Halaman
Pelajaran 10
Perdagangan
Seberapa besarkah kendala yang masih kalian hadapi dalam
memahami materi-materi pelajaran yang pernah kita pelajari ber-
sama? Diskusikan bersama teman-teman kalian untuk menemukan
solusinya. Pahamilah bersama setiap materi dengan cermat dan teliti.
Gunakan kemampuan dan pengalaman belajar yang kalian miliki
untuk menemukan jalan keluar dari kesulitan kalian.
Sebagai pelajaran terakhir, pada Pelajaran 10 ini, kita akan
mempelajari materi yang berkaitan dengan kemampuan merefleksi
isi puisi; menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realitas
sosial; menemukan informasi dari tabel atau diagram; serta menulis
kreatif puisi yang berkaitan dengan peristiwa yang pernah dialami.
Tetaplah dengan semangat untuk selalu berprestasi. Gunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berkomunikasi sesuai
situasi dan kondisi. Manfaatkan pengetahuan bersastra kalian
sebagai motivasi berkarya dan berapresiasi. Persiapkanlah untuk
menyongsong jenjang kelas yang baru untuk kembali belajar
bersama.
Sumber
: Indonesian Heritage 2,
2002
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
222
Peta Konsep
Perdagangan
Mendengarkan
Berbicara
Menjelaskan hubungan
latar suatu cerpen
dengan realitas sosial
Membaca
Membaca tabel
atau diagram
Menulis
Menulis puisi
Merefleksi isi puisi
Pelajaran 10 Perdagangan
223
A. Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan
Apakah yang terlintas dalam benak kalian saat mendengarkan
pembacaan sebuah puisi? Dapatkah kalian memahami maknanya?
Pada pembelajaran ini, kita akan mengulas materi mendengar,
menanggapi, dan merefleksikan pembacaan puisi. Pemaknaan dan
pengungkapan isi terhadap sebuah puisi dapat dilakukan dengan
cara menganalisis rangkaian kata-kata yang digunakan berdasar-
kan suasana atau nuansa, irama, pilihan kata, baik secara eksplisit
maupun implisit.
Meskipun kata-kata dalam puisi memiliki makna yang
multitafsir, tapi bukan berarti puisi tersebut tidak memiliki arti atau
makna paling dominan yang dapat “digarisbawahi”. Untuk dapat
memahami, menanggapi, dan merefleksikan sebuah puisi yang
dibacakan, kalian harus benar-benar berkonsentrasi dalam
menyimaknya. Sebelum kalian menanggapi puisi yang kalian
dengar, sudah tentu kalian harus memahami isi puisi tersebut dengan
benar pula. Untuk melatih kemampuan tersebut, simaklah pem-
bacaan puisi yang dilakukan teman kalian terhadap puisi di bawah
ini, kemudian pahamilah uraiannya.
Hak Angket BBM
Satu Kata:
Menjual Diri Demi Prestasi Suara Diri
Hak Angket BBM
Demi Rakyat atau Demi Politik Pribadi?
Hak Angket BBM
Logika Ekonomi atau Logika Nafsu Pemilu
Hak Angket BBM
Mencoba Mencari Muka Mencoba Mencari Suara
Buka Mata Buka Telinga
Dongeng dan Dagelan Politik sedang Bertahta
Personal Idea
(Sumber
: www.google.co.id
)
Setelah mendengarkan pembacaan puisi di atas, kalian dapat
menguraikan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang digu-
nakan. Hal ini dapat digunakan untuk memahami isi dan meng-
ungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan na-
da, suasana, irama, dan pilihan kata tersebut, kalian dapat menje-
laskan hasil uraian kalian sebagaimana contoh berikut.
Puisi dengan judul “Hak Angket BBM” disampaikan
dengan nada, suasana, dan irama yang semangat tapi bersahaja.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
merefleksi isi puisi
yang dibacakan
dengan kehidupan
sehari-hari.
Sumber:
Dok. Penerbit
Bingkai Sastra
Citraan dalam karya
sastra sebagai salah satu
sarana retorika itu dapat
disebut gambar angan
sebuah objek yang
tampak oleh mata
(batin), tetapi juga dapat
menyarankan hal-hal
yang merangsang
pancaindra yang lain,
sebagai “permainan
bahasa’’ yang erat
kaitannya dengan fungsi
pancaindra. Citraan
setidaknya dapat
dibedakan atas beberapa
macam:
1. Citraan lihatan,
misalnya:
Di Meja Makan
Karya: W.S. Rendra
Ruang
diributi jerit
dada
(: dengaran)
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
224
Dalam hal ini, diksi atau pilihan kata yang digunakan penyair
mengungkapkan adanya nuansa protes dan kritik; adanya sedikit
nuansa kekecewaan; serta adanya keinginan untuk membuka
hati masyarakat terhadap kehidupan ekonomi dan politik.
Hal ini ditunjukkan oleh penyair dalam puisi tersebut yang
melihat atau merasakan suasana yang demikian. Ungkapan
protes dan kritik terungkap mulai baris pertama sampai baris
keenam.Ungkapan nuansa kekecewaan terdapat pada semua
kalimat-kalimatnya yang menyatakan bahwa pengarang merasa
kecewa dengan tokoh-tokoh ekonomi dan politik yang
menyalahgunakan jabatannya. Adapun ungkapan keinginan
untuk membuka hati masyarakat terhadap kehidupan ekonomi
dan politik terdapat dalam dua baris terakhir:
Buka Mata Buka
Telinga; Dongeng dan Dagelan Politik sedang Bertahta.
Secara garis besar, makna puisi tersebut adalah
pengalaman batin atau jiwa pengarang terhadap kehidupan
ekonomi dan politik Indonesia yang buruk.
Merefleksikan isi puisi berarti menempatkan isi puisi tersebut
sebagai cerminan atau perenungan terhadap diri seseorang, setelah
melalui proses pemahaman dan perenungan. Berdasarkan isi atau
makna puisi yang kalian tangkap, kalian dapat mencermati contoh
bentuk refleksi sebagai berikut.
1. Kita harus dapat menyikapi segala sesuatu yang terjadi
pada kehidupan, baik diri sendiri, orang lain, masyarakat,
maupun negara.
2. Kita harus menjadi diri sendiri yang tidak mudah terpe-
ngaruh oleh orang lain dan selalu menjaga harga diri.
3. Kita tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi di atas
kepentingan umum.
Uji Kemampuan 1
Simaklah puisi berikut dengan cermat!
Pergi
Kelebat camar senja
yang telah tancapkan paruhnya
pada buritan kapalmu
Dan telah memaksaku
Memilih perih ini
Aku akan datang menjumpaimu
Sambal tomat
pada mata
Meleleh air racun dosa
(Ballada Orang-orang
Tercinta, 1986: 37—38)
2. Citraan dengaran,
misalnya:
Ada Tilgram Tiba
Senja
Karya: W.S. Rendra
Ada podang pulang ke
sarang
Tembangnya panjang
berulang-ulang
;
Pulang ya pulang, hai
petualang.
(Ballada Orang-orang
Tercinta, 1986: 28—30)
3. Citraan rabaan,
misalnya:
Ada Tilgram Tiba
Senja
Karya: W.S. Rendra
Kapuk randu, Kapuk
randu.
Selembut
tudung
cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang
bermerkahan
(Ballada Orang-orang
Tercinta, 1986: 28-30)
4. Citraan penciuman,
misalnya:
Nyanyian Suto untuk
Fatima
Karya: W.S. Rendra
Dua puluh tiga matahari
bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan
bau tanah
(Blues untuk Bonnie,
1976: 12)
5. Citraan cecapan,
misalnya:
Ballada Kasan dan
Patima
Karya: W.S. Rendra
Bini Kasan ludahnya air
kelapa
....
Pelajaran 10 Perdagangan
225
kelak saat rembulan tua
usai mendendangkan sajak-sajak rindunya
pada angsa putih yang bertapa
di tepi telaga
Menanti kekasihnya yang hilang
Disapu badai
(Rizka Dian P. (SMU Muh. I Jogjakarta)
Horison
, Januari 2005)
Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu!
1.
Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas?
2.
Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang ter-
gambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data!
3.
Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi
tersebut?
4.
Uraikan gambaran yang dapat kamu tangkap atas puisi
tersebut berkaitan dengan pengindraan, perasaan, dan
pendapat!
5.
Jelaskan makna puisi tersebut secara garis besar dengan
menunjukkan data!
6.
Jelaskan hal yang dapat kamu refleksikan dari puisi di atas
dalam kehidupanmu!
B. Menjelaskan Hubungan Latar Suatu Cerpen
dengan Realitas Sosial
Menurut kalian, apakah hal yang paling menarik dari sebuah
cerpen? Pernahkah kalian mencoba menggali hal-hal yang menarik
dari sebuah cerpen yang kalian baca? Salah satu dari kemenarikan
cerpen tentunya adalah adanya keterkaitannya dengan realitas
kehidupan sosial. Namun, hal manakah yang dapat kita ambil dari
cerpen yang berkaitan dengan realitas sosial? Tentunya tidak semua
hal dalam cerpen seratus persen mirip dengan realitas sosial.
Dan kini ia lari kerna bini
bau melati
Lezat ludahnya air kelapa
(Ballada Orang-orang
Tercinta, 1986: 5—8)
6. Citraan gerak,
misalnya:
Ballada Kasan dan
Patima
Karya: W.S. Rendra
Kasan tinggalkan daku
,
meronta paksaku terbawa
bibirnya
lapis daging segar
mentah penghisap kuat
kembang gula perawan
(Ballada Orang-orang
Tercinta, 1986: 28—30)
1.
Carilah sebuah puisi di media massa, kemudian minta tolonglah
kepada salah satu temanmu untuk membacakannya!
2.
Jelaskan hal yang dapat kamu refleksikan dari puisi tersebut dalam
kehidupanmu! Kerjakan di buku tugasmu!
TAGIHAN
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menjelaskan tema,
tokoh, serta hubungan
latar suatu cerpen
dengan realitas sosial.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
226
Cerpen sebagai salah satu hasil karya sastra memiliki unsur
intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalamnya. Unsur intrinsik
merupakan unsur yang membangun karya sastra yang berasal atau
terdapat dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik karya sastra
meliputi tema, amanat, alur, latar, penokohan, sudut pandang, serta
gaya bahasa. Unsur ekstrinsik merupakan unsur pembentuk karya
sastra yang berasal dari luar karya sastra, misalnya latar belakang
budaya dan pendidikan pengarang, adat istiadat daerah, dan
sebagainya. Kedua unsur ini bergabung menjadi satu dalam
membangun sebuah cerpen. Hal-hal menarik dari sebuah cerpen
dapat dilihat dari kedua unsur tersebut.
Guna memahami materi ini lebih lanjut, perhatikanlah petikan
cerita berikut beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran
kalian.
Sumber:
Dok. Penerbit
Pagi yang cerah, embusan angin menya-
pu kulit wajah, menembus pori-pori tubuh,
menusuk tulang, membuat tubuh menggigil.
Pakaian yang digunakan tak mampu mela-
wan angin pagi yang menusuk. Sumirat ber-
usaha melawan rasa dingin, dengan semangat
membara di hati, guna mengangkut sayuran
di atas punggung, yang akan dijual di pasar.
Gambar anak satu-satunya yang baru masuk
SD dan istri yang lembut, membuat rasa di-
ngin mulai hilang perlahan-lahan, bersamaan
dengan langkah-langkah kaki yang semakin
cepat.
Sepulang dari pasar senyum tersungging,
semua sayuran yang dijual laku terjual.
Mungkin ini rezeki anak yang akan masuk
sekolah. Dia semakin percaya bahwa anak
tunggalnya itu, akan membawa keberun-
tungan dalam perdagangan. Kepercayaan
bertambah besar manakala usaha yang dite-
kuni berkembang perlahan-lahan, sehingga
seluruh keperluan bisa mencukupi. Bahkan
dia mampu menyimpan uang untuk keperluan
pada masa mendatang.
Ketika tepat sang anak menginjak
bangku SMP, usaha perdagangan telah
beranjak maju. Dia mampu membeli andong
yang bisa digunakan untuk mengangkut ba-
rang dagangan ke pasar. Bahkan dia mempe-
kerjakan keponakannya yang pengangguran
untuk membantu berjualan di pasar.
Berkat ketekunan, kerja keras, kesabaran,
dan keuletan, dia mampu menguliahkan
anaknya di Kota Metropolitan Jakarta, yang
gambarnya hanya bisa disaksikan di layar
televisi. Dia telah menjadi saudagar sayuran
yang tidak hanya menjual sayuran ke pasar,
namun juga mengirimkan sayur-sayuran ke
beberapa pasar tradisional di wilayah Kare-
sidenan Besuki. Suatu hasil menggembirakan
dari seseorang yang tidak pernah mengecap
program wajib belajar sembilan tahun. Wajar
dia kini menempati sebuah rumah bertingkat
dua dengan semua fasilitas yang dianggap
mewah di kampungnya, seperti mesin cuci
dan kompor listrik, lemari es, pesawat televisi,
mobil, dan telepon genggam.
Keperluan anak di Jakarta, sedikit demi
sedikit mulai menggerogoti kekayaan.
Permintaan uang dalam jumlah yang besar,
membuat dirinya tak mampu menolak. Se-
mua kerja keras yang selama ini dilakukan
memang ditujukan demi kesuksesannya.
Sehingga apa pun yang diminta pasti dituruti,
tak peduli mesti mengurangi modal usaha,
tak peduli menjual barang yang dimiliki, dan
tak peduli mesti meminjam di sana-sini. Pa-
ling penting keperluan anak terpenuhi.
(Sumber
: Kumpulan Cerpen Kompas,
2006)
Sayuran
Karya: Zamhari Hasan
Pelajaran 10 Perdagangan
227
Beberapa hal menarik yang berkaitan dengan realitas kehi-
dupan nyata di sekitar kita dari cerpen “Sayuran” di antaranya
berikut.
a.
Tema tanggung jawab kepala keluarga yang besar. Tokoh
Sumirat merupakan seorang kepala keluarga yang memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya.
b.
Tokoh Sumirat memiliki semangat kerja yang tinggi, memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya dan
memikirkan masa depan keluarganya, terutama anaknya.
Selain itu,
tokoh Sumirat memiliki ketekunan, kesabaran, dan
keuletan. Semua itu adalah untuk keluarganya. Hingga tokoh
Sumirat tidak mampu menolak keinginan-keinginan anaknya,
meskipun usahanya hancur.
c.
Latar tempat pasar dan rumah. Tempat ini merupakan tempat
yang digunakan untuk mencari uang demi menghidupi
keluarganya.
Latar waktu dan suasana mengingatkan kita pada sebuah desa
yang sunyi, pagi yang cerah, dan tanamannya yang subur.
Uji Kemampuan 2
Bacalah kutipan cerpen “Ah, Jakarta” berikut!
Kedatangannya pada suatu malam di
rumahku memang mengejutkan. Sudah lama
aku tidak melihatnya. Lama sekali, mungkin
tiga tahun atau lebih. Selama itu aku hanya
mengetahui keadaannya lewat cerita teman
yang sering melihatnya di Jakarta. Dari cerita
teman itulah aku mengerti bagaimana
kehidupannya di Ibu Kota. Bahwa dia tak lagi
menjadi sopir sebuah keluarga di Jalan Cim
Menteng. Tidak juga berkumpul dengan
orang tuanya di Lampung. Dia sudah lain.
Malam itu dia datang. Jalannya terpin-
cang-pincang. Lima jari kaki kanannya luka.
Perbannya sudah kumal. Maka pertama-tama
aku membantunya mengganti perban itu.
Baru kemudian aku mengajaknya mengobrol.
Hati-hati sebab wajah temanku itu jelas gelap.
“Aku mau lihat koran kemarin atau hari
ini,” pintanya.
“Ada apa?”
Ah, Jakarta
“Nanti aku ceritakan.”
“Ceritakan dulu. Kamu harus memulai
pertemuan ini dengan keterbukaan. Ingat siapa
aku dan siapa kamu.”
Matanya menatapku sebentar. Lalu
menunduk. Lehernya kelihatan kecil. Masih
ada sisa kebagusan wajahnya yang kukenal
sejak kami masih anak-anak. Dia mulai
cerita. Sedan yang disewanya menabrak tiang
listrik di Jalan Matraman. Tiga temannya
tidak bisa bangun, mungkin mati. Dia duduk
di jok belakang ketika itu. Karena bekas sopir,
dia tahu suasana kritis dalam kendaraan.
Ketika mobil mulai gontai karena slip, dia
meringkuk seperti trenggiling. Benturan
dengan tiang listrik terasa begitu hebat. Tidak
ada secuil pun dia cedera. Luka di kaki karena
tergores kaca belakang ketika dia berusaha
lolos keluar. Orang-orang berdatangan. Dan
dia menyelinap lalu menjauh. Dia tidak
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
228
mungkin lama di situ. Di
dalam mobilnya ada golok,
ada gunting kawat buat
melumpuhkan kunci
gembok sebesar apa pun,
dan ada clurit.
“Kami baru berang-
kat operasi.”
“Oh, jadi begitulah
kamu sekarang. Mengapa?”
“Ah, Jakarta.”
“Ya, tapi mengapa justru kamu?”
“Ah. Mana koran kemarin?”
Kuberikan koran yang diminta,
dibukanya langsung halaman ketiga. Tidak
ada. Diambilnya koran hari berikutnya. Ada.
Dia membaca dengan kening berkerut. Lalu
koran itu dilemparkannya kepadaku.
“Ini baca sendiri.”
Dia tidak bohong. Apa yang telah
diceritakannya termuat sepenuhnya. Dadaku
menyesak. Di hadapanku kini duduk seorang
karib yang pasti buronan. Aku langsung
teringat konsekuensi hukum bagi orang yang
menyimpan oknum yang sedang dicari polisi.
Tapi detik itu juga kuputuskan, menerima
karibku seperti biasa. Aku tak ingin kehi-
langan rasa persahabatan. Tidak ingin menyi-
lakannya pergi, apalagi melaporkannya kepada
ketua RT.
Kami bertatapan. Aku tahu dia sedang
menyidik sikapku, apakah kedatangannya
tidak membuatku susah. Sedangkan aku
melihatnya untuk melihat masa lampau ketika
aku dan dia sama-sama telanjang bulat dan
berlarian di pematang sawah. Kami suka
mencari telur burung hanyaman, membalut-
nya dengan tanah lempung kemudian
membakarnya. Enak, tak ubahnya seperti telur
rebus. Kami suka menyelam di lubuk mencari
udang batu. Membenamnya dalam pasir
panas di tepi kali, sampai warnanya jadi me-
rah, kemudian mengunyahnya. Enak, gurih,
dan manis.
Ah, ya. Kami suka mencari belut dalam
suatu permainan yang kami namakan rebut
pati. Bila seekor belut
keluar, kami akan mem-
perebutkannya. Kami
akan bergulat, adu ke-
tangkasan di atas lum-
pur. Siapa yang mener-
kam belut itu harus se-
cepat mungkin memu-
kulnya sampai mati. Bila
masih terlihat gerakan-
nya, permainan harus berlanjut. Acapkali
belut itu berpindah-pindah tangan beberapa
kali sebelum dia benar-benar mati. Dan
karibku yang buronan itu licik. Dulu dia
selalu menggigit belutnya agar tidak ada yang
bisa merebutnya lagi. Mulut yang penuh
lumpur dan belut berdarah di antara giginya.
Bagaimana pula aku harus melupakan
kenangan itu.
“Nah, silakan mandi. Kamu harus
menginap di sini,” kataku.
Dia menatapku. Sinar matanya berbicara
banyak. Rasanya akan terjadi suasana ce-
ngeng. Maka aku segera tersenyum, bahkan
tertawa.
“Nanti dulu. Aku masih payah. Kita
ngobrol dulu.”
Istriku keluar membawa kopi dan re-
bus pisang ambon dan nangka. Dia minum
dan makan lahap. Ah, aku salah. Mestinya
aku memberinya makan lebih dulu. Kukira
dia lapar. Sayang, terlambat.
“Untung kamu tidak mati seperti tiga
temanmu itu.”
“Sudah mati, ya matilah. Aku hanya
teringat yang masih hidup.”
“Siapa? Anak dan istrimu?”
“Ah, kenapa mereka. Istriku sudah
pulang ke rumah orang tuanya.”
“Cerai?”
“Dia mengangguk.”
“Anakmu?”
“Mereka bersama ibunya. Aku tak perlu
susah-susah mengingatnya karena mereka
aman. Tetapi si Jabri.”
“Jabri?”
Pelajaran 10 Perdagangan
229
“Dia yang kusewa mobilnya. Mobil
majikannya maksudku. Kasihan, dia harus
menghadapi tuntutan ganti rugi. Kasihan dia.
Soalnya dia langganan dan temanku yang
baik.”
...
Tengah malam ketika karibku itu sudah
nyenyak dalam kamar yang kusediakan, istriku
bertanya banyak tentang dia.
“Dia anak sini asli, teman sepermainan-
ku dulu.”
“Ceritanya mengesankan. Gila ya?”
“Seperti yang kamu dengar sendiri.”
“Nah, awas kamu. Aku tidak ingin ada
bangkai manusia yang pernah menginap di
rumah ini. Kau tahu orang-orang macam dia
yang kini mayatnya tercampak di mana-
mana?”
Aku menutup mata dengan bantal. Istri-
ku masih nyerocos. Tetapi akhirnya dia me-
ngalah, diam setelah berkali-kali mendesah
panjang.
Pagi-pagi setelah subuh, kubuka pintu
kamar karibku. Dia sudah lenyap. Hanya ada
tulisan di atas bekas bungkus rokok: “Terima
kasih. Aku segera pergi supaya tidak mere-
potkan kamu.”
Entahlah, sejak saat itu aku jadi senang
pergi ke pasar. Di depan pasar kecil di kotaku
yang kecil ada terminal
colt
. Berita pertama
tentang penemuan mayat kebanyakan berasal
dari terminal itu. Bila ada berita aku segera
mengeceknya. Aku sungguh berharap setiap
kali melihat mayat, maka dia bukan mayat
karibku. Moga-moga dia sudah kembali ke
Jakarta, bersembunyi di sana atau tempat lain.
Mudah-mudahan dia sudah menyerahkan diri
secara baik-baik dan diadili secara baik pula.
Dalam seminggu sudah banyak mayat
yang kuperiksa. Syukur tak satu pun ternyata
mayat karibku. Tapi akhirnya yang kukha-
watirkan tak urung terjadi juga. Karibku
mengapung di belokan Kali Serayu di bawah
jalan raya. Dia sudah mengembung, wajahnya
tak karuan. Puluhan orang yang berkerumun
tak seorang pun mengenalinya. Akupun nyaris
demikian pula bila tidak karena simpul perban
di kaki karibku. Ah, Jakarta. Ucap karibku
terngiang kembali.
“Ini mayat karibku,” kataku kepada dua
orang polisi yang sedang mencatat-catat.
Keduanya terbelalak. Orang-orang pun
terbelalak.
“Betul?” tanya polisi.
“Ya, Pak.”
“Nah, siapa namanya?”
Kusebut nama seenak perutku. Kuberi
alamat di Jakarta sekenanya.
...
Lama aku berdiri bingung tak tahu harus
berbuat apa. Mayat karibku teronggok hanya
dengan cawat Casanova. Ah, Jakarta. Ucapan
itu lagi- lagi terngiang. Aku masih bingung.
Bila bukan karena sebuah tempurung yang
tergeletak di tempat itu, mungkin aku masih
diam. Tetapi karena tempurung itu, aku bisa
berbuat sesuatu. Mayat karibku kusirami. Aku
memandikannya. Lalat beterbangan. Kemu-
dian dengan tempurung itu pula aku menggali
pasir membujur ke utara. Dia kutarik dan
kumasukkan ke dalam lubang pasir sedalam
lutut. Kusembahyangkan kemudian kumi-
ringkan ke barat. Daun-daun jati kututupkan,
lalu pasir kutimbunkan. Sebuah batu sebesar
kepala kubuat nisan.
Ketika kutinggalkan tepian Kali Serayu
yang berjarak dua puluh kilometer dari
rumahku itu, ternyata ada beberapa orang
yang menonton. Dua di antaranya adalah anak
pencari rumput. Entahlah. Boleh jadi mereka
heran ada orang yang berani berterus terang
mengaku karib seorang gali, mengurus
mayatnya dengan lengkap mesti bersahaja.
Sepeda motor yang kupacu berbunyi, ah
Jakarta. Mengapa bila diucapkan dengan
tekanan tertentu kata-kata itu menampakkan
sisi compang-camping dan berlepotan.
Karibku ikut berlepotan. Dan kini aku tidak
berguna menyalahkannya. Apalagi sebentar
lagi Kali Serayu akan banjir. Kuburan karibku
akan tersapu air bah. Belulangnya akan jadi
antah berantah.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
230
Sumber:
Dok. Penerbit
Jawablah soal-soal berikut dengan benar di buku tugasmu,
kemudian lisankan!
1.
Jelaskanlah latar cerita pada cerpen di atas!
2.
Ungkapkanlah hal-hal yang berkaitan dengan latar cerita
sebagai bukti bentuk latar yang kamu jelaskan!
3.
Tulislah nilai-nilai kehidupan dan amanat yang terkandung
dalam kutipan cerpen tersebut!
4.
Tunjukkanlah bentuk penerapan nilai-nilai kehidupan pada
kutipan cerpen dalam kehidupan realita di sekitarmu!
C. Menemukan Informasi dari Tabel atau Dia-
gram
Penyajian sebuah informasi tidak mutlak disampaikan dalam
teks atau wacana yang berbentuk paragraf. Tabel, grafik, dan bagan
merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi yang biasanya
memuat hal yang berkaitan dengan angka, urutan atau tingkatan
secara periodik, perbandingan, serta data-data dalam ruang lingkup
dan waktu tertentu.
Kemampuan membaca tabel atau diagram memang akan
sangat membantu pemahaman kita terhadap informasi yang sedang
kita baca. Tidak semua informasi disajikan dalam bentuk paragraf.
Penggunaan tabel atau diagram terkadang sangat diperlukan untuk
menyajikan data-data atau informasi yang berkaitan dengan
perincian tertentu. Untuk mendapatkan kemampuan itu, diperlukan
kemauan yang kuat dan konsentrasi yang sungguh-sungguh. Selain
itu, diperlukan juga kejelian pengamatan terhadap tabel yang
terpampang di dalam wacana. Kemampuan kalian akan makin
baik jika disertai latihan yang konsisten.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menemukan informasi
secara cepat dari
tabel atau diagram
yang dibaca dan
menjelaskan isi tabel
atau diagram.
Jawablah soal-soal berikut secara lisan!
1.
Bacalah sebuah cerpen!
2.
Bagaimanakah latar yang terdapat di dalam cerpen tersebut?
3.
Bagaimanakah keterkaitan antara latar yang terdapat di dalam
cerpen tersebut dengan realitas kehidupan masa kini?
TAGIHAN
Pelajaran 10 Perdagangan
231
Bacalah wacana berikut dengan cermat!
Indahnya Bunga Hias
Memiliki hobi merawat tanaman, dapat juga memberi
penghasilan tambahan yang lumayan. Hal ini sudah dibuktikan
oleh Bapak Sri Hartoyo dari Jalan Kukusan, Beji, Depok yang
memiliki usaha jual beli tanaman hias.
Sebagai langkah awal, kamu cukup membeli tanaman jadi
yang sudah ditanam dalam pot. Selain langsung dijual, tanaman
hias ini dapat juga diregenerasikan dengan cara dipecah dua atau
dicangkok hingga tergandakan setelah empat bulan. Keterbatasan
lahan dalam usaha ini, dapat disiasati dengan cara penanaman
hidroponik.
Tabel 10.1
Usaha tanaman hias ini sangat baik, jika berada di lokasi
pinggir jalan utama. Apabila tidak, kamu perlu menambah sedikit
usaha ekstra dalam melakukan promosi.
(Sumber:
Ummi,
Edisi khusus Desember 2004)
Analisis Usaha
Modal Awal
Beli 400 pot tanaman hias jadi untuk diregenerasi @ 5.000
400
2.000.000,00
Beli pot kosong antara 1.000 – 5.000, rata-rata Rp 1.500
400
600.000,00
Membeli 5 karung pupuk untuk 400 pot @ 5.000
5
25.000,00
Alat-alat perawatan bunga
1
50.000,00
Total
2.675.000,00
Biaya Operasional
Membeli pot 400 pcs, obat dan pupuk 5 karung
1
700.000,00
Listrik dan air
1
100.000,00
Pegawai perawat tanaman
2
600.000,00
Total
1.400.000,00
Pemasukan
Rata-rata menjual 20 pot sehari @ 7.000 selama 30 hari
600
4.200.000,00
Keuntungan
(Total pemasukan – total biaya)
2.800.000,00
Berdasarkan wacana di atas kalian dapat menyimpulkan
adanya dua model informasi yang hendak disampaikan. Informasi
pertama berasal dari wacana yang berupa paragraf, yaitu hobi
tanaman hias sebagai upaya menambah penghasilan. Informasi
kedua terdapat pada tabel yang tercantum, yaitu uraian mengenai
usaha berkaitan dengan biaya modal, operasional, hingga ke-
untungan yang didapatkan.
Sumber:
Dok. Penerbit
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
232
Apabila mengalami kesulitan dalam membaca sebuah tabel
atau diagram, kalian dapat bertanya kepada teman atau guru kalian,
untuk mendapatkan kejelasan dan ketepatan informasi yang
terkandung. Pertanyaan-pertanyaan terhadap isi tabel atau dia-
gram dapat kalian gunakan untuk menguji pemahaman kalian
terhadap isi tabel atau diagram. Berkenaan dengan wacana di atas,
beberapa pertanyaan untuk memperjelas informasi dapat kalian
kemukakan sebagaimana contoh berikut.
1. Berapakah modal yang diperlukan untuk dapat memulai
usaha tanaman hias?
2. Bagaimanakah rincian keperluan modal awal untuk usaha
ini?
3. Bagaimanakah rincian pengeluaran biaya operasionalnya?
4. Mengapa harus membeli tanaman hias yang sudah jadi
sebagai modal awal?
5. Berapa banyak keperluan pegawai yang menjaga dan
merawat tanaman hias ini? Jelaskan!
6. Berapa banyak keperlukan pupuk untuk menjaga dan
merawat agar tanaman hias ini tetap segar? Jelaskan!
7. Berapa besar dana yang dikeluarkan untuk biaya listrik
dan air? Jelaskan!
8. Berapa rata-rata penjualan minimal dalam sehari agar
usaha ini tidak merugi (dengan harga pot @ Rp7.000,00)?
Jelaskan!
9. Berapa total keuntungan jika dalam sehari hanya mampu
menjual 15 pot @ Rp10.000,00?
10. Berapa dana cadangan yang diperlukan apabila regenerasi
tanaman hias ini memerlukan waktu 4 bulan? Jelaskan!
Selain bentuk pertanyaan, pemahaman kalian terhadap se-
buah tabel atau diagram dapat diketahui dengan cara menarasikan
isi tabel atau diagram. Untuk dapat menarasikan tabel, diperlukan
kejelian dalam pengamatan atas informasi yang disampaikan melalui
tabel. Agar lebih lengkap, dalam menarasikan tabel perlu juga
kalian sertakan acuan lain atau pengamatan secara langsung di
lapangan. Dengan demikian, akan diperoleh setidaknya gambaran
abstrak tentang peluang dan jenis usaha yang dimaksudkan dalam
tabel tersebut. Berangkat dari hal itulah, kita dapat membuat bentuk
narasinya. Berikut ini adalah contoh hasil narasi dari tabel di atas.
(Sumber:
Indonesian
Heritage 4
)
(Sumber:
Indonesian
Heritage 4
)
Pelajaran 10 Perdagangan
233
Tanaman Hias yang Menjanjikan
Untuk dapat memulai bisnis tanaman hias, selain diperlukan
kemauan yang kuat juga diperlukan modal awal sekitar
Rp2.675.000,00. Modal awal ini diperlukan antara lain untuk
membeli 400 pot tanaman hias yang sudah jadi, membeli 1.000
– 5.000 pot kosong, membeli pupuk, dan alat-alat perawatan
bunga. Pembelian 400 tanaman hias yang sudah jadi ini
dimaksudkan agar dapat langsung dipamerkan untuk menarik
pembeli. Hal ini juga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bibit
regenerasi tanaman baru. Dengan demikian, berikutnya kita tidak
lagi memerlukan pembelian tanaman hias yang sudah jadi dalam
jumlah besar.
Pembelian pot kosong dimaksudkan sebagai persediaan
tempat-tempat baru bagi generasi baru tanaman yang telah
dicangkok atau setek. Agar tanaman baru dan lama tetap segar
dan produktif, tentu saja diperlukan perawatan yang cukup dan
intensif. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk
dan air yang cukup. Untuk itu, harus ada orang atau pegawai yang
khusus atau yang ahli menangani hal ini.
Agar bisnis ini tetap dapat bertahan, perlu pengelolaan secara
baik. Artinya, jangan sampai biaya pengeluaran lebih besar dari
pemasukannya. Perlu upaya promosi konkret sehingga bisnis
tanaman hias ini terus berjalan. Apabila penjualan rata-rata per
hari mampu mencapai 20 pot dengan harga per buah @
Rp7.000,00, maka dalam sebulan mampu menghasilkan
pemasukan sebesar Rp4.200.000,00. Apabila biaya operasional
sekitar Rp1.400.000,00, maka bisnis ini dapat menghasilkan
keuntungan bersih sekitar Rp2.800.000,00. Namun, kita juga perlu
untuk mengembalikan modal awal. Pada bulan pertama, kita telah
dapat mengembalikan modal awal sebesar Rp2.675.000,00.
Dengan demikian, untuk bulan pertama kita menerima keuntungan
Rp125.000,00. Begitulah potret sekilas tentang upaya memulai
bisnis ini.
Uji Kemampuan 3
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Belut merupakan sumber protein hewani yang setara dengan
ikan-ikan lain. Belut juga mengandung nilai gizi (nutrisi) yang
cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap. Kandungan gizi
(nutrisi) belut dan beberapa jenis ikan lain ditunjukkan dalam
tabel 10.2.
Bingkai Bahasa
Ragam bahasa yang di-
gunakan dalam proses
menarasikan sebuah tabel
atau diagram adalah
ragam bahasa berita.
Ragam bahasa berita
lazim digunakan dalam
pemberitaan, baik mela-
lui media elektronik
(televisi, radio), media
cetak (majalah, surat
kabar), dan jurnal.
Bahasa berita selalu
menyajikan fakta secara
utuh dan objektif. Un-
tuk menjamin objektivi-
tas berita, penyaji/penu-
lis perlu memerhatikan
hal-hal sebagai berikut.
(1) Tidak menambah
atau mengurangi fakta
yang disajikan dalam
tabel.
(2) Bertindak netral,
tanpa berpihak ke-
pada siapa pun.
(3) Mengabaikan pera-
saan suka atau tidak
suka.
Contoh:
Pada wacana “Indahnya
Bunga Hias’’ misalnya,
kita tidak suka dengan
tanaman hias kemudian
berusaha membuat
pernyataan yang intinya
memengaruhi orang lain
agar tidak tertarik dengan
bisnis tanaman hias dan
lain sebagainya. Tentu
saja hal ini tidak sesuai
dengan fakta yang ada.
Selain itu, kita sudah
bertindak tidak netral dan
melibatkan perasaan
tidak suka dalam
menarasikan tabel atau
diagram yang ada.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
234
1.
Carilah tabel atau diagram dalam majalah, surat kabar, atau buku
yang ada di perpustakaan!
2.
Narasikanlah tabel atau diagram tersebut!
TAGIHAN
Tabel Kandungan Gizi (Nutrisi) Belut dan
Beberapa Jenis Ikan Lain
No. Zat Gizi Belut
Bandeng Ikan Mas Kakap Tawes
1
Kalori (kal)
303,00
129,00
86,00
92,00
198,00
2
Protein (g)
14,00
24,00
16,00
20,00
19,00
3
Lemak (g)
27,00
4,80
2,00
0,70
13,00
4
Karbohidrat (g)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
5
Kalsium (mg)
20,00
20,00
20,00
20,00
48,00
6
Fosfor (mg)
200,00
150,00
150,00
200,00
150,00
7
Zat besi (mg)
1,00
2,00
2,00
1,00
0,40
8
Vitamin A (Sl)
1.600,00
150,00
150,00
30,00
150,00
9
Vitamin B1 (mg)
0,10
0,05
0,05
0,05
0,10
10
Vitamin C (mg)
2,00
0,00
0,00
0,00
0,00
11
Air (g)
58,00
74,00
80,00
77,00
66,00
12
Bdd (%)
100,00
80,00
80,00
80,00
80,00
Keterangan: Bdd = Bagian yang dapat dimakan
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981).
Tabel 10.2
Belut dapat dimasak menjadi hidangan yang lezat, misalnya
pepes, belut goreng, “kere” (dendeng), belut asap, sate belut, dan
selai belut. Dendeng belut yang telah dikemas dalam kantong
plastik banyak dijual di toko-toko makanan. Oleh karena itu, budi
daya belut secara komersial dapat membuka peluang usaha baru,
perluasan lapangan kerja, peningkatan kecukupan gizi masyarakat,
dan penganekaragaman pangan.
(Sumber:
Budi Daya Belut
, 2003)
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan cermat di buku
tugasmu!
1.
Apakah tema pokok pada teks di atas?
2.
Apakah fungsi pencantuman tabel pada bacaan di atas?
3.
Jelaskan isi tabel di atas dalam bentuk kalimat!
4.
Susunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi uraian bentuk
paragraf!
Pelajaran 10 Perdagangan
235
D. Menulis Kreatif Puisi Berkaitan dengan
Peristiwa yang Pernah Dialami
Pada pembelajaran terdahulu, kita pernah mempelajari
mengenai menulis puisi dengan tema alam. Sudah berapakah puisi
yang kalian tulis? Termasuk puisi bebaskah karya kalian tersebut?
Pada pembelajaran kali ini, kita akan mengulas kembali menulis
puisi, tapi dengan tema hal-hal yang pernah kalian alami.
Untuk dapat menuliskan ide-ide segar yang kreatif dalam
bentuk puisi diperlukan kemauan yang keras untuk belajar
menuangkan ide-ide tersebut dalam bentuk-bentuk ungkapan yang
puitis. Tentu saja proses pembelajaran ini perlu didukung dengan
membaca dan mencermati karya-karya puisi lain yang telah ada.
Dengan demikian, proses pembelajaran itu dapat dilakukan secara
internal (mengasah kepekaan seluruh indra kita) dan eksternal
(mencermati perkembangan karya yang ada).
Kita pernah mendengar ungkapan bahwa yang menjadi
hatinya puisi adalah bahasa. Jika bahasa yang dipergunakan baik
dan bermakna dalam, maka puisinya akan baik pula. Namun, banyak
calon penyair lupa atau tidak tahu bahwa esensi sebuah puisi
sesungguhnya bukan pada masalah tema atau gagasan, melainkan
lebih pada kata-kata. Seperti ditegaskan oleh Sapardi Djoko
Damono, bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi.
Sapardi Djoko Damono juga menegaskan bahwa kata-kata
dalam puisi berfungsi sebagai jembatan penghubung antara gagasan
penyair dan penafsiran pembacanya. Oleh karena itu, kata-kata
dalam puisi harus mampu membentangkan panorama keindahan
yang ingin dilukiskan lewat intuisi (bisikan hati) si penyair. Kekuatan
kata-kata tidak semata-mata dalam kemampuannya mengo-
munikasikan diri, tetapi lebih pada kemampuan menciptakan imaji
(bayangan) dan impresi (kesan). Kemampuan tersebut akan
meninggalkan bekas di dalam diri pembacanya. Dengan demikian
kesan itu tetap hidup dan bergema dalam pikiran serta bergetar
dalam perasaan, yang menyebabkan pembaca tersentuh oleh rasa
haru, sedih, ataupun gembira sesuai kesan atau nada puisi.
3.
Bacakan hasil narasimu di depan teman-teman dan bapak/ibu
gurumu!
4.
Mintalah tanggapan dari mereka!
5.
Perbaikilah hasil narasimu berdasarkan tanggapan teman-
temanmu!
6.
Serahkanlah hasil perbaikanmu kepada guru!
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menyusun puisi
berkaitan dengan
peristiwa yang pernah
dialami.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
236
Perhatikan puisi tentang
kesunyian
berikut.
Struktur Kesunyian
Jamal T. Suryanata
telah kutulis sunyi
pada helai-helai daun keniscayaan
dalam beribu bait sajak cinta
tapi sunyimu terlalu liar
berlepas tangkap dalam kesangsian
sayap kupu pada kepompongnya
telah kulukiskan sunyi
pada hamparan pasir dan batu-batu
dalam sejuk untaian doa
tapi sunyimu selalu saja
tak pernah tertangkap dengan sempurna
antara kekal senyum dan airmata
telah kuabadikan sunyi
dalam dingin tahajjud diam-diam
dalam zikir rindu berkepanjangan
(
Horison
, Januari 2005)
Berdasarkan puisi di atas, kalian dapat melihat adanya sebuah
ungkapan pengalaman dari pengarang mengenai kesunyian.
Kesunyian tersebut selalu melanda di dalam hati, meskipun manusia
telah berusaha untuk menghilangkannya. Usaha-usaha tersebut
adalah dengan menyaksikan keindahan alam, doa, senyum, tangis,
dan zikir. Namun, kesunyian hati itu selalu ada. Meskipun demikian,
manusia tidak boleh berputus asa. Manusia harus selalu berdoa
dan berusaha.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat puisi
adalah berikut.
1. Bebaskan pikiran dari beban (rasa takut tidak bisa) menulis
puisi yang puistis dan indah.
2. Bacalah buku-buku kumpulan puisi penyair idola sehingga
kalian dapat belajar cara menuangkan ide dalam bentuk kata,
frasa, dan kalimat.
3. Tentukan tema yang paling menarik perhatian kalian ber-
dasarkan pengalaman.
4. Tulislah semua kata, frasa, atau kalimat yang ada di dalam
benak kalian.
5. Cermati kembali penggunaan kata, frasa, dan kalimat.
6. Bacakan puisi di hadapan teman atau guru kalian.
7. Mintalah tanggapan dari teman atau guru.
8. Teruslah berlatih, jangan berputus asa sehingga kalian lancar
dalam menuangkan ide yang ada di dalam benak kalian.
Bingkai Sastra
Kesadaran atas
keberadaan kata sebagai
salah satu unsur yang
esensial dalam penulisan
puisi akan membantu si
penyair dalam memahami
dan menjalani proses
kreatifnya. Penyair
dituntut pula memiliki
pemahaman yang
mendalam atas unsur-
unsur puisi yang lain,
sehingga ia mampu
melahirkan karya yang
bagus dan berhasil.
Kata-kata yang
digunakan dalam puisi
sebaiknya tidak sekadar
bersifat
"memberitahukan",
tetapi lebih bersifat
"menunjukkan". Dengan
demikian, upaya
pembentukan kesan yang
membekas di dalam diri
pembaca akan lebih
mudah tercipta.
Contoh:
diCari:SEBAB!
Karya: Asep Yudha W.
Bila untuk lahir aku tak
pernah
Merisaukannya,
Haruskah kumati,
Kerna kehilangan
TAHTA
diCari: SEBAB!!!!
Pelajaran 10 Perdagangan
237
1.
Merefleksi isi puisi berarti menem-
patkan isi puisi sebagai cerminan atau
perenungan terhadap diri seseorang.
Dengan demikian, untuk merefleksi
puisi harus memahami isi puisi terlebih
dahulu.
2.
Realitas sosial cerita pendek biasanya
terdapat dalam unsur tema,
setting
,
amanat, dan penokohan. Unsur terse-
but sengaja dimasukkan pengarang
untuk kemenarikan sebuah cerita.
3.
Tabel, grafik, atau bagan merupakan
salah satu bentuk penyampaian in-
formasi yang biasanya memuat hal
yang berkaitan dengan angka, urutan
atau tingkatan secara periodik, per-
bandingan, serta data-data dalam
ruang lingkup dan waktu tertentu.
Tabel, grafik, atau bagan dalam sebuah
wacana memudahkan pembaca untuk
memahami isi wacana.
4.
Puisi dapat ditulis berdasarkan penga-
laman atau peristiwa yang pernah
dialami. Dengan demikian, puisi ditulis
dengan penghayatan yang lebih karena
penulis puisi telah memahami isi puisi
tersebut. Dalam menulis puisi harus
memerhatikan pilihan kata yang baik
dan tepat.
RANGKUMAN
Uji Kemampuan 4
Kerjakanlah dengan cermat dan teliti di buku tugasmu!
1.
Ingatlah kembali pengalaman hidup yang paling menyentuh
perasaan sepanjang usiamu!
2.
Tuliskan segala sesuatu yang terlintas dalam pikiranmu saat
mengingat pengalaman tersebut!
3.
Carilah kata-kata atau diksi yang bermakna, indah, dan sesuai
dengan pengalaman tersebut!
4.
Susunlah kata-kata tersebut menjadi puisi yang menarik, indah,
dan bermakna!
Evaluasi Pelajaran 10
Kerjakan di buku tugasmu!
1.
Simaklah puisi berikut dengan saksama!
Penderitaan
Karya: Marlupi
Jiwa menangis diiris sedih
Bermuram durja penuh kesedihan
Jiwa tersedu menangis merintih
Badan terkulai penuh penderitaan
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
238
Bagai terdengar angin menderu-deru
Awan tebal bergulung-gulung
Halilintar gemuruh bagai peluru
Semesta alam bagai berkabung
Tak ada kawan menghapus gundah
Tak terdengar langkah orang bertandang
Sendirilah jiwa rasa tenggelam di air bah
Tidak terdengarkah orang menjelang?
Hanya terdengar angin menderu-deru
Di angkasa dingin nan lebar:
Adakah orang mengulurkan tangan itu?
Ya, Tuhan membisikkan supaya sabar
Jiwamu sendiri kawanmu sekandung
Tuhan sendiri tempat berlindung
Supaya percaya
Senantiasa
Bahwa segala penderitaan diri,
Tak seberapa dengan penderitaan dunia ini
Bahwa segala penderitaan lambat laun
Akan hilang disapu waktu
Kerjakanlah sesuai dengan perintah!
a. Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas?
b. Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang
tergambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data!
c. Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi
tersebut?
d. Uraikan gambaran yang dapat kamu tangkap atas puisi
tersebut berkaitan dengan pengindraan dan perasaan!
e. Jelaskan makna puisi tersebut secara garis besar dengan
menunjukkan data!
f. Jelaskan hal yang dapat kamu refleksikan dari puisi di atas
dalam kehidupanmu!
Pelajaran 10 Perdagangan
239
2.
Simaklah cerpen berikut dengan cermat!
Robohnya Surau Kami
Oleh: A. A. Navis
...
Lalu mereka berangkatlah bersama-sama
menghadap Tuhan. Dan Tuhan bertanya,
“Kalian mau apa?”
Haji Saleh yang jadi pemimpin dan juru
bicara tampil ke depan. Dan dengan suara
yang menggeletar dan berirama indah, ia
memulai pidatonya: “Tuhan kami yang
Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini
adalah umat-Mu yang paling taat beribadat,
yang paling taat menyembah-Mu, memuji-
muji kebesaran-Mu, mempropagandakan
keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu
kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat
sedikit pun kami membacanya. Akan tetapi,
Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami
Engkau panggil kemari, Engkau masukkan
kami ke neraka ....”
“Kalian di dunia tinggal di mana?”
tanya Tuhan.
“Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal
di Indonesia, Tuhanku.”
“Di negeri, di mana tanahnya begitu
subur, hingga tanaman tumbuh tanpa
ditanam?”
“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri
kami.”
“Di negeri, di mana penduduknya
sendiri melarat itu?”
“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”
“Negeri yang lama diperbudak orang
lain?”
“Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah
itu, Tuhanku.”
“Dan hasil tanahmu, mereka yang
mengeruknya, dan diangkatnya ke negerinya,
bukan? Di negeri yang selalu kacau itu, hingga
kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang
hasil tanahmu orang lain juga yang
mengambilnya, bukan?”
“Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal
harta benda itu kami tak mau tahu. Yang
penting bagi kami ialah menyembah-Mu dan
memuji Engkau.”
“Engkau rela tetap melarat, bukan?”
“Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.”
“Karena kerelaanmu itu, anak cucumu
tetap juga melarat, bukan?”
“Sungguhpun anak cucu kami itu
melarat, tapi mereka semua pintar mengaji.
Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala.”
“Tapi seperti kamu juga, apa yang
disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya,
bukan?”
“Ada, Tuhanku.”
“Kalau ada, kenapa engkau biarkan
dirimu melarat, hingga anak cucumu
teraniaya semua. Sedang harta bendamu
kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk
anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka
berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu,
saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya
raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat
saja, karena beribadat tidak mengeluarkan
peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku
menyuruh engkau semuanya beramal di
samping beribadat.
Bagaimana engkau bisa beramal kalau
engkau miskin. Engkau kira aku ini suka
pujian, mabuk disembah saja. Tidak. Kamu
semua mesti masuk neraka. Hai, Malaikat,
halaulah mereka ini kembali ke neraka.
Letakkan mereka di keraknya.”
Semuanya jadi pucat pasi tak berani
berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang
apa jalan yang diridhai Allah di dunia. Tapi
Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang
dikerjakannya di dunia itu salah atau benar.
Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. la
bertanya saja pada malaikat yang menggiring
mereka itu.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
240
Harga Minyak Menuju USD 105
Berita buruk itu datang lagi. Harga
minyak mentah dunia kembali mencetak
rekor baru, sehingga anggaran pendapatan
belanja negara (APBN) kembali terancam.
Setelah akhir pekan lalu menyentuh level USD
101,32 per barel, harga emas hitam itu
menembus angka USD 102,08 per barel
kemarin (27/2).
Terus melemahnya nilai tukar dolar AS
dan rumor bahwa kelompok negara peng-
ekspor minyak (OPEC) akan memangkas
produksi pekan depan, diduga kuat menjadi
dua faktor utama pemicu meroketnya harga
minyak.
Harga minyak mentah
light sweet
untuk
pengiriman April tercatat USD 102,08 dibursa
elektronik New York. Adapun minyak mentah
jenis
Brent North Sea
untuk pengiriman bulan
yang sama mencapai USD 100,53 per barel.
“Lemahnya nilai tukar dolar memang memicu
kenaikan harga minyak dunia. Namun, tetap
ada faktor-faktor lebih fundamental yang
mendorong fenomena ini,” ujar analis
Barclays Capital, Costanza Jacazio, mengacu
pada kebijakan OPEC untuk mengurangi
produksi.
Celakanya, rekor baru yang sudah
menimbulkan kekhawatiran itu diramalkan
masih terus meningkat. Berkiblat pada
laporan mingguan cadangan minyak mentah
di Amerika Serikat (AS), harga minyak dunia
masih dapat melambung hingga level USD
105 per barel. “Dolar tertekan lebih berat
dibanding prediksi statistik AS, sehingga risiko
melonjaknya harga minyak hingga USD 105
per barel terbuka lebar,” papar analis
Petromatrix, Olivier Jakob.
“Salahkah menurut pendapatmu, kalau
kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya
Haji Saleh.
“Tidak. Kesalahan engkau, karena
engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri.
Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat
bersembahyang. Tapi kau melupakan kehidup-
an kaummu sendiri, melupakan kehidupan
anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu
kocar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu
yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau
di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi
engkau tak memedulikan mereka sedikit
pun.”
Bukittinggi, Maret 1955
(Dikutip sebagian dari:
Membaca Sastra
, 2002)
Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
a. Jelaskanlah latar cerita pada cerpen di atas!
b. Ungkapkanlah hal-hal yang berkaitan dengan latar cerita
sebagai bukti bentuk latar yang kamu simpulkan!
c. Bagaimanakah keterkaitan antara latar yang terdapat di
dalam cerpen di atas dengan realitas kehidupan masa kini?
3.
Bacalah teks berikut dengan cermat!
Harga per barel.
1 barel = 158,98 liter
Pelajaran 10 Perdagangan
241
Menanggapi lonjakan harga minyak
terbaru, Gubernur OPEC untuk Indonesia
Maizar Rahman mengatakan, banyak anggota
OPEC yang
ngotot
tidak menaikkan produksi.
“Sebab, stok dunia sebetulnya masih lebih
dari cukup,” ujarnya ketika dihubungi
Jawa
Pos
tadi malam (27/2). Maizar mengatakan,
stok dunia saat ini mencapai 4.600 juta barel.
Dengan tingkat konsumsi minyak dunia
sekitar 85 juta barel per hari, stok tersebut
dinilai masih lebih dari cukup.
Karena itu, lanjut dia, jika OPEC me-
naikkan produksi, maka dunia akan mengala-
mi
over supply
minyak yang berpotensi
menekan harga minyak ke level rendah.
Dari dalam negeri, naiknya harga
minyak tentu akan makin memberatkan
beban subsidi yang mesti ditanggung
pemerintah. Direktur Eksekutif ReforMiner
Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan,
saat ini satu-satunya cara yang dapat dilaku-
kan pemerintah untuk mengurangi beban
subsidi adalah dengan mengubah pola peng-
adaan BBM bersubsidi.
Saat ini, Pertamina menggunakan skema
harga patokan minyak di Singapura atau MOPS
+13,5 persen. Hal tersebut, menurut Pri
Agung dinilai terlalu memberatkan peme-
rintah. “Mestinya, cukup dengan MOPS +5
persen,” ujarnya. Berdasar kalkulasinya, de-
ngan skema tersebut, pemerintah dapat meng-
hemat subsidi hingga Rp17 triliun per tahun.
(Sumber:
Jawa Pos
, 28 Februari 2008, dengan
pengubahan)
Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat!
a. Apakah informasi pokok yang disampaikan dalam wacana
tersebut secara keseluruhan?
b. Apakah informasi yang terdapat pada tabel di atas?
c. Ubahlah informasi yang disajikan dalam tabel di atas ke
dalam beberapa kalimat!
d. Jelaskan perlunya pencantuman tabel pada bacaan di atas!
e. Apakah penggunaan tabel di atas makin memudahkan
pembaca dalam memahami informasi dalam wacana?
Jelaskan!
4.
Kerjakanlah dengan cermat dan teliti!
a. Ingatlah kembali pengalaman hidup yang paling berkesan!
b. Ungkapkan segala sesuatu yang ada dalam benakmu saat
mengingat pengalaman tersebut ke dalam tulisan kata-kata!
c. Pilihlah kata-kata yang bermakna dan indah, yang mewakili
segala sesuatu di dalam benakmu!
d. Susunlah diksi atau pilihan kata yang telah kamu pilih
menjadi karya sastra bentuk puisi!
e. Suntinglah puisimu dengan memerhatikan keserasian bait,
baris, serta perimaannya!
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
242
Evaluasi Akhir
Kerjakan di buku tugasmu!
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1.
Amerika Serikat memanfaatkan
energi panas bumi untuk pembangkit
tenaga listrik. Banyak pula negara lain
memanfaatkan energi panas bumi itu.
Salah satunya, Indonesia. Prospek pe-
manfaatan tenaga panas bumi di Indone-
sia mempunyai masa depan yang cerah.
Gagasan utama paragraf di atas ada-
lah ....
a. Amerika Serikat memanfaatkan
energi panas bumi.
b. Banyak negara memanfaatkan
energi panas bumi.
c. Prospek pemanfaatan tenaga pa-
nas bumi di Indonesia.
d. Pemanfaatan energi panas bumi.
2.
Mencari Maksud
A. Hasjmij
Dengarlah pesanku o, bayu,
Bawalah dia terbang tinggi,
Bisikkanlah pada angkatan baru.
Yang sedang menuju bahagia negeri
...
Kata ‘bayu’ pada penggalan puisi di
atas memiliki makna ....
a . angin
c . laut
b. air
d. awan
3.
Pada waktu menulis surat, kita harus
tenang. Jika sedih, binggung, kesal, atau
marah, kita jangan menulis surat.
Kesedihan, kebingungan, kekesalan,, dan
kemarahan itu akan tergambar dalam
surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata
yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan
dapat merusak suasana.
Gagasan pokok paragraf tersebut
adalah ....
a. Suasana yang dianjurkan dalam
menulis surat.
b. Saat sedang kesal atau marah
jangan menulis surat.
c. Kesedihan dan kemarahan akan
tergambar dalam surat.
d. Terburu nafsu merusak tulisan.
4. Kalimat berikut yang menggunakan
kata kerja berobjek adalah ....
a. Sebelumnya polisi melakukan
operasi simpatik.
b. Polisi saat ini bermitrakan anak-
anak.
c. Polisi bekerja demi keamanan dan
ketertiban.
d. Mereka berpatroli di sepanjang
jalan protokol.
5.
(Kriiing ....)
Guru :
“Halo, selamat pagi!”
Siswa : “ ....”
Guru :
“Ya, saya sendiri. Ada apa?”
Siswa :
“Saya, Willy, kelas IB. Ibu, hari
ini saya tidak dapat masuk
sekolah, karena ibu saya sedang
sakit.”
Kalimat yang tepat untuk melengkapi
teks dialog di atas adalah ....
a . Halo, siapa di situ? Saya ingin bicara
dengan Pak Surya.
b. Selamat pagi, Pak. Bisakah saya
berbicara dengan Pak Surya?
c. Halo ..., kalau tidak keberatan saya
ingin berbicara dengan Pak Surya.
d. Selamat pagi! Apakah Anda Pak
Surya? Saya ingin bicara.
6.
Sekian dulu surat dariku. Semoga
persahabatan kita tetap berlanjut.
Dalam surat pribadi, kalimat tersebut
terdapat pada bagian ....
a. pembuka surat c. penutup surat
b. isi surat
d. awal dan akhir
7.
Pada malam Minggu, Febri
sendirian di rumah. Ayah dan ibunya ke
rumah paman untuk membicarakan
Evaluasi Akhir
243
masalah keluarga. Hasan, kakaknya,
pergi bermain tenis. Dia duduk di ruang
tamu sambil membaca majalah ke-
sukaannya. Sebentar-sebentar ia me-
nengok ke halaman rumah. Untuk meng-
hilangkan kejenuhan, ia mengambil
bolpoin di ruang belajar, lalu ia mengisi
TTS di majalah itu.
Latar penggalan cerita di atas adalah
...
a. menjelang malam, di dalam rumah,
sendirian
b. sore hari, di halaman rumah, tanpa
kawan
c. sendirian, malam hari, di dalam
rumah
d. di ruang tamu, malam hari, di dalam
rumah
8.
Produk kereta yang diekspor itu
sepenuhnya dirancang dan direkayasa di
Indonesia dengan teknologi yang
memenuhi standar internasional. Kese-
luruhan kereta itu akan menjadi dua rang-
kaian gerbong pendingin, yang akan men-
jadi dua rangkaian kereta yang masing-
masing terdiri atas 27 unit gerbong ber-
pendingin, yang akan digunakan untuk
mengangkut sayuran dan daging oleh
perusahaan Kereta Tanah Melayu (KTM)
di Malaysia.
Gagasan utama penggalan teks berita
di atas terletak di ... paragraf.
a. awal
c. tengah
b. akhir
d.
awal dan akhir
9. Di bawah ini peryataan yang tepat
untuk ditulis di dalam buku harian
adalah ....
a. Minggu, 11 Februari 2007
Banjir di Jakarta mulai surut. Warga
mulai membersihkan rumah.
Semoga banjir susulan tidak terjadi.
b. Minggu, 11 Februari 2007
Hujan turun dengan derasnya. Aku
tidak dapat datang ke perayaan
ulang tahun Ike. Aku sedih sekali.
c. Minggu, 11 Februari 2007
Hujan yang dinanti-nanti akhirnya
turun juga. Para petani senang
sekali. Harapan untuk panen ada.
d. Minggu, 11 Februari 2007
Hujan lagi. Memang bulan ini ter-
masuk musim hujan. Jika hujan tu-
run, ada yang senang dan tidak.
10. Berikut karakter dalam pembacaan
janji siswa,
kecuali ...
a . khusyuk
c . patriotik
b. lantang
d.
bersemangat
11.
Sekilas bentuknya mirip
ipol vidia
dengan layar lebar seukuran
ponsel
,
sehingga mudah disimpan di
saku
celana
atau baju. Meski hanya mempunyai satu
tombol
putar untuk memindah menu,
tetapi fungsinya lebih dari pemutar MP3
dengan pemutar
video
karena
creative zen
v
plus ini dilengkapi
radio
FM dan
perekam
digital
.
Kata-kata yang becetak tebal dalam
paragraf di atas apabila disusun secara
alfabetis, maka urutan yang tepat
adalah ....
a. ponsel, tombol, saku, digital, video
b. digital, ponsel, saku, tombol, video
c. digital, ponsel, tombol, saku, video
d. ponsel, saku, tombol, digital, video
12. Perhatikan diagram berikut!
Diagram Peserta Kegiatan
Olahraga SMP Maju Tak Gentar
Sepak
bola
Basket
Vo l i
T
en
i
s
Bulu
tangkis
Te n is
meja
Pernyataan berikut sesuai dengan isi
diagram di atas,
kecuali ...
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
244
a. Jumlah peserta cabang olahraga
yang harus dimainkan secara
beregu lebih banyak daripada ca-
bang olahraga yang dapat dimainkan
secara tunggal.
b. Jumlah peserta cabang olahraga
yang menggunakan bola besar lebih
banyak daripada cabang olahraga
yang menggunakan bola kecil.
c. Jumlah peserta cabang olahraga
yang menggunakan alat pemukul
lebih banyak daripada cabang olah-
raga yang tidak menggunakan alat
pemukul.
d. Jumlah peserta cabang olahraga
basket lebih banyak daripada ca-
bang olahraga tenis meja dan bulu
tangkis.
13. Di antara berikut yang tergolong pan-
tun adalah ....
a. Burung kepodang berbulu kuning
Terbang tinggi menuju langit
Lama ia rindukan kedamaian
Di bumi tak lagi punya rasa
b. Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
c. Pohon delima berdaun lebat,
musim kemarau pohonnya mati.
Mengharap teman jadi sahabat,
sampai menampung curahan hati.
d. Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah
14. Menyampaikan pengumuman harus
dengan bahasa yang efektif, artinya ...
a. padat
b. singkat
c. panjang lebar
d. singkat, padat, dan jelas
15. Kalimat yang menggunakan kata
berhomonim adalah ....
a. Setelah melakukan apel pagi di
lapangan, Tanto membeli apel.
b. Buku itu berisi penjelasan mengenai
terjadinya buku bambu.
c. Pejabat teras sedang duduk-duduk
di teras.
d. Bang Roni menjadi pegawai bank
sejak setahun yang lalu.
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
tepat!
1. Buatlah sebuah surat pribadi yang
ditujukan kepada keluargamu!
2. Tulislah sebuah puisi berdasarkan
pengalamanmu sendiri!
3. Buatlah dua buah pantun nasihat!
4. Jelaskan maksud dongeng, cerpen, dan
novel!
5. Sebutkan unsur-unsur intrinsik cerita
dan tulislah contoh cerita yang
mengandung unsur tersebut!
Daftar Pustaka
245
Daftar Pustaka
Adidarmodjo, Gunawan. 1985.
Pandu Bahasa: Penuntun Praktis
Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar untuk
Sekolah Menengah.
Klaten: Intan Pariwara.
Ali, Mohamamd. 1976.
Buku Harian Seorang Penganggur
.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Anwar, Chairil. 1959.
Deru Campur Debu.
Jakarta:
Pembangunan.
_____. 2004.
Aku Ini Binatang Jalang.
Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Bardy, L. 1984.
Ungkapan dan Peribahasa.
Klaten: Intan.
Budianta, Melani, dkk. 2002.
Membaca Sastra: Pengantar
Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi
. Magelang:
Indonesia Tera.
Bunanta, Murti. 1998.
Problematika: Penulisan Cerita Rakyat
untuk Anak Di Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Damono, Sapardi Djoko. 1992.
Penataran Pengajar Mata Kuliah
Pengkajian Puisi.
Jakarta: Konsorsium Sastra dan
Filsafat.
_____. 2000.
Direktori Seni dan Budaya Indonesia 2000.
Surakarta: Yayasan kelola dan The Ford Foundation.
Danandjaja, James. 1994.
Folklor Indonesia: Ilmu Gosip,
Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Danarto. 2004.
Kumpulan Cerpen: Godlob.
Yogyakarta:
Matahari.
Depdiknas. 1997.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 6.
Jakarta: PT Delta Pamungkas.
_____. 1997.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 9.
Jakarta:
PT Delta Pamungkas.
_____. 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai
Pustaka.
Deporter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2004.
Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Bandung: Kaifa.
Echols, Jhon. M dan Hassan Shadily. 1984.
Kamus Inggris –
Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Finoza, Lamuddin. 1993.
Komposisi Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Diksi Insan Mulia.
Hartatik, Atik Sri. 2003.
Kumpulan Dongeng dari Mancanegara.
Jakarta: Pustaka Indonesia.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
246
Heinemann. 1978. “White Onion and Red Onion’’ dalam
Favourite
Stories from Indonesia.
Kualalumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka – Kementerian Pendidikan Malaysia.
Hidayat, Kidh. 2003.
Buku Pintar Mendongeng Se-Nusantara.
Jombang: Lintas Media.
Imron, Zawawi. 2003.
Berlayar di Pamor Badik
. Jogjakarta:
Tifa Nusantara.
Junus, Umar. 1989.
Stilistik: Satu Pengantar.
Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka – Kementerian Pendidikan
Malaysia.
Keraf, Gorys. 1984.
Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia.
_____. 1989.
Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan
III.
Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 1982.
Kamus Linguistik.
Jakarta:
Gramedia.
Loebis, A.R. 2004.
Balada Wartawan: Sajak Pinggiran untuk
Siapa.
Surakarta: Citra Etnika.
Murtini. 1993.
Pengantar Pengkajian Cerita Rekaan.
Surakarta:
UNS Press.
Murtono, Sri. 1990.
Struktur Bahasa Indonesia Baku Jilid 1.
Surakarta: Teguh Karya.
Nafiah, Hadi. A. 1981.
Anda Ingin Jadi Pengarang?
Surabaya:
Usaha Nasional.
Nugroho, Yanusa. 2003. “Kalasinema: Transformasi Pementasan
Wayang Kulit Purwa ke dalam Medium Pandang
Dengar’’ dalam
Prosiding Seminar Internasional
Asosiasi Tradisi Lisan.
Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Pamungkas. 2003.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD).
Surabaya: Giri Surya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997.
Pengkajian Puisi: Analisis
Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ramlan, M. 1981.
Sintaksis Bahasa Indonesia.
Yogyakarta:
Karyono.
_____. 1987.
Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: Karyono.
Rendra, W.S. 1976.
Blues untuk Bonnie.
Jakarta: Pustaka Jaya.
_____. 1986.
Ballada Orang-orang Tercinta.
Jakarta: Pustaka
Jaya.
Rosidi, Ajip. 1964.
Kapankah Kesusastraan Indonesia Lahir?
Jakarta: Bhatara.
Sastrowardojo, Subagio. 1975.
Simphoni.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Daftar Pustaka
247
Situmorang, Sitor. 1977.
Surat Kertas Hijau.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sugihastuti. 2002.
Teori dan Apresiasi Sastra.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susanto, Ready. 2004.
100 Tokoh Abad ke-20: Paling
Berpengaruh.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Sofyan, Oyon (ed.). 2004.
Warta
Tahun V Nomor 1, Januari –
Februari 2004
.
Jakarta: Yayasan Dokumentasi Sastra H.B.
Jassin.
Sudarsa, Caca, dkk (ed.). 1991.
Surat-Menyurat dalam Bahasa
Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjiman, Panuti. 1990.
Memahami Cerita Rekaan.
Jakarta:
Pustaka Jaya.
Sugondo, dkk (ed.). 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid
1.
Jakarta: Pusat Bahasa – Departemen Pendidikan
Nasional.
_____. 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2.
Jakarta:
Pusat Bahasa – Departemen Pendidikan Nasional.
Sukesti, Restu. 2003. “Cerpen Derabat Karya Budi Darma: Analisis
Stilistika” dalam
Widya Parwa.
Yogyakarta: Pusat
Bahasa – Departemen Pendidikan Nasional.
Supanggah, Rahayu. 2003. “Ketika Saya Menonton Sebuah
Pertunjukan’’ dalam
Prosiding Seminar Internasional
Asosiasi Tradisi Lisan.
Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Suryono. 1985.
Intisari Bahasa Indonesia.
Pati: Diktat.
Suwondo, Tirto. 2003.
Studi Sastra: Beberapa Alternatif.
Yogyakarta: Hanindita.
Teeuw, A. 1980.
Tergantung pada Kata: Sepuluh Sajak Indo-
nesia.
Jakarta: Pustaka Jaya.
_____. 1988
. Pengantar Ilmu Sastra
. Jakarta: Pustaka Jaya.
Waluyo, Herman. J. 1995.
Teori dan Apresiasi Puisi
. Jakarta:
Erlangga.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.
Teori Kesusastraan.
Jakarta: Gramedia.
Whitten, Tony dan Jane Whitten. (ed). 2002.
Indonesian Heri-
tage: Tetumbuhan – Jilid 4.
Jakarta: Grolier Interna-
tional.
Whitten, Tony dan David Stone. (ed). 2002.
Indonesian Heri-
tage: Margasatwa – Jilid 5.
Jakarta: Grolier Interna-
tional.
Wicaksono, Angga.
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara
.
Surakarta: Nusantara.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
248
Wirajaya, Asep Yudha. 2004.
Setitik ‘Toek Dikenang: Sebuah
Kumpulan Puisi.
Surakarta: Badan Penerbit Sastra In-
donesia.
_____. 2004.
Penggalian Potensi Folklor sebagai Aset
Pengembangan Pariwisata Budaya di Daerah Lawu.
Surakarta: Laporan Penelitian.
2005.
21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng
.
Sumber Bacaan:
z
Harian Kompas, Harian Suara Merdeka, Harian Jawa Pos,
Harian Seputar Indonesia, Harian Pikiran Rakyat.
z
Majalah Intisari, Majalah Familia, Majalah Horison, Majalah
Bisnis, Majalah Ummi, Majalah Warta: Media Komunikasi
dan Informasi Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin.
z
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia: UUD’45 dan
Perubahannya.
z
Rukmana, Rahmat. 2003.
Budi Daya Belut
. Yogyakarta:
Kanisius.
Situs:
z
http://www.pembelajar.com
z
http://www.tempointeraktif.com
z
http://www.tokohindonesia.com
z
http://www.republika.co.id
z
http://www.warsi.or.id
z
www.google.co.id
Glosarium
249
Glosarium
Akomodatif
: bersifat dapat menyesuaikan diri.
Akses
: jalan masuk.
Anarkis
: orang yang melakukan kekacauan.
Antisipasi
: perhitungan tentang hal-hal yang akan (belum) terjadi.
Antologi
: kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau dari beberapa orang
pengarang.
Apatis
: acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh.
Autobiografi
: biografi yang ditulis oleh tokoh itu sendiri.
Backpaker
: petualang.
Bek
: pemain belakang dalam permainan sepak bola yang bertugas
menghalangi agar bola tidak mendekat ke gawang.
Berang-berang
: binatang yang menyerupai kucing yang hidup di air dan makan ikan.
Biografi
: buku yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh.
Birokrat
: pegawai yang bertindak secara birokratis.
Birokratis
: bersifat birokrasi.
Bubble credit
: kredit yang membengkak.
Bujet
: anggaran.
Buklet
: buku kecil yang bersifat sebagai selebaran.
Buru-buru
: cepat-cepat.
Cagar budaya
: daerah yang kelestarian hidup masyarakatnya dilindungi undang-
undang dari bahaya kepunahan.
Catering
: melayani pesanan.
Civitas akademika
: kalangan akademik.
Closing area
: daerah yang tertutup.
Confirm
: penegasan.
Crane
: derek.
Dedikasi
: pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu
usaha atau tujuan mulia.
Defisit
: kekurangan.
Delegasi
: pelimpahan wewenang.
Dehidrasi
: kehilangan cairan tubuh.
Depresi
: keadaan perniagaan yang sukar dan lesu.
Desentralisasi
: sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan
kepada pemerintah daerah.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
250
Developer
: pengembang.
Devisa
: alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang
luar negeri.
Dievakuasi
: dipindahkan.
Diimplementasikan
: dilaksanakan.
Diinventarisasi
: dicatatnya mengenai barang-barang milik kantor yang dipakai dalam
melaksanakan tugas.
Diksi
: pilihan kata.
Diregenerasikan
: diremajakan.
Direkomendasi
: diberikan rekomendasi (hal minta perhatian bahwa orang yang
disebut dapat dipercaya).
Discount
: potongan harga.
Disertasi
: karangan ilmiah yang ditulis untuk memperoleh gelar doktor.
Diversifikasi
: penganekaragaman.
Ekonom Berkeley
: ahli ekonomi dari Berkeley University.
Enggan
: malas; tidak mau.
Fatamorgana
: hal yang bersifat khayal dan tidak mungkin dicapai.
Fenomena
: sesuatu yang luar biasa.
Fitness
: kesehatan jasmani.
Folder
: penutup atau penyaring.
Franchise
: gengsi.
Frustasi
: rasa kecewa akibat kegagalan di dalam mengerjakan sesuatu.
Gathering family
: pertemuan keluarga.
Guest house
: ruang untuk para tamu.
Hidroponik
: penanaman dengan media air.
Ideologi
: paham atau teori.
Illegal logging
: pembalakan liar.
Industrialisasi
: usaha menggalakkan industri dalam suatu negara.
Inkonsistensi
: ketidaktetapan.
Insentif
: tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah
kerja.
Intelegensi
: kecerdasan.
Intensif
: secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam mengerjakan
sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal.
Interaktif
: bersifaf saling melakukan aksi.
Inventarisasi
: pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik kantor yang
dipakai dalam melaksanakan tugas.
Glosarium
251
Investasi
: penanaman modal dalam perusahaan untuk memperoleh keun-
tungan.
Investor
: penanam modal.
Isolasi
: pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkan
manusia.
Jernang
: damar merah yang berasal dari rotan.
Joran
: batang atau tangkai pancing.
Kamp
: tenda yang didirikan di alam terbuka sebagai tempat perhentian.
Kelewat
: terlalu.
Keniscayaan
: kepastian.
Ketiban
: tertimpa.
Kolumnis fitness
: pakar fitnes pada kolom surat kabar.
Kolusi
: kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji.
Komite
: sejumlah orang yang ditunjuk untuk melakukan tugas tertentu.
Komitmen
: perjanjian untuk melakukan sesuatu (kontrak).
Komprehensif
: bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik.
Konkret
: nyata, benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan
sebagainya).
Konservasi
: pelestarian.
Konsistensi
: ketetapan dan kemantapan dalam bertindak.
Korupsi
: penyelewengan uang negara untuk kepentingan pribadi.
Kurator
: pengawas museum.
Lady mahout
: gadis luar biasa.
Leaflet
: surat sebaran atau selebaran.
Legislatif
: badan pembuat undang-undang.
Lifestyle
: gaya.
Light sweet
: murah.
Likuiditas
: kemampuan memenuhi kewajiban membayar utang pada waktunya.
Loundry
: pencucian.
Marak
: meningkat.
Megapolitan
: wilayah berpenduduk padat yang berpusat pada satu atau beberapa
kota besar.
Mem-posting
: memusatkan.
Mendistribusikan
: menyalurkan kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat.
Mengisolasi
: memisahkan.
Menstimulasi
: mendorong.
Menyeruak
: berjalan menyusup dengan menguakkan (menyibakkan).
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
252
Metabolisme
: pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan kimia,
pembentukan dan penguraian zat dalam badan yang memungkinkan
berlangsungnya hidup.
Metropolitan
: kota pusat kegiatan pemerintahan, industri, dan perdagangan.
Multikompleks
: berbagai permasalahan.
Multikultur
: berbagai jenis kultur (tanaman).
Nangkring
: memanjat.
Natural
: alami.
Nepotisme
: mementingkan sanak saudara sendiri.
Ngobrol
: berbincang-bincang.
Nongkrong
: berada.
Nongol
: kelihatan.
Observasi
: pengamatan.
Outbound
: kegiatan di alam bebas.
Over supply
: kelebihan penyaluran.
Pawang
: orang yang mempunyai keahlian istimewa yang berkaitan dengan
ilmu gaib.
Paradigma
: kerangka berpikir.
Penat
: merasa letih.
Perbankan
: segala sesuatu mengenai bank.
Perigi
: sumber air; sumur.
Perlente
: tampak gagah; suka berpakaian rapi.
Perspektif
: sudut pandang.
Playstation
: pusat permainan.
Play therapist
: berhubungan dengan ahli terapi.
Pragmatisme
: paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu tidak tetap.
Probable
: kemungkinan.
Profil
: ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Prolog
: pembukaan.
Properti
: tanah milik dan bangunan.
Psikolog
: ahli psikologi; ahli kejiwaan.
Quality
: kualitas.
Real estate
: perumahan.
Refreshing
: menyegarkan.
Regenerasi
: pembaruan semangat dan tata susila, peremajaan.
Rehabilitasi
: pemulihan kepada kedudukan yang semula.
Remote control
: alat untuk mengontrol jarak jauh.
Glosarium
253
Representatif
: cukup mewakili.
Revitalisasi
: proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali.
Rumor
: gunjingan.
Saking
: karena
Senior brand
manager
: manajer utama perusahaan.
Setek
: cara menanam pohon (jarak, singkong, dan sebagainya).
Signifikan
: berarti.
Simpatisan
: pendukung.
Solusi
: pemecahan masalah.
Steril
: bersih dari kuman.
Subsidi
: bantuan uang dan sebagainya kepada yayasan, perkumpulan.
Surfing
: olahraga menaiki ombak dengan papan luncur.
Suspect flu burung
: diindikasikan terjangkit flu burung.
Syndrome
: sindrom; tanda-tanda yang terjadi secara serentak dan menandai
ketidaknormalan.
Teknokrat
: cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan.
Terdeteksi
: usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan, atau
kenyataan.
Tesis
: karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapatkan gelar master pada
universitas.
Top down
: puncak dasar.
Tower
: menara.
Tropopause
: batas troposfer paling atas.
Visiting professor
: kunjungan profesor.
Zonasi
: pembagian suatu areal menjadi beberapa bagian sesuai dengan
fungsi dan tujuan pengelolaan.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
254
Indeks Istilah
akomodatif, 129
akses, 6, 210
alur, 60, 226
amanat, 60, 184
ambisius, 126
anarkis, 130
apatis, 92
autobiografi, 169
backpaker, 214
berang-berang, 182, 183
bikin, 124
biografi, 159, 169
birokrat, 196
birokratis, 130
bubble credit, 146
bujet, 124
buklet, 198
cagar budaya, 195
catering, 149
cerpen, 150, 199, 231
closing area, 149
confirm, 100
crane, 141
dedikasi, 128
defisit, 167
dehidrasi, 11
delegasi, 160
depresi, 159
desentralisasi, 174
developer, 149
devisa, 163
dievakuasi, 136
diimplementasikan, 167
diinventarisasi, 136
diregenerasikan, 231
direkomendasikan, 99
disertasi, 159
diversifikasi, 145, 146
dongeng, 114
ekonom Berkeley, 172
ekspresi, 131, 177
ensiklopedia, 43
entri, 44
fatamorgana, 219
fitness, 114
franchise, 149
folder, 141
frustasi, 22
gathering family, 149
guest house, 149
hidroponik, 231
ideologi, 163
image, 165
illegal logging, 126, 167
independensi, 126
industrialisasi, 159
inkonsistensi, 174
insentif, 174
interaktif, 34
intensif, 99, 129
intonasi, 10, 178
inventarisasi, 210
investasi, 173
investor, 173
isolasi, 99
intelegensi, 52
jernang, 198
joran, 182
Indeks
255
kamp, 10
kamus, 43
keniscayaan, 124
kolumnis fitness, 114
kolusi, 159
komite, 36
komitmen, 27, 36, 197
komprehensif, 123
konservasi, 139, 196
konsultan, 138
korupsi, 159
latar, 211, 231, 227
leaflet, 198
legislatif, 196
lifestyle, 165
light sweet, 240
likuiditas, 163
loundry, 149
marak, 97
megapolitan, 124
mem-
posting
, 214
mendistribusikan, 163
mengisolasi, 100
menstimulasi, 52
metropolitan, 53
multikompeks, 92
multikultur, 133
narasumber, 123
natural, 115
nepotisme, 159
ngotot, 241
observasi, 99
outbound, 149
over supply, 241
pantun, 89
pawang, 11
perbankan, 145
perigi, 106
perlente, 170
playstation, 148
play therapist, 52
pragmatisme, 163
probable, 99
profil, 139
properti, 146, 173
puisi, 177, 214
real estate, 156
refleksi, 223
regenerasi, 239
rehabilitasi, 8
representatif, 124
revitalisasi, 123
rima, 90
rumor, 240
sajak, 90
senior brand manager, 52
setek, 239
signifikan, 8
simpatisan, 128
solusi, 140
steril, 98
subsidi, 36
suspect flu burung, 99
teknokrat, 173
teknologi, 173
tema, 183, 226
terdeteksi, 11
tesis, 172
top down, 124
topografi, 202
wawancara, 123, 145
visiting professor, 129
quality, 165
zonasi, 196