Halaman
10
Hidup Sehat
dan Bermanfaat
A. Menyimpulkan Pikiran, Pendapat, Gagasan Tokoh/
Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara
B.
Menemukan Informasi Secara Cepat dari Tabel/Diagram
yang Dibaca
C.
Menulis Kreatif Puisi tentang Keindahan Alam
D. Menjelaskan secara Lisan Latar Cerpen dengan Realitas
Sosial
202
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
A. Menyimpulkan Pikiran, Pendapat, Gagasan, Tokoh/Narasumber
yang Disampaikan dalam Wawancara
Setiap hari, kita mendengar dan menyaksikan kegiatan wawancara dari media elektronik. Banyak
pikiran, pendapat, dan gagasan penting dapat kita peroleh setelah kita mendengarkan wawancara. Pada
pembelajaran ini, kamu diajak mendengarkan wawancara, menuliskan pikiran, pendapat, dan gagasan
penting penting dari wawancara yang kamu dengar, dan menyimpulkannya.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi dalam
pembelajaran ini adalah (1) memahami kompetensi (tujuan pembelajaran) yang akan dikembangkan, (2)
mendengarkan dan mencatat pokok pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dalam wawancara, dan
(3) menyampaikan secara lisan hasil menyimak wawancara, dan menulis kesimpulan hasil wawancara.
Pada pelajaran ini, kamu akan belajar menyimpulkan pikiran, pendapat,
gagasan tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara, menemukan
informasi secara cepat dari tabel/diagram yang dibaca, menulis kreatif puisi
tentang keindahan alam, dan menjelaskan secara lisan latar cerpen dengan
realitas sosial. Kegiatan menyimpulkan pikiran, pendapat, gagasan tokoh dalam
wawancara bertujuan agar kamu mengetahui informasi secara tepat dan jelas.
Kegiatan membaca tabel/diagram bertujuan agar kamu mudah menemukan
informasi karena data disajikan secara ringkas dan sederhana. Kegiatan
menulis puisi bertujuan agar kamu dapat menuangkan gagasan-gagasan puitis
berdasarkan keindahan alam. Kegiatan menjelaskan latar cerpen dengan realitas
sosial bertujuan agar kamu dapat menemukan keterkaitan latar yang terdapat
dalam cerpen dengan realitas sosial.
Hidup Sehat dan Bermanfaat
10
203
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Kegiatan wawancara terhadap seorang
narasumber seringkali ditayangkan dalam
siaran televisi. Kegiatan wawancara dilakukan
dengan tujuan untuk menggali informasi,
pendapat, dan pemecahan masalah menurut
narasumber. Narasumber dipilih dengan
pertimbangan keahlian atau pengalamannya
dalam bidang tertentu.
Narasumber banyak mengungkapkan
pokok pikiran, pendapat, atau gagasan dalam
jawaban-jawaban yang disampaikannya. Po-
kok pikiran adalah ide-ide pokok yang dikemukakan narasumber dalam menjelaskan
sebuah masalah. Adapun pendapat adalah pandangan pribadi terhadap masalah.
Gagasan dapat diartikan sebagai ide yang secara umum dikemukakan narasumber
dalam memecahkan masalah.
Pokok pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dapat diketahui dengan cara
mencermati setiap pertanyaan pewawancara dan jawaban narasumber. Perhatikan
contoh berikut.
Pada teks tersebut, narasumber mengemukakan pokok pikiran bahwa dia
menerapkan pola hidup yang teratur dan pendapat tentang pentingnya jadawal
hidup sehari-hari. Jika wawancara tersebut dilanjutkan dapat ditemukan misalnya,
jenis makanan yang dikonsumsi, jam istirahat, jam kerja, dan olahraga yang ditekuni.
Dari jawaban-jawaban tersebut, dapat disimpulkan gagasan umum yang disampaikan
narasumber.
1.
Mendengarkan dan Mencatat Pokok Pikiran, Pendapat, dan Gagasan Nara-
sumber yang Disampaikan dalam Wawancara
Pewawancara : Tampaknya
fi
sik Anda sangat bugar. Bagaimana Anda menjaga kesehatan agar
tetap bugar dan bisa tampil prima?
Faradilla : Saya menerapkan pola hidup yang teratur. Saya bekerja, makan, istirahat, dan
berolahraga secara teratur.
Pewawancara : Anda membuat jadwal secara ketat untuk aktivitas sehari-hari?
Faradilla
: Ya. Saya menyadari hal itu sebagai sesuatu yang penting, agar tubuh kita tidak
sering kaget oleh ketidakteraturan aktivitas.
204
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
a.
Bacalah contoh laporan mendengarkan wawancara berikut dan identi
fi
kasikan
unsur-unsurnya!
Nama Stasiun Televisi/Radio
: Televisi Majapahit
Nama Acara
: Dengar Nasihat Dokter
Jam Tayang : 17.00—17.30
Tema
: Diet Sehat dan Seimbang
Pokok Pikiran
1)
Banyak diet dilakukan secara salah karena asupan gizi yang dikonsumsi tidak
seimbang
2)
Gizi tidak seimbang memunculkan efek negatif, yaitu mengganggu metabolisme
tubuh.
3)
Diet bukan berarti memakan sedikit makanan, melainkan menjaga keseimbangan gizi
dalam makanan.
4)
Ada beberapa jenis makanan yang boleh dimakan dengan porsi normal dan ada
beberapa jenis makanan yang tidak boleh dimakan dengan porsi normal dalam diet.
5)
Kunci sukses diet adalah kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri
Berdasarkan pokok pikiran yang telah disimpulkan tersebut dapat dikemukakan
kesimpulan gagasan umum narasumber seperti contoh berikut!
Pokok Pikiran
a. Banyak diet dilakukan secara salah karena
asupan gizi yang dikonsumsi tidak seimbang
b. Gizi tidak seimbang memunculkan efek negatif,
yaitu mengganggu metabolisme tubuh.
c. Diet bukan berarti memakan sedikit makanan,
melainkan menjaga keseimbangan gizi dalam
makanan.
d. Ada beberapa jenis makanan yang boleh dimakan
dengan porsi normal dan ada beberapa jenis
makanan yang tidak boleh dimakan dengan porsi
normal dalam diet.
e. Kunci sukses diet adalah kemauan yang kuat dari
dalam diri sendiri
Kesimpulan Gagasan
Umum
Diet yang sukses
dapat dicapai dengan
memperhatikan
keseimbangan asupan
gizi dan didukung
kemauan diri yang
kuat sehingga tidak
menimbulkan efek negatif.
205
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Kerjakan pelatihan berikut secara perseorangan!
a.
Pilih dan simaklah sebauah acara wawancara yang ditayangkan di televisi atau
disiarkan di radio, khususnya yang berhubungan dengan topik kesehatan!
b.
Catatlah pokok pikiran, pendapat, dan gagasan penting penting yang dikemu-
kakan narasumber dalam kegiatan wawancara tersebut! Gunakan format laporan
seperti contoh!
2.
Menyampaikan secara Lisan Hasil Menyimak Wawancara
Kerjakanlah pelatihan berikut ini!
a.
Bentuklah kelompok dengan anggota 3—4 orang!
b.
Sampaikanlah secara lisan catatanmu yang berisi pokok pikiran, pendapat, dan
gagasan narasumber!
c.
Pilihlah salah seorang anggota kelompokmu untuk menyampaikan hasil simakan
tersebut di depan kelas dan mintalah kelompok lain untuk memberi tanggapan
atau penilaian!
3.
Menuliskan Simpulan Hasil Simakan
Kerjakan pelatihan berikut!
a.
Tulislah sebuah karangan pendek yang berisi kesimpulan wawancara yang kamu
dengarkan.
b. Tukarkan karanganmu dengan salah seorang kawanmu, kemudian lakukan
penilaian silang. Gunakan rambu-rambu penilaian berikut!
Aspek
Panduan Pertanyaan
Ya
Tidak
Ketepatan
simpulan
Apakah simpulan benar-benar disarikan
dari semua pikiran pokok yang telah
dicatat?
Kejelasan
simpulan
Apakah rumusan simpulan dapat
dipahami dengan mudah?
Ejaan dan tanda
baca
Apakah tidak ada kesalahan dalam
penulisan ejaan dan tanda baca?
206
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
B. Menemukan Informasi Secara Cepat dari Tabel/Diagram
yang Dibaca
Di dalam suatu bacaan, baik berupa buku, artikel, laporan, maupun jenis yang lainnya biasanya
adakalanya disertakan tabel. Untuk itu, kita memerlukan keterampilan khusus membaca tabel. Pada
pembelajaran ini, kamu diajak berlatih menemukan beragam informasi dari tabel/diagram secara cepat,
lalu mengajukan pertanyaan terkait dengan isi tabel atau diagram.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menemukan
informasi secara cepat tabel/diagram yang dibaca yang dilatihkan adalah (1) memahami tujuan
pembelajaran, (2) memahami penjelasan dan latihan untuk mengetahui fungsi tabel/diagram, (3)
memahami cara atau petunjuk untuk menemukan informasi secara cepat dari tabel, dan (4) menjawab
dan mengajukan pertanyaan terkait isi tabel.
1. Mengidenti
fi
kasi Isi dan Fungsi Tabel
Apa kamu sudah memahami fungsi tabel atau diagram?
Pemahamanmu dapat kamu perdalam dengan mengamati dan membaca contoh-
contoh berikut ini!
Tabel Prakiraan Ketersediaan dan Kebutuhan Buah-buahan Utama
Periode September—Desember 2007
Komoditas
Kondisi
(
ribu ton
)
Produksi
Kebutuhan
Surplus
Jeruk 39,97
33,77
6,2
Mangga
25,69
9,44
16,25
Melon
2,68
1,93
0,75
Semangka
13,83
12,05
1,78
Pisang
95,35 82,07
13,28
Nenas
12,52
9,66
2,86
Pepaya
31,06
26,95
4,11
207
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Bacalah teks berikut dengan teliti!
Kebutuhan Buah-buahan Meningkat
Konsumsi buah-buahan juga akan meningkat pada periode Ramadhan, Idul Fitri, dan hari-
hari besar keagamaan lainnya. Kebutuhan buah-buahan yang mengalami peningkatan, antara lain
jeruk, mangga, melon, semangka, pisang, nanas, dan pepaya. Untuk itu, dilakukan pemantauan
keadaan produksi pada sentra produksi dan pasar pada beberapa kota besar yang dapat mewakili
pemanfaatan dan pola konsumsi penduduk Indonesia pada umumnya. Kota tersebut antara lain:
Semarang, Makassar, Denpasar, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Dari hasil pemantauan
dan prognosa, maka secara umum, ketersediaan buah–buahan utama menghadapi hari besar
keagamaan dianggap cukup atau bahkan surplus.
Ketersediaan buah-buahan utama dikatakan surplus. Hal ini terlihat, misalnya, kebutuhan
buah mangga mencapai 9,44 ribu ton. Untuk itu, jumlah produksi ditingkatkan menjadi 25,69 ribu ton.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mangga. Hal serupa juga dialami buah-buah
lainnya. Dengan adanya peningkatan jumlah produksi ini, diharapkan agar kebutuhan buah-buahan
utama dapat terpenuhi.
Berdasarkan pengalaman selama ini, periode September—Desember merupakan musim
puncak produksi buah-buahan. Buah-buahan tersebut terutama buah-buahan tahunan, seperti
mangga, rambutan, durian, duku, dan lain-lain. Dengan demikian, pada periode ini, terjadi surplus
produksi yang cukup besar. Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan adalah mengintensifkan distribusi
dan pemasaran, meningkatkan pasokan pada industri pengolahan hasil maupun ekspor.
Ketersediaan buah-buahan juga sebagian kecil berasal dari impor, terutama pasokan untuk
pasar swalayan, pasar modern, serta hotel dan restauran bertaraf internasional. Jumlah pasokan
buah-buahan impor pada tahun 2006 hanya sekitar 2,33 persen dari produksi nasional, menurun dari
2,80 persen pada tahun 2005. Impor buah-buahan ini terutama buah-buahan subtropis yang tidak
diproduksi di dalam negeri, seperti apel, pir, anggur, jeruk mandarin, jeruk kino, stroberi, lechy, kiwi,
dan lain-lain.
Kerjakan pelatihan berikut!
Setelah membandingkan informasi dalam bentuk tabel dan narasi tersebut,
jawablah pertanyaan berikut dengan berdiskusi kelompok!
a.
Jelaskan perbedaan antara teknik penyajian informasi melalui tabel dan narasi!
b.
Hal-hal apa yang diinformasikan melalui tabel?
208
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
c.
Manakah informasi yang dapat ditangkap dengan cepat dan mudah? Apa
alasannya?
d.
Manakah dari kedua penyajian informasi tersebut yang menurut kelompokmu
lebih menarik? Mengapa?
e.
Tunjukkan kelebihan dan kekurangan informasi yang dikemas hanya dalam
bentuk tabel!
f.
Tunjukkan kelebihan/kekurangan informasi yang hanya disajikan dalam bentuk
narasi?
g.
Simpulkan fungsi tabel!
2.
Menemukan Informasi secara Cepat dari Tabel
Bacalah tabel berikut kemudian kerjakan pelatihan yang menyertainya!
Tabel 1: Stok Jagung Nasional
(Sumber: Jhon C. Baize Associates, 2006 via
Kompas
, 26 September 2006 dengan penggenapan)
Jawablah pertanyaan berikut!
a.
Berapa jumlah stok jagung nasional dari tahun 1996--2006?
b.
Kapan jumlah stok jagung mencapai jumlah tertinggi?
c.
Kapan jumlah stok jagung mencapai jumlah terendah?
d.
Kapan jumlah stok yang mengalami peningkatan tertinggi antartahun?
e.
Kapan jumlah stok jagung mengalami penurunan tertinggi antartahun?
No.
Tahun Penyetokan
Stok Jagung (per Juta Ton)
1.
1996
165
2.
1997
166
3.
1998
190
4.
1999
193
5.
2000
173
6.
2001
150
7.
2002
126
8.
2003
104
9.
2004
131
10.
2005
130
11.
2006
92
209
Hidup Sehat dan Bermanfaat
3.
Menjawab Pertanyaan Terkait dengan Diagram
Selain disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, data dan informasi juga dapat
disajikan melalui diagram. Dalam diagram, informasi selain disajikan dalam bentuk
angka juga disajikan secara visual. Macam-macam diagram antara lain, diagram
batang, diagram pohon, diagram pencar, dan diagram alir.
Baca dan cermatilah informasi dalam diagram batang berikut ini, kemudian
jawablah pertanyaan yang menyertainya!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut terkait dengan diagram tersebut!
a.
Apakah judul diagram tersebut?
b.
Negara manakah yang dikategorikan paling bersih dari tindak korupsi di Asia?
c.
Negara manakah yang paling korup di Asia?
d. Dibandingkan dengan tahun 2003, tingkat korupsi di Indonesia mengalami
peningkatan ataukah penurunan?
e.
Simpulan apa yang dapat kamu tarik dari diagram tersebut?
210
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
4.
Mengajukan Pertanyaan tentang Isi Tabel/Diagram
Banyak hal dapat ditanyakan dari tabel. Pertanyaan tentang tabel akan membantu
kamu memahami isi tabel dengan baik. Lakukanlah kegiatan berikut ini!
a.
Berkelompoklah 3--4 orang!
b.
Carilah contoh tabel atau diagram!
c.
Temukanlah informasi berdasarkan tabel atau diagram tersebut!
d.
Ajukanlah pertanyaan kepada kelompok dengan panduan berikut!
1) Judul tabel
2)
Informasi yang disajikan
3) Kesimpulan isi
4) Sumber
Apakah Ciri Tabel?
∞
Daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) fakta/informasi yang biasanya hanya berupa nama dan
bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur tertentu dengan garis
pembatas sehingga dapat dengan mudah dibaca.
∞
Cara penyajian data secara sistematis dalam kolom dan lajur, sesuai dengan klasi
fi
kasi
masalah.
∞
Tujuan penggunaan tabel adalah agar pembaca dapat memahami dan menafsirkan data
secara cepat dan menemukan hubungan antardata.
Apakah Ciri Diagram?
∞
Diagram menyampaikan sesuatu yang rumit secara mudah, namun memberikan gambaran
suatu data secara efektif, lengkap, padat, singkat, dan sederhana.
∞
Diagram memperlihatkan jalannya pelaksanaan/peristiwa.
∞
Diagram merupakan penggambaran kuantitas dengan menghubungkan unsur-unsur yang
terletak pada garis horisontal dan vertical.
∞
Β
anyak hal yang harus diuraikan secara panjang lebar dapat ditunjukkan dalam sekejap
dengan diagram.
C.
Menulis Kreatif Puisi tentang Keindahan Alam
Alam merupakan sumber inspirasi bagi penyair untuk menulis puisi. Seperti pelatihan yang lalu,
kali ini kamu diajak menulis puisi dengan memanfaatkan keindahan alam sebagai sumber inspirasi.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menulis kreatif
puisi tentang keindahan alam yang dilatihkan adalah (1) memahami tujuan pembelajaran, (2) memahami
penjelasan cara penyair menuangkan idenya ke dalam bentuk puisi, (3) mengamati objek yang akan
digunakan sebagai ide penulisan puisi, (4) memahami penjelasan cara atau petunjuk menemukan
gagasan dan menuangkannya ke dalam bentuk puisi, (5) memahami cara menyunting puisi, dan (6)
211
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Ramadhan K.H.
TANAH KELAHIRAN
Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohonan pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang – Tangkubanprahu.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke pewayangan.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.
Dalam puisi “Tanah Kelahiran 1” karya Ramadhan K.H., dapat kita lihat bahwa
selain melukiskan gunung Burangrang dan Tangkubanprahu, diselipkan juga keceriaan
kehidupan para gadis. Penulis mengaitkan jejak dari gunung ke suatu cerita mengenai
dirinya dan kenangan manis kampung halamannya, mungkin kenangan masa kecilnya.
Kenangan itu mungkin sudah tidak dapat ditemukan lagi pada masa kini. Keadaan
yang ada adalah hutan yang gundul, rumah-rumah beton, dan sebagainya.
menulis puisi keindahan alam berdasarkan cara atau petunjuk tersebut. Pada akhir pembelajaran, kamu
akan melakukan kegiatan re
fl
eksi.
1.
Memahami Contoh Puisi tentang Keindahan Alam
Keindahan alam semesta begitu banyak. Keindahan alam bukan hanya gunung,
sungai, lautan, teluk, hutan, dan kolam. Akan tetapi, planet, langit, awan, kandungan
bumi, kandungan bulan, matahari, kicauan burung, cuaca, musim, dan sebagainya
merupakan sumber inspirasi tentang keindahan alam.
Bacalah puisi berikut dengan cermat!
212
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Dalam puisi berikut, penyair R. Dayoh mendeskripsikan perahu layar yang
digambarkan sedang berjalan dengan lancar, air laut yang berbuih memutih, bendera,
pelaut yang gagah dan tabah.
PELAUT
Karya R. Dayoh
Perahu layar, melancar gembira,
Bercermin ria di kandung segara,
Gempita air berbuih, memutih,
Menyanyi kidung pelaut yang sakti,
Bendera Indonesia,
Melagu tembang megahnya pelaut,
Yang gagah berani menghadapi maut,
Menangkis gelombang bertalu-talu.
Sekarang panji leluhur berdendang,
Bersyair ragam Angkatan Baru,
Semangat raga berkobar berjuang,
Mengangkat hormat derajat dahulu.
Bersorak ramai, pemuda berlayar,
Mengarung selat, jelajah Samudera,
Menghimpun jasa perkasa perwira
Diancam maut tawakal dan sabar
(Depdikbud, 1995)
Bandingkan dengan cara Chairil Anwar. Chairil mengangkat kata perahu sebagai
simbol kehidupan, penyair merasa pesimis, merasa hidupnya tidak akan lama lagi.
213
Hidup Sehat dan Bermanfaat
CINTAKU JAUH DI PULAU
Karya Chairil Anwar
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
Di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi terasa
Aku tidak akan sampai padanya
Di air yang tenang di angin mendayu
Di perasaan pengabisan segala maju
Ajal bertakha, sambil berkata
“Tunjukkan perahu ke pangkuanku saja”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
Manisku jauh di pulau,
Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
(Semi, 1988:244)
Dari tiga contoh puisi tersebut, kamu dapat menemukan bahwa cara mereka
menulis puisi bukan memberitahukan, melainkan mendendangkan. Mereka pun banyak
memanfaatkan perulangan bunyi, baik di dalam maupun di akhir larik. Perulangan
bunyi ini akan melahirkan irama. Irama adalah paduan yang menimbulkan unsur
musikalitas, baik berupa alunan keras-lunak, tinggi rendah, panjang-pendek, dan kuat-
lemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta
nuansa makna tertentu. Timbulnya irama itu selain akibat penataan rima juga akibat
pemberian aksentuasi dan intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan
secara oral.
214
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Kerjakan pelatihan berikut!
a. Tulislah lima buah kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan
keindahan alam dari setiap puisi!
b.
Tulislah lima baris yang digunakan penyair untuk menggambarkan keindahan
alam dari setiap puisi!
c.
Simpulkan keindahan alam yang digambarkan oleh penyair dalam setiap puisi!
2. Menemukan Gagasan untuk Menulis Puisi tentang Keindahan Alam
Mungkin kamu bertanya tentang bagaimana cara menemukan gagasan untuk
menulis puisi tentang alam? Mulailah dengan melihat! Apa yang kamu lihat adalah
sumber gagasan yang bernilai tinggi. Misalnya, kita melihat pantai di saat menjelang
siang hari. Sangat indah, bukan? Nah, mulailah mencatat hasil pengindraanmu.
Misalnya tentang airnya yang jernih, suara debur ombaknya yang menentramkan hati
atau berubah ganas. Rasakan dan amati lebih teliti lagi, misalnya, tampak pada gambar
berikut ini!
Wow, ternyata ada benda di atas permukaan lautnya. Ada perahu, mungkin juga
ada orang. Jangan lupa untuk mencatatnya!
Setelah dirinci, apa tindakanmu selanjutnya? Pejamkanlah mata dan
konsentrasikan ingatan ke sana, rasakan segarnya udara di pinggir pantai! Dengarkan
215
Hidup Sehat dan Bermanfaat
deburan ombak atau mungkin kicauan burung! Lihat kegiatan orang-orang di
sekitarnya. Apa tanggapanmu tentang alam yang kamu lihat, dengar, dan rasakan?
Wah, mungkin kamu merasa betah di sana. Makin dekat kamu melihat, makin
tampak jelas begitu perbedaaanya dengan pandangan semula. Suara ombak mungkin
mengingatkan kita akan kehidupan nelayan. Para nelayan sangat ceria. Kapal-kapal
dapat berlayar dan berlabuh dengan sempurna. Air menjadi sahabat setia. Akan
tetapi, aroma, suara, rasa yang tadinya begitu merangsang kenyamananmu, mungkin
menjadi rangsangan kurang sedap jika kamu mempunyai kenangan yang menyakitkan
tentang pantai dan lautnya. Mungkin juga pantai mengingatkan kita akan dahsyatnya
air, keganasan tsunami. Ada orang yang terseret air. Ada banjir. Air menjadi musuh
kita. Coba tuangkan pengalaman itu dalam catatan harian!
Kerjakan pelatihan berikut!
a.
Pilihlah sebuah kawasan lingkungan alam yang indah.
b.
Hayatilah pemandangan indah yang kamu temukan, kemudian deskripsikan hal-
hal yang kamu amati!
c.
Renungkan perasaan yang dalam dirimu, kemudian nyatakan sikapmu. Misalnya,
rasa kagum, rasa syukur, atau rasa rindu.
d.
Tulislah gagasan yang akan kamu tulis dalam puisi berdasarkan perasaan yang
mengendap dalam dirimu! Renungkan dan pahami baik-baik gagasan yang
sesungguhnya ingin kamu ekspresikan.
3. Menuangkan Gagasan Menjadi Puisi
Tulislah puisi berdasarkan gagasan yang telah kamu pilih. Gunakan kata-kata
dan kalimat yang dapat mengekspresikan penghayatanmu terhadap keindahan alam!
4. Menyunting Puisi Karya Sendiri
Penyuntingan puisi dilakukan dengan cara berikut.
a.
Mengganti kata yang kurang puitis dengan sinonimnya yang lebih puitis (bunga
diganti kembang, sedih diganti duka).
b.
Memadatkan ide (menghilangkan kata yang tidak perlu).
c.
Mengubah kalimat dengan gaya bahasa yang sesuai.
d. Menghilangkan ide yang tidak sejalan dengan pokok persoalan yang akan
diungkapkan.
216
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Amati contoh penyuntingan puisi berikut!
Suara bising mesin bus mulai dibunyikan
dinyalakan
anak-anak sibuk mengambil
menjumput
Kacang yang tertumpah
Suara sumbang pengamen
menambah suasana pengap
jengah
Anak kurus
mengangkat kerdus
menghadapi hidup keras
menyongsong
Tak peduli dalam cuaca panas
menggapai angan tanpa batas
5. Mempublikasikan Karya Puisi
Lakukanlah kegiatan berikut!
a.
Bacalah sekali lagi puisi yang telah kamu tulis!
b.
Suntinglah kata-kata dan baris-barisnya!
c.
Jika ada kata yang kurang puitis, gantilah!
d.
Padatkanlah idemu!
e.
Ubahlah dengan gaya bahasa yang sesuai!
f.
Buanglah ide yang tidak sejalan!
g.
Guntinglah! Coretlah! Gantilah! Ayo, sempurnakan puisimu!
D. Menjelaskan Secara Lisan Latar Cerpen dengan Realitas
Sosial
Pada bagian ini kamu akan berlatih menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek)
dengan realitas sosial masa kini. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendata latar cerpen.
Tahap berikutnya adalah mengaitkan latar hasil pendataan dengan realitas sosial masa kini.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menjelaskan latar
dalam cerpen dengan realitas sosial adalah (1) memahami tujuan pembelajaran, (2) membaca dan
memahami isi cerpen, dan (3) mengidenti
fi
kasi latar cerpen, (3) menjelaskan hubungan antara latar
dalam cerpen dengan realitas sosial.
217
Hidup Sehat dan Bermanfaat
1. Membaca dan Memahami Isi Cerpen
Bacalah cerpen berikut ini!
Ibu Pergi ke Laut
Karya: Eddie Hara
Ayah bilang ibu pergi ke laut. Waktu aku tanya kenapa ibu tidak pulang, ayah
menjawab, ibu mungkin tidak pulang. Tentu saja kemudian aku bertanya apakah ibu tidak
kangen padaku? Dan ayah menjawab, tentu saja ibu kangen dan tetap sayang padaku. Tapi
kenapa ia tidak pulang? Apakah ada seorang anak sepertiku yang ada di laut sehingga ibu
tidak mau pulang ke rumah ini? Sepasang mata ayah kemudian berair.
Ibu seperti juga ayah, sering sekali pergi. Mereka bisa pergi berhari-hari. Terakhir yang
kuingat, malam sebelum ibu pergi, aku melihat ia mengepak barang di dalam tas besar. Enak
jadi orang yang sudah besar, pakaiannya banyak. Pagi sebelum ia pergi, ia sempat mencium
pipiku, lalu seperti biasanya, ia mencium pipi ayah, kemudian ayah mengantar ibu. Enak jadi
orang yang sudah besar, bisa pergi ke mana-mana dan tidak harus terus berada di rumah.
Sewaktu ibu mengepak barang, seperti biasanya aku bertanya apakah ia akan pergi ke
Jakarta seperti biasanya? Ibu menggeleng. Apakah ke Surabaya? Apakah akan ke Medan?
Apakah akan ke Bali? Ibu juga menggelengkan kepala. Lalu aku bertanya, terus pergi ke
mana? Ibu bilang pergi agak jauh, ibu mau pergi ke Aceh. Aku bingung. Di manakah Aceh
itu? Lalu ibu menjelaskan bahwa kalau pergi ke sana kita harus menyeberangi laut. Ibu akan
naik kapal? Ibu kembali menggelengkan kepala. Ia menjawab akan naik pesawat terbang.
Wah, kenapa tidak naik kapal? Kan enak, bisa melihat banyak air. Ibu hanya tersenyum dan
mencium pipiku. Ada saatnya aku tidak suka dicium, apalagi jika ciuman itu meninggalkan
rasa panas di pipi. Kenapa banyak orang yang mencium pipiku, tapi terasa sangat panas.
Tapi lama ibu tidak juga pulang, setiapkali aku bertanya di mana ibu, ayah menjawab,
ibu pergi ke laut. Enak jadi orang yang sudah besar, setelah pergi ke suatu tempat bisa
langsung pergi ke tempat lain. Setelah pergi ke Aceh, bisa pergi ke laut.
Semua orang tiba-tiba terlihat makin sayang sama aku. Tetangga-tetanggaku,
tante-tanteku, semua terlihat semakin sayang. Nenek dan kakekku bahkan perlu tinggal
berminggu-minggu setelah ibu pergi ke laut. Bergantian mereka mengelus-elus rambut dan
memelukku, apalagi ketika menonton televisi. Di televisi, aku melihat banyak bangunan yang
rusak. Aku melihat air yang berlimpah banyak menghanyutkan orang dan barang. Aku senang
sekali dengan air. Aku bertanya dari mana air sebanyak itu? Nenek bilang air itu datang dari
laut. Lalu aku teringat ibu. Bukankah ibu ada di laut? Nenek dan kakekku lalu terdiam. Mata
mereka berair.
Ibu tahu aku lebih senang air daripada udara. Aku lebih senang ikan daripada burung.
Dulu ibu sempat bertanya mengapa? Aku menjawab, habis enak kalau main air. Dan ikan-
ikan itu terlihat lebih segar daripada burung. Lagipula, bukankah burung bisa terjatuh ketika
terbang? Sedangkan ikan tidak mungkin jatuh. Aku pernah beberapa kali jatuh. Dan jatuh itu
sakit.
218
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Ibu pintar berenang. Aku sering diajaknya ke kolam renang. Di kolam renang ibu bisa
seperti seekor ikan yang besar. Ia berenang ke sana ke mari. Sering pula aku menumpang di
punggungnya. Dan aku tahu alangkah enaknya menjadi ikan. Aku ingin cepat bisa berenang.
Aku ingin seperti ibuku. Aku ingin seperti ikan.
Aku pernah bertanya kepada ayah, apakah ibu di laut menjadi ikan? Ayah bilang
tidak, ibu tetap menjadi ibu. Tapi berenang terus dan hidup di air bukankah akan membuat
ibu capek? Ayah bilang tidak sebab ibu orang hebat. Aku senang sekali. Ibu memang hebat.
Dan di laut, tentu ibu akan seperti yang pernah diceritakannya. Ibu pernah bercerita bahwa
ada ikan-ikan besar yang baik hati di laut. Ikan-ikan itu banyak menolong kapal-kapal yang
akan tenggelam. Mungkin ia menjadi pemimpin ikan yang senang menolong itu. Kalau aku
sudah bilang seperti itu ke ayah, ia kelihatan bangga, tapi bibirnya kelihatan gemetar dan
matanya kembali berair. Ayah kembali bilang, makanya aku tidak usah menunggu ibu pulang
sebab di laut ibu sedang menunaikan tugas-tugas mulia menyelamatkan kapal yang akan
tenggelam. Aku mengangguk mengerti, dan ayah memelukku. Ada saatnya aku tidak suka
dipeluk, apalagi jika pelukan itu membuat tubuhku terasa sakit.
Sebetulnya aku sangat rindu kepada ibu. Aku rindu cerita-ceritanya, aku rindu diajak
ke kolam renang, aku pengin dibuatkan kue-kue yang enak. Tapi kalau kemudian aku ingat
bahwa ibu harus memimpin ikan-ikan yang baik hati, aku hanya bisa diam. Pasti ibu kasihan
melihat kapal-kapal yang akan tenggelam. Di dalam kapal itu pasti banyak anak kecil
seusiaku yang belum bisa berenang. Ya, ibu harus menyelamatkan mereka. Tapi, setidaknya
aku berharap ibu akan meneleponku seperti yang dulu-dulu jika ia pergi dalam waktu yang
cukup lama. Mungkin di laut tidak ada telepon. Kalu tidak ada telepon, setidaknya ibu bisa
menitipkan surat untukku lewat kapal-kapal yang telah diselamatkannhya. Atau jangan-
jangan ibu terlalu sibuk. Mungkin aku yang harus mengiriminya surat terlebih dahulu. Tapi
aku tidak bisa menulis surat. Lalu aku teringat Mbak Memi.
Siang itu aku menunggu mbak Memi pulang dari sekolah. Ia tinggal di depan rumah
kami. Ia sudah sekolah SD dan temannya banyak. Aku sudah sering bilang ke ibu bahwa aku
pengin juga sekolah. Ibu selalu tersenyum jika aku bilang seperti itu. Katanya, sebentar lagi
aku pasti sekolah. Ketika dari jauh aku melihat Mbak Memi pulang sekolah, aku langsung
bilang ke Bi Nah kalau aku akan main dengan Mbak Memi.
Mbak Memi orangnya baik. Ia sering mengajak dan menemaniku bermain. Dulu, ibu
juga sering mengajak Mbak Memi ke kolam renang. Kalau ibu habis bepergian, ia juga sering
memberi oleh-oleh untuk Mbak Memi. Tapi Mbak Memi terlihat bingung ketika aku bilang
bahwa aku ingin dia menuliskan surat untuk ibuku. Ia bilang, kalau aku ingin menulis surat
untuk ibuku, aku harus tahu alamatnya. Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan alamat.
Kemudian ia bertanya, di mana ibu berada? Aku bilang ibu ada di laut. Mbak Memi diam. Tak
lama kemudian ia terlihat tersenyum.”Dinda, aku tahu bagaimana cara untuk menulis surat
untuk ibumu.”
219
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Ia kemudian mengambil sehelai kertas, dan bertanya padaku apa yang ingin
kusampaikan pada ibuku. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sangat rindu pada ibu,
tapi aku tahu kalau ibu memiliki tugas yang berat, yaitu menyelamatkan kapal-kapal yang
akan tenggelam. Mbak Memi menuliskan pesanku, ia kemudian bertanya, “Ada lagi yang
lain?” aku menggelengkan kepala.
Kemudian kulihat Mbak Memi kembali bingung. Kemudian ia bertanya lagi, “Dinda,
kamu bisa tanda tangan?” Aku bingung. Aku menggelengkan kepala. “Menurut guruku, kalau
kita mengirim surat, lebih baik ada tanda tangannya. Biar ibumu tahu kalau yang mengirim
ini benar-benar kamu. Bukan surat yang palsu.” Aku kembali menggelengkan kepala. Entah
kenapa aku merasa sedih. Enak betul kalau sudah sekolah, diajari membuat surat, diajari
membuat tanda tangan.
“Aku tahu” tiba-tiba Mbak Memi terlihat senang. Lalu ia mengoleskan penanya
ke jempol tanganku dan memintaku untuk menempelkan di kertas surat yang baru saja
ditulisnya. “Dinda ini namanya cap jempol. Itu sama saja dengan tanda tangan.” Aku senang
sekali. “Dinda menurutku lebih baik kamu juga memberi fotomu untuk ibumu. Mungkin ia
membutuhkan fotomu kalau ia kangen sama kamu.”
Aku tersentak. Dengan segera aku balik ke rumah dan mengambil beberapa lembar
foto yang ada di album. Tapi, waktu aku bawa semua ke rumah Mbak Memi, ia bilang cukup
satu saja. Lalu kupilih satu foto sewaktu aku digendong ayah. Bukankah ibu juga butuh foto
ayah jika ia kangen?
Fotoku itu dimasukkan ke amplop dan dilem kuat oleh Mbak Memi. “Dinda, siapa
nama lengkap ibumu?” kali ini aku sangat senang. Aku hafal nama lengkapku, nama lengkap
ayahku dan juga nama lengkap ibuku. Aku juga bisa menuliskan nama-nama itu. Lalu aku
minta pada Mbak Memi agar aku saja yang menuliskan nama lengkap ibuku. Selesai
menulis nama lengkap ibuku, aku mengembalikan amplop itu ke Mbak Memi karena ia yang
harus menuliskan alamat ibuku. Selesai menuliskannya Mbak Memi memberikannya lagi ke
aku sambil menunjukkan di mana aku harus menuliskan namaku sendiri. Selesai sudah. Kini
Mbak Memi membacakannya untukku. “Untuk ibu Maya Sophia di laut. Dari Dinda Sophia
Zaki.” Aku senang sekali. Apalagi sewaktu Mbak Memi membaca nama lengkapku. Namaku
Dinda. Sophia nama ibuku. Zaki nama ayahku.
Mbak Memi kemudian membungkus lagi amplop itu dengan sebuah plastik bening.
Ia bilang supaya tidak basah. Aku bertanya kenapa takut basah? Bukankah akan diantar
pak pos? Mbak Memi menggelengkan kepala. Ia bilang tidak mungkin lewat pak pos. aku
kembali merasa sedih. Lalu lewat siapa? Mbak Memi menjawab lewat kapal-kapalan. Lewat
kapal-kapalan? Kenapa begitu?
Mbak Memi lalu menjelaskan. Menurut bu gurunya, semua sungai itu mengalir ke
laut. Jadi, nanti kami akan membuat sebuah kapal dari kertas yang dilapisi plastik untuk
membewa suratku pada ibu. Aku lega. Dan tidak lama kemudian Mbak Memi sudah sibuk
membuat kapal kertas yang cukup besar dari bahan kertas kalender. Ia melapisi kapal-
kapalan itu dengan plastik, lalu merekatkan amplop yang berisi suratku di dalamnya. Enak
sekali jadi anak sekolah. Bisa membuat apa saja dan tahu banyak hal.
220
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Mbak Memi mengeluarkan sepeda mininya. Ia kemudian menemui Bi Nah untuk
meminta izin pergi bersamaku naik sepeda. Dengan membawa kapal kertas yang berisi
surat, aku membonceng Mbak Memi menuju sungai.
Di dekat gapura yang akan menuju rumahku, ada sungai. Sekalipun aku senang
sekali melihat sungai itu, tapi aku tidak pernah main di sungai. Kali ini, aku merasa semakin
senang dengan sungai kecil ini. Lewat sungai ini aku bisa berhubungan dengan ibuku.
Sebelum kapal kami luncurkan di air, Mbak Memi memintaku berdoa agar kapal itu bisa
selamat membawa suratku ke ibu. “Doanya apa ya Mbak?”
“Kamu bisa Al Fatihah?”
Aku mengangguk ragu. Ibuku sering mengajari aku Al Fatihah tapi aku sering lupa.
Al Fatihah terlalu panjang. Lebih panjang dibanding doa sebelum tidur atau doa sebelum
makan. Lalu aku berusaha mengingatnya. Dengan malu akhirnya aku bertanya ke Mbak
Memi “Mbak sebelum
iya kana`budu
apa ya?”
“
Malikiyau midin
, Dinda”
Mbak Memi kemudian mengajakku membaca al fatihah bersama-sama. Setelah
selesai, kapal kami turunkan ke air. Kapal melaju dengan tenang. Aku yakin kapal itu akan
sampai ke laut dan ibuku pasti senang menerimanya.
Sebelum kami pergi, aku berkata kepada Mbak Memi “Mbak, kalau ibu membalas
suratku lewat apa?”
Mbak Memi diam kemudian menjawab “Lewat hujan Dinda”
“Kenapa lewat hujan? “
“Kata bu guru, hujan itu berasal dari air yang menguap. Air di danau, di sungai, di laut
menguap karena panas matahari. Uap itu kemudian berkumpul menjadi awan kemudian
turun menjadi hujan”
Aku bingung. Tapi itu tidak penting. “Lalu surat dari ibuku ikut turun bersama hujan, ya?”
Mbak Memi kembali diam. “Mungkin Dinda, tapi coba kamu tanyakan pada ayahmu
nanti”
Aku tersenyum lega. Aku membayangkan alangkah indahnya. Surat dari ibuku naik
ke langit, lalu ada di dalam awan dan kemudian turun bersama hujan ke rumahku. Mungkin
akan tertempel di daun, mungkin akan tertempel di jendela, mungkin juga ada di pagar
rumah.
Sesampai di rumah Mbak Memi, sebelum aku pulang aku sempat bilang padanya,
“Mbak, kalau hujannya besok turun waktu ayah sedang kerja di kantor, aku dibacakan
suratnya, ya?”
Mbak Memi tersenyum dan mengangguk. Aku senang sekali.
Sehabis makan malam dengan ayah, tak sabar aku menceritakan apa yang telah
kulakukan tadi siang bersama Mbak Memi. Ayah mendengarkanku. Dan seperti biasanya,
bibirnya terlihat bergetar, dan matanya terlihat berair, sebelum kemudian memelukku erat.
“Ayah, apakah ibu akan membalas suratku lewat hujan?”.
221
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Ayah diam. Lalu ia mengangguk pelan. Aku lega. Aku mulai membayangkan ketika
hujan turun ada sehelai amplop terbungkus plastik bening yang hinggap di jendela. Ayah
lalu mengantarkanku ke tempat tidur. Seperti biasanya ayah bertanya kepadaku, aku mau
duceritai apa malam ini? Semenjak ibu pergi, aku selalu minta diceritai tentang laut. Ayah
kemudian bercerita tentang sebuah kerajaan di bawah laut. Kerajaan itu indah sekali.
“Ibu ada di istana itu?” ayah mengiyakan. Lalu ia melanjutkan ceritanya hingga suaranya
melambat. Cerita Ayah masuk ke dalam mimpiku. Di sana aku melihat ibu sedang bercanda
dengan ikan-ikan besar yang baik hati. Dan aku ikut bermain bersama mereka. Ibuku, seperti
biasanya, membawaku di atas punggungnya.
Aku terjaga ketika wajahku terasa basah. Aku hanya bermimpi. Aku merasa ayahku
menciumi wajahku. Samar kudengar ia berkata, “Maya... kamu tahu aku dan Dinda tidak
pernah baik-baik saja tanpa kamu...” Lalu kurasakan suara ayah beralih menjadi suara
tangis. Air matanya jatuh ke wajahku. Ia mengelap wajahku dengan rasa sayang. Aku tetap
terdiam tanpa membuka mata. Tempat tidurku terguncang hebat. Tangis ayah terasa semakin
kencang, dan lamat pula aku mendengar”Maya, apa yang harus kukatakan pada Dinda?”
Lalu kulihat lagi ibu bersama ikan-ikan sedang menyelamatkan sebuah kapal. Di kapal itu
ada ayah.
Pagi harinya ketika aku bangun tidur, aku kaget dan berteriak girang. Ada amplop
dibungkus plastik bening di jendela kamarku. Dengan segera aku keluar rumah dan
mengambil amplop itu, lalu sibuk mencari ayah, semoga ia belum berangkat kerja. Ternyata
ayah masih mandi, “Ayah, cepat! Ada surat balasan dari ibu! Semalam hujan ya?”
Begitu keluar dari kamar mandi ayah tersenyum. “Iya, Dinda semalam hujan. Sekarang
kamu harus mandi dulu, sarapan pagi bersama ayah, lalu kita akan baca bareng-bareng
surat dari ibu”
Selesai memandikan dan menyuapiku, ayah membacakan surat dari ibu. Dalam surat
itu, ibu bilang bahwa ia telah menerima suratku, dan ia berpesan agar tidak usah mengirim
surat lagi karena ibu bisa melihatku dengan baik dari laut. Aku senang sekaligus merasa
sedih. Aku senang karena ibu membalas suratku. Sedih karena ibu tidak ingin aku mengirin
surat lagi. Ayah kemudian mencium pipiku. “Dinda jangan sedih. Hari ini kita akan pergi ke
laut. Kamu masih boleh mengirim sekali lagi surat ke laut. Dan kita akan bawakan bunga
untuk ibu. Sekarang kamu pilih dan ambil bunga di halaman untuk ibu, biar ayah yang
menulis surat. Kamu ingin menulis apa sayang?”
Aku melonjak girang. Aku bilang ke ayah kalau aku ingin memberitahu ibu supaya
aku masih boleh mengiriminya surat, dan aku ingin bilang supaya aku cepat-cepat sekolah
supaya nanti aku bisa mengirim surat sendiri. Dengan cepat aku pergi ke halaman depan,
memetik sebanyak mungkin bunga untuk ibu. Aku tahu bunga-bunga yang disukai ibu. Lalu
kami berdua berangkat ke laut.
222
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Sesampai di laut aku senang sekali. Aku yang melempar sendiri surat yang dituliskan
ayahku. Aku juga ikut ayahku menaburkan bunga-bunga yang kupilih. Setelah itu aku
bermain air dengan ayah. Setelah aku cukup lelah, ayah kemudian mengajakku untuk
makan ikan di warung-warung makan yang ada di pantai.
“Dinda mau makan ikan apa?”
Aku menggelengkan kepala. Ayah heran, kemudian ia bertanya “Kenapa, Dinda?”
“Kasihan ibu kalau ikan-ikan diambil terus. Nanti ibu kehilangan banyak teman di
laut.”
Kulihat ayah diam. Matanya berair. Ia menangis sambil memelukku. Aku heran sekali.
Ayah sekarang gampang menangis.
Kompas Minggu,
17 April 2005
Jawablah pertanyaan berikut!
a.
Siapakah tokoh utama dalam cerpen tersebut?
b.
Berapa kira-kira usia tokoh utama tersebut?
c.
Apa yang sesungguhnya menimpa ibu dari anak dalam cerpen tersebut?
d.
Bagiamana perasaan tokoh anak kepada sang ibu?
e. Bagaimana perasaan tokoh bapak ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan
anaknya?
f.
Apa yang diketahui anak tentang peristiwa yang menimpa ibunya?
2. Mengidenti
fi
kasi Latar Cerpen
Peristiwa dalam cerpen dilatari oleh tempat, waktu, situasi, suasana, benda-
benda dan lingkungan hidup. Latar tersebut berfungsi membuat cerita menjadi lebih
logis (latar
fi
sik dan latar waktu) dan mampu menggerakkan emosi pembaca (latar
psikologis). Latar
fi
sik berupa keterangan tentang tempat dan seluruh benda yang
terdapat dalam kawasan yang disebut. Latar waktu menunjuk pada satuan waktu
ketika peristiwa terjadi. Adapun latar suasana berupa keterangan tentang suasana
tempat terjadinya peristiwa, misalnya sunyi, bising, berisik, dan gaduh.
Kerjakanlah pelatihan berikut ini!
a.
Bentuklah kelompok dengan anggota 3—4 orang!
b.
Bacalah secara seksama cerpen
Ibu Pergi ke Laut
karya Eddie Hara tersebut!
c. Identi
fi
kasilah
setting
atau latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen
tersebut!
223
Hidup Sehat dan Bermanfaat
Rangkuman
3.
Menjelaskan Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial
Ketika kamu membaca cerpen yang berjudul
Ibu Pergi ke Laut
karya Eddie Hara
di atas, tentu kamu ingat sebuah peristiwa besar yang melanda negeri kita tercinta ini,
kususnya di bumi Serambi Mekah atau Aceh. Ya, peristiwa gempa tsunami di Aceh
pada penghujung tahun 2004- lah yang melatari cerpen tersebut.
Jawablah pertanyaan berikut dengan berdiskusi kelompok!
a.
Peristiwa apa yang dialami oleh tokoh anak dalam cerpen tersebut setelah terjadi
tsunami di Aceh?
b.
Kenyataan hidup seperti apakah yang dialami oleh tokoh anak sepeninggal
ibunya?
c. Apa alasan lain tidak menjelaskan apa yang menimpa tokoh ibu kepada tokoh
anak?
d. Jelaskan hubungan latar dalam cerpen tersebut dengan realitas sosial!
Kegiatan menyimpulkan pikiran, pendapat, gagasan narasumber dalam wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi penting yang disampaikan
narasumber wawancara. Informasi dalam tabel cepat dan tepat jika tahu cara membaca
tabel. Untuk itu, perlu dibaca secara cermat judul tabel, isi setiap kolom, dan isi setiap
baris. Kegiatan menulis kreatif puisi tentang keindahan alam bertujuan untuk berlatih
menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dalam bentuk larik-larik puitis. Caranya adalah
dengan mengamati keindahan alam, dan menuangkan gagasan dalam larik-larik puisi
kemudian menyuntingnya. Kegiatan menjelaskan secara lisan latar cerpen dengan realitas
sosial bertujuan agar dapat mengetahui latar
fi
sik, waktu, dan suasana cerpen dan dapat
mengaitkannya dengan realitas sosial. Hubungan di antara keduanya, dapat ditemukan
dengan peristiwa-peristiwa kehidupan yang dalam duania realaitas yang menjadi sumber
inspirasi bagi penulis cerpen.
224
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Evaluasi
A. Pilihlah satu pilihan jawaban yang paling tepat!
1.
Bacalah deskripsi gagasan pokok berikut!
Simpulan yang tepat berdasarkan gagasan pokok tersebut adalah ....
A. formalin sangat bermanfaat di dalam berbagai bidang kehidupan. Akan tetapi,
hal ini disalahgunakan orang untuk mengawetkan makanan. Kita perlu waspada
agar formalin tidak mempengaruhi tubuh kita.
B.
bahaya formalin yang harus kita waspadai
C.
cara-cara formalin masuk ke dalam tubuh
D. makanan sehari-hari banyak mengandung formalin. Untuk itu, kita harus
menyeleksi makanan yang kita konsumsi.
2.
Langkah-langkah yang tepat untuk menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan
narasumber dalam wawancara adalah ....
A.
menyimak wawancara dan mencatat keseluruhan pikiran, pendapat, dan gagasan
narasumber
B.
menyimak wawancara dan menyimpulkannya
C.
menyimak wawancara, mencatat pokok-pokok pikiran, pendapat, dan gagasan
narasumber, dan membuat kesimpulan berdasarkan pokok-pokok tersebut
D.
menyimak wawancara dan menilai pokok-pokok pikiran, pendapat, dan gagasan
narasumber
Perhatikan tabel berikut ini! (Tabel untuk soal no 3—4)
1. Terdapat bahaya formalin yang mengancam kesehatan yang berasal dari konsumsi makanan
sehari-hari.
2. Formalin sangat bermanfaat untuk berbagai bidang kehidupan, di sektor industri, dan
kesehatan.
3. Formalin disalahgunakan orang untuk mengawetkan makanan.
4. Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut dan pernapasan.
5. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan.
6. Formalin yang mengenai kulit akan meimbulkan perubahan warna kulit.
7. Formalin juga mengakibatkan banyak gangguan organ tubuh.
225
Hidup Sehat dan Bermanfaat
(
Kompas
, 22 Februari 2008)
3.
Berdasarkan tabel tersebut, informasi yang kurang sesuai adalah ....
A. Instansi Subdinas PU jalan Jakarta Barat memerlukan anggaran yang paling
tinggi.
B.
Instansi Sub Dinas Perumahan Jakarta Selatan memerlukan anggaran yang paling
sedikit.
C.
Jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk perawatan berat ruas jalan provinsi
di Jakarta Selatan dan Perbaikan jalan
layer hotmix
beberapa ruas jalan di Jakbar
adalah sama.
D. Sesudah dan sebelum perubahan, kantor pelayanan umum pemakaman memer-
lukan anggaran yang tetap.
No.
Instansi
Anggaran (milliar rupiah)
Sebelum
Perubahan
Sesudah
Perubahan
1.
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta
- Penunjang kegiatan perbaikan jalan
sekunder
- Perawatan berat ruas jalan provinsi di
Jakarta
0,14
25,56
0,14
24,46
2.
Subdinas PU Jalan Jakarta Barat
- Perbaikan jalan, jembatan, dan
kelengkapan lainnya, tidak
terprediksi yang memerlukan
tindakan segera
- Perbaikan jalan layer hotmix beberapa
ruas jalan di Jakbar
10,40
25,58
10,40
24,26
3.
Subdinas Perumahan Jakarta Selatan
- Perbaikan jalan-jalan di lingkungan
perumahan
0,00
0,15
4.
Kantor kecamatan
- Perbaikan jalan orang
2,11
2,11
5.
Kantor pelayanan pemakaman
- Perbaikan jalan aspal dan interblok
TPU
1,83
1,83
Jumlah 66,34
64,06
Anggaran untuk Perbaikan jalan DKI Jakarta di Beberapa Instansi
Tahun 2007
226
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
4.
Simpulan yang tepat untuk tabel tersebut adalah ....
A. Anggaran untuk perbaikan jalan DKI Jakarta di beberapa instansi tahun 2007
sebelum dan sesudah perubahan adalah tetap.
B.
Anggaran untuk perbaikan jalan DKI Jakarta di beberapa instansi tahun 2007
sebelum perubahan lebih besar daripada sesudah perubahan.
C. Anggaran untuk perbaikan jalan DKI Jakarta di beberapa instansi tahun 2007
sebelum perubahan lebih kecil daripada sesudah perubahan.
D. instansi Subdinas PU jalan Jakarta Barat memerlukan anggaran yang paling
tinggi
5.
Gagasan-gagasan yang dapat ditemukan dalam melukiskan keindahan pantai adalah
sebagai berikut,
kecuali
....
A.
gemugus camar nan setia berangkaian
B.
lambaian hangat nyiur merenyahkannya
C.
kucoba goreskan titik-titik di pasir putih itu
D.
rangkaian mawar merah menengadah ke cahaya
6. Kalimat
Gunung didera angin yang tengah berjalan menuju ke lembah
yang digunakan
untuk melukiskan suasana alam yang sejuk akan lebih tepat jika diganti dengan ....
A. Gunung bercengkerama dengan angin sejuk yang tengah berjalan menuju ke
lembah.
B. Gunung disapa angin sejuk yang tengah melintas menuju ke lembah.
C. Gunung tersenyum ketika bercengkerama dengan angin sejuk yang sedang
menuju lembah.
D. Gunung tersenyum ketika disapa angin sejuk yang tengah melintas menuju
lembah.
7.
Sehabis makan malam dengan ayah, tak sabar aku menceritakan apa yang telah
kulakukan tadi siang bersama Mbak Memi. Ayah mendengarkanku. Dan seperti
biasanya, bibirnya terlihat bergetar, dan matanya terlihat berair, sebelum kemudian
memelukku erat. “Ayah, apakah ibu akan membalas suratku lewat hujan?
(
Ibu Pergi ke Laut
–Eddie Hara)
Latar yang paling dominan pada kutipan cerpen di atas adalah ....
A. waktu
B. tempat
C. suasana
D.
waktu dan tempat
227
Hidup Sehat dan Bermanfaat
8.
Latar tempat penceritaan kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. rumah
B. laut
C. halaman
D. kantor pos
B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Amati dan hayati gambar berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, buatlah sebuah puisi tentang keindahan alam dengan
langkah-langkah sebagai berikut!
a.
Amatilah gambar tersebut secara saksama!
b.
Temukanlah gagasan untuk menulis puisi berdasarkan gambar tersebut!
c.
Tuangkanlah gagasan-gagasan yang telah kamu temukan menjadi sebuah puisi!
d. Suntinglah dengan mengganti kata yang kurang puitis, memadatkan ide,
mengubah kalimat dengan gaya bahasa yang sesuai, dan menghilangkan ide
yang tidak sejalan dengan pokok persoalan!
2.
Secara berkelompok dengan anggota 3—4 orang, simaklah sebuah acara wawancara di
stasiun televisi! Catatlah pokok-pokok pikiran, pendapat, dan gagasan penting yang
disampaikan narasumber, kemudian buatlah kesimpulan!
Selesai memandikan dan menyuapiku, ayah membacakan surat dari ibu. Dalam surat itu, ibu bilang
bahwa ia telah menerima suratku, dan ia berpesan agar tidak usah mengirim surat lagi karena ibu
bisa melihatku dengan baik dari laut. Aku senang sekaligus merasa sedih. Aku senang karena ibu
membalas suratku. Sedih karena ibu tidak ingin aku mengirim surat lagi. Ayah kemudian mencium
pipiku. “Dinda jangan sedih. Hari ini kita akan pergi ke laut. Kamu masih boleh mengirim sekali lagi
surat ke laut. Dan kita akan bawakan bunga untuk ibu. Sekarang kamu pilih dan ambil bunga di
halaman untuk ibu, biar ayah yang menulis surat. Kamu ingin menulis apa sayang?”
(Ibu Pergi ke Laut –Eddie Hara)
228
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Refleksi
No.
Pertanyaan Pemandu
Ya
Tidak
1.
Saya dapat mencatat pokok pikiran, pendapat, dan
gagasan narasumber dari wawancara yang saya
dengarkan.
2.
Saya dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, dan
gagasan narasumber dari wawancara yang saya
dengarkan.
3.
Saya dapat menemukan informasi secara cepat dari
tabel.
4.
Saya dapat menjawab pertanyaan terkait dengan isi
tabel/diagram.
5.
Saya dapat menemukan gagasan untuk menulis puisi
tentang keindahan alam.
6.
Saya dapat menuangkan gagasan menjadi puisi.
7.
Saya dapat menyunting puisi yang telah saya tulis.
8.
Saya senang membaca cerpen dan mampu
mengidenti
fi
kasi latarnya.
9
Saya dapat menjelaskan hubungan latar cerpen
dengan realitas sosial.
10.
Menurut saya, latihan-latihan dalam bab ini mudah
diikuti dan membuat saya senang belajar bahasa
Indonesia.
Setelah kamu berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pembelajaran ini, renungkanlah kembali hal-hal yang telah kamu kuasai dan belum kamu
kuasai. Renungkan pula kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu laksanakan.
dengan memberikan tanda centang (
√
) pada panduan berikut ini!
229
Daftar Pustaka
Abrams, M.H. 1981.
A Glossary of Literary Terms
. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Agustin, Sankt. 2004.
Orang-orang Buta dan Seekor Gajah
. Sarikata.com
Alwi, Hasan dkk. 1998.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. 1984.
Pengantar Memahami Unsur-unsur dalam Karya Sastra
. Malang:
FPBS IKIP Malang.
Boulton, M. 1966.
The Anatomy of Prose.
London: Routledge & Kegan Paul LTD.
Brotowidjoyo, M. D. 1993.
Penulisan Karangan Ilmiah.
Jakarta:Akamedia Pressindo.
Depdiknas. 2006
.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
. Jakarta:
Depdiknas.
Hidayat, Syamsul. 2004.
Peribahasa dan Pantun
. Surabaya: Apollo.
Johnson, T.D., and Louis, D.R.. 1987.
Literacy Through Literature.
New Hampshire:
Heineman.
Pane, Armijn.1987.
Habis Gelap Terbitlah Terang
. Jakarta: Balai Pustaka.
Kisyani-Laksono. 2004.
Pengembangan Keterampilan Berbicara
. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama.
Nurhadi. 1987.
Membaca Cepat dan Efektif.
Bandung: Sinar Baru dan Malang: YA3
Malang.
Perrine, L.. 1983.
Story and Structure.
New York: Harcourt Brace Jovanovich,
Publisher
Sayuti, S.A. 2002.
Sastra dalam Perspektif Pembelajaran
. Dalam Sarumpaet, R.K.T. (Ed.).
Sastra Masuk Sekolah.
Halaman: 34-48. Jakarta: Indonesiatera.
Daftar Pustaka
230
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Situmorang, B.P. 1983.
Puisi. Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur
. Ende-Flores: Nusa
Indah.
Sujiman, P. 1987.
Memahami Cerita Rekaan.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. 1984.
Sastra dan Ilmu Sastra
. Jakarta: PT Pustaka Jaya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003.
Kamus Umum Bahasa Indonesia
. Jakarta:
Balai Pustaka.
Waluya, H.J. 1987.
Teori dan Apresiasi Puisi
. Jakarta: Erlangga.
Wellek, R. dan Warren A. 1977.
Teori Kesusasteraan, Terjemahan Melani Budianta
,
1990. Jakarta: Gramedia.
231
Takarier
alur : rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat.
ambigu : memiliki makna lebih dari satu.
biogra
fi
: buku yang ditulis untuk mengisahkan riwayat hidup seorang
tokoh.
cerita anak terjemahan : cerita
fi
ksi yang dikembangkan dengan tema kehidupan anak-
anak.
diagram : Sajian informasi secara visual dalam bentuk tertentu (batang,
pohon, alir, pencar), sehingga data tersajikan secara e
fi
sien,
efektif, lengkap, padat, dan komunikatif.
dongeng : cerita zaman dahulu, yang tidak benar-benar terjadi dan bersifat
aneh/ajaib.
dramatik : paparan dalam bentuk dialog dan secara implisit mengisyaratkan
eksyen seseorang.
ekspresi : ungkapan maksud atau perasaan yang ditunjukkan oleh gerak
tubuh, pandangan mata, dan raut muka (sedih, gembira,
khidmad, bersemangat, dll.).
ekspresi wajah : bentuk raut muka dengan yang menggambarkan emosi-emosi
tertentu.
gagasan : ide, pikiran yang muncul
gaya bahasa : cara pengungkapan cerita yang bisa dikenali antara lain dari
pilihan kata dan struktur kalimat.
gerak penyerta : gerak-gerik tangan dan perubahan posisi tubuh mendukung
atau menunjukkan gagasan penulis.
ide pokok : Gagasan utama
idola : seseorang yang dipandang sebagai sosok yang ideal dan
dikagumi.
intonasi : tinggi rendah, keras lemah, panjang pendeknya nada
irama : panjang pendek dan cepat lambatnya bunyi agar tercipta alunan
yang berimbang.
isi : maksud atau sesuatu yang menjadi inti pantun.
isi puisi : kandungan makna puisi yang disimpulkan berdasarkan kisah,
peristiwa, pandangan tokoh yang dipaparkan dalam teks
puisi.
Takarir
232
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
jeda : hentian sebentar dalam ujaran yang biasanya menandai satu
kesatuan makna.
kalimat efektif : kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan secara jelas
(tidak ambigu), tidak berlebihan, dan tidak salah nalar.
kalimat puitis : kalimat dalam teks puisi yang mengandung makna tertentu
dan dibangun dan disusun dengan kata puitis, sehingga
mengandung rima yang indah.
kalimat utama : Kalimat yang berisi gagasan utama dalam paragraf.
kata puitis : kata-kata yang mengandung makna tertentu dan jika
dirangkai dengan kata yang lain dapat berefek terbangunnya
rima yang indah dalam puisi.
keindahan alam : unsur-unsur bentuk, warna, komposisi alam yang indah.
lafal : pengucapan bunyi bahasa (kata).
latar : keterangan tentang tempat, waktu, suasana cerita
membaca indah : membaca lisan teks sastra dengan memperhatikan estitika
(keindahan) suara, ekspresi wajah, dan gerak penyerta.
nada : tingkat penggunaan kekuatan suara (tinggi atau rendah)
dalam pengucapan kata
narasi : karangan yang ditulis dalam uraian atau kisah.
narasumber : seseo
rang yang berperan untuk menyampaikan suatu
informasi karena dipandang ahli atau berpengalaman pada
bidang tertentu.
naratif : paparan dalam bentuk uaraian/cerita.
peribahasa : (pepat
ah) adalah kalimat yang tetap susunannya dan
biasanya mengisahkan maksud tertentu (Balai Pustaka,
1989). Peribahasa yang berisi nasihat, peringatan, atau
sindiran disebut
bidal,
sedangkan peribahasa yang berupa
perbandingan disebut
perumpaman.
pesan singkat : Salah satu bentuk komunikasi yang biasa dilakukan
seseorang kepada orang lain, baik di lingkungan suatu
organisasi ataupun antarpribadi, yang dapat berupa memo
atau SMS
233
Takarier
puisi : Karya sastra yang terdiri dari bait-bait dan baris-baris,
mengandung unsur bahasa yang bersifat puitis (bunyi, kata,
baris, bait, tipografi) dan makna (tema, pesan, perasaan
penyair, sikap penyair).
realitas sosial : kenyataan tentang kehidupan sosial masyarakat
sampiran : kalimat-kalimat yang biasanya hanya merupakan persediaan
bunyi untuk disamakan dengan bunyi pada baris ke-3 dan
ke-4, dan tidak memiliki hubungan makna dengan baris ke-3
dan ke-4.
setting
: tempat, waktu, gambaran suasana terjadinya peristiwa.
simpulan : ringkasan yang disusun berdasarkan uraian sebelumnya.
sopan santun : tatacara yang mengatur interaksi sosial yang berisi petunjuk
untuk menunjukkan sikap saling menghormati atau
menghargai.
tabel : cara penyajian data secara sistematis dalam kolom dan lajur
sesuai dengan klasi
fi
kasi masalah
tekanan : pemberian tekanan pengucapan pada kata-kata tertentu.
tema : ide yang mendasari cerita. Untuk bisa
menentukan tema, seseorang perlu mengetahui minimal tiga
unsur cerita, yaitu rangkaian cerita, setting, dan tokoh-tokoh
yang mendukung cerita beserta karakternya.
tokoh : pelaku yang mengemban cerita. Adapun penokohan adalah
pelukisan sifat atau watak tertentu pada tokoh.
tokoh/narasumber : pembicara atau orang yang menjadi sumber informasi dalam
wawancara
ungkapan : adalah gabungan kata yang maknanya berbeda dengan kata-
kata yang membentuknya
wawancara : kegiatan untuk menghimpun
informasi dari narasumber
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan.
234
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
235
Penjurus
A
alur 61, 64, 95, 102, 105, 113, 174
ambigu 48
B
biogra
fi
138, 148, 154, 155, 196
C
cerita anak terjemahan, 112, 113, 131, 135,
136
D
diagram 202, 206, 209, 210, 228
dongeng 10, 28, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,
44, 50, 61, 63, 88, 180
dramatik 176, 177
E
ekspresi wajah 164, 166, 17
ekspresi 25, 50, 55, 56, 70, 79, 127, 157, 164, 166,
170, 177, 215
G
gagasan 9, 15, 123, 128, 130, 153, 164, 166,
173, 174, 184, 185, 188, 190, 202, 203,
204, 205, 211, 214, 215
gerak penyerta 164, 166, 169, 170
gaya bahasa 61, 215, 216, 227
I
ide pokok 14, 81, 84, 203,
idola 1308, 139, 144, 145, 146, 147
intonasi 33, 50, 51, 65, 70, 81, 87, 88, 89, 213
irama 164, 169, 170, 177, 213
Penjurus
isi 5, 7, 8, 14, 18, 21, 22, 30, 31, 35, 37, 52,
56, 59, 61, 63, 70, 63, 70, 72, 73, 77, 94,
96, 97, 102, 107, 116, 117, 154, 170, 174,
176, 177, 184, 185, 188, 190, 191, 194, 196,
206, 210
J
jeda 32, 33, 50, 51, 53, 54, 55, 164, 166, 109,
177, 181
K
keindahan alam 130, 155, 156, 157, 202, 211,
214, 215, 215, 227
kalimat efektif 50, 119, 122
kalimat puitis 155, 157, 158
kata puitik 162
L
lafal 51, 70, 81, 87, 88, 89
latar 61, 62, 63, 64, 105, 106, 119, 174, 176,
186, 202, 216, 222, 223
M
membaca indah 164, 166
N
nada 35, 52, 55, 56, 164, 166, 169, 170, 177
narasi 38, 77, 78, 79, 112, 124, 127, 134, 153,
164, 170, 173, 176, 177, 207, 208, 209
narasumber 112, 126, 127, 133, 138, 139, 140,
141, 142, 143, 173, 179, 202, 203, 204,
205
236
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
naratif 170, 176
O
opini 148, 153, 154, 155
P
peribahasa 2, 5, 6, 39, 42, 43
pesan singkat 184, 193, 194
puisi 77, 78, 112, 125, 127, 128, 129, 130, 138,
148, 149, 150, 152, 153, 155, 156, 157,
158, 164, 165, 166, 167, 169, 174, 184,
190, 191, 192, 193, 202, 210, 211, 212,
214, 216
R
realitas 112, 113, 117, 118, 119, 127, 170, 202,
216, 223
S
sampiran 18, 21, 22
setting
61, 63, 222
simpulan 2, 8, 14, 39, 43, 53, 65, 94, 96, 97,
118, 126, 127, 166, 190, 202, 204, 205,
210, 224
sopan santun 119
T
tabel 118, 143, 202, 206, 207, 208, 209,
210, 224, 225, 226
tekanan 103, 166, 170
tema 4, 61, 63, 64, 65, 81, 84, 88, 89, 105,
113, 125, 126, 127, 138, 139, 140, 141,
166, 174, 186
tokoh
38, 41, 61, 62, 63, 64, 81, 84,
87, 88, 113, 117, 119, 138, 144, 145,
146, 147, 148, 155, 173, 176, 195, 222
tokoh/narasumber 202
U
ungkapan 2, 5, , 6, 39, 42, 43, 56, 63, 141
W
wawancara 112, 124, 125, 126, 127, 138,
139, 140, 141, 142, 143, 170, 172, 202,
204, 205