Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB VPARIWISATA
Bahasa Indonesia · BAB VPARIWISATA
Demas Marsudi , Endang Padmini ,Suwarni

24/08/2021 16:55:35

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab V ~ Pariwisata

123

PARIWISATA

Anda akan berlatih menganalisis dan menilai laporan kegiatan, menyusun paragraf induktif dan

deduktif, menganalisis sikap dan menilai penghayatan penyair, serta menggunakan jenis

kalimat secara pragmatik

Mendengarkan

Mendengarkan laporan

Menilai penghayatan-

menilai sikap dan

Mendengarkan puisi

Menulis

Paragraf deduktif dan

induktif

Menyusun paragraf

Kebahasaaan

Jenis-jenis kalimat

secara pragmatik

PARIWISATA

V

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

124

Anak didik, pernahkah Anda mendengar pembacaan laporan kegiatan

kemudian memberikan penilaian? Laporan kegiatan merupakan bentuk

pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada pembelajaran

ini, Anda akan diajak berlatih mendengarkan pembacaan laporan tersebut.

Tentunya Anda masih ingat pelajaran tentang paragraf. Untuk menambah

pengetahuan, Anda pun akan diajak berlatih menulis paragraf deduktif dan induktif.

Lalu, dalam bidang kesastraan, Anda akan memelajari kembali puisi

terjemahan, bagaimana sikap yang ditunjukkan penyair dalam penulisannya serta

memberikan penilaian terhadapnya.

Sedangkan pada aspek kebahasaan, Anda akan memelajari bagaimana

penerapan jenis-jenis kalimat.

A. Mendengarkan Laporan Kegiatan

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya laporan kegiatan merupakan bentuk

pertanggungjawaban dari pelaksanaan kegiatan. Selain itu, laporan ditulis sebagai

dokumentasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.

Berikut ini disajikan laporan kegiatan yang dilaksanakan para siswa. Salah

satu teman Anda membacakannya di depan kelas sedangkan teman yang lain

mendengarkan dengan seksama sambil menutup buku.

Laporan Perjalanan Wisata ke Bali

Untuk mengisi liburan yang bertepatan dengan hari libur nasional,

kelas kami mengadakan kunjungan wisata ke Bali. Kunjungan tersebut

berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 1-2 Februari 2008.

Biaya yang dibutuhkan untuk keperluan wisata sebesar Rp

15.000.000,00. Biaya sebesar itu dibebankan kepada peserta wisata.

Karena jumlah peserta sebanyak 50 orang, untuk menutup keperluan uang

sejumlah tersebut, setiap peserta terbebani biaya Rp 300.000,00.

Karena sifatnya studi wisata, kami juga mengadakan kunjungan

studi ke SMA I Bali. Dalam acara tersebut, kami mengadakan tukar

pendapat, berbagi pengalaman, dan bertukar informasi mengenai sekolah

kami masing-masing. Melalui acara itu kami, memeroleh informasi yang

berharga dan menambah wawasan tentang pengetahuan serta memperluas

pergaulan.

Setelah acara studi selesai, kami melanjutkan perjalanan ke objek

wisata Pasar Seni dan Bedugul, dan seterusnya menginap di hotel.

Pada hari kedua di Bali, kami mengunjungi objek wisata Sanur,

Kute, Besakih, dan Istana Tampaksiring.

Bab V ~ Pariwisata

125

Latihan

Kunjungan yang berlangsung selama dua hari tersebut tampaknya

cukup melelahkan. Hal ini dikarenakan dalam waktu singkat harus

mengunjungi beberapa objek wisata. Acara yang kami laksanakan cukup

lancar dan membuat kami gembira dalam perjalanan pulang. Bali ternyata

indah karena objek wisata dan masyarakatnya yang ramah serta sopan.

Kami sangat terkesan dengan pulau dewata itu.

Yogyakarta, 6 Februari 2008

(

Herlina Riyanti)

Setelah Anda mendengarkan pembacaan “Laporan Perjalanan Wisata ke Bali”,

jawablah pertanyaan di bawah ini!

1.

Siapakah yang mengadakan perjalanan wisata?

2.

Kapan perjalanan itu dilaksanakan?

3.

Berapa biaya yang dikeluarkan secara keseluruhan untuk 50 peserta?

4.

Mengapa kegiatan tersebut juga merupakan studi wisata?

5.

Objek wisata mana saja yang dikunjungi?

6.

Berapa hari perjalanan wisata itu dilaksanakan?

7.

Manfaat apa saja yang diperoleh dengan adanya studi wisata?

8.

Kesan apa yang diperoleh setelah melihat Pulau Dewata?

Menganalisis dan Menilai Laporan

Saat mendengarkan laporan yang dibacakan teman Anda, Anda harus

menyiapkan peralatan tulis yang berfungsi untuk mencatat pokok-pokok dalam

laporan tersebut. Bila yang diperdengarkan laporan perjalanan, maka hal-hal

yang perlu dicatat sebagai berikut:

a.

tujuan perjalanan

b.

waktu perjalanan, biaya yang diperlukan, dan transportasi yang digunakan

c.

hasil perjalanan dari keberangkatan sampai pulang. Dapat pula dikemukakan

kesan selama dalam perjalanan berangkat hingga pulang.

Berdasarkan unsur-unsur tersebut, Anda dapat melakukan analisis.

Selanjutnya, bagaimanakah menilai sebuah laporan? Setelah Anda menganalisis

kelengkapan unsur-unsur tersebut, berikanlah penilaian.

Selain terhadap unsur-unsur tersebut, penilaian juga diberikan terhadap

penggunaan bahasa (lisan). Apakah penerapannya sudah sesuai dengan

penggunaan bahasa yang baik atau belum. Bagaimanakah struktur penulisannya,

apakah sudah tertata dengan baik. Berikanlah penilaian seobjektif mungkin dengan

tujuan demi perbaikan laporan tersebut.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

126

www.refionjogja.com

Tugas Mandiri

Untuk menguji kemampuan Anda dalam menganalisis dan mengevaluasi laporan,

masing-masing mencari laporan yang kemudian dibacakan di depan teman

sebangku. Catatlah pokok-pokok laporan yang dibacakan teman Anda selanjutnya

berikan analisis dan penilaian. Serahkan hasil kerja Anda beserta laporannya

dan mintalah penilaian kepada guru.

B. Paragraf Deduktif dan Induktif

Tentunya Anda masih ingat dengan paragraf deduktif dan induktif pada

pembelajaran di semester 1. Sekarang, Anda kembali diajak untuk berlatih

menyusun paragraf tersebut.

Sebelum memelajari penulisan paragraf deduktif dan induktif, bacalah

terlebih dahulu wacana yang disajikan berikut ini dengan baik!

Bernostalgia di Bangunan Lama Yogya

Ada banyak bangunan lama di Yogyakarta yang masih bisa

dibanggakan. Bangunan-bangunan itu bahkan bisa jadi objek wisata

nostalgia. Bangunan tersebut masih terpelihara dengan baik dan bisa

mengingatkan pada masa lalu.

Gambar 5.1

Bangunan lama kota Yogya

Bab V ~ Pariwisata

127

Latihan

Di sana tersimpan ikon-ikon masa lalu, garis-garis masa lalu, dan

cerita yang tak bisa dihilangkan begitu saja. Misalnya, bangunan yang

mencolok di tengah kota, seperti yang sekarang ini dipergunakan sebagai

Kantor Pos Besar Yogyakarta, bersebelahan dengan kantor Bank

Indonesia. Itulah bangunan-bangunan masa lalu yang fenomenal.

Bangunan itu pada masa lalu juga digunakan untuk urusan pos,

telegrap, dan telepon. Bangunan mewah yang ada di sebelahnya dulu

digunakan untuk Javasche Bank, sekarang menjadi gedung BNI 1946.

Pada zaman pendudukan Jepang, bagian gedung yang dipergunakan

bank itu untuk Badan Penyiaran Radio Jepang.

Menurut catatan pihak keraton, para opsir tentara Belanda dulu

mendapat tempat di rumah-rumah dinas yang terletak di sebelah timur

Bank Indonesia.

Di sebelah timur lagi terdapat Sekolah Kidul Loji yang kemudian

menjelma menjadi gedung SMP 2. Pada waktu itu, sekolah ini dapat

dikunjungi anak-anak pribumi, anak-anak bangsawan, dan anak-anak

pegawai negeri pribumi.

(

Kedaulatan Rakyat

, 2008:6 dengan pengubahan)

Setelah Anda membaca dan memahami bacaan di atas, jawablah pertanyaan

berikut!

1.

Apakah yang dimaksud “Bernostalgia di Bangunan Lama Yogya”?

2.

Bangunan Apa saja yang bisa menjadi kebanggaan kota Yogya?

3.

Apa yang dimaksud ikon-ikon masa lalu?

4.

Sebutkan gedung-gedung peningglan Belanda yang dicatat oleh pihak

keraton!

5.

Berdasarkan isinya, wacana di atas termasuk ke dalam kategori apa?

6.

Sebutkan gagasan utama paragraf pertama!

7.

Sebutkan pula ide pokok penulisan paragraf kedua!

8.

Kesimpulan apa yang Anda dapatkan setelah membaca bacaan tersebut?

1. Silogisme dan Entimen

Masih ingatkah Anda dengan pengertian paragraf deduktif? Paragraf

deduktif adalah paragraf yang diawali dengan pernyataan-pernyataan yang

bersifat umum kemudian diikuti dengan pernyataan yang lebih khusus.

Pernyataan ini dapat dijabarkan lebih lanjut agar Anda lebih memahaminya

dengan menampilkan kalimat terlebih dahulu kemudian kalimat penjelas.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

128

Penjelas dapat berupa bukti yang dapat menguatkan sebuah kebenaran.

Bukti dapat diambil dari hasil pengamatan atau penelitian. Paragraf deduksi bisa

digambarkan sebagai berikut, cermatilah!

Kalimat penjelas

Kalimat utama

Kalimat penjelas

Kalimat penjelas

Kalimat penjelas

Paragraf ini terbagi menjadi dua. Perhatikan uraian berikut:

a .

Silogisme

Silogisme merupakan cara berpikir yang bertolak dari satu atau

lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului, untuk menarik

suatu kesimpulan menurut prinsip-prinsip logis perlawanan dan pendasaran

yang mencukupi.

Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan apabila

seseorang menyusun suatu argumentasi.

Silogisme terbagi menjadi dua yaitu:

1)

Silogisme Golongan/Kategori

Perhatikan Penjelasan berikut:

a)

Premis Umum : (= PU) menyatakan semua anggota

golongan tertentu (= A) memiliki sifat tertentu (= B).

b)

Premis Khusus : (= K) menyatakan bahwa sesuatu atas

seseorang itu (= C) adalah anggota golongan tertentu itu (=

A).

Simpulan: (= K) menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=

C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (= B).

Bila dirumuskan sebagai berikut:

P U :

Semua A = B

PK :

C = A

K :

C = B

2)

Silogisme Negatif

Silogisme negatif ditandai dengan menggunakan kata tidak

atau bukan pada premis atau kesimpulan. Apabila salah satu premis

dalam silogisme bersifat negatif, kesimpulannya pun akan bersifat

negatif pula.

Bila dirumuskan sebagai berikut:

a)

P U :

Semua AB 1.PU

:

Semua AB

P K :

C = A

P K

:

C = A

K

:

C = B

K

:

C = B

b)

P U :

Semua A=B 2.P U

:

Semua A=B

P K :

C ¹ A

P K

:

C ¹ A

K

:

C ¹ B

K

:

C ¹ B

Bab V ~ Pariwisata

129

b.

Entimen

Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Dalam percakapan

sehari-hari, suatu silogisme sering diperpendek yakni tanpa menyebutkan

premis umum. Pernyataan langsung dikemukakan kesimpulan dengan

premis khusus sebagai penyebabnya.

Bila dirumuskan sebagai berikut: Entimen = C = B, karena C = A

2. Menyusun Contoh Paragraf Deduktif (Silogisme dan Entimen)

Setelah Anda mengetahui ciri-ciri paragraf deduktif, buatlah secara

sederhana seperti pada ilustrasi berikut.

a. Silogisme Positif (Kategorial)

1) PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak.

P K

: Pak Budi memiliki sebuah mobil.

K

: Pak Budi wajib membayar pajak.

2)

P U

: Semua manusia akan mati.

P K

: Semua wanita adalah manusia.

K

: Oleh karena itu, semua wanita akan mati.

b. Silogisme Negatif

1) PU

: Semua penderita penyakit deabetes tidak boleh makan makanan

berkadar gula tinggi.

P K

: Bapak mengidap penyakit deabetes.

K

: Bapak tidak boleh makan makanan berkadar gula tinggi.

2)

P U

: Pengemudi yang baik selalu mematuhi peraturan lalu lintas.

P K

: Sopir itu bukan pengemudi yang selalu mematuhi peraturan

lalu lintas.

K

: Sopir itu bukan pengemudi yang baik.

Cermatilah rumus silogisme agar tidak menampilkan pernyataan-

pernyataan yang sama.

Berikut disajikan silogisme yang salah:

P K

: Dandi diterima sebagai mahasiswa UNS.

P K

: Dandi remaja yang taat beribadah.

K

: Remaja yang taat beribadah diterima sebagai mahasiswa UNS.

Anda dapat mencermati kesalahan penarikan kesimpulan tersebut.

Perhatikan kembali silogisme yang dapat disimpulkan berdasarkan silogisme

I) dan 2).

1) Pak Budi wajib membayar pajak karena ia memiliki sebuah mobil.

2) Semua wanita akan mati karena wanita adalah manusia.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

130

Tugas Mandiri

3. Menyusun Paragraf Induktif

Bila Anda lupa dengan paragraf induktif, cobalah Anda membuka bab II

untuk memahami paragraf induktif serta cara menuliskannya.

Untuk menguji kemmpuan Anda menyusun paragraf deduktif dan induktif, buatlah

kedua paragraf tersebut dengan berbagai jenis seperti yang telah dipaparkan!

Selanjutnya, serahkan hasil kerja Anda kepada guru untuk diberi penilaian.

C. Mendengarkan Puisi Terjemahan

Bila pada pelajaran yang lalu Anda telah berlatih menentukan unsur-unsur

dan membandingkankannya dengan puisi Indonesia, sekarang Anda akan berlatih

menganalisis sikap penyir dan penghayatannya terhadap puisi terjemahan.

Sebelumnya, dengarkan terlebih dahulu pembacaan puisi terjemahan oleh

salah seorang teman Anda.

Dengarkanlah dengan seksama sambil menutup buku agar lebih

berkonsentrasi!

(Puisi pertama)

Seorang anak berpakaian permai, kalung permata di lehernya, tak

senang lagi dalam bermain. Pakaiannya menghalangi dia dalam tiap-tiap

langkahnya.

Takutkan koyak dan kotor ia tak berani bersama yang lain, sedang

bergerak pun ia tak berani.

Benda rantai hiasmu tidak kami sukai, jika rantai hias itu memisahkan

kami dari bumi yang sehat, jika ia mengambil hak kami untuk masuk

keperalatan hidup manusia yang besar ini.

(puisi kedua)

O gila! Engkau mencoba mengangkat dirimu dengan bahumu sendiri.

O peminta! Engkau datang meminta ke pintumu sendiri.

Percayalah segala beban pada tangan-Nya. Ia dapat menanggung

segala-gala. Dan janganlah takut akan sesalan.

Bab V ~ Pariwisata

131

Latihan

Keinginan tuan segera mematikan cahaya pelita yang diusapkannya

dengan napasnya. Keinginan tiada suci-jangan terima hadiah dari

tangannya najis. Hanya terima apa yang diberikan dengan kasih kudus.

(

Kesusastraan Indonesia Modern

, 1985:162)

Setelah Anda mendengarkan pembacaan kedua puisi di atas, jawablah pertanyan

berikut ini!

1.

Apa yang dimaksud dengan seorang anak berpakaian permai, kalung

permata di lehernya?

2.

Siapakah yang disebut “kami” dalam puisi tersebut?

3.

Apa yang sedang digambarkan pernyair melalui puisi itu?

4.

Tema apa yang diangkat pada puisi kedua?

5.

Apa yang ingin digambarkan oleh penyair pada puisi kedua?

1. Menentukan Sikap Penyair

Seperti yang Anda ketahui bahwa setiap karya sastra mewakili pandangan

hidup pengarangnya. Di dalamnya memuat berbagai macam ideologi, kepentingan,

harapan, dan lain sebagainya yang merupakan perwujudan dari diri pengarangnya.

Coba Anda perhatikan nukilan sajak berikut yang merupakan terjemahan

Taufik Ismail dari penyair Boris Pasternak yang berjudul “Batasan Sajak”.

Sajak adalah siul melengking curam

Sajak adalah gemertak kerucut salju beku

Sajak adalah daun-daun menges sepanjang malam

Sajak adalah dua ekor burung malam menyanyikan duel

Sajak adalah manis kacang kapri mencekik mati

Sajak adalah air mata dunia di atas bahu

(Sumber: Putu Arya Tirtawirya, 1982)

Berdasarkan puisi di atas, penyair ingin menyatakan sikapnya terhadap

batasan/pengertian sajak. Dia memaknai sajak sebagai sesuatu yang sulit untuk

dilukiskan dengan kata-kata indah. Ia banyak menampilkan kata-kata yang terasa

mengerikan seperti siul melengking namun curam, dua ekor burung menyanyikan

lagu duel atau seperti kacang kapri yang manis namun membuat kematian, dan

perumpamaan lain.

Penyair lain, seperti Tagore pun memiliki sikap yang tegas dalam

memandang dunia. Ia ingin hidup dengan penuh keselarasan dan keharmonisan.

Walaupun cintanya besar kepada Tuhan, ia tidak mau membelakangi hal-hal

duniawi.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

132

Tugas Mandiri

Cermati puisi berikut!

(lirik ke- 43)

Tidak kawanku, aku tidak akan meninggalkan dapur dan rumahku,

dan lari ke sunyi belantara, jika tak ada tawa gembira yang berdenting

dalam kerindangannya yang penuh gema itu, dan jika tak ada mantel kuning

muda yang ujungnya berkebaran di angin, jika kesunyiannya itu tidak

dimesrai bisik risik yang lembut halus.

Aku tidak akan jadi pendeta.

2. Menilai Penghayatan

Bagaimana penghayatan seorang penyair terhadap puisi yang ditulisnya,

tentu tidak diragukan, karena puisi merupakan cetusan hati/ungkapan perasaan

penyair. Anda dapat mengamati kembali puisi “Tukang Kebun” di mana Penyair

memiliki penghayatan yang dalam terhadap cintanya kepada alam dan kepada

Tuhan yang telah menganugerahkan alam kepada manusia.

Ya, tahu aku, ini hanyalah kasih-Mu semata-mata, o kekasih hatiku!

Cahaya emas yang menari di atas daun, awan yang tiada bertuju ini, yang

berlayar di atas langit, angin yang menyisir lalu yang mengusap sejuk keningku.

(Terjemahan:

Amal Hamzah dalam Tukang Kebun

, 1976:8)

Untuk menguji kemampuan Anda dalam melihat sikap dan penghayatan penyair

terhadap puisi yang ditulisnya, gunakan sajak yang Anda baca pada awal

pembelajaran ini sebagai bahan latihan. Analisislah dan tulislah dalam buku latihan

lalu tukarkan dengan teman sebangku untuk saling mengomentari.

D. Jenis Kalimat Secara Pragmatik

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang berusaha mengungkapkan

maksud yang berada di balik sebuah tuturan. Hal-hal yang dibahas adalah unsur-

unsur di luar bahasa, seperti latar belakang penutur dan mitra penutur, situasi, waktu

terjadinya atau tingkat pendidikan dan umur si penutur.

Pragmatik sangat memperhatikan konteks (situasi) tuturan sehingga untuk

menciptakan komunikasi yang baik sangat memperhatikan prinsip kerja sama agar

tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Bab V ~ Pariwisata

133

Berikut ini disajikan bacaan yang di dalamnya terdapat penggunaan kalimat secara

pragmatik. Bacalah bacaan tersebut dan perhatikan kalimat demi kalimatnya!

Tujuan

: menyambut ultah ke-43

Jalur

: tulisan

Sidang pembaca

: Masyarakat DIY dan Jateng

Penulis

: Umar Kayam, penulis kolom

Suasana

: tak resmi (santai)

.........................................................................................

“Apa kamu tahu, Mister, kalo tidak selamanya koran dan majalah

bisa dilihat gambarnya dengan bagus dan

cetha wela

-

wela

seperti

sekarang?”

“Ah,

moso to

, Pak. Koran dan majalah kok tidak bisa muat gambar

cetha

itu terus g

e

k

pripun

?”

“Lho, nyatanya begitu kok, Gen. Pada zaman revolusi, kamu belum

lahir, koran dan majalah itu

semi

, setengah buram kondisinya.”

“Elho,

pripun

itu? Koran kok setengah burem. Apa

pating dlemok

tintanya

ndlewer

semua begitu, Pak?”

“Ha, iya,

wong

kertasnya saja kertas merang. Warnanya

semi

coklat,

semi

kuning. Kalau dicetak, ya tintanya agak terlalu keras

keresap

ke dalam kertas yang kadang-kadang masih

katutan

gabah-gabah. Kau

bayangkan, Gen, bagaimana sulitnya membaca koran jaman revolusi itu.

Sering kayak membaca teka-teki.”

“Lha, terus gambar-gambarnya

pripun

gitu?”

“Ya, lebih teka-teki lagi Mister. Yang paling gampang ya nebak

gambar Bung Karno dan Pak Dirman. Meskipun banyak pemimpin kita

waktu itu

padha

pakai peci, tapi buat nebak bayang-bayang buram Bung

Karno dan Pak Dirman itu tidak susah, Gen.”

“Koran Kedaulatan Rakyat waktu itu apa ya sudah ada to, Pak?

Dan apa ya burem juga?”

“Lho, sudah ada, Gen. dan tentu

burem

juga tanpa kecuali.

Wong

koran kiblik

kok, Gen.”

“Kiblik itu apa?”

“Kiblik itu artinya republik. Republik Indonesia.”

Mr. Rigen manggut-manggut mendengarkan cerita saya tentang

koran kiblik waktu itu. Mungkin baginya menarik juga mendengar dan

membayangkan koran-koran dan majalah yang berwajah kumal di ibu

kota republik kita.

Wong

koran kok huruf-hurufnya dan gambarnya susah

ditebak.

“Lha, terus kabar yang dimuat itu apa saja, Pak?”

“Wo, ya macam-macam, Gen. Berita-berita pertempuran di front.

Berita politik. Berita culik-culikan. Berita perebutan kekuasan.”

“Weh, weh, weh, elok dan

serem

. Mosok begitu menyeramkan to

keadaan waktu itu, Pak.”

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

134

Latihan

“Lho, kamu sendiri kan didongengi bapakmu snediri to bagaimana

jaman clash desamu ditrajang Londo, tentara dan pengungsi.”

“Lha,

enggih

. Malah kita jadi mlarat semua.

Ning

saya tidak

membayangkan kalo keadaan Yogya sebelum diserbu

Londo

itu serem

dan gawat begitu, lho, Pak.”

Saya tersenyum. Ingat hidup di Yogya pada jaman pra-serbuan

tanggal 19 Desember 1949 itu.

....

(

Kreatif Berbahasa

, 2000:25-27)

kosa kata bahasa Jawa :

cetha wela-wela

: sangat jelas

moso to

: apa iya

gek pripun

: lalu bagaimana

burem

: buram, tidak jelas

pating dlemok

: berceceran

ndlewer

: menetes

semi

: setengah, separuh

keresap

: meresap

katutan gabah-gabah

: terikut kulit beras

padha

: sama

ning

: tapi, tetapi

Londo

: Belanda

Setelah Anda membaca dan memahami kalimat demi kalimat beserta isinya,

kerjakan soal-soal berikut ini!

1.

Apa topik pembicaraan pada bacaan di atas?

2.

Bagaimana bentuk koran jaman revolusi?

3.

Mengapa koran jaman itu tidak jelas gambar maupun tulisannya?

4.

Koran apa yang beredar di Yogya maupun di Jateng berdasarkan

pembicaraan di atas?

5.

Adakah yang jelas gambarnya pada koran yang terbit jaman itu?

6.

Sebutkan beberapa istilah (dalam bahasa Jawa) yang digunakan dalam

bacaan tersebut!

7.

Jelaskan arti istilah yang Anda temukan pada No. 6!

8.

Menurut Anda, mengapa dalam bacaan tersebut dapat disisipi beberapa

kata/istilah dalam bahasa Jawa? Jelaskan!

Bab V ~ Pariwisata

135

1. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat Persetujuan/Tidak Setuju

Seperti yang telah dipaparkan di atas

bahwa keterampilan menggunakan bahasa yang sesuai, selaras, dan serasi dengan

faktor-faktor situasi disebut dengan keterampilan pragmatik. Pemilihan kata,

pembentukan frase, penyusunan kalimat dengan panjang-pendeknya, penyusunan

alinea dengan panjang-pendeknya, dan segi-segi bahasa yang lain- semuanya

perlu diterapkan menurut situasinya.

Demikian pula saat orang berbicara, beropini ada kalanya kita tidak setuju/

setuju dengan opini tersebut. Namun, pengungkapan atas persetujuan/tidak setuju

hendaknya menggunakan kalimat yang baik dan tidak menyinggung perasaan

orang lain.

Kalimat persetujuan biasanya berisi ungkapan persetujuan kita terhadap

sebuah pendapat/perlakuan/pernyataan orang atau berisi rasa bangga sehingga

menimbulkan kesatuan pendapat. Selain itu, bersifat bebas, sedangkan kalimat

tidak setuju merupakan kebalikannya.

Perhatikan pernyataan berikut:

a.

Kalau demikian keputusannya, saya setuju!

b.

Saya tidak setuju dengan keputusan tersebut!

2. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat yang Menyatakan

Penolakan/Sanggahan

Kalimat penolakan adalah kalimat yang digunakan untuk menolak

pernyataan/perlakuan/opini orang lain.

Bila Anda menolak, susunlah kalimat tersebut sehingga tidak menyinggung

perasaan orang lain.

Perhatikan contoh penolakan di bawah ini!

a.

Saya sangat keberatan dengan pernyataan Anda tadi!

b.

O, terima kasih. Saya sudah memiliki buku sendiri.

3. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat yang Menginformasikan

dan Menanyakan Sesuatu

Memberikan/menginformasikan sesuatu hendaknya memilih kata-kata

yang sifatnya netral dan tidak bermakna ambigu/ganda sehingga informasi yang

disampaikan dapat sampai kepada orang kedua dan tidak menyimpang. Dalam

penulisannya pun, kalimat berita ini diakhiri dengan tanda baca titik (.) dan

pelafalannya datar.

Perhatikan!

a.

Kesehatan sangat mahal harganya. Oleh sebab itu jagalah pola makan

yang baik dan benar.

b.

Membeli obat generik sangat bermanfaat bagi masyarakat yang sangat

membutuhkan.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

136

Latihan

Kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu dalam penulisannya

diakhiri dengan tanda baca tanya (?) dan bila dituliskan, intonasinya turun.

Coba Anda perhatikan!

4. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat yang Digunakan untuk

Menanyakan Sesuatu

Kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu dapat menggunakan

kata tanya seperti apa, siapa, mengapa, dan sebagainya dan diakhiri dengan

tanda baca tanya (?). Kalimat tersebut disebut kalimat tanya.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini!

a. Mengapa akhir-akhir ini negara kita jauh dari rasa aman?

b. Apa yang Anda pikirkan tentang hal ini?

c. Siapa yang harus bertanggung jawab?

Kalimat tanya juga bisa menggunakan partikel -kah.

d. Bisakah Anda menjawabnya?

e. Tidakkah Anda berpikir untuk mencari solusinya?

5. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat agar Pihak Kedua

Melakukan Sesuatu

Kalimat yang bertujuan agar orang kedua melakukan sesuatu dapat

dikategorikan ke dalam kalimat direktif.

Perhatikan ilustrasi berikut!

a. Bukakan jendela kamar ini agar udara bisa masuk!

b. Tuliskan dengan bahasa yang benar!

c. Sertakanlah ilustrasinya!

d. Susunlah ke dalam kalimat yang baik!

Bila Anda cermati ke-4 ilustrasi di atas akan Anda temukan karakteristik

kalimat direktif yang berupa KK + akhiran -kan, KK + akhiran -kan + partikel

-lah untuk memperhalus isinya.

Bila Anda telah memahami paparan di atas, ujilah kemapuan Anda dengan

menerapkan pembelajaran tersebut!

Berpasanglah dengan teman sebangku dan buatlah kalimat yang menyatakan

sikap setuju dan tidak setuju, menginforasikan sesuatu, menanyakan sesuatu,

kalimat harapan, imbauan serta pengandaian.

Tulislah hasil kerja Anda dan serahkan kepada guru untuk mendapatkan komentar!

Bab V ~ Pariwisata

137

1.

Paragraf deduktif adalah paragraf yang penulisannya diawali dengan kalimat

utama dan diikuti kalimat-kalimat penjelas.

2.

Paragraf deduktif terdiri dari silogisme dan entimen.

3.

Paragraf induktif adalah paragraf yang penulisannya diawali oleh kalimat-

kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan/kalimat utama.

4.

Paragraf induktif terdiri dari: generalisasi, analogi, sebab-akibat, akibat-

sebab, sebab-akibat1-akibat2.

5.

Unsur-unsur yang perlu dianalisis dalam laporan (laporan perjalanan) adalah

tujuan, biaya yang diperlukan, peserta, transportasi, kesan, dan lain-lain.

Hal lain selain itu, bahasa yang digunakan, sistematika penulisan.

6.

Penilaian diberikan dengan tujuan untuk menyempurnakan laporan.

7.

Sikap dan penghayatan penyair pada puisi dapat ditemukan dengan cara

menginterpretasikan dulu makna puisi dan melihat latar belakang

penulisannya.

8.

Jenis kalimat secara pragmatik maksudnya adalah jenis kalimat yng

penggunaannya tergantung situasi dan kondisi.

1.

Untuk penulisan paragraf deduktif dan induktif harus memahami benar

pernyataan yang menjadi kalimat utamanya karena kedua paragraf ini

bergantung pada letk laimat utamanya.

2.

Dalam menganalisis dan menilai sebuah laporan hindari sikap subjektivitas.

Artinya jangan mengedepankan perasaan karena melihat si pelapor.

3.

Dalam menganalisis sikap dan penghayatan penyair terhadap puisinya,

hendaknya dimulai dengan memahami latar belakang penyair dan

penulisannya.

4.

Menggunakan jenis kalimat pragmatik bukan berarti memasukkan bahasa

gaul ke dalamnya.

Rangkuman

Refleksi

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

138

Evaluasi

Kerjakanlah soal-soal berikut ini untuk mengasah kemampuan Anda

terhadap pembelajaran ini!

1.

Buatlah paragraf deduktif dan induktif beserta pola yang ada di dalamnya!

2.

Sebutkan tujuan penulisan laporan kegiatan!

3.

Hal-hal apa sajakah yang perlu dianalisis?

4.

Bagaimana cara menganalisis sikap dan penghayatan penyair terhadap puisi

terjemahan?

5.

Jelaskan penggunaan jenis kalimat secara pragmatik!