Halaman
Bab VI ~ Kesehatan
139
KESEHATAN
KESEHATAN
Membaca
Membaca
teks
pidato
Kebahasaan
Mengidenti-
fikasi makna
Menulis
Menyusun
paragraf
contoh
perbandingan
proses
Berbicara
Menjelaskan
program
kegiatan
Anda akan berlatih menjelaskan program kegiatan, menyusun paragraf proses, perbandingan,
proses, mementaskan drama dan menyusun dialog, membaca teks pidato, mengidentifikasi
perubahan, pergeseran, dan hubungan makna.
Kesastraan
Mementaskan
drama
Menyusun
dialog
VI
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
140
Anak didik tercinta, masih ingatkah Anda dengan penulisan paragraf? Untuk
menambah pengetahuan Anda tentang paragraf, Anda akan diajak berlatih menyusun
jenis paragraf lain yaitu paragraf contoh, perbandingan dan proses.
Untuk melatih keberanian Anda mengemukakan pendapat di depan umum,
nanti Anda akan berlatih berpidato dengan menggunakan teks dan menjelaskan
program kegiatan.
Selain itu, unuk menambah pengetahuan di bidang sastra, Anda pun akan
berlatih menyusun dialog drama. Pada pembelajaran yang terakhir, Anda pun akan
diperkenalkan dengan berbagai jenis makna yang ada dalam bahasa Indonesia.
A. Paragraf Contoh, Perbandingan, Dan Proses
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan gagasan yang diberi bentuk
dengan rangkaian kalimat sehingga pembaca memahami ide yang dituangkan.
Penuangan ide yang diwujudkan ke dalam sebuah paragraf memiliki ciri masing-
masing sesuai karakter paragraf tersebut.
Pada pembelajaran ini, Anda akan berlatih mengenali paragraf contoh,
perbandingan, dan proses. Berikut ini akan disajikan ketiga paragraf tersebut, baca
dan pahami isinya!
1.
Pencemaran menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak
tersebut dapat menimpa lingkungan sekitar bahkan manusia itu sendiri.
Salah satu contoh sebuah peristiwa di daerah Bandung. Peristiwa
tersebut berupa tanah longsor yang disebabkan terjadinya penumpukan
sampah. Musibah itu memakan korban ratusan jiwa.
2.
Rita dan Nita adalah kakak beradik. Setiap hari keduanya terlihat
sangat akrab. Rita adalah anak yang pandai dan berprestasi. Dia selalu
mendapat rangking pertama di sekolahnya. Lain halnya dengan Nita
adiknya. Dia sama sekali tidak memiliki prestasi seperti kakaknya. Tiap
hari ia hanya menghabiskan waktu dengan bermain.
3.
Hari ini Endah akan memasak sayur sup. Dia baru mulai belajar
memasak. Seluruh bahan-bahannya telah tersedia. Mulailah dia
memasak. Pertama-tama dia membuat bumbunya yaitu bawang putih,
merica, dan garam. Kemudian dia menggoreng bumbu tersebut. Bumbu
yang telah digoreng diberi air secukupnya. Lalu bahan-bahan yang telah
dipersiapkan tadi dimasukkan dalam air yang telah bercampur bumbu.
Sekarang masakannya telah siap dihidangkan.
Bab VI ~ Kesehatan
141
Tugas Mandiri
Setelah Anda pahami ketiga paragraf di atas, kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
1.
Jelaskan gagasan pokok yang terdapat pada paragraf pertama!
2.
Sebutkan ide pokok paragraf kedua!
3.
Pada paragraf ketiga, jelaskanlah yang menjadi gagasan utamanya!
4.
Menurut Anda, manakah dari ketiganya yang termasuk paragraf
perbandingan, proses, dan contoh? Jelaskan!
5.
Sebutkan kata kunci yang menjadi indikasi paragraf contoh, proses atau
pun perbandingan dari ketiga paragraf tersebut!
1. Menyusun Paragraf Contoh, Perbandingan, dan Proses
a.
Paragraf Contoh
Kalimat utama dikembangkan dengan cara memberi contoh. Contoh
yang diberikan harus konkret dan langsung memberikan gambaran nyata
kepada pembaca serta tidak menimbulkan pertanyaan.
Perhatikan paragraf berikut!
Menjaga kesehatan sangatlah perlu bagi kelangsungan hidup
manusia, misalnya dari setelah bangun tidur, membersihkan
kamar sendiri, mandi, menggosok gigi, mencuci rambut, mencuci
pakaian. Keadaan rumah yang nyaman dan bersih juga akan
mendukung aktivitas keseharian. Untuk itu, halaman rumah,
lingkungan sekitar harus dibersihkan agar tidak menimbulkan
penyakit.
Berdasarkan contoh di atas sangat jelas bahwa untuk menjelaskan
gagasan utamanya, penulis harus menggunakan beberapa contoh yang
lebih konkret dan mudah dipahami.
b.
Paragraf Perbandingan
Kalimat utama yang mengandung pokok pikiran dapat dijelaskan
dengan cara membandingkannya dengan masalah yang lain. Hal yang
dipakai sebagai pembanding harus lebih konkret atau setidak-tidaknya
dipahami secara umum.
Perhatikan contoh berikut!
Pernahkah Anda berbelanja di swalayan? Tentunya Anda
akan menjawab sering karena swalayan adalah pasar modern
yang berada di tengah kota dengan memberikan pelayanan yang
baik dan kebersihan yang terjamin. Mungkin Anda bisa berlama-
lama walau yang dibeli hanya satu atau dua barang.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
142
Tugas Mandiri
Akan berbeda halnya dengan pasar tradisional. Anda pasti
tidak akan berlama-lama berada di pasar karena keadaan yang
kotor dengan sampah yang berserakan, lalat di sana-sini yang
menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit,
types, dan sebagainya.
Berdasarkan contoh di atas, penulis menggunakan sesuatu yang
berbeda yang memiliki kemiripan dengan apa yang dikemukakan sehingga
gagasan yang masih kabur mudah dipahami pembaca.
c.
Paragraf Proses
Paragraf yang bertujuan memaparkan proses terjadinya peristiwa
atau cara melaksanakan sesuatu yang tersebut pada kalimat utama.
Perhatikan Contoh berikut!
Anda tahu cara menanam bibit mangga? Pertama-tama
buatlah lubang berukuran 1x1x1m, kemudian biarkan lubang
tersebut selama tujuh hari. Tanamlah bibit mangga di dalam
lubang itu, setelah diberi pupuk kandang secukupnya. Setelah
sepuluh hari, pupuklah bibit mangga itu dengan NPK dan setiap
enam bulan sekali pupuklah dengan campuran urea dan NPK.
Siramlah dengan air secukupnya apalagi di musim kemarau.
Mudah bukan bila Anda ingin mencobanya.
Berdasarkan contoh tersebut dapat dipahami bahwa sederetan
kalimat penjelas berisi proses yang menjelaskan gagasan utamanya.
Pembaca akan mudah untuk memahaminya.
Jadi, bagaimana cara menyusun ketiga paragraf tersebut? Coba
Anda perhatikan hal-hal berikut!
1)
Kalimat yang Anda gunakan harus saling berkaitan dan mendukung
satu tema.
2)
Janganlah membuat paragraf yang hanya berisi satu kalimat yang
panjang,
3)
Jadikanlah kalimat yang panjang menjadi dua kalimat yang pendek
dan efektif hingga memudahkan pemahaman.
4)
Buatlah kerangka paragraf agar lebih terarah dan sistematis.
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang paragraf contoh, perbandingan
dan proses carilah sebuah wacana yang mengandung ketiga hal tersebut!
Selanjutnya, temukan ciri-ciri yang ada di dalamnya! Berdasarkan ciri-ciri
tersebut, buatlah ketiga paragraf itu dengan kalimat yang efektif! Setelah itu,
kumpulkan hasil kerja Anda dan mintalah penilaian kepada guru.
Bab VI ~ Kesehatan
143
B. Membaca Teks Pidato
Pidato merupakan penyampaian gagasan secara lisan di depan publik
(audiens). Pernahkah Anda melakukannya? Lalu bagaimana caranya agar bisa
membacakannya dengan baik sehingga pidato Anda mampu menghipnotis audiens?
Sebelum sampai ke pembelajaran tersebut, marilah Anda cermati naskah pidato
berikut ini, bacalah pelan-pelan dan pahami isinya!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rekan-rekan yang saya hormati,
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
memberikan pidato tentang “Upaya Penanggulangan Wabah”.
Rekan-rekan yang berbahagia,
Pembasmian total suatu penyakit secara global pada awalnya
merupakan suatu impian. Namun, setelah vaksinasi cacar dilancarkan
secara massal ternyata berhasil menekan penyebaran penyakit cacar
secara dramatis, pada tahun 1976, penyakit ini dinyatakan musnah dari
muka bumi ini.
Rekan-rekan yang tercinta,
Berdasarkan pengalaman keberhasilan tersebut, WHO (Badan
Kesehatan Dunia) menargetkan pembasmian (eradikasi) global penyakit
polio pada awal abad ke-21 ini dengan menempuh cara vaksinasi massal
polio. Keberhasilan dramatis pun dicapai. Sebagian kawasan di dunia,
terutama negara maju, telah meraih sertifikat bebas polio. Sebaliknya,
sebagian lagi masih berjuang menuju kondisi bebas polio, termasuk kawasan
Asia Tenggara dan Afrika.
Rekan-rekan yang saya cintai,
Merupakan kesempatan emas bagi Indonesia pada penghujung
tahun 2008 untuk meraih predikat bebas polio dari WHO menyusul negara
lain yang lebih dahulu telah meraihnya. Bebas polio ini akan menjadi sebuah
karya nyata bagi republik ini untuk menyongsong Indonesia Sehat 2010.
Setelah sertifikat bebas polio diraih, tentunya vaksinasi polio akan dihapus
dari program imunisasi bayi, seperti halnya penghapusan vaksinasi cacar.
Di tengah kekhawatiran kemungkinan Indonesia menjadi negara
endemis berskala internasional karena penyebaran virus polio secara cepat
masih tetap terjadi belakangan ini, Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahun
2005 tetap dilaksanakan pada putaran I ternyata berjalan lancar.
Pemerintah tak kuasa bekerja sendirian tanpa melibatkan partisipasi
aktif masyarakat tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
diamanatkan upaya penanggulangan wabah, termasuk imunisasi, dilakukan
dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Lewat penyuluhan
intensif dan pendekatan persuasif edukatif, masyarakat tentu memberikan
bantuannya dan ikut serta secara aktif.
Sedikit uraian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan itu.
Untuk itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk ikut mensosialisasikan upaya
penanggulangan wabah ini.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
144
Latihan
Setelah Anda baca dan pahami isi pidato di atas, jawablah pertanyaan di bawah
ini!
1.
Tema apa yang diangkat pada pidato di atas?
2.
Langkah apa yang menekan penyebaran penyakit cacar tahun 1976?
3.
Apa kepanjangan dari WHO?
4.
Apa tugas WHO berkaitan dengan penyakit polio?
5.
Predikat apa yang disandang Indonesia akhir tahun 2008 berkaitan dengan
bebas polio?
6.
Siapakah yang memberikan predikat di atas?
7.
Apa kepanjangan dari PIN?
8.
Program apa yang dilaksanakan oleh PIN?
9.
Apa yang dimaksud negara endemis?
10.
Upaya apa yang dilakukan pemerintah untuk penanggulangan wabah?
Membacakan Teks Pidato dengan Ucapan, Intonasi, Ekspresi Wajah
dan Penekanan
Seperti yang telah dipaparkan di depan bahwa untuk menyampaikan
informasi secara lisan salah satunya dapat dilakukan dengan pidato. Pidato yang
akan dibicarakan pada pembelajaran ini adalah pidato dengan menggunakan
metode naskah. Naskah pidato biasanya terdiri dari lima bagian, yaitu salam
pembuka, pendahuluan, isi, penutup, dan salam penutup.
Bila Anda amati teks pidato (di atas), pada setiap topik terdapat kata
sapaan yang bertujuan mengajak pendengar tetap memperhatikan pidato. Sapaan
yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan tata krama serta kedudukan
para pendengar/audiens. Amatilah bagian pokok dan pendukung dalam naskah
pidato. Selanjutnya tandailah bagian-bagian itu, terutama bagian pokoknya agar
mendapat penekanan saat dibacakan.
Agar terkesan tidak monoton dan menarik perhatian audiens/pendengar,
saat diminta membacakan teks pidato di depan audiens, perhatikan petunjuk
berikut ini.
a.
Kejelasan ucapan
Ucapan yang jelas sangat membantu pendengar dalam mengartikan maksud
dan isi pidato
b.
Intonasi/nada tinggi rendahnya suara
Sesuaikan suara Anda dengan besarnya ruangan. Usahakan suaramu
terdengar sampai ke belakang pendengar. Tinggi rendahnya suara harus
diperhatikan agar pidato tidak membosankan.
Bab VI ~ Kesehatan
145
www.jombangkab.go.idistimewa
Tugas Mandiri
c.
Ekspresi wajah
Gunakan ekspresi wajah untuk meyakinkan pidato Anda. Sesuaikanlah
ekspresi wajah dengan isi pidato.
d.
Penekanan terhadap kata-kata kunci. Maksudnya, Anda dapat mengulangi
kata-kata yang dianggap penting atau dengan mengeraskan volume suara
terhadap kata-kata kunci.
Untuk menguji kemampuan Anda berpidato, gunakan naskah di atas untuk berlatih.
Perhatikanlah lafal, intonasi, ekspresi dan penekanan kata-kata yang Anda anggap
penting! Mintalah komentar guru terhadap penampilan Anda.
C. Membaca Program Kegiatan (Proposal)
Di sekolah Anda, setiap periode pergantian kepemimpinan OSIS, pasti ketua
OSIS dan seksi-seksi OSIS memiliki program kegiatan yang akan direalisasikan
dalam setahun kepemimpinan OSIS.
Kegiatan dapat berupa bakti sosial, kegiatan ekstrakurikuler, studi banding
dan penyaluran hobi atau bakat anggota. Kegiatan-kegiatan tersebut sebelum
dilaksanakan harus direncanakan secara matang, teliti dan terinci agar hasilnya
maksimal.
Sebelum melaksanakan kegiatan hendaknya menyusun proposal agar kegiatan
menjadi terarah dan jelas tujuannya. Berikut ini disajikan sebuah proposal kegiatan.
Gambar 6.1
Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan
mengajukan proposal telebih dahulu agar kehiatan lebih berhasil
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
146
Bacalah dengan seksama dan perhatikan pula isi serta bagian-bagiannya!
Bakti Sosial dalam Rangka
Mengantisipasi Demam Berdarah
Landasan Pemikiran:
1.
Kesehatan merupakan sesuatu yang mahal harganya
2.
Gerakan antidemam berdarah adalah satu kegiatan yang bersifat
kemanusiaan dan perlu mendapat dukungan
Jenis Kegiatan
: Kerja bakti di li
ngkungan sekolah, penataan
lingkungan dan pemberantasan nyamuk demam
berdarah.
Tujuan
: Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan
bebas dari nyamuk demam berdarah terutama
di lingkungan SMA I Yogyakarta.
Waktu dan Tempat : Minggu, 30 Oktober 2005, lingkungan SMA I
Yogyakarta
Pelaksana
: OSIS SMA I Y
ogyakarta.
Susunan Pengurus
: Terlampir.
Penanggung Jawab : Kep
ala sekolah SMU I Yogyakarta.
Ketua OSIS
Sekretaris OSIS
(Oki Argo)
(Dian Mahrani)
Mengetahui
Kepala Sekolah SMU I Yogyakarta
(Drs. Edi Sulistyanto)
Bab VI ~ Kesehatan
147
Latihan
Setelah Anda membaca dan memahami proposal di atas, kerjakanlah soal-soal
berikut ini!
1.
Apa judul proposal kegiatan yang dilasanakan siswa-siswi SMA Islam I
Yogyakata?
2.
Misi apa yang diusung dalam kegiatan tersebut?
3.
Siapa yang memprakarsai kegiatan di atas?
4.
Apa bentuk kegiatan yang dilaksanakan?
5.
Sebutkan unsur-unsur yang ada dalam proposal!
6.
Kapan proposal tersebut disusun/dibuat?
7.
Apa tujuan proposal dibuat?
8.
Siapakah yang mengesahkan proposal tersebut?
Menyampaikan Proposal Secara Rinci
Rencana-rencana kegiatan tersebut biasanya disusun dalam sebuah proposal
(usulan kegiatan) sesuai dengan kegiatan tersebut. Secara garis besar, rencana
kegiatan meliputi hal-hal berikut ini:
a.
Judul, dapat disesuaikan dengan tema kegiatan.
b.
Latar belakang/landasan pemikiran, berisi uraian yang melatari kegiatan.
c.
Jenis kegiatan, merupakan bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
d.
Tujuan, adalah sasaran yang ingin dicapai.
e.
Waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan.
Proposal dapat pula disertai dana/perincian biaya, dan lainnya, sesuai dengan
tujuan kegiatan tersebut.
Selain yang dipaparkan di atas, berikut disajikan pula rencana program
kegiatan sejenis dengan pola yang sederhana.
Bakti Sosial dalam Rangka
Mengantisipasi Demam Berdarah
1. Dasar
: Bakti sosial untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
2. Tujuan :
1.
Menciptakan lingkungan yang sehat
2.
Memberikan proses belajar mengajar
3.
Menciptakan generasi yang cinta dengan kebersihan dan kesehatan
3.
Sasaran : Sekolah yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, tenaga administrasi, dan lain sebagainya
4.
Panitia
: Susunan Panitia terlampir
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
148
Tugas Mandiri
5.
Waktu dan tempat : 30 Oktober 2005, di lingkungan SMA Islam I
Yogyakarta
6.
Acara
: Susunan acara (terlampir)
7.
Anggaran
: Rencana biaya (terlampir)
8.
Penutup
: Kegiatan ini diharapkan mendapat dukungan
baik dari sekolah demi terciptanya lingkungan
yang sehat dan terbebas dari demam berdarah
SMA Islam I Yogyakarta, 25 Oktober 2005
(Roni Dwiyanto)
Program yang telah disusun harus disampaikan secara rinci. Penyampaian
program tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan tanggapan atau masukan
dari pihak lain demi kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengemukakan program kegiatan adalah
sebagai berikut:
a.
pahamilah isi program dengan baik,
b.
sampaikan isi program secara rinci dengan sikap yang tenang dan percaya
diri,
c.
gunakanlah suara yang jelas agar tidak menimbulkan salah informasi
d.
jawablah pertanyaan dengan jelas (bila ada),
e.
berikanlah tanggapan secara bijaksana
Untuk menguji kemampuan Anda, lakukan kegiatan di bawah ini!
1.
Buatlah proposl kegiatan secara sederhana (seperti di atas) dengan topik
bebas!
2.
Sampaikanlah proposal Anda di depan kelas agar semua mengetahui hasil
kerja Anda!
3.
Mintalah masukan/tanggapan dari teman-teman dan guru mengenai proposal
dan penampilan Anda!
Bab VI ~ Kesehatan
149
D. Membaca Naskah Drama
Drama merupakan karya sastra yang diciptakan oleh pengarang dengan tujuan
untuk dipentaskan. Pementasan sebuah drama sangat didukung oleh unsur-unsur
seperti naskah drama, sutradara, panggung, pemain, tata lampu, tata busana dan
tata rias. Sebelum memahami lebih lanjut tentang pementasan, berikut ini disajikan
naskah drama.
Bacalah dengan seksama dan pahami isinya!
Panggung menggambarkan tempat di pinggir jalan pada siang hari yang
lengang. Di latar belakang tampak pepohonan yang cukup rimbun.
Yanti
: (muncul dengan membawa buku, berjalan akan pulang, tetapi
bertemu Herman dan keduanya saling menyapa)
Herman : (menegur lebih dulu) “Heh, cari barang rongsokan, ya?”
Yanti
: (terkejut) “Ah, kamu Herman, jadi terkejut aku.”
Herman : “Jalan kok menunduk saja. Sedang mencari barang-barang bekas?”
Yanti
: “Ah, ada-ada saja kamu. Masak iya jalanku seperti orang mencari
barang-barang bekas. Kalau begitu, tolong Her, ambilkan keranjang
untuk rongsokan. (ketawa riang) Hihi..............”
Herman : (berlagak akan mengambil). “Baik, Nona.”
Yanti
: “Her, Her, mau ke mana?”
Herman : “Lho, kok ditanya, ambil keranjang, kan?”
Yanti
: “Her, jangan begitu, aku main-main saja, kok.”
Herman : (diam, pura-pura tersinggung)
Yanti
: (mendekat pelan) “Herman, aku main-main saja, lo. Kau marah?”
Herman : (masih pura-pura) “Tidak, aku tidak marah. Hanya.............”
Yanti
: (semakin ingin tahu) “Herman, katakan saja apa yang kamu
maksud. Biar ku dapat memperbaiki kekuranganku. Atau, aku
harus minta maaf padamu, Her?”
Herman : “Tidak. Kamu tidak usah minta maaf kepadaku. Kamu tidak
bersalah. Hanya.........”
Yanti
: (kesal dan takut) “Aku semakin tidak mengerti dan bingung.”
Herman : (semakin menggoda) “Kamu tidak mengerti, Yanti?”
Yanti
: (seolah akan menangis) “Herman, kalau kamu masih menggodaku
dan aku tak bersalah,.........baiklah, aku pulang saja. Aku malu,
Her.”
Herman : (maksud menggoda jadi pudar) “Yanti, aku..........haaaa......”
Yanti
: (melihat keanehan)
Hermn
: (mendekat, sayang) “Yanti, aku sebenarnya mencoba
ketabahanmu.”
Yanti
: (sadar kalau digoda) “Aku kira............kamu marah padaku.”
Herman : “Buat apa marah tanpa sebab, Yanti? Aku bukan pemuda yng
mudah naik darah.............hahaa...........”
Yanti
: “Kau dari mana? Pulang sekolah?”
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
150
Latihan
Herman : “Tidak, dari menyelesaikan pekerjaan di rumah orang.”
Yanti
: “Di rumah orang? (keheranan) Maksudmu?”
Herman : “Ayo, coba terka, Ti.”
Yanti
: (menjawab manja) Kau menggodaku lagi, ya.”
Herman : “Hahaaaaa, eee, yang ini tidak, Ti. Aku ingin tahu kemampuanmu
menerka teka-teki, ini. Cobalah kalau dapat. Hadiahnya besar.”
Yanti
: “Enggak mau, Her. Aku takut salah lagi. Kamu saja yang
menjawab.”
Herman : (senyum sayang) “Baiklah. Begini Yanti, aku sudah lama mencoba
membantu ayahku mencari rezeki. Yaaaa, sambil belajar untuk
hidup mandiri kelak.”
Yanti
: “Yang kamu maksud itu, kamu sudah bekerja sambilan untuk
membantu kebutuhan hidup keluargamu?”
Herman : “Yah, begitulah kurang lebihnya. Hanya saja tidak tetap. Sekali
waktu kalau ada kesempatan, seperti kalau tidak ada ulangan atau
tidak ada PR.”
(
Terampil Bermain Drama
, 2002:71-73)
Setelah Anda baca dan pahami naskah drama di atas, jawablah pertanyaan berikut
ini!
1.
Sebutkan tokoh yang memerankan drama tersebut?
2.
Jelaskan latar (tempat) pembicaraan tokoh Yanti dan Herman!
3.
Apa yang dibicarakan kedua tokoh tersebut?
4.
Bagaimana watak tokoh Herman?
5.
Bagaimana pula dengan karakter yang ditampilkan tokoh Yanti?
1. Unsur-Unsur Pementasan Drama
Pementasan drama merupakan kesenian yang sangat kompleks. Sebab,
seni drama bukan saja melibatkan banyak seniman, melainkan juga mengandung
banyak unsur.apa unsur-unsur pementasan draman itu?
a.
Naskah Drama
Bila Anda akan mengadakan pertunjukan drama, yang dibutuhkan
pertama-tama adalah naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang
berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut berisi nama-nama tokoh dalam
cerita, dialog yang diucapkan, keadaan panggung. Bahkan kadang-kadang
dilengkapi tentang tata busana, tata lampu dan tata suara(musik pengiring).
Naskah drama mengutamakan pembicaraan tokoh, penuturan ceritanya
melalui dialog. Permainan drama dibagi atas babak. Tiap babak berisi satu
peristiwa dengan waktu dan suasana tertentu.
Bab VI ~ Kesehatan
151
Untuk memudahkan para pemain drama, naskah juga dilengkapi dengan
keterangan atau petunjuk. Petunjuk itu misalnya gerakan-gerakan yang
dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda/peralatn yang
dibutuhkan setiap babak, dan sebagainya.
b.
Pemain
Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Jumlah pemain akan
tergantung dari tokoh yang dipentaskan. Seorang pemain harus benar-benar
seperti tokoh yang dimainkan. Untuk itu, ia harus menguasai dan mampu
memerankan watak, tingkah dan busana lain yang mendukungnya.
c .
Sutradara
Sutradara adalah pemimpin pementasan drama. Hal yang mula-mula
dilakukan seorang sutradara adalah memilih naskah (atau ditulis sendiri).
Naskah dibaca berulang-ulang untuk memahami cerita dan menafsirkan
bagaimana watak tokoh-tokohnya. Selanjutnya memilih pemain yang akan
memerankan tokoh dalam naskah. Pemain yang telah terpilih akan dibimbing
dan diarahkan oleh sutradara agar mampu memerankan tokoh dengan baik.
Selain itu, ia harus menunjuk penata rias, busana. lampu, dan suara. Pada
akhirnya ia harus bekerja sama dengan para petugas dan mengkoordinasikan
semua bagian.
d.
Tata Rias
Tata rias adalah cara mendandani pemain. Orang yang mengerjakannya
disebut penata rias.
e .
Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model,
maupun cara mengenakannya. Tata busana erat sekali dengan tata rias,
sehingga tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap dengan penata
rias.
f.
Tata Panggung
Tata panggung adalah pentas atau arena untuk bermain drama.
Biasanya letaknya di depan tempat duduk penonton dan lebih tinggi dari kursi
penonton. Tujuannya agar penonton yang duduk di kursi paling belakan g
dapat melihat apa yang ada di panggung.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk
permainan drama. Panggung harus menggambarkan tempat, waktu dan
suasana terjadinya suatu peistiwa.
g.
Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, lampu
erat sekali hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di
panggung harus menggambarkan keadaan /peristiwa yang sedang terjadi di
atas panggung.
h.
Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengaturan pengeras suara, melainkan musik
pengiring juga. Musik pengiring diperlukan juga agar suasana yang
digambarkan terasa lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton. Alat
musik yang biasanya digunakan, misalnya seruling, biola, organ, dan
sebagainya.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
152
i.
Penonton
Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Siapakah
penonton? Penonton adalah orang-orang yang mau datang ke tempat
pertunjukan. Penonton pun dapat dikategorikan menjadi penonton iseng,
penonton peminat dan penonton penasaran.
2. Menentukan Tema, Judul, Kerangka Drama dan Menyusun
DialogNaskah
Bila tadi telah dibicarakan tentang bagaimana sebuah pementasan dan
unsur-unsur yang ada di dalamnya, lalu bagaimnakah cara menyusun dialog itu
sendiri? Seperti pada karya sastra lain, drama yang merupakan salah satu karya
sastra yang penyajiannya dengan dipentaskan memiliki tema yang merupakan
dasar cerita. Tema dapat diambil dari berbagai segi kehidupan manusia, baik itu
pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain.
Judul yang telah Anda tetapkan setelah mengamati kehidupan di luar Anda
atau dari dalam diri Anda, dirumuskan menjadi judul yang dapat mewakili isi dari
tema yang ingin disampaikan.
Setelah melakukan kegiatan tersebut buatlah kerangka cerita drama,
misalkan:
Babak 1: Kenangan masa indah,
Babak 2: Pertengkaran idealisme,
Babak 3: Saat-saat terakhir perpisahan, dan sebagainya.
Kegiatan terakhir adalah susunlah naskah drama berdasarkan kerangka
yang telah Anda susun tadi.
Perhatikan ilustrasi berikut berdasarkan kerangka drama di atas!
Kisah Kita
Babak 1
(Sore hari di ruang tamu. Suara kicau burung sesekali mengiringi
percakapan Indra dan Rina)
Indra
: “Tak terasa waktu telah memisahkan kita. Indahnya taman
pelataran belakang rumah begitu membahagiakan
kenanganku” (sesekali menengok ke arah jendela). “Hijau
daun dan kembangkan yang mekar iringan indahnya kisah
kita” (memandang ke arah Rina).
Rina
: (sedih) “Iya, mas!” (berusaha tenang) “Matahari yang
tenggelam di ufuk barat menjadi saksi keindahan cinta
kita...” dan seterusnya.
Bab VI ~ Kesehatan
153
Tugas Mandiri
Untuk menguji kemampuan Anda dalam bidang drama, susunlah naskah drama
dengan kelompok Anda, buatlah dialognya dan cobalah untuk mementaskannya
di depan kelas dengan kelompok Anda. Seandainya Anda mengalami kesulitan
mintalah bimbingan guru baik dari penyusunan naskah maupun pementasannya.
E. Mengidentifikasi Perubahan, Pergeseran dan
Hubungan Makna Kata
Jenis-jenis makna dalam bahasa Indonesia dipelajari oleh ilmu semantik.
Ilmu tersebut mengulas berbagai macam makna kata seperti sinonim, antonim,
hiponim, ameliorasi, peyorasi, dan sebagainya. Makna kata akan lebih mudah
dipelajari bila telah dimasukkan ke dalam konteks kalimat. Artinya tidak berdiri
sendiri sebagai sebuah kata.
Berikut ini disajikan sebuah bacaan, bacalah dengan seksama dan pahami
isinya!
Kepala Berita yang Menyesatkan
Surat kabar sudah merupakan suatu kebutuhn primer di dalam
masyarakat modern. Apabila satu hari saja kita tidak membaca surat kabar,
kita merasa seolah-olah ketinggalan mengikuti berita-berita, baik berita
dalam negeri maupun berita luar negeri. Surat kabar kita, dewasa ini,
terutama surat-surat kabar ibukota terdiri atas dua belas halaman dengan
isi yang beraneka ragam. Rasanya tidak mungkin kita membaca yang
tertulis di dalamnya satu persatu secara teliti karena selain kita tidak
punya waktu, tidak semu yang dituliskan dalam surat kabar menarik
perhatian kita, apalagi bila hal-hal itu tidak bersangkut paut dengan
kepentingan kita. Di samping itu, ada orang yang berlangganan bukan
hanya satu surat kabar, melainkan beberapa.
Karena waktu kita yang terbatas, biasanya mata langsung
membaca kepala-kepala surat kabar yang tertulis dengan huruf besar.
Judul yang menarik perhatian langsung kita baca. Akan tetapi sering kita
tertipu oleh kepala berita itu karena yang tertulis di sana tidak sma
maksudnya dengan isi berita di bawahnya. Coba Anda perhatikan contoh
berikut!
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
154
Latihan
Pinjaman $ 200 Juta Diberikan Indonesia
Orang yang dapat memahami bahasa Indonesia yang baik sudah
pasti akan segera mengambil simpulan bahwa pinjaman sebesar dua ratus
juta dolar telah diberikan oleh pemerintah Indonesia. Kepada siapa
diberikan atau siapa yang menerima pinjaman itu belum pasti diketahui
karena tidak tercakup dalam berita singkat di atas. Akan tetapi, setelah
Anda baca isinya, ternyata Indonesialah yang diberi pinjaman, bukan yang
memberi pinjaman. Siapa yang salah terhadap penulisan itu? Tentu saja
pihak redaksi yang menghilangkan satu kata penting
kepada yang
diletakkan antara kata
diberikan dan
Indonesia.
(
Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar
, 1994: 6-7)
Setelah Anda membaca dan memahami isi bacaan tersebut, jawablah pertanyaan
di bawah ini!
1.
Apa yang menjadi kebutuhan primer masyarakat modern?
2.
Secara umum, berapa jumlah halaman dalam surat kabar?
3.
Mengapa pembaca selalu membaca tertuju kepada kepala-kepala berita
lebih dulu?
4.
Menurut Anda, contoh konkret kepala berita di atas sudah benar struktur
penulisannya? Jelaskan!
5.
Siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan penulisan dalam surat kabar?
Jelaskan!
1. Membedakan Kata-kata yang Bersinonim, Berantonim,
Berhomonim, Berhomograf, Berhomofon, Berhiponim, dan
Berpolisemi
Untuk membedakan kata-kata di atas, coba Anda perhatikan
ilustrasi-ilustrasi berikut ini!
a. Allah Yang Maha
Besar
selalu mengasihi umat-Nya.
Pesta
akbar
itu diselenggarakan para artis di sepanjang jalan
raya
yang menghubungkan kota Bandung dan Bogor.
Kata
besar
,
akbar
,
raya
merupakan sinonim, yaitu kata-kata yang
bermakna sama.
Anak yang
besar
itu mampu mengangkat beras dengan berat 50
kg, sedangkan anak yang kurus dan
kecil
hanya mampu mengangkat
karung yang berisi 10 kg beras.
Bab VI ~ Kesehatan
155
Kata
besar
dan
kecil
merupakan antonim, yaitu kata-kata yang
berlawanan makna.
b. Ia pergi
tanggal
dua kemarin ketika gigi nenek
tanggal
dua
Walaupun kata
tanggal
di atas memiliki bentuk dan pengucapan
sama maknanya berbeda. Kata-kata tersebut merupakan homonim.
c. Dinda makan dengan
tahu
goreng.
Ibu ternyata
tahu
bila adik yang mengambil uangnya.
Kedua kata ‘
tahu
’ di atas memiliki bentuk yang sama namun bunyi/
lafal serta maknanya berbeda. Kata-kata tersebut merupakan homograf.
d. Bang Andi membuka rekening di Bank Perkreditan Rakyat.
Kata bang dan bank bila diucapkan memiliki lafal yang sama, kedua
kata di atas termasuk homofon.
e. Adik sangat menyukai mawar, melati, flamboyan.
Kata mawar, melati, flamboyan merupakan bagian dari bunga. Kata-
kata yang memiliki cakupan makna yang lebih sempit disebut dengan
hiponim
f. Kepala sekolah memimpin upacara bendera.
♦
Kepalaku sakit karena terbentur tembok.
♦
Kepala surat terdapat pada surat balasan lamaran pekerjaan.
♦
Ayah adalah kepala rumah tangga yang bijaksana.
2. Membedakan Kata-kata Lain yang Bersinonim, Berantonim,
Berhomonim, Berhomofon, Berhomograf, Berhiponim, dan
Berpolisemi
Untuk membedakan kata-kata tersebut, perhatikan ilustrasi di bawah ini!
a.
Laki bini
itu berjalan berdampingan sambil bergandengan tangan.
Kata “laki bini” adalah kata-kata yang terbentuk namun maknanya
lebih buruk daripada sebelumnya. kata-kata seperti itu disebut peyorasi.
b.
Suami istri
itu sering bertengkar.
Berbeda dengan laki bini, kata “suami istri” maknanya lebih baik dan
lebih sopan. Kata-kata tersebut termasuk ke dalam ameliorasi.
c.
Kepada
Bapak
Kepala Sekolah saya persilakan.
d.
Saudara
Andi dipersilakan duduk.
Kata
bapak
dan
saudara
digunakan bukan untuk orang yang masih
sedarah. Kata-kata tersebut mengalami perluasan makna.
Kata-kata dalam konteks berikut merupakan kata-kata yang mengalami
penyempitan makna.
Coba Anda bandingkan!
-“
Bapak
mau ke mana?” tanya Rudi kepada bapaknya.
-
Andi masih
bersaudara
dengan Rudi.
-
Banyak universitas yang menghasilkan
sarjana
yang berkualitas.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
156
Tugas Mandiri
3. Menentukan Makna Asosiasi dan Sinestesia
Pengertian makna asosiasi adalah perubahan makna yang disebabkan
persamaan sifat.
Contoh:
-
Masukkan surat ini ke dalam amplop berwarna biru!
-
Berikan amplop ini kepada gurumu agar nilai pelajaran A dapat
dipertimbangkan!
Perhatikan kedua contoh di atas!
Kata amplop memiliki sifat rahasia. Oleh karena itu, dapat digunakan
pada kegiatan lain yang bersifat rahasia pula.
Pada contoh dua, arti kata amplop adalah menyogok (sogok)/uang tutup
mulut. Pengertian sinestesia adalah perubahan makna yang diakibatkan pertukaran
tanggapan dua indra berbeda!
Cermati ilustrasi berikut!
-
Wajah manis bila dipandang mata hingga membuat aku terpesona.
Kata manis pada kalimat tersebut seharusnya digunakan untuk rasa
pada makanan/minuman yang banyak mengandung gula dan dirasakan oleh
lidah sebagai alat pengecap. Kalimat di atas menggunakan kata manis yang
seolah-olah dirasakan namun dengan indra yang lain yaitu mata.
Untuk menguji kemampuan kebahasaan Anda, kerjakanlah tugas berikut!
1.
Carilah kata-kata lain yang bersinonim, berantonim, berhiponim,
berhomofon, berhomograf, berhiponim, dan berpolisemi!
2.
Kerjakanlah dengan memasangkan jawaban yang ada di sebelah kanan!
a. Baik tidaknya suatu perbuatan tergantung pada
... . pelakunya.
b. Masjid ... . tetap berdiri dengan kokoh di tengah-
tengah bencana alam yang terjadi.
c. ... . mawar harum baunya.
... . desa itu sangat cantik dan membuatku
terpesona.
d. Orang yang melanggar peraturan pasti
dikenakan ... ..
Aku ... . akan ketegaran jiwaku.
e. ... . rumahku bocor mengakibatkan air hujan
masuk ke rumah
Isu gempa melanda Yogyakarta, keadaan
semakin ... .
- motivasi
-r
aya
- bunga
- sanksi
- sangsi
- genting
Bab VI ~ Kesehatan
157
Rangkuman
Refleksi
3.
Buatlah kata-kata dalam sebuah konteks kalimat yang menggunakan kata-
kata yang mengalami peyorasi, ameliorasi, perluasan, dan penyempitan
makna!
4.
Termasuk ke dalam kategori mana kalimat-kalimat berikut (ameliorasi,
peyorasi, perluasan, penyempitan)?
a.
Putera-puteri bangsa yang jujur dan pandai adalah harapan bangsa
Indonesia.
b.
Pendeta Yulius sedang memimpin umatnya pada pertemuan khusus
dengan gereja lain.
c.
Adelia adalah seorang tunanetra yang dengan keuletannya berhasil
dan menyelesaikan studi di UPY
d.
Putri Pak Darsono duduk di bangku SMA dan mengambil program
bahasa.
e.
Pembantu rumah tangga akhir-akhir ini sangat dilecehkan
keberadaannya oleh majikannya sendiri.
5.
Buatlah kata-kata yang lain dalam konteks kalimat yang mengandung makna
asosiasi dan sinestesia!
1.
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat utamanya berisi contoh,
ilustrasi untuk menguatkan pernyataan.
2.
Paragraf proses adalah paragraf yang kalimat utamanya memaparkan
proses terjadinya sesuatu atau peristiwa.
3.
Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan
dengan membandingkan dengan pernyataan lain.
4.
Untuk menjelaskan program kegiatan harus mengemukakan unsur secara
rinci dengan kalimat yang jelas dan disertai bahan pendukung untuk
memperkuat program kegiatan.
5.
Unsur-unsur pementasan drama ialah naskah, pemain, sutradara, panggung,
tata rias, tata lampu, tata panggung, tata kostum, dan penonton.
6.
Beberapa makna dalam bahasa Indonesia ialah sinonim, anonim, homonim,
homofon, homograf, meluas, menyempit, ameliorasi, peyorasi, sinestesia,
asosiasi.
1.
Untuk menyusun paragraf contoh, proses, dan perbandingan, hindari
penggunaan kalimat yang berlebihan karena akan mengaburkan ciri khasnya.
2.
Saat berpidato menggunakan teks, hindarilah sikap membaca teks tanpa
melihat adiens.
3.
Dalam menjelaskan program kegiatan, hindari sikap masa bodoh terhadap
masukan dari pendengar.
4.
Sebagai pemula, gunakanlah kata-kata yang sederhana dalam menyusun
dialog drama yang akan dipentaskan.
5.
Mengidentifikasi permaknaan bahasa Indonesia harus disertai keterangan
agar tidak membingungkan pembaca.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa
158
Evaluasi
Untuk melatih kemampuan Anda dalam mendengarkan, membaca, berbicara,
dan menulis, kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1.
Paragraf yang di dalamnya berisi pernyataan yang diperbandingkan dengan
pernyataan lain dise
but para
graf .......................................................
............
2.
Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca disebut .............
3.
Pertunjukan sejenis drama di Bali di
sebut ... ..................................
.............
4.
Alur dalam drama dapat
dilihat dari
.... ............................................... ......
....
5.
Penanjakan lakon sehingga mencapai konflik disebut dengan istilah .............
6.
Naskah drama terdiri dari tema,
plot, karak
terisasi dan .............................
7.
Tarian Gantar merupakan cerpen yang sarat dengan budaya daerah ...........
8.
Metode pidato yang menggunakan
naskah saat berpidato disebut ................
9.
Unsur yang terdapat dalam proposal yang memaparkan latar belakang
dilaksanakannya
kegiatan disebut .................................................................
10.
T
anggal 20 Januari, gigi nenek
tanggal 2. kata yang digraisbawahi memiliki makna
.....................................................................................................................