Halaman
19
Konflik Sosial
Bab II
•
Konflik Sosial
•
Integrasi Sosial
•
Masyarakat
•
Akomodasi
Kata kunci
Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajari dan
ingatlah beberapa kata kuncinya!
Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajarilah peta
konsepnya!
Konflik Sosial
faktor penyebab
meliputi
Vertikal
Horizontall
Perbedaan
Ditandai oleh
menuju
Heterogenitas Etnik
Suku Bangsa
Agama
Adat Istiadat
Primordialisme
Lapisan atas
Lapisan bawah
Integrasi Sosial
Akomodasi
membentuk
Dampak konflik sosial
penyelesaiannya
Sumber gambar
:
www.tempophoto.com
Konflik Sosial
Tujuan Pembelajaran:
Sesudah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini, maka kalian diharapkan dapat
mengidentifikasi faktor penyebab konflik dan penyelesaiannya.
20
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
Sumber:
Gatra, 20 Agustus 2005
Gambar
Terjadinya kerusuhan di masyarakat merupakan salah satu bentuk
konflik sosial
Kalian tentu sering mendengar adanya berbagai peristiwa dan
kejadian mengenai konflik yang terjadi dalam masyarakat. Tentunya kalian
bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sedang terjadi di dalam masyarakat?
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konflik sosial yang terjadi dalam
masyarakat, ikutilah pembahasan dalam bab ini dengan baik.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multi ragam dari
berbagai kelompok sosial baik agama, ras, suku bangsa maupun antar
golongan. Dampak keragaman budaya bagi terciptanya keamanan dan
kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memang tidak
bisa dihindari. Berbagai konflik yang pernah terjadi di Indonesia
menunjukkan rentannya integrasi nasional yang selama ini dibangun. Coba
kalian lihat, pertempuran antar suku bangsa masih terlihat di beberapa
pendalaman wilayah Indonesia.
Hal ini memang sejalan dengan pemikiran Peter L Berghe maupun
Clifford Geertz yang melihat kemajemukan sebagai persoalan besar dalam
kehidupan negara-bangsa, karena masing-masing kelompok sulit
berinteraksi, tidak memiliki konsensus yang sama atas nilai-nilai dasar
kenegaraan dan kebangsaan sehingga negara-bangsa plural ini akan
dihadapkan pada persoalan konflik sosial.
21
Konflik Sosial
Indonesia sebagai negara yang plural dapat terlihat jelas dari keadaan
geografisnya yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 17 ribu pulau
yang tersebar lebih dari 3000 mil dari Timur ke Barat dan lebih dari 1000 mil
dari utara ke selatan. Ciri dari kemajemukan Indonesia terwujud dalam suku
bangsa-suku bangsa yang memiliki kepribadian, sifat, corak, bahasa dan
perilaku budaya yang berbeda-beda. Masing-masing suku bangsa memiliki
rasa solidaritas dan kebanggaan (primordialisme) terhadap kelompoknya
yang seringkali berpotensi menciptakan konflik antar suku bangsa.
A.
Konflik
1.
Pengertian Konflik
Konflik secara umum memang sering terjadi di dalam masyarakat
sebagai gejala sosial yang alami. Menurut Soerjono Soekanto (1981:114),
konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok
manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik selama
ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik
berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau
kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat
berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan
tuntutan maka akan timbul gerakan yang mengarah pada kekerasan. Ini
yang sering terjadi di Indonesia. Berbagai konflik yang pernah terjadi di
Indonesia mengarah pada satu bentuk kekerasan yang mengakibatkan
banyak kerugian baik material maupun immaterial.
Menurut Robert Lawang (1985:106), konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang
berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk
menundukkan saingannya. Konflik sosial merupakan proses sosial antar
perorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang
mengganjal interaksi sosial diantara pihak yang bertikai.
T
okoh lainnya, Berstein (1965), konflik merupakan suatu pertentangan,
perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang
memberikan pengaruh positif (+) dan ada pula yang negatif (–) di dalam
interaksi manusia.
22
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
2.
Faktor Penyebab Konflik
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh heterogenitas etnik dan
bersifat unik. Secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat,
dan primordialisme. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia
ditandai oleh adanya lapisan atas dan lapisan bawah. Sejarah telah
membuktikan bahw
a sejak kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
NKRI selalu dirongrong oleh gerakan sparatisme. Misalnya, gerakan
separatis DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, Permesta Kahar Muzakar di
Sumatera, APRA, PKI, DI/TII Daud Barureh di Aceh, dan RMS di Maluku
yang menyisakan banyak penderitaan dan korban. Pada saat sekarang
gerakan separatis masih terus berlangsung seperti GAM (Gerakan Aceh
Merdeka) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Menurut Cliffrod Gertz (Dahrun Usaman dalam www.neonovan.top-
cities.com/etnokonflik.htm), apabila bangsa Indonesia tidak pandai-pandai
memanajemen keanekaragaman etnik, budaya, dan solidaritas etnik maka
Indonesia akan pecah menjadi negara-negara kecil. Bila ketidakpuasan
ekonomi, kelas, atau intelektual menjurus pada revolusi yang mendorong
pergantian tatanan ekonomi dan politik negara-bangsa, tetapi ketidakpuasan
yang didasarkan ikatan primordial menjurus pada disintegrasi bangsa.
Perpecahan dalam masyarakat majemuk korbannya bukan individu,
kelompok, atau kelas tertentu, tapi negara-bangsa itu sendiri yang akan
tercerai berai.
Hal ini ditambah dengan pandangan yang menimbulkan watak
etnosentrisme dan primordialisme sempit. Etnosentrisme adalah suatu
pandangan yang melekat pada diri seseorang (masyarakat) yang menilai
kebudayaan-kebudayaan lain, selalu diukur dengan nilai kebudayaannya.
Sedangkan primordialisme adalah pemikiran yang mengutamakan atau
menempatkan pada tempat yang pertama kepentingan suatu kelompok
atau komunitas masyarakat.
Selain itu terjadinya
Etnopolitic Conflict
dalam dua dimensi yaitu
dimensi pertama adalah konflik di dalam tingkatan ideologis, konflik ini
terwujud di dalam bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh etnik
pendukungnya serta menjadi ideologi dari kesatuan sosial. Dimensi kedua
adalah konflik yang terjadi dalam tingkatan politis, pada konflik ini terjadi
dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan, dan
sumber ekonomi yang terbatas dalam masyarakat.
23
Konflik Sosial
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto
(1996:98), seba
b terjadinya
konflik ada tiga. Pertama, perbedaan antarindividu, karena perasaan,
pendirian, pendapat. Kedua, bentrokan kepentingan baik ekonomi maupun
politik. Ketiga, perubahan sosial dalam masyarakat dapat mengubah nilai
sosial sehingga menimbulkan perbedaan pendirian. Adanya perbedaan
kepribadian yang ada di dalam masyarakat karena adanya perbedaan latar
belakang kebudayaan, agama, dan bahasa. Selain itu dengan perubahan
sosial yang semakin cepat mengakibatkan perubahan sistem nilai yang ada
di dalam masyarakat sehinga hal ini mengakibatkan konflik.
Berbagai dampak dari adanya konflik sosial yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat bervariasi dan tidak selamanya bersifat negatif.
Adapun dampak konflik sosial adalah:
a.
Tambahnya rasa solidaritas dalam kelompok.
b.
Berubahnya sikap atau kepribadian baik yang mengarah kepada hal-
hal yang bersifat negatif maupun positif.
c.
Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok.
d.
Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi
benturan fisik.
e.
Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok
yang kalah.
f.
Munculnya kompromi baru apabila pihak yang bertikai mempunyai
kekuatan yang seimbang.
Menurut Dahrendorf (Ritzer, 2000:153), masyarakat memiliki dua
wajah yaitu konflik dan consensus. Teori konflik menguji konflik
kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat
bersama di hadapan tekanan tersebut. Teori consensus menguji integrasi
dalam masyarakat. Artinya masyarakat tak kan ada tanpa consensus dan
konflik yang menjadi persyaratan satu sama lain.
3.
Pengendalian Konflik
Konflik tidak akan terjadi apabila masyarakat dapat dikendalikan
dengan baik, sehingga kerugian akibat dari konflik dapat ditekan
sedemikian rupa.
Ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial,
yaitu:
a.
Konsiliasi
Merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang utama.
P
engendalian ini terwujud melalui lembaga tertentu yang memungkinkan
tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan. Pada umumnya,
24
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
bentuk konsiliasi terjadi pada masyarakat politik. Lembaga parlementer yang
di dalamnya terdapat berbagai kelompok kepentingan akan menimbulkan
pertentangan-pertentangan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini,
biasanya lembaga ini melakukan pertemuan untuk jalan damai.
Untuk dapat berfungi dengan baik dalam melakukan konsiliasi, maka
ada empat hal yang harus dipenuhi yaitu:
1)
Lembaga tersebut merupakan lembaga yang bersifat otonom.
2
)
Kebudayaan lembaga tersebut harus bersifat monopolitis.
3)
Peran lembaga tersebut harus mengikat kepentingan semua kelompok.
4)
Peran lembaga tersebut harus bersifat demokratis.
b.
Mediasi
Merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara
membuat konsensus di antara dua pihak yang bertikai untuk mencari
pihak ketiga yang berkedudukan netral sebagai mediator dalam
peny
elesaian konflik. Pengendalian ini sangat berjalan efektif dan mampu
menjadi pengendalian konflik yang selalu digunakan oleh masyarakat.
Misalnya pada konflik berbau
sara
di Poso, dimana pemerintah menjadi
mediator menyelesaikan konflik tersebut tanpa memihak satu sama lainnya.
c.
Arbitrasi
Merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara kedua
belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk menerima atau terpaksa
hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan untuk menyelesaikan
konflik.
Ketiga jenis pengendalian konflik ini memiliki daya kemampuan
untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya ledakan
sosial dalam masyarakat.
Untuk mengingatkan kalian kembali mengenai pembahasan tentang
konflik sosial, coba kerjakanlah kegiatan berikut ini.
Analisis Sosial
“Coba kembangkan wawasan kemajemukan kalian!”
Coba amatilah masyarakat etnis Cina, kemudian kemukakan
pendapat kalian mengapa mereka sering menjadi sasaran dalam
peristiwa amuk massa di Indonesia. Menurut kalian apa solusi yang
paling tepat untuk menyelesaikannya?
25
Konflik Sosial
B.
Integrasi Sosial sebagai Penyelesaian
1.
Pengertian Integrasi Sosial
Menurut Devid Lockwood, konsensus dan konflik merupakan dua
sisi dari suatu kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secara
bersama-sama di dalam masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang
dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok dan antarkelompok.
Demikian pula halnya dengan konsensus, konsensus dapat pula terjadi
antarindividu, individu dengan kelompok dan antarkelompok.
Menurut R. William Liddle, konsensus nasional yang mengintegrasikan
masyarakat yang pluralistik pada hakekatnya adalah mempunyai dua
tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang
tangguh. P
ertama sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang
batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik dalam
mana mereka sebagai warganya. Kedua, apabila sebagian besar anggota
masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-
aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas
wilayah negara yang bersangkutan.
Menurut Nasikun (1984:82) menambahkan bahwa integrasi nasional
yang kuat dan tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus nasional
mengenai batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang
berlaku seluruh masyarakat tersebut. Kemudian, suatu konsensus nasional
mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan, melalui suatu konsensus nasional
mengenai "sistem nilai" yang akan mendasari hubungan-hubungan sosial
di antara anggota suatu masyarakat negara. Adapun upaya yang telah
dilakukan adalah:
a.
Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak
perbedaan, perasaan, keinginan dan ukuran penilaian.
b.
Mengembangkan sikap toleransi di dalam kelompok sosial.
c.
Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu
konsensus
d.
Mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur-kultur etnis yang
ada.
e.
Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara
bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
f.
Mengakomodasi timbulnya etnis.
26
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
g.
Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi.
h.
Menghilangkan pengkotak-pengkotakan kebudayaan.
2.
Syarat-syarat Integrasi Sosial
Integrasi sosial akan terbentuk dimasyarakat apabila sebagian besar
anggota masyarakat tersebut memiliki konsensus tentang batas wilayah
atau negara tempat mereka tinggal. Sebagian besar masyarakat sepakat
mengenai struktur sosial yang dibangun termasuk nilai-nilai dan norma-
norma, serta pranata-pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut W
illiam F. Ogburn dan Mayor Nimboff (Dahrum Usman dalam
www.neonovan.yopcities.com/etnokonflik.htm), syarat terjadinya integrasi
sosial adalah:
a.
Anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan
satu dengan yang lainnya.
b
.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup.
c.
Masyarakat telah menjalani nilai dan norma secara konsisten.
3.
Bentuk Integrasi Sosial
Di dalam masyarakat yang multi, integrasi sosial terjadi secara
bertahap sebagai law
an dari konflik dalam masyarakat tersebut. Para
sosiolog mengidentifikasikan bentuk integrasi sosial ada dua macam,yaitu:
a.
Asimilasi
Merupakan proses sosial taraf lanjut yang ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara
individu atau kelompok di dalam masyarakat. Proses integrasi demikian
segala tindakan, sikap, dan proses mental selalu memperhatikan tujuan
bersama, sehingga orang tidak lagi membedakan dirinya dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Batasan antar kelompok akan hilang dan lebur
menjadi satu.
Suatu asimilasi akan berhasil apabila didorong oleh faktor sebagai
berikut:
1)
Adanya toleransi antara kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan sendiri.
2
)
Tiap individu dan kelompok memiliki kesempatan yang sama
dibidang ekonomi.
3)
Adanya sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang
didukung oleh masyarakat lain.
27
Konflik Sosial
4)
Sikap terbuka dari golongan penguasa di masyarakat.
5)
Pengetahuan tentang persamaan unsur budaya yang berlainan.
6)
Perkawinan campuran akan mengurangi dan menyatukan perbedaan.
7)
Adanya musuh bersama dari luar masyarakat.
Perhatikan bagan asimilasi di bawah ini!
Bagan 2.1
Asimilasi
Penjelasan Bagan 2.1 Asimilasi:
Unsur kebudayaan baru yang timbul sebagai akibat pergaulan
orang-orang dari kelompok-kelompok yang berlainan.
Unsur-unsur kebudayaan baru tersebut berbeda dengan kedua
kebudayaan yang bertemu.
Unsur kebudayaan baru yang timbul sebagai akibat pergaulan orang-
orang dari kelompok-kelompok yang berlainan. Unsur-unsur kebudayaan
baru tersebut berbeda dengan kedua kebudayaan yang bertemu.
b.
Akulturasi
Adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur
kebudayaan asing diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menghilangkan kepribadian itu sendiri. Proses akulturasi ini menyebabkan
budaya yang lemah akan menyatu pada kebudayaan yang lebih kuat
tetapi masing-masing kebudayaan tidak menghilangkan ciri khasnya.
Misalmya, kebudayaan Islam yang masuk pada budaya Jawa kemudian
berkembang menjadi kebudayaan Islam Jawa. Dalam proses ini unsur-
unsur kebudayaan Jawa tidak hilang walaupun dimasuki unsur Islam.
28
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
Perubahan yang bersifat akulturasi sebagai akibat
direct cultural
transmission
(transmisi kebudayaan langsung), kasus-kasus non struktural
seperti: ekologi, demografi, modifikasi kebudayaan, dan keterlambatan
kebudayaan. Bentuk akulturasi seperti pada bagan di bawah ini.
Bagan 2.2
Akulturasi
Penjelasan Bagan 2.2 Akulturasi:
,
Unsur-unsur kebudayaan yang diperoleh dari kebudayaan lain
sebagai akibat pergaulan yang intensif dan lama.
4.
Faktor-faktor Pendorong
Setiap integrasi sosial ada yang mendorong untuk terjadi secara
bertahap di dalam masy
arakat. Tahapan-tahapan terjadinya integrasi sosial
secara sistematis dan tidak asal-asalan. Adapun faktor pendorong adalah:
a.
homogenitas kelompok
b
.
besar kecilnya kelompok
c.
mobilitas geografis
d.
efektifitas dan efisiensi
Untuk mengingatkan kalian kembali dan meningkatkan pemahaman
kalian mengenai integrasi sosial, coba kerjakan kegiatan berikut ini!
Analisis Sosial
“Coba kembangkan kecakapan hidup kalian!”
Bagaimana sikap dan tindakan kalian terhadap perbedaan-perbedaan
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat!
29
Konflik Sosial
Rangkuman
1.
Konflik sosial merupakan proses sosial antar perorangan atau
kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan
paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga
menimbulkan gap atau jurang pemisah interaksi sosial diantara
pihak yang bertikai.
2.
Konflik juga diakibatkan oleh perubahan sosial yang semakin
cepat dan mengakibatkan perubahan sistem nilai yang ada di
dalam masyarakat.
Uji Kompetensi
A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf
a
,
b
,
c
,
d
, atau
e
!
1.
Adanya diskriminasi terhadap kelompok masyarakat tertentu
mengakibatkan konflik sosial yang berkepanjangan. Hal ini
muncul karena ... .
a.
kebanggaan terhadap etnis sendiri
b.
sikap menghargai kebudayaan lain
c.
sikap saling menerima dan menghargai kebudayaan lain
d.
sikap primordialisme yang berlebihan
e.
adanya difusi antar budaya
2.
Berkembangnya aksi pergolakan di daerah-daerah yang
menuntut kemerdekaan merupakan ancaman terhadap ... .
a.
integrasi suku bangsa
b.
integrasi masyarakat budaya
c.
integrasi sistem kekerabatan
d.
integrasi bangsa
e.
integrasi ras/etnik
30
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
3.
Yang merupakan contoh konflik akibat adanya isu agama adalah
... .
a.
konflik Ambon
b.
konflik Sampit
c.
konflik Gerakan Aceh Merdeka
d.
konflik Sambas
e.
konflik Operasi Papua Merdeka
4.
Terciptanya integrasi bangsa merupakan harapan semua anggota
masyarakat sehingga sangat penting mendorong warga negara
untuk saling menerima perbedaan. Ancaman disintegrasi
biasanya muncul karena ... .
a.
tidak terwujudnya tujuan masyarakat bangsa
b.
lunturnya nilai-nilai bangsa yang mengakui adanya
perbedaan
c.
tidak dipatuhinya aturan-aturan yang telah disepakati
bersama
d.
adanya perbedaan kepentingan dan kebutuhan
e.
munculnya kelompok dominan dalam masyarakat bangsa
5.
Konflik sosial dapat terjadi apabila masuknya anggota baru ke
dalam kelompok tidak diterima. Hal ini bisa terjadi misalnya ... .
a.
pertemuan dengan teman lama
b.
seorang pemburu binatang yang sedang berada di hutan
c.
penduduk transmigran Jawa ke Kalimantan
d.
interaksi antar warga kota
e.
masuknya teknologi ke pedesaan
6.
Salah satu contoh gerakan vertikal yang dapat mengancam
disintegrasi bangsa yaitu ... .
a.
konflik antar ras
b.
konflik antar agama
c.
konflik antar suku bangsa
d.
konflik antar golongan
e.
konflik perebutan tanah
31
Konflik Sosial
7.
Konsekuensi dari stratifikasi dan diferensiasi sosial dalam
masyarakat Indonesia mengarah pada terjadinya ... .
a.
konflik/disintegrasi
b.
konsensus nasional
c.
masyarakat majemuk
d.
integrasi nasional
e.
masyarakat multikultural
8.
Adanya diskriminasi terhadap kelompok masyarakat tertentu
mengakibatkan konflik sosial yang berkepanjangan. Hal ini
muncul karena ... .
a.
kebanggaan terhadap etnis sendiri
b.
sikap menghargai kebudayaan lain
c.
sikap saling menerima dan menghargai kebudayaan lain
d.
sikap primordialisme yang berlebihan
e.
adanya difusi antar budaya
9.
Ancaman disintegrasi biasanya muncul karena ... .
a.
tidak dipatuhinya aturan-aturan yang telah disepakati
bersama
b.
munculnya kelompok dominan dalam masyarakat bangsa
c.
tidak terwujudnya tujuan masyarakat bangsa
d.
adanya perbedaan kepentingan dan kebutuhan
e.
lunturnya nilai-nilai bangsa yang mengakui adanya
perbedaan
10. Menurut R. William Liddle, prasyaraat tumbuhnya integrasi
nasional salah satunya adalah adanya kesepakatan tentang ... .
a.
batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan
politik dimana mereka sebagai warganya
b.
batas-batas sumber ekonomi dan sumber daya alam yang
ada
c.
batas-batas mencampuri urusan suku bangsa lain
d.
batas-batas pergaulan antar suku bangsa
e.
batas-batas teritorial
32
Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban
yang singkat dan jelas!
1.
Bagaimana sebenarnya struktur kemajemukan bangsa Indonesia?
2.
Apa yang kalian tahu tentang konflik? Mengapa setiap
masyarakat rentan terjadinya konflik?
3.
Coba kalian jelaskan (gunakan logika berpikir) bagaimana
gerakan separatisme selalu muncul di masyarakat majemuk?
4.
Identifikasikan bentuk-bentuk akomodasi yang dapat
mengurangi konflik?
5.
Bagaimana menurut pandangan kalian dalam memahami
kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk?
Proyek
“Coba kembangkan wawasan kontekstual kalian!”
Amatilah lingkungan sosial tempat tinggal kalian. Carilah data-data
mengenai terjadinya konflik sosial akibat adanya perubahan sosial.
Bandingkan hasil analisa kalian dengan analisa dari para ahli yang
dimuat di berbagai media massa.