan kreativitas siswa sangat

penting terlihat dari bergesernya peran guru. Dahulu,

guru sering mendominasi kelas, tetapi kini guru harus

lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berperan lebih aktif dan kreatif dalam suasana

belajar yang menyenangkan. Membangun pemahaman

yang baik kepada para siswa akan sulit, jika fisik dan

psikis mereka dalam keadaan tertekan.

Kreativitas siswa dapat tumbuh dan ber-

kembang dengan baik apabila lingkungan keluarga,

masyarakat, maupun lingkungan sekolah, turut

menunjang mereka dalam mengekspresikan krea-

tivitas mereka.

Hampir dapat dipastikan bahwa semua materi

pelajaran yang disampaikan kepada siswa, mulai dari

taman kanak-kanak hingga jenjang pendidikan tinggi,

menuntut kreativitas para siswa. Kreativitas tidak

Sumber

:

www.education.com

8

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

hanya pelajaran kesenian (seni rupa, seni musik, seni

pahat), tetapi dituntut dalam pelajaran lain.

Roger B. Yepsen Jr. (1996) mengatakan bahwa kre-

ativitas merupakan kapasitas untuk membuat hal yang

baru. Menurut Mihaly Csikszentmihalyi (1996) orang

yang kreatif adalah orang yang berpikir atau bertindak

untuk mengubah suatu ranah atau menetapkan suatu

ranah baru. Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan

memunculkan dan mengembangkan gagasan dan ide-

ide baru menuntut kreativitas dan partisipasi siswa

secara aktif.

Hasil studi Jordan E. Ayan (1997) menggambarkan

bahwa semasa bayi, tingkat kreativitas, umumnya, masih

tinggi. Kemudian, berkurang dan memudar justru

pada saat anak-anak mulai bersekolah. Menurutnya,

pembatasan keterampilan berpikir secara kreatif

disebabkan oleh dua hal. Pertama, anak-anak yang

duduk berderet dalam jumlah dua puluh hingga tiga

puluhan (bahkan empat puluhan). Kedua, anak-anak

diharuskan tunduk serta patuh pada peraturan dan

prosedur yang kaku.

Pada saat anak-anak memasuki jenjang pendi-

dikan selanjutnya, kemungkinan mereka untuk

mengembangkan kreativitas mereka semakin

sempit. Bahkan, kreativitas mereka boleh dikatakan

“terpasung”. Oleh karena itu, jangan heran jika

setelah menyelesaikan sekolah, mereka sukar ber-

adaptasi dengan dunia pekerjaan atau lingkungan di

sekitar mereka karena miskin kreativitas.

Tidak bisa disangkal bahwa kehidupan di era

globalisasi sekarang ini telah menyeret para siswa

dan anak-anak kita, umumnya yang hidup di

perkotaan, oleh pemanjaan berbagai kebutuhan

hidup yang serba instan. Jika hal ini tidak disikapi

dan diantisipasi sedini mungkin, tidak menutup

kemungkinan akan menjadikan salah satu penyebab

terhambatnya perkembangan kreativitas mereka.

Di lingkungan sekolah, perlu diupayakan iklim

belajar yang menunjang kreativitas siswa. Untuk itu,

guru-guru perlu memperhatikan beberapa hal.

(1) Bersikap terbuka terhadap minat dan gagasan

apapun yang muncul dari siswa. Bersikap

terbuka bukan berarti selalu menerima, tetapi

menghargai gagasan tersebut.

(2)

Memberi waktu dan kesempatan yang luas

untuk memikirkan dan mengembangkan gagasan

tersebut.

(3) Memberi sebanyak mungkin kesempatan

kepada siswa untuk berperan serta dalam

mengambil keputusan.

(4) Menciptakan suasana hangat dan rasa aman

bagi tumbuhnya kebebasan berpikir eksploratif

(menyelidiki).

(5) Menciptakan suasana saling menghargai dan

saling menerima, baik antarsiswa ataupun

antara guru dan siswa.

(6) Bersikaplah positif terhadap kegagalan siswa

dan bantulah mereka untuk bangkit dari ke-

gagalan tersebut.

Sumber

:

Pikiran Rakyat

, 10 Januari 2005

(dengan perubahan)

1. Masalah apa yang diungkapkan penulis dalam artikel tersebut?

2. Apa pendapat atau gagasan penulis terhadap masalah yang

diungkapkannya?

3. Catat dan perincilah gagasan pokok dalam artikel tersebut.

4. Rangkumlah isi artikel tersebut berdasarkan catatan yang Anda

buat.

5. Tukarkan hasil pekerjaan Anda dengan teman sebangku. Mintalah

masukan dari teman Anda.

6. Buatlah kesimpulan bersama teman-teman Anda tentang isi

artikel tesebut.

Uji

Materi

9

Kreativitas

Kegiatan

Lanjutan

1. Carilah artikel dari koran atau majalah yang bertemakan

kegiatan dan kreativitas. Kemudian, buatlah kliping dari

artikel tersebut.

2. Rangkumlah pandangan dan pendapat penulis tentang

masalah yang diungkapkan.

3. Rangkumlah isi artikel-artikel tersebut.

4. Temukan kalimat majemuk dalam artikel tersebut.

5. Diskusikan hasil diskusi Anda dengan teman belajar atau

orang tua Anda.

6. Serahkan hasil diskusi Anda kepada guru untuk dinilai.

Kaidah

Bahasa

Perhatikan kalimat berikut yang terdapat pada teks bacaan

"Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Belajar".

1.

Bersikaplah positif terhadap kegagalan siswa

dan

bantulah mereka

untuk bangkit dari kegagalan tersebut.

2. Bersikap terbuka

bukan

berarti selalu menerima,

tetapi

menghargai

gagasan tersebut.

3. Menciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima,

baik

antarsiswa

ataupun

antara guru dan siswa.

Kalimat nomor 1 merupakan kalimat

majemuk

. Kalimat tersebut

terdiri atas dua kalimat yang berdiri sendiri dan dihubungkan oleh

konjungsi

dan

. Kalimat seperti ini disebut kalimat

majemuk setara

.

Kalimat majemuk setara ditandai oleh konjungsi, seperti

dan

,

serta

, dan

lagi pula

.

Pada kalimat nomor 2 dan 3, terdapat ketidaktepatan penggunaan

pasangan kata. Coba perhatikan pasangan kata yang dicetak miring pada

kalimat nomor 2 dan 3. Seharusnya, pasangan kata yang tepat untuk

kalimat nomor 2 adalah

bukan

...

melainkan

atau

tidak

...

tetapi

. Untuk

kalimat nomor 3 pasangan yang tepat adalah

baik

...

maupun

.

Perhatikan perbaikan kalimat tersebut.

Kalimat nomor 2

a. Bersikap terbuka

bukan

berarti selalu menerima,

melainkan

meng-

hargai gagasan tersebut.

b. Bersikap terbuka

tidak

berarti selalu menerima,

tetapi

menghargai

gagasan tersebut.

Kalimat nomor 3

Menciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima,

baik

antarsiswa

maupun

antara guru dan siswa.

Dapatkah Anda temukan lagi pasangan kata lain tidak tepat di

dalam artikel “Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Belajar?

10

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun

pada mulanya merupakan senandung puisi rakyat Melayu yang

didendangkan. Pantun diciptakan dalam bentuk lisan untuk

menyampaikan pikiran dan perasaan terhadap seseorang ataupun

suatu peristiwa yang bertujuan untuk menyindir, berjenaka, memberi

nasihat, atau bersuka ria. Tidak ada yang mengetahui, siapa yang

mengarang pantun. Pantun sudah menjadi milik bersama, yang

tersebar dari mulut ke mulut sampai sekarang.

Seperti halnya puisi, pantun juga dibaca disertai dengan irama.

Hal ini bertujuan agar isi pantun enak didengar dan memberi kesan

mendalam bagi yang mendengarnya. Anda juga mungkin pernah

membaca pantun, bahkan juga menulis pantun. Di Kelas X, Anda

sudah mempelajari jenis puisi lama berupa pantun. Coba Anda

ingat-ingat kembali.

Pada saat membacakan pantun, lafal, intonasi, dan ekspresinya

harus tepat. Hal ini dimaksudkan agar pantun yang disampaikan

dapat dinikmati, direnungkan maknanya, dan isinya dapat diterima

atau ditangkap dengan baik oleh pendengar.

1. Pelafalan

Ketika membacakan pantun, pelafalan harus jelas. Fonem-

fonem yang dilafalkan harus tepat agar tidak menimbulkan

salah tafsir. Fonem-fonem konsonan dan fonem-fonem vokal

harus diperhatikan. Lafalkan kata-kata berikut.

bola pola

barang parang

beras peras

teras keras

Kata

bola

dan

pola

harus dilafalkan dengan jelas agar tidak me-

nimbulkan salah tafsir. Fonem /b/ pada kata

bola

dan fonem

/p/ pada kata

pola

merupakan fonem yang dihasilkan oleh

artikulator yang sama, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Kedua

fonem itu disebut fonem

bilabial

.

2. Intonasi

Intonasi adalah lagu kalimat atau ucapan yang ditekankan pada

suku kata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi)

ucapannya dari bagian yang lain. Intonasi dapat ditandai oleh

naik-turunnya nada pada kata atau kalimat. Penandaannya dapat

menggunakan garis naik (

) untuk nada tinggi, garis turun (V)

untuk nada rendah, dan garis horizontal (–) untuk nada datar.

Bacalah patun berikut dengan mengikuti tanda intonasinya.

Menanggapi Pembacaan

Pantun

C

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mendeklamasikan/

membacakan puisi lama (berbalas pantun) di depan teman-

teman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai; menanggapi

pembacaan pantun tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat;

dan dapat menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:

www.sastramelayu.com

Gambar 1.1

Berbalas pantun yang dilakukan

pada saat acara adat berlangsung.

11

Kreativitas

Pantun 1

Sarang garuda di pohon beringin

Buah kemuning di dalam puan

Sepucuk surat dilayangkan angin

Putih kuning sambutlah Tuan

Pantun 2

Kalau ke bukit sama mendaki

Kalau ke laut sama berenang

Kalau kita bersatu hati

Kerja yang berat menjadi senang

Pantun 3

Kalau tuan menebang jati

Biar serpih tumbangnya jangan

Kalau tuan mencari ganti,

Biar lebih kurang jangan

Pantun 4

Air keruh telaga keruh

Air kunyit pencuci kaki

Adik jauh abang pun jauh

Tidur semenit dimasuk mimpi

Banyak orang pergi ke pasar

ke pasar membeli kue serabi

Dari kecil rajin belajar

petik hasilnya kemudian hari

3. Ekspresi

Ekspresi atau mimik muka pada saat membaca pantun dapat

berbeda-beda. Ketika membaca pantun jenaka, ekspresi wajah

harus menampilkan mimik gembira, ceria, dan suka cita. Begitu

pula ketika membacakan pantun yang berisi kesedihan, ekspresi

wajah harus sesuai. Cobalah Anda berlatih mengekspresikan

mimik sedih, gembira, dan lain-lain di depan cermin.

Apabila diperhatikan dengan saksama, pantun memiliki ciri-ciri

sebagai berikut.

1. Jumlah larik (baris) setiap bait empat.

2. Jumlah suku kata setiap larik delapan hingga dua belas suku kata.

Di akhir larik, terdapat aturan ritma, yaitu

a b a b

.

Perhatikan pantun berikut.

Buat apa kain kebaya (

a

)

Kalau tidak pakai selendang (

b

)

Buat hidup kaya (

a

)

Kalau tidak suka sembahyang (

b

)

Hentakan irama di akhir larik sangat terasa. Kekuatan bunyi irama

menimbulkan kesan indah. Perhatikan pengulangan bunyi

ya

pada larik

pertama dan larik ketiga. Begitu pula pengulangan bunyi

ang

pada larik

kedua dan keempat.

Bacakan pantun berikut dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat.

Sumber:

Dokumentasi

pribadi

Gambar 1.2

Buku kumpulan pantun dan puisi

lama

12

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

1. Beberapa teman Anda membaca pantun di depan kelas. Namun,

sebelum membacakan pantun, berilah tanda intonasi yang tepat

pada kata-katanya.

Pantun 1

Air dalam bertambah dalam

Hujan dahulu belumlah teduh

Hati dendam bertambah dendam

Luka dahulu belumlah sembuh

Pantun 2

Sayang selasih berisi minyak

Bunga cengkih di jalan raya

Terima kasih banyak-banyak

Sudi datang ke rumah saya

Pantun 3

Anak ayam turun empat

Mati seekor tinggalnya tiga

Supaya hamba membaca sifat

Lekas juga jalan ke syurga

Pantun 4

Apa guna berkaki dua

Kalau tidak berjalan lagi

Apa guna kita bersua

Kalau tidak bersembahyang lagi

Pantun 5

Angin bertiup lautan bergelombang

Di tengah lautan kapal berlabuh

Diharap keluarga tak usahlah bimbang

Doakan sakit segera sembuh

2. Perhatikan dengan baik pada saat teman Anda membacakan

pantun tersebut.

3. Kemudian, nilailah pembacaan pantun teman Anda sesuai dengan

tabel penilaian di bawah ini.

Tabel 1.2

Penilaian Pembacaan Pantun

No.

Aspek yang Dinilai

Nilai/Skor

1.

2.

3.

Lafal

Intonasi

Ekspresi

Jumlah Nilai

Pantun 5

Anak ayam turun dua

Satu mati tinggal satu

Minta ampun segala dosa

Hendak menyebut Tuhan yang satu

Uji

Materi

13

Kreativitas

Kegiatan

Lanjutan

1. Buatlah beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas

sekurang-kurangnya tiga orang).

2. Lakukanlah kegiatan berbalas pantun antarkelompok

secara spontan.

Pernahkah Anda membaca resensi buku? Dapatkah Anda mem-

buatnya? Pada dasarnya, menulis resensi buku nonfiksi tidak berbeda

dengan menulis resensi buku fiksi. Masih ingatkah pelajaran menulis

resensi di Kelas X? Dalam menulis resensi buku, Anda harus benar-

benar memahami isi buku. Hal ini dapat memudahkan Anda dalam

membuat resensi. Hal-hal yang harus ada dalam sebuah resensi

adalah identifikasi buku (judul, nama pengarang, penerbit, jumlah

halaman, cetakan buku, tahun terbit), bagian isi buku yang dibahas,

keunggulan dan kelemahan buku, serta kesimpulan.

Bacalah contoh resensi berikut.

Menulis Resensi Buku Nonfiksi

D

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mencatat identitas

buku; mendaftarkan pokok-pokok isi; mencatat keunggulan dan

kekurangan isi buku; menulis resensi buku dengan memerhatikan

kelengkapan unsur-unsur resensi; dan mendiskusikan resensi yang

telah dibuat.

4. Beri komentar atas pembacaan pantun teman Anda berdasarkan

penilaian tersebut.

Kisah-Membaca Seorang "Yogi Buku"

Oleh A. Ferry T. Indratno

Bagi Polycarpus Swantoro yang ahli sejarah dan

jurnalis senior, membaca buku seolah-olah seperti

berolah yoga. Sebagaimana seorang empu keris yang

bekerja dalam waktu yang lama untuk membuat

keris yang ringan dari bahan yang bobotnya puluhan

kilogram, seperti itu pulalah yang dilakukan oleh P.

Swantoro.

Bedanya, P. Swantoro tidak melakukan pe-

kerjaan menempa besi, tetapi membaca buku. Tentu

saja ada ribuan judul buku yang sudah dibaca Pak

Swan. Namun, dalam bukunya yang berjudul

Dari

Buku ke Buku

,

Sambung Menyambung Menjadi Satu

ini

"hanya" 200 judul buku yang ia "kisahkan". Dengan

Judul Buku

:

Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung

Menjadi Satu

Penulis

: P. Swantoro

Penerbit

: Kepustakaan Populer Gramedia

Cetakan

: I

Tahun Terbit

: 2002

Jumlah Halaman

: xxv + 435 halaman

14

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

cara yang menawan, ia mengisahkan bagaikan

seorang kakek yang baru pulang dari berkelana

di negeri yang jauh, kemudian menceritakan peng-

alamannya kepada anak cucunya.

Sebagai seorang pengelana di dunia buku,

tidaklah mengherankan jika buku-buku yang ia

kisahkan merupakan buku-buku babon yang tua dan

cukup langka,. Misalnya,

The History of Java

karya

Thomas S. Raffles yang terbit tahun 1817,

Inleiding

tot de Hindoe-Javaanche Kunst

karya N.J Krom

yang terbit tahun 1919, atau

De Ijombok Kxpedie

karya W Cool yang terbit tahun 1896. Memang,

di sana-sini, untuk keperluan pendukung data, Pak

Swan juga menggunakan cukup banyak sumber

sekunder. Sebenarnya, hal ini agak mengganggu.

Ketika membahas topik PKI, misalnya, Pak Swan,

sebenarnya, perlu menggunakan sumber yang lebih

memadai.

Tema yang diangkat pun beraneka ragam, mulai

dari cerita tentang lambang-lambang kota di Indonesia,

cerita tentang penulis pertama buku komunis di

Indonesia, cerita Pak Poerwa, cerita tentang me-

letusnya Gunung Merapi, cerita tentang para

orientalis dan sarjana Indonesia, romantika para

pendiri bangsa, serta ditutup dengan khayalan Pak

Swan agar para pemimpin dan intelektual masa kini

dapat beryogi. Bagi para pembaca "pemula", tema

yang tumpang-tindih tanpa sistematika yang jelas ini

cukup merepotkan.

Dalam membicarakan suatu bab, Pak Swan sering

meloncat-loncat kian kemari. Kata demi kata mengalir

tanpa jelas muaranya. Misalnya, ketika membicarakan

Teeuw, Yogi Sastra, Yogi Keris, Yogi Ilmu, pembaca benar-

benar dituntut cermat untuk menginterpretasikan

benang merah ide tulisan-tulisan ini. Namun, jika kita

bersabar untuk menikmati buku ini sampai habis, tentu

kita dapat menemukan keseluruhan ide Pak Swan

dan kebingungan yang muncul di bab demi bab akan

terjawab.

Buku Pak Swan ini mengingatkan kita pada

tiga jilid buku

Nusa Jawa Silang Budaya

karya Denys

Lombard. Tulisan Lombard juga mengabaikan

kronologi waktu, yang merupakan syarat untuk

menulis sejarah konvensional. Namun, kecurigaan

bahwa buku Pak Swan menggunakan pola yang

sama dengan buku Denys Lombard tidak terbukti

mengingat dalam menulis buku ini Pak Swan lebih

mengandalkan memorinya, seperti pengakuan

Pak Swan sendiri dalam pengantar. Karena

mengandalkan memori, tentu saja tulisan yang

dihasilkannya menggunakan pola penceritaan lisan.

Buku ini lebih merupakan buku sejarah

walaupun temanya beraneka ragam. Pembaca

yang baru akan masuk ke wacana sejarah

Indonesia, akan sangat terbantu dengan membaca

buku ini terlebih dahulu. Demikian pula para

mahasiswa jurusan sejarah.

Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna

jika penulisnya, di samping membicarakan cara

pandang para orientalis Barat, juga memberikan

contoh buku-buku yang memuat cara pandang

Timur. Sekadar contoh, dijelaskan tentang sebutan

"Timur Tengah" untuk wilayah negara di jazirah

Arab. Mengapa orang Indonesia tidak menyebutnya

sebagai "Barat Dekat", misalnya? Bukankah sebutan

"Timur Tengah" adalah sebutan orang Barat yang

melihat jazirah Arab dari sudut pandang wilayahnya?

Pandangan seperti ini sangat diperlukan bagi para

mahasiswa sejarah di Indonesia yang tampaknya

semakin kesulitan membaca buku-buku sumber

utama.

Untuk keperluan studi para mahasiswa

sejarah, akan sangat menggembirakan jika Pak Swan

menceritakan juga buku

Orientalism

karya Edward

W. Said yang terbit tahun 1979. Selain itu, sebaiknya,

buku yang berisi sikap kita terhadap tradisi Barat

yang berjudul

Oksidentalisme

karya Hassan Hanafi

yang diterbitkan Paramadina, Jakarta, tahun 2000

juga dibicarakan.

Hal lain yang belum dibahas secara lengkap

oleh Pak Swan sebagai seorang ahli sejarah

dan pemerhati kebudayaan Jawa adalah tentang

historiografi Jawa. Prof. C.C. Berg, memang, sempat

dimunculkan dalam bagian

Babad: Kitab Dongeng?

Namun, sayang sekali, karya C.C. Berg yang

berjudul

Oavaanche Geschiedschrijving

, yang terbit

di Amsterdam tahun 1938, tidak dimunculkan

sehingga gambaran mengenai penulisan sejarah di

Pulau Jawa menjadi agak terabaikan.

Terlepas dari berbagai ketidaksempurnaan-

nya, harus diakui bahwa buku pertama seorang

"yogi buku" ini merupakan karya yang memikat.

Bahkan cara dan gaya pengungkapannya, dalam

kadar tertentu, telah memberikan sentuhan sastra

yang cukup enak dinikmati. Kita menantikan karya

berikutnya.

Sumber

: Majalah

Matabaca

, Agustus 2002

(dengan perubahan)

15

Kreativitas

1. Kelebihan apa saja yang terdapat dalam buku yang diresensi

tersebut?

2. Kelemahan apa saja yang terdapat dalam buku tersebut?

3. Mengapa resensi ini diberi judul “Kisah Membaca Seorang Yogi

Buku”?

4. Apa yang dimaksud dengan yogi buku? Diskusikanlah di dalam

kelas

5. Bagaimanakah sikap A. Ferry T. Indratno terhadap buku yang

diresensinya? Jelaskan pendapat Anda.

Kegiatan

Lanjutan

1. Tuliskanlah resensi buku nonfiksi yang pernah Anda baca.

2. Kemukakanlah hal apa saja yang terdapat dalam buku

tersebut dengan memerhatikan unsur-unsur resensi.

3. Setelah selesai, mintalah pendapat dari teman-teman atas

isi resensi yang Anda buat.

1. Informasi dapat dibedakan menjadi informasi yang berisi fakta dan

informasi yang berisi opini.

2 Informasi yang berisi fakta dapat diidentifikasi dari teks yang

berisi fakta, yaitu peristiwa yang sesungguhnya atau benar-benar

terjadi.

3. Informasi yang merupakan opini diisi oleh kalimat-kalimat yang

memperlihatkan opini, yaitu gagasan, pendapat, atau pandangan

seseorang terhadap suatu masalah yang sedang terjadi.

4. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun diciptakan

dengan tujuan memberi nasihat, menyindir, atau bersuka ria.

Pada mulanya, pantun merupakan senandung puisi rakyat yang

didendangkan.

5. Pantun memiliki ciri-ciri, seperti jumlah larik terdiri atas empat

baris, setiap larik terdiri atas delapan hingga dua belas suku kata,

dan ada aturan ritma di akhir larik.

6. Unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah indentitas

buku, bagian isi buku yang dibahas, kekurangan, keunggulan, dan

kesimpulan tertulis terhadap isi buku.

Rangkuman

Uji

Materi

16

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Refleksi Pelajaran

Kemampuan Anda dalam membaca serta memahami

informasi, baik berupa fakta maupun opini, sangat berguna

untuk menemukan informasi yang diperlukan. Apalagi jika Anda

menjadi seorang jurnalis atau reporter. Kemampuan membedakan

fakta dari opini sangat diperlukan. Dengan mempelajari mem-

baca pantun, Anda akan mendapatkan wawasan tentang sastra

lama serta pengalaman yang sangat berharga. Anda dapat

mengaplikasikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam pantun

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan Anda, bagaimana

manfaat kemampuan yang telah Anda peroleh tersebut?

Soal Pemahaman Pelajaran 1

Untuk soal nomor 1–4, bacalah teks berikut.

Berbagai perkembangan yang terjadi di bidang

teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir,

hendaknya tidak ditanggapi dengan sikap cemas.

Perkembangan tersebut justru harus dilihat dari sisi

positifnya sambil menyiasati berbagai kemungkinan

untuk ikut memetik keuntungan dari perkembangan

teknologi informasi tersebut. Perkembangan ini,

bahkan, melaju lebih cepat dibandingkan perkembangan

masyarakat. Perkembangan ini pasti akan mengubah

banyak hal dalam masyarakat, mulai dari gaya hidup,

kecenderungan mental hingga pandangan hidup.

Oleh sebab itu, kita harus waspada terhadap

berbagai pengaruh tersebut. Bukan tidak mungkin, kita

terperangkap dalam perubahan-perubahan tersebut

dan bahkan menjadi "budak" teknologi. Segala sesuatu

dalam diperbudak oleh teknologi, bahkan interaksi

dan sosialisasi manusia dengan individu-individu lain

dapat terputus. Misalnya, teknologi internet dan radio

digital telah melahirkan sebuah komunitas baru dunia

virtual yang maya, namun nyata. Hal ini berdampak pada

perubahan perilaku pada mereka yang menjadi pencandu

internet. Mereka berkomunikasi di sebuah dunia lain,

tanpa pernah mengenal atau bertatap langsung dengan

rekannya di dunia tersebut.

Meskipun demikian, berbagai kenyataan tersebut

hendaknya tidak dilihat dengan penuh kecemasan. Hal

terpenting adalah menumbuhkan kesadaran mengenai

fenomena ini untuk kemudian mencoba mengambil

sejumlah peluang yang tersaji di hadapan mata. Misalnya,

bagaimana memanfaatkan internet atau radio digital

untuk mempromosikan dan memberikan informasi

mengenai Indonesia. Dengan begitu, siapa tahu, kita

dapat membalikkan arah imperialisme budaya yang

dibawa oleh perkembangan di bidang teknologi

informasi ini menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Kemajuan teknologi informasi yang antara lain

melahirkan media baru, seperti televisi, radio, dan

internet, dapat pula menjadi ancaman. Misalnya, ancaman

serbuan yang dahsyat dari nilai-nilai budaya asing yang

disebarluaskan melalui media-media tersebut. Namun,

dengan kreativitas, ancaman ini justru dapat diubah

menjadi peluang. Kita dapat memanfaatkan keglobalan

media-media baru tersebut. Kita dapat menawarkan nilai-

nilai ke-Indonesiaan dalam percaturan informasi ini.

Dengan demikian, janganlah kita mencemaskan

perkembangan teknologi informasi ini. Pandai-pandai-

lah kita memanfaatkan media ini dan memilih yang

bernilai positif. Ambillah hal yang perlu diambil dan

jadikanlah hal yang bernilai negatif sebagai bahan

pertimbangan dan perbandingan. Bersikap positiflah

dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi

ini. Perkembangan ini akan memberi pengetahuan

yang banyak dan berguna bagi orang-orang yang dapat

memanfaatkannya secara positif. Jadi, perkembangan

teknologi bukan sesuatu yang perlu dicemaskan, tetapi

sesuatu yang harus digali manfaatnya.

Sumber

: Disarikan dari

Kompas

, 2 Februari 2006.

1. Tentukanlah bagian teks yang berisi fakta. Jelaskan pendapat

Anda.

2. Tentukan bagian teks yang berisi opini. Jelaskan pendapat Anda.

3. Catatlah gagasan pokok bacaan tersebut.

4. Rangkumlah isi bacaan tersebut ke dalam suatu paragraf.

5. Buatlah pantun nasihat, jenaka, dan muda-mudi.