Halaman
Disusun oleh:
Nurmala Dewi
Editor:
Sugeng Setyono
Desainer sampul:
Suyatno
Desainer Isi:
Helmie L. Ramdhani
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit CV. Epsilon Grup
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi oleh Undang-Undang
910.7
NUR
NURMALA Dewi
g
Geografi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI / disusun, Nurmala Dewi,
; editor, Sugeng Setyono. — Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vii, 122 hlm, : ilus. ; 25 cm
Bibliografi : hlm.121-122
Indeks : hlm. 120
ISBN 978-979-068-790-5 (nomor jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-794-3
1. Geografi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Sugeng Setyono
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009,
telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 9 Tahun 2009.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
KATA SAMBUTAN
iii
Pendidikan menengah bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuan dalam mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan masyarakat guna memenuhi kebutuhan pembangunan nasional.
Tujuan ini menurut penyelenggara dan para praktisi dunia pendidikan secara nyata
harus mendukung meningkatkan kualitas pendidikan dengan segala aspeknya.
Dalam kaitan itu, kehadiran buku teks Geografi SMA ini bermaksud membantu
merealisasikan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kualitas anak didik
sehingga memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir analisis geografis untuk memahami gejala geosfer, memupuk
rasa cinta tanah air, dan memahami keberadaan negara lain dalam menghadapi
masalah-masalah yang timbul sebagai akibat interaksi antara manusia dengan
lingkungannya.
Kami menyadari bahwa apa yang tertuang dalam buku ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran sangat kami harapkan dengan senang hati
demi penyempurnaan buku-buku selanjutnya.
Akhirnya, semoga kehadiran buku ini dapat bermanfaat. Amin.
Bandung, Juni 2007
Penulis
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Sambutan
.............................................................................................. iii
Kata Pengantar
............................................................................................. iv
Daftar Isi
.........................................................................................
v
Daftar Gambar
.........................................................................................
vii
Daftar Tabel
.........................................................................................
vii
Bab 1
KEANEKAAN FLORA DAN FAUNA DI PERMUKAAN BUMI
...............
1
A.
Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan Flora
dan Fauna .......................................................................................
2
B.
Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia ..........................
4
C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia ...................................... 14
D. Jenis dan Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia ...................... 15
E.
Usaha-usaha Pelestarian Flora dan Fauna .................................... 19
F.
Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna di Indonesia ........... 20
G.
Konsep Cagar Biosfer .................................................................... 26
Rangkuman ......................................................................................... 28
Soal-soal Latihan .................................................................................... 29
Bab 2
SUMBER DAYA MANUSIA
.................................................................... 33
A.
Pengertian An
troposfe
r ................................................................... 34
B.
Kuantitas Sumber Daya Manusia ................................................... 34
C. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk ........................................... 36
D. Kualitas Sumber Daya Manusia ...................................................... 45
E.
Mobilitas Penduduk
......................................................................... 45
Rangkuman ......................................................................................... 49
Soal-soal Latihan .................................................................................... 50
Bab 3
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN PEMANFAATANNYA
.............. 55
A.
Jenis-jenis Sumber Daya Alam ....................................................... 56
B.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam .................................................. 61
Rangkuman ......................................................................................... 79
Soal-soal Latihan .................................................................................... 80
v
Bab 4
LINGKUNGAN HIDUP DAN PELESTARIANNYA
................................ 83
A.
Pemanfaatan Lingk
ungan Berkelanjut
an ....................................... 84
B.
Pelestarian Lingk
ungan
Hidup ....................................................... 104
Rangkuman ............................................................................................ 113
Soal-soal Latihan .................................................................................... 114
Glosarium
...................................................................................................... 117
Indeks
............................................................................................................ 120
Daftar Pustaka ............................................................................................... 121
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Biosfer & tumbuhan ......................... 2
1.2
Relief
............................................... 3
1.3
Peredaran bumi pada
porosnya
....... 4
1.4
Mekanisme pem
bentukan
................ 5
1.5
Bioma gurun
pasir ............................ 7
1.6
Binatang khas gurun pasir ............... 7
1.7
Padang rumput
................................ 8
1.8
Hewan khas padang
rumput
............. 8
1.9
Bioma hutan
basah .......................... 9
1.10 Hewan khas
hutan basah
................. 9
1.11 Hutan gugur
................................... 10
1.12 Hewan khas hutan gugur
............... 10
1.13 Bioma taiga ................................... 10
1.14 Hewan khas
taiga .......................... 10
1.15 Tundra di musim panas
.................. 11
1.16 Hewan khas
tundra
........................ 11
1.17 Peta pers
ebaran bioma
.................. 11
1.18 Bioma air tawar .............................. 12
1.19 Habitat laut .................................... 13
1.20 Habitat pantai
................................ 13
1.21 Peta persebar
an curah hujan ......... 15
1.22 Anggrek
......................................... 16
1.23. Pohon jati ...................................... 16
1.24. Vegetasi hutan bakau .................... 17
1.25 Vegetasi sabana
............................ 17
1.26 Burung hantu, hewan khas Asia .... 17
1.27 Kuskus .......................................... 18
1.28 Komodo ......................................... 18
1.29 Batas garis Weber dan Wallace .... 18
1.30 Peta persebaran fauna
................... 19
1.31 Taman nasional di Jawa
................. 20
1.32 Taman nasional di Sumatra ........... 22
1.33 Taman nasional di Kalimantan ....... 22
1.34 Taman nasional di Sulawesi ........... 23
1.35 Taman nasional di Bali ................... 24
1.36 Taman nasional di Papua
............... 25
Gambar
Halaman
2.1
Peta kepadat
an penduduk
............. 37
2.2
Peta kepadatan penduduk dunia .... 38
2.3
Contoh negara
............................... 41
2.4
Keluarga kecil ................................ 44
3.1
Skema pembagian
......................... 57
3.2
Hewan ternak
................................. 58
3.3
Bagan Pembagian Bahan Induk ..... 60
3.4
Pemanfaatan sungai
...................... 62
3.5
Waduk Jatiluhur
............................. 62
3.6
Potensi laut sebagai ...................... 63
3.7
Kincir angin .................................... 63
3.8
Peta persebaran minyak bumi ....... 64
3.9
Tambang m
inyak
............................ 64
3.10 Tambang batu bara
........................ 65
3.11 Tambang
gas alam
......................... 65
3.12 Peta sumber daya alam ................. 65
3.13 Tambang emas
.............................. 66
3.14 Tambang ba
uksit
............................ 68
3.15 Batu gamping
................................ 69
3.16 Pencucian pasir kuarsa ................. 69
3.17 Hutan yang masih alami ................ 71
3.18 Pertanian (sawah)
.......................... 72
3.19 Sapi brahmana .............................. 72
4.1
Proses pem
anasan Global
.............. 8 7
4.2
Pencemaran Udara ......................... 9 0
4.3
Pencemaran
Air Sungai
.................. 9 0
4.4
Kondisi tanah yang tercemar .......... 9 0
4
.5
Banjir di Jakarta .............................. 9 1
4.6
Longsor tanah
................................. 9 1
4.7
Harimau Sumatra ............................ 9 2
4.8
Kerusakan hutan di Kab.Bandung ... 9 2
4.9
Upaya menangani erosi
.................. 9 3
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Tipe Bioma
di Indonesia
................. 15
1.2
Penggunaan lahan
......................... 21
2.1
Prediksi laju
pertumbuhan ............. 36
vii
Tabel
Halaman
2.2
Penyebaran penduduk
.................. 37
2.3
Kepadatan penduduk
....................... 39
2.4
Kepadatan penduduk di Indonesia ... 4 0
BAB
1
KEANEKAAN
FLORA DAN
FAUNA DI
PERMUKAAN
BUMI
Setelah mempelajari fenomena Biosfer, sebaran hewan dan tumbuhan, fenomena
antroposfer serta aspek kependudukan, kalian diharapkan dapat lebih mengetahui
dan mendalami tentang kehidupan makhluk hidup baik manusia, tumbuhan maupun
hewan yang ada di muka bumi.
Topik inti
• Biosfer
Pengertian, persebaran
perlindungan/pelestarian flora
fauna, dan plasma nutfah.
• Antroposfer
Kuantitas, kualitas, dan migrasi
penduduk
Tujuan Pembelajaran
2
Biosfer
adalah zona dekat permukaan bumi, yang cocok bagi
kehidupan dalam satu bentuk ke bentuk lainnya.
Biosfer
dapat
dibagi menjadi tiga bagian lingkungan atau
biocycle
, yaitu air asin
(lautan), air tawar (sungai, danau, dan kolam), dan daratan (tanah
dan udara yang bersentuhan dengan tanah).
Bentuk muka bumi ternyata memiliki pengaruh terhadap jenis
dan persebaran flora dan fauna. Faktor-faktor yang memengaruhi itu
ialah sebagai berikut.
1.
Iklim
Unsur-unsur iklim yang banyak memengaruhi jenis dan
persebaran flora dan fauna, antara lain:
a.
suhu yang tinggi mengakibatkan asimilasi asam arang dan
transpirasi. Hal ini berpengaruh terhadap rumah tangga air pada
tumbuhan;
Bawalah dari tiap kelompok bermacam-macam sayuran, bumbu kacang, cabe,
sehingga kita akan membuat gado-gado. Apa yang kalian pikirkan dan dapatkan
dari tindakan kita ini sehubungan dengan materi biosfer?
TUGAS
A.
Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan
Flora dan Fauna
Kata Kunci
• Flora
• Fauna
• Biosfer
• Cagar Biosfer
Gambar 1.1
Biosfer dan Tumbuhan
(Sumber: Kamus Visual)
tundra
hutan boreal
hutan beriklim sedang
padang rumput
hutan tropis
sabana
gurun
maquis
Keterangan:
3
gletser
tundra
hutan jarum
hutan campuran
hutan rontok
hutan tropis
b.
udara yang basah dan kering dapat berpengaruh terhadap
transpirasi dan pembuahan, tetapi sebaliknya dapat
melemahkan pertumbuhan;
c.
angin menyebabkan biji-bijian dan spora ters
ebar ke m
ana-mana
yang kemudian tumbuh di berbagai tempat.
2.
Tanah
Sifat-sifat tanah, seperti teksturnya, strukturnya, kadar udara dan
kadar air, suhunya, kadar kimiawi, serta unsur biologinya sangat
menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.
3.
Relief
Perbedaan tinggi rendahnya muka bumi berpengaruh terhadap
angin dan juga suhu. Sedangkan angin
dan s
uhu berpengaruh
terhadap tetumbuhan serta terhadap kehidupan hewan.
4.
Makhluk Hidup
Makhluk hidup (hewan dan manusia) dapat memengaruhi
kehidupan di suatu tempat. Hewan, misalnya sapi, dengan cara
memakan rumput, hewan itu dapat menggundulkan padang
rumput dan mengubahnya menjadi padang pasir. Hal ini seperti
yang terjadi di Pulau Sumba. Campur tangan manusia terhadap
tumbuhan dan hewan dapat berakibat negatif dan positif, misalnya:
a.
penebangan pohon yang sembarangan serta pemburuan
binatang secara liar dapat memengaruhi kelestarian dan
keseimbangan alam,
b.
manusia dapat mengusahakan penyebaran jenis tumbuh-
tumbuhan serta membudidayakannya,
c.
manusia pun dapat membantu terhadap kelestarian hewan,
seperti membuat cagar alam dan suaka margasatwa.
Gambar 1.2
Relief (tinggi rendahnya permukaan bumi) berpengaruh terhadap tetumbuhan dan hewan.
(Sumber:
Kamus Visual, 2005
)
4
Kemiringan
Konstan
23,5°
EKUINOKS BULAN
SEPTEMBER (ekuator
menghadap matahari
secara langsung)
TITIK BALIK MATAHARI
BULAN DESEMBER
(Belahan Bumi Utara
miring menjauhi mata-
hari).
EKUINOKS BULAN MARET
(ekuator menghadap matahari
secara langsung)
Garis balik
utara
Garis balik
selatan
TITIK BALIK MATAHARI
BULAN JUNI (Belahan
Bumi Utara miring ke
matahari).
B.
Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Menurut habitatnya, jenis serta persebaran flora dan fauna
dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu jenis persebaran flora-
fauna di darat dan di air. Kelompok-kelompok inilah yang dikenal
dengan bioma.
Bioma
adalah sekelompok hewan dan tumbuhan
yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu di permukaan bumi.
Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya
variasi iklim. Pola iklim dipengaruhi oleh energi cahaya matahari
yang masuk ke permukaan bumi.
Pengaruh sinar matahari pada atmosfer, tanah, udara, dan
penguapan air merupakan faktor pembentukan variasi iklim pada daerah
dengan lintang yang berbeda. Sinar akan banyak diterima pada lintang
23° LU dan 23,5° LS atau pada wilayah tropis sehingga wilayah tropis
adalah wilayah yang paling banyak menerima cahaya matahari setiap
tahunnya jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perbedaan
musiman cahaya matahari terus-menerus meningkat ke kutub. Kutub
merupakan daerah yang paling sedikit menerima cahaya matahari.
Hal ini terjadi karena bumi berevolusi dan beredar mengelilingi matahari.
Pada posisi bumi di ujung paling dekat dengan matahari, maka terjadilah
penyinaran matahari dengan intensitas yang besar, dan sebaliknya
apabila kedudukan matahari berada jauh dari bumi, terjadilah penyinaran
matahari yang minim. Perhatikan gambar berikut.
Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis, intensitas cahaya
matahari, ketinggian tempat dan letak lintang, serta aliran massa
udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, penyinaran,
angin, dan kelembapan.
Gambar 1.3
Peredaran bumi pada porosnya menyebabkan adanya pola persebaran Flora dan fauna.
(Sumber:
Biologi 3
)
5
1.
Suhu
Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan
kecepatan reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan.
Perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya
bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan
suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan perubahan suhu karena perbedaan letak lintang. Semakin
tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah. Setiap
ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5° C - 1° C. Tumbuhan
dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan hewan
memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan
dan hewan yang menyukai habitat yang panas dan ada tumbuhan
dan hewan yang menyukai habitat yang dingin.
2.
Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan untuk proses
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air di permukaan
bumi menentukan jenis vegetasi. Semakin sedikit air, maka akan
semakin banyak tumbuhan berjenis xeromorf (tumbuhan dengan
sifat menghambat air), sedangkan untuk daerah yang mempunyai
kecukupan air akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita
(tumbuhan yang membutuhkan kecukupan air). Air yang ada di
permukaan bumi berasal dari hujan. Sebaran curah hujan di setiap
tempat berbeda-beda. Hujan sepanjang tahun hanya terdapat di
beberapa bagian tempat tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa,
maka curah hujan semakin berkurang.
3.
Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan beberapa
proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat ditentukan oleh
lamanya penyinaran, kemiringan sinar matahari yang jatuh ke
Gambar 1.4
Mekanisme pembentukan keanekaragaman ekosistem.
1. Intensitas cahaya
matahari
2. Ketinggian tempat
3. Letak lintang
4. Aliran massa udara
5. Letak geografis,
dan lain-lain.
1. Suhu
2. Curah hujan
3. Penyinaran/cahaya
4. Angin
5. Kelembapan, dan
lain-lain.
Faktor
Pembentuk Iklim
Unsur Iklim
Tipe Iklim
Keanekaragaman
Bioma
6
permukaan bumi, keadaan awan, dan keadaan permukaan bumi
itu sendiri. Penyinaran di suatu tempat dengan tempat lainnya
berpengaruh terhadap suhu. Penerimaan cahaya matahari sangat
bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat, disebabkan
oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama
awan. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari
maupun secara musiman. Semakin lama suatu tempat disinari
matahari, maka tempat itu akan semakin panas, contohnya di
daerah tropis. Sedangkan jika suatu tempat hanya sedikit disinari
matahari, maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan yang
lebih rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu terhadap
kedinginan dan kekeringan.
4.
Angin
Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi,
terutama dalam menumbangkan pohon-pohon atau dengan
mematahkan dahan-dahan atau bagian lainnya. Angin mempunyai
pengaruh yang sama terhadap tanah, biasanya bersifat
mengeringkan, atau membawa udara yang lebih basah yang
menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan menyebabkan
turunnya hujan. Udara mempercepat tumbuhan kehilangan air
dengan membawa udara yang belum jenuh dengan air sehingga
bersentuhan dengan daun-daun dan tunas-tunas yang masih
muda. Secara mekanik angin juga dapat menyebabkan terjadinya
erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui partikel-partikel yang
dibawanya. Dan dari segi fisiologi, dapat mengurangi kecepatan
pertumbuhan dengan mengganti udara yang basah dengan udara
yang kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi.
5.
Kelembapan
Kelembapan udara berbeda-beda karena temperatur di
permukaan bumi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak
lintang, ketinggian, dan waktu (pagi, siang, dan malam). Semakin
ke utara atau ke selatan khatulistiwa, kelembapan udara semakin
menurun. Kelembapan merupakan faktor dari curah hujan dan
suhu yang menentukan ada atau tidaknya beberapa tumbuhan
dan hewan dalam habitat tertentu.
Perbedaan unsur-unsur iklim yang telah diterangkan di atas
menyebabkan adanya keanekaragaman bioma. Berikut ini bioma-
bioma yang ada di permukaan bumi.
7
1.
Bioma di Darat
Di darat, jenis serta persebaran flora dan fauna
terbagi menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a.
Bioma Gurun Pasir
1) Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan
musiman, segera akan tumbuh jika hujan
turun, umumnya relatif pendek, tetapi bijinya
tahan lama; tumbuhan menahun, dengan ciri-
ciri: berdaun kecil atau tidak berdaun, berakar
panjang, batangnya mempunyai jaringan
sehingga dapat menyimpan air, umumnya
terdiri dari bermacam-macam kaktus.
2)
Jenis hewan umumnya bertubuh kecil, hidup
di lubang-lubang, dan mencari mangsa pada
malam/pagi hari. Contohnya kalajengking, ular,
kadal, serangga, dan laba-laba.
Gurun yang panas merupakan daerah-daerah
dalam wilayah iklim tropis dan subtropis yang
mempunyai curah hujan yang rendah. Curah hujan rata-
rata kurang 20 cm setiap tahun dan intensitas matahari
yang tinggi. Gurun memiliki suhu permukaan 60°C
selama siang hari. Gurun merupakan suatu daerah yang
memiliki sifat tanah berupa batuan atau lempung,
biasanya mudah pecah-pecah. Sering kali tanah
menjadi berkerikil, berpasir, bergeluh atau berbatu, tetapi
selalu bersifat kering. Bioma hutan gurun hanya dapat dihuni oleh
tumbuhan dan hewan yang mempunyai adaptasi yang tepat
terhadap lingkungan. Tumbuhan gurun beradaptasi dengan
berbagai cara seperti memiliki daun yang kecil (berduri) dan
mempunyai akar yang panjang. Dengan struktur seperti itu,
tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mendapatkan air dari
tempat yang dalam. Bioma gurun banyak ditemukan di Sahara
Afrika, Gurun Gobi di Mongolia, dan di Australia.
Gambar 1.5
Bioma gurun pasir di musim panas.
(Sumber: www.wths.net)
Gambar 1.6
Binatang khas gurun pasir
(kalajengking).
(Sumber: www.wths.com)
8
b. Bioma Padang Rumput
1) Vegetasi yang hidup:
di daerah basah
(rumputnya dapat mencapai ketinggian 3 cm, misalnya
Blustem
dan
Indian grasses)
, di daerah kering,
(rumputnya pendek, misalnya
Grama
dan
Buffalo
grasses).
2) Jenis hewan, yaitu y
ang merupakan konsumen
primer herbivora dan bertubuh besar, misalnya bison di
Amerika, zebra di Afrika, serta kanguru di Australia;
sebagai predator herbivora, seperti singa dan anjing liar;
dan hewan jenis lain: ular, belalang, rodentina, dan
bermacam-macam burung.
Padang rumput yang terdapat di daerah tropis dan
subtropis biasanya berbentuk sabana yang terdiri dari
pepohonan yang tersebar berjauhan. Padang rumput
tropis berbeda dari padang rumput daerah iklim sedang
yang sering tidak berpohon, kecuali di sepanjang batang
air. Yang penting bagi padang rumput adalah musim kemarau,
kebakaran sering terjadi, dan pemakanan rumput oleh
mamalia besar menyebabkan pencegahan pembentukan
semak berkayu dan pohon-pohon. Kelangkaan pepohonan
dan berlimpahnya rerumputan, ditambah dengan hujan dan
kekeringan yang bersifat musiman menentukan jenis hewan
di padang rumput. Hewan pepohonan jarang ditemukan.
Walaupun ada, berjumlah sedikit dan terbatas pada belukar
dan lahan hutan yang terpencil. Berlimpahnya dan keragaman
rerumputan menyebabkan padang rumput merupakan tempat
ideal untuk herbivora. Hewan Herbivora yang besar tidak
mampu hidup terus-menerus sepanjang tahun dan harus
berpindah-pindah selama musim panas untuk mendapatkan
air atau mencari daerah yang baru. Herbivora yang lebih kecil
harus beradaptasi dengan cara yang lain, seperti tidur selama
masa musim dingin.
Gambar 1.8
Hewan khas padang rumput.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.7
Padang rumput di musim dingin.
(Sumber:www.wths.net)
9
c.
Bioma Hutan Basah
1)
Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan berkayu,
tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun
yang lebat, dan membentuk suatu tudung yang
menyebabkan hutan menjadi gelap; tumbuhan
perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
2)
Jenis hewannya yaitu, yang hidup di atas
tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka
burung; yang hidup di bawah, seperti babi,
kucing hutan, dan lain-lain; hewan karnivora,
seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar
di Amerika.
Bioma hutan basah merupakan jenis hutan yang
paling subur. Bioma hutan basah terdapat di daerah
tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar
sepanjang tahun, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup
seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Tengah,
Asia Tenggara, dan Australia Timur Laut. Pohon pada
bioma ini dapat cepat dikenali dengan adanya kanopi
pada bagian atas pohon. Kanopi seringkali rapat
sehingga menyulitkan cahaya matahari untuk mencapai
tanah yang ada di bawahnya, ketika kanopi terbuka maka
akan banyak pohon atau tanaman merambat yang
berkayu bersaing untuk mendapatkan sinar matahari.
Dalam hutan ini pohonnya tinggi-tinggi, dan umumnya
berdaun lebar dan selalu hijau, memiliki berbagai jenis
tanaman. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman
merambat berkayu lianan yang sering dapat mencapai
puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit seperti paku-
pakuan, anggrek, dan lain-lain. Hutan ini kaya akan jenis-
jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
Gambar 1.9
Bioma hutan basah.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.10
Hewan khas hutan basah.
(Sumber:www.wths.net)
10
d. Bioma Hutan Gugur
1) Vegetasi yang hidup yaitu tumbuhan tropis yang
dapat beradaptasi dengan musim dan
tumbuhan yang tumbuhnya tidak terlalu rapat.
2) Jenis hewan, seperti serigala, rusa, beruang,
rubah, bajing, dan burung pelatuk.
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim
kontinen sedang dengan musim dingin yang keras,
seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika Serikat
bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia. Jumlah
tumbuhan di bioma hutan gugur jumlahnya sedikit dan
tidak terlalu rapat. Pohon-pohon yang dominan adalah
pohon-pohon yang berdaun lebar yang menggugurkan
daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada
terlalu rendah untuk melakukan fotosintesis dan
kehilangan air melalui transpirasi tidak dengan mudah
digantikan dari tanah yang beku. Curah hujan di daerah
ini berkisar antara 750 mm - 1.000 mm. daerah ini
mempunyai 4 musim yaitu musim panas, musim gugur,
musim dingin, dan musim semi. Hewan-hewan banyak
tetapi aktivitasnya bermusim.
e. Bioma Taiga
1) Vegetasi yang hidup
umumnya berupa tumbuhan konifer, misalnya:
picea, alnus, betula,
dan
juniperus.
2) Jenis hewan,
misalnya
moose
, beruang hitam, ajag, dan
marten
.
Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk
daun dari tumbuhan ini seperti jarum dan berlapis zat
lilin untuk tahan terhadap kekeringan.Sebagian besar
hutan taiga didominasi oleh satu atau beberapa jenis
pohon. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas
bumi yang meluas dalam suatu wilayah yang lebar
melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia
hingga perbatasan selatan tundra Arktik. Taiga
mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin.
Di daerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan
musim kemarau yang panas sangat singkat.
Gambar 1.12
Hewan khas hutan gugur.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.11
Hutan gugur di musim gugur.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.14
Hewan khas taiga.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.13
Bioma taiga di musim dingin.
(Sumber:www.wths.net)
11
f.
Bioma Tundra
1)
Vegetasi yang hidup umumnya berupa lumut
dari jenis
Sphagnum
dan
Lichenes
(lumut
kerak).
2)
Jenis hewan umumnya berbulu dan berambut
tebal, seperti beruang,
reider, walrus, seal,
dan
pinguin.
Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan.
Suhu yang sangat dingin dan angin yang sangat kencang
menjadi faktor penentu tidak adanya pohon dan
tumbuhan tinggi lainnya di tundra Arktik dan di Alaska
Tengah. Walaupun mendapatkan curah hujan yang
sedikit, tetapi wilayah tundra tetap membeku dan tandus.
Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat menembus
tanah bagian bawahnya dan akan menumpuk di dalam
kolam di atas bunga tanah yang dangkal selama musim
panas yang pendek. Tundra menutupi luas yang sangat
besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan tanah
bumi. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin
Gambar 1.15
Tundra di musim panas.
(Sumber:www.wths.net)
Gambar 1.16
Hewan Khas Tundra
(Sumber:www.wths.net)
menciptakan komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra
alpina. Bioma tundra terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau-
pulau kecil dekat Antartika.
Gambar 1.17
Peta Persebaran Bioma di Permukaan Bumi
(Sumber:
Biologi 3
)
Hutan tropis
Savana
Gurun
Kutub dan gunung es yang tinggi
Semak belukar (
chaparral
)
Padang rumput temperat
Hutan gugur temperat
Hutan konifer
Tundra (arktik dan alpina)
30°LS
Garis balik
selatan
Ekuator
Garis balik
utara
30°LU
12
Habitat air tawar merupakan kehidupan yang terdapat di
perairan tawar. Habitat air tawar kebanyakan berupa air pedalaman.
Kadar garam dalam habitat ini sangat rendah sehingga sering
diabaikan. Tumbuhan dan hewan telah tersesuaikan dengan air
tawar.
Penyesuaian tumbuhan dalam air tawar berupa:
1)
terbentuknya rongga udara besar yang dipisahkan oleh
diafragma yang berfungsi untuk menyimpan gas;
2)
tumbuhan air biasanya tidak terdapat rambut akar, hal ini
dimaksudkan agar tumbuhan tidak menyerap air;
3)
tumbuhan air pada umumnya terapung dan bobot tumbuhan
air disangga oleh airnya;
4)
tumbuhan air memiliki daun yang sangat tipis dengan kloroplas di
dalam sel epidermisnya, hal ini berfungsi untuk memaksimalkan
penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis.
Tumbuhan air tawar dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
1)
jenis tumbuhan apung,
2)
jenis daun apung,
3)
jenis timbul,
4)
jenis terendam.
Sedangkan penyesuaian hewan dalam air tawar berupa:
1)
daya apung,
2)
pengaturan osmosis,
3)
pembiakan,
4)
pemencaran.
2.
Bioma di Air
Berdasarkan salinitasnya (kadar garamnya), habitat air
(akuatif) dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat
pantai, dan habitat laut.
a.
Habitat Air Tawar
Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai,
kolam, danau, dan rawa.
1) Vegetasi yang hidup yaitu eceng gondok,
teratai, dan aneka jenis alga.
2) Jenis hewan yaitu aneka jenis ikan tawar, seperti
mujair, ikan mas, gurame, dan sebagainya.
Gambar 1.18
Bioma air tawar.
(Sumber: www. Maruf.worldpres.com)
13
hewan yang berukuran kecil, misalnya hewan bentos.
Luas lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat
laut berbeda dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan
dengan tumbuhan laut. Jika ditempatkan di air tawar, maka
tumbuhan tersebut akan mati, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor
yang memengaruhi organisme yang ada di laut adalah cahaya,
naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan salinitas.
Zat-zat padat yang terlarut dalam air laut yaitu NaCl, MgCl,
MgSO
4
, zat-zat tersebut sangat melimpah dalam air laut. Air laut
merupakan larutan penyangga dan menunjukkan ketahanan
terhadap alkalinitas. Tersedianya karbon dioksida dalam jumlah yang
besar untuk fotosintesis tidak pernah mengganggu keadaan air laut
sebagai penyangga dan alkalitas yang rendah memungkinkan
organisme hidup untuk mengambil kalsium karbonat (CaCO
3
) dan
zat lainnya. Hal ini sering terjadi di laut panas sehingga sering
ditemukan cangkang-cangkang kapur, batu karang, dan lain-lain.
Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air laut
merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan syarat
sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.
c.
Habitat Pantai
b.
Habitat Laut
Habitat ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1)
Fotik,
ialah daerah yang cukup mendapat cahaya.
a)
Vegetasi yang hidup pada umumnya berupa
jenis rumput-rumputan.
b)
Jenis hewan, misalnya aneka ragam ikan dan
udang-udangan.
2)
Afotik,
ialah daerah yang kurang mendapat cahaya.
Di wilayah ini organisme yang hidup berupa
phytoplankton
dan
zooplankton
atau hewan-
Gambar 1.19
Habitat Laut
(Sumber: Intisari)
Gambar 1.20
Habitat Pantai
(Sumber : www. maruf.worldpres.com)
1)
Vegetasi yang hidup cirinya yaitu tum
buh: m
enjalar
dengan geragih yang panjang, berakar besar,
contohnya ubi, rumput angin, pandan pantai, bakung
pantai, dan sebagainya.
2)
Jenis hewan, misalnya ikan bandeng dan udang.
Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Organisme pada pantai
14
Sejarah geologi kepulauan Indonesia memengaruhi
keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia. Kepulauan Indonesia
secara geologi merupakan pertemuan antara lempeng Asia dan
lempeng Australia. Pada zaman glasial, kedua lempengan ini
merupakan suatu daratan yang bersatu dengan Asia dan Australia.
Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Asia adalah Kalimantan,
Sumatra, Jawa, dan daratan ini disebut Dangkalan Sunda.
Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Australia adalah Papua
dan daratan ini disebut Dangkalan Sahul. Sedangkan kepulauan
Indonesia yang tidak termasuk lempeng Asia dan Australia adalah
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Pada saat itu hewan dapat bermigrasi dengan bebas dari Asia
ke Dangkalan Sunda dan dari Australia ke Dangkalan Sahul. Begitu
pula dengan tumbuhan. Tumbuhan dapat bermigrasi melalui angin
atau dibawa oleh hewan.
Ketika zaman glasial berakhir, permukaan air laut bertambah
sehingga banyak daratan rendah yang terendam air dan akhirnya
pulau-pulau yang ada di Indonesia terpisahkan oleh air dan
kepulauan Indonesia tidak bersatu lagi dengan Asia ataupun
dengan Australia. Dengan berakhirnya zaman glasial, banyak
flora dan fauna yang dulunya bermigrasi menjadi terisolasi. Hal
inilah yang menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di
Indonesia.
Selain karena faktor sejarah geologi, keanekaragaman flora
dan fauna ditentukan juga oleh faktor perbedaan iklim yang terdiri
dari unsur-unsur suhu, curah hujan, angin, dan kelembapan udara.
harus mempunyai adaptasi terhadap terpaan gelombang. Terpaan
gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan pasir,
dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini. Banyak
hewan, seperti cacing dan remis pemakan
suspensi
serta
krutase
pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur.
Hewan di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang.
Sedangkan hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah
pemakan bangkai atau pemangsa organisme lain.
C.
Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
15
Indonesia adalah daerah beriklim
tropis, tetapi waktu terjadinya dan
intensitas curah hujan di Indonesia
berbeda-beda. Semakin ke barat maka
intensitas curah hujan semakin besar,
maka Indonesia bagian timur akan
menerima curah hujan yang lebih kecil
dibandingkan Indonesia bagian barat.
Berdasarkan peta penyebaran
curah hujan di Indonesia, dapat dilihat
perbedaan curah hujan yang ada di
Indonesia. Perbedaan curah hujan ini
menentukan perbedaan bioma yang ada
di Indonesia. Perhatikan tabel berikut.
Gambar 1.21
Peta Persebaran Curah Hujan di Indonesia
(Sumber: BMG)
Nama
Iklim
Bioma
Subbioma
Tabel 1.1 Tipe Bioma di Indonesia
Nama
I. Hutan Hujan
II. Hutan Musim
III. Savana
!V. Padang Rumput
Selalu basah sampai kering tengah
tahun; 0<60,0 (tipe A,B,C): curah hujan
per tahun 1300-7100 mm.
Sangat kering tengah tahun; 0 > 60,0
(tipe D-F); curah hujan per tahun 700 –
2900 mm.
Selalu basah sampai sangat kering
tengah tahun; Q = 0-3000(tipe A – F);
curah hujan per tahun 700-7.100 mm.
Selalu basah sampai sangat kering
tengah tahun; Q = 0 – 300 (tipe A–F);
curah hujan per tahun 700-7.100 mm.
1. Hutan Hujan tanah kering
2. Hutan Hujan tanah rawa
(permanen atau musiman)
3. Hutan Musim
4. Sabana
5. Padang rumput iklim basah
6. Padang rumput iklim kering
(Sumber:
Pengantar Ekologi
)
D.
Jenis dan Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
1.
Vegetasi Alam
Sesuai dengan iklim dan posisinya, yaitu berada di antara
kontinen Asia dan Australia, maka vegetasi yang ada di Indonesia
adalah vegetasi peralihan. Karena banyaknya curah hujan, maka
pengaruh vegetasi Asia lebih dominan, sedangkan dari Australia
jumlahnya relatif sedikit dan hanya terbatas di daerah kering,
seperti NTB dan NTT.
Keterangan
0
1
10 25
50 75 100 150 200
km/h
16
1)
Vegetasi Hutan Hujan Tropis
Ciri-cirinya:
a)
merupakan hutan lebat,
b)
terdiri dari berbagai jenis pohon yang
variatif,
c)
ketinggian pohonnya ada yang mencapai
60 m,
d)
banyak terdapat jenis pohon panjat dan
palem,
e) banyak pula jenis pohon pakis dan
anggrek.
Hutan hujan tropis terbesar di pulau Sumatra,
Jawa, Kalimantan, serta Irian Jaya.
2)
Vegetasi Hutan Musim
Ciri-cirinya:
a)
pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan
hujan tropis,
b)
daun-daunnya banyak yang gugur di musim
kemarau, misalnya pohon jati,
c)
jenisnya homogen.
Hutan musim terdapat di daerah seperti Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Gambar 1.22
Anggrek, salah satu vegetasi hutan hujan
tropis.
(Sumber:www.anggrek.org)
Ciri-ciri utama vegetasi alam Indonesia adalah:
a.
selalu hijau, walaupun ada di antaranya yang gugur pada
musim kering, misalnya jati;
b.
jumlah spesiesnya banyak dan jumlah tipe endemiknya pun
relatif besar;
c.
terdapat banyak tumbuhan epifit serta tumbuhan memanjat,
misalnya rotan; dan
d.
di daerah hutan hujan tropis, terdapat jenis tumbuhan yang
menghasilkan getah, misalnya getah perca.
Secara garis besar, vegetasi alam di Indonesia dapat dibagi
menjadi empat kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
Gambar 1.23
Pohon jati, vegetasi khas hutan musim.
(Sumber: Alzaitun)
17
2.
Fauna Indonesia
Jenis dan persebaran fauna di Indonesia dibedakan ke dalam
tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.
Kelompok Hewan Asia
Tersebar di wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi pulau
Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Contoh fauna:
1)
mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa,
banteng, kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing,
beruang, kijang, ajag, kelelawar, landak, babi hutan, kancil,
dan kukang;
2)
reptil, terdiri atas; buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak,
bunglon, dan trenggiling;
3)
burung, terdiri atas; burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang,
berbagai macam unggas, dan lain-lain;
4)
berbagai macam serangga;
5)
berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumba-
lumba dari Sungai Mahakam.
3)
Vegetasi Hutan Bakau
Ciri-cirinya:
a)
pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan
hujan tropis dan
b)
mempunyai akar tunjang.
Kalimantan dan Sumatra merupakan contoh pulau
yang memiliki hutan bakau yang luas.
4)
Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa
Ciri-cirinya:
a)
terdapat di daerah yang beriklim kering,
b)
sabana merupakan padang rumput yang
diselingi oleh pohon-pohon, terdapat di Pulau
Madura dan sebagian kepulauan Nusa
Tenggara,
c)
stepa merupakan daerah yang seluruhnya
padang rumput, misalnya di pulau Sumba,
Flores, Sumbawa, dan Timor.
Gambar 1.24
Vegetasi Hutan Bakau
(Sumber : www. lablink.or.id)
Gambar 1.25
Vegetasi Sabana
(Sumber : www.dephut.go.id)
Gambar 1.26
Burung hantu, hewan
khas Asia.
(Sumber. Wikipedia)
18
b.
Kelompok Hewan Australia
Terdapat di pulau Irian Jaya dan beberapa pulau
kecil di sekitarnya. Contoh fauna:
1)
mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang,
nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat
berkantung), kuskus, kanguru pohon, kelelawar;
2)
reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, kura-
kura;
3)
amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
katak air;
4)
burung, terdiri atas: nuri, raja udang, cendrawasih,
kasuari, namudur;
5)
berbagai jenis ikan;
6)
berbagai macam serangga.
Gambar 1.28
Komodo, salah satu jenis hewan peralihan
(Sumber: wasantara.net.id)
Gambar 1.27
Kuskus, hewan khas Australia.
(Sumber: www.zoopraha.cz)
c.
Kelompok Hewan Peralihan
Gambar 1.29
Batas Garis Weber dan Wallace
(Sumber: Geografi X)
Di antara ketiga pembagian
jenis dan persebaran fauna itu
dibatasi oleh garis Wallace dan
garis Weber.
Garis Wallace
memisahkan antara kelompok
hewan Asia dengan kelompok
hewan peralihan.
Garis Weber
memisahkan antara kelompok
hewan peralihan dengan kelom-
pok hewan Australia.
Tersebar di pulau Sulawesi, kepulauan Maluku,
NTB, dan NTT. Contoh fauna;
1)
mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, ikan duyung,
kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet
seba, kuda, sapi, banteng;
2)
reptil, terdiri atas: biawak komodo, kura-kura,
buaya, ular, soa-soa;
3)
amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang
dan katak air;
4)
berbagai macam burung, antara lain burung dewata,
maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah,
rangkong, kakatua, nuri, merpati, angsa.
Keterangan:
----------------- = Garis Wallace
– - – - – - – - – = Garis Weber
19
E.
Usaha-usaha Pelestarian Flora dan Fauna
1.
Pelestarian dan Konservasi Alam
Indonesia dikenal dengan negara yang mempunyai
keanekaragaman genetik, baik flora maupun fauna. Namun,
sekarang ini banyak populasi flora dan fauna berkurang jumlahnya
disebabkan aktivitas manusia. Aktivitas manusia seperti
penebangan pohon, pembangunan industri, dan pemukiman telah
merusak ekosistem. Dengan rusaknya ekosistem, habitat flora
dan fauna berkurang. Untuk menjaga keberlangsungan hidup flora
dan fauna, diperlukan usaha untuk melestarikan agar mereka tidak
punah. Upaya yang dilakukan melalui konservasi. Konservasi
adalah suatu proses pengelolaan yang baik untuk mendukung
ekosistem dalam melestarikan spesies. Konservasi dilakukan
dengan membuka kawasan berupa hutan lindung, suaka
margasatwa, taman nasional, dan cagar alam. Manfaat adanya
konservasi bisa dirasakan oleh masyarakat seperti adanya sumber
air sehingga masyarakat dapat mengairi sawahnya, menjaga tanah
tidak terjadi erosi dan longsor, menjaga kes
uburan tanah, menjaga
keragaman genetik, menjamin penggunaan jenis-jenis ekosistem
yang menunjang kehidupan masyarakat dan industri sehingga
kawasan konservasi tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat yang ada di
sekitarnya. Upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk
mendukung konservasi adalah sebagai berikut.
a.
Tidak melakukan penebangan hutan,
b.
mencegah pencurian kayu,
c.
memperbaiki kondisi hutan,
d.
tidak melakukan pemburuan liar,
e.
memperbaiki tumbuhan yang dibudidayakan.
Komodo
Kuda
Bekatan
Banteng
Gajah
Badak
Harimau
Tapir
Anoa
Babirusa
Orangutan
Beruang
Kangguru
Kerbau
Rusa
Kancil
Penyu
Ikan Paus
Ikan Pesut
Ikan Arwana
Kuskus
Kasuari
Hutan Belantara
Daerah Hutan
Berladang
Tanah Perusahaan
dan Sabana
Hutan Bakau
Pantai
Gambar 1.30
Peta Persebaran Fauna di Indonesia
(Sumber:
Atlas Dunia dan Indonesia
)
20
2.
Perlindungan Alam
Perlindungan alam meliputi dua usaha, yaitu sebagai berikut:
a.
Perlindungan alam umum atau cagar alam, yaitu perlindungan
untuk melestarikan segala jenis flora dan fauna yang terdapat
di suatu daerah. Usaha ini dapat dibedakan menjadi:
1)
perlindungan alam ketat, suatu daerah dibiarkan apa
adanya, sesuai dengan keadaan aslinya;
2)
perlindungan alam terbimbing, adanya tenaga ahli yang
mengawasi dan menganalisis daerah itu;
3)
National Park
, di samping wilayahnya luas, hutan lindung-
hutan lindung ini pun dapat digunakan sebagai tempat
rekreasi.
b.
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu, dapat dibedakan
menjadi:
1)
perlindungan alam botani, melindungi jenis tumbuhan
tertentu yang langka.
2)
perlindungan alam zoologi, melindungi jenis hewan
tertentu yang hampir musnah dan langka; dan
3)
perlindungan pemandangan alam, melindungi keindahan
pemandangan alam.
F.
Daerah-daerah Perlindungan Flora dan Fauna
di Indonesia
1.
Karakteristik Wilayah Jawa
Gambar 1.31
Taman Nasional di Jawa
(Sumber: www.dephut.go.id)
Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki penduduk
terbanyak di Indonesia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun
2005 sekitar 118 juta jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata
Bromo Tengger
Gunung Gede
Pangrango
Kepulauan Seribu
Karimun Jawa
Ujung Kulon
Baluran
Alas Purwo
Meru Betiri
21
Pulau Jawa tidak memiliki sumber daya mineral yang banyak.
Namun, kondisi alamnya banyak mengandung kantung-kantung
minyak dan gas yang dapat ditemukan di lipatan-lipatan dan
sesaran-sesaran batuan-batuan sedimen yang kondisinya
memenuhi syarat. Kantung-kantung minyak dan gas ini terdapat,
baik di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang
melintasi Pulau Jawa, tetapi hanya yang berada di sisi utara yang
saat ini sudah dieksploitasi.
2.
Karakteristik Wilayah Sumatra
Kondisi hutan di Sumatra sangat memprihatinkan. Sekarang
jarang ditemukan adanya perkebunan di sepanjang daerah aliran
sungai. Hutan dialihfungsikan menjadi kebun. Budaya tumbang,
tebas dan bakar selalu terjadi setiap tahun sehingga pemandangan
asap menjadi hal yang biasa di wilayah ini. Kawasan hutan alam
berubah menjadi kawasan kelapa sawit. Banyaknya perubahan ini
akan berdampak pada musnahnya beberapa keragaman hayati yang
dimiliki Sumatra.
875 orang/km
2
. Kepadatan penduduk Jawa yang sangat tinggi
terutama disebabkan oleh pengaruh sejarah dan tanahnya yang
sangat subur sehingga memungkinkan pembuatan teras-teras
sawah irigasi. Penggunaan tanah di Jawa diperuntukkan bagi
pemukiman, pertanian, hutan, semak, ladang, dan lain-lain.
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Jawa
No.
Nama Daerah
Hutan
Semak
Ladang/Pekarangan
Dataran Tinggi
Lahan
Pertanian
1.
Jawa Barat
2.
Jawa Tengah
3.
Yogyakarta
4.
Jawa Timur
TOTAL
4.977
2.031
13
5.409
12.450
8.445
3.109
455
3.658
28.117
1.968
364
189
368
31.006
7.713
6.065
449
8.466
22.693
No.
Nama Daerah
Sawah
Air
Tanaman Keras &
Perkebunan Besar
Pemukiman
1.
Jawa Barat
2.
Jawa Tengah
3.
Yogyakarta
4.
Jawa Timur
TOTAL
9.958
9.497
837
11.231
31.523
7.788
5.866
408
10.146
24.208
780
432
5
967
2.184
4.331
6.166
548
6.513
17.558
(Sumber: www.dephut.go.id)
22
Gambar 1.32
Taman Nasional di Sumatra
(Sumber: www.dephut.go.id)
Penyempitan areal hutan disebabkan oleh
perluasan area perkebunan (terutama sawit dan
akasia), penebangan kayu berskala besar, baik
secara legal maupun tidak, kebakaran hutan,
kegiatan pertambangan dan industri karena
Sumatra merupakan penghasil minyak ter-
besar di Indonesia serta mempunyai kandungan
gas alam dan batu bara yang cukup besar.
Penyempitan hutan berdampak pada
keseimbangan ekosistem dan alam tidak
terjaga baik, seperti ratusan gajah merusak
kebun, hama babi hutan menggasak tanaman
muda dan pada akhirnya akan musnahnya
keanekaragaman hayati yang dimiliki Pulau
Sumatra.
3.
Karakteristik Wilayah Kalimantan
Kalimantan merupakan kawasan bercurah
hujan konstan dan bersuhu tinggi sepanjang
tahun. Oleh karena itu, pulau ini memiliki
beberapa habitat tropis tersubur di muka bumi
dan memiliki hutan basah tropis terluas di
kawasan Indonesia. Pulau ini kaya akan
keragaman hayati. Kalimantan berperanan
penting dalam pengembangan ekonomi
Indonesia dan merupakan salah satu penghasil
devisa utama. Kekayaan ini bukan berasal dari
produk industri, juga bukan dari hasil pertanian
dan perkebunan, melainkan karena besarnya
cadangan sumber daya alam: hutan, minyak,
gas, batu bara, dan mineral-mineral lain.
Kalimantan merupakan daratan dengan sungai-sungai besar,
seperti Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, Sungai
Kayan, dan Sungai Mahakam. Sungai-sungai ini merupakan jalur
masuk utama ke pedalaman pulau dan daerah pegunungan
tengah. Semakin ke hulu, sungai semakin sempit. Sungai tersebut
mengalir melalui hutan-hutan perbukitan, berarus deras, dan airnya
jernih.
Siberut
Padang
Kerinci Seblat
Bengkulu
Bukit Barisan Selatan
Bandar Lampung
Metro
Way Kambas
Palembang
Berbak
Bukit Tigapuluh
Rengat
Pakan Baru
Danau Toba
Jambi
Medan
Gunung Leuser
Banda Aceh
Gambar 1.33
Taman Nasional di Kalimantan
(Sumber: www.dephut.go.id)
Kayan
Mentarang
Kutai
Samarinda
Balikpapan
Banjarmasin
Palangkaraya
Betung
Kerihun
Bukit Baka-
Bukit Raya
Tanjung
Puttung
Gunung
Palung
Pontianak
Danau
Sentarum
23
Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan terdapat di
jajaran pegunungan tengah. Sungai-sungai itu semakin lebar dan
semakin besar volumenya menuju ke laut karena ada tambahan
air dari anak-anak sungainya yang membentuk sungai utama yang
mengalirkan air dari daerah aliran sungai yang luas. Debit air
bervariasi menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan
komposisi substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar
sungai, dan ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.
Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia, misalnya,
keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet, kera, tupai, dan
banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Borneo yang serupa
dengan fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi
keserupaan dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur
hanya sedikit karena komposisi faunanya agak berbeda.
4.
Karakteristik Wilayah Sulawesi
Pulau Sulawesi berdiri di atas lahan seluas
227.654 km
2
, terutama terdiri dari empat
semenanjung panjang. Pulau Sulawesi terbagi
ke dalam empat kabupaten, yakni Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tenggara.
Hutan yang terancam eksploitasi per-
tambangan di Pulau Sulawesi seluas 1.181.062 ha.
Kawasan ini adalah kawasan yang kaya
keragaman hayati, daerah tangkapan air, tempat
tinggal dan tempat mata pencaharian masyarakat
lokal, serta situs-situs warisan utama dunia,
misalnya, Tahura Poboya di Sulteng.
5.
Karakteristik Wilayah Bali dan Nusa Tenggara
Kepulauan Nusa Tenggara tersebar sepanjang 2.850 km
2
dari
barat ke timur Pulau Pamana di lepas pantai Pulau Roti di Nusa
Tenggara Timur (NTT) terletak di bagian paling selatan Indonesia,
posisinya tepat di 110°LS. Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat
berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri
dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang
tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di dunia, dan tidak
memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatra.
Gambar 1.34
Taman Nasional di Sulawesi
(Sumber: www.dephut.go.id)
Bunaken
Manado
Kotamobagu
Bogani Nani
Wartabone
Lore Lindu
Rawa Aopa
Watumohai
Wakatobi
Taka Bonerate
Benteng
Selayar
Makasar
Bau-bau
Kendari
Buton
Gorontalo
Palu
24
Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam
pembentukan pulau-pulau masih terjadi sampai sekarang dan
sangat memengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau.
Provinsi Bali terletak pada 8° 03’40" - 8° 50’48" Lintang Selatan
dan 114° 25’53" - 115° 42’40" Bujur Timur, dengan luas wilayah
563.286 ha. Di Bali terdapat 4 buah danau (Beratan, Batur, Buyan,
Tamblingan) dan 24 buah gunung. Gunung Agung merupakan
gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian 3.142.000 m.
Diperkirakan sekitar 31.817,75 hektar atau 25 persen dari luas
keseluruhan hutan daratan di Bali, yaitu 127.271,01 hektar,
mengalami konversi (perubahan) fungsi lahan. Perubahan fungsi
lahan hutan tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain
perambahan kawasan hutan oleh kelompok-kelompok masyarakat
yang berdiam di dekat hutan dan penggunaan kawasan hutan untuk
pembang
unan di luar sektor kehutanan dan penebangan liar.
Berdasarkan fungsinya, hutan di Bali digolongkan ke dalam
tiga kategori, yaitu
hutan lindung
,
hutan konservasi
, dan
hutan
produksi
. Hutan lindung berfungsi sebagai perlindungan tata air
dan tanah serta sebagai pendukung kehidupan habitat flora dan
fauna. Fungsi lainnya adalah sebagai pendukung pariwisata
(ekowisata).
Gambar 1.35
Taman Nasional di Bali dan Nusa Tenggara
(Sumber: www.dephut.go.id)
MANUTEU
TANAH DARU
LAIWANG
WANGGAMETI
BALI BARAT
GUNUNG RINJANI
Bali
KOMODO
25
Hutan produksi di Bali terkonsentrasi di daerah Bali Barat,
seperti di Kabupaten Buleleng seluas 4.731,95 hektar dan di
Kabupaten Jembrana seluas 2.993,30 hektar sementara di
kabupaten lainnya relatif kecil. Jenis pohon yang ditanam di hutan-
hutan produksi tersebut antara lain pohon jati, pinus, ampupu,
sonokeling, dan pohon lainnya yang bernilai ekonomis.
Vegetasi hutan di Bali diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu hutan bervegetasi lebat seluas 71.349,5 hektar atau sekitar
56,1%, hutan bervegetasi belukar atau semak seluas 35.518
hektar atau seluas 25,5%, dan hutan kritis atau sangat rawan
seluas 23.403,3 hektar atau sekitar 18,4%.
6.
Karakteristik Wilayah Papua
Gambar 1.36
Taman Nasional di Papua (Irian Jaya)
(Sumber: www.dephut.go.id)
Papua mencakup bagian barat pulau
New Guinea dan merupakan satu dari tiga
wilayah Rimba Belantara Tropis Utama.
Wilayah Papua masih berupa habitat alam.
Karena proses biogeografi dan keadaan
topografi, kawasan hutan Papua diduga
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Setidaknya 24 spesies baru ditemukan,
termasuk 6 spesies hewan bertulang
belakang. Penelitian lain di Sungai Wapoga
menemukan 93 spesies baru. Empat di
antaranya jenis baru dari
genus Eviota,
Apogon,
dan
Hemiscyllium.
Selain keanekaragaman jenis yang tinggi, Papua juga memiliki
ekosistem yang beragam. Mulai dari terumbu karang, hutan bakau,
savana, hutan tropis dataran rendah, pegunungan, hingga
ekosistem alpin.
Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan habitat alam
Papua sudah mulai terlihat dampaknya. Papua yang juga kaya
akan deposit mineral dan minyak bumi menarik para investor untuk
melakukan eksploitasi tambang dan gas secara besar-besaran.
Ancaman lainnya antara lain rencana pembangunan wilayah
seperti pembangunan area industri berskala besar di Mamberamo,
perluasan perkebunan kelapa sawit, pembangunan jalan Trans-
Papua, dan konsesi hutan.
Manokwari
Sorong
Fak-fak
Manusela
P. Seram
JAYAPURA
Wamena
Wasur
Merauke
Lorentz
Nabire
Teluk Cendrawasih
Enarotali
26
Cagar biosfer adalah ekosistem daratan dan pesisir/ laut atau
kombinasi daripadanya, yang secara internasional diakui berada
di dalam kerangka Program Manusia atau Biosfer dari UNESCO
(
Statutory Framework of The World Network, of Biosphere
Reserves
– Kerangka Hukum Jaringan Cagar Biosfer Dunia).
Usulan penetapan cagar biosfer diajukan oleh pemerintah nasional:
1) setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai
dengan persyaratan minimum sebelum dimasukkan ke dalam
Jaringan Dunia, 2) setiap cagar biosfer diharuskan memenuhi tiga
fungsi yang saling menunjang, yaitu fungsi konservasi; untuk
melestarikan sumber daya genetik, jenis, ekosistem dan lansekap;
fungsi pembangunan, untuk memacu pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dan fungsi pendukung logistik, untuk
mendukung proyek percontohan, pendidikan dan pelatihan
lingkungan, serta penelitian dan pemantauan yang berhubungan
dengan masalah-masalah konservasi dan pembangunan
berkelanjutan di tingkat lokal, nasional, dan dunia.
Secara fisik, setiap cagar biosfer harus terdiri atas tiga elemen,
yaitu: satu atau lebih
zona inti
, yang merupakan kawasan dilindungi
bagi konservasi keanekaragaman hayati, pemantauan ekosistem
yang mengalami gangguan, dan melakukan kegiatan penelitian
yang tidak merusak serta kegiatan lainnya yang berdampak rendah
(seperti pendidikan);
zona penyangga
yang ditentukan dengan jelas,
yang biasanya mengelilingi atau berdampingan dengan zona inti,
dan dimanfaatkan bagi kegiatan-kegiatan kerja sama yang tidak
bertentangan secara ekologis, termasuk pendidikan lingkungan,
rekreasi, ekoturisme dan penelitian terapan dan dasar; dan
zona
transisi
, atau zona pelatihan, yang mungkin berisi kegiatan
pertanian, pemukiman dan pemanfaatan lain dan di mana
masyarakat lokal, lembaga manajemen, ilmuwan, lembaga
swadaya masyarakat, masyarakat adat, pemerhati ekonomi dan
pemangku kepentingan lain bekerja sama untuk mengelola dan
mengembangkan sumber daya secara berkelanjutan. Walaupun
semula dilihat sebagai rangkaian lingkaran konsentris, ketiga zona
tersebut diterapkan ke dalam berbagai pendekatan yang berbeda-
beda untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi setempat.
Sesungguhnya, salah satu kekuatan terbesar dari konsep cagar
G.
Konsep Cagar Biosfer
27
biosfer adalah fleksibilitas dan kreativitasnya yang telah dibakukan
dalam berbagai situasi.
Beberapa negara telah menetapkan undang-undang khusus
bagi pembentukan cagar biosfer. Di banyak negara lainnya, zona
inti dan zona penyangga ditetapkan (seluruhnya atau sebagian)
sebagai zona yang dilindungi menurut undang-undang nasional.
Sejumlah cagar biosfer sekaligus memiliki kawasan dilindungi yang
dikelola dengan sistem lain (seperti taman nasional atau cagar
alam) dan situs lain yang diakui secara internasional (seperti
situs Warisan Dunia dan Ramsar).
Pengaturan kepemilikan juga bermacam-macam. Zona inti
cagar biosfer kebanyakan merupakan tanah negara, tetapi dapat
juga dimiliki secara pribadi atau milik organisasi nonpemerintah.
Dalam banyak hal, zona penyangga merupakan milik
perseorangan atau masyarakat tertentu, dan kondisi ini pada
umumnya ditemukan pula pada daerah transisi. Strategi Seville
bagi cagar biosfer merefleksikan kondisi ini secara luas.
28
RANGKUMAN
1.
Bentukan muka bumi, seperti: iklim, tanah, dan relief mempengaruhi terhadap
jenis dan persebaran makhluk hidup (flora juga fauna).
2.
Di darat jenis dan persebaran flora dan fauna dikelompokkan ke dalam
enam bioma, yaitu: bioma gurun pasir, bioma padang rumput, bioma hutan
basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.
3.
Berdasarkan salinitasnya, habitat air dibedakan menjadi habitat air tawar,
habitat laut, dan habitat pantai.
4.
Vegetasi alam Indonesia dikelompokkan atas: vegetasi hutan hujan tropis,
vegetasi hutan musim, vegetasi hutan bakau, dan vegetasi daerah sabana
dan stepa.
5.
Berdasarkan jenis dan persebarannya, fauna Indonesia dapat dikelompokkan
ke dalam tiga wilayah, yaitu: fauna Asia, fauna Australia, dan fauna peralihan.
6.
Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna, yaitu antara lain dengan usaha
menyebarluaskan kesadaran lingkungan, pembuatan cagar alam, dan suaka
marga satwa.
7.
Usaha-usaha perlindungan terhadap flora dan fauna meliputi hampir di setiap
daerah di Indonesia.
29
SOAL-SOAL LATIHAN
A.
Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang
dianggap benar!
1.
Pernyataan manakah yang benar?
A.
udara yang basah dan kering tidak begitu berpengaruh
terhadap transpirasi dan pembuahan.
B.
suhu yang rendah mengakibatkan asimilasi asam arang
dan transpirasi.
C. angin menyebarkan biji-biji dan spora ke mana-mana,
sehingga angin membantu dalam perkembangbiakan
tetumbuhan.
D. perbedaan tinggi rendahnya muka bumi tidak
mempengaruhi tinggi rendahnya suhu.
E.
tetumbuhan dan kehidupan hewan mempengaruhi suhu
dan angin di suatu tempat.
2.
Daerah habitat darat yang ditentukan oleh keadaan iklim, curah
hujan, dan garis lintang disebut ....
A.
ekosfer
B. ekosistem
C. ekologi
D. biosfer
E. bioma
3.
Vegetasi yang biasa hidup di gurun pasir bercirikan sebagai
berikut,
kecuali
....
A.
tumbuhan musiman
B.
berumur relatif lama
C. berumur relatif pendek
D. segera tumbuh jika hujan turun
E.
bijinya tahan lama
4.
Bison merupakan hewan padang rumput yang hidup di ....
A.
Amerika
B.
Afrika
C. Australia
D. Asia
E.
Eropa
30
5.
Sphagnum
dan
lichenes
merupakan jenis vegetasi yang
tumbuh di bioma ....
A.
padang rumput
B. hutan gugur
C. hutan basah
D. tundra
E.
taiga
6.
Jenis organisme yang merupakan habitat laut daerah afotik
ialah ....
A.
phytoplankton
B.
ikan
C. udang-udangan
D. aneka rerumputan
E. hewan karang
7.
Yang bukan merupakan ciri vegetasi hutan hujan tropis
ialah ....
A.
di antaranya berupa pohon panjat dan palem
B.
pohonnya sangat variatif
C. terdapat pula jenis pohon pakis dan anggrek
D. daun-daunnya banyak yang gugur ketika musim kemarau
E.
merupakan hutan lebat
8.
Gajah, badak, dan harimau merupakan jenis fauna Indonesia
yang termasuk kelompok hewan ....
A.
Asia
B. Australia
C. Austro-Asiatis
D. Afrika
E. Eropa
9.
Lembaga yang menangani pelestarian dan pengawasan alam
di Indonesia ialah ....
A.
lembaga pembangunan dan pengawasan dan lingkungan
hidup
B. lembaga pengawasan pembangunan dan lingkungan
hidup
C. lembaga pengawasan lingkungan hidup
D. lembaga pembangunan lingkungan hidup
E. lembaga pembangunan lingkungan hidup dan
pengawasan
31
10. Di manakah kita dapat menemukan daerah perlindungan flora
dan fauna?....
A.
Gunung Rinjani-Lombok
B.
Gunung Ciremai-Jawa Barat
C. Gunung Agung-Bali
D. Gunung Kerinci-Jambi
E.
Gunung Slamet-Jawa Tengah
11.
Biocycle
yaitu air asin, air tawar, dan daratan. Ketiga bagian
itu termasuk bagian lingkungan ....
A.
zona air
B.
biosfer
C. hidrosfer
D. antroposfer
12. Unsur-unsur iklim yang banyak memengaruhi jenis dan
persebaran flora dan fauna, yaitu ....
A.
iklim, tanah, relief, makhluk hidup
B.
air, tanah, udara, suhu
C. kelembapan, intensitas cahaya, suhu, angin
D. suhu, udara, dan angin
13. Bagaimana angin dapat menjadi penyebab persebaran flora
dan fauna?
A.
angin membawa biji-biji dan spora tersebar ke berbagai
tempat
B.
angin meniup pepohonan dan daun hingga ke berbagai
tempat
C. angin menjadi penghalang tumbuhan untuk menyebar
D. angin mengakibatkan suhu menjadi tinggi
14. Flora dan fauna di dunia memiliki macam-macam jenis dan
tersebar ke pelosok dunia. Menurut habitatnya, jenis dan
persebaran ini terbagi menjadi ... kelompok, yaitu ....
A.
tiga kelompok, yaitu di darat, udara, dan air
B.
dua kelompok, yaitu di darat dan di air
C. kelompok bioma, padang rumput dan laut
D. kelompok darat dan pantai
32
15. Pada lintang berapakah sinar matahari banyak diterima di
suatu wilayah?
A.
24° LU dan 24,5° LS
B. 25° LU dan 25,5° LS
C. 20° LU dan 20,5° LS
D. 23° LU dan 23,5° LS
B. Esai
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!
1.
Adakah pengaruh bentukan muka bumi terhadap jenis dan
persebaran flora dan fauna? Jelaskan!
2.
Vegetasi apa saja yang terdapat di gurun pasir?
3.
Hewan jenis apa saja yang dapat hidup di padang rumput?
4.
Berdasarkan salinitasnya, habitat air dapat dikelompokkan
menjadi tiga. Sebutkan!
5.
Sebutkan ciri utama vegetasi Indonesia!
6.
Bagaimana cara pembagian jenis dan persebaran hewan
di Indonesia?
7.
Mengapa jenis-jenis hewan di ketiga daerah tersebut berbeda-
beda?
8.
Sebutkan usaha-usaha yang kamu lakukan guna melestarikan
flora dan fauna di Indonesia!
9.
Sebutkan lima jenis hewan yang dilindungi di Indonesia!
10. Apa perbedaan antara suaka margasatwa dengan cagar
alam? Di mana saja adanya tempat-tempat tersebut?