Halaman
Pengindraan Jauh
Pada pembahasan Pengindraan Jauh kalian akan
mengetahui
definisi pengindraan jauh, sistem yang
membangunnya, hasil dari teknologi yang dicapainya,
dan membuat analisis sederhana sebuah foto udara.
Jika pemandangan tak
cukup jelas terlihat dari
bawah, naiklah ke atas
niscaya pemandangan
akan terlihat lebih
jelas. Prinsip seperti
itulah yang digunakan
pada pengindraan jauh.
Teknologi ini telah
berkembang
sedemikian rupa
sehingga lebih
memasyarakat.
2
Bab
Pengindraan Jauh
36
Berikut ini kata-kata yang menjadi inti materi pada pembahasan
Pengindraan Jauh
Kata kunci
pengindraan jauh, sensor, wahana, citra, foto, satelit, infra merah, gelombang
elektro magnetik, pankromatik, radiasi
Guna membantu kalian memahami alur pemikiran bab ini,
perhatikan peta konsep berikut
Peta konsep
Sistem Indraja
Definisi Indraja
Langkah-Langkah
Interpretasi
Citra
Keunggulan dan
Keterbatasan
Indraja
Mengenali Foto
Udara
Pemanfaatan
Indraja
Pengindraan
Jauh (Indraja)
Tenaga, Atmosfer, Objek, Interaksi
Tenaga dan Objek, Sensor,
Perolehan Data, Pengguna Data
Hasil Teknologi
Indraja
Citra Foto, Citra Non-Foto
Unsur-Unsur
Interpretasi
Citra
Bentuk, Ukuran, Rona dan
Warna, Tekstur, Bayangan, Pola,
Situs, Asosiasi
Deteksi, Identifikasi, Pengenalan,
Analisis, Deduksi, Klasifikasi,
Idealisasi
Keterangan pada Foto Udara,
Penentuan dan Skala Foto Udara
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
37
Perkembangan teknologi dirgantara telah
membuka pintu baru bagi ilmu pengindraan
jauh. Melalui pengindraan jauh kita dapat
mengumpulkan berbagai
varian
informasi dari
permukaan Bumi. Informasi-informasi ini
menunjang berbagai bidang kehidupan. Para
ahli geologi menggunakannya untuk mencari
sumber-sumber mineral baru. Para ahli
meteorologi
menggunakannya untuk memahami
perilaku cuaca. Sedangkan, kita dalam ilmu
geografi menggunakannya untuk menganalisis
dan memahami karakteristik keruangan di
permukaan Bumi.
A . Definisi Pengindraan Jauh
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengindraan jauh,
diantaranya
remote sensing
(Inggris),
teledection
(Prancis),
furnekundung
(Jerman),
distantsionaya
(Rusia), dan
sensoriamento remota
(Portugis).
Pengideraan jauh (
remote sensing
) adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena dengan
jalan analisis data yang diperoleh melalui alat perekam (sensor) yang
menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya
tanpa menyentuh objek tersebut (Lillesand dan Kiefer, 1979).
Pengindraan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk
perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus
berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Pengindraan jauh
(
remote sensing
) adalah penggunaan sensor radiasi
elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat
diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran,
1985).
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk mendapat informasi
permukaan bumi dengan cara menganalisis gambaran permukaan bumi
tanpa kontak langsung dengan objek permukaan bumi tersebut.
Buatlah definisi mengenai pengindraan jauh menurut pemahamanmu sendiri!
T
ugas Mandiri
studi literatur
Citra satelit dalam warna semu yang menunjukkan
temperatur air laut di sekitar Hobart, Australia.
Sumber: NOAA12 SST 06502-08192
Gambar 2.1
Pengindraan Jauh
38
B. Sistem Pengindraan jauh
Dalam pengindraan jauh, terdapat beberapa komponen yang saling
berhubungan dan membentuk suatu sistem.
1 .
Tenaga
Seperti fotografi, pengindraan jauh membutuhkan tenaga agar objek
permukaan bumi dapat terlihat jelas sehingga direkam dengan baik oleh
sensor. Tenaga yang dipergunakan dalam pengindraan jauh diantaranya
matahari, bulan, maupun cahaya buatan. Pengindraan jauh yang
menggunakan tenaga matahari disebut sistem pasif (Gambar 2.2),
sedangkan jika menggunakan tenaga buatan disebut sistem aktif.
2.
Atmosfer
Atmosfer membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat
digunakan dalam pengindraan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi
Sumber
tenaga
Kamera
Detektor
Pantulan
Pancaran
Cermin
Pita
Magnetik
Diskusikan dengan guru fisikamu,
apakah setiap benda dipermukaan
Bumi memantulkan gelombang
elektromagnetik yang berbeda?
Mengapa demikian?
Diskusi Lintas Ilmu
panjang gelombang. Pengaruhnya bersifat selektif
terhadap panjang gelombang. Karena pengaruh
yang selektif itulah, timbul
istilah jendela atmosfer,
yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat
mencapai bumi. Dalam jendela atmosfer ada
hambatan atmosfer, yaitu kendala yang disebabkan
oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan
yang terjadipada spektrum inframerah termal.
Gambar 2.2
Proses perekaman yang bersumber pada tenaga Matahari.
Sumber: Dokumentasi penerbit, 2006
A t m o s f e r
Objek
Objek
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
39
3.
Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam pengindraan
jauh seperti atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer.
4.
Interaksi Tenaga dengan Objek
Tiap objek mempunyai karakteristik tertentu dalam memancarkan atau
memantulkan tenaga ke sensor. Pada dasarnya, pengenalan objek dilakukan
dengan menyidik karakter spektral objek yang tergambar pada citra. Objek
yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga tampak cerah dalam
citra, sedangkan objek pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak
gelap. Namun, dalam kenyataannya tidak sesederhana itu. Ada objek yang
berlainan, tetapi mempunyai karakteristik spektral sama atau serupa
sehingga menyulitkan pembedaan dan pengenalannya pada citra. Hal itu
dapat diatasi dengan menyidik karakteristik lain, seperti ukuran, dan pola.
5.
Sensor
Sensor adalah suatu benda untuk merekam objek-objek di alam. Sensor
dibedakan menjadi dua.
a. Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera yang bekerja pada
spektrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra.
b. Sensor elektromagnetik adalah sensor bertenaga elektrik dalam bentuk
sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu
dari sinar-X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra.
6.
Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual
dan numerik atau digital. Cara manual adalah cara memperoleh data
dengan interpretasi secara visual. Cara numerik atau digital adalah cara
memperoleh data dengan menggunakan komputer. Pada umumnya, foto
udara diinterpretasikan secara manual, sedangkan data hasil pengindraan
secara elektronik dapat diinterpretasikan secara manual ataupun numerik.
7.
Pengguna Data (User)
Pengguna data merupakan komponen penting dalam sistem pengin-
deraan jauh. Pengguna dalam sistem ini bisa lembaga atau individu yang
berkepentingan memanfaatkan hasil pengindraan jauh.
Carilah bebagai informasi mengenai para pengguna data pengindraan jauh! Jangan lupa
untuk menuliskannya pada buku catatanmu!
T
ugas Mandiri
studi literatur
Pengindraan Jauh
40
C. Hasil Teknologi Pengindraan Jauh
1. Citra Foto
Citra foto merupakan hasil teknologi pengindraan jauh yang berupa
data visual. Citra foto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
a.
Berdasar Spektrum Elektromagnetik
1) Foto ultraviolet yang menggunakan gelombang spektrum ultraviolet
dekat hingga 0,29 mm.
2) Foto ortokromatik yang menggunakan spektrum tampak dari saluran
biru dan hijau, yaitu 0,4 mm-0,56 mm.
3) Foto nonkromatik yang menggunakan seluruh spektrum tampak, yaitu
0,4-0,7 mm.
4) Foto inframerah asli yang menggunakan saluran inframerah dekat
hingga panjang gelombang, yaitu 0,9 mm-1,2 mm(Gambar 2.3).
5) Foto inframerah modifikasi yang menggunakan saluran inframerah
dekat dan sebagian menggunakan spektrum tampak merah dan hijau
sebagian.
b.
Berdasarkan Sistem Wahana
1) Foto udara, yaitu foto yang sensornya menempel pada pesawat atau
balon.
2) Foto
satelit/orbithal,
yaitu foto yang sensornya menempel pada satelit.
c.
Berdasarkan Jumlah dan Jenis Kamera
1) Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal.
2) Foto jamak,
yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan kamera jamak
d.
Berdasarkan Sumbu Kamera
1) Foto vertikal, yaitu foto yang menggunakan arah sumbunya tegak luruh
dengan objek (Gambar 2.4).
2) Foto agak condong, yaitu foto yang menggunakan sumbu kamera yang
menghasilkan foto yang agak condong (Gambar 2.5).
3) Foto sangat condong, yaitu foto yang menggunakan sumbu kamera
hingga menghasilkan foto yang sangat condong (Gambar 2.6).
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
41
Gambar 2.3
Contoh foto dengan menggunakan warna normal (a) dan infra merah (b) di atas fasilitas olahraga di Kampus
Universitas Wisconsin, Amerika Serikat. Warna merah yang sangat kuat menunjukkan tingkat kesehatan tanaman.
Pada bagian tengah lapangan terbuat dari rumput buatan sehingga tidak memantulkan gelombang infra merah.
Sumber: Lillesand dan Kiefer, 1979: plate II
(a)
(b)
Pengindraan Jauh
42
e.
Berdasarkan Warna
1) Foto warna semu
(
false color
), yaitu
yang menggunakan bukan warna
sebenarnya.
2) Foto warna asli
(
true color
), yaitu
yang menggunakan warna asli atau
sesuai dengan
warna
objek.
2. Citra Non-Foto
Citra non-foto adalah gambaran
yang dihasilkan dengan menggunakan
sensor bukan kamera. Citra non-foto juga
dapat dibedakan berdasarkan spektrum
elektromagnetik, sumber sensor, dan
sistem wahana yang digunakan.
a.
Berdasarkan Spektrum Elektro-
magnetik
1) Citra inframerah termal, yaitu citra
yang dibuat berdasarkan spektrum
inframerah termal.
2) Citra radar dan citra gelombang
mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
sistem gelombang mikro.
b.
Berdasarkan Sumber Sensor
1) Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat
dengan sensor tunggal yang saluran-
nya lebar.
2) Citra multispektral, yaitu citra yang
dibuat dengan sensor jamak yang
salurannya sempit.
c.
Berdasarkan Wahana
1) Citra dirgantara, yaitu citra yang
dibuat dengan wahana yang ber-
operasi di udara.
2) Citra satelit, yaitu citra yang dibuat
dari antariksa atau angkasa luar
(Gambar 2.7).
Antara citra foto dengan citra non
foto mempunyai beberapa perbedaan
seperti dalam tabel berikut.
F
H-h
Objek
Hasil
H-h
Objek
F
Hasil
H-h
Objek
Hasil
F
Satelit NOAA melintas di atas dan memetakan
permukaan Bumi dua kali sehari dalam
bentuk citra inframerah.
Eureka
Gambar 2.4
Ilustrasi pembuatan foto vertikal.
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Gambar 2.5
Ilustrasi pembuatan foto agak condong.
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Sumber: Dokumentasi Penerbit, 2006
Gambar 2.6
Ilustrasi pembuatan foto condong.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
43
Tabel 3.1
Perbedaan Citra Foto dan Non-Foto
Variabel pembeda/
jenis citra
Citra Foto
Citra Non-Foto
Sensor
Kamera
Non kamera, berdasarkan atas penyiaman
(scanning). Kamera yang detektornya bukan film.
Detektor
Film
Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto violet.
Proses perekaman
Fotografi
Elektronik
Mekanisme perekaman
Serentak
Parsial
Spektrum elektromagnetik
Spektrum tampak dan
perluasannya
Spektrum tampak dan perluasannya, termal,
dan gelombang mikro.
Sumber: Lillesand dan Kiefer, 1979: plate XIV
Apakah yang mendasari perbedaan citra dirgantara dan citra satelit? Jangan lupa untuk
mencatatkannya pada buku catatanmu!
T
ugas Mandiri
analisis
Gambar 2.7
Citra satelit Landsat Kota Boston, Tanjung Cod dan sekitarnya. Skala 1: 3.000.000
Pengindraan Jauh
44
D. Unsur-Unsur Interpretasi Citra
1.
Bentuk
Bentuk dari suatu objek dapat membantu kita di
dalam menginterpretasi citra. Bentuk tersebut biasanya
memberikan cirikhas dari suatu objek. Contohnya,
bangunan sekolah terlihat seperti huruf H, L, dan
I
(Gambar 2.8).
2.
Ukuran
Ukuran dalam foto udara meliputi jarak, luas,
volume, tinggi, dan kemiringan. Ukuran objek pada
citra sangat berhubungan dengan skala citra.
Contohnya, skala citra 1:2000. Panjang objek pada
foto udara 4 Cm, dan lebarnya 3 Cm. Panjang
sebenarnya = 4 X 2000 = 8000 cm atau 80 m,
sedangkan lebar sebenarnya = 3 X 2000 = 6000 Cm
= 60 m.
3.
Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kecerahan objek yang
tergambar pada citra. Pada foto udara hitam putih,
rona objek dapat beragam dari putih hingga hitam
dengan berbagai wujud peralihan, seperti putih,
kelabu, kelabu kehitam-hitaman, kelabu cerah, dan
sebagainya (Gambar 2.9).
Pada foto udara berwarna, rona akan lebih mudah
diinterpretasi berdasarkan ketampakan warna objek.
Dengan menggunakan band (saluran) inframerah,
tumbuh-tumbuhan hijau akan nampak kemerah-
merahan.
4.
Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona
pada citra. Di dalam tekstur, kita mengenal tiga tingkatan
tekstur, yaitu halus, sedang, dan kasar. Contohnya hutan
bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan padang
rumput bertekstur halus (Gambar 2.10).
5.
Bayangan
Bayangan sangat dipengaruhi oleh arah datang-
nya sinar matahari pada saat pemotretan. Dengan
melihat bayangan objek dan waktu
pemotretan akan
dapat diketahui arah orientasi (mata angin) dari foto
udara (Gambar 2.11).
Gambar 2.8
Bentuk bangunan sekolah dilihat pada
foto udara vertikal dengan skala 1:13.200.
Sumber: Lillesand dan Kiefer, 1979: plate V
?
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
Gambar 2.9
Perbedaan rona dan warna pada foto
udara. (a) Warna gelap menunjukkan
adanya air dalam jumlah yang besar. (b)
Warna terang menunjukkan sedikitnya
kandungan air.
(a)
(b)
Ingin lebih tahu
www.lapan.go.id
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
45
6.
Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu objek yang terdapat dalam
citra. Dengan pola, kita akan memperoleh gambaran objek sebenarnya yaitu
melalui ciri-ciri dari objek yang bersangkutan. Contohnya, pada pola aliran
sungai, kita mengenal pola dendritik, trellis, dan pinnate. Pada pola
permukiman penduduk, kita mengenal pola linier dan bergerombol.
Gambar 2.10
Tekstur kasar dengan warna
terang menunjukkan ladang (a).
Tekstur kasar dengan warna gelap
menunjukkan hutan (b). Tekstur
halus dengan warna gelap menun-
jukkan sawah atau kolam ikan (c).
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
(a)
(b)
(c)
7.
Situs
Situs adalah letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di
sekelilingnya. Contohnya, situs permukiman penduduk biasanya memanjang
mengikuti jalan, sungai, dan pantai (Gambar 2.12).
8.
Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan suatu objek dikaitkan dengan objek yang
lain di sekitarnya. Contohnya perkampungan biasanya dekat dengan jalan
dan lahan pekarangan yang ditumbuhi tanaman.
Gambar 2.12
Situs pemukiman penduduk biasa-
nya memanjang mengikuti jalan.
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
Gambar 2.11
Perhatikan bayangan objek yang
diberi tanda lingkaran. Foto udara
diatas diambil pada jam 08:23,
berarti Matahari berada di timur
dan bayangan objek mengarah ke
barat dengan demikian kita akan
menemukan arah utara.
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
Ingin lebih tahu
www.bakorsurtanal.go.id
?
Bukalah foto udara pada lampiran 2, dapatkah kamu mengenali berbagai objek yang
tergambar di sana?
T
ugas Mandiri
observasi
Pengindraan Jauh
46
E. Langkah-Langkah Interpretasi Citra
Untuk mendapatkan data geografi dari hasil pengindraan jauh harus
dilakukan beberapa langkah terlebih dahulu.
1.
Deteksi
Deteksi adalah upaya mengetahui benda dan gejala di sekitar
lingkungan kita, dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Dengan
adanya data dari pengindraan jauh, untuk mendeteksi benda dan gejala di
sekitar kita, pengindraan tidak perlu secara langsung ke tempat sebenarnya,
cukup melalui foto udara.
2.
Identifikasi
Objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang
terekam oleh sensor. Terdapat tiga ciri-ciri utama yang dapat dikenali, yaitu
spektral, spasial, dan temporal. Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh
interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek yang dinyatakan
dengan rona dan warna. Ciri spatial meliputi bentuk, ukuran, bayangan,
pola, situs, dan asosiasi. Ciri temporal terkait dengan kondisi benda pada
saat perekaman.
3.
Pengenalan
Pengenalan adalah proses klasifikasi terhadap objek secara langsung
yang tampak didasarkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu.
4.
Analisis
Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra
yang sama dengan identitas objek.
5.
Deduksi
Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah
kearah yang lebih khusus. Bukti ini diperoleh dari objek yang tampak
langsung.
6.
Klasifikasi
Klasifikasi meliputi deskripsi dari kenampakan yang dibatasi. Hal ini
merupakan interpretasi citra karena pada tahap inilah kesimpulan dan
hipotesis dapat diambil.
7.
Idealisasi
Idealisasi merupakan pekerjaan kartograf, yaitu menyajikan hasil
interpretasi citra kedalam bentuk peta yang siap pakai.
Apakah akibat dari kesalahan identifikasi?
T
ugas Mandiri
analisis
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
47
F. Mengenali Foto Udara
1. Keterangan pada Foto Udara
Begitu banyak citra hasil pengindraan
jauh. Salah satunya adalah pankromatik
atau sering dikenal dengan foto udara.
Ukuran standar dari foto udara ialah 23
x 23 cm. Untuk memudahkan interpretasi
suatu foto udara diperlukan pengetahuan
tentang bagian-bagian pada foto udara
(Gambar 2.13).
a.
Tanda Fiducial
Tanda fiducial berfungsi untuk
mengetahui titik prinsipal dari foto udara.
Titik prinsipal foto merupakan titik
tembus dari sumbu kamera pada objek
atau daerah yang direkam. Titik prinsipal
diperoleh dari perpotongan garis dari
b.
Nomor Seri
Pada setiap foto udara diberi nomor
registrasi yang berfungsi memberikan informasi
mengenai daerah yang dipotret, tanggal
pemotretan, jalur terbang, dan nomor lembar
foto (Gambar 2.14). Nomor seri ditujukan
untuk mempermudah pengarsipan dan penyu-
sunan foto udara sewaktu membuat mozaik
foto udara.
c.
Tanda Tepi
Untuk menentukan skala dan orientasi
(arah mata angin) maka foto diberi tanda tepi.
Pada foto udara, tanda tepi terdiri atas ketinggian
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
(a) tinggi terbang, (b) jam terbang, (c) waterpass.
(a)
(b)
(c)
Tanda
fiducial
Fokus kamera
Nomor seri
Waterpass
Jam terbang
Tinggi terbang
Pemotret/daerah/Tahun/Jalur/nomor foto
tanda fiducial. Perpotongan garis tersebut tergambar dalam bentuk "+" atau
"X". Pada umumnya terdapat empat tanda
fiducial pada peta.
Gambar 2.13
Ilustrasi bagian-bagian foto udara.
Sumber:Dokumentasi penerbit, 2006
Gambar 2.14
Nomor seri foto udara.
Gambar 2.15
Sumber: WTC.II_IPEDA/R.2700.NO.21
Pengindraan Jauh
48
terbang, jam terbang, panjang fokus kamera, dan waterpass. Jam terbang
menunjukkan waktu pemotretan sehingga diperoleh arah orientasi.
Misalnya, jam terbang menunjukkan jam 15.00 maka seluruh bayangan
objek yang ada di foto udara mengisyaratkan arah timur. Panjang fokus
kamera dan ketinggian terbang digunakan untuk menentukan skala foto
udara. Waterpass untuk mengetahui kedudukan kamera (Gambar 2.15).
2. Penentuan Skala Foto Udara
Skala pada foto udara merupakan perbandingan jarak dua titik pada
foto udara dan jarak dua titik secara mendatar di lapangan. Untuk
menentukan skala dari foto udara digunakan rumus berikut ini.
f
S
H
h
Keterangan
S
: skala foto udara
: fokus kamera
H
: tinggi pesawat
h
: tinggi objek
Contoh soal
Perekaman objek dengan menggunakan kamera yang memiliki panjang
fokus 152 mm, tinggi terbang pesawat 5000 meter di atas permukaan laut,
dan ketinggian objek 1200 meter di atas permukaan laut. Berapakah skala
foto udara?
Jawab
S
f
Hh
=
−
S
cm
=
−
15 2
500 000 120 000
,
..
S
=
15 2
380 000
,
.
S
=
1
25 000.
Jadi skala foto udara adalah 1: 25.000
Apabila foto udara tidak mencantumkan ketinggian terbang maka
perhitungan skala dapat ditentukan dengan membandingkan jarak di foto
udara dengan jarak datar di lapangan. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
49
J
f
S
J
l
Keterangan
S
: skala foto udara
J
f
: jarak di foto
J
l
: jarak di lapangan
Contoh soal
Jarak antara 2 titik pada foto udara 5 cm, sedangkan jarak datar di
lapangan 500 meter maka berapakah skala foto udara tersebut?
Jawab
J
f
S
J
l
5
50.000
cm
S
cm
1
10.000
S
Jadi skala foto udara adalah 1: 10.000
Selain membandingkan jarak di foto dan di lapangan, pengukuran skala
foto udara juga dapat dilakukan dengan membandingkan jarak di foto
dengan jarak di peta yang ada skalanya. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
skala peta
Jf
S
J
l
u
Contoh soal
Pada peta skala 1: 25.000, jarak titik A dan B adalah 2 cm, sedangkan
jarak pada foto udara 4 cm. Berapakah skala foto udara?
skala peta
Jf
S
J
l
u
41
2
25.000
cm
S
cm
u
4
50.000
S
1
12.500
S
Jadi skala foto udara adalah 1: 25.000
Pengindraan Jauh
50
Bukalah foto udara pada lampiran 2, dan jawablah pertanyaan berikut.
1. Dapatkah kamu mengenali jam terbang, ketinggian, fokus, dan waterpass?
2. Berapakah skala foto udara?
3. Buatlah titik prinsipal foto udara tersebut?
T
ugas Mandiri
studi literatur
G . Contoh Interpretasi Citra Hasil Pengindraan Jauh
Pada pembahasan ini, kalian akan mempelajari bagaimana cara
menginterpretasi sebuah citra. Citra yang akan kita gunakan adalah citra
pankromatik hitam putih (Gambar 2.16).
Sumber: Lillesand dan Kieper, 1979: 68
Gambar 2.16
Foto udara vertikal daerah Langenburg, Jerman. Foto diambil dengan ukuran 230mm x 230mm, skala 1:13.200.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
51
1. Interpretasi Pola Pengaliran
a. Siapkan foto udara atau citra. Citra tersebut akan lebih mudah
diinterpretasi kalau jenisnya berwarna dan berskala besar. Citra
tersebut akan tampak warna dan rona yang bervariasi.
b. Kenali warna yang seragam dan bentuknya memanjang, kadang
berkelak-kelok.
c. Citra tersebut kemudian ditutup dengan plastik bening (transparan),
supaya tidak bergeser, beri isolatif bagian pinggir-pinggirnya.
d. Siapkan spidol transparan permanen dengan warna biru dan
berukuran kecil (F), kemudian mulailah menggambar di atas plastik
transparan dalam bentuk simbol garis mulai dari ujung hulu sampai
hilir dengan segala percabangannya.
e. Tulis hasil interpretasi dengan menggunakan unsur-unsur interpretasi
yang terdiri dari bentuk, ukuran, rona dan warna, tekstur, bayangan,
pola, situs, dan asosiasi (Gambar 2.17).
Gambar 2.17
Contoh interpretasi sungai pada foto udara. Tekstur halus, warna gelap, dan bentuk memanjang maka kesimpulan
objek foto udara adalah sungai. Warna interpretasi sebenarnya untuk sungai adalah warna biru.
Sumber: Lillesand dan Kieper, 1979: 68
Pengindraan Jauh
52
2. Interpretasi Pola Penggunaan Lahan
a. Siapkan foto udara atau citra. Citra tersebut akan lebih mudah
diinterpretasi kalau jenisnya berwarna dan berskala besar. Citra
tersebut akan menampakkan warna dan rona yang bervariasi.
b. Kenali warna yang seragam dan bentuknya memanjang.
c. Citra tersebut kemudian ditutup dengan plastik bening (transparan),
supaya tidak bergeser, beri isolasi bagian pinggir-pinggirnya.
d. Siapkan spidol transparan permanen dengan warna hijau dan
berukuran kecil (F), kemudian mulailah menggambar di atas plastik
transparan dalam bentuk simbol bidang.
e. Tulis hasil interpretasi dengan menggunakan unsur-unsur interpretasi
yang terdiri dari bentuk, ukuran, rona dan warna, tekstur, bayangan,
pola, situs, dan asosiasi (Gambar 2.18).
(a)
(b)
(d)
(c)
Gambar 2.18
Contoh interpretasi penggunaan lahan pada foto udara. (a) Tekstur halus, warna terang maka kesimpulan penggunaan
lahannya adalah ladang yang belum ditanami tanaman. (b) Tektur halus, warna gelap maka kesimpulan penggunaan
lahannya adalah ladang yang sudah ditanami tanaman. (c) Tektur kasar, warna gelap maka kesimpulan penggunaan
lahannya adalah hutan. (d) Tektur kasar, warna
random
, pola teratur mengikuti jalan maka kesimpulan penggunaan
lahannya adalah permukiman. Warna interpretasi sebenarnya untuk penggunaan lahan adalah warna hijau.
Sumber: Lillesand dan Kieper, 1979: 68
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
53
H. Keunggulan dan Keterbatasan Citra Hasil
Pengindraan Jauh
Walaupun sistem pengindraan jauh banyak diandalkan dalam ber-
bagai bidang, sistem ini tetap memiliki keunggulan dan kelemahannya
tersendiri.
1. Keunggulan Citra Pengindraan Jauh
a.
Menggambarkan Secara Detail
Citra pengindraan jauh menggambarkan objek atau daerah secara
lengkap dengan bentuk dan letak yang mirip kenampakan sebenarnya di
muka bumi. Hal ini menjadikan citra sebagai alat yang baik sekali untuk
pembuatan peta yaitu digunakan sebagai sumber peta, maupun sebagai
kerangka letak. Berdasarkan modelnya, peta merupakan model simbolik,
sedangkan citra merupakan model ikonik karena wujud yang mirip
sebenarnya.
b.
Menggambarkan Secara Luas
Tiap lembar citra mencakup daerah yang luas, yaitu setengah bola bumi
bagi citra satelit GMS dan 34.000 km
2
bagi citra landsat, sedangkan foto
udara berskala 1:50.000 mencakup 132 km
2
. Karena pembuatan citra
dilakukan dari ruang angkasa, di dalam cuaca yang buruk pun citra dapat
dibuat dengan cepat meskipun daerah itu sulit dijangkau di lapangan. Pada
daerah yang luas citra memungkinkan pemetaan dan inventarisasi sumber
daya yang lebih cepat dan lebih murah.
c.
Menggambarkan Secara Tiga Dimensi
Jenis citra tertentu, khususnya pankromatik hitam putih dapat
memunculkan gambaran tiga dimensional. Pengamatan citra dilakukan
dengan alat yang disebut stereoskop. Keuntungan gambaran tiga
dimensional yaitu sebagai berikut.
1) Memudahkan pengenalan objek.
2) Memungkinkan pengukuran beda tinggi dan lereng yang merupakan
variabel penting dalam evaluasi lahan.
3) Relief tampak lebih jelas karena adanya pembesaran skala tegak.
Jika objek yang akan diinterpretasi adalah jalan, baik itu jalan utama maupun jalan
setapak, bagaimanakah cara kalian mengenalinya dan warna apakah yang dapat mewakili
kenampakan jalan pada foto udara?
T
ugas Mandiri
analisis
Pengindraan Jauh
54
4) Memungkinkan pengukuran volume, contohnya volume tanah yang
harus digali dan diisikan dalam pembangunan jalan dan volume waduk
yang akan dibangun.
d.
Menggambarkan Secara Cepat
Penggunaan citra merupakan satu-satunya cara menetapkan daerah
bencana seperti daerah yang sedang dilanda banjir dan gempa bumi secara
cepat (Gambar 2.19). Selain itu, pembuatan citra dapat dilakukan dalam
periode ulang yang pendek yaitu 16 hari bagi citra Landsat IV, tiap 6 jam
bagi citra satelit cuaca NOAA, dan tiap setengah jam bagi citra satelit GMS.
Karakteristik objek yang tak tampak dapat diperoleh dalam bentuk citra,
sehingga dimungkinkan pengenalannya. Contohnya, kota yang tak tampak
pada malam hari dapat direkam berdasarkan beda suhu objeknya, yaitu
dengan menggunakan tenaga gelombang termal. Air panas dapat dikenali
dengan rona lebih cerah dibandingkan air dingin pada citra inframerah termal.
Bentuk samaran dapat dideteksi dengan menggunakan foto berwarna semu.
2. Keterbatasan Citra Pengindraan Jauh
a. Tidak semua data dapat disadap.
Objek atau
gejala yang tidak dapat
disadap misalnya migrasi, susunan penduduk, dan produksi pertanian.
Hal ini dikarenakan data yang didapat pada citra terbatas pada data
objek
atau gejala yang tampak langsung pada
citra.
Data yang dapat
disadap, misalnya jenis tanah, jenis batuan, air tanah, kualitas
perumahan, dan pencemaran air.
b. Ketelitian interpretasi citra sangat tergantung pada kejelasan wujud
objek dan karakteristik citra yang digunakan.
Gambar 2.19
Citra satelit Nangroe Aceh Darussalam, sebelum dan sesudah gempa dan tsunami.
Sumber: www.indosiar.com
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
55
Carilah informasi dari berbagai literatur tentang penggunaan teknologi pengindraan jauh
di berbagai bidang!
T
ugas Mandiri
studi literatur
I. Pemanfaatan Pengindraan Jauh
1. Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui
apakah penggunaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai
dengan potensi ataupun daya dukung lahan. Penggunaan lahan yang sesuai
akan memperoleh hasil yang baik dan tidak membahayakan lingkungan.
Teknologi hasil pengindraan jauh mampu memberikan informasi penggunaan
lahan
(Gambar 2.20) sehingga dalam pemanfaatan lahan tersebut benar-
benar sesuai dengan peruntukkannya. Satelit yang digunakan untuk meng-
amati penggunaan lahan di muka bumi ialah
Landsat
(
Land resources
satellite
).
Gambar 2.20
Landsat digital data
yang berisi penggunaan lahan di Washington D.C. dalam skala 1:400.000. Permukiman
ditunjukkan dalam warna biru, industri dan komersial ditunjukkan dalam warna merah, hutan dan taman ditunjukkan
dalam warna hijau, air ditunjukkan warna abu-abu, kemudian lahan yang terpolusi ditunjukkan warna kuning.
Sumber: Lillesand dan Kieper, 1979: Plate XVI
Pengindraan Jauh
56
2. Bidang Kehutanan
Bidang kehutanan berkenaan dengan pemanfaatan hutan dengan
segala manfaatnya seperti kayu, dan hasil ikutannya. Kegiatan pemanfaatan
hutan harus dikendalikan agar konsep kerlanjutan pemanfaatan hutan dapat
diwujudkan. Teknologi pengindraan jauh dapat memberi informasi kondisi
fisik hutan. Indraja juga mampu menginformasikan perubahan yang terjadi
pada tata guna hutan. Satelit yang berfungsi mengamati tata guna hutan
ialah ERS
(
Earth Resources Satellite
).
3. Bidang Hidrologi
Manfaat pengindraan jauh di bidang hidrologi meliputi tiga aspek.
Pertama, pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai. Ke dua,
pemetaan sungai dan studi sedimentasi. Ke tiga, pemantauan luas daerah
dan intensitas banjir.
4. Bidang Pembuatan Peta
Pembuatan peta dengan mendasarkan teknologi pengindraan jauh akan
memberi keuntungan, misalnya kecepatan dalam penyelesaian peta maupun
kesesuaian bentuk peta dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Hal
tersebut dikarenakan citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi,
sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang
alam maupun buatan manusia. Foto udara merupakan salah satu hasil
teknologi indraja yang bermanfaat di bidang pemetaan.
5. Bidang Meteorologi
Meteosat
(
Meteorological Satelllite
) dam Satelit Aqua adalah dua satelit
yang berfungsi mengamati perilaku cuaca di muka bumi. Adapun manfaat
pengindraan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat keadaan
awan dan kandungan air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan dengan cara menentukan daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon
.
c. Mengamati sistem pola angin.
6. Bidang Oseanografi
Pengamatan keadaan laut di muka bumi dilakukan oleh Satelit MOS
(
Marine Observation Satellite
) dan Seasat.
Di bidang oseanografi manfaat
pengindraan jauh adalah sebagai berikut.
a. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi.
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan
frekuensi).
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
57
c. Mengamati sifat fisik air laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan,
dan salinitas air laut.
d. Mencari lokasi
upweling
(naiknya arus dari laut dalam),
singking
(turunnya arus dari laut dangkal), dan distribusi suhu
permukaan.
7. Bidang Geofisika Bumi
Kondisi geofisika bumi senantiasa diamati oleh satelit GOES (
Geo
Stasionery Operational Environmental Satellite
) dan satelit TIROS
(
Thermal
Infrared Observation Satellite
). Berikut ini beberapa manfaat pengindraan
jauh di bidang fisika bumi.
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan
pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.
c. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak.
d. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
e. Melakukan pemantauan daerah bencana, pemantauan aktivitas
gunung api, dan pemantauan persebaran abu vulkanik.
f
. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam.
Pengindraan jauh juga bermanfaat di bidang geologi, dapatkah kamu memperkirakan
apa saja manfaat pengindraan jauh di bidang tersebut?
T
ugas Mandiri
studi literatur
Kilas Geografi
Henry Hess (1906-1969) merupakan seorang ahli geologi Amerika.
Selama Perang Dunia II, Hess bekerja pada sebuah kapal selam dan membuat
topografi dasar laut. Beliau kemudian menemukan bahwa panas yang
mengalir
di dalam bumi ternyata jauh lebih besar daripada perkiraan manusia.
Tahun 1960, beliau mengungkapkan penemuannya bahwa dasar laut
masih berumur muda karena batu magma di selimut Bumi terus menerus
meningkat kemudian menghablur di lereng tanggul dasar samudera. Menurut
pendapatnya, dasar laut bergerak menjauhi tanggul dasar samudera dan hilang
di dalam lapisan parit laut yang mengelilingi Samudera Pasifik.
Henry Hess
Pengindraan Jauh
58
P
elatihan
Bab2
Kerjakanlah di buku tugasmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah, gejala dengan jalan menganalisa data yang diperoleh dengan alat
(sensor) tanpa ada kontak langsung dengan terhadap objek, daerah atau gejala
yang dikaji, batasan tersebut dikemukakan oleh ....
a. Lilies and Kiefer
b. Simonett
c.
Lindgren
d. Hornby
e. Vink
2. Dalam bahasa perancis pengindraan jauh disebut ....
a.
remote sensing
b.
perseption remote
c.
femmerkiindung
d.
lanscaft
e.
teledetection
3. Sensor yang digunakan untuk pembuatan foto udara adalah ....
a. pesawat udara
b. kamera
c.satelit
d. roket
e.citra
R
angkuman
1. Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk mendapat informasi
permukaan bumi dengan cara menganalisis gambaran permukaan bumi
tanpa kontak langsung dengan objek permukaan bumi tersebut.
2. Dalam pengindraan jauh, terdapat beberapa komponen yang saling
berhubungan, yaitu: tenaga, atmosfer, objek, interaksi antara tenaga
dengan objek, sensor, perolehan data, dan pengguna data
(
User
)
3. Hasil teknologi pengindraan jauh terdiri dari citra foto dan citra non foto.
Geografi untuk SMA-MA Kelas XII
59
4. Berikut ini yang bukan merupakan komponen pengindraan jauh adalah ....
a. sumber tenaga
b.
Digitizer
c.satelit
d. interaksi antara tenaga dan objek
e. sensor
5. Alat yang berfungsi sebagai perekam atau pemantau objek yang dikaji
dinamakan ....
a. wahana
b. atmosfer
c. sensor
d. radar
e.citra
6. Dilihat dari luas daerah yang dipantau, makin tinggi wahana akan semakin ....
a. baik hasilnya
b. luas hasilnya
c. jelas hasilnya
d. jelek hasilnya
e. sempit hasilnya
7. Di dalam citra foto, jika foto dibuat dengan sumbu kamera menyudut dengan
terhadap garis tegak lurus permukaan bumi maka hasilnya disebut ....
a. foto ortokromatik
b. foto jamak
c. foto pankromatik
d. foto condong
e. foto tunggal
8. Tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra dalam wujud hitam putih
adalah ....
a.
rona
b.
konfergensi
bukti
c. bayangan
d. asosiasi
e.situs
9. Lembaga yang bertugas mengadakan pengukuran dan pembuatan peta di
wilayah indonesia adalah ....
a. LAPAN
b. Jawatan topografi angkatan darat
c. Bakosurtanal
d. LIPI
e. BATAN
Pengindraan Jauh
60
Tugas Portofolio
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas
: XII (Dua belas)
Pokok Bahasan :
Pengindraan Jauh
Tema
: Interpretasi Foto Udara
Kerjakanlah bersama kelompok belajarmu!
Foto udara adalah salah satu sumber penting dalam pembuatan peta.
Langkah-langkah kerja
1. Bukalah lampiran 2 pada buku ini, di sana kalian akan menemukan gambar
sebuah foto udara dalam ukuran dan bentuk aslinya.
2. Buatlah dua peta dari foto udara tersebut di atas plastik transparan (plastik mika).
a. Peta Jalan (Transportasi)
b. Peta Penggunaan Lahan
3. Buatlah simbol yang jelas agar peta yang kalian buat dapat terbaca dengan mudah.
Misalnya, jalan dengan warna merah dan penggunaan lahan dengan warna hijau.
4. Agar lebih mudah, ikutilah tahapan-tahapan dalam menginterpretasi peta
seperti yang telah diuraikan dalam pokok bahasan
Pengindraan Jauh.
5. Jangan lupa untuk menyertakan komponen kelengkapan peta.
6. Simpan hasil karya kalian, karenakan akan digunakan dalam tugas yang
akan datang.
1
0.
Sensor yang digunakan untuk foto udara adalah ....
a.
pesawat udara
b.satelit
c. radar
d. kamera
e. roket
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Diketahui jarak titik A ke B pada foto udara adalah 4 cm, sedangkan jarak di
lapangan 200 m. Berapakah skala foto udara?
2. Pada peta yang skalanya 1 : 50.000 jarak D ke E adalah 3 cm, sedangkan pada
foto udara 6 cm. Berapakah skala foto udara?
3. Jelaskan manfaat teknologi pengindraan jauh dalam bidang klimatologi!
4. Jelaskan manfaat teknologi pengindraan jauh dalam bidang pemetaan!
5. Apakah yang dimaksud dengan rona dan tekstur pada foto udara?