Halaman
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Utami
Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum Janta Setiana
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
Seni Teater
untuk SMP/MTs
Kelas VII, VIII, dan IX
Seni Teater
Seni Teater
Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Utami
Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum Janta Setiana
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2009,
tanggal 12 Agustus 2009
.
Harga Eceran Tertinggi (HET) *Rp14.837,00
ISBN 978-979-068-997-8
Seni Budaya
ii
Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional.
Dilindungi Undang-undang.
Seni Teate
r
untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX
Penulis
:
Trisno Santoso
Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Utami
Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum
Janta Setiana
Editor
:
Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum
Perancang Kulit
:
Desey Eka Heriyanto
Layouter
:
Desey Eka Heriyanto
Ilustrator
:
Desey Eka Heriyanto
Ukuran Buku
:
17,6 x 25 cm
Hak Cipta Buku ini dialihkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional
dari Penerbit Sinergi Pustaka Indonesia
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010
Diperbanyak oleh ...
792.07
Sen
Seni Teater/Trisno Santoso...[et al.]; editor, Sekar Galuh
Endah Pinuji Lawuningrum; ilustrator, Desey Eka
Heriyanto.—Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010.
x, 174 hlm.: ilus.; 25 cm
Bibliografi: hlm. 153
Indeks
Untuk SMP/MTs kelas VII, VIII, dan IX
ISBN 978-979-068-997-8
1. Teater - Studi dan Pengajaran
I. J
udul
II. Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum
III. Desey Eka Heriyanto
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
iii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun
2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit
untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (
website
)
Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat
kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2009 tanggal 12 Agustus 2009.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para
penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Kementerian Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa
dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya ini, dapat
diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh
masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga
penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses oleh siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar
negeri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, April 2010
Kepala Pusat Perbukuan
KATA SAMBUTAN
Seni Budaya
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan buku ini.
Tujuan melalui penulisan buku ini adalah untuk membantu siswa SMP
mempelajari seni teater sehingga mereka mampu mengapresiasikan dan
mengekspresikan diri melalui seni teater daerah, mengapresiasikan dan
mengekspresikan diri melalui seni teater Nusantara, mengapresiasikan dan
mengekspresikan diri melalui seni teater di Asia dan mancanegara.
Buku ini disajikan dengan konsep pemaparan yang sederhana sehingga
mudah dicerna oleh siswa. Visualisasi tampilan dilengkapi dengan foto dan
ikon-ikon yang menarik agar siswa tidak jenuh. Alur mempelajari buku ini adalah
Judul yang mencerminkan materi merupakan pengembangan Standar Kom-
petensi, gambar (foto) yang menggambarkan judul perbab, prolog yang berisi
wacana singkat isi dalam satu bab, materi yang berisi pengembangan Kom-
petensi Dasar, Tugas yang berisi latihan agar siswa lebih kreatif, Rangkuman
dalam satu bab, Refleksi yang berisi usaha dari siswa untuk mengulang kembali
pelajaran yang sudah dipelajari, Evaluasi yang berisi soal-soal pilihan ganda
dan esai, Glosarium, serta Indeks.
Akhirnya kami berharap, buku ini mampu membawa mata pelajaran Seni
Teater menjadi mata pelajaran sebagai media ekspresi siswa supaya lebih
kreatif dan memadukan harmonisasi unsur estetika, logika, kinestetika, dan
etika. Tidak lupa kami berharap semoga buku Seni Teater ini bermanfaat bagi
siswa SMP/Mts dan guru dalam mengembangkan wawasan keilmuannya.
Selamat belajar, bersemangat, selalu disiplin dan bekerja keras, maka sukses
akan menyertai.
Penulis
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
v
Buku ini berusaha memuat seni teater yang bersifat multilingual,
multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif. Multidimensional artinya
pengembangan beragam kompetensi meliputi: konsepsi, apresiasi, dan kreasi
dengan memadukan harmonisasi unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.
Multikultural mengandung pengertian penumbuhkembangan kesadaran
apresiasai terhadap seni teater daerah, Nusantara dan mancanegara.
Dengan mempelajari buku ini, diharapkan siswa mampu mengapresiasikan
dan mengekspresikan seni teater daerah, mengapresiasikan dan
mengekspresikan seni teater Nusantara, mengapresiasikan dan meng-
ekspresikan seni teater di Asia, sehingga siswa dapat.
1. Memahami konsep dan pentingnya seni teater.
2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap seni teater.
3. Menampilkan kreativitas melalui seni teater.
4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya khususnya teater dalam
tingkat lokal, regional, maupun global.
Keistimewaan buku ini, antara lain sebagai berikut.
1. Materi yang disajikan dipaparkan dengan konsep paparan yang sederhana
sehingga mudah dicerna oleh siswa.
2. Visualisasi tampilan dilengkapi dengan foto dan ikon-ikon yang menarik.
3. Alur dalam mempelajari buku ini adalah judul yang berisi dari pengem-
bangan Standar Kompetensi, gambar foto yang menceritakan gambaran
dari judul itu tadi, prolog yang berisi wacana singkat dari isi dalam satu
babnya, materi yang berisi dari pengembangan Kompetensi Dasar, tugas
yang berisi latihan agar siswa lebih kreatif, rangkuman dalam satu bab,
refleksi yang berisi usaha dari siswa untuk mengulang kembali pelajaran
yang sudah dipelajari, evaluasi yang berisi soal-soal pilihan ganda dan
esai, glosarium, dan indeks.
PENDAHULUAN
Seni Budaya
vi
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Prolog
Prolog berisi tentang pengantar materi yang
akan dipelajari oleh siswa.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi tentang kemam-
puan yang harus dikuasai oleh siswa setelah
mempelajari materi pada bab tertentu.
Tugas
Kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk
mengasah kreativitas.
Refleksi
Refleksi berisi usaha dari siswa untuk mengulang
kembali pelajaran yang sudah dipelajari.
Rangkuman
Ringkasan materi yang dianggap penting dan
harus diingatkan kembali dalam setiap bab.
Evaluasi
Bentuk latihan-latihan soal pada tiap akhir bab
bertujuan agar siswa untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang disajikan.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat berbagai macam jenis
sumber bacaan ataupun literatur lainnya yang
menjadi bahan pembuatan materi.
Indeks
Indeks berfungsi untuk mempermudah siswa
dalam menemukan istilah penting, istilah asing,
ataupun tokoh penting yang termuat dalam
materi.
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
vii
Kata Sambutan ................................................................................................
iii
Kata P
engantar
................................................................................................
iv
Pendahuluan ....
................................................................................................
v
Petunjuk Penggunaan
Buku ..
...........................................................................
vi
Daftar Isi
..........
................................................................................................
vii
Daftar Tabel
dan Bagan
....................................................................................
ix
Daftar Gambar .................................................................................................
ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiii
Kelas VII
Bab 1
Apresiasi Karya
Seni Teater Daerah .................................................
1
A. Jenis-jenis Karya S
eni Teater
Daerah
..........................................
2
B. Menampilkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan dan
Pesan Moral Seni Teat
er Daerah Setempat .................................
6
Bab 2
Mengekpresikan Diri
Melalui Seni T
eater ..........................................
9
A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir,
dan Olah S
uara ............................................................................ 10
B. Merancang Pertunjukan Teat
er Daerah Se
tempat
........................ 15
C. Menerapkan Kerja Sama
dalam Bert
eater
................................... 16
Bab 3
Mengidentifikasi Jenis Ka
rya Seni Teat
er Daer
ah ............................. 21
A. Jenis Karya Seni
Teater
Daerah ................................................... 22
B. Menunjukkan Sikap Apresiatif terhadap Keunikan
dan Pesan Moral Seni Teater Daerah Setempat .......................... 27
Bab 4
Mengekspresikan Dir
i dengan Seni T
eater
........................................ 31
A. Mengekplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir,
dan Olah S
uara ............................................................................ 32
B. Merancang Pertunjukan Teat
er Daerah Se
tempat
........................ 36
C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater ....................... 39
D. Menyiapkan Pertunjukan Teater Daerah Setempat di Sekolah ..... 40
E. Menggelar Pertunjukan Teater Daerah Setempat di Sekolah ....... 42
Kelas VIII
Bab 5
Seni Teater
Nusantar
a ...................................................................... 47
A. Jenis Teater
Nusantar
a ................................................................ 48
B. Kelompok Teater
Modern Nusant
ara ............................................ 51
C. Bentuk Teater Nusantara ............................................................. 53
D. Mengidentifikasi Teater Ber
dasarkan Unsur-
unsurny
a .................. 56
DAFTAR ISI
Diunduh
dari
BSE.Mahoni.com
Seni Budaya
viii
E. Keunikan dan Pesan Moral
Teater Nus
antara .............................. 59
Bab 6
Ekspresi Karya Seni Teater Nusantara ............................................. 63
A. Teknik Mengolah Tubuh, Pikiran, dan Suara ................................ 64
B. Merancang Pertunjukan T
eater Nusan
tara ................................... 69
C. Prinsip Kerja Sama dalam Teater ................................................ 72
D. Menggelar Pertunjukan T
eater Nusant
ara .................................... 74
Bab 7
Mengapresiasi Seni T
eater Nusant
ara ............................................... 77
A. Jenis Seni Teat
er Nusant
ara ........................................................ 78
B. Keunikan dan Pesan Moral Seni Teater Nusantara ...................... 79
Bab 8
Mengekspresikan
Diri Melalui T
eater ................................................ 85
A. Latihan Eksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir,
dan Olah S
uara ............................................................................ 86
B. Merancang Pertunjukan T
eater Nusant
ara ................................... 92
C. Prinsip Kerja Sama dalam Berteater ............................................ 93
D. Mempersiapkan Pertunjukan Teat
er Nusantara
di Sekola
h .......... 94
E. Menggelar Pertunjukan Teater
Nusantara di Se
kolah ................... 96
Kelas IX
Bab 9
Apresiasi Karya Seni Teater ............................................................. 101
A. Teater Tradisi di Asia ................................................................... 102
B. Keunikan dan Pesan Moral Teater Mancanegara di Asia ............. 103
Bab 10
Mengekspresikan
Karya Seni
Teater ................................................ 107
A. Merancang Pert
unjukan Teat
er .................................................... 108
B. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater ....................... 113
Bab 11
Mengidentifikasi T
eater di Luar Asia .................................................. 121
A. Teater Mancanegar
a di Luar
Asia ................................................. 122
B. Ciri-ciri Teater
Modern Manc
anegara
............................................ 123
C. Peranan Teater dalam
Masyara
kat .............................................. 126
D. Unsur-unsur Pendukung Pert
unjukan Teater
Modern
................... 127
E. Keunikan dan Pesan Moral
Teater M
ancanegara
......................... 129
Bab 12
Berekspresi
Melalui T
eater ............................................................... 135
A. Merancang Pertunjukan
Teater Kr
eatif
......................................... 136
B. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater ....................... 138
C. Berakting Seca
ra Wajar ............................................................... 141
D. Menyiapkan Pertunjukan Teater
Kreatif di Sekolah ...................... 145
E. Menggelar Pertunjukan T
eater Kr
eatif
.......................................... 147
F. Menilai Pertunjuk
an Teat
er .......................................................... 148
Daftar Pustaka ................................................................................................. 153
Lampiran .......................................................................................................... 154
Glosarium ........................................................................................................ 171
Indeks
.............................................................................................................. 173
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
ix
DAFTAR TABEL
DAN BAGAN
Daftar Bagan
Bab 4
Bagan 4.1 Kerja Team Pr
oduksi dan Su
tradara
................ 40
Bab 4
Bagan 4.2 Tugas
Sutradar
a ............................................... 43
Bab 10
Bagan 10.1 Langkah Ker
ja Sutradar
a .............................. 111
Bagan 10.2 Langkah-Langkah Adm
inistrasi T
eater
......... 112
Daftar Tabel
Bab 4
Tabel Langkah-langkah Ker
ja Tim Pr
oduksi
...................... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Wujud teatrikal anggota Reog Ponorogo yang
menampilkan prosesi
trance
(kerasukan) dalam
setiap pertunjukannya. Tampak pada gambar seorang
pemain Reog menguliti kulit
kelapa dengan gigin
ya. .......... 1
Gambar 1.2
Kes
enian Kentr
ung.
.............................................................. 5
Gambar 1.3
K
esenian Cepung.
................................................................ 5
Gambar 2.1
Para pemain teater sedang mengeksplorasi
gerak anggota tubuh, vo
kal, dan pik
iran.
............................ 9
Gambar 2.2
Contoh gerakan pemanasan lari,
push-up
, dan
sit-up
. ..... 10
Gambar 2.3
Contoh gerakan
streching
. ................................................. 11
Gambar 2.4
Contoh gerakan intensitas agar mencapai
kelenturan
gesture
. ............................................................. 11
Gambar 2.5
Latihan pernapasan.
........................................................... 13
Gambar 2.6
Latihan vo
kal getaran
dalam.
............................................. 13
Gambar 2.7
Latihan vo
kal getaran
luar.
................................................. 13
Gambar 2.8
Latihan penguc
apan senam m
ulut.
.................................... 14
Gambar 2.9
Latihan pengucapan me
manfaatkan
fonem.
..................... 14
Gambar 2.10
Latihan menghenta
kkan suara dengan
keras.
.................. 15
Gambar 2.11
Melat
ih menjadi ak
tor. ......................................................... 15
Gambar 2.12
Contoh peralatan
setting
panggung.
................................. 15
Gambar 2.13
Alat-alat musik yang biasa dipakai oleh seniman
teater tr
adisi.
....................................................................... 15
Gambar 2.14
Tim musik sedang
melakukan latihan mu
sikalitas
. ............ 17
Gambar 2.15
Tim
lighting
sedang mempersiapkan
pemasangan lampu per
tunjukan.
....................................... 17
Gambar 3.1
Wayang Orang sebagai salah satu dari karya seni
teater daerah di Yogyak
arta dan J
awa Tengah.
................ 21
Seni Budaya
x
Gambar 3.2
Kesenian Ketoprak yang sedang dimainkan di
pendapa desa.
.................................................................... 23
Gambar 3.3
Salah satu adegan perang dalam kesenian
Wayang Or
ang.
................................................................... 24
Gambar 3.4
Pertunjukan
Calonarang di daerah
Bali.
............................ 24
Gambar 3.5
Pert
unjukan Dulmuluk
. ........................................................ 25
Gambar 3.6
Pert
unjukan Mam
anda.
....................................................... 27
Gambar 4.1
Salah satu wujud ekspresi diri dari kesenian tradisional
Reog Ponoro
go.
.................................................................. 31
Gambar 4.2
Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan
pada kepala.
....................................................................... 32
Gambar 4.3
Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan
pada tang
an.
....................................................................... 33
Gambar 4.4
Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan
pada perut
. .......................................................................... 33
Gambar 4.5
Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan
pada pantat
. ........................................................................ 34
Gambar 4.6
Contoh gerakan pemberian konsentrasi kekuatan
pada kaki
. ............................................................................ 34
Gambar 4.7
Contoh gerakan kombinasi kekuatan pada kepala,
tangan, perut, pantat, dan kaki te
rcipta karakter
kera. ..... 34
Gambar 4.8
Busana pemain
teater tr
adisi.
............................................ 37
Gambar 4.9
Foundation
untuk memperkuat karakter wajah pemain. ... 37
Gambar 4.10
Anak-anak yang sedang memainkan alat musik
tradisional gamelan
Jawa.
................................................... 37
Gambar 4.11
Tata lampu sebagai sarana tata cahaya pada
gedung kesenian tr
adisi.
.................................................... 37
Gambar 5.1
Pertunjukan kelompok Teater Koma, salah satu
kelompok teater m
odern Indones
ia. ................................... 47
Gambar 5.2
Rendra, pendiri
Bengkel Teater
Rendra.
........................... 51
Gambar 5.3
Putu Wijaya, penulis naskah sekaligus salah satu
sutradara andal
Indonesia.
................................................. 52
Gambar 5.4
Pertunjukan
Dag Dig Dug
karya Putu Wijaya oleh
Teater Gidag Gidig di Teater Arena,
Taman Budaya Suraka
rta, 2 J
uni 2005.
............................. 52
Gambar 5.5
Pertunjukan Teater Garasi dengan naskah
TUK
karya Bambang Widoyo SP, naskah tragedi
berbahasa Jawa yang dipentaskan dengan teknik
pertunjukan teater
Bara
t. .................................................... 54
Gambar 5.6
Tata rias yang baik mampu mengubah wajah
dan memunculkan karakter to
koh yang dikehen
daki. ....... 56
Gambar 5.7
Penataan busana, pencahayaan, dan pemilihan properti
menghasilkan suatu kesatuan pertunjukan yang
harmonis, indah, dan
menari
k. ........................................... 58
Gambar 5.8
Pertunjukan
Republik Togog
oleh Teater
Koma. ............... 61
Gambar 6.1
Pemain teater membutuhkan kerja keras dan
disiplin supaya dapat ber
akting dengan
baik. ................... 63
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
xi
Gambar 6.2
Pemain Teater Tesa dalam
Tatagata
sutradara
Jarot Herwibowo menggunakan media pensil untuk
memperkuat ekspresi tokoh. .............................................. 64
Gambar 6.3
Latihan teater memerlukan konsentrasi penuh
saat melak
ukannya.
............................................................ 67
Gambar 6.4
Salah seorang pemain teater anak di Dusun Widoro
sedang berlatih membaca dan menafsirkan isi naskah. ..... 70
Gambar 6.5
Kekompakan dan kerja sama sangat diperlukan dalam
berakting secara
berkelompok
. .......................................... 74
Gambar 7.1
Pertunjukan teater anak berjudul
Anak Trotoar
oleh Teater Alka dari SMP In
ternat Al
Kausar
. .................... 77
Gambar 7.2
Pertunjukan pantomim, salah satu jenis teater gerak
yang berkembang hingg
a sekar
ang. ................................. 79
Gambar 7.3
Pertunjukan Teater Garasi menampilkan
kemampuan individu pemain disertai kemungkinan
pencapaian artistik y
ang maksi
mal.
................................... 80
Gambar 7.4
Empat pemain Teater Tetas mementaskan naskah
Raung Kuda Piatu
karya Ags. Arya Dipayana
di Teater Kecil, Taman Ismail
Marzuki, Jakart
a Pusat.. ...... 80
Gambar 8.1
Bentuk ekspresi pemain dalam pertunjukan teater
di gedung pert
unjukan.
....................................................... 85
Gambar 8.2
Latihan vokal tidak hanya dilakukan oleh pemain amatir
namun juga oleh pemain
profesi
onal.
................................ 87
Gambar 8.3
Penataan panggung dan pengaturan cahaya yang tepat
akan menciptakan pertunjukan yang menarik dan indah.
.... 95
Gambar 8.4
Berbagai jenis lampu yang biasa digunakan dalam
pertunjukan kelompok t
eater prof
esional.
.......................... 95
Gambar 8.5
Pertunjukan merupakan saat yang paling ditunggu
setelah melakukan pros
es teat
er. ...................................... 96
Gambar 9.1
Pertunjukan Teater Kabuki merupakan salah satu
seni teater tradis
ional dari J
epang.
.................................. 101
Gambar 9.2
Salah sa
tu adegan K
abuki.
............................................... 103
Gambar 9.3
Salah sa
tu adegan Noh.
................................................... 103
Gambar 9.4
Salah satu
adegan Opera Pe
king.
................................... 103
Gambar 9.5
Pema
in Kathak
ali. ............................................................. 104
Gambar 9.6
K
abuki.
............................................................................... 104
Gambar 9.7
Kostum
Opera Pek
ing.
...................................................... 104
Gambar 10.1
Bentuk ekspresi seni Teater Tesa berjudul
Ayahku Berwarna Hijau
adaptasi cerpen
karya Afrizal Malna sutr
adara Arifin
Penceng.
................. 107
Gambar 11.1
Pertunjukan teater Barat mengenakan
kostum tradisional
Yunani. ................................................ 121
Gambar 11.2
Teater Dionysius klasik di Acropolis Yunani,
tempat pertunjukan tragedi-tragedi besar Aeschylus,
Sophocles, dan Euripides ditampilkan
pada zaman So
krates.
...................................................... 123
Seni Budaya
xii
Gambar 11.3
Pertunjukan
A Doll’s House (Rumah Boneka)
karya Henrik Ibsen oleh Gene Frankel Theatre
di New York, Amerika
Serika
t. ........................................... 124
Gambar 11.4
Salah satu gedung teater di Broadway yang
menggunakan teknologi tata c
ahaya moder
n. ................. 125
Gambar 11.5
Akting tokoh Vladimir dan Estragon dalam pertunjukan
Menunggu Godot
karya Samuel
Beckett.
........................ 125
Gambar 11.6
Pertunjukan Absurd Person Singular yang melukiskan
pasang surut kehidupan rumah tangga,
dapat dijadikan media pembelajar
an masyara
kat. .......... 127
Gambar 11.7
Persiapan kostum untuk pertunjukan
Rumah Boneka
yang diproduksi Suny Oswego di The Tyler Hall’s
Waterman Theatre membutuhkan waktu
berminggu-minggu.
........................................................... 128
Gambar 11.8
Penataan panggung serta pengaturan cahaya
rancangan Robert Gardiner dalam
Rumah Boneka
yang dipentaskan oleh Frederic
Wood Theat
re. ............. 128
Gambar 11.9
Pertunjukan naskah lakon
Cinderela
memiliki pesan
kebahagiaan akan datang setelah seseorang
menderita ter
lebih dahulu.
................................................ 130
Gambar 12.1
Ekspresi dan akting siswa sekolah menengah
di Kanada dalam pertunjukan teater berjudul
Pedagang Venesia
karya William S
hakespeare.
. ............ 135
Gambar 12.2
Pertunjukan teater menggunakan gerak dan
riasan pantomim merupakan salah satu bentuk
pertunjukan teater
kreatif
. ................................................ 136
Gambar 12.3
Penataan cahaya yang tepat memperkuat warna busana
dan membantu pemain dalam pertunjukan
I La Galigo
menciptakan karakter to
koh yang diper
ankannya.
......... 140
Gambar 12.4
Aktor pemeran tokoh Hamm dan tokoh Nagg beradu
akting dalam lakon
Endgame
karya Samuel
Beckett.
...... 141
Gambar 12.5
Persiapan yang matang akan menghasilkan kesuksesan
seperti tampak pada pertunjukan
Les-Miserables
karya Viktor
Hugo di atas
. ................................................. 146
Gambar 12.6
Latihan teater sebaik
nya dilakukan dengan
intensif.
...... 147
Gambar 12.7
Pertunjukan teater merupakan salah satu wujud
kreativitas siswa menyalu
rkan bakat s
eninya.
................. 147
Gambar 12.8
Kekompakan antara pemain dan tim artistik sangat
diperlukan untuk menciptakan pertunjukan yang
menarik dan dapat dini
kmati penont
on. ........................... 149
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater
xiii
Naskah berjudul
Maling
...............................................................................
154
Naskah berjudul
Simfoni A
nak J
alanan
......................................................
157
Kutipan naskah berjudul
Sisit
Kadal
...........................................................
163
Naskah berjudul
Diam .................................................................................
165
Naskah berjudul
Majalah
Dinding
...............................................................
166
DAFTAR LAMPIRAN
Seni Budaya
xiv
Apresiasi Karya Seni
Teater Daerah
A
presiasi seni teater adalah usaha untuk memberikan penghargaan
terhadap seni teater. Saat memberikan penghargaan kamu harus mengetahui
terlebih dahulu objek yang akan kamu kaji. Pada bab ini kamu akan diajak
mempelajari proses kemunculan teater dan menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah.
Sumber:
Suroto Jimbung
BAB
1
Gambar 1.1
Wujud teatrikal anggota Reog Ponorogo yang menampilkan
prosesi
trance
(kerasukan) dalam setiap pertunjukannya. Tampak pada
gambar seorang pemain Reog menguliti kulit kelapa dengan giginya.
Seni Teater SMP/MTs Kelas VII
2
A. Jenis-jenis Karya Seni Teater Daerah
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
jenis karya seni teater daerah.
1. Proses Kemunculan
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki bentuk seni teater tradi-
sionalnya. Kesenian merupakan ekspresi seseorang untuk berhubungan
dengan orang lain. Dalam kesenian masyarakat sederhana di masa
lampau, sebuah tarian atau perilaku teatrikal sering dilakukan tanpa
kehadiran penonton. Namun hal itu dilakukan sebagai cara komunikasi
suku atau kumpulan masyarakat terhadap arwah-arwah nenek moyang.
Prosesi perilaku teatrikal tersebut dilakukan untuk menghadirkan roh-
roh nenek moyang yang menurut suku atau kumpulan masyarakat
tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah-masalahnya. Atau
bisa jadi sebagai ucapan syukur atas berkah kesehatan dan keselamatan
yang dialami oleh suku atau kumpulan masyarakat tersebut.
Proses kemunculan perilaku teatrikal tersebut menyebar ke seluruh
lingkungan kelompok suku-suku di Indonesia yang jumlahnya men-
capai 350. Dari sekian banyak kelompok suku tersebut dapat dikelom-
pokkan lagi menjadi 18 wilayah hukum adatnya, yakni: Aceh, Batak,
Minangkabau, Jambi, Malayu, Daya Raya, Bangka Belitung, Sunda,
Jawa, Bali, Bugis-Makasar, Toraja, Gorontalo, Minahasa, Flores, Ternate-
Halmahera, Ambon, dan Papua.
Pada dasarnya seni teater di Indonesia mula-mula berisi ekspresi
komunikasi masyarakat mesolitik yang berburu dan neolitik yang agraris.
Masyarakat mesolitik yang menggunakan proses berburu sebagai
mata pencaharian untuk mewujudkan bentuk-bentuk teatrikal, seperti:
berburu binatang atau ikan, mencari ubi-ubian, serta perebutan kekuasa-
an. Oleh karena itu, ujud dari prosesi teatrikal mereka juga tidak jauh-
jauh dari cara hidup mereka tersebut. Seperti di Papua misalnya,
bentuk-bentuk teatrikal mereka menunjukkan simbol-simbol tingkah
laku binatang, binatang air, dan juga gerak alam.
Sedangkan masyarakat neolitik yang agraris mengaktualisasikan
bentuk-bentuk teatrikalnya dengan proses laku hidupnya dengan kehi-
dupan sehari-hari, seperti: berkebun,
selamatan
kelahiran,
selamatan
orang yang meninggal. Masyarakat neolitik dan mesolitik percaya bahwa
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater Daerah
3
roh nenek moyang dan kekuatan-kekuatan gaib lainnya, seperti: pohon
besar, batu besar,
dan
senjata-senjata, bisa dimintai pertolongan untuk
melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya. Maka, harapan-harapan akan
bantuan dari hal-hal gaib ini juga tercurah dalam bentuk-bentuk prosesi
teatrikal untuk acara tolak bala, mengusir penyakit, mengusir roh jahat,
meminta perlindungan desa dari roh-roh
maupun
dewa-dewa yang
dianggap bisa menolong.
Jacob Sumarjo dalam bukunya
Perkembangan Teater Modern dan
Sastra Drama Indonesia
membagi proses kemunculan teater tradisi ber-
dasarkan tiga kriteria, yaitu: teater dengan religi asli, teater dengan
religi Hindu dan Budha, dan teater dengan religi Islam.
Banyak dari kelompok masyarakat adat yang mengalami perubahan
kebudayaan, tetapi ada juga yang tetap berpegang pada adat yang
dibawa nenek moyang. Sehingga relatif masih murni belum tersentuh
budaya asing selama sejarahnya sampai permulaan abad 20, tetapi ada
juga yang mengalami perubahan karena masuknya kebudayaan asing.
Wilayah yang mengalami persentuhan dengan kebudayaan Hindu-
Buddha dapat dilihat di Bali-Lombok (Barat). Sedang yang mengalami
persentuhan dengan kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam adalah
Melayu, Minangkabau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Sunda, dan Jawa. Sedangkan wilayah budaya yang langsung mendapat
pengaruh Islam agak dominan adalah Aceh, Bugis-Makasar, Halmahera-
Ternate, dan Maluku. Tentu saja ini hanya merupakan garis besar yang
dilihat berdasarkan sejarah masuknya budaya asing ke Indonesia dengan
kepentingan melihat kemungkinan berkembangnya teater rakyat ber-
dasarkan masuknya pengaruh asing tadi.
Fungsi pokok yang paling dominan dari perilaku teater tradisional
pada masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Peringatan atau penghormatan kepada nenek moyang dengan mem-
pertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
2. Memanggil kekuatan gaib roh-roh pelindung untuk hadir di tempat
terselenggaranya pertunjukan.
3. Pemanggil roh-roh yang dianggap nenek moyang yang baik untuk
mengusir roh-roh jahat.
4. Pelengkap upacara yang diselenggarakan pada saat tertentu dalam
siklus waktu.
5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkatan hidup
seseorang.
Seni Teater SMP/MTs Kelas VII
4
Kamu sudah mempelajari proses kemunculan teater tradisi daerah,
baik pada masyarakat mesolitik yang menggunakan proses berburu
sebagai mata pencaharian dan masyarakat neolitik yang agraris.
Sekarang tugas kamu adalah mencari bentuk-bentuk proses prilaku
teatrikal yang ada di daerahmu! Tuliskan dalam buku tugasmu dan
berikan apresiasi terhadap proses treatrikal daerahmu tersebut!
2. Ragam Teater Tutur
a. Pantun Sunda
Pantun Sunda berasal dari Bumi Parahyangan atau Sunda sebagai
wujud pemujaan terhadap Dewi Sri (dewi padi). Dalam bahasa
Sunda dan Jawa kata
pantun
berarti padi.
Pantun Sunda
biasa dibaca-
kan dalam acara,
antara lain: kelahiran, khitanan, perkawinan,
kematian, ru
watan, dan nazar. Fungsi religiusnya jauh lebih kuat
dari fungsi hiburannya di mana sebelum pembacaan dimulai, tuan
rumah atau yang punya hajat harus menyediakan sesajen.
b. Dalang Jemblung (Banyumas)
Teater tutur ini sebenarnya bersumber dari pertunjukan wayang
kulit, hanya saja tutur, dialog, gamelan, dan sebagainya dilakukan
dengan suara mulut (vokal) oleh seseorang atau beberapa orang.
Dalam adegan perang dengan senjata, biasanya dipakai
kundhi
(seperti senjata tajam berbentuk pisau yang berfungsi sebagai
cempala/
dhodhogan
). Pesindennya merangkap sebagai pemain
wanita atau permaisuri dalam dialog. Tradisi pertunjukan ini ber-
asal dari upacara
nguyen
, yaitu berjaga semalam suntuk waktu
kelahiran bayi sambil mendengarkan
macapatan
atau pembacaan
cerita dalam bentuk puisi Jawa.
c. Kentrung (Jawa Timur)
Kentrung adalah bentuk teater rakyat berupa penyampaian
cerita secara lisan di depan penonton oleh seorang dalang. Diduga
muncul pada zaman Kesultanan
Demak dan berkembang di wila-
yah pesisir Jawa Tengah dan
Jawa Timur dengan
sebutan
yang berbeda-beda. Kentrung
dipentaskan kalau ada upacara
merayakan khitanan, tujuh
bulan kehamilan, perkawinan,
atau tolak bala. Cerita dituturkan
Sumber:
http://wordpress.com
Gambar 1.2
Pemain Kentrung sedang
latihan di hadapan warga desa
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater Daerah
5
dalam bentuk prosa diselingi puisi yang dinyanyikan. Tabuhannya
terdiri atas rebana (terbang), kendang, angklung, keprak, lesung atau
terompet, bedug kecil, dan lain-lain. Khasanah ceritanya diambil dari
agama Islam, seperti lahirnya Nabi Musa, Nabi Yusuf, atau legenda
rakyat seperti Jaka Tarub.
d. Cepung (Lombok)
Dinamakan ‘Cepung’ mungkin karena diiringi suara ‘gamelan
mulut’ yang iramanya berbunyi “cek-cek-cek-cek-pung”. Cepung
pada dasarnya adalah seni membaca kitab lontar, khususnya cerita
Monyeh
, yang diiringi instrumen seruling, redeb, dan ‘gamelan mulut’
(vokal). Lontar
Monyeh
ditulis oleh Jero Mahram pada tahun 1859,
berisi filsafat
Islam dengan tujuan pengembangan agama. Pemainnya
paling sedikit enam orang, terdiri atas seorang pembaca lontar, seorang
pemain redeb, seorang pemain
seruling, dan tiga orang penem-
bang. Mereka duduk dalam ben-
tuk setengah lingkaran. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa
Sasak dan terjadi kontak aktif
selama pertunjukan dengan pe-
nonton. Per
tunjukan ini juga me-
makai sesajian.
e. Sinrilli (Sulawesi Selatan)
Sinrilli merupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang
pansirilli
(pen
cerita) diiringi instrumen musik
keso-keso
(rebab). Penceritaan-
nya dalam bentuk nada lagu (
kelong
) diiringi lengkingan
keso-keso
yang membangunkan suasana haru, indah, dan humor. Konon
Sinrilli
bermula dari istana raja-raja Gowa, tetapi setelah kerajaan itu jatuh
ke tangan Belanda, bentuk kesenian ini menyebar di kalangan rakyat.
Ada tiga golongan cerita dalam sinrilli, yaitu: kepahlawanan (
Sinrilli
I Datuk Museng
,
Sinrilli Tolo Daeng Magansing
,
Sinrilli Kappala Talung
Batua
), keagamaan (tentang perkembangan agama Islam di
Sulawesi Selatan, misalnya, cerita
Tuanta Salamaka
), dan percintaan
(
Sinrilli I Jamila, Sinrilli I Manakku, Sinrilli I Made Daeng ri Makka
).
Kamu sudah mempelajari berbagai ragam teater tutur. Sekarang
agar lebih terasah kemampuan dan kreativitasmu, coba kamu iden-
tifikasi ragam teater tutur di daerah kamu, baik sejarah, proses
kreatif berkeseniannya, dan lain-lain! Kamu bisa melihat artikel di
koran, majalah, internet, atau bisa bertanya langsung pada
kelompok-kelompok teater daerah tersebut!
Sumber:
http://balipost.co.id
Gambar 1.3
Kesenian Cepung.
Seni Teater SMP/MTs Kelas VII
6
B. Menampilkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan
dan Pesan Moral Seni Teater Daerah Setempat
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu menampilkan sikap
apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater daerah setempat.
Sikap apresiatif adalah sikap yang bersifat menghargai. Oleh karena itu,
supaya dapat memberikan penghargaan terhadap seni teater perlu menikmati
dengan
penuh konsentrasi termasuk memberikan
penghargaan
terhadap seni
teater di daerah tempat tinggalmu.
Adapun yang
dapat
diapresiasi dalam
karya seni teater daerah adalah keunikan dan pesan moral yang terkandung
dalam seni teater tersebut.
1. Menunjukkan Keunikan Seni Teater Daerah
Beragam keunikan yang terdapat dalam seni teater di daerah tempat
tinggalmu. Dapatkah kamu menyebutkan keunikan-keunikan tersebut?
Keunikan teater daerah terletak pada tata gerak, tata busana, tata
musik, dan penyajian.
2. Mengungkapkan Pesan Moral Seni Teater Daerah
Seni teater daerah yang berkembang di wilayah tempat tinggalmu
maupun di wilayah Indonesia pada umumnya mengandung pesan moral
yang begitu tinggi terhadap masyarakat pada umumnya dan khusus-
nya pada penonton. Pesan moral ini dapat diketahui lewat amanat-
amanat dalam suatu cerita yang dipertunjukkan.
Pada dasarnya, setiap seni teater daerah di Indonesia memiliki pesan
moral. Oleh karena itu, untuk dapat mengungkapkan pesan moral dari
teater daerah setempat, hendaknya kamu secara cermat dan penuh
apresiatif saat menyaksikan karya teater daerah.
Kamu sudah mempelajari keunikan seni teater daerah dan
mengungkapkan pesan moral seni teater daerah. Ujilah kemam-
puanmu dengan menunjukkan keunikan dan pesan moral dari seni
teater yang ada di daerahmu!
Bab 1
- Apresiasi Karya Seni Teater Daerah
7
Teater daerah adalah teater yang tumbuh dan berkembang di
sebuah daerah. Teater rakyat adalah pertunjukan yang biasanya
mengekspresikan dan menggambarkan kehidupan suatu masyarakat.
Fungsi pokok paling dominan dari teater tradisional pada ma-
ssyarakat adalah sebagai berikut.
1. Peringatan atau penghormatan kepada nenek moyang dengan
mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
2. Memanggil kekuatan gaib roh-roh pelindung untuk hadir di
tempat terselenggaranya pertunjukan.
3. Pemanggil roh-roh yang dianggap nenek moyang yang baik
untuk mengusir roh-roh jahat.
4. Pelengkap upacara yang diselenggarakan pada saat tertentu
dalam siklus waktu.
5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkatan
hidup seseorang.
Kamu sudah mempelajari jenis-jenis karya seni teater daerah dan
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater
daerah yang berkembang di sekitar tempat tinggalmu. Apakah kamu masih
mengalami kesulitan dengan materi tersebut? Apabila kamu masih
mengalami kesulitan dengan materi tersebut, kamu bisa bertanya pada
gurumu atau orang-orang yang ahli dalam bidang tersebut seperti pimpinan
teater di daerahmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini tempat yang tidak biasa digunakan untuk pertunjukan
teater tradisi adalah ....
a. pasar
b. balairung
c.
halaman rumah
d. alun-alun
Seni Teater SMP/MTs Kelas VII
8
2. Keunikan teater tradisi terletak pada hal berikut,
kecuali
....
a. tata gerak
c. tata busana
b. penontonnya
d.
tata musik
3 .
Teater yang tumbuh dan berkembang di sebuah daerah disebut ....
a. teater modern
c. teater tradisi
b. teater unik
d. teater kontemporer
4 .
Berikut yang tidak termasuk unsur-unsur pokok teater rakyat adalah ....
a. cerita
c. sutradara
b. pemain
d.
naskah atau teks
5. Munculnya sebuah teater tradisi disebabkan oleh peristiwa ....
a. ritual keagam
aan
c. pekerjaan
b. beban hidup
d. kesenian murni
6. Agama berikut ini yang
tidak
memengaruhi teater tradisional di
Indonesia adalah ....
a. Islam
c.
Buddha
b. Hindu
d. Sinto
7. Masyarakat neolitik adalah masyarakat yang bermatapencaharian
....
a. berburu
c.
nelayan
b. bertani
d. meramu
8 . Wujud pertunjukkan masyarakat neolitik yaitu pemujaan terhadap
....
a. Dewi Sri
c.
tumbuhan
b. hewan
d.
kekuasaan
9 . Berikut yang merupakan unsur-unsur pokok teater daerah adalah
....
a. naskah
c. cerita
b. sutradara
d. panggung
10. Tempat-tempat di bawah ini digunakan untuk pergelaran pertun-
jukan teater daerah,
kecuali
....
a. tanah lapang
c. balairung
b. alun-alun
d. halaman rumah
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan menurut pemahamanmu pengertian teater tradisi!
2. Sebutkan teater yang berkembang di daerah tempat tinggalmu!
3. Jelaskan asal-usul salah satu teater yang berkembang di daerah
tempat tinggalmu!
4. Tunjukkan keunikan sebuah pertunjukan teater yang pernah kamu
saksikan!
5 .
Sebutkan pesan moral sebuah pentas teater yang pernah kamu tonton!