Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB VIII SUMBER DAYA ALAM
Bahasa Indonesia · BAB VIII SUMBER DAYA ALAM
Demas Marsudi , Endang Padmini ,Suwarni

24/08/2021 16:55:35

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

197

SUMBER DAYA ALAM

SUMBER DAYA ALAM

Membaca

Membaca drama

drama tradisional/

unsurnya

Menilai unsur

terjemahan

Kebahasaan

Menggunakan

ragam bahasa.

Menulis

Menulis prinsip

kritik dan esai

Menerapkan sastra

lain

Menerapkan dalam

karya dalam

cerpen

Berbicara

Pidato tanpa teks

VIII

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Anda akan berlatih mengetahui prinsip penulisan kritik dan esai serta penerapannya, menilai

unsur-unsur dalam drama, membawakan pidato tanpa teks serta menggunakan ragam bahasa.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

198

Anak didik tercinta, Anda akan diajak berlatih untuk menyusun kritik dan

esai dan bagaimana menerapkannya terhadap karya sastra. Pada aspek membaca,

Anda akan kembali berlatih menganalisis unsur-unsur dalam drama (tradisional).

Untuk menambah keterampilan berbicara, Anda akan berlatih berpidato, namun

tidak menggunakan naskah. Tentang bagaimana cara menyusun naskah sampai

berpidato akan Anda pelajari. Dan untuk pembelajaran yang terakhir, Anda akan

berlatih menerapkan berbagai ragam bahasa sesuai dengan koteks dan situasi.

A. Prinsip Kritik dan Esai

Bacalah dengan saksama penulisan kritik dan esai berikut dan pahami maknanya!

1. Esai

Timbangan Buku Rindu Dendam

(oleh: J.E.Tatengkeng)

Suara baru yang datang mengalun, membumbung ke atas, hendak

bersatu dengan Yang Mahakuasa. Demikianlah perasan yang timbul dalam

hatiku. Di sana-sini aku terhenti dan mengulangi membacanya, meresaplah

perasaan halus dalam hatiku. Alangkah indahnya lukisan dalam sajak

pertama, terasa sunyi sepi, terlihatlah ia duduk seorang diri melihat-lihat

ke awan dan sepasang pipit terbang dalam hati kecilnya iri, sedih, bangunlah

bayangan masa lampau, bernyanyilah hatinya yang penuh rindu dendam

itu. Dan disusunlah lagu hatinya dalam madah.

Dalam sajak J.E.Tatengkeng ini, kita bertemu dengan kasih duniawi

dalam madah di lereng gunung dan hati pujangga dapat menggenggam

kasih yang sedalam-dalamnya. Hidup ini penuh dengan keindahan, asal

kasih yang datang memberi kebebasan. Tetapi hatinya haus pada yang

lebih kekal, ke sana, ke tempat di mana manusia berpaut, cinta yang kekal,

yakni cinta pada Tuhan.

Segala yang dilihat dalam alam ini suatu lambang pujian kepadaNya.

Dalam Rindu Dendam yang kecil ini banyak yang menyimpulkan bahwa

sajak ini sangat mendalam maknanya.

Ternyata benar pendapatku tentang semboyan yang tertulis pada

halaman pertama “Seni yaitu gerakan sukma”. Simpulan yang dapat

diambil adalah bahwa buku Rindu Dendam ini telah menmbah

perbendaharaan madah Indonesia dengan sebuah sajak yang berisi

perasaan yang memecah keluar.

(

Esai dan Prosa

, 1982 dengan pengubahan seperlunya)

2. Kritik

Cerita “Babu” satu fragmen yang diangkat dari cerita Muhammad Ali

yang telah dibukukan

Siksa dan Bayangan.

Sinopsisnya adalah bahwa Tuan

Zet ditinggalkan istri dan anak-anaknya pergi ke puncak dan atas insiatif sendiri

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

199

Latihan

menerima seorang perempuan muda untuk kerja di rumahnya. Namun, sang

istri mengetahuinya dan langsung mengusir Ina dan anaknya karena dianggap

membahayakan kehidupan keluarga. Padahal Tuan Zet ingin menolongnya dari

kemelaratan. Namun, dengan maksud tersembunyi.

Hal yang menarik dari cerita ini adalah hidupnya lukisan-lukisan karena

observasi yang teliti. Tuan Zet yang baik hati tapi tidak menyadari kemustahilan

perbuatannya yang bertentangan dengn kepentingan istrinya adalah suatu tipe

yang terlalu kita kenal di kalangan tuan –tuan besar. Hawa nafsu yang terselubung

dengan belas kasihan dan kepura-puraan yang tidak disadari atau memang

disadari tapi dihalau dengan tameng tanggung jawab. Ternyata, Erna sang istri

yang cemburu dan dengan intuisinya tahu akan akibat yang akan menimpa

keluarganya.

Setelah Anda membaca dan memahami kritik dan esai di atas, jawablah pertanyaan

berikut!

1.

Bagaimana sajak Rindu Dendam menurut penulis esai?

2.

Siapakah yang menulis sajak tersebut?

3.

Ceritakan sinopsis fragmen Babu!

4.

Bagimanakah pandangan penulis kritik terhadap fragmen Babu?

5.

Bagaimanakah gaya kepenulisan Muhammad Ali menurut penulis?

Pengertian kritik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah kecaman

atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap

suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.

Seperti yang telah dipaparkan di depan, kritik dalam pembelajaran ini dituju

kan kepada karya sastra.

Untuk menulis kritik, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yakni :

a .

Mengerti akan bahan yang dikritik, tentang tema, persoalan yang disampaikan,

perasaan penyair pada saat itu, dan sebagainya.

b.

Membuat interpretasi setepat mungkin. Setiap kata yang diuraikan pasti

mengandung muatan (puisi). Jangan sampai ada hal-hal yang terlewatkan.

c.

Menentukan kekuatan dan kelemahan yang terkandung dalam karya itu.

d.

Dalam prosa, cermatilah unsur-unsur yang terkandung di dalamnya

Esai adalah sebuah karangan atau tulisan dalam bentuk prosa yang tidak

terlalu panjang yang membicarakan suatu pokok persoalan, misalnya kebudayaan,

filsafat, agama, kesastraan, dan sebagainya.

Dalam penulisan esai, Anda dapat melihat pokok persoalan dan menyertakan

pendapat anda sehingga pembaca esai dapat hanyut oleh sikap, gagasan, maupun

pandangan Anda. Sebelum Anda menyusunnya, terlebih dahulu susunlah

sinopsisnya. Kegiatan ini sama dengan kegiatan penyusunan kritik.

3. Penerapan Prinsip Penulisan Esai tentang Cerpen

Esai tentang kumpulan cerpen karya A.Alexandre leo.

“Hal yang terbaik dari kumpulan cerpen ini menurut saya adalah kritik

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

200

sosial, kritik yang didasarkan pengertian dan pemaafan. Banyak kekurangan

dan ketimpangan dalam masyarakat, tapi siapa yang dapat disalahkan? Pikiran

yang mencari kebulatan persoalan tidak sampai pada sinisme yang tajam dan

menyalahkan. Ia mencari dan mengerti, melihat kesungguhan tapi kemampuan

terbatas karena mata rantai tidak semua sama kuat untuk menggerakkan roda

masyarakat semestinya. Malah ada tenaga-tenaga nakal yang bukannya

mendorong ke muka, tapi memberati hingga berjalan mundur.

Humor Leo adalah humor mengendap, bukan humor yang memancar. Ia

bercerita sambil tersenyum. Senyum yang bukan penghias tapi senyum yang

timbul dari jiwanya. Kelucuan tampak dalam analisis perbandingan dan

memperlihatkan sesuatu yang menggelikan.

Dalam “Orang yang Kembali”, pengarang memperlihatkan kemampuan

untuk menciptakan ketegangan. Sang ayah yang datang ke rumah sakit tidak

sekaligus diceritai sang dokter apa yang terjadi sebenarnya, sedikit demi sedikit

disingkapkan bencana yang menimpa suami istri: anak yang lahir matanya buta.

Dalam kumpulan cerita Leo, kita menghadapi dua macam lingkungan

agama. Dalam tujuh cerita pertama lingkungan itu adalah Islam, tapi dalam cerita

terakhir kita berkenbalan dengan Lena dan Tua Fritz yang keduanya taat dalam

suasana lonceng gereja. Sedikit aneh karena kedelapan cerita dapat dianggap

didasari oleh satu gagasan: pada titik terakhir semua manusia akan kembali pada

Tuhan. Agaknya pemahaman Leo mengenai agama sama dengan penyair Amir

Hamzah dalam salah satu sajaknya:

Padaku semua tiada berguna

Hanya satu kutunggu hasrat

Merasa dikau dekat rapat

Serupa musa di puncak tursina

(Kesusasteran Indonesia Modern Dalam Kritik dan Esai, 1985:123-125)

4. Penerapan Prinsip Penulisan Kritik dalam Karya Sastra

Dalam pembelajaran kali ini yang menjadi objek kritik adalah karya

sastra. Cobalah Anda perhatikan hasil kritikan terhadap puisi “Senja Di Pelabuhan

Kecil”karya Chairil Anwar, berikut!

Apabila Anda membaca puisi Senja di Pelabuhan Kecil, di dalamnya

terasa perasaan penyair sedang dicengkeram perasan sedih yang amat dalam.

Namun, kesedihannya tidak diungkapkannya dengan kata-kata cengeng atau

sentimentil. Ia tetap tegar. Pembaca dibawanya untuk turut serta melihat tepi

laut dengan gudang-gudang dengan rumah-rumah yang telah tua. Kapal dan

perahu yang tertambat di sana. Hari menjelang malam disertai gerimis. Kelepak

burung elang terdengar jauh. Gambaran tentang pantai ini sudah bercerita tentang

suatu yang muram, di sana seseorang berjalan seorang diri tanpa harapan, tanpa

cinta, berjalan menyusur semenanjung.

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

201

Tugas Mandiri

Puisi tersebut menceritakan kerawanan hati penyair yang ditinggalkan

gadisnya karena telah dipersunting laki-laki lain.

Ciri khas puisi Chairil Anwar adalah kekuatan yang ada pada kata-katanya.

Ia mampu menimbulkan imajinasi yang kuat, membangkitkan kesan yang berbeda

bagi pembaca. Ia dapat menghidupkan suasana dengan bahasanya yang

mengandung kekuatan, tenaga sehingga menimbulkan rasa haru yang dalam.

Penggunan kata-kata yang puitis yang berbicara tentang kemuraman

terdapat pada kata “kelepak elang menyinggung muram”.

Untuk mengungkapkan bahwa hari-hari telah berlalu dan berganti dengan

masa mendatang, diucapkan dengan kata-kata yang penuh daya yaitu “desir

hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan.

Untuk menguji kemampuan dan kemahiran Anda dalam

mengaplikasikan pembelajaran tentang penulisan esai dan kritik, cobalah Anda

menulis esai dan kritik dengan mencari cerpen dan karya sastra lain seperti puisi

atau novel! Buatlah sinopsisnya dan susunlah kritik dan esainya!

Bila Anda mengalami kesulitan, mintalah bimbingan guru Anda. Selanjutnya,

kumpulkan hasil kerja Anda untuk mendapatkan penilaian!

B. Membaca Naskah Drama Tradisional/

Terjemahan

Seperti yang telah Anda pahami bahwa naskah drama merupakan karangan

yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat nama-nama tokoh

dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang

diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana,

tata lampu, dan tata suara (musik pengiring). Berikut ini disajikan sebuah naskah

drama terjemahan (Amerika). Bacalah dengan seksama dan pahami isinya!

Waiting For Godot

(Menunggu Godot)

(Bakdi Sumanto)

(3)

Vladimir

:

“Bag

aimana?”

Estragon

:

(Mulutnya penuh, tampak bodoh) Kita tidak terikat?”

Vladimir

:

“Aku

nggak dengar kata yang kamu ucapkan”.

Estragon

:

(mengunyah, menelan) Aku bertanya apakah kita terikat.”

Vladimir

:

“Terik

at?”

Estragon

:

“Ter-i-kat.”

Vladimir

:

“Terikat yang bag

aimana?

Estragon

:

“Erat.

Vladimir

:

“T

etapi kepada siapa? Oleh Siapa?

Estragon

:

“Temanmu itu.”

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

202

Vladimir

:

“Kepada G

odot? Terikat kepada Godot! Wah ide hebat! Tak

disangsikan lagi”. (Berhenti sejenak) “Untuk saat ini.”

Estragon

:

“Namanya Godot?”

Vladimir

:

“Kurang lebih begitu.”

(4)

Vladimir

:

“Kada

ng-kadang aku merasa semuanya seperti sama saja. Yah,

aneh saja rasanya. (Ia melepaskan topinya, melihatnya ke dalam,

merasakan dengan tangannya, mengguncangkannya dan

memakainya lagi) Apa yang mesti aku katakan? Lega dan

sekaligus.......... “. (ia mencari kata-kata yang tepat) “Jijik (Dengan

tekanan: JIJIK) Lucu (Ia memukul mahkota topi itu seperti mau

mengusir benda mengganggu dari dalam topi, melihatnya lagi dan

memakainya kembali) Tidak ada gunanya lagi.” (Estragon dengan

tenaga luar biasa berhasil melepas sepatu bootnya. Ia melihat ke

dalam sepatu itu, menatap disekeliling di tanah, seakan-akan ada

sesuatu yang jatuh, tidak menemukan apa-apa, meraba-raba di dalam

sepatu, menatap dengan pandangan kosong orang yang ada di

depannya) “Bagaimana?”

Estragon : “Nggak apa-apa.”

(5)

Estragon : (.....) “Mari pergi.”

Vladimir : “Nggak bisa.”

Estragon : “Kenapa?”

Vladimir : “K

ita menantikan Godot.”

(6)

Pozzo

: (Di luar panggung) “Maju!” (Letusan cemeti. Pozzo muncul. Pozzo

dan Lucky melintas panggung. Lucky lewat di depan Vladimir

dan Estragon keluar. Pozzo di depan Vladimir dan Estragon

berhenti mendadak. Kendalinya menegang. Pozzo menariknya

dengan kasar) “Mundur!” (Bunyi Lucky jatuh dengan semua

barang-barang bebannya. Vladimir dan Estragon berpaling ke

arahnya, antara ingin mendekat dan takut, akhirnya Vladimir

melangkah dan mendekati Lucky. Estragon menahannya dengan

memegangi lengan bajunya)

Vladimir :

“Lepaskan.”

(7)

Vladimir : “Sini, nak”.

(Seorang anak laki-laki, malu-malu, masuk. Berhenti)

Boy

: “Bapak Albert?”

Vladimir : “Ya”.

Estragon : “Kamu mau apa?”

Vladimir : “Sini!”

(Anak itu tidak bergerak)

(8)

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

203

Vladimir : “Apakah saya terti

dur waktu yang lain menderita? Apakah

sejarang saya sedang tertidur? Besok, kalau aku bangun atau

merasa bangun, apa yang akan aku katakan tentang hari ini?

Bahwa bersama temanku, Estragon di tempat ini, sampai malam

menunggu Godot? Bahwa Pozzo lewat dengan kudanya dan aku

ngomong dengan mereka? Mungkin. Tapi dari semua ini,

kebenaran apa yang tampak? (Estragon setelah bergulat dengan

bootnya, tertidur lagi. Valadimir memandanginya) Dia nggak

bakalan tahu apa-apa. Ia akan cerita tentang tendangan yang

diterimanya dan aku akan kasih dia wortel. (Berhenti) Kubur

menganga dan kelahiran sulit. Di dasar lubang, dengan asyik,

penggali kubur menggali tanah dengan forsepnya. Kita punya

waktu untuk menjadi tua. Udara ini penuh tangis” (Ia

mendengarkan).

“Tetapi rutinitas adalah pembunuh. (Ia menatap Estragon lagi)

Kepadaku pun, orang memandang, kepadaku pun orang berbicara.

Ia tidur, ia tidak tahu apa-apa, biarkan saja ia tidur terus. (Berhenti)

Aku tak bisa meneruskan.” (Behenti) “Apa yang kukatakan tadi?”

(9)

(Estragon duduk di atas gundukan tanah, sedang mencoba

melepas sepatu bootnya. Ia menariknya dengan kedua tangannya,

terengah-engah, ia menyerah, kelelahan, istirahat, mencoba lagi

seperti semula. Vladimir masuk.

Estragon : (menyerah lagi) “Tak bisa diapa-apakan lagi.”

Vladimir : (Maju dengan la

ngkah pendek, kaku, kaki mengangkat lebar)

“Aku mulai sampai kepada pikiran itu. Seluruh hidupku aku sudah

mencoba melepaskan gagasan itu dengan berkata, Vladimir,

gunakan nalarmu, kamu belum mencoba apa-apa. Kemudian aku

kembali berusaha.” (Ia memikirkannya dengan keras, merenungi

perjuangannya. Berpaling kepada Estragon). “Nah, kamu lagi

ya. “

(10)

Vladimir : “Bergandengan tangan dari

puncak menara Eiffel, kita di antara

tokoh-tokoh terkemuka. Kita dihormati saat itu. Sekarang tidak

lagi. Mereka bahkan tidak memperkenankan kita naik (Estragon

berusaha keras melepas sepatunya) kamu ini ngapain?”

Estragon : “Melepas sepatu. Kamu tidak pernah mengalami seperti ini?”

Vladimir : “Sepatu mesti d

ilepas setiap hari. Aku kesal bilang sama kamu.

Kenapa kamu tak mau dengar?”

Estragon : (Lemah) “Tolong.”

Vladimir : “Sakit?

Estragon : (Marah) “Sakit? Dia mau tahu apa kayak gini sakit!”

Vladimir : (Marah) “Tak ada orang yang menderita kecu

ali kamu. Aku tak

peduli. Aku mau tahu kamu mau ngomong apa kalau kamu

menderita seperti ku.”

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

204

Estragon : “Sakit?”

Vladimir : (Marah) “Ia mau tahu apa kayak begini sakit!”

Estragon : (Menunjuk) “Pasang semua kancing celanamu.”

(11)

Estragon : “Hmmm......Bapak sudah nggak mau lagi dengan

eee.........bapak sudah tidak perlu lagi...eee tulang itu, ya Pak?”

Vladimir : (merasa diper

malukan) Apa kau nggak bisa nunggu?

(12)

Vladimir : (

lemah) “Baiklah.” (Estragon duduk di atas gundukan tanah itu.

Valadimir melangkah mondar-mandir, tiap-tiap kali berhenti

menerawang pada kejauhan. Estragon jatuh tertidur. Akhirnya

Vladimir berhenti di deoan Estragon) “Gogo!....Gogo! GOGO!”

(Estragon terbangun geragapan)

Estragon :

(kembali

kepada situasinya yang menakutkan) Aku tertidur!

(Putus asa) Kenapa kamu tak membiarkan aku tidur?

Vladimir :

“Aku kesepian.”

Estragon : “Tadi aku mimpi.

Vladimir : “Jangan cer

itakan padaku.”

Estragon : “Tadi aku mimpi seakan-akan .....”

Vladimir : (menerawang pada

alam semesta) “Ini sajalah” (Diam)

Kamu menjengkelkan, Didi. Pada siapa aku ceritakan mimpi

burukku kalau nggak sama kamu.

(13)

Pozzo

: (Sikap memerintah) “Godot itu siapa?”

Estragon : “Godot?”

Pozzo

: “Kamu tadi ngira aku godot.”

Vladimir : “O,

nggak Pak, sama sekali tidak. Nggak, Bapaka, nggak.”

Pozzo

: “Siapa dia?”

Vladimir : “Dia it

u.....semacam teman.”

Estragon : “Bukan, bukan, kami nggak kenal dia.”

(14)

Estragon : “O, ya. Mari kita pergi jauh dari sini.”

Vladimir : “Nggak bisa.”

Estragon : “Lho, kok nggak bisa?”

Vladimir : “K

ita harus kembali lagi besok.”

Estragon : “Buat apa?”

Vladimir : “N

unggu godot.”

Estragon : “Ah! (Diam) Ia tidak datang hari ini?”

Vladimir : “Nggak.”

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

205

Latihan

Estragon : “Dan sekarang sudah terlambat.”

Vladimir : “Ya, sekarang sudah

malam.”

Estragon : “Dan kalu dia kita lupakan saja gimana? (Berhenti sejenak) Kalau

kita lupakan saja gimana?”

Vladimir : “Dia akan me

nghukum kita. (Diam. Ia menatap pohon) Semuanya

sudah mati kecuali pohon itu.”

(15)

Vladimir : “Baik, k

ita pergi sekarang?”

Estragon : “Ya, mari.” (Mereka tidak bergerak. Layar turun)

(

Godot

, 2002:273-278)

Setelah Anda membaca dan memahami naskah drama di atas, jawablah beberapa

pertanyaan berikut ini!

1.

Siapa tokoh utama dalam lakon tersebut?

2.

Bagaimana ciri-ciri tokoh utama di atas?

3.

Di manakah latar peristiwa pembicaraan tokoh utama tersebut?

4.

Apa yang dibicarakan Vladimir dan Estragon?

5.

Siapa yang dikira Godot oleh Estragon dan Godot?

1. Menilai Tema, Plot, Perwatakan, dan Pembabakan serta Perilaku

Berbahasa

Drama merupakan penyajian ulang kisah yang dialami manusia, lakon

drama bersumber pada kehidupan manusia. Tentu saja, yang namanya penyajian

ulang belum tentu sama dengan manusia yang sesungguhnya di masyarakat.

Upaya memirip-miripkan tentu saja tidak asal dilakukan, sebab drama adalah

suatu bentuk seni.

Sedikitnya, ada delapan unsur lakon dalam drama, yaitu tema, amanat,

plot, karakter, dialog, setting, bahasa, dan interpretasi. Namun, dalam pembelajaran

ini hanya beberapa unsur saja yang akan dibahas.

a.

Tema

Tema merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama.

Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi ceita

yang menarik. Tema yang dimunculkan biasanya menggunakan pertanyan

“masalah apa yang akan diceritakan?” Misalkan keluarga.

b. Plot

Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh

drama adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik

atau pertentangan. Pertentangan yang terjadi adalah antara pemain dan

pemain, pemain dan lingkungan, pemain dan kemauannya, atau antara

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

206

Tugas Mandiri

pemain dan nasibnya. Pertentangan yang umum adalah pertentangan antara

kebaikan dan kejahatan. Adanya pertentangan akan menimbulkan

peristiwa-peristiwa sehingga menjadi rangkaian peristiwa. Rangkaian

peristiwa inilah yang membentuk plot drama.

Secara rinci perkembangan plot drama ada 6 tahap, yaitu:

1)

Eksposisi, tahap ini disebut tahap perkenalan

2)

Konflik,ini adalah tahap kejadian. Insiden inilah mulai plot drama

sebenarnya,insiden adalah konflik yang mendasari sebuah drama

3)

Komplikasi, konflik-konflik yang semakin berkembang dan semakin

banyak, kait-mengkait dan masih menimbulkan tanda tanya.

4)

Krisis, tahap ini berbagai konflik mencapai puncaknya.

5)

Resolusi, Pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.

6)

Keputusan, tahap terkhir ini semua konflik berakhir dan cerita

sebentar lagi selesai.

c.

Tokoh, Karakter, atau Perwatakan

Tokoh adalah lakon yang dimainkan dalam drama, seperti Vladimir,

Estragon atao Pozzo. Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-

ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Dalam naskah drama, karakter

dapat dilihat dan dicermati dari pembicaraan antartokoh atau keterangan

yang ditulis penulis naskah tentang ciri-ciri tokoh.

d. Pembabakan

Pembabakan merupakan episode drama yang menyajikan bagian

lakon cerita dalam satu waktu/kejadian dengan setting yang sama.

e . Bahasa

Naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa. Dengan

demikian, bahasa sangatlah penting dalam menyampaikan ide cerita karena

mewakili pikiran penulis naskah. Bahasa yang dipilih dalam lakon drama

hendaknya yang tepat sesuai dengan karakter yang akan ditampilkan.

Anda dapat membandingkan bahasa yang digunakan dalam drama

Indonesia (pada pembelajaran yang lalu) dengan drama terjemahan seperti

yang disajikan di depan. Bagaimanakah etika berbahasa dalam drama

tersebut?

Seberapa dalam dan tinggi wawasan yang dimiliki penulis, akan

terlihat dari penggunaan bahasa dalam karyanya.

Untuk menguji kemampuan Anda dalam membaca dan memahami naskah drama,

berlatihlah menilai unsur-unsur dalam drama

Waiting For Godot.

Selanjutnya,

tukarkan hasil pemahaman Anda dengan teman semeja untuk saling mengoreksi

dengan pengarahan guru Anda!

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

207

www.shura.asia.com

C. Pidato Tanpa Teks

Pernahkah Anda diminta untuk berpidato tanpa naskah? Anda pasti bisa!

Karena semua keterampilan dapat dipelajari dan dipraktikkan dengan baik.

Berikut ini disajikan salah satu naskah pidato. Dengan naskah ini Anda dapat

menghafalkannya sebagai latihan berpidato tanpa teks. Namun, terlebih dulu, bacalah

dan pahami isinya!

Gambar. Berpidato tanpa teks

Rekan-rekan yang berbahagia, pada kesempatan ini saya akan memberikan

sedikit uraian mengenai sumber daya manusia. Kita dapat mengingat kembali

apa yang terkena pada GBHN tahun 1993 yang mungkin saat ini telah kita

tinggalkan/lupakan.

Rekan-rekan yang berbahagia bahwa pembaharuan kesehatan,

sebagaimana diamanatkan GBHN 1993, diarahkan pada peningkatan kualitas

sumber daya manusia, kualitas kehidupan, umur harapan hidup manusia,

peningkatan kesejahteraan manusia dan keluarga pada khususnya serta

diarahkan pada konteks mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya

hidup sehat. Pemahamannya sudah jelas, bahwa tujuan akhir adalah sumber

daya manusia untuk mendukung pembangunan.

Data yang ada menunjukkan, lebih kurang 300 ribu bayi dan seterusnya

meninggal pada bulan pertama kehidupannya. Artinya, 150 ribu bayi yang

diharapkan kelak bisa mendukung pembangunan dan harkat bangsa harus

meninggal akibat persoalan-persoalan krusial kesehatan yang belum bisa

teratasi.

Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, plus memiliki derajat

kesehatan yang lebih tinggi, akan menguntungkan bagi semua sektor, termasuk

modal bagi kemajuan pembangunan nasional.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

208

Latihan

Tugas Mandiri

Rekan-rekan yang berbahagia, keluarga, ternyata juga tak bisa diabaikan

begitu saja dalam konteks upaya menciptakan kualitas sumber daya manusia

itu. Sebab ibu dan anak merupakan sosok yang dilihat dari dua sisi. Pertama,

mempunyai nilai strategis yang berpengaruh pada kualitas SDM. Kedua,

sebaliknya bisa terjadi titik rawan. Karena itu, peningkatan kesehatan ibu dan

anak ini harus ditempatkan pada perhatian awal.

Demikianlah apa yang dapat saya uraikan pada kesempatan ini, terima

kasih.

Setelah Anda membaca dan memahami isi naskah pidato tersebut, kerjakan

soal-soal di bawah ini!

1.

Apa yang diamanatkan dalam GBHN 1993? Jelaskan!

2.

Mengapa banyak bayi yang meninggal di awal-awal kelahirannya?

3.

Apa yang menjadi modal bagi kemajuan pembangunan nasional?

4.

Melihat struktur naskah pidato di atas, kata apa yang dijadikan jeda dalam

membawakan pidato?

5.

Menurut Anda, judul apa yang tepat bagi naskah di atas?

Membawakan Pidato

Berbicara di depan umum memerlukan keahlian, keberanian, ketenangan,

dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung. Berpidato tanpa naskah artinya

berpidato menggunakan metode ekstemporan, yakni dengan membuat catatan

penting serta urutan naskah tersebut. Dengan menggunakan catatan tersebut,

pembicara dapat bebas memilih kata-katanya sendiri. Metode ini fleksibel dan

variatif.

Intonasi merupakan unsur penting bagi seorang orator. Intonasi hendaknya

bervariasi (tinggi, rendah). Nada suara pun harus disesuaikan dengan situasi

dan kondisi. Tidak mungkin bila dalam ruangan yang kecil menggunakan nada

tinggi atau sebaliknya. Lafal yang jelas mempermudah pendengar memahami isi

pidato.

Untuk menguji kemampuan Anda dalam berpidato, buatlah naskah pidato atau

kerangka pidato dengan tema Sumber Daya Manusia! Berdasarkan naskah/

kerangka tersebut, berpidatolah di depan kelas tanpa menggunakan naskah!

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

209

D. Ragam Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu atau kelompok. Dengan

Bahasa, segala gagasan, ide akan tersampaikan. Namun, bahasa yang seperti apa

yang bisa dimengerti oleh orang kedua sebagai pendengar/lawan bicara? Pastinya

bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu.

Berikut ini disajikan bacaan yang di dalamnya berisi percakapan antara

presiden (Alm. Suharto) saat itu dan seorang tukang sayur. Bacalah dengan baik

dan pahami pembicaraannya!

“Berapa penghasilanmu sehari?”

“Berapa penghasilanmu sehari?” tanya presiden Suharto kepada seorang

tukang sayur dalam suatu peninjauan inkognito bersama Gubernur DKI saat

itu, Cokropranolo.

“Rp5000,00 Pak!” jawab si tukang sayur

.

“Ini berarti penghasilan tukang sayur itu sebulannya Rp 150.000,00, kata

gubernur sewaktu menceritakan dialog tersebut di tengah-tengah pidato

sambutannya pada pembukaan rapat pleno DPP PPGI (Persatuan Perusahaan

Grafika Indonesia) Jakarta, Jumat pagi.

Presiden dan Bang Nolly pun berpikir, dengan penghasilan sebanyak itu

kenapa hidupnya begitu-begitu saja, kenapa tak bisa membina penghidupam

yang lebih baik.

“Kaukemanakan uang itu?’ Tanya Pak Harto.

“Saya kirimkan kepada keluarga, Pak,” jawab si tukang sayur.

“Semua?”

“Kecuali yang untuk kebutuhan makan dan sandang, Pak.”

“Tak kausisakan untuk dirimu sendiri?”

Tukang sayur itu menggeleng.

“Tak terpikirkan olehmu untuk menabung demi masa depan? Untuk

merintis kehidupan yang lebih baik?”

“Tidak, Pak.”

Dalam hati Presiden dan Bang Nolly terpikir betapa jalan pikiran si tukang

sayur itu tidak mampu menggapai cara pengaturan kehidupan yang lebih baik.

Presiden lantas mengatakan kepada si tukang sayur agar menabung dan

sesudah terkumpul kelak tabungan itu bisa digunakan untuk meningkatkan

usahanya agar masa depannya lebih cerah dan lebih terarah.

“Kecerdasan memang mengambil peranan penting dalam usaha

mensukseskan kehidupan,” kata Bang Nolly menutup ceritanya.

Sayang, Bang Nolly yang dikenal suka “guyon” dalam pidato

sambutannya yang kebanyakan tanpa teks itu tidak menjelaskan apakah

peninjauan inkognito Presiden Suharto bersamanya itu dilaksanakan dengan

menyamar seperti yang dilakukan Sri Sultan Hamnegkubuwono IX terhadap

rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sultan Harun Al Rasyid terhadap

rakyat Bagdad dalam cerita “Alfun Lailin wal Lailam” (Seribu Satu Malam)

(

Kreatif Berbahasa

, 2000:32-33)

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

210

Latihan

Setelah Anda membaca dan memahami isi percakapan di atas, jawablah

pertanyaan berikut ini!

1.

Berapa penghasilan tukang sayur setiap hari?

2.

Oleh tukang sayur, penghasilannya digunakan untuk apa?

3.

Saran apa yang diusulkan Pak Harto dengan uang penghasilan tukang sayur

itu?

4.

Hal apa yang memegang peranan penting dalam usaha mensukseskan

kehidupan?

5.

Menurut Anda, ragam bahasa apa yang digunakan untuk pembicaran

tersebut?

Membedakan Berbagai Ragam Bahasa dan Penggunaannya

Dalam kehidupan berbahasa, terkadang Anda bingung dihadapkan kepada

penggunaan bahasa. Hal ini disebabkan selalu terbenturnya Anda pada situasi

dan kondisi yang berbeda-beda sehingga mengharuskan Anda menggunakan

bahasa yang berbeda pula.

Perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya ragam bahasa, orang berupa

ragam bahasa resmi dan tidak resmi, tulisan dan lisan.

Perhatikanlah perbedaan ragam bahasa tersebut dan penggunaannya.

1.

Ragam bahasa resmi merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi

resmi/formal seperti di sekolah, di kantor, instansi pemerintah, dalam

penulisan-penulisan ilmiah, dan sebagainya.

Penggunaannya pun mengikuti aturan-aturan tertentu.

Ragam bahasa resmi dapat dibedakan menjadi:

a.

Ragam bahasa tulisan;

b.

Ragam bahasa lisan.

Dalam media cetak, karya-karya ilmiah, dan lain-lain, Anda akan

dihadapkan pada ragam bahasa tulisan resmi. Bila Anda mendengarkan

percakapan, dialog, wawancara, pidato, dan sebagainya dalam forum resmi,

di sana akan dijumpai penggunaan ragam bahasa lisan.

Penggunaannya lebih sulit daripada ragam bahasa tulisan karena

sebagian besar masyarakat Indonesia lebih terbiasa dengan penggunaan

bahasa daerah atau bahasa pergaulan. Di sekolah terkadang seorang guru

menyelipkan bahasa daerah dalam proses belajar mengajarnya,

kemungkinan bertujuan mencairkan suasana yang tegang di kelas.

Perhatikan ilustrasi berikut!

a.

“Sekarang kalian buka ...., pahamilah wacana tersebut dan buatlah

sinopsisnya berdasarkan uraian tadi!

b.

“Selamat pagi, pak!”

c.

dan sebagainya

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

211

Rangkuman

Tugas Mandiri

2.

Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang penggunaannya pada

situasi nonformal/tidak resmi/santai, baik secara lisan maupun tulisan dalam

kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini!

a.

Bikinkan aku kopi!

b.

Jangan tinggalin dia!

Ujilah kemampuan Anda dengan beberapa tugas berikut ini!

1.

Jelaskanlah!

a.

Ragam bahasa resmi (lisan dan tertulis)!

b.

Ragam bahasa nonresmi (lisan dan tertulis)!

Berikanlah masing-masing contohnya!

2.

Amatilah kehidupan berbahasa di lingkungan sekolah Anda. Catatlah

penggunaan bahasa resmi dan nonresmi penyimpangan dalam

penggunaannya!

Serahkan tugas di atas kepada Guru Anda untuk mendapatkan penilaian!

1.

Esai adalah karangan atau tulisan dalam bentuk prosa yang tidak terlalu

panjang dan membicarakan suatu pokok persoalan.

2.

Kritik adalah pengamatan yang dilakukan secara teliti dengan membuat

perbandingan dan pertimbangan yang adil terhadap baik buruknya kualitas,

nilai, kebenaran suatu karya sastra.

Prinsip penulisan kritik adalah sebagai berikut:

a.

membuat sinopsis

b.

menginterpretasi karya

c.

memberikan kritikan (Kelebihan dan kelemahan)

3.

Prinsip penulisan esai adalah sebagai berikut:

a.

membuat sinopsis

b.

memberikan pandangan dari sudut pandang penulis

4.

Untuk menilai unsur-unsur dalam drama tradisional/terjemahan hendaknya

dimulai dengan membaca, memahami, dan menganalisis unsur-unsur dalam

lakon drama dan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada.

5.

Membacakan pidato tanpa teks harus memperhatikan:

a.

menentukan topik pidato

b.

membuat kerangka terlebih dahulu

c.

mencari bahan pendukung dan menguraikannya di depan audiens.

d.

lafal yang jelas

e.

intonasi yang sesuai

f.

penghayatan yang tepat

g.

bahasa yang komunikatif

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

212

Refleksi

6.

Bahasa yang digunakan dalam tindak berbahasa harus memperhatikan

situasi dan kondisi yang diajak berbicara agar pesan tersampaikan.

1.

Menerapkan prinsip penulisan kritik hendaknya memperhatikan unsur-unsur

karya secara cermat. Hindari penilaian yang sifatnya negatif/menjatuhkan

karya.

2.

Dalam menerapkan penulisan esai hendaknya menampilkan pendapat dan

pandangan penulis setelah mengamati pokok permasalahan.

3.

Untuk menilai unsur dalam drama tradisional/terjemahan perhatikan pula

nilai budaya yang ada di dalamnya.

4.

Hindari sikap seperti menghafal saat berpidato tanpa teks.

5.

Hindari penggunaan bahasa yang salah tempat, situasi maupun kondisi.

1.

Apa yang dimaksud kritik dan esai?

2.

Jelaskan prinsip-prinsip penulisan kritik!

3.

Jelaskan prinsip-prinsip penulisan esai!

4.

Sebutkan beberapa metode dalam pidato!

5.

Bagaimana cara membawakan pidato tanpa teks dengan baik?

6.

Sebutkan unsur-unsur dalam naskah drama terjemahan/tradisional!

7.

Bagaimana cara menilai unsur-unsur tersebut?

8.

Apa yang dimaksud lakon drama?

9.

Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa sesuai dengan konteks dan

situasi?

10. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa tersebut?jelaskan!

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Evaluasi

Bab VIII ~ Sumber Daya Alam

213

Latihan Ulangan Umum Semester 2

1.

Merokok telah membunuh satu di antara 10 orang dewasa di seluruh dunia. Atau

barangkali lebih cepat lagi proporsinya akan menjadi satu di antara enam orang

dewasa, atau 10 juta kematian per tahun. Sebuah jumlah yang lebih besar dibanding

penyebab tunggal kematian lainnya. Bukan hanya laki-laki, rokok juga sering dinikmati

kaum perempuan bahkan anak-anak.

Tanggapan yang paling tepat terhadap uraian tersebut adalah... .

a.

saya setuju terhadap tersebut tetapi saya sendiri tidak dapat menghindarinya.

b.

Uraian tersebut memang benar, tetapi ada juga manfaatnya terhadap orang-

orang yang suka berpikir.

c.

Menghindari merokok besar manfaatnya karena dapat terhindar dari penyakit

dan mengurangi angka kematian.

d.

Banyak orang merokok, tetapi sampai saat ini tidak juga terserang penyakit

paru-paru.

e.

Dokter menghimabau kepada kita semua agar mengurangi merokok.

2.

Nelayan Indonesia adalah nelayan tradisional. Nelayan tradisional umumnya

berpendidikan rendah. Nelayan berpendidian rendah umumnya berpenghasilan

rendah. Penghasilan rendah hidupnya susah. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa nelayan Indonesia hidupnya susah.

Pengembangan paragraf di atas mengiktui pola... .

a .

deduktif

d. analogi

b.

induktrif

e . sebab akibat

c.

generalisasi

4.

Si kembar Fani dan Fina bagai pinang dibelah dua. Kulit Fina yang kuning kecoklatan

kini menjadi putih berkat keteraturannya memakai lotion. Orang mungkin tidak bisa

lagi membedakan antara keduanya. Kulit Fina sekarang sudah seputih kulit Fani.

Pengembangan paragraf di atas menggunakan hubungan ... .

a.

perbandingan utuh

d. pertentangan bergantian

b.

pertentangan utuh

e. perbandingan dan pertentangan

c.

perbandingan bergantia

5.

Tiba-tiba Gendon merasa gagu. Ia hanya bisa bengong dan tak bisa berkata apa-

apa. Dari remang-remang cahaya bulan ia melihat-lihat wajah lelaki itu tampan dan

rambutnya berjambul, sedangkan pasangannya adalah seorang perempuan yang

sangat dikenalnya selama ini. Gendon pingsan.

Paragraf di atas tergolong paragraf... .

a.

eksposisi

d. argumentasi

b.

deskripsi

e . persuasi

c.

narasi

1.

Pilihlah a, b, c, d atau e sebagai jawaban yang tepat!

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

214

6.

Penulisan karya ilmiah seperti makalah membutuhkan sumber informasi. Sumber-

sumber informasi yang digunakan penulis dalam mendukung tulisan dapat dilihat

pada ... .

a.

kata pengantar

d. daftar pustaka

b.

sampul karangan

e. indeks subjek

c.

daftar isi

7.

Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan yang sesuai dengan EYD adalah... .

a.

terima kasih atas perhatiannya dan dikabulkannya permohonan ini.

b.

Demikianlah surat permohonan ini sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan

terima kasih

c.

Demikianlah surat permohonan ini, saya haturkan beribu terima kasih

d.

Besar harapan saya bahwa Bapak akan mempertimbangkan lamaran ini. Atas

perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih

e.

Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih

8.

1.

lampiran

2.

kesimpulan

3.

penutup

4.

pendahuluan

5.

hasil diskusi/seminar

Susunan kerangka laporan diskusi/seminar yang tepat adalah... .

a.

1, 2, 3, 4, dan 5

d. 4, 5, 1, 2, dan 3

b.

4,3, 2, 1, dan 5

e. 4, 5, 2, 3, dan 1

c.

4, 1, 2, 3, dan 5

9.

Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan umum dalam penulisan laporan ilmiah,

kecuali ... .

a.

karya ilmiah/laporan ilmiah hendaknya ditulis secara objektif

b.

sifat laporan hendaknya singkat kata dan padat makna

c.

bahasa laporan bersifat denotatif

d.

laporan ditulis setelah melakukan penelitian

e.

laporan ditulis dengan kalimat yang bergaya bahasa

10.

Pernyataan yang tidak berkaitan dengan roman “Belenggu” karya Armyn Pane

ialah ....

a.

roman kejiwaan diterbitkan tahun 1940

b.

pelukisan cerita sangat realistis bahkan mendekati naturalistis

c.

tema cerita berkisar mengenai krisis sosial orang-orang terpelajar

d.

cerita yang digunakan pengarang, alur sorot balik

e.

cerita terakhir tanpa penyelesaian

11.

Hal membedakan karya sastra terjemahan dengan karya sastra Indonesia terletak

pada nilai ....

a.

agama

b.

sosial

c .

pendidikan

d.

budaya

e .

politik

Latihan Ulangan Umum Semester 2

215

12.

Seseorang yang akan menulis kritik terhadap sebuah novel perlu memiliki

pengetahuan mengenai hal-hal yang tertera di bawah ini, kecuali ....

a.

kriteria penilaian terhadap sebuah novel

b.

memahami isi novel

c.

hafal akan novel hasil sastrawan kenamaan

d.

mengerti bahan yang akan dikritik

e.

biografi pengarang, aktivitasnya, kebudayaannya

13.

Menurut Yakob Sumardja dalam buku Apresiasi Kesusastraan (1986), ciri-ciri cerpen

adalah berikut ini, kecuali ....

a.

berupa cerita

d. terdapat konflik batin

b.

bukan analisis argumentasi

e. bentuknya relatif pendek

c.

adanya sifat fiktif

14.

Unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra novel adalah berikut ini, kecuali ....

a.

tema dan amanat

d. rima

b.

gaya bahasa

e. latar/setting

c.

point of view

15.

Kesusasteraan Indonesia lama terbagi menjadi berikut ini, kecuali ....

a.

kesusastraan Indonesia purba

b.

kesusastraan Indonesia lama pengaruh Hindu

c.

kesusastraan Indonesia lama pengaruh Islam

d.

kesusastraan Indonesia lama pengaruh barat

e.

kesusastraan Indonesia lama peralihan

16.

Pak Sastro juga beragama, tapi, dia tak dapat menanggung perasaannya karena

melihat betapa semangat beragama yang meluap-luap itu terutama disebabkan

penderitaannya karena kehilangan perkutut “Ya Allah”!

“Alangkah besarnya cobaan yang Engkau timpakan atas pundakku ini”, katanya

berkali-kali dalam hati. “Mudah-mudahan aku berhasil mengatasinya. Mudah-

mudahan kawan-kawanku sedesa terhindar selanjutnya dari cidera”.

(Iwan Simatupang, 1975)

Unsur intrinsik yang menonjol pada novel Koong tersebut adalah ....

a.

tema

b.

latar

c.

karakter

d.

gaya bahasa

e.

point of view

17.

Drama merupakan karya sastra yang berbeda dengan karya sastra lain karena

penyajiannya ....

a.

dibacakan

b.

dideklamasikan

c.

dipentaskan

d.

dilagukan

e .

dinyanyikan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

216

18.

Unsur-unsur pementasan drama adalah berikut ini, kecuali ....

a .

pemain

d. naskah

b.

penonton

e. d

ialog

c .

panggung

19.

....................................................................................................................

Sebagai seorang aktivis politik, Rusli memiliki kelebihan dari Hasan. Ia pandai

beragumentasi dan berdiskusi dengan Hasan. Hasan selalu terpojok dalam bertukar

pikiran dan berdebat tentang keluhan oleh Rusli.

....................................................................................................................

(Achdiat K. Mihardja, 2000)

Unsur intrinsik pada penggalan novel Atheis tersebut adalah ....

a.

penokohan

b.

setting

c.

gaya bahasa

d.

alur

e.

sudut pandang pengarang

20.

....................................................................................................................

Maafkanlah bila saya salah dan khilaf menyampaikan pemahaman makna drama

dari orang yang sangat kami cintai dan hormati ini. Angkatan kami adalah angkatan

yang dibesarkan oleh berbagai tanda perubahan zaman. Kemelut demi kemelut,

bahkan hingga hari ini silih berganti menempa kami untuk arif membaca sasmita

alangkah sulitnya. Namun demikian pelajaran itu tidak berhenti karena ia adalah

semacam perjalanan juga. Tidak ada jalan lain, kecuali harus meneruskannya.

....................................................................................................................

(Sumber: Umar Kayam, 1992)

Penggalan novel Para Priyayi tersebut mengandung tema ... .

a.

kebodohan generasi tua terhadap perkembangan zaman

b.

generasi tua harus tanggap terhadap tanda-tanda perubahan zaman

c.

kemelut di zaman yang telah maju

d.

meneruskan jalan yang telah dilalui

e.

berbagai tanda perubahan zaman

21.

Kita adalah pemilik sah republik ini

... .

Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Mengacung tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahan hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api, kutu dan hama

Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka

(Sumber: Taufiq Ismail, 1993)

Penyair dalam penggalan puisi di atas bermaksud mengungkapkan ... .

a.

tentukan perbaikan kesejahteraan rakyat

b.

penderitaan sebagian besar rakyat

c.

republik ini, milik yang menderita

d.

keadaan bencana alam yang menimpa rakyat

e.

keadaan rakyat yang tidak bersuara

Latihan Ulangan Umum Semester 2

217

22.

Persiapan suatu pemenatasan diawali dengan penghayatan terhadap ....

a.

isi naskah

b.

pesan naskah

c .

konflik

d.

ekspresi

e.

isi dan pesan naskah

23.

Karangan prosa yang membahas tentang masalah baik sastra maupun non sastra

secara sekilas dan disertai pendapat penulisnya disebut ....

a .

kritik

b.

esai

c.

resensi

d.

jurnal

e .

buletin

24.

Jenis-jenis alur pada sebuah prosa naratif adalah berikut ini, kecuali ....

a .

lurus

b.

sorot balik

c.

campuran

d.

flashback

e.

mengambang

25.

Berikut ini karya sastra yang memiliki warna lokal (daerah) yang sangat kental

yaitu ....

a.

puisi berjudul “Teratai”

b.

cerpen berjudul “Panggilan Rasul”

c.

novel berjudul “Para Priyayi”

d.

puisi berjudul “Terbunuhnya Atmo Karpo”

e.

drama berjudul “Janji-Janji Bu Mentri”

26.

Yang membedakan kritik dengan resensi yaitu pada ....

a.

identitas

b.

sinopsis

c .

tujuan

d.

penilaian

e.

analisis unsur intrinsik

27.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan puisi adalah berikut ini,

kecuali

... .

a.

memahami makna

b.

menginterpretasi setiap kata-kata

c.

berekspresi sesuai dengan kebutuhan

d.

intonasi yang tepat

e.

menggunakan gerakan tubuh, tangan secara tepat

28.

Kritik terhadap sebuah karya sastra dapat ditujukan kepada beberapa unsur berikut

ini, kecuali ... .

a.

tema

b.

alur

c.

penokohan

d.

ideologi pengarang

e.

gaya bahasa pengarang

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

218

30.

Urutan dari awal kegiatan sampai pada sebuah pementasan drama adalah berikut

ini ... .

a.

tema, judul, menyusun naskah, pentas, menyusun kerangka

b.

judul, tema, menyusun naskah, pentas, menyusun kerangka

c.

tema, judul, menyusun kerangka, menyusun naskah, pentas

d.

tema, judul menyusun kerangka, pentas, menyusun naskah

e.

menyusun naskah, tema, judul, menyusun kerangka, pentas

219

Daftar Pustaka

Anwar, Chairil. 1949.

Deru Campur Debu

. Jakarta: Dian Rakyat

Asmara, Adi. !982.

Apresiasi Puisi

. Yogyakarta: Nur Cahaya

Badudu, J.S. 1994.

Istilah Bahasa Indonesia yang Benar

. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Bimbo. 1984.

32 The Best Collection Bimbo

. Jakarta: PT Remaca Atlantic Record

Calzoum Bchri, Sutardji. 1981.

O Amuk Kapak

. Jakarta: Sinar Harapan

Dipodjoyo dan Endang D.A. 1999.

Tajussalatin Mahkota Raja-Raja

. Jakarta: Lukman Offset

G. Ade, Ebiet. 1990.

Akustik

. Jakarta: PT Musica Studio

Gibran, Kahlil.1994.

Sang Nabi

. Jakarta: Dunia Pustaka

Hamzah, Amir. 1982.

Esai dan Prosa

. Jakarta: Dian Rakyat

J.Waluyo, Herman. 1987.

Teori dan Apresiasi Puisi

. Jakarta: Erlangga

Kayam, Umar. 1992.

Para Priyayi

. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

Kedulatan Rakyat, 2008

Keraf, Gorys. 1983.

Argumentasi dan Narasi

. Jakarta: Gramedia

—————.. 2001.

Komposisi

. Semarang: Bina Putera

Kla Project. Airline Crew

—————. Yogya

karta

Kompas, 2007

Kosasih, E. 2003.

Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan

. Bandung: Yrama Widya

Majalah HAI.

Badai Laut Mediterania Tahun XX No. 25 Tahun1977

Massie, Irawan B. 1995.

Rumah Kecil di Bawah Matahari

. Jakarta: Penerbit Puisi Indone-

sia

Muhtazam. 1959.

Menulis dan Membaca Huruf Arab Melayu

. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Daftar Pustaka

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII-Prodi Bahasa

220

Paras. 2005

Parera, Jos Daniel. 1988.

Belajar Mengemukakan Pendapat Edisi 4

. Jakarta: Erlangga

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007.

Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya

RRI Yogyakarta, 2008

Rendra, W.S. 1993.

Balada Orang-Orang Tercinta

. Jakarta: Pustaka Jaya

Soedarso. 1988.

Sistem Membaca Cepat dan Efektif

. Jakarta: PT Gramedia

Soelarto, B. 2006.

Domba-Domba Revolusi

. Yogyakarta: Hikayat

Sudiati,V & Widyamartaya, A. 2000.

Kreatif Berbahasa

. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sumanto, Bakdi. 2002.

Godot

. Jakarta: PT Grasindo

Tagore, R. 1976.

Tukang Kebun

. Bandung: Mitra Kencana

——————. 2000.

Sang Juru Taman

Tim Penyusun. 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka

Toer, Pramudya Ananta. 2004.

Mangir

. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Wijaya, Putu. 1975.

Aduh

. Jakarta: Jakarta: Pustaka Jaya

Wiyanto, Asul. 2007.

Terampil Bermain Drama

. Jakarta: Grasindo

Yassin, H.B. 1982.

Angkatan’66

. Jakarta: Gunung Agung

———————.1985.

Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai IV

.

Jakarta: Gramedia

221

Indeks

G l o s a r i u m

A

adesi

: keadaan melekat pada

benda lain

aglomerasi

: pengumpulan atau

pemusatan di lokasi atau

kawasan tertentu

ambiguitas

: sifat

atau hal yang

bermakna dua;

kemungkinan mempunyai

dua pengertian

audiens

: pengunjung atau pendengar

E

ekologi

: ilmu mengenai hubungan

timbal balik antara mahluk

hidup dan alam sekitarnya

estetik

: keindahan

F

fluktuasi

: gejala yang menunjukkan

turun- naiknya harga

fonem

: satuan buni yang terkecil

yang menunjukkan kontras

makna

fragmen

: cuplikan atau petikan

sebuah cerita, lakon

G

globalisasi

:

proses masuknya ke ruang

lingkup dunia

I

investor

: penanam uang atau modal

K

kalkulasi

: perhitungan atau perincian

biaya

komoditi

: komoditas

kontroversi : perdeb

atan, persengketaan

kohesi

:

hubungan yang erat atau

kokoh

kronik

:

catatan peristiwa menurut

waktu kejadian

L

legendaries : seperti legenda, terkenal

seperti dalam legenda

P

parafrase

: penguraian kembali suatu

teks dalam bentuk yang lain

untuk menjelaskan makna

yang tersembunyi

patriotisme

: semangat cinta tanah air

periode

: kurun waktu

premis

: kalimat yang dijadikan

dasar penarikan kesimpulan

R

redifinisi

: kemampuan merumuskan

batasan-batasan dengan

melihat dari sudut lain

rekonsiliasi

: pe

rbuatan memulihkan pada

keadaan semula

renovasi

: pembaharuan, peremajaan,

penyempurnaan

rentenir

: orang yang mencari nafkah

dengan membungakan uang

residu

: ampas, endapan

S

stratosfir

: lapisan udara di antara 10

sampai 60 kilometer di atas

permukaan bumi

ruplai

: perbekalan, pembekalan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII-Prodi Bahasa

222

Indeks Subjek

A

aglomerasi

39

ambiguitas

76, 77, 172

audiens

139, 140, 205, 209

C

Chairil Anwar 101, 103, 111, 112, 197

E

ekologi

118

estetik

20, 86, 100, 102, 103, 104

F

fluktuasi

15, 43

fonem

54, 55, 78

fragmen

195

G

globalisasi

108

I

investor

40, 42, 43

J

J.S. Badudu

48

K

kalkulasi

3, 6

kohesi

38, 59, 60, 76, 77, 81, 187, 192

komoditi

33

kontroversi

11, 12, 14

kronik

52, 53

223

Indeks

L

legendaris

2, 17

O

obsekuritas

76

P

parafrase

65, 81, 102

paras

104, 160, 163, 187

patriotisme

167

periode

2, 8, 85, 86, 92, 93, 108, 141

premis

124, 125

R

rekonsiliasi

86, 87

renovasi

8, 9

rentenir

14

residu

38

S

stratosfir

114

suplai

117

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII-Prodi Bahasa

224

A

Amir Hamzah 95, 111, 196

B

B. Soelarto

164

Bakdi Sumanto 198

Bimbo

2, 17, 19

K

Kahlil Gibran 116, 214

R

Rachmat Djoko Pradopo 19

RRI

8, 10

W

W.S. Rendra 24

Indeks Pengarang

Bahasa dan Sastra

Indonesia

3

Bahasa dan Sastra Indonesia

3

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Tsanawiyah

Kelas XII Program Studi Bahasa

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

ISBN

978-979-068-892-6

(No. Jld lengkap)

ISBN 978

-979-068-900-8

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.

12.594

,-