Halaman
PELAKSANAAN DAN PENULISAN
LAPORAN PENELITIAN
BAB VI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari isi bab ini, diharapkan Anda dapat:
1. menyusun instrumen penelitian,
2. menentukan dan memanfaatkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data,
3. mengolah data hasil penelitian dengan metode yang tepat, dan
4. merumuskan hasil penelitian dan melaporkannya secara tertulis.
Kata Kunci :
Pelaksanaan penelitian, Tes, Angket, Wawancara, Daftar penelitian,
Skala
bertingkat, Analisis data, Yules Q, Spearmans rho, Sistematika laporan,
Bahasa dan Cara pengetikan laporan.
Gambar 6.1
Pada umumnya hasil penelitian
dipresentasikan di depan umum.
Sumber: Solopos, 18 November 2006
Setelah mempelajari Bab 5, ten-
tunya Anda sudah memahami ha-
kikat penelitian dan mampu mem-
buat desain penelitian. Pada saat ini,
seharusnya Anda sudah memiliki se-
buah desain penelitian yang baik dan
dapat melaksanakan. Oleh karena itu,
pada Bab 6 ini Anda akan diajak
mempraktikkan secara langsung de-
sain penelitian yang sudah anda buat
tersebut.
Setelah Anda melakukan sebuah
penelitian, Anda akan dituntut mam-
pu mengkomunikasikan hasil penelitian yang telah Anda lakukan. Oleh kare-
na itu, dalam bab ini pula berbagai tata cara pembuatan laporan hasil pene-
litian akan dibicarakan. Dengan demikian, setelah Anda mempelajari sosi-
ologi selama tiga tahun di kelas X, XI, dan XII diharapkan Anda mampu
berperan aktif mengembangkan pengetahuan sosiologi melalui penelitian il-
miah.
210
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Peta Konsep
Pengembangan
Instrumen
Pengumpulan
Data
Analisis
Data
Penarikan
Kesimpulan
1) Tes, 2) Angket, 3) Pedoman
Wawancara, 4) Check List, 5) Skala
Bertingkat
1) Latihan
2) Pelaksanaan
1) Persiapan
2) Tabulasi
3) Kalkulasi
1) Nonstatistik
2) Statistik
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel
e. Daftar Gambar dan Diagram
A. Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Sistematika Penelitian
B. Bab 2 Kajian pustaka
1. Landasan Teori
2. Kerangka Berpikir Peneliti
3. Hipotesis
C. Bab 3 Metodologi Penelitian
1. Pemilihan Subjek Penelitian (Metode, Sampel, dan
Teknik Sampling)
2. Pendekatan Penelitian
3. Pengumpulan Data
D. Bab 4 Pelaksanaan Penelitian
1. Analisis Data
2. Hasil Analisis
E. Bab 5 Hasil Penelitian dan Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Indeks
Pelaksanaan Penelitian
Penulisan Hasil Laporan
Meliputi
Meliputi
Meliputi
Meliputi
Terdiri atas
Terdiri atas
Dituangkan
211
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
A. Pelaksanaan Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 5, proses penelitian ilmiah meliputi
tiga langkah pokok, yaitu penyusunan desain (rencana), pelaksanaan, dan
pelaporan. Anda telah menguasai penyusunan desain penelitian yang terdiri
dari enam sublangkah, mulai dari merumuskan masalah, merumuskan anggapan
dasar, merumuskan hipotesis, memilih pendekatan, menentukan variabel, dan
menentukan sumber data. Apabila Anda telah benar-benar menguasai langkah
penyusunan desain, berarti Anda telah menguasai 60% prosedur penelitian.
Pada dasarnya desain merupakan cetak biru (
blue print
)
kegiatan penelitian,
sehingga segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian harus sudah
dirancang dalam desain.
Oleh karena itu, dalam mempelajari langkah pelaksanan
pada dasarnya adalah hanya mempraktikkan segala sesuatu yang telah dirancang
tersebut. Beberapa detail mengenai teknik pembuatan instrumen pengumpulan
data dan metode pengolahan serta kesimpulan, sebenarnya merupakan
penjabaran lebih lanjut isi desain yang telah dibuat. Berikut ini, kita akan mem-
pelajari tiga langkah pelaksanaan penelitian, yaitu menentukan dan menyusun
instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.
1. Menentukan dan Menyusun Instrumen Pengumpul Data Penelitian
Di dalam desain penelitian, Anda telah mencoba merancang cara atau
metode pengumpulan data. Beberapa cara yang telah dibicarakan secara singkat
antara lain wawancara, angket, kuesioner, dan studi pustaka. Sebenarnya, ragam
metode pengumpulan data lebih dari itu. Setiap metode memiliki alat khusus
yang berbeda dengan metode lain, untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul
data tersebut disebut instrumen pengumpul data. Secara umum, instrumen
pengumpul data ada dua macam yaitu instrumen yang berupa tes dan instrumen
yang berupa nontes. Secara lengkap, berbagai metode pengumpul data beserta
istrumennya dapat Anda lihat pada daftar berikut ini.
1. Tes tertulis
1. Soal tes
2. Tes lisan
2. Rambu-rambu pertanyaan
3. Angket
3. a. Angket
b. Skala bertingkat
4. Wawancara
4. a. Pedoman wawancara
b. Daftar penelitian
c.
Tape Recorder
5. Pengamatan
Daftar penelitian
6. Dokumentasi
6. a. Daftar penelitian
b. Kerangka, sistematika, dan hasil analisis
7. Inventori
7. a. Inventori
b. Angket dengan alasan sistematis.
Metode
Instrumen
Sumber
: Suharsimi Arikunto, 1994
212
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Dari semua jenis instrumen yang ada, sebagian telah terstandar dan
sebagian besar harus dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen tersebut pada
umumnya tersedia di lembaga-lembaga pengukuran dan penilaian. Instrumen
yang sudah terstandar antara lain tes intelegensi, tes minat, tes kemampuan
dasar (bakat), tes kepribadian, dan beberapa tes prestasi belajar (misalnya soal-
soal Ujian Nasional yang tersedia di Badan Standar Nasional Pendidikan). Tes-
tes tersebut telah mengalami uji kelayakan sebagai alat ukur berkali-kali, sehingga
valid dan reliabel.
Validitas dan reliabilitas merupakan syarat mutlak sebuah instrumen yang
akan digunakan. Oleh karena itu, Apabila Anda selaku peneliti memutuskan
untuk membuat sendiri instrumen penelitian, maka kedua hal itu harus Anda
perhatikan. Valid artinya sahih, sedangkan reliabel artinya dapat dipercaya.
Suatu instrumen dikatakan sahih (valid) apabila mampu mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Dan instrumen dikatakan reliabel apabila
mampu memberikan data yang dapat dipercaya kebenarannya.
Pada saat harus membuat instrumen penelitian, Anda harus benar-benar
menguasai prosedur pembuatannya. Instrumen tidak asal dibuat, akan tetapi
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang intinya menghasilkan soal tes
yang terpercaya dan sahih. Pada dasarnya semua instrumen penelitian harus
valid dan reliabel. Untuk itu setiap upaya membuat instrumen apa pun harus
memperhatikan tata cara dan ketentuan yang mengaturnya. Secara umum
langkah-langkahnya meliputi:
a. perencanaan,
b. penulisan atau pembuatan instrumen,
c. penyuntingan (
editing
),
d. uji coba (
try out
),
e. analisis hasil uji coba, dan
f. revisi atau perbaikan.
Pada umumnya di dalam buku yang membicarakan metodologi penelitian
dan pembuatan soal ujian di sekolah hal tersebut dijelaskan. Namun, untuk
keperluan pembelajaran kita saat ini, Anda tidak perlu menempuh langkah-
langkah rumit tersebut untuk membuat suatu instrumen. Namun, pembuatan
instrumen penelitian hendaknya selalu dikonsultasikan kepada guru sehingga
diperoleh instrumen yang cukup handal sebagai alat ukur data.
Berikut ini akan dijelaskan enam macam instrumen yang dapat dipakai
dalam penelitian. Setiap instrumen memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Namun, bukan berarti suatu instrumen pasti lebih hebat dari instrumen
yang lain. Sama dengan metode penelitian, tepat tidaknya instrumen bergantung
kepada desain penelitian. Dalam desain itulah ditentukan masalah yang diteliti,
variabel, metode, dan sumber datanya. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pemilihan bentuk instrumen:
213
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menentukan jenis-jenis variabel. Dari variabel-variabel
itulah indikator dirumuskan. Kemudian instrumen bisa dirumuskan dan indikator.
Oleh karena itu, tujuan penelitian mempengaruhi penentuan pilihan instrumen
yang digunakan.
b. Sampel Penelitian
Banyaknya sampel yang dijadikan sumber data berpengaruh terhadap
bentuk instrumen, terutama apabila peneliti mempertimbangkan efisiensi waktu,
biaya, dan tenaga. Misalnya, peneliti akan lebih efisien menggunakan angket
daripada harus mewawancarai seratus responden. Sebaliknya, apabila sampel
terdiri dari para petani di desa pelosok yang buta huruf, penggunaan angket
tentu menyulitkan sehingga penggunaan wawancara lebih baik.
c. Lokasi
Jauh dan dekat, sempit dan luasnya lokasi yang harus dikunjungi akan
memengaruhi data dan pertimbangan peneliti dalam memilih instrumen. Untuk
lokasi yang tersebar di berbagai tempat, penggunaan angket akan lebih baik.
d. Pelaksana
Jumlah peneliti dalam sebuah penelitian berpengaruh terhadap instrumen
yang akan digunakan. Apabila Anda sebagai peneliti tunggal, pastinya akan
merasa berat apabila harus mewancarai satu persatu responden yang berjumlah
200 orang. Dalam keadaan seperti ini, angket akan membantu memudahkan
kegiatan penelitian. Oleh karena itu, pemilihan instrumen disesuaikan dengan
jumlah peneliti yang terlibat.
e. Biaya dan Waktu
:aktor biaya dan waktu sebenarnya telah kita singgung sehubungan dengan
faktor-faktor yang lain. Lebih jelasnya, penelitian membutuhkan biaya untuk
pembuatan desain, transportasi, dan akomodasi. Apabila biaya kurang tersedia,
maka peneliti harus pandai-pandai memilih instrumen yang tidak menuntut
pembiayaan besar dalam pelaksanaannya. Misalnya, angket tentu lebih hemat
dibandingkan dengan wawancara, karena angket menghemat waktu dan biaya
dibanding wawancara atau pengamatan.
f. Data
Peneliti sering menginginkan data yang akurat dan mendalam. Untuk itu
diperlukan penggunaan beberapa instrumen sekaligus, terutama instrumen yang
memungkinkan peneliti memperoleh data yang diinginkannya. Data penelitian
ada dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pada prinsipnya, semua
instrumen dapat digunakan untuk kedua jenis data tersebut, akan tetapi penelitian
akan lebih efektif apabila pemilihan instrumen disesuaikan dengan jenis data
214
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
yang akan dicari. Misalnya, instrumen wawancara dapat digunakan untuk menge-
tahui data kuantitatif responden seperti jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga,
jumlah penghasilan, dan lain-lain. Namun, instrumen ini tidak efektif karena
membutuhkan waktu yang cukup lama. Instrumen angket akan lebih cepat dan
efektif untuk memperoleh data-data yang bersifat kuantitatif. Instrumen
wawancara akan sangat efektif apabila digunakan untuk data kualitatif seperti
persepsi, sikap, dan kepribadian responden.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti akhirnya harus
memilih salah satu instrumen yang paling tepat. Tepat dalam arti, hemat biaya,
waktu, dan tenaga, namun memperoleh data yang akurat dan terpercaya. Lima
instrumen utama yang dapat dipilih adalah tes, angket, pedoman wawancara,
daftar penelitian (
check list
), dan skala bertingkat.
a. Tes
Dari semua bentuk instrumen penelitian yang akan dibicarakan di sini, tes
adalah bentuk yang paling Anda kenal. Selama bersekolah Anda senantiasa
menghadapi tes. Apakah sebenarnya tes itu?
Tes adalah sejenis alat ukur kemampuan, keterampilan, intelegensi, bakat,
dan sikap seseorang atau sekelompok orang. Wujudnya berupa soal-soal tertulis
atau tidak tertulis. Ada tujuh jenis tes yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian, yaitu
1) tes kepribadian (
personality test
),
2) tes bakat (
aptitute test
),
3) tes intelegensi (
intelligent test
),
4) tes sikap (
attitude test
),
5) tes proyeksi (
projective test
),
6) tes minat
(measurement of interest
), dan
7) tes prestasi (
achievement
test
).
Tes kepribadian digunakan untuk mengungkap unsur-unsur kepribadian
seseorang seperti konsep diri, kreativitas, kedisiplinan, dan kemampuan-
kemampuan khusus. Tes bakat, tes intelegensi, dan tes sikap (skala sikap),
digunakan untuk mengukur bakat, sikap, dan tingkat kecerdasan seseorang.
Tes proyeksi merupakan bagian dari grafologi, yaitu suatu upaya mengungkap
kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya atau kemampuannya dalam
memahami gambar tertentu. Tes minat digunakan untuk menggali minat se-
seorang, misalnya ketika Anda akan diarahkan untuk memilih kegiatan
ekstrakurikuler tertentu. Dan yang paling sering Anda alami adalah tes prestasi
belajar, baik dalam bentuk ulangan harian (ulangan blok), ulangan akhir semester,
maupun ujian nasional. Tes seperti itu dimaksudkan untuk mengukur kemam-
puan Anda setelah mempelajari suatu materi pelajaran.
Sifat tes ada dua yaitu objektif dan subjektif. Tes objektif mampu mengung-
kap data yang bersifat pasti, jawabannya sudah ditentukan dan tinggal memilih
salah satu jawaban yang disediakan. Soal-soal pilihan ganda yang sering Anda
215
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
hadapi adalah bentuk tes objektif. Sebaliknya, tes uraian (esai) bersifat subjektif
karena seseorang harus memberikan jawaban dengan uraian bebas mengguna-
kan susunan kalimatnya sendiri. Jawaban seperti itu mempunyai unsur subjek-
tifitas sangat tinggi, sehingga disebut tes subjektif. Ragam jawaban tes uraian
pun pasti tidak sama, kecuali kalau jawaban itu mencontoh (menyontek) jawaban
orang lain. Jawaban itu tidak dapat diterima sebagai data yang valid.
Sebenarnya, bentuk tes objektif tidak hanya berupa pilihan ganda, walaupun
bentuk itu yang paling sering dipakai. Di samping itu terdapat pula tes benar
salah, tes menjodohkan, dan tes sebab-akibat. Tes benar salah berupa sajian
pernyataan dan diikuti pilihan jawaban benar atau salah (B S). Peserta tes
diminta memilih B kalau pernyaataan yang disajikan benar dan S kalau salah.
Tes menjodohkan berupa serangkaian pernyataan di satu sisi dan serangkaian
pilihan pasangan yang sesuai di sisi lain. Peserta diminta memasangkan setiap
pernyataan dengan pilihan yang tepat. Urutan opsi disusun secara acak dan
jumlahnya lebih dari jumlah pernyataan yang ada. Soal tes yang dianggap paling
sulit adalah bentuk mencari hubungan sebab-akibat. Sebab, peserta tes selain
ditutut berpikir untuk menentukan pilihan yang tepat, juga dituntut mampu
memahami hubungan sebab akibat antara dua pernyataan sekaligus.
Tes subjektif selain berbentuk soal uraian atau jawaban bebas juga dapat
berupa soal isian. Sebuah pernyataan disajikan dan satu atau beberapa bagiannya
dirumpangkan (dikosongi). Peserta tes diminta untuk mengisi dengan kata atau
istilah yang tepat untuk mengisi rumpang tersebut.
Selain dapat dibedakan berdasarkan sifat jawabannya, tes juga dapat
dibedakan menurut cara penyampaian dan cara menjawabnya. Pembedaan ini
menghasilkan tiga jenis tes, yaitu tertulis, lisan, dan tindakan. Tes tertulis
disampaikan dalam bentuk tertulis dan dijawab secara tertulis pula. Dengan
bentuk dan cara menjawab seperti itu, tes tertulis memungkinkan peneliti
menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam proses pengumpulan data. Peneliti
hanya membuat serangkaian soal dan menggandakannya untuk sejumlah orang
yang akan dites. Dalam sekali tes, sejumlah orang dapat ditangani bersama-
sama. Kemudahan seperti itu tidak dimiliki oleh tes lisan dan tes tindakan. Tes
lisan disampaikan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Cara ini tentu
akan memakan waktu dan tenaga bagi peneliti. Namun, tes lisan dapat
meminimalisasi kecurangan jawaban dari peserta tes. Demikian juga tes tindakan
yang pertanyaannya disampaikan secara lisan (dapat pula tertulis), kemudian
peserta tes mempraktikan tindakan yang diminta tester (orang yang mengetes).
Demikianlah, semua bentuk tes yang ada ternyata memiliki keunggulan dan
kelemahan tertentu.
Contoh instrumen dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian bebas tidak
perlu diberikan secara khusus di sini. Setiap akhir sub-bab maupun bab dalam
buku seri sosiologi 1, 2, dan 3 ini Anda pasti menjumpai kedua bentuk tes
tersebut. Berikut ini adalah contoh-contoh tes B-S, menjodohkan, sebab-akibat,
dan isian.
216
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
1) Contoh tes Benar Salah
Perintah: Pilihlah B apabila pernyataan Anda anggap benar dan S apabila
pernyataan Anda anggap salah!
Soal : a) Masyarakat Indonesia tidak bersifat patriarkhal. B - S
b) Mobilitas sosial di Bali sangat dipengaruhi oleh
sistem kasta.
B - S
Kunci jawaban: soal a) adalah S, dan soal b) adalah B.
2) Contoh tes menjodohkan
Perintah:Jodohkanlah pernyataan di sebelah kiri dengan pilihan jawaban
di sebelah kanan!
Soal :
a) Kaidah-kaidah yang mengatur perilaku warga (1) lembaga sosial.
masyarakat.
b) :aktor yang paling berpengaruh terhadap (2) norma sosial.
perubahan sosial.
(3) teknologi.
Kunci jawaban:
soal a) dipasangkan dengan opsi (2), soal b) dipasangkan dengan opsi (3),
dan opsi (1) sebagai pengecoh.
3) Contoh tes sebab akibat
Perintah:Pilihlah A apabila pernyataan benar dan alasan benar, serta
keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Pilihlah B apabila pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanya
tidak
menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Pilihlah C apabila pernyataan benar dan alasan salah, dan keduanya
tidak
menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Pilihlah D apabila pernyataan salah dan alasan benar, serta keduanya
tidak
menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Pilihlah E apabila pernyat
aan salah dan alasan salah.
Soal :
a) Industrialisasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial, SEBAB
industrialisasi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.
b) Masyarakat desa bersifat guyub (
gemeinschaft
), SEBAB nilai-nilai
solidaritas di masyarakat desa masih dijunjung tinggi.
Kunci jawaban : soal a) jawabannya adalah B, dan soal b) jawabannya
adalah A.
4) Contoh soal isian
Perintah : Isilah bagian-bagian yang dirumpangkan dengan kata atau istilah
yang tepat!
Soal :
a) Adanya golongan orang kaya dan orang miskin merupakan bukti bahwa
masyarakat mengalami ... di samping itu ada pula kelompok-kelompok
sosial sebagai akibat proses .... Kedua proses itu membentuk struktur
sosial.
217
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
b) Masyarakat tanpa kelas yang dicita-citakan ... tidak pernah terwujud.
Kunci jawaban: soal a) secara urut diisi dengan stratifikasi dan
deferensisasi, dan soal b) diisi dengan marxisme atau Karl Marx.
b. Angket atau Kuesioner
Angket merupakan instrumen pengumpulan data untuk metode angket.
Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan). Responden mem-
berikan informasi mengenai dirinya sendiri maupun mengenai orang lain yang
dia ketahui. Apabila responden memberikan informasi mengenai dirinya sendiri,
maka disebut angket langsung. Sebaliknya, apabila responden memberikan
informasi mengenai orang lain maka disebut angket tak langsung. Karena sifat
manusia pada umumnya lebih suka menceritakan hal-hal baik mengenai dirinya
sendiri dan menutup-nutupi keburukan dirinya, maka angket tak langsung dinilai
lebih menguntungkan peneliti. Tidak semua isi angket selalu menanyakan hal-
hal yang bersifat pribadi sehingga dalam kasus seperti ini angket langsung dapat
digunakan. Kedua jenis angket tersebut selalu dapat digunakan sesuai situasi
dan kondisi yang tepat.
Baik angket langsung maupun tak langsung ada yang berupa pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab dengan kalimat bebas. Bentuk angket ada dua
macam yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Tes uraian juga disebut angket
terbuka, karena secara terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kata-katanya sendiri. Selain itu, peneliti dapat mengarahkan
jawban responden agar seragam. Caranya, di samping pertanyaan-pertanyaan
diberikan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu yang
dianggap sesuai dengan isi hati dan pikirannya. Angket tertutup berupa soal
pilihan ganda, atau dapat berupa daftar penelitian, dan skala bertingkat (
rating
scale
). Jawaban angket terbuka tentu lebih merepotkan proses pemeriksaan
apabila dibanding jawaban yang diseragamkan (tinggal memilih salah satu).
Namun, jawaban uraian lebih memungkinkan bagi peneliti untuk memperoleh
informasi yang tak terduga sebelumnya. Informasi seperti ini akan lebih
mengembangkan penelitian yang berjalan.
Dengan menggunakan instrumen berupa angket, peneliti maupun
responden dipermudah dalam beberapa hal. Kemudahan itu antara lain:
1) peneliti tidak harus hadir secara langsung mengedarkan angket kepada
responden,
2) angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden sehingga
menghemat waktu,
3) responden dapat memberikan jawaban sesuai kesempatan yang ada pada
dirinya dan sesuai kemampuan pribadinya,
4) responden tidak perlu khawatir kejujurannya berakibat negatif pada dirinya
karena dia tidak perlu mencantumkan identitas (anonim), serta
5) dapat dibuat berstandar karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sama.
218
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Di samping keunggulan seperti di atas, angket juga mengandung kelemahan.
Kelemahan itu antara lain:
1) apabila responden tidak teliti atau tidak menjawab pertanyaan maka peneliti
sulit menemukan responden tersebut untuk melengkapi jawabannya,
2) kevalidan sebuah angket masih diragukan,
3) responden sering memberikan jawaban yang tidak jujur,
4) angket yang dikirim lewat pos sering tidak dikembalikan, atau
pengembaliannya terlalu lama dan tidak bersamaan sehingga menyulitkan
program penelitian.
Untuk meminimalisasi kelemahan angket yang dikirim lewat pos atau kurir,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam surat pengantarnya. Hal-hal
itu adalah alamat responden harus lengkap, penjelasan mengenai tujuan dan
pentingnya diadakan penelitian, penjelasan mengenai pentingnya kerja sama
dari responden, ketentuan batas waktu pengisian angket, alamat jelas untuk
pengembalian angket, ucapan terima kasih, alamat peneliti selaku pengirim,
dan tanggal pengiriman.
Berikut ini diberikan contoh angket singkat untuk masalah penelitian yang
sudah dijabarkan menjadi variabel dan indikator-indikator.
Judul penelitian :
Perilaku
Menyontek
di Kalangan Peserta didik
Variabel
: Perilaku menyontek
Indikator :
1) menyontek dan memberikan contekan pekerjaan rumah,
2) menyontek dan memberikan contekan jawaban ketika ulangan harian,
3) menyontek dan memberikan contekan jawaban ketika ulangan akhir
semester,
4) memberikan bisikan atau menerima bisikan jawaban pertanyaan pada saat
ditanya guru,
5) menyalin tugas buatan teman dan mengatasnamakan untuk diri sendiri,
serta
6) memberikan hasil pekerjaan kepada teman untuk disalin.
Angket:
Angket Penelitian
Masalah Perilaku Menyontek di Kalangan Peserta didik
No.
:
Diisi tanggal : ...
Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku
menyontek dikalangan peserta didik. Hasil penelitian ini akan membantu
guru dalam memperbaiki perilaku peserta didik dalam belajar demi meningkat-
kan mutu pendidikan di sekolah.
219
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Jenis kel amin :
Tempat dan tgl lahir:
Asal sekolah :
Agama
:
Pekerjaan
ayah :
Pekerjaan ibu :
Tinggal dengan :
Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Caranya,
berilah tanda cek(
) pada kolom Ya atau Tidak. Nama Anda tidak perlu di-
cantumkan dalam angket ini, sehingga apa pun jawaban Anda tidak akan
berpenga
ruh buruk bagi diri Anda.
Pertanyaan
Ya
1. Apabila Anda mendapat tugas untuk dikerja-
kan di rumah, apakah Anda berusaha me-
ngerjakannya sendiri?
2. Apabila Anda mendapat tugas untuk dikerja-
kan di rumah, apakah Anda sering memin-
jamkan hasil pekerjaan Anda kepada teman
untuk disalin?
3. Apakah Anda sering menyontek jawaban
teman saat ulangan?
4. Apakah Anda sering memberikan jawaban
kepada teman saat ulangan?
5. Apakah Anda sering menyontek jawaban
teman saat ulangan semester?
6. Apakah Anda sering memberikan jawaban
kepada teman saat ulangan semester?
7. Apakah Anda sering mengharapkan bisikan
jawaban dari teman saat ditanya guru?
8. Apakah Anda sering membisikkan jawaban
ketika teman Anda ditanya guru?
9. Apakah Anda sering menyalin karya tulis
buatan teman dengan mengatasnamakan diri
Anda sendiri?
10. Apakah Anda sering memperbolehkan teman
untuk menyalin karya tulis Anda dengan me-
ngatasnamakan untuk dirinya sendiri?
Tidak
Terima kasih atas kesediaan Anda memberikan jawaban terhadap angket ini.
220
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Contoh di atas merupakan salah satu bentuk angket. Masih banyak lagi
ragam maupun model pertanyaan angket yang dapat Anda pelajari pada buku-
buku lain yang membahas metodologi penelitian. Bagian-bagian yang tercantum
di dalam contoh angket di atas antara lain judul, nomor dan tanggal pengisian,
pengantar, isian untuk identitas responden, petunjuk pengisian, pertanyaan,
dan ucapan terima kasih sebagai penutup.
Apabila Anda cermati contoh di atas, banyaknya pertanyaan adalah sepuluh
item (nomor) dengan indikator sebanyak enam buah. Tidak ada batasan khusus
mengenai banyaknya pertanyaan dalam angket. Patokan yang penting adalah
bahwa setiap indikator paling tidak harus dijabarkan menjadi satu pertanyaan.
Banyaknya pertanyaan untuk setiap indikator bergantung keterungkapan data
yang dutuntut dalam indikator. Apabila satu atau dua pertanyaan sudah cukup
mengungkap data yang diinginkan berarti tidak perlu dibuat pertanyaan lebih
dari itu.
c. Pedoman Wawancara (
Interview Guide
)
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa
percakapan langsung (berhadapan muka atau melalui telepon atau telekon-
ferensi). Selain digunakan oleh peneliti, wawancara juga sering digunakan oleh
wartawan ketika mencari berita dari sumbernya, atau pemimpin perusahaan
dalam merekrut calon pegawai. Tidak semua percakapan dapat disebut sebagai
wawancara. Sebuah wawancara harus didasarkan kepada tujuan mengumpulkan
data untuk keperluan tertentu. Data yang hendak diperoleh melalui wawancara
berupa keterangan mengenai kehidupan warga masyarakat beserta pendirian-
pendirian mereka. Data tersebut diperoleh dari seseorang yang disebut nara-
sumber atau responden. Seseorang disebut sebagai narasumber bila dia
memberikan informasi kepada pewawancara (
interviewer
) mengenai orang lain.
Sementara itu, seseorang berkedudukan sebagai responden apabila dia sendiri
memberikan keterangan kepada pewawancara mengenai dirinya sendiri. Sifat
data yang diperoleh melalui wawancara bersifat primer.
Seringkali istilah responden dan narasumber digunakan secara berbeda
sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Istilah responden sering digunakan
pada penelitian yang bersifat kuantitatif, sedangkan informan pada penelitian
kualitatif.
Metode wawancara pada umumnya menjadi bagian dari metode observasi.
Dalam observasi, tidak mungkin peneliti dapat memperoleh data hanya dengan
mengamati, penelitian tersebut perlu dilengkapi dengan wawancara untuk
menggali informasi lebih lanjut. Untuk menggali informasi seperti itu diperlukan
teknik-teknik tertentu. Berbagai teknik wawancara yang sering digunakan dalam
penelitian dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
221
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Bagan wawancara tersebut menunjukkan ada tiga teknik utama dalam
berwawancara, yaitu berencana, tak berencana, dan sambil lalu. Wawancara
berencana (
standardized interview
) dipersiapkan dengan membuat daftar
pertanyaan dan memilih responden yang sesuai dengan variabel dan penentuan
sumber data. Setiap responden akan diwawancarai satu per satu dengan per-
tanyaan-pertanyaan yang sama dan seragam. Peneliti tidak boleh mengubah
daftar pertanyaan yang ada, karena dapat menimbulkan respon yang berbeda.
Wawancara jenis ini tidak ubahnya seperti angket yang diajukan secara lisan.
Wawancara tak berencana (
unstandardized interview
) adalah teknik
berwawancara tanpa berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiap-
kan secara khusus. Walaupun demikian, bukan berarti wawancara jenis ini tidak
mengikuti suatu aturan terentu. Seorang psikoanalis (psikiater) yang berusaha
menyembuhkan pasien sakit jiwa menggunakan wawancara jenis ini. Walaupun
ketika berwawancara dengan pasien dia tidak berpedoman kepada daftar
pertanyaan, namun aturan dan teknik pelaksanaan wawancara seperti itu
sebenarnya sangat rumit. Hanya para psikoanalis yang menguasai tekniknya.
Wawancara sambil lalu (
casula interview
) adalah bentuk wawancara tak
berencana dengan responden yang diperoleh secara kebetulan tanpa diseleksi.
Peneliti mewawancarai siapa saja yang dapat ditemui di jalan, pasar, warung,
dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sambil
lalu dapat bersifat terfokus pada suatu masalah atau bebas.
Metode wawancara tak berencana dibedakan menjadi dua yaitu wawancara
berstruktur (
structurized interview
) dan wawancara tak berstruktur (
unstructurized
interview
). Wawancara tak berstruktur dibedakan lagi menjadi wawancara
terfokus (
focused interview
) dan wawancara bebas (
free interview
). Wawancara
terfokus dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa struktur
tertentu. Walaupun semua pertanyaan yang diajukan mengarah kepada satu
Tertutup
Terbuka
Berencana
Tak Berencana
Sambil Lalu
Berstruktur
Tak Berstruktur
Berfokus
Tak Berfokus
Wawancara
Sumber: Koentjaraningrat, 1994 dengan berbagai perubahan.
Gambar 6.2
Bagan wawancara.
222
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
topik yang dijadikan objek penelitian, sedangkan wawancara bebas berupa
pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang beragam topiknya. Oleh karena itu,
hasil wawancara bebas berupa himpunan informasi yang beraneka ragam.
Semua jenis atau teknik wawancara tersebut dapat dilakukan baik secara
terbuka maupun tertutup. Wawancara terbuka (
open interview
) berupa
pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya diberikan dalam bentuk
uraian bebas oleh orang yang diwawancarai (
interviewee
), sedangkan wawancara
tertutup (
closed interview
) berupa pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya telah disediakan yaitu berupa pilihan-pilihan, sehingga
interviewee
tinggal memilih salah satu opsi yang ada.
Berbagai jenis dan teknik berwawancara tersebut dapat diterapkan dalam
penelitian. Penerapan metode wawancara membutuhkan instrumen yang disebut
pedoman wawancara. Pedoman ini harus dicantumkan dalam laporan penelitian,
karena dari situlah dapat diketahui apakah metode dan proses pengumpulan
data yang dilakukan peneliti dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Oleh
karena itu, walaupun peneliti mempraktikkan teknik wawancara bebas, dia
harus membuat pedoman wawancara. Peneliti tidak harus membawa-bawa
pedoman tersebut pada saat berwawancara asal sudah benar-benar menguasai
apa yang harus diperbuat.
Berikut ini diberikan contoh daftar pertanyaan atau pedoman wawancara
berdasarkan masalah dan variabel sebagai berikut.
Judul/masalah :
Dampak Tradisi Mudik Lebaran bagi Warga Masyarakat
Desa
Variabel
: Dampak positif dan negatif tradisi mudik lebaran
Responden : Warga masyarakat desa (ditentukan dengan teknik
sampling)
Indikator : 1) Keakraban anggota keluarga;
2) Sumbangan materi dari anggota keluarga yang mudik
lebaran;
3) Beban kehidupan selama anggota keluarga berkumpul
bersama;
4) Beban biaya untuk kembali ke kota.
223
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Pedoman wawancara:
1. Dampak Positif
a. Keakraban ang-
gota keluarga
b. Sumbangan ma-
teri dari anggota
keluarga yang
mudik lebaran
a. Beban kehidupan
selama anggota
berkumpul ber-
sama.
1) Pada saat kerabat Anda
yang merantau ke kota mudik
untuk berlebaran, apakah
Anda merasakan kebaha-
giaan karena dapat berkum-
pul bersama?
2) Apakah kerabat Anda yang
mudik berlebaran selalu
tinggal bersama Anda di
rumah selama berlebaran,
atau mereka bepergian sen-
diri-sendiri untuk mengisi le-
baran?
1) Apakah kerabat Anda yang
merantau ke kota bertujuan
untuk belajar, bekerja dan
tinggal sementara, atau
tinggal menetap?
2. Apakah setiap kali kerabat
Anda yang mudik lebaran
selalu membawa oleh-oleh
berupa uang, barang, atau
bahan?
1) Berapa pengeluaran sehari-
hari keluarga Anda apabila
tidak ada kerabat jauh mudik
berlebaran?
2) Berapa biaya pengeluaran
sehari-hari keluarga Anda
apabila semua atau sebagian
kerabat Anda dari kota
mudik berlebaran?
3) Apakah Anda merasa mem-
peroleh beban hidup tam-
bahan apabila kerabat Anda
yang dari kota mudik berle-
baran?
Topik/Variabel
Indikator
Pertan yaan Cek
224
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pada zaman yang modern ini kegiatan wawancara telah dipermudah dengan
teknologi rekaman suara dan gambar. Misalnya penggunaan
mini recorder
pada
saat melakukan sebuah wawancara. Setelah wawancara berakhir, rekaman
tersebut dapat diputar dan dianalisis berulang-ulang, sehingga pemahaman
terhadap ucapan subjek dapat lebih intensif.
d. Daftar Penelitian (
Check list)
Observasi atau pengamatan merupakan metode tertua dalam dunia
penelitian. Sebelum berbagai metode penelitian berkembang, manusia telah
mengamati segala sesuatu yang ada di alam untuk memperoleh pengetahuan.
Pada saat ini, observasi sebagai suatu metode penelitian semakin berkembang
dan tidak terbatas sebagai kegiatan menangkap gejala sosial melalui pengamatan
saja melainkan telah lebih luas cakupannya.
Observasi adalah semua upaya menangkap fakta dengan menggunakan
semua panca indra manusia. Mata digunakan untuk melihat, telinga untuk
mendengar, hidung untuk mencium, kulit untuk meraba, dan lidah untuk
merasakan. Semua fakta yang ditangkap oleh alat indra merupakan informasi
penting bagi peneliti untuk menyusun suatu kesimpulan.
2. Dampak Negatif
b. Beban biaya
untuk kembali
ke kota.
1) Apakah Anda harus mem
beri bekal atau biaya tam-
bahan bagi kerabat yang
kembali ke kota selepas
mudik lebaran?
2) Apakah Anda harus men-
jual sesuatu atau men-
cairkan tabungan untuk
membekali kerabat Anda
yang kembali ke kota sele-
pas mudik berlebaran?
3) Berapa banyak uang yang
Anda berikan kepada ke-
rabat yang kembali ke
kota selepas mudik
lebaran?
4) Barang-barang apa saja
yang sering Anda berikan
kepada kerabat yang akan
kembali ke kota selepas
mudik lebaran?
Topik/Variabel
Indikator
Pertan yaan Cek
225
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Seorang pengamat yang baik tentunya dapat membedakan fakta yang harus
dijaga kemurniannya dan tidak boleh mencampurnya dengan tafsiran-tafsiran
pribadi. Oleh karena itu, agar data hasil pengamatan memenuhi syarat ilmiah
maka pengamatan harus direncanakan secara sistematis. Untuk melakukan
pengamatan secara sistematis diperlukan persiapan-persiapan berdasarkan
desain penelitian sehingga terarah. Persiapan itu kemudian dituangkan dalam
bentuk instrumen pengamatan yang disebut daftar penelitian
atau
check list
.
Berikut ini adalah contoh daftar penelitian yang dikembangkan berdasarkan
masalah dan variabel di bawah ini.
Judul
:
Kultur Sekolah yang Berlaku di SMA
Variabel
: Kultur sekolah
Indikator
: 1) Peserta didik berjabat tangan dengan guru;
2) Peserta didik berdoa sebelum dan sesudah belajar;
3) Peserta didik berpakaian tertib, sopan, dan rapi;
4) Peserta didik beribadah di sekolah;
5) Guru berjabat tangan dengan peserta didik dan
sesama guru;
6) Guru beribadah di sekolah.
Contoh daftar penelitian :
No
Objek Pengamatan
Ya Tidak
1 Peserta didik berjabat tangan dengan guru
pada saat pertama kali masuk kelas.
2 Peserta didik berdoa sebelum belajar dengan
dipimpin guru atau salah satu peserta didik.
3 Peserta didik berdoa sesudah belajar dengan
dipimpin guru atau salah satu peserta didik.
4 Peserta didik berpakaian tertib, sopan, dan
rapi selama berada di sekolah.
5 Peserta didik yang beribadah di sekolah
sesuai waktu-waktu yang ditentukan agama
masing-masing.
6 Guru berjabat tangan dengan peserta didik
ketika peserta didik memasuki kelas.
7 Guru berjabat tangan dengan peserta didik
ketika peserta didik akan meninggalkan
kelas.
8 Guru beribadah di sekolah sesuai waktu-
waktu yang telah ditentukan agama masing-
masing.
226
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Seorang peneliti selain merekam hasil pengamatannya secara tertulis dalam
bentuk daftar penelitian, juga dapat melakukannya dalam bentuk sosiogram.
Pada dasarnya, sosiogram adalah diagram yang menggambarkan hubungan
antarindividu dalam kelompok berdasarkan hasil pengamatan terhadap interaksi
di antara mereka.
Pada saat ini teknologi perekaman sudah demikian maju sehingga kegiatan
pengamatan dapat lebih diefektifkan. Antara lain fotografi,
tape recorder
, dan
kamera video. Ketiga macam alat ini dapat membantu pekerjaan pengamat.
Kejadian maupun suara yang terekam dapat dipelajari berkali-kali sehingga
lebih mendalam. Dengan demikian hasil sebuah pengamatan pun semakin baik.
e. Skala Bertingkat (
Rating Scale
)
Skala bertingkat digunakan untuk memperoleh data dalam penggunaan
metode angket dan metode dokumentasi. Mengenai angket sebagai sebuah
metode telah dijelaskan di atass, sedangkan metode dokumentasi sebenarnya
sangat beragam karena menyangkut semua bentuk studi pustaka yang berdasar-
kan pada buku, film, surat kabar, dan dokumen-dokumen penunjang lainnya.
Metode dokumentasi yang dapat memanfaatkan instrumen daftar penelitian
antara lain kajian mengenai kesalahan penulisan kata.
Dalam bentuk lain, skala bertingkat berupa penilaian subjektif yang diberikan
seseorang mengenai suatu objek. Penilaian itu diekspresikan dalam berbagai
pernyataan yang dibuat bertingkat-tingkat. Misalnya, mulai dari sangat baik,
baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Setiap kategori atau tingkatan
diberi penjelasan yang berupa deskripsi kejadian konkret yang dapat diamati.
Daftar penelitian diberikan kepada responden dan responden tinggal
membubuhkan tanda cek (
) pada kolom yang isinya sesuai dengan pendapatnya.
Berikut ini sebuah contoh daftar penelitian yang didasarkan pada judul
atau masalah dan variabel berikut ini.
Judul/masalah :
Tanggapan Peserta Didik SMA terhadap Kinerja
Perserikatan Bangsa Bangsa
Variabel
: Kinerja Perserikatan Bangsa Bangsa
Indikator : 1) Wibawa PBB di hadapan Amerika Serikat;
2) Sikap PBB terhadap berbagai konflik internasional.
Contoh
check list
:
Pendapat Peserta didik SMA terhadap Kinerja Perserikatan Bangsa Bangsa
Nama peserta didik : .
Kelas
: .
227
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
1) Wibawa PBB di hadapan Amerika Serikat
2) Sikap PBB terhadap berbagai konflik internasional
Semua instrumen penelitian yang berupa dokumen tertulis yang disampaikan
kepada responden pada dasarnya adalah sebagai wakil peneliti di hadapan
responden. Instrumen itu merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dan
responden. Peneliti sebagai pihak yang berkepentingan untuk memperoleh
data dari responden harus memperhatikan etika dan berusaha membuat
responden mau bekerja sama. Kalau dalam berwawancara responden dapat
menunjukkan sikap itu secara langsung, maka dalam penggunaan instrumen
tertulis tata krama dan ramah-tamah diekspresikan dalam tulisan dan pengemas-
an.
Oleh karena itu, instrumen tertulis seperti angket, soal tes, dan skala
bertingkat perlu memperhatikan beberapa hal yang mencerminkan prinsip di
atas. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah penampilan instrumen menarik
dan enak dipandang, pisahkan pertanyaan-pertanyaan inti dengan pertanyaan
identitas responden dan paragraf pengantar, sehingga tidak terkesan bercampur,
berikan garis pemisah antarbagian atau dengan tulisan berwarna lain, dan apabila
perlu diberi hiasan yang menarik.
Tidak
Memuaskan
PBB tidak
berdaya
menghadapi
hak veto
Amerika.
Kurang
Memuaskan
PBB sering meneri-
ma desakan Ame-
rika terhadap reso-
lusi yang sebenarnya
merugikan negara
lain.
Cukup
Memuaskan
PBB cukup ber-
hasil dalam me-
nengahi konflik
antara Amerika
dengan negara-
negara lawan-
nya.
Sangat
Memuaskan
PBB selalu berhasil
membawa Amerika
ke meja perunding-
an internasional
dalam menyele-
saikan konflik de-
ngan negara lain.
Memuaskan
PBB cukup efektif
memainkan peran
dalam mengenda-
likan dominasi Ame-
rika.
Tidak
Memuaskan
PBB tidak
mampu
bersikap
netral
Kurang
Memuaskan
PBB sering tidak
berdaya ketika
menghadapi
negara-negara
kuat.
Cukup
Memuaskan
PBB kadang-
kadang berhasil
menyelesaikan
beberapa
konflik di
berbagai dunia.
Sangat
Memuaskan
PBB selalu berhasil
mengatasi perang
antarnegara dan
menciptakan
perdamaian dunia.
Memuaskan
PBB cukup
berhasil mengatur
hubungan
antarnegara dan
menyelesaikan
konflik internasio-
nal.
228
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
2. Pengumpulan Data
Anda telah diperkenalkan dengan lima macam instrumen pengumpul data.
Di samping instrumen standar yang siap pakai, Anda juga telah mempelajarai
cara membuat instrumen. Kehandalan sebuah instrumen sangatlah penting,
karena akan berpengaruh terhadap data yang terkumpul dan dari data itulah
kesimpulan penelitian akan ditarik. Akan tetapi, sehandal apa pun suatu
instrumen, apabila proses pengumpulan data tidak baik maka akan terjadi
kesalahan dan bias data. Kesalahan terjadi apabila petugas pengumpul data
dan subjek penelitian tidak memahami instrumen. Apabila subjek penelitian
(responden atau informan) tidak memahami, mereka dapat memperoleh
penjelasan dari petugas pengumpul data atau peneliti sendiri. Akan tetapi, apabila
petugas pengumpul data juga tidak memahami instrumen, maka kesalahan
tidak dapat dihindarkan. Petugas pengumpul data yang sudah memahami
instrumen pun kadang-kadang masih berpeluang terjadinya bias data. Bias data
adalah tercampurnya data yang berupa fakta dengan subjektivitas orang yang
mengumpulkan data. Lebih-lebih apabila pengumpulan data diserahkan kepada
orang lain yang belum tentu mampu menjaga jarak antara dirinya dengan sumber
data.
Oleh karena itu, sebelum pengumpulan data dilakukan perlu dilakukan
persiapan matang. Persiapan itu berupa pelatihan yang terdiri dari dua tahap.
Tahap pertama petugas pengumpul data diberi penjelasan mengenai maksud
penelitian dan pemahaman mengenai instrumen yang akan dipakai. Tahap
kedua, petugas pengumpul data dilatih dalam bentuk praktik (simulasi)
penggunaan instrumen, misalnya dalam berwawancara. Walaupun pedomannya
telah sempurna, kalau pewawancara tidak pandai-pandai dalam memilih situasi
dan cara bersikap terhadap orang yang diwawancarai, maka penelitian tidak
akan berhasil. Untuk itulah perlu diadakan pelatihan-pelatihan agar pelaksana
pengumpulan data berhasil sesuai harapan. Begitu pula apabila Anda sendiri
yang harus terjun langsung untuk melakukan sebuah wawancara atau mengamati
suatu objek penelitian.
Proses pengumpulan data merupakan kegiatan lapangan. Pada saat
pengumpulan data itulah seseorang benar-benar tampak sebagai peneliti. Apabila
dalam suatu penelitian Anda menggunakan metode tes atau angket, kegiatan
pengumpulan data mungkin tidak membutuhkan banyak waktu. Setiap satu
lokasi hanya membutuhkan waktu beberapa jam (2-3 jam). Namun, apabila
Anda melakukan wawancara, observasi, atau eksperimen; maka waktunya bisa
berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Misalnya Anda harus
melakukan wawancara atau pengamatan yang melibatkan responden dengan
jumlah yang besar di sejumlah lokasi yang jauh dan terpisah-pisah. Pengamatan
tersebut akan sangat menyita waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Pengumpulan
data dengan pengamatan terlibat (pengamat terjun langsung ke dalam
masyarakat yang diamati) akan lebih efektif apabila peneliti bersosialisasi dan
229
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
berinteraksi dengan masyarakat kurang lebih selama satu bulan. Pada bulan-
bulan berikutnya peneliti dapat diterima sebagai bagian dari warga masyarakat,
sehingga dapat dengan mudah melakukan penelitian.
Pada saat terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data, berbagai peralatan
lain perlu dipersiapkan seperti alat tulis, alat perekam (
tape recorder
, kamera),
dan instrumen pengumpul data. Salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah
surat izin penelitian. Surat izin penelitian digunakan apabila Anda harus
melakukan penelitian di lokasi tertentu yang mengharuskan Anda mempunyai
izin terlebih dahulu. Setelah persiapan selesai, Anda harus memperhatikan
persiapan teknis pelaksanaan pengumpulan data di lapangan. Hal ini terkait
dengan sifat setiap instrumen, sebab pengumpulan data dengan menggunakan
instrumen yang berbeda membutuhkan teknik yang berbeda-beda pula, sehingga
perlu mendapat perhatian khusus. Berikut ini dijelaskan teknik mengadakan
tes dan wawancara.
a. Pengumpulan Data Menggunakan Tes
Seperti yang telah dijelaskan di atas, apabila tester bukan peneliti sendiri,
maka diperlukan latihan persiapan. Selain itu, pada saat pelaksanaan tes, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1) Naskah tes harus disertai petunjuk pelaksanaan secara jelas.
2) Tes dilaksanakan pada tempat yang tenang dan nyaman, tanpa gangguan
suara, cahaya, bau, dan kepadatan peserta.
3) Tes dilaksanakan pada situasi yang kondusif.
4) Suasana kooperatif antara tester dengan peserta tes.
5) Waktu yang disediakan cukup.
b. Pengumpulan Data Menggunakan Wawancara
1) Pewawancara perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk bertemu
responden, intinya jangan sampai menggangu kegiatan sehari-hari mereka.
2) Pewawancara harus memperkenalkan diri kepada responden (nama, asal
sekolah, atau tempat kerja), dan menguraikan maksud kedatangan secara
terus terang.
3) Pewawancara bersikap sebagai orang yang ingin belajar kepada responden.
4) Pewawancara harus bersikap sebagai pendengar yang baik dan penuh
perhatian, akan tetapi janganmenunjukkan sikap berpihak kepada siapa
pun. Apabila pewawancara dianggap berpihak kepada salah satu kelompok
di masyarakat, maka dapat dipastikan penelitiannya terhambat.
5) Pewawancara jangan sampai menyinggung hal-hal yang tidak disukai
responden, karena akan mengganggu hubungan komunikasi.
3. Analisis Data
Setelah peneliti selesai mengumpulkan data, langkah berikutnya adalah
data tersebut diolah atau dianalisis. Ada tiga tahap dalam pengolahan data,
yaitu persiapan, tabulasi, dan penghitungan (kalkulasi).
230
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
a. Tahap Persiapan
Hal yang pertama kali dilakukan pada tahap ini, yaitu memeriksa semua
dokumen dan catatan yang berisi data yang telah terkumpul. Pemeriksaan
meliputi kegiatan penyuntingan (
editing
), pemberian kode (
coding
), dan
kategorisasi. Proses
editing
meliputi kelengkapan isi, keterbacaan tulisan,
kejelasan makna jawaban, kesesuaian jawaban satu dengan lainnya, relevansi
jawaban, dan keseragaman satuan yang digunakan.
Ada instrumen yang menghendaki responden tidak mencantumkan nama
dan identitas lain tetapi ada yang justru membutuhkannya. Apabila identitas
merupakan bagian dari data yang diperlukan peneliti, maka hal tersebut perlu
diperiksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap dan masih memungkinkan
untuk menghubungi responden, maka segera dilakukan.
Kadang-kadang responden dengan sengaja melewati salah satu atau
beberapa pertanyaan karena kurang mengerti atau tidak tahu. Kadang-kadang
pula kekosongan instrumen terjadi karena responden lupa atau terlewatkan.
Apabila memungkinkan untuk menghubungi responden, maka sebaiknya segera
dilakukan sehingga tidak terjadi kekurangan sampel dari jumlah yang
direncanakan.
Langkah berikutnya adalah penyuntingan.
Penyuntingan dilakukan dengan
tujuan agar data yang akan diolah pada tahap selanjutnya sudah benar-benar
memenuhi syarat. Oleh karena itu, apabila terjadi ketidaklengkapan atau
ketidaksempurnaan data, peneliti harus mengulangi proses pengumpulan data
dari awal.
Setelah penyuntingan, data yang berupa catatan bebas perlu diberi kode-
kode tertentu sehingga dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang
dibuat peneliti. Misalnya jawaban wawacara bebas yang menanyakan pendapat
warga kota terhadap kinerja pemerintah saat ini. Jawabannya tentu bermacam-
macam sehingga perlu dibuat kategori-kategori untuk menggolong-golongkan
setiap jawaban. Setiap kategori diberi kode tertentu, seperti dibawah ini.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda mengenai kinerja pemerintah
saat ini?
Jawab : a) Lumayan bagus tuh.
b) Ya, biasa-biasa saja.
c) Bagus sekali dibanding sebelumnya.
d) Nggak bagus, menurut saya.
e) Gimana ya, mau dibilang buruk ya tidak, mau dibilang
bagus kok seperti ini.
f) Saya kira pemerintah kita lamban dalam segala hal.
Lihat saja kasus lumpur panas.
g) Nggak tahu tuh, perasaan saya hidup sekarang makin
susah, deh.
h) Saya rasa ada sedikit kemajuan.
i) Ah, gombal. Katanya mau brantas korupsi.
Nyatanya?
231
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Jawaban di atas perlu diberi kode berdasarkan kategori seperti di bawah ini:
a. Sangat memuaskan
kode 1
b. Memuaskan
kode 2
c. Cukup memuskan
kode 3
d. Kurang memuaskan
kode 4
e. Mengecewakan
kode 5
Setelah semua jawaban dari responden dimasukkan ke dalam kategori
tersebut. Peneliti (pengolah data) harus pandai-pandai menginterpretasikan
setiap jawaban agar masuk dalam kategori yang tepat.
Untuk menghindari proses pengkodean dan kategorisasi menjelang pengo-
lahan data, peneliti bisa memilih instrumen yang langsung menghasilkan jawaban
dalam bentuk terkategori. Setelah semua dokumen yang berisi data lengkap
dan rapi, barulah dilakukan proses lebih lanjut, yaitu tabulasi.
b. Tabulasi Data
Tabulasi artinya menyusun data dalam bentuk tabel. Namun, sebelum data
ditabulasi perlu dilakukan penghitungan frekuensi. Misalnya jawaban-jawaban
di atas diperoleh dari wawancara terhadap 60 orang sampel, maka penghitungan
frekuensi berdasarkan kategori jawabannya adalah seperti dalam tabel berikut
ini.
Sampai di sini, proses pengolahan sebenarnya telah menghasilkan suatu
temuan. Temuan itu menunjukkan bahwa pendapat warga masyarakat yang
diwakili 60 orang sebagai sample, ternyata jumlah yang paling besar (19 orang)
menyatakan cukup puas, dan pada urutan kedua sebanyak 18 orang kurang
puas. Itulah fakta yang ditunjukkan oleh data hasil penelitian setelah dianalisis.
c. Penghitungan
Setiap pendekatan menghendaki penghitungan data (kalkulasi) dengan
menggunakan rumus tertentu untuk mencari hubungan antarvariabel atau untuk
menguji hipotesis. Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, bahwa setiap
No Kategori Jawaban Turut (
tally
) :rekuensi (f)
1 Sangat memuaskan
////
4
2 Memuaskan
//// //
7
3 Cukup memuaskan
//// //// //// ////
19
4 Kurang memuaskan
//// //// //// ///
18
5 Mengecewakan
//// ////
10
6 Tidak menjawab
//
2
Jumlah
60
232
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
penelitian bermula dari adanya masalah yang ingin ditemukan jawabannya.
Apabila dilihat dari sifatnya, masalah-masalah itu adalah:
1) masalah yang bersifat deskriptif,
2) masalah yang bersifat komparatif,
3) masalah yang bersifat korelatif, akan tetapi tidak menyatakan hubungan
sebab akibat, serta
4) masalah yang bersifat korelatif, yang menyatakan hubungan sebab akibat
antara variabel bebas dan variabel terikat.
Keempat jenis permasalahan tersebut menentukan tipe penelitian yang
dilakukan, sehingga teknik pengolahan datanya pun berbeda-beda. Masalah
yang bersifat deskriptif pada umumnya cukup menggunakan penghitungan
persentase persebaran data. Penghitungan persentase dianggap sebagai analisis
statistik sederhana. Masalah yang bersifat komparatif menggunakan analisis
deskriptif kemudian dibandingkan dengan suatu standar yang sudah baku.
Masalah yang bersifat korelatif mengunakan analisis statistik untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antarvariabel ada yang
bersifat sejajar dan bersifat sebab akibat. Tingkat hubungan antarvariabel dapat
dicari dengan menggunakan rumus-rumus statistik.
Ada berbagai teknik pengolahan data. Teknik yang paling sederhana adalah
dengan mencari persentase setiap kategori data, teknik yang rumit menggunakan
rumus-rumus statistik. Data penelitian sosial pada umumnya berupa konsep
atau data kualitatif. Data jenis ini tidak bisa dinilai dengan angka-angka. Misalnya,
jenis pekerjaan, status perkawinan, dan lain-lain. Namun semua data kualitatif
sebenarnya dapat diubah menjadi data kuantitatif. Agar dapat dianalisis secara
statistik, data kualitatif tersebut perlu dikuantifikasi terlebih dahulu. Caranya
dengan pembuatan indeks atau skala, seperti yang telah dicontohkan dalam
kategorisasi jawaban responden mengenai pendapat warga masyarakat terhadap
kinerja pemerintah. Oleh karena itu, pada dasarnya penelitian sosial dapat
menggunakan rumus-rumus statistik untuk menganalisis data lebih lanjut.
Berbagai ragam teknik pengujian hipotesis dan korelasi variabel dapat Anda
pelajari pada buku-buku tentang penelitian atau statistik. Di buku ini akan
diberikan dua contoh penggunaan teknik pengolahan data secara kuantitatif,
yaitu dengan penghitungan persentase (statistik sederhana) dan penghitungan
korelasi (hubungan) antara dua variabel.
1) Analisis Data dengan Persentase
Persentase merupakan bentuk pengolahan data kuantitatif yang paling
sederhana, namun mempunyai manfaat sangat besar. Pada tabel sebelumnya,
Anda hanya akan melihat persebaran data berdasarkan besarnya frekuensi.
Anda tidak dapat mengetahui kedudukan setiap kategori dibanding seluruh
jumlah responden. Akan tetapi, pada tabel berikut ini Anda dapat mengetahui
hal itu. Misalnya, persentase orang yang kurang puas mencapai 30%, artinya
dalam setiap seratus orang terdapat 30 orang yang tidak puas. Apabila hasil
233
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
penelitian di generalisasi untuk seluruh populasi (misalnya seluruh penduduk
Indonesia), maka akan lebih mudah memahami maknanya daripada angka
nominal 18. Hanya dengan mengalikan 30% dengan jumlah penduduk Indonesia
maka kita dengan cepat akan mengetahui berapa jumlah penduduk yang kurang
puas. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
Untuk memperoleh angka persen, dihitung dengan rumus
́
f
N= 100
n
N = nilai persen yang akan dicari
f = frekuensi atau nilai data yang akan dicari persentasenya
n = banyaknya seluruh data.
Misalnya, penghitungan nilai persentase kategori jawaban memuaskan
diperoleh dengan cara sebagai berikut.
́
f
100
n
100
́
7
N =
100
N = 12%.
Dalam proses selanjutnya, hasil pengolahan data dengan persentase dapat
disajikan atau diolah lebih lanjut dengan menggunakan grafik atau diagram.
Ada banyak jenis grafik atau diagram yang dapat digunakan untuk menyajikan
data hasil analisis, antata lain, grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran (kue),
diagram kerucut, diagram donat, diagram silinder, diagram piramida, dan lain-
lain. Berikut ini diberikan contoh diagram batang yang berisi data Tabel
Pendapat
Masyarakat Mengenai Kinerja Pemerintah
.
No Kategori Jawaban :rekuensi (f) Persentase
1 Sangat memuaskan
4
6%
2 Memuaskan
7
12%
3 Cukup memuaskan
19
32%
4 Kurang memuaskan
18
30%
5 Mengecewakan
10
17%
6 Tidak menjawab
2
3%
Jumlah
60
100%
234
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
2) Analisis Data dengan Rumus Statistik
Di antara beberapa jenis analisis dengan menggunakan rumus statistik,
salah satunya adalah pengukuran derajad hubungan antarvariabel. Pengukuran
ini bukan hanya dapat menunjukkan adanya hubungan antarvariabel, akan tetapi
sudah dapat menunjukkan tingkat hubungan antar variabel, yang disebut dengan
koefisien asosiasi. Koefisien asosiasi diukur dengan hasil yang dinyatakan dengan
angka antara 0,00 dan 1,00. Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka
0,00 berarti ada hubungan antarvariabel, dan semakin besar angkanya (tidak
melebihi angka 1,00) berarti semakin besar hubungannya. Apabila angka hasil
penghitungan menunjukkan angka 1,00 berarti terdapat hubungan yang
sempurna.
Kita akan mempelajari dua rumus statistik yang berfungsi untuk mencari
koefisiensi asosiasi, yaitu Yules Q dan Spearmans Rho. Rumus Yules Q
digunakan apabila variabel yang dianalisis hubungannya bersifat kualitatif dan
deskritif, sedangkan rumus Spearmans Rho digunakan untuk menguji tingkat
hubungan dua variabel yang bersifat kuantitatif dan kontinu.
a) Mencari Koefisien Asosiasi dengan Rumus Yules Q
Misalnya kita sedang meneliti hubungan antara perbedaan jenis kelamin
peserta didik SMA dengan ragam acara televisi yang mereka minati.
Pengertian diminati adalah keseringan (frekuensi) mereka menonton acara
tersebut. Secara lebih rinci, desain singkat penelitiannya adalah sebagai
berikut:
Gambar 6.3
Grafik hasil wawancara dengan warga masyarakat x mengenai
pendapat mereka tentang kinerja pemerintah.
:rekuensi
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Kurang Memuaskan
Mengecewakan
Tidak Menjawab
10
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
235
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Judul/masalah :
Hubungan antara Perbedaan Jenis Kelamin Peserta Didik
dengan Acara Televisi yang Mereka Minati
Variabel dan indikator:
Setelah diadakan pengumpulan data dengan angket, kemudian ditabulasi,
maka diperoleh data sebagai berikut.
Setelah data diperoleh, kita mencari tingkat hubungan antara perbedaan
jenis kelamin peserta didik di sekolah tersebut dengan jenis acara televisi yang
mereka minati dengan rumus Yules Q sebagai berikut:
Q = koefisien asosiasi
a = frekuensi yang terletak di petak kiri atas (72)
b = frekuensi yang terletak di petak kanan atas (25)
c = frekuensi yang terletak di petak kiri bawah (125)
d = frekuensi yang terletak di petak kanan bawah (450)
Proses penghitungannya adalah sebagai berikut:
ad bc
ad bc
-
+
Q=
Q = koefisien asosiasi
a = frekuensi yang terletak di petak kiri atas (72)
b = frekuensi yang terletak di petak kanan atas (25)
c = frekuensi yang terletak di petak kiri bawah (125)
d = frekuensi yang terletak di petak kanan bawah (450)
Proses penghitungannya adalah sebagai berikut:
uu
uu
(72 450)-(25 125)
Q=
(72 450)+(25 125)
32.400-3.125
Q=
32.400+3.125
29.275
Q=
35.525
Q = 0,82
Variabel: Perbedaan jenis kelamin Variabel: Jenis acara televisi
Indikator : 1. Siswa putra
Indikator : 1. Acara gosip selebriti
2. Siswa putri
2. Acara berita
Menyukai Acara Gosi pMenyukai Acara Berita
Selebriti
Siswa Putra
72 orang
25 orang
Siswa Putri
125 orang
450 orang
236
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Koefisien asosiasi sebesar 0,82 berarti jelas menunjukkan adanya hubungan
antara variabel jenis kelamin dengan variabel acara yang diminati. Dengan kata
lain, peserta didik putra berbeda dengan peserta didik putri dalam hal memilih
acara televisi untuk ditonton berdasarkan minatnya. Angka tersebut lebih
mendekati 1,00 maka tingkat hubungannya sangat signifikan atau sangat berarti,
atau menunjukkan hubungan yang hampir sempurna.
b) Mencari Koefisien Asosiasi dengan Rumus Spearmans Rho
Kali ini, kita akan mengukur koefisiensi asosiasi lama waktu belajar peserta
didik dalam sehari apabila dihubungkan dengan nilai rata-rata semua mata
pelajaran yang mereka peroleh. Untuk itu, peneliti mengadakan wawacara
kepada enam orang peserta didik kelas XII, IPS, 1 SMA BUNGA sebagai sampel.
Dari wawancara itu diperoleh data yang berupa banyaknya waktu yang mereka
gunakan untuk belajar selama sehari. Di sisi lain, peneliti memperoleh data
mengenai nilai rata-rata semua mata pelajaran yang tertera di rapor keenam
peserta didik tersebut. Jadi, ada dua sumber data. Data itu ditabulasikan sebagai
berikut.
Kita akan mengukur tingkat hubungan antara lama waktu yang digunakan
untuk belajar dengan perolehan nilai rata-rata semua mata pelajaran. Rumus
statistik yang dibuat oleh Spearman untuk menghitung tingkat hubungan seperti
ini adalah sebagai berikut:
S
2
2
12 D
r=1
N(N -1)
12 = jumlah jam dalam sehari
N = banyaknya subjek (peserta didik)
D = beda (
difference
) antara jenjang setiap subjek (peserta didik)
Denise
40 menit
7,0
Michael
39 menit
7,2
Sogi
38 menit
7,7
Brandon
36 menit
6,8
Indra
35 menit
6,3
Virni
34 menit
6,6
Tike
32 menit
5,9
Mike
30 menit
6,0
Lama Belajar Dalam Sehari
Nilai Rata-rata
Semua Mapel
Nama Peserta
Didik
237
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Sebelum mengisi rumus dengan angka-angka yang dibutuhkan, terlebih
dahulu data ditabulasi seperti di bawah ini.
Untuk melengkapi isi tabel di atas, perhatikan penjelasan berikut.
(1) Lama belajar diurutkan berdasarkan rangking, yang paling atas bilangan
terbesar semakin ke bawah semakin mengecil angkanya,
(2) Nilai rata-rata tidak diurutkan menurut ranking tetapi mengikuti urutan
peserta didik,
(3) Posisi X adalah urutan lama istirahat dari atas nomor 1 hingga paling bawah
nomor terakhir, nomor 1 (paling atas) adalah waktu terbanyak dan semakin
ke bawah semakin sedikit,
(4) Posisi Y adalah posisi nilai rata-rata setiap peserta didik sesuai rankingnya
berdasarkan tingginya nilai, tetapi tidak diurutkat melainkan menyesuaikan
dengan urutan peserta didik dalam tabel,
(5) D adalah pengurangan RX dengan RY.
Selanjutnya, penghitungan dengan rumus Spearmans Rho adalah sebagai
berikut:
S
2
2
12 D
r=1-
N(N -1)
144
r=1-
504
12
S
2
12
r=1-
8(8 -1)
r = 1 - 0,29
12
́
́
12
r=1-
8 63
r = 0,71
Berdasarkan perhitungan, diperoleh tingkat hubungan yang sangat
signifikan, yaitu 0,71. Artinya, semakin banyak waktu yang digunakan untuk
belajar dalam sehari-harinya membuat seseorang memperoleh nilai tinggi.
Nama
Peserta Didik
Lama
Belajar
Nilai
Rata-rata
Posisi X
(RX)
Posisi Y
(RY)
RXRY
(D)
D
2
Denise
40 menit 7,0
1
3
-2 4
Michael 39 menit 7,2
2
2
0 0
Sogi
38 menit 7,7
3
1
2 4
Brandon 36 menit 6,8
4
4
0 0
Indra
35 menit 6,3
5
6
-1 1
Virni
34 menit 6,6
6
5
1 1
Tike
32 menit 5,9
7
8
-1 1
Mike
30 menit 6,0
8
7
1 1
Jumlah
012
238
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
4. Menarik Kesimpulan
Pada pembahasan analisis data di atas, sebenarnya kita telah mencoba
melakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu rumusan yang
merupakan jawaban terhadap permasalahan yang kita teliti. Pada dasarnya
kesimpulan merupakan hasil akhir dari proses analisis data. Pada tipe penelitian
yang menggunakan hipotesis, pada saat menyusun desain, peneliti telah
mengajukan jawaban sementara dalam bentuk hipotesis. Jawaban yang sebenar-
nya baru diperoleh setelah analisis data dilakukan. Oleh karena itu, keempat
hal tersebut (masalah, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan) merupakan
rangkaian proses yang saling berkait.
Sebagai hasil dari proses analisis data, kesimpulan harus sejalan dengan
cara yang ditempuh dalam analisis data tersebut. Seperti yang telah kita
bicarakan, ada dua cara menganalisis data, yaitu dengan cara nonstatistik dan
cara statistik. Cara nonstatistik diterapkan untuk menganalsis data kualitatif,
sedangkan data kuantitatif dapat dianalisis baik secara nonstatistik maupun
statistik.
a. Kesimpulan dengan Cara Nonstatistik
Penarikan kesimpulan dengan cara nonstatistik tidak menggunakan
penghitungan dengan rumus-rumus statistik. Setelah data dianalisis, hasilnya
dibuat dalam bentuk persentase atau perbandingan. Peneliti membandingan
hasil analisis data dengan suatu standar atau kriteria tertentu. Standar ini bisa
berasal dari suatu pedoman, aturan, atau dibuat sendiri oleh peneliti. Misalnya,
Anda meneliti apakah peserta didik di sekolah Anda tertib berpakaian atau
tidak. Indikator ketertiban berpakaian yang Anda tentukan antara lain atribut
lengkap, baju dimasukkan, seragam dipakai sesuai hari yang ditetapkan, pakaian
tidak dicorat-coreet, memakai kaos kaki dan sepatu sekolah. Untuk mengetahui
tingkat ketertiban peserta didik dalam berpakaian, Anda meneliti pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan peserta didik. Setelah Anda amati dan catat, ternyata
dari 500 peserta didik yang ada diperoleh data sebagai berikut:
Ketertiban Berpakaian :rekuensi Pelanggaran P
ersentase
1. Atribut tidak lengkap
25
5%
2. Baju tidak dimasukkan
40
8%
3. Seragam dipakai tidak
5
3%
sesuai hari yang ditetapkan
4. Pakaian ditulisi macam-macam
23
4,6%
5. Tidak memakai kaos kaki
45
9%
dan sepatu sekolah
Jumlah
148
29,6%
239
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Apabila standar atau kriterianya menyebutkan bahwa:
Tertib
= apabila pelanggaran yang terjadi berkisar antara 0 hingga
10 persen.
Kurang Tertib = apabila pelanggaran yang terjadi berkisar antara 10 hingga
75 persen
Tidak Tertib = apabila pelanggaran yang terjadi antara 75 hingga 100
persen.
Dengan demikian penelitian Anda menyimpulkan bahwa ketertiban berpakaian
peserta didik di sekolah Anda termasuk dalam kategori kurang tertib (29,6%).
b. Kesimpulan Secara Statistik
Membuat kesimpulan secara statistik lebih rumit namun memiliki akurasi
(ketepatan) tinggi. Seperti telah dijelaskan pada bagian analisis data, bahwa
ada berbagai macam rumus statistik untuk mengolah data. Pemakaian setiap
rumus bergantung rumusan masalah dan pendekatan penelitian yang dipilih.
Semua proses analisis data menggunakan rumus statistik pada dasarnya sama,
termasuk cara menyimpulkannya. Setelah data dianalisis dengan rumus-rumus
tertentu, hasil akhir penghitungan dimasukan ke dalam tabel. Dengan
memasukan data pada tabel, peneliti akan memperoleh interpretasi lebih lanjut
mengenai makna angka-angka hasil perhitungan dengan rumus. Interpretasi
itulah yang merupakan kesimpulan akhir proses pengolahan data.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Sebuah penelitian didesain sebagai berikut:
Judul :
Pendapat Peserta Didik Kelas XII IPS 2 Mengenai
Kepemimpinan Ketua OSIS
Variabel: Kepemim
pinan ketua OSIS.
Berdasarkan judul dan variabel di atas tentukanlah instrumen pengumpul
data yang tepat, kemudian rumuskanlah indikator-indikatornya!
Kemudian, jabarkan indikator-indikator tersebut ke dalam instrumen
pengumpul data! Setelah selesai, tukarkan hasil pekerjaan Anda kepada
teman sekelas untuk memperoleh masukan!
2. Di koran atau majalah sering diadakan jajak pendapat mengenai suatu
masalah sosial. Guntinglah salah satu yang Anda anggap menarik dan
pelajari sehingga Anda dapat menemukan desain di balik jajak pendapat
tersebut! Deskripsikanlah desain yang Anda tangkap dengan segala
keunggulannya dan kelemahannya sebagai sebuah penelitian ilmiah!
Sampaikan hasil kajian Anda di depan kelas!
Aktivitas Siswa
240
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
1 Seorang peneliti perlu mempekerjakan orang-
orang yang mengerti cara-cara berkomunikasi
dengan orang banyak. Hal ini penting untuk
mendukung pelaksanaan wawancara agar
berhasil dengan baik.
2 Sebaiknya seorang pengamat atau pewawan-
cara jangan membawa-bawa catatan atau alat
perekam dalam bentuk apa pun. Hal itu untuk
menghindari keengganan responden atau orang
yang diamati. Sebab, pada umumnya orang
yang mengetahui kalau sedang diteliti pasti akan
bertingkah tidak seperti biasanya. Hal itu akan
menimbulkan bias data.
No.
Pernyataan
S TS R
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan instrumen pengumpul data!
2. Jelaskan keunggulan dan kelemahan pengumpulan data melalui
wawancara langsung dibandingkan melalui angket!
3. :aktor apa saja yang perlu diperhatikan peneliti dalam memilih instrmen
pengumpul data?
4. Apakah perbedaan pengolahan data secara nonstatistik dan secara
statistik?
5. Apakah yang dimaksud dengan koefisien asiosasi?
Kejakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Pelatihan
Tes Skala Sikap
241
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
B. Menulis Laporan Penelitian
Sebuah hasil penelitian tidak akan bermanfaat apabila hanya diketahui
oleh penelitinya sendiri. Oleh karena itu, hasil penelitian perlu dikomunikasikan
kepada orang lain. Upaya untuk mengkomunikasikan hasil penelitian pada
umumnya berbentuk penyusunan laporan tertulis sehingga dapat dibaca orang
lain. Sebenarnya hasil penelitian dapat juga dikomunikasikan secara lisan melalui
berbagai presentasi ilmiah (diskusi, seminar, lokakarya). Namun, semua itu tetap
disertai dengan penyusunan laporan dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu,
setelah Anda dapat menyusun desain dan melaksanakan penelitian, langkah
terakhir yang harus Anda ambil adalah kemampuan membuat laporan hasil
penelitian.
1. Waktu Penulisan
Anda mungkin beranggapan bahwa langkah penulisan laporan dilaksanakan
paling akhir setelah semua langkah penelitian dilalui. Hal itu tidak benar.
Penulisan di akhir kegiatan hanya bersifat penyempurnaan, sedangkan proses
penulisan seharusnya dimulai sejak penyusunan desain penelitian. Lebih-lebih,
beberapa bagian dalam desain penelitian nantinya juga akan ditulis kembali
dalam laporan akhir. Misalnya, Bab 1 (Pendahuluan), Bab 2 (Landasan Teori
3 Agar tes menghasilkan data yang terpercaya,
maka setiap peserta tes duduk sendirian dan
berjarak minimal dua meter dari peserta tes yang
lain. Sebab, jika perserta tes saling menyontek
maka hasil tes tidak layak dijadikan sebagai data
penelitian.
4 Soal tes intelegensi sudah terstandar dan biasa-
nya bentuknya sama dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, tes semacam itu tidak valid karena
sudah sering dipakai sehingga bocor di masya-
rakat.
5 Penelitian yang bertujuan menguji hipotesis pasti
akan menggunakan metode analisis statistik
untuk mengolah data.
No.
Pernyataan
S TS R
242
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
atau Studi Pustaka) dan Bab 3 (Metodologi Penelitian) diambil secara keseluruhan
dari desain penelitian. Ketiga bab tersebut memuat rumusan masalah, tujuan,
variabel, asumsi, hipotesis, dan metodologi. Anda dapat melihat itu pada contoh
desain penelitian (pengayaan Bab 5) dan contoh laporan hasil penelitian
(pengayaan Bab 6) buku ini.
Seorang peneliti yang baik akan mulai mengumpulkan semua catatan yang
berhubungan dengan penelitiannya sejak awal. Pada saat mengadakan studi
pendahuluan dan studi pustaka, berbagai kutipan dari literatur yang berhubungan
dengan penelitian, harus didokumentasikan dengan baik dan rapi. Apabila tidak,
maka catatan yang berserakan akan menyulitkan pekerjaan kita dalam
penyusunan laporan akhir. Untuk itu, disarankan menggunakan kartu-kartu
kutipan. Caranya, siapkankan kartu-kartu berukuran 10 x 20 cm secukupnya.
Setiap kali Anda memperoleh konsep teori, atau data pendukung yang diperoleh
dari membaca referensi, tulislah di dalam sebuah atau beberapa kartu secara
berseri. Jangan lupa menyertakan sumber pengambilannya, antara lain
pengarang, tahun terbit, judul buku, kota tempat terbit, penerbit, dan halaman
sumber pengambilannya. Pada saat Anda menyusun laporan, kartu-kartu itu
sangat bermanfaat dan memudahkan Anda dalam menusun sebuah laporan.
Kartu-kartu yang berisi informasi maupun data penelitian dikelompok-
kelompokkan menurut jenisnya. Misalnya, kutipan mengenai konsep dan teori
menjadi satu kelompok yang diberi nama kajian pustaka, catatan jawaban
responden dalam wawancara dimasukkan ke dalam kelompok kumpulan data,
dan seterusnya. Banyaknya map disesuaikan dengan kebutuhan, paling tidak
sesuai dengan banyaknya bab dalam laporan penelitian. Selanjutnya, semua
kelompok kartu tersebut disatukan dalam map-map yang diberi label sesuai
kelompoknya. Tentu saja cara ini bukan satu-satunya cara yang dapat dipakai.
Anda masih dapat mengembangkan cara tersendiri yang menurut Anda lebih
sesuai.
Semua data dan keterangan yang diperoleh selama masa penelitian pun
harus didokumentasikan sejak awal. Apabila Anda mengumpulkan data dengan
angket, maka semua angket yang dikembalikan oleh responden harus disimpan
secara rapi. Apabila Anda mengadakan wawancara dengan narasumber, semua
catatan hasil wawancara harus ditata dengan baik. Begitu juga apabila Anda
mengadakan pengamatan, semua catatan, foto, rekaman suara, atau rekaman
video harus didokumentasikan dan disimpan dengan baik.
2. Sistematika Laporan
Proses penulisan laporan penelitian pada dasarnya merupakan proses
kreatif. Seseorang yang berkreasi selalu didasari oleh persiapan, dalam hal
pembuatan karya tulis didesain dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka
karangan adalah daftar semua topik yang diurutkan berdasarkan pola tertentu.
Kerangka karangan untuk laporan hasil penelitian dapat diartikan sebagai
243
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
sitematika penulisan. Apabila Anda membaca berbagai literatur atau pedoman
penulisan laporan penelitian, Anda akan menemukan keragaman model
sistematika. Walaupun demikian, pada dasarnya adalah sama. Unsur-unsur
pokok laporan penelitian mencakup judul, prakata atau kata pengantar, daftar
isi, penghargaan atas bantuan berbagai pihak, pendahuluan, tubuh laporan,
pengutipan, referensi, catatan kaki, tabel, grafik, bagan, peta dan gambar,
bibliografi, lampiran, dan indeks (Koentjaraningrat, 1994). Perbedaan-perbedaan
kecil (variasi) yang ada hanya berupa penekanan pada hal-hal tertentu.
Unsur-unsur tersebut disusun menjadi kerangka atau sistematika laporan,
walaupun urutannya kadang-kadang bervariasi. Salah satu sistematika penulisan
laporan hasil penelitian yang dapat Anda jadikan pedoman dalam pembuatan
laporan adalah sebagai berikut.
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel
e. Daftar Gambar dan Diagram
Bab 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Pembahasan
Bab 2. Kajian Pustaka
A. Landasan Teori
B. Kerangka Berpikir Peneliti
C. Hipotesis
Bab 3. Metodologi
A. Pemilihan Subjek Penelitian (Populasi, Sampel, dan Teknik
Sampling)
B. Pendekatan Penelitian
C. Pengumpulan Data
Bab 4. Pelaksanaan Penelitian
A. Analisis Data
B. Hasil Analisis
Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan (Penutup)
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Indeks.
244
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Berikut ini akan kita bahas satu per satu bagian-bagian tersebut.
a. Halaman Judul
Halaman judul ada dua macam, pertama pada sampul (
cover
) laporan dan
kedua pada lembar pertama dalam laporan tersebut. Pada halaman ini tertulis
judul laporan secara simetris di tengah bagian atas halaman. Judul ditulis dengan
huruf kapital tanpa garis bawah. Kalimat judul harus singkat, padat, kom-
prehensif, jelas, dan dapat dipahami dalam sekilas pandang. Beberapa spasi di
bawah judul ditulis penjelasan singkat mengenai tujuan penulisan atau penelitian,
dengan tulisan biasa (bukan huruf kapital). Di bagian tengah bawah halaman
judul ditulis nama peneliti dan tahun pembuatannya. Ruang kosong di antara
penjelasan tujuan penelitian dengan nama peneliti, diberi hiasan berupa tiga
garis tebal-tegak, atau hiasan lain yang bersifat netral atau ilmiah. Halaman
judul (bukan
cover
) diberi nomor halaman i (bilangan romawi kecil).
b. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan penjelasan singkat (kira-kira satu halaman) oleh
peneliti mengenai latar belakang diadakannya penelitian, hambatan-hambatan
yang dihadapi, dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan
dalam membantu peneliti. Di bagian kanan bawah kata pengantar, ditulis tempat
dan tanggal penulisan, dan nama peneliti. Halaman ini diberi nomor halaman
ii ( bilangan romawi kecil).
c. Daftar Isi
Daftar isi memuat pokok-pokok isi laporan, mulai dari halaman judul hingga
indeks. Pada daftar setiap bab, kecuali mencantumkan judul bab, juga disertai
sub-sub judul bab. Semua yang tertulis di daftar isi disertai dengan nomor halaman
tempat pokok-pokok itu berada. Daftar isi diberi nomor halaman iii ( bilangan
romawi kecil).
d. Daftar Tabel
Daftar tabel berisi semua judul tabel yang terdapat dalam laporan ilmiah.
Setiap judul ditulis urut sesuai urutan halaman pemuatannya. Nomor halaman
pemuatannya pun dicantumkan. Halaman ini diberi nomor iv ( bilangan romawi
kecil).
e. Daftar Gambar dan Diagram
Sama seperti tabel, semua gambar dan diagram yang dimuat dalam laporan
harus dibuatkan daftar khusus. Daftar itu memuat judul gambar dan diagram
berserta halaman pemuatannya. Daftar tabel diberi nomor halaman v ( bilangan
romawi kecil).
245
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
f. Tubuh Laporan
Tubuh laporan merupakan isi sebuah laporan. Peneliti melaporkan (secara
tertulis dan sistematis) semua proses penelitiannya dari awal hingga akhir, dari
penyusunan desain hingga pengambilan kesimpulan. Pada bagian ini mencakup
pembicaraan yang luas, maka harus dibagi-bagi menjadi beberapa bab dan
setiap bab mencerminkan langkah-langkah dalam penelitian. Sebagian langkah
ada yang digabung dalam satu bab tertentu (misalnya metodologi) yang
mencakup beberapa langkah penelitian sekaligus. Agar lebih jelas Anda dapat
melihat kembali sistematika di atas dan penjelasannya berikut ini.
1) Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan paling tidak berisi tiga sub bab, yaitu latar belakang penelitian,
rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Secara lebih detil, bab 1 dilengkapi
dengan uraian mengenai alasan pemilihan judul, manfaat penelitian, dan
sistematika pembahasan atau penyajian laporan. Latar belakang penelitian
(rasionalitas) menguraikan pentingnya pelaksanaan penelitian terhadap
masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian peneliti
menguraikan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Semua isi uraian
dalam pendahuluan ini pada dasarnya sama persis dengan deskripsi dalam
desain penelitian, dan kelima sub bab tersebut mencerminkan langkah-
langkah tertentu dari sepuluh langkah penelitian yang telah Anda pelajari.
2) Bab 2 Kajian Pustaka
Pada bagian ini peneliti melaporkan hasil kajian pustaka yang menjadi
landasan pelaksanaan penelitiannya. Seperti yang telah Anda ketahui,
bahwa suatu masalah selalu berkaitan dengan masalah-masalah lain. Oleh
karena itu, semua tulisan (buku, laporan, penemuan, dll) yang membicarakan
semua masalah yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti
harus dikaji. Di situlah peneliti secara jujur menjelaskan bahwa penelitiannya
merupakan bagian dari rangkaian pengetahuan (teori) yang telah dirintis
oleh para pendahulu. Dari teori-teori yang disampaikan oleh pendahulu
tersebut peneliti memperoleh landasan untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut. Oleh karena itu, bagian ini sebenarnya merupakan jembatan peng-
hubung antara penemuan para pendahulu dengan apa yang dia lakukan.
Secara teknis, bagian ini memuat teori-teori yang pernah dirumuskan para
pendahulu, dan berdasarkan teori-teori itu kemudian peneliti merumuskan
hipotesis yang akan menjadi arah dan tujuan penelitiannya.
3) Bab 3 Metodologi
Bagian ini berisi sama dengan deskripsi pada desain dan pelaksanaan pene-
litian yang merangkum tiga langkah penelitian sekaligus, yaitu pemilihan
sumber data, pemilihan pendekatan, dan pengumpulan data. Peneliti
menjelaskan tipe penelitian yang dilaksanakan, metode dan instrumen yang
digunakan untuk memperoleh data. Apakah penelitiannya menggunakan
pendekatan populasi atau sampel. Kalau meneliti sampel tertentu,
bagaimana cara sampel itu dipilih.
246
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
4) Bab 4 Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti menguraikan pelaksanaan penelitian dari proses
penyusunan instrumen dan validasinya hingga proses pengolahan (analisis)
data dan penyajian hasilnya. Bagian inilah yang isinya terbanyak sehingga
membutuhkan ruang tulis cukup panjang. Pada setiap laporan penelitian,
pada bagian ini selalu lebih tebal halamannya dibandingkan bab-bab lainnya.
Di sini semua data hasil analisis disusun dalam format tabel, dikategorisasi-
kan, untuk kemudian diolah secara statistik atau dicari presentasenya.
5) Bab 5 Penutup
Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasakan
hasil analisis yang telah dilakukan. Banyaknya kesimpulan sesuai dengan
banyaknya permasalahan dan indikator. Setelah itu, dengan berdasarkan
kepada kesimpulan yang diperoleh, peneliti memberikan saran-saran kepada
pihak-pihak yang berkepentingan atau berhubungan dengan hasil penelitian
tersebut.
e. Daftar Pustaka (Bibliografi)
Laporan penelitian termasuk dalam karya tulis ilmiah. Salah satu syarat
keilmiahan suatu karya adalah kejujuran dan objektivitas. Kejujuran itu tercermin
dalam pengakuan terhadap pemanfaatan hasil pikiran orang lain. Lebih-lebih
pada bagain kajian pustaka dan landasan teori. Setiap kali peneliti mengambil
hasil pemikiran orang lain harus mencantumkan sumbernya. Apabila peneliti
mengutip secara langsung maupun tidak langsung pernyataan ahli tertentu,
maka sumber kutipan itu harus disertakan dalam laporan penelitiannya. Penulisan
sumber dapat secara langsung di belakang kutipan tersebut atau sebelumnya.
Di samping itu, di bagian akhir laporan terdapat halaman khusus yang memuat
daftar pustaka. Di bagian inilah semua dokumen kepustakaan (buku, majalah,
koran, laporan, situs internet, dan lain-lain) harus dicantumkan. Setiap sumber
kajian ditulis nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota tempat terbit, dan
nama peberbitnya. Setelah itu diurutkan secara alfabetis.
f. Indeks
Indeks artinya daftar. Maksudnya, semua istilah dan konsep penting yang
digunakan dalam laporan harus ditulis dalam sebuah daftar tersendiri Konsep
atau istilah itu diurutkan secara alfabetis dan di belakang setiap istilah
dicantumkan nomor-nomor halaman tempat munculnya istilah-istilah tersebut.
3. Bahasa dan Cara Pengetikan
Laporan penelitian adalah karya ilmiah. Setiap karya ilmiah harus
menggunakan ragam bahasa baku atau resmi. Bahasa baku adalah ragam bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku saat ini. Kaidah itu
mengatur tata bahasa yang aturannya dituangkan dalam buku
Tata Bahasa
247
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Baku Bahasa Indonesia
. Tidak semua kata yang kita pakai sehari-hari merupakan
kata-kata baku. Untuk mengetahui apakah suatu kata tergolong baku atau tidak
Anda perlu memeriksanya di Kamus Umum Bahasa Indonesia. Selain itu, tidak
semua istilah yang diserap dari bahasa asing merupakan istilah baku. Bahasa
Indonesia memiliki aturan resmi yang menjadi pedoman dalam penulisan istilah
serapan dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Pedoman itu adalah pedoman
pembentukan istilah. Di perpustakaan sekolah Anda pasti memiliki ketiganya
(biasanya di bagian koleksi referensi). Bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah
tersebut pada umumya juga digunakan dalam semua kegiatan resmi
pemerintahan, oleh karena itu disebut juga bahasa resmi.
Bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian harus efektif dan efisien,
artinya, menggunakan kata-kata yang seringkas mungkin tetapi mampu
menyampaikan maksud sesuai dengan yang dipikirkan oleh penulisnya. Setiap
kalimat dan paragraf harus efektif, tidak berbelit-belit, dan lugas. Apabila harus
menggunakan kata atau istilah asing yang belum diserap ke dalam bahasa
Indonesia, maka harus ditulis miring (kursif).
Setiap paragraf mengandung hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat
lain dalam paragraf harus mengarah kepada pikiran utama, sehingga paragraf
bersifat padu (kohesif) dan merupakan satu kesatuan buah pikiran (koheren).
Jumlah kalimat dalam sebuah paragraf jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu
panjang. Idealnya antara lima sampai 10 kalimat. Penulisan setiap paragraf
ditandai dengan baris awal menjorok ke dalam kira-kira lima karakter.
Laporan ilmiah diketik pada lembaran kertas berukuran kuarto (A4) 210 x
297 mm. Batas tepi pengetikan atas dan kiri 4 cm, kanan dan bawah 3 cm.
Jarak setiap baris dibuat dengan spasi ganda. Penulisan halaman diurut mulai
halaman 1 sampai terakhir di mulai dari bab 1 hingga halaman terakhir. Khusus
untuk penulisan halaman pada lembar bab ditulis di bagian bawah-tengah.
Halaman yang lain di bagian atas-kanan. Halaman judul, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel dan gambar menggunakan huruf Romawi kecil (i, ii, iii, iv), dan
diletakkan di bagian bawah-tengah.
Setiap judul bab ditulis dengan huruf kapital secara simetris di tengah-tengah
halaman dengan diberi nomor angka Romawi. Setiap subbab ditulis di sisi kiri
halaman dengan diberi nomor berupa abjad huruf besar. Apabila subbab memiliki
anak judul lagi, maka diberi nomor dengan angka, begitu seterusnya. Dan teknik
penulisan dan penomoran judul harus konsisten sehingga tidak membingungkan
pembaca.
Berikut ini adalah contoh penomoran tiap-tiap pembahasan dalam penulisan
laporan yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah.
248
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Sub point A
a. Sub Poin 1
1) Sub poin a
a) Sub poin 1)
Demikianlah penjelasan singkat mengenai tata cara penulisan laporan
penelitian. Untuk mendalami lebih lanjut teknik ini, terutama pada aspek bahasa,
tata tulis, dan format laporan, Anda dapat mempelajarinya di buku-buku yang
membahas karya tulis (dalam pelajaran Bahasa Indonesia). Prinsipnya, sebuah
laporan penelitian harus lengkap, ringkas, lugas, efektif, sistematis, dan mudah
dimengerti pembacanya.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas dibawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Carilah laporan hasil penelitian di perpustakaan terdekat atau sekolah
Anda! Pelajarilah dan tulislah sistematika laporan penelitian itu.
Bandingkan dengan model (sistematika) laporan yang telah Anda
pelajari dan berikan komentar!
2. Lakukan penelitian sederhana sesuai dengan desain yang telah Anda
buat pada tugas Bab 5 buku ini! Setelah data Anda olah sesuai dengan
langkah-langkah analisis data, tulislah laporan hasil penelitian! Kerjakan
tugas ini secara berkelompok, sehingga Anda dapat berdiskusi untuk
menyempurnakanya!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Bagaimana cara menulis daftar pustaka?
2. Tulislah sebuah sistematika laporan penelitian!
3. Apakah yang ditulis di dalam daftar pustaka
4. Bagaimana tata cara pengetikan laporan?
5. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian?
Aktivitas Siswa
Pelatihan
249
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Rangkuman
Tes Skala Sikap
1. Penulisan laporan merupakan langkah terakhir
dalam penelitian namun tidak harus dilakukan
di akhir kegiatan.
2 Sebagian dari uraian di dalam laporan peneltian
merupakan pengulangan (penulisan kembali)
uraian pada desain penelitian.
3 Bahasa laporan harus efektif (mudah dipahami).
Oleh karena itu, digunakan bahasa sehari-hari.
4 Hasil penelitian harus dilaporkan secara tertulis
agar orang mengetahuinya
5 Selain daftar isi, laporan penelitian harus
dilengkapi dengan daftar tabel dan gambar.
No.
Pernyataan
S TS R
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah ini,
dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju), atau R (Ragu-ragu)!
1. Dalam pelaksanaan penelitian, kita harus memperhatikan langkah-
langkah berikut:
a. menentukan dan menyusun instrumen,
b. mengumpulkan data, dan
c. menganalisis data.
2. Ada enam faktor dalam pembentukan instrumen penelitian, yaitu:
a. tujuan penelitian,
b. sampel penelitian,
c. lokasi,
250
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
d. pelaksana,
e. biaya dan waktu, serta
f. data.
3. Lima instrumen utama yang dapat dipilih dalam suatu penelitian adalah
a. tes,
b. angket,
c. pedoman wawancara,
d. daftar penelitian (
check list
), dan
e. skala bertingkat.
4. Tes adalah sejenis alat ukur kemampuan, keterampilan, intelegensi,
bakat, dan sikap seseorang atau sekelompok orang. Ada tujuh jenis
tes yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu
a. tes kepribadian (
personality test
),
b. tes bakat (
aptitute test
),
c. tes intelegensi (
intelligent test
),
d. tes sikap (
attitude test
),
e. tes proyeksi (
projective test
),
f. tes minat
(measurement of interest
), dan
g. tes prestasi (
achievement
test
).
5. Angket merupakan instrument pengumpulan data yang berupa per-
tanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
6. Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa per-
cakapan langsung. Ada tiga teknik utama dalam berwawancara, yaitu:
a. wawancara berencana (
standardized interview
),
b. wawancara tak berencana (
unstandardized interview
), dan
c. wawancara sambil lalu (
casula interview
)
7. Skala bertingkat digunakan untuk memperoleh data dalam penggunaan
metode angket dan metode dokumentasi. Skala bertingkat berupa
penilaian subjektif yang diberikan seseorang mengenai suatu objek.
Penilaian itu diekspresikan dalam berbagai pernyataan yang dibuat
bertingkat-tingkat.
8. Proses pengumpulan data merupakan kegiatan lapangan. Dalam proses
ini peneliti dapat menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu
dengan menggunakan tes dan wawancara.
9. Ada tiga tahap dalam pengolahan data, yaitu
a. persiapan,
b. tabulasi, dan
c. penghitungan (kalkulasi).
251
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
10. Dalam tahap persiapan, hal yang pertama kali yaitu memeriksa semua
dokumen dan catatan yang berisi data yang telah terkumpul. Peme-
riksaan meliputi kegiatan:
a. penyuntingan (
editing
),
b. pemberian kode (
coding
), dan
c. kategorisasi.
11. Tabulasi artinya menyusun data dalam bentuk tabel.
12. Ada dua rumus statistik yang berfungsi untuk mencari koefisiensi
asosiasi, yaitu Yules Q dan Spearmans Rho. Rumus Yules Q digunakan
apabila variabel yang dianalisis hubungannya bersifat kualitatif dan
diskriptif, sedangkan rumus Spearmans Rho digunakan untuk menguji
tingkat hubungan dua variabel yang bersifat kuantitatif dan kontinu.
13. Kesimpulan adalah suatu rumusan yang merupakan jawaban terhadap
permasalahan yang kita teliti. Kesimpulan harus sejalan dengan cara
yang ditempuh dalam analisis data tersebut. Jadi, dalam menarik
kesimpulan ada dua cara, yaitu nonstatistik dan statistik.
14. Unsur-unsur pokok laporan penelitian mencakup judul, prakata atau
kata pengantar, daftar isi, penghargaan atas bantuan berbagai pihak,
pendahuluan, tubuh laporan, pengutipan, referensi, catatan kaki, tabel,
grafik, bagan, peta dan gambar, bibliografi, lampiran, dan indeks.
15. Dalam menulis suatu laporan penelitian, kita harus memperhatikan
beberapa langkah berikut:
a. waktu penulisan,
b. sistematika laporan, serta
c. bahasa dan cara pengetikan
252
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pengayaan
LAPORAN HASIL PENELITIAN
TANGGAPAN PESERTA DIDIK SMA SE-KABUPATEN JOYOBAYAN
TAHUN PELAJARAN 2002/2003
TERHADAP PORNOGRA:I DAN PORNOAKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Mengadakan Penelitian
Akhir-akhir ini pornoaksi dan pornografi menjadi masalah yang
dibicarakan banyak orang. Hal itu karena pornografi dan pornoaksi semakin
sering ditampilkan di berbagai kesempatan, mulai dari panggung-panggung
hiburan di masyarakat, siaran-siaran TV, iklan-iklan, dan bahkan VCD.
Sebagian orang berpendapat bahwa pornografi dan pornoaksi dapat
merusak akhlak generasi muda, khususnya peserta didik SMA di Kabupaten
Joyobayan. Salah satu bentuk ketidaksetujuan sebagian warga masyarakat
terhadap pornografi dan pornoaksi tercermin dari tulisan salah satu koran
yang menyatakan bahwa goyang ngebor mengundang pro dan kontra di
berbagai kalangan masyarakat dan memicu aksi kelompok masyarakat
melawan pornoaksi dan pornografi. Sasaran demo di antaranya adalah
dua stasiun televisi swasta yang mengeksploitasi penyanyi yang sekarang
sedang meroket namanya itu. (Suara Merdeka, 19 Mei, 2003)
Para peserta didik di SMA di Kabupaten Joyobayan, seperti para peserta
didik pada umumnya, mereka di sekolah senantiasa diajari hal-hal yang
baik. Hal-hal yang baik itu misalnya berpakaian sopan, berbicara sopan,
bertingkah laku sopan, dan supaya menerapkan ajaran-ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari. Pada umumnya ajaran agama apa saja sangat
menentang porno-grafi dan pornoaksi. Keduanya dianggap sebagai bentuk
perbuatan yang tidak bermoral.
Mengingat hal tersebut di atas, peneliti menilai adanya pertentangan
antara apa yang terjadi di masyarakat, khususnya masalah pornografi dan
pornoaksi, dengan apa yang terjadi di sekolah. Hal inilah yang melatar-
belakangi peneliti untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tanggapan
peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan terhadap kedua hal tersebut
(pornografi dan pornoaksi).
253
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
B. Rumusan Masalah
Pornoaksi dan pornografi mencakup ruang lingkup yang amat luas.
Akan tetapi, penelitian ini hanya menyangkut kejadian-kejadian yang
mengandung pornografi dan pornoaksi. Kejadian-kejadian tersebut antara
lain dalam bentuk panggung pertunjukan, arena rekreasi, informasi media
massa, berbagai bacaan, maupun iklan dan poster, internet, dan film yang
dimainkan dengan
VCD
Player. Tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten
Joyobayan terhadap hal-hal seperti itulah yang akan diteliti.
Oleh karena itu, secara umum peneltian ini didasarkan kepada rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap pornografi dan pornoaksi?
Penjabaran lebih spesifik rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap panggung pertunjukan yang
menampilkan pornografi dan pornoaksi?
2. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap arena rekreasi yang
menampilkan pornografi dan pornoaksi?
3. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap isi media massa yang menam-
pilkan pornografi dan pornoaksi?
4. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap bacaan-bacaan yang mengan-
dung pornografi dan pornoaksi?
5. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap iklan dan poster yang menam-
pilkan pornografi dan pornoaksi?
6. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap situs internet yang menampilkan
pornografi dan pornoaksi?
7. Bagaimana tanggapan peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
tahun pelajaran 2002/2003 terhadap film yang diputar melalui
VCD
Player
yang menampilkan pornografi dan pornoaksi?
254
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
C. Manfaat Hasil Penelitian
Dengan dilakukan hasil penelitian ini peneliti berharap:
1. Peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sikap
peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran
2002/2003 terhadap pornografi dan pornoaksi.
2. Peneliti dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berke-
pentingan dengan masalah.
3. Pendidikan generasi muda, khususnya dalam hal menghadapi masalah
pornografi dan pornoaksi.
4. Peneliti juga ingin ikut memberikan sumbangan, walaupun kecil, kepada
dunia ilmu pengetahuan. Mudah-mudahan hasil penelitian ini nantinya
turut memperkaya pengetahuan yang bermanfaat.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sikap dan tanggapan para peserta didik SMA di Kabupaten
Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003 mengenai masalah porno-
aksi dan pornografi.
2. Mendapatkan data dan informasi yang pasti mengenai masalah porno-
grafi dan pornoaksi secara langsung dari kalangan peserta didik SMA
di Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003, sehingga
nantinya dapat memberikan saran langkah-langkah yang baik yang
dapat diambil oleh pihak yang berkepentingan guna menangani dan
mengantisipasi dampak negatif pornoaksi dan pornografi di kalangan
peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan.
E. Asumsi
Penelitian ini didasarkan kepada asumsi sebagai berikut :
1. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 rata-rata pernah menonton panggung pertunjukan sebagai media
yang sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.
2. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 rata-rata pernah mengunjungi arena rekreasi, sebagai tempat
yang sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.
3. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 rata-rata pernah membaca dan menyimak media massa, sebagai
media yang sering memuat pornografi dan pornoaksi.
4. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 rata-rata pernah membaca komik dan buku-buku cerita, sebagai
media yang sering memuat pornografi dan pornoaksi.
255
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
5. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 rata-rata pernah melihat iklan dan poster, sebagai media yang
sering menampilkan pornografi dan pornoaksi.
6. Sebagian dari peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun
pelajaran 2002/2003 pernah mengakses internet, sebagai media yang
sering memuat pornografi dan pornoaksi.
7. Sebagian dari peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun
pelajaran 2002/2003 pernah menonton film melalui
VCD
player,
sebagai media tersebarnya pornografi dan pornoaksi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pornografi
Dalam kehidupan seharihari sering didengar istilah pornografi, baik
di media cetak maupun elektronik. Walapun istilah tersebut sudah cukup
dikenal, peneliti perlu untuk menyajikan definisi yang jelas untuk kedua
istilah itu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun
2001 halaman 889, kata porno berarti cabul. Pada halaman 371 kamus
tersebut kata grafis diartikan:
1. bersifat graf, bersifat huruf, dilambangkan dengan huruf;
2. bersifat matematika, statisika, dan sebagainya dalam wujud titik-titik,
garis-garis, atau bidang-bidang yang secara fiskal dapat menjelaskan
hubungan yang ingin disajikan secara terbaik tetapi penyajian hasil
perhitungan bersifat grafik.
Dari kedua pangertian diatas dapat disimpulkan bahwa pornografi
adalah:
1. penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan
untuk membangkitkan nafsu birahi;
2. bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk
membangkitkan nafsu birahi.
B. Pengertian Pornoaksi
Istilah pornoaksi merupakan istilah yang relatif baru dikenal masyarakat.
Istilah tersebut akhir-akhir ini muncul di media massa sehubungan maraknya
gaya menari seorang penyanyi dangdut yang mengundang pro dan kontra.
Setelah peneliti mencari dalam berbagai literatur, ternyata belum ada definisi
yang khusus untuk istilah tersebut.
256
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Akan tetapi, dengan melihat asal kata yang menyusun istilah tersebut,
peneliti dapat menguraikan pengertiannya berdasarkan akar kata yang
menyusun istilah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peneliti
dapat menguraikannya sebagai berikut:
1. porno : cabul ( Balai Pustaka, 2001 hal. 889).
2. aksi : tindakan, gerakan, sikap (gerak-gerak, tingkah laku), elok
sekali (Balai Pustaka, 2001 hal. 22).
Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian
pornoaksi adalah suatu sikap atau tindakan yang memperlihatkan sebagian
dari tubuh yang erotis (merangsang). Tindakan tersebut mencakup gaya,
tarian, gerakan tubuh, dan tingkah laku seseorang lainnya.
C. Jenis-jenis Pornografi Dan Pornoaksi
Berdasarkan pengertian pornografi dan pornoaksi tersebut di atas
peneliti dapat menguraikan jenis-jenis pornografi dan pornoaksi seperti di
bawah ini.
1. Pornografi yang Berupa Tulisan
Pornografi yang berupa tulisan yaitu mencakup tulisan dalam cerpen,
novel, dan puisi.
2. Pornografi Berupa Gambar
Pornografi berbentuk gambar sering kita lihat, misalnya, fotofoto
porno, VCD (
Video Compact Disc
) yang berisi gambargambar atau film-
film porno.
Sementara itu, berdasarkan pengertian pornoaksi di atas, peneliti
menyebutkan jenisjenis pornoaksi sebagai berikut:
1. :oto Model
:oto model adalah orang yang sengaja difoto dengan gaya (
pose
) dan
busana yang dapat menarik perhatian penonton atau pembaca. Agar foto
yang dihasilkan menarik, umumnya foto model bergaya dan berbusana
yang mengarah kepada pornografi dan pornoaksi.
2. Aksi dalam :ilm
:ilm-film yang beredar di masyarakat, baik lewat layar lebar di gedung-
gedung biokop maupun lewat televisi dan
VCD
, sering disisipi adegan-
adegan porno. Bahkan, ada film-film tertentu yang justru mengkhususkan
ceritanya mengenai adegan seks.
3. Aksi Penyanyi Panggung
Penyanyi panggung yang sedang digemari di masyarakat, contohnya
adalah goyang
ngebor
.
257
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode
deskriptif. Metode diskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang
bertujuan untuk mendiskripsikan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi
pada situasi sekarang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan
maksud untuk menemukan informasi berkaitan dengan sikap atau tanggapan
peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan terhadap pornografi dan
pornoaksi. Informasi yang peneliti temukan akan diuraikan (dideskripsikan)
sebagai-mana adanya, menurut data yang ditemukan.
B. Sumber Data
Sesuai dengan judul, sumber data penelitian ini adalah peserta didik
SMA se-Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003.
Keseluruhan peserta didik yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini yang merupakan populasi penelitian.
Tabel Jumlah Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan
Tahun 2003
Sumber data: MKKS-SMA Kab. Joyobayan
1. SMA N 1 Joyobayan
746 orang
2. SMA N 2 Joyobayan
928 orang
3. SMA N 3 Joyobayan
792 orang
4. SMA N 1 Baker
360 orang
5. SMA N 1 Cempaka
583 orang
6. SMA N 1 Mentari
523 orang
7. SMA N 1 Bunga
508 orang
8. SMA N Tirta
561 orang
9. SMA N 1 Mawar
458 orang
10. SMA Berbudi
400 orang
11. SMA Tulip
309 orang
12. SMA Madya
71 orang
13. SMA Luwes
314 orang
14. SMA Suka Maju
24 orang
15. SMA Artha
34 orang
Jumlah
6.
611 orang
No.
Sekolah
Jumlah Siswa
258
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Sesuai data yang diperoleh dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS) SMA Kabupaten Joyobayan seperti dalam tabel di atas, populasi
penelitian ini adalah semua peserta didik SMA negeri maupun swasta di
Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran 2002/2003 yang berjumlah
6.611 orang. Peneliti tidak mengambil secara keseluruhan, melainkan
menentukan sejumlah peserta didik sebagai sampel. Agar sampel
mencerminkan keragaman populasi, maka peneliti berpedoman kepada
pendapat Suharsimi Arikunto (1999) yang menjelaskan bahwa, apabila
subjeknya lebih dari 1000 diambil antara 10 sampai dengan 15 persen
dari seluruh populasi. Oleh karena itu, peneliti menetapkan sampel sebesar
10% dari 6.611 peserta didik, yaitu 661 orang responden.
Sesuai dengan kenyataan di lapangan, peserta didik SMA yang diteliti
tersebar di lima 5 SMA berada dalam kota Joyobayan (3 SMA Negeri dan
2 SMA Swasta), dan 10 lainnya tersebar di luar kota (kota-kota kecamatan),
yang mencakup 6 SMA negeri dan 4 SMA Swasta luar kota Joyobayan.
Oleh karena itu, sampel yang diambil adalah sebagai berikut:
1. SMA Negeri di dalam kota diwakili oleh SMA N 2 Joyobayan dan
SMAN 3 Joyobayan.
2. SMA Swasta dalam kota dan sekaligus di luar kota diwakili oleh SMA
Berbudi.
3. SMA Negeri di luar kota diwakili oleh SMAN 1 Baker (sebelah barat),
SMA N 1 Cempaka (sebelah timur), dan SMA N Mentari (sebelah
selatan).
Dengan demikian, dapat dikatakan secara singkat, bahwa sampel
penelitian ini berjumlah 661 orang dan tersebar di 5 SMA negeri dan
swasta se-Kabupaten Joyobayan. Sampel diambil dengan teknik berdasarkan
wilayah (
area probability sample
), proporsional (
proporsional sampel
), dan
penentuannya secara acak (
random sample
).
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain merupakan suatu proses pengadaan data
untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan angket untuk
mengumpulkan data. Bentuknya berupa daftar pertanyaan yang disertai
tiga pilihan jawaban, yaitu setuju, tidak setuju, dan tidak tahu. Responden
diberi kesempatan untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan tanpa pengaruh
dan tekanan apa pun, atau sesuai isi hari mereka.
Angket tersebut peneliti berikan secara langsung di lokasi-lokasi (sekolah-
sekolah) yang telah ditentukan. Kelompok peneliti yang terdiri sembilan
orang membagi tugas untuk mendatangi sekolah-sekolah tersebut (lihat
sampel). Di lokasi penelitian, dengan seizin kepala sekolah masing-masing,
259
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
para peneliti masuk kelas untuk memberikan angket. Angket langsung
dikerjakan saat itu juga sementara peneliti menunggu sambil memberikan
penjelasan kalau ada yang perlu ditanyakan responden.
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pengembangan Instrumen
Seperti yang peneliti sampaikan di atas, bahwa penelitian ini meng-
gunakan teknik angket (kuesioner). Untuk itu, peneliti telah membuat se-
jumlah pertanyaan untuk angket tersebut. Angket tersebut terdiri dari lima
pertanyaan, dan setiap pertanyaan disertai tiga pilihan jawaban. Pilihan
jawaban yang peneliti berikan meliputi: a. setuju, b. tidak setuju, dan c.
tidak tahu. Daftar pertanyaan (angket) dapat dilihat pada lampiran.
Adapun hal-hal yang ditanyakan dalam angket tersebut bervariasi. Akan
tetapi, inti pertanyaannya seputar kasus, keadaan, gambaran sikap, ekspresi,
tingkah laku yang mengarah kepada bentuk-bentuk pornografi dan
pornoaksi. Terhadap masalah yang ditanyakan itulah, responden diminta
menentuan pilihan jawabannya secara jujur.
B. Analisis Data
Setelah data diperoleh melalui angket, kemudian data diolah (dianalisis)
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penghitungan Data dengan Teknik
Tallyng
Data yang masih berupa lembar jawaban dari responden, dihitung satu
per satu. Setiap pilihan jawaban ditandai dengan satu turus (garis tegak
lurus, atau
ajir
) dan dimasukkan ke dalam tabel. Setiap kali menemukan
satu jawaban, lalu dibuat satu turus (
tally
) sesuai kelompoknya.
2. Penghitungan :rekuensi Jawaban Setiap Pilihan Jawaban
Setelah semua pertanyaan diperiksa dan setiap pilihan jawaban ditandai
dengan turus, selanjutnya semua turus dijumlah. Akhirnya akan
ditemukan frekuensi setiap pilihan jawaban.
3. Pengolahan data dengan mencari persentase jawaban
Sampai langkah kedua di atas, peneliti telah mendapatkan data mentah
dari hasil angket. Supaya data mentah tersebut dapat diinterpretasikan,
maka peneliti mengolahnya secara lebih lanjut dengan rumus untuk
menemukan persentasi masing-masing jawaban yang muncul.
260
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
:
x = 100
N
u
Keterangan:
X = Persentase yang dicari
: = :rekuensi jawaban yang muncul dari hasil angket
N = Jumlah seluruh responden
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, hasil pengitungan data
adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan Data Jawaban Pertanyaan Nomor 1
Pertanyaan:
Akhir-akhir ini semakin banyak acara hiburan yang berupa nyanyian
di TV. Penyanyi yang ditampilan kebanyakan adalah wanita dengan
tarian (
goyangan
) yang dinilai oleh sebagian warga masyarakat sebagai
merusak moral atau kesopanan. Penampilan para penyanyi di TV,
pada umumnya memakai pakaian yang minim, dalam arti lebih
menonjolkan atau memperlihatan bagian-bagian tubuh yang seharusnya
ditutupi. Setujukah Anda terhadap hal seperti itu?
2. Perhitungan Data Jawaban Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan:
Di masyarakat sudah banyak beredarVCD yang menampilkan film
dengan adegan-adegan yang tidak atau kurang senonoh (porno).
Bagaimana tanggapan Anda terhadap keadaan tersebut?
No. Tanggapan Responden
:rekuensi
Jawaban
Persentase
1.
2.
3.
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
Jumlah
296
283
82
661
44,78%
42,81%
12,41%
100%
No. Tanggapan Responden
:rekuensi
Jawaban
Persentase
1.
2.
3.
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
Jumlah
124
489
48
661
18,76%
73,98%
7,26%
100%
261
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
3. Perhitungan Data Jawaban Pertanyaan Nomor 3
Pertanyaan:
Sebagian iklan dan poster yang ditempel di tempat-tempat umum,
menampilkan model (bintang iklan) dengan gaya, pakaian dan gaya
(pose) yang merangsang. Setujukah Anda terhadap hal tersebut?
4. Perhitungan Data Jawaban Pertanyaan Nomor 4
Pertanyaan:
Di koran dan majalah sering memuat foto dan gambar-gambar aktor
atau aktris dalam pakaian minim disertai gaya yang merangsang.
Setujukah Anda terhadap hal tersebut?
5. Perhitungan Data Jawaban Pertanyaan Nomor 5
Pertanyaan:
Suatu ketika, Anda malaksanakan studi tour ke Bali. Disana Anda
melihat para turis berjemur di pantai memakai bikini. Setujukah Anda
terhadap hal tersebut?
No. Tanggapan Responden
:rekuensi
Jawaban
Persentase
1.
2.
3.
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
Jumlah
157
467
37
661
23,57%
70,65%
5,60%
100%
No. Tanggapan Responden
:rekuensi
Jawaban
Persentase
1.
2.
3.
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
Jumlah
157
471
33
661
23,57%
71,26%
4,99%
100%
No. Tanggapan Responden
:rekuensi
Jawaban
Persentase
1.
2.
3.
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
Jumlah
249
276
136
661
37,67%
41,76%
20,58%
100%
262
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Kelima pertanyaan tersebut pada dasarnya menanyakan sikap peserta
didik terhadap pornoaksi dan pornografi dalam berbagai bentuk (cara
berpakaian, gaya menari, gambar di media cetak, iklan dan poster, serta
adegan film). Oleh karena itu, jawaban dari kelima pertanyaan tersebut
dapat digabung menjadi satu dan pertanyaannya juga dapat disederhanakan
menjadi, Bagaimana sikap Anda terhadap pornografi dan pornoaksi?
Gabungan pertanyaan tersebut memperoleh jawaban berupa gabungan
jawaban responden seperti dalam tabel berikut ini.
Angka-angka dalam tabel di atas diperolah dengan cara:
1. :rekuensi jawaban 'Setuju' merupakan penjumlahan semua jawaban
'setuju' pada kelima pertanyaan yang diajukan,
2. :rekuensi jawaban 'Tidak setuju' merupakan penjumlahan semua
jawaban 'tidak setuju' pada kelima pertanyaan yang diajukan,
3. :rekuensi jawaban 'Tidak tahu' merupakan penjumlahan semua
jawaban 'tidak tahu' pada kelima pertanyaan yang diajukan,
4. Persentase diperoleh dengan rumus sebagai berikut.
:
x = 100
N
u
Keterangan:
X = persentase yang dicari
: = penjumlahan frekuensi jawaban yang diperoleh melalui lima
pertanyaan yang diajukan
N = jumlah semua respodem dikalikan lima (pertanyaan), yaitu 3305.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 yang menyetujui adanya pornografi dan pornoaksi dalam berbagai
bentuk sebesar 29,74%. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa 6.611 orang
Jawaban
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
983
1985
336
29,74%
60,06%
10,17%
:rekuensi
Persentase
263
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan pada tahun pelajaran
2002/2003 yang menyetujui pornografi dan pornoaksi sejumlah 6.611
x 29,72% = 1.980 orang peserta didik;
2. Peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 yang tidak menyetujui adanya pornografi dan pornoaksi dalam
berbagai bentuk sebesar 60,06%. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa
6.611 orang peserta didik SMA se-Kabupaten Joyobayan pada tahun
pelajaran 2002/2003 yang tidak menyetujui pornografi dan pornoaksi
sejumlah 6.611 x 60,06 % = 3.971 orang peserta didik;
3. Peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan tahun pelajaran 2002/
2003 yang bersikap tidak tahu adanya pornografi dan pornoaksi dalam
berbagai bentuk sebesar 10,17 %. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa
6.611 orang peserta didik SMA di Kabupaten Joyobayan pada tahun
pelajaran 2002/2003 yang bersikap tidak mengetahui pornografi dan
pornoaksi sejumlah 6.611 x 10,17 % = 672 orang peserta didik.
Dengan persentase dan hasil perhitungan seperti di atas, peneliti dapat
menyatakan bahwa jumlah peserta didik yang tidak setuju adanya pornografi
dan pornoaksi lebih banyak daripada yang menyetujui kedua hal tersebut.
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, bahwa ada sekitar 29,74 %
peserta didik yang bersikap menyetujui pornografi dan pornoaksi. Peneliti
memberikan saran hendaknya hal tersebut menjadi perhatian para orang
tua peserta didik, guru, dan tokoh-tokoh masyarakat.
1. Orang tua hendaknya tidak membiarkan putra-putri mereka terjerumus
pada dunia yang mengabaikan akhlak dan moral.
2. Para guru sebagai wakil orang tua, sebagai pendidik selama berada di
sekolah, hendaknya jangan berhenti menyadarkan para peserta didik,
bahwa sebenarnya pornografi dan pornoaksi sebaiknya dihindari.
3. Semua tokoh masyarakat, khususnya yang menjadi figur perhatian
orang banyak, baik artis, model, pemimpin, dan lain-lain hendaknya
memperhatikan masalah ini. Apabila perilaku para tokoh tersebut
semakin mengobarkan pornoaksi dan pornografi, maka dapat saja
para peserta didik dan generasi muda menjadi tidak memiliki pedoman
hidup yang baik. Mereka akan bingung, bagaimana seharusnya mereka
menjalankan ajaran agamanya, apabila para tokoh panutan di masya-
rakat justru tidak memberikan contoh yang baik.
264
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Tokoh
PRO:. DR. TAU:IK ABDULLAH
PENELITI KELAS DUNIA
Prof Dr Taufik Abdullah lahir di Bukittinggi,
Sumatera Barat, pada tanggal 3 Januari 1936.
Setelah menempuh SD, SMP, dan SMA; Beliau
kemudian merantau ke Yogyakarta untuk melanjut-
kan pendidikan tingkat sarjana di Jurusan Sejarah
:akultas Sastra & Kebudayaan UGM Yogyakarta
(lulus 1961). Setelah itu, Beliau berkesempatan
belajar ke Amerika Serikat, yaitu di
East-West
Center
, Universitas Hawaii, (1964); dan memperoleh gelar Magister dan
Doktor dari Universitas Cornell, (1967 dan 1970). Desertasi Doktornya
berdasarkan laporan penelitian di Sumatra dengan judul
School and Politics:
The Kaum Muda Movement in West Sumatera
(1927-1933).
Dengan latar belakang pendidikan itu, Beliau menjadi peneliti. Me-
nurutnya, peneliti tidak terpasung pada birokrasi serta dituntut untuk
berpegang teguh pada etika ilmiah yaitu diperlukan kejujuran, sehingga
tercapai integritas intelektual. Disamping itu, sikap wajar, rasional ,dan
berpikir yang jernih atau sikap yang sering mengundang risiko juga
diperlukan untuk menjadi seorang peneliti.
Sebagai peneliti, Beliau mengawali karir di LIPI sebagai Kepala Bagian
Umum Majalah Ilmu Pengetahuan Indonesia (Biro MIPI), Jakarta (1962-
1963) dan Asisten Peneliti Leknas LIPI (1963-1967). Kemudian menjadi
Peneliti Leknas (1967-1974), Direktur Leknas LIPI (1974-1978) dan
Peneliti, Leknas LIPI (1978) sampai menjabat Ketua LIPI.
Peneliti yang juga pengajar di :akultas Sastra Universitas Gadjah Mada
pada tahun 1959-1961, mengintensifkan penelitiannya di negara lain pada
pertengahan tahun 1970-an setelah jabatan fungsional sebagai peneliti
dicabut dan karier ahli penelitinya dibekukan pemerintah. Pembekuan itu
karena aksi protesnya atas pemenjaraan tokoh, pendudukan kampus, dan
pembumngkaman beberapa kantor media massa. Di luar negeri, Beliau
mengajar dan meneliti di Departemen Ilmu Politik Universitas Chicago,
Universitas Wisconsin, dan
Netherlands Institute for Advanced Studies in
the Humanities and Social Science
(NIAS) Wassenaar. Setelah itu, Beliau
menduduki posisi penting di berbagai institusi lintas bangsa, seperti Ketua
Komite Eksekutif Program Kajian Asia Tenggara (ISEAS) Singapura, Wakil
Presiden Asosiasi Ilmu Sosial Asia Tenggara Kuala Lumpur, Wakil Presiden
Asosiasi Sosiologi Internasional Dewan Riset Sosiologi Agama. Dan, masih
banyak lagi.
Sumber: www.tokohindonesia.com
Sumber: www.tokohindonesia.com
265
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Langkah pelaksanaan penelitian meliputi ....
a. menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan
menganalisis data
b. menjabarkan desain, membuat instrumen, mengumpulkan data
c. memilih metode, membuat instrumen, mengumpulkan data
d. menyusun instrumen, menguji validitas instrumen, mengumpulkan
data
e. mengembangkan instrumen, menyebarkan instrumen, mengumpul-
kan
2. Perhatikan langkah-langkah penyusunan instrumen berikut ini.
1. penyuntingan
4. analisis uji coba
2. revisi
5. perencanaan
3. penulisan instrumen
6. uji coba
Urutan yang benar adalah ....
a. 2-6-4-5-1-3
b. 6-4-3-2-5-1
c. 4-3-1-5-6-2
d. 5-3-1-6-4-2
e. 1-2-4-6-3-5
3. Tepat atau tidaknya pilihan suatu instrumen bergantung kepada hal-
hal di bawah ini,
kecuali
....
a. tujuan penelitian
b. sampel penelitian
c. lokasi penelitian
d. hasil penelitian
e. biaya dan waktu
4. Suatu instrumen dikatakan tepat apabila .
a. tidak membutuhkan biaya besar dan mudah digunakan
b. hemat waktu dan tenaga, namun harus memperoleh data yang
akurat
c. yang penting harus menghasilkan data yang terpercaya
d. mudah digunakan dan mudah pembuatannya
e. tidak menimbulkan bias data dan murah biayanya
Uji Kompetensi
266
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
5. Instrumen tes mampu mengukur hal-hal berikut ini,
kecuali
.
a. kemampuan
d. intelegensi
b. keterampilan
e. bakat
c. budi pakerti
6. Soal tes berbentuk pilihan ganda termasuk tes yang bersifat .
a. objektif
d. subjektif
b. spekulatif
e. reliabel
c. akurat
7. Perbedaan antara angket langsung dengan angket tak langsung ada-
lah .
a. pada angket langsung narasumber mengungkapkan keterangan
mengenai dirinya sendiri, sedangkan pada angket tak langsung
narasumber memberikan ionformasi mengenai orang lain
b. pada angket tak langsung narasumber memberikan informasi
mengenai dirinya sendiri, sedangkan pada angket langsung nara-
sumber memberikan informasi mengenai orang lain
c. angket langsung berupa pertanyaan tertutup, sedangkan angket
tak langsung berupa pertanyaan terbuka
d. angket langsung berupa pertanyaan terbuka, sedangkan angket
tak langsung berupa pertanyaan tertutup
e. angket tak langsung diedarkan oleh orang lain (bukan peneliti),
sedangkan angket langsung diedarkan oleh peneliti sendiri
8. Perbedaan wawancara berencana dengan wawancara tidak berencana
adalah ....
a. wawancara berencana menggunakan daftar pertanyaan, sedangkan
wawancara tidak berencana tidak
b. wawancara tidak berencana menggunakan pedoman wawancara,
sedangkan wawancara berencana tidak
c. wawancara berencana menghasilkan data bias, sedangkan
wawancara tidak berencana tidak
d. wawancara tidak berencana dilakukan sambil lalu, sedangkan
wawancara berencana direkayasa dulu
e. wawancara berencana menghasilkan data sesuai rencana,
sedangkan wawancara tidak berencana tidak
9. Suatu instrumen dikatakan tepat bila .
a. murah dan mudah dibuat
b. mudah dibuat dan mudah digunakan
c. valid dan reliabel
d. valid dan mudah digunakan
e. murah biayanya dan reliabel
267
Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
10. Tiga langkah dalam proses analisis data adalah .
a. penghitungan data, perumusan data, penyimpulan data
b. pengumpulan data, penghitungan data, analisis data
c. pengumpulan data, tabulasi, dan penghitungan
d. persiapan, tabulasi, penghitungan
e. persiapan, pengumpulan, penghitungan
11. Hal-hal yang dilakukan dalam persiapan pengolahan data adalah di
bawah ini,
kecuali
.
a.
editing
d. pembuatan tabel
b.
coding
e. memeriksa kelengkapan isi
c. ketegorisasi
12 Data penelitian sosial yang bersifat kualitatif agar dapat diolah secara
kuantitatif, maka harus dibuat dalam bentuk .
a. angka
d. skala
b. tabel
e. peringkat
c. nomor
13. Koefisien asosiasi adalah .
a. hubungan antarvariabel
b. tingkat hubungan antarvariabel
c. hubungan sebab-akibat dua variabel
d. hubungan korelatif dua variabel
e. pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
14. Penghitungan keofisien korelasi dua variabel kualitatif menggunakan
rumus .
a. spearmans rho
d. statistik rumit
b. persentase
e. yules Q
c. statistik sederhana
15. Rumus Spearmans Rho digunakan untuk .
a. menguji hubungan dua variabel
b. menghitung tingkat hubungan antarvariabel kuantitatif
c. menguji hubungan hipotesis
d. menguji hipotesis kerja
e. menguji hipotesis nol
16. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara .
a. statistik dan kuantitatif d. statistik dan nonstatistik
b. nonstatistik dan kualitatif e. presentase dan kualitatif
c. kualitatif dan kuantitatif
268
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
17. Setelah data diolah secara nonstatistik, kemudian .
a. ditabulasi
b. dibuat diagram
c. dibandingkan dengan kriteria
d. dimasukan dalam rumus statistik
e. dimasukan dalam tabel statistik
18. Unsur-unsur laporan penelitian yang diambil dari desain penelitian
adalah .
a. analisis data
d. pembuatan instrumen
b. penyimpulan
e. metodologi
c. tabulasi
19. Sebelum laporan ditulis, peneliti perlu membuat .
a. kerangka laporan
d. kata pengantar
b. daftar isi
e. daftar isi
c. daftar pustaka
20 Pada bagian penutup laporan, peneliti menuliskan ....
a. metodologi penelitian d. kesimpulan dan saran
b. rumusan hipotesis
e. proses analisis data
c. kajian pustaka
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan singkat dan jelas!
1. Mengapa laporan penelitian harus menggunakan bahasa yang baku?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistematika laporan?
3. Bagaimana cara memilih metode analisis data yang tepat?
4. Buatlah sebuah sistematika laporan penelitian!
5. Tulislah rumus Yules Q dan Spearmans Rho!
6. Jelaskan cara berwawancara yang baik!
7. Sebutkan macam-macam tes!
8. Apakah keuntungan wawancara dibandingkan dengan angket?
9. Apakah yang dimaksud dengan validitas dan realitas instrumen?
10. Sebutkan macam-macam instrumen pengumpul data!
PELATIHAN UJIAN
A. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Tokoh
yang
pertama
kali
menggunakan
metode
penelitian
ilmiah
untuk
mengkaji
kenyataan
sosial
adalah
.
a. Herbert
Spencer
b. Karl
Marx
c. Thomas
Hobbes
d. Auguste
Comte
e. Emile
Durkheim
2. Pernyataan
berikut
ini
yang
menunjukkan
adanya
hubungan
antara
interaksi
sosial
dengan
status
sosial
adalah
....
a. dua
orang
bertemu
di
jalan
dan
saling
menyapa
b. seorang
anak
membantu
ibunya
membesihkan
halaman
c. ketika
rombongan
presiden
lewat,
para
pengemudi
menepi
d.
seorang
ayah
mempersilakan
tamunya
duduk
di
ruang
tamu
e. beberapa
orang
siswa
berdiskusi
mengenai
pelajaran
sosiologi
3. Perbedaan
nilai
dan
norma
sosial
adalah
....
a. nilai
bersifat
abstrak,
sedangkan
norma
bersifat
konkret
b. norma
bersifat
abstrak,
sedangkan
nilai
bersifat
konkret
c. nilai
bersumber
dari
kebudayaan,
sedangkan
norma
tidak
d. norma
bersumber
dari
kebudayaan,
sedangkan
nilai
tidak
e. nilai
bersifat
mengikat,
sedangkan
norma
tidak
4
. Seorang
siswa
SMA
ketika
melihat
seorang
nenek
hendak
menyeberang,
kemudian
dia
membantu
nenek
tersebut
menyeberang
hingga
ke
seberang.
Hal
tersebut
mencerminkan
nilai
.
a. religius
d. kerohanian
b. etika
e. kemanusiaan
c. estetika
270
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
5. Norma
agama
merupakan
implementasi
dari
nilai
.
a. ketuhanan
b. kerohanian
c. spiritual
d. sportivitas
e. etika
6. Norma
tata
kelakuan
(mores)
berhubungan
dengan
nilai
.
a. estetika
b. etika
c. rohani
d. keilmuan
e. material
7. Perbedaan
imitasi
dengan
identifikasi
adalah
.
a. imitasi
berlangsung
lama,
sedangkan
identifiasi
singkat
b. identifikasi
berlangsung
lama,
sedangkan
imitasi
singkat
c. imitasi
berlangsung
permanent,
sedangkan
identifiasi
sementara
d. identifikasi
berlangsung
permanent,
sedangkan
imitasi
bersifat
sementara
e. imitasi
berlangsng
di
masa
kanak-kanak,
sedangkan
identifikasi
berlangsung
seumur
hidup
8
. Perbedaan
proses
internalisasi
nilai
dengan
enkulturasi
adalah
.
a. internalisasi
adalah
penyerapan
nilai
nilai,
sedangkan
enkulturasi
adalah
implementasi
nilai-nilai
b. enkulturasi
adalah
penyerapan
nilai
nilai,
sedangkan
internalisasi
adalah
implementasi
nilai-nilai
c. internalisasi
terjadi
di
awal
sosialisasi,
sedangkan
enkulturasi
terjadi
di
akhir
sosialisasi
d. enkulturasi
terjadi
di
awal
sosialisasi,
sedangkan
internalisasi
terjadi
di
akhir
sosilisasi
e. internalisasi
terjadi
di
dalam
diri
seseorang,
sedangkan
enkulturasi
terjadi
di
masyarakat
9
. Suatu
perilaku
dikatakan
menyimpang
apabila
.
a. tidak
disukai
masyarakat
b. melanggar
nilai
dan
norma
sosial
c. mengganggu
orang
lain
d. merugikan
orang
lain
e. melanggar
hukum
10. Sosiologi
telah
menjadi
ilmu
terapan
apabila
.
a. teori-teorinya
dapat
menyelesaikan
persoalan
di
masyarakat
b. pengetahuan
yang
diperoleh
diaplikasikan
dalam
kehidupan
c. pengetahuan
yang
diperoleh
diajarkan
di
sekolah-sekolah
d.
para
ahli
sosiologi
terjun
langsung
ke
dalam
masyarakat
e. para
ahli
aktif
menyampaikan
hasil
penelitiannya
kepada
pemerintah
Pelatihan Ujian
271
11. 4aktor
penyebab
mobilitas
sosial
adalah
.
a. perubahan
sosial
b. keluwesan
struktur
sosial
c. keterbukaan
stratifikasi
sosial
d. hasrat
manusia
untuk
maju
e. konflik
dan
integrasi
sosial
12. Status
sosial
adalah
.
a. jabatan
yang
dimiliki
oleh
seseorang
b. pekerjaan
yang
dilakukan
oleh
seseorang
c. pangkat
yang
dimiliki
oleh
seseorang
d. kedudukan
seseorang
dalam
masyarakat
e. hak
dan
kewajiban
seseorang
13. Status
sosial
yang
diperoleh
melalui
kelahiran
banyak
terjadi
di
.
a
. masyarakat
yang
demokratis
b. masyarakat
modern
c. masyarakat
feodal
d. masyarakat
tertutup
e. masyarakat
terbuka
14. Seseorang
yang
berhasil
menjadi
sarjana
berkat
belajar
dengan
tekun
berarti
mengalami
perolehan
status
secara
.
a. otomatis
b. diperjuangkan
c. kelahiran
d. keturunan
e. dianugerahkan
15. Akibat
luberan
Lumpur
panas
PT.
Lapindo
Brantas,
banyak
penduduk
desa
harus
mengungsi.
Penduduk
desa-desa
tersebut
pada
mulanya
hidup
nyaman,
kemudian
berubah
menjadi
pengungsi.
Peristiwa
tersebut
menunjukan
terjadinya
.
a
. mobilitas
sosisl.
b. mobilitas
sosial
vertikal
naik
c. mobilitas
vertikal
turun
d. mobilitas
hori
z
ontal
naik
e. mobilitas
hori
z
ontal
turun
16. Apabila
suatu
masyarakat
menerapkan
sistem
stratifikasi
sosial
terbuka,
maka
warga
masyarakat
berpeluang
mengalami
mobilitas
sosial.
Hal
ini
berarti
terjadinya
mobilitas
sosial
dipengaruhi
oleh
faktor
.
a. kemampuan
individu
b. tingkat
pendidikan
sesorang
c. kemujuran
seseorang
d. kualitas
diri
seseorang
e. struktur
sosial
272
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
17. Pernyataan
berikut
yang
benar
mengenai
kebudayaan
adalah
.
a. superkultur
adalah
kebudayaan
yang
paling
unggul
b. kultur
adalah
kebudayaan
yang
dimilki
suatu
kelompok
c. kebudayaan
merupakan
upaya
manusia
secara
terus
menerus
d. kebudayaan
diperoleh
menusia
sejak
dari
lahir
e. setiap
masyarakat
memilki
kebudayaan
yang
sama
18. Kelompok
sosial
terbentuk
sebagai
akibat
.
a. interaksi
sosial
b. hubungan
sosial
c. kontak
sosial
d. peranan
sosial
e. status
sosial
19.
Clique
adalah
.
a
. kelompok
bermain
b. kelompok
belajar
c. kelompok
teman
sebaya
d. kelompok
pecinta
alam
e. asosiasi
pemain
voli
20. Kelompok
sosial
yang
anggota-anggotanya
hidup
bersama
dalam
satu
wilayah
disebut
.
a. agregasi
b. komunitas
c. suku
bangsa
d. bangsa
e. desa
21. Suatu
masyarakat
dikatakan
berubah
apabila
.
a. jumlah
penduduknya
bertambah
b. model
bangunan
rumah
penduduknya
berubah
c. struktur
sosialnya
berubah
secara
signifikan
d. kepala
pemerintahanya
diganti
e. terjadi
peningkatan
angka
kemiskinan
22. Perbedaan
perubahan
sosial
dengan
perubahan
budaya
adalah
.
a
. perubahan
sosial
menyangkut
struktur
sosial,
sedangkan
perubahan
budaya
menyangkut
struktur
budaya
b. perubahan
kebudayaan
berdampak
terhadap
nilai-nilai
budaya,
sedangkan
peubahan
budaya
menyangkut
pengaruh
kebudayaan
asing
c. perubahan
sosial
mencakup
hubungan
sosial,
sedangkan
perubahan
budaya
menyangkut
pengaruh
kebudayaan
asing
d. perubahan
sosial
menyangkut
struktur
sosial,
sedangkan
perubahan
menyangkut
perubahan
budaya
masyarakat
e. perubahan
budaya
menyangkut
komposisi
penduduk,
sedangkan
perubahan
sosial
menyangkut
mobilitas
sosial
Pelatihan Ujian
273
23. Penganut
teori
konflik
dan
teori
fungsional
memiliki
pandangan
yang
berbeda
mengenai
perubahan
sosial.
Uraian
yang
menunjukan
pandangan
tersebut
adalah
.
a. menurut
teori
fungsional,
perubahan
bersifat
konstan
b. menurut
teori
konflik,
perubahan
memiliki
fungsio
tertentu
c. teori
funsional
menganggap
konflik
sosial
akan
selalu
terjadi
d. teori
konflik
menganggap
perubahan
bersifat
mengacaukan
keseim-
bangan
masyarakat
e. baik
teori
konflik
maupun
teori
fungsional
menganggap
perubahan
sebagai
penggangu
keseimbangan
sosial
24.
Pernyataan
yang
benar
mengenai
bentuk-bentuk
perubahan
sosial
adalah
.
a. evolusi
merupakan
perubahan
yang
direncanakan
b. perubahan
yang
berlangsung
cepat
disebur
disebut
revolusi
c. agar
perubahan
tidak
menyimpang
dari
tujuan
maka
perlu
di
program
d. agen
perubahan
adalah
oraang
yang
mengalami
perubahan
e. revolusi
merupakan
perubahan
yang
dikehendaki
25. Menurut
Karl
Marx,
penyebab
perubahan
sosial
adalah
.
a
. teknologi
b. industrialisasi
c. kapitalisme
d. konflik
e. dialektikan
sosial
26. Revolusi
kemerdekaan
Indonesia
(1945-1949)
mengubah
sendi-sendi
kehidupan
sosial
di
Indonesia.
Sendi-sendi
yang
paling
penting
adalah
.
a. berakhirnya
penjajahan
b. bangsa
Indonesia
menjadi
bangsa
yang
berdaulat
c. berubahnya
sistem
ekonomi
d. terbentuknya
struktur
pemerintahan
Indonesia
e. Indonesia
menjadi
bangsa
yang
merdeka
27. Berikut
ini
adalah
tujuan
gerakan
sosial,
kecuali
.
a. mengubah
kondisi
sosial
b. mengubah
perilaku
c. mempertahankan
kondisi
sosial
d.
mengubah
lembaga
sosial
e. mengubah
lembaga
28. Dalam
proses
akulturasi,
unsur
yang
paling
sulit
diserap
adalah
.
a. kepercayaan
b. model
pakaian
c. alat
komunikasi
d. sarana
transportasi
e. sarana
pertanian
274
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
29. Perubahan
sosial
ditolak
oleh
warga,
apabila
.
a. terlalu
cepat
dan
sulit
untuk
diikuti
b. terlalu
asing
dan
tidak
menguntungkan
c. bertentangan
dengan
nilai-nilai
sosial
d. dipaksakan
dan
terlalu
asing
e. mengandung
resiko
dan
sulit
untuk
diikuti
30. Perubahan
masyarakat
tradisional
menjadi
masyarakat
modern
disebut
.
a. industrialisasi
d. modernisasi
b. westernisasi
e. globalisasi
c. transformasi
31. Berikut
ini
merupakan
perbedaan
antara
masyarakat
tradisional
dengan
masyarakat
modern,
kecuali
.
a. masyarakat
tradisional
bekerja
untuk
memenuhi
kebutuhan
sendiri,
sedangkan
masyarakat
masyarakat
modern
bekerja
untuk
memperoleh
keuntungan
b.
hukum
dalam
masyarakat
tradisional
bersifat
diskriminatif,
sedangkan
pada
masyarakat
modern
bersifat
universal
c. pasar
dalam
masyarakat
modern
bersifat
bebas,
sedangkan
pada
masyarakat
tradisional
bersifat
terbatas
d. tenaga
kerja
pada
masyarakat
tradisional
tidak
bebas,
sedangkan
pada
masyarakat
modern
bebas
e. dalam
masyarakat
tradisional
sarana
produksi
dikuasai
negara,
sedangkan
masyarakat
modern
dikuasai
rakyat.
32.
Dalam
masyarakat
modern
setiap
individu
bebas
menentukan
perannya
di
masyarakat.
Hal
ini
merupakan
sifat
.
a. ekonomisme
d. individualisme
b. nasionalisme
e. perkembangan
c. diferensiasi
33. Dalam
teori
modernisasi,
negara-negara
belum
maju
diharapkan
mencapai
tahap
tinggal
landas,
yaitu
.
a. menjadi
negara
maju
b. menjadi
negara
industri
c. mengejar
ketertinggalan
ekonomi
d. menjadi
seperti
negara-negara
barat
e. tahap
pembangunan
34. Negara-negara
bekas
jajahan
barat
disebut
.
a
. negara
dunia
pertama d. negara
terbelakang
b. negara
dunia
kedua e. negara
maju
c. negara
dunia
ketiga
Pelatihan Ujian
275
35. Proses
modernisasi
yang
ditempuh
negara-negara
berkembang
meng-
hasilkan
.
a. negara
berkembang
menjadi
negara
maju
b. negara
berkembang
menjadi
semakin
miskin
c. munculnya
negara-negara
industri
maju
d. negara
berkembang
mengalahkan
kemajuan
negara
barat
e. terjadinya
ketergantungan
antarnegara
berkembang
terhadap
negara
maju
36. Perbedaan
antara
modernisasi
dan
westernisasi
adalah
.
a. modernisasi
menyerap
nilai-nilai
dasar
kehidupan
masyarakat
modern,
sedangkan
westernisasi
hanya
meniru
gaya
hidup
di
barat
b.
modernisasi
meniru
mentah-mentah
budaya
barat,
sedangkan
wester-
nisasi
mementingkan
konsep
ketahuan
c. modernisasi
menerapkan
nilai
budaya
yang
mendasari
keberhasilan
negara-negara
barat,
sedangkan
westernisasi
menyerap
semua
pengaruh
barat
d. westernisasi
lebih
baik
baik
daripada
modernisasi
e. modernisasi
lebih
baik
daripada
westernisasi
37. Perbedaan
pertanian
subsistem
dengan
pertanian
komersial
adalah
.
a. pertanian
subsistem
bersifat
tradisional,
sedangkan
pertanian
komersial
bersifat
modern
b
. pertanian
subsitem
bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
sendiri,
sedangkan
pertanian
tradisional
bertujuan
untuk
diekspor
c. pertannian
komersial
dilakukan
pengusaha
besar,
sedangkan
pertanian
subsistem
dilakukan
pengusaha
pribumi
d. pertanian
komersial
bertujuan
untuk
mencukupi
kebutuhan
sendiri,
sedangkan
pertanian
subsistem
bertujuan
untuk
dijual
e. pertanian
tradisonal
menggunakan
peralatan
sederhana,
sedangkan
pertanian
modern
menggunakan
teknologi
modern
39. Menurut
Karl
Marx,
keterasingan
manusia
di
dalam
masyarakat
modern
disebabkan
oleh
.
a
. kesibukan
kerja
b. terkotak
dalam
kelas
sosial
c. hilangnya
semangat
kerja
d. hilangya
norma-norma
sosial
e. renggangnya
hubungan
sosial
40. Hakikat
globalisasi
adalah
.
a. ketergantungan
politik
antarnegara
b. ketergantungan
ekonomi
antarnegara
c. ketergantungan
negara
berkembang
terhadap
negara
maju
d. semua
masyarakat
di
dunia
saling
membutuhkan
e. semua
masyarakat
di
dunia
bersatu
tanpa
batas
276
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
41. 4ungsi
asosiasi
bagi
lembaga
sosial
adalah
.
a. sebagai
wadah
d. sebagai
manifestasi
b. sebagai
pelaksana
e. sebagai
wujud
c. sebagai
kontrol
sosial
42. Hakikat
suatu
lembaga
sosial
adalah
.
a. himpunan
orang-orang
b. himpunan
norma-norma
c. himpunan
nilai-nilai
d. himpunan
kebutuhan-kebutuhan
e. cara
memenuhi
kebutuhan
43. Unsur-unsur
lembaga
agama
adalah
.
a. animisme,
dinamisme,
dan
totemisme
b. umat,
ajaran,
dan
kitab
suci
c. keyakinan,
simbol,
dan
umat
d. umat,
ajaran,
dan
Tuhan
e. keyakinan,
kitab,
dan
simbol
44.
Perhatikan
tahap-tahap
kegiatan
dalam
membuat
desain
penelitian
berikut
ini
.
1. memilih
pendekatan
4. merumuskan
asumsi
2. merumuskan
masalah 5. merumuskan
hipotesis
3. menentukan
sumber
data 6. menentukan
variabel
Urutan
kronologis
penyusunan
desain
penelitian
yang
benar
adalah
.
a. 1
4
5
6
1
3d.1
4
6
2
3
5
b. 2
4
5
1
6
3e.2
5
1
4
6
3
c. 4
5
2
1
6
3
45. Perhatikan
tabel
di
bawah
ini!
Metode
1. Tes
tertulis
2. Tes
lisan
3. Angket
4. Wawancara
5. Pengamatan
6. ....
7. Inventori
Instrumen
1. Soal
tes
2. ....
3. a. Angket
b. Skala
bertingkat
4. a. Pedoman
wawancara
b.
Check
list
5. ....
6. a. Check
list
b. Kerangka,
sistematika,
dan
hasil
analisis
7. a. Inventori
b. Angket
dengan
alasan
sistematis
Pelatihan Ujian
277
Tabel
tersebut
menjelaskan
berbagai
macam
metode
dan
instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian.
Bagian-bagian
yang
dirumpangkan
seharusnya
diisi
dengan
.
a. dokumentasi,
angket,
inventori
b. angket,
rambu-rambu
pertanyaan,
ceramah
c.
check
list
,
dokumentasi,
angket
d. rambu-rambu
pertanyaan,
check
list
,
dokumentasi
e. inventori,
angket,
tes
46. Tepat
atau
tidaknya
pilihan
suatu
instrumen
bergantung
kepada
hal-hal
di
bawah
ini,
kecuali
....
a. tujuan
penelitian
d. hasil
penelitian
b.
sampel
penelitian
e. biaya
dan
waktu
c. lokasi
penelitian
47. Koefisien
asosiasi
adalah
....
a. hubungan
antarvariabel
b. tingkat
hubungan
antarvariabel
c. hubungan
sebab-akibat
antarvariabel
d. hubungan
berdalil
antarvariabel
e. pengaruh
variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat
48. Pada
saat
kita
menulis
laporan
hasil
penelitian,
penjelasan
mengenai
proses
penentuan
sampel
ditempatkan
pada
bab
.
a. pendahuluan
d. analisis
data
b. kajian
pustaka
e. penutup
c. metodologi
49. Apabila
Anda
meneliti
hubungan
antara
gaya
hidup
sekelompok
orang
dengan
tingkat
sosial
ekonominya
pendekatan
yang
paling
tepat
adalah
.
a
. deskriptif
d. korelatif
b. komparatif
e. longitudinal
c. studi
kasus
50. Sebuah
lembaga
survei
meneliti
tanggapan
masyarakat
terhadap
penerapan
hukuman
seumur
hidup
bagi
para
koruptor.
Untuk
memperoleh
data,
peneliti
mewawancarai
responden
melalui
telepon
berdasarkan
pemilihan
nomor
telepon
secara
acak
lewat
buku
telepon.
Kelemahan
penelitian
tersebut
adalah
.
a. menghabiskan
banyak
pulsa
(boros)
b. responden
belum
tentu
mencerminkan
populasi
c.
merepotkan,
terutama
jika
orang
yang
dihubungi
tidak
ada
di
tempat
d. peneliti
tidak
bisa
bertemu
langsung
dengan
responden
e. responden
kemungkinan
besar
berbohong
karena
tidak
bertemu
langsung
dengan
peneliti
278
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan
perbedaan
nilai
yang
dijunjung
masyarakat
kota
dengan
masyarakat
desa!
2. Jelaskan
sisi
negatif
dan
sisi
positif
kompetisi!
3. Sebutkan
faktor
lingkungan
yang
berpengaruh
terhadap
kepribadian!
4. Mengapa
pengetahuan
sosiologi
perlu
diterapkan
?
5. Sebutkan
beberapa
cara
pengendalian
sosial!
6. Jelaskan
proses
terjadinya
struktur
sosial!
7. Apakah
yang
dimaksud
dengan
peran
sosial
?
8. Sebutkan
konsekuensi
terjadinya
mobilitas
sosial!
9. Jelaskan
pengaruh
in-group
dan
out-group
terhadap
sikap
dan
perilaku
anggotanya!
10.
Sebutkan
tiga
penyebab
terjadinya
dinamika
kelompok
menurut
Soerjono
Soekanto!
11. Jelaskan
pengaruh
modernisasi
terhadap
bidang
ekonomi!
12. Sebutkan
empat
syarat
untuk
terjadinya
gerakan
sosial!
13. Sebutkan
tiga
syarat
terjadinya
revolusi!
14. Jelaskan
tahap-tahap
dalam
proses
instusionalisasi
norma-norma
sosial!
15. Sebutkan
lima
dasar
pengklasifikasian
lembaga
sosial,
dan
berikan
masing-
masing
satu
contoh!
16. Sebutkan
lima
bentuk
keluarga
menurut
Horton
dan
Hunt!
17.
Jelaskan
proses
terbentuknya
lembaga
pendidikan!
18. Apa
perbedaan
dan
persamaan
antara
desain
penelitian
dengan
proposal
penelitian
?
19. Seorang
peneliti
menggunakan
metode
penelitian
populasi
untuk
menge-
tahui
apakah
produk
kaca
sebuah
perusahaan
kaca
tahan
pecah
atau
tidak.
Tepatkah
pemilihan
metode
atau
pendekatan
yang
digunakan
?
Mengapa
?
20. Jelaskan
cara
berwawancara
yang
baik!
DA0TAR PUSTAKA
A
.G.,
Pringgodigdo,
dkk.
1977.
Ensiklopedi
Umum
.
Jakarta:
Kanisius
Alfian
(ed),
1985.
Persepsi
Masyarakat
Indonesia
tentang
Kebudayaan
.
Jakarta:
Gramedia
Arikunto,
Suharsimi,
Prof.
Dr.
1999.
Prosedur
Penelitian
(Suatu
Pendekatan
Praktek)
.
Jakarta:
Rineka
Cipta
Arikunto,
Suharsimi.
1991.
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik
.
Yogyakarta:
Rineka
Cipta
Bilton,
Tony.
1987.
Introductory
Sociology
.
2
nd
ed
.
Hampshire,
U.K.
:
MacMillan
Bowes,
Alison.
1990.
Sociology:
A
Modular
Approach
.
Oxford,
U.K.:
Oxford
University
Press
Cooper,
P.
1988.
Sociology:
An
Introductory
Course
.
Essex,
U.K.:
Longman
Darmosoetopo,
Riboet.
Th.IV-1983/1984,
no.
2.
Pandangan
Orang
Jawa
Terhadap
Leluhur
Analisis
Kebudayaan
.
Jakarta:
Depdikbud
RI
Doshi,
S.L.
1995.
Anthropology
of
(ood
and
Nutrition
.
Montana,
U.S.A.:
South
Asia
Books
Durkheim,
Emile.
1982.
Rules
of
Sociological
Method
.
Hampshire,
U.K.:
MacMillan
Press
Echols,
John
M.,
Hassan
Shadilly.
1997.
Kamus
Inggris-Indonesia
.
Jakarta:
Gramedia
Gazalba,
Sidi.
1974.
Antropologi
Budaya
Gaya
Baru
1
.
Jakarta:
Bulan
Bintang
Geert,
Cliffort.
1981.
Abangan,
Santri
dan
Priyayi
dalam
Masyarakat
Jawa
.
Jakarta:
Pusataka
Jaya
H.K,
Nurdin.
1983.
Perubahan
Nilai-nilai
di
Indonesia
.
Bandung:
Alumni
Hall,
Geoffrey.
1984.
Behaviour:
An
Introduction
to
Psychology
as
a
Biological
Science
.
Sidcup,
Kent,
U.K.
:
Academic
Press
Harris,
Marvin.
1988.
Culture,
People,
Nature:
An
Introduction
to
General
Anthropology
.
New
Yo
rk
:
Harper
and
Row
Hartoko,
Dick.
1986.
Tonggak
Perjalanan
Budaya,
Sebuah
Antologi
.
Yogyakarta:
Kanisius
280
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Haviland,
A.
William.
1982.
Anthropology
.
New
York,
U.S.A
:
Holt,
Rinehart
and
Winston
__________________
.
1999.
Antropologi
.
Jakarta:
Erlangga
Hawari,
Dadang.
H.
1997.
Al
Q
uran
Ilmu
Kedokteran
Jiwa
dan
Kesehatan
Jiwa
.
Yogyakarta:
Dana
Bhakti
Prima
Yasa
Horton,
Paul
B.
1999.
Sosiologi
Jilid
1
.
Jakarta:
Erlangga
Horton,
Paul
B.,
Chestert
L.
Hunt.
1991.
Sosiologi
(Jilid
1)
.
Jakarta:
Erlangga
______________________________
.
1999.
Sosiologi
(Jilid
2)
.
Jakarta:
Erlangga
Ihromi,
T.
O.
1999.
Pokok-Pokok
Antropologi
Budaya
.
Jakarta:
Ya
yasan
Obor
Indonesia
Joseph,
Martin.
1990.
Sociology
(or
Everyone
.
Oxford,
U.K.:
Polity
Press
Kartamihardja,
Achdiat.
1977.
Polemik
Kebudayaan
.
Jakarta:
Pustaka
Jaya
Kartini,
Kartono.
1990.
Pengantar
Metodologi
Riset
Sosial
.
Bandung:
Mandar
Maju
Kartodirdjo,
Kartono,
dkk.
1987.
Perkembangan
Peradaban
Priyayi
.
Y
ogyakarta:
Gajahmada
University
Press
Koentjaraningrat.
1987.
Kebudayaan,
Mentalitas
dan
Pembangunan
.
Jakarta:
Gramedia
_______________
.
1994.
Metode-Metode
Penelitian
Masyarakat
.
Jakarta:
Gramedia
_______________
.
1996.
Pengantar
Antropologi
1
.
Jakarta:
Rineka
Cipta
Kuntowijoyo.
1987.
Budaya
dan
Masyarakat.
Yogyakarya
:
Tiara
Wacana
Leach,
Edmund.
1982.
Social
Anthropology
.
Glasgow,
U.K:
Contana
Press
Mac,
Kenzie,
Nor
man.
1966.
A
Guide
to
the
Social
Sciences
.
USA
:
The
New
American
Library
Macionis,
John
J.
1991.
Sociology
.
Hertfordshire,
U.K.:
Prentice
Hall
Morris,
Charles
G.1990.
Psychology:
An
Introduction
.
7
th
ed
.
New
Jersey,
U.S.A.:
Prentice
Hall
Mulyadi,
Yad.
1999.
Antropologi
.
Jakarta:
Depdikbud
Narwoko,
J.
Dwi,
Bagong
Suyanto.
2004.
Sosiologi
(teks
Pengantar
dan
Terapan)
.
Jakarta:
Prenada
Media
Nasikun,
Dr.
2004.
Sistem
Sosial
Indonesia
.
Jakjarta:
Raja
Grafindo
Persada.
Oglesby,
Dee.
1995.
Inside
Looking
Out
.
Ohio,
U.S.A.:
PPI
Publishing
Poedjosoedramo,
Soepomo,
dkk.
1979.
Tingkat
Tutur
Bahasa
Jawa
.
Jakarta:
Pusat
Pembinan
dan
Pengembangan
Bahasa,
Depdikbud
RI
Polomo,
Mar
garet
M.
1999.
Sosiologi
Kontemporer
.
Jakarta:
Raja
Grafindo
Persada
Ratmoko.
1982.
Sosiologi
(undamental
.
Jakarta:
Djambatan
Ritzer,
George.
1990.
Contemporary
Sociology
.
Berkshire,
U.K.:
McGraw
Hill
Daftar Pustaka
281
Robertson,
Ian.
1987.
Sociology
.
3
rd
ed
.
New
York,
U.S.A:
Worth
Sairin,
Sjafri,
Prof.
Dr.
2002.
Perubahan
Sosial
Masyarakat
Indonesia
(Perspektif
Antropologi)
.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar
Samuel,
Hanneman,
Azis
Suganda.
1997.
Sosiologi
1
.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Sartini,
Th.
IV-No.2
1983/1984
Unggah-ungguh
Bahasa
Jawa
dan
Implikasinya
pada
Masyarakat
Analisis
Kebudyaan
.
Jakarta:
Depdikbud
RI
Sastrapratedja.
1983.
Manusia
Multidimensional
,
Sebuah
Renungan
(ilsafat
.
Jakarta:
Gramedia
Shadily,
Hassan.
1999.
Sosiologi
untuk
Masyarakat
Indonesia.
Jakarta:
Rineka
Cipta
Smith,
Dennis.
1991.
Rise
of
Historical
Sociology
.
Oxford
:
Polity
Press
Soekanto,
Soerjono.
1983.
Kamus
Sosiologi
.
Jakarta:
Raja
Grafindo
Persada
_________________
.
1987.
Sosiologi,
Suatu
Pengantar
.
Jakarta:
Radjawali
Press
_________________
.
2001.
Sosiologi
(Suatu
Pengantar)
.
Jakarta:
Raja
Grafindo
Persada
Sparks,
John.
1982.
The
Discovery
of
Animal
Behaviour
.
Massachusetts,
U.S.A.:
Little
Brown
Suharto.
1991.
T
anya
Jawab
Sosiologi
.
Solo:
Rineka
Cipta
Sunarto,
Kamanto.
1998.
Pengantar
Sosiologi
.
Jakarta:
CE
Universitas
Indonesia.
________________
.
1999.
Pengantar
Sosiologi
.
Jakarta:
Lembaga
Penerbit
Cak.
Ekonomi
UI
Sunarto,
P.
Drs.
1996.
Sosiologi
2
.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Sztompka,
Piotr.
2004.
Sosiologi
Perubahan
Sosial
.
Jakarta:
Prenada
T
ulling,
Virginia.
1990.
Threatened
Cultures
.
Clorida,
U.S.A.:
Rourke
Corp.
Vredenbregt.
1978.
Metode
dan
teknik
Penelitian
Masyarakat
.
Jakarta:
Gramedia
282
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
afeksi
: fungsi keluarga dalam memberikan kasih sayang
agent of change
: orang atau sekelompok orang yang merencanakan,
melaksanakan, dan mengawasi jalannya perubahan
berdasarkan aspirasi yang ditangkap dari warga
masyarakat
alienasi
: hilangnya dorongan untuk bergaul (egois), tidak me-
miliki kreativitas karena terperangkap dalam kerutinan
kerja yang monoton, kehilangan kontrol terhadap
tindakan (pasif), dan tidak memiliki otonomi
alternative movement
: gerakan yang bertujuan mengubah sebagian perilaku
perorangan
angket
: instrumen pengumpulan data yang berupa pertanya-
an-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada res-
ponden
a
nggapan dasar
: sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
anomi
: tidak adanya nilai dan norma sosial yang menjadi
pegangan masyarakat. Nilai dan norma lama me-
mudar, sedangkan nilai dan norma baru belum ter-
bentuk
apprenticeship
: sistem pemagangan
aristokrasi
: pemerintahan yang dijalankan oleh sekelompok orang
yang dianggap memiliki kelas sosial istimewa dalam
masyarakat. Pemerintahan ini mengutamakan kese-
jahteraan rakyat
asimilasi
: proses meleburnya suatu kelompok sosial ke dalam
kelompok sosial lain yang lebih dominan
asosiasi
: sekelompok orang yang yang terorganisasi, memiliki
struktur, dan bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama
basic institution
: lembaga sosial yang dianggap mendasar karena
berfungsi untuk memelihara dan mempertahankan
ketertiban masyarakat
GLOSARIUM
Glosarium
283
bias data
: tercampurnya data yang berupa fakta dengan subjek-
tivitas orang yang mengumpulkan data
check list
: daftar penelitian
keluarga luas
: keluarga batih ditambah sanak-saudara yang hidup
(
extended family
)
bersama
consanguine family
: keluarga yang tidak didasarkan pada hubungan per-
kawinan, tetapi kepada pertalian darah
conservative move-
: gerakan sosial yang bertujuan mempertahankan nilai-
ment
nilai dan institusi sosial yang telah mapan
crescive institution
: lembaga yang terbentuk secara tidak disengaja
content analysis
: penelitian terhadap isi dokumen-dokumen
dasar budaya
: akumulasi pengetahuan dan teknik yang dapat diguna-
kan oleh seorang inventor (penemu)
desain penelitian
: rencana yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan
penelitian
difusi
: proses penyebaran unsur dan pola kebudayaan
dinamisme
: kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang tak ter-
wujud
disorganisasi sosial
: dapat diartikan sebagai suatu proses memudarnya nilai
dan norma sosial karena terjadinya perubahan sosial
demoralisasi
: sikap menarik dalam pergaulan, apatis, dan tidak
memiliki semangat hidup
diferensiasi
: proses spesialisasi pekerjaan dan keahlian
disorganisasi
: hancurnya tatanan sosial
ekonomisme
: sifat kehidupan masyarakat yang didominasi oleh
kegiatan ekonomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi,
dan prestasi ekonomi
eksogami
: kecenderungan di masyarakat yang mendorong war-
ganya untuk mengambil pasangan dari luar masya-
rakatnya sendiri
eksperimen
: pemberian perlakuan tertentu kepada subjek penelitian
untuk dilihat akibat yang terjadi
enacted institution
: lembaga sosial yang dibentuk secara sengaja
etnosentrisme
: sikap yang menganggap kebudayaan milik kelompok
sendiri lebih baik daripada kebudayaan milik kelompok
lain
fungsi manifes
: fungsi yang secara resmi menjadi tujuan dibentuknya
lembaga sosial
284
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
fungsi laten
: fungsi yang secara tidak sengaja diperankan oleh
sebuah lembaga.
general institution
: lembaga yang keberadaannya tersebar luas di semua
masyarakat
gerakan sosial
: suatu bentuk perilaku kolektif yang memiliki tujuan
bersama dalam jangka panjang untuk mengubah atau
mempertahankan kondisi masyarakat atau institusi
hipotesis
: teori (penjelasan) sementara yang kebenarannya masih
perlu diuji
hipotesis alternatif
: hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
dua variabel
hipotesis statistik
: hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara
dua hal (variabel)
indikator
: petunjuk ke arah tercapainya keadaan yang
dinyatakan pada variabel
individualisme
: suatu keadaan masyarakat yang menempatkan
individu sebagai sentral; bukan komunitas, kelompok,
atau bangsa
interviewee
: orang yang diwawancarai
interviewer
: pewawancara
invensi
: proses penciptaan suatu peralatan baru, proses baru,
atau produk baru yang semua belum dikenal manusia
kesenjangan budaya
: selang waktu antara saat datangnya perubahan dengan
saat sempurnanya proses perubahan
kode perilaku
: ciri khas dan patokan interaksi orang-orang yang
terlibat dalam suatu lembaga
kolonialisasi
: penjajahan suatu negara terhadap bangsa lain secara
politik atau militer
konsumerisme
: sikap seseorang atau masyarakat yang ditandai dengan
nafsu berbelanja, atau mengonsumsi segala sesuatu
kultur massa
: tersebarnya semua hasil kreasi estetika ke seluruh
lapisan masyarakat, dan dijadikan komoditas ekonomi
yang dapat dibeli oleh siapa pun
lembaga ekonomi
: lembaga ekonomi yang didasarkan kepada pemilikan
kapitalis
pribadi. Berbagai sarana produksi dikuasai
perseorangan (pribadi) dan digunakan untuk mengem-
bangkan usaha demi memperoleh keuntungan se-
besar-besarnya
lembaga ekonomi
: perekonomian yang sepenuhnya dikuasai oleh negara.
sosialis
Sarana produksi hanya dimiliki oleh negara. Semua
Glosarium
285
orang bekerja kepada negara. Satu-satunya hal milik
yang boleh dikuasai oleh perseorangan hanyalah
barang-barang konsumsi sehari-hari
lembaga agama
: seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan dunia gaib ,khususnya
dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia
dengan lingkungannya
lembaga ekonomi
: norma-norma yang mengatur proses produksi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa
lembaga keluarga
: norma-norma yang mengatur, cara memperoleh pa-
sangan hidup, melahirkan dan merawat anak, meme-
nuhi kebutuhan ekonomi, memelihara anggota yang
sakit atau jompo, dan pengaturan hak dan kewajiban
dalam hubungannya dengan masyarakat luas
lembaga pendidikan
: tata cara yang dilakukan agar seseorang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan memahami dirinya
dan lingkungan sekitarnya
lembaga sosial
: tata cara atau prosedur yangmengatur perilaku war-
ga masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhannya
masalah sosial
: gejala-gejala yang berlangsung secara tidak normal di
masyarakat, karena tidak berlangsung secara normal
bila unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan tidak
berfungsi secara harmonis sebagaimana mestinya
magi
: bentuk kepercayaan dan praktik peribadatan primitif
berdasarkan proses pemikiran rasional yang salah
matriarkat
: keluarga yang didominasi oleh pihak wanita
matrilineal
: keluarga yang menganut garis keturunan ibu, sehingga
yang dianggap anggota keluarga adalah semua
saudara perempuan dari pihak ibu
matrilocal marriage
: norma masyarakat yang menghendaki agar anak yang
baru berkeluarga tinggal bersama keluarga isteri
metode deskriptif
: metode yang digunakan untuk memperoleh deskripsi
(perincian) mengenai suatu gejala yang diteliti
metode penelitian
: cara yang ditempuh seorang dalam meneliti objek
metode longitudinal
: metode pengumpulan data mengenai suatu objek
sepanjang waktu terus-menerus atau beberapa kali
pengambilan data
metode populasi
: cara meneliti seluruh subjek penelitian
metode sekali tembak
: metode pengumpulan data mengenai suatu subjek
penelitian pada suatu saat tertentu
286
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
metode silang
: metode yang digunakan untuk meneliti subjek bera-
gam dan mencakup daerah yang luas dalam jangka
waktu tertentu
monarkhi
: pemerintahan yang dijalankan oleh satu orang berupa
pewarisan tahta kepada keturunan atau orang tertentu
untuk memerintah seumur hidup
monogami
: perkawian satu satu suami dengan satu isteri
monoteisme
: bentuk kepercayaan terhadap satu dewa atau satu
Tuhan
neolocal marriage
: norma yang mengatur agar anak yang baru berke-
luarga tinggal terpisah dengan orang tua atau
mertuanya
nuclear family
: keluarga yang terdiri dari suami, isteri yang diikat
perkawinan resmi, dan anak-anak
neokoloniaslisasi
: bentuk-bentuk penjajahan baru, seperti penjajahan
ekonomi, budaya, dan lain-lain
negara dunia pertama
: sebutan untuk negara-negara Barat yang telah maju
negara dunia ketiga
: sebutan untuk negara-negera non-Barat yang belum
maju
negara dunia kedua
: sebutan untruk negara-negara Eropa Timur ketika era
Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni
Soviet masih ada
objek penelitian
: persoalan yang ingin diungkap jawabannya
observasi
: semua upaya menangkap fakta dengan menggunakan
semua alat indra manusia
oligarki
: pemerintahan yang dijalankan oleh sekelompok orang
yang dianggap memiliki kelas sosial istimewa dalam
masyarakat. Pemerintahan ini tidak mengutamakan
kesejahteraan rakyat
operative institution
: lembaga sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola
perilaku untuk mencapai tujuan lembaga itu sendiri
patriarkat
: keluarga yang didominasi pihak laki-laki
patrilineal
: keluarga yang menganut garis keturunan bapak (laki-
laki) sehingga yang dianggap anggota keluarga adalah
semua keluarga laki-laki dari pihak ayah
patrilocal marriage
: norma masyarakat yang menghendaki agar anak yang
baru berkeluarga tinggal bersama keluarga suami
pemerintahan
: sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan un-
demokrasi
tuk rakyat. (Abraham Lincoln, 1863)
Glosarium
287
pemerintahan fasis
: pemerintahan yang mengendalikan negara dengan
menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan
setiap persoalan
pemerintahan komu-
: pemerintahan yang mengendalikan secara total selu-
nis
ruh kegiatan ekonomi
pendekatan
cross-
: penelitian terhadap beberapa objek sekaligus dalam
sectional
waktu yang bersamaan
pendekatan
longitu-
: penelitian selama jangka waktu yang panjang secara
dinal
terus-menerus
pendidikan formal
: proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah
pendidikan informal
: kegiatan belajar yang dapat dilakukan sambil
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari
pendidikan nonfomal
: pendidikan setengah formal yang berupa kursus-kursus
di masyarakat
penelitian
: suatu penyelidikan secara sistematis terhadap suatu
objek secara sistematis, terencana, dan menggunakan
metode ilmiah
penelitian deskriptif
: penelitian yang berusaha menjelaskan variabel yang
sudah terjadi pada masa lalu atau sekarang
penelitian eksperimen
: penelitian yang berusaha memperoleh gambaran
mengenai variabel yang belum terjadi
penelitan eksploratif
: penelitian yang bertujuan untuk menemukan penye-
bab terjadinya suatu peristiwa
penelitian lapangan
: penelitian yang mengharuskan peneliti terjun langsung
ke lapangan (masyarakat)
penelitian pengem-
: penelitian yang bertujuan untuk menyempurnakan
bangan
suatu pekerjaan yang sedang berlangsung
penelitian verifikasi
: penelitian yang bertujuan untuk meneliti kebenaran
hasil penelitian sebelumnya
penelitian kebijakan
: penelitian yang bertujuan untuk memperoleh masukan
terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah atau
perusahaan
penemuan
: peristiwa terungkap untuk pertama kalinya manfaat
sesuatu yang sebenarnya sudah ada di alam sekitar
perubahan budaya
: perubahan dalam segi budaya masyarakat
perubahan sosial
: perubahan dalam segi struktur sosial dan hubungan
sosial
poliandri
: seorang wanita yang memiliki lebih dari satu suami
288
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
poligami
: perkawinan dengan pasangan yang lebih dari satu
orang
poligini
: seorang pria mengawini lebih dari satu wanita
politeisme
: bentuk kepercayaan terhadap banyak dewa
polity
: pemerintahan yang dijalankan oleh banyak orang
rasionalitas
: pelaksanaan birokrasi dan manajemen organisasi
berdasarkan kepada perhitungan dan menganut
prinsip efisiensi
reactionary movement
: suatu gerakan yang bertujuan menghidupkan atau
mengembalikan institusi sosial dan nilai-nilai sosial
pada masa lampau serta meninggalkan nilai dan
institusi sosial masa kini
redemptive movement
: gerakan sosial untuk mengubah perilaku perorangan
secara menyeluruh
reformative movement
: suatu gerakan sosial yang bertujuan agar masyarakat
mengubah perilakunya pada aspek-aspek tertentu
reformist movement
: gerakan sosial yang hanya bertujuan mengubah
sebagian institusi dan nilai-nilai sosial
regulative institution
: lembaga sosial yang keberadaannya mengatur pihak
di luar lembaga tersebut
reliabel
: dapat dipercaya
reproduksi
: fungsi yang berkaitan dengan upaya melahirkan
keturunan (anak) sebagai generasi penerus
responden
: orang yang merespon atau menjawab pertanyaan
restricted institution
: lembaga sosial yang penyebarannya hanya pada
masyarakat tertentu
revolusi sosial
: perubahan yang berlangsung singkat dan cepat serta
mengenai sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat
revolutionary move-
: perubahan secara menyeluruh terhadap tatanan sosial,
ment
termasuk institusi pemerintah dan sistem stratifikasi
sosial
sampel
: sebagian dari populasi yang dipilih dengan teknik
tertentu untuk diteliti
sampel berstrata
: sampel yang diterapkan pada populasi yang terdiri
dari kelas-kelas sosial berbeda
sampel bertujuan
: sampel yang ditentukan berdasarkan tujuan tertentu
dengan memperhatian ciri-ciri setiap populasi, memi-
lih subjek yang paling sesuai dengan ciri populasi, dan
harus cermat
Glosarium
289
sampel kembar
: sampel tandingan dengan tujuan untuk mengganti
masukan data yang rusak, hilang, atau tidak dikembali-
kan oleh nara sumber
sampel kelompok
: sampel yang diterpakan pada populasi yang terdiri
dari kelompok-kelompok sosial berbeda
sampel kuota
: sampel yang tidak memperhatikan strata dan wilayah,
yang penting jumlahnya sesuai dengan yang telah
ditentukan
sampel proporsi
: sampel yang digunakan pada populasi yang mencakup
beberapa wilayah, sekaligus beberapa kelas atau
kelompok sosial
sampel wilayah
: sampel yang digunakan pada populasi yang meliputi
beberapa wilayah dan setiap wilayah memiliki ciri
berbeda
sekulerisasi
: merosotnya keyakinan beragama, kekuatan gaib, dan
nilai dan norma tradisional yang dinilai tidak masuk
akal
social sanctioned
: lembaga sosial yang diterima masyarakat
institution
subsidiary institution
: lembaga sosial yang dianggap kurang mendasar
studi komparatif
: penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih
sumber data
: orang, tempat, dan kertas yang dapat memberikan
informasi bagi peneliti
survei
: metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam lingkup luas dan banyak
teologi
: ilmu ketuhanan
teori fungsional
: penjelasan mengenai struktur masyarakat dan peru-
bahan sosial yang terjadi di dalamnya dengan sudut
pandang bahwa masyarakat sebagai sistem yang
terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsi sendiri-
sendiri namun saling melengkapi
teori konflik
: penjelasan mengenai struktur masyarakat dan peru-
bahan yang terjadi di dalamnya dengan sudut pandang
bahwa kelas-kelas sosial dalam masyarakat selalu
berkonflik
teori siklus
: penjelasan mengenai perubahan sosial sebagai suatu
proses yang melalui beberapa tahap, dan setelah men-
capai tahap akhir maka perubahan akan kembali
berulang mulai tahap pertama
290
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
tes proyeksi
: tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang melalui tulisan tangannya atau ke-
mampuannya dalam memahami gambar tertentu
transformative move-
: suatu gerakan sosial yang menuntut perubahan ma-
ment
syarakat dalam seluruh aspek kehidupannya
unsanctioned institu-
: lembaga sosial yang keberadaannya ditolak oleh ma-
tion
syarakat
variabel bebas
: variabel yang keberadaannya mempengaruhi variabel
terikat
variabel terikat
: variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel bebas
variabel kuantitatif
: gejala-gejala (fakta sosial) yang dapat dinilai dengan
angka
variabel kuantitatif
: pengkategorian suatu gejala menjadi dua kutub yang
deskrit
berlawanan
variabel kuantitatif
: variabel yang menyatakan gejala-gejala dalam bentuk
kontinum
tingkatan
variabel kualitatif
: gejala-gejala (fakta sosial) yang tidak dapat dinilai
dengan angka-angka, tetapi dengan kategori-kategori
tertentu
wawancara berencana
: teknik berwawancara yang dipersiapkan dengan
membuat daftar pertanyaan dan memilih responden
yang sesuai dengan variabel dan penentuan sumber
data
wawancara sambil lalu
: bentuk wawancara tak berencana dengan responden
yang diperoleh secara kebetulan tanpa diseleksi
wawancara tak
: teknik berwawancara tanpa berpedoman kepada daf-
berencana
tar pertanyaan yang telah dipersiapkan secara khusus
wawancara terbuka
: bentuk wawancara dengan pengajuan pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya diberikan dalam bentuk
uraian bebas oleh orang yang diwawancarai
wawancara tertutup
: suatu bentuk wawancara dengan pengajuan per-
tanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan
yaitu berupa pilihan-pilihan sehingga
interviewee
tinggal memilih salah satu jawaban yang ada
wawancara
: suatu metode pengumpulan data yang berupa per-
cakapan langsung
xenosentrisme
: kecenderungan menganggap gagasan atau produk
luar negeri lebih unggul
Gambar 1.1
Penggunaan teknologi dalam pertanian merupakan salah
salah satu dampak perubahan sosial
.................................................. 1
Gambar 1.2
Bentuk bangunan (arsitektur) merupakan salah satu aspek
kehidupan manusia yang selalu berubah dari waktu
ke waktu.............. 2
Gambar 1.3
Bagan perkembangan peradab
an menurut teori evolusi...................... 9
Gambar 1.4
Bagan siklus perubahan peradaban................................................... 10
Gambar 1.5
Tonggak revolusi di Ind
onesia........................................................... 11
Gambar 1.6
Gerakan sosial seperti ini berpotensi mengubah
masyarakat............... 13
Gambar 1.7
Bagan gerakan sosial menurut David Arbele
...................................... 14
Gambar 1.8
Budaya menanam jagung yang sekarang menyebar ke seluruh
dunia berasal dari Meksiko................................................................ 20
Gambar 1.9
Musik dangdut adalah perpaduan antara musik gaya
India dan Melayu.............................................................................. 21
Gambar 1.10
Sebuah invensi yang m
engubah masyarakat
....................................... 22
Gambar 1.11
Melalui pendidikan, perubahan sosial kearah yang lebih baik
disiapkan......................................................................................... 24
Gambar 1.12
Bencana alam merupakan salah satu faktor lingkungan fisik
yang mendorong terjadinya perubahan
sosial..................................... 24
Gambar 1.13
Setiap tahun, kita disuguhi drama kolosal arus mudik dan balik.
Apa yang terpikir dalam benak Anda melihat fenomena itu?............... 25
Gambar 1.14
Kota lebih cepat berubah daripada desa, karena struktur
masyarakatnya terbuka
..................................................................... 25
Gambar 1.15
Masyarakat yang terlalu memegang teguh tradisi dan fatalistik
akan memperlambat bahkan menghambat proses perubahan sosial.... 28
Gambar 2.1
Salah satu hasil dari modernisasi....................................................... 43
Gambar 2.2
Perusahaan-perusahaan raksasa berdiri di kota-kota, sehingga
para pekerja terkonsentra
si di sek itarnya ........................................... 50
Gambar 2.3
Pengaruh modernisasi di bidang struktur sosial melahirkan
kelompok sosial baru yaitu kaum buruh
............................................. 52
Gambar 2.4
Lembaga legislatif membuat undang-undang sebagai landasan
pengelolaan pemerintahan berdasarkan konstitusi
.............................. 53
Gambar 2.5
Teknologi telah merambah di semua sektor kehidupan
manusia modern.............................................................................. 55
DATAR GAMBAR
292
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Gambar 2.6
Modernisasi telah membawa kemajuan besar, tetapi juga
membawa dampak yang negatif
pada kehidupan
manusia.................. 57
Gambar 2.7
Dengan internet, dunia telah be
rubah menjadi dusun global................ 59
Gambar 2.8
Globalisasi memberi kesempatan yang sama kepada budaya
manapun untuk mendunia................................................................ 62
Gambar 2.9
Modernisasi telah membuat manusi
a terbang melintasi angkasa
.......... 67
Gambar 2.10
Perubahan sosial tidak selalu menguntungkan
.................................... 69
Gambar 2.11
Pendidikan anak sebenarnya tanggung jawab orang tua. Namun,
dalam dunia modern tanggung jawab itu diserahkan
kepada sekolah
atau guru ................................................................. 70
Gambar 2.12
Sistem otonomi daerah telah memberi kesempatan yang sama
kepada warga masyarakat untuk menjadi anggota DPR/DPRD
atau kepala daerah........................................................................... 70
Gambar 2.13
Urbanisasi sebagai bagian dari perubahan sering mengakibatkan
kemiskinan....................................................................................... 72
Gambar 2.14
Kemajuan peradaban telah menciptakan senjata modern yang
pada akhirnya menghancurkan pe
radaban itu sendiri
......................... 74
Gambar 2.15
Pudarnya nilai tradisional karena pengaruh globalisasi mampu memicu
pelanggaran norma.......................................................................... 76
Gambar 2.16
Kemajuan industri adalah bentuk perubahan sosial. Namun,
industri juga dapat mengancam kelestarian lingkungan....................... 78
Gambar 3.1
Sekolah merupakan perwujudan lembaga pendidikan
......................... 91
Gambar 3.2
Setiap keluarga adalah sebuah ikatan sosial yang didasari
oleh nilai-nilai tertentu...................................................................... 95
Gambar 3.3
Perwujudan lembaga agama.............................................................. 95
Gambar 3.4
Presidan dan para menterinya merupakan sekelompok elit
pemerintah yang menjalankan norma-norma yang
mengatur sebuah pemerintahan
........................................................ 96
Gambar 3.5
Bank adalah salah satu perwujudan dari lembaga perekonomian......... 96
Gambar 3.6
Upacara nikah dengan segala tata cara dan simbol-simbolnya
merupakan salah satu proses pelembagaan
........................................ 100
Gambar 3.7
Setiap kali upacara bendera di hari Senin, Pembina upacara
selalu membacakan teks Pancasila. Apa maksud dan tujuannya?......... 104
Gambar 3.8
Ideologi yang mendasari penyelenggaraan lembaga
pemerintah RI adalah Pancasila. Pancasila adalah suatu
sistem gagasan yang di
rumuskan oleh Bung Karno
............................ 105
Gambar 3.9
Suatu bentuk dinamika lembaga pendidikan berkat kemajuan
teknologi.......................................................................................... 106
Gambar 3.10
Kadang-kadang
kredibilitas sebuah lembaga dipengaruhi oleh
perilaku orang-orang yang tergabung dalam organisasi tersebut.......... 108
Gambar 4.1
Keluarga adalah bentuk lembaga terkecil di masyarakat...................... 119
293
Daftar Gambar
Gambar 4.2
Manusia modern menyadari pentingnya mengasuransikan
hidup mereka. Oleh karena itu, dibentuklah lembaga asuransi............. 121
Gambar 4.3
Lembaga pendidikan dianggap mendasar bagi masyarakat moder
n..... 122
Gambar 4.4
Lembaga pemerintahan kita bersifat khusus (khas) apabila
dibanding dengan pemerintahan negara lain. Pada aspek
apakah yang khas?
........................................................................... 124
Gambar 4.5
Hukum mengatur ketertiban masyarakat luas..................................... 124
Gambar 4.6
Upacara pernikahan hanya sekedar acara simbolik yang
menandakan proses terbentuknya sebuah kel
uarga ............................ 128
Gambar 4.7
Salah satu tujuan perkawinan adalah untuk memperoleh
keturunan yang jelas asal-usul dan statusnya
...................................... 131
Gambar 4.8
Anak kecil disosialisasikan untuk mengenal nilai, norma,
status dan peran sosial dalam keluarga .............................................. 131
Gambar 4.9
Di dalam keluargalah kita memperoleh perlindungan yang
paling tulus...................................................................................... 132
Gambar 4.10
Bagaimana status anak yang lahir t
anpa orang tua yang jelas?............ 132
Gambar 4.11
Agama mempersatukan berbagai bangsa ke dalam satu kesatuan
yang disebut umat............................................................................ 136
Gambar 4.12
Proses sosialisasi terjadi pada saat umat beribadah bersama................ 137
Gambar 4.13
Pemerintah yang sedang berkuasa adalah perwujudan
lembaga pemerintahan
..................................................................... 138
Gambar 4.14
Polisi sebagai salah satu bagian dari lembaga pemerintahan
yang berfungsi menegakkan huku
m................................................... 142
Gambar 4.15
Lembaga pemerintahan dilengkapi dengan badan yang
merencanakan dan mengarahkan proses pembangunan
..................... 142
Gambar 4.16
Militer adalah aparat pertahanan negara yang siap
melindungi negara dari serangan musuh
............................................ 143
Gambar 4.17
Pasar modal adalah bentuk baru lembaga perekonomian
zaman modern................................................................................. 144
Gambar 4.18
Lembaga ekonomi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa
........................................................................ 146
Gambar 4.19
Lembaga ekonomi juga membawa dampak negatif yaitu
kepadatan penduduk dan perges
eran nilai d an norma ........................ 146
Gambar 4.20
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu dampak negatif
lembaga ekonomi............................................................................. 147
Gambar 4.21
Sekolah mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja
dengan berbekal ket
erampilan........................................................... 150
Gambar 4.22
Sekolah menjadikan generasi muda memiliki sikap kritis
yang peduli terhadap segala sesuatu yang menyimpang...................... 151
294
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Gambar 5.1
Suatu realitas sosial dapat dikaji lebih dalam dengan
menggunakan penelitian terhadapnya............................................... 165
Gambar 5.2
Penelitian bukan monopoli para ilmuwan. Siapa saja boleh
melakukannya, apabila memahami prosedurnya................................. 167
Gambar 5.3
Eksperimen laboratorium bukan satu-satunya bentuk penelitia
n.......... 169
Gambar 5.4
Penelitian harus direncanakan dangan matang
................................... 173
Gambar 5.5
Studi pustaka merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan p
enelitian..................................................................... 175
Gambar 6.1
Pada umumnya hasil penelitian dipresentasikan di depan umum
......... 209
Gambar 6.2
Bagan wawancara............................................................................ 221
Gambar 6.3
Grafik hasil wawancara dengan warga masyarakat x mengenai
pendapat mereka tentang k
inerja pemerintah
.................................... 234
INDEKS SUBJEK DAN PENGARANG
Coding
230, 251, 267
Conservative movement
2, 15
Cultural change
4, 5, 37, 41
Crescive institution
121, 161
D
Desentralisasi 13, 107
Dinamisme 134, 164
Disorganisasi sosial 68, 80, 89
Deobold van Dalen 181
Dusun global 59, 63, 90
DPR 97,
109, 122, 141, 142
E
Editing
230
Enacted institution
121, 127
F
Fungsi laten 119,120, 127, 136, 146, 151,
152, 154, 161, 162, 164
G
Gabungan Pengusaha Konstruksi 96
General institution
123, 161
George Seldon 22
Good governance
48, 81, 90
Grafologi 214
H
Hegel 23
Herbert Spencer 9, 39
Heterogenitas 27
Hipotesis alternatif 181
Hipotesis nol 166, 181
A
ABRI 109
Abraham Lincoln 141
Analisis hasil uji coba 212
Angket langsung 217, 259, 266
Angket tak langsung 217, 266
Animisme 134, 164
Apprenticeship
147
Ascribed status
132
Assign status
132
Agent of change
12, 33
Akulturasi 20, 21, 40
Alternative movement
2, 14, 15
Approach
183
Arnold Toynbee 10, 11
Asimilasi 20, 21, 40
Asosiasi 63, 93, 94, 96, 97, 98, 99, 100, 103,
114, 115, 116, 118
Asosiasi Pengusaha Indonesia 96
Auguste Comte 9, 39
B
Basic institution
122, 161
Bias data 228, 240, 265
Birokrasi 13, 91, 93, 97, 98, 99, 101, 110,
112, 115, 116, 118, 264
BLT 170
Bung Karno 105, 108
Broken home
131
C
Charles Darwin 9, 39
Chester L. Hunt 100, 185
Check list
210, 214, 224, 225, 226, 250
Cliffort Geertz 170
Custom
101, 111, 118
296
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
I
Ideologi 91, 92, 96, 104, 105, 106, 117
Instrumen pengumpul data 211, 228, 229, 239,
240, 268
Interviewer
220
K
Kamar Dagang dan Industri 96
Kaum cendekiawan 107, 108, 110, 112, 118
Kategorisasi 230, 231, 232, 246, 251
Karl Marx 9, 10, 18, 23, 39, 57, 217
Kesenjangan budaya 44, 66, 67, 68, 82, 89
Khmer Rouge 15
Konservatif 15, 17, 19, 26
Kode etik 104,
118
Komunis 140, 141, 142, 143, 163, 164
Korelasi sebab-akibat 177
Korelasi sejajar 177
Kredibilitas 108, 112, 118
L
Lembaga feodalisme 97, 145
Lembaga ilmiah 97,
110
Lewis Henry Morgan 9, 39
M
Mac Lennan 134
Max Weber 45, 47, 55, 81, 159
Metode angket 217, 226, 250
Metode noneksperimen 184
Metode populasi 183, 184, 207
Monoteisme 134, 135
Mussolini 141
N
NATO 60, 61, 82, 89
Nilai umum 94
O
Observasi 220, 224, 228
Operative institution
124
Oswald Spengler 10
P
Pancasila 105
Paul B. Horton 18, 185
PBB 226, 227
Pendidikan formal 148, 149, 152, 162
Penelitian deskriptif 171, 176, 183, 193
Penelitian eksperimen 171
Penelitian eksploratif 169, 181, 205
Penelitian verifikasi 170, 205
Penyuntingan 212, 230, 251, 265
Persebaya 93
Politeisme 134, 135
Populasi Heterogen 190
Populasi heterogen 195
Pre experimental design
184
Proposal 173, 204, 206
Pranata sosial 93, 94
Prosedur umum 92, 94
Proses institusionalisasi 101, 102
Proses internalisasi 101
Pitirim A. Sorokin 10
Progres 6
Psikoanalis 221
R
Reactionary movement
2, 15
Redemptive movement
2, 14, 15
Reformative movement
2, 14, 15
Regres 6
Reliabel 212, 266
Rembug desa 128, 139
Revolusi Industri 145
Revolutionary movement
2, 15
S
Sampel kelompok 191
Sampel Kuota 191
Sampel penelitian 213, 249, 258, 265
Sampel Proporsi 191
Simulasi 228
Social change
4, 37
Social institution
94
Socio-cultural change
5, 41
Soerjono Soekanto 48, 90
Sosialis 128, 131, 134, 137, 145, 146, 151,
154, 162, 163, 164
Subsidiary institution
122, 123, 161
Subsistem sosial 133
Indeks Subjek dan Pengarang
297
Suharsimi Arikunto 190, 202
Supranatural 124, 133
Status quo 23
Supranasional 62
T
Talcott Parson 13, 41
T
eori siklus 10, 11
Tes bakat 214, 250
Tes intelegensi 212, 214, 241, 250
Tes kepribadian 212, 214, 250
Tes proyeksi 214, 250
Tes sikap 214, 250
Thomson 26
Totemisme 134, 135
Tujuan penelitian 210, 213, 244, 245, 249,
265
Transformative movement
2, 14, 15
U
Usage
101, 111, 118
V
Variabel kualitatif 186, 195
W
Wawancara 209, 210, 211, 213, 214, 220,
221, 222, 223, 224, 227, 228, 229, 231,
234, 236, 240, 242, 250, 255, 256, 268
Westernisasi 49, 90
298
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
CATATAN
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Indeks Subjek dan Pengarang
299
300
Sosiologi SMA/MA Kelas XII