Halaman
KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
BAB IV
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:
1. memahami pengertian masyarakat multikultural,
2. mendeskripsikan kelompok-kelompok sosial yang membentuk masyarakat
multikultural.
Kata Kunci :
Masyarakat, Kebudayaan, Masyarakat multikultural, Kelompok sosial,
Kelas
sosial.
Anda tentu masih ingat sembo-
yan pada pita yang dicengkeram
Burung Garuda, lambang negara
kita. Ya,
Bhinneka Tunggal Ika.
Se-
karang berkhayallah Anda sedang
terbang di angkasa melintasi garis
khatulistiwa. Anda akan melihat be-
tapa kayanya Indonesia dengan
kebudayaannya, namun semua me-
nyatu menjadi satu masyarakat multi-
kultural, Indonesia.
Banyak sekali kelompok sosial
yang memiliki kultur (budaya) khas
kelompoknya. Apalagi kalau meng-
ingat hakikat manusia sebagai makh-
luk sosial yang bermasyarakat. Satuan masyarakat tidak hanya berbentuk suku-
suku dan daerah-daerah. Kelompok sosial dapat terbentuk kapan saja dan di
mana saja, bahkan apabila anggotanya hanya dua orang sekalipun. Keragaman
budaya yang mereka miliki membentuk masyarakat multikutural yang diibaratkan
bagai untaian mutiara mutumanikam di garis khatulistiwa.
Gambar 4.1
Suku-suku di Indonesia (masyarakat
multikultural).
Sumber: Grolier Internasional
114
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Peta Konsep
Masyarakat Multikultural
Kelompok Sosial
Kepentingan dan
Wilayah
Sikap Anggota
dan Organisasi
Sosial
Kesamaan
Kepentingan dan
Organisasi Sosial
Suku
Bangsa
Desa
Kota
Kasta
Kerumunan
Bangsawan
Publik
Kelompok
Primer
Asosiasi
Terdapat dalam
Mencakup
Meliputi
Meliputi
Meliputi
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
115
A. Pengertian Masyarakat Multikultural
Sepintas, istilah masyarakat multikultural mengandung arti suatu masyarakat
yang memiliki banyak kebudayaan (multikultur). Pengertian itu tidak sepenuhnya
tepat, tetapi juga tidak sepenuhnya salah. Untuk memahami secara tepat Anda
harus mempelajari hakikat masyarakat dan kebudayaan.
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu
wilayah. Orang-orang itu berinteraksi dengan lingkungan alam dan dengan se-
sama manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila diamati,
proses interaksi bersifat mengikuti pola-pola tertentu. Di sisi lain, interaksi
manusia dengan lingkungannya menghasilkan sesuatu, baik dalam bentuk benda
maupun nonbenda. Cara-cara dan hasil interaksi manusia dengan lingkungan
merupakan kebudayaan. Oleh karena itu, membicarakan suatu masyarakat tidak
bisa dilepaskan dari pembicaraan mengenai kebudayaannya. Sebab, kebudayaan
berfungsi untuk mengatur hubungan antarindividu dalam masyarakat.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan di-
sebut
culture
dan berasal dari bahasa Latin
colere
, yang berarti mengolah tanah atau ber-
tani. Arti itu kemudian berkembang menjadi
segala daya upaya manusia dalam mengelola
dan mengubah alam sekitar. Kebudayaan
merupakan hasil upaya manusia secara terus-
menerus. Upaya tersebut bertujuan untuk
menciptakan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam kehidupannya. Kehidupan
yang berlangsung sehari-hari selalu mem-
berikan tantangan-tantangan kepada manusia
untuk menciptakan hal-hal baru. Semua hasil ciptaan manusia, baik yang bersifat
benda-benda fisik maupun yang nonfisik menjadi bagian dari kebudayaan. Oleh
karena itu, menurut Sir Edward Taylor, kebudayaan diartikan sebagai suatu
keseluruhan yang meliputi pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum,
Infososio
EMPAT CIRI KEBUDAYAAN
(1) Kebudayaan dapat memenuhi
kebutuhan manusia, (2) Kebuda-
yaan diperoleh melalui proses be-
lajar, (3) Kebudayaan mengguna-
kan simbol-simbol, dan (4) Keb-
udayaan terdiri dari perilaku per-
seorangan dan pola-pola perilaku
kelompok.
Sumber: Atlas Indonesia, Dunia dan Budayanya, Depdikbud
Gambar 4.2
Rumah-rumah adat berbagai suku di Indonesia.
116
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
adat-istiadat, dan segala kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat. Hal itu berarti bahwa kebudayaan mencakup semua
hal yang dipelajari dan dialami bersama oleh orang-orang yang menjadi warga
masyarakat.
Setiap masyarakat senantiasa memiliki kebudayaan. Ada masyarakat yang
kebudayaannya masih sederhana, dan ada pula yang sudah maju. Orang-orang
yang hidup dan dibesarkan di suatu masyarakat akan mengikuti kebudayaan
yang ada di masyarakat itu. Ada masyarakat tertentu yang memiliki kebudayaan
tunggal, dan ada masyarakat yang memiliki kebudayaan majemuk (multikultural).
Pada umumnya, kelompok masyarakat tradisional berbudaya tunggal, sedangkan
sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Indonesia,
merupakan masyarakat multikultural dengan bermacam-macam kebudayaan
tradisional yang berbeda-beda.
Kebudayaan yang berlaku untuk seluruh masyarakat dalam satu satuan wi-
layah yang luas disebut superkultur
(
superculture
). Batas wilayah superkultur
bersifat relatif, ada yang bersifat nasional dan ada kalanya mencakup satu
kawasan yang terdiri dari beberapa negara. Indonesia dapat dianggap suatu
wilayah kebudayaan superkultur, karena mencakup berbagai kultur daerah. De-
mikian juga, Benua Eropa dapat dianggap satu superkultur karena meliputi
berbagai kultur yang dimiliki negara-negera yang ada di sana.
Setiap superkultur terdiri atas beberapa kultur (
culture
), misalnya kelompok-
kelompok etnik di Indonesia (Batak, Jawa, Bali, Papua, Makasar, dan lain-lain)
memiliki kultur yang bersifat khas daerah mereka. Di samping itu, setiap kultur
mencakup beberapa kebudayaan khusus milik kelompok-kelompok sosial
anggotanya. Kebudayaan khusus pada kelompok sosial tertentu disebut subkultur
(
subculture
) dan kontrakultur (
counter culture
) atau kebudayaan tandingan.
Kontrakultur adalah kebudayaan khusus milik kelompok sosial tertentu yang
menyimpang atau berbeda dari kebudayaan induk. Walaupun menyimpang
terhadap kebudayaan umum, bukan berarti berbeda atau berlawanan dengan
kebudayaan induk. Penyimpangan yang terjadi hanya bersifat sebagian dari
Sumber: Atlas Indonesia, Dunia dan Budayanya, Depdikbud
Gambar 4.3
Pakaian adat merupakan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat multikultural.
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
117
unsur-unsur kebudayaan induk, misalnya kelompok remaja yang ingin
mengekspresikan kebebasannya dalam berbusana. Mereka tampil di tempat-
tempat umum dengan dandanan eksentrik (
punk
).
Baik superkultur, kultur, maupun subkultur dan kontrakultur disusun oleh
dua unsur, yaitu unsur yang bersifat material (kebendaan) dan unsur yang bersifat
nonmaterial (perilaku dan gagasan). Unsur kebudayaan material terdiri atas
semua hal yang bersifat fisik sebagai hasil perbuatan manusia, misalnya bangun-
an, perhiasan, mesin, peralatan, lukisan, dan lain-lain, sedangkan kebudayaan
nonmaterial meliputi perilaku-perilaku, ilmu pengetahuan, nilai dan norma,
gagasan-gagasan, serta kepercayaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu,
Ralph Linton menyatakan bahwa kebudayaan terdiri dari unsur-unsur penge-
tahuan, sikap, dan pola-pola kebiasaan yang dimiliki secara bersama-sama oleh
setiap anggota masyarakat.
Semua unsur yang membentuk kebudayaan diklasifikasikan menjadi unsur
kebudayaan universal (
cultural universal
), aktivitas kebudayaan (
cultural activity
),
kumpulan beberapa unsur yang membentuk satu kesatuan (
trait complex
) atau
pola budaya (
cultural pattern
), dan akhirnya sampai pada satuan terkecil dari
unsur kebudayaan yang disebut
trait
(ada pula yang menyebutnya dengan
item
).
Unsur kebudayaan universal mengandung arti bahwa unsur itu terdapat pada
semua kebudayaan, misalnya sistem kepercayaan, sistem hukum, sistem
kemasyarakatan, dan lain-lain adalah unsur-unsur yang ada pada semua ke-
budayaan di mana pun di dunia ini. Setiap unsur universal dirinci menjadi bebe-
rapa aktivitas kebudayaan, misalnya unsur universal kesenian terdiri dari kegiatan
seni tari, seni lukis, seni pahat, dan seni suara. Setiap kegiatan budaya tersebut,
pada dasarnya merupakan rangkaian unsur-unsur tertentu yang lebih kecil yang
memiliki pola tertentu. Misalnya, aktivitas pertanian (agrikultur) yang terdiri
dari unsur-unsur (
cultural
trait
) yang meliputi tata cara menanam dan memanen
(unsur budaya nonmaterial), berbagai peralatan untuk menanam dan memanen
(unsur budaya material), dan berbagai alat untuk mengolah dan menyimpan
hasil pertanian (unsur budaya material). Akhirnya, setiap unsur terdiri dari item-
item yang paling kecil, misalnya alat untuk membajak yang terdiri dari mata
bajak, tali kendali hewan, tangkai bajak, dan lain-lain.
Di negara kita banyak ditemukan subkultur, antara lain subkultur kelompok
etnik, subkultur kelompok kedaerahan, subkultur kelompok keagamaan,
subkultur kelompok profesional, subkultur kelompok pengusaha, subkultur
kelompok mahasiswa, bahkan subkultur jenjang usia manusia dan lain-lain.
Walaupun setiap kelompok sosial memiliki kebudayaan tersendiri, namun masih
menjadi bagian dari kebudayaan umum.
Uraian di atas menunjukkan dengan jelas bahwa Indonesia merupakan
masyarakat multikultural. Sebagai sebuah negara, Indonesia adalah satu ma-
syarakat. Namun, apabila ditelusuri lebih jauh ternyata Indonesia terdiri dari
beratus-ratus suku bangsa, dan setiap suku bangsa memiliki kebudayaan daerah
masing-masing. Apabila Anda kembali mengingat pelajaran mengenai
118
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
diferensiasi sosial, maka keragaman kelompok sosial bukan hanya terjadi
berdasarkan latar belakang etnik. Akan tetapi, juga ada kelompok-kelompok
sosial yang berlatar belakang agama, ras, dan jenis kelamin. Begitu pula dalam
stratifikasi sosial, Anda telah ditunjukkan bahwa suatu masyarakat ternyata
terbagi-bagi menjadi kelas-kelas sosial dengan ciri kultur masing-masing. Setiap
kelompok dan kelas sosial tersebut pada dasarnya adalah kelompok sosial yang
menjadi bagian dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Inilah wujud
masyarakat multikultural, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok sosial yang memiliki ciri-ciri kebudayaan tersendiri, namun masih
merupakan satu kesatuan.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Orang sering menggambarkan keragaman budaya dan masyarakat
Indonesia dengan kalimat
bagai untaian mutiara mutumanikam
sepanjang khatulistiwa.
Carilah literatur yang dapat menjelaskan maksud
kalimat tersebut! Setelah Anda pahami, jadikanlah sebagai tema untuk
menulis artikel pendek mengenai keanekaragaman budaya di Indonesia!
Tampilkan artikel Anda di majalah dinding sekolah setelah memperoleh
masukan dari guru.
2. Sebagai warga negara Indonesia, Anda tentu memiliki latar belakang
etnik tertentu. Carilah informasi dari berbagai sumber yang menjelaskan
secara rinci dan objektif tentang kekhasan budaya etnik Anda! Buatlah
laporan mengenai hal tersebut!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang disebut masyarakat multikultural?
2. Jelaskan pengertian superkultur, kultur, subkultur, dan kontrakultur!
3. Menurut Anda, apakah kelebihan dan kelemahan masyarakat multikul-
tural?
4. Apakah fungsi kebudayaan bagi masyarakat?
5. Apakah yang Anda ketahui tentang masyarakat monokultur?
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
119
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
B. Kelompok-kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
1. Hakikat Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan ma-
nusia. Tidak ada satu manusia yang dapat melepaskan diri dari keanggotaan
kelompok sosial. Sejak Anda dilahirkan, Anda sudah menjadi anggota beberapa
kelompok sosial. Sebagai anak, Anda adalah anggota kelompok sosial yang
disebut keluarga. Sebagai bayi, Anda adalah anggota kelompok balita. Kelompok
balita bagi petugas kesehatan memiliki arti khusus sehubungan dengan tugas
mereka. Apabila Anda lahir sebagai pria atau wanita, maka Anda menjadi
1 Masyarakat multikultur terdiri dari berbagai ke-
budayaan yang berdiri sendiri. Oleh karena itu,
rawan terjadi perpecahan.
2 Indonesia harus menyeragamkan kebudayaan
daerah menjadi satu kebudayaan nasional.
Apabila tidak, maka ancaman perpecahan akan
terus terjadi.
3 Setiap suku hendaknya meleburkan diri ke da-
lam kebudayaan nasional Indonesia. Dengan
demikian, persatuan Indonesia makin kokoh.
4 Keragaman kebudayaan daerah bukanlah
ancaman terhadap keutuhan bangsa Indonesia.
5 Tidak satu negara di dunia ini yang memiliki
kebudayaan tunggal (monokultur). Hal ini mem-
buktikan, bahwa multikulturalisme bukan an-
caman.
No.
Pernyataan
S TS R
Tes Skala Sikap
120
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
anggota kelompok jenis kelamin tertentu dan itu memiliki arti khusus pula bagi
para ahli kependudukan. Semakin Anda menginjak dewasa, semakin banyak
kelompok sosial lain akan Anda masuki.
Dalam usia bermain, Anda akan dimasukkan ke dalam kelompok bermain
(
play group
). Di luar kelompok bermain formal, Anda tentunya juga memiliki
kelompok bermain dengan sesama anak di sekitar tempat tinggal. Pada usia
taman kanak-kanak, semakin beragam kelompok sosial yang Anda masuki.
Taman kanak-kanak, juga merupakan kelompok sosial. Di taman Kanak-kanak,
Anda menjadi anggota salah satu kelas (kelas nol kecil atau kelas nol besar).
Begitu seterusnya, hingga kini Anda menjadi siswa SMA. Begitu banyak
kelompok sosial yang melibatkan Anda, mulai dari regu kebersihan kelas,
pramuka, OSIS, pecinta alam, teater, kelompok peneliti remaja, dan sebagainya.
Sementara itu, sebagai anggota masyarakat, Anda pasti juga merupakan warga
sebuah RT, RW, desa, kota, agama tertentu, suku bangsa, dan negara Indonesia.
Di dalam masyarakat, terdapat berbagai macam kelompok sosial dengan
segala macam bentuk, sifat dan ciri-cirinya. Kelompok-kelompok sosial itu dapat
berbentuk organisasi yang bersifat formal atau sekadar kelompok sosial yang
bersifat nonformal. Demikianlah kenyataannya, manusia selalu hidup dalam
kelompok sosial. Manusia adalah makhluk sosial. Dia selalu hidup bersama dan
bergaul dengan orang lain. Dalam ukuran yang wajar, manusia tidak mungkin
hidup seorang diri. Seorang bayi yang dilahirkan tidak akan mampu bertahan
hidup apabila tidak diasuh dan dibesarkan orang tuanya. Seorang yang telah
dewasa dan mampu berdiri sendiri pun tetap membutuhkan bantuan orang lain
dalam menjalani kehidupannya. Apabila manusia hidup terkurung sendirian,
tidak berinteraksi dengan siapapun, dapat dipastikan perkembangan jiwanya
terganggu (tidak seperti sewajarnya manusia normal). Cobalah pikirkan, bantuan
apa saja yang Anda terima dari orang lain sepanjang kepergian ke sekolah hari
ini. Dari rumah Anda membutuhkan peran ibu, di jalan Anda membutuhkan
bantuan polisi lalu-lintas atau sopir angkutan, di sekolah Anda memerlukan
guru dan teman untuk berdiskusi, dan seterusnya.
Manusia berbeda dengan hewan. Hewan sejak lahir diberi kemampuan
fisik untuk bertahan hidup sendirian melawan keganasan iklim dan cuaca di
alam. Lihatlah kuda, sapi, unggas, dan lain-lain yang mampu bertahan hidup
dalam cuaca panas dan dingin tanpa perlu berpakaian. Seekor anak sapi mampu
berlari tanpa bantuan induknya hanya dalam beberapa jam setelah dilahirkan
induknya, tetapi bayi manusia perlu diajari berjalan selama setahun atau lebih.
Dalam proses belajar itu, peran orang lain mutlak diperlukan.
Secara fisik, sebenarnya manusia lebih lemah daripada hewan. Namun,
Tuhan mengaruniakan sesuatu yang tidak dimiliki hewan, yaitu akal. Dengan
akal, manusia mampu mengatasi berbagai persoalan hidup. Misal, manusia
menciptakan pakaian untuk menghadapi iklim yang dingin, manusia bercocok
tanam untuk memperoleh makan, dan membangun rumah untuk berlindung
dari uaca panas dan dingin. Semakin berkembang masyarakat, semakin maju
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
121
pula teknik dan alat-alat yang diciptakan,
semua itu membentuk kebudayaan. Kebu-
dayaan hanya ada pada kehidupan manusia.
Hewan tidak memiliki kebudayaan, karena
tidak memiliki pikiran, perasaan (emosi), dan
kehendak.
Sebagai hasil dari akal pikiran manusia,
kebudayaan tidak mungkin terbentuk dengan
sendirinya. Akan tetapi, kebudayaan merupa-
kan hasil interaksi antara manusia satu dengan
manusia lain, atau dengan lingkungan sekitar.
Dalam menghadapi tantangan alam sekitar,
manusia membutuhkan orang lain. Dengan
bergaul dengan manusia lain, seseorang mem-
peroleh kepuasan. Kebutuhan untuk selalu ber-
gaul dengan orang lain merupakan naluri
alamiah manusia. Naluri ini disebut
grega-
riousness
. Naluri ini mengarahkan manusia
untuk memenuhi dua hasrat penting sebagai
manusia. Kedua hasrat itu adalah:
1) hasrat untuk menjadi satu dengan manusia
lain di sekitarnya (hasrat hidup berma-
syarakat), dan
2) hasrat untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Hasrat untuk hidup dalam kelompok sosial tersebut membuat kita menjadi
makhluk yang manusiawi. Dalam kelompok sosial, hidup kita menjadi bermakna,
memiliki tujuan, dan dapat menghayati perasaan yang beraneka ragam. Melalui
hidup berkelompok, manusia menghayati norma-norma kebudayaan, mengem-
bangkan dan menganut nilai-nilai sosial, tujuan hidup, perasaan dan lain-lain.
Perasaan dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh kelompok sosialnya. Dalam
hidup berkelompok pula, berbagai lembaga sosial, kelompok sosial, dan
organisasi sosial terbentuk.
Anda tentu pernah menonton pertandingan voli atau basket di sekolah.
Pada saat tim kelas Anda bertanding, bersama-sama dengan teman sekelas,
Anda turut memberikan dukungan yang menyemangati tim. Dukungan seperti
itu sangat berpengaruh terhadap semangat dan mental tim Anda yang sedang
bertanding. Apabila Anda
t
urut bermain, tentu akan merasakan pengaruh itu
secara langsung. Demikian besarnya pengaruh kelompok terhadap perasaan,
semangat, dan perilaku seseorang, maka setiap tindakan seseorang senantiasa
dipengaruhi oleh kelompok sosialnya.
Infososio
Hubungan Antarmanusia
Hubungan antarmanusia berkait-
an dengan perilalu kelompok so-
sial. Setiap orang memiliki kebu-
tuhan tertentu, tetapi berbeda
mengenai hal-hal yang dianggap
penting. Seseorang bergabung da-
lam kelompok sosial bertujuan un-
tuk memperoleh sesuatu. Se-
baliknya, kelompok sosial meng-
harapkan dukungan dari anggota-
anggotanya. Dalam hubungan an-
tarmanusia, kita harus mencari
cara terbaik sehingga tujuan yang
diharapkan tercapai, tanpa me-
nimbulkan konflik. Oleh karena
itu, dalam hubungan antarmanu-
sia harus memperhatikan marta-
bat dan kehormatan seseorang.
Sumber:
Worldbook Millenium 2000
122
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Apabila Anda ingat uraian pada Bab 4 Buku Sosiologi 1 mengenai proses
pembentukan kepribadian, jelas sekali terlihat betapa besarnya pengaruh
kelompok sosial terhadap pembentukan kepribadian seorang individu. Kelompok
sosial merupakan lingkungan tempat individu-individu bersosialisasi. Dari
kelompok-kelompok pergaulan itulah seorang individu menyerap berbagai nilai
dan norma sosial yang akhirnya membentuk kepribadiannya.
Pengertian kelompok sosial tidak sekadar kumpulan manusia pada suatu
tempat dan pada suatu saat. Walaupun kumpulan itu memiliki ciri-ciri yang
sama sekalipun. Misal, Anda berangkat ke sekolah naik angkutan umum, ada
banyak orang dengan berbagai tujuan dalam angkutan itu, tetapi masing-masing
diam satu sama lain tanpa bercakap-cakap. Di sini Anda dan orang-orang dalam
angkutan tidak dapat disebut sebagai kelompok sosial, karena di antara mereka
tidak ada ikatan apa-apa walaupun berada dalam suatu tempat yang sama dan
saling berdekatan. Dalam sosiologi, kumpulan orang seperti itu disebut
agregasi
atau
kolektivitas.
Kolektivitas adalah kumpulan orang secara fisik, tetapi tidak
mempunyai solidaritas atas dasar nilai bersama. Dalam kolektivitas, juga tidak
ada kewajiban moral untuk menjalankan peran yang diharapkan. Di samping
itu, dalam kolektivitas tidak ada kesadaran untuk saling berinteraksi.
Seandainya di tengah perjalanan Anda tadi, tiba-tiba sang sopir menghenti-
kan kendaraan dan turun untuk suatu tujuan yang tidak jelas, Anda dan penum-
pang lain tentu merasa terganggu dan saling mengungkapkan ketidaksukaannya
terhadap kelakuan sopir. Kelakuan sopir itu telah memengaruhi semua orang
yang ada dalam kendaraan dan akhirnya mereka saling bercakap-cakap
mengenai masalah yang sedang mereka hadapi bersama, dan terjadilah interaksi
sosial.
Saat kesadaran adanya masalah itu muncul, maka terjadi interaksi yang
membentuk kelompok sosial. Oleh karena itu, kelompok sosial dapat di-
definisikan sebagai kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
ke-anggotaannya dan saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah
mapan. Akan tetapi, kumpulan tidak harus diartikan sebagai kedekatan secara
fisik, sebab, ada juga kelompok, yang anggota-anggotanya tidak pernah bertemu
secara langsung. Mereka hanya berinteraksi melalui media komunikasi, misalnya
telepon, buletin, majalah, dan email.
Dengan adanya naluri hidup berkelompok, manusia membentuk masyara-
kat. Dalam lingkup yang sempit, masyarakat disebut kelompok sosial. Kelompok
sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Di dalam kelompok sosial, setiap manusia yang menjadi anggotanya
mengadakan hubungan timbal-balik yang saling memengaruhi. Dalam kelompok
sosial, juga timbul kesadaran untuk saling menolong di antara para anggota
kelompok.
Tidak semua himpunan manusia dapat disebut sebagai kelompok sosial.
Menurut Soerjono Soekanto (1990), ada lima syarat agar suatu kumpulan
manusia dapat dianggap sebagai kelompok sosial. Kelima syarat itu adalah:
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
123
a. adanya kesadaran bahwa setiap anggota merupakan bagian dari kelompok-
nya,
b. adanya hubungan timbal balik di antara anggota kelompok,
c. adanya faktor pengikat hubungan (misalnya nasib, cita-cita, tujuan, ke-
pentingan, atau musuh yang sama),
d. adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku, serta
e. adanya sistem dan proses sosial,
Kesadaran setiap anggota kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompoknya menimbulkan rasa kebersamaan. Rasa kebersamaan (solidaritas)
membuat seseorang setia dan loyal kepada kelompoknya. Rasa kebersamaan
juga menjadi dasar adanya hubungan timbal balik antaranggota kelompok.
Hubungan timbal balik dapat terjadi bila diantara anggota kelompok memiliki
sesuatu yang mengikat. Pengikat itu dapat berupa kesamaan nasib, cita-cita,
tujuan, kepentingan, dan bahkan musuh yang sama. >aktor pengikat itu men-
dorong individu-individu menyatu membentuk kelompok sosial, dan menciptakan
struktur, kaidah, dan pola perilaku.
2. Tipe-tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe kelompok sosial sangat banyak dan beragam di dalam masyarakat.
Apabila setiap kelompok sosial disebut satu per satu tentu tidak efisien. Oleh
karena itu, para ahli sosiologi mengelompokkan tipe-tipe kelompok sosial
berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:
a. jumlah anggota,
b. pengaruh individu terhadap kelompoknya,
c. tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok,
d. kepentingan dan wilayah, dan
e. derajad organisasi.
Berikut penjelasan tentang kelompok-kelompok sosial yang sering dijadikan
bahan kajian dalam sosiologi.
a. Kepentingan dan Wilayah
Berdasarkan kesatuan wilayah
tempat tinggal setiap kelompok sosial
dan kepentingan yang mengikatnya,
dikenal bentuk umum yang disebut
komunitas (
community
).
Komunitas adalah kelompok-ke-
lompok sosial yang anggota-anggota-
nya hidup bersama dalam satu wila-
yah. Luas wilayah tempat tinggal
komunitas tidak dapat diukur (ada
yang sangat luas dan ada pula yang
Gambar 4.4
Sebuah komunitas
Sumber: www.geocities.com
124
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
sempit). Orang-orang yang menjadi anggota komunitas menganut kepercayaan
dan adat-istiadat yang sama. Mereka disatukan oleh ikatan emosional (perasaan).
Ikatan emosional membuat anggota komunitas merasa senasib,
sepenanggungan, dan saling membutuhkan. Unsur senasib membuat setiap
anggota memiliki rasa solidaritas terhadap sesama anggota kelompok. Unsur
sepenanggungan membuat para anggota kelompok menjalankan perannya
masing-masing demi kelangsungan hidup komunitas, dan unsur saling
membutuhkan membuat setiap individu, anggota kelompok menggantungkan
pemenuhan kebutuhan fisik (pangan, sandang, papan) dan psikologis
(keamanan) dari sesama anggota komunitas.
Komunitas terbentuk atas dasar kesukuan, asal-usul keturunan (ras), ke-
yakinan agama, keyakinan politik, pekerjaan, atau persahabatan. Oleh karena
itu, komunitas antara lain berbentuk suku, bangsa, desa, dan kota.
1) Suku
Suku adalah sebuah komunitas yang anggota-anggotanya memiliki ciri-ciri
yang berbeda dengan masyarakat umum. Orang-orang yang menjadi anggota
suku kadang-kadang memiliki hubungan nenek moyang, kebudayaan, bahasa,
kebangsaan, agama, atau gabungan kelimanya. Sebagian besar suku merupakan
kelompok minoritas. Mereka memiliki nilai-nilai dan lembaga-lembaga kemasya-
rakatan yang berbeda dengan masyarakat umum. Suku terbentuknya akibat
migrasi, perang, perbudakan, atau perubahan batas wilayah politik.
Suku mengikat anggotanya dengan perasaan saling memiliki. Banyak ang-
gota suku yang lebih suka hidup bersama dengan anggota suku yang sama.
Keberadaan kelompok etnik (suku) dapat memperkaya kasanah budaya
masyarakat umum. Akan tetapi, suku yang masih memegang teguh nilai budaya
dan tradisi lama dapat mengancam kesatuan nasional. Suku-suku yang hidup
bertetangga sering terlibat konflik dan perang.
2) Bangsa
Bangsa adalah sebuah komunitas yang anggotanya sangat banyak. Mereka
diikat oleh kesamaan bahasa, nenek moyang, sejarah, atau kebudayaan. Tiap-
tiap anggota komunitas ini memiliki kesetiaan besar terhadap bangsanya, dan
bangga terhadap identitas bangsanya. Perasaan dan kesetiaan inilah yang
menumbuhkan sifat nasionalisme.
Menurut hukum internasional, bangsa adalah sekelompok orang yang
memiliki pemerintahan sendiri, batas-batas wilayah, dan keberadaannya diakui
oleh bangsa-bangsa lain. Pengakuan itu diwujudkan dalam bentuk pertukaran
duta. Begitu keberadaannya diakui, bangsa itu memiliki hak dan kewajiban
tertentu. Salah satu hak bangsa adalah kebebasan berlayar di perairan inter-
nasional, dan salah satu kewajibannya adalah kepatuhan untuk tidak menyerang
bangsa lain secara militer.
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
125
3) Desa
Desa adalah sebuah komunitas
yang berupa kelompok pemukiman
penduduk. Penduduk desa memiliki
rasa kekeluargaan tinggi. Rasa
kekeluargaan membuat penduduk
merasa saling memiliki dalam hi-
dup berkelompok. Di samping itu,
mereka menggunakan segala sum-
ber daya yang ada di wilayahnya
secara bersama-sama.Pada umum-
nya, desa berukuran lebih kecil dari-
pada kota. Walaupun demikian,
ukuran besar kecilnya suatu wilayah tidak bersifat mutlak. Ukuran yang sering
digunakan untuk menentukan apakah suatu kelompok pemukiman penduduk
disebut desa atau bukan adalah jumlah penduduknya. Suatu desa biasanya dihuni
oleh 50 sampai dengan 5.000 orang penduduk.
Sebenarnya, masyarakat desa selalu berubah dari waktu ke waktu. Desa-
desa zaman sekarang tidak akan sama persis dengan desa-desa zaman dahulu.
Berikut ciri-ciri desa secara umum:
a) interaksi sosial yang terjadi sangat erat, baik dengan sesama angota
masyarakat maupun dengan lingkungannya,
b) iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat,
c) aktivitas ekonominya bersifat agraris,
d) keluarga di desa merupakan unit sosial sekaligus unit kerja,
e) luas dan jumlah penduduknya tidak begitu besar,
f) masyarakatnya bersifat paguyuban (intim, pribadi, dan eksklusif),
g) proses sosial di desa berjalan lambat, dan
h) tingkat pendidikan masyarakatnya relatif rendah.
4) Kota
Kota merupakan sebuah komu-
nitas yang dihuni oleh puluhan ribu
atau jutaan penduduk. Penduduk
itu, tinggal dan bekerja di dalam
komunitas tempat tinggalnya. Kota
merupakan tempat yang memiliki
tingkat kepadatan penduduk yang
mencapai ratusan atau ribuan kali
dari rata-rata kepadatan penduduk
secara nasional.
Gambar 4.6
Komunitas masyarakat kota.
Sumber: Haryana
Gambar 4.5
Komunitas masyarakat desa.
Sumber: Haryana
126
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Pada dasarnya, kota sama dengan desa, yaitu suatu lingkungan tempat
tinggal manusia. Namun, apabila dilihat dari luas wilayahnya, kota jauh lebih
luas daripada desa. Masyarakat kota bersifat heterogen dalam hampir semua
aspek (ekonomi, pekerjaan, pendidikan, agama, budaya, etnik, dll). Kondisi sosial-
ekonomi seperti itu membuat warga kota bersifat materialis, segala sesuatu di-
ukur dengan uang dan materi.
Pertumbuhan penduduk kota yang sejalan dengan laju industrialisasi me-
rupakan salah satu karakteristik khasnya. Semakin berkembangnya industrialisasi
di suatu kota, semakin berkembang pula penduduknya. Perkembangnya
penduduk di kota biasanya disebabkan adanya urbanisasi, yaitu perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Orang-orang desa dengan motivasi utamanya,
yaitu perbaikan status ekonomi, masuk dalam arena kompetisi lingkungan sosial
perkotaan. Pada awalnya, gejala ini muncul di negara-negara maju seperti
Jepang, Amerika, dan negara-negara lainnya. Namun pada saat ini, urbanisasi
menjadi suatu gejala umum atau lumrah yang terjadi di negara manapun.
Kehidupan di kota menawarkan berbagai pesona bagi warganya maupun
bagi pendatang. Pertunjukan seni dan hiburan, sarana pendidikan, sarana
rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern, serta
sarana olah raga tersedia di kota.
Akan tetapi, kota yang begitu menawan ternyata juga memiliki kelemahan.
Berjejalnya penduduk membuat persaingan hidup sangat keras. Sampah dan
kotoran, suasana bising, kemacetan lalu lintas, pencemaran udara, kriminalitas,
dan sering terjadi kerusuhan rasial sebagai akibat kesenjangan ekonomi.
b. Sikap Anggota dan Organisasi Sosial
Berdasarkan kesamaan sikap anggota kelompok sosial, dan adanya
organisasi sosial yang bersifat tidak tetap, ada tiga bentuk kelompok sosial,
yaitu kelas sosial, kelompok sosial, dan kerumuman.
1) Kelas sosial adalah sekelompok orang yang memiliki tingkat sosial sama,
namun kelompok itu dianggap memiliki tingkatan berbeda dengan kelompok
sosial lain dalam masyarakat. >aktor-faktor pembentuk kelas sosial adalah
kekayaan, kekuasaan, prestise, keturunan, agama, dan pekerjaan.
2) Kelompok sosial adalah sekelompok orang yang memiliki asal-usul, golong-
an, atau ciri-ciri badaniah yang sama. Dari kelompok sosial ini diperoleh
bentuk-bentuk antara lain, kelompok etni, ras, agama, dan gender.
Kelompok-kelompok etnik dan ras antara lain kelompok orang kulit putih
dan kelompok orang kulit hitam. Kelompok sosial berdasarkan latar belakang
agama antara lain umat Islam, umat Nasrani, umat Hindu, umat Budha,
dan lain-lain, sedangkan kelompok sosial yang berdasarkan gender dikenal
adanya kaum wanita dan kaum pria.
3) Kerumunan adalah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar adanya
kepentingan bersifat terbatas dan sementara. Contoh kerumunan terjadi
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
127
pada saat orang antri membeli karcis, menonton pertunjukan, orang antri
menerima pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan lain-lain.
Selain tipe-tipe kelompok sosial di atas, terdapat kelompok sosial yang unik,
yaitu kelompok sosial yang dibentuk dengan dasar utama keturunan dari kasta
dan bangsawan serta kelompok sosial yang sifatnya tidak teratur yang terdiri
dari kerumunan (
crowd)
dan publik.
1) Kasta
Kasta adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan ikatan kelahiran.
Anggota sebuah kasta memiliki kesamaan dalam hal kebudayaan, pekerjaan,
sekte agama, dan tingkat kesejahteraan. Kasta merupakan kelompok sosial
yang tertutup. Setiap kasta memiliki tradisi dan ritual sendiri-sendiri. Untuk
menjaga kemurnian ritual kelompok, setiap anggota kasta tidak boleh menikah
atau makan dengan anggota kasta lain. Anggota sebuah kasta biasanya memiliki
satu jenis pekerjaan yang sama.
Pengertian kasta berbeda dengan golongan, karena kasta pada umumnya
merupakan sistem masyarakat yang dihubungkan dengan agama. Misalnya,
dalam masyarakat hindu di India dan Bali. Di India, sistem kasta terbagi menjadi
empat tingkatan pertama diciptakan oleh para pemimpin agama (Brahmana)
nenek moyang bangsa Arya. Keempat kasta itu disebut
varna
(warna).
Varna
tetinggi adalah kasta putih yang diduduki oleh kaum Brahmana, berkedudukan
sebagai pemimpin agama dan cendekiawan. Satu tingkat di bawah Brahmana
ada
varna
merah yang terdiri dari kasta Ksatria. Kasta Ksatia terdiri dari orang-
orang yang berkedudukan sebagai penguasa, bangsawan, dan prajurit. Di bawah
Ksatria ada
varna
kuning atau kasta Vaisya, yang terdiri dari kaum pedagang
dan pengusaha. Tingkat keempat disebut
varna
hitam atau kasta Sudra, terdiri
dari orang-orang yang bekerja sebagai petani dan buruh.
Di samping empat varna atau kasta tersebut ada kategori kelima yang
disebut
panchamas
, artinya tingkat kelima atau di luar kasta. Saat ini
panchamas
disebut dengan kasta yang tak tersentuh. Seperlima penduduk India berada
dalam kasta
panchamas
ini.
Kasta di Indonesia terdapat di Bali, tetapi sifatnya tidak begitu kaku dan
tertutup seperti di India, sistem pembagian kastanya berdasarkan faktor ke-
turunan, kualitas atau kemampuan manusia secara pribadi tidak diperhitung-
kan dalam pembagian kasta.
2) Priyayi atau Bangsawan
Sebelum Indonesia merdeka, masyarakatnya berbentuk kerajaan-kerajaan.
Para keluarga raja dan keturunannya disebut kaum bangsawan. Di masyarakat
Jawa, kaum bangsawan disebut priyayi. Walaupun pemerintahan kerajaan sudah
berakhir, namun para keturunan raja masih menduduki kelas sosial tinggi di
masyarakat. Bahkan setelah Indonesia merdeka, pengertian priyayi semakin
meluas.
128
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Para priyayi adalah kelompok sosial yang sejak tahun 1900-an menjadi elit
birokrasi pemerintah. Orang-orang inilah yang menduduki berbagai jabatan
pemerintahan. Mereka memimpin, mengatur, memberi pengaruh, dan menun-
tun masyarakat. Semua orang yang duduk dalam jabatan administrasi peme-
rintah, para pegawai pemerintahan, dan orang-orang yang berpendidikan di-
golongkan kaum priyayi. Pada mulanya, priyayi adalah mereka yang memiliki
garis keturunan dengan raja atau adipati (dalam bahasa Jawa, priyayi adalah
para yayi
atau para adik raja). Akan tetapi, dengan semakin terdidiknya
masyarakat biasa, priyayi tidak harus memiliki darah bangsawan. Orang-orang
biasa yang berhasil menduduki karir di berbagai bidang di pemerintahan disebut
priyayi.
3) Kerumunan
Kerumunan merupakan tipe ke-
lompok sosial yang terbentuk atas dasar
adanya kepentingan yang bersifat ter-
batas dan sementara. Apabila orang-
orang bertemu dalam suatu lokasi untuk
satu tujuan yang sama, maka terjadilah
kerumunan. Contoh kerumunan antara
lain menonton pertunjukan, antri mem-
peroleh bahan bakar ketika sedang lang-
ka, pertemuan di lapangan terbuka, atau
ketika para demonstran berkumpul di
suatu tempat. Walaupun kumpulan
orang-orang terjadi tidak disengaja
(namun ada juga yang disengaja), bukan
berarti semata-mata koleksi manusia secara fisik. Sebaliknya, setiap kerumunan
yang terjadi juga menunjukkan adanya ikatan sosial. Ikatan sosial itu terjadi karena
adanya kesadaran akan kehadiran orang lain walaupun tidak terjadi interaksi
sosial. Namun, orang-orang yang menjadi bagian dari kerumunan memiliki
kebutuhan dan pusat perhatian yang sama. Dalam kerumunan tidak ada
organinisasi sosial. Semua orang yang ada dalam kerumunan berkedudukan
sama.
Ukuran kerumunan adalah kehadiran seseorang secara fisik. Sedangkan
batasnya adalah sejauh mata memandang dan telinga dapat mendengar.
Kerumunan segera berakhir bila orang-orang membubarkan diri. Berakhirnya
kerumunan dapat terjadi karena pusat perhatiannya sudah hilang atau ke-
butuhannya terpenuhi, misalnya kerumunan orang menonton sepak bola. Begitu
pertandingan selesai maka bubarlah kerumunan penonton. Oleh karena itu,
kerumunan merupakan kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).
Kerumunan dapat bersifat positif atau negatif bergantung sifatnya. Berikut
ini bentuk-bentuk kerumunan dan sifat masing-masing:
Gambar 4.7
Kerumunan seperti ini rawan
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber: Gatra, 8 April 2006
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
129
a) Kerumunan penonton dan pendengar khotbah. Mereka memiliki pusat
perhatian sama namun pasif.
b) Kerumunan yang kurang menyenangkan, misalnya para pengantri tiket atau
menunggu bis.
c) Kerumunan orang panik, misalnya masyarakat Yogyakarta yang berkerumun
di jalan raya karena panik akan adanya tsunami setelah gempa terjadi bulan
Mei 2006 lalu.
d) Kerumunan yang tidak direncanakan. Misalnya kerumunan orang yang tiba-
tiba berkerumun melihat kecelakaan di jalan raya.
e) Kerumunan emosional, misalnya orang-orang yang sedang berdemontrasi
memprotes sesuatu.
f) Kerumunan tak bermoral, misalnya sekelompok pemuda berkerumun untuk
berpesta minuman keras atau pesta narkoba.
g) Kerumunan yang direncanakan, yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya
tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang
tersimpul dalam aktivitas serta kepuasan yang dihasilkannya. Misalnya orang
berpesta dan berdansa.
4) Publik
Jika kerumunan berupa hadirnya orang-orang secara fisik di suatu tempat,
publik tidak demikian. Interaksi publik terjadi melalui media, misalnya desas-
desus, selebaran, surat kabar, radio, televisi, telepon, pesan tertulis (
short massage
service
) atau internet. Informasi yang tersebar memengaruhi orang lain sehingga
terpancing untuk bereaksi. Orang-orang yang menguasai media massa dapat
mengendalikan opini publik atau bahkan mengarahkan perilaku mereka. Luasnya
jangkauan media massa membuat publik yang dipengaruhi semakin luas. Misal,
dalam pemilihan umum, partai politik berusaha memengaruhi publik melalui
media massa atau kampanye langsung, untuk menarik perhatian rakyat.
c. Kesamaan Kepentingan dan Organisasi Sosial
Berdasarkan adanya kepentingan yang sama dengan disertai adanya
organisasi yang tetap, diperoleh bentuk umum yang disebut kelompok primer
dan asosiasi.
1) Kelompok primer antara lain keluarga, kelompok bermain, dan klub. Ketiga
kelompok sosial tersebut memiliki anggota yang terbatas, organisasi tetap,
mementingkan hubungan pribadi, dan ada kepentingan tertentu yang
dikejar. Kelompok primer ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara
anggota kelompok dan kerjasama erat yang bersifat pribadi, sehingga
individu-individu anggota melebur menjadi kelompok. Tujuan individu
menjadi tujuan kelompok. Apabila hubungan antaranggota bersifat resmi,
maka kelompok yang terbentuk disebut asosiasi. Kelompok sosial yang
berbentuk asosiasi antara lain negara, ikatan remaja masjid, organisasi
jemaah gereja, persatuan buruh, OSIS, Pramuka, persatuan guru, ikatan
dokter, dan lain-lain.
130
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Deskripsi mengenai keluarga dan klik (kelompok teman sebaya) dapat
Anda baca kembali pada Buku Sosiologi 1 Bab 4 yang membahas media
sosialisasi. Berikut ini diuraikan kelompok sosial yang berbentuk asosiasi.
2) Asosiasi terbentuk secara suka-
rela oleh orang-orang yang me-
miliki kepentingan yang sama,
misalnya sekelompok orang
menyukai permainan badmin-
ton. Kemudian mereka mem-
bentuk perkumpulan para
pecinta permainan itu. Para
pengurus dipilih dan anggaran
dasar sederhana dibuat. Angga-
ran dasar itu mengatur hak dan
kewajiban setiap anggota mau-
pun pengurus. Selanjutnya,
jadwal kegiatan pun disusun.
Pada asosiasi kecil seperti klub badminton, pecinta alam, ikatan remaja
masjid, dan lain-lain penerapan aturan besifat luwes. Akan tetapi, pada
asosiasi yang besar dan para anggotanya ada di berbagai kota atau bahkan
lintas negara, maka organisasinya pun bersifat formal dan ketat. Misalnya,
Palang Merah Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Ikatan
Sarjana Sosiologi Indonesia,
Rotary International
, dan lain-lain. Asosiasi
sebesar itu mempekerjakan pengurus profesional dan hubungan antar-
anggota kelompok pun bersifat formal.
Di Indonesia, dikenal lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai
bentuk dari asosiasi masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu,
dinamakan LSM karena kelompok sosial ini dibentuk dan dioperasionalkan
oleh masyarakat sendiri. Masyarakat yang mempunyai visi dan tujuan sama
de-ngan salah satu LSM bisa bergabung di dalamnya dengan tanpa aturan
yang terlalu ketat.
Praktek LSM di Indonesia, apabila diilhat dari perhatian dan tujuannya
sangat beragam. Hampir semua permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat pada saat ini telah menjadi agenda LSM. Kemunculan berbagai
macam LSM sejalan dengan berkembangnya permasalahan sosial dan
didasari pada kenyataan sosial bahwa banyak permasalahan yang terjadi
cenderung berlarut-larut. Masyarakat kemudian berinisiatif untuk ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Singkatnya,
LSM pada awalnya muncul sebagai upaya untuk membantu masalah yang
terjadi dalam masyarakat. Seiring dengan waktu, LSM menjadi salah satu
bentuk dari manfaat asosiasi, yaitu membantu masyarakat untuk hidup
mandiri.
Gambar 4.8
PMI adalah asosiasi yang bertujuan untuk
menolong orang yang dilanda kesusahan oleh berbagai
sebab yang tidak diinginkan.
Sumber: Haryana
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
131
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Lakukan diskusi kelompok dengan dua atau tiga teman sekelas Anda.
Kelompok sosial apa sajakah yang pernah dan sedang Anda ikuti (Anda
menjadi anggotanya), sejak Anda dilahirkan hingga sekarang duduk di
kelas XI SMA. Deskripsikan secara singkat setiap kelompok sosial ter-
sebut (lokasi, anggota, pengurus, tujuan, aturan, kegiatan, dan lain-
lain).
Laporkan hasil diskusi Anda di depan kelas untuk memperoleh
tanggapan dari guru dan teman-teman.
2. Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai:
a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
b. Palang Merah Indonesia
c.
Greenpeace
.
Uraikan secara lengkap keberadaan ketiga kelompok sosial tersebut
dan tulislah hasil kajian Anda!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian asosiasi!
2. Apakah perbedaan kerumunan dengan publik?
3. Jelaskan definisi kelompok sosial!
4. Sebutkan dua syarat agar kumpulan orang dapat disebut kelompok
sosial!
5. Deskripsikan tipe-tipe kelompok sosial yang Anda ketahui!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
132
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Rangkuman
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah ini,
dengan cara memberi tanda cek
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
1. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok sosial yang memiliki ciri-ciri kebudayaan tersendiri, namun
masih merupakan satu kesatuan.
2.
Gregariousness
adalah naluri alamiah manusia untuk selalu bergaul
dengan orang lain. Naluri ini mengarahkan manusia untuk memenuhi
dua hasrat penting sebagai manusia, yaitu hasrat untuk menjadi satu
dengan manusia lain di sekitarnya, dan hasrat untuk menjadi satu
dengan suasana alam sekitarnya. Dengan adanya naluri hidup berkelom-
pok, manusia membentuk masyarakat. Dalam lingkup yang relatif sem-
pit, masyarakat disebut kelompok sosial.
Tes Skala Sikap
1 Kerumunan orang tidak bisa disebut kelompok
sosial karena tidak ada pengurusnya.
2 Anggota-anggota kelompok sosial tidak harus
hadir secara fisik di suatu tempat.
3 Manusia tidak bisa lepas dari kelompok sosial,
karena manusia membutuhkan orang lain da-
lam hidupnya.
4 Kelompok sosial terkecil adalah keluarga.
5 Sekelompok orang berdemonstrasi dapat di-
anggap sebagai kelompok sosial karena ada
koordinatornya.
No.
Pernyataan
S TS R
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
133
Pengayaan
3. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, saling berinteraksi dan saling memengaruhi, serta
memiliki kesadaran terhadap kepentingan bersama.
4. Suatu kumpulan manusia dapat dianggap sebagai kelompok sosial bila
memenuhi lima syarat. Kelima syarat itu adalah:
a. adanya kesadaran bahwa setiap anggota merupakan bagian dari
kelompoknya,
b. adanya hubungan timbal balik antaranggota kelompok,
c. adanya faktor pengikat hubungan,
d. adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku, serta
e. adanya sistem dan proses sosial.
5. Kelompok sosial di masyarakat sangatlah beragam. Oleh karena itu,
para ahli sosiolog mengelompokkan tipe-tipe kelompok sosial berdasar-
kan kriteria tertentu, yaitu:
a. jumlah anggota,
b. pengaruh individu terhadap kelompoknya,
c. derajad interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok,
d. kepentingan dan wilayah, serta
e. derajad organisasi.
6. Kelompok sosial juga dapat dibedakan berdasarkan:
a. ada kepentingan dan wilayah,
b. sikap anggota dan organisasi sosial, dan
c. kesamaan kepentingan.
PENTINGNYA KELOMPOK
BAGI INDIVIDU
Kejadian nyata ini dilaporkan seorang ahli psikologi dari Universitas
Harvard
, Amerika Serikat berdasarkan kesaksian seorang penjelajah di
Australia. Kita mengetahui bahwa di Australia terdapat penduduk asli (kaum
aborigin) yang berkulit hitam yang hidup dalam suku-suku. Suatu hari sebuah
suku mengadakan upacara tradisonal untuk memberikan hukuman bagi
seorang anggota suku yang dianggap melanggar aturan.
134
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Semua anggota suku dikumpulkan di tempat upacara. Kepala suku
yang sekaligus dukun dalam sukunya mulai memimpin upacara. Setelah
membaca mantra-mantra tertentu, sang kepala suku menjatuhkan hukuman.
Keputusan hukuman disampaikan di depan semua anggota suku. Dengan
pandangan mata nanar sambil mengarahkan ujung tongkat tulang kepada
terhukum, keputusan pun dijatuhkan. Seketika itu juga, menurut laporan
pengamat, orang yang dijatuhi hukuman oleng ke belakang lalu jatuh ke
tanah, menggeliat kesakitan seolah-olah sedang sekarat. Tangannya
ditutupkan ke wajahnya dan merintih kesakitan. Setelah itu dia merangkak
ke pondoknya dan beberapa hari kemudian jatuh sakit. Kematian pun akan
segera merenggutnya. Mengapa demikian?
Pada saat pimpinan suku memutuskan hukuman, semua anggota suku
tidak ada lagi yang mendukungnya, bahkan menghindari atau memusuhinya.
Dia tinggal seorang diri tak ada yang mempedulikan. Kesepian, sendirian,
dan tanpa penolong. Itu membuat mentalnya jatuh dan merasa tanpa
harapan. Keadaan demikian mudah membuat orang terserang penyakit,
terutama psikosomatis. Psikosomatis adalah gangguan sistem dalam tubuh
manusia yang disebabkan oleh gangguan emosional. Seseorang yang
mengalami psikosomatis ditandai dengan tingginya tekanan darah,
menderita radang tenggorokan, dan radang usus. Dalam keadaan demikian,
orang yang dihukum tadi akan segera menemui ajal setelah menderita sakit
berlarut-larut tanpa ada yang menolong.
Peristiwa seperti itu bukanlah hal yang bersifat magis, tetapi sangat
ilmiah jika dikaji secara sosiologis. Dalam dunia modern pun kejadian serupa
masih ada walau dalam versi lain. Di negara-negara maju ada kebiasaan
orang tua (jompo) setelah tidak produktif dikirim ke panti jompo oleh anak-
anaknya karena sudah tidak mau merawatnya lagi. Beberapa orang jompo
yang tidak siap mental menerima perlakuan seperti itu, mengalami dis-
integrasi mental seperti yang dialami anggota suku yang dihukum tadi. Be-
gitu anak-anaknya memutuskan untuk mengirim orang tuanya ke panti
jompo, maka detak jantung orang tua yang malang itu melemah, tekanan
darahnya turun, dan fungsi organ-organ tubuhnya terganggu.
Demikianlah arti penting dukungan kelompok sosial terhadap individu.
Bandingkan dengan pengalaman Anda ketika teman-teman yang dulu akrab
tiba-tiba memutuskan tali persahabatan.
Sumber: Paul B. Horton, 1991
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
135
PRO:. DR. YOHANNES CYPRIANUS T. A, S.H.
MENJUNJUNG HUKUM ADAT
Prof. Dr. Yohannes Cyprianus Thambun
anyang, S.H., lahir di desa Sayut, Kecamatan
Kedamin, Kabupaten Putussibau, Kalimantan
barat, pada tahun 1948. Pendidikan yang pernah
Beliau jalani antara lain SMP Putussibau (1965),
SMA Santo Paulus di Pontianak (1968), >akultas
Hukum Universitas Tanjungpura (1977 1980),
dan Doktoral (S3) di
Nijmegen,
Belanda (1991
1997) tanpa melalui jenjang pendidikan S2. Karir
Beliau bermula dari guru SD, SMA, hingga menjadi
Dosen (1978) dan Guru Besar di Untan (2002).
Pada saat pengukuhan Beliau sebagai guru besar ilmu hukum adat
>akultas Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) di Pontianak, Beliau
mengungkapkan, dalam pidatonya, suara keprihatinan terhadap kondisi
kehidupan masyarakat adat, terutama di Kalimantan Barat (Kalbar). Menurut
Beliau, banyak tanah adat (tanah rakyat) yang digunakan untuk perkebunan,
terutama kelapa sawit. Akan tetapi, penggunaan tanah tersebut dikhususkan
bagi pengusaha. Hal tersebut menyebabkan rakyat pemilik tanah setempat
menjadi kehilangan tanah. Pola seperti inilah yang menciptakan ketidak-
adilan dalam masyarakat yang akhirnya memicu konflik horizontal dan
vertikal.
Thambun sebenarnya bukanlah orang baru dalam masalah hukum adat,
terutama adat dan kebudayaan Dayak. Beliau menulis buku berjudul
Kebu-
dayaan dan Perubahan Dayak Taman Kalimantan dalam Arus Modernisasi
yang diterbitkan Grasindo, Jakarta (1980). Buku ini mendapat penghargaan
terbaik dalam bidang humaniora dari Menteri Pendidikan Nasional pada
tahun 1999.
Menurut Beliau, hukum adat masih berlaku dengan baik di seluruh
Indonesia. Alasannya, setiap masyarakat adat, dipastikan mempunyai hukum
adat. Misalnya di Kalimantan Barat, hukum adat masih kuat dan dijadikan
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini ditandai dengan ber-
lakunya peradilan adat. Peradilan adat adalah jalan untuk menyelesaikan
masalah di dalam suatu masyarakat adat, terutama di masyarakat Dayak.
Beliau juga menambahkan bahwa setiap masyarakat adat mempunyai
fungsionaris adat dengan sebutan yang berbeda-beda.
Sumber: www.tokohindonesia.com
Sumber: www.tokohindonesia.com
Tokoh
136
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini yang
bukan
merupakan ciri masyarakat multikultural ada-
lah .
a. terdiri dari berbagai suku bangsa
b. terdapat berbagai kelas sosial
c. terdiri dari beraneka ragam budaya
d. terdapat kelompok-kelompok sosial
e. meliputi wilayah yang luas
2. Interaksi antarmanusia dalam kelompok menghasilkan .
a. nilai sosial
b. norma sosial
c. produk barang dan jasa
d. kebudayaan
e. masyarakat
3. Dalam masyarakat multikultural, kebudayaan berfungsi untuk .
a. perekat persatuan
b. memberi ciri pembeda
c. mengatur interaksi
d. menyatukan perbedaan
e. mengurangi perbedaan
4. Kebudayaan sebuah masyarakat meliputi hal-hal di bawah ini
kecuali
.
a. hukum
b. kekayaan alam
c. nilai dan norma
d. benda-benda peralatan
e. adat-istiadat
5. Indonesia dapat disebut sebagai masyarakat multikultural karena .
a. terdiri dari banyak pulau
b. terdiri dari banyak unsur budaya
c. terdiri dari banyak suku bangsa
d. wilayahnya sangat luas
e. penduduknya sangat banyak
Uji Kompetensi
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
137
6. Jika kebudayaan Indonesia merupakan superkultur, maka kebudayaan
Aceh, Batak, Jawa, Bali, Dayak, Makassar, atau Papua disebut .
a. minikultur
b. kultur
c. subkultur
d. kontrakultur
e. multikultur
7. Sekelompok pemuda nakal membentuk geng anak nakal dan sering
berperilaku melanggar norma masyarakat. Ciri budaya yang dikem-
bangkan oleh geng tersebut disebut .
a. subkultur
b. kultur
c. multikultur
d. kontrakultur
e. minikultur
8. Yang tidak termasuk unsur universal kebudayaan adalah .
a. kesenian
b. sistem hukum
c. sistem kemasyarakatan
d. kebudayaan menyimpang
e. sistem kepercayaan
9. Kelompok sosial merupakan sesuatu yang penting karena .
a. memengaruhi perilaku seseorang dalam masyarakat
b. jumlahnya sangat banyak di masyarakat
c. menentukan bentuk kebudayaan masayarakat
d. setiap orang selalu menjadi anggotanya
e. memudahkan kita memperoleh teman bergaul
10. Manusia adalah makhluk sosial, artinya .
a. manusia selalu hidup dalam masyarakat
b. kebutuhan hidupnya diperoleh dari masyarakat
c. manusia menciptakan masyarakat
d. tidak ada masyarakat tanpa manusia
e. perkembangan masyarakat bergantung manusianya
11. Manusia mampu mengembangkan kebudayaan dan masyarakat ka-
rena .
a. memiliki ilmu pengetahuan
b. dikaruniai akal pikiran
c. mempunyai kesadaran berkelompok
d. selalu belajar dari lingkungannya
e. mempunyai naluri untuk berkembang
138
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
12. Pada saat bertanding peran suporter (pendukung) sangat penting. Ini
menunjukkan .
a. pentingnya suasana ramai dalam pertandingan
b. solidaritas kelompok dibutuhkan
c. ada cadangan bila salah satu pemain cedera
d. pentingnya dukungan kelompok
e. tingginya kesadaran hidup bersama
13. Semboyan yang berbunyi
bersatu kita teguh bercerai kita runtuh
menunjukkan .
a. rendahnya keberanian individu
b. perjuangan membutuhkan persatuan
c. perjuangan harus dilakukan bersama-sama
d. dukungan kelompok penting dalam perjuangan
e. keberanian meningkat jika berkelompok
14. Perbedaan agregasi dengan kelompok sosial adalah .
a. agregasi tidak melibatkan kesadaran bersama, sedangkan kelompok-
kelompok melibatkan kesadaran bersama
b. kelompok sosial tidak melibatkan kesadaran bersama, sedangkan
agregasi melibatkan kesadaran bersama
c. agregasi mementingkan kehadiran fisik, sedangkan kelompok sosial
mementingkan struktur
d kelompok sosial mementingkan kehadiran fisik, sedangkan agregasi
mementingkan struktur
e. agregasi beranggotakan sedikit orang, sedangkan kelompok sosial
tak terbatas
15. Komunitas adalah .
a. kelompok sosial yang menyebar
b. kesatuan individu yang menghuni wilayah
c. kelompok sosial yang majemuk
d. kerumuan orang membeli tiket
e. penduduk desa dan kota
16. Berikut ini adalah kelompok sosial yang tidak berstruktur .
a. bangsa
b. publik
c. desa
d. kota
e. suku
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
139
17. Kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan kepentingan sesaat ada-
lah .
a. kerumunan
b. publik
c. penonton
d. publik
e. masyarakat
18. Seseorang menyebarkan isu melalui SMS, bahwa di suatu daerah akan
dilanda tsunami. Kemudian banyak orang terpengaruh dan mulai resah.
>enomena demikian ini tergolong .
a. kerumuan panik
b. khalayak ramai
c. kelompok sosial
d. mobilisasi massa
e. komunitas sosial
19. Asosiasi adalah kelompok sosial yang dibentuk secara .
a. sukarela
b. paksaan
c. otomatis
d. massal
e. kekeluargaan.
20. Perbedaan asosiasi dengan kerumunan adalah .
a. asosiasi bersifat temporer, sedangkan kerumuman bersifat per-
manen
b. kerumunan bersifat temporer, sedangkan asosiasi bersifat per-
manen
c. asosiasi memiliki banyak anggota, sedangkan kerumunan terbatas
anggotanya
d. kerumunan memiliki banyak anggota, sedangkan asosiasi terbatas
anggotanya
e. asosiasi tidak memiliki struktur, sedang kerumunan memiliki struktur
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!
1. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat multikultural?
2. Sebutkan lima syarat terbentuknya kelompok sosial!
3. Jelaskan arti penting kelompok sosial bagi seseorang!
4. Apakah yang disebut
gregariousness
?
140
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
5. Jelaskan perbedaan komunitas dengan kerumunan!
6. Sebutkan ciri-ciri komunitas desa!
7. Mengapa polisi sering mengawasi kerumunan massa di tempat umum?
8. Jelaskan kelompok sosial di Indonesia yang memenuhi kriteria kelas
sosial!
9. >aktor pengikat apakah yang menyatukan suku-suku di Indonesia
menjadi satu masyarakat bangsa?
10. Deskripsikanlah lima suku terbesar di Indonesia berikut ciri budayanya!