Halaman
Konflik Sosial
27
Melalui pengkajian suatu kasus dan
diskusi kelompok, saya akan meng-
klasifikasikan berbagai konflik sosial
ke dalam bentuk dan jenis-jenisnya.
Melalui diskusi interaktif dalam kelas,
saya akan merumuskan hubungan
antara konflik dengan kekerasan serta
hubungan di antara keduanya.
Pada akhirnya, saya mampu meng-
analisis penyebab terjadinya konflik
sosial sebagai dasar penyelesaian
konflik.
Saya akan melakukan simulasi seder-
hana tentang sebab-sebab terjadinya
konflik untuk menambah pengetahu-
an dan wawasan saya akan faktor pe-
nyebab munculnya konflik.
Tidak dapat dimungkiri konflik selalu
terjadi dalam kehidupan masyarakat,
bahkan dalam masyarakat terkecil
sekalipun. Oleh karena itu, saya ingin
mempelajari konflik sosial yang terjadi
dalam masyarakat.
SOSIOLOGI Kelas XI
28
Perhatikan peristiwa di atas! Mengerikan bukan? Bangunan rumah
hancur berantakan, harta benda hilang sudah, yang tersisa hanyalah
perasaan takut dan trauma dari para korban. Inilah akibat konflik sosial.
Konflik sosial terjadi di semua wilayah baik internasional maupun
nasional. Setiap negara atau wilayah mempunyai penyebab tersendiri
terjadinya konflik sosial dan terkadang harus dibayar mahal oleh setiap
warganya. Lantas, mengapa konflik sosial harus terjadi?
Sumber:
www.okusi.net
Sumber:
Tempo, Edisi 15–21
Gambaran akibat terjadinya konflik sosial.
Konflik Sosial
29
konflik, interaksi disosiatif,
perbedaan antarorang,
perbedaan kebudayaan,
perbedaan kepentingan,
perubahan sosial, per-
tentangan pribadi, per-
tentangan rasial, perten-
tangan antarkelas sosial,
pertentangan politik, per-
tentangan internasional
A. Berbagai Konflik di Masyarakat
Dalam masyarakat yang penuh dengan keragaman tidak meng-
herankan konflik dapat terjadi. Konflik timbul karena perbedaan-
perbedaan yang ada dipertajam oleh pihak-pihak tertentu. Cobalah
lihat sebentar lingkungan sekitarmu, adakah konflik yang terjadi?
Carilah minimal lima macam konflik yang sering kamu temui di
lingkunganmu. Dari hasil pengamatanmu terlihat betapa banyak
konflik yang terjadi di masyarakat dengan bentuk dan jenis yang
berbeda-beda. Lantas, apa yang dimaksud dengan konflik dalam
kacamata sosiologi? Bagaimana bentuk serta jenis-jenis konflik yang
terjadi di masyarakat?
1. Pengertian Konflik Sosial
Konflik merupakan bagian dari suatu kehidupan di dunia yang
kadang tidak dapat dihindari. Konflik umumnya bersifat negatif,
karena ada kecenderungan antara pihak-pihak yang terlibat konfilk
saling bertentangan dan berusaha untuk saling meniadakan atau
melenyapkan. Dalam hal ini yang bertentangan dianggap sebagai lawan
atau musuh. Di sinilah letak perbedaan konflik dengan rivalitas atau
persaingan. Meskipun dalam rivalitas terdapat kecenderungan untuk
mengalahkan, namun tidak mengarah pada saling meniadakan saingan
atau kompetitor. Saingan atau tidak dianggap musuh yang harus
dilenyapkan. Untuk memahami lebih dalam mengenai konflik sosial,
cobalah kerjakan aktivitas berikut ini.
Sumber:
www.pikiran-rakyat.com
Gambar 2.1
Adanya konflik menyebab-
kan perpecahan.
Penyebab:
• Perbedaan antar-
orang
• Perbedaan ke-
budayaan
• Bentrokan ke-
pentingan
• Perubahan so-
sial
Konflik Sosial
Akibat:
• Solidaritas ang-
gota kelompok
• Keretakan dalam
kelompok
• Perubahan ke-
pribadian
• Jatuhnya korban
• Akomodasi, do-
minasi, penak-
lukan
Solusi:
• Konsiliasi
• Arbitrase
• Mediasi
• Koersi
• Detente
SOSIOLOGI Kelas XI
30
Menurut Minnery, mendefinisikan konflik sebagai interaksi
antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling bergantung
namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan di mana setidaknya salah
satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan
melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut (Minnery 1985,
hal 35).
Dalam sosiologi konflik disebut juga pertikaian atau pertentangan.
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif.
Hal ini berarti satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau ber-
usaha menyingkirkan pihak lainnya. Dengan kata lain, pertikaian
merupakan usaha penghapusan keberadaan pihak lain. Pengertian ini
senada dengan pendapat Soedjono. Menurut Soedjono (2002:158),
pertikaian adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana pihak yang
satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain atau berusaha mengenyah-
kan rivalnya.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1989:86), pertentangan
atau pertikaian atau konflik adalah suatu proses yang dilakukan orang
atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Oleh
karena itu, konflik diidentikkan dengan tindak kekerasan.
Konflik dapat pula diartikan sebagai suatu perjuangan memperoleh
hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, dan
sebagainya guna memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, setiap
pihak yang berkonflik berusaha menundukkan saingannya dengan
menggunakan segala kemampuan yang dimiliki agar dapat memenang-
kan konflik tersebut. Tindak kekerasan dianggap tindakan yang tepat
dalam mendukung individu mencapai tujuannya. Dalam arti mudah,
konflik didefinisikan sebagai perbedaan pendapat, kepentingan, atau
tujuan antara dua atau lebih pihak yang mempunyai objek yang sama
dan membawa pada perpecahan.
Konflik tradisional kembali terjadi di Kampung Kwamki Lama, Distrik
Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua. Hari Jumat 28 Juli 2006, puluhan
orang terluka, seorang di antaranya meninggal dan rumah seorang kepala
suku dibakar. Pertikaian terjadi di Jalan Kanguru, lokasi massa Elminus
dan Yusak Mom dikurung massa Yakobus Kogoya yang bertahan di kedua
ujung Jalan Kanguru. Konflik melibatkan kurang lebih 800 orang, terjadi
sekitar pukul 09.00. Beberapa ibu memegang pelat seng atau papan tripleks
sebagai tameng. Kaum pria berlarian melepaskan anak panah. Sekitar pukul
11.00 kubu Yakobus Kogoya terpukul mundur hingga 200 meter lebih dan
bertahan di lapangan Kios Panjang. Tekanan massa Elminus dan Yusak
Mom semakin menghebat hingga polisi yang berusaha mencegah keduanya
bertemu terpaksa mundur.
Akhirnya sekitar pukul 12.40 masing-masing kelompok mundur ke baris
pertahanan masing-masing. Namun, pukul 13.00 konflik terjadi kembali.
Menurut polisi kurang lebih 20 orang terluka dalam peristiwa tersebut dan
sebuah rumah kepala suku dibakar.
Sumber:
www.kabar-irian.com
Kaji dan analisis kasus di atas! Berdasarkan kasus di atas, apa yang dapat
kalian pahami tentang konflik sosial? Selanjutnya, tulislah hasilnya dalam
selembar kertas dan presentasikan di depan kelas sebagai langkah awal
memahami tentang konflik sosial.
Menurut Thomas Sunarya
dalam makalahnya yang
berjudul
Manajemen Konflik
dan Kekerasan
, konflik terjadi
manakala terdapat kesenjang-
an status sosial, dan kurang
meratanya kemakmuran
serta adanya kekuasaan
yang tidak seimbang.
Konflik Sosial
31
2. Macam-Macam Konflik Sosial
Sebagaimana diungkapkan di depan, bahwa munculnya konflik
dikarenakan adanya perbedaan dan keragaman. Berkaca dari
pernyataan tersebut, Indonesia adalah salah satu negara
yang berpotensi konflik. Lihat saja berita-berita di media
massa, berbagai konflik terjadi di Indonesia baik konflik
horizontal maupun vertikal. Konflik horizontal menunjuk
pada konflik yang berkembang di antara anggota masyara-
kat. Yang termasuk dalam konflik horizontal adalah konflik
yang bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan seperti
di Papua, Poso, Sambas, dan Sampit. Sedangkan konflik
vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat
dengan negara. Umumnya konflik ini terjadi karena
ketidakpuasan akan cara kerja pemerintah. Seperti konflik
dengan para buruh, konflik Aceh, serta daerah-daerah yang
muncul gerakan separatisme.
Namun, dalam kenyataannya ditemukan banyak konflik dengan
bentuk dan jenis yang beragam. Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha
mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik tersebut.
Menurutnya, konflik mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu:
a. Konflik Pribadi
Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umum-
nya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang
lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang men-
dalam. Perasaan ini mendorong tersebut untuk memaki, meng-
hina, bahkan memusnahkan pihak lawan. Pada dasarnya konflik
pribadi sering terjadi dalam masyarakat.
b. Konflik Rasial
Konfilk rasial umumnya terjadi di suatu negara yang memiliki
keragaman suku dan ras. Lantas, apa yang dimaksud dengan ras?
Ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri
biologisnya, seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit,
dan warna rambut. Secara umum ras di dunia dikelompokkan
menjadi lima ras, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid,
Negroid, dan ras-ras khusus. Hal ini berarti kehidupan dunia ber-
potensi munculnya konflik juga jika perbedaan antarras diper-
tajam.
c. Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya
sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan,
dan kekuasaan. Kesemua itu menjadi dasar penempatan
seseorang dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas sosial
atas, menengah, dan bawah. Seseorang yang memiliki
kekayaan dan kekuasaan yang besar menempati posisi
atas, sedangkan orang yang tidak memiliki kekayaan
dan kekuasaan berada pada posisi bawah. Dari setiap
kelas mengandung hak dan kewajiban serta ke-
pentingan yang berbeda-beda. Jika perbedaan ini tidak
dapat terjembatani, maka situasi kondisi tersebut
mampu memicu munculnya konflik rasial.
Sumber:
www.fica.org
Gambar 2.2
Pertikaian yang terjadi di Poso merupakan
satu bentuk konflik horizontal.
Sumber:
www.waspada.co.id
Gambar 2.3
Demo buruh pabrik adalah contoh konflik
antarkelas sosial.
SOSIOLOGI Kelas XI
32
d. Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun
antara Negara-Negara yang Berdaulat
Dunia perpolitikan pun tidak lepas dari munculnya konflik sosial.
Politik adalah cara bertindak dalam menghadapi atau menangani
suatu masalah. Konflik politik terjadi karena setiap golongan di
masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat
menghadapi suatu masalah yang sama. Karena perbedaan inilah,
maka peluang terjadinya konflik antargolongan terbuka lebar.
Contoh rencana undang-undang pornoaksi dan pornografi sedang
diulas, masyarakat Indonesia terbelah menjadi dua pemikiran,
sehingga terjadi pertentangan antara kelompok masyarakat yang
setuju dengan kelompok yang tidak menyetujuinya.
e. Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan-
perbedaan kepentingan di mana menyangkut kedaulatan negara
yang saling berkonflik. Karena mencakup suatu negara, maka akibat
konflik ini dirasakan oleh seluruh rakyat dalam suatu negara.
Apabila kita mau merenungkan sejenak, pada umumnya konflik
internasional selalu berlangsung dalam kurun waktu yang lama
dan pada akhirnya menimbulkan perang antarbangsa, mengapa
demikian?
Macam-macam konflik sosial:
a. Konflik pribadi.
b. Konflik sosial.
c. Konflik rasial.
d. Konflik antarkelas sosi-
al.
e. Konflik antargolongan.
f. Konflik bersifat inter-
nasional.
Kronologi Konflik di Poso
a. Konflik Poso I
1)
Tahun 1992:
Rusli Laboio, yang awalnya beragama Islam pindah
ke agama Kristen dan menjadi seorang pendeta, yang dalam
makalahnya menghujat Nabi Muhammad saw.
2)
Tahun 1995:
terjadi peristiwa Malade, kelompok pemuda Kristen
yang berlatih bela diri taekwondo melempari masjid di Tegalrejo
yang kemudian dibalas oleh 300 pemuda Tegalrejo dan Lawanga
dengan melakukan perusakan rumah.
3)
Tahun 1998:
perkelahian sekelompok remaja Kristen Lombogia
dengan remaja masjid Pondok Pesantren Darussalam, ke
Kelurahan Sayo. Kejadian ini bertepatan dengan suksesi bupati
Poso, Arief Patanga dan bertepatan dengan bulan Ramadan. Hal
ini juga diikuti dengan penghancuran tempat penjualan minuman
keras, panti-panti pijat, biliar, dan hotel-hotel yang diduga digunakan
sebagai tempat maksiat, yang sebagian besar milik warga
nonmuslim.
b. Konflik Poso II
Pada tanggal 15 April 2000:
berita yang ditulis harian Mercusuar
memuat hasil wawancara dengan anggota DPRD Sulawesi Tengah,
Chaelani Umar yang mengatakan, ”
Jika aspirasi yang menghendaki
Drs. Damsyik Ladkjalani menjadi Sekwilda Poso diabaikan oleh
pemerintah daerah, Kota Poso akan dilanda kerusuhan yang bernuansa
sara, seperti yang telah terjadi pada tahun 1998
.” Kemudian terjadi lagi
perkelahian pemuda di terminal yang melibatkan warga Lombogia dan
Kayamanya di mana 127 rumah, 2 gereja, sekolah Kristen, dan gedung
Bhayangkari dibakar.
Konflik Sosial
33
c. Konflik Poso III
Pada tanggal 16 Mei 2000:
pembunuhan warga muslim di Taripa, yang
disusul dengan isu penyerangan dari arah Tentena oleh pasukan merah
sebagai balasan konflik April yang diperkuat dengan terjadinya
pengungsian warga Kristen. Isu tersebut benar adanya, dimulai dengan
penyerangan oleh kelompok
Cornelis Tibo
(pasukan kelelawar/ninja
yang berpakaian hitam-hitam). Pembantaian terjadi di Pondok Pesantren
Wali sanga dengan 70 orang tewas. Suasana menjadi mencekam karena
masyarakat kekurangan bahan makanan dan bahan bakar. Gelombang
penyerangan kedua dipimpin oleh Ir. Lateka yang menamakan Pejuang
Pemulihan Keamanan Poso yang gagal karena mendapat perlawanan
dari kelompok putih pimpinan Habib Saleh Al Idrus yang berhasil
menewaskan Ir. Lateka.
d. Konflik Poso IV dan V
Konflik ke-4 dan ke-5 pada dasarnya merupakan bagian dari konflik
ke-3 karena beberapa media massa lokal dan nasional membagi konflik-
konflik ini berdasarkan waktu dan kurang jelas mengungkap latar
belakang dan pemicu dalam setiap kerusuhan baru. Pada tahun 2001
suasana masih rusuh, bahkan menyebar ke pelosok-pelosok sampai
ke Kabupaten Morowali yang melibatkan laskar-laskar dari kedua belah
pihak.
Sumber:
www.pu.go.id
Di depan telah dibahas begitu banyak ragam dan jenis konflik yang
terjadi di masyarakat. Secara umum, konflik sosial terbagi atas konflik
pribadi, konflik rasial, konflik antarkelas sosial, konflik politik antargolongan
dan antarnegara, serta konflik internasional. Nah, untuk lebih memahami
materi ini cobalah bersama teman sekelompokmu diskusikan konflik-konflik
sosial di bawah ini. Klasifikasikan konflik yang ada ke dalam bentuk dan
jenis konflik yang tepat. Sertakan pula alasan kalian.
No. Konflik Sosial Penjelasan Konflik
Jenis Konflik
Argumen
1. Peristiwa 27 Juli http
://id.wikipedia.org/wiki/peristiwa_22_Juli
. . . .
. . . .
2. Konflik Maluku
http://www.tem
pointeraktif.com/hg/timeline/2004 . . . .
. . . .
3. Konflik Israel
http://id.wikipedia.org.wiki/konlifk israel-palestina . . . .
. . . .
dan Palestina
Untuk lebih memahami konflik yang dimaksud alangkah baiknya jika
kalian mengakses situs-situs internet yang tercantum. Dengan begitu, akan
semakin bertambah wawasanmu akan konflik sosial.
B. Sebab dan Akibat Konflik Sosial
Pertikaian demi pertikaian terus terjadi di dunia ini tiada henti.
Perbedaan pandangan, visi, misi, prinsip, dan kepentingan sering kali
dijadikan alasan terjadinya konflik. Ketakutan, keresahan, kehilangan,
kehancuran, adalah harga yang harus dibayar dari sebuah konflik.
Meskipun demikian, hanya karena sesuatu yang berbeda, sebuah
kelompok dengan mudahnya menciptakan suasana konflik terhadap
kelompok lain tanpa mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan.
SOSIOLOGI Kelas XI
34
Lantas, apa sebenarnya penyebab terjadinya konflik? Apa akibat dari
konflik? Bagaimana solusi terbaiknya?
1. Penyebab Terjadinya Konflik
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Segala sesuatu yang terjadi
dalam masyarakat pasti ada sebabnya, begitu pula konflik sosial.
Sebagaimana definisinya, konflik terjadi karena adanya perbedaan
mendasar yang berupa perbedaan kepentingan atau tujuan dari pihak-
pihak yang terlibat. Konflik dapat terjadi antarindividu, antara
individu dengan kelompok, antarmasyarakat dalam suatu negara,
antarmasyarakat dengan negara, antarpemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, antarsuku bangsa, antarpemeluk agama, antar-
negara dengan kelompok ilegal, bahkan antarnegara, dan sebagainya.
Pada kenyataannya, tidak semua konflik terjadi karena perbedaan
kepentingan. Ada begitu banyak hal yang mampu memicu timbulnya
konflik dalam masyarakat. Untuk mengetahuinya, cobalah terlebih
dahulu kalian kerjakan aktivitas di bawah ini.
Konflik terjadi karena adanya
perbedaan mendasar yang
berupa perbedaan kepenting-
an/tujuan. Mengapa demiki-
an?
Sebagaimana dijelaskan di depan, bahwa tidak selamanya konflik terjadi
karena perbedaan kepentingan. Hal ini berarti ada kemungkinan-
kemungkinan lain yang mampu memicu munculnya konflik di masyarakat.
Bersama kelompokmu cobalah diskusikan kemungkinan-kemungkinan lain
tersebut. Temukan hal-hal apa saja yang mampu menyulut terjadinya konflik
sosial. Lakukan pengamatan atau studi pustaka serta telaah berita-berita
media massa untuk membantumu mengerjakan aktivitas ini. Tulislah hasilnya
dalam bentuk laporan diskusi. Selanjutnya presentasikan di depan kelas.
Leopold von Wiese dan Howard Becker (1989:86) menyebutkan
beberapa hal yang dapat menyebabkan konflik sosial terjadi sebagai
berikut.
a. Perbedaan Antarorang
Pada dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Perbedaan ini mampu menimbulkan konflik sosial.
Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang dirasa
sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. Lihat saja
berita-berita media massa banyak pertikaian terjadi
karena rasa dendam, cemburu, iri hati, dan sebagainya.
Selain itu, banyaknya perceraian keluarga adalah bukti
nyata perbedaan prinsip mampu menimbulkan konflik.
Umumnya perbedaan pendirian atau pemikiran lahir
karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda
terhadap masalah yang sama.
b. Perbedaan Kebudayaan
Kebudayaan yang melekat pada seseorang mampu
memunculkan konflik manakala kebudayaan-
kebudayaan tersebut berbenturan dengan kebudayaan
Sumber:
www.persadaku.org
Gambar 2.4
Percekcokan dalam keluarga adalah wujud
konflik akibat perbedaan antargolongan.
Konflik Sosial
35
lain. Pada dasarnya pola kebudayaan yang ada memengaruhi
pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Oleh
karena itu, kepribadian antara satu individu dengan individu lain-
nya berbeda-beda. Contoh, seseorang yang tinggal di lingkungan
pegunungan tentunya berbeda dengan seseorang yang tinggal di
pantai. Perbedaan kepribadian ini, tentunya membawa perbedaan
pola pemikiran dan sikap dari setiap individu yang dapat
menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelompok manusia.
c. Bentrokan Kepentingan
Umumnya kepentingan menunjuk keinginan atau
kebutuhan akan sesuatu hal. Seorang mampu melaku-
kan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya guna
mencapai kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu,
apabila terjadi benturan antara dua kepentingan yang
berbeda, dapat dipastikan munculnya konflik sosial.
Contohnya benturan antara kepentingan buruh dan
pengusaha. Kepentingan buruh adalah mendapatkan
gaji sebagaimana mestinya setiap bulannya. Namun,
berkenaan dengan meruginya sebuah perusahaan maka
perusahaan itu enggan memenuhi kepentingan buruh.
Akibatnya, konflik baru terbentuk antara majikan dan
buruh. Buruh menggelar aksi demo dan mogok kerja
menuntut perusahaan tersebut.
d. Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu
akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian antargolongan
dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Situasi dan kondisi ini
mampu memunculkan konflik baru. Misalnya semakin maju dan
tinggi teknologi, para ahli pun berusaha melibatkan para balita
untuk ikut menikmati teknologi tersebut yang tentunya bermanfaat
bagi perkembangan intelektual bayi. Karena alasan itu, dibuatlah
baby channel
. Namun, perubahan ini menimbulkan reaksi pro
dan kontra dalam masyarakat.
Sementara itu, seorang antropolog Indonesia yaitu Koentjaraningrat
mengatakan bahwa sumber konflik antarsuku bangsa atau golongan
dalam negara yang sedang berkembang antara lain:
a. Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa
masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan
lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
b. Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa
mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudaya-
annya kepada warga dari suku bangsa lain.
c. Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam
wujudnya bisa terjadi kalau suatu suku bangsa mencoba
memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga
dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
d. Konflik juga akan terjadi kalau suatu suku bangsa ber-
usaha mendominasi suatu bangsa lain secara politis.
e. Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara
suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Sumber:
www.elsam.or.id
Gambar 2.6
Keragaman suku bangsa Indonesia rawan
konflik sosial.
Sumber:
www.pikiran-rakyat.com
Gambar 2.5
Demo buruh terjadi akibat adanya perbeda-
an kepentingan.
SOSIOLOGI Kelas XI
36
Dari deskripsi di depan telah dijelaskan beberapa penyebab suatu konflik
terjadi. Untuk lebih memahami materi akan penyebab konflik sosial, mari
adakan simulasi pendek dengan teman sekelompokmu. Setiap kelompok
ambillah satu penyebab kemudian buatlah gambaran konfliknya dan
peragakan di depan kelas. Misalnya, konflik karena perubahan sosial.
Semakin majunya zaman, anak muda mulai kehilangan jati diri dan rasa
hormatnya kepada orang tua. Oleh karena itu, timbul konflik antara anak
dengan orang tua. Setelah itu bagilah masing-masing peran pada anggota
kelompokmu. Melalui simulasi ini pembelajaran kita tentang konflik menjadi
lebih menarik.
2. Akibat Konflik Sosial
Terjadinya konflik sosial tentunya membawa dampak tersendiri
bagi kehidupan warganya. Setiap konflik sosial yang terjadi baik
konflik vertikal maupun horizontal cenderung berupa negatif yang
umumnya membawa penderitaan rakyat. Lihat konflik Aceh, Papua,
Poso, dan konflik keluarga, konflik antarpartai kesemuanya membawa
trauma tersendiri bagi pihak yang bertikai. Menurut Soerjono Soekanto
(1989:90), akibat negatif yang timbul dari sebuah konflik sosial sebagai
berikut.
a. Bertambahnya Solidaritas Anggota Kelompok yang Berkonflik
Jika suatu kelompok terlibat konflik dengan kelompok lain, maka
solidaritas antarwarga kelompok tersebut akan meningkat dan
bertambah berat. Bahkan, setiap anggota bersedia ber-
korban demi keutuhan kelompok dalam menghadapi
tantangan dari luar.
b. Jika Konflik Terjadi pada Tubuh Suatu Kelompok
maka akan Menjadikan Keretakan dan Keguncangan
dalam Kelompok Tersebut
Visi dan misi dalam kelompok menjadi tidak di-
pandang lagi sebagai dasar penyatuan. Setiap anggota
berusaha menjatuhkan anggota lain dalam kelompok
yang sama, sehingga dapat dipastikan kelompok
tersebut tidak akan bertahan dalam waktu yang lama.
c. Berubahnya Kepribadian Individu
Dalam konflik sosial biasanya membentuk opini yang berbeda,
misalnya orang yang setuju dan mendukung konflik, ada pula yang
menaruh simpati kepada kedua belah pihak, ada pribadi-pribadi
yang tahan menghadapi situasi konflik, akan tetapi ada yang
merasa tertekan, sehingga menimbulkan penderitaan pada
batinnya dan merupakan suatu penyiksaan mental. Keadaan ini
dialami oleh orang-orang yang lama tinggal di Amerika Serikat.
Sewaktu Amerika Serikat diserang mendadak oleh Jepang dalam
Perang Dunia II, orang-orang Jepang yang lahir di Amerika Serikat
atau yang telah lama tinggal di sana sehingga mengambil
Sumber:
www.fica.org
Gambar 2.7
Solidaritas kelompok semakin meningkat
manakala terjadi konflik.
Konflik Sosial
37
kewarganegaraan Amerika Serikat, merasakan tekanan-tekanan
tersebut. Kondisi ini mereka alami karena kebudayaan Jepang
masih merupakan bagian dari hidupnya dan banyak pula saudara-
nya yang tinggal di Jepang, sehingga mereka pada umumnya tidak
dapat membenci Kerajaan Jepang seratus persen seperti orang-
orang Amerika asli.
d. Hancurnya Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa
Setiap konflik yang terjadi umumnya membawa kehancuran dan
kerusakan bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan
masing-masing pihak yang berkonflik mengerahkan segala ke-
kuatan untuk memenangkan pertikaian. Oleh karenanya, tidak
urung segala sesuatu yang ada di sekitar menjadi bahan amukan.
Peristiwa ini menyebabkan penderitaan yang berat bagi pihak-
pihak yang bertikai. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban
jiwa wujud nyata akibat konflik.
e. Akomodasi, Dominasi, dan Takluknya Salah Satu Pihak
Jika setiap pihak yang berkonflik mempunyai kekuatan seimbang,
maka muncullah proses akomodasi. Akomodasi menunjuk pada
proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok guna
mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
Ketidakseimbangan antara kekuatan-kekuatan pihak yang
mengalami konflik menyebabkan dominasi terhadap lawannya.
Kedudukan pihak yang didominasi sebagai pihak yang takluk
terhadap kekuasaan lawannya.
Dari keterangan-keterangan di atas dapat dilihat akibat
konflik sebagai bentuk interaksi disosiatif. Walaupun
begitu tidak selamanya akibat konflik bersifat negatif.
Sebagai contohnya, konflik dalam bentuk lunak biasanya
digunakan dalam seminar-seminar dan diskusi-diskusi
sebagai media penajaman konsep-konsep atau persoalan
ilmiah. Selain itu, konflik dijadikan sebagai sarana untuk
mencapai suatu keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat, dapat pula menghasilkan suatu kerja
sama di mana masing-masing pihak melakukan intro-
speksi yang kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dan
konflik dapat memberi batas-batas yang lebih tegas,
sehingga masing-masing pihak yang bertikai sadar akan
kedudukannya dalam masyarakat.
Dampak Konflik Poso
Pertikaian sosial yang disertai kekerasan (
violent conflict
) di Kabupaten
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah telah menimbulkan dampak sosial yang
berkepanjangan, terutama karena tergusurnya para pengungsi dari tempat
usaha mereka mengembangkan kehidupan dan juga menimbulkan gangguan
terhadap kehidupan masyarakat setempat yang berdekatan dengan tempat
pengungsian. Selain itu, konflik Poso berdampak pula pada keadaan fisik
serta bidang-bidang yang ada.
Sumber:
www.iatmi.or.id
Gambar 2.8
Dalam simposium atau seminar, konflik
lunak diciptakan.
SOSIOLOGI Kelas XI
38
a. Dampak Fisik
Kerusuhan sosial yang terjadi di Poso telah menimbulkan dampak yang
cukup besar dengan kualitas yang semakin meningkat dari satu
kerusuhan ke kerusuhan berikutnya. Selain korban jiwa, luka berat
dan ringan, juga terjadi pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap
kaum perempuan. Sarana permukiman, seperti gereja, masjid/musala,
rumah penduduk, pusat perdagangan, sarana pendidikan umum, sarana
transportasi, dan fasilitas kesehatan juga mengalami kerusakan berat.
b. Dampak Sosial
1) Budaya
Dianutnya kembali budaya
Pengayau
dari masyarakat pedalaman
(suku Pamona dan suku Mori) yang telah hilang sejak awal tahun
1900, dilanggarnya ajaran agama dalam menggapai tujuan politik-
nya dan runtuhnya nilai-nilai kesepakatan
Sintuwu Maroso
yang
menjadi bingkai dalam hubungan sosial masyarakat Poso yang
pluralis.
2) Hukum
Terjadinya disintegrasi masyarakat Poso ke dalam dua kelompok,
nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat dipertahankan dengan terjadinya
pembunuhan, pemerkosaan dan penganiayaan, serta pelecehan
seksual, runtuhnya stabilitas keamanan, ketertiban dan kewibawa-
an hukum di mata masyarakat Poso, dan munculnya dendam dari
korban kerusuhan terhadap para pelaku kejahatan.
3) Politik
Terhentinya roda pemerintahan pada saat konflik, jatuhnya wibawa
pemda di mata masyarakat, hilangnya sikap demokratis dan peng-
hormatan terhadap perbedaan pendapat, serta legalisasi pemaksa-
an kehendak kelompok kepentingan dalam pencapaian tujuannya.
4) Ekonomi
Lepas dan hilangnya faktor sumber produksi ekonomi masyarakat
(sawah, kebun, rumah makan, hotel, mesin, dan lain-lain), eksodus
besar-besaran penduduk muslim Poso, rawan pangan, munculnya
kerawanan, dan kelangkaan kesempatan kerja.
Sumber:
www.pu.go.id
C. Manajemen/Resolusi Konflik
Kondisi Indonesia yang penuh dengan keragaman menjadikannya
rawan konflik. Karenanya, tidak mengherankan jika di Indonesia
sering terjadi konflik sosial baik personal maupun impersonal.
Indonesia merupakan negeri yang sarat dengan konflik yang disertai
kekerasan. Lihat saja di berbagai media massa. Ketidakpuasan terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah diutarakan dalam bentuk kekerasan
fisik, seperti amuk massa, perusakan, dan konflik komunal yang
tentunya berdampak negatif bagi keduanya. Selain itu, konflik pun
dapat terjadi pada sesama anggota masyarakat manakala kepentingan
antarsatu anggota masyarakat bertentangan dengan anggota masya-
rakat yang lain.
Jika kita merenungkan sebentar, betapa mengerikan akibat dari
konflik itu. Di media massa tampak jelas, fakta-fakta tragis akibat
konflik diungkapkan, seperti harta benda menjadi hancur, kekalutan
Konflik Sosial
39
dan ketakutan melanda seluruh warga, jatuhnya korban jiwa yang tidak
sedikit, dan adanya trauma yang mendalam pada diri anak-anak.
Kondisi ini menyadarkan kita betapa penting dan indahnya sebuah
kedamaian.
Oleh karena itu, penanganan suatu konflik perlu dilakukan. Dalam
sosiologi upaya-upaya penanganan konflik dikenal dengan manaje-
men/resolusi konflik. Manajemen/resolusi konflik dipahami sebagai
upaya untuk mengurangi dampak kerusakan yang terjadi akibat
konflik. Selain itu, resolusi konflik dipahami pula sebagai upaya dalam
menyelesaikan dan mengakhiri konflik (sebagaimana ditulis Ridwan
al-Makassary dalam
http://www.bogor/net
).
Secara umum terdapat beberapa macam cara yang sering dilakukan
dalam manajemen atau resolusi konflik, yaitu:
1. Konsiliasi (
Consiliation
)
Konsiliasi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga-
lembaga tertentu untuk memungkinkan tumbuhnya pola diskusi
dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang bertikai
mengenai persoalan yang mereka pertentangkan. Tidak semua
konsiliasi dapat dilakukan pada semua konflik yang terjadi. Proses
konsiliasi dapat berhasil sebagai pengendali konflik jika setiap
pihak menyadari perlunya pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan
secara jujur bagi semua pihak, terorganisasinya berbagai kekuatan
sosial yang saling bertentangan, dan setiap kelompok yang terlibat
dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu.
2. Perwasitan (
Arbitration
)
Dalam
arbitration
diperlukan pihak ketiga yang mem-
punyai kekuasaan dan wewenang yang lebih tinggi
daripada pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena
kekuasaan dan kewenangan itu, pihak ketiga mampu
memaksakan keputusan kepada pihak-pihak yang ber-
tikai. Biasanya pihak yang bertikai akan menerima apa
yang menjadi keputusan wasit. Wasit umumnya di-
lakukan oleh lembaga pengadilan.
3. Mediasi (
Mediation
)
Dalam proses pengendalian konflik mediasi, pihak-
pihak yang bertikai sepakat menunjuk pihak ketiga
sebagai penengah. Berbeda dengan perwasitan, dalam
mediasi pihak ketiga tidak mempunyai kekuasaan dan
wewenang. Status yang dimiliki pihak penengah sama
dengan pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena status-
nya sama, berarti pihak ketiga atau mediator tidak mem-
punyai kekuasaan dan kewenangan untuk melaksana-
kan keputusan. Dalam hal ini tugas seorang mediator
adalah memberi nasihat. Umumnya nasihat-nasihat
tersebut tidak mengikat pihak-pihak yang berkonflik.
Melalui proses ini, pihak-pihak yang bertentangan
mempunyai kemungkinan untuk menarik diri dari
pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.
4. Paksaan (
Coersion
)
Paksaan merupakan salah satu bentuk penyelesaian
konflik dengan cara paksaan baik secara fisik maupun
psikologis. Umumnya proses ini terjadi jika salah satu
Sumber:
www.akdemocrats.org
Gambar 2.10
Proses mediasi melibatkan pihak ketiga
untuk memberi nasihat.
Sumber:
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Gambar 2.9
Lembaga peradilan merupakan wasit dalam
upaya penyelesaian konflik.
SOSIOLOGI Kelas XI
40
pihak berada pada posisi yang lemah dan satu pihak di posisi
yang kuat. Paksaan fisik biasa digunakan untuk menarik diri dari
pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.
5. Detente
Dalam hal ini detente adalah mengurangi ketegangan hubungan
antara dua pihak yang bertikai. Cara ini biasanya digunakan
sebagai usaha pendekatan dalam mencapai perdamaian. Oleh
karena itu, pada proses ini belum ada penyelesaian konflik secara
pasti yang tentunya belum ada pihak yang dinyatakan kalah atau
memang. Detente hanya upaya pendekatan untuk menentukan
cara tepat penyelesaian konflik.
Terjadinya konflik dalam masyarakat membawa akibat negatif bagi
kehidupan sosial. Oleh karena itu, banyak orang berusaha mencari solusi
tepat dalam penanganannya. Sebagai seorang generasi bangsa yang peduli
dengan kehidupan sosial, pernahkah kamu ikut berpikir mencari cara tepat
menyelesaikan sebuah konflik?
Nah, saat ini kalian diajar untuk berpikir kritis dan analisis menyikapi
konflik sosial yang terjadi. Bersama kelompokmu, cobalah cari suatu konflik
sosial yang terjadi di Indonesia. Pahami, kaji, dan kritisi konflik sosial
tersebut. Diskusikan bersama kelompokmu solusi tepat dan terbaik untuk
menyelesaikan konflik sosial tersebut. Tulislah hasilnya dalam selembar
kertas sertakan pula artikel tentang konflik sosial yang kalian kaji.
Selanjutnya presentasikan di depan kelas.
Ralp Dahrendrof
Ralp Dahrendrof adalah seorang sosiolog
Jerman. Ralp menerangkan tentang konflik
kelas dalam masyarakat industri. Menurutnya,
masyarakat senantiasa berada dalam proses
perubahan yang ditandai oleh pertentangan
yang terus-menerus. Secara sederhana teori
Dahrendrof mengombinasikan pemikiran
fungsional tentang struktur dan fungsi masya-
rakat dengan teori konflik antarkelas sosial.
Teori Dahrendrof terfokus pada kelompok
kepentingan yang berkenaan dengan ke-
pemimpinan, ideologi, dan komunikasi.
Dahrendrof juga berusaha melakukan berbagai
usaha untuk menstrukturkan konflik itu sendiri,
mulai dari proses terjadinya hingga intensitas
dan kaitannya dengan kekerasan. Jadi, bedanya dengan fungsional struktural
jelas, bahwa Dahrendrof tidak memandang masyarakat sebagai sebuah
hal yang tetap/statis, namun senantiasa berubah oleh terjadinya konflik
dalam masyarakat.
Sumber:
www.wz-berlin.de
Ralp Dahrendrof
Konflik Sosial
41
Sumber:
www.suaramerdeka.com
Gambar 2.11
Tindak kekerasan sering kali ditemukan
dalam aksi demonstrasi.
Konflik dengan kekerasan
bagaikan dua mata pedang
yang terpisahkan satu
dengan yang lainnya mana-
kala konflik yang terjadi tidak
segera diselesaikan sebagai-
mana mestinya, maka akan
menimbulkan kekerasan.
D. Perbedaan Kekerasan dengan Konflik
Konflik sosial merupakan fenomena yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Sebagaimana diungkapkan pada awal
pembahasan sebelumnya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
sebuah konflik memiliki kecenderungan untuk saling meniadakan atau
melenyapkan. Karenanya, sebuah konflik erat dengan tindakan
kekerasan. Dalam konflik, individu yang terlibat lebih menggunakan
perasaan benci dan amarah. Perasaan ini mendorong individu melukai
dan menyerang pihak lawan yang cenderung menggunakan tindak
kekerasan. Oleh karena itu, konflik diidentikkan dengan tindak
kekerasan. Lihat saja konflik yang terjadi di Indonesia. Setiap individu
atau kelompok yang bertikai tidak segan-segan menghancurkan rumah,
tempat ibadah, harta benda, bahkan diri pihak lawan. Lantas, apa yang
dimaksud dengan kekerasan itu? Bagaimana bentuknya? Apa yang
menjadi penyebab kekerasan terjadi? Kesemua itu akan kita kaji pada
materi di bawah ini. Dengan begitu, kita dapat membedakan antara
konflik dengan kekerasan.
1. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin
violentia
, yang berarti
keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan
perkosaan (sebagaimana dikutip Arif Rohman : 2005).
Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat
merugikan orang lain. Misalnya, pembunuhan, penjarahan,
pemukulan, dan lain-lain. Walaupun tindakan tersebut
menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya
kekerasan diartikan sebagai perilaku dengan sengaja
maupun tidak sengaja (verbal maupun nonverbal) yang
ditujukan untuk mencederai atau merusak orang lain, baik
berupa serangan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi yang
melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-
nilai dan norma-norma masyarakat sehingga berdampak
trauma psikologis bagi korban. Nah, cobalah temukan mini-
mal lima contoh tindak kekerasan yang ada di sekitarmu!
2. Macam-Macam Kekerasan
Tidak dimungkiri tindak kekerasan sering terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Tindak kekerasan seolah-olah telah melekat dalam diri
seseorang guna mencapai tujuan hidupnya. Tidak mengherankan jika
semakin hari kekerasan semakin meningkat dalam berbagai macam
Hasil pemikiran Ralp Dahrendrof antara lain
Classes and Conflict in
Industries Society
, Stanford University Press, 1959 dan
Out of Utopia: Toward
an Reorientation of Sociological Analysis,
American Journal of Sociology
64, 1958.
SOSIOLOGI Kelas XI
42
dan bentuk. Oleh karena itu, para ahli sosial berusaha mengklasifikasi-
kan bentuk dan jenis kekerasan menjadi dua macam, yaitu:
a. Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi
kekerasan fisik, psikologis, dan struktural.
1) Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat,
dirasakan oleh tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa peng-
hilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh, sampai
pada penghilangan nyawa seseorang. Contoh penganiayaan,
pemukulan, pembunuhan, dan lain-lain.
2) Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran
pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan
menghilangkan kemampuan normal jiwa. Contoh kebohong-
an, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.
3) Kekerasan struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum,
ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh
karena itu, kekerasan ini sulit untuk dikenali. Kekerasan
struktural yang terjadi menimbulkan ketimpangan-ketimpang-
an pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian,
keadilan, serta wewenang untuk mengambil keputusan.
Situasi ini dapat memengaruhi fisik dan jiwa seseorang.
Biasanya negaralah yang bertanggung jawab untuk mengatur
kekerasan struktural karena hanya negara yang memiliki
kewenangan serta kewajiban resmi untuk mendorong
pembentukan atau perubahan struktural dalam masyarakat.
Misalnya, terjangkitnya penyakit kulit di suatu daerah akibat
limbah pabrik di sekitarnya atau hilangnya rumah oleh warga
Sidoarjo karena lumpur panas Lapindo Brantas. Secara umum
korban kekerasan struktural tidak menyadarinya karena sistem
yang menjadikan mereka terbiasa dengan keadaan tersebut.
b. Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua
bentuk, yaitu:
1) Kekerasan individual adalah kekerasan yang dilakukan oleh
individu kepada satu atau lebih individu. Contoh pencurian,
pemukulan, penganiayaan, dan lain-lain.
2) Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh
banyak individu atau massa. Contoh tawuran pelajar,
bentrokan antardesa konflik Sampit dan Poso, dan lain-lain.
3. Sebab-Sebab Terjadinya Kekerasan
Banyaknya tindak kekerasan yang terjadi di masyarakat menimbul-
kan rasa keprihatinan yang mendalam dalam diri setiap ahli sosial.
Setiap kekerasan yang terjadi, tidak sekadar muncul begitu saja tanpa
sebab-sebab yang mendorongnya. Oleh karena itu, para ahli sosial
berusaha mencari penyebab terjadinya kekerasan dalam rangka
menemukan solusi tepat mengurangi kekerasan.
Menurut Thomas Hobbes, kekerasan merupakan sesuatu yang
alamiah dalam manusia. Dia percaya bahwa manusia adalah makhluk
yang dikuasai oleh dorongan-dorongan irasional, anarkis, saling iri,
serta benci sehingga menjadi jahat, buas, kasar, dan berpikir pendek.
Umumnya kekerasan indi-
vidual dan kolektif setiap hari
terjadi. Cobalah buktikan
dengan melihat tayangan di
televisi tentang aksi ke-
kerasan tersebut!
Sumber:
www.kompas.com
Gambar 2.12
Luapan lumpur panas
Lapindo merupakan salah
satu bentuk kekerasan
struktural.
Konflik Sosial
43
Hobbes mengatakan bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lain
(
homo homini lupus
). Oleh karena itu, kekerasan adalah sifat alami
manusia. Dalam ketatanegaraan, sikap kekerasan digunakan untuk
menjadikan warga takut dan tunduk kepada pemerintah. Bahkan,
Hobbes berprinsip bahwa hanya suatu pemerintahan negara yang
menggunakan kekerasan terpusat dan memiliki kekuatanlah yang
dapat mengendalikan situasi dan kondisi bangsa.
Sedangkan J.J. Rousseau mengungkapkan bahwa pada dasarnya
manusia itu polos, mencintai diri secara spontan, serta tidak egois.
Peradaban serta kebudayaanlah yang menjadikan manusia kehilangan
sifat aslinya. Manusia menjadi kasar dan kejam terhadap orang lain.
Dengan kata lain kekerasan yang dilakukan bukan merupakan sifat
murni manusia.
Terlepas dari kedua tokoh tersebut kekerasan terjadi karena situasi
dan kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan tindak
kekerasan. Hal inilah yang melandasi sebagian besar terjadinya
kekerasan di Indonesia. Seperti adanya penyalahgunaan wewenang
dan kedudukan oleh para pejabat negara yang tentunya merugikan
kehidupan rakyat, lemahnya sistem hukum yang dimiliki Indonesia,
dan lain-lain.
Bila kita mau melihat keluar dan membuka perasaan sosial kita sebagai
individu, kita akan melihat begitu banyak tindak kekerasan yang terjadi. Di
mana setiap kekerasan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda,
terlebih di Indonesia. Cobalah belajar untuk berpikir kritis dalam melihat
secara luas kekerasan yang terjadi. Kumpulkan berita-berita di media massa
atau internet tentang terjadinya kekerasan. Kaji dan analisis penyebab dari
kesemua kekerasan tersebut. Selanjutnya, tulislah hasilnya dalam bentuk
karangan ilmiah dengan topik ”Penyebab Kekerasan di Indonesia”.
4. Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan
Kini tindak kekerasan menjadi tindakan alternatif manakala keinginan
dan kepentingan suatu individu atau kelompok tidak tercapai. Terlebih
di Indonesia, kekerasan melanda di segala bidang kehidupan baik
sosial, politik, budaya, bahkan keluarga. Walaupun
tindakan ini membawa kerugian yang besar bagi semua
pihak, angka terjadinya kekerasan terus meningkat dari hari
ke hari. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk
mencegah semakin membudayanya tindak kekerasan.
Upaya-upaya tersebut (sebagaimana dikutip Arif Rohman:
2005) antara lain:
a. Kampanye Anti-Kekerasan
Dilakukannya kampanye antikekerasan secara terus-
menerus mendorong individu untuk lebih menyadari
akan akibat dari kekerasan secara global. Melalui
kampanye setiap masyarakat diajak untuk berperan
serta dalam menciptakan suatu kedamaian. Dengan
Dalam memandang ter-
jadinya kekerasan antara
Thomas Hobbes dan J.J.
Rousseau memiliki banyak
perbedaan, cobalah temukan
aspek apa saja yang mem-
bedakannya.
Sumber:
www.komnasperempuan.or.id
Gambar 2.13
Kampanye antikekerasan diperlukan
untuk mencegah ketidakteraturan
bangsa.
SOSIOLOGI Kelas XI
44
kedamaian individu mampu berkarya menghasilkan sesuatu untuk
kemajuan. Dengan kata lain, kekerasan mendatangkan kemundur-
an dan penderitaan, sedangkan tanpa kekerasan membentuk
kemajuan bangsa.
b. Mengajak Masyarakat untuk Menyelesaikan Masalah Sosial
dengan Cara Bijak
Dalam upaya ini pemerintah mempunyai andil dan peran besar.
Secara umum, apa yang menjadi tindakan pemimpin, akan ditiru
dan diteladani oleh bawahannya. Jika suatu negara menjauhkan
segala kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah sosial, maka
tindakan ini akan diikuti oleh segenap warganya. Dengan begitu,
semua pihak berusaha tidak menggunakan kekerasan dalam
menyelesaikan masalah yang
akhirnya membawa kedamaian dalam
kehidupan sosial.
c. Penegakan Hukum secara Adil dan Bersih
Sistem hukum yang tidak tegas mampu memengaruhi
munculnya tindak kekerasan. Hal ini dikarenakan
perasaan jengkel manakala keputusan hukum mudah
digantikan dengan kekuatan harta. Sedangkan mereka
yang tidak berharta diperlakukan kasar serta tidak
manusiawi. Kejengkelan melihat ketidakadilan ini
mendorong munculnya tindak kekerasan. Oleh karena
itu, penataan sistem penegakan hukum yang adil dan
tegas mampu mengurangi meningkatnya angka
kekerasan yang terjadi.
d. Menciptakan Pemerintahan yang Baik
Sebagian besar kekerasan yang terjadi di Indonesia
dikarenakan cara kerja pemerintah yang kurang
memuaskan. Perasaan tidak puas mendorong masyara-
kat melakukan tindak kekerasan sebagai wujud protes. Oleh karena
itu, menciptakan pemerintahan yang baik salah satu upaya tepat
dan utama mengatasi kekerasan. Upaya ini dilakukan dengan cara
menyusun strategi dan kebijakan yang dirasa adil bagi rakyat,
sehingga rakyat dapat memenuhi setiap kebutuhan hidupnya
tanpa ada perasaan tidak adil.
Sumber:
www.elsam.or.id
Gambar 2.14
Pengadilan yang bersih dan adil merupa-
kan cara efektif mencegah terjadinya
kekerasan.
Pada deskripsi di atas telah diungkapkan secara keseluruhan tentang konflik
dan kekerasan. Umumnya adanya konflik sosial sering kali dikaitkan dengan
tindak kekerasan. Padahal tidak semua konflik selalu diikuti dengan
kekerasan. Bersama kelompokmu cobalah diskusikan perbedaan antara
konflik dan kekerasan serta hubungan di antara keduanya. Tulislah hasilnya
dalam selembar kertas dan bacakan di depan kelas sebagai wacana diskusi
interaktif. Melalui diskusi kelas akan dibahas lebih dalam tentang hubungan
konflik dan kekerasan serta perbedaannya. Catatlah hasil akhir atau
kesimpulan dari diskusi kelas atas nama pribadi bukan kelompok dan
kumpulkanlah kepada guru sebagai bahan penilaian atas prestasimu.
Konflik Sosial
45
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari konflik sosial. Perbedaan-
perbedaan yang ada dalam masyarakat mendorong munculnya konflik.
Terjadinya suatu konflik diidentikkan dengan tindak kekerasan. Sebagai-
mana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses
yang dilakukan orang atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan.
Untuk memahami lebih lanjut materi ini, salin dan lengkapilah beberapa
pengertian di bawah ini ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan
beragam sumber pustaka.
1. Macam-macam konflik sosial:
a. Konflik pribadi.
b. Konfilk rasial.
c. Konflik antarkelas sosial.
d. . . . .
e. . . . .
2. Sebab-sebab konflik menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker:
a. Perbedaan antarorang.
b. Perbedaan kebudayaan.
c. . . . .
d. . . . .
3. Akibat terjadinya konflik menurut Soerjono Soekanto:
a. Bertambahnya solidaritas anggota kelompok yang berkonflik.
b. Berubahnya kepribadian individu.
c. . . . .
d. . . . .
e. . . . .
4. Pemecahan terhadap konflik sosial:
a. Konsiliasi (
Consiliation
)
b. Perwasitan (
Arbitration
)
c. Mediasi (
Mediation
)
d. . . . .
e. . . . .
5. Macam-macam kekerasan berdasarkan bentuknya:
a. Kekerasan fisik.
b. . . . .
c. . . . .
6. Macam-macam kekerasan berdasarkan pelakunya:
a. Kekerasan individual.
b. . . . .
7. Upaya pencegahan tindak kekerasan:
a. Kampanye antikekerasan.
b. Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosial
dengan cara bijak.
c. . . . .
d. . . . .
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan konflik sosial menurut
Minnery
?
2. Sebutkan dua contoh konflik pribadi dan konflik rasial yang
terjadi di Indonesia!
SOSIOLOGI Kelas XI
46
3. Jelaskan mengapa perubahan sosial mampu menyebabkan
terjadinya perilaku menyimpang!
4. Jelaskan mengapa konsiliasi mampu menjadi solusi tepat
dalam mengatasi konflik!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan detente!
6. Berikan dua contoh kekerasan fisik maupun kekerasan
psikologi!
7. Jelaskan terjadinya kekerasan dalam diri individu menurut
Thomas Hobbes!
8. Jelaskan mengapa dunia perpolitikan tidak pernah lepas dari
konflik sosial!
9. Apa yang kamu pahami tentang sebuah kekerasan?
10. Bagaimana hubungan antara pemerintah dengan kekerasan?
B.
Belajar dari masalah.
Operasi penertiban pedagang kaki lima sering kali
mendatangkan sakit hati yang mendalam bagi para
PKL. Mengapa? Karena dalam operasi ini, biasanya
timbul tindak kekerasan baik dari petugas atau
pedagang itu sendiri. Pedagang yang tidak rela lahan
hidupnya digusur, melakukan penolakan dengan
berbagai cara bahkan melawan petugas-petugas
ketertiban kota.
Sedangkan para trantip yang merasa mempunyai
wewenang untuk menggusur pedagang bersikap kasar
dan agresif. Terlebih apabila dihadapkan pada
pedagang-pedagang yang melawan. Dari sinilah awal munculnya
konflik kepentingan. Tidak jarang dalam aksi ini, segala yang ada
dihancurkan hingga tidak bersisa.
Bagaimana pendapat kalian tentang fenomena ini? Apakah
situasi ini dapat mendatangkan konflik yang disertai kekerasan?
Mengapa? Klasifikasikanlah konflik yang terjadi! Kaji dan
analisislah dampak dan akibat dari peristiwa tersebut.
Sumber:
www.pikiran-rakyat.com
Penertiban PKL (Pedagang Kaki Lima) oleh aparat.
Pada dasarnya setiap individu yang hidup di dunia ini memiliki perbedaan-
perbedaan seperti ciri-ciri, badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-
pola perikelakuan, dan seterusnya. Perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan
munculnya sebuah konflik sosial. Di mana adanya konflik sosial diidentikkan
dengan kekerasan. Melalui materi ini, wawasan kita semakin dibukakan
akan pentingnya memelihara keragaman di tengah perbedaan. Perbedaan-
perbedaan yang dipertajam mampu menimbulkan konflik sosial. Sedangkan
konflik sosial mendatangkan penderitaan yang berkepanjangan. Dengan
kata lain konflik membawa penderitaan masyarakat. Nah, sekarang perlukah
membedakan apa yang sudah berbeda? Pentingkah konflik untuk mencapai
tujuan? Efektifkah kekerasan dalam konflik?
Latihan Ulangan Blok
47
A.
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Berikut ini yang merupakan dasar dari
diferensiasi sosial adalah . . . .
a. kelas sosial ekonomi yang maju
b. perbedaan agama dan masyarakat
c. pembagian ras/ciri fisik dalam
apartheid
d. penggolongan suku bangsa menye-
babkan etnosentrisme
e. kemajemukan masyarakat secara
vertikal dan horizontal
2. Di masyarakat terdapat penggolongan
petani, pedagang, pegawai, dan
pengusaha. Perbedaan itu merupakan
diferensiasi sosial atas dasar . . . .
a. pekerjaan
d. kedudukan
b. penghasilan
e. peranan
c. kekayaan
3. Perbedaan diferensiasi sosial ber-
dasarkan ras (DR) dengan diferensiasi
suku bangsa (DS) dari segi dasarnya
adalah . . . .
a. DR berdasarkan ciri fisik, DS
berdasarkan daerah asal
b. DR memakai dasar keturunan, DS
memakai sejarah asal usul
c. DR bersifat sosiologis, DS bersifat
antropologis
d. DS menggunakan dasar ciri fisik, DR
berdasarkan daerah asal
e. DS bersifat horizontal (datar), DR
bersifat vertikal (tegak)
4. Berikut ini adalah ciri paling mendasar
dari sebuah suku,
kecuali
kesamaan . . . .
a. tipe fisik (warna kulit rambut)
b. bahasa yang digunakan
c. keinginan
d. adat istiadat
e. kesadaran kolektif
5. Perbedaan profesi dikategorikan secara
horizontal, karena . . . .
a. membutuhkan keahlian yang sama
b. tidak ada perjenjangan lintas profesi
c. dihargai sama oleh masyarakat
d. membutuhkan proses pembelajaran
e. dapat membedakan status sosial
6. Tingkat dan besarnya hak/kewajiban
sosial antarindividu yang berbeda agama
maupun suku bangsa sebagai warga
negara Indonesia tetap sama, sebab
keragaman agama dan suku bangsa
termasuk diferensiasi . . . .
a. universal
b. vertikal
c. formal
d. horizontal
e. relatif
7. Pada tipe masyarakat kasta, raja, dan
bangsawan serta pendeta menduduki
lapisan atas, sedang pada masyarakat
demokratis yang menempati lapisan atas
adalah . . . .
a. pengusaha, pemimpin politik, dan
para ahli teknik
b. orang kaya, para ahli teknik, dan
pemimpin organisasi
c. tokoh politik, orang kaya, dan para
administrator
d. aktivis organisasi, orang kaya, dan
ahli teknik
e. pemimpin politik, orang kaya, dan
pemimpin organisasi
8. Konsekuensi dari pelapisan sosial dalam
masyarakat antara lain individu mau-
pun kelompok yang berada di lapisan
atas akan mendapatkan . . . .
a. penghargaan materi
b. imbalan jasa/hadiah
c. prestise/hak istimewa
d. kepercayaan
e. karisma
9. Secara ekonomis posisi seseorang di
dalam pelapisan sosial ditentukan oleh
ukuran kekayaan, sedangkan secara
politis ditentukan atas dasar kriteria . . . .
a. peranan
b. kepribadian
c. keturunan
d. kekuasaan
e. kehormatan
SOSIOLOGI Kelas XI
48
10. Adanya penghargaan terhadap sesuatu
yang dianggap bernilai lebih dalam
masyarakat merupakan sebab terjadinya
. . . .
a. peranan
b. kepribadian
c. keturunan
d. kekuasaan
e. kehormatan
11. Semakin tinggi lapisan sosialnya,
semakin sedikit jumlah anggota lapisan
itu. Apabila digambarkan lapisan-
lapisan sosial tersebut akan berbentuk
. . . .
a. lingkaran
b. kubus
c. bola
d. trapesium
e. piramida
12. Salah satu penyebab terjadinya
pertentangan antara majikan dengan
buruh adalah adanya perbedaan . . . .
a. rasial
b. kebudayaan
c. kelas sosial
d. pendirian
e. kepentingan
13. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Tersusun secara vertikal berjenjang.
2) Tidak mempunyai perbedaan hak.
3) Dapat terjadi mobilitas secara
vertikal.
4) Tidak didasarkan keturunan/ras.
5) Adanya kesulitan untuk berpindah
status.
Dari pernyataan di atas yang merupakan
ciri dari stratifikasi sosial terbuka
adalah nomor . . . .
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 2), dan 4)
c. 1), 3), dan 4)
d. 2), 3), dan 4)
e. 3), 4), dan 5)
14. Terjadinya stratifikasi sosial dalam
masyarakat disebabkan oleh . . . .
a. adanya sesuatu yang dihargai lebih
b. adanya perbedaan suku bangsa dan
agama
c. adanya perbedaan hak dan kewajiban
d. pentingnya strata sosial dalam
hubungan sosial
e. banyaknya individu yang menjadi
anggota masyarakat
15. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Masyarakat lapisan bawah sulit
melakukan gerak sosial vertikal.
2) Tiap individu/kelompok bebas
melakukan kegiatan sosial.
3) Terdiri atas lapisan atas, lapisan
menengah, dan lapisan bawah.
4) Memiliki kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, dan pengetahuan.
5) Perkawinan hanya dilakukan dengan
orang di dalam kelompoknya.
Yang termasuk ciri stratifikasi sosial pada
masyarakat sistem kasta adalah nomor
. . . .
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 2), dan 4)
c. 1), 3), dan 4)
d. 1), 3), dan 5)
e. 2), 4), dan 5)
16. Pada masyarakat industri modern yang
menjadi ukuran penentuan stratifikasi
sosial adalah . . . .
a. keuletan dalam berusaha
b. pendidikan karyawan
c. kemampuan mengelola usaha
d. penghasilan setiap individu
e. keahlian dalam profesi
17. Konflik yang terjadi antarelite politik
dapat disebabkan adanya perbedaan . . . .
a. kepribadian di antara mereka yang
satu daerah
b. pendirian dan perasaan tentang
keyakinan dalam agama
c. pendapat tentang kebijakan peme-
rintah yang sah
d. kepentingan individu atau kelom-
pok tentang partainya
e. latar belakang kebudayaan nasional
dan kebudayaan daerah
18. Perhatikan hal-hal berikut ini!
1) Perjuangan sosial secara damai.
2) Disertai benturan fisik.
3) Berlangsung secara terus-menerus.
4) Berlangsung sementara.
5) Tidak disadari.
Latihan Ulangan Blok
49
23. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Terjadinya pertentangan antara kubu
pendatang Persib dengan pendukung
Persija.
2) Dilakukan musyawarah untuk
menyelesaikan pertikaian.
3) Diselesaikannya pertentangan antara
keluarga Amir dan Bima di peng-
adilan.
4) Saat demonstrasi mahasiswa ber-
langsung di sekitar Semanggi Jakarta,
terjadi pula penjarahan besar-
besaran yang dilakukan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.
Perbedaan antara konflik dan kekerasan
dapat dilihat pada pernyataan . . . .
a. 1) dan 2)
d. 2) dan 4)
b. 1) dan 3)
e. 3) dan 4)
c. 1) dan 4)
24. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar di atas dapat disimpulkan
bahwa . . . .
a. proses interseksi melahirkan inte-
grasi sosial
b. proses konsolidasi melahirkan
konflik sosial
c. konsolidasi antargolongan sosial
d. primordialisme melahirkan ke-
mandirian masyarakat
e. interseksi dan konflik antargolongan
25. Arif Nasution, Teuku Ismail, Azwar
Anas, Amien Rais, Zainal Palaguna, dan
Taufik Latu Consina yang masing-
masing berasal dari daerah yang berbeda
dapat duduk bersama-sama menjadi
anggota panitia musyawarah nasional
dari suatu organisasi Islam. Pernyataan
tersebut menunjukkan . . . .
a. interseksi
b. etnosentrisme
c. konsolidasi
d. politik aliran
e. aliran politik
Hal-hal tersebut, yang termasuk ciri-ciri
konflik adalah . . . .
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 3) dan 5)
19. Pertentangan antardua kubu dalam suatu
partai politik untuk memperebutkan
kursi ketua umum merupakan contoh
dari . . . .
a. konflik antarindividu
b. kompetisi antarkelompok
c. kontravensi antargolongan
d. konflik antarkelompok
e. kompetisi antarkelas
20. Permasalahan pembatasan wilayah
negara antara Indonesia dengan Papua
Nugini yang pernah terjadi beberapa
tahun yang lalu merupakan bentuk
konflik . . . .
a. internasional
b. politik
c. ras
d. pribadi
e. kelas
21. Konflik sebagai akibat perubahan sosial
yang cepat di era reformasi tidak akan
memecah belah masyarakat Indonesia
apabila disertai dengan upaya bersama
untuk mendukung proses . . . .
a. pemerataan pembangunan
b. pertumbuhan ekonomi
c. stabilitas nasional
d. solidaritas sosial
e. akomodasi baru
22.
Konflik antara calon kepala desa
berakhir setelah kepala desa terpilih
melalui pemilihan. Hal ini tercapai karena
masing-masing pihak menyepakati
bahwa siapa pun yang menang dalam
pemilihan harus dihormati bersama.
Contoh kasus di atas menegaskan bahwa
konflik dapat dikendalikan setelah
adanya . . . .
a. hasil pemilihan
b. kepala desa definitif
c. akomodasi baru
d. kesabaran semua pihak
e. keadaan yang aman
SOSIOLOGI Kelas XI
50
26. Masyarakat yang tidak dapat melakukan
penyesuaian terhadap perubahan sosial
dapat mengalami . . . .
a. akomodasi sosial
b. disintegrasi sosial
c. interseksi sosial
d. konsolidasi sosial
e. integrasi sosial
27. Sekelompok pria dewasa berasal dari
suku bangsa, status sosial bahkan ras
pun berbeda. Tetapi pada hari Jumat
dapat melaksanakan ibadah salat Jumat
berjemaah di masjid adalah wujud nyata
dari . . . .
a. konsolidasi
b. interseksi
c. diferensiasi
d. stratifikasi
e. kelompok sosial
28. Dua kelompok berbeda pekerjaan
kebetulan juga berbeda suku bangsa.
Struktur sosial tersebut berbentuk
konsolidasi berdasarkan . . . .
a. klan dengan agama
b. ras dengan etnis
c. ras dengan agama
d. etnis dengan pekerjaan
e. suku bangsa dengan agama
29. Partai politik aliran pada era reformasi
didirikan atas dasar ikatan sosial
tertentu yaitu . . . .
a. solidaritas kelompok organis
b. kesadaran rasa kebangsaan
c. proses demokratisasi politik
d. loyalitas etnis dan agama
e. sikap toleransi terhadap perbedaan
30. Berikut ini yang termasuk contoh
interseksi dengan parameter profesi dan
etnis adalah . . . .
a. sejak tinggal di Jakarta Ani dan Dewi
memiliki hobi dan pekerjaan yang
sama
b. sebagai sahabat karib Tono dan
Dewo meskipun bekerja di tempat
yang berbeda mereka tetap ber-
hubungan
c. konflik antara kakak dan adik itu
dapat diselesaikan karena mereka
sadar adanya hubungan keluarga
d. sejak mereka bekerja di tempat yang
sama dan berasal dari daerah yang
sama hubungan mereka kian akrab
e. Tigor yang berasal dari Batak akhir-
nya menikah dengan teman sekerja-
nya yang berasal dari Bugis
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
struktur sosial!
2. Jelaskan perbedaan antara ras dan suku
bangsa!
3. Jelaskan mengapa kekayaan mampu
menjadi dasar stratifikasi sosial!
4. Jelaskan perbedaan interseksi dan
konsolidasi!
5. Jelaskan hubungan antara konflik sosial
dengan kekerasan!