Halaman
Seni Teater Nusantara
G
ambar di atas diambil dari pertunjukan Teater Koma. Teater Koma
merupakan salah satu kelompok teater Nusantara yang paling produktif
mengadakan pertunjukan teater di Indonesia. Selain Teater Koma, masih banyak
kelompok teater tradisional maupun modern yang terus berkarya di bumi
Nusantara ini.
BAB
5
Sumber:
www.img.photobucket.com
Gambar 5.1
Pertunjukan kelompok Teater Koma, salah satu
kelompok teater modern Indonesia.
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
48
Seringkah kamu menonton pertunjukan teater di daerahmu? Adakah
hal-hal yang menarik perhatian dari pertunjukan yang kamu tonton? Hal
menarik apa sajakah itu? Berikut ini kita akan mempelajari beberapa jenis
karya seni teater Nusantara beserta keunikan dan pesan moral yang terdapat
di dalamnya. Perhatikan beberapa pertunjukan teater Nusantara yang dapat
kamu tonton untuk menambah wawasan dan pengetahuanmu tentang karya
seni teater.
A. Jenis Teater Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
jenis karya seni teater Nusantara.
Teater Nusantara mencakup seni pertunjukan teater tradisional dan
teater modern di wilayah Nusantara. Jenis teater Nusantara sangat ber-
variasi. Hal ini disebabkan unsur-unsur pembentuk teater berbeda-beda
tergantung dari kondisi dan sikap budaya masyarakat, tata cara dan adat,
sumber teater, struktur geografis, orientasi kelompok teater, dan sebagainya.
Keberanekaragaman jenis karya seni teater Nusantara merupakan
kekayaan teater Indonesia yang sangat layak kita lestarikan. Berikut ini
beberapa jenis teater Nusantara yang ada di bumi Indonesia.
1. Teater Tradisional
Teater tradisional merupakan teater yang berkembang di kalangan
budaya etnik (suku bangsa) Indonesia. Teater tradisional dimulai sejak
sebelum zaman Hindu. Pada saat itu terdapat tanda-tanda unsur-unsur
teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual.
Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan
ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita.
Teater tradisional biasanya dipertunjukkan secara improvisasi
(tanpa naskah) dan bisa dipentaskan di sembarang tempat. Proses
munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur
pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan
sikap budaya masyarakat, sumber, dan tata-cara tempat teater tradi-
sional tersebut lahir. Berbagai jenis teater tradisional Indonesia antara
lain: Makyong, Randai, Mamanda, Arja, Cepung, Wayang, Lenong,
Drama Raja Longser, Tarling, Ketoprak, Srandul, Kentrung, Ludruk,
Ketoprak, Dulmuluk, dan sebagainya.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
49
2. Teater Klasik
Teater klasik merupakan teater yang sifatnya sudah mapan. Segala
sesuatunya sudah teratur; dengan cerita dan pelaku yang terlatih, di-
pertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan yang memadai, dan
cenderung tidak menyatu lagi dari kehidupan rakyatnya. Ceritanya
statis namun memiliki daya tarik sebab kepiawaian dalang atau pelaku
teater dalam membawakan cerita. Teater klasik lahir dari pusat kerajaan
sehingga bersifat feodalistik. Contoh teater klasik adalah wayang orang,
wayang kulit, dan wayang golek.
3. Teater Transisi
Teater transisi merupakan jenis teater peralihan dari bentuk tradisional
ke bentuk modern. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater
tradisional mulai memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat ke dalam
pertunjukannya, dinamakan teater bangsawan. Teater transisi ditandai
dengan adanya cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam
wujud cerita ringkas. Penyajian cerita menggunakan panggung dan
dekorasi yang telah diatur, serta mulai memperhitungkan teknik yang
mendukung pertunjukan. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater
tradisional berkenalan juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh
orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun 1805.
Rombongan pertama teater transisi misalnya Komedie Stamboel di
Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah
banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa) dengan memper-
tunjukkan naskah. Pendiri kelompok ini adalah August Mahieu, seorang
Indo-Perancis kelahiran Surabaya (1860-1906). Sedang penyedia modal
untuk Komedi Stamboel ialah seorang Cina-peranakan bernama Yap
Goan Tay dan Cassim, pembantunya.
Setelah Komedie Stamboel muncul kelompok sandiwara seperti
Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan
Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21 Juni 1926. Kemudian
lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bang-
sawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek,
Sandiwara Tjahaja Timoer, dan sebagainya.
Pada masa teater transisi belum muncul istilah "teater" namun
dikenal istilah "sandiwara". Karenanya rombongan teater pada masa
itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan
dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman
Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater
bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan.
Setelah kemunculan teater transisi, banyak pengetahuan untuk
mengadopsi seni teater Barat dan memadukannya dengan teater
tradisional. Seiring dengan perkembangan teater, pada tahun 1930-an
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
50
sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual di masa itu karena
penindasan
pemerintahan Belanda, muncul sastra drama yang pertama
kali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog
berbentuk sajak yakni
Bebasari
(artinya kebebasan yang sesungguhnya atau
inti kebebasan) karya Rustam Efendi (1926). Naskah
Bebasari
merupakan
sastra drama yang menjadi pelopor semangat kebangsaan saat itu.
Menjelang akhir pendudukan Jepang muncul rombongan sandiwara
Penggemar Maya (1944) pimpinan Usmar Ismail dan D. Djajakusuma
dengan dukungan Suryo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah
beranggota cendekiawan muda, nasionalis, dan para profesional.
Kelompok ini berprinsip menegakkan nasionalisme, humanisme, dan
agama. Kelak, Penggemar Maya menjadi pemicu berdirinya Akademi
Teater Nasional Indonesia (ATNI) di Jakarta yang kelak mencetak tokoh-
tokoh terkemuka teater Indoneia.
4. Kemajuan Teater Modern di Indonesia
Teater modern berkembang sebagai kelanjutan teater transisi. Pada
awalnya teater modern Indonesia justru berkem-
bang dari lingkungan kurang terpelajar, yakni
jenis teater bangsawan dan stamboel yang banyak
mendapatkan pengaruh dari gaya teater Persia
atau India di Penang, Malaysia. Zaman kemajuan
teater modern di Indonesia ditengarai dengan ber-
dirinya Taman Ismail Marzuki serta kedatangan
Rendra dari Amerika (1968) dan mendirikan
Bengkel Teater di Yogya. Dua hal ini menjadi
pemicu lahir dan berkembangnya kelompok-
kelompok teater modern di Indonesia.
Kamu sudah mempelajari berbagai jenis karya seni teater Nusantara.
Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!
1 .
Sebutkan kriteria mengapa sebuah
pertunjukan
teater disebut teater
tradisional?
2. Sebutkan kriteria teater modern yang berkembang di wilayah
Nusantara!
3. Sebutkan berbagai jenis pertunjukan teater Nusantara yang
kamu kenal. Sebutkan pula jenis pertunjukan teater Nusantara
yang pernah kamu saksikan!
4 . Sebutkan dan jelaskan secara singkat ciri khas teater tradisional
Nusantara yang berkembang di wilayah sekitar tempat tinggalmu!
5. Tuliskan keunikan teater tradisional yang berkembang di wila-
yah sekitar tempat tinggalmu tersebut!
Sumber:
www.mywritingblogs.com
Gambar 5.2
Rendra,
pendiri Bengkel
Teater Rendra.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
51
B. Kelompok Teater Modern Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mengenal dan mem-
berikan apresiasi terhadap beberapa kelompok teater modern yang
berkembang di Nusantara.
Teater modern Indonesia merupakan pertemuan dari berbagai gagasan.
Para pendukung teater modern belum sepenuhnya meninggalkan budaya
asalnya yang bermuatan tradisional dan memadukannya dengan teater
Barat. Hal inilah yang menjadikan teater modern Indonesia memiliki ber-
bagai bentuk dan jenis.
Bentuk pertunjukan teater modern cenderung lebih teratur dan dipentas-
kan di atas panggung dengan arahan seorang sutradara. Berikut ini bebe-
rapa kelompok teater modern yang kehadirannya memberikan sumbangan
besar bagi perkembangan teater Nusantara.
1. Bengkel Teater Rendra
Bengkel Teater Rendra didirikan W.S. Rendra di Kampung Ketanggunan,
Yogyakarta (1961) dan di Depok (1986). Pertunjukan-pertunjukan yang
mereka tampilkan selalu mendapatkan sambutan hangat dan seolah
menjadi barometer peta pertunjukan teater di tanah air. Rendra sebagai
seorang sastrawan, aktor, sutradara, dan penulis naskah yang baik mampu
menciptakan pertunjukan yang menarik dan bermutu. Karya-karya
yang pernah dipentaskan antara lain:
Orang-orang di Tikungan Jalan
(1954),
Bip Bop Rambaterata
(Teater Mini Kata),
Selamatan Anak Cucu
Sulaiman, Mastodon dan Burung Kondor
(1972),
Kasidah Barzanji,
Panembahan Reso
(1986), dan
Kisah Perjuangan Suku Naga.
2. Teater Populer
Teater Populer dipimpin Teguh Karya dan pada perkembangannya
grup teater ini beralih ke industri perfilman Indonesia. Para pemainnya
misalnya: Slamet Rahardjo, El Malik, Christine Hakim, dan Nano
Riantiarno. Setelah Teguh Karya meninggal para pemainnya lebih bero-
rientasi ke dunia film.
3. Teater Kecil
Teater Kecil dipimpin oleh Arifin C. Noer. Arifin adalah penulis
naskah yang produktif. Naskahnya dipandang memiliki warna
Indonesia. Penulis dari Cirebon ini sering memasukkan unsur kesenian
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
52
daerahnya ke dalam naskah teater yang ditulis atau dipentaskannya.
Karya-karyanya misalnya:
Kapai-Kapai
,
Tengul
,
Madekur dan Tarkeni
,
Umang-Umang,
Sandek Pemuda Pekerja,
dan
Sumur Tanpa Dasar
.
4. Teater Koma
Teater Koma dipimpin oleh Nano Riantiarno dan merupakan kelom-
pok teater paling produktif di Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Lebih dari seratus produksi panggung dan televisi yang pernah dipentas-
kan oleh Teater Koma. Nano Riantiarno adalah penulis naskah yang
kuat serta sutradara yang potensial. Karya-karyanya antara lain:
Rumah
Kertas, Maaf. Maaf. Maaf, Opera Kecoa, Opera Julini, Konglomerat Burisrawa,
Semar Gugat, Suksesi, Opera Ikan Asin,
dan
Kenapa Leonardo?
.
5. Teater Mandiri
Teater Mandiri dipimpin oleh Putu Wijaya,
seorang sastrawan dan dramawan kelahiran Bali.
Putu mantan anggota Bengkel Teater Rendra dan
termasuk penulis naskah ulung. Naskah-naskahnya
mendapat warna kuat dari naskah
Menunggu Godot
karya Samuel Beckett yang pernah dipentaskannya
bersama Rendra di Bengkel Teater. Naskah ini me-
ngisahkan tentang penantian Vladimir dan Estragon
terhadap datangnya Godot yang hingga pertun-
jukan selesai tidak kunjung datang.
6. Bengkel Muda Surabaya
Lahir di kota Surabaya dan pada awal kemunculannya mengacu
teater epik (Brecht) dengan idiom teater rakyat (kentrung dan ludruk).
Tokoh yang tergabung dalam kelompok ini antara lain Akhudiat dan
Basuki Rahmat.
7. Kelompok Teater yang Lain
Di samping
kelompok-kelom-
pok teater yang sudah disebutkan di
depan, banyak pula dramawan
yang menyemarakkan perkem-
bangan teater di Indonesia. Misal-
nya: D. Djajakusuma, Wahyu Si-
hombing, Pramana Padmodarmaya
(Teater Lembaga), Ikranegara
(Teater Saja), Danarto (Teater
Tanpa
Penonton), Adi Kurdi (Teater Hitam
Putih), Budi S. Otong (Teater SAE), Rudolf
Puspa dan Derry Sirna (Teater
Keliling), Ags. Arya Dwipayana (Teater Tetas), serta Dindon (Teater Kubur).
Sumber:
www.blontankpoer.blogsome.com
Gambar 5.3
Putu
Wijaya, penulis
naskah sekaligus
salah satu sutradara
andal Indonesia.
Sumber:
www.blontankpoer.blogsome.com
Gambar 5.4
Pertunjukan
Dag Dig
Dug
karya Putu Wijaya oleh Teater
Gidag Gidig di Teater Arena, Taman
Budaya Surakarta, 2 Juni 2005.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
53
Selain di Jakarta, teater modern juga muncul dan berkembang di
beberapa kota di Indonesia. Di Bandung muncul Teater Payung Hitam
pimpinan Rahman Sabur dan Studiklub Teater Bandung pimpinan
Suyatna Anirun. Di Yogyakarta muncul Teater Dinasti (Emha Ainun
Nadjib),
Teater Gandrik (Butet Kartaradjasa) dan Teater Garasi (Yudi
Ahmad Tajudin sebagai direktur artistik), di
Lampung muncul Teater
Satu Lampung (Iswadi Pratama). Sedangkan di Surakarta muncul Teater
Gapit (Bambang Widoyo SP), Teater Gidag Gidig (Hanindawan), Teater
Ruang (Joko Bibit Santosa), dan Kelompok Tonil Kloesed (Sosiawan Leak),
di Makassar muncul pula Teater Merah Putih.
Kamu sudah mengenal beberapa kelompok teater modern yang
berkembang di Nusantara beserta ciri khasnya. Untuk menambah
kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!
1. Apakah yang memengaruhi perkembangan teater modern di
Indonesia?
2. Sebutkan beberapa kelompok teater modern yang kamu ketahui
serta personil yang memimpin grup tersebut!
3. Sebutkan beberapa ciri khas kelompok teater modern yang
kamu ketahui!
4. Bagaimanakah perkembangan teater modern di daerah sekitar
tempat tinggalmu? Apakah ada kelompok teater modern yang
berkembang? Jika ada sebutkan ciri khas kelompok tersebut!
C. Bentuk Teater Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menyebutkan
dan mengenal beberapa bentuk teater yang berkembang di Nusantara.
Bentuk teater Nusantara berdasarkan wujud pertunjukan serta isi cerita-
nya dibedakan menjadi tragedi, komedi, dan tragikomedi.
1. Tragedi
Bentuk teater tragedi isi ceritanya penuh dengan konflik-konflik
dan memunculkan tragedi kehidupan manusia. Tokoh utama menga-
lami kegagalan dan akhir cerita yang menyedihkan. Contoh cerita
tragedi misalnya
Sam Pek Eng Tay
,
Roro Mendut dan Pronocitro
,
Sumur
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
54
Tanpa Dasar
dan
Kapai-Kapai
karya Arifin C. Noer,
Titik-Titik Hitam
karya Nasjah Djamin,
Raja Lear,
serta
Romeo dan Yuliet
karya William
Shakespeare. Teater tragedi akan memunculkan katarsis bagi penonton
yang melihat pertunjukan tersebut. Katarsis berasal dari bahasa Yunani
khatarsis
yang berarti pembersihan atau penyucian diri. Efek yang
diakibatkan oleh teater tragedi ter-
hadap para penontonnya antara
lain mereka turut menghayati nasib
yang dialami oleh tokoh dan ter-
ombang-ambing oleh rasa takut,
haru, dan belas kasih. Setelah me-
nonton pertunjukan teater tragedi,
penonton akan mengadakan in
tro-
speksi pada diri sendiri dan akan
merasakan kelegaan karena tekanan
batinnya telah berkurang.
2. Komedi
Bentuk teater komedi isi ceritanya biasanya penuh dengan humor,
canda tawa, serta bercerita tentang cacat manusia, dan biasanya di-
akhiri dengan kegembiraan dan kebahagiaan tokoh utama. Di
Indonesia
pertunjukan komedi misalnya dipentaskan oleh kelompok Srimulat. Komedi
biasanya berisi cerita-cerita lucu yang terbangun dalam alur. Misalnya naskah
karya Moliere seperti
Akal Bulus Scapin
dan
Dokter Gadungan
.
3. Tragikomedi
Bentuk teater tragikomedi merupakan perpaduan antara tragedi
dan komedi. Isi ceritanya memuat kesedihan sekaligus humor yang
menghibur penonton. Contoh cerita tragikomedi misalnya
Sidang Susila
karya Agus Noor dan Ayu Utami.
4. Bentuk Teater yang Lain
Selain ketiga bentuk teater di atas, terdapat juga pertunjukan teater
dengan bentuk opera,
farce
/banyolan (pertunjukan dengan gerak-gerak
lucu oleh pemainnya), sendratari, pantomim, teater minim kata, teater
kontemporer, teater absurd, teater simbolis, teater surealis, teater epik,
teater yang anti-teater, dan sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi memungkinkan teater Nusantara berkembang dengan
pesat dan semakin memungkinkan terbukanya kesempatan untuk me-
munculkan bentuk-bentuk teater modern yang lain.
Sumber:
Dokumentasi
penulis
Gambar 5.5
Pertunjukan Teater Garasi
dengan naskah
TUK
karya Bambang
Widoyo SP, naskah tragedi berbahasa
Jawa yang dipentaskan dengan teknik
pertunjukan teater Barat.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
55
Kamu sudah mempelajari beberapa bentuk teater yang berkem-
bang di Nusantara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas
berikut ini!
1. Ingat-ingatlah kembali pertunjukan teater yang pernah kamu
tonton! Sebutkan judul dan berdasarkan wujud pertunjukan
serta isinya, termasuk bentuk apakah teater tersebut?
2. Sebutkan berbagai bentuk teater yang pernah kamu saksikan
melalui televisi dan analisislah mengapa kamu memasukkan
tayangan teater itu ke dalam bentuk tersebut!
3. Perhatikan kutipan naskah lakon di bawah ini dan termasuk
kategori apakah kutipan naskah tersebut!
Kakek
:
(TIBA-TIBA DENGAN LEMAS DUDUK DI LANTAI).
Aku bukan jendral. Aku hanyalah profesor yang
dilupakan, aku sampah dibuang.
Nenek
: Jangan begitu! Ayolah! Bangkit dari lantai.
Kakek
: Aku
orang hina, tempatku di tanah.
Nenek
:
Tidak, yang di tanah cuma cacing, pahlawanku
selalu
berdiri di atas kedua kaki. Engkau pahlawan
Perancis,
engkau pernah berjuang dan berperang
untuk Perancis, engkau pernah mendapatkan Legion
d’honour, engkau harus berdiri.
Kakek
:
Hidupku hampa dan sia-sia.
Nenek
: Putra Perancis berdirilah!
Kakek
:
Aku orang terkutuk, aku tak punya anak, hidupku
200 tahun dan tak punya anak.
Nenek
: (TERPAKU). Dengan hormat, saya minta............
(MULAI MENANGIS) dengan hormat sayang,
dengan hormat manisku. Oh! Kita tak boleh mena-
ngis. Bulan akan luput dari mata, kereta kencana
akan tiba, kita tak boleh menangis, kita punya
kebudayaan, kita tak boleh menangis (TIBA-TIBA)
Henryyyyy mari, inilah bayi kita menangis Henry.
(Dikutip dari
Kereta Kencana
[
Les Chaises
] karya Eugene Ionesco,
diterjemahkan W.S. Rendra)
4. Pelajari kutipan naskah di atas dengan teman sebangku dan
praktikkan di muka kelas!
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
56
D. Mengidentifikasi Teater Berdasarkan Unsur-
unsurnya
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
teater berdasarkan unsur-unsurnya.
Teater sebagai seni kolektif melibatkan berbagai bentuk seni yang lain.
Demikian pula teater Nusantara, di dalamnya merupakan perpaduan
berbagai bentuk seni. Misalnya seni sastra, seni rupa, seni musik, seni rupa,
dan seni tari. Berbagai bentuk seni tersebut bersatu padu membentuk sebuah
rangkaian pertunjukan teater yang lengkap dan utuh. Berikut ini beberapa
unsur teater Nusantara yang sering kita jumpai.
1. Ide (Naskah)
Ide dapat diwujudkan ke dalam sebuah naskah tertulis. Naskah
adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Naskah teater memuat
nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan tokoh, dan keadaan panggung
yang diperlukan.
2. Sutradara
Sutradara adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
kesuksesan pertunjukan. Sutradara tentu harus membuat perencanaan
dan melaksanakannya. Selain pandai mengarahkan dia juga harus
piawai melakukan.
Tugas sutradara meliputi segala kebutuhan pentas yang ber-
hubungan dengan artistik dan teknis. Musik yang bagaimana yang di-
butuhkan, pentas seperti apa yang harus disajikan, tata cahaya, tata
rias, kostum, dan sebagainya, semuanya diatur atas persetujuan sutra-
dara. Berikut ini tugas-tugas sutradara dalam teater modern.
a. Memilih dan menafsirkan naskah.
b. Jembatan antara penulis naskah, naskah, dan pemain.
c.
Meng-
casting
atau memilih pemain, melatih, dan mengkoor-
dinasikan pemain dan kru pertunjukan yang lain.
d. Memimpin urusan unsur pentas seperti penata lampu, penata pentas,
penata musik, penata rias, penata pakaian, dekorator, dan petugas
lainnya.
e.
Mengkoordinasikan segala anasir pertunjukan, sejak latihan dimulai
sampai dengan pertunjukan selesai.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
57
3. Pemain
Pemain adalah pemeran yang memerankan tokoh dalam pertun-
jukan teater. Pemain dituntut cerdas dan pintar supaya mampu me-
mainkan tokoh dengan sebaik-baiknya. Kemampuan bermain drama
dapat dipelajari melalui berbagai media dan tentu saja dengan latihan
dan kerja keras.
4. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan kostum baik bahan, model, maupun
cara mengenakannya. Penataan kostum yang tepat akan membantu
penonton untuk menangkap ciri sebuah peran serta keterkaitannya
dengan isi cerita.
5. Tata Rias
Tata rias adalah cara merias (mendandani)
wajah dan tubuh pemain. Biasanya digunakan
rias wajah karakter atau watak, rias wajah
bangsa,
serta rias wajah usia dimaksudkan untuk mem-
bantu pemain menghidupkan tokoh yang dipe-
rankannya. Untuk mengungkapkan
gambaran
watak tersebut dapat dilakukan rias wajah yang
realistis maupun nonrealistis.
6. Tata Suara
Tata suara biasanya berhubungan dengan musik pengiring, penga-
turan pengeras suara (
sound system
), dan membantu menciptakan sua-
sana yang diinginkan dalam suatu pertunjukan. Sebagai contoh, ade-
gan ketika seorang tokoh anak sedang melamun di kamar menjelang
tengah malam yang sepi, mengenang orang
tuanya yang
jauh. Adegan
itu menggambarkan s
uasana sedih. Kalau diiringi oleh musik yang sesuai,
tentu kesedihan itu akan lebih terasa dan lebih mengharukan.
7. Tata Panggung
Tata panggung adalah pengaturan panggung, arena untuk bermain
teater. Misalnya, panggung pertunjukan realis menggambarkan
keadaan ruang tidur. Supaya seperti ruang tidur, panggung diisi properti
tempat tidur beserta bantal guling, selimut, meja kecil di sampingnya,
dan dilengkapi hiasan dinding, dan lain-lain.
Penata panggung yang baik harus menguasai warna dan komposisi.
Warna diperlukan ketika dia menghadirkan properti warna tertentu di
atas panggung. Apakah warna tersebut cocok dengan kostum dan sesuai
bila terkena warna cahaya. Sedangkan komposisi yang tepat akan menim-
bulkan keindahan dan akan memunculkan rasa senang bagi penonton.
Sumber:
www.filmstreet.co.uk
Gambar 5.6
Tata rias yang
baik mampu mengubah
wajah dan memunculkan
karakter tokoh yang dike-
hendaki.
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
58
8. Tata Cahaya
Tata cahaya adalah pengaturan cahaya di panggung dan erat hubu-
ngannya dengan tata panggung. Pe-
ngaturan cahaya di panggung harus
disesuaikan dengan keadaan pang-
gung. Biasanya penata cahaya meng-
gunakan beberapa buah lampu untuk
menerangi panggung. Cahaya ter-
sebut dapat berubah-ubah intensitas
gelap terangnya sesuai dengan ke-
perluan. Demikian pula warna ca-
haya dapat diubah sesuai kebutuh-
an menggunakan kaca atau plastik
filter.
Kamu sudah mempelajari unsur-unsur teater Nusantara. Untuk
menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!
1. Bentuklah kelompok beranggota tiga siswa. Tontonlah per-
tunjukan teater Nusantara di daerah kalian. Kemudian catatlah
unsur-unsurnya dan masukkan dalam kolom di bawah ini!
No.
Judul
Teater
Unsur-unsur
Teater
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
...............
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
3. Sampaikan tugas yang telah dikerjakan kelompokmu di depan
teman kelompok lain.
4. Persilakan anggota kelompok lain mengomentari hasil kerja
kelompokmu!
5. Ciptakan diskusi kelas yang hangat dan menarik!
Sumber:
1.bp.blogspot.com
Gambar 5.7
Penataan busana,
pencahayaan, dan pemilihan properti
menghasilkan suatu kesatuan
pertunjukan yang harmonis, indah, dan
menarik.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
59
E. Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menampilkan
sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater Nusantara.
Teater Nusantara merupakan bagian dari masyarakat kita dan memiliki
ciri khas, keindahan, keunikan, dan pesan moral yang tercermin dari per-
tunjukan-pertunjukan yang mereka lakukan.
1. Keunikan Teater Nusantara
Keunikan teater Nusantara terdapat pada unsur-unsur pendukung
yang digunakan dalam pertunjukan. Keunikan memanfaatkan unsur-
unsur inilah yang menjadi ciri khas sebuah kelompok teater. Berikut ini
keunikan beberapa kelompok teater berdasarkan pertunjukan yang
mereka lakukan.
a. Teater Mandiri saat mementaskan naskah
Aduh
karya Putu Wijaya
banyak menggunakan bentuk-bentuk manusia bergerombol. Pemain
menggunakan kostum meriah, berlapis-lapis, dan warna-warni, me-
ngeluarkan suara keras, serta
blocking-blocking
yang bergulir di atas
bidang pentas pertunjukannya.
b. Teater Koma melalui garapan Nano Riantiarno berusaha memadu-
kan unsur akting hampir rata antara tubuh, kata, musik, dan pena-
taan panggung. Pertunjukan teater kelompok ini juga mengutama-
kan tata artistik galamor.
c.
Teater Kecil yang mementaskan karya Arifin C. Noer sebagian besar
tokohnya berasal dari kalangan “bawah”, mitos, dan dunia pewa-
yangan. Tokoh-tokohnya cacat, pincang, idiot, kudisan, bisu,
gembel, pelacur, atau perampok. Warna-warna panggung hitam,
gelap, coklat tua, dan pencahayaan muram.
2. Pesan Moral pada Teater Modern Nusantara
Pertunjukan teater sebagian besar berfungsi untuk menyampaikan
pelajaran, saran, pesan, dan kritik secara tidak langsung terhadap ma-
syarakat maupun penguasa. Tidak mengherankan jika teater Nusantara
sarat oleh pesan-pesan moral yang ditujukan kepada masyarakat penik-
matnya. Pesan-pesan tersebut biasanya disampaikan melalui dialog-
dialog, humor, dan permainan.
Pertunjukan teater pada umumnya memiliki pesan moral tentang
kemanusiaan dan kritik sosial. Kritik-kritik tersebut mengungkap ke-
tidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Kritik dikemas dan di-
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
60
wujudkan berdasarkan kreativitas masing-masing grup teater. Dengan
menggunakan gaya, simbol, dan bahasa yang khas, mereka meng
ingin-
kan agar penonton tersadarkan oleh pesan-pesan yang disampaikan
a. Bengkel Teater Rendra pernah mementaskan
Oedipus
. Walaupun
naskah berasal dari Yunani, namun pertunjukan itu memiliki pesan
kemanusiaan dan sosial yang mendalam. Peristiwa tersebut dapat
terjadi sepanjang zaman. Tentang hubungan manusia, antara
ayah-anak dan kekuasaan, serta sejumlah ambisi yang selalu men-
dorong manusia ke arah pengrusakan atas dirinya dan orang lain.
Selain itu, pertunjukan tersebut menyiratkan pesan rasa bersalah
yang menghantui tokohnya terus-menerus.
b. Teater Mandiri melalui Putu Wijaya berpesan kepada kita untuk
bersifat kritis kepada modernisme dan rezim sosial politik yang
menciptakan penyeragaman dan kebudayaan bisu. Berawal dari hal
inilah Teater Mandiri melakukan “teror” kepada masyarakat yang
telah mengalami situasi kebekuan diakibatkan sistem yang ada.
c.
Teater Kecil mengajak penonton mampu membaca dan menyadari
kondisi sosial masyarakat yang sedang berkembang di sekitar mereka.
d. Teater Koma selalu memuncul-
kan kritik-kritik sosial berdasar-
kan kondisi yang terjadi dalam
masyarakat. Mereka bersikap
kritis terhadap kondisi masya-
rakat yang kerap mendewakan
harta dan persoalan ekonomi
yang meretakkan hubungan
manusia.
Kamu sudah mempelajari keunikan dan pesan moral teater Nusan-
tara. Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini!
1. Tontonlah pertunjukan teater di sekitar tempat tinggalmu.
2. Sebutkan jenis teater yang kamu tonton!
3. Diskusikan ciri-ciri khas teater yang kamu tonton dengan teman
sebangku!
4. Sebutkan unsur-unsur pokok teater yang kamu tonton dan
berikan penjelasan tentang unsur-unsur tersebut!
5. Jelaskan hal-hal yang menarik berdasarkan pertunjukan ter-
sebut! Berikan alasan mengapa pertunjukan tersebut kamu
anggap menarik dan tuliskan keunikan teater yang kamu tonton!
6. Apakah di dalam pertunjukan tersebut kamu memperoleh
suatu pesan tertentu? Misalnya tentang perbuatan kebajikan
atau tentang berbakti pada orang tua? Sebutkan pesan yang
kamu peroleh setelah menonton pertunjukan tersebut!
Sumber:
www.blontankpoer.
blogsome.com
Gambar 5.8
Pertunjukan
Republik
Togog
oleh Teater Koma.
Bab 5
- Seni Teater Nusantara
61
7. Kemukakan pendapatmu tentang pertunjukan teater secara
jujur! dan buatlah tulisan bebas tentang pertunjukan teater yang
telah kamu tonton!
Berdasarkan tempat kemunculannya, bentuk-bentuk teater
Nusantara muncul dari lingkungan kehidupan desa, dari dalam
lingkungan keraton, di kota-kota, serta teater Barat dan diberi pre-
dikat teater modern.
Perkembangan teater di Indonesia terbagi atas teater tradisional,
teater klasik, teater transisi, dan teater modern.
Teater Nusantara muncul dari beragam suku, budaya, kepen-
tingan, dan kebutuhan masyarakatnya sehingga masing-masing
teater
memiliki ciri khas dan unsur-unsurnya, meliputi: ide (naskah),
sutradara, pemain, tata busana, tata rias, tata suara, tata panggung,
dan tata cahaya.
Pesan teater Nusantara biasanya disampaikan melalui dialog-
dialog, humor, dan permainan. Teater modern Nusantara sering
memuat pesan tentang kritik-kritik sosial.
Kamu telah mengenal berbagai jenis karya seni teater Nusantara dan
mengapresiasi keunikan dan pesan yang terdapat di dalamnya. Apakah kamu
telah menguasai materi dalam bab ini? Untuk menguji pemahamanmu ter-
hadap materi dalam bab ini, buatlah rangkuman berdasarkan materi yang
telah kamu kuasai!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Tidak termasuk dalam unsur-unsur pertunjukan teater adalah ....
a. pemain
c. rima
b. sutradara
d. naskah
2. Pesan moral teater modern Nusantara terdapat pada masalah ....
a. percintaan
c.
hiburan masyarakat
b. kepahlawanan
d.
kritik sosial
Seni Teater SMP/MTs Kelas VIII
62
3. Berikut ini beberapa unsur yang memengaruhi bentuk dan jenis
teater Nusantara,
kecuali
....
a. kondisi dan sikap budaya masyarakat
b. tata cara dan adat
c.
modal pendanaan
d. struktur geografis
4 . Teater tradisional Nusantara berawal dari upacara yang sifatnya ....
a. keagamaan
c. perkawinan
b. panen tiba
d.
upacara kenegaraan
5. Fungsi tata suara dalam pertunjukan teater antara lain untuk ....
a. menciptakan kekuatan bagi pemain untuk bermain
b. menciptakan suasana yang ingin dimunculkan
c.
mendukung permainan tata cahaya
d. menyamarkan kesalahan dialog yang mungkin dilakukan
pemain
6. Bentuk ide sebuah teater diwujudkan dalam ....
a. naskah
c.
plot
b. premis
d.
karakter
7. Bukan merupakan tugas sutradara adalah ....
a. memilih naskah
c.
mencari dana pertunjukan
b. menafsirkan naskah
d.
memilih pemain
8. Dekorasi sebagai
background
(latar) panggung dikerjakan oleh
seorang ....
a. penata kostum
c. penata panggung
b. penata rias
d.
penata cahaya
9. Kelompok teater Indonesia yang paling sering mengadakan per-
tunjukan adalah ....
a. Teater Mandiri
c. Teater Koma
b. Bengkel Teater
d. Teater SAE
10. Teater yang memunculkan banyak lelucon dan humor, serta bersifat
menghibur penontonnya disebut teater ....
a. tragedi
c. tragikomedi
b. komedi
d.
farce
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kamu ketahui tentang teater Nusantara?
2. Sebutkan kelompok teater Nusantara yang kamu kenal!
3. Sebutkan jenis teater Nusantara yang berada di wilayahmu!
4. Sebutkan ciri-ciri dan unsur-unsur teater Nusantara yang berkem-
bang di daerah sekitar tempat tinggalmu!
5. Adakah hal-hal menarik dari teater yang berkembang di sekitar
wilayah tempat tinggalmu tersebut? Sebutkan dan berikan pen-
jelasan secukupnya!