Halaman
217
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Sebagai hasil kreasi manusia,
wilayah
mempunyai batas-batas dan
sifat-sifat
khusus. Agar dapat mengatur wilayah
dengan baik, maka saya harus
mengerti konsep wilayah dan pusat
pertumbuhan serta dapat membuat
perwilayahan.
Saya akan membedakan wilayah for-
mal dan fungsional serta membuat
contoh perwilayahan formal dan fung-
sional dengan metode dan analisis
tertentu.
Saya akan mengidentifikasi pusat-
pusat pertumbuhan yang ada di
Indonesia dan menentukan batas
wilayah pertumbuhan dengan be-
berapa konsep.
Saya akan menunjukkan perwilayah-
an berdasarkan fenomena geografis di
lingkungan setempat.
Pada akhirnya, saya mampu menerap-
kan konsep dasar perwilayahan dalam
perencanaan wilayah dengan tepat.
218
GEOGRAFI Kelas XII
Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses
perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan
terpencil berubah menjadi sebuah kota metropolitan yang luas dan
ramai serta penuh sesak dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya.
Suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang apabila didukung
oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup.
Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi pusat
pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan
perkembangan suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi
yang beragam dan interaksi antarwilayah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan wilayah memainkan peran penting dalam proses ini. Nah,
untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana suatu wilayah bisa
berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan materi
berikut ini.
Sumber:
www.metrocouncil.org
Wilayah terpencil yang berkembang menjadi daerah yang lebih maju.
219
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Di permukaan Bumi ini terdapat berbagai wilayah dengan karakteristik
yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut merupakan dasar untuk
melakukan perwilayahan. Secara umum wilayah dibedakan menjadi wilayah
formal dan fungsional. Setiap wilayah memiliki potensi yang memengaruhi
perkembangan wilayah tersebut. Wilayah yang mengalami pertumbuhan yang
cepat dan memengaruhi daerah sekitarnya disebut pusat pertumbuhan.
Sejauh mana batas wilayah pertumbuhan dapat diukur secara kualitatif dan
kuantitatif.
Di Indonesia terdapat empat pusat pertumbuhan, yaitu Medan, Jakarta,
Surabaya, dan Makassar. Akibat adanya pusat pertumbuhan menimbulkan
dampak terhadap sumber daya manusia, ekonomi, dan perubahan sosial
budaya.
Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda
dengan wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu
wilayah akan memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang
tumbuh dan berkembang diharapkan memberi keuntungan ekonomi
serta peningkatan kesejahteraan penduduknya.
Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang?
Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan
menjadi kota? Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar
dalam pengembangan wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas
wilayah pertumbuhan? Ingin segera mengetahuinya? Ikuti pem-
bahasannya berikut.
A.
Wilayah Formal dan Fungsional
Apa yang dimaksud wilayah? Apakah wilayah sama
dengan tempat? Adakah perbedaan keduanya? Wilayah
(region)
dan tempat
(place)
sama-sama menunjukkan lokasi
tetapi keduanya berbeda dalam pengertian.
Tempat merupakan bagian ruang di Bumi, baik
berukuran luas atau sempit yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Wujud tempat dapat berupa benua,
pulau, negara, kota, desa, dusun, dan daerah tidak ber-
penghuni. Tempat tersebut biasanya mempunyai nama dan
batas-batas serta ciri-ciri yang bersifat fisik maupun sosial.
Ciri fisik suatu tempat misalnya iklim, bentuk lahan, tanah,
hidrosfer, flora, dan fauna. Ciri sosial suatu tempat
misalnya bahasa, agama, sistem ekonomi, sistem politik,
dan penyebaran penduduk.
Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasi daerah (area) di muka Bumi
untuk berbagai tujuan. Suatu wilayah mempunyai karakteristik
tertentu yang memberikan ukuran-ukuran kesamaan dan perbedaan
dengan wilayah lain. Contoh: Perbedaan wilayah pesisir dan
pedalaman. Wilayah dapat digunakan untuk menyederhanakan daerah
di muka Bumi dengan pengaturan berdasarkan pada karakteristik
fisik dan sosial yang ada. Wilayah dibangun manusia sebagai suatu
wilayah, perwilayahan, wilayah
formal, wilayah fungsional,
pusat pertumbuhan, batas
wilayah, pengaruh pusat per-
tumbuhan
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 143
Gambar 7.1
Wilayah pesisir
220
GEOGRAFI Kelas XII
hasil kreasi dan mempunyai batas-batas yang diturunkan dari kriteria
khusus.
Wilayah dapat berukuran sekecil rukun tetangga (RT) atau sebesar
negara. Orang-orang yang hidup dalam suatu wilayah dapat
menyebabkan konflik baik secara internal maupun eksternal. Para ahli
kewilayahan secara umum membedakan wilayah menjadi dua
meskipun kadang ada yang membedakan wilayah menjadi tiga.
Pembedaan wilayah di Bumi menjadi dua sebagai berikut.
1.
Wilayah Formal
Wilayah formal dicirikan oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat
pada manusia dan alam secara umum, seperti bahasa tertentu yang
digunakan penduduk, agama, kebangsaan, budaya, dan identitas
politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan, dan vegetasi.
Kesatuan ideologi seperti negara, bangsa, provinsi, adalah wilayah
formal karena mereka ditentukan oleh identitas politik. Wilayah for-
mal lain, misalnya wilayah iklim (contoh: daerah hutan hujan tropis),
wilayah bentuk lahan (contoh: daerah karst, Gunung Kidul,
Yogyakarta), dan wilayah ekonomi (contoh: daerah perdagangan
Glodok, Jakarta). Wilayah formal dapat ditentukan dengan ukuran-
ukuran penduduk, pendapatan per kapita, latar belakang suku bangsa,
hasil pertanian, penyebaran dan kepadatan penduduk, hasil industri,
serta juga pemetaan karakteristik fisik seperti temperatur, curah hujan,
dan jenis musim.
2.
Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional berada di sekeliling titik pertumbuhan dan
terjalin dengan titik pertumbuhan melalui sistem transportasi, sistem
komunikasi, atau kelompok ekonomi, seperti manufaktur serta
perdagangan. Salah satu bentuk wilayah fungsional adalah kota me-
tropolitan. Sebagai contoh, kota metropolitan Jakarta mendukung
perkembangan daerah lain melalui jalur transportasi, jalur
perdagangan dan bisnis, serta siaran radio dan televisi. Kota-kota
seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi adalah wilayah fungsional yang
terjadi akibat perkembangan kota metropolitan Jakarta.
Wilayah fungsional lain yang berskala kecil adalah pusat
perbelanjaan yang berbentuk mal atau supermarket, daerah yang
dilayani oleh sebuah bank, bandar udara, dan daerah kegiatan yang
sibuk.
B.
Perwilayahan Formal dan Fungsional
Di atas kamu sudah membahas wilayah formal dan wilayah
fungsional. Tentu kamu mampu membedakan keduanya dengan
mudah. Pada subbab ini kamu akan membahas perwilayahan formal
dan perwilayahan fungsional. Apakah perbedaan antara wilayah dan
perwilayahan? Serta, apakah yang dimaksud perwilayahan? Secara
sederhana, wilayah menunjukkan bendanya, sedang perwilayahan
menunjukkan prosesnya. Perwilayahan merupakan proses penentuan
Kota kecamatan, kota ka-
bupaten, dan kota provinsi
termasuk wilayah formal atau
fungsional? Jelaskan ja-
wabanmu!
Sebutkanlah contoh wilayah
formal yang ada di sekitarmu!
221
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
suatu wilayah dengan menarik batas berdasarkan variabel atau kriteria
tertentu baik secara kuantitas maupun kualitas. Penentuan bisa
menggunakan satu variabel (kriteria sederhana), misalnya unsur
pendapatan per kapita penduduk, atau menggunakan banyak variabel
(kriteria kompleks).
Dalam pembangunan wilayah atau yang berkaitan dengan
pengembangan wilayah diperlukan suatu perencanaan yang matang,
sehingga terdapat kesesuaian antara wilayah dengan pemanfaatannya.
Misalnya, jumlah sarana transportasi bus kota perlu ditambah untuk
melayani penduduk yang semakin padat akibat angka pertumbuhan
penduduk dan jumlah penduduk yang masuk lebih tinggi. Salah satu
metode yang digunakan adalah metode nilai bobot indeks.
1.
Perwilayahan Formal
Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat
dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Perwilayahan formal
bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian wilayah yang bersifat
seragam atau homogen sesuai dengan variabel atau kriteria yang
digunakan.
Berdasarkan beberapa variabel atau kriteria maka penarikan batas
wilayah dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Misalnya,
variabel yang digunakan untuk menentukan wilayah homogen secara
sosial ekonomi adalah pendapatan per kapita dan tingkat per-
tumbuhan penduduk. Contoh penentuan nilai bobot indeks kedua
variabel tersebut di tujuh wilayah kota X dilakukan sebagai berikut.
Tabel 7.1 Pendapatan per Kapita dan Tingkat Pertumbuhan
Penduduk Kota X
Wilayah
Pendapatan per Kapita
Tingkat Pertumbuhan
(× Rp1.000)
Penduduk (%)
A
1.150
1,3
B
950
1,2
C
850
1,3
D
1.250
1,0
E
900
1,4
F
1.000
1,3
G
1.000
1,1
Sumber:
Dokumen Penulis
Nilai indeks setiap wilayah dihitung dengan ketentuan sebagai berikut.
Pendapatan per kapita:
a.
d
Rp1.000.000,00 berbobot 1.
b. > Rp1.000.000,00 berbobot 2.
Tingkat pertumbuhan penduduk:
a. < 1% berbobot 4.
b. 1,0–1,1% berbobot 3.
c. 1,2–1,3% berbobot 2.
d.
t
1,4% berbobot 1.
222
GEOGRAFI Kelas XII
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.2
Perwilayahan kota X berdasarkan tabel 7.2.
Tabel 7.2 Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G
Wilayah
Perhitungan
Nilai
A
2+2
4
B
1+2
3
C
1+2
3
D
2+3
5
E
1+1
2
F
1+2
3
G
1+3
4
Jumlah
9+15
24
Sumber:
Dokumen Penulis
Rata-rata bobot wilayah kota X adalah:
24 : 7 =
7
3
3
= 3,42
Perwilayahan A–G kota X berdasarkan tabel 7.2 dapat
dibedakan menjadi tiga wilayah homogen menurut kondisi
sosial ekonomi (standar deviasi = 0,5), yaitu:
Wilayah I <2,9 (E).
Wilayah II 2,9–3,9 (B, C, F).
Wilayah III > 3,9 (A, D, G).
2.
Perwilayahan Fungsional
Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan
dari titik-titik pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat
pertumbuhan. Jadi, perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan
adanya arus hubungan dengan titik pusat.
Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua
pendekatan analisis, yaitu analisis aliran barang/orang dan analisis
gravitasi. Analisis aliran barang/orang menitikberatkan pada sesuatu
yang dilakukan orang, sedang analisis gravitasi menitikberatkan pada
suatu kemungkinan yang akan dilakukan orang menurut pengamatan.
Analisis aliran barang/orang memandang wilayah fungsional
berdasarkan pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik
pusat dan wilayah sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap
wilayah sekitar sampai pada titik minimum arus aliran. Dengan
demikian, pengaruh aliran barang/orang berlangsung intensif di
wilayah terdekat dengan titik pusat dan kurang intensif di wilayah
yang jauh dari titik pusat.
Beberapa jenis aliran barang/orang dapat disebutkan sebagai
berikut.
a. Bidang informasi : surat kabar, tabloid, surat, telepon, dan tele-
gram.
b. Bidang sosial
: arus sumbangan dan kemanusiaan, pasien
berobat, serta siswa sekolah.
c. Bidang ekonomi
: arus penumpang angkutan
bus, barang
kebutuhan pokok, barang ekspor, dan orang
yang pergi bekerja.
d. Bidang politik
: arus pengungsi dan mencari suaka politik,
serta arus pembelanjaan negara.
223
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Bus Umum dari Wilayah
Pendekatan analisis aliran barang/orang dapat dilakukan secara
sederhana dengan teori grafik. Contoh analisis aliran barang/orang
adalah arus angkutan penumpang yang menggunakan jalur bus umum
di kota Y. Jalur bus angkutan umum yang ada menunjukkan
terjadinya hubungan sosial ekonomi antarwilayah. Contoh
matriks jalur bus antarwilayah di kota Y dapat kamu lihat
sebagai berikut.
Tabel 7.3 Contoh Matriks Metode Jalur Bus Umum
Antarwilayah Kota Y
Bus Umum Menuju Wilayah
TUVWXYZ
T2556
U3238
V2748
W35
4320
X24
3750
Y304528
Z18
3354
Coba kamu simak matriks di atas. Manakah wilayah
yang paling banyak dilayani oleh angkutan bus umum?
Dengan mudah tentu kamu menyebut wilayah W. Wilayah
W dilayani angkutan bus umum dari berbagai wilayah dan
jumlah bus yang melayaninya paling banyak. Agar lebih
jelas, kamu dapat menyimak jaringan hubungan fungsional
jalur angkutan bus umum yang melayani wilayah T, U, V,
W, X, Y, dan Z di kota Y pada gambar 7.3.
Dari gambar 7.3 menunjukkan bahwa titik W
merupakan pusat jaringan jalur angkutan bus umum dalam
suatu perwilayahan fungsional kota Y. Perwilayahan
fungsional biasanya merupakan wilayah luas dengan unit-
unit yang lebih kecil yang secara fungsional saling terkait.
Wilayah ini dapat diamati pada suatu kota, misalnya
Jakarta. Wilayah Kota Jakarta dihubungkan oleh jalan
lingkar bagian dalam (
inner ring road
) dan jalan lingkar
bagian luar (
outer ring road
). Coba kamu simak gambar
7.4. Tampak daerah pinggiran Kota Jakarta dihubungkan
oleh jalan lingkar luar.
C.
Perwilayahan Berdasarkan Fenomena
Geografis
Seiring dengan kemajuan peradaban manusia, muncul tempat-
tempat yang berkembang menjadi pusat pertumbuhan. Perkembangan
tempat-tempat ini tergantung potensi sumber daya yang dimilikinya.
Wilayah di sekitarnya cepat atau lambat tentu akan terpengaruh
sehingga akan mengalami perkembangan juga.
Pada materi sebelumnya kamu telah mempelajari perwilayahan
formal dan fungsional. Selanjutnya, akan kita pelajari perwilayahan
berdasarkan fenomena geografis. Dalam bab ini perwilayahan diartikan
sebagai upaya mengelompokkan bagian-bagian permukaan Bumi
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.3
Jaringan hubungan fungsional jalur
angkutan bus umum kota Y.
Sumber:
Manusia dan Lingkungan, halaman 107
Gambar 7.4
Peta jaringan jalan di Jakarta.
224
GEOGRAFI Kelas XII
untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian wilayah menurut iklim,
ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya.
Perwilayahan di setiap negara berbeda-beda karena memiliki
karakteristik yang tidak sama. Di Indonesia, perwilayahan didasarkan
sumber daya yang ada di masing-masing daerah. Dengan demikian
pembangunan dapat direncanakan dengan baik, sehingga pem-
bangunan dapat merata di semua wilayah. Tujuan perwilayahan
sebagai berikut.
1. Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat
mengurangi kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah
yang lain.
2. Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada
tiap daerah.
3. Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada
aparatur pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha.
Secara garis besar, perwilayahan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu
regional generalization
(generalisasi wilayah) dan
regional
classification
(klasifikasi wilayah).
1.
Generalisasi Wilayah
Generalisasi wilayah merupakan proses pembagian permukaan
Bumi tertentu menjadi beberapa bagian. Generalisasi dilakukan dengan
menyamakan beberapa unsur sehingga menyebabkan hilangnya
beberapa faktor yang dianggap kurang penting atau kurang sesuai
dengan tujuan generalisasi. Hal ini ditujukan untuk menampakkan
karakter-karakter tertentu yang ingin ditonjolkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam generalisasi wilayah
adalah skala peta yang digunakan dan tujuannya. Jika skala yang
digunakan makin besar maka makin kecil generalisasi wilayah yang
dilakukan. Apabila skala yang digunakan kecil, maka semakin besar
generalisasinya. Selain skala, generalisasi wilayah juga dipengaruhi
oleh tujuan perwilayahan. Untuk tujuan yang memerlukan data yang
tidak terlalu detail, maka generalisasi yang dilakukan lebih kecil.
Sedangkan untuk data-data yang lebih spesifik maka generalisasinya
lebih besar. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai kenampakan
yang ada di wilayah tersebut.
2.
Klasifikasi Wilayah
Klasifikasi wilayah merupakan suatu upaya mengelompokkan
suatu wilayah secara sistematis menjadi beberapa bagian tertentu.
Berikut ini beberapa penggolongan atau klasifikasi wilayah tersebut.
a.
Core Region
, yaitu inti wilayah yang biasanya berupa daerah me-
tropolitan yang terdiri atas dua atau lebih kota-kota yang ber-
kelompok. Contoh: Kota Jakarta.
b.
Development Axes
(poros pembangunan), yaitu daerah yang
menghubungkan dua atau lebih
core region
. Biasanya berupa jalur
memanjang di koridor transportasi.
Contoh: Jalur transportasi yang menghubungkan Kota Yogyakarta,
Solo, dan Semarang.
225
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
c.
Resource Frontier Region
, yaitu suatu wilayah baru yang mulai
berkembang dan nantinya akan menjadi daerah yang produktif.
Daerah ini biasanya terletak jauh dari
core region
.
Contoh: daerah transmigrasi, kawasan industri, daerah per-
kebunan, dan lain sebagainya.
d.
Depresed Region
atau daerah tertekan, yaitu suatu daerah yang
mengalami penurunan tingkat ekonominya dan daerahnya sulit
untuk berkembang. Daerah ini biasanya tertekan secara sosial dan
ekonomi, sehingga cenderung menjadi daerah yang tertinggal
dibandingkan dengan daerah lainnya.
e.
Special Problem Region
, yaitu suatu daerah yang terletak pada
lokasi yang khusus dengan karakteristik tertentu.
Contoh: daerah perbatasan, daerah cagar purbakala, perumahan
militer, dan lain sebagainya.
D.
Pusat-Pusat Pertumbuhan
Setiap wilayah mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan ber-
kembang. Perkembangan suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan
terjadi karena beberapa faktor. Apa sajakah faktor-faktor tersebut?
Pusat-pusat pertumbuhan yang muncul telah melahirkan teori pusat
pertumbuhan wilayah. Selain itu, pusat pertumbuhan yang dibangun
di Indonesia, seperti kawasan pengembangan ekonomi terpadu
(KAPET) misalnya, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Siapa saja yang membuat teori pertumbuhan? Tahukah
kamu apa yang dimaksud dengan KAPET dan teori pertumbuhan, apa
sajakah yang memengaruhi perkembangan suatu wilayah? Nah, untuk
mengetahuinya, mari ikuti pemaparan materi berikut.
1.
Pengertian Pusat Pertumbuhan
Perkembangan wilayah diawali dengan munculnya pusat
pertumbuhan. Apakah yang dimaksud dengan pusat pertumbuhan?
Coba simak perkembangan Kota Jakarta. Sebelum menjadi kota bernama
Jakarta, kota yang bernama Batavia ini hanya merupakan tempat
administrasi pemerintahan Belanda di Indonesia. Segala kegiatan
ekonomi perdagangan dan keluar masuk barang (ekspor impor) di
wilayah jajahan Belanda dalam wilayah Nusantara harus melewati
administrasi di Batavia. Kegiatan administrasi ini merangsang kegiatan
lain, seperti pelayanan jasa dan perbankan sehingga banyak gedung-
gedung perkantoran dibangun untuk mendukungnya. Memang,
kegiatan ekonomi menjadi kekuatan pendorong bagi tumbuhnya suatu
daerah. Pusat pertumbuhan yang muncul akan memengaruhi wilayah
sekitarnya.
Jadi, sekarang kamu sudah mempunyai gambaran tentang pusat
pertumbuhan. Pusat pertumbuhan merupakan suatu wilayah yang
berkembang secara pesat khususnya kegiatan ekonomi sehingga
menjadi pusat pembangunan daerah. Pusat pertumbuhan akan
mendorong perkembangan wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan
yang muncul di suatu wilayah dipengaruhi oleh karakteristik
wilayahnya. Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah
ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
Cari tahulah bagaimana se-
jarah perkembangan wilayah
tempat tinggalmu. Ambillah
kesimpulan apakah wilayah
tempat tinggalmu mampu
mendorong pertumbuhan
wilayah lain di sekitarnya!
226
GEOGRAFI Kelas XII
a. Sumber Daya Alam
Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi
menjadi pusat pertumbuhan. Sebagai contoh, penambangan bahan
tambang yang bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah
merangsang kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan kerja, dan
meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap
munculnya kegiatan ekonomi penunjang.
b. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat
pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang ahli, terampil,
andal, kapabel, dan profesional dibutuhkan untuk mengelola
sumber daya alam. Pusat pertumbuhan akan berkembang dan
pembangunan berjalan lancar apabila tersedia sumber daya
manusia yang andal.
c. Kondisi Fisiografi/Lokasi
Kondisi fisiografi/lokasi memengaruhi perkembangan pusat
pertumbuhan. Lokasi yang strategis memudahkan transportasi
dan angkutan barang, sehingga pusat pertumbuhan berkembang
cepat. Sebagai contoh, daerah dataran rendah yang berelief rata
memungkinkan pusat pertumbuhan berkembang lebih cepat
dibanding daerah pedalaman yang berelief kasar atau ber-
pegunungan.
d. Fasilitas Penunjang
Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila didukung oleh
fasilitas penunjang yang memadai. Beberapa fasilitas penunjang
antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut
dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar, serta
prasarana kebersihan.
2.
Teori Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan dapat terbentuk di suatu wilayah. Terbentuknya
pusat pertumbuhan dapat terjadi secara alami atau dengan
perencanaan. Bagaimana pusat pertumbuhan muncul dan berkembang
di suatu wilayah? Coba kamu ikuti pemaparan beberapa teori
mengenai pusat pertumbuhan atau perkembangan wilayah berikut.
a. Teori Polarisasi Ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh
Gunar Myrdal
.
Menurut
Myrdal
, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan
yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat
pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga
terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang
pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus-menerus akan terjadi
pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan terjadi pola-
risasi pertumbuhan ekonomi (
polarization of economic growth
).
Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep
pusat-pinggiran (
coreperiphery
). Konsep pusat-pinggiran
merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan
membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari
daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun
wilayah pedesaan.
Dari faktor-faktor di samping,
cocokkanlah faktor yang
manakah yang banyak ber-
peran mendorong pertum-
buhan di wilayah tinggalmu!
227
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap
daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh
positif dan negatif. Pengaruh positif terhadap perkembangan
daerah sekitarnya disebut
spread effect
. Contohnya adalah
terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk,
upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat memasarkan
bahan mentah. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut
backwash
effect
, contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah, mening-
katnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
b. Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan (
growth pole concept
) dikemuka-
kan oleh
Perroux
, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut
Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti
keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatan-
kekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sen-
tripetal. Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan
muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan
intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau
wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis.
Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan
di antara sektor-sektor ekonomi.
Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan
kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang
langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada
penyediaan bahan mentah maupun pasar. Industri tersebut juga
menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya
kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industri
baja.
c. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut
Boudeville
(ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah
sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di
permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai
industri
populasi
yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri
populasi
merupakan industri yang
mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap kegiatan lainnya.
d. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh
Walter Christaller
(1933), seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan
pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam
suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa
dan kota yang berbeda ukuran luasnya.
Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh
pendapat
August Losch
(1945) seorang ahli ekonomi Jerman.
Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menye-
diakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan
menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman
yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul
jaringan heksagonal. Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang
memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum,
228
GEOGRAFI Kelas XII
baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang
menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.
Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari
suatu bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh
terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat
sentral dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk
jaringan sarang lebah seperti yang kamu lihat pada gambar
samping.
Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai
batas-batas pengaruh yang melingkar dan komplementer terhadap
tempat sentral tersebut. Daerah atau wilayah yang komplementer
ini adalah daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran
batas yang ada pada kawasan pengaruh tempat-tempat sentral itu
disebut
batas ambang
(
threshold level
).
Konsep dasar dari teori tempat sentral sebagai berikut.
1)
Population threshold
, yaitu jumlah minimal penduduk yang
diperlukan untuk melancarkan dan kesinambungan dari unit
pelayanan.
2)
Range
(jangkauan), yaitu jarak maksimum yang perlu
ditempuh penduduk untuk mendapatkan barang atau jasa
yang dibutuhkannya dari tempat pusat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a)
Range
selalu lebih besar dibanding daerah tempat
popu-
lation threshold
.
b)
Inner limit
(batas dalam) adalah batas wilayah yang
didiami
population threshold
.
c)
Outer limit
(batas luar) adalah batas wilayah yang
mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga di luar batas
itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat lain.
Agar kamu lebih jelas, coba perhatikan gambar di
samping.
Tempat sentral memiliki batas-batas pengaruh. Batas-
batas itu melingkar dan komplementer dengan tempat
sentral tersebut. Suatu tempat sentral dapat berupa
kota-kota besar, pusat perbelanjaan, rumah sakit, ibu
kota provinsi, dan kota kabupaten. Masing-masing
tempat sentral tersebut menarik penduduk yang tinggal
di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda-beda.
Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara
baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat sebagai
berikut.
1) Topografi dari wilayah tersebut relatif seragam,
sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh
lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya
dengan jalur angkutan.
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen
dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang
menghasilkan padi-padian, kayu, atau batu bara.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.5
Keruangan berbentuk
heksagonal.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.6
Hierarki kota membentuk
sarang lebah.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.7
Tempat sentral mempunyai batas-batas
pengaruh yang melingkar.
3 - 7
-
0,
3 - :
-
? -
? -
,
=
=
0 !
00?
? -, !
04
. -!
229
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Optimal pemasaran
Optimal lalu lintas
Tiga asas tempat sentral menurut Christaller sebagai berikut.
a.
Tempat Sentral Menurut Asas Pasar (K3)
Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang responsif terhadap
ketersediaan barang dan jasa atau sering disebut dengan kasus pasar
optimal. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih kecil terbagi menjadi
tiga kelompok yang sama besarnya, jika berbelanja ke tiga tempat lebih
besar yang letaknya terdekat.
1 + 6 ×
3
1
= 3
b.
Tempat Sentral Menurut Asas Transportasi (K4)
Tempat sentral memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling
efisien kepada daerah sekitarnya. Para konsumen di tempat-tempat yang
lebih kecil terbagi menjadi dua kelompok yang sama, jika berbelanja ke
dua tempat lebih besar yang terdekat.
1 + 6 ×
2
1
= 4
c.
Tempat Sentral Menurut Administrasi (K7)
Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian wilayah sekitarnya dan
wilayah itu sendiri. Pembangunan tempat sentral ini tidak berorientasi
pada sektor ekonomi, tetapi pada sektor sosial dan politik. Contohnya
kota pusat pemerintah. Para konsumen di tempat-tempat yang lebih
kecil berbelanja ke tempat-tempat yang lebih besar yang letaknya
terdekat.
230
GEOGRAFI Kelas XII
Optimal pemerintahan
1 + 6 × 1 = 7
E.
Pusat-Pusat Pertumbuhan di
Indonesia
Bagaimanakah gambaranmu tentang Kota Jakarta sekarang ini?
Kamu tentu dapat menjelaskan dengan panjang lebar karena banyak
pemberitaan mengenai Kota Jakarta melalui media massa. Kota Jakarta
merupakan kota yang mengalami perkembangan pesat. Sarana dan
prasarana penunjang kehidupan kota telah banyak dibangun, sehingga
kehidupan kota dapat berlangsung siang dan malam.
Apakah keadaan Kota Jakarta 100 tahun yang lalu sama dengan
keadaan sekarang? Tentu saja sangat berbeda. Pada mulanya, Jakarta
merupakan kota administrasi, pelabuhan, dan perdagangan. Kegiatan
ini mendorong munculnya industri dan jasa. Semakin lama kegiatan
menjadi sangat kompleks seperti saat ini.
Perkembangan pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia banyak
bertumpu pada sektor industri. Sebelumnya, sektor minyak dan gas
menjadi tumpuan bagi pertumbuhan wilayah. Kemudian, pemerintah
melalui kebijakannya mengganti sektor minyak dan gas dengan sektor
industri. Pertumbuhan ekonomi wilayah diharapkan meningkat
seiring kemajuan sektor industri. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
berpengaruh pada peningkatan pembangunan wilayah. Peningkatan
pembangunan wilayah berpengaruh pada kesejahteraan penduduk
yang semakin baik. Peningkatan ini juga akan mendorong per-
tumbuhan dan perkembangan wilayah di sekitarnya.
1.
Wilayah Geografis Pembangunan
Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri atas banyak pulau
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan pembangunan.
Pembangunan nasional akan lancar apabila pelaksanaannya tidak
terpusat dalam satu wilayah, misalnya Jawa, tetapi menyebar dan
menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Atas dasar ini, maka
pembangunan nasional Indonesia dilaksanakan dengan sistem
perwilayahan (regionalisasi) dan kota-kota utama yang ada dijadikan
sebagai pusat-pusat pertumbuhannya.
Optimal pemerintahan
Keterangan:
= central place taraf tinggi
= central place taraf rendah
231
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah
membagi wilayah Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan
dengan kota utamanya yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
Setiap pusat pertumbuhan atau regional membawahi beberapa
wilayah. Setiap wilayah terdiri atas beberapa daerah. Agar lebih jelas,
coba kamu perhatikan tabel sebagai berikut.
Tabel 7.4 Regionalisasi Pusat Pertumbuhan Indonesia
No.
Regional
Pusat Pertumbuhan
Wilayah
Provinsi/Daerah
(Kota Utama)
1.
A
Medan
I
Aceh dan Sumatra Utara berpusat di Medan.
II
Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau berpusat di Pekanbaru.
2.
B
Jakarta
III
Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Bangka Belitung berpusat di
Palembang.
IV
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta
berpusat di Jakarta.
V
Kalimantan Barat berpusat di Pontianak.
3.
C
Surabaya
VI
Jawa Timur ber
pusat di Surabaya.
VII
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, serta Kalimantan
Selatan
berpusat di Balikpapan dan Samarinda.
4.
D
Makassar
VIII
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tenggara berpusat di Makassar.
IX
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo berpusat di Manado.
X
Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya (Papua) berpusat di Sorong.
Sumber:
Dokumen Penulis
Bila disajikan dalam peta, pusat pertumbuhan di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut.
Sistem perwilayahan tersebut juga diterapkan dalam lingkup
daerah yang lebih kecil di setiap provinsi. Dengan demikian, terjadi
hubungan antara kabupaten dan kecamatan, antarkabupaten, serta
antarkecamatan yang merupakan wilayah administrasi lebih kecil.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.8
Pusat-pusat wilayah pembangunan di Indonesia.
232
GEOGRAFI Kelas XII
2.
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET)
Program pembangunan nasional telah dilaksanakan pemerintah
lebih dari 30 tahun. Banyak kemajuan di segala bidang dan memberi
manfaat bagi masyarakat. Akan tetapi, selain keberhasilan yang telah
dicapai tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang menyertainya.
Beberapa kekurangan tersebut antara lain terjadinya pertumbuhan
tidak seimbang atau kesenjangan pembangunan antarbidang,
kesenjangan ekonomi antargolongan penduduk, dan kesenjangan
pembangunan antarwilayah.
Secara geografis, kesenjangan pembangunan terjadi antara
kawasan timur Indonesia (KTI) dengan kawasan barat Indonesia (KBI).
Kesenjangan pembangunan antarkawasan ini perlu diatasi, sehingga
KTI yang sudah tertinggal dapat mengejar ketertinggalan dan sejajar
dengan KBI dalam pembangunannya. Usaha yang telah dilakukan
pemerintah untuk mengatasi kesenjangan itu dengan pembentukan
kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) di KTI melalui
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 150 Tahun 2000.
KAPET yang dikembangkan di kawasan timur Indonesia (KTI)
diharapkan menjadi pusat pertumbuhan yang akan merangsang
perkembangan wilayah sekitarnya melalui ”
trickle down effect
”.
Dengan demikian, mendorong munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi
di wilayah sekitar. Beberapa bidang kegiatan ekonomi yang dapat
dikembangkan di KTI meliputi pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, pariwisata,
pertambangan, serta industri. Pengembangan KAPET tersebar di
wilayah Indonesia, yaitu Manado, Bitung, Batui, Pare-Pare, Bukari,
Bima, Seram, Mbay, Biak, Sanggau, Das Kakab, Batulicin, Sasamba,
dan Sabang.
Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke luar Jawa terutama ke
kawasan timur Indonesia (KTI) seperti pembentukan KAPET bertujuan
sebagai berikut.
1) Pemanfaatan sumber daya alam.
2) Peningkatan dan pemerataan kegiatan ekonomi.
3) Peningkatan pendapatan daerah.
4) Memperkuat ketahanan dan posisi geografis.
Apa yang dimaksud ”
trickle
down effect
” dalam bidang
pembangunan wilayah ber-
kaitan dengan pusat pertum-
buhan?
Kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) telah ditetapkan
dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 150 Tahun
2000.
Coba kamu pelajari isi keppres tersebut. Kemudian, jawablah pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut.
a.
Apakah dasar pertimbangan pembentukan KAPET?
b.
Apakah yang dimaksud KAPET menurut keppres tersebut?
c.
Siapa saja yang duduk dalam susunan keanggotaan KAPET?
233
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
3.
Pengaruh Pusat Pertumbuhan
Pengaruh yang ditimbulkan dari pusat pertumbuhan yang
berkembang di suatu wilayah sebagai berikut.
a. Pemusatan Sumber Daya Manusia
Munculnya pusat pertumbuhan di suatu wilayah akan menarik
tenaga kerja yang banyak. Para pekerja dari luar wilayah akan
pindah dan menetap di wilayah pusat pertumbuhan sehingga
terjadi pemusatan penduduk atau sumber daya manusia. Arus
migrasi penduduk dari daerah pedesaan menuju pusat per-
tumbuhan atau kota di Indonesia menunjukkan peningkatan
seiring dengan perkembangan pusat pertumbuhan atau kota itu.
Sebagai contoh, penambangan batu bara di wilayah Kalimantan
memerlukan banyak tenaga kerja dari luar wilayah.
b. Perkembangan Ekonomi
Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan
meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah itu. Kesempatan
kerja yang banyak dari berbagai bidang dan arus barang kebutuhan
hidup berdampak pada perkembangan usaha-usaha ekonomi lain.
Sebagai contoh, munculnya pusat pertumbuhan yang berawal dari
kegiatan penambangan batu bara merangsang tumbuhnya kegiatan-
kegiatan ekonomi lain, seperti warung makan, pasar, penginapan,
toko kelontong, usaha transportasi, dan tempat hiburan. Dari
usaha transportasi sendiri akan mendorong tumbuhnya penjualan
alat-alat transportasi dan perbengkelan.
Banyak penduduk pendatang dan penduduk lokal membuka
usaha atau melakukan kegiatan ekonomi di wilayah pusat
pertumbuhan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka bekerja
sebagai wiraswastawan, pedagang, karyawan, buruh, dan
penjualan jasa. Kawasan industri, perkebunan, pertambangan,
kehutanan, dan pertanian merupakan wilayah yang dapat
dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan. Kegiatan
ekonomi yang berkembang di wilayah pusat pertumbuhan akan
meningkatkan kesejahteraan penduduk.
c. Perubahan Sosial Budaya
Wilayah pusat pertumbuhan cenderung memiliki penduduk yang
makin padat. Kepadatan penduduk yang meningkat serta
kemajuan komunikasi dan transportasi akan berpengaruh pada
kehidupan sosial budaya penduduknya. Pengaruh pusat
pertumbuhan yang semakin berkembang terhadap sosial budaya
antara lain sebagai berikut.
1) Penduduk termotivasi untuk memiliki keterampilan dan
pengetahuan guna mengatasi masalah akibat perubahan sosial
budaya.
2) Terjadi percampuran budaya (akulturasi) antara penduduk
pendatang dan penduduk lokal serta antarpenduduk
pendatang sendiri.
3) Arus informasi dari luar wilayah semakin meningkat.
4) Status sosial akan meningkat seiring peningkatan kesejah-
teraan hidup.
5) Perubahan sikap penduduk terhadap disiplin waktu,
penggunaan uang, dan pemilikan kebutuhan hidup.
234
GEOGRAFI Kelas XII
F.
Batas Wilayah Pertumbuhan
Batas wilayah pertumbuhan merupakan batas pengaruh terluar suatu
wilayah yang mengalami pertumbuhan. Suatu wilayah yang sedang
tumbuh memiliki batas-batas pengaruh yang berbeda-beda. Bagai-
manakah cara penentuan batas wilayah pertumbuhan? Bagaimana
pengaruh yang ditimbulkannya?
1.
Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan
Sebuah pusat pertumbuhan memiliki daerah pengaruh yang
jumlahnya lebih dari satu. Hal ini disebabkan pusat pertumbuhan
menawarkan berbagai jenis barang dan pelayanan. Pengaruh pusat
pertumbuhan terhadap daerah sekitarnya berkurang seiring dengan
jarak. Semakin jauh jaraknya maka semakin kecil pengaruhnya dan
semakin rendah tingkat pelayanannya.
Di Inggris, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kota terhadap
daerah sekitarnya dilakukan dengan menyusun indeks. Indeks
tersebut menunjukkan keterkaitan kota dengan daerah di sekeli-
lingnya. Indeks tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Distribusi surat kabar lokal dengan daerah sekitarnya.
b. Pelayanan transportasi umum.
c. Penjualan barang dengan eceran di kecamatan oleh pedagang besar
di kota.
d. Persebaran sekolah-sekolah tertentu.
e. Banyaknya pelajar dan jauh dekatnya jarak asal para pelajar
tersebut.
f.
Wilayah cakupan pelayanan dari rumah sakit pusat.
g. Wilayah persebaran berita atau hiburan lewat siaran radio.
Selain berdasarkan indeks di atas, untuk menentukan batas
wilayah pertumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
a. Secara Kualitatif
Penentuan batas wilayah pertumbuhan secara kualitatif, antara
lain dilakukan dengan melakukan survei langsung atau kunjungan.
Dengan begitu kamu akan mengetahui secara langsung batas-batas
pertumbuhan wilayah. Misalnya dengan mengunjungi perbatasan
kota, desa, atau provinsi.
Selain itu, penentuan batas pertumbuhan secara kualitatif juga
dapat dilakukan dengan interpretasi foto udara atau citra satelit.
Penentuan batas pertumbuhan didasarkan pada warna, rona,
tekstur, dan pola yang ada dalam foto udara atau citra satelit.
b. Secara Kuantitatif
Penentuan batas wilayah pertumbuhan secara kuantitatif,
merupakan cara penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran-
ukuran dari variabel tertentu. Penentuan ini dapat dilakukan
dengan perhitungan matematis, antara lain dengan rumus teori
titik henti.
235
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Model ini dikemukakan oleh
William J. Reilly
. Teori ini dapat
digunakan untuk menentukan lokasi unit usaha ekonomi, sarana
kesehatan, atau sarana pendidikan.
Rumus model titik henti:
TH
AB
=
B
P
A
P
1
AB
J
+
Keterangan:
TH
AB
= jarak lokasi titik henti yang diukur dari wilayah pertumbuhan dengan jumlah
penduduk lebih kecil.
J
AB
= jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B.
P
A
= jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih besar (penduduk A).
P
B
= jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih kecil (penduduk B).
Contoh soal:
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A adalah 5.000 orang,
wilayah pertumbuhan B adalah 1.000 orang. Jarak antara wilayah
pertumbuhan A dan B adalah 20 km. Berapa lokasi titik henti
antara A dengan B?
Jawab:
TH
AB
=
B
A
AB
P
P
1
J
+
=
000
.1
000
.5
1
20
+
=
51
20
+
= 6,18 km.
Jadi, lokasi titik henti antara wilayah pertumbuhan A dan B adalah
6,18 km diukur dari wilayah pertumbuhan B. Apakah arti angka
tersebut? Hal itu menunjukkan wilayah B pertumbuhan
wilayahnya memiliki jangkauan yang lebih dekat dibandingkan
dengan wilayah A. Dengan kata lain, wilayah A memberikan
pelayanan barang maupun jasa jangkauannya lebih jauh
dibandingkan dengan wilayah B.
2.
Interaksi Wilayah Pertumbuhan
Berdasarkan data empiris (pengamatan di lapangan), apabila dua
wilayah pertumbuhan saling berinteraksi maka salah satunya
mempunyai pengaruh yang lebih kuat. Interaksi yang terjadi
antarwilayah pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa aspek.
Interaksi antarwilayah pertumbuhan dapat dilihat dari tiga aspek
sebagai berikut.
a. Aspek Ekonomi
1) Jaringan jalan yang menghubungkan dua wilayah per-
tumbuhan menjadikan transportasi lancar, sehingga me-
rangsang kegiatan ekonomi di kedua wilayah itu.
236
GEOGRAFI Kelas XII
2) Wilayah pertumbuhan A menjadi produsen barang-barang
yang dibutuhkan di wilayah pertumbuhan B, sehingga barang-
barang dari A dikirim ke B.
3) Lalu lintas yang lancar antarwilayah pertumbuhan akan
menekan harga kebutuhan di kedua wilayah.
4) Wilayah pertumbuhan A dapat menjadi pasar bagi barang-
barang yang diproduksi di wilayah pertumbuhan B dan
sebaliknya.
b. Aspek Sosial
1) Mobilitas dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dan
berbagai tujuan yang berbeda terjadi antarwilayah per-
tumbuhan.
2) Tenaga kerja dari luar wilayah pertumbuhan yang bekerja dan
mencari nafkah di suatu wilayah.
3) Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan penduduk
bermigrasi ke wilayah pertumbuhan lain.
4) Kebutuhan bahan baku dan hasil industri menyebabkan
terjadinya interaksi antarwilayah pertumbuhan.
c. Aspek Budaya
1
Mode pakaian dan gaya berpakaian dari salah satu wilayah
pertumbuhan banyak ditiru di wilayah lain.
2) Penyebaran seni dan budaya melalui media komunikasi ke
wilayah pertumbuhan lainnya.
3) Budaya konsumtif dari suatu wilayah pertumbuhan mudah
menular ke wilayah lain.
4) Penemuan bidang teknologi dari suatu wilayah pertumbuhan
dapat diterapkan untuk kemajuan wilayah lainnya.
Dari aspek-aspek di atas tampak bahwa pengaruh yang disebabkan
oleh interaksi antarwilayah pertumbuhan dapat memberikan
pengaruh positif maupun negatif bagi masing-masing wilayah.
Setelah memahami materi pada bab ini, salin dan isilah rangkuman berikut
ini dalam buku catatanmu!
A. Wilayah Formal dan Fungsional
1.
Wilayah adalah . . . .
2.
Wilayah formal adalah . . . .
3.
Wilayah fungsional adalah . . . .
B. Perwilayahan Formal dan Fungsional
1.
Perwilayahan formal bertujuan . . . .
2.
Pendekatan yang digunakan dalam perwilayahan fungsional adalah
. . . dan . . . .
C. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis
1.
Regionalisasi wilayah adalah . . . .
2.
Klasifikasi wilayah adalah . . . .
3.
Klasifikasi wilayah digolongkan menjadi:
a.
. . . .
b.
. . . .
c.
. . . .
d.
. . . .
e.
. . . .
237
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
D. Pusat-Pusat Pertumbuhan
1.
Pusat pertumbuhan adalah . . . .
2.
Kutub pertumbuhan adalah . . . .
3.
Syarat-syarat penerapan teori dari Walter Christaller adalah . . . .
4.
Spread effect
adalah . . . .
5.
Backwash effect
adalah . . . .
E. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia
1.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi
wilayah Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan dengan kota
utamanya . . . .
2.
Tujuan pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET) adalah . . . .
3.
Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perubahan sosial budaya
adalah . . . .
F.
Batas Wilayah Pertumbuhan
1.
Penentuan batas wilayah pertumbuhan dilakukan dengan dua cara,
yaitu . . . dan . . . .
2.
Interaksi wilayah pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa aspek,
yaitu:
a.
. . . .
b.
. . . .
c.
. . . .
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat
!
1. Apakah perbedaan wilayah formal dan wilayah fungsional?
2. Sebutkan wilayah-wilayah yang termasuk wilayah formal dan
wilayah fungsional!
3. Apakah yang dimaksud dengan regionalisasi dan klasifikasi
wilayah?
4. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
pusat pertumbuhan!
5. Apakah perbedaan antara pusat pertumbuhan dengan kutub
pertumbuhan?
6. Jelaskan teori kutub pertumbuhan yang dikemukakan oleh
Perroux!
7. Jelaskan teori tempat sentral yang disampaikan oleh
Christaller!
8. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang menjadi pusat
pertumbuhan!
9. Apakah pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pusat
pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh
sosial budaya?
10. Mengapa perwilayahan penting untuk dilakukan dalam
perencanaan wilayah?
238
GEOGRAFI Kelas XII
B.
Belajar dari masalah.
Bacalah artikel di bawah ini!
Upaya Memutus Lingkaran Kemiskinan
Pariwisata dan kemiskinan. Kedua hal ini yang paling kuat
menetap dalam ingatan kolektif masyarakat umum jika ditanyai
mengenai Kabupaten Pandeglang. Keberadaan wisata pantai yang
terkenal seperti Pantai Carita dan Tanjung Lesung, juga Taman
Nasional Ujung Kulon, menjadikan Pandeglang memiliki andalan
dan harapan untuk dilirik wisatawan dan investor. Namun,
kemiskinan menjadi wajah suram Pandeglang.
Dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di Provinsi
Banten, tingkat kesejahteraan masyarakat Pandeglang berada di
urutan kedua dari bawah setelah Kabupaten Lebak. Tingkat
kesejahteraan yang rendah ditandai dengan pendapatan per kapita
per bulan yang rendah.
Akibat pendapatan yang rendah, pengeluaran keluarga lebih
diutamakan untuk mencukupi kebutuhan pokok sehingga
kebutuhan untuk pendidikan dan kesehatan kurang mendapat
perhatian. Kurangnya kesadaran penduduk untuk mendapat
pendidikan dan kesehatan yang baik diperparah pula oleh
kurangnya fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Karakteristik yang agraris dan topografi wilayah yang sebagian
besar merupakan pegunungan dengan ketinggian hingga 1.800
meter dari permukaan laut ini ditengarai memberi andil sulitnya
daerah ini keluar dari cengkeraman kemiskinan.
Selain mengakibatkan rendahnya tingkat konsumsi dan
investasi, pendapatan yang rendah juga menyebabkan menu-
runnya daya usaha dan produktivitas kerja. Hal inilah yang
kemudian menjadi lingkaran setan kemiskinan di suatu wilayah.
Untuk memutus lingkaran setan kemiskinan ini, banyak upaya
yang harus dilakukan pemerintah daerah yang harus disinkronkan
dengan program percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Sebagai catatan, tahun 2007 Pandeglang termasuk salah satu
daerah yang diikutsertakan dalam program percepatan pem-
bangunan daerah tertinggal yang ditangani Kementerian Negara
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Salah satu upaya jangka panjang yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pandeglang adalah
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan yang mampu mem-
percepat pertumbuhan ekonomi. Upaya ini harus disesuaikan
dengan karakteristik dan potensi wilayah pengembangan.
Dilihat dari karakteristik penduduk, 52,91 persen penduduk
Pandeglang memiliki pekerjaan utama di sektor pertanian,
menyusul kemudian sektor perdagangan, hotel, dan restoran
(16,55 persen). Sektor industri pengolahan berpotensi besar
merebut perhatian dan menjadi lapangan usaha baru yang
menjanjikan. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah penduduk
yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sumber:
www.kompas.com
239
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Lihatlah letak Kabupaten Pandeglang pada peta, kemudian
tentukanlah batas-batas wilayahnya!
2. Mengapa Kabupaten Pandeglang termasuk daerah yang
tertinggal dibandingkan daerah lain?
3. Potensi apakah yang dimiliki Kabupaten Pandeglang?
4. Upaya-upaya apakah yang dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan penduduk Pandeglang?
5. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengembangkan
daerah tersebut?
C.
Tugas.
Membuat Strategi Rencana Pengembangan Wilayah Desa
1. Tujuan:
Membuat strategi rencana pengembangan wilayah
berdasarkan potensi-potensi wilayah.
2. Alat dan Bahan:
a. Alat tulis.
b. Sumber-sumber yang terkait dengan potensi wilayah.
3. Langkah Kerja:
a. Buatlah kelompok terdiri atas 4–5 orang.
b. Buatlah rencana pengembangan wilayah dalam skala kecil,
misalnya: desa.
c. Untuk itu carilah data-data mengenai kondisi sosial dan
kondisi fisik di desamu.
d. Pengumpulan data didasarkan pada analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity,
dan
Threaten)
. Apakah
analisis SWOT itu?
S=
Strenght,
yaitu keunggulan atau potensi yang ada
di suatu wilayah.
W=
Weakness,
yaitu kelemahan yang ada di suatu
tempat.
O=
Opportunity,
yaitu peluang yang dapat dimanfaatkan
wilayah tersebut.
T=
Threaten,
yaitu ancaman yang dapat mengganggu
proses pengembangan wilayah.
e. Pengumpulan data dapat kalian lakukan dengan mengisi
tabel di bawah ini.
Desa: . . . .
No. Strenght
Weakness
Opportunity
Threaten
Contoh
1.
Memiliki
pemandangan
alam yang
indah.
•
Jalur
transportasi
kurang
memadai.
•
Fasilitas
pendukung
seperti
penginapan,
restoran,
sangat
terbatas.
•
Dapat di-
kembang-
kan
sebagai
objek
wisata.
•
Mening-
katnya
tindakan
kriminalitas.
240
GEOGRAFI Kelas XII
f.
Analisis
1) Berdasarkan data yang kalian kumpulkan, buatlah analisis
mengenai potensi apakah yang paling besar peluangnya
untuk dapat dikembangkan di wilayah tempat tinggalmu!
2) Buatlah strategi rencana pengembangan wilayah untuk
desamu dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi!
g. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, buatlah kesimpulan mengenai
pengembangan wilayah di sektor apakah yang paling sesuai
di wilayah tempat tinggalmu!
2.
Tanahnya
subur.
. . . .
. . . .
. . . .
3.
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .