Halaman
111
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
z
Hasil Penelitian Sosial
z
Laporan Penelitian
Kata kunci
Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajari dan
ingatlah beberapa kata kuncinya!
Bab V
Sumber gambar:
GECC Magazine Vol 4 Th II Nov 1991
Tujuan Pembelajaran:
Sesudah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini, diharapkan kalian dapat
mengetahui cara menginformasikan hasil penelitian sosial.
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Publikasi Hasil
Penelitian Sosial
Fungsi Penelitian
Sosial
Jenis Penelitian
Sosial
Kerangka Laporan
Penelitian Sosial
Teknik Penulisan
Laporan Penelitian
Notasi Ilmiah
Gaya Penulisan
Rambu-rambu Penelitian
Desertasi
Te s i s
Skripsi
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Keperluan Lembaga Masyarakat
Publikasi Ilmiah
Abstrak
Rumusan Masalah
Tinjauan Masalah
Teori dan Metode
Simpulan
Temuan dan Interprestasi
meliputi
adalah
terdiri
dari
terdiri
dari
terdiri
dari
Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajarilah peta
konsepnya!
112
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan ilmiah pada
dasarnya juga merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu maka mutlak diperlukan
penguasaan yang baik mengenai hakikat keilmuan agar dapat melakukan
penelitian ilmiah dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis.
Nah, langkah terakhir bagi seorang peneliti dalam melaksanakan
kegiatan keilmuannya itu (penelitian ilmiah) adalah menyusun dan
mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada khalayak ramai (umum).
Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat
kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Namun pemilihan bentuk
dan cara penulisan dari khasanah yang tersedia tersebut merupakan
masalah selera dan preferensi perorangan dengan memperhatikan berbagai
faktor lainnya seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca
tulisan ini, dan dalam rangka kegiatan keilmuan apakah karya ilmiah ini
disampaikan.
Untuk itulah, sebelum dibicarakan lebih lanjut tentang teknik-teknik
penulian ilmiah serta cara-cara bagaimana seorang peneliti ilmu sosial
harus menulis (mengkomunikasikan, menginformasikan) hasil
penelitiannya itu secara ilmiah dan mudah dipahami, di sini akan
diterangkan terlebih dahulu tentang fungsi, jenis dan bentuk-bentuk
laporan penelitian ilmiah, serta bagaimana kerangka serta isi dari laporan
hasil penelitian ilmiah itu, sehingga segala sesuatunya menjadi lebih jelas.
Sumber:
Dok. Penerbit
Gambar 5.1
Hasil-hasil penelitian sosial banyak terdapat di perpustakaan
113
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
A.
Fungsi, Jenis dan Bentuk Laporan Penelitian
1.
Fungsi Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti pada akhir kegiatan
penelitianny
a, antara lain memiliki beberapa keperluan. Pertama, (terutama
yang banyak dikenal di perguruan tinggi-perguruan tinggi), yakni laporan
hasil penelitian itu dimanfaatkan untuk keperluan studi akademis. Karena
dalam hal ini, bahwa setiap mahasiswa yang akan mengakhiri masa studi,
salah satu syarat atau tuntutan akademisnya ialah diwajibkan mengada-
kan penelitian dan menyusun skripsi (bagi S1), dan tesis (bagi S2), serta
disertasi (untuk S3). lama proses penelitian hingga penyusunannya, mereka
akan mendapat pengarahan serta petunjuk dari para dosen yang menjadi
pembimbing serta penanggungjawabnya.
Sumber:
Dok. Penerbit
Gambar 5.2
Di perguruan tinggi, kegiatan penulisan laporan hasil penelitian dimanfaatkan
untuk keperluan studi akademis
Di samping itu, penulisan laporan hasil penelitian juga berfungsi atau
dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitian yang demikian biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga
penelitian. Misalnya saja, di tingkat pusat ada yang namanya LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan juga lembaga-lembaga
lainnya, di daerah juga ada lembaga-lembaga penelitian daerah, serta
lembaga-lembaga penelitian yang ada perguruan-perguruan tinggi.
114
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Penulisan laporan hasil penelitian yang dikelola oleh lembaga-lembaga
tersebut terutama dilakukan untuk keperluan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Sementara itu ada pula beberapa penelitian yang dilakukan karena
keperluan lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan, atau lembaga-
lembaga bisnis tertentu, atau dengan kata lain, penelitian yang semacam
ini dilakukan untuk keperluan suatu lembaga tertentu. Dalam hal ini, oleh
karena penelitian tersebut dilakukan atas "pesanan" lembaga tertentu,
maka penyusunan laporannyapun dengan sendirinya dapat dibuat
sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan keinginan (keperluan)
si pemesan tersebut. Dengan demikian ada bahaya yang mengancam bagi
penelitian pesanan, yakni "pemesan" dapat ikut mengatur "skenario hasil
penelitian yang dilakukan". Atau dengan kata lain, hasil akhir penelitian
akhirnya dapat dipengaruhi oleh pemesan penelitian, mungkin untuk
keperluan politik tertentu, untuk keperluan strategi dagang, dan lain-lain
yang semacamnya. Oleh karena itu, seorang peneliti hendaknya tetap
berpegang teguh pada etika (kode etik) penelitian, sehingga seberapapun
besarnya intervensi yang ia terima, ia akan tetap membuat laporan
penelitian apa adanya. Jadi bagi seorang peneliti hendaknya tetap obyektif
walaupun dalam banyak hal ia akan menghadapi kesukaran-kesukaran.
Yang terakhir, penulisan laporan hasil penelitian dapat juga
dimanfaatkan untuk keperluan publikasi ilmiah. Namun hal ini sebenarnya
ada kaitannya pula dengan fungsi penulisan laporan penelitian sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan. Hanya saja, fungsi terakhir ini lebih
mengarah pada publikasi ilmiah karena suatu dorongan tertentu. Misalnya
saja, seorang peneliti yang bekerja di sebuah lembaga penelitian tertentu,
atau seorang dosen yang mengajar di perguruan tinggi tertentu sangat
memerlukan "angka kredit" untuk keperluan pengembangan karier
profesionalnya, misalnya kenaikan pangkat. Sedangkan motivasi atau
keinginan semacam itu dapat dicapai secara efektif dan efisien, apabila
seorang peneliti atau dosen tersebut banyak melakukan penelitian dan
hasilnya dipublikasikan di majalah atau jurnal-jurnal ilmiah.
2.
Jenis dan Bentuk-Bentuk Laporan Penelitian
Fungsi penulisan laporan penelitian sebagaimana diuraikan di atas,
sangat erat kaitannya dengan jenis dan bentuk-bentuk laporan penelitian
itu sendiri. Jenis pertama ialah yang dilakukan oleh mahasiswa S1 pada
akhir tahun studinya yang menulis skripsi, serta mahasiswa S2 yang
menulis tesis. Demikian pula halnya bagi mahasiswa tingkat studi S3 yang
115
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
juga diwajibkan menyusun disertasi. Skripsi, tesis, maupun disertasi
mempunyai bentuk khusus yang biasanya mengikuti aturan dan model
tertentu yang ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi.
Jenis dan bentuk kedua ialah publikasi ilmiah yang dilakukan oleh
peneliti pada majalah ilmiah seperti jurnal. Skripsi, tesis, dan disertasi
mempunyai tata aturan yang ketat dan kaku dalam pola dan cara
penulisannya. Namun pada bentuk publikasi ilmiah (misalnya jika skripsi,
tesis, dan disertasi akan dipublikasikan), aturan itu menjadi cukup longgar,
dan penyusun laporan hasil penelitian cukup luwes untuk menentukan
sendiri gaya penulisannya, misalnya dengan menyesuaikan pola
penulisannya dengan target
audience
atau pembacanya.
Jenis dan bentuk ketiga ialah laporan penelitian yang ditujukan kepada
para pembuat keputusan atau kebijaksanaan. Bentuk demikian oleh
penulis dinamakan bentuk eksekutif. Bentuk ini agak lain dibandingkan
dengan bentuk pertama karena pembacanya sekaligus akan menjadi
pemakai hasil penelitian, sedangkan waktu dan kesibukan kegiatan para
pemakai hasil penelitian tersebut menyita hampir seluruh kehidupan
profesionalnya. Oleh karena itu, laporan bentuk seperti itu harus disajikan
secara singkat, namun tetap padat berisi, tidak boleh dipenuhi dengan
jargon-jargon "ilmiah" yang bagi mereka bisa membosankan, serta
diusahakan agar tetap bersifat argumentatif dan persuasif.
Bentuk yang terakhir adalah bentuk tulisan sebagai laporan hasil
penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat awam. Bentuk laporan
yang semacam ini biasanya dimuat sebagai artikel dalam koran. Bentuk
seperti ini menuntut cara penyajian tersendiri, sebab para pembacanya terdiri
atas orang-orang awam
sehingga penyajiannya
hendaknya dilakukan
secara "ilmiah populer".
Cara penyajian demikian
menuntut agar bahasanya
disusun secara sederhana,
mudah dipahami, dan lebih
singkat, namun harus tetap
diusahakan agar hakikat
hasil penemuan tetap dapat
terkomunikasikan kepada
para pembacanya.
Sumber:
www.tempophoto.com
Gambar 5.3
Surat kabar merupakan salah satu bentuk
media penyampaian penelitian kepada masyarakat.
116
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Fakta Sosial
“Coba kembangkan rasa ingintahu kalian!”
Coba perhatikan gambar salah satu gedung lembaga penelitian
universitas di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut!
1.
Bagaimana caranya lembaga
penelitian universitas itu
mengkomunikasikan hasil
penelitiannya?
2.
Jenis-jenis penelitian apa yang
biasanya dilakukan lembaga
tersebut?
3.
Untuk dapat menjawab ketiga
pertanyaan tersebut kalian
dapat mencari informasi di
salah satu lingkungan kampus
yang terdekat dengan tempat
tinggal kalian!
B.
Kerangka dan Isi Laporan Penelitian
Berdasarkan uraian sebelumnya, kita setidak-tidaknya telah mengenal
adanya empat jenis dan bentuk dari laporan penelian ilmiah. Namun
karena adanya jenis dan bentuk laporan penelitian yang berbeda itupula,
sehingga kita juga agak kesulitan untuk menentukan unsur-unsur mana
saja yang harus dilaporkan, karena berarti akan sangat tergantung dari
jenis serta laporan penelitiannya. Meskipun demikian, dalam laporan
penelitian yang lengkap maka semua unsur laporan penelitian harus
dimasukkan, seperti abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/grafik/
gambar, rumusan permasalahan yang diteliti, tinjauan literatur (kajian
pustaka), asumsi dasar dan teori (bila ada), hipotesis (bila ada), metode
penelitian yang dipakai, temuan-temuan data, analisis dan/atau interpretasi
data, rangkuman dan/simpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran.
Dari sejumlah unsur-unsur yang akan menjadi isi laporan penelitian
itu, ada beberapa hal yang cukup penting sehingga perlu dibahas dalam
pembelajaran ini seperti abstrak, rumusan masalah, tinjauan pustaka, teori
dan metode yang digunakan, temuan dan interpretasi, serta kesimpulan.
Sumber:
www.tempophoto.com
117
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Untuk itulah, agar kalian mengetahui lebih jelas tentang bagaimana isi serta
kerangka laporan penelitian, (khusunya laporan penelitian di bidang sosial-
budaya), maka simak dan cermatilah seluruh penjelasan berikut ini.
1.
Abstrak
Sebuah abstrak antara lain berisi uraian singkat tentang permasalahan,
teori dan metode y
ang dipakai, dan temuan data. Abstrak dapat membantu
pembaca mengetahui garis besar persoalan, metode, dan temuan data yang
ada dalam laporan penelitian itu. Kegunaan praktis lainnya, abstrak itu
dapat dipakai untuk keperluan pemuatan abstrak untuk terbitan berkala
tentang penelitian-penelitian. Diharapkan dengan membaca abstrak itu,
para pembaca yang tertarik untuk memahami lebih jauh laporan penelitian
akan menyerukan membacanya dengan seksama. Sedangkan bagi
pembaca yang tidak tertarik, atau mungkin tidak memiliki waktu yang
cukup guna membaca seluruh isi laporan, maka hanya dengan membaca
abstrak ia sudah bisa mengetahui isi laporan, meskipun hanya secara garis
besar saja.
2.
Rumusan Masalah
Setiap masalah yang diteliti harus dilaporkan dengan jelas. Apakah
permasalahan itu bersifat deskriptif, eksploratif, atau eksplanatif, haruslah
dinyatakan secara jelas. Haruslah dijelaskan aspek permasalahan sosial
dan/atau aspek permasalahan akademik/teoritiknya. Sedangkan secara
teknis, permasalahan penelitian tersebut hendaknya ditulis dengan bahasa
serta kalimat yang jelas (mudah dipahami) serta operasional.
3.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka (kajian teoritik) antara lain berisi uraian tentang
penelitian-penelitian sebelumnya, tentang permasalahan yang sama atau
yang serupa. Setiap penelitian dan hasilnya haruslah ditempatkan dalam
konteks
body of knowledge
-nya. Untuk itu, peneliti perlu menjelaskan
kepada orang lain di mana "letak" penelitiannya. Selain itu, dalam tinjauan
pustaka peneliti juga perlu meninjau secara kritis data yang sudah
ditemukan sebelumnya, analisis-analisis apa yang sudah dilakukan
sebelumnya, faktor-faktor yang belum diperhatikan oleh penelitian-
penelitian sebelumnya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
logika yang ada dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dan persetujuan
atau ketidaksetujuan di antara penelitian sebelumnya.
118
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
4.
Teori dan Metode yang Digunakan
Temuan-temuan dan simpulan-simpulan dapat membuat orang lain
frustasi apabila mereka tidak dapat secara jelas mengetahui kerangka
teoritik, ruang lingkup penelitian, serta metode dan teknik-teknik
memperoleh temuannya. Makna temuan ilmiah sangat tergantung dari
cara atau teknik pengumpulan data serta analisisnya. Oleh karena itu ada
beberapa hal yang juga perlu dilaporkan secara tegas dalam hal ini, seperti
teori-teori atau asumsi dasar yang dipakai (bila ada), hipotesis-hipotesis
(bila ada), populasinya, samplingnya, serta metode pengumpulan data dan
analisisnya.
5.
Temuan dan Interpretasi
Presentasi temuan data dan
interpretasi harus terintegrasikan
dalam keseluruhan pemikiran
yang logis. Ini amat penting bagi
pengembangan ilmu. Namun
demikian, para pembaca juga
harus mudah membedakan
temuan-temuan data dengan
interpretasi atas temuan-temuan
data itu. Oleh karena proses
pengorganisasiannya harus jelas,
dan dilakukan secara cermat serta
seefisien dan seefektif mungkin.
Misalnya saja, pengorganisasian-
nya dapat dilakukan dengan
menempatkan temuan data diikuti
interpretasi secara bergantian, atau dengan menempatkan seluruh temuan-
temuan data secara tersendiri, dan baru kemudian diinterpretasikan secara
tersendiri pula. Hal ini amat penting, sebab para pembaca juga harus
dapat menganalisis atau menginterpretasikan sendiri temuan-temuan data
yang sama dengan analisis serta interpretasi-interpretasinya sendiri pula.
6.
Simpulan
Simpulan merupakan hasil penelitian. Dalam simpulan tidaklah perlu
ditampilkan penjelasan-penjelasan rinci, akan tetapi yang perlu ditampilkan
adalah temuan-temuan yang penting, dan (bila ada) juga perlu dijelakan
hubungan antara temuan data dengan hipotesis yang diajukan. Simpulan
Dinamika Sosial
Ditinjau dari aspek jenis pengutaraan
pendapat (narasi, argumentasi/persuasi,
deskripsi, dan eksposisi), maka pada
dasarnya laporan penelitian itu termasuk
jenis eksposisi sebagai pengutaraan
pendapat jenis eksposisi, maka fungsi
utamanya (laporan penelitian) bukanlah
menciptakan gambaran rinci kepada
pembaca, bukan pula meyakinkan atau
mempersuasi pembaca untuk menerima ide-
ide tertentu, tetapi menjelaskan informasi
atau ide-ide tentang: latar belakang masalah,
rumusan masalah, kerangka teoritik,
hipotesis (bila ada), metode, ruang lingkup
penelitian, temuan data, analisis data,
interpretasi atas temuan data, kesimpulan,
dan saran-saran.
119
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
antara lain berisi pernyataan apa yang sudah ditemukan tentang obyek
yang diteliti dalam konteks kerangka teoritik. Ia tidak boleh menyimpulkan
sesuatu yang tidak diteliti dalam konteks dan jangkauan penelitian.
Di samping itu, kendala-kendala apa saja yang dihadapi selama penelitian,
dan saran-saran serta cara-cara apa yang harus ditunjukkan guna
mengatasinya juga perlu diungkapkan di sini.
Unsur-unsur laporan penelitian yang juga akan mengisi (menjadi isi)
laporan hasil penelitian, sebenarnya telah terungkap ketika kita membaca
(mengetahui) daftar isi dari suatu laporan penelitian. Namun begitu, yang
tertulis dalam daftar isi tersebut barulah kerangka lengkapnya saja. Atau
dengan kata lain, daftar isi yang mengungkapkan isi sebuah penelitian
pada hakikatnya merupakan kerangka lengkap sebuah laporan penelitian.
Adapun secara lebih lengkap kerangka sebuah penelitian itu akan berisi
(meliputi) hal-hal sebagai berikut:
A. Bagian Depan,
antara lain berisi:
Halaman Judul
Abstrak
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel/Grafik/Gambar/Lampiran
B. Bagian Tengah (Isi),
antara lain memuat:
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi:
1.
Latar Belakang Masalah
2.
Identifikasi Masalah
3.
Pembatasan Masalah
4.
Perumuan Masalah
5.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang berisi antara lain:
1.
Kajian Teoritik
2.
Pengajuan Hipotesis (bila ada)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, yang antara lain
memuat:
1.
Tempat dan Waktu (jadwal) Penelitian
2.
Populasi dan Sampel (bila ada)
120
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
3.
Metode Penelitian
4.
Variabel Penelitian (bila ada)
5.
Instrumen Penelitian
6.
Teknik Pengumpulan Data (Teknik Sampling/bila ada)
7.
Teknik Keabsahan Data
8.
Teknik Pengolahan Data/Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN, yang antara lain berisi:
1.
Deskripsi Data
2.
Pengujian Persyaratan Analisis (bila ada)
3.
Pengujian Hipotesis (bila ada)
4.
Diskusi dan Interpretasi
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN, yang akan
menguraikan:
1.
Simpulan Penelitian
2.
Implikasi Hasil Penelitian
3.
Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
C. Bagian Belakang (Akhir),
antara lain akan berisi:
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kerangka dan Isi laporan penelitian di atas bersifat luwes, artinya bagi
seorang tidak perlu memaksakan diri bahwa sebuah kerangka
penelitiannya harus berisi seluruh unsur-unsur sebagaimana disebutkan
di atas, namun harus disesuaikan dengan jenis penelitian serta bentuk-
bentuk laporan penelitian yang akan dibuatnya. Oleh karena setiap jenis
penelitian maupun bentuk-bentuk laporan penelitian memuat unsur-unsur
penelitian yang berbeda-beda sehingga kerangka maupun isi suatu laporan
penelitian juga akan berbeda-beda pula, jadi tergantung dari masing-
masing karakteristis suatu jenis penelitian maupun bentuk-bentuk laporan
yang ditulisnya. Atau dengan kata lain, bahwa bentuk maupun isi
kerangka sebuah laporan penelitian bersifat luwes, artinya bisa ditambah,
dikurangi, ataupun tidak ditambah/dikurangi sama sekali, jadi tergantung
dari jenis penelitian maupun bentuk laporan yang akan ditulisnya, atau
dikatakan bersifat situasional dan kondisional.
121
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Fakta Sosial
“Mari tumbuhkan wawasan kebinekaan kalian!”
Perhatikan gambar di samping!
Melalui membaca di perpustakaan
sekolah, maka salah satu manfaatnya
mengetahui keanekaragaman buda-
ya yang ada di Indonesia.
Coba lakukan penelitian tentang
minat baca pelajar di sekolah kalian
terhadap buku-buku tentang kebine-
kaan budaya!
C.
Teknik Penulisan Laporan Hasil Penelitian
Sebuah karangan atau tulisan, baru dapat dikatakan ilmiah apabila
ditulis menggunakan teknik serta kaidah-kaidah penulisan secara ilmiah.
Beberapa persyaratan sebuah tulisan (karangan) dikatakan ilmiah antara
lain adalah menyangkut gaya penulisan (termasuk menggunakan bahasa
yang baik dan benar, atau menggunakan bahasa baku), serta ditulis dengan
teknik penulisan yang benar pula (ilmiah). Dengan demikian penulisan
sebuah karangan atau tulisan ilmiah, apakah itu berbentuk laporan hasil
penelitian (termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi), makalah/paper, karya
tulis ilmiah, dan lain-lain, setidak-tidaknya harus memperhatikan dua aspek
pokok, yakni menyangkut gaya penulisan (bahasa) guna membuat
pernyataan ilmiah, serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari
pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Selain kedua
aspek pokok tersebut, secara teknis seorang penulis juga harus tahu
bagaimana cara pengetikan yang benar (sesuai standar), atau yang sesuai
dengan sistem pengetikan yang telah disepakati secara umum berdasarkan
standar keilmiahan, baik secara manual (menggunakan mesin ketik standar
IBM) maupun menggunakan komputer.
Selanjutnya, untuk mengetahui lebih lanjut tentang beberapa aspek
yang menjadi prasyarat pokok bagi seorang penulis (peneliti) dalam
menginformasikan (mengkomunikasikan) hasil tulisan atau laporan
penelitiannya kepada khalayak (pembaca), berikut ini akan dijelaskan
secara sederhana berikut contoh-contohnya.
Sumber:
Kompas, 25 Agustus 2006
122
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
1.
Gaya Penulisan (Bahasa)
Dalam menuliskan hasil laporannya, seorang peneliti harus berusaha
agar prosedur
, teori, hasil-hasil, dan kesimpulan-kesimpulan penelitian
mereka dapat tersaji dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Dalam hal ini diperlukan suatu penyajian yang jelas dan ringkas, dan untuk
itulah maka syarat yang pertama seorang penulis harus memperhatikan
gaya tulisan atau bahasanya dalam menginformasikan hasil tulisan atau
penelitiannya itu. Bahasa sebagai sarana komunikasi yang paling utama,
harus dipergunakan secara efektif. Sebagai syarat agar bahasa mampu
mengkomunikasikan suatu hasil tulisan atau temuan secara lebih tepat
dan mudah dipahami, maka komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan
tepat sehingga memungkinkan proses penyampaian pesan lebih bersifat
reproduktif dan impersonal. Atau dengan kata lain, bahasa yang
dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai obyek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian
rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang
disampaikan kepadanya.
Selain jelas, penulis ilmiah juga harus menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang
merupakan subyek dan mana yang merupakan predikat, serta hubungan
apa yang terkait antara subyek dan predikat misalnya, maka kemungkinan
besar akan menjadi informasi yang tidak jelas pula. Jadi, tata bahasa
merupakan ekspresi dari logika berpikir, dan tata bahasa yang tidak cermat
merupakan pencerminan dari logika berpikir yang tidak cermat pula. Oleh
sebab itu maka langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang
baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Demikian juga
penggunaan kata harus dilakukan secara tepat, artinya kita harus memilih
kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, komunikasi ilmiah harus
bersifat reproduktif, artinya bahwa si penerima pesan mendapatkan
copy
yang benar-benar sama dengan
prototipe
yang disampaikan si pemberi
pesan, seperti fotokopi atau sebuah
afdruk
foto. Jadi dalam komunikasi
ilmiah tidak boleh muncul atau adanya penafsiran lain selain isi yang
terkandung di dalam pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasi estetik
(non ilmiah) seringkali terdapat atau muncul penafsiran yang berbeda
terhadap obyek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan
yang berbeda terhadap obyek estetik yang diungkapkan.
123
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Dalam hal ini komunikasi ilmiah memang tidak ditujukan kepada
penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus
dihindarkan setiap bentuk pernyataan yang tidak jelas dan bermakna
jamak. Proposisi ilmiah, umpamanya harus merupakan pernyataan yang
mengandung penilaian apakah materi yang dikandung pernyataan itu
benar atau salah, namun tidak bisa kedua-duanya. Demikian juga harus
dihindarkan bentuk komunikasi yang memiliki konotasi emosional. Sebuah
pidato politik yang berapi-api bisa jadi sangat bermanfaat untuk membakar
semangat, tetapi pidato ilmiah seperti itu adalah jelas salah alamat. Namun
demikian jangan ditafsirkan bahwa komunikasi ilmiah harus
steril
sama
sekali dari jamahan estetik. Jadi, penulis-penulis ilmiah yang baik tetap
memperhatikan faktor estetika, meskipun hanya sebagai pelengkap, seperti
kita misalnya meletakkan sebuah pot bunga di samping arsitektur yang
perkasa, jadi meskipun sedikit namun dapat memperindah suasana.
Selain jelas dan reproduktif, komunikasi ilmiah juga harus bersifat
impersonal, di mana berbeda dengan tokoh dalam sebuah novel yang bisa
berupa "aku", "dia", atau "dokter Panjul", dan lain-lain, merupakan figur
yang muncul secara dominan seluruh pernyataan. Kata ganti perorangan
hilang dan diganti (ditempati) oleh kata ganti universal, yakni "ilmuwan".
Kita tidak menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti
"saya bermaksud mengumpulkan data
dengan mempergunakan
kuesioner
",
melainkan dengan kalimat yang
impersonal yakni "data akan dikum-
pulkan dengan mempergunakan
kuesioner
". Dalam konteks tersebut
maka yang mengumpulkan data
maksudnya adalah "ilmuwan" atau
"peneliti", meskipun tidak dinyatakan
secara tersurat.
Dalam komunikasi ilmiah, kita
seringkali juga mempergunakan
bentuk kalimat pasif seperti dalam
contoh tersebut di atas. Hukum ilmiah
biasa memang mempergunakan
bentuk pasif seperti ini sebagaimana
dalam pernyataan "Jika dipanaskan
maka logam akan memanjang".
Sementara memakai gabungan antara
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar 9
Gambar 5.4
Pidato adalah cara yang
efektif untuk mengkomunikasikan
penelitian sosial
124
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
bentuk kalimat pasif dengan bentuk kalimat aktif juga sering dipergunakan
seperti umpamanya dalam pernyataan "Untuk mendapatkan tingkat
keumuman seperti yang diharapkan maka contoh akan dipilih secara
acak".
2.
Notasi Ilmiah
Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada
pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis dalam argumentasi kita.
P
engetahuan ilmiah tersebut kita pergunakan untuk bermacam-macam
tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Kadang-kadang
kita berpaling kepada pernyataan seseorang yang kita pergunakan sebagai
premis dalam mendefinisikan sesuatu. Untuk itu maka kita harus
mengekspresikan hakikat dan tujuan dari pernyataan tersebut,
umpamanya saja dengan kalimat, "Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai
pengetahuan yang dapat diandalkan". Demikian juga kita membuat
pernyataan-pernyataan seperti "Si A menyimpulkan", Si B menemukan",
atau "Si C menyarankan", di mana dengan jelas dapat kita kenali bentuk
dan hakikat pernyataan tersebut.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993), pernyataan ilmiah yang kita
pergunakan dalam tulisan setidaknya harus mencakup tiga hal.
Pertama,
harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut.
Kedua,
harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana
pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar,
lokakarya, dan sebagainya.
Ketiga,
harus dapat kita identifikasikan
lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat
berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya pernyataan
ilmiah itu tidak diterbitkan melainkan disampaikan dalam bentuk makalah
untuk seminar atau lokakarya, maka harus disebutkan tempat, waktu dan
lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara kita mencantumkan
ketiga hal tersebut dalam tulisan ilmiah kita sebut sebagai teknik notasi
ilmiah.
a.
Macam-macam Teknik Notasi Ilmiah
Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya
mencerminkan hakikat dan unsur yang sama, meskipun dinyatakan dalam
format dan simbol yang berbeda-beda. Di dunia keilmuan dikenal
beberapa teknik notasi ilmiah yang diakui secara internasional. Di
perguruan-perguruan tinggi tertentu biasanya membuat teknik notasi
ilmiah sendiri yang merupakan pedoman penulisan ilmiah di
lingkungannya, namun pada pokoknya, seorang peneliti boleh memilih
125
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
salah satu dari teknik notasi ilmiah
yang telah diakui asalkan dilakukan
secara konsisten. Adalah kurang baik
sekiranya kita mencampur beberapa
teknik notasi ilmiah sekaligus, sebab
hal ini cuma akan menimbulkan
kebingungan.
Macam teknik notasi ilmiah yang
secara umum telah diakui secara
internasional, misalnya adalah yang
dicantumkan atau ditulis langsung di
badan halaman setelah kutipan (atau
biasa disebut model APA), sedangkan teknik yang kedua ditulis pada kaki
halaman, atau yang dimaksudkan sebagai catatan kaki (
footnote
). Dalam
dunia penelitian, teknik notasi ilmiah yang dimaksudkan sebagai catatan
kaki ini biasa disebut pula dengan nama Model Turrabian (1963). Namun
dalam pembahasan makalah ini terutama hanya akan dibahas secara
khusus tentang model catatan kaki (
footnote
) atau model Turrabian tersebut.
Bagi seorang peneliti yang menggunakan catatan kaki, maka fungsi
catatan kaki antara lain adalah sebagai sumber informasi bagi pernyataan
ilmiah yang dipakai dalam tulisannya. Sekiranya seluruh catatan kaki kita
gunakan untuk itu maka tidak ada salahnya seluruh catatan kaki itu kita
kelompokkan dan ditaruh di akhir bab, sebab sekiranya diperlukan maka
pembaca melihatnya di halaman belakang. Keuntungan lainnya dari cara
seperti ini adalah teknik pengetikan yang lebih mudah. Namun sebenarnya
terdapat fungsi kedua dari catatan kaki yakni sebagai tempat bagi catatan-
catatan kecil, yang sekiranya diletakkan dalam tubuh utama laporan, akan
mengganggu keseluruhan penulisan. Dalam penulisan di bidang-bidang
tertentu seperti sejarah, antropologi atau ilmu pendidikan, catatan
tambahan seperti ini memang berperanan penting. Sebab betapa seringnya
kita dihadapkan dengan keinginan untuk memberikan beberapa catatan
dalam rangka memperkaya kandungan sebuah pernyataan tanpa merusak
keseluruhan bentuk pernyataan tersebut. Catatan semacam ini dapat pula
diletakkan dalam catatan kaki yang mengandung keterangan yang bersifat
memperkaya ini ditaruh di halaman belakang, kemungkinan besar
keterangan tambahan ini tidak akan terbaca. Dengan demikian, bila tujuan
catatan kaki itu juga dimaksudkan untuk memberikan catatan tambahan,
sebaiknya catatan kaki itu ditaruh dalam halaman yang sama, meskipun
jadi agak sukar dalam melakukan pengetikan.
Sumber:
Dok. Penerbit
Gambar 5.5
Cara membaca dari setiap
orang berbeda-beda.
126
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Bagi seorang peneliti (termasuk peneliti ilmu sosial) yang
menggunakan catatan kaki, maka fungsi catatan kaki antara lain adalah
sebagai sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang dipakai dalam
tulisannya.
b.
Macam-Macam Kutipan
Sumber-sumber dituliskan dalam catatan kaki (
footnote
) maupun
dalam tubuh halaman adalah dimaksudkan untuk menunjukkan dari
mana sebuah kutipan diambil. Untuk itulah, sebelum diberikan contoh
bagaimana cara menuliskan sebuah sumber (notasi ilmiah), maka terlebih
dahulu perlu kita bicarakan tentang macam dan jenis-jenis kutipan ilmiah
ini. Menurut Buku P
edoman Penulisan, baik yang dipakai di IKIP/UNJ
Jakarta maupun UNAIR Surabaya (1999), jenis kutipan ada dua macam,
yakni:
"kutipan langsung"
dan
"kutipan tidak langsung"
. Kutipan langsung
merupakan pernyataan yang kita tuliskan dalam karya ilmiah kita dalam
susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.
Sedangkan dalam kutipan tidak langsung, kita mengubah susunan kalimat
yang asli dengan susunan kalimat kita sendiri.
Pada hakikatnya seorang ilmuwan harus mampu menyatakan pendapat
orang lain dalam bahasa ilmuwan itu sendiri yang mencirikan
kepribadiannya. Oleh sebab itu, karya ilmiah yang dipenuhi oleh kutipan
langsung yang terlalu banyak kelihatannya tidak mencerminkan
kepribadian si penulisnya, melainkan sekedar koleksi pendapat orang lain.
Apalagi bila kutipan-kutipan tersebut tidak disusun menjadi suatu kerangka
pemikiran yang utuh dan meyakinkan. Dengan demikian sebaiknya kutipan
langsung intensitasnya tidak melebihi 30 persen dari seluruh kutipan yang
ada. Semua kutipan baik langsung maupun tidak langsung biasanya
diterjemahkan ke dalam bahasa pengantar yang dipakai.
Kutipan langsung kadang-kadang memang diperlukan terutama jika
bertujuan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu. Namun
demikian, kadang-kadang juga ditemukan bahwa seseorang berusaha
memadukan antara kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung,
dengan tujuan untuk memadukan antara gaya penulisan seseorang dengan
pernyataan orang lain yang ingin dipertahankan keasliannya, umpamanya
dalam kalimat :Perbuatan seorang pembunuh yang memotong-motong
orang itu sungguh merupakan "kebiadaban orang biadab" dan "puncak
tindak kriminal" tahun ini. Dalam pernyataan tersebut kita mencoba untuk
mempertahankan keaslian pernyataan yang bersifat otentik seperti
"kebiadaban orang biadab" dan "puncak tindak kriminal" dengan
127
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
mengutipnya secara langsung, sedangkan penyataan yang lainnya telah
kita salin ke dalam bahasa kita sendiri dalam bentuk kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung yang jumlahnya kurang dari empat baris,
ditaruh dalam tubuh tulisan dengan mempergunakan tanda kutip, "....".
(disebut kutipan langsung pendek). Sedangkan untuk kutipan langsung
yang terdiri dari empat baris kalimat atau lebih maka keseluruhan kutipan
tersebut ditaruh dalam tempat tersendiri (disebut kutipan langsung
panjang).
c.
Contoh Penulisan Catatan Kaki (Footnote)
Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang kita kutip dengan
mempergunakan angka
Arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan
kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis
dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Satu kalimat
mungkin terdiri dari beberapa catatan kaki sekiranya kalimat itu terdiri
dari beberapa kutipan. Dalam keadaan seperti ini, maka tanda catatan
kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup.
Sedangkan suatu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda
catatan kaki, diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat. Sebagai
contoh, misalnya:
Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat
diandalkan
1
sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode
2
dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep
sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan
3
.
Namun sekiranya kalimat di atas dijadikan menjadi tiga buah kalimat
yang masing-masing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan
kaki ditulis sesudah tanda baca penutup:
Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat
diandalkan
1
. Sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah
metode
2
. Pendapat lain dikemukakan dan seterusnya.
Kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya secara tersurat
dalam catatan kaki sebagai berikut:
1)
Harlod A. Larrabee,
Reliable knowledge
(Boston: Houghton Miffin,
1964), h. 4.
2)
Soerjono Soekanto,
Sosiologi Suatu Pengantar
(Jakarta: CV Rajawali,
1982), h. 47.
3)
Koentjaraningrat,
Pengantar Antropologi I
(Jakarta: PT Rineka Cipta,
1996), h. 131.
128
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan dimulai langsung dari
pinggir, atau dapat dimulai setelah beberapa ketukan tik dari pinggir,
asalkan dilakukan secara konsisten.
Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan
lengkap, sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya
ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et alii: dan lain-
lain), contoh:
1)
Syahrial, Syarbaini, A. Rahman, dan Monang Djihado,
Sosiologi dan
Politik
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 107.
2)
Sukarno, et al.,
Dasar-dasar Pendidikan Science
(Jakarta: Bhratara,
1973), h. 3.
Sementara kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan
halamannya dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya
kutipan itu disarikan dari beberapa halaman, umpamanya dari halaman
1 sampai dengan 5 maka ditulis pp. 1-5 atau h. 1-5. Sedangkan jika nama
pengarangnya tidak ada maka langsung saja dituliskan nama bukunya
atau dituliskan Anom (
Anonymous
) di depan nama buku tersebut. Sebuah
buku yang diterjemahkan harus ditulis baik pengarang maupun
penerjemah buku tersebut, sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup
disebutkan nama editornya saja, sebagaimana contoh berikut ini:
1)
Rencana Strategi Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1976), h. 171.
2)
E.F. Schumacher, Keluar dari Kemelut, Terjemahan Mochtar
Pabotinggi, (Jakarta: LP3ES, 1981), h. 12.
3)
James R. Newman (ed.), What is Science? (New York: Simon and
Schuster, 1955), p. 210.
Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, koran,
kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan
dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah
tersebut, misalnya:
1)
Karlina,
"Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuwan"
, Kompas
12 Desember 1981, h. 4.
2)
Like Wilardjo,
"Tanggung jawab Sosial Ilmuwan"
, Pustaka, Th. III N0.
3, April 1979, h. 11-14.
3)
M. Sastrapratedja,
"Perkembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya
dengan Agama dan Kebudayaan"
, Makalah disampaikan dalam
Konggres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI, Jakarta, 15-
19 September 1981.
129
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
4)
B. Suprapto,
"Aturan Permainan dalam Ilmu-ilmu Alam"
, Ilmu dalam
Perspektif, ed. Jujun S. Suriasumantri (Gramedia, 1978), h. 129-133.
Namun adakalanya pula, bahwa seorang penulis kadang-kadang
mengutip pernyataan yang sama secara berulang-ulang dalam
menuliskan laporannya. Dalam hal ini ada teknik notasi ilmiah tertentu
untuk menuliskan pernyataan maupun sumber yang diambil secara
berulang-ulang tersebut. Dalam teknik notasi ilmiah model catatan kaki,
pengulangan kutipan dengan sumber yang sama itu dilakukan dengan
memakai notasi antara lain, op. cit. (
opere citato
: dalam karya yang telah
dikutip), loc. cit. (
loco citato
: dalam tempat yang telah dikutip), serta
ibid. (
ibidem
: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka
nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya
saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh
pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid, contoh:
Ibid, h. 131.
Artinya, kita mengulangi kutipan dari karangan B. Suprapto seperti
tercantum dalam catatan kaki nomor 4 meskipun dengan nomor
halaman yang berbeda. Sekiranya kita mengulang kutipan M.
Sastrapratedja dalam halaman yang sama (catatan kaki nomor 3)
namun telah terhalang (diselingi) oleh sumber lain (yakni karangan
B. Suprapto) maka kita tidak mempergunakan ibid lagi, melainkan
loc. cit., sebagaimana dicontohkan berikut ini:
1)
M. Sastrapratedja, loc. cit.
Sedangkan untuk ulangan mengutip halaman yang berbeda dan telah
diselang oleh pengarang dan ditulis:
1)
Wilardjo, op. cit., h. 12.
Sekiranya dalam kutipan kita terdapat seorang pengarang yang
menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai
pengganti loc. cit atau op. Cit. Dituliskan judul karangannya. Bila judul
karangan itu panjang, maka dapat dilakukan penyingkatan selama itu
mampu menunjukkan identifikasi judul karangan yang lengkap, seperti:
1)
Larrabee, Reliable knowledge, h. 6.
Atau kadang-kadang kita juga ingin mengutip sebuah pernyataan
yang telah dikutip dalam karangan yang lain. Untuk itu maka kedua
sumber itu kita tuliskan sebagai berikut:
1)
Robert k. Merton,
"
The Ambivalence of Scientist
", h. 77-79, dikutip
langsung (atau tidak langsung) oleh Maurice N. Richter, Jr.,
Science
as a Cultural Process
(Cambridge: Schenkman, 1972), h. 114.
130
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Analisis Sosial
“Mari kembangkan wawasan kontekstual kalian!”
Setelah kalian mempelajari teknik notasi ilmiah, cobalah kerjakan
tugas individual berikut ini:
1.
Carilah lima buah sumber penulisan ilmiah/referensi dalam ilmu-
ilmu sosial (bisa berupa buku, arsip, majalah, jurnal, koran, dan
lain-lain).
2.
Jika kalian mengutip masing-masing (dari kelima sumber itu)
bagaimana cara penulisannya?
3.
Selanjutnya jika kalian mengulangi lagi mengutip kelima sumber
itu dalam penulisan yang sama, (sehingga anda terpaksa harus
menggunakan istilah ibid, op cit, dan loc cit), lalu bagaimana
pula teknis penulisannya?
d.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Semua kutipan tersebut di atas, baik yang dikutip secara langsung
maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar
pustaka. T
erdapat perbedaan notasi bagi penulisan sumber dalam referensi
pada catatan kaki dan referensi dalam daftar pustaka. Dalam catatan kaki
maka nama pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami
perubahan apa-apa. Sedangkan dalam daftar pustaka nama pengarang
harus disusun berdasarkan abjad huruf awal nama familinya. Tujuan
utama dari catatan kaki adalah mengidentifikasikan lokasi yang spesifik
dari karya yang dikutip. Di pihak lain, tujuan utama dari daftar pustaka
adalah mengidentifikasikan karya ilmiah itu sendiri. Untuk itu maka dalam
daftar pustaka tanda kurung yang membatasi penerbit dan domisili
penerbit tersebut dihilangkan serta demikian juga lokasi halamannya. Di
bawah ini akan diberikan contoh perbandingan (perbedaan) teknik
penulisan catatan kaki dengan daftar pustaka sebagai berikut:
Catatan Kaki:
Harold A. Larrabee,
Reliable Knowledge
(Boston: Houghton Miffin, 1964), h. 4.
Daftar Pustaka: Larrabee, Harold A.
Reliable knowledge
. Boston: Houghton
Miffin, 1964.
Catatan Kaki:
Sukarno, et al.
Dasar-Dasar Pendidikan Science
(Jakarta: Bhratara, 1975), h. 3.
Daftar Pustaka:
Sukarno, et at al.,
Dasar-Dasar Pendidikan Science.
Jakarta Bhratara, 1973.
131
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
3.
Rambu-rambu Pengetikan
Setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa yang baik,
cara mengutip sumber
, menuliskan notasi ilmiah, dan menuliskan daftar
pustaka, maka seorang penulis atau peneliti harus mengetahui pula
bagaimana teknik-teknik pengetikannya. Untuk itulah berikut ini akan
diberikan rambu-rambunya secara garis besar, sebagai berikut:
a.
Kertas: biasanya kertas ukuran standar yang dipakai untuk menulis
sebuah karya ilmiah adalah kertas HVS berat 70/80 gram, ukuran
kuarto (21, 5 x 29,7 cm)/ A4.
b.
Jarak Tepi (Margin):
1)
3 cm atau 1 inci dari tepi atas.
2)
3 cm atau 1 inci dari tepi bawah.
3)
4 cm atau 1,5 inci dari tepi kiri.
4)
3 cm atau 1 inci dari tepi kanan.
c.
Pengetikan Naskah:
1)
Naskah diketik dengan mesin ketik standar IBM atau
menggunakan komputer.
2)
Jarak 1,5 atau 2 spasi (yang penting konsisten), kecuali pada grafik
dan tabel yang diketik satu spasi.
3)
Seluruh naskah mulai dari halaman sampul sampai dengan daftar
pustaka menggunakan huruf yang berukuran sama (12/13 pt),
kecuali kata asing/daerah yang dicetak miring (italic), cetak tebal,
atau diberi garis bawah.
4)
Awal paragraf dimulai pada ketukan ke-5 atau 6 dari tepi kiri
(yang penting konsisten).
5)
Setiap bab diberi nomor urut sesuai dengan tata cara yang dipilih.
d.
Nomor Halaman
1)
Halaman untuk bagian awal diberi nomor dengan huruf Romawi
kecil (i, ii. iii, iv., v, dan seterusnya), ditulis di bagian bawah tengah,
empat spasi di bawah teks.
2)
Halaman sampul depan tidak dihitung tetapi halaman sampul
dalam dihitung hanya tidak diberi nomor (nomor halaman tidak
ditulis).
3)
Bab Pendahuluan dan seterusnya diberi nomor dengan angka
Arab (1,2,3, dan seterusnya).
4)
Pada halaman dengan judul bab, nomor halaman ditulis di bawah
tengah (empat spasi di bawah teks).
5)
Pada halaman lain, nomor halaman ditulis di kanan atas (1,5 cm
dari teks).
132
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
e.
Tabel dan Gambar
1)
Tabel diberi nomor dengan angka Arab, sesuai dengan nomor
Bab tempat tabel dicantumkan, diikuti dengan nomor urut tabel
dengan angka Arab. Contoh penulisan nomor tabel: Tabel 2.1
(Tabel ini berada di bab 2 dan merupakan tabel pertama).
2)
Tabel diberi judul di atas tabel, berjarak satu spasi.
3)
Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab, sesuai dengan
nomor urut gambar tersebut pada setiap bab. Nomor bab ditulis
di depan nomor urut gambar dengan angka Arab. Contoh
penulisan nomor gambar: Gambar 2.1 (gambar ini berada di Bab
2 dan merupakan gambar pertama.
4)
Gambar diberi judul di bawah gambar, berjarak satu spasi.
5)
Tabel dan gambar yang disajikan di lembar yang lebih luas, dapat
dilipat disesuaikan dengan luas halaman materi.
6)
Tabel dan gambar yang dikutip dari buku lain harus dicantumkan
sumbernya.
Analisis Sosial
“Coba kembangkan kecakapan kalian!”
Dengan memahami pengertian dan konsep-konsep notasi
ilmiah, jelaskan perbedaan pengertian antara Catatan kaki
(
footnote
) dan Daftar Pustaka (DP).
Tuliskan sepuluh buah contoh perbedaan penulisan
catatan kaki (
footnote
) dan Daftar Pustaka (dalam penelitian
ilmu-ilmu sosial), dengan cara menuliskannya pada kolom
lembar kerja sebagaimana terdapat di bawah ini:
No
Sumber
Cara Penulisan
Cara Penulisan
yang diambil
Catatan Kaki
Daftar Pustaka
1.
...........................
............................
.............................
2.
...........................
............................
.............................
3.
...........................
............................
.............................
4.
...........................
............................
.............................
5.
...........................
............................
.............................
133
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Rangkuman
1.
Sebagai langkah terakhir seorang peneliti dalam melakukan
kegiatan ilmiah (penelitian) adalah menyusun dan meng-
komunikasikan hasil penelitiannya kepada khalayak ramai
(pembaca). Laporan hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti
pada akhir kegiatan penelitiannya memiliki beberapa keperluan
atau fungsi, antara lain studi akademis, pengembangan ilmu,
serta publikasi ilmiah.
2.
Fungsi penulisan laporan hasil penelitian sangat erat kaitannya
dengan jenis dan bentuk-bentuk laporan penelitian itu sendiri.
Jenis pertama ialah yang dilakukan oleh mahasiswa S1, S2, S3,
pada akhir studinya yang memiliki bentuk khusus, seperti harus
mengikuti aturan serta model-model tertentu yang ditetapkan
oleh suatu perguruan tinggi. Jenis dan bentuk kedua ialah
publikasi ilmiah pada majalah tertentu (seperti jurnal). Jenis dan
bentuk ketiga ialah laporan penelitian yang ditujukan kepada
para pembuat keputusan atau kebijakan (bentuk eksekutif).
Sedangkan yang terakhir adalah bentuk tulisan sebagai laporan
hasil penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat awam.
3.
Dalam laporan penelitian yang lebih lengkap maka semua unsur
laporan penelitian seperti abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel/grafik/gambar, rumusan permasalahan yang diteliti,
tinjauan literatur (kajian pustaka), asumsi dasar dan teori (bila
ada), hipotesis (bila ada), metode penelitian yang dipakai,
temuan-temuan data, analisis dan/atau interpretasi data,
rangkuman dan/simpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan
lampiran, akan masuk. Semua unsur laporan penelitian yang
juga akan mengisi (menjadi isi) laporan hasil penelitian,
sebenarnya telah terungkap ketika kita membaca (mengetahui)
daftar isi dari suatu laporan penelitian.
4.
Sebuah karangan atau tulisan, baru dapat dikatakan ilmiah
apabila ditulis menggunakan teknik serta kaidah-kaidah
penulisan secara ilmiah. Beberapa persyaratan sebuah tulisan
(karangan) dikatakan ilmiah antara lain adalah menyangkut
gaya penulisan (termasuk menggunakan bahasa yang baik dan
benar, atau menggunakan bahasa baku), serta ditulis dengan
teknik penulisan yang benar pula (ilmiah). Bahasa sebagai
sarana komunikasi yang paling utama, harus dipergunakan
134
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
secara efektif. Sebagai syarat agar bahasa mampu
mengkomunikasikan suatu hasil tulisan atau temuan secara lebih
tepat dan mudah dipahami, maka komunikasi ilmiah harus
bersifat jelas dan tepat sehingga memungkinkan proses
penyampaian pesan lebih bersifat reproduktif dan impersonal.
sedangkan yang menyangkut masalah teknik penulisan ilmiah,
maka para penulis/peneliti diharapkan mempelajari beberapa
teknik penulisan ilmiah, khususnya yang akan dipakainya dalam
menuliskan (mengkomunikasikan) laporan hasil penelitiannya
itu kepada publik.
Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf
a, b, c,
d
atau
e
!
1.
Fungsi penulisan laporan penelitian untuk publikasi ilmiah,
sebenarnya juga berkaitan dengan fungsi penulisan laporan untuk
. . . .
a.
pengembangan ilmu
d.
keperluan kebijakan
b.
keperluan lembaga tertentu
e.
keperluan praktis
c.
studi akademis
2.
Salah satu contoh jenis atau bentuk penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa di perguruan tinggi adalah . . ..
a.
jurnal ilmiah
d.
penelitian kebijakan
b.
karya tulis
e.
evaluasi program
c.
penelitian tesis
3.
Jenis dan bentuk laporan penelitian yang ditujukan kepada para
pembuat keputusan atau kebijakan, lazim pula disebut sebagai
bentuk . . . .
a.
eksklusif
d.
publikasi
b.
eksekutif
e.
narasi
c.
artikel
4.
Bentuk laporan penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat
awam, (atau biasanya dimuat sebagai artikel di salah satu koran),
hendaknya disusun dalam format yang bersifat . . . .
a.
ilmiah baku
d.
non ilm
iah populer
b.
ilmiah populer
e.
buku populer
c.
non ilmiah baku
135
Publikasi Hasil Penelitian Sosial
5.
Sebuah laporan penelitian yang lengkap, biasanya akan memuat
semua unsur-unsur yang ada dalam laporan penelitian. Pada
bagian pendahuluan, antara lain akan berisi unsur-unsur . . . .
a.
latar belakang, perumusan masalah, tujuan
b.
latar belakang, perumusan masalah, hipotesis
c.
tujuan, hipotesis penelitian, jadwal penelitian
d.
tujuan, pembatasan masalah, jadwal penelitian
e.
tujuan, perumusan masalah, metode
6.
Sebuah abstrak antara lain akan berisi uraian singkat mengenai
. . . .
a.
permasalahan, teori dan metode, penyajian data
b.
permasalahan, teori dan metode, dan temuan data
c.
tujuan dan manfaat penelitian, metode, temuan data
d.
tujuan penelitian, teori dan metode, penyajian data
e.
isi dan kerangka laporan penelitian, penyajian data
7.
Dalam menyajikan sebuah laporan penelitian, harus dilakukan
secara ringkas dan jelas, oleh karena itu syarat pertama yang harus
dikuasai oleh seorang penulis adalah . . . .
a.
kepandaian mengolah informasi atau berita
b.
kepandaian mengolah data serta menganalisisnya
c.
memperhatikan gaya tulisan serta bahasanya
d.
memperhatikan gaya serta bentuk laporannya
e.
mengetahui logika dan isi laporan penelitian
8.
Selain penggunaan tata bahasa yang benar, penggunaan kata
dalam menulis sebuah laporan ilmiah juga harus dilakukan
secara tepat, artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai
dengan . . . .
a.
keinginan dan kemauan pembaca
b.
pesan apa yang ingin disampaikan
c.
maksud yang terkandung dalam tulisan
d.
tata bahasa yang benar dan ilmiah
e.
cara penyajian yang populer
9.
Komunikasi ilmiah tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan
kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan setiap
bentuk pernyataan yang tidak jelas serta . . . .
a.
bermakna jamak
d.
bersifat reproduktif
b.
bersifat impersonal
e.
tidak kabur
c.
tidak membingungkan
136
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
10. Berikut ini adalah salah satu kalimat ilmiah yang bersifat
impersonal, yakni . . . .
a.
saya bermaksud mengumpulkan data dengan mempergu-
nakan kuesioner
b.
saya bermaksud akan mengumpulkan data dengan
kuesioner
c.
data akan dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner
d.
dengan menggunakan kuesioner data akan dikumpulkan
e.
data yang kita kumpulkan menggunakan kuesioner
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1.
Jelaskan beberapa fungsi atau keperluan penulisan sebuah laporan
hasil penelitian yang anda ketahui!
2.
Jelaskan, apa bahayanya apabila seorang peneliti tidak
mengindahkan etika (kode etik) penelitian dalam suatu proyek
penelitian yang bersifat pesanan?
3.
Sebutkan beberapa manfaat dicantumkannya abstrak dalam
sebuah laporan penelitian!
4.
Sebut dan jelaskan beberapa persyaratan agar sebuah tulisan/
karangan (termasuk laporan penelitian) dikatakan sebagai sesuatu
tulisan/karangan yang bersifat ilmiah!
5.
Dalam mengkomunikasikan hasil penelitian harus bersifat
reproduktif dan impersonal, jelaskan apa maksudnya!
Proyek
“”Coba kalian tumbuhkan etos kerja kalian!
1.
Tugas dikerjakan secara kelompok (manfaatkanlah kelompok
kerja yang sudah kalian bentuk sebelumnya).
2.
Dengan memanfaatkan tugas penelitian sosial yang sudah
pernah kalian kerjakan sebelumnya, cobalah kalian susun dan
komunikasikan laporannya secara sederhana.
3.
Untuk menyusun tugas laporan penelitian ini, gunakanlah teknik
penggunaan bahasa dan kalimat yang benar (jelas dan mudah
dipahami), serta gunakan pula teknik penulisan ilmiah yang
sudah kalian pelajari (penggunaan notasi ilmiah, cara pengetikan
yang benar, dan lain-lain).
4.
Kemudian hasi dari penelitian kalian seminarkan dalam kelas
dengan model 4 panelis, dan 1 moderator secara bergantian!
137
Latihan Soal-soal Semester Genap
Latihan Soal-soal Semester Genap
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf
a
,
b
,
c
,
d
, atau
e
!
1.
Pada laporan hasil penelitian bagian (bab) metodologi penelitian
memuat hal-hal diantaranya ....
a.
subjek atau objek penelitian
b.
teknik pengumpulan data
c.
instrument pengumpulan data model penelitian
d.
metode pengolahan dan analisis data
e.
semua benar
2.
Kesimpulan dalam laporan penelitan harus merupakan ....
a.
jawaban dari masalah penelitian
b.
harapan yang ingin dicapai
c.
akhir sebuah laporan
d.
data yang dapat dibenarkan
e.
pertanyaan yang masih harus dicari jawabannya
3.
Pihak-pihak yang diperlukan dalam diskusi laporan ilmiah adalah
....
a.
peserta diskusi
b.
penyaji laporan hasil penelitian
c.
pembimbing
d.
ketua dan sekretaris/notulen
e.
semua benar
4.
Penyaji laporan hasil penelitian berperan sebagai ....
a.
penyaji (pemapar) hasil penelitian
b.
penyanggah laporan
c.
pendengar peserta melakukan diskusi atas laporan
penelitiannya
d.
pengarah jalannya diskusi
e.
semua benar
5.
Apabila seorang peneliti membuat kesimpulan sementara yang
dianggap benar untuk sementara waktu disebut ....
a.
persepsi
b.
generalisasi
c.
asumsi
d.
proposisi
e.
hipotesis
138
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
6.
Manfaat yang dicapai melalui diskusi laporan penelitian adalah
sebagai berikut,
kecuali
....
a.
memperoleh umpan
b.
membantu peserta menilai kemampuan peneliti atau penulis
c.
mencari kelemahan peneliti pada waktu melakukan
penelitiannya
d.
mengembangkan motivasi peserta untuk lebih mendalami
dan memecahkan masalah yang dihadapi
e.
melatih kemampuan peserta
7.
Saran-saran dibentuk/dibuat sesuai dengan ....
a.
pokok permasalahan
b.
kesimpulan-lesimpulan
c.
daftar pustaka, indeks, foot note
d.
kesimpulan, saran, daftar pustaka
e.
lampiran-lampiran
8.
Bagian awal laporan ilmiah berisi ....
a.
halaman judul dan kata pengantar
b.
halaman judul, kata pengantar dan ucapan terimakasih
c.
halaman judul, kata pengantar, daftar isi
d.
halaman judul, halaman pengantar, daftar isi
e.
halaman judul, kata pengantar, halaman pengesahan dan
daftar isi
9.
Yang menjadi langkah terakhir dalam setiap penelitian adalah
.....
a.
analisis data
d.
menyusun teori
b.
penulisan laporan
e.
pengolahan data
c.
generalisasi
10. Cara mengkomunikasikan penelitian secara efektif dan efisien
adalah ....
a.
seminar
d.
astibal
b.
baliho
e.
opini
c.
spanduk
11. Komunikasi adalah faktor penting dari suatu hasil penelitian.
Bagaimana terjadinya diawali dengan ....
a.
kontak
d.
konflik
b.
kode
e.
akolodasi
c.
interaksi
139
Latihan Soal-soal Semester Genap
12. Bagaimana masyarakat tradisional menerima hasil penelitian ....
a.
sangat memahami
d.
memahami
b.
sulit memahami
e.
mengetahui
c.
cukup memahani
13. Bentuk penulisan yang digunakan oleh penelitian kualitatif adalah
....
a.
induktif
d.
segitiga terbalik
b.
deduktif
e.
semua benar
c.
induktif dan deduktif
14. Konflik pengendalian dan penyimpangan dapat dilakukan
dengan metode penelitian ....
a.
kualitatif
d.
eksplanatif
b.
kuantitatif
e.
historis
c.
eksploratif
15. Seorang sosiolog harus mampu menganalisis masalah sosial.
Maka hal yang dibutuhkan untuk menganalisa adalah ....
a.
teori
d.
metodologi
b.
literature
e.
hipotesis
c.
tinjauan pustaka
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban
yang singkat dan jelas!
1.
Buatlah garis besar laporan penelitian!
2.
Sebutkan faktor-faktor penyebab adanya keanekaragaman
laporan penelitian!
3.
Buatlah satu judul penelitian yang permasalahannya berbentuk
deskriptif!
4.
Bagaimana cara mengendalikan masyarakat ketika melakukan
penelitian?
5.
Sebutkan bentuk-bentuk penelitian yang ada di sosiologi?
140
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Latihan Akhir Tahun
A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf
a
,
b
,
c
,
d
, atau
e
!
1.
Industrialisasi di desa-desa merupakan bentuk perubahan sosial
....
a.
yang direncanakan
b.
kemunduran
c.
kemajuan
d.
modernisasi
e.
globalisasi
2.
Penduduk yang heterogen dan stratifikasi masyarakat yang
terbuka dapat memengaruhi jalannya proses perubahan sosial,
budaya, yakni dapat bersifat ....
a.
mempertahankan
b.
menetralisir
c.
mencegah
d.
menghambat
e.
mendorong
3.
Salah satu proses yang dapat mendorong jalannya perubahan
sosial budaya ialah adanya penyebaran unsur-unsur budaya dari
individu ke individu lain, dan dari masyarakat ke masyarakat
lain, atau disebut dengan istilah ....
a.
difusi
b.
kohesi
c.
akulturasi
d.
sosialisasi
e.
transfusi
4.
Salah satu faktor yang dapat menghalangi jalannya proses
perubahan sosial budaya adalah adanya kepentingan-
kepentingan yang tertanam kuat dalam diri individu atau
masyarakat yang bersangkutan, atau dinamakan pula dengan
istilah ....
a.
crissis of interest
b.
vested interest
c.
capital interest
d.
strong interest
e.
social interest
141
Latihan Akhir Tahun
5.
Berbagai nilai budaya bangsa yang perlu kita ikuti dan teladani
di era global ini, yang bersifat positif misalnya ....
a.
alon-alon asal kelakon
b.
nrimo ing pandum
c.
tradisi pela gandong
d.
mangan ora mangan kumpul
e.
kebo nusu gudel
6.
Proses berpudarnya atau melemahnya norma-norma dan nilai-
nilai dalam masyarakat akibat perubahan biasa di namakan pula
sebagai ....
a.
organisasi
b.
reorganisasi
c.
deviasi
d.
disorganisasi
e.
integrasi
7.
Dampak perubahan sosail yang bersifat distruktif dibawah ini,
adalah ...
a.
munculnya gank di daerah
b.
industrialisasi
c.
penemuan teknologi
d.
komputerisasi
e.
sistem birokrasi yang modern
8.
Dampak perubahan sosial akibat masuknya budaya asing adalah
....
a.
berubahnya mata pencaharian
b.
hilangnya rasa sopan santun
c.
etika masyarakat yang rasional
d.
munculnya tarian baru
e.
sistem perbankan yang online
9.
Lembaga sosial yang menjadi dasar pembentukan dari
masyarakat adalah ....
a.
keluarga
b.
ekonomi
c.
politik
d.
pendidikan
e.
agama
142
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
10. Maksud dibentuknay lembaga sosial di masyarakat adalah ....
a.
pemenuhan kebutuhan masyarakat
b.
pembentukan kepribadian
c.
membantu sistem perekonomian
d.
mempercepat birokrasi
e.
kebutuhan spiritual
11. Gereja, masjid, wihara, pura merupakan bentuk dari ....
a.
lembaga sosial
b.
asosiasi
c.
institusi
d.
departemen
e.
perseroan terbatas
12. Lembaga sosial yang terus mengalami kegagalan dalam
pemenuhan kebutuhan adalah ....
a.
agama
b.
pemerintah
c.
ekonomi
d.
pendidikan
e.
keluarga
13. Jenis penelitian berikut ini biasanya dilakukan oleh seorang
peneliti untuk mengetahui atau memperoleh informasi tentang
apakah perubahan kuantitas/kuaklitas suatu variable berseiring,
atau memengaruhi perubahan kuantitas/kualitas variabel yang
lain, yaitu penelitian ....
a.
deskriptif
b.
eksplanatif
c.
studi pustaka
d.
kajian hitoris
e.
eksploratif
14. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yang
diseimbangkan dengan tujuan penelitian, dan karena itu pula
teknik tersebut dinamakan sebagai ....
a.
sampling terikat
b.
sampling bebas
c.
sampling bertujuan
d.
sampling tidak acak
e.
sampling sosial
143
Latihan Akhir Tahun
15. Dalam penelitian sosial bertipe kualitatif murni, sumber data
utamanya berupa ..., dan diperoleh melalui ...
a.
informan, analisis perilaku
b.
informan, teknik wawancara
c.
dokumen, analisis dokumen
d.
tempat dan peristiwa, wawancara
e.
data, angket
16. Pada penelitian sosial bertipe kuantitatif murni, instrumen-
instrumen penelitiannya harus terlebih dahulu di uji
kemampuannya sebelum digunakan, seperti tingkaty keabsahan
atau ... serta tingkat keandalannya atau ....
a.
validity/ketepatan serta reliability/keajegannya
b.
validity/keajegan serta reliability/ketepatannya
c.
keabsahan/kebenaran serta keandalan/kredibilitasnya
d.
keabsahan/kredibilitas serta keandalan/kebenarannya
e.
kebenaran/ketepatannya
17. Di dalam dunia ilmiah, terdapat teknik-teknik notasi ilmiah yang
secara umum telah diakui secara internasional, misalnya saja yang
dituliskan pada kaki halaman, atau yang dimaksudkan sebagai
catatan kaki (
footnote
), atau yang biasa dinamakan dengan nama
model....
a.
APA
d.
Harvard Univerity
b.
Turrabian
e.
UNJ
c.
Latroeb Univerity
18. Jika kita mengutip sebuah sumber sedangkan nama
pengarangnya tidak ada maka di dalam catatan kaki langsung
saja dituliskan nama bukunya atau dituliskan saja ... di depan
nama buku tersebut.
a.
anom
d.
ibid
b.
anomin
e.
et al
c.
non name
19. Dalam teknik notasi ilmiah model catatan kaki, pengulangan
kutipan dengan sumber yang sama itu dilakukan dengan
memakai notasi antara lain, op.cit (opere citato), yang artinya ....
a.
dalam karya yang telah dikutip
b.
dalam tempat yang telah dikutip
c.
dalam tempat yang sama
d.
dalam tempat yang berbeda
e.
dalam karya yang sama
144
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
20. Sedangkan sekiranya pengulangan tersebut dilakukan dengan
tidak diselang oleh pengarang (sumber) lain maka dipergunakan
notasi ....
a.
ibid
b.
loc cit
c.
op cit
d.
anonymous
e.
et al
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat
dan jelas!
1.
Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial?
2.
Apa dampak perubahan sosial yang terjadi akibat industrialisasi?
3.
Jelaskan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya!
4.
Jelaskan tentang penelitian sosial dan kegunaannya!
5.
Bagaimana cara mengkomunikasikan penelitian sosial dengan
baik?
145
Glosarium
Glosarium
Agent of Change.
Para perencana sosial atau pihak-pihak yang menghendaki
suatu perubahan, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-
lembaga kemasyarakatan.
Akulturasi.
Proses penerimaan pengaruh kebudayaan lain (luar); proses
masuknya pengaruh kebudayaan asing.
Demonstration Effect.
Pengaruh kebudayaan lain, di mana si penerima tidak
mengalami paksaan dalam proses penerimaan tersebut.
Evolusi.
.
Perubahan secara lambat, biasanya terjadi dengan sendirinya, dan
tanpa suatu rencana ataupun kehendak tertentu; perubahan yang
memerlukan waktu lama, dan biasanya di dalamnya terdapat serentetan
perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat.
Imitasi.
Proses peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain (luar).
Modernisasi.
Proses, cara, atau perbuatan pergeseran atau peralihan sikap
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk menyesuaikan hidup dengan
tuntutan hidup masa kini (modern).
Pembangunan.
Proses, cara, atau perbuatan membangun. Contoh
pembangunan misalnya pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana-
prasarana, pembangunan mental spiritual, pembangunan politik, ekonomi,
sosial, dan lain-lain.
Perubahan sosial.
Segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Revolusi.
Perubahan secara cepat, perubahan tersebut mampu mengenai
dasar- dasar ataupun sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat, dan
terjadi bisa direncanakan ataupun tidak.
Social Engineering.
Rekayasa sosial, yakni cara-cara untuk mempengaruhi
masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu;
Social Engineering
sering dinamakan pula dengan istilah lain
Social Planning
(perencanaan sosial).
Transmigrasi.
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain
dalam suatu negara.
Urbanisasi.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota karena daya tarik kota
atau tekanan penduduk di daerah pedesaan; perubahan dari sifat desa menjadi
kota.
Adjustment.
Terciptanya suatu keadaan, di mana masyarakat dan lembaga-
lembaga sosial mampu mengadakan penyesuaian-penyesuaian atas
terjadinya berbagai perubahan-perubahan yang terjadi; kebalikan dari
keadaan tersebut adalah terjadinya maladjustment (tidak tercapainya suatu
penyesuaian-penyesuaian atas perubahan-perubahan yang terjadi).
146
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Anomie.
Suatu keadaan di mana tak ada pegangan terhadap apa yang baik
dan apa yang buruk, sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu
lagi untuk mengukur tindakan-tindakannya, oleh karena batas-batasnya
sudah tidak ada lagi.
Cultural Lag.
Perbedaan taraf kemajuan di antara berbagai bagian dalam
kebudayaan dari suatu masyarakat, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
ketertinggalan kebudayaan antara masyarakat satu dengan lainnya.
Disorganisasi sosial.
Sering dinamakan pula dengan istilah disintegrasi sosial,
yakni sebagai suatu proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam
masyarakat, hal mana disebabkan karena perubahan-perubahan yang terjadi
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Globalisasi.
Suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di
salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi
individu dan masyarakat di daerah yang jauh; merupakan keseluruhan proses
di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam
masyarakat dunia tunggal, masalah global. Selanjutnya, karena proses ini
bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di dalam
kemajemukan.
Industrialisasi.
Proses pengindustrian, contoh perubahan akibat proses
indutrialisasi misalnya di Indonesia dengan diterapkannya revolui hijau di
bidang pertanian, yang mampu merubah cara-cara pertanian tradisional ke
cara-cara modern, yang berifat mekanik.
Intitutionalization.
proses pelembagaan norma atau kaidah-kaidah sosial
dalam masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan.
Merupakan terjemahan langsung dari istilah
asing "
social institution
" yang berarti himpunan daripada norma-norma dari
segala tingkatan yang pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat.
Organisasi.
Merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu
kesatuan yang fungsional; Organisasi sosial (
social Organization
) merupakan
kesatuan fungsional (organisasi) yang bergerak di bidang kemasyarakatan
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat secara bersama-
sama.
Das Sein dan Das Sollen.
Das Sein, yaitu realita yang sebenarnya (sesuai
kenyataan) terjadi; Das Sollen, yaitu realita yang seharunya (seuai keinginan)
terjadi
Deduktif
. Seuatu proses berpikir, yang mempergunakan premis-premis
khusus; proses berpikir dari hal-hal yang umum menuju yang khusus
Hipotesis.
Sesuatu yang dianggap benar meskipun kebenarannya masih perlu
dibuktikan; anggapan dasar, dugaan (jawaban) sementara atas pertanyaan
penelitian yang telah diajukan
Induktif.
Proses berpikir dengan mempergunakan premis-premis khusus,
kemudian bergerak menuju ke premis umum; proses berpikir dari hal-hal
yang khusus menuju ke yang umum
147
Glosarium
Metode.
Berasal dari bahasa Yunani, "methodos", yang berarti sebagai suatu
cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan
Obervasi.
Suatu penggalian data yang dilakukan dengan pengamatan.
Populasi.
Jumlah orang atau penduduk di suatu daerah tertentu secara
keseluruhan; jumlah penghuni (manusia atau makhluk lainnya) dalam suatu
satuan tertentu; sejumlah orang, benda, atau hal lainnya (yang masing-
masing memiliki kesamaan ciri), yang dijadikan sampel dalam suatu
penelitian
Snowball Sampling (teknik sampling bola salju).
Yang dimakudkan sebagai
teknik pencarian (pemilihan) informan yang semakin lama semakin
berkembang (bagaikan bola salju yang semakin menggelinding semakin besar/
berkembang bolanya/informannya), sesuai dengan kebutuhan dan
kematangan dalam memperoleh data.
Teknik Sampling.
Cara atau metode tertentu yang digunakan untuk
mendapatkan data/ampel dalam suatu penelitian ilmiah
148
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
Daftar Pustaka
---------------. 1999.
Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Tanpa
Tempat: Putra A. Bardin.
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs. 1982.
Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Astrid S. Susanto. 1993.
Globalisasi dan Komunikasi.
Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Bagong Suyanto (ed.). 1995.
Metode Penelitian Sosial.
Surabaya:
Airlangga University Press.
Bruce L, Berg. 1998.
Qualitative Research Methods For The Social
Sciences.
Boston: Allyn & Bacon A Viacom Company.
D.A, de Vaus, 1990.
Survey in Social Research.
Melbourne: Allen &
Unwin Australia Pty Ltd.
Emanuel J.Mason, and William J. Bramble. 1989.
Understanding
and Conducting Research.
New York: McGraw-Hill, Inc.
George P. Murdock. 1961.
Outline of Cultural Material.
New Haven:
Human Relations Area Files, Inc.
Graham Charles Kinloch. 1977.
Sociological Theory Its Development
and Major Paradigms.
New York: Mc Grow, Inc.
HAR, Tilaar. 1998.
Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional,
Dalam Perspektif Abad 21.
Jakarta: Tera Indonesia.
Judistira K. Garna. 1992.
Teori-Teori Perubahan Sosial.
Bandung:
PPS Unpad.
Jujun S. Suriasumantri., 1993.
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
K.J. Veeger. 1993.
Realitas Sosial.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1996.
Pengantar Antropologi I.
Jakarta: Rineka
Cipta.
Lexy J. Moleong. 1998.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Makagiansar M., Sudarmono P. Hamijoyo. 1989. "Mimbar
Pendidikan: Dampak Globalisasi", dalam
Jurnal Pendidikan No.
4, Tahun IX, Desember 1990.
Bandung: IKIP Bandung Press.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed.). 1989.
Metode Penelitian
Survai.
Jakarta: LP3ES.
149
Daftar Pustaka
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 199.
Analisis Data
Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Naisbit, John, 1994.
Global Paradox,
ed. Budiyanto, Jakarta:
Binarupa Aksara
Newman, Isadore and Carolyn R. Benz. 1998.
Research Methodology
(Qualitative-Quantitative).
Illinois: Southern Illinois University
Press.
Nursid Sumaatmadja, dkk., 2000.
Buku Materi Pokok Perspektif Global.
Jakarta: Depdikbud.
Paul B, Horton. dan Chester L. Hunt. 1999.
Sosiologi Jilid 1.
Terjemahan Aminudin Ram dan Tita Sobari. Jakarta: Erlangga
Pr.
Pedoman Penulisan Ilmiah.
Jakarta. 1996. Jakarta: IKIP Jakarta Press.
Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.
1999. Surabaya: PPS Unair
Press.
Peter Salim dan Yenny Salim. 1991.
Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Ramlan Surbakti. 1997.
Teori-Teori Sosial: Dihimpun dari Beberapa
Sumber Internet.
Surabaya: PPS Unair.
Siswojo Hardjodipuro. 1987.
Metode Penelitian Sosial I.
Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud.
Soedjono Dirdjosisworo. 1985.
Asas-Asas Sosiologi.
Bandung: CV
Armico.
Soerjono Soekanto. 1982.
Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : PT
Rajawali.
Susanto, AB. 1997.
Visi Global Para Pemimpin: Sinkretisme Peradaban.
Jakarta: PT Gramedia.
Syahrial Syarbaini, dkk. 2002.
Sosiologi dan Politik.
Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Turabian, Kate L. 1963.
Student's for Writing College Papers.
The
University of Chicago Press.
Usman Pelly dan Asih Menanti. 1994.
Teori-Teori Sosial Budaya.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Yatim Riyanto. 2001.
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Surabaya:
Penerbit SIC.
150
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
A
accurate 92
adaptif 19
adjustment 36
administrasi 16, 37
adopsi 61
afdruk 122
agama 5
agraris 9
akademik 117
akhirat 63
akulturasi 7
analisis 101, 103
Analisis Data 98
analisis statistik 103
anomie 36, 40
antisipatif 86
apatis 35
apresiasi 90
argumentasi 112
argumentatif 115
arsip 101
asing 48
asumsi 118
audience 115
autokratis 16
B
bahasa 20, 37
bangsa 25
bathil 63
brain drain 4
brosur 44
budaya 3, 7, 85
C
canggah 62
canggih 6
copy 122
cultural animosity 7
cultural focus 33
cultural lag 43
D
daftar pustaka 116
das sein 88
das sollen 88
data penelitian 97
demokrasi 25, 37
demokratis 16, 37
demonstration effect 7
desentralisasi 16
deskripsi 86
deskriptif 117
destruktif 49
diffusion 18
difusi 3
diktator proletariat 6
dinamisasi 26
disintegrasi 38
diskriminasi 34
disorganisasi 36, 38
Distribusi 65
draf 97
E
editing 103
efektif 67
ekonomi 9
eksekutif 115
eksplanatif 94, 117
eksploratif 117
elite 72
empirik 88
erosi 66
estetika 123
etika 114
etnik 5, 20
Indeks
Indeks Subjek
151
Indeks
F
fakta sosial 92
fatalistik 26
fenomena sosial 85
fleksibel 19, 104
fokus 98
footnote 125
formal 19, 67
formula 39
frustasi 118
fungsi 38
fungsi sosial 62
G
gejala sosial 85
general institutions 63
generalisasi 102
generasi 62
geografis 2
global 47
globalisasi 50
grounded research 96, 105
H
hakiki 63
harapan 88
heterogen 20
hipotesis 116
historis 61
hubungan sosial 59
I
ide 9
identifikasi 20
ideologi 3, 5, 95
ilmiah 88, 92, 101
ilmu 22
imajinasi 103
imitasi 8
impersonal 122
implikasi 86
Indian 42
individu 61
indoktrinasi 72
induktif 105
industri 9
industrialisasi 13
informan 96, 101
institutionalization 34
institutionalized 39
Instrumen 98
instrumen 101
integrasi 43
intended change 14
interaksi 105
interaksi sosial 2
interaksionisme simbolik 93
internet 45
Interpretasi 118
interpretasi 116
intervensi 114
intuitive insight 93
J
janda 17
Jawa 24
K
kebajikan 63
kebenaran 63
kebudayaan 7
kebudayaan asing 25
kebudayaan materiil 2
kelas sosial 16
kemiskinan 88
kepribadian 62
koding 103
Koentjaraningrat 59
koleksi 126
kompleks 59, 95
komponen 97
komposisi 2
komputer 45
komunikasi 2
komunis 9
komunisme 6
komunitas 94
konflik 4
konotasi 123
Konsistensi 96
Konsumsi 65
152
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
kontak 7
korelasi 43
kota 38
kreativitas 103
kritis 117
kualitatif 94
kuantitatif 94
kuesioner 123
kuratif 86
L
lahiriyah 64
lazim 93
lembaga kemasyarakatan 2
literatur 116
logika 50, 117
M
maladjustment 36
manifes 93
manusiawi 61
marxisme 6
masalah 86
massa 72
Masyarakat 4
masyarakat 2
material 64
maya 88
memaksa 70
memanipulasi 73
memobilisasi 73
mental 67
mental subversif 93
metode 39, 86, 117
metode ilmiah 85
migrasi 3
militer 9
modal 50
mode 48
moderat 35
modern 39
modernisasi 11
modifikasi 93
monografi 103
monopoli 70
mutlak 112
N
Nasionalisme 50
nilai 3
nilai sosial 35
nobel 19
norma 33, 35
norma sosial 2
normatif 92
notasi 121
O
objek 102
observasi 101
operasional 89, 117
optimistis 20
organisasi 38
organisasi sosial 2, 25, 33
otoritarianisme 25
P
paper 121
paradigma 98
pariwisata 64
parokial 71
parsial 60
partisipasi 72
patuhi 64
pembagian kerja 3
pemeintahan 72
pemerintahan 37
penduduk 3
peneliti 88
penelitian sosial 85
pengangguran 43
pengetahuan 22
penguasa 72
peradaban 22
perasaan 50
perhotelan 64
perindustrian 64
perkawinan 61
persuasif 115
pertambangan 64
perubahan sosial 2
pesimistis 26
153
Indeks
pewarisan 62
poin 97
pola perikelakuan 2
politik 5
populasi 98, 118
pornografi 94
positivistik 88, 93
praktis 117
pranata 59, 63
preferensi 112
preventif 86
primitif 64, 67
prinsip 50
Produksi 64
profesional 88
progresif 35
prosedur 101
prosedur umum 60
prototipe 122
psikologis 36
publikasi 115
Purposive Sampling 101
R
random 102
ras 20
reaksi 35
realitas sosial 95
rebellion 13
Redistribusi 65
reduksi 105
rejeki 4
relevan 93
reliability 102
reliable 92
reorganisasi 40
reproduktif 122
research design 97
Resiprositas 65
respon 47
revolt 13
revolusi 4, 40
riset 88
rohaniah 26
S
sahih 92
Sampel 98
sampel 96
sampling 98
Selo Soemardjan 85
Selo Sumardjan 3
sentimen 50
sentral 95
sentralisme 16
setting 102
sikap 3
siklus 61, 105
skill 19
Snowball Sampling 101
social planning 14
social engineering 14
social equilibrium 36
social fact 93
social institution 33
social truth 93
Soelaeman Soemardi 85
Soerjono Soekanto 33
sosial 20
sosial budaya 22
sosialisasi 62
sosiolog 3
spesifik 89, 93
spionase 92
statis 26
statistik 95, 103
status sosial 20
Status-anxiety 20
steril 123
stratifikasi sosial 3
struktur 34
substantif 98
superordinat-subordinat 20
survai 103
T
tabel frekuensi 103
Tadjuddin Nur Effendi 103
teknologi 6, 22, 95
154
Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA
teknologi informasi 2
teori 98
totalitas 50, 70
tradisional 40, 49
transisi 25
transmigrasi 3
Tuhan 21
U
unintended change 14
urbanisasi 3
urgen 89
V
valid 92
validity 102
variabel 94
verstehen 93
vertikal 20
volume 43
voting 71
W
wareng 62
warganegara 72
waris 17
Koentjaraningrat 63
Selo Soemardjan 3, 39, 87
Soelaeman Soemardi 87
Soerjono Soekanto 35
Tadjuddin Nur Effendi 105
Indeks Pengarang
Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 8.931,-
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 Tentang Penetapan
Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam
Proses Pembelajaran
ISBN 978-979-068-218-4 (no.jld.lengkap)
ISBN 978-979-068-221-4