Gambar Sampul SEJARAH · Bab 1 Antara Kolonianisme dan Imprealisme
SEJARAH · Bab 1 Antara Kolonianisme dan Imprealisme
Sardiman AM, dan Amurwani Dwi

24/08/2021 13:52:29

SMA 11 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Buku Sejarah Indonesia

Semester 1 Kelas 1

1

Kurikulum 2013 Revisi 2017

Materi Pokok Pembelajaran:

Perburuan “Mutiara dari Timur” dan Perebutan Hegemoni

, Kekuasaan

Kongsi Dagang VOC

, Penjajahan Pemerintah Belanda

.

Perang Melawan Kolonialisme dan Imperialisme

, Perang Melawan Hegemoni

dan Keserakahan Kongsi Dagang

, Perang Melawan Penjajahan Belanda

.

Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

, Dampak dalam

Bidang Politik

-Pemerintahan dan Ekonomi

, Dampak dalam Bidang Sosial

-

Budaya dan Pendidika

n

Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan,

Latar Belakang Sumpah

Pemuda

, Sumpah Pemuda: Tonggak Persatuan dan Kesatuan,

Penguatan Jati

Diri Keindonesiaan

Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah

dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan

ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013.

Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui,

dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.

Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku

ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejarah Indonesia / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--

Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

VIII, 256 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1

ISBN 978-602-427-122-0 (jilid lengkap)

ISBN 978-602-427-124-4 (jilid 2a)

1.

Indonesia -- Sejarah -- Studi dan Pengajaran

I. Judul

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

959.8

Penulis

:

Sardiman

AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsih.

Penelaah

:

Baha Uddin, Hariyono, Mumuh Muhsin Z, Mohammad

Iskandar

.

Pereview

:

Abdul Rojak

Penyelia Penerbitan

:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

Cetakan ke-1, 2014 ISBN 978-602-282-109-0 (jilid 2a)

Cetakan ke-2, 2017 (Edisi Revisi)

Disusun dengan huruf Frutiger

, 11 pt

iii

Sejarah Indonesia

Kata Pengantar

Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah satu

di antara mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh semua peserta didik.

Sebagai pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua peserta didik, buku

ini disusun dengan pendekatan regresif yang lebih populer. Dalam buku

ini peserta didik diajak untuk melihat sejarah dalam kehidupan sehari-hari,

melalui pengamatan terhadap kondisi sosial-budaya dan sejumlah tinggalan-

tinggalan sejarah yang dapat diamati oleh peserta didik di lingkungan

sekitarnya. Dari pengamatan inilah peserta didik diajak untuk melihat

fenomena yang ada di sekitarnya dengan menghubungkannya pada suatu

peristiwa masa lalu. Dengan harapan peserta didik dapat berpikir pluri-

kausal, yang melihat penyebab suatu peristiwa itu karena banyak hal, tidak

mono-kausal terhadap suatu peristiwa yang saat ini sedang terjadi.

Pembahasan dalam buku ini meliputi masa VOC hingga masa revolusi.

Buku ini menyajikan contoh-contoh suatu peristiwa kekinian yang dapat

dihubungkan dengan peristiwa masa lampau. Penyajian dalam buku ini

merupakan usaha minimal yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk

mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik diajak untuk lebih

berani mengeksplorasi sumber-sumber belajar lain yang dapat memperkaya

wawasan dan pengetahuan yang tersedia di sekitarnya. Untuk itulah perlu

peranan guru dalam memotivasi dan meningkatkan keterlibatan peserta

didik untuk berperan aktif dalam tugas belajar-mengajar.

Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih

pada penelaah buku Prof.Dr. Hariyono, Baha Uddin M.Hum, Mumuh Muhsin

Z. M.Hum, dan Dr. Mohammad Iskandar yang telah membantu memperkaya

dan memberikan masukan-masukannya hingga buku ini sampai kepada para

pembaca. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Drs. M.AP yang telah

memberikan fasilitas dan dukungan hingga terselesaikannya buku ini.

iv

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Akhirnya kepada para pembaca kami terbuka untuk menerima

masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan buku

ini. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan

dunia pendidikan dan menumbuhkan kesadaran sejarah bagi generasi muda.

Jakarta, Maret 2017

Penulis

v

Sejarah Indonesia

Daftar Isi

KATA PENGANTAR

...................................................................................

iii

DAFTAR ISI ......

........................................................................................

v

BAB I

Antara Kolonialisme dan Imperialisme

...................................................

1

A.

P

erburuan “Mutiara dari Timur” dan Perebutan Hegemoni

.............

6

1.

Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa

.....................................

7

2.

Petualang

an, Penjelajahan, dan Perebutan Hegemoni

...........

9

B

.

K

ekuasaan Kongsi Dagang VOC

........................................................

24

1.

Lahirnya VOC

.......................................................................

25

2.

Keserakahan dan Kekejaman VOC

.......................................

28

3.

VOC Gulung Tikar

................................................................

34

C

.

P

enjajahan Pemerintah Belanda

.......................................................

38

1.

Masa Pemerintahan Rep

ublik

Bataaf

..........

.........................

39

2.

Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia

(1811-1816)

46

3.

Dominasi Pemerintahan

Belanda

..........................................

51

B

AB 2

Perang Melawan Kolonialisme dan Imperialisme ..................................

.

69

A.

P

erang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang

........

72

1.

Aceh Versus Portugis da

n VOC

............................................

75

2.

Maluku Angkat Senjata

........................................................

77

3.

Sultan Agung Versus J.P. Coen

..........

..................................

80

4.

Perlawanan Banten

...........

...................................................

83

5.

Perlawanan Gowa

................................................................

87

vi

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

6.

Rakyat Riau Angkat Senjata

.................................................

90

7.

Orang-orang Cina Bero

ntak

...........

......................................

92

8.

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said

...............

94

B. Perang Melawan Penjajahan Belanda

.............

.............

...................

102

1.

Perang Tondano

..................................................................

103

2.

Perang Pattimura

(1817)

.....................................................

107

3.

Perang Padri

......................................................................

111

4.

Perang Diponegoro

..............................................................

119

5.

Perlawanan di Bali

.........

.......................................................

127

6.

Perang Banjar

.......

................................................................

131

7.

Perang Aceh

.......

..................................................................

138

8.

Perang Batak

........

...............................................................

148

B

AB 3

Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

........................

155

A.

Dampak dalam Bidang P

olitik-Pemerintahan dan Ekonomi

.............

158

1.

Bidang Politik dan Struk

tur Pemerintahan

............................

159

2.

Bidang Ekonomi

...................................................................

163

B

.

Dampak dalam Bidang Sosial-Budaya dan P

endidikan

....................

169

1.

Bidang Sosial-Budaya

...........................................................

170

2.

Bidang Pendidikan

...............................................................

171

B

AB 4

Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan ........................................

177

A.

Latar Belakang Sumpah Pemuda ........................................................

181

1.

Politik Etis: Pintu Pembuka Pendidikan Mod

ern

....................

182

2.

Pers Membawa Kemajuan

....................................................

186

3.

Bangkitnya Nasionalism

e

........

..............................................

191

vii

Sejarah Indonesia

B.

Sumpah P

emuda: Tonggak Persatuan dan Kesatuan

.....

....................

201

1.

Federasi dan “Front Sawo Matang” .....................

..........

.....

202

2.

Cita-cita Persatuan

...............................................................

204

3.

Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa

...........

.................

209

4.

Nilai-nilai

Penting Sumpah Pemuda

......................................

216

C

.

P

enguatan Jati Diri Keindonesiaan

...................................................

221

1.

Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan

............................

222

2.

Pemuda yang Berpolitik

........

................................................ 22

4

3.

Nasionalis

me yang Revolusioner ....................................

.......

225

4.

Volksraad

: Wahana Perjuangan .......................................

.....

229

5.

Tamatnya Kemaharajaan Belanda ..........................

.......

.......

235

GLOSARIUM

.............................................................................................

242

DAFTAR PUSTAKA

....................................................................................

245

Profil Penulis

...............................................................................

.......

.....

24

9

Profil Penelaah

.......

....

.............................................................................

2

51

Profil Editor

......

.........

..............................................................................

2

56

viii

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Gambar Kapal-kapal Cina yang sudah biasa berlayar sampai di perairan Nusantara.

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.

1

Sejarah Indonesia

BAB 1

Antara Kolonialisme dan

Imperialisme

Imperialisme zaman sekarang berbuahkan “negeri-negeri mandat” alias

“mandatgebieden”, daerah-daerah pengaruh “alias” “involedssferen” dan lain

sebagainya, sedang di dalam sifatnya menaklukkan negeri orang lain, imperialisme

itu berbuahkan negeri djajahan-koloniasa-bezit

H.A. Notosoetardjo -Bung Karno di hadapan Pengadilan Kolonial .1963

K

amu sering mendengar kritik bahwa secara politis kita sudah merdeka

tetapi secara ekonomis masih sering dipermainkan oleh kekuatan

ekonomi global. Bahkan ada yang secara ekstrim mengatakan “kita sudah

merdeka secara politik tetapi masih terjajah di bidang ekonomi.” Bahkan

beberapa ahli mengatakan tidak hanya terjajah secara ekonomi, di Indonesia

juga sedang berkembang imperialisme kebudayaan.

Dapat dirasakan bahwa kemandirian dan kekuatan ekonomi Indonesia

masih lemah karena pengaruh kekuatan asing dan utang luar negeri yang

tidak sedikit. Sementara di dalam negeri berbagai penyelewengan di sektor

ekonomi, termasuk korupsi masih terus berlangsung. Begitu juga kalau

mencermati perkembangan budaya dan gaya hidup sebagian generasi muda

kita yang lebih bangga dan menyenangi budaya Barat. Contohnya, anak-

anak dan remaja akan lebih mengenal dan bangga memakan

hamburger

dari pada jenis makanan di negeri sendiri misalnya

singkong goreng.

Mengapa hal itu terjadi? Mengapa kemandirian di bidang ekonomi

kita masih lemah? Mengapa jati diri di bidang kebudayaan juga kurang

kompetitif? Pertanyaan-pertanyaan itu menarik untuk kita telaah kemudian

menemukan jawabnya. Yang jelas kemandirian ekonomi memang harus

terus diperjuangkan, mengingat negeri kita negeri yang begitu kaya.

2

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Negeri kita yang terkenal dengan nama Indonesia ini, juga dikenal dengan

sebutan Kepulauan Nusantara, sementara kaum kolonial Barat menyebutnya

dengan tanah Hindia. Sejarah telah mencatat bahwa kekayaan Kepulauan

Nusantara begitu luar biasa. Kekayaan bumi Nusantara ini dapat diibaratkan

sebagai “mutiara dari timur”. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau

Kepulauan Nusantara atau Indonesia ini menarik perhatian kongsi-kongsi

Eropa untuk menguasainya. Terjadilah perebutan hegemoni di antara mereka

bangsa-bangsa Eropa yang ingin menjajah Indonesia. Akibat penjajahan dan

dominasi asing telah membuat jati diri dan budaya bangsa terancam dan

menjadi rapuh. Begitu juga kehidupan sosial ekonomi menjadi tersendat.

Kalau kita renungkan masalah-masalah tersebut bisa jadi berakar dari

berkembangnya kultur kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia

sejak abad ke-17. Nah, mulai saat itu kita tidak memiliki kemandirian dan

kedaulatan baik secara ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

Realitas kehidupan semacam itu perlu mendapat perhatian dari berbagai

pihak. Dalam kenyataan sekarang ini masih dapat dirasakan adanya pengaruh

asing yang begitu kuat di dalam dinamika kehidupan perekonomian di

Indonesia. Utang luar negeri yang juga semakin menumpuk, di samping

penyakit korupsi yang belum dapat diberantas. Kalau begitu apakah

benar kehidupan sekarang ini juga ada warisan yang berasal dari zaman

penjajahan, zaman dominasi kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Bila

mengingat prinsip sebab akibat dan konsep perubahan dan keberlanjutan,

sangat mungkin kehidupan kita sekarang ini juga dipengaruhi oleh kultur di

zaman penjajahan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Bagaimana

sebenarnya perkembangan dominasi kolonialisme dan imperialisme di

Indonesia yang sudah muncul sejak abad ke-16.

Berikut ini kita akan belajar tentang perkembangan dominasi kolonialisme

dan imperialisme di Indonesia.

3

Sejarah Indonesia

Kolonialisme dan Imperialisme

Gold, Gospel, Glory

Perburuan “Mutiara dari

Timur”

Penjajahan Pemerintah

Belanda

Kekuasaan Kongsi Dagang

VOC

Bermula dari Jatuhnya Konstantinopel (1453)

Keadaan ekonomi dan perdagangan di Eropa Barat menjadi tidak lancar

(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan perebutan hegemoni)

PETA KONSEP

4

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajar

i uraian ini, diharapkan kamu dapat:

1. Melacak proses keda

tangan bangsa Barat ke Indonesia

2. Meng

analisis keserakahan dan kekejaman kongsi dagang

3 Meng

analisis kezaliman penjajahan Belanda

4. Men

yadari bahwa dominasi asing akan merampas kedaulatan dan

hak-hak

kemanusiaan seba

gai bangsa

ARTI PENTING

Mempelajari sejarah perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia

akan memberikan penyadaran dan memberikan pelajaran dan sekaligus peringatan.

Mengapa kita sampai dijajah? mengapa penjajahan berlangsung sangat lama?

apa ada yang salah dengan bangsa kita? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu

akan memberikan pelajaran dan inspirasi bagaimana kita mengelola negara dan

pemerintahan Indonesia dengan kedaulatan dan kemandirian yang utuh sebagai

bangsa yang merdeka.

5

Sejarah Indonesia

Sumber : Iregha Kadireja, 2014 .

Gambar 1.1

Peta penjelajahan samudra.

6

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

A. Perburuan “Mutiara dari Timur” dan Perebutan

Hegemoni

Mengamati Lingkungan

»

Coba amati baik-baik gambar peta di halaman sebelumnya!

1.

T

entu kamu banyak pertanyaan terkait dengan gambar peta

tentang penjelajahan samudra. Coba ajukan pertanyaan

terkait gambar tersebut!

2.

Kira-kira peta tentang apa?

3.

Pada peta itu terdapa

t garis-garis, kira-kira menunjukkan

apa?

Peta tersebut menggambarkan proses kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke

Nusantara. Garis: ________ menggambarkan proses perjalanan laut bangsa

Portugis. Simbol garis: -- . -- menunjukkan proses perjalanan laut bangsa

Spanyol, Simbol garis:- - - - menunjukkan kedatangan bangsa Inggris, dan

garis ....... menggambarkan proses perjalanan bangsa Belanda menuju

Indonesia.

Perlu disadari bahwa Nusantara atau Kepulauan Indonesia merupakan

kepulauan yang sangat kaya dan indah. Bagaikan “mutiara dari timur”.

Tanah Nusantara memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, hasil dan

persediaan tambang ada di mana-mana, hasil pertanian pun melimpah,

begitu juga hasil perkebunan seperti rempah-rempah selalu menggugah

selera.

Sungguh Tuhan Yang Maha Pemurah telah menganugerahkan bumi

Nusantara yang kaya ini untuk kita semua. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

kita bersyukur atas nikmat-Nya, caranya, dengan menjaga dan melestarikan

kekayaan alam semesta Nusantara ini. Kekayaan dan keindahan tanah

Nusantara itu pula yang menarik dan menggiurkan bangsa-bangsa lain untuk

datang. Sekarang mereka datang ke Indonesia, ada yang sebagai wisatawan,

ada sebagai penanam modal, ada yang bekerja seperti konsultan, dan lain-

lain.

7

Sejarah Indonesia

Sumber: Indonesia Calender of Event, 2013.

Gambar 1.2

Sebagian pemandangan dan keindahan alam di Nusantara.

Tetapi dalam perjalanan sejarah Indonesia, kedatangan bangsa-bangsa

asing terutama Eropa di Nusantara yang dimulai abad ke-16 ternyata telah

membawa sebuah perubahan besar dengan terjadinya suatu masa penjajahan

bangsa Barat.

Nah, bagaimana proses datangnya bangsa Barat ke Indonesia? Ikuti uraian

berikut.

Memahami Teks

1.

Motivasi,

Nafsu, dan Kejayaan Eropa

Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan

samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk

menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas

dari motivasi dan keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi kepuasan

dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi,

tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh

keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah

mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu

pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur

(timurnya Eropa). Wilayah itu sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat

diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan yang

dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, dan pala.

8

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Gambar 1.3

Contoh rempah-rempah.

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4

(Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.

Mengapa orang-orang Eropa sangat

memerlukan rempah-rempah? Orang-

orang Eropa berusaha sekuat tenaga

untuk menemukan daerah penghasil

rempah-rempah. Rempah-rempah ini

menjadi komoditas perdagangan

yang sangat laris di Eropa. Rempah-

rempah ini sangat diperlukan untuk

bumbu masak dan bahan minuman

yang dapat menghangatkan badan.

Hal ini sangat cocok untuk orang-

orang Eropa yang memang tinggal di

daerah dingin. Kemudian dari mana

asal rempah-rempah itu?

Daerah yang menghasilkan rempah-

rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa

menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara

dari timur”, orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara

untuk mendapatkan rempah-rempah. Dalam konteks penemuan dunia baru

itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara, tetapi juga daerah-daerah

lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra,

misalnya Amerika dan daerah-daerah lain di Asia.

Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di

suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari

peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Perkembangan ini

sudah sangat nyata seiring dengan semakin ramainya perdagangan melalui

“Jalur Sutera”

Kehidupan global semakin berkembang dengan maraknya penjelajahan samudera

orang-orang Eropa ke dunia Timur. Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa

Eropa ke Indonesia, telah ikut

meningkatkan kehidupan global.

Peristiwa itu dilatarbelakangi

oleh peristiwa yang jauh dari

Indonesia, misalnya peristiwa

jatuhnya Konstantinopel di kawasan

Laut Tengah pada tahun 1453.

Serangkaian penemuan di bidang

Tahukan kamu apa yang dimaksud

dengan “Jalur Sutera”? Apa dampak

perkembangan “Jalur Sutera”

kehidupan global?

9

Sejarah Indonesia

teknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi

bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara

itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib disebut-sebut

juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.

»

Nah, berdasarkan informasi tersebut bersama anggota kelompok,

coba kamu lakukan pelacakan lebih lanjut dan buatlah uraian

tentang sejarah latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Barat

ke Indonesia secara rinci, sistematis dan logis. Untuk mengerjakan

tugas ini, kamu dapat membaca buku-buku sejarah untuk SMA

yang sudah ada di perpustakaan sekolah atau bacaan-bacaan/

buku-buku sejarah lain yang relevan.

2.

Petualangan, Penjelajahan, dan Perebutan Hegemoni

Bertahun-tahun

lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan

internasional antara para pedagang dari Barat/Eropa dan Timur. Salah satu

kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel. Banyak jenis

komoditas di pasar Konstantinopel. Misalnya batu mulia, emas dan perak,

gading, sutera dan juga yang penting rempah-rempah. Orang-orang Eropa

sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orang-

orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah lebih mudah, dan dengan

harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453

ke tangan Turki Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan

rempah-rempah yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup.

Harga rempah-rempah di pasar Eropa melambung sangat tinggi. Oleh karena

itu, mereka berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil

rempah-rempah ke timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan

penemuan dunia baru. Upaya tersebut mendapat dukungan dan partisipasi

dari pemerintah dan para ilmuwan.

Portugis dan Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan,

pelayaran, dan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru di

timur. Portugis juga telah menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan

Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian menyusul

Spanyol, Belanda, dan Inggris. Tujuan kedatangan mereka ke wilayah timur

tidak semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-

rempah, tetapi ada tujuan yang lebih luas.

10

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Tujuan mereka terkait dengan:

gold

:

memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan

mengumpulkan emas perak dan bahan tambang serta

bahan-bahan lain yang sangat berharga.

glory

:

memburu

kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam

kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia

baru yang ditemukannya.

gospel

:

menjalankan

tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada

mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu

Prester John yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang

berkuasa di Timur.

Mengenai ketiga jenis tujuan:

gold, glory,

dan

gospel

itu sebenarnya lebih

dimiliki dan digelorakan oleh Portugis dan Spanyol.

Berikut ini akan dijelaskan petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudra

bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.

a)

Portugis

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran

raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Raja

Portugis tersebut kemudian memanggil pelaut ulung Portugis bernama Vasco

da Gama untuk melakukan ekspedisi

menjelajahi samudra mencari Tanah

Hindia yang merupakan daerah penghasil

rempah-rempah. Vasco da Gama mencari

jalan lain agar lebih cepat sampai di

Tanah Hindia yang merupakan tempat

penghasil rempah-rempah. Kebetulan

sebelum Vasco da Gama mendapatkan

perintah dari Raja Manuel l, sudah ada

pelaut Portugis bernama Bartholomeus

Diaz melakukan pelayaran mencari daerah

Timur dengan menelusuri pantai barat

Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan

ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz

Sumber: Indonesia Dalam Arus

Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan

Perlawanan), 2012.

Gambar 1.4

Vasco da Gama.

11

Sejarah Indonesia

mendarat di suatu ujung selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian

dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi

memilih bertolak kembali ke negerinya.

Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk

memulai penjelajahan samudra. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz

tersebut, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari

Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung

Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya,

rombongan Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri

pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan

Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama

mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.

Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da

Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu

padrao

. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah

yang disinggahi kemudian dipasang patok batu

padrao

sebagai tanda bahwa

daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di Goa, India itu Vasco da

Gambar 1.5

Ilustrasi kedatangan bangsa Portugis di wilayah Indonesia.

Sumber:

Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan),

2012.

12

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng.

Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja Portugis, Vasco da Gama

diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis.

Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari

bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka

mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-

rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan

Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso de Albuquerque

berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis

berhasil menguasai Malaka. Portugis mulai memasuki wilayah Kepulauan

Nusantara yang disebutnya juga sebagai tanah India (Hindia). Orang-orang

Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya “mutiara dari timur”

yakni rempah-rempah yang ada di Kepulauan Nusantara, khususnya di

Kepulauan Maluku,

Tentang rempah-rempah di Maluku (Ternate dan Tidore), pernah digambarkan

oleh Luis vaz de Cam sebagai berikut.

“Lihatlah, betapa laut-laut di Timur ditebari pulau-pulau tidak terkira

banyaknya. Tengoklah Tidore lalu Ternate dengan puncak gunung yang membara

dan meluncurkan api. Pandanglah kebun-kebun cengkeh yang panas. Dibeli

oleh Portugis dengan darah mereka. Dan burung cenderawasih yang terbang

tidak pernah melangit. Tetapi jatuh ke bumi ketika mereka berhenti terbang.“

Luis vaz de Cam-cs. The Lusiads (1572). Canto. 132.

(Taufik Abdullah & AB. Lapian.

Indonesia dalam Arus Sejarah.

2012)

»

Nah, kapan dan bagaimana orang-orang Portugis itu akhirnya

memasuki wilayah Indonesia? Kapan dan di mana Portugis

berhasil menanamkan kekuasaannya di wilayah Nusantara/

Indonesia? Tahukah kamu bagaimana hubungan antara Portugis

dengan Kerajaan Ternate? Coba lakukan pelacakan kemudian

buatlah uraian tentang masuknya orang-orang Portugis ke

Indonesia! Untuk mengerjakan tugas ini kamu dapat membaca

buku-buku sejarah yang ada di perpustakaan sekolah.

13

Sejarah Indonesia

Perlu ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada

tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-orang Islam menjadi

terdesak. Para pedagang Islam tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk

kawasan Selat Malaka, karena Portugis melakukan monopoli perdagangan.

Akibatnya para pedagang Islam harus menyingkir ke daerah-daerah lain.

Tindakan Portugis yang memaksakan monopoli dalam perdagangan itu

telah mendapatkan protes dan perlawanan dari berbagai pihak. Sebagai

contoh pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan seorang

pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan

tokoh masyarakat (kepala suku) Jawa yang ada di Malaka. Ia dikenal sangat

pemberani. Ia melancarkan perlawanan terhadap keserakahan Portugis di

Malaka. Dalam melancarkan perlawanan ini Pate Kadir berhasil menjalin

persekutuan dengan Hang Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi di laut dan

kemudian menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan senjata

yang lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir semakin

terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan

selanjutnya ke Demak.

Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes

dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk

melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini

dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat

setelah bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan

Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan

serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak

dan pengikut Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga

serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin

kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, hingga sampai ke

Indonesia.

b)

Spanyol

Sebelum

orang-orang Portugis berangkat memulai penjelajahan samudra,

sebenarnya sudah lebih dulu Spanyol berangkat berlayar mencari tempat

penghasil rempah-rempah. Orang-orang Spanyol dan Portugis dapat

dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra untuk

mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah

Hindia).

14

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol umumnya memeluk agama Katolik.

Kedua bangsa ini sama-sama ingin menguasai wilayah lain di dunia. Hal ini

menimbulkan keprihatinan Paus Yulius II. Untuk menjaga kerukunan antara

keduanya, maka Paus turun tangan untuk bermusyawarah dengan kedua

bangsa tersebut. Diadakanlah kemudian perjanjian pembagian wilayah.

Perjanjian ini diadakan di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494.

Isinya adalah wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian

1550 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde. Belahan sebelah timur

dimiliki oleh Portugis dan belahan sebelah barat dikuasai Spanyol. Coba lihat

gambar berikut.

Sumber: Kemendikbud, 2016.

Gambar 1.

6

Pembagian wilayah Spanyol dan Portugis

Orang-orang Spanyol yang diprakarsai Christhoper Columbus merencanakan

melakukan penjelajahan samudra untuk menemukan tanah penghasil rempah-

rempah. Sebelum berangkat Columbus menghadap kepada Ratu Isabella

untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan

menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga

menyediakan hadiah apabila misi Columbus ini dapat berhasil.

15

Sejarah Indonesia

Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus

berangkat dari pelabuhaan. Atas dasar

keyakinan bahwa bumi itu bulat maka

Columbus dengan rombongannya bertolak

dari Spanyol berlayar menuju ke arah barat.

Mereka optimis berhasil menemukan daerah

baru di timur.

Pada tanggal 6 September tahun yang sama,

rombongan Columbus sampai di Kepulauan

Kanari di sebelah barat Afrika. Ekspedisi

penjelajahan samudra dilanjutkan dengan

mengarungi lautan luas yang dikenal

ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu

kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi

hampir putus asa. Namun Columbus terus

memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah sekitar satu bulan lebih

berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di

pantai bagian dari Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya

ini sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati

daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini kemudian

dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan

mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan Columbus

bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493

Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan

Columbus dan rombongan

disambut dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di

Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru

yakni Benua Amerika.

Keberhasilan pelayaran Columbus

menemukan daerah baru telah

mendorong para pelaut lain untuk

melanjutkan penjelajahan samudra ke

timur. Apalagi Columbus belum berhasil

menemukan daerah penghasil rempah-

rempah. Berangkatlah ekspedisi yang

dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau

umum menyebut Magelhaens. Ia juga

disertai oleh seorang kapten kapal

yang

bernama Yan Sebastian del Cano.

Untuk mendalami uraian

tentang periode petualangan,

penjelajahan dan penemuan ini,

kamu dapat membaca buku,

Taufik Abdullah dan A.B. Lapian

(ed),

Indonesia dalam Arus

Sejarah Jilid 4: Kolonialisasi dan

Perlawanan

, (2012) atau buku-

buku sejarah yang lain

Gambar 1.

7

Christopher

Columbus.

Sumber: Christopher Columbus

and the Age of Exploration, 2013.

16

Semester 1

Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magellan

mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Setelah terus berlayar

Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang

ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak

sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan.

Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra

Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang.

Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada

Maret 1521 Magellan mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan

kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di

Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan

menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni Spanyol.

Sumber: Jejak Pangan: Sejarah, Silang Budaya dan Masa Depan, 2009.

Gambar 1.

8

Rute Pelayaran Magellan.

17

Sejarah Indonesia

Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk

setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah

pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan

Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan

yang selamat segera meninggalkan Filipina. Mereka di bawah pimpinan

Sebastian del Cano terus berlayar ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu

juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil

rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano

ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol.

Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal

rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati

Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol. Dengan

penjelajahan dan pelayaran yang dipimpin oleh Magellan itu maka sering

disebut-sebut bahwa tokoh yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali

adalah Magellan.

Dalam kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu ada

pendapat yang menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan laut Inggris.

Ia menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah

armada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng Ho) pada tahun

1421. Zheng He adalah seorang kasim kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti

Ming yang bernama Zhu Di atau Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa

Zheng He bersama armadanya telah berlayar mengelilingi dunia dengan

berpedoman pada peta-peta kuno yang dibuat oleh para kartografer Cina

dan juga beberapa peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia),

dan yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).

»

Bagaimana pendapatmu, benarkah Magellan tokoh yang pertama

kali berhasil mengelilingi dunia? Bagaimana dengan figur del

Cano? Mengapa rombongan del Cano kembali ke Spanyol?

Tidakkah orang-orang Spanyol tertarik untuk tinggal dan

menguasai perdagangan di Maluku? Tahukah kamu hubungan

antara Spanyol dengan Kerajaan Tidore? Lakukan analisis dan

buatlah uraian secara runtut berdasarkan beberapa pertanyaan

tersebut. (kamu dapat membaca buku-buku sejarah yang ada di

perpustakaan sekolah, atau di mana saja)

18

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Kemudian bagaimana peran para nelayan dan pedagang

Indonesia yang sudah berdagang sampai India, kemudian ke

Laut Timur Tengah? Mereka pada umumnya sudah mengetahui

berbagai jalur perdagangan dan pelayaran ke berbagai wilayah,

sehingga wajar kalau beberapa di antara mereka juga sebagai

pemandu pelayaran. Sungguh luar biasa nenek moyang dan para

pendahulu kita saat itu. Mereka sudah memiliki pengetahuan

yang luas tentang pelayaran dan penjelajahan samudra. Mereka

dengan perahu jung-jungnya menjelajahi perairan di Nusantara,

bahkan sampai di luar Kepulauan Nusantara. Mereka telah

mewariskan kepada kita tentang jiwa dan nilai-nilai bahari,

tentang kedaulatan diri untuk berdagang dan bergaul dengan

orang-orang dari luar atas dasar persamaan

.

Sumber: https://www.google.com/search=jung+Indonesia. (18-10-2015)

Gambar 1.

9

Jung-jung Indonesia yang menjelajah ke berbagai perairan di Nusantara

19

Sejarah Indonesia

c)

Belanda

Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan Nusantara tahun 1511,

kemudian sampai ke

Maluku tahun 1521. Begitu juga Spanyol memasuki

Maluku pada tahun 1521. Tetapi Belanda datang ke wilayah Nusantara baru

pada tahun 1596. Mengapa Belanda sangat terlambat datang ke Indonesia

bila dibandingkan dengan Portugis dan Spanyol?

Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 Belanda masih menjadi

vasal

Spanyol. Berbagai gerakan terus dilakukan Belanda untuk melepaskan diri

dari Spanyol yang kemudian dikenal Revolusi 80 tahun. Revolusi ini dimulai

tahun 1566. Di tengah-tengah revolusi, kegiatan perdagangan orang-

orang Belanda di Eropa terutama di pusat perdagangan di Lisabon, terus

berkembang dan masih berjalan normal. Belanda juga tidak menemui

kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Tetapi pada saat

Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Belanda dilarang lagi

berdagang di Lisabon. Dengan demikian, Belanda menemui kesulitan untuk

mendapatkan rempah-rempah. Belanda harus berusaha untuk mendapatkan

rempah-rempah seperti yang telah dilakukan Portugis dan Spanyol. Orang-

orang Belanda mulai mencari jalan untuk pergi ke dunia Timur atau Tanah

Hindia.

Pada tahun 1594 Willem Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia

Timur atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya

bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di

timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan

penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara

sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya

Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.

Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan

Pieter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya

dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam

»

Ada hal yang menarik untuk dicermati. Mengapa Belanda baru

tahun 1594 mulai tertarik untuk melakukan penjelajahan samudra

untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah dari Timur? Coba

lakukan telaah. Kamu dapat berkerja dengan anggota kelompok

mencari beberapa buku sejarah yang relevan.

20

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia

yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman

mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun

1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan

Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya

untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh

rakyat Banten. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa

pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat

pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-

rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli

perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku

kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat

diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai

membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de

Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali

ke Belanda.

Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju

Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh Jacob

van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai

di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya

bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali

menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan

aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan

singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju

Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada

tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh

rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orang-

orang Portugis. Oleh karena itu, kedatangan Belanda ini diterima dengan

baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan perdagangan

orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat.

Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju

Maluku.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat wilayah Nusantara/Indonesia

senantiasa mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar

persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan kehendak

21

Sejarah Indonesia

dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah Nusantara tentu harus

ditolak karena tidak sesuai dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin

berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam kegiatan perdagangan.

d)

Inggris

Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil sampai di kepulauan Maluku,

aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangan

Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah semakin meluas.

Jalur perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa semakin

berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi

pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.

Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam

perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh rempah-rempah

secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian

diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa

Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol

apalagi setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris

pun mulai tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon.

Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-

rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak

melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan

samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam

pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-

rempah, Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan

mengikuti rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk

memperkuat daya saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia

timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang yang diberi nama

East India

Company

(EIC) pada tahun 1600.

Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia

pertama kali tahun 1579 dipimpin oleh

Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris

juga membentuk beberapa kantor dagang

di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di

Ambon, Makasar, Jepara, Jayakarta.

Tentang beberapa ekspedisi

atau penjelajahan samudra

ini selengkapnya kamu bisa

membaca buku dari “Garis

Besar Sejarah Amerika”

yang diterbitkan oleh

Departemen Luar Negeri

Amerika Serikat, 2004.

22

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

KESIMPULAN

1. Latar belakang datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia:

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), adanya

berbagai penemuan di bidang teknologi, semangat melanjutkan

Perang Salib.

2. Bangsa-bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris),

mencari daerah baru untuk memburu rempah-rempah melalui

penjelajahan samudra atau jalur laut.

3. Dari konteks Indonesia, orang-orang Spanyol datang ke Indonesia

melalui jalur timur, sedang Portugis melalui jalur barat, diikuti

Belanda dan Inggris.

4 .

Orang-orang Barat itu telah menemukan buruannya yakni

Kepulauan Nusantara, penghasil rempah-rempah yang

diibaratkan sebagai “mutiara dari timur”. Sungguh luar biasa

kekayaan bumi Nusantara sebagai rahmat yang diberikan Tuhan

Yang maha Pengasih. Oleh karena itu, harus disyukuri. Namun

sayang waktu itu rakyat Indonesia belum bersatu padu sehingga

mudah dipengaruhi dan dikuasai oleh orang-orang Barat.

23

Sejarah Indonesia

LATIH UJI KOMPETENSI

1. Jelaskan bukti empirik prinsip perubahan dan keberlanjutan dalam

sejarah yang masih berlangsung pada masa kedatangan bangsa-bangsa

Eropa ke Kepulauan Nusantara!

2. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453

merupakan titik balik bagi perkembangan ekonomi dan politik di Eropa.

Lakukan analisis terhadap hal tersebut!

3. Pada abad ke-16 mengapa Lisabon begitu cepat berkembang menjadi

pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa?

4. Berikan penilaian dan tulis perasaanmu mengetahui perilaku Portugis

dalam melakukan ekspedisi ke dunia timur dengan memasang

padrao

di

setiap daerah yang disinggahi.

5. Buat suatu telaah kritis, mengapa waktu itu bangsa Indonesia akhirnya

jatuh menjadi daerah jajahan bangsa asing?

T

ugas kelompok:

Siapkan peta dunia. Kemudian dengan peta itu tunjukkan dengan gambar

garis-garis yang menunjukkan perjalanan masing-masing kelompok

bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara. Jangan lupa tempat-tempat

persinggahan dan bedakan (warna atau bentuk) garis untuk masing-masing

kelompok bangsa (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris).

24

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

B. Kekuasaan Kongsi Dagang VOC

»

Coba ajukan beberapa pertanyaan terkait deng

an gambar 1.11

tersebut.

1.

Kira-kira gambar gedung apa, dan kapan dibangun?

2.

Ada di mana gedung itu, apa fungsinya?

Kalau kamu tinggal di Jakarta tentu sudah

mengenal gedung Museum

Fatahilah atau gedung Museum Sejarah Jakarta. Apakah kamu pernah

berkunjung ke gedung museum tersebut? Apa saja koleksinya? Tahun

berapa gedung itu dibangun? Bagi Kamu yang tinggal di luar Jakarta perlu

diketahui bahwa di Jakarta terdapat sebuah bangunan museum yang sangat

megah

yang dikenal dengan Museum Fatahilah atau Museum Sejarah

Sumber: Kemendikbud, 2014

Gambar 1.1

0

Museum Fatahilah

,

yang pada zaman VOC untuk perkantoran VOC di Batavia.

Mengamati Lingkungan

25

Sejarah Indonesia

Jakarta. Gedung yang sekarang terletak di Jalan Taman Fatahilah mulai

dibangun tahun 1620 atas perintah Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen

(J. P. Coen). Gedung ini kemudian dikenal sebagai

Stadhuis

atau Balai Kota,

merupakan salah satu bangunan Belanda di Batavia yang digunakan sebagai

kantor Gubernur Jenderal VOC (

Vereenigde Oost Indische Compagnie

).

Gedung itulah yang dijadikan sentral untuk membangun kemaharajaan

VOC, tempat awal membangun keabsolutan dan kesewenang-wenangan

bertindak kejam serta melakukan monopoli perdagangan serta intervensi

politik VOC di Nusantara. Hal ini dilanjutkan pada masa pemerintahan Hindia

Belanda setelah VOC dibubarkan.

Mengamati Teks

1. Lahirnya VOC

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang

Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan

kekayaan. Tujuan ini dapat dicapai setelah mereka menemukan rempah-

rempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang keuntungan yang melimpah

berkat perdagangan rempah-rempah itu menyebar luas. Dengan demikian,

semakin banyak orang-orang Eropa yang tertarik pergi ke Nusantara. Mereka

saling berinteraksi dan bersaing meraup keuntungan dalam berdagang. Para

pedagang atau perusahaan dagang Portugis bersaing dengan para pedagang

Belanda, bersaing dengan para pedagang Spanyol, bersaing dengan para

pedagang Inggris, dan seterusnya. Bahkan tidak hanya antarbangsa,

antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun mereka saling

bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia timur masing-

masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang

bersama. Sebagai contoh seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk

sebuah kongsi dagang yang diberi nama

East India Company

(EIC). Kongsi

dagang EIC ini kantor pusatnya berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta

ini kekuatan dan setiap kebijakan Inggris di dunia timur, dikendalikan. Pada

tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah

berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.

Persaingan yang cukup keras juga terjadi antarperusahaan dagang orang-

orang Belanda. Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya agar

mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kenyataan ini mendapat

26

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

perhatian khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab

persaingan antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belanda

sendiri. Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda

(Staten

Generaal)

pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda

bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.

Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602

secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara

sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini

diberi nama

Vereenigde Oost Indische Compagnie

(

VOC) atau dapat disebut

dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang

India Timur”. VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan

dibentuknya VOC ini antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang

tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah

ada, (2) memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi

persaingan dengan para pedagang negara lain, (3) sebagai kekuatan revolusi

(dalam perang 80 tahun), sehingga VOC memiliki tentara.

VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang direktur,

sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” yang juga disebut dengan Heeren

XVII.

Heeren

XVII ini maksudnya para tuan, misalnya

Lord, Duke, Count,

dari

17 provinsi yang ada di Belanda sebagai pemilik saham VOC. Mereka terdiri

atas delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar

Dewan ini berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan tugas, VOC ini

memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak antara lain:

1)

melakukan monopoli

perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan

sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara;

2)

membentuk angkatan

perang sendiri;

3)

melakukan peperanga

n;

4)

mengadakan perjanjia

n dengan raja-raja setempat;

5)

mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri;

6)

mengangkat pegawai

sendiri; dan

7)

memerintah di negeri

jajahan;

Kewenangan di atas sering disebut dengan hak oktroi. Sebagai sebuah kongsi

dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di atas, menunjukkan bahwa VOC

memiliki hak-hak istimewa dan kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai

kongsi dagang bagaikan negara dalam negara. Dengan memiliki hak untuk

membentuk angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan,

maka VOC cenderung ekspansif. VOC terus berusaha memperluas daerah-

daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan

monopolinya. VOC juga

27

Sejarah Indonesia

memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya. Mengawali

ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon.

Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC.

Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama Benteng Nieuw Victoria.

Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610, “Dewan Tujuh Belas” secara

langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan

VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli. Dapat

kamu bayangkan “Dewan Tujuh Belas” yang berkedudukan di Amsterdam di

Negeri Belanda harus mengurus wilayah yang ada di Kepulauan Nusantara.

Sudah barang tentu “Dewan Tujuh Belas” tidak dapat menjalankan

tugas sehari-hari secara cepat dan efektif. Sementara itu, persaingan dan

permusuhan dengan bangsa-bangsa lain juga semakin keras. Berangkat dari

permasalahan ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan

baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur

jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan

kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan

Hindia”

(Raad van Indie)

.

Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat

dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal.

Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1602-1614).

Sebagai gubernur jenderal yang pertama, Pieter Both sudah tentu harus

mulai menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan

mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat diwujudkan.

Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten pada tahun

1610. Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil

memasuki Jayakarta. Penguasa Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama

sangat terbuka dalam hal perdagangan.

Pedagang dari mana saja bebas berdagang,

di samping dari Nusantara juga dari luar

seperti dari Portugis, Inggris, Gujarat/India,

Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan

demikian, Jayakarta dengan pelabuhannya

Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang sangat

ramai. Kemudian pada tahun 1611 Pieter

Both berhasil mengadakan perjanjian dengan

penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang

tanah seluas 50x50

vadem

(satu vadem sama

dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur

Muara Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal

Gambar 1.1

1

Pieter Both.

Sumber: Dok. Kemendikbud, 2014.

28

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan menjadi cikal

bakal Kota Batavia. Di lokasi ini kemudian didirikan bangunan batu berlantai

dua sebagai tempat tinggal, kantor dan sekaligus gudang. Pieter Both juga

berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku

dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon

.

2. Keserakahan dan Kekejaman VOC

Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst

(1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderal yang

baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada masa jabatan Laurens Reael ini

berhasil dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung.

Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC itu memang cerdik. Pada

awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan

kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan,

sewaktu orang-orang Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter

Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk membangun tempat

tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para penguasa setempat

ini dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat kedudukannya di

Nusantara. Lama kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap

congkak, dan sombong.

Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara/Indonesia dan menikmati

keuntungan yang melimpah dalam berdagang, Belanda semakin bernafsu

ingin menguasai Indonesia. Untuk memenuhi nafsu serakahnya itu, VOC

sering melakukan tindakan pemaksaan dan kekerasan terhadap kaum

pribumi. Hal ini telah menimbulkan kebencian rakyat dan para penguasa

lokal. Rakyat dan para penguasa lokal tidak mau diperlakukan semena-mena

oleh VOC. Oleh karena itu, tidak jarang menimbulkan perlawanan dari rakyat

dan penguasa lokal. Sebagai contoh pada tahun 1618 Sultan Banten yang

dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir

VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku.

Setelah VOC hengkang dari Jayakarta, pasukan Banten pada awal tahun

1619 juga mengusir Inggris dari Jayakarta. Dengan demikian, Jayakarta

sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten.

29

Sejarah Indonesia

Pada tahun 1619 Gubernur Jenderal

VOC Laurens Reael digantikan oleh

Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen

(J.P. Coen). J.P. Coen dikenal gubernur

jenderal yang berani dan kejam serta

ambisius. Oleh karena itu, merasa

bangsanya dipermalukan pasukan

Banten dan Inggris di Jayakarta, maka

J.P. Coen mempersiapkan pasukan

untuk menyerang Jayakarta. Armada

angkatan laut dengan 18 kapal

perangnya mengepung Jayakarta.

Jayakarta akhirnya dapat diduduki

VOC. Kota Jayakarta kemudian

dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada

tanggal 30 Mei 1619. Di atas puing-

puing kota Jayakarta itulah dibangun

kota baru bergaya kota dan bangunan

di Belanda. Kota baru itu dinamakan

Batavia sebagai pengganti nama

Jayakarta.

J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang ambisius untuk menguasai

berbagai wilayah di Indonesia. Ia juga dapat dikatakan sebagai peletak dasar

penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan sikap congkak dan tindakan

yang kejam, J.P. Coen berusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi

Nusantara untuk keuntungan pribadi dan negerinya. Cara-cara VOC untuk

meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:

1)

Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan

monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku;

2).

Tidak ikut aktif secara langsung

dalam kegiatan produksi hasil pertanian.

Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum

pribumi, tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil

pertanian itu dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan;

3).

VOC selalu mengincar dan berusaha

keras untuk menduduki tempat-

tempat yang memiliki posisi strategis. Cara-cara yang dilakukan, di

samping dengan kekerasan dan peperangan, juga melakukan politik

adu domba;

Sumber: https://www.google.com./

search=JP+Coen (17-10-2015)

Gambar 1.1

2

. J.P.Coen

30

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

4).

VOC melakukan campur tangan (intervensi) terhadap kerajaan-

kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha

pengumpulan

hasil bumi dan pelaksanaan monopoli, serta melakukan intervensi

dalam pergantian penguasa lokal;

5).

Lembaga-lembaga

pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap

dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat,

kalau tidak mau baru diperangi;

Cara-cara seperti monopoli, intervensi dan politik adu domba itu kemudian

menjadi kebiasaan VOC dan pemerintah kolonial Belanda dalam melestarikan

penjajahannya di Indonesia.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan

di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negeri Belanda. Ia

menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh

pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya

pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai

Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. J.P. Coen semakin

congkak dan kejam dalam menjalankan kekuasaannya di Nusantara. Berbagai

bentuk tindakan kekerasan, tipu muslihat dan politik

devide et impera

terus

dilakukan. Rakyat pun semakin menderita. Pada masa jabatan yang kedua

J.P. Coen ini pula terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung

ke Batavia.(akan dibahas pada bab II).

Batavia senantiasa memiliki posisi yang strategis. Batavia dijadikan markas

besar VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan

dari markas besar VOC di Batavia. Selain itu Batavia juga terletak pada

persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional.

Batavia menjadi pusat perdagangan dan jalur yang menghubungkan

perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, kemudian

juga menghubungkan dengan Nusantara bagian timur. Apalagi Nusantara

bagian timur ini menjadi daerah penghasil rempah-rempah yang utama,

maka posisi Batavia yang berada di tengah-tengah itu menjadi semakin

strategis dalam perdagangan rempah-rempah.

»

Tahukah kamu, apa yang dimaksud politik devide et impera?

bagaimana praktiknya yang dilakukan VOC, sehingga daerah

kekuasaan VOC bertambah luas. Jelaskan secara logis dan

sistematis!

31

Sejarah Indonesia

VOC semakin bernafsu dan menunjukkan keserakahannya untuk menguasai

wilayah Nusantara yang kaya rempah-rempah ini. Tindakan intervensi

politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan monopoli

perdagangan terus dilakukan. Politik

devide et impera

dan berbagai tipu

daya juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan dan keuntungan

sebesar-besarnya. Sebagai contoh, Mataram Islam yang merupakan kerajaan

kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan secara penuh oleh VOC.

Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat VOC, Raja Pakubuwana II yang

sedang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah

penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram Islam kepada VOC pada tahun

1749. Tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa, kerajaan-kerajaan di luar Jawa

berusaha ditaklukkan.

Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesia bagian barat dan

memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasil menguasai Malaka. Hal

ini terjadi setelah VOC mengalahkan saingannya, yakni Portugis pada tahun

1641. Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh. Kerajaan

Makassar di bawah Sultan

Hasanuddin yang tersohor

di Indonesia bagian timur

juga berhasil dikalahkan

setelah terjadi Perjanjian

Bongaya tahun 1667. Dari

Makasar VOC juga berhasil

memaksakan kontrak dan

monopoli perdagangan dengan

Raja Sulaiman dari Kalimantan

Selatan. Pelaksanaan monopoli

di kawasan ini dilaksanakan

melalui Pelayaran Hongi

.

»

Apa yang dimaksud

dengan Pelayaran

Hongi? Bagaimana

pelaksanannya

sehingga keuntungan

tetap jatuh di tangan

VOC? Coba jelaskan!

Sumber: Het Indie Boek, 2001.

Gambar 1.1

3

Salah satu bagian dari Benteng Victoria

di Maluku.

32

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk mempertahankan

kebijakan monopoli di setiap daerah yang dipandang strategis, maka

armada VOC diperkuat. Benteng-benteng pertahanan dibangun. Sebagai

contoh Benteng Doorstede dibangun di Saparua, Benteng Nasau di Banda,

di Ambon sudah ada Benteng Nieuw Victoria, Benteng Oranye di Ternate,

dan Benteng Rotterdam di Makasar.

VOC juga memperluas pengaruhnya sampai ke Irian/Papua yang dikenal

sebagai wilayah yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu

luas. Penduduknya juga masih bersahaja dan primitif. Orang Belanda yang

pertama kali sampai ke Irian adalah Willem Janz. Bersama armadanya

rombongan Willem Janz menaiki Kapal Duyke dan berhasil memasuki tanah

Papua pada tahun 1606. Willem Janz ingin mencari kebun tanaman rempah-

rempah. Tahun 1616-1617 Le Maire dan William Schouten mengadakan

survei di daerah pantai timur laut Irian dan menemukan Kepulauan Admiralty

bahkan sampai ke New Ireland. Pada waktu itu orang-orang Belanda sangat

memerlukan bantuan budak, maka banyak diambil dari orang-orang Irian.

Pengaruh VOC di Irian semakin kuat. Bahkan pada tahun 1667, Pulau-

pulau yang termasuk wilayah Irian yang semula berada di bawah kekuasaan

Kerajaan Tidore sudah berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan VOC.

Dengan demikian, daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas

di seluruh Nusantara. Penguasaan atas Papua/Irian oleh VOC ini terutama

terjadi setelah melihat Inggris mulai menanamkan pengaruhnya di beberapa

tempat di Indonesia, seperti penguasaan atas Bengkulu.

Memahami uraian di atas, jelas bahwa VOC yang merupakan kongsi dagang

itu berangkat dari usaha mencari untung kemudian dapat menanamkan

pengaruh serta kekuasaannya di Nusantara. Fenomena ini juga terjadi pada

kongsi dagang milik bangsa Eropa yang lain. Artinya, untuk memperkokoh

tindakan monopoli dan memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa itu

harus memperbanyak daerah yang dikuasai (daerah koloninya). Tidak hanya

daerah yang dikuasai

secara ekonomi, kongsi dagang itu juga

ingin

mengendalikan secara politik atau memerintah daerah tersebut. Bercokollah

kemudian kekuatan kolonialisme dan imperialisme.

»

Tahukah kamu apa yang dimaksud kolonialisme dan apa itu

imperialisme? Coba jelaskan! (Ingat kata kunci: kolonialisme

berasal dari kata colonia dan imperialisme berasal dari kata

imperate.

33

Sejarah Indonesia

Dalam praktiknya, antara kolonialisme dan imperialisme sulit untuk

dipisahkan. Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme

(Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed), 2012). Muara kedua paham itu adalah

penjajahan dari negara yang satu terhadap daerah atau bangsa yang lain.

Sistem inilah yang umumnya diterapkan bangsa-bangsa Eropa yang datang

di Kepulauan Nusantara, baik Portugis, Spanyol, Inggris maupun Belanda.

Sistem ekonomi dan praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa

itu tidak dilepaskan dari sistem ekonomi yang berkembang di Eropa yakni

sistem ekonomi merkantilisme, sejak abad ke-16. Merkantilisme merupakan

sistem ekonomi yang menekan peraturan dan praktik ekonomi pemerintahan

suatu negara dengan tujuan memperluas kekuasaan dengan mengorbankan

kekuatan nasional negara saingannya. Merkantilisme ini diarahkan untuk

menambah cadangan moneter dengan melakukan ekspansi ke negara lain.

Paham inilah yang mendorong terjadinya kolonialisme. Oleh karena itu, ciri

yang menonjol dalam sistem ekonomi merkantilisme yakni menciptakan

koloni di luar negaranya sendiri dan melakukan monopoli perdagangan. Oleh

karena itu, tidak mengherankan bahwa kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke

dunia Timur telah melahirkan koloni-koloni di berbagai wilayah.

Semua itu dalam rangka mencapai kejayaan bangsanya atas masyarakat atau

bangsa yang lain. Pihak atau bangsa lain dipandang sebagai musuh dan

harus disingkirkan. Sifat keangkuhan dan keserakahan ini telah menghiasi

perilaku kaum penjajah. Inilah sifat-sifat yang sangat dibenci dan tidak

diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian halnya dengan VOC, tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang

yang berusaha untuk mencari untung saja, tetapi juga ingin menanamkan

kekuasaannya di Nusantara. VOC dengan hak-hak dan kewenangan yang

diberikan pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan

dan penguatan akar kolonialisme dan imperialisme. VOC telah melakukan

praktik penjajahan di Nusantara. Melalui cara-cara pemaksaan monopoli

perdagangan, politik memecah belah serta tipu muslihat yang sering disertai

tindak peperangan dan kekerasan, semakin memperluas daerah kekuasaan

dan memperkokoh “kemaharajaan” VOC. Sekali lagi tindak keserakahan

dan kekerasan yang dilakukan oleh VOC itu menunjukkan mereka tidak mau

bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu,

wajar kalau timbul perlawanan dari berbagai daerah di Nusantara, misalnya

dari Aceh, Banten, Demak, Mataram, Banjar, Makassar, dan Maluku.

34

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

3.

V

OC Gulung Tikar

Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak kejayaan.

Penguasa dan kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara umumnya berhasil

dikuasai. Kerajaan-kerajaan itu sudah menjadi bawahan dan pelayan

kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas

membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Irian/Papua.

Keuntungan perdagangan rempah-rempah juga melimpah.

Namun di balik itu ada persoalan-persoalan yang bermunculan. Semakin

banyak daerah yang dikuasai ternyata juga membuat masalah pengelolaan

semakin kompleks. Semakin luas daerahnya, pengawasan juga semakin

sulit. Kota Batavia semakin ramai dan semakin padat. Orang-orang timur

asing seperti Cina dan Jepang diizinkan tinggal di Batavia. Sebagai pusat

pemerintahan VOC, Batavia juga semakin dibanjiri penduduk, dari luar

Batavia sehingga tidak jarang menimbulkan masalah-masalah sosial.

Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga

kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda

mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa

tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan Tujuh Belas”

yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham (kecuali

Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Raja

juga menjadi panglima tertinggi tentara VOC. Dengan demikian, VOC berada

di bawah kekuasaan raja. Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah

Belanda. Kepentingan pemegang saham menjadi terabaikan. Pengurus

tidak lagi berpikir memajukan usaha perdagangannya, tetapi berpikir untuk

memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang swasta keuntungannya

semakin merosot. Bahkan tercatat pada tahun 1673 VOC tidak mampu

membayar dividen. Kas VOC juga merosot tajam karena serangkaian perang

yang telah dilakukan VOC dan beban hutang pun tidak terelakkan.

Sementara itu para pejabat VOC juga mulai menunjukkan sikap dan perilaku

gila hormat yang cenderung feodalis. Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur

Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur

secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal, kepada Dewan

Hindia beserta isteri dan anak-anaknya. Misalnya, semua orang harus turun

dari kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi tersebut, warga

keturunan Eropa harus menundukkan kepala, dan warga bukan orang

Eropa harus menyembah. Kemudian Gubernur Jenderal Jacob Mosel juga

35

Sejarah Indonesia

mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754. Ordonansi ini mengatur kendaraan

kebesaran. Misalnya kereta ditarik enam ekor kuda, hiasan berwarna emas

dan kusir orang Eropa untuk kereta kebesaran gubernur jenderal, sedang

untuk anggota dewan hindia, kuda yang menarik kereta hanya empat ekor

dan hiasannya warna perak. Nampaknya para pejabat VOC sudah gila hormat

dan ingin berfoya-foya. Sudah barang tentu ini juga membebani anggaran.

Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tersebut tidaklah lengkap

tanpa hadiah dan upeti. Sistem upeti ini ternyata juga terjadi di kalangan

para pejabat, dari pejabat di bawahnya kepada pejabat yang lebih tinggi.

Hal ini semua terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di tubuh

organisasi VOC. Semua bermuatan korupsi. Gubernur Jenderal Van Hoorn

konon menumpuk harta sampai 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda

pada tahun 1709, sementara gaji resminya hanya sekitar 700 gulden

sebulan. Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan kekayaan 20-30 ribu

gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden per bulan.

Untuk menjadi karyawan VOC juga harus “menyogok”. Pengurus VOC di

Belanda memasang tarif sebesar f 3.500,- bagi yang ingin menjadi pegawai

onderkoopman

(pada hal gaji resmi per bulan sebagai

onderkoopman

hanya

f.40,- perbulan), untuk menjadi kapitein harus menyogok f.2000,- dan untuk

menjadi kopral harus membayar 120 gulden begitu seterusnya yang semua

telah merugikan uang lembaga (baca Parakitri Simbolon, 2007) . Demikianlah

para pejabat VOC terjangkit penyakit korupsi karena ingin kehormatan dan

kemewahan sesaat. Beban utang VOC menjadi semakin berat, sehingga

akhirnya VOC sendiri bangkrut dan gulung tikar. Bahkan ada sebuah

ungkapan, VOC kepanjangan dari

Vergaan Onder Corruptie

(tenggelam

karena korupsi) (R.Z. Leirissa. “

Verenigde Oost Indische Compagnie

(VOC)”

dalam Indonesia dalam Arus Sejarah, 2012).

»

Bagaimana penilaianmu terkait dengan korupsi yang dilakukan para

pejabat VOC, bagaimana kalau dibandingkan dengan keadaan di

Indonesia saat ini?

Dalam kondisi bangkrut VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut penilaian

pemerintah keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan

roda pemerintahan di negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi. VOC telah

bangkrut. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan

bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh

pemerintah Belanda. Pada waktu itu sebagai Gubernur Jenderal VOC yang

terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang keadaan

di Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.

36

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

KESIMPULAN

1.

Y

ang dimaksud dunia Timur penghasil rempah-rempah itu ternyata

Kepulauan Nusantara.

2.

Setelah menemukan daer

ah penghasil rempah-rempah,

perdaganganpun meningkat. Untuk menghindari persaingan

antarpedagang satu bangsa dibentuklah kongsi dagang. Misalnya

Inggris membentuk EIC berpusat di India, Belanda mendirikan VOC di

Indonesia.

3.

P

ada awalnya VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas (de Heeren

XVII) yang berkedudukan di Amsterdam, kemudian agar lebih efektif

dan produktif diangkat jabatan gubernur jenderal yang berkedudukan

di Hindia.

4.

V

OC sebagai kongsi dagang yang ingin mencari untung sebanyak-

banyaknya, kemudian semakin bernafsu untuk mengusai daerah-

daerah di Nusantara dengan memerangi beberapa kerajaan yang

ada. VOC akhirnya menjadi kongsi penjajah. Mulailah bercokol

kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

5.

P

ada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan VOC semakin luas.

Ternyata hal ini menimbulkan masalah dalam hal manajemen

pemerintahan. Pengawasan tidak dapat berjalan secara baik. Berbagai

penyelewengan mulai terjadi. Pegawai atau pengurus VOC mulai hidup

mewah dan berfoya-foya. Penyakit korupsi semakin merebak. Utang

VOC meningkat, dan kas habis untuk membiayai perang. VOC berada

pada posisi bangkrut.

6.

T

anggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan.

37

Sejarah Indonesia

LATIH UJI KOMPETENSI

1.

Coba jelaskan

posisi Kepulauan Maluku dalam perdagangan

internasional abad ke-15 sampai abad ke-17!

2.

Mengapa VOC dikatakan sebagai negara dalam n

egara? jelaskan!

3.

J.P.

Coen dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di

Indonesia. Coba jelaskan!

4.

Tahukah kamu apa yang dimaksud Pelayaran Hongi? Bagaimana

praktiknya sehingga keuntungan tetap jatuh ke tangan VOC?

5.

Bagaimana penilaian kamu tentang praktik korupsi yang dilakukan

pegawai

VOC dan bagaimana dengan yang terjadi di Indonesia dewasa

ini?

Tugas

Buatlah karya tulis untuk dipresentasikan dengan judul: Keserakahan VOC!

38

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

C.

P

enjajahan Pemerintah Belanda

Mengamati Lingkungan

»

Coba amati gambar di atas!

1.

Ajukan beberapa pertanyaan terkait dengan gambar-gambar

di atas!

2. T

entu kamu banyak yang tahu, kira-kira gambar apa saja?

3.

Apa kaitan gambar di atas dengan pembahasan mengenai

kolonialisme dan

imperialisme?

Tentu kamu sudah akrab dengan gambar-gambar di atas. Gambar itu

adalah gambar tanaman kopi, tembakau, dan tebu. Ketiga jenis tanaman itu

sekarang begitu populer di masyarakat Indonesia. Tembakau adalah bahan

utama untuk rokok. Sementara kopi kini menjadi minuman yang sangat

terkenal di kalangan rakyat Indonesia. Begitu juga tebu sebagai bahan

pembuat gula pasir. Sejak zaman kolonial di Indonesia telah berkembang

penanaman kopi, tembakau, dan tebu. Ketiga jenis tanaman telah menjadi

bahan ekspor.

Sumber: www.pertanian.go.id

Gambar 1.1

4

Kopi

Gambar 1.1

5

Perkebunan Tembakau

Sumber: www.pertanian.go.id

Gambar 1.1

6

Tebu

39

Sejarah Indonesia

Ketiga jenis tanaman tersebut secara historis memiliki arti yang sangat

penting, ditambah dengan tanaman-tanaman yang lain seperti nila dan

karet. Tanaman tersebut telah menjadi tanaman pokok pada masa kolonial

di Indonesia, terutama pada era Tanam Paksa

(Cultuurstelsel)

. Pada masa

itu, Indonesia berada di bawah penjajahan pemerintah kolonial Belanda.

Kebijakan Tanam Paksa ini telah menyengsarakan rakyat Indonesia. Nah,

bagaimana kehidupan rakyat pada masa penjajahan pemerintah kolonial?

Berikut ini uraian tentang “Menganalisis Penjajahan Pemerintah Hindia

Belanda”.

1.

Masa P

emerintahan Republik

Bataaf

Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Munculah kelompok yang

menamakan dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan

Revolusi Prancis:

liberte

(kemerdekaan),

egalite

(persamaan), dan

fraternite

(persaudaraan). Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi

Prancis itu, maka kaum patriot menghendaki perlunya negara kesatuan.

Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795 pasukan Prancis

menyerbu Belanda. Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai

Perancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Prancis yang

dinamakan Republik

Bataaf

(1795-1811). Republik

Bataaf

dipimpin oleh

Louis Napoleon yang merupakan saudara dari Napoleon Bonaparte.

Sementara itu, Raja Willem van Oranye (Raja Willem V) oleh pemerintah

Inggris ditempatkan di Kota Kew. Raja Willem V kemudian mengeluarkan

perintah yang terkenal dengan “Surat-surat Kew”. Isi perintah itu adalah

agar para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya

kepada Inggris bukan kepada Prancis. Dengan “Surat-surat Kew” itu pihak

Inggris bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia

seperti Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda

tahun 1796. Inggris juga memperkuat armadanya untuk melakukan blokade

terhadap Batavia.

»

Mengapa Inggris melakukan blokade terhadap Batavia? Coba

jelaskan makna politis dari upaya blokade itu!

40

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Sudah barang tentu pihak Prancis dan Republik Bataaf juga tidak ingin

ketinggalan untuk segera mengambil alih seluruh daerah bekas kekuasaan

VOC di Kepulauan Nusantara. Karena Republik Bataaf ini merupakan vassal

dari Prancis, maka kebijakan-kebijakan Republik Bataaf untuk mengatur

pemerintahan di Hindia masih juga terpengaruh oleh Prancis. Kebijakan

utama Prancis waktu itu adalah memerangi Inggris. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan Kepulauan Nusantara dari serangan Inggris diperlukan

pemimpin yang kuat. Ditunjuklah seorang muda dari kaum patriot untuk

memimpin Hindia, yakni Herman Williem Daendels. Ia dikenal sebagai tokoh

muda yang revolusioner.

a)

Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808-1811)

Herman Willem Daendels sebagai Gubernur

Jenderal memerintah di Nusantara pada

tahun 1808-1811. Tugas utama Daendels

adalah mempertahankan Jawa agar tidak

dikuasai Inggris. Sebagai pemimpin yang

ditunjuk oleh Pemerintahan Republik

Bataaf,

Daendels harus memperkuat pertahanan dan

memperbaiki administrasi pemerintahan.

Daendels juga ditugasi untuk memperbaiki

kehidupan sosial ekonomi di Nusantara

khususnya di tanah Jawa. Tampaknya

Jawa menjadi sangat penting dan strategis

dalam mengatur pemerintahan kolonial di

Nusantara, sehingga menyelamatkan dan

mempertahankan Jawa menjadi sangat

penting.

Daendels adalah kaum patriot dan berpandangan liberal. Ia kaum muda yang

berasal dari Belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Perancis. Di

dalam berbagai pidatonya, Daendels tidak lupa mengutip semboyan Revolusi

Perancis. Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, persamaan dan

persaudaraan di lingkungan masyarakat Hindia. Oleh karena itu, ia ingin

memberantas praktik-praktik yang dinilai feodalistik. Hal ini dimaksudkan

agar masyarakat lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri

induk (Republik

Bataaf

). Langkah ini juga untuk mencegah penyalahgunaan

kekuasaan dan sekaligus membatasi hak-hak para bupati yang terkait dengan

penguasaan atas tanah dan penggunaan tenaga rakyat.

Gambar

1.1

7

Herman

Willem Daendels.

Sumber: Raden Saleh: Anak

Belanda, Mooi Indie dan

Nasionalisme, 2009.

41

Sejarah Indonesia

Dalam rangka mengemban tugas sebagai gubernur jenderal dan memenuhi

pesan dari pemerintah induk (Republik Bataaf), Daendels melakukan beberapa

langkah strategis, terutama menyangkut bidang pertahanan-keamanan,

administrasi pemerintahan, dan sosial ekonomi.

1)

Bidang Pertahanan dan K

eamanan

Dalam rangka melaksanakan tugas mempertahankan Jawa dari serangan

Inggris, Daendels melakukan langkah-langkah:

(a)

membangun benteng-benteng pertahanan baru, seperti benteng

Meester Cornelis;

(b)

membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon.

Namun pembangunan

pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak

berhasil;

(c)

meningkatkan jumlah

tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi

karena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa

pasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan

yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi

18.000 orang (baca Ricklefs, 2005); dan

(d)

membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi

Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa

Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini dinamakan Jalan

De Groote Postweg

yang oleh masyarakat sering disebut dengan jalan

Daendels.

Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, 1994.

Gambar 1.1

8

Garis berwarna merah menunjukkan jalur jalan raya Anyer – Panarukan.

42

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

»

Coba lakukan analisis, mengapa Daendels membangun jalan raya

dari

Anyer sampai Panarukan. Apa hubungannya dengan

pertahanan dan keam

anan?

Pelaksanaan program pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan

tersebut telah merubah citra Daendels. Pada awalnya Daendels dikenal

sebagai tokoh muda yang demokratis dan dijiwai panji-panji Revolusi

Prancis dengan semboyannya:

liberte, egalite

dan

fraternite

.

Namun setelah

memegang tampuk pemerintahan, ia berubah menjadi diktator. Daendels

juga mengerahkan rakyat untuk kerja rodi. Kerja rodi itu membuat rakyat

yang sudah jatuh miskin menjadi semakin menderita, apalagi kerja rodi

dalam pembuatan pangkalan di Ujungkulon. Lokasi yang begitu jauh, sulit

dicapai dan penuh dengan sarang nyamuk malaria, menyebabkan banyak

rakyat yang menjadi korban. Banyak rakyat Hindia yang jatuh sakit bahkan

tidak sedikit yang meninggal.

2)

Bidang P

olitik dan Pemerintahan

Daendels juga melakukan berbagai perubahan di bidang pemerintahan. Ia

banyak melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat

istiadat di kerajaan-kerajaan di Jawa. Kalau sebelumnya pejabat VOC datang

berkunjung ke istana Kasunanan Surakarta ataupun Kasultanan Yogyakarta

ada tata cara tertentu, misalnya harus memberi hormat kepada raja, tidak

boleh memakai payung emas, kemudian membuka topi dan harus duduk

di kursi yang lebih rendah dari dampar (kursi singgasana raja), Daendels

tidak mau menjalani seremoni yang seperti itu. Ia harus pakai payung emas,

duduk di kursi sama tinggi dengan raja, dan tidak perlu membuka topi.

Sunan Pakubuwana IV dari Kasunanan Surakarta terpaksa menerima, tetapi

Sultan Hamengkubuwana II menolaknya (Baca Ricklefs, 2005). Penolakan

Hamengkubuwana II terhadap kebijakan Daendels menyebabkan terjadinya

perseteruan antara kedua belah pihak. Inilah benih-benih nasionalisme yang

tumbuh di lingkungan Kasultanan Yogyakarta.

Untuk memperkuat kedudukannya di Jawa, Daendels berhasil mempengaruhi

Mangkunegara II untuk membentuk pasukan “Legiun Mangkunegara”

dengan kekuatan 1.150 orang prajurit. Pasukan ini siap sewaktu-waktu

untuk membantu pasukan Daendels apabila terjadi perang. Dengan

kekuatan yang ia miliki, Daendels semakin congkak dan berani. Daendels

mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan di Kasunanan Surakarta

dan juga Kasultanan Yogyakarta.

43

Sejarah Indonesia

Melihat bentuk intervensi dan kesewenang-wenangan Daendels itu,

Raden Rangga mulai melancarkan perlawanan terhadap kolonial Belanda.

Raden Rangga adalah kepala pemerintahan mancanegara di Madiun yang

merupakan bawahan Kasultanan Yogyakarta. Oleh karena itu, Sultan

Hamengkubuwana II mendukung adanya perlawanan yang dilancarkan Raden

Rangga. Namun perlawanan Raden Rangga ini segera dapat ditumpas dan

Raden Rangga sendiri terbunuh. Setelah berhasil mematahkan perlawanan

Raden Rangga, Daendels kemudian memberikan ultimatum kepada Sultan

Hamengkubuwana II agar menyetujui pengangkatan kembali Danureja

II sebagai patih dan Sultan harus menanggung kerugian perang akibat

perlawanan Raden Rangga. Sultan Hamengkubuwana II menolak ultimatum

itu. Akibatnya, pada Desember 1810 Daendels berangkat ke Yogyakarta

dengan membawa 3.200 orang serdadu. Dengan kekuatan ini Daendels

berhasil memaksa Hamengkubuwana II untuk turun tahta dan menyerahkan

kekuasaannya kepada puteranya sebagai Sultan Hamengkubuwana III.

Hamengkubuwana III ini sering disebut Sultan Raja dan Hamengkubuwana

II sering disebut Sultan Sepuh. Sekalipun sudah diturunkan dari tahta,

Sultan Hamengubuwana II atau Sultan Sepuh ini masih diizinkan tinggal di

lingkungan istana.

Selain hal-hal di atas, Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang

dapat memperkuat kedudukannya di Nusantara. Beberapa tindakan yang

dimaksud adalah sebagai berikut.

(a)

membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nu

santara;

(b)

Daendels

memerintah secara sentralistik yang kuat dengan membagi

Pulau Jawa menjadi 23 wilayah besar

(hoofdafdeeling)

yang kemudian

dikenal dengan keresidenan

(residentie)

. Tiap karesidenan dapat dibagi

menjadi beberapa kabupaten

(regentschap)

(Suhartono, “Dampak

Politik Hindia Belanda (1800-1830)”, dalam buku Indonesia dalam

Arus Sejarah, 2012).

(c)

berdasarkan Dekrit 18 Agustus 1808, Daendels juga telah merombak

Provinsi Jawa

Pantai Timur Laut menjadi 5

prefektu

r

. (wilayah yang

memiliki otoritas) dan 38 kabupaten. Terkait dengan ini maka Kerajaan

Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai

wilayah pemerintahan kolonial;

(d)

kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional

diubah menjadi

pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para

bupati masih memiliki hak-hak feodal tertentu.

44

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Jumlah Keresidenan di Pulau Jawa pada masa pemerintahan Daendels.

3)

Bidang P

eradilan

Untuk memperlancar jalannya pemerintahan dan mengatur ketertiban dalam

kehidupan bermasyarakat, Daendels juga melakukan perbaikan di bidang

peradilan. Daendels berusaha memberantas berbagai penyelewengan

dengan mengeluarkan berbagai peraturan.

(a)

Daendels

membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang

Eropa, (2) peradilan untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan

untuk orang-orang pribumi. Peradilan untuk kaum pribumi dibentuk di

setiap

prefektur

,

misalnya di Batavia, Surabaya, dan Semarang; dan

(b)

peraturan untuk pem

berantasan korupsi tanpa pandang bulu.

Pemberantasan korupsi diberlakukan terhadap siapa saja termasuk

orang-orang Eropa, dan Timur Asing.

»

Coba lakukan analisis beberapa tindakan Daendels, kira-kira

kesimpulan apa yang

kamu peroleh dilihat dari manajemen

pemerintahannya?

4)

Bidang Sosial Ek

onomi

Daendels juga diberi tugas untuk memperbaiki keadaan di Tanah Hindia,

sembari mengumpulkan dana untuk biaya perang. Oleh karena itu, Daendels

melakukan berbagai tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi

pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan Daendels itu misalnya:

1.

Tegal

2.

Bagelen

3.

Banyumas

4.

Cirebon

5.

Priangan

6.

Karawang

7.

Buitenzorg (Bogor)

8.

Banten

9.

Batavia (Jakarta)

10.

Surakarta

11.

Yogyakarta

12.

Banyuwangi

13.

Besuki

14.

Pasuruan

15.

Kediri

16.

Surabaya

17.

Rembang

18.

Madiun

19.

Pacitan

20.

Jepara

21.

Semarang

22.

Kedu

23.

Pekalongan

45

Sejarah Indonesia

(a)

Daendels

memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta

dan Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah

ke dalam wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon;

(b)

meningkatkan

usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan

pajak dan penjualan tanah kepada swasta;

(c)

meningkatkan penanaman tanaman yang

hasilnya laku di pasaran

dunia;

(d)

rakyat diharuskan

melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya;

(e)

melakukan penjualan

tanah-tanah kepada pihak swasta;

»

Kamu telah mengetahui berbagai kebijakan dan tindakan yang

dilakukan oleh Daen

dels, baik dalam bidang pertahanan-

keamanan, politik pe

merintahan, bidang peradilan maupun

di bidang sosial ekon

omi. Coba lakukan diskusi dengan

anggota kelompokmu

, kira-kira bagaimana dampaknya

terhadap kehidupan

masyarakat di Nusantara?

Selama tiga tahun memerintah di Hindia Belanda, Daendels dianggap gagal

melaksanakan misi mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris dan program

yang dijalankannya dinilai merugikan negara karena korupsi makin merajalela.

Oleh sebab itu Daendels dipanggil oleh pemerintah kolonial untuk kembali

ke negaranya dan digantikan oleh Jan Willem Janssen.

b)

P

emerintahan Janssen (1811)

Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil

pulang ke negerinya. Ia digantikan oleh Jan

Willem Janssen. Janssen

dikenal seorang

politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya

Janssen menjabat sebagai Gubernur Jenderal di

Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-

1806. Pada tahun 1806 itu Janssen terusir

dari Tanjung Harapan karena daerah itu jatuh

ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen

diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya

menggantikan Daendels pada tahun 1811.

Janssen mencoba memperbaiki keadaan yang

telah ditinggalkan Daendels.

Sumber: Outward Appearances:

Trend, Identitas, Kepentingan,

1997.

Gambar 1.

19

Jan

Willem Janssen.

46

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia Belanda sudah jatuh ke

tangan Inggris. Sebetulnya pihak Belanda sebagai bawahan Prancis berusaha

untuk mempertahankan koloni-koloni Belanda dari ancaman Inggris. Oleh

karena itu, seperti telah dijelaskan di depan Perancis mengirim Daendels ke

Indonesia dengan tugas utama untuk mempertahankan Jawa dari serangan

Inggris. Tetapi armada Inggris ternyata lebih kuat dan unggul. Jan Williem

Janssen yang menggantikan Daendels tidak bisa berbuat banyak. Penguasa

Inggris di India, Lord Minto kemudian memerintahkan Thomas Stamford

Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa.

Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa.

Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang.

Pada Tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando

Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya,

tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris.

Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun

Mangkunegara dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun,

pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen

beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya

menyerah di Tuntang. Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris

ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani pada

tanggal 18 September 1811.

2.

Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia

(1811-1816)

Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal

dimulainya kekuasaan Inggris di Hindia.

Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi

mengangkat Thomas Stamford Raffles

sebagai penguasa. Pusat pemerintahan Inggris

berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa

di Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-

langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris

di tanah jajahan. Dalam rangka menjalankan

pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga

prinsip. Pertama, segala bentuk kerja rodi dan

penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman

bebas oleh rakyat. Kedua, peranan para bupati

Gambar

1.2

0

Thomas Stamford

Raffles.

Sumber: Outward Appearances:

Trend, Identitas, Kepentingan,

1997.

47

Sejarah Indonesia

sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati dimasukkan sebagai

bagian pemerintah kolonial. Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah

itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai penyewa.

Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa langkah, baik yang

menyangkut bidang politik pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.

a)

K

ebijakan dalam Bidang Pemerintahan

Dalam menjalankan tugas di Hindia, Raffles didampingi oleh para penasihat

yang terdiri atas: Gillespie, Mutinghe, dan Crassen. Secara geopolitik, Jawa

dibagi menjadi 16 keresidenan. Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan

dan mempertahankan keberlangsungan kekuasaan Inggris, Raffles

mengambil strategi membina hubungan baik dengan para pangeran dan

penguasa yang sekiranya membenci Belanda. Strategi ini sekaligus sebagai

upaya mempercepat penguasaan Pulau Jawa sebagai basis kekuatan untuk

menguasai Kepulauan Nusantara. Sebagai realisasinya, Raffles berhasil

menjalin hubungan dengan raja-raja di Jawa dan Palembang untuk mengusir

Belanda dari Hindia. Tetapi nampaknya Raffles tidak tahu balas budi. Setelah

berhasil mengusir Belanda dari Hindia, Raffles mulai tidak simpati terhadap

tokoh-tokoh yang membantunya. Sebagai contoh dengan apa yang

terjadi pada Raja Palembang, Baharuddin. Raja Baharuddin termasuk raja

yang banyak jasanya terhadap Raffles dalam mengenyahkan Belanda dari

Nusantara, tetapi justru Raffles ikut mendukung usaha Najamuddin untuk

menggulingkan Raja Baharuddin.

Pada waktu Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana Kasultanan

Yogyakarta nampaknya belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat

oleh Daendels, menyatakan diri kembali sebagai Sultan Hamengkubuwana

II dan Sultan Raja dikembalikan pada kedudukannya sebagai putera

mahkota. Tetapi nampaknya Sultan Raja

tidak puas dengan tindakan ayahandanya,

Hamengkubuwana II. Melalui seorang

perantara bernama Babah Jien Sing,

Sultan Raja berkirim surat kepada Raffles.

Surat itu isinya melaporkan bahwa di

bawah pemerintahan Hamengkubuwana

II, Yogyakarta menjadi kacau. Dengan

membaca isi surat dari Sultan Raja itu,

Untuk mendalami bagaimana

perkembangan politik

Kasultanan Yogyakarta di masa

pemerintahan kolonialisme

Inggris, kamu dapat membaca

bukunya Ricklefs,

Sejarah

Indonesia Modern 1200-2004

,

2005, atau buku-buku sejarah

yang ada di perpustakaan

sekolah

48

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Raffles menyimpulkan bahwa Sultan Hamengkubuwana II seorang yang

keras dan tidak mungkin diajak kerja sama bahkan bisa jadi akan menjadi

duri dalam pemerintahan Raffles di tanah Jawa. Oleh karena itu, Raffles

segera mengirim pasukan di bawah pimpinan Kolonel Gillespie untuk

menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan Hamengkubuwana II

turun dari tahta. Sultan Hamengkubuwana II berhasil diturunkan dan Sultan

Raja dikembalikan sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya

Hamengkubuwana III harus menandatangani kontrak bersama Inggris. Isi

politik kontrak itu antara lain sebagai berikut.

1)

Sultan

Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan Hamengkubuwana

III, dan Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Sepuh) ditetapkan

sebagai penguasa tersendiri di wilayah bagian dari Kasultanan

Yogyakarta dengan gelar Paku Alam I;

2)

Sultan Hamengkubuwana II dengan puteranya Pangeran

Mangkudiningrat diasingkan ke Penang; dan

3)

semua

harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat sebagai sultan

dirampas menjadi milik pemerintah Inggris.

»

Bagaimana analisismu tentang politik dan kebijakan Raffles,

yang menjadikan Jawa terbagi dalam keresidenan-keresidenan?.

Kemudian bagaimana penilaianmu tentang sikap politik Raffles

yang mendukung Najamuddin dan ikut menurunkan Raja

Baharuddin? Mengapa Raffles mendukung Sultan Raja dan

memecat Sultan Sepuh? Politik apa yang sedang dipraktikkan

Raffles di Palembang dan Yogyakarta? Untuk apa politik itu

dipraktikkan?

b)

Tindakan dalam Bidang Ekonomi

Tidak ubahnya Daendels, Raffles bisa dikatakan adalah tokoh pembaru

dalam menata tanah jajahan. Pandangannya di bidang

ekonomi juga cukup

revolusioner.

»

Tahukah kamu bagaimana kira-kira perbedaan dan persamaan

kebijakan

antara kedua tokoh Daendels dan Raffles, terutama yang

terkait dengan kebijakannya di bidang ekonomi ?

49

Sejarah Indonesia

Raffles berusaha melakukan beberapa tindakan untuk memajukan

perekonomian di Hindia. Tetapi program itu tujuan utamanya untuk

meningkatkan keuntungan pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan

tindakan yang dijalankan Raffles sebagai berikut.

1)

Pelaksanaan

sistem sewa tanah atau pajak tanah

(landrent)

yang

kemudian meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian

uang.

2)

Penghapusan penyer

ahan wajib hasil bumi.

3)

Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.

4)

Penghapusan sistem m

onopoli.

5)

Peletakan desa sebag

ai unit administrasi penjajahan.

Kebijakan dan program

landrent

yang dicanangkan Raffles tersebut terkait

erat dengan pandangannya mengenai status tanah sebagai faktor produksi.

Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah yang sah.

Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa

dengan membayar pajak sewa tanah dari tanah yang diolahnya. Pajak

dipungut perorangan (tetapi karena kesulitan teknis, kemudian dipungut

per desa). Jumlah pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produktivitas

tanah. Hasil sawah kelas satu dibebani 50% pajak, kelas dua 40%, dan kelas

tiga 33%. Sementara untuk tegalan kelas satu 40%, kelas dua 33% dan

kelas tiga 25% (Parakitri Simbolon, Menjadi Indonesia, 2007). Beban pajak

ini tentu sangat memberatkan rakyat.

Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan berupa uang. Namun, jika

terpaksa pajak dapat juga dibayar dengan barang lain, misalnya beras. Pajak

yang dibayar dengan uang diserahkan kepada kepala desa untuk kemudian

disetorkan ke kantor residen, sedangkan pajak yang berupa beras dikirim

ke kantor residen setempat oleh yang bersangkutan atas biaya sendiri. Hal

ini dimaksudkan untuk mengurangi ulah pimpinan setempat yang sering

memotong/mengurangi penyerahan hasil panen itu.

Kita tahu bahwa para pimpinan atau

pejabat pribumi sudah dialihfungsikan

menjadi pegawai pemerintah yang digaji.

Pelaksanaan sistem

landrent

itu diharapkan

dapat lebih mengembangkan sistem

ekonomi uang di Hindia Belanda.

Kamu juga harus tahu, bahwa

Raffles adalah seorang Ilmuwan.

Satu di antara karyanya adalah

buku yang berjudul

History

of Java.

Ia juga memberikan

bantuan penelitian John Crawfurd,

sehingga berhasil menulis buku

History of the East Indian

Archipelago

50

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Kemudian ditempatkannya desa sebagai unit administrasi pelaksanaan

pemerintah, dimaksudkan agar desa menjadi lebih terbuka sehingga bisa

berkembang. Kalau desa berkembang maka produksi juga akan meningkat,

hidup rakyat bertambah baik, sehingga hasil penarikan pajak tanah juga

akan bertambah besar. Raffles juga ingin memberikan kebebasan bagi para

petani untuk menanam tanaman yang sekiranya lebih laku di pasar dunia,

seperti kopi, tebu, dan nila.

Raffles sebenarnya orang yang berpandangan maju. Ia ingin memperbaiki

tanah jajahan, termasuk ingin meningkatkan kemakmuran rakyat. Namun,

dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat berbagai kendala. Budaya

dan kebiasaan petani sulit diubah, pengawasan pemerintah kurang, dalam

mengatur rakyat peran kepala desa dan bupati lebih kuat dari pada asisten

residen yang berasal dari orang-orang Eropa. Raffles juga sulit melepaskan

kultur sebagai penjajah. Kerja rodi, perbudakan dan juga monopoli masih

juga dilaksanakan. Misalnya kerja rodi untuk pembuatan dan perbaikan jalan

ataupun jembatan. Raffles juga melakukan monopoli garam. Secara umum

dapat dikatakan Raffles kurang berhasil untuk mengendalikan tanah jajahan

sesuai dengan idenya. Pemerintah Inggris tidak mendapat keuntungan yang

berarti. Sementara rakyat tetap menderita.

»

Nah, kamu sudah mengetahui bagaimana beberapa ketentuan

kebijakan yang dicanangkan oleh Raffles sejak dari program

landrent sampai menempatkan desa sebagai unit administrasi

pemerintah, agar desa lebih terbuka, bebas dan produktif. Tetapi

bagaimana pelaksanaannya di lapangan? Dapatkah Raffles

berhasil mendorong rakyat pedesaan semakin produktif? Lakukan

diskusi dengan anggota kelompok. Kamu dapat membaca buku-

buku sejarah yang sudah ada

.

Di luar itu semua, tampaknya Raffles juga seorang ilmuwan. Raffles juga

sangat memperhatikan terhadap bahasa dan adat istiadat masyarakat

di Jawa. Ia juga sangat tertarik pada antropologi dan botani. Makalah-

makalahnya kemudian diterbitkan dalam majalah

Verhandelingen

. Bahkan

begitu terkesan dengan Indonesianya dengan segala budayanya, apalagi

Jawa, maka setelah pulang ke Inggris, Raffles kemudian menulis buku

History

of Java

Untuk merealisasikan buku itu, Raffles dibantu oleh juru bahasa,

antara lain Raden Ario Notodiningrat. Ia juga memberikan bantuan penelitian

John Crawfurd, sehingga berhasil menyelesaikan tulisannya yang berjudul

History of the East Indian Archipelago

.

51

Sejarah Indonesia

3.

Dominasi Pemerintahan Belanda

Raffles mengakhiri pemerintahannya di Hindia pada tahun 1816. Pemerintah

Inggris sebenarnya telah menunjuk John Fendall untuk menggantikan Raffles

tetapi pada tahun 1814 sudah diadakan Konvensi London. Salah satu isi

Konvensi London adalah Inggris harus mengembalikan tanah jajahan di

Hindia kepada Belanda. Dengan demikian, pada tahun 1816 Kepulauan

Nusantara kembali dikuasai oleh Belanda. Sejak itu dimulailah Pemerintahan

Kolonial Belanda.

a)

J

alan Tengah Bersama Komisaris Jenderal

Setelah kembali ke tangan Belanda, tanah Hindia diperintah oleh badan baru

yang diberi nama Komisaris Jenderal yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal.

Komisaris Jenderal ini dibentuk oleh Pangeran Willem VI yang beranggotakan

tiga orang, yakni: Cornelis Theodorus Elout, Arnold Ardiaan Buyskes, dan

Alexander Gerard Philip Baron Van der Capellen.

Semula Elout ditunjuk sebagai ketua, tetapi kemudian digantikan oleh Van

der Capellen sebagai ketua dan sekaligus sebagai gubernur jenderal. Sebagai

rambu-rambu pelaksanaan pemerintahan di negeri jajahan, Pangeran

Willem VI mengeluarkan Undang-Undang Pemerintah untuk negeri jajahan

(

Regerings Reglement

) pada tahun 1815. Salah satu pasal dari undang-

undang tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan pertanian dilakukan

secara bebas. Hal ini menunjukkan bahwa ada relevansi dengan keinginan

kaum liberal sebagaimana diusulkan oleh Dirk van Hogendorp.

Berbekal ketentuan dalam undang-undang tersebut ketiga anggota

Komisaris Jenderal itu berangkat ke Hindia Belanda. Ketiganya sepakat

untuk mengadopsi beberapa kebijakan yang pernah diterapkan oleh Raffles.

Mereka sampai di Batavia pada 27 April 1816. Ketika melihat kenyataan di

lapangan, Ketiga Komisaris Jenderal itu bimbang untuk menerapkan prinsip-

prinsip liberalisme dalam mengelola tanah jajahan di Nusantara. Hindia dalam

keadaan terus merosot dan pemerintah mengalami kerugian. Kas negara di

Belanda dalam keadaan menipis. Mereka sadar bahwa tugas mereka harus

dilaksanakan secepatnya untuk dapat mengatasi persoalan ekonomi baik di

Tanah Jajahan maupun di Negeri Induk.

52

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Sementara itu perdebatan antara kaum liberal dan kaum konservatif terkait

dengan pengelolaan tanah jajahan untuk mendatangkan keuntungan sebesar-

besarnya belum mencapai titik temu. Kaum liberal berkeyakinan bahwa

pengelolaan negeri jajahan akan mendatangkan keuntungan yang besar bila

diserahkan kepada swasta, dan rakyat diberi kebebasan dalam menanam.

Sedang kelompok konservatif berpendapat pengelolaan tanah jajahan akan

menghasilkan keuntungan apabila langsung ditangani pemerintah dengan

pengawasan yang ketat.

Dengan mempertimbangkan amanat UU Pemerintah dan melihat kenyataan

di lapangan serta memperhatikan pandangan kaum liberal dan kaum

konservatif, Komisaris Jenderal sepakat untuk menerapkan kebijakan “jalan

tengah”. Maksudnya, eksploitasi kekayaan di tanah jajahan langsung

ditangani pemerintah Hindia Belanda agar segera mendatangkan keuntungan

bagi negeri induk, di samping mengusahakan kebebasan penduduk dan

pihak swasta untuk berusaha di tanah jajahan. Tetapi kebijakan jalan tengah

ini tidak dapat merubah keadaan.

Pada tanggal 22 Desember 1818 Pemerintah memberlakukan UU yang

menegaskan bahwa penguasa tertinggi di tanah jajahan adalah gubernur

jenderal. Van der Capellen kemudian ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal. Ia

ingin melanjutkan strategi jalan tengah. Tetapi kebijakan Van der Capellen

itu berkembang ke arah sewa tanah dengan penghapusan peran penguasa

tradisional (bupati dan para penguasa

setempat). Kemudian Van der Capellen

juga menarik pajak tetap yang sangat

memberatkan rakyat. Timbul banyak protes

dan mendorong terjadinya perlawanan. Van

der Capellen kemudian dipanggil pulang dan

digantikan oleh Du Bus Gisignies.

Du Bus Gisignies berkeinginan membangun

modal dan meningkatkan ekspor. Tetapi

program ini tidak berhasil karena rakyat tetap

miskin sehingga tidak mampu menyediakan

barang-barang yang diekspor. Kenyataannya

justru impor lebih besar dibanding ekspor.

Tentu ini sangat merugikan bagi pemerintah

Belanda.

Gambar 1.2

1

Van der Capellen

Sumber: Indonesia Dalam Arus

Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan

Perlawanan), 2012.

53

Sejarah Indonesia

Kondisi tanah jajahan dalam kondisi krisis, kas negara di negeri induk pun

kosong. Hal ini disebabkan dana banyak tersedot untuk pembiayaan perang

di tanah jajahan. Sebagai contoh Perang Diponegoro yang baru berjalan

satu tahun sudah menguras dana yang luar biasa, sehingga pemerintahan

Hindia Belanda dan pemerintah negeri induk mengalami kesulitan ekonomi.

Pengeluaran keuangan menjadi tidak terkontrol, sementara pengembangan

usaha harus terus dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Untuk

mengatasi dan mengatur keuangan ini diperlukan suatu lembaga keuangan

yang bonafit. Oleh karena itu, sebagai bentuk persetujuannya, Raja Belanda

mengeluarkan

oktroi

. Atas dasar oktroi ini dibentuklah

De Javasche Bank

pada tanggal 9 Desember 1826. Kemudian oleh Gubernur Jenderal Du

Bus Gisignies dikeluarkan Surat Keputusan No. 25 tertanggal 24 Desember

1828 tentang Akte Pendirian

De Javasche Bank

. Pembentukan

De Javasche

Bank

ini sekaligus juga merupakan bentuk dukungan Raja terhadap rencana

pelaksanaan Tanam Paksa di Indonesia/Hindia.

Pemulihan kondisi ekonomi dan keuangan Belanda harus segera

diprogramkan. Apalagi setelah keberhasilan Belgia dalam berjuang untuk

memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1830. Dengan pisahnya Belgia

dari Belanda ini menjadi pukulan bagi Belanda. Keadaan ekonomi Belanda

semakin berat. Sebab, Belanda banyak kehilangan lahan industri sehingga

pemasukan negara juga semakin berkurang.

b)

Sistem

Tanam Paksa

Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk mengatasi problem

ekonomi. Berbagai pendapat mulai dilontarkan oleh para pemimpin dan

tokoh masyarakat. Salah satunya pada tahun 1829 seorang tokoh bernama

Johannes Van den Bosch mengajukan kepada raja Belanda usulan yang

berkaitan dengan sistem dan cara melaksanakan politik kolonial Belanda

di Hindia. Van den Bosch berpendapat untuk memperbaiki ekonomi di

Negeri Belanda, di tanah jajahan harus dilakukan penanaman tanaman yang

dapat laku dijual di pasar dunia. Sesuai dengan keadaan di negeri jajahan,

maka sistem penanaman harus dikembangkan dengan memanfaatkan

kebiasaan kaum pribumi/petani, yaitu dengan “kerja rodi”. Oleh karena itu,

penanam yang dilakukan para petani itu bersifat wajib. Kita, orang Indonesia

menyebut sistem ini dengan nama “Sistem Tanam Paksa”. Van den Bosch

menggunakan prinsip bahwa daerah jajahan itu fungsinya sebagai tempat

54

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

mengambil keuntungan bagi negeri induk.

Diibaratkan oleh Baud, Jawa adalah “gabus

tempat Nederland mengapung”. Jadi dengan

kata lain Jawa harus dieksploitasi semaksimal

mungkin untuk keuntungan negeri penjajah.

Dapat dikatakan Jawa dimanfaatkan sebagai

sapi perahan.

Konsep Bosch itulah yang kemudian dikenal

dengan

Cultuurstelsel

(Tanam Paksa). Dengan

cara ini diharapkan perekonomian Belanda

dapat dengan cepat pulih dan semakin

meningkat. Bahkan dalam salah satu tulisan

Van den Bosch membuat suatu perkiraan

bahwa dengan Tanam Paksa, hasil tanaman

ekspor dapat ditingkatkan sebanyak kurang

lebih f.15. sampai f.20 juta setiap tahun. Van den Bosch menyatakan bahwa

cara paksaan seperti yang pernah dilakukan VOC adalah cara yang terbaik

untuk memperoleh tanaman ekspor untuk pasaran Eropa. Dengan membawa

dan memperdagangkan hasil tanaman sebanyak-banyaknya ke Eropa, maka

akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar.

1)

K

etentuan Tanam Paksa

Raja Willem tertarik serta setuju dengan usulan dan perkiraan Van den Bosch

tersebut. Tahun 1830 Van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal

baru di Jawa. Setelah sampai di Jawa, Van den Bosch segera mencanangkan

sistem dan program Tanam Paksa. Secara umum Tanam Paksa mewajibkan

para petani untuk menanam tanaman-tanaman yang dapat diekspor di

pasaran dunia. Jenis tanaman itu di samping kopi juga antara lain tembakau,

tebu, dan nila.

Secara rinci beberapa ketentuan Tanam Paksa itu termuat pada Lembaran

Negara (

Staatsblad

) Tahun 1834 No. 22. Ketentuan-ketentuan itu antara lain

sebagai berikut.

a)

penduduk menyediak

an sebagian dari tanahnya untuk

pelaksanaan

Tanam Paksa;

b)

tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk pelaksanaan

Tanam Paksa tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian

yang dimiliki penduduk desa;

Gambar 1.2

2

Van den Bosch.

Sumber: Raden Saleh: Anak

Belanda, Mooi Indie dan

Nasionalisme, 2009.

55

Sejarah Indonesia

c)

waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman

Tanam Paksa tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk

menanam padi;

d)

tanah yang disediakan untuk tanaman Tanam Paksa dibebaskan dari

pembayaran pajak tanah;

e)

hasil tanaman yang terkait dengan pelaksanaan Tanam Paksa wajib

diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Jika harga atau nilai

hasil tanaman ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayarkan

oleh rakyat, maka kelebihannya akan dikembalikan kepada rakyat.;

f)

kegagalan panen yan

g bukan disebabkan oleh kesalahan rakyat

petani, menjadi tanggungan pemerintah;

g)

penduduk desa yang

bekerja di tanah-tanah untuk pelaksanaan

Tanam Paksa berada di bawah pengawasan langsung para penguasa

pribumi, sedang pegawai-pegawai Eropa melakukan pengawasan

secara umum; dan

h)

penduduk yang bukan petani, diwajibkan bekerja di perkebunan atau

pabrik-pabrik milik pemerintah selama 65 hari dalam satu tahun;

Menurut

apa yang tertulis di dalam ketentuan-ketentuan tersebut di atas,

tampaknya tidak terlalu memberatkan rakyat. Bahkan pada prinsipnya

rakyat boleh mengajukan keberatan-keberatan apabila memang tidak dapat

melaksanakan sesuai dengan ketentuan. Ini artinya ketentuan Tanam Paksa

itu masih memperhatikan martabat dan batas-batas kewajaran nilai-nilai

kemanusiaan.

2)

P

elaksanaan Tanam Paksa

Menurut Van den Bosch, pelaksanaan sistem Tanam Paksa harus

menggunakan organisasi dan kekuasaan tradisional yang sudah ada. Dalam

hal ini para pejabat bumiputra, kaum priayi dan kepala desa memiliki peran

penting. Mereka ini sangat diharapkan dapat menggerakkan kaum tani

wajib menanam tanaman yang laku di pasaran dunia. Kekuasaan mereka

harus diperkokoh dengan cara diberi hak pemilikan atas tanah dan hak-

hak istimewa yang lain. Para penguasa pribumi akhirnya lebih menjadi alat

kolonial. Dengan demikian masyarakat umum sudah kehilangan pimpinan

yang menjadi tempat berlindung di negerinya sendiri.

Berkaitan dengan pengerahan tenaga kerja melalui kegiatan seperti

sambatan

, gotong royong maupun gugur gunung, merupakan usaha yang

tepat untuk dilaksanakan. Dalam hal ini peran para penguasa pribumi, priayi

56

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

dan juga kepada desa sangat sentral. Kemudian kepala desa di samping

sebagai penggerak para petani, juga sebagai penghubung dengan atasan

dan pejabat pemerintah. Oleh karena posisi yang begitu penting itu maka

kepala desa tetap berada di bawah pengaruh dan pengawasan para pamong

praja. Para penguasa pribumi dan juga kepala desa ini dalam menjalankan

tugasnya juga mendapatkan bonus atau

cultuur procenten

dari pemerintah

kolonial. Besaran bonus itu tergantung dari besar kecilnya hasil setoran kepada

pemerintah kolonial. Semakin besar setoran dari petani kepada pemerintah

kolonial yang ada di wilayahnya, pejabat pribumi di tempat itu juga akan

menerima bonus semakin besar pula. Hal inilah yang mendorong terjadinya

berbagai penyelewengan dalam pelaksanaan Tanam Paksa. Para penguasa

pribumi demi mengejar

cultuur procenten

yang besar, kemudian memaksa

para petani di wilayahnya untuk menanam tanaman yang diwajibkan dalam

sistem Tanam Paksa sebanyak-banyaknya agar dapat menyetorkan hasil

yang besar kepada pihak kolonial. Sistem

cultuur procenten

inilah kemudian

mendorong terjadinya berbagai penyelewengan dalam pelaksanaan Tanam

Paksa. Beberapa penyelewengan itu antara dapat dicontohkan sebagai

berikut.

a)

Menurut ketentuan tanah pertanian yang disediakan penduduk

untuk kepentingan Tanam Paksa tidak melebihi seperlima dari

tanah pertanian yang dimiliki

petani, tetapi kenyataannya lebih

dari seperlima, sepertiga, bahkan ada yang setengah dan daerah-

daerah tertentu ada yang lebih dari setengah tanah yang dimiliki

petani. Hal ini dimaksudkan agar setoran hasil tanamannya

juga bertambah besar, dan bonusnya juga semakin banyak.

b)

Menurut ketentuan waktu yang diperlukan untuk menanam tanaman

untuk

Tanam Paksa tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi,

ternyata dalam pelaksanaannya waktu yang digunakan untuk menanam

tanaman bagi Tanam Paksa melebihi waktu penanaman padi. Semua

ini jelas terkait agar hasil tanaman untuk Tanam Paksa itu lebih banyak.

»

Mencermati beberapa ketentuan yang tertulis, peratuan Tanam

Paksa itu memang tidak begitu memberatkan rakyat. Tetapi dalam

pelaksanaannya timbul berbagai penyelewengan. Di atas juga

sudah diberi contoh sebagian dari bentuk penyelewengannya. Coba

beri contoh penyelewengan yang lain dan lakukan telaah dengan

mengaitkan adanya cultuur procenten

!

57

Sejarah Indonesia

Dapatlah dikatakan bahwa dalam pelaksanaan Tanam Paksa itu umumnya

berjalan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemicu penyelewengan

ini tidak terlepas dari adanya

cultuur procenten

. Pihak pemerintah kolonial

di Hindia ini juga melakukan pembiaran dan ini tampaknya yang memang

diinginkan oleh pihak kolonial Belanda, agar hasil dari pelaksanaan Tanam

Paksa segera dapat memperbaiki ekonomi dan mendapatkan keuntungan

yang sebesar-besarnya bagi Negeri Belanda. Harus juga dipahami bahwa

dalam pelaksanaan Tanam Paksa itu juga disertai dengan tindak kekerasan,

tindakan menakut-nakuti para petani.

Tanam Paksa telah membawa penderitaan rakyat. Banyak pekerja yang jatuh

sakit, bahkan meninggal. Mereka dipaksa fokus bekerja untuk Tanam Paksa,

sehingga nasib diri sendiri dan keluarganya tidak terurus. Bahkan kemudian

timbul bahaya kelaparan dan kematian di berbagai daerah. Misalnya di

Cirebon (1843 - 1844), di Demak (tahun 1849) dan Grobogan pada tahun

1850.

Sementara itu dengan pelaksanaan Tanam Paksa ini Belanda telah mengeruk

keuntungan dan kekayaan dari tanah Hindia. Dari tahun 1831 hingga tahun

1877 perbendaharaan kerajaan Belanda telah mencapai 832 juta gulden,

utang-utang lama VOC dapat dilunasi, kubu-kubu dan benteng pertahanan

dapat dibangun. Belanda menikmati keuntungan di atas penderitaan sesama

manusia.

Pelaksanaan Tanam Paksa dapat dikatakan telah melanggar hak-hak asasi

manusia. Memang harus diakui beberapa manfaat adanya Tanam Paksa,

misalnya, dikenalkannya beberapa jenis tanaman baru yang menjadi tanaman

ekspor, dibangunnya berbagai saluran irigasi, dan juga dibangunnya jaringan

rel kereta api. Beberapa hal ini memang sangat berarti dalam kehidupan

masyarakat di kemudian hari.

»

Nah, kamu sudah be

lajar tentang sejarah Tanam Paksa.

Kamu juga mengetahui berbagai macam jenis tanaman yang

dikembangkan pada masa Tanam Paksa. Apakah jenis tanaman

di masa Tanam Paksa tersebut pada masa sekarang masih ada

yang menjadi komoditas primadona pertanian dan perkebunan di

Indonesia? Coba kamu cari komoditas Tanam Paksa tersebut yang

saat ini masih menjadi andalan ekspor Indonesia. Carilah data

negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor komoditas tersebut!

58

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

c)

Sistem Usaha Swasta

Pelaksanaan Tanam Paksa memang telah berhasil memperbaiki perekonomian

Belanda. Kemakmuran juga semakin meningkat. Bahkan keuntungan

dari Tanam Paksa

telah mendorong Belanda berkembang sebagai negara

industri. Sejalan dengan hal ini telah mendorong pula tampilnya kaum

liberal yang didukung oleh para pengusaha. Oleh karena itu, mulai muncul

perdebatan tentang pelaksanaan Tanam Paksa. Masyarakat Belanda mulai

mempertimbangkan baik buruk dan untung ruginya Tanam Paksa. Timbullah

pro dan kontra mengenai pelaksanaan Tanam Paksa.

Pihak yang pro dan setuju Tanam Paksa tetap dilaksanakan adalah

kelompok konservatif dan para pegawai pemerintah. Mereka setuju karena

Tanam Paksa telah mendatangkan banyak keuntungan. Begitu juga para

pemegang saham perusahaan NHM (

Nederlansche Handel Matschappij

),

yang mendukung pelaksanaan Tanam Paksa karena mendapat hak monopoli

untuk mengangkut hasil-hasil Tanam Paksa dari Hindia Belanda ke Eropa.

Sementara, pihak yang menentang pelaksanaan Tanam Paksa adalah

kelompok masyarakat yang merasa kasihan terhadap penderitaan rakyat

pribumi. Mereka umumnya kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh

ajaran agama dan penganut asas liberalisme. Kaum liberal menghendaki

tidak adanya campur tangan pemerintah dalam urusan ekonomi. Kegiatan

ekonomi sebaiknya diserahkan kepada pihak swasta.

Nederlansche Handel Matschappij:

perusahaan dagang yang didirikan oleh

Raja William I di Den Haag pada 9 Maret 1824 sebagai promosi antara lain

bidang perdagangan dan perusahaan pengiriman, dan memegang peran

penting dalam mengembangkan perdagangan Belanda-Indonesia.

»

Mengapa kaum kons

ervatif dan pegawai pemerintah mendukung

dilanjutkannya Tanam Paksa sementara kaum liberal menolak

Tanam Paksa? Coba lakukan telaah kritis tentang hal itu!

Pandangan dan ajaran kaum liberal itu semakin berkembang dan pengaruhnya

semakin kuat. Oleh karena itu, tahun 1850 Pemerintah mulai bimbang.

Apalagi setelah kaum liberal mendapatkan kemenangan politik di Parlemen

(

Staten Generaal

). Parlemen memiliki peranan lebih besar dalam urusan tanah

jajahan. Sesuai dengan asas liberalisme, maka kaum liberal menuntut adanya

59

Sejarah Indonesia

perubahan dan pembaruan. Peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

harus dikurangi, sebaliknya perlu diberikan keleluasaan kepada pihak swasta

untuk mengelola kegiatan ekonomi. Pemerintah berperan sebagai pelindung

warga, mengatur tegaknya hukum, dan membangun sarana prasarana agar

semua aktivitas masyarakat berjalan lancar.

Kaum liberal menuntut pelaksanaan Tanam Paksa di Hindia Belanda

diakhiri. Hal tersebut didorong oleh terbitnya dua buah buku pada tahun

1860 yakni buku

Max Havelaar

tulisan Edward Douwes Dekker dengan

nama samarannya Multatuli, dan buku berjudul

Suiker Contractor

(Kontrak-

kontrak Gula) tulisan Frans van de Pute.

Kedua buku ini memberikan kritik keras

terhadap pelaksanaan Tanam Paksa.

Penolakan terhadap Tanam Paksa sudah

menjadi pendapat umum. Oleh karena itu,

secara berangsur-angsur Tanam Paksa mulai

dihapus dan mulai diterapkan sistem politik

ekonomi liberal. Hal ini juga didorong oleh

isi kesepakatan di dalam Traktat Sumatera

yang ditandatangani tahun 1871. Di dalam

Traktat Sumatera itu antara lain dijelaskan

bahwa Inggris memberikan kebebasan

kepada Belanda untuk meluaskan

daerahnya sampai ke Aceh. Tetapi

sebagai

Sumber: Max Havelaar, 2013.

imbangannya Inggris meminta kepada

Gambar 1.2

3

E. Douwes Dekker.

Belanda agar menerapkan ekonomi liberal

sehingga

pihak swasta

termasuk Inggris dapat menanamkan modalnya di

tanah jajahan Belanda di Hindia.

»

Berdasarkan uraian y

ang ada coba tuliskan apa latar

belakang penerapan sistem politik ekonomi liberal. Bagaimana

pelaksanaannya?

Penetapan pelaksanan sistem politik ekonomi liberal memberikan peluang

pihak swasta untuk ikut mengembangkan perekonomian di tanah jajahan.

Seiring dengan upaya pembaruan dalam menangani perekonomian di negeri

jajahan, Belanda telah mengeluarkan berbagai ketentuan dan peraturan

perundang-undangan.

60

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

1)

Tahun

1864 dikeluarkan Undang-Undang Perbendaharaan Negara

(Comptabiliet Wet)

. Berdasarkan Undang-undang ini setiap anggaran

belanja Hindia Belanda harus diketahui dan disahkan oleh parlemen.

2)

Undang-Undang

Gula

(Suiker Wet)

. Undang-undang ini antara lain

mengatur tentang monopoli tanaman tebu oleh pemerintah yang

kemudian secara bertahap akan diserahkan kepada pihak swasta.

3)

Undang-Undang

Agraria (

Agrarische Wet

)

pada tahun 1870.

Undang-Undang ini mengatur tentang prinsip-prinsip politik tanah di

negeri jajahan. Di dalam undang-undang itu ditegaskan, antara lain:

a)

Tanah di negeri

jajahan di Hindia Belanda dibagi menjadi

dua bagian.

Pertama,

tanah milik penduduk pribumi berupa

persawahan, kebun, ladang dan sebagainya

.

Kedua

, tanah-

tanah hutan, pegunungan dan lainnya yang tidak termasuk

tanah penduduk pribumi dinyatakan sebagai tanah pemerintah.

b)

Pemerintah mengeluarkan surat bukti kepemilikan tanah.

c)

Pihak swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah

maupun tanah penduduk. Tanah-tanah pemerintah dapat disewa

pengusaha

swasta sampai 75 tahun. Tanah penduduk dapat

disewa selama lima tahun, ada juga yang disewa sampai 30 tahun.

Sewa-menyewa tanah ini harus didaftarkan kepada pemerintah.

Sejak dikeluarkan UU Agraria itu, pihak swasta semakin banyak memasuki

tanah jajahan di Hindia Belanda. Mereka memainkan peranan penting dalam

mengeksploitasi tanah jajahan. Oleh karena itu, mulailah era imperialisme

modern. Berkembanglah kapitalisme di Hindia Belanda. Tanah jajahan

berfungsi sebagai: (1) tempat untuk mendapatkan bahan mentah untuk

kepentingan industri di Eropa, dan tempat penanaman modal asing, (2)

tempat pemasaran barang-barang hasil industri dari Eropa, (3) penyedia

tenaga kerja yang murah.

Usaha perkebunan di Hindia Belanda semakin berkembang. Beberapa jenis

tanaman perkebunan yang dikembangkan misalnya tebu, tembakau, kopi,

teh, kina, kelapa sawit, dan karet. Hasil barang tambang juga meningkat.

Industri ekspor terus berkembang pesat seiring dengan permintaan dari

pasaran dunia yang semakin meningkat.

Untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi, diperlukan sarana

dan prasarana, misalnya irigasi, jalan raya, jembatan-jembatan, dan jalan

kereta api. Hal ini semua dimaksudkan untuk membantu kelancaran

61

Sejarah Indonesia

pengangkutan hasil-hasil perusahaan perkebunan dari daerah pedalaman

ke daerah pantai atau pelabuhan yang akan diteruskan ke dunia luar. Pada

tahun 1873 dibangun serangkaian jalan kereta api. Jalan-jalan kereta api

yang pertama dibangun adalah antara Semarang dan Yogyakarta, kemudian

antara Batavia dan Bogor, dan antara Surabaya dan Malang. Pembangunan

jalan kereta api juga dilakukan di Sumatera pada akhir abad ke-19. Tahun

1883 Maskapai Tembakau Deli telah memprakarsai pembangunan jalan

kereta api. Pembangunan jalan kereta api ini direncanakan untuk daerah-

daerah yang telah dikuasai dan yang akan dikuasai, misalnya Aceh. Oleh

karena itu, pembangunan jalan kereta api di Sumatera ini, juga berdasarkan

pertimbangan politik dan militer. Jalur kereta api juga dibangun untuk

kepentingan pertambangan, seperti di daerah pertambangan batu bara di

Sumatra Barat.

Di samping angkutan darat, angkutan laut juga mengalami peningkatan.

Tahun 1872 dibangun Pelabuhan Tanjung Priok di Batavia, Pelabuhan

Belawan di Sumatra Timur, dan Pelabuhan

Emmahaven

(Teluk Bayur) di

Padang. Jalur laut ini semakin ramai dan efisien terutama setelah adanya

pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869.

Bagi rakyat Bumiputera pelaksanaan usaha swasta tetap membawa

penderitaan. Pertanian rakyat semakin merosot. Pelaksanaan kerja paksa

masih terus dilakukan seperti pembangunan jalan raya, jembatan, jalan

kereta api, saluran irigasi, benteng-benteng dan sebagainya. Di samping

melakukan kerja paksa, rakyat masih harus membayar pajak, sementara

hasil-hasil pertanian rakyat banyak yang menurun. Kerajinan-kerajinan rakyat

mengalami kemunduran karena terdesak oleh alat-alat yang lebih maju. Alat

transportasi tradisional, seperti dokar, gerobak juga semakin terpinggirkan.

Dengan demikian rakyat tetap hidup menderita.

»

Nah, kamu sudah me

mpelajari sistem politik ekonomi liberal.

Coba bagaimana pelaksanaan politik ekonomi liberal itu di

Hindia Belanda, bagaimana dampaknya bagi rakyat? Coba buat

komparasi antara pelaksanaan Tanam Paksa dan penerapan

ekonomi liberal di Indonesia! Apa penilaianmu terhadap dua model

politik penjajahan itu?

62

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

d)

P

erkembangan Agama Kristen

Perkembangan agama Kristen di Indonesia secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni Kristen Katolik dan Kristen Protestan.

Perkembangan agama Kristen ini tidak dapat dilepaskan dari kedatangan

bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia. Bersamaan gelombang kedatangan

bangsa-bangsa Eroapa seperti Portugis, Spanyol datang pula para missionaris

untuk menyebarkan agama Kristen di Indonesia.

Aktivitas pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Eropa

itu sudah menjangkau ke seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Dalam

kenyataannya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan berkembang di

berbagai daerah. Bahkan di daerah Indonesia bagian Timur seperti di Papua,

daerah Minahasa, Timor, Nusa Tenggara Timur, juga daerah Tapanuli di

Sumatera, agama Kristen menjadi mayoritas.

Harus diakui bahwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia telah membuka

jalan bagi perkembangan agama Kristen di Indonesia. Orang-orang Portugis

menyebarkan agama Kristen Katolik (selanjutnya disebut Katolik). Orang-

orang Belanda membawa agama Kristen Protestan (selanjutnya disebut

Kristen). Telah diterangkan dalam uraian sebelumnya bahwa pada abad

ke-16 telah terjadi penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru.

Oleh karena itu, periode ini sering disebut

The Age of Discovery.

Kegiatan

penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru itu dipelopori oleh

orang-orang Portugis dan Spanyol dengan semboyannya;

gold, glory,

dan

gospel.

Dengan motivasi dan semboyan itu maka penyebaran agama Katolik

yang dibawa oleh Portugis tidak dapat terlepas dari kepentingan ekonomi dan

politik. Minimal secara politik, kegiatan para missionaris dalam menyebarkan

agama Kristen menjadi lebih lancar.

Setelah menguasai Malaka tahun 1511 Portugis kemudian meluaskan

wilayahnya ke Kepulauan Maluku dengan maksud memburu rempah-rempah.

Pada tahun 1512 pertama kali kapal Portugis mendarat di Hitu (di Pulau Ambon)

Kepulauan Maluku. Pada waktu itu perdagangan di Kepulauan Maluku sudah

ramai. Melalui kegiatan peradagangan ini pula Islam sudah berkembang di

Maluku. Kemudian datang Portugis untuk menyebarkan agama Katolik.

Berkembanglah agama Katolik di beberapa daerah di Kepulauan Maluku.

Para penyiar agama Katolik diawali oleh para pastor (dalam bahasa Portugis,

padre

yang berarti imam). Pastor yang terkenal waktu itu adalah Pastor

63

Sejarah Indonesia

Fransiscus Xaverius SJ

dari ordo Yesuit. Ia aktif

mengunjungi desa-desa

di sepanjang Pantai

Leitimor, Kepulauan

Lease, Pulau Ternate,

Halmahera Utara dan

Kepulauan Morotai.

Usaha penyebaran

agama Katolik ini

kemudian dilanjutkan

oleh pastor-pastor

yang lain. Kemudian

di Nusa Tenggara Timur

seperti Flores, Solor,

dan Timor agama

Katolik berkembang

tidak terputus sampai

sekarang.

Berikutnya juga

berkembang agama

Kristen di Kepulauan

Maluku terutama setelah VOC menguasai Ambon. Pada waktu itu para

zendeling

aktif menyebarkan agama baru ini dengan semangat

piesme,

yaitu

menekankan pertobatan orang-orang Kristen. Penyebaran agama Kristen

ini juga semakin intensif saat Raffles berkuasa. Agama Katolik dan Kristen

berkembang pesat di Indonesia bagian timur.

Agama Katolik juga berkembang di Minahasa setelah Portugis singgah di

tempat itu pada abad ke-16. Penyebaran agama Katolik di daerah Minahasa

dipimpin oleh pastor Diogo de Magelhaens dan Pedro de Mascarenhas.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 1563, yang dapat dikatakan sebagai tahun

masuknya agama Katolik di Sulawesi Utara. Tercatat pada ekspedisi itu

sejumlah rakyat dan raja menyatakan masuk agama Katolik dan dibaptis.

Misalnya Raja Babontehu bersama 1.500 rakyatnya telah dibaptis oleh

Magelhaens. Agama Kristen juga masuk dan berkembang di tanah Minahasa.

Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi

dan Perlawanan), 2012.

Gambar 1.2

4

Salah contoh Gereja di Indonesia Timur.

64

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Agama Katolik dan Kristen berkembang di daerah-daerah Papua, wilayah

Timur Kepulauan Indonesia pada umumnya, Sulawesi Utara dan tanah Batak

di Sumatera. Singkatnya agama Katolik dan Kristen dapat berkembang di

berbagai tempat di Indonesia, termasuk di Batavia. Bahkan di Jawa ada

sebutan Kristen Jawa.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa perkembangan agama Kristen

di Indonesia, secara intensif terjadi saat pengaruh kekuasaan orang-orang-

orang Barat (Portugis, Belanda dan juga Inggris) semakin kuat. Agama Kristen

kemudian berkembang tidak hanya di Indonesia bagian Timur tetapi juga di

berbagai wilayah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Bahkan di

Jawa ada sebutan Kristen Jawa.

Perkembangan Kristen Jawa ini tidak dapat dilepaskan dari peran Kiai

Sadrach. Dalam petualangannya mencari keyakinan agama, akhirnya ia

memeluk agama Kristen setelah dibaptis pada tahun 1867. Ia kemudian

mengembangkan Kristen Protestan dalam kandungan budaya Jawa. Ia

bebas mengembangkan agama Kristen Protestan dengan budaya Jawa.

Pengikutnya pun semakin banyak. Kiai Sadrach juga tidak mau tunduk dan

bahkan kemudian memisahkan diri dari Gereja Protestan Belanda. Ia tinggal

dan mengembangkan Kristen Protestan Jawa ini di desa Karangyoso (sebelah

selatan Kutoarjo). Banyak pengikut

Kristen Jawa ini di Jawa Tengah.

»

Coba lakukan pengamatan

dan buatlah cerita tentang

perkembangan agama Katolik

atau Kristen di daerahmu. Jika di

lingkunganmu ada gereja, kamu

bisa menanyakan kepada pengurus

gereja, kapan gereja itu didirikan,

bagaimana dengan perkembangan

umat Kristiani di daerah itu? Nah, itu

semua tentu merupakan kekayaan

bangsa Indonesia, yang memiliki

beragam agama dan bangunan suci

masing-masing. Oleh karena itu,

kita harus saling menghormati dan

menghargai demi kejayaan bersama

bangsa Indonesia.

Sumber: Indonesia dalam Arus Sejarah jilid 4

(Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.

Gambar 1.2

5

Kiai Sadrach

.

65

Sejarah Indonesia

KESIMPULAN

1.

Periode kekuasaan kolonialisme dan imperialisme dapat dipahami

melalui dua fase: fase keserakahan atau kezaliman kongsi dagang

dan fase dominasi pemerintahan kolonial Belanda.

2.

VOC yang bermula sebagai kongsi dagang untuk mencari

keuntungan, kemudian berkembang menjadi kekuatan monopoli dan

intervensi di bidang politik dan pemerintahan kerajaan-kerajaan

yang ada di Nusantara.

3.

VOC akhirnya bubar karena problem manajemen, utang, dan korupsi.

4.

Pemerintahan Komisaris Jenderal yang mengawali dominasi

pemerintahan kolonial Belanda mengambil kebijakan jalan tengah.

5.

Pelaksanaan Tanam Paksa di bawah Van den Bosch telah membawa

penderitaan rakyat Indonesia yang berkepanjangan.

6.

Sistem usaha swasta Belanda telah berhasil mengeruk keuntungan

dari bumi Indonesia, sementara rakyat tetap menderita.

7.

Seir

ing dengan datangnya bangsa Barat juga telah membawa

pengaruh pada perkembangan agama Kristen Katolik dan Kristen

Protestan di Indonesia.

66

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

LATIH UJI KOMPETENSI

1.

Mengapa pemerintahan Komisaris Jenderal mengambil kebijakan

“Jalan tengah” dalam memerintah di Hindia Belanda?

2.

Tunjukkan bukti-bukt

i tindakan Raffles di Indonesia yang tidak sesuai

dengan pandangannya sebagai seorang liberal, bandingkan dengan

Daendels!

3.

Mengapa pemerintah

an Hinda Belanda melaksanakan Tanam Paksa?

4.

Mengapa pelaksanaan

Tanam Paksa menimbulkan pro dan kontra di

lingkungan masyarakat di negeri Belanda?

5.

Jelaskan persamaan dan perbedaan pelaksanaan Tanam Paksa dan

pelaksanaan usaha swasta di Hindia Belanda!

6.

Jelaskan proses masuk

nya agama Katolik dan Kristen di Indonesia!

Tugas

1.

Buatlah tulisan yang m

engulas tentang infrastruktur peninggalan

Belanda

di sekitar tempat tinggalmu (misalnya pabrik, jalan raya, jalan

kereta api, dan sebagainya). Coba cari tokoh/pemuka masyarakat

yang sekiranya tahu tentang hal itu.

2.

Buatlah poster tentan

g pertumbuhan kota pada masa Belanda, yang

ditandai dengan dibu

atnya rel kereta api, pabrik gula dan sebagainya.

67

Sejarah Indonesia

LATIH ULANGAN AKHIR BAB

Jawab dan selesaikan beberapa pertanyaan berikut!

1.

Jelaskan bagaimana k

ondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai

abad ke-15, sehingga

akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia

baru ke timur?

2.

Jelaskan bahwa VOC adalah negara dalam negara!

3.

Benarkah J.P. Coen merupakan peletak dasar bagi penerapan

kolonialisme dan imperialisme di Indonesia?

4.

Apa yang dimaksud d

engan kolonialisme dan imperialisme? Dalam

praktik keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan bahkan dikatakan

kolonialisme

merupakan penguatan dari imperialisme, apa maksudnya?

5.

Apakah politik

devide

et impera

? Tunjukkan bukti-bukti bahwa VOC

telah menerapkan po

litik

devide et impera

!

6.

.

Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!

7.

Jelaskan dengan kons

ep dan prinsip perubahan dan keberlanjutan

terkait dengan pemer

intahan dan kebijakan Raffles di Indonesia.

8.

Cari benang merah kaitan antara VOC, Tanam Paksa, dan Usaha

Swasta, yang pada akhirnya membuat kemiskinan dan penderitaan

rakyat!

9.

Ceritakan kembali proses masuknya agama Kristen ke Indonesia!

10.

Tahun 1563, dapat di

katakan sebagai tahun pertumbuhan agama

Katolik di tanah Mina

hasa Sulawesi Utara. Coba jelaskan!

68

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 1

Tugas

1.

Buatlah karya tulis dengan judul “Antara Kolonialisme Dan Kezaliman

Kemanusiaan”!

2.

Buatlah poster yang m

enggambarkan pelaksanaan Tanam Paksa di

Indonesia!

kolonialisme dan imperialisme adalah bencana kemanusiaan