Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA
Bahasa Indonesia · BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA
Demas

24/08/2021 15:28:30

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

109

Anda akan berlatih menentukan kalimat kesimpulan, menyimpulkan isi drama, berpidato tanpa

teks, dan menulis karangan deduktif serta induktif

SUMBER DAYA ALAM

Membaca

Membaca paragraf

deduksi, induksi

Menentukan ide-

ide pokok

Mendengarkan

Mendengarkan teks

drama

Menyimpulkan isi

drama

Berbicara

Berpidato tanpa

teks

Menulis

Menulis

karangan deduksi

dan induksi

III

SUMBER DAYA ALAM

VI

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

110

Pembelajaran tentang kemampuan membaca intensif harus selalu Anda

kembangkan, karena di dalamnya tidak hanya dipelajari gagasan pokok dan cara

membaca dengan kecepatan tertentu, tetapi lebih jauh lagi Anda akan mengem-

bangkannya dengan berbagai teks baik induktif maupun deduktif.

Di bidang sastra, saat Anda mendengarkan teks drama yang dibacakan, apakah

setelah itu Anda tidak menemukan kesan yang istimewa dari isi ceritanya atau

hanya berlalu begitu saja? Seharusnya tidak. Anda dapat mendokumentasikannya

dalam bentuk tulisan, dalam arti mengambil kesimpulan isi ceritanya. Bagaimana

caranya? Dalam pembelajaran nanti Anda dapat belatih mengenai hal itu.

Untuk kemampuan berbicara, pada bab sebelumnya Anda telah menumbuh-

kan kepercayaan diri melalui berpidato menggunakan teks, Anda pun dapat berlatih

tanpa menggunakan teks. Kemampuan tersebut akan memberikan manfaat bila

Anda ditunjuk untuk berpidato baik di sekolah maupun di masyarakat secara

spontan.

Selain hal di atas, kegiatan menulis pun harus terus dikembangkan. Baik

dalam bidang kesastraan maupun kebahasaan. Menyusun karangan pasti

memerlukan pola penulisan yang akan menjadi kerangka untuk mengarang. Nah,

untuk itu Anda nanti akan diperkenalkan juga dengan pola pengembangan dedukif

dan induktif.

A. Membaca Wacana

Pernahkah bila Anda membaca bacaan tentang apa pun, Anda memperhatikan

paragraf yang tersebar di seluruh bacaan? Pernahkah pula Anda memerhatikan

bahwa di dalam paragraf tersebut dibangun oleh berbagai pola paragraf? Jika tidak,

sekarang Anda akan diajak untuk memperhatikan semua itu, gunanya untuk

mengembangkan kreatifitas berfikir Anda tentang sebuah karangan panjang, selain

memahami isinya.

Berikut ini bacalah dan pahami bacaan yang disajikan dengan seksama!

Bagaimana Membuat Diri Menjadi Berarti

Survei yang dilakukan oleh Woman, sebuah lembaga pemberdayaan

perempuan, menunjukkan bahwa lebih dari 75% responden yang terdiri

dari para ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan minimal D3

berkeinginan untuk bekerja sesuai dengan jalur pendidikan mereka,

ketimbang “sekedar” menjadi ibu rumah tangga.

Hal ini dialami Dewi, 26 tahun. Setelah menyelesaikan kuliahnya di

Fakultas Ekonomi, ia diterima sebagai dosen sesuai dengan cita-citanya. Ia

kemudian berencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Calon suaminya,

yang juga berprofesi sebagai dosen, mempunyai rencana yang sama.

PENDAHULUAN

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

111

Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah sebelum sama-sama pergi

ke luar negeri.

Dua bulan setelah pernikahan, Dewi hamil dan akhirnya terpaksa

mengurungkan niatnya untuk melanjutkan studi. Terpaksa juga ia

meninggalkan pekerjaannya sebagai dosen karena harus mendampingi suami

ke luar negeri. Ia terjebak dengan rutinitas rumah tangganya dalam mengurus

anak dan suami.

Apa yang Anda lakukan bila itu Anda alami kelak? Ada beberapa hal

yang dapat Anda lakukan agar tidak larut dalam kondisi yang serba tidak

menyenangkan ini, yaitu:

1. Ubah paradigma

Paradigma yang semakin bercokol dalam diri ibi muda-ibu muda

zaman sekarang ialah malu terhadap status sebagai ibu rumah tangga.

Sesungguhnya pekerjaan tersebut adalah pekerjaan mulia dan sangat berat.

Seharusnya Anda merasa bangga dan kebanggaan ini harus dibuktikan ke

dalam keluarga yang menghasilkan anak menjadi anak soleh dan keluarga

sakinah. Bukankah di belakang orang-orang besar ada seorang ibu?

2. Ciptakan penghasilan dari penghematan

Jika Anda merasa minder terhadap teman-teman Anda yang bekerja

dan suksses secara finansial, cobalah menghitung “penghasilan” Anda

sebagai ibu rumah tangga. Berapa besar penghematan yang dilakukan

dibanding bila Anda mempekerjakan pembantu atau menyewa

baby sitter.

3. Ciptakan nilai tambah internal

Berilah nilai tambah bagi profesi Anda sebagai ibu rumah tangga,

yaitu dengan memiliki keterampilan yang dibanggakan. Misalnya kreatif

dalam mengolah makanan sehingga anak akan bangga menikmati bekal,

makan siang buatan ibunya, mengajari mengaji, bahasa Inggris, menjahit

baju suami dan anak Anda, dan sebagainya.

4. Ciptakan nilai ekonomi

Keterampilan dasar yang Anda miliki tadi dapat dijadikan alat untuk

mengubah nilai tambah internal menjadi nilai ekonomi. Anda dapat mengajak

teman yang juga memiliki keahlian menjahit atau pun merekrut satu orang

tukang jahit dan kemudian membuka bisnis menjahit.

Gambar 6.1: Beberapa penjkahit wanita sedang menjahit

gpp.nic

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

112

Latihan

Jika Anda merasa keterampilan yang Anda miliki belum mencukupi,

masih banyak alternatif, misalnya membuka sanggar senam dengan merekrut

instruktur senam.

Bila keempat hal di atas Anda terapkan, akan membantu menyegarkan

pikiran dan tenaga sehingga tetap menghasilkan produktivitas yang tinggi,

sekali pun berperan sebagai ibu rumah tangga.

(Paras, 2005: 22-23)

Setelah Anda membaca dan memahami isi bacaan di atas, jawablah

pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Siapakah yang melakukan survei terhadap pemberdayan perempuan?

2. Dari 75% responden, apa keinginan mereka (ibu muda)?

3. Kendala apa yang menghalangi seorang ibu muda untuk bekerja atau

melanjutkan sekolah setelah menikah?

4. Apa yang perlu dilakukan bila ibu muda memiliki keinginan bekerja sesuai

dengan tingkat pendidikannya di luar rumah?

5. Paradigma apa yang sering bercokol pada ibu muda selama ini?

6. Bagaimanakah menciptakan penghasilan dari penghematan?

7. Apa yang dimaksud menciptakan nilai tambah internal ?

8. Sebutkan beberapa contoh menciptakan nilai tambah internal!

9. Apa pula yang dimaksud menciptakan nilai ekonomi?

10. Sebutkan beberapa contoh menciptakan nilai ekonomi dalam rumah tangga!

1. Menentukan Kalimat Kesimpulan dari Paragraf Induktif dan

Deduktif

Sebelum menentukan kalimat kesimpulan, Anda perlu memahami terlebih

dahulu apa yang dimaksud paragraf deduktif maupun induktif.

Paragraf deduktif adalah paragraf yang penulisannya diawali dengan

kalimat utama (gagasan pokok/ide pokok) dan diikuti oleh kalimat-kalimat

penjelas. Paragraf deduktif disajikan dengan mengetengahkan hal-hal yang

bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Hal-hal

yang bersifat umum tersebut dapat dikatakan sebagai kalimat utama, sedangkan

hal-hal yang bersifat khusus merupakan kalimat penjelas.

Bila digambarkan dalam bentuk diagram dan bagan dapat disajikan

sebagai berikut.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

113

khusus

UMUM

khusus

khusus

Dalam paragraf ini, kalimat utama berupa deduksi atau kesimpulan umum,

sedangkan kalimat penjelas berupa bukti-bukti. Untuk mengenalinya, bukti-

bukti diambil dari situasi aktual dan paragraf tersebut biasanya menggunakan

kata penghubung buktinya, alasannya, atau kata-kata yang menunjukkan

sinonimnya.

Perhatikan contohnya!

“Memberikan nilai tambah internal bagi profesi ibu rumah tangga dapat

dilakukan dengan mengolah makanan buat si kecil, menjahit baju buat anak

dan suami, mengajar anak mengaji dan bahasa Inggris.”

Berdasarkan contoh di atas, Anda dapat mengamati bahwa kalimat yang

cakupannya luas adalah “ hal yang dilakukan seorang ibu untuk menambah

nilai tambah internal” sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya merupakan bagian

kecil dari kalimat di atas yang merupakan penjelasannya.

Berarti, kalimat yang luas cakupannya merupakan kalimat utama (ide

pokok) atau kesimpulan secara umum.

Coba Anda perhatikan lagi kedua paragraf berikut ini!

1) “Sebuah teori tentang fungsi bahasa yang sangat terkenal ialah teori

Karl Buhler, seorang ahli jiwa dan ahli teori tentang bahasa, bangsa

Australia.” Sejak tahun 1918 diperkenalkan teori tentang trifungsi

bahasa dalam berbagai tulisan. Pada tahun 1934 terbitlah bukunya

“Sprachteorie”

yang membela teori fungsi bahasa. Mula-mula teori

Buhler itu tidak mendapat perhatian orang, tetapi lambat laun para

pendidik tertarik hatinya dan akhirnya memperbaharui pengajaran bahsa

di sekolah-sekolah.

(Komposisi, 2001:96)

Kalimat pertama pada paragraf di atas merupakan kalimat utama,

yaitu “Teori Karl Buhler merupakan teori tentang fungsi bahasa”

2) Sekolahku jauh sekali. Agar tidak terlambat sekolah, aku sudah harus

bangun pagi pukul 05.00. Setelah itu, aku mandi, berpakaian, sholat

subuh, sarapan pagi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Pukul 05.45

aku berangkat. Aku harus menempuh perjalanan dengan bus dua kali.

Pertama aku harus naik bus ke daerah Jujur.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

114

Dari Jujur, aku naik bus lagi ke pertigaan Sonopakis-Sonosewu.

Untuk sampai di sekolah, dari pertigaan tersebut aku harus berjalan

kaki kira-kira lima menit. Kalau perjalananku lancar, tiba di sekolah

pukul 06.45. Namun bila bus yang kutumpangi tidak kunjung datang,

aku harus bersiap-siap untuk dimarahi guru BP karena keterlambatanku.

“Sekolahku jauh sekali” merupakan kalimat utama atau kalimat yang

berupa kesimpulan yang penjelasannya adalah kalimat yang mengikutinya.

Untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf, dapat dilakukan

dengan langkah-langkah berikut ini.

a.

Bacalah teks atau bacaan secara intensif (terus-menerus)

b.

Perhatikan kalimat pertama yang biasanya menjadi penekanan. Penekanan

secara berulang-ulang biasanya indikasi sebuah ide pokok atau kalimat

utama.

c.

Tandai temuan tadi

d.

Susunlah pada buku latihan Anda temuan Anda tadi yang berupa kalimat

utama.

Bila Anda telah mempelajari bagaimana cara menemukan kesimpulan

pada paragraf deduktif, lalu bagimana dengan kesimpulan pada paragraf

induktif?

Mari kita pelajari bersama!

Seperti halnya dengan paragraf deduktif, pada paragraf induktif juga

terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Namun, hanya perbedaannya

pada letaknya saja. Pada paragraf induktif, Anda dapat memulai dengan

menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada kesimpulan yang

mencakup semua peristiwa khusus di atas.

Bila digambarkan dengan diagram dan bagan, terlihat sebagai berikut.

Khusus

Khusus UMUM

khsusus

Sebagai contoh sederhana, perhatikan paragraf berikut!

Rudi adalah seorang siswa yang rajin belajar, selalu mengerjakan PR

dan mentaati semua peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu,

Rudi adalah siswa yang baik.

Berdasarkan paragraf di atas, dapat dilihat bahwa kalimat awal, tengah,

dan seterusnya, sebelum pada kalimat terakhir merupakan penjelasan terhadap

kalimat terakhiryaitu: ”Rudi adalah siswa yang baik”. Artinya, kalimat terakhir

tersebut merupakan kesimpulan dari semua kalimat-kalimat sebelumnya.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

115

Dalam paragraf induktif atau pola penarikan kesimpulan secara induksi

terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a.

Generalisasi

merupakan kesimpulan yang diambil berdasarkan peristiwa-peristiwa

khusus yang dijelaskan sebelumnya.

Perhatikan contohnya!

Pemanasan, dengan pengambilan nafas, menahan nafas selama 15

detik, mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan dari perut dan

melakukannya secara berturut-turut merupakan kegiatan awal sebelum

tertawa baik secara bersama atau selebar-lebarnya.

(Paras, 2005:43)

b.

Analogi

merupakan kesimpulan yang diambil dngan cara membandingkan dua

hal yang sama yang banyak memiliki persamaan selanjutnya ditarik kesimpulan

bahwa pada segi lain pun terdapat kesamaan.

Perhatikanlah paragraf berikut ini!

Sebuah pabrik konveksi mencoba memproduksi jenis baju yang lain dari

biasanya, yakni baju wanita dengan kerah membentuk seperti baju muslim,

lengannya hanya tiga perempat panjangnya, dan ada belahan di sisi kanan

kiri baju serta bagian depan dihiasi payet untuk memberi kesan unik pada

pemakainya. Baju ini dijual dengan harga mahal dengan sasaran konsumen

masyarakat Bandung, Jakarta, dan Medan. Ternyata, baju ini laku keras

sehingga pabrik tersebut mendapat keuntungan besar. Berdasarkan

pengalaman ini, pengusaha pabrik konveksi ingin mengembangkannya di

kota-kota besar seperti di Semarang, Suarabaya, Ujung Pandang. Dia

berkesimpulan bahwa produknya pasti akan laku keras.

(Pribadi)

c.

Hubungan Sebab-Akibat

kesimpulan yang diambil berdasarkan peristiwa-peristiwa yang menjadi

penyebabnya.

Cobalah pahami ilustrasi berikut ini!

Siswa B berasal dari keluarga miskin tetapi ia bercita-cita menjadi

seorang dokter. Sejak kelas 1 SMA ia tekun belajar. Dengan berbagai cara

apa pun ia melengkapi semua buku pelajaran. Hampir setiap hari ia bergelut

dengan buku-buku di perpustakaan sekolah, sehingga informasi apa pun

hampir tidak pernah ia lewatkan. Ternyata setelah kelulusan, kerja keras

tersebut membuahkan hasil. Ia diterima di Universitas Gajah Mada Fakultas

Kedokteran sesuai dengan apa yang selama ini menjadi cita-citanya.

(Pribadi)

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

116

Tugas Mandiri

d.

Hubungan Akibat -Sebab

Dengan memahami peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat, Anda dapat

menyimpulkan yang menjadi penyebabnya.

Pahamilah paragraf berikut ini!

Adanya kegoncangan hebat dalam sendi-sendi kehidupan, suara hati yang

selama ini tertindas tipis-tipis, membersit keluar dan menjadi banjir besar

menantang sendi-sendi hidup lama. Lahirlah angkatan baru yang berjuang

atas dorongan hati nurani. Muncullah sanjak-sanjak yang membawakan suara

orde baru seperti kumpulan sanjak-sanjak Taufik Ismail, semua itu

disebabkan adanya tekanan mental yang sedemikian hebat dengan tiba-tiba

terjadi ledakan fitnah Gerakan Tiga puluh September.

(Komposisi, 2001: 95)

e.

Hubungan Sebab-Akibat, Akibat-Sebab

Kesimpulan yang berupa akibat ditarik dari peristiwa-peristiwa yang

terdapat dalam paragraf.

Perhatikanlah ilustrasi di bawah ini!

Tahun 2007-2008 adalah tahun di mana bencana alam yang berbagai

bentuknya seperti banjir dan tanah longsor terjadi di berbagai daerah di

Indonesia.

Hal ini terjadi karena hutan-hutan sudah gundul, tempat peresapan

air sudah menjadi rumah penduduk, bahkan sampai bantaran kali pun padat

penghuni. Akibat kejadian tersebut banyak masyarakat yang mendadak jatuh

miskin, kekurangan pangan bahkan tidak memiliki tempat tinggal lagi. Hal

ini menimbulkan stabilitas keamanan pun mulai dipertanyakan.

Setelah Anda membaca bacaan di atas, memahami pola kesimpulan

deduktif dan induktif, maka untuk menguji kemampuan Anda, analisislah bacaan

di atas untuk menemukan berbagai pola kesimpulan seperti yng telah dipaparkan.

Bila salah satu dari pola tersebut tidak terdapat pada bacaan, Anda boleh

memberikan ilustrasi berupa paragraf karangan Anda sendiri. Setelah itu,

simpulkan hasil kerja Anda kepada guru Anda untuk mendapatkan penilaian!

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

117

B. Mendengarkan Pembacaan Teks Drama

Untuk pembelajaran kali ini, Anda masih dihadapkan dengan drama. Seperti

pelajaran lalu, Anda diminta mendengarkan pembacaan teks drama yang akan

dibacakan oleh teman Anda.

Simaklah baik-baik!

ABU

(B. Soelarto)

Para pelaku:

Tuan X

: usia 48 tahun

Nyonya X

: wanita manis usia 25 tahun

Ruh

: romusya, lelaki usia 30 tahun

Dokter

: usia 36 tahun

Pelayan

: wanita usia 27 tahun

Awal Malam

Dalam sebuah ruang kamar kerja, lengkap dengan perabotannya yang

mewah, serta sebuah telepon di atas meja kerja sebelah sudut. Dari pintu

kamar tidur Tuan X keluar sambil melepas dasinya. Pelayan datang dari pintu

kamar tamu, pada tangan kanannya tergenggam sebuah bungkusan kecil.

Tuan X

: Mana nyonya?

Pelayan

: Keluar kursus, Tuan.

Tuan X

: Oo ya, aku lupa-lupa saja kalau dia lagi asyik dengan kursus

kecantikannya. Naik skuter apa sedan biru?

Pelayan

: Sedan biru, Tuan.

Tuan X

: Apa yang kau pegang?

Pelayan

: Ini tadi dari nyonya. Pesan nyonya supaya disampaikan kepada

Tuan bila Tuan pulang lebih dulu. Nyonya bilang, bungkusan

ini diterima dari seseorang yang belum dikenalnya untuk

disampaikan kepada Tuan.

Tuan X

: Ada suratnya?

Pelayan

: cuma bungkusan ini saja.

Pelayan menyerahkan bungkusan, terus pergi ke arah kamar tamu.

Tuan X membuka bungkusan itu. Sebuah kotak kecil, terus dibukanya, Tuan

X tampak heran mengamati isinya.

Tuan X

: Apa ini, abu melulu. Heh, kurang ajar. Siapa yang memainkan

ini?

Tuan X melempar isi kotak, hingga abu beterbangan dan sebagian

mengenai muka dan hemnya. Dengan gemas kotak dilempar ke lantai sambil

merogoh kantong celana, mengeluarkan sapu tangan, disapunya ke wajah

dan hemnya. Pada saat itu juga, lampu listrik dalam ruangan itu seperti

kena gangguan. Padam sesaat, nyala lagi. Bebarengan dengan nyalanya,

Ruh sudah hadir. Tegak beberapa langkah dihadapan Tuan X.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

118

Ruh bertubuh kurus kotor. Pakai kaos dalam lusuh kotor yang masih

dibekasi darah kering. Tuan X tersentak kaget melihat kehadiran Ruh,

mulutnya gemetar sambil melangkah mundur.

Tuan X hendak berteriak ketakutan, tapi suaranya tertahan di

tenggorokan. Ruh menatap tenang, sambil menangis.

Ruh

: Menyesal sekali kehadiranku yang tak terduga sangat

mengganggu, mengagetkan Tuan.

Tuan X

: Han............tu

Ruh

: Aku ini ruh insan malang. Tepatnya, ruh insan yang pernah

Tuan malangkan.

Tuan X

: Tidak! Aku belum pernah merasa membunuh orang.

Ruh

: Secara langsung, memang belum.Tapi akibat tindakanmu di suatu

waktu dalam masa lampau, beratus manusia tanpa dosa harus

mati kelaparan. Atau dimakan kuman-kuman penyakit. Atau mati

diujung pancungan pedang, bayonet dan tembusan pelor, dinamit.

Dan, akulah Ruh dari sekian arwah insan malang itu.

Tuan X

: Bohong..........bohong!

Ruh X

: Ruh tidak bisa dusta. Untuk mengingat Tuan, lihatlah gambaran

wujud hayatku ini. Ingat tuan? Semasa kekuasaan fasis

merajalela menindas bangsa tuan, dengan mengaku sebagai

“saudara tua”. Dan sebagian besar bangsa tuan yang sudah

kelaparan masih dipaksa untuk menjadi pekerja “sukarela”,

dalam jumlah beribu. Dan tuan berhasil mempersembahkan

beratus orang, termasuk aku, untuk kepentingan sang saudara

tua sebagai “romusya”.

Tuan X

: Romusya?

Ruh

: Romusya, pahlawan tanah air, prajurit tanpa senjata. Berjuang

sebagai satria bersama saudara tua. Pekerja sukarela yang gagah

perwira. Rela korbankan jiwa raga demi nusa bangsa. Demi

kebebasan bangsa-bangsa Asia Timur Raya! Ingat? Betapa Tuan

menggelorakan kalimat-kalimat nan indah merdu itu, sehingga

kami terbius dan serentak teriak; setuju!

Ruh tertawa kecil maju selangkah hingga tuan X dengan gemetar

ketakutan melangkah mundur, dan sapu tangan dalam genggamannya jatuh

terlepas. Bibirnya bergerak gemetar, hendak bicara tapi ditimpa suara ruh.

Ruh

: Lalu kami baru sadar tertipu propaganda palsu, setelah kami

jadi kerangka hidup seperti gambaran wujud hayatku. Kami

diperlakukan lebih nista ketimbang keledai tua.

Tapi terlambat, mulut kami sudah dibungkam derita yang tidak

mungkin dilukiskan dengan kata. Dalam cengkeraman tangan

fasis yang mengaku pembebas bangsa-bangsa terjajah,

mengaku saudara tua. Dan, kami mati nista, tanpa kubur, tanpa

nisan, tanpa nama.

Tuan X

: Tidak! Itu bukan tanggung jawabku.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

119

Ruh meringis.

Ruh

: Ingat? Betapa banyak keluarga kami yang tumpas tanpa

keturunan, tanpa bekas.

Tuan X

: Itu bukan tanggung jawabku.

Ruh

: Ingat? Betapa kau lalu beritakan kepada biniku yang manis,

bahwa aku telah “gugur pecah sebagai ratna” di negeri

rantau...............................................

Tuan X

: Itu salah dia sendiri.........................

Ruh ketawa parau.

Ruh

: Sudah tersurat di alam baka, mereka yang celaka akan mencoba

melemparkan tanggung jawab pribadi pada orang lain. Tapi

tuan jangan takut aku bukan menuntut tanggung jawab. Aku

sama sekali tidak berhak untuk itu. Kehadiranku, cuma untuk

mengingatkan, ingatanmu.

Ruh meringis maju selangkah lagi, sehingga tuan X yang melangkah

mundur membentur meja. Tuam X tambah ketakutan, suaranya gugup teriak.

Tuan X

: Jangan.............jangan cekik aku.

Ruh

: Jangan takut, jangankan mencekik menjamah jasad Tuan pun

aku tidak kuasa melakukan.

Mendengar teriakan. Pelayan buru-buru masuk ke ruang kamar kerja.

Pelayan kaget keheranan melihat sikap tuan X.

Pelayan

: Ada apa, Tuan ?

Tuan X

: tolong...........tolong..........ada hantu.

Pelayan tersentak, ikut ketakutan.

Pelayan

: hantu? Ma........mana ..........hantunya............

Tuan X

: Di mukaku. Tolol! Tolong usir dia! Setan ini mau bunuh aku.

Pelayan

: Setan? Tuan............tuan! keranjingan setan?

Pelayan dengan ketakutan lari keluar. Ruh yang menyaksikan adegan

itu hanya meringis lebar. Dan begitu pelayan pergi, begitu ruh bicara.

Ruh

: Nah, sementara dia minta pertolongan, kita bisa teruskan

pembicaraan ini.

Tuan X

: Cukup sudah, sekarang enyah kau!

Ruh

: Sayang sekali aku masih enggan pergi. Sebab masih ada hal-

hal yang mesti kusampaikan.

Tuan sekarang bisa hidup dalam nikmat kemewahan yang gemilang.

Tuan X

: Itu bukan urusanmu!

Ruh

: Sayang sekali, bahwa aku justru merasa ikut berkepentingan.

Tuan X

: Semua ini kucapai berkat usahaku sendiri.

Ruh

: Tapi ada segi yang menyangkut kami, arwah romusya dulu

yang Tuan kerahkan. Sebab bukankah modal berjuta untuk

usaha niaga Tuan ini, Tuan peroleh dengan mempergunakan

atas nama romusya korban perang dan keluarganya. Bukankah

duit ganti rugi yang sangat besar ini Tuan peroleh, justru karena

Tuan mengaku mewakili arwah kami dan keluarga kami?

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

120

Tuan X

: Kalau kau hendak menggugat, gugatlah pihak yang berwenang.

Ruh

: Aku bukan hendak menggugat. Aku cuma mau mengingatkan

Tuan.

Tuan X mendadak memperoleh kekuatan menguasai diri dan mencoba

tertawa.

Tuan X

: Oho, mengingatkan? Baik-baik, kalau begitu ingatlah

pemerintah.

Ruh

: Kami tidak lagi berurusan dengan pemerintah dan organisasi

apa saja yang ada di dalam fana itu. Itu, urusan kalian, penghuni

dunia.

Tuan X

: Jadi kenapa kau hendak juga berurusan dengan aku, hah?

Ruh

: Oo, itu perkara lain. Sebab dengan Tuan urusannya bersifat

sangat pribadi.

Tuan X

: Urusan pribadi katamu? Hoo tidak, aku tak punya urusan

pribadi dengan hantu.

Ruh

: Sulitnya, justru aku merasa punya urusan pribadi dengan Tuan.

Kalau tidak, buat apalah kehadiranku ini.

Tuan X

: Dengar, kau memamerkan dirimu di sini tanpa ku minta, tanpa

ku undang. Jadi, persetan dengan urusanmu. Sekarang, enyah

kau!

Ruh

: Bagaimana pun juga takkan dapat tuan ingkari khusus antara

aku dan tuan masih ada urusan.

Tuan X

: Kalaupun ada, baik. Itu urusan, kelak kita rampungkan di alam

baka.

Ruh

: Kehadiranku bukan untuk merampungkan urusan itu. Soal

penyelesaian urusan itu, di luar kemampuanku.

Tuan X nampak makin berani, sambil mengacungkan telunjuk tangan

kanannya ke arah Ruh, ia berseru!

Tuan X

: Kau mau peras aku, ya!

Ruh tertawa kecil parau.

Tuan X

: He, apa yang kaurasakan lucu, hah?

Ruh

: Tuan lupa, bahwa ruh menganggap seluruh harta dunia fana,

sama sekali tidak nilai dan manfaatnya.

Tuan X

: Lalu kau mau apa?

Ruh

: Duduklah Tuan.

Tuan X dengan kesal menurut duduk.

Ruh

: Ingat? Tatkala Tuan hendak memperoleh ganti rugi yang

berjuta-juta, Tuan nyatakan janji bahwa kesemuanya adalah

untuk kepentingan “kesejahteraan keluarga romusya.” Untuk

memberikan tunjangan sosial kepada sisa keluarga yang masih

ada. Memberikan bea siswa ..............mengumpulkan tulang

belulang dan menguburkan dengan upacara agama, dengan

nisan tugu segala.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

121

Tuan X

: Itu........akan.................yang akan kupenuhi pada saatnya. Ya,

itu aku ingat dan akan kupenuhi.

Ruh

: Dalam janji.

Tuan X

: Tidak! Akan kupenuhi janji itu. Akan.........

Ruh

: Akan? Bila?

Tuan X

: Bila saatnya tiba.

Ruh tertawa kecil parau.

Ruh

: Jadi, kenpa sekarang seluruh kekayaan itu sudah tuan nyatakan

atas nama pribadi, sebagai milik pribadi?

Tuan X

: Oo, itu cuma soal administratif. Ya, untuk sementara saja

kupinjam.

Ruh

: Pinjam? Ya, ya, semua harta yang ada di dunia fana bersifat

sementara. Semua adalah pinjaman. Soalnya bukan itu. Aku

hendak mengingatkan bahwa tuan telah culas dan dusta. Tuan

telah catut nama bahkan mayat si jelata, untuk memperoleh

harta berjuta-juta guna tuan miliki dan nikmati sendiri.

Sementara Tuan masih tega, berlagak sebagai si pembela si

jelata yang malang. Tuan, masih banyak manusia menilai Tuan,

yang sempat nikmati harta haram, secara terhormat sampai saat

mati. Tapi, sebagai yang tersurat, ingat! Semua harta haram

itu akan berbicara sendiri. Dan tidaklah mungkin bagi Tuan

untuk mengelaknya.

Tuan X

: Harta haram? Jika benar begitu, aku sudah lama gulung tikar.

Kenyataannya sebaliknya. Hartaku bertambah. Namaku tambah

dihormati. Semua orang tahu kalau aku hartawan yang

dermawan.

Ruh

: Tuan berpikir seperti bocah saja. Tidak kurang, insan yang

menyimpani kejahatan malah beroleh kejayaan kehormatan di

alam fana.

Tuan X

: Kau ini memang hendak memberi kotbah ya.

Ruh

: Aku cuma mau mengingatkan ingatan tuan dalam hubungnnya

dengan arwah kami. Selanjutnya tuanlah yang melanjutkan

pilihan langkah tuan sendiri.

Tuan X ketawa.

Tuan X

: Sudah, aku tidak perlukan kotbahmu. Akalku waras. Kalaupun

sudah melangkah ke langkah sesat, itu bisa kuperbaiki kelak

dengan bertaubat.

Ruh

: Bertaubat? Ya, bahkan sudah tersurat, mereka yang celaka,

sesat. Kelak di akhirat akan mohon diberi kesempatan sekali

lagi hidup di alam fana, hanya bertaubat.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

122

Tuan X bangkit dengan perasaan mendongkol.

Tuan X

: Aku tadi bilang. Aku akan bertaubat tidak di akhirat. Tapi di

sini, di dunia ini, dalam hidupku. Bukan dalam matiku.

Ruh ketawa parau.

Ruh

: Adakah tuan punya pengetahuan, yang dapat memastikan bila

saat kematianmu tiba? Oo pikiran tuan sudah tidak berakal

lagi.

Tuan X

: Setan, kau tuduh aku sudah sinting ya!

Pada saat itu juga nyonya X muncul diikuti pelayan, kedua wanita

itu keheranan melihat tingkah laku tuan X. Nyonya X nampak cemas sekali.

Nyonya X: Mas-mas, ada apa.....?

Tuan X terkejut melihat kehadiran istri dan pelayannya, buru-buru ia

menghampiri istrinya sambil menudingkan tangan kanannya ke arah Ruh

yang tegak menatap ketiga manusia itu dengan sikap tenang-tenang.

Tuan X

: Dinda, dia itu, dia setan celaka itu bilang, bahwa aku sudah

sinting.

Nyonya X tersentak, dan tambah cemas, seraya menjerit kecil.

Nyonya X : Setan ?

Tuan X

: Ya, setan, hantu. Itu dia ada di sana, lihat dia meringis. Lihat.......

Nyonya X : Aku cuma lihat tembok.

Tuan X

: Jadi kau tidak lihat dia? Oo.........

Tuan X menghampiri pelayan yang sedang cemas ketakutan setengah

bersembunyi di belakang Nyonya X.

Tuan X

: Kau.....kau tentu lihat hantu itu, kan?

Pelayan

: Ti.....tidak, tuan.

Tuan X

: Celaka!

Ruh

: Cuma tuanlah yang bisa melihat dan mendengar bicaraku.

Tuan X dengan sikap marah cepat membalikkan badannya, meloyot ke arah

ruh sambil berteriak.

Tuan X

: Tutup mulutmu.

Nyonya X : Mas! Aku tidak bicara apa-apa.

Tuan X kembali lagi, sambil menghembuskan keluhan panjang.

Tuan X

: Bukan kau dinda yang kusuruh tutup mulut. Tapi hantu celaka

yang di sana itu.

Nyonya X : Di sana mana? Mana? Aku cuma lihat tembok, mas.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

123

Tugas Mandiri

Latihan

Ruh ketawa kecil parau, yang menyebabkan Tuan X dengan meradang

membalik, maju beberapa langkah dengan tinju amarahnya ditujukan ke

arah Ruh.

Tuan X

: Kau tertawakan aku, ya!

Nyonya X : Tidak ada orang yang ketawa, mas.

Tuan X membalik lagi

.......................................Dokter buru-buru masuk ke kamar tidur diikuti

Nyonya X.

...........................................

(Domba-Domba Revolusi, 2006:104-122)

Setelah mendengarkan pembacaan naskah drama, diskusikanlah

pertanyaan berikut dengan teman sebangku!

1.

Sebutkan siapa saja tokoh yang memerankan drama “Abu”!

2.

Apa yang membuat Tuan X menjadi ketakutan setelah menerima bingkisan?

3.

Apa saja yang dibicarakan Ruh dengan Tuan X?

4.

Tindakan masa lalu Tuan X meninggalkan kesan buruk. Coba Anda

jelaskan!

5.

Selanjutnya, apa tindakan Nyonya X melihat tingkah Tuan X?

1. Menyimpulkan Isi Drama

Untuk dapat menyimpulkan isi teks drama, ada baiknya Anda diskusikan

dulu unsur-unsur teks drama yang berupa tema, amanat, latar/ruang dan waktu,

perwatakan, dialog. Ulaslah kembali unsur-unsur tersebut, selanjutnya Anda

dapat menyimpulkan isi teks drama.

Bila Anda tadi telah berlatih mendiskusikan unsur-unsur dan menyim-

pulkan isi teks drama, sebagai portofolio gunakan teks drama lain yang Anda

dapatkan di perpustakaan sekolah Anda masing-masing. Kumpulkan hasil kerja

Anda dan mintalah penilaian kepada guru Anda.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

124

C. Berpidato tanpa Teks

Hanya sedikit dari generasi muda yang mau berlatih untuk berbicara lisan di

depan publik. Terlalu banyak alasan sehingga kemampuan tersebut hanya dimiliki

segelintir orang yang mau belajar.

Berbicara di depan umum tidak perlu memiliki bakat khusus, yang terpenting

latihan yang kontinyu akan memberikan pengetahuan baru hingga mampu berdiri

tegak di depan publik tanpa rasa canggung dan kurang percaya diri.

Bila pada pelajaran lalu, Anda telah berlatih berbicara di depan publik

menggunakan teks, kali ini Anda dapat berpidato tanpa teks namun menggunakan

kerangka pidato.

Di bawah ini disajikan kerangka pidato, coba Anda perhatikan baik-baik!

Topik

: Peranan perempuan dalam pembangunan

Tujuan umum

: memberitahukan

Tujuan khusus : agar pendengar memahami bagaimana peranan perempuan

dewasa ini dalam mensukseskan pembangunan.

Pokok-pokok uraian :

1.

perempuan dapat duduk di kursi kabinet

2.

perempuan dapat menjadi wakil rakyat

3.

perempuan dapat menjadi guru

4.

perempuan dapat melahirkan generasi muda yang tangguh

5.

perempuan memiliki peran dalam mensukseskan tugas laki-laki atau

suami

Dari pokok-pokok uraian yang berpijak pada tujuan khusus maupun tujuan

umum, Anda dapat menguraikan secara detil di depan publik dan disesuaikan dengan

waktu yang ditargetkan.

Bisa juga dengan topik yang sama, namun pemaparannya berbeda karena

tujuan yang ingin dicapai berbeda, misalnya:

Topik

: Peranan perempuan dalam pembangunan

Tujuan umum

: mendorong

Tujuan khusus : untuk menarik sebanyak mungkin peminat agar mereka

tertarik menjadi perempuan yang memiliki andil besar dalam pembangunan.

Pokok-pokok uraian:

1.

bagaimana agar perempuan dapat duduk di kabinet

2.

bagaimana agar perempuan dapat menjadi wakil rakyat

3.

bagaimana agar perempuan dapat menjadi ibu yang baik dan

menghasilkan generasi yang tangguh

4.

dan lain-lain

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

125

Latihan

Dari apa yang telah dipaparkan di atas, Anda dapat menjawab pertanyan berikut.

1.

Sebutkan topik yang dijadikan contoh kerangka pidato?

2.

Apa yang menjadi tujuan umumnya?

3.

Apa pula yang menjadi tujuan khususnya?

4.

Lalu, bagaimana pokok-pokok uraiannya?

5.

Dari topik yang sama, apakah bisa dipaparkan dengan uraian berbeda?

Jelaskan!

Sebelum berpidato, persiapan adalah mutlak bagi seorang pembicara/orator,

lebih-lebih bagi pemula. Keuntungannya adalah:

1.

memberi inspirasi dalam mempelajari bahan

2.

memberi rasa tenang dan percaya diri

3.

mempermudah menyajikan ide di depan umum

4.

menciptakan rasa senang

5.

membebaskan diri dari kepicikan diri sendiri

Lalu, bagaimana persiapan yang harus diperhatikan sebelum berpidato?

Sebagai persiapan jangka panjang sebagai berikut:

1.

menumbuhkan pribadi yang sehat

2.

memperkaya pengetahuan dan pengalaman

3.

melatih diri dalam setiap kesempatan yang ada

Sedangkan persiapan jangka pendek sebagai berikut:

1.

menentukan topik dan tujuan

2.

menganalisis publik dan situasi

3.

mengumpulkan, menyeleksi, dan menyusun bahan

4.

menentukan metode , yaitu:

a.

metode naskah, menggunakan naskah tertulis dalam berpidato

b.

metode hafalan, menggunakan naskah yng dihafalkan

c.

metode ekstemporan, membuat kerangka pidato dan menguraikannya

saat

d.

tampil metode impromptu, tidak membuat persiapan, dalam arti

secara spontan tampil

5.

membahasakan ide (menguraikan ide dengan kalimat).

Pada pembelajaran ini, Anda akan mempelajari metode pidato tanpa naskah.

Berpidato tanpa naskah artinya berpidato yang menggunakan metode ekstemporan,

artinya naskah pidato dirancang, direncanakan dengan cermat, dan dibuat catatan

penting sekaligus menjadi urutan naskah tersebut. Dengan menggunakan catatan,

pembicara dapat bebas memilih kata-katanya sendiri. Metode ini fleksibel dan

variatif.

Hal yang terpenting dalam jenis pidato ini, demikian juga dengan jenis pidato-

pidato lainnya, yaitu intonasi, lafal dan sikap/penampilan.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

126

Latihan

Intonasi merupakan unsur penting bagi seorang orator. Intonasi yang datar

dan tidak variatif dapat mengakibatkan pidato menjadi hambar. Nada suara yang

tidak disesuaikan dengan kondisi dan situasi juga mnyebabkan pidato itu menjadi

tidak menarik. Tidak mungkin pula bila berpidato di dalam ruangan yang kecil

dengan volume suara yang keras dan lantang, hal ini akan menimbulkan

ketidaknyamanan

audiens

.

Kejelasan lafal akan memudahkan

audiens

memahami isi pidato. Lalu

bagaimanakah sikap yang baik untuk berpidato?

Sikap yang seharusnya dimiliki orator dalam berpidato sebagai berikut:

1) bersahaja, dalam arti tampil dengan tidak berlebihan

2) memahami

audiens

yang akan dihadapi

3) tidak memberikan gerakan yang terlalu berlebihan, baik tangan ataupun

anggota tubuh lainnya

4) menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua audiens

5) tidak gugup dan selalu membangun rasa percaya diri secara tidak berlebihan

6) berusaha memahami

audiens

7) sikap berdiri tegak dan memandang kesemua audiens

Berbicara di depan umum/publik bila menggunakan naskah sangatlah

mudah, hanya menumbuhkan rasa keberanian dan percaya diri saja. Tetapi bila

harus berpidato dengan tanpa menggunakan teks, itu pun merupakan hal yang

mudah bila dipersiapkan secara matang. Anda pun dapat mencobanya di depan

kelas dengan sebelumnya mempersiapkan bahan dari topik “pemberdayaan

perempuan”

Bila Anda kesulitan, bergabunglah dengan teman semeja. Buatlah

kerangka pidato dan Anda dapat menguraikannya saat Anda di depan publik.

Perhatikan pula intonasi, lafal dan penampilan Anda saat berpidato.

D. Menulis Karangan dengan Pola

Pengembangan Deduktif dan Induktif

Masih ingatkah Anda dengan paragraf induktif dan deduktif? Bila Anda

lupa, bukalah kembali pelajaran yang lalu untuk menyegarkan ingatan Anda.

Sesungguhnya hampir sama, namun pada pembelajaran kali ini, ruang

lingkupnya luas. Dalam arti, bukan hanya membicarakan paragraf, tetapi

karangan yang mencakup banyak paragraf.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

127

Coba Anda perhatikan bacaan berikut ini. Bacalah dan pahami isinya

terlebih dahulu!

Ketekunan “Werkudoro” dari Klaten

Kecintaan Sumanto (47), warga desa Butuh, desa Sidowarno,

kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada dunia

pewayangan tak lepas dari situasi keluarga yang kurang beruntung.

Dengan niat untuk mempertahankan hidup, ia membuat kerajinan

kulit dari sang kakak. Ketekunanya membuahkan hasil. Ia menang diberbagai

perlombaan yang diadakan tingkat nasional di Jakarta .

Setelah keberhasilannya itu, sejumlah pelanggan dari luar kota pun

memberi penghasilan bagi Sumanto.

Menghasilkan sebuah karya seni yang memiliki pakem tak mudah.

Sampai saat ini, Ayah dari tiga putra ini masih memegang sendiri pembuatan

pola wayang, karena kuatir corak dan pamor wayang sudah dapat dilihat

dari awal pembuatan polanya.

www.planetmole.org

Gambar 6.2: Proses pembuatan wayang kulit

Setelah bahan pilihan diperoleh, dia harus mengerjakan pembuatan

pola wayang yang memiliki 400 pola wayang. Ada satu wayang yang

memiliki satu corak, yaitu werkudoro. Tokoh wayang ini yang paling banyak

dipesan orang. Sampai saat ini, Sumanto masih mengerjakan sendiri

pembuatan pola karena membutuhkan ketelitian tinggi. Selanjutnya, kulit

sudah berpola baru diserahkan kepada perajin untuk ditatah.

Cuaca pun sangat berpengaruh terhadap hasil kerja mereka. Jika

musim kemarau, penatah merasakan kesulitan tinggi sebab kulit menjadi

keras. Penatah akan merasa nyaman bila mengerjakannya pada musim hujan.

Hal ini bertolak belakang dengan bagian pewarna. Mereka berharap pada

musim kemarau hasil karya mereka cepat kering.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

128

Latihan

Setelah ditatah, diberi warna. Selain menggunakan cat, proses ini

juga menggunakan kertas dari emas, yang nanti harga jualnya akan tinggi.

Sampai langkah ini, Sumanto selalu memperhatikannya agar tidak ada yang

terlupakan. Selesai diberi warna, wayang harus digapit dengan tanduk

kerbau. Dari jenis gapit ini pun kualitas wayang dapat dilihat. Jika gapit

berwarna bening, bisa dipastikan kualitasnya terbaik dan jika berwarna

hitam, berati kualitasnya jelek.

Penghasilan dari kerajinan wayang tidak pasti. Dia harus membaca

pasar dan koneksi yang menjadi kunci keberhasilannya. Beberapa tokoh

yang laris di pasar adalah Rama, Sinta, Hanoman, Kresna, Harjuna,

Werkudoro. Biasanya yang pesan satu set wayang itu para dalang. Untuk

satu set wayang, ia membandrol 350 juta dan bila hendak memesan wayang

pada Sumanto harus membayar 50% di muka.

Selain membuat wayang, ia juga mereparasinya. Tak cukup uang 3

juta untuk mereparasi ke-50 wayang.

Setelah sekitar 30 tahun berkutat dengan kerajinan seni ukir wayang,

Sumanto tak lagi bimbang. Meski pada masa-masa awal ia tergoda untuk

meninggalkan kerajian ini. Tetapi, dia berpikir, bahwa siapa lagi yang mau

membuat wayang? Walau kepiawaiannya membuat wayang tak diragukan,

pria ini tetap rendah hati.

(Kompas, 2007: 16)

Dengan membaca dan memahami bacaan di atas, Anda dapat mengerjakan

soal-soal berikut dengan tepat.

1.

Dari manakah asal Sumanto?

2.

Keahlian apa yang dimiliki Sumanto?

3.

Setelah Sumanto sukses, kota mana saja yang memberikan penghasilan

baginya?

4.

Jelaskan proses pembuatan wayang hingga jadi!

5.

Berapa penghasilan Sumanto dalam membuat wayang?

6.

Berapakah harga jual wayang yang berkualitas baik?

7.

Berapa pula harga jual satu set wayang?

8.

Siapakah pelanggan tetap Sumanto?

9.

Berapakah harga yang ditawarkan, bila mereparasi 50 wayang?

10. Setelah sekian tahun, apa yang menjadi kebanggaan Sumanto terhadap

ketekunannya?

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

129

Paragraf/alinea yang menempatkan kalimat pokok pada awal alinea dan

gagasan pokoknya mendapat penekanan secara wajar disebut deduktif.

Paragraf/alinea ini mula-mula mengemukakan pokok persoalan, kemudian

menyusul uraian-uaraian yang terperinci. Kalimat-kalimat lain dalam sebuah

paragraf harus difokuskan untuk memperjelas ide atau gagasan pokok tadi.

Perhatikan paragraf berikut ini!

“Dalam perubahan masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang amat

cepat dalam lima puluh terakhir ini, tentulah bahasa Indonesia sebagai

penjelmaan masyarakat dan kebudayaan itu, amat cepat berubah. Pertemuan

dan pengaruh masyarakat dan kebudayan modern kepada bangsa Indonesia

boleh dikatakan mengenai seluruh kehidupan bangsa Indonesia, sehingga

banyak dan serba ragam perubahan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Pada hakekatnya, apabila kita berbicara tentang perubahan suasana,

perubahan gaya bahasa Indonesia, pembebasannya dari suasana konservatif

dan timbulnya bermacam-macam eksperimen yang baru dalam kata maupun

bentuk bahasa, kita sudah berbicara tentang permodernan bahasa Indonesia.

Segala usaha pembebasan dan eksperimen dalam bahasa Indonesia sejalan

dengan perubahan masyarakat dan kebudayaan ini tentu tidak dapat berlaku

sewenang-wenang, meski lambat-laun tunduk juga kepada proses

standardisasi untuk keefisienan bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan

dan pemikiran.”

(komposisi, 2001: 70-71)

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat

topik yang mengandung gagasan pokok “bahasa Indonesia amat cepat berubah”.

Kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan penjelasan dan perincian lebih lanjut

dari gagasan pokok tersebut.

Berdasarkan hal di atas, maka model paragraf/alinea ini bila digambarkan

dengan bagan sebagai berikut.

BAGAN

Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea tersebut.

Dalam hal ini alinea/paragraf itu bersifat induktif. Paragraf ini disusun sehingga

dapat mencapai klimaks dalam kalimat pokok yang terdapat di akhir paragraf itu.

Pola ini lebih sulit, tetapi lebih efektif, terutama dalam mengemukakan argumentasi.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

130

Tugas Mandiri

“Semulanya kita condong pada pendapat, bahwa barang-barang,

benda-benda, itu memang lebih dekat pada kita, lebih mudah dipahami.

Barang itu kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, kita pakai sebagai

alat, kita ketahui sifat-sifatnya, sedangkan pribadi orang sering merupakan

teka-teki, suatu misteri. Namun, setelah pendapat ini kita selidiki, ternyatalah,

bahwa barang-barang ini nampaknya lebih dekat pada kita, karena

sebelumnya kita sendiri yang sudah mendekatkan mereka pada kita. Dunia

kebendaan, barang-barang, baru memperoleh arti dan maknanya sesudah

disentuh oleh manusia, menjadi kursi atau sepeda sesudah disinari oleh

budi manusia. Jadi, melalui manusialah kita mendekati dunia kebendaan”.

(Komposisi, 2001: 71-72)

Paragraf di atas jelas memperlihatkan bahwa gagasan utama terdapat pada

kalimat terakhir, yang sekaligus menjadi kalimat topiknya. Kalimat-kalimat

sebelumnya merupakan penjelasan atau pokok-pokok pikiran yang lebih kecil yang

disusun sedemikian sehingga mencapai klimaks atau gagasan utamanya pada akhir

kalimat, yaitu “melalui manusialah kita mendekati dunia kebendaan”

Bila digambarkan, pola paragraf tersebut sebagai berikut.

BAGAN

Setelah Anda memahami bacaan di atas dan memahami uraian tentang

pola pengembangan karangan, cobalah untuk menganalisis bacaan tersebut.

Temukanlah pola pengembangan paragraf (deduktif dan induktif) dan bila dalam

bacaan di atas tidak Anda temukan, cobalah untuk menyusun pola pengembangan

dengan kalimat sendiri. Bila Anda kesulitan, mintalah bimbingan guru Anda.

Bab VI

~ Sumber Daya Alam

131

Refleksi

Rangkuman

1.

Kesimpulan secara induktif terdiri dari:

a. generalisasi

d. akibat-sebab

b. analogi

e. sebab-akibat1-akibat2

c. sebab-akibat

2.

Menyimpulkan isi drama dapat dilakukan dengan langkah-langkah

berikut:

a. mendengarkan pembacaan naskah drama

b. menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam naskah

c. mengamati setiap dialog pelaku

d. menyimpulkan isi berdasarkan unsur-unsur di atas

3.

Persiapan yang dilakukan dalam berpidato dengan metode tanpa naskah/

ekstemporan sebagai berikut:

a.

menentukan tema pidato

b.

membuat kerangka pidato

c.

menguraikannya saat berpidato

Saat berpidato pun hendaknya memperhatikan:

a.

kejelasan lafal

c.

kesesuaian penghayatan

b.

ketepatan intonasi/nada

d.

sikap yang tidak berlebihan

4.

Untuk menulis sebuah karangan dengan pola pengembangan deduktif

dan induktif hendaknya memahami kedua pola pengembangan tersebut.

Pola pengembangan deduktif adalah pola yang menampilkan terlebih

dahulu gagasan-gagasan pokoknya selanjutnya diikuti gagasan penjelas-

nya. Pola pengembangan induktif adalah pola yang menampilkan

gagasan-gagasan penjelasnya dan diakhiri dengan gagasan pokok.

1.

Dalam menemukan paragraf deduktif atau pun induktif hendaknya harus

memperhatikan semua kalimat dalam satu paragraf. Hindari hanya

membaca satu atau dua kalimat di awal saja.

2.

Hindarilah sikap dalam menyimpulkan drama hanya mendengarkan akhir

ceritanya saja tetapi memperhatikan keseluruhan cerita dan pernak-

perniknya.

3.

Dalam berpidato tanpa teks, hindari sikap kaku dikarenakan menghafalkan

naskah yang telah ditulis secara utuh. Buatlah serileks mungkin.

4.

Dalam menulis karangan baik dengan pola pengembangan deduktif atau

pun induktif hindarilah penulisan kalimat yang tidak sesuai topik sehingga

gagasan pokoknya tidak terwujud dalam kalimat utamanya.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

132

Uraikan jawaban atas pertanyaan berikut ini dengan tepat!

1.

Apa yang dimaksud dengan kesimpulan secara:

a.

deduktif

b.

induktif

2.

Buatlah contoh paragraf yang menggunakan kesimpulan secara deduktif maupun

induktif!

3.

Jelaskan beberapa tahap yang dilakukan untuk membuat kesimpulan naskah

drama yang Anda dengarkan!

4.

Apa yang perlu Anda persiapkan bila harus berpidato tanpa naskah/ekstemporan?

5.

Apa yang dimaksud dengan:

a.

karangan yang berpola pengembangan deduktif

b.

karangan yang berpolapengembangan induktif

Berikanlah masing-masing contohnya!

Evaluasi

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.