Halaman
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Sosiologi
Untuk SMA/MA Kelas XI
Penulis
: Vina Dwi Laning
Editor
: Marina Meinaris Wari
Perancang Kulit
: Puguh Supriyanto
Layouter
: Sugeng Isnanto
Nunik Wahyuti
Thomas Subardi
Retno Wijayanti
Kristiani
Ilustrator
: Arief S. Adham
Doly Eny Khalifah
Ukuran Buku
: 21 × 29,7 cm
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit
PT Cempaka Putih
VIN
V
INA
Dw
i Laning
s
Sosiologi: untuk SMA/MA kelas XI/
Oleh Vina Dwi Laning; editor Marina Meinaris Wari.
— Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2009
vi, 122 hlm.: ilus.; 30 cm.
Daftar Pustaka: hlm. 122
Indeks. Hlm.120–121
ISBN 978-979-068-207-8 (nomor jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-214-6
1.
Sosiologi
I.
Judul
II.
Marina Meinaris Wari
301.07
iii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 34 Tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Februari 2009
Kepala Pusat Perbukuan
SOSIOLOGI Kelas X
iv
Mempertajam Kepekaan Sosial Melalui Pembelajaran Sosiologi
Integritas bangsa Indonesia menghadapi ujian yang berat di era globalisasi. Dari
luar negeri kita menghadapi serbuan budaya global yang masuk melalui beragam me-
dia komunikasi dan informasi, sedangkan dari dalam kita menghadapi ketegangan
antaretnis yang bersumber dari keragaman suku bangsa. Fenomena itu diperparah
dengan munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Apa muara
dari semua itu? Konflik sosial dan antaretnis bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
Adalah sesuatu yang mengherankan saat Pancasila kita sepakati sebagai sumber nilai
dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara, konflik sesama anak bangsa masih
bisa terjadi hanya karena masalah yang kecil dan sepele. Apa yang harus kita lakukan
agar kerukunan dan kedamaian hidup antaranak bangsa bersemi kembali di persada
Nusantara?
Pembelajaran sosiologi yang mencerdaskan adalah salah satu solusinya. Sosiologi
yang mempelajari beragam konsep seperti
sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial,
lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi
sosial,
bisa dijadikan sarana bagi siswa untuk mengenal masyarakat secara lebih dekat
dan utuh. Dengan pembelajaran yang kontekstual dan mengedepankan sosiologi sebagai
sebuah metode, maka siswa akan menemukan dan memecahkan setiap realitas serta
fenomena sosial yang dihadapinya. Sayangnya, pembelajaran sosiologi selama ini
ternyata tidak mampu memberikan andil atas permasalahan sosial yang dihadapi
bangsa Indonesia.
Buku yang sekarang Anda para siswa pegang ini dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran sosiologi yang bermakna dan mencerdaskan itu. Paparan beragam
konsep sosiologi yang menjemukan tidak akan kamu temukan di dalam buku ini. Buku
ini justru mengajakmu untuk menemukan fenomena sosial yang ada di masyarakat.
Dengan mengidentifikasi fenomena sosial dan menganalisisnya, kamu bisa
merekonstruksi sendiri untuk dijadikan sebuah pengetahuan. Semakin sering kamu
menganalisis fenomena sosial yang ada di lingkungan sekitarnya, semakin mudah
bagimu untuk mengerti apa persoalan yang dihadapi bangsa sekaligus mencoba
memberikan solusinya.
Pembelajaran sosiologi yang baik dan mencerdaskan adalah pembelajaran yang bisa
menjadikan siswa berkepribadian utuh, memahami kebudayaan bangsanya, dan
mampu memahami fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari
. Dengan demikian,
ia telah memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan sanggup hidup dalam keragaman
budaya bangsa. Untuk misi dan kepentingan itulah buku ini kami susun. Semoga buku
ini bermanfaat dan menjadi bagian dari upaya pemberdayaan sosiologi agar mampu
memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi masalah bangsa.
Klaten, Mei 2007
Penyusun
v
Kata Pengantar
Copyright,
ii
Daftar Isi,
v
Kata Pengantar,
iv
Bab I
Struktur Sosial, 1
A. Pengertian Struktur Sosial,
3
B. Diferensiasi Sosial,
4
C. Stratifikasi Sosial,
11
D. Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial,
20
E. Perbedaan Konsolidasi dan Interseksi,
21
Bab II
Konflik Sosial, 27
A. Berbagai Konflik di Masyarakat,
29
B. Sebab dan Akibat Konflik Sosial,
33
C. Manajemen/Pesolusi Konflik,
38
D. Perbedaan Kekerasan dengan Konflik,
41
Latihan Ulangan Blok, 47
Bab III
Mobilitas Sosial, 51
A. Pengertian Mobilitas Sosial,
53
B. Jenis-Jenis Mobilitas Sosial,
54
C. Proses Mobilitas Sosial,
59
D. Dampak Mobilitas Sosial,
64
Latihan Ulangan Semester, 71
Bab IV
Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme, 75
A. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural,
77
B. Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural,
82
C. Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman,
86
D. Pemecahan Masalah Keanekaragaman,
88
Kata Sambutan,
iii
SOSIOLOGI Kelas X
vi
Bab V
Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural, 95
A. Faktor Penyebab Multikultural di Indonesia,
97
B. Proses Terjadinya Keragaman Suku Bangsa Indonesia,
98
C. Keragaman Suku Bangsa Indonesia di Bagian Barat, Tengah, dan Timur,
99
D. Dampak Perubahan Bagi Kelompok-Kelompok Sosial di Indonesia,
105
E. Upaya Pencegahan Munculnya Masalah Keragaman Suku Bangsa,
107
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas, 113
Glosarium,
118
Indeks,
120
Daftar Pustaka,
122
1
Struktur Sosial
Saya akan menggali informasi
tentang diferensiasi dan stratifikasi
sosial di masyarakat.
Saya akan menemukan contoh-
contoh pengaruh diferensiasi dan
stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Saya akan mengklasifikasikan
proses konsolidasi dan interseksi
yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
Pada akhirnya, saya dapat men-
deskripsikan bentuk-bentuk struktur
sosial dalam fenomena kehidupan
masyarakat. Dengan demikian, saya
dapat menghindari konflik dalam
masyarakat.
Dalam masyarakat terdapat ber-
bagai perbedaan dan keragaman.
Perbedaan dan keragaman ini
dapat dilihat dari tingkatan posisi-
posisi atau kedudukan individu
dalam masyarakat, yang dinamakan
struktur sosial. Pada kesempatan ini,
saya ingin mempelajari struktur
sosial dalam masyarakat.
SOSIOLOGI Kelas XI
2
Apa yang ada dalam benakmu setelah melihat gambar di atas? Inilah
gambaran mengenai masyarakat kita. Masyarakat yang penuh dengan
keragaman dan perbedaan. Seorang presiden dengan segala kewenangan
dan kekuasaannya. Seorang nelayan dengan segala keterbatasan dan
kekurangannya. Orang Eropa dan Papua yang mempunyai karakteristik
tersendiri. Fenomena ini dalam sosiologi dinamakan struktur sosial.
Struktur sosial menjadikan masyarakat tampak seperti sebuah kristal
yang memiliki permukaan tidak rata, namun tampak indah sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Lantas, apa itu struktur sosial? Bagaimana bentuk-
bentuk struktur sosial?
Sumber:
www.detikportal.com
Sumber:
webpages.marshall.edu
Sumber:
www.usm.my
Sumber:
www.jimspillance.com
Gambaran perbedaan dan keragaman dalam masyarakat.
3
Struktur Sosial
struktur sosial, diferensiasi
sosial, keanekaragaman
ras, agama, jenis kelamin,
etnis, stratifikasi sosial,
closed social stratification
,
open social stratification
,
mixed social stratification
,
konsolidasi dan interseksi
A. Pengertian Struktur Sosial
Jika kita berbicara tentang struktur sosial, apa yang ada dalam
benakmu? Terkadang sebagian orang menggambarkan
struktur sebagai suatu bagian yang menyatu secara
keseluruhan, seperti struktur bangunan atau struktur
anggota badan. Keduanya mempunyai banyak anggota yang
bersatu padu. Pada struktur bangunan terdapat atap,
genting, tiang, jendela, pintu, dan lain-lain. Sedangkan
struktur badan lebih mengacu pada keseluruhan organ-
organ yaitu tangan, kaki, kepala, jantung, dan lain-lain.
Berkaca dari keterangan-keterangan tersebut, lantas apa
yang dimaksud dengan struktur sosial?
Dalam antropologi, konsep struktur sosial sering
dianggap sama dengan organisasi sosial, terutama apabila
dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelem-
bagaan atau hukum pada masyarakat yang tergolong
bersahaja. Sedangkan dalam ilmu sosiologi, struktur sosial
digunakan untuk menjelaskan keteraturan sosial, yaitu
menunjuk pada prinsip perilaku yang berulang-ulang dengan bentuk
dan cara yang sama. Menurut Soerjono Soekanto (2002:68) struktur
Sumber:
www.tempointeraktif.com
Gambar 1.1
Struktur sosial bisa diibaratkan sebagai
rangka bangun sebuah rumah.
Struktur Sosial
Diferensiasi
sosial
Konsolidasi
dan interseksi
Stratifikasi
sosial
SOSIOLOGI Kelas XI
4
sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi sosial dan
antarperan.
Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan
sebagai suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang di
dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan
dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk pada
suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai
suatu masyarakat.
Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik”
mendefinisikan bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilai-
nilai sosiobudaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang
dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat sebagai
suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing. Bagian
nilai-nilai sosial adalah ajaran agama, ideologi, kaidah-kaidah, moral,
serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat.
Sementara itu organ-organ masyarakat tersebut berupa kelompok-
kelompok sosial, institusi atau lembaga-lembaga sosial yang
mengusahakan perwujudan nilai-nilai tertentu menjadi nyata dan
dipakai dalam memenuhi kebutuhan.
Pada dasarnya struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-
unsur sosial yang pokok dalam masyarakat. Unsur-unsur tersebut
antara lain kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial,
stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang. Secara umum wujud
konkret struktur sosial masyarakat tampak jelas dalam sistem
diferensiasi dan stratifikasi sosial yang berlaku dalam sebuah
masyarakat.
B. Diferensiasi Sosial
Pada dasarnya kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan
perbedaan. Lihatlah di sekelilingmu sekarang, kamu akan menemukan
banyak perbedaan mulai agama, jenis kelamin, ras, dan lain-lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang menyebabkan pemisahan atau
pembagian dalam suatu masyarakat yang disebut diferensiasi sosial.
Pada subbab ini, kita akan mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan
dengan masalah diferensiasi sosial.
1.
Pengertian Diferensiasi Sosial
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dapatkah kamu mengambil
satu kesimpulan tentang pengertian diferensiasi sosial? Cobalah
ungkapkan di depan kelas!
Masyarakat Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan.
Sebagai contohnya keragaman agama, ras, etnis, pekerjaan, budaya,
maupun jenis kelamin. Tidak dapat dimungkiri keragaman ini menjadi
potensi pokok munculnya konflik di Indonesia.
Perbedaan-perbedaan di atas terlihat secara horizontal. Perbedaan
inilah dalam sosiologi dinamakan dengan istilah diferensiasi sosial.
Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu
difference
, yang
berarti perbedaan. Secara istilah pengertian diferensiasi sosial adalah
Beberapa ciri umum dari
struktur sosial antara lain:
1.
Struktur sosial mengacu
pada hubungan-hubungan
sosial yang pokok dapat
memberikan bentuk da-
sar pada masyarakat.
2.
Struktur sosial mencakup
semua hubungan sosial
antara individu-individu
pada saat tertentu.
3.
Struktur sosial merupa-
kan seluruh kebudayaan
masyarakat yang dapat
dilihat dari sudut pandang
teoretis.
4.
Struktur sosial merupa-
kan realitas sosial yang
bersifat statis.
5.
Struktur sosial merupa-
kan tahapan perubahan
dan perkembangan ma-
syarakat.
Masyarakat Indonesia
memiliki banyak keragaman
dan perbedaan. Tahukah
kamu apa yang menjadi
penyebabnya? Cobalah
akses sejumlah artikel di
internet, temukanlah jawab-
an dari pertanyaan tersebut.
5
Struktur Sosial
pembedaan anggota masyarakat ke dalam golongan secara horizontal,
mendatar, dan sejajar atau tidak memandang perbedaan lapisan.
Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang
lebih tinggi daripada golongan lainnya.
Dengan demikian, dalam diferensiasi sosial tidak dikenal adanya
tingkatan atau pelapisan, seperti pembagian kelas atas, menengah,
dan bawah. Pembedaan yang ada dalam diferensiasi sosial didasarkan
atas latar belakang sifat-sifat dan ciri-ciri yang tidak sama dalam
masyarakat, klan, etnis, dan agama. Kesemuanya itu disebut
kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berdasarkan profesi
dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
Ciri Dasar Diferensiasi Sosial
Pada dasarnya keberadaan diferensiasi sosial ditandai dengan adanya
ciri-ciri utama, yaitu:
a.
Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya: warna
kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dan sebagainya.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang
menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda.
Termasuk di dalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise,
dan kekuasaan.
Contoh: pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
c.
Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu
masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau
kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasil
dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,
kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan sebagainya.
Pada deskripsi di atas, secara singkat namun jelas telah diungkapkan
mengenai diferensiasi sosial. Untuk lebih memahami materi ini kerjakanlah
dua tugas berikut.
1.
Cobalah menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang pengertian
diferensiasi sosial melalui telaah pustaka dan berita di media massa.
Tulislah hasilnya dalam bentuk portofolio.
2.
Dengan bermodalkan pengetahuanmu itu, cobalah adakan pengamatan
sederhana dan temukan diferensiasi sosial yang ada di lingkungan
sekitarmu. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan pengamatan
sederhana.
SOSIOLOGI Kelas XI
6
2.
Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat berdasarkan perbedaannya dalam
diferensiasi sosial sangat beragam. Oleh karenanya, para ahli sosial
mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam bentuk diferensiasi
guna memudahkan dalam mempelajarinya. Bentuk-bentuk tersebut
antara lain, diferensiasi ras, agama, etnis, profesi, jenis kelamin, dan
asal daerah.
a. Diferensiasi Ras
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan ras? Terkadang kita
sering menggunakan istilah ini. Nah, bersama teman sebangkumu
cobalah mencari tahu pengertian dari ras.
Ras (KBBI: 2001) adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi ras berarti
mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya bukan
budayanya. Misalkan, bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit,
dan warna rambut. Pada dasarnya ciri fisik manusia dikelompokkan
atas tiga golongan yaitu ciri fenotipe, ciri filogenetik, dan ciri getif.
Ciri fenotipe merupakan ciri-ciri yang tampak. Ciri fenotipe terdiri
atas ciri kualitatif dan kuantitatif. Ciri kualitatif antara lain warna
kulit, warna rambut, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk dagu,
dan bentuk bibir. Sementara itu, ciri kuantitatif antara lain tinggi
badan, gerak badan, dan ukuran bentuk kepala.
Ciri filogenetik, yaitu hubungan asal usul antara ras-ras dan
perkembangan. Sedangkan ciri getif yaitu ciri yang didasarkan
pada keturunan darah.
Menurut A.L. Kroeber (sebagaimana dikutip Arif Rohman:
2003), ras di dunia diklasifikasikan menjadi lima kelompok ras
yaitu:
1)
Australoid
, yaitu penduduk asli Australia (Aborigin).
2)
Mongoloid
, yaitu penduduk asli wilayah Asia dan Amerika,
meliputi:
a)
Asiatic Mongoloid
(Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur);
b)
Malayan Mongoloid
Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan penduduk asli Taiwan);
c)
American Mongoloid
(penduduk asli Amerika).
3)
Kaukasoid
, yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian
Afrika, dan Asia, antara lain:
a)
Nordic
(Eropa Utara, sekitar Laut Baltik);
b)
Alpine
(Eropa Tengah dan Eropa Timur);
c)
Mediteranian
(sekitar Laut Tengah, Afrika
Utara, Armenia, Arab, dan Iran);
d)
Indic
(Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri
Lanka).
4)
Negroid
, yaitu penduduk asli wilayah Afrika dan
sebagian Asia, antara lain:
a)
African Negroid
(Benua Afrika);
b)
Negrito
(Afrika Tengah, Semenanjung Malaya
yang dikenal orang Semang, Filipina);
c)
Melanesian
(Irian dan Melanesia).
Sumber:
maigo.sfc.keio.ac.jp
Gambar 1.2
Penduduk Asia termasuk
dalam ras Mongoloid.
Sumber:
fantaal.net
Gambar 1.3
Orang Eropa merupakan ras Kaukasoid.
7
Struktur Sosial
5)
Ras-ras khusus
, yaitu ras yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara
lain:
a)
Bushman
(Penduduk di daerah Gurun
Kalahari, Afrika Selatan);
b)
Veddoid
(Penduduk di daerah pedalaman Sri
Lanka dan Sulawesi Selatan);
c)
Polynesian
(Kepulauan Mikronesia dan
Polynesia); serta
d)
Ainu
(Penduduk di daerah Pulau Karafuto dan
Hokkaido, Jepang).
Sedangkan Ralph Linton, beliau mengklasifikasi-
kan tiga ras utama dunia yaitu Mongoloid, Kaukasoid,
dan Negroid. Mongoloid dengan ciri-ciri kulit sawo
matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit
(terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi
menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia
terdiri atas subras Tionghoa (terdiri atas Jepang, Taiwan, dan
Vietnam) serta subras Melayu. Subras Melayu terdiri atas
Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri atas
orang-orang Indian di Amerika.
Kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit
putih, rambut pirang sampai cokelat kehitam-hitaman, dan
kelopak mata lurus. Ras ini terdiri atas subras Nordic, Alpin,
Mediteran, Armenoid, dan India.
Sedangkan Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit
hitam, bibir tebal, dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi
subras Negrito, Nilitz, Negara Rimba, Negro Oseanis, dan
Hotentot-Boysesman.
Lantas, bagaimana dengan negara kita yang terkenal dengan
keragaman suku bangsanya? Ras-ras apa sajakah yang ada di
Indonesia?
Pada dasarnya, Indonesia didiami oleh bermacam-macam
subras sebagai berikut.
1) Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
dan sekitarnya.
2) Veddoid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan,
Toala dan Tomuna di Sulawesi.
3) Neo-Melanosoid, yaitu penduduk Kepulauan Kei dan Aru.
4) Melayu yang terdiri atas:
a) Melayu tua (Proto Melayu), yaitu orang Batak, Toraja, dan
Dayak.
b) Melayu Muda (Deutro Melayu), yaitu orang Aceh, Minang,
Bugis/Makassar, Jawa, Sunda, dan sebagainya.
b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari
golongan-golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri
yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul,
tempat asal, serta kebudayaannya. Ciri-ciri yang paling mendasar
tersebut, antara lain kesamaan dalam hal ciri fisik, bahasa daerah,
kesenian, dan adat istiadat.
Pada deskripsi di depan telah
diuraikan secara jelas menge-
nai ciri-ciri dari semua ras di
dunia. Cobalah perhatikan
adakah satu ciri saja yang
belum teridentifikasi dalam ras
di Indonesia.
Sumber:
www.saintmarys.edu
Gambar 1.4
Penduduk Afrika Tengah merupakan salah
satu ras Negroid.
SOSIOLOGI Kelas XI
8
Bagaimana dengan Indonesia? Secara garis besar suku bangsa
masyarakat Indonesia diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Suku masyarakat Pulau Sumatra antara lain Aceh,
Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang,
Melayu, dan sebagainya.
2) Suku masyarakat Pulau Jawa antara lain Sunda,
Jawa, Tengger, dan sebagainya.
3) Suku masyarakat Pulau Kalimantan antara lain
Dayak, Banjar, dan sebagainya.
4) Suku masyarakat Pulau Sulawesi antara lain Bugis,
Makassar, Toraja, Minahasa, Toli-Toli, Bolang-
Mongondow, dan Gorontalo.
5) Suku masyarakat di Kepulauan Nusa Tenggara
antara lain Bali, Bima, Lombok, Flores, Timur, dan
Rote.
6) Suku masyarakat di Kepulauan Maluku dan Irian
antara lain Ternate, Tidore, Dani, dan Asmat.
Dari keterangan-keterangan di atas terlihat betapa banyaknya
suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia. Uniknya di antara suku
bangsa yang beragam, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
dasar persamaan. Seperti persamaan kehidupan sosialnya yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan, asas-asas yang sama atas hak
milik atas tanah, asas-asas yang sama dalam bentuk persekutuan
masyarakat, dan asas-asas persamaan dalam hukum adat.
c. Diferensiasi
Clan
Klan (
clan
) adalah suatu kesatuan atau kelompok kekerabatan
yang didasarkan atas hubungan keturunan atau hubungan darah
(
genealogis
) yang terdapat dalam masyarakat.
Sedangkan kekerabatan merupakan kesatuan sosial yang
orang-orangnya atau anggota-anggotanya mempunyai hubungan
keturunan atau hubungan darah. Seseorang dapat kita anggap
sebagai kerabat kita, jika orang tersebut mempunyai hubungan
darah atau seketurunan dengan kita, walaupun kita tidak pernah
saling bertemu dengan orang tersebut.
Dalam sistem kekerabatan dikenal dua hubungan kekerabatan,
yaitu patrilineal dan matrilineal. Dalam klan patrilineal, saudara
perempuan ayah dan saudara laki-laki ayah termasuk dalam satu
klan. Sedangkan anak dari saudara perempuan ego tidak termasuk
anggota klan. Masyarakat yang menganut sistem patrilineal antara
lain Batak, Mentawai, dan Gayo.
Sementara dalam klan matrilineal, saudara laki-laki ibu,
saudara perempuan ibu, saudara laki-laki ego, dan saudara
perempuan ego termasuk anggota satu klan. Tetapi anak dari
saudara laki-laki ibu dan anak dari saudara laki-laki ego tidak
termasuk anggota satu klan. Masyarakat yang menganut sistem
matrilineal antara lain Minangkabau dan Enggano.
d. Diferensiasi Agama
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan agama? Agama
merupakan masalah esensial bagi kehidupan manusia. Hal ini
dikarenakan menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap
benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara
moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral atau
Menurut Prof. Koentjaraningrat
klan dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu klan besar dan
klan kecil. Klan kecil adalah
suatu kelompok kekerabatan
yang terdiri atas satu nenek
moyang melalui garis ke-
turunan ayah atau ibu.
Sedangkan klan besar adalah
suatu kelompok kekerabatan
yang terdiri atas satu nenek
moyang.
Sumber:
www.westpapua.net
Gambar 1.5
Suku Dani merupakan salah satu suku
bangsa di Irian.
9
Struktur Sosial
yang disebut umat. Menurut Durkheim, agama adalah suatu
sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal-hal suci.
Diferensiasi agama merupakan penggolongan masyarakat
berdasarkan agama atau kepercayaan. Di Indonesia dikenal agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Selain itu,
berkembang pula agama atau kepercayaan lain seperti Konghucu,
aliran kepercayaan, dan kepercayaan-kepercayaan lainnya.
Penggolongan tersebut bersifat horizontal dan bukan berdasarkan
tingkatan atau pelapisan sehingga dalam diferensiasi sosial agama
tidak ada status yang lebih tinggi atau rendah karena pada dasarnya
setiap agama memiliki status yang sama.
Secara umum setiap agama mempunyai komponen-komponen
yang selalu ada. Komponen-komponen tersebut antara lain emosi
keagamaan, sistem keyakinan, upacara keagamaan, tempat ibadah
dan umat.
1) Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang
mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur
percaya.
2) Sistem keyakinan, yaitu bentuk pikiran atau gagasan manusia
seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib,
kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang,
dewa-dewa dan sebagainya.
3) Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada
Tuhan, dewa-dewa, dan roh nenek moyang.
4) Tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, wihara,
kuil, dan kelenteng.
5) Umat, yaitu anggota salah satu agama yang
merupakan kesatuan sosial.
e.
Diferensiasi Profesi
(Pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau
mata pencahariannya. Dalam masyarakat sosial
profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan
suatu keterampilan khusus. Misalnya, profesi guru
memerlukan keterampilan khusus seperti, pandai
berbicara, suka membimbing, sabar, dan sebagainya.
Di masyarakat terdapat berbagai macam profesi yang
dimiliki anggota masyarakat. Hal ini dikarenakan
Dapatkah kamu bayangkan
apa yang akan terjadi apabila
penggolongan agama bersifat
vertikal dan memiliki ting-
katan-tingkatan tertentu?
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.7
Guru merupakan profesi yang membutuh-
kan keahlian.
Sumber:
www.pariwisata-jakpus.web.id
Gambar 1.6
Diferensiasi agama dapat dilihat melalui tempat ibadah.
SOSIOLOGI Kelas XI
10
pengaruh industrialisasi dan modernisasi, serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Diferensiasi profesi merupakan
penggolongan anggota masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan
yang dimiliki. Berdasarkan penggolongan inilah kita mengenal
kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang,
buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
Perbedaan profesi biasanya akan membawa pengaruh terhadap
perilaku sosial seseorang di lingkungannya. Contoh, perilaku
seorang dokter tentunya berbeda dengan perilaku seorang tukang
becak ketika keduanya melakukan pekerjaan.
f.
Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang
berdasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan
biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ
reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar
itulah, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan
kelompok masyarakat perempuan atau wanita.
Pada dasarnya kedudukan laki-laki dan perempuan sama,
karena mempunyai kesempatan, status, dan peran sosial yang
sama. Namun, di beberapa daerah tertentu status laki-laki
dianggap lebih tinggi daripada perempuan atau sebaliknya. Hal
ini dikarenakan adanya perbedaan fisik dan sosialisasi nilai dan
norma yang membedakan mereka. Akan tetapi, perbedaan tersebut
bersifat horizontal bukan pada tingkatan-tingkatan dalam
masyarakat.
g. Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi asal daerah merupakan pengelompokan manusia
berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota.
Berdasarkan penggolongan ini dikenal dua kelompok masyarakat,
yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat desa
adalah kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari
desa. Sedangkan masyarakat kota adalah kelompok orang yang
tinggal di perkotaan atau berasal dari kota. Perbedaan masyarakat
desa dan masyarakat kota tampak jelas dalam perilaku, tutur kata,
cara berpakaian, cara menghias rumah, cara berinteraksi, dan lain-
lain.
Dalam diferensiasi jenis
kelamin, kedudukan laki-laki
dan perempuan adalah sama.
Sama dalam hal status, peran,
dan kesempatan. Namun,
dalam kenyataannya adakah
kamu temui bias gender yang
terjadi?
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.8
Laki-laki dan perempuan wujud diferensiasi jenis kelamin.
11
Struktur Sosial
Pada deskripsi di depan, telah diungkapkan dengan jelas berbagai macam
diferensiasi sosial yang ada di masyarakat. Bersama teman sekelompokmu
cobalah lakukan pengamatan sederhana di lingkungan sekitarmu.
Identifikasikan diferensiasi sosial yang ada berdasarkan ras, etnis, agama,
dan gender. Ungkapkan bentuk diferensiasi tersebut secara deskriptif dan
diskusikan masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dalam penggolongan
tersebut. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan pengamatan. Selanjutnya
presentasikan di depan kelas!
C. Stratifikasi Sosial
Ada sebuah cerita dari daerah Dahomey, daerah di sekitar Gurun
Sahara, Afrika pada abad XVIII. Penguasa atau raja Dahomey sangat
didewakan dan dimuliakan. Para menteri diharuskan menyembah-
nyembah jika raja tersebut sedang lewat. Seluruh kekayaan kerajaan
menjadi milik raja. Raja berhak menikahi semua wanita yang ia
inginkan. Bahkan, raja berkuasa atas hidup mati seseorang. Jika ada
seseorang yang menentang raja, maka orang tersebut akan dihukum
mati. Dari cerita tersebut tampak adanya tingkatan-tingkatan sosial.
Seorang raja memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding dengan
menteri dan rakyatnya, karena ia memiliki kuasa atas mereka.
Sedangkan seorang menteri dan rakyat mempunyai tingkatan yang
rendah. Mengapa harus demikian? Karena itulah, sistem masyarakat
yang berlaku. Dalam sosiologi, sistem ini dinamakan sistem stratifikasi
sosial. Untuk lebih jelasnya simak dan perhatikan materi di bawah
ini.
1.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status dan
kedudukan. Status dan kedudukan ini mendorong munculnya
perbedaan sikap seseorang terhadap orang lain. Dalam
masyarakat orang memiliki harta berlimpah lebih dihargai
daripada orang miskin. Demikian pula, orang yang lebih
berpendidikan lebih dihormati daripada orang yang kurang
berpendidikan. Atas dasar itulah, masyarakat dikelompok-
kan secara vertikal atau bertingkat-tingkat sehingga
membentuk lapisan-lapisan sosial tertentu dengan
kedudukannya masing-masing.
Pada dasarnya penggolongan masyarakat ini, telah
dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan seorang ahli filsafat
dari Yunani, yaitu Aristoteles mengatakan bahwa di dalam
tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya
sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di
tengah-tengahnya. Menurut Aristoteles orang-orang kaya
Sumber:
www.suaramerdeka.com
Gambar 1.9
Orang yang memiliki harta berlimpah
biasanya akan lebih dihargai dan dihormati
dalam masyarakat.
SOSIOLOGI Kelas XI
12
ditempatkan dalam lapisan atas, sedangkan orang-orang melarat
ditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang-orang di tengah
ditempatkan dalam lapisan masyarakat menengah.
Dalam sosiologi, lapisan-lapisan ini dinamakan
lapisan sosial atau stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial
berasal dari bahasa Latin ”
stratum
” (tunggal) atau ”
strate
”
(jamak) yang berarti berlapis-lapis. Menurut Pitirim A.
Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau
hierarkis.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan
manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam
kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh
karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal
tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat
yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat
universal. Kapan pun dan di mana pun, pelapisan sosial
selalu ada.
Selo Soemardjan
dan
Soelaiman Soemardi
(1974) menyebutkan bahwa selama dalam masyarakat
ada sesuatu
yang dihargai
, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi.
Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan,
ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial
adalah pembedaan antarwarga masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial
secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam
masyarakat di antaranya ada kelas sosial tinggi, sedang, dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya
kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, apabila
dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya.
Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang disebabkan oleh
bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi,
nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
Cobalah untuk berpikir kritis,
mengapa stratifikasi sosial
digambarkan dalam bentuk
piramida?
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian stratifikasi sosial:
1)
Hendropuspito
Stratifikasi sosial adalah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial
berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
2)
Max Weber
Stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan,
previllege,
dan prestise.
3)
Cuber
Stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori
dari hak-hak yang berbeda.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.10
Gambaran stratifikasi sosial dalam
masyarakat.
13
Struktur Sosial
Dari deskripsi di depan, setidaknya kamu memiliki gambaran awal tentang
stratifikasi sosial. Untuk memahami materi ini lebih dalam lagi, cobalah gali
informasi sebanyak-banyaknya tentang stratifikasi sosial. Manfaatkan buku
perpustakaan dan berita-berita di media massa untuk memudahkanmu dalam
menyelesaikan aktivitas ini. Tulislah hasilnya dalam bentuk portofolio dan
bacakan di depan kelas.
2.
Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Tahukah kamu kapan stratifikasi sosial terbentuk? Bagaimana
prosesnya? Cobalah diskusikan dengan teman sebangkumu.
Sulit memang untuk menjelaskan secara pasti proses serta
tepatnya stratifikasi sosial terbentuk dalam masyarakat. Pada dasarnya
stratifikasi sosial terbentuk sejak manusia mengenal adanya
kehidupan bersama di dalam organisasi sosial. Selain itu, adanya
sesuatu yang dihargai seperti kepandaian, kekayaan, kekuasaan,
profesi, keaslian keanggotaan masyarakat mendorong munculnya
stratifikasi sosial.
Secara umum terdapat dua proses terbentuknya stratifikasi sosial
di masyarakat, yaitu:
a. Terjadi secara Otomatis atau Alamiah
Stratifikasi sosial dapat terjadi secara alamiah, dengan sendirinya
dan otomatis bersamaan dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Biasanya proses ini terjadi karena faktor-faktor yang
dibawa individu sejak lahirnya. Contoh: kepandaian, usia, jenis
kelamin, keturunan, dan sifat keaslian keanggotaan seseorang
dalam masyarakat.
b. Terjadi karena Bentukan untuk Mencapai Tujuan Bersama
Stratifikasi ini biasanya dilakukan dalam pembagian
kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi
formal seperti pemerintahan, partai politik, perusaha-
an, perkumpulan, dan angkatan bersenjata. Dalam
stratifikasi ini biasanya dilakukan dengan berbagai
cara, seperti upacara pelantikan, pemberian tanda/
lambang kedudukan, pemberian wewenang, dan lain-
lain.
3.
Dasar Stratifikasi Sosial
Sebagaimana telah diungkapkan di depan bahwa selama di dalam
masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai, maka stratifikasi sosial
akan tetap ada. Sesuatu yang dapat dihargai tersebut berupa uang,
tanah, atau harta benda, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Semakin
Sumber:
www.antam.com
Gambar 1.11
Stratifikasi dalam sebuah perusahaan
sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan.
SOSIOLOGI Kelas XI
14
banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat atau seseorang
terhadap sesuatu yang dihargai maka semakin tinggi
kedudukan dan lapisannya di masyarakat. Sebaliknya, bagi
mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak
memiliki sama sekali, mereka mempunyai kedudukan dan
lapisan yang rendah. Contoh: seseorang mempunyai tugas
sebagai pemimpin dalam sebuah organisasi atau
perusahaan akan menempati lapisan yang tinggi daripada
masyarakat yang tidak memiliki tugas apa pun.
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas dapat
diketahui kriteria-kriteria umum yang digunakan untuk
mengelompokkan anggota masyarakat ke dalam suatu
lapisan tertentu sebagai berikut.
a. Ukuran Kekayaan
Kekayaan atau materi dapat dijadikan sebagai ukuran
penempatan status seseorang dalam lapisan masya-
rakat. Oleh karenanya, orang yang memiliki harta benda
berlimpah (kaya) akan lebih dihormati dan dihargai
daripada orang miskin. Ukuran kekayaan ini dapat
dilihat dari bentuk rumah modern, jenis pakaian yang
dipakai, pemilikan sarana komunikasi dan transportasi,
serta kebiasaan mengonsumsi barang-barang mewah.
b. Ukuran Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi
seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki
kekuasaan dan wewenang besar akan menempati
lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak
mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
Contoh: pimpinan perusahaan dengan karyawannya.
c. Ukuran Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Dalam hal ini keturunan berdasarkan
golongan kebangsawanan atau kehormatan. Contoh:
gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat
Jawa, dan Tengku di masyarakat Aceh. Kesemua gelar
ini diperoleh berdasarkan kelahiran atau keturunan.
Apabila seseorang berasal dari keluarga bangsawan
secara otomatis orang tersebut menempati lapisan atas
berdasarkan keturunannya.
d. Ukuran Kepandaian atau Ilmu Pengetahuan
Kepandaian serta kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan dapat pula menjadi dasar dalam
pelapisan sosial. Seseorang yang berpendidikan tinggi
atau bergelar sarjana tentunya mempunyai status yang
lebih tinggi. Sebagaimana orang yang menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati posisi yang paling tinggi dalam
sistem pelapisan masyarakat. Contoh: profesor, doktor, dan lain-
lain.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.12
Uang mampu menjadikan seseorang ke
strata yang lebih tinggi.
Sumber:
i113.photobucket.com
Gambar 1.13
Ukuran kekayaan dapat dilihat dari bentuk
rumahnya.
Sumber:
www.jawaplace.org
Gambar 1.14
Gelar bangsawan yang dimiliki seseorang
bisa menjadikan dirinya berada pada
lapisan atas.
15
Struktur Sosial
e. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat
tradisional. Biasanya dalam masyarakat tradisional sangat
menghormati orang-orang yang memiliki jasa yang banyak kepada
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku
dan berbudi luhur.
4.
Sifat Sistem Stratifikasi Sosial
Dari pemaparan di atas, tampak jelas keberagaman stratifikasi
sosial. Keadaan ini menjadikan masyarakat terbagi menjadi beberapa
kelompok atau lebih yang tentunya menempati posisi yang tidak sama
dalam pelapisan sosial atau stratifikasi sosial. Dalam sosiologi dikenal
tiga sistem stratifikasi sosial, yaitu stratifikasi sosial tertutup,
stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (
Closed Social Stratification
)
Stratifikasi sosial tertutup dalam masyarakat dapat digambarkan
seperti pada gambar di samping. Stratifikasi tertutup adalah
stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit mengadakan
mobilitas vertikal. Satu-satunya jalan untuk masuk dalam
stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan. Wujud nyata
dari stratifikasi ini adalah sistem kasta di Bali. Kaum Sudra tidak
dapat pindah posisi ke lapisan Brahmana. Atau masyarakat
rasialis, kulit hitam (Negro) yang dianggap di posisi rendah tidak
bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (
Opened Social Stratification
)
Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya
sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan
mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal. Pada umumnya,
sistem pelapisan ini, memberikan kesempatan kepada setiap
anggota untuk naik ke strata yang lebih tinggi, atau turun ke strata
yang lebih rendah. Selain itu, sistem pelapisan terbuka
memberikan perangsang lebih besar kepada setiap anggota
masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat.
Contoh, seorang yang miskin karena usaha dan kerja keras dapat
menjadi kaya, atau sebaliknya.
c. Stratifikasi Campuran
Stratifikasi campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang
membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu,
tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada
bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan
terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia pindah ke
Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki
kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan
aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.15
Visualisasi pelapisan
sosial tertutup.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.16
Visualisasi pelapisan
sosial terbuka.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.17
Visualisasi pelapisan
sosial campuran.
SOSIOLOGI Kelas XI
16
Sistem Kasta
Sistem lapisan sosial yang tertutup dengan jelas dapat dilihat dalam
masyarakat India. Sistem pelapisan di India sangat kaku dan menjelma
dalam bentuk kasta. Secara umum, kasta di India mempunyai ciri-ciri
tertentu, yaitu:
a.
Keanggotaan pada kasta, diperoleh karena warisan atau kelahiran.
Dengan kata lain, anak yang lahir akan memperoleh kedudukan dari
orang tuanya.
b.
Keanggotaan yang diwariskan, berlaku untuk seumur hidup. Oleh karena
itu, seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali apabila
ia dikeluarkan dari kastanya.
c.
Perkawinan bersifat
endogami
, artinya seseorang harus menikah
dengan orang yang berada dalam satu kasta.
d.
Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
e.
Adanya kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu. Hal ini
terlihat nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kasta,
penyesuaian diri terhadap norma-norma yang berlaku dalam kasta yang
bersangkutan, dan lain-lain.
f.
Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
g.
Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Sistem kasta di India telah ada sejak berabad-abad yang lampau. Istilah
kasta
dalam bahasa India adalah ”yati”, sedangkan sistemnya disebut ”varna”.
Menurut kitab Reg-Wedha, dalam masyarakat India Kuno terdapat empat varna
yang tersusun atas Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana
terdiri atas pendeta-pendeta yang dipandang sebagai lapisan tertinggi. Kesatria
merupakan kasta golongan bangsawan dan tentara. Waisya terdiri atas kasta
golongan pedagang, sedangkan Sudra terdiri atas orang-orang biasa atau rakyat
jelata. Golongan yang tidak berkasta, tidak masuk dalam sistem varna dan
disebut golongan Paria.
Suatu sistem stratifikasi tertutup dalam batas-batas tertentu, juga
dijumpai pada masyarakat Bali. Seperti halnya masyarakat India, masyarakat
Bali pun terbagi dalam empat lapisan sesuai dengan kitab suci orang Bali
yaitu Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra. Ketiga lapisan pertama biasa
disebut ”triwangsa”, sedangkan lapisan terakhir disebut ”jaba”. Keempat
lapisan tersebut terbagi lagi dalam lapisan-lapisan khusus, yang biasanya
diketahui dari gelar yang disandang. Gelar-gelar tersebut diwariskan menurut
garis keturunan laki-laki yang antara lain Ida Bagus (Brahmana), Tjokorda,
Dewa, Ngahan (Kesatria), I Gusti, Gusti (Waisya), Pande, Kbon, dan Pasek
(Sudra).
Walaupun gelar-gelar tersebut tidak memisahkan golongan-golongan
secara ketat, akan tetapi sangat penting bagi sopan santun pergaulan. Selain
itu, hukum adat juga menetapkan hak-hak bagi si pemakai gelar, misalnya
dalam memakai tanda-tanda, perhiasan, pakaian tertentu, dan lain-lain.
Kehidupan sistem kasta di Bali tersebut umumnya tampak jelas dalam
hubungan perkawinan, terutama seorang gadis dari suatu kasta tertentu
pada umumnya dilarang bersuamikan seseorang dari kasta yang lebih
rendah.
17
Struktur Sosial
Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam masyarakat terdapat penggolongan-
penggolongan secara vertikal yang menempatkan anggota masyarakat ke
dalam lapisan tertentu. Nah sekarang, cobalah amati lingkungan sekitarmu!
Adakan sedikit penelitian dan pengamatan, catatlah hal-hal yang menunjukkan
adanya stratifikasi sosial. Berdasarkan data-data yang ada dalam catatanmu,
cobalah ungkapkan stratifikasi sosial yang terjadi di lingkungan sekitarmu.
Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan pengamatan dan presentasikan di
depan kelas.
5.
Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya
sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai. Pada dasarnya sesuatu
yang dihargai selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
zaman dan teknologi. Keadaan ini menjadikan bentuk-bentuk
stratifikasi sosial semakin beragam. Selain itu, semakin kompleksnya
kehidupan masyarakat semakin kompleks pula bentuk-bentuk
stratifikasi yang ada. Secara garis besar bentuk-bentuk stratifikasi
sosial sebagai berikut.
a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Dalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas
sosial. Kelas sosial dalam ekonomi didasarkan pada
jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara
umum klasifikasi kelas sosial terdiri atas tiga
kelompok sebagai berikut.
1) Kelas sosial atas, yaitu kelompok orang memiliki
kekayaan banyak, yang dapat memenuhi segala
kebutuhan hidup bahkan secara berlebihan.
Golongan kelas ini dapat dilihat dari pakaian yang
dikenakan, bentuk rumah, gaya hidup yang
dijalankan, dan lain-lain.
2) Kelas sosial menengah, yaitu kelompok orang
berkecukupan yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok
(primer), misalnya sandang, pangan, dan papan. Keadaan
golongan kelas ini secara umum tidak akan sama dengan
keadaan kelas atas.
3) Kelas sosial bawah, yaitu kelompok orang miskin yang masih
belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Golongan kelas
bawah biasanya terdiri atas pengangguran, buruh kecil, dan
buruh tani.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.18
Berdasarkan kriteria ekonomi, buruh tani
termasuk dalam kelas sosial bawah.
SOSIOLOGI Kelas XI
18
b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah
pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan
sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh karena itu, anggota
masyarakat yang memiliki kedudukan sosial yang terhormat
menempati kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota
masyarakat yang tidak memiliki kedudukan sosial akan
menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang tokoh
agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam
pelapisan sosial.
c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Apabila kita berbicara mengenai politik, maka pembicaraan
kita berhubungan erat dengan sistem pemerintahan. Dalam
stratifikasi sosial, media politik dapat dijadikan salah satu kriteria
penggolongan. Orang-orang yang menduduki jabatan di dunia
politik atau pemerintahan akan menempati strata tinggi. Mereka
dihormati, disegani, bahkan disanjung-sanjung oleh warga
masyarakat. Orang-orang yang menduduki jabatan di
pemerintahan dianggap memiliki kelas yang lebih tinggi
dibandingkan warga biasa.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan
masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapisan
atas yaitu elite kekuasaan disebut juga kelompok dominan
(menguasai) sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau
kelompok masyarakat yang dikuasai disebut massa atau kelompok
terdominasi (terkuasai).
d. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dapat dijadikan
sebagai dasar pembedaan dalam masyarakat. Seseorang yang
bekerja di kantor dianggap lebih tinggi statusnya daripada bekerja
kasar, walaupun mereka mempunyai gaji yang sama. Adapun
penggolongan masyarakat didasarkan pada mata pencaharian atau
pekerjaan sebagai berikut.
1) Elite yaitu orang kaya dan orang yang menempati kedudukan
atau pekerjaan yang dinilai tinggi oleh masyarakat.
2) Profesional yaitu orang yang berijazah dan bergelar
kesarjanaan serta orang dari dunia perdagangan yang berhasil.
3) Semiprofesional mereka adalah para pegawai kantor,
pedagang, teknisi berpendidikan menengah, mereka yang tidak
berhasil mencapai gelar, para pedagang buku, dan sebagainya.
4) Tenaga terampil mereka adalah orang-orang yang mempunyai
keterampilan teknik mekanik seperti pemotong rambut,
pekerja pabrik, sekretaris, dan stenografer.
5) Tenaga tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga dan
tukang kebun.
e. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pendidikan
Antara kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal
ini dikarenakan untuk mencapai pendidikan tinggi diperlukan
uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan juga motivasi,
kecerdasan, dan ketekunan. Oleh karena itu, tinggi dan rendahnya
pendidikan akan berpengaruh pada jenjang kelas sosial.
Sumber:
www.tempointeraktif
Gambar 1.19
Presiden, wakil presiden,
dan anggota DPR/MPR
berdasarkan kriteria politik
menempati lapisan atas.
Sumber:
www2.seasite.niu.edu
Gambar 1.20
Pembantu rumah tangga
berada dalam lapisan
terbawah pada stratifikasi
sosial berdasarkan pe-
kerjaan.
19
Struktur Sosial
f.
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Budaya Suku Bangsa
Pada dasarnya setiap suku bangsa memiliki stratifikasi sosial
yang berbeda-beda. Misalnya pada suku Jawa. Di Jawa terdapat
stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah sebagai berikut.
1) Golongan wong baku (cikal bakal), yaitu orang-
orang keturunan para pendiri desa. Mereka
mempunyai hak pakai atas tanah pertanian dan
berkewajiban memikul beban anak keturunan para
cikal bakal tersebut. Kewajiban seperti itu disebut
dengan gogol atau sikep.
2) Golongan kuli gandok (lindung), yaitu orang-orang
yang mempunyai rumah sendiri, tetapi tidak
mempunyai hak pakai atas tanah desa.
3) Golongan mondok emplok, yaitu orang-orang yang
mempunyai rumah sendiri pada tanah pekarangan
orang lain.
4) Golongan rangkepan, yaitu orang-orang yang
sudah berumah tangga, tetapi belum mempunyai
rumah dan pekarangan sendiri.
5) Golongan sinoman, yaitu orang-orang muda yang belum
menikah dan masih tinggal bersama-sama dengan orang
tuanya.
Selain itu, stratifikasi sosial pada masyarakat Jawa
didasarkan pula atas pekerjaan atau keturunan, yaitu
golongan priayi dan golongan wong cilik. Golongan
priayi adalah orang-orang keturunan bangsawan dan
para pegawai pemerintah serta kaum cendekiawan yang
menempati lapisan atas. Sedangkan golongan wong
cilik antara lain para petani, tukang, pedagang kecil,
dan buruh yang menempati lapisan kelas bawah.
Pada tahun 1960-an, Clifford Geertz seorang pakar
antropolog Amerika membagi masyarakat Jawa menjadi
tiga kelompok, yaitu santri, abangan, dan priayi.
Menurutnya, kaum santri adalah penganut agama Islam
yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara
nominal atau menganut Kejawen, sedangkan kaum
priayi adalah kaum bangsawan.
Sumber:
www.regional
Gambar 1.21
Dalam masyarakat, kepemilikan atas
tanah dijadikan salah satu kriteria
pelapisan sosial.
Sumber:
www.suaramerdeka
Gambar 1.22
Dalam masyarakat Jawa, keluarga
keturunan keraton digolongkan sebagai
priayi.
Sebagaimana diungkapkan di depan bahwa stratifikasi sosial dalam
masyarakat akan terus berkembang seiring dengan kompleksnya
masyarakat dan kemajuan zaman. Oleh karenanya dapat dipastikan
keesokan hari akan terdapat stratifikasi sosial baru dengan dasar tertentu.
Nah, tugasmu sekarang, cobalah lakukan penelitian prediksi akan bentuk
stratifikasi mendatang. Manfaatkan buku-buku perpustakaan dan berita-
berita media massa serta pengamatan langsung di lingkungan sekitarmu.
Dengan data-data, fakta-fakta serta kebenaran-kebenaran yang ada,
diskusikan adakah kemungkinan munculnya bentuk stratifikasi sosial baru.
Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan diskusi dan presentasikan di depan
kelas.
SOSIOLOGI Kelas XI
20
D.
Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi
Sosial
Keberadaan sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial dalam
masyarakat tentunya membawa pengaruh tersendiri bagi kehidupan
sosial terutama struktur sosial. Mengapa demikian?
Hubungan ini akan kita pelajari bersama pada subbab ini.
Diferensiasi sosial dalam masyarakat mengacu pada
perbedaan atau penggolongan masyarakat walaupun secara
horizontal. Perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat dari
adanya keragaman suku dan etnik, keragaman agama,
keragaman pekerjaan, kesemua perbedaan ini menjadikan
struktur masyarakat menjadi majemuk.
Suatu masyarakat yang majemuk umumnya memiliki
kebudayaan yang bersifat
diverse
(bermacam-macam).
Secara umum masyarakat majemuk ditandai dengan
berkembangnya sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial
yang menjadi bagian-bagiannya dengan penentuan para anggota secara
tegas dalam bentuknya yang relatif murni, serta oleh timbulnya
konflik-konflik sosial atau setidaknya oleh kurangnya integrasi dan
saling ketergantungan di antara kesatuan-kesatuan sosial yang menjadi
bagian-bagiannya. Namun tidak selamanya masyarakat majemuk
mempunyai dampak negatif. Struktur masyarakat yang majemuk
tentunya memiliki khazanah budaya yang kaya.
Selain itu, adanya diferensiasi sosial menjadikan masyarakat
seolah-olah terkotak-kotak. Situasi ini mendorong munculnya sikap
primordialisme. Istilah primordialisme menggambarkan adanya
ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial dengan hal-hal yang
dibawa sejak awal kelahirannya, misalnya kesukubangsaan,
kedaerahan, ras, dan lain-lain. Dalam sosiologi primordialisme
diartikan sebagai perasaan kesukuan seseorang yang berlebihan. Pada
dasarnya sikap primordialisme berfungsi untuk pelestarian budaya
kelompok sendiri, namun mampu pula memunculkan sikap
etnosentrisme. Sikap etnosentrisme merupakan sikap yang
memandang budaya orang lain dari kacamata budaya sendiri akibatnya
dapat memunculkan sebuah konflik sosial.
Sedangkan sistem stratifikasi sosial menjadikan struktur
masyarakat memiliki kesenjangan sosial. Hal ini dikarenakan dalam
sistem stratifikasi memuat lapisan-lapisan sosial
masyarakat yang berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
Tingkatan-tingkatan ini diibaratkan sebagai sebuah anak
tangga. Karenanya di dalam masyarakat terdapat
penggolongan secara vertikal, yaitu kelompok masyarakat
yang lebih tinggi atau lebih rendah apabila dibandingkan
dengan kelompok lain. Dengan kata lain, segolongan
kelompok orang-orang dalam suatu strata, jika
dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok strata
lain akan terlihat jelas perbedaan-perbedaan yang ada.
Contoh: perbedaan hak, penghasilan, pembatasan, dan
kewajiban. Perbedaan ini sering kali memunculkan sikap
penindasan terhadap kelompok lainnya. Kelompok
masyarakat yang memiliki kedudukan lebih tinggi
Secara umum adanya dife-
rensiasi dan stratifikasi sosial
dalam masyarakat melahirkan
primordialisme, etnosentris-
me, dan konflik. Nah, bagai-
manakah hubungan di antara
ketiganya?
Sumber:
www.indonesiameia.com
Gambar 1.23
Masyarakat majemuk.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 1.24
Adanya perbedaan hak antara PRT
dengan majikan menjadikan PRT merasa
tertindas oleh majikannya.
21
Struktur Sosial
memiliki hak dan keuntungan serta fasilitas-fasilitas yang lebih banyak
dibanding dengan kelompok-kelompok masyarakat yang menempati
strata lebih rendah. Bertumpu dari keadaan ini, akhirnya kehidupan
masyarakat berstratifikasi akan menampakkan gejala yang membuat
hidup dirasa sebagai penindasan oleh kelompok-kelompok besar
masyarakat.
Tabel Perbedaan Diferensiasi dengan Stratifikasi Sosial
Diferensiasi Sosial
Stratifikasi Sosial
1.
Pengelompokan secara horizontal.
Pengelompokan secara vertikal.
2.
Berdasarkan ciri dan fungsi.
Berdasarkan posisi, status kelebihan
yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.
3.
Distribusi kelompok.
Distribusi hak dan wewenang
4.
Genotipe.
Stereotipe
5.
Kriteria biologis/fisik sosiokultural.
Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan,
kehormatan.
Keberadaan diferensiasi dan stratifikasi sangat berpengaruh terhadap
kehidupan sosial dalam masyarakat. Contoh: terbentuknya masyarakat
majemuk, menumbuhkan primordialisme yang akhirnya memunculkan konflik
sosial. Pada dasarnya pengaruh diferensiasi dan stratifikasi sangat mudah
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Bersama teman sekelompokmu, cobalah
adakan diskusi sederhana menentukan pengaruh diferensiasi sosial dan
stratifikasi sosial dalam masyarakat. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan
diskusi. Hendaknya sertakan data-data atau contoh kasus yang mendukung
penulisanmu dalam laporan diskusi sebagai bekal mempertahankan argumen
kalian saat presentasi.
E. Perbedaan Konsolidasi dan Interseksi
Berbicara tentang masyarakat majemuk baik secara vertikal
maupun horizontal, maka pembicaraan kita tidak akan jauh dari istilah
konsolidasi dan interseksi. Adanya konsolidasi dan interseksi
merupakan upaya untuk meminimalisasi akibat dari masyarakat
majemuk. Lantas, apa yang dimaksud dengan konsolidasi dan
interseksi?
SOSIOLOGI Kelas XI
22
Sebagai langkah awal dalam memahami materi subbab ini, cobalah
jawab pertanyaan di bawah ini!
Apa yang dimaksud dengan konsolidasi dan interseksi? Cobalah gali
informasi sebanyak-banyaknya tentang pengertian kedua istilah tersebut,
melalui telaah pustaka dan berita di media massa. Bermodalkan wawasanmu
tentang konsolidasi dan interseksi, adakan pengamatan sederhana untuk
menemukan proses konsolidasi dan interseksi di lingkungan sekitarmu.
Tulislah hasilnya dalam bentuk portofolio dan presentasikan di depan kelas.
Istilah konsolidasi berasal dari bahasa Inggris,
consolidation
yang
berarti penguatan atau pengukuhan. Dalam struktur sosial konsolidasi
merupakan usaha untuk menata kembali suatu kelompok
sosial yang dinilai mengalami perpecahan atau
ketidakkompakan. Selain itu, konsolidasi juga berarti
sebagai usaha memperkuat parameter (nilai ukur) suatu
kelompok (
in group
) terhadap kelompok yang lain (
out
group
).
Sebagai contohnya, ketika suatu kelompok merasa
terancam keberadaannya, karena melihat kelompok lain
menjadi solid dan bersatu padu, maka kelompok tersebut
akan melakukan konsolidasi atau penguatan demi eksisnya
kelompok bersangkutan.
Interseksi berasal dari kata
intersection
yang berarti
sebuah titik pertemuan dari dua buah garis. Secara khusus
interseksi berarti persilangan antara dua himpunan (atau
lebih) yang setiap anggotanya juga menjadi bagian dari dua
himpunan (atau lebih) dari masing-masing himpunan
tersebut (sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2005). Proses
interseksi ini sangat terlihat dalam sebuah organisasi-
organisasi sosial. Dalam organisasi sosial terdiri atas
berbagai macam penggolongan atau perbedaan misalnya,
perbedaan ras, agama, jenis kelamin, dan lain-lain. Namun,
karena adanya persamaan tujuan dalam sebuah visi misi
organisasi, mereka membentuk suatu kesatuan. Kondisi ini
menimbulkan suatu ikatan baru di antara para anggotanya.
Ikatan baru ini mampu memperlemah perbedaan-
perbedaan yang pada dasarnya sudah dimiliki masing-
masing dari mereka. Dengan demikian, proses interseksi dapat
mempercepat integrasi sosial, sebab dalam proses interseksi
mengutamakan proses persamaan bukan perbedaan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Sumber:
www.ampl.or.id
Gambar 1.25
Konsolidasi dilakukan sebagai upaya
penguatan.
Sumber:
www.mprk.ac.id
Gambar 1.26
Kuliah massal salah satu wujud interseksi.
X : Proses interseksi atau penyilang-
an dari berbagai penggolongan
karena adanya solidaritas
kelompok yang didasarkan pada
visi dan misi kelompok.
23
Struktur Sosial
Selama dalam masyarakat terdapat suatu keragaman atau perbedaan, maka
proses interseksi dan konsolidasi terus berlangsung. Proses interseksi dan
konsolidasi merupakan bentuk upaya meminimalisasi dampak negatif dari
sebuah keragaman dan perbedaan. Proses interseksi dan konsolidasi dapat
berlangsung di segala bidang kehidupan (perdagangan, industri, perkawinan,
dan pendidikan). Nah, tugasmu sekarang, cobalah klasifikasikan peristiwa-
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk dalam proses interseksi
dan konsolidasi sertakan pula alasanmu mengklasifikasikannya. Tulislah
hasilnya dalam bentuk uraian bebas.
Pada umumnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan perbedaan-
perbedaan baik secara horizontal maupun vertikal. Pembedaan masyarakat
secara horizontal biasanya berupa perbedaan ras, suku bangsa, dan agama.
Perbedaan ini dinamakan diferensiasi sosial. Sedangkan secara vertikal
biasanya diwujudkan dalam kelas-kelas sosial. Perbedaan ini disebut juga
dengan stratifikasi sosial.
Untuk memahami lebih lanjut materi ini, salin dan lengkapilah beberapa
pengertian di bawah ini ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan
beragam sumber pustaka.
1.
Struktur sosial adalah . . . .
2.
Bentuk-bentuk diferensiasi sosial:
a.
Diferensiasi ras.
b.
Diferensiasi suku bangsa.
c.
Diferensiasi klan.
d.
Diferensiasi agama.
e.
Diferensiasi . . . .
f.
Diferensiasi . . . .
g.
Diferensiasi . . . .
3.
Proses terjadinya stratifikasi sosial:
a.
Terjadi secara otomatis atau alamiah.
b.
. . . .
4.
Dasar-dasar stratifikasi sosial:
a.
Kekayaan.
b.
Kekuasaan.
c.
. . . .
d.
. . . .
e.
. . . .
5.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial:
a.
Stratifikasi sosial berdasarkan ekonomi.
b.
Stratifikasi sosial berdasarkan sosial.
c.
Stratifikasi sosial berdasarkan politik.
d.
Stratifikasi sosial berdasarkan pekerjaan.
e.
Stratifikasi sosial berdasarkan . . . .
f.
Stratifikasi sosial berdasarkan . . . .
SOSIOLOGI Kelas XI
24
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan perbedaan antara stratifikasi dan diferensiasi sosial!
2. Mengapa perbedaan suku bangsa disebut diferensiasi sosial?
3. Jelaskan mengapa diskriminasi dapat terjadi!
4. Sebutkan hal-hal yang mendasari diferensiasi sosial!
5. Jelaskan terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat!
6. Berikan contoh stratifikasi sosial yang terjadi di lingkungan
sekitarmu!
7. Dapatkah stratifikasi sosial menjadi penyebab konflik sosial?
Jelaskan!
8. Jelaskan apa yang dimaksud konsolidasi dan interseksi!
9. Jelaskan stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah!
10. Sebutkan satu contoh dari interseksi dan konsolidasi di
daerahmu!
6.
Pengaruh diferensiasi sosial terhadap kehidupan masyarakat:
a.
Membentuk masyarakat yang majemuk.
b.
. . . .
c.
. . . .
7.
Pengaruh stratifikasi sosial terhadap kehidupan masyarakat:
a.
Masyarakat memiliki penjenjangan sosial.
b.
. . . .
c.
. . . .
25
Struktur Sosial
B.
Belajar dari masalah.
Problem Sosial Masyarakat Multikultural
Manifestasi empiris penurunan rasa aman dan damai
masyarakat akhir-akhir ini terlihat makin nyata dan transparan.
Munculnya berbagai tindak kekerasan, terorisme, dan kerusuhan
yang terjadi di berbagai daerah merupakan sebagian yang
memperkuat gejala tersebut. Bersamaan dengan itu semakin
mudah ditemukan fenomena sosial, yang dikarenakan perbedaan
etnis, ideologi politik, dan dogmatisme agama.
Berbagai lembaga negara serta pranata sosial yang ada seakan
mengalami stagnasi dan krisis legitimasi, karena tidak dapat
menjalankan tugas dan fungsinya secara normal. Dialog dari hati
ke hati antara individu atau kelompok nyaris tidak berjalan, karena
yang terjadi adalah eksklusivisme, ketidakpercayaan serta
kecurigaan yang menekankan ”supremasi” dan ”kebenaran”
sendiri. Kondisi anomali ini mengandung risiko kemunculan
gejala, yang oleh Erich Fromm disebut sebagai letupan perasaan
yang sangat destruktif berupa kemarahan sosial yang
memperbolehkan iri dan benci dilampiaskan di bawah kedok
keutamaan.
Hal ini pada gilirannya akan menggeser sendi-sendi toleransi
dan kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita melihat
orang atau kelompok lain sebagai segmen yang terpisah, bukan
sebagai kesatuan yang utuh lagi. Cara pandang demikian,
mengakibatkan semakin tingginya kecurigaan pada orang atau
kelompok lain dan semakin tipisnya toleransi dan kesediaan untuk
saling menerima.
Persoalannya, bahwa dalam masyarakat yang multikultural
biasanya memiliki tingkat diferensiasi sosial cukup tinggi yang
sangat rentan dan resistensi rendah terhadap munculnya konflik
horizontal. Begitu pula, kondisi masyarakat demikian tidak
selamanya kondusif bagi upaya pengembangan toleransi dan
demokrasi.
Itulah problema sosial yang kerap kali dialami oleh masyarakat
multikultural. Melalui kasus di atas, belajarlah untuk berpikir
kritis, temukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut! Kemukakan bagaimana menumbuhkan rasa cinta
kesatuan berkenaan dengan kasus di atas!
SOSIOLOGI Kelas XI
26
Masyarakat diibaratkan sebagai sebuah kristal yang mempunyai
permukaan yang tidak rata. Hal ini dikarenakan masyarakat terdiri atas
berbagai perbedaan yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan
menyeluruh. Perbedaan-perbedaan ini dalam sosiologi dinamakan struktur
sosial. Bentuk umum dari struktur masyarakat adalah diferensiasi sosial
dan stratifikasi sosial. Diferensiasi sosial merupakan perbedaan masyarakat
secara horizontal. Sedangkan stratifikasi sosial adalah pembedaan
masyarakat secara vertikal. Kesemua bentuk ini secara tidak langsung
akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat terlebih Indonesia
yang memiliki masyarakat multikultural.
Melalui pembelajaran ini, kita sebagai generasi muda diingatkan akan
banyaknya keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, mulai dari
keragaman suku, bahasa, adat, agama, status ekonomi, pekerjaan, dan
lain-lain. Dengan keragaman ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai
bangsa rawan konflik. Oleh karenanya, jangan jadikan perbedaan sebagai
penghalang dari segala bentuk penyatuan. Melainkan jadikan sebagai
dorongan untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh. Karena perbedaan
adalah warna yang indah.