Halaman
51
Antroposfer
Manusia merupakan sumber daya
yang sangat dinamis. Fenomena yang
terjadi pada manusia dipelajari pada
antroposfer. Saya ingin mengetahui
pengertian antroposfer dan fenomena
yang ada di dalamnya.
Saya akan mempelajari upaya-upaya
yang dilakukan untuk mengumpulkan
data kependudukan.
Saya akan melakukan analisis
komposisi penduduk berdasarkan
umur dan jenis kelamin serta bentuk
piramida penduduk.
Saya akan menghitung rasio jenis
kelamin dan angka ketergantungan
penduduk Indonesia.
Saya akan mengidentifikasi kualitas
penduduk berdasarkan indikator
kesehatan, pendapatan, dan pen-
didikan penduduk.
Saya menjadi tahu kuantitas dan
kualitas penduduk Indonesia, se-
hingga saya akan berusaha menjadi
manusia yang berkualitas yang
mampu berperan mengatasi
masalah-masalah kependudukan di
Indonesia.
GEOGRAFI Kelas XI
52
Penduduk dapat diibaratkan sebagai sebuah pisau bermata dua. Di
satu sisi penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang
sangat berharga untuk melaksanakan pembangunan. Tetapi sebaliknya
penduduk yang besar tetapi rendah kualitasnya justru akan menjadi beban
yang berat bagi pembangunan. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa
kemajuan suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia, bukan oleh jumlah penduduk dan sumber daya alamnya.
Bagaimanakah kualitas sumber daya manusia di Indonesia? Bagaimana
pula komposisi penduduk di Indonesia? Nah, untuk lebih memahaminya,
ikuti pembahasan materi berikut ini.
Sumber:
Earth Our Home, halaman 120
Sumber daya manusia yang berkualitas
menentukan kemajuan suatu bangsa.
53
Antroposfer
Kehidupan manusia dan segala aktivitasnya di permukaan Bumi
dipelajari dalam antroposfer. Manusia merupakan makhluk di Bumi yang
sangat dinamis dan cepat mengalami perubahan. Untuk mengetahui
perubahan tersebut diperlukan berbagai data yang terkait dengan
kependudukan. Selama ini kita mengenal adanya tiga cara pengumpulan
data kependudukan, yaitu sensus, survei, dan registrasi penduduk. Data
yang menyangkut penduduk dengan berbagai karakteristiknya merupakan
salah satu data pokok yang amat diperlukan untuk perencanaan
pembangunan di segala bidang. Misalnya kebutuhan akan sandang, pangan,
papan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Penyajian data kependudukan,
selain dengan tabel juga digunakan piramida penduduk. Data yang diperoleh
akan memberikan gambaran kuantitas dan kualitas penduduk di suatu
wilayah.
antroposfer, sensus, survei,
registrasi, piramida pen-
duduk, kuantitas, kualitas
Manusia terbukti sebagai aktor utama dalam panggung dunia. Hal
ini bisa terlontar karena manusia dengan segala kelebihannya bisa
lebih dinamis dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Selain itu,
manusia adalah penghuni biosfer terbanyak yang tersebar di berbagai
tempat di belahan Bumi kecuali Antartika. Lingkungan hidup manusia
inilah yang disebut antroposfer.
Oleh karena dinamika manusia juga, antroposfer turut berubah.
Ketika manusia bertambah, mau tidak mau antroposfer berubah sesuai
pola hidup manusia. Berbagai upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya membuat dinamika lingkungan antroposfer semakin
melaju. Nah, pada bab ini kamu akan diajak belajar mengenai
antroposfer dan fenomena yang ada di dalamnya.
A. Definisi Antroposfer
Secara etimologi antroposfer terdiri atas dua kata, yaitu
antropo
yang berarti manusia dan
sphere
yang berarti lapisan. Jadi antroposfer
dapat diartikan sebagai lapisan kehidupan manusia yang ada di
permukaan Bumi dengan segala aktivitasnya.
Antroposfer terkait dengan sumber daya manusia yang ada di
permukaan Bumi. Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan
atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu
beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Pembahasan
antroposfer menyangkut potensi atau kemampuan penduduk serta
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penduduk seperti
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, persebaran penduduk,
migrasi, dan kualitas penduduk. Untuk menjelaskan hal tersebut
ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek kuantitas dan kualitas penduduk.
Untuk menjelaskan kedua aspek tersebut diperlukan data-data
yang terkait dengan kependudukan. Data apakah yang diperlukan?
Bagaimanakah cara memperoleh data-data tersebut?
Apakah yang dimaksud
dengan aspek kuantitas dan
kualitas penduduk?
GEOGRAFI Kelas XI
54
B. Pengumpulan Data Kependudukan
Data yang menyangkut penduduk dengan berbagai karakteristiknya
merupakan salah satu data pokok yang amat diperlukan untuk
perencanaan di segala bidang, misalnya: kebutuhan akan sandang,
pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Data kependudukan dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara
lain sebagai berikut.
1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan,
penyusunan, pengolahan, dan penerbitan data yang bersifat
demografis, ekonomis, dan sosial dari suatu wilayah atau negara
tertentu dan dalam waktu tertentu.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
a.
Sensus de jure
, yaitu pencacahan jiwa yang dilakukan di tempat
penduduk tersebut tinggal secara resmi.
b.
Sensus de facto
, yaitu pencacahan jiwa di tempat mereka
ditemukan oleh petugas lapangan.
Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
a.
Metode Canvasser
, yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas
mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar
pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih
terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan
data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang diperlukan
lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang
luas.
b.
Metode Householder
, yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian
daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan
cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas
tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaan
dapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan
kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin
kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi
data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Sensus penduduk dilakukan dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun.
Di Indonesia, sensus penduduk dilakukan setiap 10 tahun. Berikut ini
data hasil sensus penduduk Indonesia tahun 1930 sampai tahun 2005.
Tabel 3.1 Sensus Penduduk Indonesia
No. Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
1.
1930
60.700.000
2.
1961
97.000.000
3.
1971
119.208.229
4.
1980
147.490.298
5.
1990
179.378.946
6.
2000
206.264.595
7.
2005
218.868.791*)
Sumber:
BPS tahun 2000
Keterangan:
*) hasil survei penduduk antarsensus (Supas)
Mengapa sensus penduduk
penting untuk dilakukan?
Mengapa pada tahun 1940
dan 1950 tidak dilaksanakan
sensus penduduk?
55
Antroposfer
Data sensus yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang
dikumpulkan adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta
riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Data
yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan mencakup lapangan
usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data sosial
budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan
kegiatan penduduk lanjut usia (lansia). Data-data dari sensus tersebut
digunakan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal
tersebut sangat berperan penting untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembangunan, baik di bidang kependudukan, sosial
budaya, dan ketenagakerjaan.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan pencatatan yang terus menerus
mengenai kejadian vital yang dialami penduduk berupa kelahiran,
kematian, dan perpindahan. Registrasi penduduk didasarkan pada
keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk
membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam
di wilayah Indonesia.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat
bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian
vital yang terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan
data melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah dan
hambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak
peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang
memadai untuk berbagai analisis kependudukan.
Penerangan pada masyarakat sangat diperlukan mengenai
pentingnya melaporkan kejadian vital yang terjadi di rumah tangganya,
sehingga dengan adanya keterbukaan dan penyempurnaan pelayanan
akan membantu memberikan hasil pencatatan penduduk yang lebih
baik. Data yang dihasilkan akan dapat digunakan sebagai pembanding
dan pelengkap seri data kependudukan, baik dari hasil survei maupun
sensus. Data tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan
kebijakan penduduk.
3. Survei Penduduk
Survei penduduk atau survei sampel merupakan pengumpulan
data dari sebagian populasi yang pemilihan sampel atau respondennya
dilakukan dengan metode statistik tertentu sehingga tetap dapat
melakukan pendugaan atas populasinya. Survei dapat dilakukan kapan
saja tanpa dibatasi oleh waktu.
Dengan survei dapat dilakukan penghematan atas biaya, tenaga,
dan waktu, karena pengumpulan data hanya dari sebagian populasi.
Pernyataan yang diajukan kepada responden dapat memuat jenis atau
item yang amat rinci dan khusus. Dalam pemilihan sampel, yang harus
diperhatikan adalah sampel harus mewakili populasi, harus
mempunyai tingkat kebenaran (
reliability
) yang dapat diukur, harus
sesuai dengan keadaan, dan harus efisien. Contohnya, Survei
Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia, Survei Angkatan Kerja, dan lain sebagainya.
Menurutmu, mengapa data
kependudukan dapat di-
gunakan untuk menentukan
kebijakan pemerintah? Beri-
kan contoh kebijakan-ke-
bijakan tersebut!
Teruslah ikuti perkembangan
jumlah penduduk di Indonesia
dengan mengakses situs
www.bps.go.id
.
GEOGRAFI Kelas XI
56
Sumber:
Manusia dan Lingkungan 2, halaman 46
Gambar 3.1
Sekelompok orang yang dapat dibedakan
menurut umur dan jenis kelaminnya.
Apakah manfaat mengetahui
komposisi penduduk bagi
dunia pendidikan?
C. Komposisi Penduduk
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, yang meskipun terdiri
atas individu-individu yang berbeda tetapi tidak bisa hidup sendiri.
Jadi, suatu hal yang naluriah jika terbentuk kelompok-kelompok dalam
lingkungan manusia. Pengelompokan inilah yang juga mengubah
dinamika antroposfer. Terbentuknya pengelompokan manusia didasar-
kan pada dua hal, yaitu hal yang alami (biologis) dan dari kepentingan
maupun kondisi lingkungan. Persamaan kondisi lingkungan ataupun
kepentingan menjadi kriteria terbentuknya kelompok.
Contoh pengelompokan antara lain pengelompokan
penduduk berdasarkan ciri ekonomi meliputi jenis
pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
Data ini berguna untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
penduduk. Pengelompokan ini bermanfaat bagi pemerintah
untuk perencanaan pembangunan guna meningkatkan ke-
sejahteraan. Contoh pengelompokan bisa berdasarkan batas
administrasi seperti desa, kota, kabupaten, dan provinsi.
Setiap kriteria pengelompokan ini mempunyai tujuan untuk
berbagai kemudahan.
Pengelompokan jenis lain, yaitu berdasarkan kondisi
alami atau biologis. Pengelompokan ini dengan sendirinya
ada sejak manusia lahir. Tahukah kamu kriteria apakah yang
digunakan untuk pengelompokan tersebut? Perhatikanlah penghuni
kelasmu. Kamu akan menemukan bahwa kalian berbeda dalam jenis
kelamin. Kemudian perhatikan pula penghuni rumahmu atau penduduk
di sekelilingmu, kamu akan menemukan mereka berbeda dari segi umur.
Dari segi umur kamu bisa membedakan mana penduduk yang masih
anak-anak, penduduk dewasa maupun penduduk usia lanjut. Sedangkan
dari jenis kelamin, kamu bisa membedakan laki-laki dan perempuan.
Nah, dua kriteria inilah yang termasuk kriteria alami. Dalam bidang
kependudukan, dua kriteria ini menjadi dasar
menyusun
komposisi
penduduk.
1.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Bagi suatu daerah ataupun cakupan yang lebih luas yaitu negara,
komposisi penduduk digunakan sebagai perencanaan pembangunan
kependudukan sehingga dinamika penduduk bisa terdeteksi. Contoh
sederhana, yaitu dari suatu data komposisi penduduk bisa diketahui
kalau sebagian besar penduduk di suatu daerah tergolong usia sekolah.
Melihat kenyataan ini, maka langkah pembangunan bijak yang
harus diambil oleh pemerintah adalah membangun infrastruktur dan
fasilitas pendidikan. Itulah contoh sederhana mengapa penduduk
perlu dikelompokkan dalam komposisi berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Kamu juga bisa mengetahui dinamika penduduk Indonesia
dengan melihat komposisi penduduk Indonesia. Cermatilah data pada
tabel berikut.
57
Antroposfer
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Umur dan Jenis
Kelamin pada Pertengahan Tahun 2006
No. Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Total
1. 0–4
11.535.998
11.118.148
22.654.146
2. 5–9
11.570.307
11.188.286
22.758.593
3. 10–14
11.145.790
10.791.513
21.937.303
4. 15–19
10.739.205
10.390.620
21.129.825
5. 20–24
10.665.333
10.308.040
20.973.373
6. 25–29
10.531.695
10.057.606
20.589.301
7. 30–34
9.812.957
9.366.116
19.179.073
8. 3 –39
8.896.142
8.255.674
17.151.816
9. 40–44
7.521.755
7.534.277
15.056.032
10. 45–49
6.321.784
6.863.584
13.185.368
11. 50–54
5.001.602
5.728.369
10.729.971
12. 55–59
3.460.894
3.809.545
7.270.439
13. 60–64
2.981.302
3.338.382
6.319.684
14. 65–69
2.433.871
2.881.559
5.315.730
15. 70–74
1.698.103
2.090.575
3.788.678
16. 75–79
988.639
1.228.434
2.217.073
17. 80 +
637.715
926.123
1.563.838
Jumlah
115.943.092
115.877.151
231.820.243
Sumber:
U.S. Census Bureau, International Data Base
Dari tabel komposisi penduduk pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa penduduk kelompok umur di bawah lima tahun (5–9 tahun)
mempunyai jumlah terbanyak, sedang jumlah paling sedikit pada
kelompok umur
t
80 tahun. Dari tabel tersebut juga tampak bahwa
umur penduduk muda lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
tua. Ada kecenderungan bahwa kelompok umur makin tua, maka
makin sedikit jumlahnya. Nah, sekarang cobalah ceritakan bagaimana
dinamika penduduk Indonesia seperti yang digambarkan pada tabel
di atas.
Mungkin akan terasa sulit bagimu mengetahui kondisi komposisi
penduduk Indonesia melalui data yang disajikan dalam tabel. Nah,
ternyata ada cara jitu untuk menggambarkan komposisi penduduk agar
lebih mudah terbaca. Cara tersebut dengan piramida penduduk.
2. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk suatu wilayah atau negara dapat disajikan
dalam bentuk diagram yang berbentuk piramida. Piramida penduduk
menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang
menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk
menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan
seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di
suatu wilayah.
Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan
perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk
menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada
kuantitas penduduk.
Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah
atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan
karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu
sebagai berikut.
GEOGRAFI Kelas XI
58
Sumber:
Earth Our Home, halaman 123
Gambar 3.4
Piramida penduduk ber-
bentuk segi empat.
a. Berbentuk Segitiga (Limas)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan sebagian besar
penduduk berada dalam kelompok umur muda atau berciri
ekspansif. Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat
kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih tinggi. Piramida
penduduk negara kita Indonesia, termasuk kelompok ini.
b. Berbentuk Sarang Tawon (Batu Nisan)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran
yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif.
Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan per-
tumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk
ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh:
piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss
c. Bentuk Segi Empat
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran
yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner.
Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjuk-
kan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama.
Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta
beberapa negara yang tergolong maju.
Dengan melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui
apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu negara
disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di negara
itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk
muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda.
Carilah berbagai bentuk piramida, perhatikan tipe piramida penduduk
tersebut untuk membandingkan negara berpenduduk muda dengan
negara berpenduduk tua.
Apakah dasar yang digunakan untuk menentukan suatu negara
berpenduduk tua atau muda? Pada umumnya penduduk negara maju
tergolong penduduk tua, sedangkan penduduk negara berkembang
tergolong penduduk muda. Dasar yang digunakan dalam penentuan suatu
negara berpenduduk tua atau penduduk muda sebagai berikut.
1. Persentase jumlah penduduk yang berumur < 15 tahun, 15–64 tahun,
dan > 65 tahun.
Umur (tahun)
Penduduk Tua Penduduk Muda
0–14
d
30%
t
40%
15–64
t
60%
d
55%
> 65
t
10%
d
5%
2. Umur median
Umur Median (tahun) Kategori
d
20
Penduduk muda
10–30
Penduduk muda–tua (
intermediate
)
t
30
Penduduk tua
Sumber:
Earth Our Home, halaman 123
Gambar 3.3
Piramida penduduk ber-
bentuk sarang tawon
(beralas sempit).
Sumber:
U.S Census Bureau, International Data Base
Sumber:
U.S Census Bureau, International Data Base
Sumber:
Earth Our Home, halaman 123
Gambar 3.2
Piramida penduduk ber-
bentuk segitiga.
59
Antroposfer
Sumber:
Dokumen Penulis
Perhatikanlah kelima piramida penduduk di atas. Menurutmu, manakah
wilayah yang menunjukkan proporsi penduduk berusia lebih dari 60 tahun
yang paling rendah? Mana pula wilayah yang mempunyai penduduk muda
terbanyak?
3.
Pentingnya Mengetahui Komposisi
Penduduk
Banyak hal tentang dinamika penduduk yang bisa dideteksi melalui
piramida penduduk. Bukan hanya mengenai komposisi penduduk
tetapi juga mengenai perbandingan antara jumlah laki-laki dan
perempuan yang lebih dikenal dengan istilah
sex ratio
dan juga
mengenai angka beban ketergantungan.
a. Rasio Jenis Kelamin
(Sex Ratio)
Rasio jenis kelamin merupakan angka perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Berapa
rasio jenis kelamin di kelasmu? Kamu dapat menentukannya
dengan mudah. Caranya, hitung jumlah siswa laki-laki dengan
jumlah siswa perempuan, kemudian bandingkan keduanya. Atau
apabila ditulis rumusnya sebagai berikut.
Rasio jenis kelamin =
× 100
GEOGRAFI Kelas XI
60
Misalnya, di kelasmu terdapat siswa laki-laki sebanyak 18 orang
dan siswa perempuan sebanyak 20 orang, maka
sex ratio
adalah
90. Ini berarti jika ada 100 siswa perempuan maka ada 90 siswa
laki-laki.
Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu wilayah
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu rasio jenis kelamin pada
kelahiran
(sex ratio birth)
, tingkat kematian antara penduduk laki-
laki dengan perempuan, dan tingkat migrasi antara penduduk laki-
laki dengan perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelahiran di
beberapa negara berkisar 103–105 bayi laki-laki per 100 bayi
perempuan pada saat lahir.
b. Angka Beban Tanggungan
(Dependency Ratio)
Penduduk tidak produktif menjadi tanggungan
penduduk produktif. Siapa yang dianggap penduduk
produktif dan tidak produktif? Dalam komposisi pen-
duduk menurut kelompok umur, penduduk dapat
dibagi menjadi tiga kelompok umur besar. Ketiga
kelompok yang dimaksud sebagai berikut.
1) Kelompok umur muda (
d
14 tahun).
2) Kelompok umur dewasa (15–64 tahun).
3) Kelompok umur tua (
t
65 tahun).
Kelompok umur muda dan umur tua merupakan
penduduk tidak produktif, sedang kelompok umur
dewasa merupakan penduduk yang produktif. Jadi,
penduduk kelompok umur muda dan umur tua
dianggap menjadi beban tanggungan penduduk kelompok
produktif.
Angka beban tanggungan (ABT) atau
dependency ratio
menunjukkan jumlah penduduk tidak produktif yang menjadi
tanggungan penduduk produktif dalam 100 jiwa. Penentuan
besarnya ABT di suatu wilayah dihitung berdasarkan rumus
sebagai berikut.
Sumber:
Earth Our Home, halaman 140
Gambar 3.5
Penduduk umur tua menjadi tanggungan
penduduk produktif.
Cobalah hitung
sex ratio
penduduk Indonesia ber-
dasarkan data pada tabel
3.2. Mengapa rasio jenis
kelaminnya kurang dari
100?
jumlah penduduk umur tidak produktif
ABT = –––––––––––––––––––––––––––––– × 100%
jumlah penduduk umur produktif
atau
jumlah penduduk umur
d
14 tahun + jumlah penduduk umur
t
65 tahun
ABT = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– × 100%
jumlah penduduk umur 15–64 tahun
=
td
× 100%
Contoh soal:
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok di Desa Tani Jaya
sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk umur muda (
d
14 tahun) = 1.120.
b. Jumlah penduduk umur dewasa (15–64 tahun) = 1.750.
c. Jumlah penduduk umur tua (
t
64 tahun) = 130.
Berapakah angka beban tanggungan (ABT) di Desa Tani Jaya?
61
Antroposfer
Penyelesaian:
ABT =
6415
6514
P
PP
td
× 100%
=
750
.1
130120
.1
× 100% = 71%
Angka beban tanggungan (ABT) di Desa Tani Jaya adalah 71%
yang berarti setiap 100 penduduk produktif harus menanggung
sebanyak 71 penduduk tidak produktif. Nah, sekarang cobalah
hitung angka beban tanggungan (ABT) penduduk Indonesia
berdasarkan data pada tabel 3.2.
D. Kualitas Penduduk Indonesia
Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia sangat
berpengaruh terhadap tingkat kemajuan suatu negara. Hal ini terkait
dengan kemampuan penduduk untuk mengolah dan memanfaatkan
sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Kualitas penduduk suatu negara dapat diketahui dari faktor-
faktor yang memengaruhinya, yaitu tingkat pendapatan penduduk,
tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan.
1. Tingkat Pendapatan Penduduk
Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besarnya pendapatan
per kapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diperoleh
rata-rata penduduk dalam waktu satu tahun. Pendapatan per kapita
dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan kemajuan
perekonomian suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita,
semakin tinggi kesejahteraan penduduknya karena dapat memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan
kebutuhan yang lain secara layak.
Pendapatan per kapita, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
PCI=
Keterangan:
PCI :
Capita Income
(Pendapatan per kapita)
GNP :
Gross National Product
(Pendapatan Nasional Penduduk)
P : Jumlah penduduk.
Bank Dunia (World Bank) telah membuat klasifikasi negara-negara
berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita ke dalam lima
kategori.
a. Kelompok negara berpendapatan rendah (
low income economies
),
yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita US$520 atau
kurang.
b. Kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (
lower–
middle income economies
), yaitu negara-negara yang mempunyai
PNB per kapita antara US$521 sampai US$1,740.
GEOGRAFI Kelas XI
62
c. Kelompok negara berpendapatan menengah (
middle income
economies
), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita
antara US$1,741 sampai US$2,990.
d. Kelompok negara berpendapatan menengah ke atas (
upper–middle
income economies
), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB
per kapita antara US$2,991 sampai US$4,870.
e. Kelompok negara berpendapatan tinggi (
high income economies
),
yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara
US$4,871 sampai US$25,480 bahkan lebih.
Menurut BPS, pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada
tahun 2005 adalah 1,308 dolar Amerika Serikat, mengalami kenaikan
dari tahun 2004 yang berjumlah 1,066 dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan
World Bank
, pendapatan per kapita Indonesia masuk
dalam kriteria
lower middle economies
atau kelompok negara
berpendapatan menengah ke bawah.
Mengapa pendapatan penduduk di Indonesia masih rendah?
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Sampai saat ini sumber daya alam tersebut belum sepenuhnya dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Sumber-
sumber kekayaan negara masih banyak yang dikelola oleh pihak asing
sehingga pendapatan negara masih rendah. Selain itu,
jumlah penduduk yang besar dan pertambahan penduduk
yang tinggi merupakan permasalahan tersendiri bagi
pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan per
kapita.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mening-
katkan pendapatan per kapita, antara lain dengan mening-
katkan keterampilan penduduk agar dapat membuka
lapangan kerja sendiri, sehingga tidak bergantung pada
orang lain. Selain itu, penyediaan lapangan kerja baru untuk
mengurangi jumlah pengangguran, serta menekan laju
pertumbuhan penduduk dengan pelaksanaan program
Keluarga Berencana (KB). Dengan usaha-usaha tersebut
diharapkan pendapatan nasional akan meningkat dan
kesejahteraan juga akan meningkat.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai
kemajuan suatu negara. Cepat atau lambatnya suatu negara dalam
meningkatkan kemajuan ekonominya sangat tergantung pada
keberhasilan negara tersebut memberikan pendidikan kepada
penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk,
menunjukkan semakin tingginya kualitas penduduk di negara tersebut.
Pendidikan akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk
mengolah sumber daya alam yang dimiliki sehingga akan me-
ningkatkan kesejahteraan penduduk.
Berikut ini data yang menunjukkan tingkat pendidikan penduduk
Indonesia berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tahun 2003.
Kapankah Indonesia akan
masuk menjadi negara ber-
pendapatan tinggi? Bagai-
mana menurutmu?
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 3.6
Pengembangan sektor wirausaha untuk
mengurangi pengangguran.
63
Antroposfer
No. Tingkat Pendidikan
Persentase (%)
1.
Tidak/Belum Pernah Sekolah
8,5
2.
Belum tamat SD/MI
21,87
3.
Tamat SD/MI
33,42
4.
Lulus SMP/MTs
16,65
5.
Tamat SMA/SMK/MA
16,17
6.
Lulus Perguruan Tinggi
3,39
Sumber:
Data SUSENAS Tahun 2003
Berdasarkan data di atas tampak bahwa kualitas penduduk
Indonesia dari segi pendidikan masih tergolong rendah. Rendahnya
kualitas pendidikan ini di antaranya disebabkan oleh:
a. Tingkat pendapatan penduduk rendah
Rendahnya kemampuan ekonomi orang tua menye-
babkan adanya kesulitan untuk membiayai sekolah
anak-anaknya. Walaupun sudah ada berbagai program
bantuan pendidikan untuk keluarga tidak mampu,
namun belum semuanya terjangkau bantuan
pemerintah. Anak-anak lebih diarahkan untuk mencari
tambahan penghasilan dibandingkan untuk sekolah.
b. Tidak seimbangnya jumlah murid dengan sarana dan
prasarana pendidikan
Di daerah-daerah yang aksesibilitasnya tidak mudah,
sangat sedikit jumlah sekolah dan tenaga pengajar.
Rendahnya layanan pendidikan ini juga dipengaruhi oleh topografi
wilayah dan adanya permasalahan antarberbagai kelompok
masyarakat.
c. Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-
anaknya.
Ada beberapa orang tua yang tidak memahami pentingnya
pendidikan, sehingga tidak mau mengeluarkan uang untuk
membiayai pendidikan anak-anaknya.
3. Tingkat Kesehatan
Kualitas penduduk dalam hal kesehatan merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas
seseorang. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk
suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian
bayi dan ibu pada saat melahirkan. Semakin rendah angka
kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan, berarti
semakin baik tingkat kesehatan penduduk.
Menurut BPS, pada tahun 2005 tingkat kematian bayi
di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 35 per 1.000
kelahiran hidup. Angka tersebut telah mengalami
penurunan dari 51 per 1.000 pada tahun 1990. Begitu pula
angka kematian ibu saat melahirkan juga mengalami
penurunan dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1990 menjadi 307 pada tahun 2005. Angka kematian
bayi dan ibu pada saat melahirkan tersebut menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang masih rendah.
Upaya apakah yang dilaku-
kan untuk meningkatkan kua-
litas pendidikan penduduk?
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 3.7
Pendidikan harus diberikan sejak dini.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 3.8
Posyandu merupakan upaya meningkatkan
kesehatan ibu dan anak.
GEOGRAFI Kelas XI
64
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk ini, antara lain disebabkan
masih banyaknya lingkungan yang kurang sehat yang memudahkan
penyebaran berbagai penyakit menular. Untuk itu diperlukan
kesadaran penduduk untuk selalu menjaga kesehatan diri dan
lingkungannya. Selain itu, rendahnya tingkat kesehatan penduduk juga
disebabkan oleh terbatasnya layanan kesehatan oleh tenaga medis
terutama di daerah-daerah pedesaan yang terpencil. Di Indonesia
penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan baru sekitar 43%.
Sedangkan sisanya belum mendapatkan pelayanan
kesehatan secara optimal.
Untuk meningkatkan tingkat kesehatan penduduk,
pemerintah melakukan berbagai upaya di antaranya
melaksanakan program perbaikan gizi, khususnya untuk
anak-anak balita. Program ini dilaksanakan bersamaan
dengan posyandu yang telah digalakkan di daerah
pedesaan. Di Indonesia, anak balita gizi buruk tahun 2004/
2005 berjumlah 1,8 juta jiwa dan meningkat menjadi 2,3
juta jiwa pada periode 2005/2006. Hal ini memerlukan
perhatian khusus dari pemerintah agar permasalahan
tersebut dapat diatasi dan generasi yang akan datang
menjadi generasi yang berkualitas.
Upaya lain yang dilakukan dengan peningkatan
kesadaran penduduk untuk berperilaku hidup sehat. Selain itu,
penambahan sarana dan prasarana kesehatan juga diperlukan untuk
meratakan pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat. Upaya
nonmedis juga harus dilakukan melalui program penyediaan air bersih
dan perbaikan sanitasi lingkungan, berupa pembangunan jamban
keluarga, pembuatan sumur, penyediaan tempat pembuangan sampah,
dan lain sebagainya.
Coba kamu amati tingkat
kesehatan di daerahmu.
Apakah tersedia sarana dan
prasarana medis yang me-
madai? Adakah penyuluhan
kesehatan dari pemerintah
setempat?
Setelah kamu memahami materi pada bab ini, salin dan isilah rangkuman
berikut dalam buku catatanmu!
A. Definisi antroposfer
Antroposfer adalah . . . .
B. Pengumpulan Data Kependudukan
1. Pengumpulan data penduduk dapat dilakukan dengan:
a. . . . .
b. . . . .
c. . . . .
2. Sensus adalah . . . .
3. Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
a. Sensus
de jure
, yaitu . . . .
b. . . . .
4. Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
a. Metode
householder
, yaitu . . . .
b. . . . .
5. Registrasi penduduk adalah . . . .
6. Survei penduduk adalah . . . .
Sumber:
www.elsam.or.id
Gambar 3.9
Banyaknya balita penderita gizi buruk
mengindikasikan rendahnya tingkat
kesehatan.
65
Antroposfer
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Apakah yang kamu ketahui tentang antroposfer?
2. Sebutkan cara-cara pengumpulan data kependudukan!
3. Sebutkan jenis-jenis sensus berdasarkan tempat tinggal
penduduk!
4. Jelaskan indikator-indikator yang digunakan untuk me-
nentukan kualitas penduduk!
5. Bagaimanakah kualitas penduduk Indonesia?
6. Usaha apakah yang dilakukan pemerintah untuk me-
ningkatkan tingkat kesehatan penduduk?
7. Mengapa kita perlu mengetahui komposisi penduduk
berdasarkan umur dan jenis kelamin?
8. Sebutkan jenis-jenis piramida penduduk serta jelaskan kondisi
yang digambarkannya!
9. Apakah yang dimaksud dengan piramida penduduk muda?
10. Jumlah penduduk di Desa X adalah 2.500 orang. Penduduk
laki-laki berjumlah 1.000 orang dan penduduk perempuan
sebanyak 1.500 orang. Hitunglah
sex ratio
penduduk di desa
tersebut!
B.
Belajar dari masalah.
a. Tujuan:
Mengetahui komposisi penduduk daerah setempat.
b. Sumber data: Data kependudukan kelurahan/desa setempat.
c. Langkah kerja:
1) Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5–10 orang.
2) Mintalah surat pengantar dari kepala sekolah untuk
berkunjung ke kantor kelurahan tempat tinggalmu!
C. Komposisi Penduduk
1. Untuk membuat piramida penduduk, data jumlah penduduk
dikelompokkan menurut . . . dan . . . .
2. Piramida penduduk adalah . . . .
3. Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. . . . .
b. Berbentuk sarang tawon.
c. . . . .
4. Rasio jenis kelamin menjelaskan tentang . . . .
5. Angka beban tanggungan adalah . . . .
D. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk dapat dilihat dari berbagai indikator, yaitu:
a. Tingkat pendapatan penduduk.
b. . . . .
c. . . . .
GEOGRAFI Kelas XI
66
3) Mintalah data kependudukan mencakup jumlah pen-
duduk berdasarkan umur dan jenis kelamin!
4) Masukkan data yang kamu peroleh ke dalam tabel seperti
contoh berikut!
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Total
0–4
5–9
10–14
15–19
20–24
25–29
30–34
35–39
40–44
45–49
50–54
55–59
60–64
65 ke atas
5) Dari tabel yang telah kamu buat, sajikan dalam bentuk
piramida penduduk!
d. Analisis:
1) Bagaimana perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan?
2) Bagaimana bentuk piramida yang kamu buat? Jelaskan!
3) Berapa
dependency ratio
penduduk di desa tersebut?
Jelaskan!
e. Kesimpulan:
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang kamu
buat. Presentasikan hasilnya di depan kelas!
C.
Tugas.
Buatlah kliping mengenai kualitas penduduk Indonesia, yang
terkait dengan tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan
penduduk. Dari hasil kliping yang kamu buat, berilah kesimpulan
mengenai kualitas penduduk Indonesia secara umum. Diskusikan
hasilnya dengan teman dan gurumu!