Halaman
Membuat Cetak Saring dan
Melaksanakan Pameran Sekolah
Pelajaran 12
Pernahkah kamu melihat gambar pada pakaian
yang dibuat dengan cara disablon? Praktik sablon
gambar tidak hanya terdapat pada kaos, tetapi juga
pada beragam benda lainnya seperti tas, sepatu, dan
topi. Apakah kamu tahu cara membuatnya? Nah, pada
pelajaran ini kamu akan belajar tentang cara menyablon.
Kamu pun dapat mempersiapkan sebuah pameran
sekolah untuk memajang seluruh hasil karya siswa.
Sumber:
makezine.com
S
b
k
i
180
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Kata Kunci
•
Drypoint
•
Mezzotint
•
Engraving
•
Sablon
• Etsa
•
Screen
Karya Seni Rupa
Murni Indonesia
Seni Gra
fi
s
Berkarya Seni
Gra
fi
s
Pameran Karya
Seni Rupa
Cetak Saring
(
Silkscreen
)
Cetak Tinggi (Cetak
Timbul)
Cetak Datar
(Lithography)
Cetak Dalam
Alat dan Bahan
Proses Pengerjaan
Persiapan Pameran
Tahap Pelaksanaan
Evaluasi Pameran
Cakupan Materi
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
181
A. Seni Gra
fi
s
Seni gra
fi
s merupakan bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi
sebagai salah satu cara untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan
media cetak mencetak. Dengan demikian, sebuah karya dapat direproduksi atau
dilipatgandakan dalam jumlah tertentu. Namun, masing-masing eksemplar/edisi
masih terjaga orisinalitasnya.
Menurut tekniknya, seni gra
fi
s dapat dibedakan menjadi empat, yaitu cetak
saring (
silkscreen
) atau cetak sablon, seni gra
fi
s cetak datar (
lithography
), seni gra
fi
s
cetak tinggi (
woodcut
), dan seni gra
fi
s cetak dalam (
intaglio
).
1. Cetak Saring (
Silkscreen
)
Cetak saring merupakan salah satu
teknik mencetak yang umum dikenal
orang dengan nama sablon. Teknik yang
digunakan adalah mencetak dengan
menggunakan cetakan yang terbuat dari
kasa (
screen
) yang terpasang pada rangka.
Kasa (
screen
) ini bersifat elastis, lentur,
dan halus. Cetak saring pada umumnya
digunakan dalam pembuatan spanduk,
poster, dan kaos.
Screen
yang digunakan untuk menyablon
sangat beragam. Hal itu terlihat dari segi
kualitasnya dengan sifat-sifatnya yang berbeda. Untuk menentukan perbedaan
screen
, digunakan huruf “T”. Berikut ini beberapa contoh tipe
screen
yang digunakan
untuk menyablon.
• T 55, yaitu tipe
screen
yang sifatnya banyak meloloskan tinta karena pori-
porinya besar. Tipe ini digunakan untuk mencetak gambar pada handuk atau
karung gula.
• T 90, yaitu tipe
screen
dengan pori-pori yang agak rapat. Tipe ini banyak
digunakan untuk mencetak kaos dan spanduk.
• T 120, yaitu tipe
screen
dengan pori-pori yang lebih rapat. Tipe ini biasanya
digunakan untuk mencetak pada permukaan kayu lapis, kertas karton, dan
kulit.
• T 150, yaitu tipe
screen
yang banyak digunakan untuk mencetak pada
permukaan bahan serat (
fi
ber
), formika, dan imitasi.
Seniman yang menggunakan teknik cetak saring dalam menghasilkan karya
seni antara lain Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana, Roy
Lichtenstein, Julian Opie, Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha,
dan Andy Warhol.
Gambar 12.1
Hasil sablon pada kaos
Sumber:
www
.
fl
ickr.com
182
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
2. Cetak Tinggi (Cetak Timbul)
Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan
membentuk gambar pada permukaan media cetak secara timbul. Contoh yang
paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum
digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek,
hardboard
, metal,
karet (
linoleum
), dan papan kayu.
Teknik cetak tinggi yang paling popular yaitu seni gra
fi
s cukilan kayu (
woodcut
).
Teknik ini telah dikenal oleh orang Koptia di Mesir pada abad ke-14 M. Orang
Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan pada kain tenun. Seni ini
juga dipakai sebagai media cetak huruf dan buku. Salah seorang pelopor yang
berjasa dalam penemuan seni mencetak adalah Johanes Gutenberg (1400–1468)
dari Jerman.
Ada pula seniman (grafikus) yang
menggunakan media teknik cetak tinggi
untuk membuat karyanya. Mereka adalah
Albrecht Durer, L. Granach, H. Holbein,
HB. Grien (Jerman), Kastuhista Hokusai,
Ando Hirosige (Jepang). Adapun gra
fi
kus
Indonesia yang menggunakan cetak tinggi
dalam berkarya antara lain Kaboel Suadi,
Edi Sunaryo, dan Andang Supriadi.
3. Cetak Datar (
Lithography
)
Lithography
berasal dari bahasa Yunani,
yaitu
lithos
(batu) dan
graphien
(menulis).
Lithography
merupakan seni gra
fi
s cetak
datar dengan menggunakan acuan cetak
dari lempengan batu kapur. Media batu
kapur digunakan karena memiliki sifat
dapat menghisap tinta cair dan lemak.
Seniman yang menggunakan teknik ini
antara lain George Bellows, Pierre Bonnard,
Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth
Kelly, Willem de Kooning, Joan Miró,
Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso,
Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec,
adn Stow Wengenroth.
4. Cetak Dalam
Teknik cetak dalam adalah salah satu teknik seni gra
fi
s dengan menggunakan
acuan cetak dari logam tembaga. Teknik pembuatan cetak dalam yaitu dengan
Gambar 12.2
Cetak tinggi karya Albrect Durer
Sumber:
www
.corbis.com
Gambar 12.3
Karya cetak datar
Sumber:
www
.corbis.com
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
183
ditoreh atau digores langsung. Ada pula yang menggunakan larutan senyawa
asam nitrit yang bersifat korosit terhadap logam tembaga. Seni gra
fi
s cetak dalam
terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu
engraving
, etsa,
mezzotint
, dan
drypoint
.
a)
Engraving
Engraving
dikembangkan di Jerman sekitar 1430 dari ukiran halus yang
digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. Untuk
melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki keterampilan karena harus
menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat ini dianggap cukup
rumit.
Burin digunakan untuk mengukir
logam. Seluruh, permukaan plat logam
diberi tinta. Kemudian, tinta dibersihkan
dari permukaan sehingga yang tertinggal
hanya tinta yang berada di garis yang
diukir. Setelah itu, plat logam ditaruh
pada alat
press
bertekanan tinggi bersama
dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi
untuk melunakkan). Selanjutnya kertas
mengambil tinta dari garis
engraving
(bagian
yang diukir) dan menghasilkan karya
cetak.
b) Etsa (
Etching
)
Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa
lempengan tembaga. Untuk pembuatan klise acuan cetak dilakukan dengan
menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) yang bersifat korosit terhadap tembaga.
Penemu teknik ini adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470–1536) dari Augsburg, Jerman.
Ia mendekorasi baju besinya dengan teknik ini.
Jika dibandingkan dengan
engraving
,
etsa memiliki kelebihan, yaitu tidak seperti
engraving
yang memerlukan ketrampilan
khusus dalam pertukangan logam. Etsa
relatif mudah dipelajari oleh seniman yang
terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa
umumnya bersifat linear dan seringkali
memiliki detail dan kontur halus. Garis
bervariasi dari halus sampai kasar.
Pengerjaan awal teknik ini adalah
selembar plat logam (biasanya tembaga,
seng atau baja) ditutup dengan lapisan
semacam lilin. Kemudian, lapisan tersebut digores dengan jarum etsa yang runcing
Gambar 12.4
Hasil
engraving
Sumber:
www
.corbis.com
Gambar 12.5
Hasil etsa
Sumber:
www
.engraving-review.com
184
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan
asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat
yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang
tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan
proses pada
engraving
.
c)
Mezzotint
Mezzotint
merupakan teknik cetak
dengan plat logam yang terlebih dahulu
dibuat kasar permukaannya secara merata.
Gambar dibuat dengan mengerok halus
permukaan logam dengan membuat efek
gelap ke terang. Gambar juga dapat dibuat
dengan mengasarkan bagian tertentu saja,
bekerja dari warna terang ke gelap. Alat
yang digunakan untuk teknik ini adalah
rocker
. Metode
mezzotint
ditemukan oleh
Ludwig von Siegen (1609–1680). Proses
ini dipakai secara luas di Inggris mulai
pertengahan abad ke-18 M untuk mereproduksi foto dan lukisan.
d)
Drypoint
Drypoint
merupakan variasi dari
engraving
. Teknik
ini disebut dengan goresan langsung menggunakan
alat runcing. Goresan
drypoint
akan meninggalkan
kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri
kualitas garis yang lunak dan kadang-kadang berkesan
kabur.
Drypoint
hanya berguna untuk jumlah edisi
yang sangat kecil, sekitar sepuluh sampai dua puluh
karya karena tekanan alat
press
dengan cepat merusak
kesan kabur yang telah dibuat. Untuk mengatasi ini,
penggunaan
electro-plating
(pelapisan secara elektrik
dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad
ke-19 M untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini ditemukan oleh seorang seniman Jerman
selatan pada abad ke-15 M yang memiliki julukan
Housebook Master
. Semua karya yang ia hasilkan
menggunakan teknik
drypoint
. Beberapa seniman dunia yang menggunakan teknik
ini adalah Albrecht Durer dan Rembrandt.
Gambar 12.6
Hasil
mezzotint
Sumber:
www
.corbis.com
Gambar 12.7
Hasil
drypoin
Ĵ
Sumber:
www
.
fl
ickr.com
Gambar 12 7
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
185
Pelatihan 1
1
1
Carilah dari buku-buku di perpustakaan atau internet hasil-hasil karya seni
gra
fi
s. Buatlah klipingnya dengan memberikan penjelasan tentang karya
tersebut!
B. Berkarya Seni Gra
fi
s
Setelah kamu belajar tentang macam-macam teknik seni gra
fi
s, pada bagian
ini kamu akan membuat karya dengan menggunakan salah satu teknik seni gra
fi
s,
yaitu cetak saring (sablon) dengan media kaos.
1. Alat dan Bahan
Berikut ini alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya cetak saring
(sablon).
a.
Screen
yang dapat dibeli di toko
sablon.
b. Meja cetak yang dilengkapi dengan
lampu neon.
c. Rakel untuk menyapu dan menapis
tinta cetak pada
screen
.
d. Alat-alat menggambar.
e. Alat pengering seperti kipas angin
atau
hairdyer
untuk membantu proses
pengeringan.
f. Plastik, mika
fi
lm, atau kertas kalkir
untuk membuat klise positif.
g. Tinta cetak sesuai dengan yang dibutuhkan, misalnya tinta dengan basis air
digunakan untuk menyablon kaos.
h. Sendok plastik atau sendok adonan kue.
i. Kain lap untuk membersihkan
screen
.
j. Air atau minyak pengencer/pencuci
screen
yang sesuai dengan tinta.
k. Baju kaos polos untuk media sablon.
l. Obat afdruk untuk membuat klise negatif (cetakan).
m. Catok untuk menyablon.
n. Anleg atau patokan pembatas bahan yang dicetak agar posisinya tetap.
Biasanya dibuat dari karton atau stiker yang ditempelkan di atas kaca meja
cetak.
Gambar 12.8
Peralatan sablon
Sumber:
Panduan Praktis Cetak Sablon
, 2003
186
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
2. Proses Pengerjaan
Setelah semua alat dan bahan siap, kamu dapat mulai membuat karya. Berikut
ini langkah-langkahnya.
a. Buatlah gambar yang akan kamu gunakan sebagai panduan sablon pada kertas
kalkir. Pertama-tama buatlah gambar dengan satu warna. Gambar bisa juga
diperoleh dari internet, kemudian difoto kopi ke kertas kalkir. Gambar ini
disebut sebagai klise positif.
b. Cucilah
screen
menggunakan air dan sabun, kemudian lap dengan kain spon.
Setelah itu,
screen
dikeringkan dengan cara d
ij
emur di sinar matahari. Pastikan
bahwa
screen
benar-benar kering dan bersih sebelum digunakan.
c. Buatlah klise negatif atau cetakan dengan proses afdruk. Siapkan obat afdruk
dengan cara mencampur cairan merah dan putih (dosis sesuai petunjuk).
Setelah obat tersebut tercampur dengan rata, tuangkan sedikit demi sedikit
pada
screen
dan ratakan setipis-tipisnya, kemudian
screen
tersebut dikeringkan
dengan menggunakan kipas angin. Dalam proses ini,
screen
tidak boleh terkena
sinar matahari. Untuk itu dianjurkan pengeringan di ruang tertutup.
d. Siapkan papan terlebih dahulu. Taruh busa di atas papan, lalu taruh kain warna
hitam di atas busa tersebut. Kemudian, ambil
screen
yang telah kamu siapkan
sebelumnya dan taruh
screen
di atas kain berwarna hitam. Ambil gambar yang
telah diedit dan tempel di atas
screen
. Sebelum gambar tersebut ditempelkan
pada
screen
, kertas terlebih dahulu diolesi dengan minyak goreng. Hal ini
dilakukan agar kertas pada gambar akan tembus sinar. Setelah itu, taruh kaca
di atas
screen
.
e. Sinari
screen
dengan sinar matahari. Untuk penyinaran ini diperlukan waktu
antara 3 sampai 5 detik. Jika terlalu lama dalam penyinaran, pembuatan
fi
lm
screen
akan gagal. Setelah disinari,
screen
tersebut harus dicuci untuk
membersihkan berkas-berkas obat. Dalam pencucian ini, gunakanlah alat
penyemprot untuk membersihkan obat yang tersisa di sela-sela gambar yang
terdapat pada
screen
.
f. Ambil
screen
, kemudian kunci
screen
pada meja berkaca, lalu siapkan alat-alat
untuk mewarnai. Campur cat dengan
air. Setelah itu, taruh kain yang akan
disablon di atas meja berkaca. Tuang
cat pada
screen
secukupnya, kemudian
ratakan menggunakan rakel. Jadilah hasil
sablonan.
g Basahi
screen
dengan air lalu tuang obat
pencuci
screen
pada
screen
. Gosok dengan
menggunakan kain spon, lalu bilas dan
keringkan dengan dijemur di sinar
matahari.
Gambar 12.9
Proses menyablon
Sumber:
Panduan Praktis Cetak Sablon
, 2003
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
187
Pelatihan 2
2
2
C. Pameran Karya Seni Rupa
Pameran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu
kelompok yang bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil karyanya kepada
masyarakat. Pameran bisa dilaksanakan di mana saja, baik di dalam ruangan atau
di luar ruangan. Misalnya, aula sekolah, halaman sekolah, atau tempat lain yang
letaknya di luar sekolah.
Langkah-langkah melaksanakan pameran seni rupa yang diselenggarakan di
sekolah adalah sebagai berikut.
1. Persiapan Pameran
Langkah awal persiapan pameran adalah membentuk kepanitian pameran.
Susunan panitia pameran antara lain sebagai berikut.
a.
Pembimbing
: bertugas membimbing peserta pameran agar pameran
dapat terlaksana dengan lancar.
b. Ketua panitia
: bertanggung jawab atas pelaksanaan pameran.
c. Wakil ketua
: membantu ketua untuk memperlancar pelaksanaan
pameran.
d. Sekretaris
: bertugas m
enangani masalah administrsi seperti
surat-menyurat, undangan, pengumuman, petunjuk
tertulis, susunan acara, dan da
Ğ
ar benda-benda yang
dipamerkan.
e.
Bendahara
: bertugas mengelola uang yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pameran.
f.
Seksi publikasi
: bertugas mempublikasikan pelaksanaan pameran.
g. Seksi karya
: bertugas menyeleksi karya yang akan dipamerkan.
h. Seksi display
: bertugas memajang atau mengatur karya yang akan
dipamerkan.
i.
Seksi penjaga
: bertugas menjaga pelaksanaan pameran.
j.
Seksi acara
: bertugas menyusun acara mulai dari persiapan hingga
pelaksanaan pameran.
k. Seksi dokumentasi : bertugas mengabadikan peristiwa-peristiwa saat
pelaksanaan pameran.
Jelaskan secara lisan di depan kelas proses menyablon. Lakukan secara
bergantian dengan teman-teman sekelasmu!
188
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Setelah kepanitian terbentuk, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan
karya, menentukan dan mempersiapkan tempat pameran. Selain itu, siapkan pula
media publikasi, serta alat untuk mendokumentasikannya.
a. Mempersiapkan Karya
Sebelum melaksanakan sebuah pameran, panitia mengumpulkan seluruh
karya yang akan dipamerkan, baik karya dengan bentuk dua dimensi maupun tiga
dimensi. Setelah itu, karya-karya tersebut diseleksi sesuai dengan tema pameran.
Kemudian, buatlah keterangan karya berupa pembuat karya, judul, ukuran, teknik,
media, dan tahun pembuatan.
b. Waktu dan Tempat Pameran
Untuk melaksanakan sebuah pameran, panitia harus bisa menentukan waktu
dan tempat pelaksanaan pameran dengan tepat. Hal itu dilakukan dengan tujuan
pengunjung yang datang ke pameran jumlahnya banyak. Misalnya, pameran
dilaksanakan setelah ujian akhir semester. Tempat yang digunakan bisa di
lingkungan sekolah seperti aula atau halaman sekolah atau di luar lingkungan
sekolah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tempat tersebut mampu menampung
karya-karya yang akan dipamerkan dan menampung jumlah pengunjung yang
datang. Ruang pameran harus ditata sedemikian rupa sehingga akan memberikan
suasana nyaman bagi para pengunjung. Selain itu, penataan karya dan panel/sketsel
juga harus diatur dengan baik untuk kelancaran masuk dan keluar pengunjung.
c. Menyiapkan Publikasi dan Dokumentasi
Publikasi harus sudah disiapkan beberapa minggu sebelum pameran. Media
yang dapat digunakan untuk publikasi sangat beragam seperti spanduk, poster,
pam
fl
et, atau siaran radio. Sementara dokumentasi pelaksanaan pameran bisa
dimulai sejak tahap persiapan samapi tahap pelaksanaan pameran. Dokumentasi
tersebut bisa berupa catatan pengunjung, tulisan tanggapan, kritik atau saran
pengunjung, dan foto selama berlangsungnya pameran.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, kamu dapat mulai melaksanakan
pameran. Sebelum memulai acara, perhatikan penataan hasil karya agar
pengunjung dapat menikmati pameran dengan nyaman. Berikut ini acara yang
dilakukan saat pelaksanaan pameran sekolah.
• Pembukaan acara oleh seksi acara.
• Sambutan dari ketua panitia dan pihak yang mewakili sekolah seperti kepala
sekolah atau guru kesenian.
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
189
Uji Kompetensi
Pelatihan 3
3
3
• Untuk memeriahkan acara biasanya
diiringi oleh musik atau bentuk
kreativitas seni seperti pembacaan puisi
atau
perfomance art
. Pengunjung dapat
mengelilingi ruang pameran untuk
melihat hasil karya yang dipamerkan.
3. Evaluasi Pameran
Evaluasi dilakukan di akhir acara. Tujuan
dilakukan evaluasi yaitu untuk menilai
tingkat keberhasilan atau kekurangan
kegiatan pameran. Evaluasi dilakukan
secara bersama-sama. Dengan begitu, akan tampak hal-hal yang perlu diperbaiki
pada kegiatan pameran.
Gambar 12.10
Pengunjung pameran
Sumber:
blog.sman3kuningan.sch.id
Buatlah pam
fl
et atau poster yang dapat digunakan untuk mempublikasikan
pameran di sekolahmu. Buatlah secara berkelompok. Bandingkan hasil kerja
kelompokmu dengan hasil kerja kelompok lain.
Lakukan kegiatan-kegiatan berikut ini!
1. Buatlah karya seni gra
fi
s cetak stensil dan etsa. Sesuaikan dengan langkah
kerja dan urutan pada pembahasan materi. Kalau kurang mengerti, coba
tanyakan kepada guru kesenianmu.
2. Buatlah sebuah pameran hasil karya seni rupa di sekolahmu. Adapun
langkah kerjanya sebagai berikut.
•
Buatlah rencana kepanitian
• Rencanakan proposal
•
Buatlah rencana kerja
•
Buatlah rancangan display
•
Buatlah rancangan poster/spanduk
190
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Re
fl
eksi
Pada pelajaran ini, kamu telah belajar membuat sebuah karya seni gra
fi
s
dengan teknik cetak saring (sablon). Apakah kamu dapat mempraktikkannya
dengan baik? Kesulitan apa yang kamu hadapi? Ayo, ceritakan!
Rangkuman
• Menurut tekniknya, seni grafis dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu cetak saring (
silkscreen
) atau cetak sablon, seni gra
fi
s cetak datar
(
lithography
), seni gra
fi
s cetak tinggi (
woodcut
), dan seni gra
fi
s cetak dalam
(
intaglio
).
• Cetak saring pada umumnya digunakan dalam pembuatan spanduk,
poster, dan kaos.
• Teknik cetak tinggi yang paling popular adalah seni gra
fi
s cukilan kayu
(
woodcut
).
•
Lithography
merupakan seni gra
fi
s cetak datar dengan menggunakan
acuan cetak dari lempengan batu kapur.
• Teknik cetak dalam (
intaglio
) adalah salah satu teknik seni gra
fi
s dengan
menggunakan acuan cetak dari logam tembaga.
• Pameran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok yang bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil karyanya
kepada masyarakat.
• Langkah awal persiapan pameran yaitu membentuk kepanitian
pameran.
• Langkah setelah terbentuknya panitia pameran yaitu mempersiapkan
karya, menentukan dan mempersiapkan tempat pameran, menyiapkan
media publikasi, serta alat untuk mendokumentasikannya.
• Pameran dilakukan setelah semua persiapan selesai. Pelaksanaannya
harus mengikuti rencana yang telah dibuat.
R
R
e
R
R
R
e
Re
e
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
191
A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar!
1. Seni ... adalah bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi sebagai
salah satu cara untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media
cetak mencetak.
a. rupa
b. gra
fi
s
c. terapan
d. lukis
2. Seni gra
fi
s cetak saring disebut juga ....
a.
silkscreen
b.
mezzotint
c. etsa
d.
engraving
3.
Screen
kualitasnya bermacam-macam dengan sifat-sifat berbeda.
Screen
biasanya menggunakan huruf ....
a. A
b. B
c. S
d. T
4.
Screen
yang pori-porinya lebih rapat dan biasa digunakan untuk mencetak
pada permukaan kayu lapis, kertas karton, dan kulit bertanda ....
a. T 200
b. T 120
c. T 250
d. T 300
5. Cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar pada permukaan
media cetak secara timbul disebut ....
a. cetak datar
b.
mezzotint
c. etsa
d. cetak tinggi
6. Teknik cetak tinggi yang paling popular adalah seni gra
fi
s cukilan kayu atau ....
a.
mezzotint
b. etsa
c.
woodcut
d. cetak tinggi
Pelatihan Pelajaran 12
192
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
7. Salah satu seni gra
fi
s cetak datar dengan menggunakan acuan cetak dari
lempengan batu kapur, yang sifatnya dapat menghisap tinta cair dan lemak
adalah ....
a.
mezzotint
b. etsa
c.
lithography
d.
engraving
8. Teknik menggunakan media cetak dari lempengan tembaga untuk pembuatan
klise acuan cetak dilakukan dengan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3),
yang bersifat korosit terhadap tembaga. Teknik ini disebut ....
a.
mezzotint
b. etsa
c.
lithography
d.
engraving
9. Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan
untuk mengkomunikasikan hasil karyanya kepada masyarakat adalah ....
a. pameran
b. kreasi
c. apresiasi
d. simulasi
10. P
anitia pameran yang bertugas memajang atau mengatur karya yang
dipamerkan adalah seksi ....
a. acara
b. penjaga
c. dokumentasi
d.
display
B. Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar!
1. Apa yang kamu ketahui dengan seni gra
fi
s?
2. Coba sebutkan dan jelaskan jenis-jenis seni gra
fi
s?
3. Sebutkan langkah-langkah membuat karya sablon teknik stensil?
4. Sebutkan langkah-langkah berpameran?
5. Buatlah sebuah karya seni murni dengan menggunakan salah satu teknik yang
telah kamu pelajari!
Pelatihan Semester 2
193
A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar!
1. Teknik dengan cara semprotan menggunakan warna-warna yang digunakan
berasal dari bahan-bahan alami pada zaman pra sejarah disebut ....
a. aerowisata
c.
aerophone
b.
aerogri
Ģ
d.
aerograph
2. Seniman Indonesia yang bergaya
Mooi Indie
adalah ....
a. Popo Iskandar
c. A
ff
andi
b. Raden Saleh
d. Abdullah S.R
3. Daerah penghasil lukisan dengan motif pemandangan alam adalah ....
a. Tasikmalaya
c. Cirebon
b. Jelekong
d. Ujung Pandang
4. Bentuk ungkapan visual ke dalam bidang dua dimensi sebagai salah satu cara
untuk menciptakan karya seni rupa yang memanfaatkan media cetak mencetak
disebut ....
a. seni gra
fi
s
c. seni rupa
b. seni sastra
d. seni patung
5.
Screen
yang digunakan untuk mencetak pada bahan serat dan imitasi bertanda ....
a. T 300
c. T 150
b. T 200
d. T 120
6. Seorang pencetus Masa Cita Nasional yang pendapatnya selalu meledak-ledak
penuh semangat adalah ....
a. Raden Saleh
c. Abdullah S.R
b. A
ff
andi d.
S.
Sudjojono
7. Salah seorang pelukis Indonesia yang beraliran ekspresionisme murni dengan
teknik plototan tube langsung adalah ....
a. S. Sudjojono
c. Abdullah S.R.
b. Dullah
d. A
ff
andi
8. Teknik cetak tinggi yang paling popular dan banyak digunakan oleh seorang
gra
fi
kus adalah ....
a.
woodcut
c.
engraving
b.
mezzotint
d.
etsa
9. Salah seorang yang termasuk angkatan Seni Lukis Baru Indonesia adalah ....
a. Tisna Sanjaya
c. Mas Pirngadi
b. Jim Supangkat
d. Dede Eri Supria
Pelatihan Semester 2
194
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
10. Salah seorang pelukis gaya surealisme yang mengambil objek kota dan segala
permasalahannya adalah ....
a. Mas Pirngadi
c. Tisna Sanjaya
b. Jim Supangkat
d. A
ff
andi
11. Teknik yang mengg
unakan media cetak dari lempengan tembaga dengan
pembuatan klise acuan cetak menggunakan larutan asam nitrat (HNO
3
)
disebut ....
a.
woodcut
c. etsa
b.
mezzotint
d.
engraving
12. Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan
untuk mengkomunikasikan hasil karyanya kepada masyarakat disebut ....
a. kreasi
c. pameran
b. pagelaran
d. apresiasi
13. Huruf yang dugunakan untuk membedakan kualitas
screen
adalah ....
a. T
c. A
b. S
d. B
14. Bag
ian yang bertugas untuk mencari dan mengelola sumber dana dalam
pameran adalah ....
a. seksi konsumsi
c. bendahara
b. ketua panitia
d. sekretaris
15. Pam
eran yang menyajikan satu jenis bentuk karya disebut pameran ....
a. homonim
c. homograf
b. homofon
d. homogen
B. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan karya-karya yang penah dibuat oleh Raden Saleh!
2. Apa yang dimaksud dengan aliran
Mooi Indie
?
3. Apa yang kamu ketahui dengan aliran surealisme ?
4. Mengapa seni rupa terutama gaya seni lukis selalu mengalami perubahan
aliran?
5. Amatilah sebuah karya seni murni yang terdapat di Indonesia, kemudian
tuliskan hasil apresiasimu!
6. Apa yang kamu ketahui tentang cetak mencetak?
7. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
screen
!
8. Sebutkan seniman gra
fi
s yang terkenal di Indonesia dan dunia?
9. Jelaskan tahapan-tahapan untuk melakukan pameran sekolah!
10. Buatlah seb
uah karya seni murni untuk kamu tampilkan dalam pameran
sekolah!
Glosarium
195
Glosarium
Apresiasi
:
menghargai suatu keindahan karya seni
Artistik
:
berkaitan dengan keindahan seni
Aerograph
:
teknik melukis zaman purba yang digunakan dengan cara
semprotan
Benda kubistis
: benda yang dibatasi oleh bidang-bidang datar biasanya
bentuknya beraturan dan bersudut
Benda silindris
: benda-benda yang memiliki bentuk dasar tabung dan
lingkaran
Bentuk abstrak
: bentuk yang menyimpang dari wujud benda-benda atau
makhluk yang ada di alam (
non
fi
gurative
)
Bentuk abstraktif
: bentuk
fi
guratif yang diubah sedemikian rupa sehingga
beberapa bagian dari asalnya menjadi hilang dan bentuknya
menjadi framentaris atau bentuk yang sudah digayakan
Bentuk
fi
guratif
: bentuk yang berasal dari alam (
nature
), lahirnya bentuk
fi
guratif tergantung pada konsepsi seseorang tentang
bentuk tersebut
Cat air
(water colour)
: cat yang mempunyai karakter transparan (tembus pandang)
dengan warna yang dipulaskan terlebih dahulu tidak
dapat ditutup dengan warna lain di atasnya karena akan
bercampur
Cat poster
: cat yang memiliki sifat opague yaitu warna yang dipulaskan
lebih dahulu bisa ditutup oleh warna berikutnya
Cat minyak
cat
: cat yang menggunakan media berupa minyak (
linsed oil
).
Crayon
: media yang sejenis dengan oil pastel terbuat dari pewarna
dan lilin, memiliki sifat yang lebih keras dari oil pastel,
dan licin apabila digoreskan pada permukaan kertas
Ekspresif
: penuh ekspresi
Estetik
: berkaitan dengan nilai keindahan berdasarkan norma-norma
kemanusiaan, kehidupan sosio-kultural, dan menyangkut
tempat dan waktu/zaman
Estetika
: ilmu yang mempelajari keindahan dalam hubungannya
dengan ilmu-ilmu yang lain seperti
fi
lsafat, sosiologi, dan
antropologi
196
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Gerabah
: peralatan yang terbuat dari tanah liat yang kemudian
dibakar seperti periuk belanga
Khazanah
: cakrawala, kekayaan
Komposisi
: susunan unsur-unsur
Kontras
: memberi kesan bertentangan; tidak luwes padanannya
Lukisan
: semacam gambar yang menimbulkkan kesan lebih mendalam
dalam batin; semacam gambar yang mengungkap ekspresi
(pernyataan batin) seniman yang membuatnya
Lithography
: teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder
dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tidak
bisa bercampur
Magis
: berkekuatan gaib
Motif
: ragam/corak bentuk
Motif Meander
:
motif yang terbentuk dari huruf “T” dengan susunan
bolak- balik bersambungan
Motif Pilin
: motif yang terbentuk dari dasar huruf “S” atau setengah
lingkaran
Motif Swastika
: motif yang dilatarbelakangi kebudayaan dan keperayaan
Tiongkok.
Motif Tumpal
: bentuk yang terbentuk dari dasar segitiga sama kaki,
berfungsi untuk hiasan pinggir
Mooi Indie
: Masa Indonesia Jelita
Ornamen
: ragam hias
Palet
: alat yang digunakan untuk mencampur cat
Pastel
: terbuat dari sejenis kapur yang mengandung minyak dan
pewarna serta memiliki sifat yang lembut (
so
Ğ
)
Pinch
: teknik p
ij
it
Populer
: disukai orang banyak
Prosedur
: tahap atau cara kerja
Proporsi
: perbandingan antara bagian satu dengan yang lain dalam
suatu benda/susunan
Ragam hias ganda
:
ragam hias antara komponen satu dengan yang lainnya
selalu bersambungan dan berhubungan erat, yang seolah-
olah menjadi untaian yang utuh
Ragam hias tunggal
: komponen dari motif-motif hiasan berdiri sendiri
Ritual
: hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan
Seni murni
:
seni rupa yang diciptakan lebih mengutamakan unsur ekspresi
jiwa pembuatnya (seniman) tanpa mencampuradukkan
dengan fungsi atau kegunaan tertentu
Glosarium
197
Seni audio
: seni yang dapat di nikmati dengan indra pendengaran
(telinga)
Seni audiovisual
: seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan
penglihatan
Seni kriya
: bagian seni rupa yang memiliki fungsi dan bernilai guna
bagi kehidupan manusia
Seni pakai
: karya seni rupa yang lebih mengutamakan fungsi tertentu,
tanpa melepas aspek estetis
Seni visual
: seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan
(mata)
Siklus
: perputaran
Sinergi
: menjadi bagian dari kesatuan
Sketsa gambar dasar
: pola atau rencana dari pembuatan sebuah gambar
Skunder
: tambahan
Spiritual
: batin
Stilisasi
: Penggayaan atau upaya mengembangkan dari rupa (wujud)
aslinya menjadi suatu rupa tertentu
Stilasi
: bentuk yang dihasilkan dengan cara merubah bentuk
aslinya
Struktur
: susunan pembuatan; susunan konstruksi
Seni gra
fi
s
: Cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas
Seni lukis modern
: ekspresi estetis dari segala macam ide yang bisa diwujudkan
oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang konkret dengan
kebebasan serta sikap batin pelukis sangat menentukan
proses pembuatan lukisan
Surealisme
: istilah
pure psychic automatism
atau otomatisme kejiwaan
yang murni
Teknik silhoute
: salah satu teknik pembuatan gambar dengan cara
menggambarkan secara keseluruhan dari suatu benda
dalam bentuk bidang dengan cara di hitamkan (teknik
arsir blok hitam) seperti gambar bayangan.
198
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Indeks
A
Abdullah S.R. 168, 176, 177, 178, 193
Abstrak 2, 12, 68, 73
Abstraktif 2, 12
A cire perdue
100, 105, 114, 132, 139, 140,
145
Aerograph
162, 195
A
ff
andi 13, 15, 37, 129, 146, 159, 169, 170,
172, 175, 177, 178, 193, 194
Aksentuasi 148, 150, 156
Albrecht Durer 121, 182
Al Fresco
134, 137
Al Secco
134, 137
Aquarel
54, 58, 136
Audio 2, 5
Audiovisual 2, 5
B
Basuki Abdullah 142, 146, 168, 169, 175
Bivalve 100, 105, 114, 132, 139, 140, 145
C
Canting 32, 74, 84, 86, 87, 94, 138
Cergam 80
D
Desain produk 8
Didin D. Basuni 89
Drypoint
180, 184
Dusseler
54, 57
Dwimatra 8
E
Earthenware
47
Engraving
180, 183
Estetika 80, 82, 196
Astetis 3, 6, 7, 15, 41
Etsa 180, 183
F
Figuratif 2, 12
G
G. M. Sidharta 89
Galeri 60, 64, 65, 66, 71, 173
Gerabah 39, 40, 41, 42, 43, 47, 49, 50
H
Herbert Read 4, 70
I
Ilustrasi 79, 80, 89, 90
Intaglio
116, 130
K
Karikatur 80
Keramik 40, 46, 47
Komposisi 18, 26, 148, 149, 156, 196
Kubistis 18, 20
L
Lithography
116, 130, 180, 182, 190, 196
M
Makrame 116, 117, 118, 128
Mezzotint
180, 184
Mooi Indie
162, 168, 176, 177, 193, 194, 196
Mozaik 134, 138
P
Perspektif 18, 24
Pointilis 54, 57
Popo Iskandar 146, 159, 171, 177, 178, 193
Porselen 47
Proporsi 91, 148, 149, 156, 196
Indeks
199
R
R.A. Kosasih 90
Raden Saleh 166, 167, 168, 176, 177, 178,
193, 194
Raphael 137
S
S. Sudjojono 169, 170, 178, 193
Sablon 8, 15, 37, 74, 120, 123, 129, 179, 181,
185, 186, 190, 192
Seni gra
fi
s 7
Seni keramik 8
Seni lukis 7, 134, 136, 141, 162, 163, 164,
165, 166, 171, 178, 180, 193
Seni murni 7, 16
Seni patung 7, 18, 30, 134, 139, 140, 143
Seni terapan 1, 6, 7, 8, 14, 15, 39, 41, 49
Silindris 18, 21, 34, 44, 52, 53, 55, 56, 61, 62,
63, 64, 65, 66, 195
Silkscreen
116, 180, 181
Siluet 18, 25, 26
Sketsa 18, 25
Soeharto 84
Stilasi 68, 73, 197
Stoneware
47
T
Taman Ismail Marzuki 171
Teknik cetak tekan 40, 45, 46
Teknik cor 40, 45, 46
Teknik lempeng 40, 43, 46, 54
Teknik p
ij
at 40, 43, 44, 46
Teknik pilin 40, 44, 46, 54, 59
Teknik putar 40, 44, 46
Tempera 134, 137
Trimatra 8
W
Woodcut
116, 121, 130
200
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Da
Ğ
ar Pustaka
Avriatno, Veri. 2003.
Cara Mudah Menggambar dengan Pensil
. Jakarta: Kawan
Pustaka.
Ching, Fracis D. K. 2002.
Menggambar Suatu Proses Kreatif
. Jakarta: Erlangga.
Darmawan, Budiman. 1988.
Penuntun Pelajaran Seni Rupa
. Bandung: Ganeca
Exact.
Hagen, Uta. 2002.
A. Challenge For the Actor
. New York: Scribner.
Hartoko, Dick. 1997.
Manusia dan Seni
, Yogyakarta: Kanisius.
Pedoman khusus Pengembangan silabus Mata Pelajaran Seni SMA.2003
. Departemen
Pendididkan Nasional. Bandung
Poerwadarminta. 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Reading, Mario.
Dictionary of Cinema
. New York: House of Strauss.
Sachari. Agus. 1986. Seni,
Desain dan Teknologi.
Bandung: Pustaka.
Sahman, Humar. 1993.
Mengenal Dunia seni Rupa. Semarang
: IKIP Semarang.
Saraswati. 1982.
Membuat Keramik Sederhana.
Jakarta: Bharata karya Aksara.
Sardiyanto. 1991.
Pendidikan Seni Rupa. Tasikmalaya
: Diktat Pendidikan Seni
Rupa.
Susanto. Mikke. 2002.
Diksi Rupa
. Yogyakarta: Kanisius.
Toekio, M. Soegeng. 2000.
Mengenal Ragam Hias Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Yudhoseputro, Wiyoso. 1993.
Pengantar Wawasan Seni Budaya.
Jakarta:
Depdikbud.
Sumber lainnya:
id.wikipedia.org
www.infokom-sulteng.go.id
students.ukdw.ac.id
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
201
Lampiran
Karya Seni Rupa Murni
1. Seni Patung
a. Pematung Indonesia
Nama
Karya
Dolorosa Sinaga
The Crisis di Vietnam
Gate of Harmony di Kuala Lumpur
Monumen Semangat 66 di Jakarta
Gregorius Sidharta
Tangisan Dewi Betari di Jepang
Tonggak Samudra di Jakarta
Garuda Pancasila di atas podium Gedung MPR/DPR
Patung Bung Karno di Blitar
Tata ruang Monumen Proklamasi
Rancangan Piala Citra
Edhi Sunarso
Monumen Tugu Muda di Semarang
Monumen Pembebasan Irian Barat di Jakarta
Monumen Selamat Datang di Jakarta
Monumen Dirgantara di Jakarta
Monumen Pahlawan Nasional Kolonel Slamet Riyadi
di Ambon
Monumen Jenderal Ahmad Yani di Bandung
Monumen Jenderal Gatot Subroto di Surakarta
Monumen Pahlawan Samudera Yos Sudarso di
Surabaya
Monumen Pahlawan Samudera di Jakarta
Monumen Panglima Besar Sudirman Cilangkap (Mabes
TNI) di Jakarta
Monumen Panglima Besar Sudirman di Moseum PETA
di Bogor.
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya di Jakarta
Monumen Yos Sudarso di Biak, Irian Barat
Monumen Pahlawan Tak Di Kenal di Digul Papua
Monumen Sultan Thaha Syaifudin di Jambi.
202
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Diorama Sejarah Monumen Nasional di Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Lubang Buaya di Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Pancasila Sakti Lubang Buaya
di Jakarta
Diorama Sejarah Moseum ABRI Satria Mandala di
Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Purba Wisesa di Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Jogya Kembali di
Yogyakarta
Diorama Sejarah Moseum Keprajuritan Nasional (TMII)
di Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Perhubungan (TMII) di
Jakarta
Diorama Sejarah Moseum Tugu Pahlawan 10 November
Surabaya di Surabaya
Diorama Sejarah Moseum Beteng Vredeburgh di
Yogyakarta
I Nyoman Nuarta
Garuda Wisnu Kencana di Bali
Patung Proklamator Soekarno-Ha
Ĵ
a bersama G. Sidharta
Soeg
ij
o
Arjuna W
ij
aya di Jakarta
b. Pematung Mancanegara
Nama
Karya
Michelangelo
Pieta pada 1499-1500
David pada 1501-1504
Moses pada 1513-1515
Medici Chapel pada 1520-1534
Brutus pada 1540
Leonardo Da Vinci
Clay Model Horse pada 1495
Donatello
St. George Tabernacle pada 1415–1417
David pada 1425–1430
Virgin and Child with Four Angels or Chellini Madonna
pada 1456
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
203
Pablo Picasso
Choue
Ĵ
e (Wood-Owl) pada 1968
Large Head, Le
Ğ
Pro
fi
le pada 1965
Large Head, Right Pro
fi
le pada 1965
Patung di Chicago, Amerika Serikat
Auguste Rodin
The Age of Bronze pada 1877
St. John the Baptist Preaching pada 1878
The Burghers of Calais pada 1884–1889
Monument to Balzac pada 1891–1898
The Thinker pada 1879–1889
2. Seni Lukis
a. Pelukis Indonesia
Nama
Karya
Raden Saleh
Badai
Kebakaran Hutan
Banjir di Jawa
Berburu di Jawa
Penangkapan Diponegoro
Raden Ayu Danudireja
Sri Sultan Hamengku Buwono V
Singa dan Ular
A
ff
andi
Pelabuhan Ro
Ĵ
erdam pada 1977
Fisher Mandibuat pada 1969
Jembatan Bambu
Ayam Tarung
Kereta Tebu
Rumah Bun Poo
4 Topeng
Karapan Sapi
Barong pada 1987
Penari Topeng pada 1976
Sindudarsono
Sudjojono
Di Depan Kelambu Terbuka,
Cap Go Meh
Jongkatan
Mainan Anak-Anak Sunter
204
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
Pengungsi
Seko
Pemandangan
Vas dan Bunga
Basoeki Abdullah
Kakak dan Adik pada 1978
Balinese Beauty
Black Phanter
Potret Bung Karno
Joko Tarub dan 6 Bidadari
Thailand Dancer pada 1977
Sita pada 1980
Agus Djaya Suminta
Bharata Yudha
Arjuna Wiwaha
Dalam Taman Nirwana
Suara Suling di Malam Hari
O
Ĵ
o Jaya
Penggodaan
Wanita Impian
Popo Iskandar
Potret Keluarga Kucing
Boy and Cat
Dua Macan dan Matahari
b. Pelukis Mancanegara
Nama
Karya
Leonardo Da Vinci
Baptism of Christ pada 1466
Virgin of the Rocks pada 1482
La Belle Ferroniere pada 1490-1496
The Last Supper pada 1495
Mona Lisa pada 1507
St John the Baptist pada 1514
Michelangelo
The Torment of Saint Anthony pada 1487–1488
Madonna and Child with St John and Angels pada
1497
The Ba
Ĵ
le of Cascina pada 1504
Sistine Chapel ceiling pada 1508–1512
The Last Judgement pada 1534–1541
Pelajaran 12 Membuat Cetak Saring dan Melaksanakan Pameran Sekolah
205
Raphael
Resurrection of Christ (The Kinnaird Resurrection)
(1499-1502)
Madonna and Child (1503)
St. George (1504)
Portrait of Pope Julius II (1511-1512)
Woman with a veil (La Donna Velata) pada 1516.
Vincent van Gogh
Portrait of Père Tanguy pada 1887
The Old Mill pada 1888
Starry Night Over the Rhone pada 1888
View of Arles, Flowering Orchards pada 1889
Karya Seni Rupa Terapan
1. Batik
Teknik
: tulis, cap, dan cetak
Motif
: pilin, kait/kunci, meander, tumpal, swastika, dan awan
Daerah penghasil : Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Madura, Jambi,
dan Papua
2. Anyaman
Teknik : tumpang tindih
Bahan
: bambu, rotan, eceng gondok, dan pandan
Daerah penghasil : Sumatra Selatan, Tasikmalaya, Bali, Lombok, Kalimantan,
dan Sulawesi Utara
3. Tenun
Teknik
: ikat dan mesin
Daerah penghasil : Batak, Lampung, Jepara, Sumatra, Bali, Kalimantan, dan
Sumbawa.
4. Bordir
Teknik
: sulam dan mesin
Daerah penghasil : Tasikmalaya
5. Kulit
Teknik
: teknik bentuk dan tempel.
Alat dan bahan : kulit hewan (sapi, kambing, kerbau, ular, dan buaya).
Daerah penghasil : Garut, Yogyakarta, dan Bali.
206
Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas IX
6. Ukiran
Media
: tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, tanduk hewan, dan
logam
Motif
: meander, tumpal, pilin berganda, topeng, binatang, dan
manusia
Daerah penghasil : Jawa tengah, Bali, Sulawesi, dan Papua
7. Keramik
Teknik
: cetak tekan, lempeng, pilin, dan p
ij
at.
Alat dan bahan
: tanah liat, butsir, pisau, dan alat putar.
Daerah penghasil : Plered, Cirebon, Kasongan, Yogyakarta, dan Malang