Halaman
PUSAT PERBUKUAN
PUSAT PERBUKUAN
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional
ii
Geogra
fi
: Membuka Cakrawala Dunia
untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Program Ilmu Pengetahuan Sosial
Penulis
:
Bambang Utoyo
Penyunting
:
Paula Susanti
Pewajah Isi
:
Enceng Imron
Pewajah Sampul
:
A. Purnama
Ukuran Buku
:
21 x 29,7 cm
Sumber Sampul Depan Kelas XII
CD Image
dan
Microsoft Encarta Premium DVD,
2006
Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional
dilindungi oleh Undang-Undang
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit : PT. Setia Purna Inves
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh : ...
910.7
BAM BAMBANG Utoyo
g
Geogra
fi
3 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Sosial / penulis, Bambang Utoyo ; penyunting, Paula Susanti
. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vi, 202 hlm, : ilus. ; 30 cm
Bibliogra
fi
: hlm. 201-202
Indeks
ISBN 978-979-068-776-9 (No. Jld Lengkap)
ISBN 978-979-068-779-0
1. Geogra
fi
-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Paula Susanti
iii
Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen
Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku
teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada
masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan
Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran
yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan
hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional
untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down
load
), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh
masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih
mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun
sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan
sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.
Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah
buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu
ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iv
Kata Pengantar
Selamat, Anda telah berhasil masuk
di Kelas XII Sekolah Menengah
Atas. Buku yang sedang Anda baca ini adalah buku
Geogra
fi
: Membuka
Cakrawala Dunia
untuk Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial
.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Geografi lahir sebagai disiplin ilmu yang senantiasa mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Geogra
fi
merupakan ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer ditinjau
dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan.
Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, Geografi
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dan
perkembangan suatu wilayah.
Melalui kajian ilmu geogra
fi
siswa diharapkan dapat mempelajari
bentang alam yang meliputi fenomena atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan
biosfer. Adapun kajian mengenai manusia yang meliputi aspek sosial
dan budaya dipelajari secara khusus dalam antroposfer.
Disiplin ilmu Geogra
fi
senantiasa memandang setiap fenomena
di alam dari sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam
konteks keruangan. Sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual,
Anda diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran Geogra
fi
secara dinamis, aktif, dan kreatif.
Untuk memudahkan Anda dalam melakukan proses pembelajaran
materi Geogra
fi
, Anda dapat menggunakan buku
Geogra
fi
: Membuka
Cakrawala Dunia
untuk Kelas XII. Dalam buku ini disajikan berbagai
langkah kegiatan belajar mengenai materi-materi Geogra
fi
yang dapat
Anda ikuti secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan
kognisi siswa. Melalui buku ini, diharapkan dapat membangkitkan
motivasi belajar dan kesiapan membuka diri untuk menerima segala
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran ini. Pada akhirnya Anda
harus dapat memahami manfaat belajar yang telah dilakukan.
Akhirnya, semoga buku ini dapat menjadi bagian penting dalam
proses belajar. Kembangkanlah daya, wawasan, dan imajinasi Anda
untuk meningkatkan pemahaman Anda mengenai konsep dan kajian
dalam disiplin ilmu Geogra
fi
.
Bandung, Mei 2007
Penerbit
v
Panduan untuk Pembaca
1
3
4
5
Materi-materi pembelajaran pada buku ini disajikan secara
sistematis, komunikatif, dan integratif. Di setiap awal bab, dilengkapi
gambar pembuka pelajaran, bertujuan memberikan gambaran materi
pembelajaran yang akan dibahas, dan mengajarkan siswa konsep
berpikir kontekstual sekaligus merangsang cara berpikir kontekstual.
Selain itu, buku ini juga ditata dengan format yang menarik dan
didukung dengan foto dan ilustrasi yang representatif. Penggunaan
bahasa yang sederhana, sesuai dengan tingkatan kognitif siswa
membuat pembaca lebih mudah me mahaminya.
Buku
Geogra
fi
: Membuka Cakrawala Dunia
untuk SMA/MA Kelas
XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas empat bab, yaitu
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
,
Penginderaan
Jauh
,
Sistem Informasi Geogra
fi
s (SIG)
,
Kondisi Spasial
serta Interaksi Desa dan Kota
,
Konsep Wilayah dan
Pewilayahan
, serta
Regionalisasi Negara Maju dan
Negara Berkembang
. Buku ini dilengkapi juga dengan
materi dan soal peng ayaan.
Berikut ini panduan membaca yang kami susun agar
mempermudah Anda membaca dan memahami isi buku
ini.
Apa Manfaat Bagiku? (1),
tujuan umum yang harus
Anda capai pada bab yang Anda pelajari.
Kata Kunci (2)
merupakan kata-kata penting yang berkaitan dan akan
dijelaskan dalam materi pembelajaran setiap bab.
Barometer
(3),
disajikan sebagai bentuk analisis singkat terhadap konsep
dalam materi. Bertujuan menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kemampuan berpikir kritis dalam diri siswa.
Geogra
fi
a (4)
,
berupa informasi mengenai fakta dan data yang akurat. Bertujuan
untuk menyajikan contoh dari lingkungan lokal, regional, nasional
dan internasional.
Zoom (5)
, yaitu catatan atau hal-hal penting
yang perlu diketahui siswa.
Geogra
fi
ka (6)
, yaitu berupa de
fi
nisi
atau uraian mengenai suatu konsep dalam materi yang dikaji pada
bab yang bersangkut an. Bertujuan mengembangkan kecakapan
akademik.
Jelajah Internet (7)
, merupakan pengayaan yang disajikan
untuk menumbuhkan tantangan belajar lebih jauh melalui
pencarian pada situs internet mengenai konsep tertentu.
Biography (8)
, pengayaan berupa keterangan dan data
tokoh geogra
fi
yang memberikan sumbangan pemikiran bagi
kemajuan ilmu geogra
fi
. Bertujuan me ngembangkan etos
kerja dan kemampuan merespons pesan dalam diri Anda
dengan pengetahuan yang Anda miliki mengenai tokoh
geogra
fi
tersebut.
Interpretasi (9)
, pengayaan berupa tugas
individu. Bertujuan mengembang kan kecakapan personal,
sosial, dan akademik. Melalui kegiatan interpretasi melatih
siswa menyajikan contoh dari lingkungan lokal, nasional,
regional dan internasional.
Eksplorasi (10)
, pengayaan yang
bertujuan untuk me
ngembang kan kreativitas dan semangat
inovatif Anda dalam mengaplikasikan konsep yang dipelajari
dalam materi dan dikerjakan secara berkelompok.
Peta
Konsep (11)
, merupakan pemetaan hubungan antargagasan dalam
tiap bab.
Uji Kemampuan Bab (12)
, berisi soal-soal yang disesuaikan
dengan pembahasan materi sebagai bentuk penilaian terhadap
pemahaman siswa.
6
7
10
8
11
12
2
9
vi
Daftar Isi
Kata Sambutan • iii
Kata Pengantar • iv
Panduan untuk Pembaca • v
Bab 1
Keterampilan Dasar Peta
dan Pemetaan • 1
A. Prinsip-Prinsip Dasar Peta
dan Pemetaan • 2
B. Teknik Dasar Pembuatan Peta
dan Pemetaan • 14
C. Klasi
fi
kasi Data, Tabulasi Data,
dan Pembuatan Gra
fi
k
untuk Sebuah Peta • 27
D. Analisis Lokasi Industri
dan Pertanian • 29
Rangkuman • 32
Peta Konsep • 33
Uji Kemampuan Bab 1 • 34
Kajian Geogra
fi
• 36
Bab 2
Penginderaan Jauh • 37
A. Konsep Dasar Penginderaan
Jauh • 38
B. Pola Dan Ciri Kenampakan
Alam dari Hasil Pemetaan
dan Interpretasi Foto Udara • 52
Rangkuman • 68
Peta Konsep • 69
Uji Kemampuan Bab 2 • 70
Kajian Geogra
fi
• 72
Bab 3
Sistem Informasi
Geogra
fi
s (SIG) • 73
A. Perkembangan dan Pengertian
SIG • 74
B. Komponen SIG • 77
C. Pengelolaan SIG • 79
D. Aplikasi SIG • 84
E. Keuntungan SIG • 87
Rangkuman • 88
Peta Konsep • 89
Uji Kemampuan Bab 3 • 90
Kajian Geogra
fi
• 92
Uji Kemampuan Semester 1 • 93
vii
Bab 6
Regionalisasi Negara Maju
dan Negara Berkembang
• 147
A. Pengertian Negara Maju dan
Negara Berkembang • 148
B. Ciri-Ciri Negara Maju
dan Negara Berkembang • 149
C. Negara Maju dan Negara
Berkembang di Dunia • 151
Rangkuman • 184
Peta Konsep • 185
Uji Kemampuan Bab 6 • 186
Kajian Geogra
fi
• 188
Uji Kemampuan Semester 2 • 189
Uji Kemampuan Akhir Tahun • 193
Senarai • 197
Indeks • 199
Daftar Pustaka • 201
Bab 4
Kondisi Spasial serta
Interaksi Desa dan Kota
• 95
A. Pola Keruangan Desa • 96
B. Pola Keruangan Kota • 107
C. Interaksi Desa dan Kota • 117
Rangkuman • 121
Peta Konsep • 122
Uji Kemampuan Bab 4 • 123
Kajian Geogra
fi
• 124
Bab 5
Konsep Wilayah
dan Pewilayahan • 125
A. Konsep Wilayah (
Region
)
dan Pewilayahan
(Regionalisasi) • 126
B. Kaitan Teori Interaksi dan
Perencanaan Pembangunan
Wilayah • 128
C. Pusat-Pusat Pertumbuhan
dan Perencanaan Pembangunan
Wilayah • 134
Rangkuman • 142
Peta Konsep • 143
Uji Kemampuan Bab 5 • 144
Kajian Geogra
fi
• 146
viii
1
Sumber:
Physical Geography,
1975
Pengukuran jarak antartempat dalam
bidang bundar dapat dilakukan dengan cara
merentangkan tali antara dua titik di globe.
Keterampilan Dasar Peta
dan Pemetaan
Selamat atas kenaikan Anda ke kelas XII. Tentunya, Anda senang, bukan?
Dengan belajar secara sungguh-sungguh, usaha Anda tidak akan sia-sia.
Sekarang, Anda sudah berada di kelas XII, kelas terakhir pada jenjang Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebelum
Anda melanjutkan ke Perguruan
Tinggi. Anda menginginkannya, bukan? Kelas terakhir bukan berarti
semangat belajar Anda menjadi surut, justru di kelas XII ini tantangan
semakin berat sehingga motivasi belajar Anda harus lebih ditingkatkan
lagi. Bagian pertama yang akan Anda pelajari kali ini mengenai peta. Anda
pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini karena sebelumnya,
Anda pun sudah mempelajari pada jenjang SMP.
Peta merupakan salah satu alat bantu geogra
fi
dalam mengkaji dan
menganalisis fenomena
fi
sik dan sosial yang tersebar di muka bumi,
fenomena tersebut antara lain pola pengaliran sungai, kawasan hutan,
pola pemukiman, jalur transportasi, daerah pertanian, dan pola tata guna
lahan (
land use
).
Bagi para petualang yang sering menjelajahi berbagai tempat di muka
bumi, peta sangat bermanfaat sebagai pedoman perjalanan ke tempat-tempat
atau daerah yang belum diketahui seb
elumnya, baik berhubungan dengan jarak
tempuh ataupun medan yang akan dilalui. Selain menganalisis kondisi spasial
suatu wilayah, berguna pula dalam memprediksi perkembangan berbagai
gejala yang ada di muka bumi pada masa yang akan datang.
A. Prinsip-Prinsip Dasar Peta
dan Pemetaan
B. Teknik Dasar Pembuatan
Peta dan Pemetaan
C. Klasifikasi Data, Tabulasi
Data, dan Pembuatan Grafik
untuk Sebuah Peta
D. Analisis Lokasi Industri dan
Pertanian
Bab
1
Apa Manfaat Bagiku?
Dengan mempelajari Bab 1, Anda diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai
prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan dalam menganalisis lokasi industri dan pertanian.
Kata Kunci
Peta, skala, sistem proyeksi, koordinat, kartografi, ellipsioda, dan globe
2
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
A
Prinsip-Prinsip Dasar Peta dan Pemetaan
Sumber:
http://www.lastfrontiers.com
Peta 1.1
Manfaat Peta dalam Kehidupan Manusia
Peta dapat menginformasikan banyak
hal walaupun pengguna peta tidak
pernah mendatangi daerah di peta yang
digunakannya.
Melalui med
ia peta, seseorang dapat mengamati fenomena
fi
sik
dan sosial permukaan bumi secara lebih luas dari batas pandang
manusia, meskipun orang tersebut belum pernah mengenalnya
secara langsung atau berkunjung ke wilayah tersebut. Sebab, pada
dasarnya peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh muka
bumi dengan semua gejala dan ketampakannya dalam bentuk yang
lebih kecil sesuai dengan per bandingan skalanya.
Menurut Perhimpunan Kartogra
fi
Internasional (
International
Cartographic Association,
1976).
Peta
adalah suatu gambaran atau
representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa. Pada umumnya, peta digambarkan pada suatu
bidang datar dan kemudian diperkecil atau menggunakan skala.
Berdasarkan batasan tersebut, kita memperoleh pengertian
bahwa pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang berkaitan
dengan peta, yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Peta
Peta, sebuah nama yang tidak asing di telinga kita, Anda pun pasti
pernah mendengarnya. Akan tetapi, apakah Anda mengerti apa peta
itu? Mengapa peta sangat penting untuk digunakan? Bagaimana cara
pembuatannya? Peta adalah salah satu media atau alat bantu yang
penting dalam studi geogra
fi
. Media penting lainnya yang biasa
digunakan antara lain globe, foto udara, dan citra satelit.
Apakah Anda pernah menggunakan
peta dalam kehidupan sehari-hari?
Manfaat apakah yang Anda rasakan?
Tulis jawaban Anda dalam buku
tugas, kemudian lakukan analisis
singkat mengenai kegunaan peta
yang telah Anda rasakan.
Barometer
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
3
a. Dipilih
Fenomena dan gejala yang terdapat di permukaan bumi sangat
banyak jumlahnya, baik yang bersifat
fi
sikal antara lain, seperti topogra
fi
,
hidrogra
fi
(bentang perairan), struktur batuan pembentuk muka Bumi,
maupun fenomena sosial, seperti per sebaran dan kepadatan penduduk,
dan batas administrasi wilayah. Komponen-komponen tersebut sangat
sulit atau bahkan tidak mungkin digambarkan pada sebuah pet
a. Hal
ini
karena, jika
dipaksakan, peta akan padat isinya dan tidak komunikatif
serta memberikan informasi yang akurat bagi pengguna. Oleh karena
itu, pada pem buatan sebuah peta dipilih fenomena muka bumi yang
dianggap penting
dan berusaha untuk digambarkan sesuai dengan
tema dan judul peta.
b. Ditransformasikan dalam Bidang Datar
Bumi merupakan benda angkasa yang bentuknya hampir
menyerupai bola air raksasa. Karena bentuknya ini, permukaan bumi
hampir mirip dengan bidang lengkung (permukaan bola).
Salah satu prinsip peta adalah mentransformasi bentuk muka
bumi dalam bidang datar, yaitu pa
da sehelai kertas atau pada bidang
yang dapat didatarkan, seperti silinder dan kerucut.
Pada kenyataannya, sangatlah sulit menggambarkan bentuk
muka Bumi ke dalam bidang datar atau yang dapat didatarkan
tanpa adanya kesalahan (kesalahan bentuk, ukuran, maupun
jarak). Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses
transformasi peta ini dikenal dengan
distorsi
. Untuk mengurangi
kesalahan atau penyimpangan dalam pembuatan sebuah peta, sangat
diperlukan sistem proyeksi.
1. Distorsi
2. Proyeksi peta
3. Skala peta
Z
oom
Peta 1.2
Peta Administratif Kepulauan Papua
Pemilihan objek yang akan digambarkan
pada sebuah peta hendaknya dipilih sesuai
dengan tujuan pembuatan peta.
Sumber:
Microsoft Encarta Encyclopedia Map DVD, 2006
Gambar 1.1
Bentuk Transformasi Bentuk Muka Bumi
ke Dalam Bentuk Bidang Datar
Bentuk silinder dan kerucut dibangun
dari bentuk geometrik.
Bangun datar
Kerucut
Potongan
Potongan
Silinder
Bangun datar
Sumber:
Physical Geography,
1975
4
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
c. Diperkecil
Permukaan Bumi merupakan wilayah yang sangat luas. Panjang
keliling ekuatornya mencapai 40.000 kilometer. Jika kita ingin
menggambarkan muka bumi yang luas ini pada sehelai kertas dengan
ukuran yang sama, tentunya sangat sulit. Oleh karena itu, bentuk
muka bumi yang tergambar dalam sebuah peta, ukurannya lebih kecil
dibanding kan dengan ukuran sebenarnya.
Peta juga dapat diartikan sebagai penyajian gra
fi
s dari bentuk
ruang dan hubungan keruangan antarberbagai perwujudan
permukaan Bumi yang diwakilinya. Selain itu, peta juga mengandung
arti komunikasi. Artinya, peta merupakan sebuah tanda, saluran,
atau penghubung antara pembuat peta dan pembaca atau pengguna
peta. Pesan yang ditampilkan dalam sebuah peta, hendaklah mudah
dipahami para pembacanya. Oleh karena itu, informasi yang ingin
disampaikan dalam peta harus dapat dimengerti oleh pengguna
informasi tersebut.
Anda mungkin pernah melihat wisatawan yang berkunjung
ke sebuah tempat atau mungkin pula ke kota Anda sendiri. Jika
Anda perhatikan dengan saksama, mereka selalu membawa peta
situasi daerah yang sedang didatanginya. Mungkin dalam hati Anda
bertanya, untuk apa wisatawan itu membawa peta? Jawaban yang
paling sederhana, yaitu supaya tidak tersesat. Pernyataan ini sudah
menjelaskan arti pentingnya peta dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa fungsi peta lainnya secara umum adalah sebagai
berikut.
1) Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah atau objek
geogra
fi
di muka bumi, baik letak absolut yang didasarkan
atas koordinat garis lintang dan bujur, maupun posisi relatif
(letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di
sekitarnya).
Sebagai contoh lokasi absolut kota Bandung terletak antara
6
°
54’ LS dan 107
°
36’ BT, sedangkan posisi relatif Indonesia
terletak antara dua benua (Asia di sebelah Utara dan Australia
di selatan) dan dua samudra, yaitu Samudra Hindia sebelah
barat dan Samudra Pasi
fi
k di sebelah timur.
Sumber:
National Geographic Magazine,
Februari 1998
Gambar 1.2
Pembacaan Informasi Peta
Penentuan sebuah tempat dapat dengan
mudah ditentukan hanya dengan
kemampuan dalam membaca sebuah peta.
Peta 1.3
Posisi
Absolut Sebuah Tempat dalam
Jaring-Jaring Permukaan Bumi
Posisi Absolut Kota Bandung antara 6
o
54’
LS dan 107
o
36’ BT.
Sumber:
Microsoft Encarta Encyclopedia Map DVD, 2006
107
°
36’ BT.
6
°
54’ LS
2) Memperlihatkan ukuran (diukur luas daerah dan jarak).
3) Memperlihatkan kecenderungan bentuk (benua, pulau, negara,
gunung, arah pembangunan).
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
5
4) Menunjukkan ketinggian tempat atau sudut elevasi berbagai
wilayah dan objek geogra
fi
lainnya.
5) Mengumpulkan dan menyeleksi data atau informasi dari suatu
daerah dan menyajikannya secara gra
fi
s dan nongra
fi
s di atas peta
sehingga dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam
perencanaan pembangunan suatu wilayah atau kawasan.
Peta digunakan manusia melakukan penjelajahan dan penelitian
ke berbagai wilayah di muka bumi. Perjalanan tersebut menghasilkan
gambaran sebuah wilayah walaupun masih dalam bentuk yang sangat
sederhana, yaitu d
alam bentuk sketsa. Jadi, peta itu setua dengan
kebudayaan aksara.
Claudius Ptolomaeus
, pada abad ke-2 (87–150 M) mengemukakan
mengenai pentingnya peta dalam kehidupan manusia. Kumpulan
dari peta karya
Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama
Atlas
Ptolomaeus
.
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pemikiran
manusia, pembuatan peta mengenai berbagai wilayah di muka Bumi
pun mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Cabang ilmu geogra
fi
yang secara khusus mengkaji mengenai
seluk beluk peta dinamakan
Kartogra
fi
, sedangkan orang yang ahli
dalam ilmu perpetaan dinamakan
Kartografer
atau
Kartograf
.
Di dalam pengertian yang sempit, istilah kartogra
fi
berarti ilmu
membuat peta, sedangkan dalam arti luas kartogra
fi
merupakan suatu
seni, ilmu dan teknik pembuatan peta yang di dalamnya melibatkan
ilmu geodesi, fotogrametri, kompilasi, dan reproduksi peta. Tujuan
dari kartogra
fi
antara lain mengumpulkan dan menganalisis data dari
hasil ukuran berbagai pola atau gra
fi
s dengan skala tertentu sehingga
unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas, mudah dimengerti
atau dipahami oleh para pengguna.
2. Proyeksi Peta
Bumi yang menyerupai sebuah bola ternyata memperlihatkan
bentuk permukaan yang tidak rata dan beraturan. Ada bagian
muka Bumi yang merupakan dataran, bagian yang tinggi seperti
punggungan, perbukitan, kubah, dan pegunungan, serta bagian
yang yang rendah, seperti lembah, cekungan (
depresi
), palung, dan
sebagainya.
Bentuk muka Bumi yang tidak beraturan mengakibatkan
timbulnya kesulitan dalam perhitungan hasil pengukuran langsung
di lapangan untuk digambarkan pada bidang datar sebagai sebuah
peta. Untuk itu, kita memerlukan bidang lain yang teratur yang
mendekati bentuk muka Bumi yang sebenarnya. Bidang tersebut
dinamakan
Elipsoida
. Bidang ellipsoida dengan skala, jarak, dan luas
tertentu dianggap sebagai bentuk matematis dari muka Bumi dan
dijadikan dasar dalam proyeksi peta.
Proyeksi peta
adalah suatu sistem yang memberikan hubungan
antara posisi titik-titik di bumi dan di peta. Di dalam sebuah
bangunan suatu proyeksi peta, Bumi biasanya digambarkan sebagai
bola (jari-jarinya R = 6.370,283 km), volume elipsoida sama dengan
volume bola.
Menurut
Arthur H. Robbinson
(1963) esensi
proyeksi peta
adalah penyajian bidang lengkung ke bidang datar atau bidang
konvensional. Pada kenyataannya, penggambaran bidang lengkung
(globe atau bola bumi) tidak dapat dibentangkan begitu saja menjadi
bidang datar tanpa mengalami perubahan dan penyimpangan
(
distorsi
). Untuk mengurangi tingkat
distorsi itulah, diperlukan
proyeksi peta.
Gambar 1.3
Peta Dunia Pertama, Circa 600 SM
Peta ini menunjukkan kota Babylonia seba-
gai sebuah kotak yang dibagi dua oleh dua
garis vertikal yang menunjukkan Sungai
Eufrat. Lingkaran kecil berarti kerajaan
yang ada di sekitarnya dan samudra yang
mengelilingi bumi.
Sumber:
National Geographic Magazine,
Februari 1998
Gambar 1.4
Bidang Elipsoida Bumi
Bidang elipsoida Bumi melintang dengan
sumbu kutub.
Sumber:
Physical Geography, 1975
Ekuatorial
diameter
Kutub
sumbu
Elips
Elips
7900 mil
(12,714 km)
7927mil
(12,757 km)
6
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Beberapa ketentuan umum dalam proyeksi peta, ant
ara lain sebagai
berikut:
a. bentuk yang diubah harus tetap;
b. luas permukaan yang diubah harus tetap;
c. jarak antara satu titik dengan titik lainnya di atas permukaan
yang diubah harus tetap; dan
d. sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan
arah.
Untuk dapat memenuhi keempat persyaratan dalam mengubah
bidang lengkung menjadi sebuah bi
dang datar tersebut merupakan
hal yang tidak mungkin. Apabila dipenuhi salah satu persyaratan,
persyaratan lainnya pasti terabaikan. Akibatnya, timbullah berbagai
macam jenis proyeksi peta yang dikembangkan o
leh para kartograf,
dasar pertimbangan, seperti
Proyeksi Azimuth, Kerucut, Silinder, Goode
Homolosin, Homologra
fi
s
, dan sebagainya.
Secara umum metode proyeksi peta dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Proyeksi Langsung (
Direct Projection
),
yaitu metode transformasi
atau penggambaran obyek geogra
fi
s secara langsung dari bidang
elipsoida bidang proyeksi, seperti kertas (bidang datar), silinder,
atau kerucut.
b.
Proyeksi
Double
merupakan transformasi atau penggambaran
obyek geogra
fi
s secara bertingkat, dari bidang elipsoida bidang
bola kemudian bidang bola ke bidang proyeksi.
Adapun pemilihan jenis proyeksi yang digunakan sangat ber-
gantung pada dua hal berikut ini.
a. Bentuk, letak, dan luas daerah yang dipetakan.
b. Ciri-ciri tertentu atau ciri-ciri asli yang akan dipertahankan.
Sumber:
Physical Geography,
1975
Gambar 1.5
Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi Sinusoidal memiliki kesamaan
wilayah proyeksi terutama untuk lintang
rendah.
Sebagaimana telah dikemukakan banyak sekali jenis proyeksi peta
karena berbagai dasar pertimbangan. Beberapa dasar pertimbangan
dalam sistem klasi
fi
kasi proyeksi peta dapat digolongkan sebagai
berikut.
a. Pertimbangan Ekstrinsik
Berdasarkan pertimbangan ekstrinsik, proyeksi dibedakan atas
tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Bidang Proyeksi
Berdasarkan proyeksi yang digunakan dapat dibedakan ke
dalam tiga jenis proyeksi, yaitu sebagai berikut.
a) Sistem proyeksi azimuthal (
zenithal projection
) yang
menggunakan bidang datar atau sehelai kertas sebagai
bidang proyeksi.
Proyeksi peta dalam kartografi
diperlukan unt
uk ....
a. memperbesar peta
b. menggambarkan muka bumi
yang bulat ke bidang datar
c. memperkecil peta
d. mengetahui luas daerah pada
peta
e. mengetahui isi peta
JAWABAN
Proyeksi peta diperlukan dalam
kartografi untuk menggambarkan
muka bumi yang bulat ke bidang
datar.
Jawab:
b
Soal
SPMB 2004
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
7
3) Posisi Sumbu Simetri terhadap Bidang Proyeksi
Ditinjau dari posisi sumbu simetri terhadap bidang proyeksi
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a)
Proyeksi normal (
Ortho Projection
)
yaitu jenis proyeksi peta
di mana sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan
sumbu bumi.
b)
Proyeksi miring (
Oblique Projection
),
yaitu jenis proyeksi
peta di mana sumbu simetri bidang proyeksi membentuk
sudut (miring) dengan sumbu bumi.
c)
Proyeksi transversal (
Tranversal Projection
)
, yaitu jenis
proyeksi peta di mana sumbu simetri bidang proyeksi dalam
posisi tegak lurus sumbu Bumi atau terletak pada bidang
ekuator.
Sumber:
Physical Geography,
1975
Gambar 1.6
Jenis-Jenis Proyeksi
a) Zenital (Azimutal)
b)
Konikal
c) Silindrikal
a)
b)
c)
b) Sistem proyeksi kerucut (
conical projection
).
c) Sistem proyeksi silinder (
mercator projection
).
2) Persinggungan
Berdasarkan persinggungannya, proyeksi peta dapat dibedakan
ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a)
Tangen
, yaitu apabila bola bumi bersinggungan dengan
bidang proyeksi.
b)
Secan,
yaitu apabila bola bumi berpotongan dengan bidang
proyeksi.
c)
Polysuper
fi
cial,
yang terdiri atas banyak bidang proyeksi.
Gambar 1.7
Jenis-Jenis Proyeksi Berdasarkan
Titik Persinggungan
a) Proyeksi
T
angen
b) Proyeksi
Secan
c) Proyeksi
Polysuperficial
a)
b)
c)
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
8
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
b. Pertimbangan Intrinsik
Berdasarkan pertimbangan intrinsik, proyeksi dibagi menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat-Sifat Asli
Dilihat dari sifat-sifat asli yang dipertahankan, sistem proyeksi
peta dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a)
Proyeksi Ekuivalen
. Dalam hal
ini,
luas daerah dipertahan-
kan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas
muka bumi setelah dikalikan skala.
b)
Proyeksi Konform
. Dalam hal ini, sudut-sudut dipertahankan
sama.
c)
Proyeksi Ekuidistan
. Dalam hal ini, jarak dipertahankan
sama, artinya jarak di atas sama dengan jarak di atas muka
bumi setelah dikalikan skala.
2) Generasi
Ditinjau dari generasinya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.
a)
Geometris,
terdiri atas proyeksi perspektif atau proyeksi
sentral.
b)
Matematis,
dalam arti tidak dilakukan proyeksi, semuanya
diperoleh dengan perhitungan matematis.
c)
Semi geometris,
sebagian peta diproyeksikan secara
geometris dan sebagian titik-titik diperoleh dengan
perhitungan matematis.
3. Komponen atau Kelengkapan Peta
Pada uraian awal telah dikemukakan bahwa peta itu harus
informatif, artinya mudah dibaca dan atau dikenali para pengguna
karena pada dasarnya peta merupakan alat yang menyederhanakan
bentuk dan potensi yang sebenarnya. Oleh karena itu, peta yang
baik harus dilengkapi dengan komponen-komponen peta agar peta
mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Beberapa
komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta, antara lain sebagai
berikut.
a. Judul Peta
Di manakah judul peta harus diletakkan? Judul peta memuat
isi peta. Judul peta harus ringkas, padat, dan informatif sebab judul
peta dapat menggambarkan kepada pembaca mengenai daerah dan
fenomena yang digambarkan dalam peta tersebut.
Contoh
1) Peta Penyebaran SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung Tahun
2005.
2) Peta Pola Penggunaan Tanah Kabupaten Bandung, Tahun 2006.
Sumber:
Physical Geography,
1975
Gambar 1.9
Persamaan Skala Dalam Globe
Meskipun skala sama pada semua arah
dalam globe, tetapi:
(a) perubahan skala harus sesuai dengan
semua proyeksi peta;
(b) skala sama sepanjang garis paralel
tetapi tidak sepanjang garis meridian;
(c) skala sama sepanjang garis meridian
tetapi tidak sepanjang garis paralel;
(d) skala berubah sepanjang garis paralel
dan meridian.
Gambar 1.8
Jenis-jenis Proyeksi Berdasarkan
Posisi Sumbu Simetri T
erhadap Bidang
Proyeksi
a) Proyeksi normal
b) Proyeksi miring
c) Proyeksi transversal
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
a)
b)
c)
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
9
3) Peta Persebaran Hutan Produksi di Kalimantan.
4) Peta Persebaran Gunungapi di Indonesia.
5) Peta Kawasan Asia Tenggara.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Judul peta
hendaknya memuat atau mencerminkan keterangan yang relevan
dengan isi peta. Pada umumnya, judul peta diletakkan di bagian tengah
atas. Namun, judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta,
yang penting penempatannya proporsional dan tidak mengganggu
informasi dalam peta.
Gambar 1.10
Tata Letak Peta
a) Peta rupabumi digital hasil
dari Bakosurtanal.
b)
Peta topografi hasil Direktorat Geologi.
b. Skala Peta
Semua peta pada dasarnya merupakan hasil pengecilan dari
wilayah permukaan bumi y
ang dilukiskan dalam bidang datar.
Dengan kata lain, tidak pernah ada peta yang merupakan hasil
pembesaran bentuk muka Bumi yang sebenarnya. Proses pengecilan
obyek geogra
fi
s tersebut, tentunya meng hasilkan perbandingan
antara kenyataan bentuk yang ada di muka bumi degan gambar
yang dihasilkan. Angka perbandingan tersebut dikenal dengan
istilah skala.
Skala merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah peta.
Melalui pengamatan skala, kita dapat membayangkan luas wilayah
ataupun jarak antara dua tempat atau yang lebih sesungguh nya di
muka bumi. Pada dasarnya,
skala
adalah perbandingan jarak lurus
antara dua titik sembarang atau luas wilayah di peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan atau di permukaan bumi, dengan satuan
ukuran yang sama.
Skala umumnya dinyatakan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai
berikut.
1)
Skala Pecahan (Numerik),
yaitu skala yang dinyatakan dalam
bentuk angka perbandingan atau pecahan.
Contoh
a) Skala peta 1 : 50.000, skala pecahan ini bisa diinterpretasikan
dengan 1 cm pada peta sama dengan 50.000 cm di lapangan
atau 1 cm mewakili 0,5 km.
b) Skala peta 1 : 10.000 bisa diterjemahkan satu cm mewakili
1 km. Untuk memudahkan dalam perhitungan jarak dan
skala pada peta, dipergunakan persamaan berikut.
Ketika suatu besaran terdiri atas
(panjang, luas) ditransformasikan
dari bidang lengkung ke bidang datar,
besaran tersebut selalu mengalami
pengembangan dan pengerutan.
Besaran yang tidak mengalami
perubahan (pengembangan atau
pengerutan) hanyalah besaran
yang merupakan bidang atau garis
singgung antara bidang lengkung
dan bidang datar tersebut. Ini berarti,
bahwa skala yang tercantum pada
peta hanya akan berlaku pada
titik-titik tertentu atau sepanjang
garis tertentu. Skala peta yang
sesungguhnya akan lebih besar
atau lebih kecil dari pada skala yang
tercantum dalam peta.
Sumber
:
Kartografi,
1989
Geografia
A
= Penempatan judul peta
Sumber:
Peta Rupabumi Digital Indonesia Skala 1:25.000 Lembar 1209-311 Bandung dan Dokumentasi Penerbit
a)
b)
10
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Gambar 1.11
Perbandingan Kenampakan W
ilayah
Melalui Skala
Ketampakan suatu wilayah dalam peta
dipengaruhi oleh penggunaan skala.
Sumber:
Physical Geography,
1975
B
A
BC
1
20.000
1
10.000
1
5.000
C
Apabila dalam sebuah peta Anda
menemukan skala 1:1.000.000,
termasuk jenis skala apakah itu.
Kemudian lanjutkan dengan merubah
skala tersebut ke dalam skala grafis
dan skala verbal. Kerjakan dalam
buku tugas, kemudian serahkan pada
guru Anda.
Barometer
0
1234 56 789
10 cm
0
1234 56 789
10 cm
2)
Skala Garis
(
Gra
fi
s
), yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
sebuah ruas garis bilangan atau batang pengukur.
Contoh
Artinya, jarak 1 sentimeter pada peta sebanding dengan 5
kilometer kenyataan sesungguhnya di muka bumi.
3)
Skala Kata
(
Verbal
), yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat lengkap.
Contoh
a) 1 sentimeter pada peta berbanding dengan 500 meter di
muka bumi.
b) 1 inchi pada peta mewakili 10 mil di permukaan bumi.
Apabila kita ingin menyajikan data yang lebih rinci, gunakanlah peta
yang memiliki skala besar misalnya 1:5.000. Perhatikan, sebuah skala
peta disebut skala besar jika bilangan penyebutnya kecil. Sebaliknya,
apabila ingin mengetahui asosiasi ketampakan secara keseluruhan,
gunakan peta yang memiliki skala kecil, misalnya skala 1:1.000.000.
Skala peta disebut kecil, ketika bilangan penyebutnya besar. Semakin
mendekati angka 1, berarti skala petanya semakin besar.
Contoh
Skala 1:50.000 artinya 1 bagian di peta sama dengan 50.000 jarak
yang sebenarnya di lapangan. Apabila digunakan ukuran satuan cm,
berarti 1 cm jarak di peta sama dengan 50.000 cm atau 1 cm di peta
sama dengan jarak 0,5 km di lapangan.
c. Legenda atau Keterangan
Pada dasarnya Peta merupakan penyederhanaan dari bentuk
yang sebenarnya. O
leh karena merupakan penyederhanaan, sudah
pasti peng gambaran fenomena permukaan bumi memerlukan
simbol-simbol. Bahkan ada juga pihak yang menyatakan bahwa peta
itu merupakan bahasa simbolik. Agar simbol-simbol tersebut lebih
teratur, pemuatannya harus dikonsentrasikan pada tempat khusus,
yaitu dalam kotak legenda.
Legenda pada peta harus menerangkan arti dari simbol-
simbol yang terdapat pada peta. Legenda harus menjadi alat untuk
mempermudah dan membantu pemahaman para pembaca terhadap
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
11
e. Diagram Deklinasi
Pada peta topogra
fi
, penunjukkan diagram arah utara biasanya
terdiri atas tiga macam arah utara, yaitu sebagai beikut.
1)
Utara peta
atau
utara grid
(
Grid North
), yaitu arah utara dari
peta topogra
fi
tersebut yang arahnya sejajar dengan garis-garis
vertikal grid.
2)
Utara magnetik
(
Magnetic North
), yaitu arah utara yang
menunjuk ke titik kutub utara magnet bumi.
3)
Utara sesungguhnya
(
True North
), yaitu arah utara yang
menunjuk ke titik kutub utara bumi.
Ada kalanya ketiga arah utara tersebut tidak berhimpit, tetapi
membentuk sudut penyimpangan yang besarnya beberapa derajat
atau menit. Penyimpangan arah utara peta dengan utara lainnya
dikenal dengan istilah deklinasi.
f. Simbol dan Warna
Mengingat peta merupakan penyederhanaan bentuk yang
sebenarnya, isi sebuah peta pasti sarat dengan simbol. Ada
sebagian para ahli yang mengemukakan bahwa pada dasarnya
peta merupakan suatu himpunan simbol-simbol yang fungsinya
sebagai gambar pengganti dari gejala atau objek geogra
fi
s yang ada
di permukaan bumi.
Selain penggunaan berbagai simbol yang menunjukkan setiap
karakteristik bentuk permukaan bumi, digunakan pula simbol dan
warna. Simbol ini ditandai dengan gradasi warna dari warna yang
ketampakannya gelap sampai terang.
1) Simbol Peta
Pada bagian awal telah dibahas bersama, bahwa salah satu
manfaat peta adalah sebagai media atau sarana informasi dan
komunikasi antara si pembuat peta dan pembaca atau pengguna
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
U
N
S
W
E
N
U
S
B
T
BL
BD
TL
Tg
isi peta. Pada umumnya, legenda diletakkan di pojok kiri bawah peta.
Namun, dapat juga diletakkan pada bagian lain, sepanjang tidak
mengganggu ketampakan peta secara keseluruhan, dan kemenarikan
peta itu sendiri.
d. Tanda Orientasi
Tanda orientasi sering pula dinamakan diagram petunjuk arah.
Kelengkapan peta ini sangat penting artinya bagi para pembaca atau
pengguna peta, terutama untuk menunjukkan posisi dan arah suatu
titik maupun wilayah.
Pada peta-peta umum yang Anda lihat seperti peta dinding
maupun atlas, diagram penunjuk arah biasanya berbentuk tanda
panah yang menunjuk ke arah utara peta. Namun, ada pula yang
digam bar kan secara lengkap, yaitu arah utara, selatan, barat, timur,
atau menunjukkan arah yang lebih lengkap. Petunjuk ini dapat
diletakkan di bagian mana saja dari peta, sepanjang tidak mengganggu
ketampakan peta.
Gambar 1.13
Diagram Deklinasi
a) Hubungan di antara tiga jenis Utara.
b)
Azimuth bisa ditentukan dengan men-
gacu pada tiga Utara.
Deklinasi
Magnetik
6
0
40’
Deklinasi
Grid
2
0
25’
Sudut GM
9
0
05’
Dek. mag.
Dek.
Grid.
Dek. mag.
Sudut
GM
Dek.
Grid.
Utara Magnet
Utara Sebenarnya
Utara Peta
GN
GN
GN
a)
b)
GN
Azimut Grid
Azimut Sebenarnya
Magnet
Azimut
magnetik
Gambar 1.12
Simbol Arah Utara
Pada peta umum dapat ditemukan be-
ragam simbol penunjukkan arah utara.
Sumber:
Physical Geography,
1975
12
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
peta. Agar pesan yang disampaikan pembuat peta dapat diterima dengan
mudah dan benar o
leh para p
enggunanya, tentunya peta
harus
hendak nya
mudah dimengerti, komunikatif, dan tidak membingungkan.
Pemuatan simbol pada peta dimaksudkan agar informasi yang
disampai kan tidak membingungkan. Oleh karena itu, simbol-simbol
dalam peta harus memenuhi berbagai persyaratan sehingga dapat
menginfor masi kan hal-hal yang digambarkan dengan tepat. Beberapa
syarat tersebut antara lain:
a) sederhana;
b) mudah dimengerti tidak membingungkan;
c) bersifat umum.
Berbagai jenis bentuk simbol banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti terdapat dalam berbagai jenis marka
jalan, peta, atlas, maupun globe. Ada kalanya simbol yang meng-
gambarkan ketampakan muka bumi yang sama, memiliki bentuk
yang berbeda antara peta yang satu dengan lainnya. Dari berbagai
macam jenis simbol tersebut, dapat dikelompokkan berdasarkan
bentuk, sifat, dan fungsinya.
a)
Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, simbol peta dapat dibedakan menjadi
enam kategori, yaitu sebagai berikut.
(1)
Simbol titik,
digunakan untuk menyajikan tempat atau data
posisional, seperti simbol kota, gunung, pertambangan, titik
trianggulasi (titik ketinggian), dan tempat dari permukaan laut.
(2)
Simbol garis,
digunakan untuk menyajikan data geogra
fi
s yang
bersifat kualitatif, seperti sungai, batas wilayah, dan jalan.
(3)
Simbol wilayah
(
area
), digunakan untuk menunjukkan
ketampakan wilayah, seperti rawa, hutan, dan padang pasir.
4)
Simbol aliran,
untuk menyatakan alur dan gerak suatu fenomena.
5)
Simbol batang,
digunakan untuk menyatakan harga suatu
fenomena dibandingkan dengan harga fenomena yang lain.
6)
Simbol lingkaran,
digunakan untuk menyatakan kuantitas
dalam bentuk rasio dan persentase. Simbol bola, digunakan
untuk menyatakan isi (volume), semakin besar bola menunjukkan
volumenya semakin besar dan sebaliknya semakin kecil bola,
berarti volumenya semakin kecil.
b)
Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, simbol dapat dibedakan ke dalam dua
kategori, yaitu sebagai berikut.
(1)
Simbol Kualitatif
Simbol kualitatif digunakan untuk membedakan persebaran
fenomena dan atau benda yang digambarkan, seperti untuk
menggambarkan penyebaran jenis hutan, jenis tanah, penduduk,
dan fasilitas pendidikan. Simbol kualitatif hanya membedakan
penyebaran jenisnya tanpa ukuran yang tegas.
Gambar 1.15
Simbol Peta
Beberapa simbol area yang dimodifikasi
sesuai dengan wilayah yang
ditampakkannya.
Daerah Batu Gamping
Daerah Rawa
Daerah Batu Pasir
Kawasan Batuan
Sedimen
Kawasan Gurun
Daerah Perbukitan
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
1. Utara peta
2. Utara magnetik
3. Utara sesungguhnya
4.
UTM
(Universal Transfer Mercator)
Z
oom
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 1.14
Simbol Peta
Beberapa simbol yang biasa digunakan
dalam peta.
Batas Negara
Batas Propinsi
Ibu Kota Negara
Ibu Kota Propinsi
Kota Besar
Dataran T
inggi
Dataran Rendah
Laut Dangkal
Gunungapi
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
13
100 orang/km
2
50–99 orang/km
2
6–49 orang/km
2
1–5 orang/km
2
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
5000 meter dpl
1.800–5.000 m dpl
150–1.800 m dpl
0–150 m dpl
Tanah Humus
Tanah Andosol
Tanah Margalit
Tanah Regosol
Tanah Latosol
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 1.16
Simbol Kualitatif
Penggunaan simbol kualitatif untuk
menunjukkan perbedaan jenis tanah.
Gambar 1.17
Simbol Kuantitatif
Penggunaan simbol kuantitatif yang
menggambarkan perubahan kuantitatif nilai.
(2)
Simbol Kuantitatif
Simbol kuantitatif digunakan untuk membedakan atau menyatakan
jumlah. Pada simbol-simbol yang bersifat kuantitatif, biasanya terdapat
gradasi, baik dalam bentuk arsiran maupun warna. Adanya gradasi
arsiran dari rapat sampai renggang ataupun warna
dari warna gelap
sampai renggang, menggambarkan perubahan kuantitas atau interval
nilai dari nilai yang tertinggi sampai terendah.
c)
Berdasarkan Lokasi dan Fungsinya
Berdasarkan lokasinya, kita mengenal simbol-simbol di wilayah
daratan, antara lain gunung, kota, dataran rendah, rel kereta api, dan
jalan raya. Simbol perairan, misalnya danau, sungai, laut, dan rawa.
Adapun contoh simbol berdasarkan fungsinya, antara lain simbol
budaya, seperti candi, keraton, dan taman buatan manusia.
2) Warna
Pemakaian warna pada suatu peta tentu akan memberikan makna
tersendiri bagi pembuat dan juga para penggunanya. Tidak ada
peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi,
penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan
si pembuat peta, dan kebiasaan umum. Meskipun bebas, tetap saja
harus diperhatikan unsur-unsur kesesuaian dan kemenarikan.
Beberapa contoh penggunaan warna yang umum dalam peta,
antara lain sebagai berikut.
a) Laut, danau, dan sungai digunakan warna biru.
b) Temperatur (suhu) digunakan warna merah atau cokelat.
c) Curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
d) Daerah pegunungan tinggi atau dataran tinggi (2000–3000 meter)
digunakan warna cokelat tua.
e) Dataran rendah (pantai) ketinggian 0–200 meter dari permukaan
laut digunakan warna hijau.
Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif.
Ada lima warna pokok yang umumnya
digunakan pada peta topografi, yaitu
sebagai berikut.
1. Hitam, digunakan untuk detail
planimetris, detail penghunian,
lettering
, tumbuhan karang
dan tapal batas.
2. Biru, digunakan untuk unsur
hidrografi (air) termasuk nama
unsur tersebut seperti sungai,
danau, dan laut.
3. Hijau, umumnya digunakan
untuk memberi tanda pada
bentuk tumbuhan (vegetasi).
4. Cokelat, digunakan untuk kontur
atau jalan raya.
5. Merah, digunakan untuk
memperlihatkan jalan raya,
terutama untuk jalan yang
penting dan untuk bentuk
gedung-gedung.
Sumber
:
Kartografi,
1989
Geografia
14
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
g. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Salah satu kelengkapan yang harus ada dan dapat menunjukkan
baik tidaknya sebuah peta adalah pencantuman sumber dan tahun
pembuatan peta. Sumber data yang akan digunakan dalam peta dapat
diperoleh melalui dua c
ara, yaitu survei
langsung ke lapangan (data
primer) atau menggunakan data-data yang telah ada sebelumnya
(data sekunder).
Pencantuman sumber kutipan data yang dipakai dalam peta
dapat menunjukkan:
1) pengakuan pembuat peta akan validitas data yang telah
dihasilkan oleh si pembuat data atau pengumpul data;
2) legalisasi peta yang dihasilkan.
Di dalam pengambilan data yang akan digunakan untuk isi
peta, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembuat peta,
yaitu sebagai berikut.
1) Relevansi data terhadap peta yang akan dihasilkan.
2) Sumber data yang akurat.
3) Aktualisasi data terhadap peta.
Penggunaan sumber data yang cepat dan akurat bukan saja
hasilnya akan baik, tetapi lebih dari itu memberi kepastian kepada
penggunaan peta mengenai keabsahan data tersebut. Semakin
lengkap, akurat, dan benar data yang tercantum dalam sebuah
peta, berarti peta akan semakin banyak diakses oleh berbagai pihak
dibanding dengan peta lainnya.
Selain sumber peta, titik perhatian juga terfokus pada tahun
pembuatan peta. Dengan pencantuman tahun pembuatan peta,
para pengguna peta dapat dengan mudah mengkaji berbagai kecen-
derungan perubahan fenomen dari waktu ke waktu.
Contoh instansi pemerintah di negara Indonesia yang memiliki
kewenangan dalam membuat dan mempublikasikan peta, antara
lain Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal),
Direktorat Topogra
fi
Angkatan Darat, dan Laboratorium Kartogra
fi
Museum Geologi.
Umumnya kita mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi
pada suatu bidang datar atau selembar kertas dengan ukuran yang
lebih kecil atau diskalakan. Bentuk rupa bumi yang digambarkan
dalam sebuah peta meliputi unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur
buatan manusia. Kemajuan teknologi komputer secara nyata telah
mampu memperluas wahana dan wawasan kita mengenai peta.
B
Teknik Dasar Pembuatan Peta
dan Pemetaan
Sumber
:
Peta Rupabumi Digital Indonesia 1:25.000
Lembar 1209-311 BANDUNG
Gambar 1.18
Bakosurtanal
Bakosurtanal merupakan salah satu
lembaga yang memproduksi peta topografi
di Indonesia.
Biography
Gerardus Mercator (1512-1594)
Ia menciptakan proyeksi Mercator,
jenis proyeksi yang dibuat khusus
untuk keperluan navigasi. Peta
pertamanya dibuat tahun 1537
dan pada 1541, ia menyelesaikan
pembuatan globe teresterial.
Gerardus Mercator (1512-1594)
He is associated with the Mercator
projection, a type of map designed
especially for use in navigation. He
produced his first map in 1537, and
in 1541 he completed a terrestrial
globe.
Sumber
:
www.sulinet.hu
dan
Microsoft ® Encarta
® 2006. © 1993-2005 Microsoft Corporation
Contoh
DICETAK DAN DITERBITKAN OLEH:
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN
NASIONAL (BAKOSURTANAL)
JL. RAYA JAKARTA-BOGOR KM. 46 TLP:(021) 8752062 FAX:
62-21-8752064
TLX : 48035 BAKOSTIA CIBINONG 16911 - BOGOR
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
15
Penggambaran rupa bumi dapat diperoleh dengan melakukan
berbagai pengukuran di ant
ara titik-titik di permukaan bumi.
Pengukuran tersebut meliputi besaran-besaran arah, sudut, jarak,
dan ketinggian. Apabila data besaran-besaran itu diperoleh dari hasil
pengukuran
langsung di lapangan, pemetaan dilakukan dengan
cara
teristris
. Akan tetapi, jika cara pengukuran sebagian dari pengukuran
tidak langsung, seperti cara fotogrametris dan penginderaan jauh
dikatakan sebagai pemetaan
cara ekstrateristris
.
1. Prinsip Dasar Pembuatan Peta
Kartogra
fi
adalah seni pembuatan peta. Tujuannya mengumpulkan
dan menganalisis data dari hasil ukuran berbagai pola atau unsur
permukaan bumi dan menyatakan unsur-unsur tersebut dengan
skala tertentu.
Sebagai sebuah sistem komunikasi, kartogra
fi
memuat berbagai
unsur yang saling memengaruhi antara satu unsur dan unsur lainnya.
Unsur-unsur tersebut dapat dibagankan sebagai berikut.
Dewasa ini selembar peta tidak hanya dikenali sebagai gambar
pada lembar kertas, tetapi bentuk penyajiannya pun sudah mulai
beralih ke dalam bentuk data digital yang di dalamnya telah terpadu
antara gambar, citra, dan teks.
Peta yang terkelola dalam mode digital, memiliki keuntungan
penyajian dan penggunaan secara konvensional peta hasil cetakan
(
hardcopy
) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan,
pengolahan, analisis, dan penyajiannya secara interaktif bahkan
real
time
pada media komputer (
softcopy
).
Peta 1.4
Peta Digital Kepadatan Penduduk
Negara India
Peta berbentuk digital memiliki berbagai
keuntungan dibandingkan dengan peta
yang dihasilkan secara konvensional.
Persebaran Penduduk India
orang/mil
2
0
26 130 260 520
0
10 50 100 200
Sumber:
http://www.lib.utexas.edu
Maksud dan tujuan otomatisasi
kartografi di dalam pembuatan peta,
secara garis besarnya adalah sebagai
berikut.
1. Mempercepat pembuatan peta.
2. Membuat bank data kartografi.
3. Memperbaiki kualitas peta.
4. Mengurangi biaya.
5. Mengurangi tenaga manusia.
6. Dapat dipakai untuk menghitung
analisis statistik dan proyeksi peta.
Sumber
:
Kartografi,
1987
Geografia
16
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Keadaan Dunia
Sesungguhnya
Konsep
Kartogra
fi
Peta
Pemakai
Sumber Data
Encode Sinyal
Decoder
Bagan 1.1
Sistem Komunikasi Kartografi
Sistem komunikasi yang terdapat dalam kartogra
fi
terdiri atas
empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Numeracy,
yaitu jenis komunikasi kartogra
fi
matematis.
b.
Articulacy,
yaitu jenis komunikasi kartogra
fi
dengan berbicara.
c.
Literacy,
yaitu jenis komunikasi kartogra
fi
dengan penggunaan
huruf.
d.
Graphicacy,
yaitu jenis komunikasi kartogra
fi
dengan gambar
simbol.
Jenis komunikasi dengan gambar simbol inilah (
graphicacy
) yang
dipakai dalam kartogra
fi
. Dalam pembuatan peta, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan. Langkah-langkah pokok dalam pembuatan
peta adalah sebagai berikut.
a. Menentukan daerah yang akan dipetakan.
b. Membuat peta dasar (
base map
), yaitu peta yang belum diberi
simbol.
c. Mencari dan menggolongkan data sesuai dengan tujuan
pembuatan peta.
d. Menentukan simbol-simbol yang merupakan representasi data.
e. Memplot simbol pada peta dasar.
f. Membuat legenda.
g. Melengkapi peta dengan tulisan (
lettering
) secara baik dan benar,
serta menarik.
a. Penulisan pada Peta
Jika memperhatikan tulisan pada peta, nampak antara peta yang
satu dengan yang lain masih ada perbedaan. Khusus untuk membuat
tulisan (
lettering
) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli, yaitu
sebagai berikut.
1) Nama geogra
fi
s ditulis dengan menggunakan bahasa atau istilah
yang biasa digunakan penduduk setempat. Misalnya, Sungai
ditulis
Ci
untuk Jawa Barat dan sebagian DKI,
Kreung
untuk
Aceh,
Way
untuk Lampung, dan
Kali
untuk Jawa Tengah, DIY
dan Jawa Timur. Nama sungai ditulis searah dengan aliran
sungai dan menggunakan huruf miring. Misalnya
Ci Tarum
,
Kali
Berantas
,
Kali Progo
, dan
Way Kambas
.
2) Nama-nama objek geogra
fi
s berupa kawasan perairan, seperti
danau, laut, sungai, waduk, ditulis dengan huruf miring. Contohnya
Laut Jawa
, Sungai
Ci Manuk
,
Danau Toba
, dan
Samudra Hindia
.
3) Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut dan
ditulis dengan huruf cetak kecil.
b. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah memahami langkah-langkah pembuatan peta, macam-
macam simbol peta dan penggunaannya. Sekarang, marilah kita
pelajari cara memperbesar dan memperkecil peta. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk memperbesar maupun memperkecil
peta, yaitu dengan penggunaan metode pembuatan kotak-kotak
grid, fotokopi, maupun dengan alat pantograf.
1) Memperbesar Peta
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memperbesar
peta, yaitu sebagai berikut.
Gambar 1.19
Penulisan Atribut Ketinggian Pada Peta
Penulisan untuk ketinggian harus diatur
berdasarkan ketinggian tempat secara
berurutan.
Sumber
:
Dokumentasi Penerbit
a) Penulisan Salah
430
340
425
400
375
350
350
375
400
425
b) Penulisan Betul
430
340
425
400
375
350
425
400
375
350
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
17
Pengetahuan lebih lanjut mengenai
teknik-teknik dasar pemetaan dapat
Anda peroleh melalui internet di situs
http://www.bakosurtanal.go.id
Jelajah
Gambar 1.20
Pengaruh dari Skala
Perbedaan skala peta berpengaruh
terhadap keluasan dan cakupan tampilan
wilayah di permukaan bumi.
a)
Memperbesar Grid
(
Sistem Grid
)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah sebagai
berikut.
(1) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
(2) Buat g
rid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan
untuk menggambar peta baru. Untuk Pembesarannya sesuai
dengan rencana pembesaran, misalnya 1 kali, 2 kali, 100 %,
dan 200 %.
(3) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta
baru.
(4) Mengubah sk
ala, sesuai dengan rencana pembesaran. Ketentuan
perubahan skala dalam memperbesar dan memperkecil peta
adalah jika peta diperbesar, penyebut skala harus dibagi dengan
bilangan n. Namun, sebaliknya jika peta diperkecil sebesar n
kali, penyebut skala harus dikali dengan bilangan n. Berikut
ini gambar yang menjelaskan pengaruh dari skala sebagai
komponen peta terhadap tampilan peta itu sendiri.
b)
Fotokopi
Cara lain memperbesar peta adalah dengan fotokopi. Peta yang
akan diperbesar atau diperkecil, sebaiknya menggunakan skala garis.
Peta yang menggunakan skala angka atau bilangan, sebenarnya dapat
pula diperbesar dan diperkecil ukurannya dengan menggunakan
mesin fotokopi. Namun, sebelum peta tersebut di fotokopi, skala
bilangan yang terdapat dalam peta perlu diubah dulu ke skala
garis.
Jika skala peta 1 : 100.000 diubah dari skala angka ke skala garis
hasilnya menjadi:
Pengaruh dari Skala
Sumber
:
www.esri.organization.co.id
Artinya, jarak 1 cm di peta mewakili jarak 1 km di lapangan
sebenarnya.
c)
Menggunakan Pantograf
Pantograf
adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil
peta. Dulu, alat ini terbuat dari kayu yang telah diserut menjadi
halus, dilengkapi dengan pensil dan paku yang ditumpulkan terlebih
dahulu.
Internet
18
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
2) Memperkecil Peta
Cara memperkecil peta, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
teknik memperbesar skala peta. Terdapat tiga alternatif teknik yang
dapat Anda gunakan untuk memperkecil peta. Ketiga teknik tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Memperkecil peta dengan bantuan grid peta yang diperkecil.
b) Fotokopi peta.
c) Pantograf.
Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan prinsip
kerja jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a, b dan
c) memiliki skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut
dapat diubah sesuai kebutuhan. Adapun formulasi yang digunakan
adalah:
n
Contoh:
Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.
Diketahui
:
m = 1 (besar peta yang asli)
M = 2 (besar peta yang akan dibuat)
Skala faktor
= ½ x 500 = 250
Setelah diperoleh besarnya skala faktor, kemudian pantograf
diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf
memiliki skala faktor sama dengan 250.
Caranya
:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas
gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi
pensil. Kemudian, gerakkan B mengikuti peta asal. Dalam proses
penjiplakan, harus dilakukan dengan hati-hati, agar peta yang akan
dijiplak tidak mengalami kerusakan.
2. Membaca Peta
Anda pasti sepakat bahwa peta itu akan memiliki makna jika dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Persyaratan utamanya adalah
harus memiliki kemampuan untuk membaca peta.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
a, b, dan c merupakan lengan-
lengan yang memiliki
skala faktor yang sama
Tempat pensil
Kertas gambar
Kaca pengamat
PETA
a
b
c
A
Gambar 1.21
Prinsip Kerja Pantograf
Penggambaran dengan menggunakan
pantograf dilakukan dengan mengikuti ben-
tuk asli berdasarkan ketampakan dalam
peta tersebut.
1.
Pantograf
2. Skala faktor
3.
Grid
Z
oom
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
19
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua
simbol atau informasi pada peta. Jika Anda dapat membaca peta
dengan baik akan memiliki gambaran lengkap mengenai keadaan
wilayah pada peta. Meskipun mungkin belum pernah melihat atau
mengenal wilayah tersebut secara langsung.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam membaca peta,
antara lain sebagai berikut.
1) Isi peta dan tempat yang digambarkan.
2) Posisi lokasi daerah yang digambar akan diketahui melalui
koordinat garis lintang dan garis bujur.
3) Arah dapat diketahui melalui tanda orientasi.
4) Jarak dan luas sebenarnya diketahui melalui skala peta.
5) Ketinggian tempat diketahui melalui titik triangulasi atau
ketinggian dan melalui garis kontur.
6) Kemiringan lereng diketahui melalui interval kontur.
7) Sumb
er daya alam dan sumber da
ya budaya diketahui melalui
legenda.
8) Fenomena alam dan budaya, misalnya relief, pegunungan atau
gunung, lembah atau sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota,
dan perumahan diketahui melalui simbol dan keterangan peta.
Fenomena alam atau budaya yang telah Anda amati, selanjutnya
harus dapat ditafsirkan dan asosiasikan keterkaitannya. Misalnya,
sebagai berikut.
1) Peta yang banyak menampilkan pegunungan atau perbukitan
akan dicirikan dengan ketampakan garis kontur yang rapat
sampai sangat rapat. Ketampakan garis kontur yang rapat
menunjukkan kemiringan lereng yang terjal–sangat curam
(>45°). Selain itu, lembah-lembah di lereng-lereng biasanya
dalam yang diakibatkan pengikisan air hujan dan sangat mudah
ditemukan sumber air di lembahnya. Pada umumnya fenomena
pegunungan atau perbukitan ditumbuhi oleh kategori hutan
rapat sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya air larian
di bagian lembahnya.
2) Permukiman dengan pola menyebar dapat ditunjukkan oleh
ketam pakan garis kontur yang jarang.
Apakah Anda mendapatkan manfaat dari hasil membaca sebuah
peta? Begitu banyak manfaat yang dapat Anda peroleh dengan
membaca peta, antara lain sebagai berikut.
Sumber:
Physical Geography,
1975
Sumber:
Peta Rupabumi Digital Indonesia 1:25.000
Lembar 1209-311 Bandung
Gambar 1.22
Garis Kontur pada Peta Topografi
Ketinggian sebuah tempat di permukaan
bumi dapat dengan mudah diketahui
dari ketampakan garis kontur dalam peta
topografi.
Gambar 1.23
Penggabungan Plastik T
ransparansi
dan Peta Garis Kontur
Penggabungan penutup plastik dengan
kontur menghasilkan visual efek dari suatu
relief.
20
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
1) Mengetahui jarak lurus antara dua buah tempat di permukaan
Bumi hanya dengan menggunakan penggaris, kemudian
hasilnya dikalikan dengan penyebut skala peta.
2) Pengetahuan kondisi alami suatu wilayah tanpa Anda mengunjungi
tempat yang bersangkutan. Misalnya, masy
arakat pedalaman
yang tinggal di hutan Kalimantan rata-rata terisolasi dari
daerah lainnya. Interprestasinya, yaitu daerah tersebut berada
di wilayah pegunungan sehingga menyusahkan pemantauannya
melalui sarana transportasi.
3) Menginterpretasi bentuk suatu wilayah dengan menggunakan
bantuan garis kontur.
4) Penyebaran lokasi pemukiman dapat dicirikan dari ketampakan
fisik pada peta. Dari hasil ketampakan itulah, Anda dapat
menginterpretasi keadaan lahannya.
Bagaimana, mudah bukan? Anda dapat melakukannya sendiri-
sendiri. Contoh aplikasi tersebut hanya terdiri atas beberapa subjek
saja dengan analisis singkat tersebut tentunya. Anda hanya harus
terus berlatih untuk mempelajarinya.
c. Alat Bantu Sederhana dalam Pembuatan Peta
Anda harus belajar membuat peta. Pembuatan peta dapat
dilakukan secara sederhana. Proses pembuatannya meliputi
pengukuran langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana.
Mulailah dengan pemetaan daerah sempit, kemudian dilanjutkan
secara bertahap hingga mencakup daerah yang lebih luas.
Alat yang dapat digunakan adalah kompas magnetik dan
pita ukur, panjangnya 50 meter dan dapat digulung. Pengukuran
dilakukan dengan penggunaan metode berantai (
chain survey
).
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode
pembuatan peta dengan alat bantu sederhana.
1) Unsur-unsur yang diukur meliputi sudut arah (
azimuth magnetik
)
dan jarak.
2) Tahap pengukuran dimulai dari
daerah yang semp
it, kemudian
diteruskan secara bertahap ke wilayah yang relatif lebih luas.
3) Sudut arah (
azimuth magnetik
) diukur dengan menggunakan
kompas magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan
pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita
ukur sepanjang 50 meter.
4) Pengukuran jarak dan arah (
azimuth magnetik
) dilakukan pada
garis ukur pokok atau segment garis.
1) Teknis Pengukuran Arah dan Jarak
a)
Sudut Arah
(
Azimuth
)
Tanda orientasi merupakan salah satu unsur utama proses
pengukuran. Setiap peta memiliki arah utama yang ditunjukkan ke
arah atas (utara). Apabila Anda memperhatikan suatu peta yang
lengkap, terdapat tiga arah utara yang sering digunakan dalam suatu
peta, yaitu sebagai berikut.
(1)
Arah utara magnetis
, yaitu utara yang menunjukkan kutub
magnetis.
(2)
Arah utara sebenarnya
, sering pula dinamakan utara geogra
fi
s,
atau utara arah meridian.
(3)
Arah utara grid
, yaitu utara yang berupa garis tegak lurus pada
bidang horizontal di peta.
Ketiga macam arah utara berbeda pada setiap tempat. Perbedaan
ketiga arah utara ini perlu diketahui
sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pembacaan arah peta. Jika salah menafsirkan arah orientasi,
berarti tanpa disadari kita telah tersesat.
1.
Chain survey
2. Azimuth magnetik
Z
oom
Gambar 1.24
Diagram Deklinasi Peta Rupabumi
Bandung Tahun 2001
Cara memperbesar peta dengan
memperbesar grid.
Keterangan:
US : Utara Sebenarnya (Geografi)
UTM : Utara Grid
(
Universal Transfer Mercator
)
UM : Utara Magnetik
Deklinasi magnetik rata-rata -6’ pada tahun 2001
di pusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
berkurang 1’
Sumber
:
Peta Rupabumi Digital Indonesia 1:25.000
Lembar 1209-311 Bandung
UG
UM
US
4’
20’’
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
21
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Jarak Kemiringan
Jarak Horizontal
A
B
B’
t
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
A
B
C
Gambar 1.26
Jarak Miring dan Jarak Horizontal
Gambar 1.28
Pengukuran Tahap 1
Sungai, Garis pengukuran titik A–B,
dan Garis C.
Gambar 1.25
Sudut
Arah Utara Magnetik
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
CB
Utara Magnetis
70
0
310
0
A
Arah utara magnetis merupakan arah utara yang paling mudah
ditetapkan, yaitu dengan pertolongan kompas magnetik. Perbedaan
sudut antara utara magnetis dengan arah suatu objek ke tempat
objek lain searah jarum jam disebut sudut arah atau dikenal juga
dengan sebutan
azimuth magnetik
. Pada peta yang dibuat dengan
menggunakan kompas, perlu diberikan penjelasan bahwa utara yang
digunakan adalah utara magnetis.
Contoh:
Azimuth Magnetis AB (Az, AB) = 70º
Azimuth Magnetis AC (Az, AC) = 310º
b)
Pengukuran Jarak
Perlu Anda ketahui, bahwa jarak yang dapat digambarkan secara
langsung pada peta adalah jarak horizontal, bukan jarak
miring.
Untuk jarak yang pendek dilakukan dengan merentangkan pita dan
menggunakan
waterpass
sehingga mendekati jarak horizontal. Untuk
jarak yang panjang dilakukan secara bertahap. Jarak horizontal A–D
adalah d1 + d2 + d3.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
A
B
A
B
C
D
d
d1
d2
d3
Gambar 1.27
Cara Pengukuran Sederhana Pada
Daerah Miring
Untuk wilayah yang relatif datar, pengukuran jarak tidak
mengalami masalah. Namun pada daerah yang tidak datar kadangkala
terdapat hambatan. Hambatan ini terutama terjadi pada daerah datar
yang memiliki garis ukur yang relatif panjang, yaitu adanya objek
penghalang seperti sungai atau kolam. Membuat garis tegak lurus
terhadap garis ukur pada titik A sehingga diperoleh garis AC.
22
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
UM
UM
UM
UM
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
UM
5
B
4
3
2
1
A
Keterangan
= Lokasi patok
Gambar 1.30
Pengukuran T
ahap 3
Hasil pengukuran diperoleh segitiga ABD
dan CED.
A
B
DC
Sungai
A
B
DC
Sungai
A
B
D
C
Sungai
E
Menempatkan titik D tepat ditengah-tengah AC. Kemudian,
menarik garis dari B ke D hingga di bawah titik C. Kemudian,
membuat garis tegak lurus ke bawah terhadap garis AC dari titik C,
sehingga terjadi perpotongan (titik E). Pada
Gambar 1.27
, diperoleh
segitiga ABD dan CED yang sama dan sebangun sehingga jarak AB yang
akan diukur sama dengan jarak CE.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 1.29
Pengukuran Tahap 2
Sungai dan Garis pengukuran titik A–B,
C–D, D–E.
E
2) Tahapan Pengukuran Jarak dan Arah
Agar pengukuran jarak dan arah tidak terlalu banyak mengalami
penyimpangan, perlu dilakukan secara bertahap. Misalkan akan
memetakan jalur jalan A–B, tahapan pengukuran yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Lakukan pengukuran garis-garis ukur pokok, meliputi ukuran
pokok yang ditunjukkan oleh garis 1–2, 2–3, 3–4, dan 4–5. Azimuth
magnetis diukur dari utara magnetis (UM) ke garis pokok.
b) Apabila di sepanjang jalur jalan tersebut terdapat objek-objek
tertentu, seperti bangunan, dan aliran sungai, objek tersebut
dapat dipetakan dengan cara mengukur jarak tegak lurus dari
titik pada garis ukur pokok ke titik yang mewakili objek tersebut.
Garis ini disebut
offset
. Pada contoh berikut, terdapat objek rumah
di pinggir garis ukur pokok 1–2.
Pada gambar tersebut di atas. offset 1, 2, 3, 4, dan 5 dibuat tegak
lurus terhadap garis ukur dari titik A ke titik A¹. Panjang offset 2
diukur dari titik a ke titik a¹, dan seterusnya.
3) Penggambaran dan
Scribing
Penggambaran dan
scribing
secara manual merupakan pekerjaan
yang penting dalam memproduksi peta. Di dalam pemetaan secara
photogrametris,
biasanya
plotting
dilakukan dengan pensil di atas
kertas tidak tembus cahaya (
opaque paper
) atau material lain yang
tembus pandang.
Pekerjaan penggambaran kembali dilakukan oleh seksi kartogra
fi
agar diperoleh gambar yang lengkap dengan standar yang memenuhi
persyaratan untuk peta akhir. Jika peta yang akan dibuat terdiri atas
beberapa warna maka penggambarannyapun dilakukan terpisah
untuk setiap warna.
A’
a
a’
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
23
Secara umum, terdapat dua teknik utama yang digunakan untuk
membuat garis-garis di dalam kartografi reproduksi, yaitu sebagai berikut.
a) Penggambaran dengan Pena dan Tinta
Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
gambar yang baik, yaitu sebagai berikut.
(1) Material Tempat Dilakukan Penggambaran
Material yang akan dipakai harus memiliki dimensi
kestabilan yang tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
ketelitian dan untuk memberikan keseimbangan yang baik bagi
warna yang berbeda. Plastik
fi
lm merupakan material gambar
yang baik di dalam kartogra
fi
reproduksi.
Plastik film memiliki permukaan yang halus untuk
menggambar, tetapi memiliki kelemahan karena menarik lemak
sehingga terlebih dahulu harus dibersihkan dengan bedak dan
keadaan tangan harus tetap dalam keadaan bersih.
Tinta gambar tidak dapat menembus plastik, tetapi akan
melekat apabila tintanya sudah kering. Jadi, penggambaran
pada media plastik harus dikerjakan dengan sangat hati-hati
karena harus menunggu tintanya k
ering. Koreksi penggambaran
dilakukan dengan
scraping
(dikerok) atau dihapus dengan kain
sebelum tinta tersebut kering.
Tinta yang digunakan untuk pembuatan peta harus yang ber-
kualitas baik, misalnya tahan air (
waterproof
), hitam kelam, tahan
lama, dan harus cepat kering.
Untuk penggambaran pada PVC, plastik (
astralon
,
astrafoil
)
biasanya dipakai tinta
Pelikan K
yang memenuhi persyaratan
tersebut. Untuk plastik material, dipakai tinta
Pelikan TT
.
Pelikan
T
biasanya digunakan untuk penggambaran pada kertas biasa
atau plastik, sedangkan
Pelikan TN
adalah tinta spesial untuk
penggambaran pada
photographic
fi
lm
.
(2) Tipe Pena yang Dipakai
Jenis pena yang dig
unakan juga tidak boleh sembarangan,
harus diupayakan menggunakan pena yang berkualitas.
Pena yang paling sederhana, di antaranya
mapping pen
dapat
digunakan untuk pekerjaan dengan tangan bebas (
free hand
).
Untuk menggambarkan garis lurus dan garis
kurva
dengan
ber macam-macam ketebalan dipakai
rulling pen
karena dengan
pena tersebut dapat diatur ketebalan tintanya. Saat ini, telah
banyak pena yang berkualitas baik, yaitu
reservoir pen
antara lain
Rapidograph
,
Rotring
,
Faber Castle
, dengan ukuran yang bervariasi
mulai ketebalan 0,1 mm sampai 1,2 mm.
b)
Penggoresan
Penggoresan sering pula dinamakan
scribing
. Scribing merupakan
salah satu teknik penggambaran yang dilakukan dengan pena
scribing. Alat yang dipakai untuk scribing memiliki bentuk dari
yang paling sederhana sampai yang paling rumit, terbuat dari sejenis
batu permata.
Gambar 1.33
Jenis-Jenis
Scribing
a)
Straight graver
b)
Swifel graver
Gambar 1.31
T
inta Gambar
Pemilihan jenis tinta yang akan digunakan
untuk menggambar peta harus disesuaikan
dengan media gambar
.
Gambar 1.32
Mapping Pen
Mapping pen merupakan pena paling
sederhana yang bisa dipergunakan untuk
perkerjaan dengan tangan bebas.
Sumber:
http://www.studioartshop.com
Sumber:
Physical Geography,
1975
a)
b)
Sumber:
http://www.studioartshop.com
24
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Alat yang sering dipakai adalah pena
scribing
yang terdiri
atas baja atau campuran lain, seperti kawat
wolfram
dan lain-lain.
Keuntungan dari scribing, di antaranya sebagai berikut.
(1) Kualitas garis yang dihasilk
an tampak
lebih rapih, baik, dan
memiliki bentuk yang relatif tetap.
(2) Tidak begitu memerlukan keterampilan khusus, seperti pada
pekerjaan meng gambar, yang terpenting adalah keuletan dan
ke hati-hatian.
(3) Efektif dan e
fi
sien.
4) Penempatan Nama
Lettering
pada suatu peta sangat diperlukan.
Lettering
harus
diupayakan secara hati-hati dan benar. Kesalahan pada lettering akan
menimbulkan kebingungan pembaca peta, sehingga sulit dibaca dan
ditafsirkan oleh pengguna.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
lettering
suatu peta, yaitu sebagai berikut.
a) Corak atau macam huruf, meliputi ketebalan garis dan huruf
serta coretan pada awal dan akhir setiap huruf (
Serif
).
b) Bentuk huruf, m
eliputi huruf besar, huruf kecil, kombinasi huruf- besar-
kecil, tegak (
Romana, upright
), miring (
italic
). Huruf-huruf yang
dipakai pada kartogra
fi
modern disebut
Sans Serif
(
gothic)
.
c) Ukuran huruf, dinyatakan dalam istilah
point size
. Satu
point size
memiliki tinggi lebih kurang 0,35 mm (1/27 inci).
Point size
merupa-
kan jarak tepi atas (
ascender
) dan tepi bawah (
descender
).
d) Kontras antara huruf dan latar belakang (
background
).
e) Metode
lettering
, dibedakan atas tiga kategori, yaitu sebagai
berikut.
(1)
Stick up lettering
Metode ini paling baik dibandingkan dengan metode lain
nya karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
(a) lebih cepat;
(b) tidak membutuhkan keahlian khusus; dan
(c) jika posisi huruf atau nama kurang tepat, masih dapat
diperbaiki. Umumya
stick up lettering
dicetak pada plastik
yang balikannya diberi perekat. Cara penempelannya
dilakukan dengan memotong nama demi nama atau huruf
demi huruf. Cara lain penempelannya dilakukan dengan
mengosok setiap huruf. Ada dua jenis cara mereproduksi
stick up lettering
yaitu
nonimpact
(
photography
,
electronic
) dan
impact
(dengan mesin ketik atau pencetakan).
(2)
Computer Assisted Lettering
Perkembangan pemakaian peralatan komputer grafik
mendorong kartografer untuk
menerapkan beberapa metoda
letering secara elek tronis. Dengan cara ini, peta diberi nama-
nama dengan
vector plotter
atau
raster printer
.
Kelemahan metode
letering
dengan komputer adalah
pada penem patan nama karena komputer hanya dapat
menempatkan nama-nama tersebut secara lurus dan
horizontal.
(3) Sistem Mekanis,
Letering
dengan Tinta
Peralatan mekanis yang membantu pelaksanaan
letering
dengan tinta, yaitu
leroy
,
wrico
, dan
varigraph
. Pengoperasikan
ketiga alat tersebut menggunakan bantuan
template
dan pena
khusus. Dari ketiga alat tersebut,
varigraph
merupakan alat
yang paling baik karena dapat mengubah bentuk huruf.
Gambar 1.34
Lettering Template Set
Pemilihan ukuran lettering disesuikan
dengan jenis dan besar peta yang akan
dihasilkan.
Sumber:
http://www.technicalcollectibles
1.
Stick up letering
2.
Vector plotter
3.
Scribing
4.
Raster printer
Z
oom
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
25
f) Penempatan nama atau huruf
Penempatan nama sering merupakan pekerjaan yang sukar
terutama untuk peta yang padat dengan nama-nama fenomena.
Penempatan nama harus jelas dan mudah dibaca para pengguna.
Ada beberapa ketentuan atau aturan tentang penempatan nama,
yaitu sebagai berikut.
(1) Nama-nama dalam suatu lembar peta h
arus teratur
susunannya, sejajar dengan tepi bawah peta (peta skala
besar) atau sejajar dengan
grid
(peta skala kecil).
(2) Nama-nama
yang tercantum dapat memberi keterangan
dari unsur-unsur yang berbentuk titik, garis, dan area.
Untuk fenomena yang menggunakan titik, seperti kota,
bangunan, dan g
unung sebaiknya diletakkan di samping
kanan agak ke atas dari unsur tersebut. Fenomena yang
berbentuk linier, seperti sungai, pantai, jalan, dan batas wilayah
administratif sebaiknya diletakkan sejajar dengan unsur
tersebut. Sungai yang berupa garis sebaiknya ditempatkan
sedikit di atas objeknya. Fenomena yang memerlukan
keterangan luas, seperti negara, danau, dan pegunungan
sebaiknya penamaan ditempatkan memanjang.
(3) Nama-nama harus terletak bebas satu dengan lainnya dan
diusahakan tidak terganggu simbol-simbol lainnya. Nama-
nama tidak boleh saling berpotongan kecuali apabila ada
nama yang huruf-hurufnya memiliki jarak yang jelas.
(4) Apab
ila nama-nama harus ditempatkan melengkung,
bentuk dari lengkungan harus teratur.
(5) Nama-nama yang terpusat di suatu titik lokasi harus diatur
sedemikian rupa sehingga terlihat tidak terlalu mepet.
(6) Atribut kontur ditempatkan di c
elah-celah tiap kontur
dimana penem patannya teratur sehingga tiap angka terbaca
dan terdapat ada arah mendaki lereng.
(7) Pemilihan huruf bergantung pada perencanaan kartografer
sendiri. Akan tetapi, jenis-jenis huruf tersebut harus sama
pada keseluruhan isi peta. Ada beb
erapa aturan tentang
pemakaian jenis huruf. Misalnya, huruf-huruf tegak lurus
untuk nama-nama fenomena budaya (kota, jalan, lalulintas),
dan huruf miring untuk nama-nama unsur
fi
sik (sungai,
danau, pegunungan).
Pada dasarnya, tidak ada aturan yang baku mengenai
pemilihan jenis huruf karena diserahkan sepenuhnya
pada kartografer dengan tetap memerhatikan prinsip agar
peta tersebut dapat memberikan kemudahan bagi para
penggunanya.
Gambar 1.35
Leroy Template Set
Peralatan yang dipergunakan untuk proses
scribing
dalam pembuatan peta
dan pemetaan.
Gambar 1.36
Aturan Penempatan Nama pada Peta
a) Salah
b)
Benar
a)
b)
Sumber:
http://www.mccoys-kecatalogs
26
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
5) Koreksi Kesalahan
Permasalahan yang muncul pada pemetaan dengan menggunakan
alat sederhana antara lain:
a) ketidaktelitian membaca arah (
azimuth magnetis
) pada kompas;
b) kecerobohan pengukuran jarak dengan meteran.
Kekurangtelitian dan kecerobohan tersebut terutama terjadi pada
garis-garis ukur yang membentuk poligon tertutup. Seharusnya titik
A dan titik terakhir berhimpit. Namun pada penggambarannya, titik
tidak berhimpit, tetapi menjadi A¹. Hal tersebut perlu dikoreksi dengan
menggunakan jarak kesalahan secara proporsional di tiap titik B, C, D
dan E. Caranya sebagai berikut.
Membuat garis lurus A, B, C, D , E yang jaraknya sama dengan
jarak pada poligon A, B, C, D, E. Misalnya, j
arak A - B pada poligon
4 cm, maka jarak pada garis A - B juga 4 cm. Begitu juga dengan B,
C, D dan E, dan E - A¹. Buatlah garis tegak lurus ke atas dari titik A¹
sesuai dengan panjang kesalahannya, yaitu a. Kemudian dari garis
kesalahan tersebut kemudian tarik garis ke titik A. Buatlah garis
sejajar dengan garis kesalahan (a) pada titik B, C, D, dan E.
Gambar 1.37
Cara Mengoreksi Kesalahan secara
Proporsional
A
B
C
D
E
A’
b
c
d
e
A
Kesalahan
Sumber
:
Dokumentasi Penerbit
Eksplorasi
Kelompok 1.1
Materi yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai peta dan proses pembuatan peta
sudah cukup membekali Anda untuk berlatih mendesain peta hasil buatan sendiri. Bagilah
anggota kelas Anda menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.
Berlatihlah membuat peta sederhana mengenai lingkungan sekolah Anda sendiri. Prinsip
kerjanya sebagai berikut.
1.
Bagilah anggota kelompok berdasarkan klasifikasi kerja yang berbeda, yaitu:
a.
1 orang untuk pengukur derajat (
compass man
);
b.
1 orang untuk pengukur jarak antartitik;
c.
1 orang untuk mencatat setiap hasil pengukuran;
d.
2 orang untuk membuat sketsa gambar dan pelaksana lainnya.
2.
Peralatan yang akan Anda gunakan, yaitu 1 buah kompas magnetik dan 1 buah
meteran gulung.
3.
Tentukan titik-titik pengukuran dan skala yang akan digunakan sebelum Anda
melakukan pengukuran sesuai dengan gambar yang akan dihasilkan.
4.
Pengukuran untuk setiap titik dilakukan dengan menggunakan teknik berantai (
chain
survey
) untuk menjamin keterkaitan antartitik.
5.
Catatlah setiap hasil pengukuran di dalam kertas tabel yang berisi mengenai
besarnya sudut antar titik dan panjangnya.
6.
Bagi Anda yang bertugas untuk membuat sketsa, gambarlah setiap titik pengukuran
di dalam kertas milimeter blok. Pencantuman jarak setiap titik harus disesuikan
dengan skala peta yang sebelumnya telah disepakati.
7.
Setelah semua titik pengukuran telah berhasil diukur, pekerjaan selanjutnya adalah
pengecekan kelengkapan data hasil pengukuran dengan jumlah titik pengukuran.
8.
Tahap akhir dari pekerjaan Anda adalah memindahkan sketsa pengukuran ke dalam
bentuk peta yang sebenarnya melalui perbandingan skala. Gambarlah di atas kertas
kalkir dengan menggunakan
drawing pen
atau
mapping pen.
Bubuhkan berbagai
simbol yang sesuai dengan bentuk-bentuk penggunaan yang ada atau Anda dapat
membuat sendiri simbol tersebut.
9.
Hasilnya dapat Anda pamerkan pada majalah dinding di sekolah Anda. Pekerjaan
pembuatan peta ini dapat Anda jadikan sebagai proyek ilmiahyang dapat memacu
motivasi Anda untuk lebih giat belajar.
1.
Azimuth magnetis
2.
Mapping pen
3.
Chain survey
4.
Drawing pen
Z
oom
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
27
1. Klasifikasi Data
Mengapa data perlu diklasifikasikan? Apakah yang Anda
ketahui mengenai klasi
fi
kasi data. Klasi
fi
kasi data dilakukan untuk
mempermudah pembacaan dan penggambaran data ke dalam
bentuk peta. Secara sederhana klasi
fi
kasi data sering diartikan juga
pengelompokan data. Klasi
fi
kasi data dilakukan pada data yang
jumlahnya banyak dan sifatnya sangat variatif. Berikut disajikan
contoh cara klasi
fi
kasi data:
Berikut ini disajikan contoh dari klasifikasi, tabulasi dan
pembuatan gra
fi
k. Jika diketahui data siswa di Kelas XII SMA Mutiara
sebanyak 35 orang. Komposisi kelas terdiri atas siswa laki-laki dan
perempuan. Jumlah siswa laki-laki 20 orang, sedangkan siswa
perempuan 15 orang. Berikut klasi
fi
kasi data siswa SMA Mutiara
berdasarkan jenis kelamin dan tinggi badan.
C
Klasifikasi Data, Tabulasi Data,
dan Pembuatan Grafik untuk Sebuah Peta
Tabel 1.1 Data Siswa, Jenis Kelamin, dan Tinggi Badan Kelas XII SMA Mutiara
Tabulasi merupakan suatu cara
pengumpulan data melalui peny-
usunan menurut lajur yang telah
tersedia; penyajian dalam bentuk
tabel atau daftar untuk memudahkan
pengamatan
dan evaluasi.
Sumber
:
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005
Geografika
No.
Nama
Jenis Kelamin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Tinggi Badan (Cm)
Agus Sopandi
Akmaludin
Annisa Nursinta
Anita Nuraeni
Andri Sofyan
Arief Rahman
Aziz Nurjaman
Beti Nurcahyani
Boby Agustinus
Citra Laurentina
Dody Martadi
Diana Nursinta
Desi Susilawati
Gitawati
Ismanudin
Nabilla Tresnawati
Nasrul Mahmudin
Nina Nurhasanah
Nita Setiawati
Nurmanhadi
Nungki Ariesta
Raflie Kurniawan
Rahmat Hidayat
Rizwar Rustandar
Renita
Robi Robiana
Susi Susilawati
Tania Destiani
Wina Agustiana
Wawan
Wendi Rustandi
Yani Maryani
Yogie Darmawan
Yudi Nugraha
Zulkifli Bahtiar
L
L
P
P
L
L
L
P
L
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
L
P
P
P
L
L
P
L
L
L
165
168
157
160
172
175
180
158
186
155
173
156
160
158
177
168
172
157
159
168
158
160
165
178
157
172
160
155
154
159
172
153
165
170
175
28
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
2. Tabulasi Data
Pada kegiatan observasi, Anda sering dihadapkan pada
data yang jumlahnya banyak dan variatif. Misalnya, ada pihak
yang meminta jumlah data berdasarkan jenis kelamin, Anda akan
mendapatkan kesulitan. Oleh karena itu harus dibuat tabulasinya
terlebih dahulu. Bentuk tabulasi dapat disajikan ke dalam bentuk
tabel, gra
fi
k, dan atau diagram. Jika sudah ditabulasi, Anda dapat
melihat data yang mencerminkan keadaan sesungguhnya dari
suatu wilayah atau suatu fenomena dalam tempo yang tidak terlalu
lama. Misalnya, data berikut dibuat berdasarkan data dari
Tabel 1.1
dengan meng gunakan interval 5.
Grafik 1.1
Grafik Lingkaran (
Pie Graph
)
Grafik lingkaran menjadi salah satu bentuk
tampilan tabulasi data.
3. Pembuatan Grafik
Data dapat juga ditampilkan dalam bentuk gra
fi
k. Penampilan
data melalui gra
fi
k, membuat data lebih menarik dan lebih mudah
untuk dipahami. Berikut ini adalah berbagai bentuk gra
fi
k yang
diolah dari data pada
Tabel 1.2
.
a.
Gra
fi
k lingkaran (
pie graph
),
yaitu gra
fi
k yang berupa lingkaran
dengan jari-jari lingkaran yang membagi lingkaran itu secara
proposional antara sudut lingkaran dengan persentase data.
Tabel 1.2 Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan
Kelompok Tinggi
Badan
Tally
Tabel Awal
Tabel Akhir
> 185
181 - 185
176 - 180
171 - 175
166 - 170
161 - 165
156 - 160
151 - 155
Kelompok Tinggi
Badan
Jumlah
I
-
III
IIII II
IIII I
III
IIII IIII I
IIII
> 185
181 - 185
176 - 180
171 - 175
166 - 170
161 - 165
156 - 160
151 - 155
1
0
3
7
6
3
11
4
1. Klasifikasi data
2. Tabulasi data
3.
Pie graph
4.
Bar graph
4.
Line graph
Z
oom
Langkah-langkah membuat gra
fi
k lingkaran antara lain
sebagai berikut.
1) Pengambilan data, misalnya data jumlah penduduk, curah
hujan, atau mata pencaharian utama penduduk.
2) Mengalihkan data ke dalam bentuk persentase (%) terhadap
total jumlah data.
3) Membuat lingkaran dan jari jari dengan perbandingan yang
proporsional antara persentase data dengan sudut lingkaran.
0 orang pada kelompok 181-185 cm
11 orang pada kelom-
pok 156–160 cm
7 orang pada kelompok 171-175 cm
3 orang pada kelompok 176–180 cm
4 orang pada
kelompok
151–155 cm
1 orang pada kelompok > 185 cm
Sumber
:
Dokumentasi Penerbit
6 orang pada
kelompok
166 –170 cm
3 orang pada kelompok
161–165 cm
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
29
b.
Gra
fi
k batang (
bar graph
),
yaitu gra
fi
k yang datanya digambar-
kan oleh segi empat, baik yang berbentuk horizontal maupun
vertikal. Grafik batang dapat difungsikan sebagai media
penjabaran dinamika dan komposisi penduduk. Berikut disajikan
gra
fi
k batang berdasarkan data pada
Tabel 1.2
.
c.
Gra
fi
k garis (
line graph
),
yaitu gra
fi
k yang datanya digambarkan
dalam bentuk garis atau titik-titik. Gra
fi
k garis juga disajikan
dengan sumbu. Berikut contoh gra
fi
k garis berdasarkan data
pada
Tabel 1.2
.
D
Analisis Lokasi Industri dan Pertanian
Peta pada dasarnya merupakan sarana komunikasi antara
pembuat dan pemakai peta. Dalam sebuah peta mengandung
begitu banyak informasi yang dapat dipergunakan untuk berbagai
kepentingan.
Grafik merupakan suatu cara
tampilan data melalui lukisan atau
gambaran pasang-surut
(turun-naik) keadaan atau dinamika
suatu data. Gambaran dapat berupa
garis atau gambar.
Sumber
:
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005
Geografika
Grafik 1.3
Grafik Garis (
Line Graph
)
Grafik 1.2
Grafik Batang (
Bar Graph
)
1
2
3
4
10
(cm)
5
6
7
8
9
11
12
151–155 156–160 161–165 166–170
171–175 176–180
>185
Siswa
30
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Lokasi industri merupakan suatu
areal atau wilayah di permukaan
bumi yang difungsikan sebagai
tempat melakukan proses atau
kegiatan menghasilkan barang
dengan menggunakan mesin atau
peralatan lainnya.
Sumber
:
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005
Geografika
Dewasa ini, penggunaan peta tidak terbatas pada penggunaan
dalam pekerjaan teknik atau petualangan semata. Akan tetapi, sudah
merambah ke berbagai jenis bidang kegiatan dari kegiatan ekonomi
sampai ke pada perencanaan pembangunan dan pengembangan
wilayah.
Kemajuan dalam dunia perhubungan dan telekomunikasi telah
turut serta menjadi pendorong pemanfaatan peta secara meluas.
Pembuatan peta digital menjadi salah satu bukti adanya pemanfaatan
teknologi komputer dalam pembuatan peta. Pada tahap-tahap awal
perkembangannya, sebuah peta
diproduksi hanya dengan meng-
gunakan keterampilan tangan dan ketajaman seni pembuat peta.
Sehingga, pembuatan sebuah peta dengan teknik manual ini sangat
memakan waktu, biaya, dan tenaga pembuat peta.
Peta 1.5
Replika Peta Digital
Pada awal perkembangannya, peta digital
seperti gambar ini hampir tidak mungkin
dapat dibuat.
Sumber
:
www.esri.com
Kunjungilah perpustakaan
di sekolah Anda. Carilah
informasi dan referensi mengenai
perkembangan kemajuan dalam
bidang teknologi pertanian. Tulislah
dalam buku tugas, kemudian
serahkan pada guru Anda dalam
bentuk hasil analisis.
Barometer
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peta di manfaat kan untuk
berbagai kepentingan, beberapa di antaranya dapat dipergunakan
untuk menganalisis keberadaan lokasi industri dan pertanian. Kedua
bidang tersebut akan dika
ji pada pemb
ahasan berikut.
1. Analisis Lokasi Industri
Industri pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam
mengolah sumber daya yang ditujukan untuk kemakmuran manusia-
nya sendiri. Bentuk kegiatannya dapat berlangsung dalam berbagai
bidang kegiatan, antara lain industri pengolahan bahan mentah
menjadi bahan setengah jadi dan pengolahan bahan setengah jadi
menjadi barang jadi.
Keberadaan sebuah lokasi industri di suatu wilayah dipengaruhi
oleh berbagai faktor, di antaranya:
a. bahan mentah;
b. sarana transportasi; dan
c. pemasaran.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut, penentuan sebuah lokasi
industri dapat mengadopsi berbagai teori-teori pembangunan wilayah,
seperti
Teori Konsentris, Teori Sektor, Teori Tempat Sentral, dan
Teori Inti Ganda
. Setiap teori tersebut berdasar pada per
timbangan
penempatan lokasi pada suatu wilayah yang dapat dijangkau oleh
komponen lapisan masyarakat sebagai pengguna.
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
31
Keberadaan sebuah lokasi indus
tri di suatu wilayah dapat
diidenti
fi
kasi dari sebuah peta dengan memerhatikan ketampakan
fi
siknya. Beberapa ketampakan tersebut antara lain sebagai berikut.
a.
Bentuk bangunan pada umumnya menampakkan bangun matematis
persegi panjang. Dalam peta topogra
fi
diberi simbol bentuk persegi
panjang warna hitam.
b. Lokasinya hampir selalu berdekatan dengan jalan raya.
c. Penempatannya berada pada dataran rendah dan berdekatan
dengan sumber air. Pada das
arnya setiap kegiatan industri tidak
dapat melepaskan diri dari kebutuhan akan ketersed
iaan air.
Dataran rendah pada peta topogra
fi
dicirikan dengan ketampakan
kontur jarang yang menandakan daerah datar-landai.
d. Bagi beberapa lokasi industri, lokasinya hampir berdekatan dengan
pasar untuk mempercepat proses dan distribusi pemasaran
barang.
2. Analisis Lokasi Pertanian
Negara Indo
nesia dikenal sebagai negara agraris. Sebuah negara
yang hampir setiap wilayahnya ditumbuhi oleh vegetasi yang
tumbuh subur dari mulai jenis vegetasi alami sampai vegetasi hasil
budidaya manusia. Kita wajib bersyukur dapat hidup dan tinggal di
negeri yang kaya akan ketersediaan potensi sumber daya alam.
Sebagian besar penduduk Indonesia dewasa ini masih ter-
konsentrasi di wilayah perdesaan dan mengandalkan sumber mata
pencariannya dari sektor agraris. Hal ini dapatlah dipahami, karena
pada dasarnya kemajuan sektor perekonomian Indonesia berawal
dari sektor agraris.
Siklus cara dan teknik pertanian yang dilakukan para petani
sekarang ini di se
tiap wilayah yang berbed
a perkembangan sangat
pesat. Beberapa hal di antaranya yaitu penerapan berbagai hasil
inovasi teknologi dalam dunia pertanian. Ditemukan nya bibit unggul
membantu petani memperbesar hasil panen karena bibit unggul ini
dirancang sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan jenis, lahan, dan
hama yang kemungkinan akan menyerang nya. Sehingga, hasil panen
yang didapatkan petani dapat melebihi hasil panen dari varietas padi
yang biasa digunakan. Ditemukannya mesin traktor membantu petani
dalam meng
hemat waktu, biaya, dan tenaga yang kemungkinan besar
dikeluarkan d
alam m
engolah sawah.
Kemajuan dalam cara dan teknik pertanian tentu saja diikuti oleh
perkembangan dalam bidang sistem informasi pertaniannya. Dewasa
ini terutama pihak para penentu kebijakan, mulai mengadopsi hasil
kemajuan ilmu pengetahuan berupa sistem informasi yang ber basiskan
peta. Sangatlah tepat jika pengadopsian teknologi ini ditujukan untuk
meningkatkan kemajuan dalam bidang pertanian.
Output
dari hasil sistem informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
data acuan pengembangan bagi wilayah-wilayah pertanian yang
tersebar hampir di seluruh wilayah negara Indonesia. Setiap wilayah
pertanian tersebut memiliki ciri dan karakteristik berbeda, baik dari
kondisi lahan dan kondisi klimatologisnya. Di sinilah peran teknologi
perpetaan sebagai sebuah ilmu analisis wilayah melalui penterjemahan
bentuk muka bumi dalam bidang datar.
Ketampakan lahan-lahan pertanian dalam sebuah peta dapat
dengan mudah diidenti
fi
kasi. Karena, dalam peta telah berisi simbol-
simbol yang dirancang sedemikian rupa, sehingga memudahkan
pembaca dalam peng gunaannya.
Gambar 1.38
Penempatan Lokasi Industri
Penentuan lokasi industri didasarkan pada
aspek strategis, dekat sumber bahan baku
dan pemasaran.
Sumber:
Tempo,
4 April 2006
1. Teori Konsentris
2. Teori Grafik
3. Teori Inti Ganda
4. Teori Tempat Sentral
Z
oom
32
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
•
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-
unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan
bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa.
•
Di dalam peta terdapat 3 hal penting yaitu dipilih, bidang
datar, diperkecil.
•
Fungsi peta antara lain digunakan untuk:
1. menunjukkan lokasi;
2. memperlihatkan ukuran;
3.
memperliharkan kecenderungan bentuk;
4.
menunjukkan ketinggian tempat; dan
5.
mengumpulkan dan menyeleksi data.
•
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan
hubungan antara posisi titik-titik di bumi dengan di peta.
•
Beberapa dasar pertimbangan dalam sistem klasifikasi
proyeksi peta dapat digolongkan sebagai berikut.
Rangkuman
1.
Pertimbangan Ekstrinsik
Proyeksi dibedakan ke dalam tiga bagian yaitu
berdasarkan bidang proyeksi (proyeksi azimutal,
kerucut, dan silinder), berdasarkan bidang persing-
gungan (
tangen
,
secan
,
polysuperficial
), dan
berdasarkan posisi sumbu simetri terhadap bidang
proyeksi (proyeksi normal, miring, dan transversal).
2.
Pertimbangan Intrinsik
Proyeksi dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan
sifat-sifat asli (proyeksi
ekuivalen
,
konform
,
ekuidistan
) dan berdasarkan generasi (geometris,
matematis, dan semi geometris).
•
Komponen kelengkapan sebuah peta terdiri atas judul,
skala, legenda atau keterangan, tanda orientasi, warna
dan simbol, serta sumber dan tahun pembuatan peta.
•
Memperbesar dan memperkecil sebuah peta dapat
dilakukan dengan memperbesar
grid
dan
fotocopy
.
Ketampakan
fi
sik wilayah pertanian dalam peta topogra
fi
dapat
diidenti
fi
kasi dari beberapa parameter berikut.
1. Lokasi pertanian terutama pertanian lahan basah terletak pada
dataran rendah. Ketampakan dalam peta topografi dicirikan
dengan garis kontur renggang. Penempatan lokasi pertanian
pada dataran rendah dikarenakan jenis pertanian ini sangat
membutuhkan ketersediaan air untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Khusus untuk jenis tanaman pertanian yang sedikit
membutuhkan suplai air, biasanya terletak di dataran yang agak
tinggi. Pada peta topogra
fi
dicirikan dengan adanya garis kontur
agak rapat. Contoh lokasi pertanian yang berada di dataran rendah
adalah Karawang sebagai lumbung padi provinsi Jawa Barat.
2. Pada beberapa wilayah, lokasi pertanian ini hampir berdekatan
dengan sungai dan jalan raya. Hal ini ditujukan untuk mem-
permudah pengangkutan dan distribusi hasil pertanian.
Peta 1.6
Peta Rupabumi Digital Indonesia
Skala1:25.000 Lembar 1209-323
Desa Sukamulya
Ketampakan Fisik Sawah Tadah Hujan
Pada Peta
Topografi
Sumber:
Peta Rupabumi Digital Indonesia Skala1:25.000 Lembar 1209-323 Sukamulya
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
33
Setelah mempelajari Bab 1 ini, adakah materi yang belum
Anda pahami? Jika ada, materi apakah yang belum Anda
pahami tersebut? Diskusikanlah materi tersebut bersama
Apa yang Belum Anda Pahami?
teman Anda dengan bimbingan gurumu. Untuk mempermudah
pemahaman Anda pada materi selanjutnya. Pelajari terlebih
dahulu materi pada Bab 2.
Peta Konsep
aspek yang berkaitan
Intrinsik
Ekstrinsik
dengan pertimbangan
Proyeksi
Bola Bumi
Peta
• Dipilih
• Bidang Datar
• Diperkecil
• Judul
• Skala
• Legenda
• Tanda Orientasi
• Warna dan Simbol
• Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Peta
dan Pemetaan
• Bidang Proyeksi
• Bidang
Persinggungan
• Posisi Sumbu Simetri
pada Proyeksi
• Sifat-sifat Asli
(Ekuivalen, Konform,
dan Ekuidistan)
• Berdasarkan
Generasi (Geometris,
Matematis, dan Semi
Geometris
terdiri atas
meliputi
kajian
terdiri atas
memiliki
komponen
dilakukan suatu
menghasilkan
Analisis Lokasi
Pertanian
Analisis Lokasi
Industri
manfaat peta
34
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
B. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
Uji Kemampuan Bab 1
Kerjakan pada buku latihan Anda.
• Peta
•
Kartogra
fi
•
Skala
•
Garis kontur
•
Proyeksi
•
Peta inset
• Azimuth
• Lettering
•
Pantograf
•
Scribing
1. Cabang ilmu geografi yang secara khusus
mempelajari seluk beluk dan teknik dasar
pembuatan peta dinamakan ....
a. oceanogra
fi
b. kartogra
fi
c. stratigra
fi
d. palentologi
e. arkheologi
2. Jika terdapat sebuah peta dengan skala
1:50.000 diperkecil 2 kali, maka skalanya akan
berubah menjadi ....
a. 1:12.500
b. 1:25.000
c. 1:100.000
d. 1:125.000
e. 1:150.000
3. Garis kontur yang rapat pada sebuah peta
topografi menunjukkan bahwa daerah
tersebut memiliki bentuk wilayah ....
a. lembah
b. bukit
c. berbukit-bukit
d. datar
e. terjal
4. Dataran rendah pada suatu peta topogra
fi
diberi warna ....
a. biru
b. kuning
c. kuning muda
d. hijau
e. kuning tua
5. Syarat-syarat peta antara lain ....
a. bersih, rapi dan indah
b. jarak di peta sama dengan jarak di
lapangan
c. dapat ditangkap maknanya
d. memiliki judul, skala dan legenda
e. memberikan makna yang sebenarnya
6. Pernyataan berikut mengenai tujuan pem-
buatan peta yang paling tepat adalah....
a. menyajikan informasi permukaan Bumi
melalui gambar
b. menyajikan informasi gejala-gejala yang
ada di permukaan bumi
c. menyajikan informasi keruangan gejala-
gejala yang ada di permukaan bumi
d. menyajikan informasi lokasi dan tempat-
tempat di permukaan bumi
e. menyajikan informasi persebaran
keruangan di permukaan bumi
7. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan
data kualitatif berupa jalan, sungai, dan batas
wilayah disebut dengan simbol ....
a. titik
b. garis
c. batang
d. area
e. lingkaran
8. Lembaga pemerintah Indonesia yang memiliki
kewenangan penuh dalam pem buatan dan
publikasi peta adalah ....
a. Bakorkesra
b. Bakosurtanal
c. Bappenas
d. Bappeda
e. Bapedal
9.
Inset
adalah ....
a. daftar nama-nama objek geogra
fi
pada
atlas yang dilengkapi dengan halaman
serta posisi geogra
fi
untuk memudah kan
pem baca
b. peta ukuran kecil yang disisipkan pada
peta utama untuk tujuan-tujuan tertentu
misalnya mengetahui posisi daerah yang
dipetakan
c. daftar katalog nama-nama objek geogra
fi
secara alfabetis pada atlas yang dilengkapi
dengan halaman serta posisi geogra
fi
d. peta yang menggambarkan raut muka
bumi terutama berhubungan dengan
morfologi dasar laut
e. peta yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur serta bentuk muka bumi dan
ketam pakan muka bumi lainnya
A. Jelaskan konsep-konsep berikut.
Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan
35
10. Salah
satu syarat utama simbol peta yang baik
adalah ....
a. berwarna mencolok
b. berkonotasi jamak
c. memakai legenda yang jelas
d. proporsional dengan skala
e. sudah umum digunakan
11. Sistem proyeksi peta yang dilakukan dengan
cara memproyeksikan globe pada bidang
datar disebut proyeksi ....
a. oblik
b.
zenithal
c. orthomor
fi
k
d. konvensional
e. azimuthal
12. S
alah satu contoh proyeksi peta yang meman-
faatkan silinder sebagai bidang proyeksi
adalah proyeksi ....
a.
Mercator
b.
Goode
c.
Homologra
fi
s
d.
Homolosin
e.
Conic Orthomorphic
13. Pada peta terdapat simbol g
aris. Adapun bentuk
simbol garis yang menggambarkan batas provinsi
adalah ....
a. + + + + +
b. - - - - -
c. + - + - + -
d. +.+.+.+.+
e. -.-.-.-
14. Simbol titik yang terdapat pada sebuah peta
umumnya menunjukkan ....
a. isi
d. jumlah
b. kota
e. jalan raya
c. sungai
15. Berikut ini yang merupakan cara penulisan
sungai pada suatu yang benar adalah ....
a. Sungai Ci Kapundung
b. Kali Berantas
c. Kali Bengawan Solo
d. Sungai Way Kambas
e. Cimanuk
16. Pada das
arnya setiap peta mencantumkan
hal-hal sebagai berikut seperti di bawah ini,
kecuali
....
a. legenda
b. skala peta
c. petunjuk arah
d. tahun pembuatan
e. ukuran luas peta
17. Sebuah peta yang diperbesar 5 kali. Adapun
skala faktornya jika menggambar memakai
pantograph
adalah ....
a. 100
d. 400
b. 200
e. 500
c. 300
18. Alat untuk mengukur jarak langsung sesuai
kenyataan di lapangan adalah ....
a. kompas
d.
yalon
b. tali meteran e. patok
c.
theodolite
19. Dek
linasi magnet adalah sudut yang dibentuk
antara ....
a. utara sebenarnya dengan utara magnet
b. utara sebenarnya dengan utara peta
c. utara peta dengan utara magnet
d. utara peta dengan utara grid
e. utara grid dengan utara sebenarnya
20. Utara yang menunjukkan arah utara sebenar-
nya, disebut ....
a. utara magnetis
b. utara geogra
fi
s
c. utara grid
d. utara vertikal
e. utara horizontal
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
1. Terangkanlah 4 fungsi peta secara umum.
2.
Uraikanlah 3 jenis utara yang sering digunakan
dalam pemetaan.
3. Deskripsikan perbedaan mendasar dari suatu
proyeksi jika ditinjau dari sifat-sifat asli yang
dipertahankan.
4. Uraikan pembagian skala berdasarkan:
a. bentuknya;
b. sifatnya; dan
c. fungsinya.
5. Uraikan langkah-langkah yang dilakukan
sebagai prinsip pokok dalam pembuatan
peta.
6. Bagaimana langkah-langkah Anda dalam
memperbesar dan memperkecil sebuah peta?
7. Deskripsikan 8 hal yang perlu Anda ketahui
dalam membaca peta.
8. Hal-hal apa sajakah yang tetap harus diper-
hatikan dalam metode pembuatan peta
dengan alat bantu sederhana dan kompas?
9. Uraikan keuntungan
scribing
jika dibandingkan
dengan menggambar menggunakan tinta.
10. Bagaim
anakah tata aturan penulisan nama
dalam sebuah peta?
36
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Kajian Geografi Bab 1
Lakukan kajian berikut.
Untuk menambah pemahaman Anda mengenai
teknik dasar pembuatan peta dan pemetaan, lakukan
tugas berikut.
1. Bentuklah kelompok diskusi dalam kelas Anda
terdiri atas 5-8 orang. Sesuaikan dengan kondisi
kelas Anda.
2. Sediakan alat, perlengkapan dan bahan-bahan
yang diperlukan dalam teknik dasar pembuatan
peta.
3. Amati lingkungan di sekitar Anda bersama
bimbingan guru Anda. Cermati titik lokasi, batas
wilayah dari halaman dan lingkungan di sekitar
sekolah Anda.
4. Dengan bimbingan guru Anda, berlatihlah
untuk membuat peta batas halaman sekolah
Anda menggunakan skala 1:2.000.
5. Diskusikanlah peta yang telah Anda buat
dengan hasil kelompok lain.
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas untuk menambah pemahaman
Anda mengenai teknik dasar pembuatan peta
sederhana.
Kumpulkan tugas tersebut pada guru Anda.