Halaman
Pelajaran 7
Mengapresiasi
Karya Seni Teater
Nusantara
Aksi dua orang pemain dalam
pementasan wayang wong
Sumber:
www.maswino.
fi
les.
wordpress.com
Bangsa Indonesia terdiri atas banyak suku.
Karena itu, di Indonesia terdapat beragam teater
daerah. Di Pulau Sumatra ada teater saman,
dulmuluk, mendu, randai, dan mak yong. Di
Pulau Jawa kita menjumpai lenong, longser,
ludruk, ketoprak, wayang wong, dan sintren.
Masyarakat Bali memiliki drama gong, kecak, dan
arja. Di Sulawesi ada teater sinrili.
Di samping teater daerah atau teater
tradisional, bangsa Indonesia juga mengenal
teater modern. Jenis teater ini semula merupakan
hasil pengaruh teater Barat. Akan tetapi, dalam
perkembangannya teater modern Indonesia
semakin banyak menyerap unsur-unsur dan sifat-
sifat teater daerah.
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa
mampu mengapresiasi karya seni teater
melalui kemampuannya dalam:
• mengidentifikasi jenis karya seni
teater Nusantara, dan
• menunjukkan sikap apresiatif
terhadap keunikan dan pesan moral
seni teater Nusantara.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
94
Peta Konsep
• Teater Nusantara
• Teater tradisional
• Teater modern
K
a
t
a
K
u
n
c
i
• Keunikan
• Pesan moral
Teater
Nusantara
Jenis-jenis karya
teater Nusantara
Apresiasi teater
Nusantara
Mengenal teater
tradisional di
Indonesia
Mengenal teater
transisi dan modern
di Indonesia
Mengenal keunikan
seni teater Nusantara
Mengetahui pesan
moral dalam seni
teater Nusantara
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
95
A.
Jenis Karya Teater Nusantara
1. Teater Tradisional
Teater tradisional adalah teater yang lahir dan berkembang di daerah-daerah,
mengambil falsafah dan pola kehidupan keseharian daerah setempat, dan biasanya
menggunakan pakaian adat dan bahasa setempat.
Teater tradisional sampai sekarang masih ada dan tetap bertahan di zaman
modern seperti sekarang ini. Berabad-abad teater ini hidup di tengah masyarakatnya.
Hal ini menunjukkan bahwa teater tradisional masih memiliki tempat di hati para
pecintanya. Upaya pewarisan dari generasi ke generasi berjalan bak air mengalir
begitu saja karena teater tradisional adalah teater rakyat yang selalu bersentuhan
dengan kegiatan sehari-hari. Pelestarian juga dilakukan oleh pihak-pihak terkait,
termasuk pemerintah. Ini dapat terlihat dengan diakui dan dipentaskannya teater
tradisional di lingkungan keraton atau pemerintahan. Teater tradisional bahkan
dapat disaksikan di televisi dalam skala nasional. Ini merupakan perwujudan
pelestarian seni teater sebagai aset budaya yang berharga.
Berdasarkan tempat asal daerah dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok yang berasal dari daerah Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta,
Jakarta, dan Jawa Timur) dan kelompok dari luar Jawa (Bali, dan daerah sekitar
Sumatra).
a. Teater Tradisional Daerah Jawa
Jawa merupakan daerah yang memiliki cukup banyak teater tradisional,
berikut ini beberapa teater tradisional daerah Jawa.
1) Teater Ketoprak
Ketoprak adalah jenis teater yang
lahir dan berkembang di Yogyakarta
sekitar 1925-1927. Ketoprak awalnya
dikenal dengan nama Ketoprak
Ongkek atau Ketoprak Barangan yang
hampir setingkat dengan ngamen.
Alat-alat musik pengiringnya terdiri
atas kenong, gendang, terbang, dan
seruling. Biasanya, teater ini dilakukan
dengan menari, berjoget disertai
nyanyian dan dialog-dialog dalam
bahasa Jawa sehari-hari. Pentasnya
di tempat terbuka atau di dalam
ruangan, bahkan dipentaskan pula di
lingkungan keraton. Lakon yang dibawakan merupakan cerita rakyat dan kisah
kepahlawanan. Pementasan ketoprak menggunakan unsur lawakan atau dagelan
disertai dengan tarian atau gerakan yang sederhana serta waktu pertunjukannya
singkat.
Gambar 7.1
Pementasan ketoprak
Sumber:
stiab.net
fi
rms.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
96
2) Wayang orang
Wayang orang atau disebut
juga wayang wong adalah cerita
yang mengambil lakon dalam kisah
pewayangan (wayang purwa /wayang
kulit). Kisah yang diambil seputar
cerita Mahabarata dan Ramayana versi
Jawa (ringgit purwa). Dipentaskan
dengan pemeran orang-orang dewasa
dan disajikan dengan gerakan tari.
Tata rias dan tata busana dalam
teater ini bersifat mengikat dan harus
disesuaikan dengan pakem dalam
pewayangan.
Wayang orang disebut juga kesenian tradisional multimedia karena
merupakan gabungan dari seni-seni yang lain seperti seni sastra (naskah/cerita),
musik (gamelan dan tembang), drama (dialog dan akting), tari (tarian dan gerakan),
serta seni rupa (properti, busana, panggung, dan tata rias).
Wayang wong ditemukan oleh Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792)
ataupun Mangkunegara I (1757-1795). Keraton menganggap bahwa wayang orang
selain sebagai hiburan juga sebagai bagian ritual kenegaraan, seperti upacara
pernikahan, khitanan, dan penyambutan tamu.
Wayang orang mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan Sri
Sultan Hamengkubuwono VII (1921-1939) yang menghasilkan sebelas pementasan
wayang orang. Pertunjukan ini dipentaskan secara maraton selama tiga sampai
empat hari dengan melibatkan sekitar 300-400 penari pria.
3) Ludruk
Ludruk adalah kesenian khas rakyat
yang berasal dari Jawa Timur berbentuk
sandiwara (drama) yang dipertontonkan
dengan menari dan menyanyi yang
dipentaskan di tempat terbuka atau
di dalam ruangan. Keunikan lain dari
ludruk adalah semua pemainnya adalah
pria, termasuk peran wanita.
Ludruk diawali dengan tarian yang
ditarikan sambil bernyanyi yang disebut
tari Ngremo.
4) Reog
Reog adalah seni tradisional yang merupakan hiburan rakyat dan
dipertontonkan dalam bentuk tarian di tempat terbuka. Seni ini mengandung unsur
magis. Penari utamanya adalah orang yang mengenakan hiasan topeng berkepala
singa dengan hiasan bulu merak yang mengembang ke atas seperti kipas berukuran
Gambar 7.2
Satu adegan dalam wayang orang
Sumber:
www.maswino.
fi
les.wordpress.com
Gambar 7.3
Tari Ngremo biasanya muncul mengawali ludruk
Sumber:
kogi2009.com
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
97
besar. Pemain lain adalah beberapa
penari bertopeng dan berkuda
lumping yang semuanya laki-laki yang
biasanya mengenakan baju khas Jawa
dan berkaos loreng (putih dengan
strip horizontal berwarna merah).
Tontonan tradisional ini bersifat
humor (jenaka) yang mengandung
sindiran atau plesetan terhadap
situasi dan kondisi masyarakat.
5) Lenong
Lenong adalah jenis pertunjukan
sandiwara yang berasal dari Betawi
(Jakarta) yang dipentaskan dengan iringan gambang kromong. Dialognya
menggunakan dialek Betawi serta diselingi dengan lawakan dan adegan silat.
6) Sendratari (seni drama dan tari)
Sendratari adalah teater yang menggabungkan drama atau cerita yang
disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, diiringi oleh musik gamelan,
dan menampilkan cerita-cerita lama atau cerita pewayangan, seperti sendratari
Jaka Tarub.
7) Topeng bonjet
Teater ini adalah salah satu jenis teater tradisi yang merupakan sandiwara
tradisional yang berasal dari Karawang (Jawa Barat).
8) Wayang golek
Wayang golek adalah jenis seni pertunjukan yang berasal dari Jawa Barat.
Wayang golek berupa boneka kayu yang telah didistorsi sedemikian rupa yang
merupakan perwujudan dari kisah Mahabarata dan Ramayana yang dimainkan
oleh seorang dalang.
Wayang golek bentuknya tiga dimensi yang diukir, dipahat, dan dihias
dengan cat dan aksesori berupa seperangkat baju lengkap berupa batik. Wayang
golek mempunyai tangan yang bisa bergerak. Wayang tersebut dipancangkan
pada pohon pisang yang ditaruh dengan posisi horizontal. Dalang menghadap
ke penonton. Waktu pertunjukan semalam suntuk dengan diselingi lawakan dari
tokoh ponakawan cepot, gareng, dawala, dan semar. Dalang yang terkenal saat
ini adalah Ade Sunandar Sunarya dan Asep Sunandar Sunarya.
9) Wayang kulit
Hampir sama dengan wayang golek, wayang kulit berbentuk pipih,
menggunakan media layar, lawakan di bawakan oleh Semar, Gareng, Petruk, dan
Bagong. Berasal dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dalang yang terkenal
saat ini adalah Ki Manteb Sudarsono.
Gambar 7.4
Aksi seorang penari dalam pementasan reog
Sumber:
cache.daylife.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
98
b. Teater Tradisional Luar Jawa
Teater tradisional tidak hanya tumbuh di pulau Jawa saja, melainkan di
daerah luar Jawa pula. Berikut ini adalah beberapa contoh teater tradisional yang
ada di luar Jawa.
1) Randai
Randai adalah jenis seni teater
tradisi daerah Minangkabau. Bentuk
penyajiannya dilakukan dengan dialog
yang disampaikan dengan dendang atau
gurindam. Pertunjukannya dilakukan di
arena dalam bentuk formasi penonton
dan posisi melingkar. Secara bebas randai
diartikan dengan “bersenang-senang sambil
membentuk lingkaran”.
Randai biasanya menampilkan
peristiwa-peristiwa bersejarah, tradisi
dan adat Minangkabau, serta pelajaran
budi pekerti yang diturunkan oleh orang
tua terhadap anak-anaknnya dalam
mempersiapkan kehidupannya ke depan.
Adapun bagian paling ditunggu dan menarik adalah keb
ij
akan abadi berupa nasihat
atau petuah tradisional yang dipaparkan kepada penonton dalam bentuk dialog.
2) Mamanda
Mamanda adalah jenis teater khas daerah Kalimantan Selatan. Pertunjukannya
dilakukan dengan busana tradisional yang mewah dan serba gemerlap, pemain
mengenakan ikat kepala khas melayu, diringi dengan musik sederhana yang
bersifat sugestif. Pertunjukan dipentaskan di lapangan terbuka dengan penonton
mengelilingi pertunjukan.
3) Sanghyang
Sanghyang adalah teater yang berkembang di Bali yang disuguhkan dalam
bentuk tari yang bersifat religius dan sekaligus tarian yang berfungsi sebagai
penolak bala atau wabah penyakit.
Selain sanghyang, terdapat pula beberapa jenis teater yang tumbuh dan
berkembang yang selalu dimainkan oleh rakyat Bali seperti teater tari calon arang
yang pemainnya selalu mengenakan pakaian topeng (barong) yang menceritakan
tentang sifat manusia antara kebaikan dan keangkaramurkaan. Tari kecak, barong,
dan drama gong yang semuanya bermuatan religius, sebuah persembahan untuk
para dewa.
4) Mak yong
Mak yong adalah sebutan teater rakyat yang berasal dari daerah Riau. Teater
ini diperkirakan muncul pada abad kesembilan belas, yang diyakini mendapat
pengaruh dari budaya Hindu-Buddha Thailand dan Hindu Jawa. Mak yong
t
p
y
g
a
d
d
m
p
d
b
Gambar 7.5
Pementasan randai
Sumber:
reisha.
fi
les.wordpress.com
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
99
dikaitkan juga dengan nama dewi
padi, yaitu Dewi Sri (mak yong
berasal dari frasa mak hyang).
Mak yong berasal dari perpaduan
berbagai lintas budaya maka lakon
ceritanyapun beragam seperti cerita
kepahlawanan atau panji dari Jawa,
cerita wayang kulit, teater bangsawan
Melayu, dan cerita yang dikembangkan
dari teater menora dari Thailand. Pada
akhirnya, mak yong sangat kental
dengan budaya Melayu.
2. Teater Modern
Teater modern adalah teater yang telah mengalami pengaruh-pengaruh dari
luar (budaya Barat). Dalam konteks ini, teater modern diartikan pula sebagai jenis
teater yang menggunakan naskah.
Dalam teater modern, naskah menjadi bagian yang sangat penting. Semua
unsur pertunjukan didasarkan pada naskah. Para pemain harus berdialog sesuai
naksah. Begitu juga bagian lainnya seperti penata artistik, mereka harus patuh
terhadap tuntutan naskah. Teater modern pun biasa dipentaskan di sebuah gedung
pementasan. Musik pengiring pun sudah menggunakan alat musik tradisional
modern. Alat musik modern antara lain piano, organ, dan gitar. Cerita atau lakon
yang disajikan pun berupa cerita-cerita dari barat atau cerita tentang kondisi sosial
di masyarakat seperti kritik sosial dan kondisi politik.
Teater modern berkembang sejak abad ke-19. Teater modern Indonesia telah
banyak menghasilkan karya seniman-seniman ternama yang memiliki karakter dan
jiwa kepenulisan yang luar biasa. Mereka mewakili genre dengan tema tertentu,
misalnya sebagai berikut.
Tema kemerdekaan: Rustam E
ff
endi, Sanusi Pane, dan Arm
ij
n Pane.
•
Tema semangat perjuangan: Utuy Tatang Sontani, Usmar Ismail, Emil Santosa.
•
Tema industrialisasi: Jim Lim, Teguh Karya, W.S. Rendra, Suyatna Anirun,
•
Ari
fi
n C. Noer, Putu W
ij
aya, dan N. Riantiarno.
Berdasarkan perkembangan teater dalam buku
Drama
(2007), secara kronologis,
perkembangan teater modern Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Teater Angkatan Awal (Permulaan)
Teater ini berkembang sekitar 1920-1930 yang mengusung tema hiburan
semata. Contoh teater yang muncul pada angkatan ini adalah sebagai berikut.
Oreon dengan pimpinan TD. Tio Jr.
•
Dardanella yang dipimpin oleh A. Piedro
•
b. Sastra-Sastra Lakon dalam Kurun Waktu 1926-1942
Bebasari
•
(1926) karya Rustam E
ff
endi
Ken Arok dan Ken Dedes
•
(1934) karya Muh. Yamin
Gambar 7.6
Para pemain mak yong
Sumber:
www.dancemalaysia.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
100
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata, Erlangga
•
(1928),
Eenzame Garoedavlucht
(1932),
Kertajaya
(1933), dan
Manusia Baroe
(1940) karya Sanusi Pane
Lukisan Massa
•
(1973),
Setahun di Bedahulu
91938), dan
Nyai Lenggang Kencana
(1939) karya Arm
ij
n Pane
Bansacara
•
dan
Rangapadmi
karya Ajirabas
c. Angkatan Pertumbuhan
Angkatan ini berkembang sekitar 1940-1960. Kelompok teater pada angkatan
ini antara lain sebagai berikut.
Kelompok teater Bintang Surabaya dipimpin oleh Njoo Tjeong Sen
•
Terang Bulan dipimpin oleh The Teng Jjoen
•
Maya dipimpin oleh Usmar Ismail
•
ATNI, sebuah akademi yang dipimpin oleh Asrul Sani, Usmar Ismail, Sitori
•
Situmorang, dan Wiratmo Sukito
d. Sastra Lakon Periode 1942-1945
Taufan di Atas Asia
•
,
Intelek Istimewa, Dewi Reni, Insan Kamil, Rogaya, Bambang
Laut
karya El. Kasim (1943)
Liburan Seniman
•
(1944),
Api
(19450,
Mutiara dan Nusa Laut
(1943),
Mekar Melati
(1945), karya Usman Ismail
Kami, Perempuan
•
(1943),
Antara Boemi dan Langit
(1944),
Jinak-Jinak Merpati
(1945), dan
Barang Tiada Berbahaya
(1945) karya Arm
ij
n Pane
Kejahatan Membalas Dendam
•
(1945),
Jibakoe Aceh
(1945),
Dokter Bisma
(1945)
karya Idroes
Tuan Amin
•
(1945) karya Amal Hamzah
e. Sastra Lakon Periode 1945-1950
Suling
•
(Drama bersajak, 1946) dan bunga Rumah Makan (1947) karya Utuy
Tatang Sontani
Keluarga Surono
•
(1948) karya Idroes
Tembang (1949) karya Trisno Sumarjo
•
f. Sastra Lakon setelah Tahun 1950 (Babak Perkembangan)
Gambar 7.7
Teater Roar dan Lumimut Karya Remy Silado
Sumber:
www.sinarharapan.co.id
Bentrokan dalam Asmara
•
(1952), keluarga
R. Sastro (1954),
Rak Dallah in Ekstermis
(1959), dan
Rencak Kesepian
karya Achdiat
Karta Miharja
Lakbok dan Kapten Stap
•
karya Aoh Karta
Hadimaja
Genderang Bratayuda
•
(1953) dan
Candera
Kirana
(19530 karya Sri Murtono
Prabu dan Putri
•
(1950),
Neddie dan
Tu t i
((1951) karya Muh. Rustandi
Kartakusumah
Dokter Kambuja
•
(1951) karya Trisno
Sumarjo
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
101
P
e
l
a
t
i
h
a
n
1
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Apa yang dimaksud dengan teater tradisional?
2.
Jelaskan pengelompokan teater tradisional berdasarkan daerahnya!
3.
Apa perbedaan teater tradisional dan teater modern Nusantara?
4.
Bagaimana cara melestarikan teater tradisional?
5. Sebutkan beberapa kelompok teater modern yang kamu ketahui disertai
karyanya!
B.
Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara
Setiap teater yang lahir dan berkembang di daerah memiliki keunikan dan ciri
khas sendiri. Masing-masing keunikan itu terlihat pada bentuk, cara penampilan,
pemakaian kostum, alat pendukung, properti, dan sebagainya. Berikut ini
d
ij
elaskan keunikan dari teater mak yong.
1. Pengertian
Mak yong adalah seni peran berbentuk lakonan cerita. Setengah abad yang
lalu, seni pertunjukan ini hidup dan berkembang di beberapa tempat dalam
kawasan Kepulauan Riau, berfungsi sebagai hiburan rakyat di pesisir pantai.
Bunga Semerah Darah, Orang-orang di Tikungan Jalan
•
(mendapat hadiah BMKN
1952, dan terbit sebagai buku pada 1957),
Segumpal Daging Bernyawa
(1961),
dan
Tak Pernah Menjadi Tua
(1965) karya Utuy Tatang Sontani
Sejuta Matahari
•
(1960),
Barabah
(1961),
Langit Kegelapan
(1962),
Malam Pengantin
Di Bukit Kera
(1963),
Nyonya dan Nyonya
(1963) karya Motinggo Busye
Domba-Domba Revolusi
•
(1962) karya Bambang Sularto
Murka•
(1963),
Hari Masih Panjang
(1963) karya Ali Audah
Bulan Delima dan Bulan Bujur sangkar
•
(1960),
Taman dan Sang Tamu
karya Iwan
Simatupang
Nona Maryam
•
(1955),
Bui, Tujuh Orang Tahanan, Laki-laki Jaga Malam
, dan
Setetes
Darah
karya Kirjomulyo
g. Angkatan Penalaran (sekitar tahun 1960-sekarang)
Studiklub
•
Teater Bandung (STB) dipimpin oleh Jim Adhi Limas, Suyatna
Anirun, Fred Wetik, dan Saini KM
Federasi
•
Teater kota Bogor dipimpin oleh Tau
fi
k Ismail
•
Teater Popular dipimpin oleh Teguh Karya
Bengkel
•
Teater Rendra dipimpin oleh WS. Rendra
•
Teater Ketjil dipimpin oleh Ari
fi
n C. Noer
Dapur
•
Teater dipimpin oleh Remy Silado
•
Teater Danarto dipimpin oleh Danarto
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
102
2. Nama dan Etimologi
Jika diperhatikan pada perkataannya, “mak yong” seolah-olah merupakan
nama orang. Mak artinya ibu, yong dalam bahasa Melayu Lama artinya sulung atau
orang pertama. Jadi, ibu yang sulung. Ada pula yong dalam bahasa Melayu Lama
yang berarti buncit perut. Buyong adalah orang mengandung sampai 9 bulan. Tentu
artinya, seorang ibu yang perutnya buncit.
3. Unsur Lakonan
Teater tradisional mak yong pada hakikatnya merupakan seni pertunjukan
khas kerakyatan yang mengandung unsur lakon dalam cerita yang dimainkan
penuh dengan semarak bunyi- bunyian. Tiupan na
fi
ri, pukulan gendang panjang,
dan gedombak, paluan mong serta breng, dan gung. Sementara itu, lawak jenaka
dan tari-menari secara anyam-menganyam serta jalin-berjalin menjadi suatu
kesatuan pertunjukan yang dipertontonkan dalam waktu tertentu. Namun, pola
cerita mak yong masih berbau kerajaan tempo dulu.
Berikut ini merupakan beberapa unsur pada teater mak yong. Jika unsur
tersebut disatukan, akan menjadi satu kesatuan yang padu.
a.
Unsur lakon baik dalam wujud yang sederhana maupun yang kompleks.
b. Unsur cerita yang diperankan oleh beberapa orang pemain.
c. Unsur musik.
d. Unsur lawak jenaka.
e. Unsur tari.
f. Unsur nyanyi.
g. Unsur penonton secara berkomunikatif, kadang-kadang ikut aktif dan terlibat
dalam satuan ataupun susunan permainan.
4. Urutan Segmen Teateral
Dari awal hingga berakhirnya alur cerita dalam pertunjukan mak yong, pola
permainannya secara mentradisi terbagi atas beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Buang Basa atau Buka Tanah
Buang basa atau buka tanah dilakukan sebagai upacara pendahuluan sebelum
pertunjukan dimulai. Hakikat buang basa ini untuk menghalau segala jembalang dan
penunggu tanah tempat bermain supaya tidak mengganggu jalannya pertunjukan.
Sebagai perlengkapan upacara, ketua panjak yang mengetuai pergelaran itu
mempersiapkan alat-alat, yaitu:
(1) sebuah pedupa yang berisi bara api;
(2) kemenyan;
(3) sekapur sirih;
(4) segulung rokok daun nipah; dan
(5) sebintil tembakau sumpal atau sentil.
Barang-barang tersebut, pada hakikatnya sebagai upah untuk para jembalang
yang akan disampaikan dalam sebuah mantera yang dibacakan oleh ketua panjak.
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
103
b. Mak Senik Buka Kipas Awang
Permulaan adegan, didahului dengan Mak Senik atau mak yong membuka
kipas yang menutupi muka Awang Peran. Setelah masing-masing bergelar:
1) Awang Peran : “Hai Senik si Mak Senik, inilah Awang si Awang Peran!”
2) Mak Senik
:
“Hai Awang si Awang Peran, sini Mak Senik bawa hang berlakon
peran!”
Awang mulai berseloka dan menari, diikuti oleh mak yong yang berlakon
tuan putri. Para dayang pengasuh pun bermunculan serta terlibat dalam peran
pembukaan lakon.
c. Lakon atau Peran
Pelaksanaan peran alur cerita secara beruntun, hingga Awang Peran dapat
mengalahkan Batok si pengganggu suasana.
d. Buang Bala
Pelakon yang berperan sebagai Batok atau si penjahat yang telah dikalahkan
oleh Awang Peran itu, menelentangkan topeng yang dipakainya. la digiring oleh
Awang Peran ke tengah-tengah penonton, dan memohon derma alakadarnya.
Saat itu, para dayang dan inang menari dan menyanyi di panggung sebagai hiburan
penjeda waktu sambil berperan pula seperti mengasuh tuan putri di taman.
Para penggemar pada saat itu boleh melempar uang dan hadiah-hadiah
lainnya ke atas panggung sebagai sumbangan. Hal itu karena pertunjukan mak
yong itu tidak pernah memungut bayaran.
Setelah selesai Awang Peran berkeliling dengan Batok sambil menghitung
uang yang didapatnya tadi. Adegan selanjutnya berjalan hingga akhir.
e. Penutup
Para inang dan dayang pengasuh maju ke depan panggung, lalu menari
sambil bernyanyi secara beramai-ramai dengan iringan lagu.
5. Unsur Penampilan
Dalam lakonan mak yong, para pemainnya merupakan tokoh simbolis yang
bersifat karikatural.
a. Awang Pengasuh, yang disebut juga Awang Peran memegang peranan
khadam, pesuruh, dan rakyat jelata yang sifatnya selalu beruntung karena
kecerdikannya.
b. Mak Senik, disebut juga mak yong pemegang peranan sebagai permaisuri
dan tuan putri yang perlu perlindungan Awang Pengasuh.
c. Pak Yong, dipanggil Cik Wang yang berperan sebagai raja ataupun pangeran.
d. Batok, disebut juga Pembatak yang suka membuat onar dan kejahatan.
e. Pembatak Binatang, laki-laki yang berwajah binatang buas.
f. Inang, dimainkan oleh laki-laki bertopeng putih dengan wajah tersenyum.
g. Dayang, terdiri atas wanita dengan pakaian yang gemerlapan.
Suatu keistimewaan dalam peran mak yong yaitu tokoh-tokohnya permanen.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
104
6. Hubungan Unsur Lakon
Topeng merupakan alat penutup wajah pemain laki-laki sesuai dengan peran
yang dibawakannya. Oleh karena itu, teater mak yong tidak terikat pada mimik.
Pemainnya hanya menonjolkan gerak dan tingkah laku.
Seorang pemain bisa saja memegang dua hingga tiga peran setelah ia mengenakan
topeng berwajah lain. Berikut ini beberapa topeng dalam mak yong.
a. Topeng Awang Pengasuh, berwajah lusuh dalam keadaan tertawa. Warnanya
merah, putih, bergaris-garis hitam, dan hidungnya bulat tanpa batang hidung.
b. Topeng Batok, berwajah kejam dan jahat dalam keadaan cemberut. Warnanya
ada yang merah polos, ada pula yang hitam berbintik-bintik putih, sebelah
hitam dan sebelah putih, sebelah merah sebelah hitam, dan coreng-moreng.
c. Topeng Pembatak, berbentuk binatang-binatang buas dan garang.
d. Topeng Inang, berwajah tersenyum dan manis. Warnanya putih dan ada pula
putih berbintik-bintik hitam ataupun merah.
Musik merupakan pengantar setiap lakon ataupun peran. Pemain musik
saat memainkan alat-alat yang dipegangnya tidak boleh lengah sekejap pun. Hal
itu karena setiap langkah dan gerak-gerik pemain harus diikuti dengan musik.
Pertukaran setiap adegan pun digerakkan oleh musik.
7. Bahasa
Masyarakat Mantang Arang umumnya polilingual. Mereka mengerti bahasa
Melayu Lama dan dapat pula berbahasa Indonesia. Karena itulah, dalam lakon
mak yong, para seniman setempat memakai dialek Melayu Lama dan sesekali
berbicara dalam bahasa Indonesia.
8. Cerita
Cerita-cerita mak yong diperankan hanya menurut penuturan lisan, hafal di luar
kepala saja, tidak didahului dengan penulisan naskah dalam bentuk skenario.
Cerita-cerita mak yong yang laris dan berulang kali dimainkan hingga
bertahan setengah abad, yaitu sebagai berikut.
a) Segunung Intan
e) Tuan Putri Rakne Mas
b) Raja Mahniaya
f) Nenek dan Daru
c) Putra Lokan g) Awang Putih
d) Wak Perambun
P
e
l
a
t
i
h
a
n
2
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Uraikan asal usul nama mak yong!
2.
Terlihat dari apa keunikan dari sebuah teater?
3.
Sebutkan tokoh-tokoh simbolis dalam mak yong!
4.
Mengapa mak yong disebut kesenian rakyat yang muncul dari rakyat?
5.
Bagaimana unsur lakon mak yong?
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
105
U
j
i
K
o
m
p
e
t
e
n
s
i
Simaklah sebuah pementasan teater yang ada di lingkungan tempat
tinggalmu. Buatlah beberapa catatan mengenai pementasan tersebut.
1. Apa nama teater tersebut?
2. Cerita apa yang dimainkannya?
3. Apa keunikan dari teater tersebut?
4. Pesan moral apa yang kamu peroleh setelah menyaksikan pementasan
teater tersebut?
Roestam E
ff
endi merupakan penulis lakon Bebasari, naskah drama bersajak
pertama yang bersifat simbolik dalam bahasa Indonesia. Pada 1933 Roestam E
ff
endi
menjadi orang Indonesia pertama yang menduduki kursi Majelis Rendah Belanda.
Ia menjadi anggota parlemen sebagai wakil dari Coomunistische Part
ij
Holland
(Partai Komunis Belanda). Waktu itu Roestam E
ff
endi baru berusia tiga puluh
tahun. Ia menjadi anggota parlemen termuda di antara seratus orang anggota
yang ada.
(
Sumber
:
Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950
, 2008)
INFO
Teater yang ada di Nusantara ini memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-
masing. Apakah kamu telah mengetahui keunikan dan ciri khas dari teater yang
ada di Indonesia?
Re
fl
eksi
• Teater tradisional adalah teater yang lahir dan berkembang di daerah-daerah,
mengambil falsafah dan pola kehidupan keseharian daerah setempat dan
biasanya menggunakan pakaian adat dan bahasa setempat.
• Teater modern adalah teater yang telah mengalami pengaruh-pengaruh dari
luar (budaya Barat).
Tiap teater yang lahir dan berkembang di daerah memiliki keunikan dan
•
ciri khas sendiri. Setiap keunikan itu terlihat pada bentuk, cara penampilan,
pemakaian kostum, alat pendukung, properti, dan sebagainya.
Rangkuman
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII
106
A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar!
1. Ketoprak adalah jenis teater tradisonal yang lahir dan berkembang di
Yogyakarta sejak ....
a. abad ke-19 c. zaman penjajahan Jepang
b. 1920-an d. awal Orde Baru
2. Wayang wong mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan ....
a. Sri Sultan Hamengkubuwono V
b. Sri Sultan Hamengkubuwono VI
c. Sri Sultan Hamengkubuwono VII
d. Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
3. Ludruk yang diawali dengan tarian disebut ....
a. nini thowok b. tayub c. srimpi d. ngremo
4. Reog berasal dari propinsi ....
a. Jawa Timur
b. Jawa Tengah
c. Jawa Barat
d. Banten
5. Pementasan lenong biasanya diiringi dengan ....
a. angklung c. gambang kromong
b. gamelan d. kolintang
6. Teater tradisonal yang berasal dari Minangkabau adalah ....
a. mamanda b. randai c. sanghyang d. ludruk
7. Bengkel Teater didirikan oleh ....
a. Ari
fi
n C. Noer c. Putu W
ij
aya
b. Rendra d. Teguh Karya
8. Kelompok teater yang pernah mementaskan Opera Kecoa adalah ....
a. Teater Kecil c. Teater Dinasti
b. Bengkel Teater d. Teater Koma
9. Norbertus Riantiarno merupakan pendiri ....
a. Teater Kecil c. Teater Dinasti
b. Bengkel Teater d. Teater Koma
10. Suyatna Anirun adalah tokoh teater yang berasal dari ....
a. Yogyakarta
b. Jakarta
c. Bandung
d. Surabaya
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Apa nama lakon yang dimainkan dalam pementasan wayang wong?
2. Apa saja yang menggabungkan seni tradisional sendratari?
3. Jelaskan etimologi mak yong dengan jelas!
4. Sebutkan topeng yang digunakan dalam pertunjukan mak yong!
5. Apa yang kamu ketahui tentang teater modern di Indonesia?
Pelatihan Pelajaran 7
a
a
t
i
i
h
h
h
a
a
n
7
n
7
n
7
Pelaj
a
a
ran
a
a
t
i
i
h
h
a
a
n
n
n
P
P
P
e
el
l
j7