Halaman
Mengekspresikan Karya
Seni Teater
M
engekspresikan seni teater adalah membuat sebuah pertunjukan teater
dari pemilihan naskah, pemilihan pemain, latihan, sampai pertunjukan. Ada
dua wilayah yang sangat penting di dalam menciptakan sebuah pertunjukan
teater yaitu wilayah produksi dan wilayah pemanggungan. Wilayah pemang-
gungan dikoordinir oleh seorang sutradara dan wilayah produksi dipimpin
oleh seorang pimpinan produksi. Pada materi ini kamu akan mempelajari
rancangan pertunjukan teater kreatif dengan mengolah unsur teater tradisi dan
modern serta menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater.
BAB
10
Sumber:
Suroto Jimbung
Gambar 10.1
Bentuk ekspresi seni Teater Tesa berjudul
Ayahku Berwarna
Hijau
adaptasi cerpen karya Afrizal Malna sutradara Arifin Penceng.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
108
A. Merancang Pertunjukan Teater
Siswa diharapkan mampu membuat rancangan pertunjukan teater kreatif
dengan mengolah unsur teater tradisi dan modern.
1. Pengertian Langkah Kerja Sutradara
Di dalam merancang pertunjukan teater, dibutuhkan seorang
sutradara yang bertanggung jawab pada wilayah pemanggungan.
Sutradara ialah orang yang mengaktualisasikan naskah ke dalam
pentas. Ia akan dihadapkan pada pemeran (pemain), staf panggung
seperti pemusik dan tim artistik lain, serta tak lupa publik atau penonton.
Sutradara harus menyiapkan perencanaan kerja dan usaha-usaha
kreatif bagi naskah yang dipilih dan akan dipertunjukkan.
Langkah-langkah kerja sutradara mengenai konsep penggarapan
sebagai bentuk penyutradaraan sebuah naskah yang telah dipilihnya
tersebut, akan berkaitan dengan tugasnya selaku koordinator dalam
latihan dan pentas. Japi Tambayong berpendapat bahwa tugas sutra-
dara meliputi “memilih naskah, menentukan pokok penaf-siran, me-
milih pemain, bekerja dengan staf, melatih pemain, dan mengkoordinasi
setiap bagian” (1981: 68-70). Sementara Harymawan dalam bukunya
berjudul
Dramaturgi
menguraikan tugas dalam proses sutradara adalah
menentukan nada dasar,
casting
, tata dan teknik pentas, menyusun
mise
en scene
, menguatkan atau melemahkan
scene
, menciptakan aspek-aspek
laku, dan memengaruhi jiwa pemain (1988:66). Adapun secara garis
besar tugas sutradara menurut Harymawan sebagai berikut.
a. Menentukan Nada Dasar
Menentukan nada dasar adalah mencari motif yang merasuki cerita
dan kemudian memberi ciri kejiwaan dalam suatu perwujudan cerita,
dapat bersifat sebagaimana berikut.
1) Menentukan dan memberikan suasana khusus.
2) Membuat lakon gembira menjadi suatu banyolan.
3) Mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan.
4) Memberikan prinsip dasar pada cerita.
5) Ringan.
b. Menentukan
Casting
Menentukan casting ialah proses menentukan pemeran berdasarkan
hasil analisis naskah untuk diwujudkan dalam pentas. Berbagai macam
penentuan
casting
di antaranya sebagai berikut.
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
109
1)
Casting by ability
:
casting
berdasarkan kecakapan yang terbaik dan
terpandai sebagai pemeran utama, serta menjadikan pemain dengan
tokoh-tokoh yang penting dan sukar.
2)
Casting to type
:
casting
berdasarkan kondisi/kesesuaian fisik pemain
dengan tokoh yang diperankannya. Sutradara memilih pemain yang
sesuai untuk memerankan tokoh dengan melihat kesesuaian fisik
pemain dengan tokoh yang akan diperankannya.
3)
Antitype casting
atau
educational casting
:
casting
yang agak bertentangan
dengan keadaan watak, sifat, maupun fisik pemain dalam memerankan
tokoh yang akan dimainkannya. Proses
casting
dengan model
antitype
casting
ini akan membuat pemain lebih mengeksplor dirinya.
4)
Casting to emotional temperament
:
casting
berdasarkan hasil observasi
hidup pribadi, adanya kesamaan/kesesuaian dengan peran yang
dimainkan dalam hal emosi dan temperamen. Pada tipe
casting
gaya
emotional temperament,
sutradara akan lebih mudah mengarahkan
para pemainnya karena mereka memiliki kemiripan kon-disi
keseharian dengan tokoh yang diperankannya.
5)
Therapeutic casting
: c
asting
yang
dikemukakan untuk terapi seorang
pelaku yang bertentangan sekali dengan watak aslinya.
Casting
meng-
gunakan tipe ini bermaksud menyembuhkan atau mengurangi ketidak-
seimbangan jiwa serang pemain yang memerankan tokoh tertentu. Tipe
penyutradaraan gaya
therapeutic casting,
sutradara sudah mencapai taraf
di mana ia mengerti betul kondisi para pemainnya dan berusaha untuk
menyeimbangkan kondisi kejiwaan para pemainnya.
Saat menentukan
casting
, sutradara harus memilih pemain atau
orang yang sesuai untuk memainkan tokoh yang dimaksud. Kese-
suaian itu berdasar pada fisik, karakter, warna suara, temperamen
kesehariannya, dan mungkin juga pengalaman atau “jam terbang”
yang dimilikinya dalam dunia panggung atau pemeranan.
c. Tata dan Teknik Pentas
Tata dan teknis pentas adalah segala yang menyangkut penataan
setting
, penataan rias, dan penataan busana, penataan cahaya, serta
penataan musik dan suara. Kesemuanya disesuaikan dengan nada
dasar. Dalam merencanakan tata pentas, seorang sutradara mempunyai
konsep mengenai tata pentas sebuah cerita yang akan disutradarainya,
yang memberikan gambaran mengenai tata
setting
, tata rias, tata
busana, tata cahaya, dan tata musiknya.
Pelaksanaan tata pentas ini dikerjakan oleh pekerja panggung,
seperti penata
setting
, penata rias dan penata busana, penata lampu,
dan penata musik dan suara. Hubungan sutradara dengan pekerja
panggung tersebut adalah sutradara hanya memberikan konsep tata
pentas secara garis besarnya saja, dan pekerja panggung mengerjakan
menurut konsep tata pentas sutradara.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
110
d. Menyusun
Miss en Scene
Menyusun
mise en scene
adalah menyusun segala perubahan yang
terjadi pada daerah permainan akibat adanya perpindahan pemain
atau perlengkapan panggung. Pemberian bentuk
mise en scene
bisa di-
capai dengan hal-hal berikut.
1) Sikap pemain.
2) Pengelompokan.
3) Pembagian tempat kedudukan para pelaku.
4) Variasi saat masuk dan keluar.
5) Variasi penempatan perabot panggung.
6) Variasi posisi dari dua pemain yang berhadap-hadapan.
7) Komposisi dengan menggunakan garis dalam penempatan pelaku.
8) Ekspresi kontras dalam warna maupun bentuk pakaian pemeran.
9) Efek yang ditimbulkan oleh penataan cahaya.
10) Memerhatikan ruang sekeliling pemeran.
11) Menguatkan atau melonggarkan kedudukan pemeran.
12) Memerhatikan latar belakang
13) Keseimbangan dalam komposisi pentas.
14) Dekorasi.
Dalam menyusun
mise and scene
, sutradara akan menjumpai per-
masalahan mengenai bahasa naskah yang diangkat ke bahasa panggung,
yang lazim disebut tekstur. Bahasa panggung atau tekstur meliputi: tata
pentas,
action
,
blocking,
dan
mood
. Tata pentas meliputi: tata
setting
, tata
rias dan busana, tata cahaya, dan tata musik.
Action
meliputi aksi dan reaksi
yang dilakukan oleh tokoh atau pelaku di panggung; baik dalam bentuk
gestur
(gerak isyarat),
business
(kesibukan), dan
movement
(gerak berpindah
tempat). Adapun
blocking
meliputi pengelompokan pemain, pembagian
tempat kedudukan pemain, variasi saat keluar dan masuk panggung,
serta keseimbangan dalam komposisi dengan menggunakan garis dalam
penempatan pelaku. Sedangkan
mood
merupakan suasana jiwa yang
tercipta atau diciptakan dalam setiap babak atau adegan.
e. Menguatkan atau Melunakkan
Scene
Teknik ini adalah cara penggarapan suatu cerita yang dituangkan
pada bagian-bagian adegan. Sutradara bebas menentukan tekanan
pada bagian-bagian adegan menurut pandangannya sendiri tanpa
mengubah naskah. Kondisi penguatan dan pelunakan
scene
bisa di-
dukung dengan efek cahaya dan musikalitas.
f.
Menciptakan Aspek-aspek Laku
Sutradara memberikan saran-saran pada para pemain agar mereka
menciptakan apa yang disebut laku simbolik atau akting kreatif, yaitu
cara berperan yang biasanya tidak terdapat dalam instruksi naskah,
tetapi diciptakan untuk memperkaya permainan, sehingga penonton
lebih jelas dengan kondisi batin seorang pemeran.
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
111
g. Memengaruhi Jiwa Pemain
Ada dua macam kedudukan sutradara sebagai penggarap cerita,
sebagai berikut.
1) Ciri sutradara teknikus
Dia akan menciptakan suatu pertunjukan yang menyolok dan
menarik perhatian publik dengan teknik dekor yang luar biasa, tata
sinar yang menakjubkan, dan mewujudkan kostum yang menarik.
Penyutradaraan teknikus terkesan mengelabuhi penonton dengan
tampilan secara visual tanpa memahami unsur keaktoran yang notabene
sebagai media penyampai maksud isi naskah teater.
2) Ciri sutradara psikolog
Gaya sutradara psikolog memang kurang memerhatikan aspek lain
di luar keaktoran karena dalam penggambaran watak dia akan lebih
mengutamakan tekanan psikologis, khususnya pada cara akting yang
murni ketika prestasi permainan pribadi ditempatkan dalam arti sebenar-
nya. Jadi, aspek di luar wilayah keaktoran agak dikesampingkan. (Hary-
mawan dalam
Dramaturgi
, 1988:66–77)
Bagan 10.1 Langkah Kerja Sutradara
2. Langkah Pimpinan Produksi
Hal-hal yang biasa dilakukan oleh pimpinan produksi di dalam
langkah kerja dan tugas-tugasnya, antara lain sebagai berikut.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
112
a. Sebelum Pementasan
1) Memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci.
2) Menyediakan kas (sebatas kemampuan) untuk pendanaan
kegiatan.
3) Mengendalikan obsesi dan emosi dengan mementingkan logika
dan nilai rasa.
4) Membuat jadwal kerja
dan pembagian kerja yang mantap.
5) Konsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman.
6) Mengukur kemampuan perorangan dan kelompok.
7) Membuat inventaris barang dan pihak yang bersinggungan.
b. Saat Pementasan
1) Mengecek sirkulasi tiket dan undangan.
2) Melakukan
koordinasi satu sama lain.
3) Mengantisipasi gangguan teknis dan keamanan yang tidak di-
inginkan.
4) Mengecek ulang kondisi gedung dan mobilisasi penonton.
5) Memastikan perlengkapan dan peralatan dengan baik.
c. Setelah Pementasan
1) Melaporkan hasil kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
2) Mengecek dan menempatkan perlengkapan/peralatan pada
posisi semula.
3) Mengevaluasi kerja setiap elemen pertunjukan.
4) Mengecek keadaan panggung dan gedung pertunjukan.
3. Langkah Administrasi Teater
Bagan 10.2 Langkah-langkah Administrasi Teater
Bagan di atas juga menunjukkan, dalam menjalankan tugasnya,
bidang admistrasi teater dibantu oleh bagian-bagian seperti desainer
proposal, pembukuan, keuangan (penggalang dana/
fund rising
), pema-
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
113
saran (
marketting
), dan rumah tangga. Mereka mengurusi kesejahteraan
para seniman pelaku, pekerja panggung seperti penata panggung,
penata gerak, pemusik, maupun personil yang terlibat lainnya. Di
samping itu, bidang ini mengatur pembelian dan penerimaan barang-
barang, kemudian menyampaikannya kepada bagian-bagian lain
(panggung, sutradara, kostum, gedung, dan sebagainya).
Kamu sudah mempelajari cara merancang pertunjukan teater,
pengertian langkah kerja sutradara, langkah pimpinan produksi,
dan langkah administrasi teater. Sekarang tugas kamu adalah mem-
buat kelompok untuk untuk merancang pertunjukan teater dengan
memerhatikan langkah-langkah kerja di atas!
B. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater
Setelah mengetahui pembagian tugas dan tanggung jawab dalam kepa-
nitiaan pertunjukan teater, siswa diharapkan mampu menyelenggarakan
pertunjukan teater kreatif di sekolah yang pelaksanaannya akan menerap-
kan prinsip bekerja sama.
Keberhasilan suatu pertunjukan teater ditentukan oleh unsur-unsur yang
saling bekerja sama dan solid. Kelompok teater yang solid, ditunjang proses
yang militan, serta kecerdasan dalam meraih peluang dan gagasan di dunia
teater setidaknya kelompok itu sudah menunjukkan semangat untuk maju.
1. Wilayah Keproduksian
a. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi bertugas mengatur jalannya segala keproduk-
sian dari pengaturan jadwal pementasan, kesejahteraan kru panggung,
pencarian dana, perizinan, dokumentasi, dan publikasi.
b. Sekretaris Produksi
Sekretaris produksi mempunyai tugas antara lain sebagai berikut.
1) Membuat surat-surat perizinan.
2) Membuat proposal.
3) Menyiapkan undangan.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
114
c. Keuangan Produksi/Bendahara
Keuangan produksi memiliki tugas antara lain sebagai berikut.
1) Mengatur sirkulasi antara pendapatan dan pengeluaran keproduksi-
an dan pemanggungan.
2) Mencatat segala pengeluaran yang berhubungan dengan keuangan.
d. Divisi Pendanaan
Bagian pendanaan cukup vital sekali dalam keproduksian
teamwork
teater karena tanpa pendanaan yang cukup, pementasan akan sulit men-
jangkau capaian yang diinginkan, meskipun ada konsep teater minimalis
pada saat ini yang bisa menekan pengeluaran, seperti pertunjukan monolog.
Adapun tugas-tugas dari divisi pendanaan adalah sebagai berikut.
1) Berusaha menggalang dana dengan cara menggaet para sponsor-
ship atau
founding.
2 ) Menggalang donatur/instansi/perorangan yang peduli dan mau mem-
berikan suntikan dananya untuk kelestarian kelompok pekerja teater.
e. Divisi Publikasi
Publikasi bertugas mengenalkan kelompok kerja teater ke khalayak
ramai. Adapun tugas devisi publikasi antara lain sebagai berikut.
1) Membuat website/e-mail kelompok kerjanya agar bisa dibaca, di-
download, dan menerima masukan oleh khalayak penikmat seni teater.
2) Bersama divisi dokumentasi selalu mengisi website agar selalu me-
miliki info yang terbaru dari kelompok kerja teaternya, seperti
foto
latihan, beberapa pertunjukan, kupasan tetang pertunjukan, dan
kritik yang diberikan oleh para penikmat seni teater.
3) Menyambung kerja sama dengan media baik radio, surat kabar,
atau televisi.
f.
Divisi Dokumentasi
Divisi dokumentasi berfungsi membuat dokumentasi pertunjukan
maupun segala kegiatan dari kelompok kerja teater tersebut. Adapun
tugas-tugasnya adalah sebagai berikut.
1) Membuat dokumentasi berujud foto pertunjukan atau VCD pertun-
jukan.
2) Membuat arsip-arsip pertunjukan dari awal kelompok berdiri sam-
pai kegiatan-kegiatan yang pernah dikerkajan kelompok kerja teater
tersebut.
g. Divisi Perlengkapan
Divisi perlengkapan bertugas menginventarisasi semua perleng-
kapan yang dibutuhkan dalam pertunjukan, seperti kain
backdrop
, dimer,
lampu, tang, kawat, alat-alat elektronik untuk tata musik, kabel, dan
lain-lain.
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
115
h. Divisi
Ticketting
atau Karcis
Divisi
ticketting
bertugas antara lain sebagai berikut.
1) Menjual harga pertunjukan dengan melihat daya beli dari suatu
daerah. Tidak mungkin tiket akan dijual dengan harga mahal pada
daerah yang daya belinya rendah.
2) Membuat tiket yang memiliki nilai seni agar memiliki tampilan yang
menarik.
2. Wilayah Pemanggungan
a. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas menafsirkan naskah dan
mengaktualisasikan ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh, dari
pesinggungannya dengan naskah yang memunculkan interpretasi sam-
pai mengaktualisasikannya ke dalam seni pertunjukan. Kedudukan
sutradara sangat vital dalam kemajuan sebuah kelompok teater, karena
sutradaralah yang akan membuat konsep rangka bangun dari kelom-
pok teater tersebut. Ia pula yang akan bertanggung jawab dari bangunan
tersebut, sebagai upaya mengangkat naskah dengan pandangan-pan-
dangan hidupnya, prinsip-prinsip keseniannya, gaya, dan hal-hal yang
berpengaruh dalam caranya berekspresi, dan berkreasi di bidang artistik.
Adapun tugas sutradara dalam pertunjukan antara lain sebagai berikut.
1) Menentukan nada dasar, meliputi: menentukan dan memberikan
suasana khusus; membuat cerita gembira menjadi suatu banyolan;
mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan; maupun mem-
berikan prinsip dasar pada cerita yang dipertunjukkan.
2) Memilih pemain atau meng-
casting
pemain, meliputi:
casting to type
;
casting by ability;
dan
antitype casting.
3) Membuat latihan rutin, meliputi: olah vokal; olah tubuh; olah pikir;
membaca dan menafsirkan naskah
;,
serta mengatur
blocking
pemain
di atas panggung.
4) Membuat gambaran tentang tata teknik pentas, meliputi: tata ruang
panggung, tata lampu, tata musik, tata rias; dan tata busana.
5) Menguatkan dan melemahkan
scene
, meliputi pembuatan adegan
dalam pembabakan.
6) Menciptakan aspek-aspek laku, dengan pendekatan kepada pemain,
baik dengan cara yang ketat atau fleksibel.
7) Memengaruhi jiwa pemain, meliputi observasi; diskusi; dan latihan
alam.
8) Koordinasi, meliputi: mengumpulkan semua yang terlibat, baik para
pemain, tim
penata panggung; tim
penata cahaya
,
penata rias dan
busana, pemusik, dan tim produksi untuk tumbuh bersama dalam
menyukseskan pertunjukan teater.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
116
b.
Stage Manager
Stage manager
atau manajer panggung adalah orang yang bertugas
mengelola dan mengoordinasi segala hal di panggung. Adapun tugas
stage manager
sebagai berikut.
1) Mengecek kondisi panggung pertunjukan, baik dari segi keselamatan
dan keamanan pemain serta kru panggung, serta menjaga kenya-
manan penonton.
2) Mencukupi kebutuhan pemain serta kru panggung sewaktu meng-
injakkan kaki di tempat pertunjukan.
3) Terakhir mengecek dan kroscek kesiapan semua tim yang terlibat
dalam pertunjukan sebelum pertunjukan dimulai.
c. Penata Cahaya
Fungsi penataan cahaya dalam sebuah pertunjukan adalah untuk
memunculkan efek dramatik, estetik, dan artistik. Pada hakikatnya
penata cahaya haruslah menyadari tugasnya sebagai penata cahaya.
Penata cahaya harus memahami fungsi cahaya dalam sebuah pertun-
jukan teater, yaitu sebagai berikut.
1) Cahaya sebagai penerangan (
general illumination
), maksudnya mem-
punyai tujuan sebagai penerangan suatu tempat atau ruangan
dalam panggung agar tidak terkesan gelap.
2) Cahaya sebagai penyinaran (
specific illumination
) mengandung
maksud dan tujuan yang lebih kompleks, yaitu menerangi bagian-
bagian tertentu, seperti: pentas, properti, ataupun pemain. Hal ini
bertujuan untuk menimbulkan efek dramatik atau efek suasana
tertentu lebih mengena.
Ada tiga macam peralatan tata cahaya yang utama diperlukan,
yaitu
striplight
(lampu berderet),
spotlight
(lampu memusat), dan
flood-
light
(lampu tanpa filter).
d. Penata Busana
Busana merupakan pakaian serta perlengkapan (aksesoris) yang
digunakan oleh tokoh di atas pentas. Fungsi busana adalah membantu
menghidupkan pelaku, yaitu agar busana yang dikenakan sanggup
menunjukkan siapa tokoh itu sesungguhnya. Oleh sebab itu, hendaknya
busana yang dikenakan oleh seorang tokoh mampu menampilkan kepri-
badiannya, status sosialnya, maupun usianya.
Fungsi busana yang lain adalah mengindividualisasikan peranan,
yaitu agar busana yang dikenakan dapat membedakan seorang
peranan dengan peranan lain, di samping mampu menunjukkan latar
(kapan dan di mana). Fungsi lainnya adalah memberikan fasilitas dan
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
117
membantu gerak pelaku, yaitu agar busana serta perlengkapan yang
dikenakan tidak membatasi gerak, tetapi hendaknya dapat memberi
keleluasaan pemeran untuk melakukan akting.
e. Penata
Setting
Ruang merupakan bentuk panggung untuk menciptakan tempat
guna kepentingan gerak pemeran, dan juga untuk mewujudkan latar
(aspek ruang). Oleh sebab itu, konsep ruang dalam pembahasan ini
adalah mengenai bentuk panggung.
Ruang sebagai media laju gerak pemainnya dalam berekspresi.
Aktor atau pemeran ditempatkan sebagai unsur yang esensial bermain
di panggung. Kedudukan latar dapat diatur secara sederhana sepanjang
dapat membantu gerak pemeran. Panggung yang hendak diwujudkan
hendaklah dapat mendukung permainan tokoh sebagaimana yang di-
kehendaki dalam naskah. Dengan demikian, kehadiran dan pengaturan
panggung diupayakan tidak menenggelamkan tokoh, tetapi justru
dapat membantu tokoh.
f.
Penata Rias
Tata rias adalah seni menggunakan alat dan bahan-bahan kosmetik
untuk mewujudkan karakter wajah tokoh. Sedangkan tugas perias
menurut Harymawan (1988, halaman 134), adalah memberikan ban-
tuan dengan jalan memberikan dandanan atau perubahan-perubahan
pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan suasana
yang kena dan wajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
merias wajah karakter tokoh dalam seni teater adalah pencarian karak-
ter alami seorang tokoh dalam keadaan keseharian masyarakat.
g. Penata Musik
Musik dapat berkedudukan sebagai unsur dan dapat pula sebagai
faktor dari sebuah pertunjukan teater. Dalam teater modern, seringkali
kehadiran musik hanyalah sebagai faktor untuk membantu atau men-
dukung pertunjukan tersebut. Secara umum pertunjukan drama dapat
ditinjau melalui lihatan dan dengaran, maksudnya seni pertunjukan ini
bisa secara visual dapat dilihat dan secara auditif dapat pula didengarkan.
Perlu kamu pahami bahwa pertunjukan kelompok teater merupa-
kan bangunan yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena
itu, wilayah pemanggungan dan wilayah keproduksian harus saling
bahu-membahu menyukseskan pertunjukan yang akan dilakukan oleh
kelompok teater.
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
118
Kamu sudah memahami unsur-unsur dari kelompok kerja teater
dalam menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater, yaitu wilayah
keproduksian dan wilayah pemanggungan. Sekarang tugas kamu
sebagai berikut.
1. Membentuk tim untuk mengisi wilayah keproduksian!
2. Membentuk tim untuk mengisi wilayah pemanggungan!
3. Tentukan naskah yang akan diproduksi bersama! Kamu bisa
menggunakan naskah yang terdapat pada lampiran di buku
ini maupun meminjam naskah dari kelompok teater profesional
di daerahmu!
4. Selamat mencoba memproduksi dan mencipta pertunjukan
teater!
Keberhasilan suatu pertunjukan teater ditentukan oleh unsur-
unsur yang saling bekerja sama dan solid. Kelompok teater yang
solid, berproses secara militan, serta cerdas dalam meraih peluang
dan gagasan di dunia teater setidaknya kelompok itu sudah menun-
jukkan semangat untuk maju.
Sutradara ialah orang yang mengaktualisasikan teks atau naskah
ke atas panggung. Ia akan dihadapkan pada pemeran (pemain), staf
panggung seperti tim penata artistik, serta publik atau penonton.
Pimpinan produksi bertugas mengatur jalannya segala kepro-
duksian dari pengaturan jadwal pementasan, kesejahteraan tim
panggung, pencarian dana, perizinan, dokumentasi, dan publikasi.
Wilayah pemanggungan (sutradara) dan pimpinan produksi
harus saling memahami dan bekerja sama agar pertunjukan teater
berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Kamu sudah mempelajari cara merancang pertunjukan teater dan mene-
rapkan prinsip kerja sama dalam berteater. Masihkah kamu mengalami kesulitan
dengan materi tersebut? Kalau kamu masih mengalamai kesulitan, mintalah
bantuan kepada guru pengampumu untuk menjelaskan materi tersebut.
Bab 10
- Mengekspresikan Karya Seni Teater
119
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Orang yang bertugas mengatur jalannya pemanggungan adalah
....
a. pimpro
b.
setting
c.
sutradara
d. pemain
2. Personil yang bertugas mengelola urusan keproduksian secara
menyeluruh adalah ....
a. pimpinan produksi
b. sutradara
c.
pemain
d. dokumentasi
3. Apabila ingin pertunjukan kita diakses oleh orang lain, maka tugas
divisi ... untuk merealisasikannya.
a. penata cahaya
b. publikasi
c.
sutradara
d. pemusik
4. Personil yang bertanggung jawab untuk menciptakan ilustrasi bunyi
dalam pertunjukan adalah ....
a. pemusik
b.
setting
c.
dekorasi
d. pemain
5. Seorang pemain membutuhkan riasan untuk memperkuat karakter
tokoh yang diperankannya. Hal ini menjadi tugas tim ....
a.
make up
b. kostum
c.
dekorasi
d. pemain
6. Personil yang bertanggung jawab untuk menyampaikan visi dan
misi dalam naskah adalah ....
a. pemusik
b. seting
c.
dekorasi
d. pemain
Seni Teater SMP/MTs Kelas IX
120
7. Surat-surat perizinan dan proposal dikerjakan oleh ... dalam sebuah
proses teater.
a. bendahara
b. sekretaris
c.
dekorasi
d. pemusik
8.
Casting
berdasarkan kecakapan yang terbaik dan terpandai sebagai
pemeran utama, serta menjadikan pemain dengan tokoh-tokoh yang
penting dan sukar termasuk menggunakan cara ....
a.
casting to type
b.
educational casting
c.
casting by ability
d.
therapeutic casting
:
9. Di bawah ini termasuk ke dalam tata teknis pentas,
kecuali
....
a. tata busana
b. tata kostum
c.
pemain
d. dekorasi
10. Berikut ini adalah elemen pertunjukan teater,
kecuali
....
a. pemusik
b. pemain
c.
pembaca ulasan teater di surat kabar
d. sutradara
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud sutradara?
2. Sebutkan tugas sutradara!
3. Apakah yang dimaksud pimpinan produksi?
4. Apakah yang dimaksud pemain!
5. Jelaskan cara merancang pertunjukan teater!