Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB V KESEHATAN
Bahasa Indonesia · BAB V KESEHATAN
Demas

24/08/2021 15:28:30

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab V

~ Kesehatan

83

KESEHATAN

Membaca

Membaca teks

Menemukan ide

pokok

Mendengarkan

Mendengarkan

informasi

Mengajukan saran

Berbicara

Program kegiatan

Mempresentasikan

Mendengarkan

Sastra

Mendengarkan

teks drama

Menemukan

unsur intrinsik

Anda akan berlatih mengajukan saran perbaikan tentang informasi, mempresentasikan program

kegiatan, menemukan ide pokok, dan unsur intrinsik teks drama.

III

KESEHATAN

V

Peta Konsep

Tujuan Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

84

Bila Anda senang bergaul, mengikuti organisasi, atau kegiatan-kegiatan lain

yang menambah wawasan informasi, pasti Anda tidak asing lagi dengan informasi

yang dituturkan secara langsung oleh si pembicara/penutur. Seperti dalam ceramah

atau kotbah. Pada pembelajaran nanti Anda diajak untuk memahami informasi

secara langsung tersebut.

Selain itu, dalam setiap kegiatan yang Anda lakukan, sebelu melaksanakan

kegiatan terlebih dahulu menyusun program kegiatan (proposal) agar kegiatan yang

Anda laksanakan berjalan dengan lancar. Lalu, bagaimanakah cara Anda

mensosialisasikan proposal itu di depan teman-teman?

Pada pembelajaran selanjutnya, Anda akan diajak kembali berlatih membaca

cepat untuk menemukan ide pokok, masih ingatkah?

Dibidang sastra, Anda akan diajak berlatih mendengarkan pembacaan teks

drama. Walaupun Anda sering menyaksikan pementasan drama baik di sekolah

maupun di lingkungan Anda, pernahkah Anda mendengarkan pembacaan teks drama

itu sendiri?

Nah, untuk kesemua pertanyaan di atas, mari kita temukan bersama

jawabannya pada pembelajaran ini.

A. Mendengarkan Informasi yang

Disampaikan secara Langsung

Bila mengamati judul subbab di atas, timbul pertanyaan, apa yang dimaksud

informasi yang dituturkan secara langsung? Secara logika, yang dimaksud tuturan

langsung adalah informasi yang disampaikan pembicara kepada pendengar secara

langsung tanpa perantara, seperti media elektronik atau pun media massa.

Banyak sekali bentuk tuturan langsung dalam masyarakat berbahasa, yaitu

ceramah, khotbahdi masjid atau gereja, uraian/cerita, dsb. Salah satu bentuk tuturan

langsung tersebut akan kita pelajari di sini.

Di bawah ini ditampilkan salah satu bentuk tuturan langsung, yaitu ceramah.

Cobalah salah satu dari Anda membacakannya di depan kelas sedangkan teman

yang lain mendengarkan dengan seksama.

Salam sejahtera!

Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk

menyampaikan sedikit informasi mengenai meningkatnya pengidap penyakit

HIV di Jakarta. Seperti yang Anda ketahui bahwa penyakit tersebut sangat

berbahaya dan hingga sekarang belum ada obatnya secara medis.

Rekan-rekan yang berbahagia,

PENDAHULUAN

Bab V

~ Kesehatan

85

Latihan

Jakarta, ibukota negara kita yang sangat dibanggakan, ternyata jumlah

pengidap HIV kian tahun kian meningkat, begitu yang disampaikan wakil

gubernur Jakarta. Selanjutnya beliau menegaskan bahwa terdapat 2.173

pengidap HIV hingga kini.

Dari data yang diungkapkan bahwa ternyata pengidap terbesar adalah

kaum laki-laki dan merekalah yang berisiko tinggi terkena virus tersebut.

Dapat dibayangkan, kota besar seperti Jakarta saja banyak yang mengidap

penyakit mematikan, lalu bagaimana dengan kota-kota kecil di Indonesia?

Rekan-rekan tercinta, Secara nasional, angka penularan HIV/AIDS

kepada ibu dan anak balita hingga akhir tahun 2006 kemarin tecatat 5.230

kasus HIV dan 8194 kasus AIDS. Sebanyak 40 persen dari total kasus itu

terjadi pada pasangan usia subur. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Jakarta Pusat, 88 anak terinfeksi HIV.

Berganti-gantinya penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan juga

sebagian besar pengguna narkoba adalah orang-orang-orang di usia

produktif. Akibatnya, banyak ibu yang kecanduan dan bayi-bayinya yang

menjadi korban terifeksi HIV.

Rekan-rekan yang berbahagia, Sementara itu, jumlah kasus HIV/AIDS

di kota Bekasi juga terus bertambah. Dengan bertambahnya penemuan itu,

kasus HIV/AIDS yang dipantau Dinas Kesehatan Kota Bekasi selama tiga

tahun terakhir sudah mencapi 700 kasus. Kondisi itu menempatkan kota

Bekasi tetap pada posisi kedua terbesar kasus HIV/AIDS di Jawa Barat.

Nah, rekan-rekan yang berbahagia, demikianlah informasi yang dapat

saya sampaikan pada kesempatan ini. Dari apa yang telah saya informasikan,

hikmah yang bisa dipetik adalah senantiasa menjaga diri masing-masing,

berupaya hidup sehat dan tetap berjalan di jalan yang telah Tuhan tunjukkan.

Sekian dan terima kasih.

(Dipetik dari harian Kompas, 2007:26 dengan pengubahan seperlunya)

Setelah Anda mendengarkan ceramah disampaikan teman Anda tadi,

jawablah pertanyaan berikut ini!

1.

Tema apa yang diangkat dalam ceramah di atas?

2.

Penyakit dan virus apa yang sangat mematikan dan belum ditemukan

obatnya secara medis?

3.

Daerah manakah di Indonesia yang paling banyak mengidap penyakit

tersebut?

4.

Berapa persentase pengidap HIV secara nasional?

5.

Berapakah jumlah laki-laki di Jakarta yang beresiko mengidap penyakit

HIV?

6.

Berapakah pula jumlah anak-anak yang terinfeksi HIV di Jakarta Pusat?

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

86

Tugas Mandiri

7. Siapakah pengguna narkoba yang paling besar?

8. Bagaimanakah resiko dengan bayi yang dikandung oleh para ibu?

9. Bagaimanakah kasus HIV di kota Bekasi?

10. Selama tiga tahun, berapakah jumlah kasus temuan penyakit AIDS di

Bekasi?

1

Mengajukan Saran terhadap Informasi yang Disampaikan

secara Langsung

Seperti yang telah dikemukakan di atas, ceramah merupakan salah satu

penyajian lisan mengenai pokok perbincangan kepada kelompok masa. Penyajian

lisan tersebut memerlukan orang kedua sebagai pendengar, baik sebagai

pendengar pasif maupun pendengar aktif. Pendengar pasif adalah pendengar

yang hanya mendengakan saja tanpa merespon/menanggapi, sedangkan

pendengar aktif ialah pendengar yang memiliki kemampuan selain mendengar

juga mampu menanggapi hal-hal yang didengar.

Pada kegiatan ini, Anda diajak menjadi pendengar aktif dengan menyimak

informasi tersebut dan berusaha memberi saran demi perbaikan ceramah tersebut.

Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah menyiapkan catatan, mencatat hal-

hal penting, menanyakan hal yang tidak dipahami, dan memberi saran perbaikan.

Saat memberikan saran, gunakanlah bahasa yang komunikatif, masukan yang

bersifat positif/membangun, tidak berbeli-belit, dan tidak menyinggung perasaan.

Memberikan saran, biasanya diawali dengan kalimat pujian terhadap

informasi atau terhadap penampilan, selanjutnya menambahkannya dengan

masukan–masukan.

Setelah mendengar ceramah yang disampaikan teman Anda tadi,

berikanlah saran perbaikan terhadap informasi tersebut. Saran dapat Anda

tujukan tema yang diangkat, isi, dan harapan ke depannya dari informasi tersebut.

Selanjutnya sebagai portofolio, dengarkanlah ceramah yang ada di

lingkungan tempat tinggal Anda. Catatlah hal-hal yang dianggap penting dan

tulislah saranmu terhadap ceramah tersebut dan mintalah penilaian kepada guru

Anda

B. Mempresentasikan Program Kegiatan

(Proposal)

Pada setiap kegiatan yang akan diselenggarakan disusunlah program

kegiatannya (proposal) terlebih dahulu. Proposal merupakan saran atau permintaan

kepada seseorang atau badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan.

Bab V

~ Kesehatan

87

Berikut ini disajikan contoh proposal. Coba Anda perhatikan baik-baik!

BAKTI SOSIAL DALAM RANGKA MENGANTISIPASI

DEMAM BERDARAH

1. Landasan Pemikiran

- Kesehatan adalah sesuatu yang mahal harganya

- Gerakan antidemam berdarah adalah bentuk kegiatan yang bersifat

kemanusiaan dan perlu mendapat dukungan.

2. Jenis Kegiatan

Kerja bakti di lingkungan sekolah, penataan lingkungan dan

pemberantasan nyamuk demam berdarah.

3. Tujuan

Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bebas dari nyamuk

demam berdarah, terutama di lingkungan SMA Pembangunan

Yogyakarta.

4. Waktu dan Tempat

Minggu, 17 Februari 2008, di lingkungan SMA Pembangunan

Yogyakarta

5. Pelaksana

OSIS SMA Pembangunan Yogyakarta

6. Susunan Pengurus

Terlampir

7. Penanggung Jawab

Kepala SMA Pembangunan Yogyakarta

Ketua OSIS Sekretaris OSIS

(Dewanto) (Sandra Dewi)

Mengetahui,

Kepala SMA Pembangunan Yogyakarta

(Drs. Maruli Taufiq)

Selain yang diilustrasikan di atas, berikut pola penulisan proposal yang lain

dengan kegiatan yang sama.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

88

Latihan

BAKTI SOSIAL DALAM RANGKA

MENGANTISIPASI DEMAM BERDARAH

1. Dasar

Bakti sosial untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan

2. Tujuan

- menciptakan lingkungan yang sehat

- memberikan kelancaran proses belajar-mengajar

- menciptakan generasi yang cinta dengan kebersihan dan kesehatan

3. Sasaran

- Sekolah yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, tenaga administrasi, dan lain sebagainya.

4. Panitia

- Susunan panitia (terlampir)

5. Waktu dan Tempat

- 17 Februari 2008, di lingkungan SMA Pembangunan Yogyakarta

6. Acara

- Susunan acara (terlampir)

7. Anggaran

- Rencana biaya (terlampir)

8. Penutup

Kegiatan ini diharapkan mendapat dukungan dari sekolah demi

terciptanya lingkungan yang sehat dan terbebas dari demam berdarah.

SMA Pembangunan Yogyakarta, 10 Februari 2008

(Didik Hartanto)

Setelah membaca dan memahami kedua proposal di atas, kerjakan soal-soal

berikut ini!

1. Sebutkan tema penulisan kedua proposal di atas!

2. Sebutkan yang menjadi landasan pemikiran kegiatan tersebut!

3. Bagaimana bentuk kegiatan yang direncanakan?

4. Apa tujuan kegiatan tersebut?

5. Kapan dilaksanakan kegiatan bakti sosial?

6. Siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan itu?

7. Bagaimana susunan acara yang dibuat panitia?

8. Berapa anggaran yang akan dikeluarkan pada kegiatan mendatang?

9. Apa perbedaan pelaksana dengan penanggung jawab kegiatan?

10. Siapa yang membuat/menyusun proposal di atas?

Bab V

~ Kesehatan

89

Tugas Mandiri

Biasanya yang memiliki program kegiatan di sekolah adalah pengurus OSIS, karena

hanya mereka yang duduk dalam kepengurusan yang bisa merealisasikan setiap

bentuk usulan baik dari anggota maupun pihak sekolah atau pembimbing.

Kegiatan yang diselenggarakan biasanya berupa bakti sosial, seperti ilustrasi

di atas, kegiatan ekstrakurikuler, studi banding, dan penyaluran hobi atau bakat

anggota. Agar kegiatan dapat berlangsung sesuai rencana, harus dibuat proposalnya

terlebih dahulu.

Proposal biasanya disusun dengan pola seperti di atas dan memuat unsur-

unsur berikut:

1.

judul disesuaikan dengan tema kegiatan

2.

latar belakang/landasan pemikiran berisi uraian yang melatarbelakangi

kegiatan

3.

jenis kegiatan merupakan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan

4.

tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai

5.

waktu dan tempat dilaksanakan kegiatan.

Dapat pula disertai dana/perincian biaya, dan lainnya, sesuai dengan tujuan

kegiatan tersebut. Anda dapat menyusun proposal dengan rinci atau secara garis

besar seperti pada contoh di atas. Selanjutnya, presentasikanlah proposal Anda

agar teman yang lain mengetahui bagaimana rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan dan dapat memberikan masukan atau saran.

Bagaimana mempresentasikan proposal tersebut?

1.

Pahamilah terlebih dahulu seluruh isi proposal dengan baik

2.

Kemukakanlah rencana kegiatan secara urut dan rinci.

3.

Bila teman Anda ada yang tidak memahami, Anda boleh mengulanginya.

4.

Gunakanlah kalimat yang jelas dan tidak selalu membaca, namun, Anda

dapat menambahkan informasi lain yang masih berhubungan.

5.

Berikanlah kesempatan kepada teman Anda untuk bertanya.

Misalkan Anda menjadi pengurus OSIS dan ingin mengadakan kegiatan

Palang Merah Remaja di lingkungan sekolah Anda. Susunlah proposalnya

dengan format sederhana. Untuk meringankan tugas, bentuklah kelompok yang

masing-masing terdiri dari 3 orang. Mintalah bimbingan guru Anda bila

mengalami kesulitan.

C. Membaca Teks

Membaca adalah salah satu kegiatan yang menumbuhkan rasa keingintahuan

terhadap sesuatu yang dibaca. Sebagai siswa, tentunya Anda sering dihadapkan

kepada kegiatan membaca. Dengan membaca, maka informasi Anda akan bertambah

dan wawasan pengetahuan semakin bertambah.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

90

Untuk menambah wawasan Anda kembali, berikut disajikan sebuah teks,

bacalah dngan baik dan pahami isinya!

Mata Indah, Adakah Kau Lelah?

Mata lelah, tegang atau pegal adalah gangguan yang dialami mata

karena otot-ototnya dipaksa bekerja keras, terutama saat harus melihat objek

dekat dalam jangka waktu lama. Dengan rasa tak nyaman di mata, atau

mata terasa sakit, otomatis akan mempengaruhi pandangan, yang bisa

menjadi samar. Terganggunya kemampuan untuk memfokuskan, bisa

menjadikan si empunya mata akan sakit kepala ringan sampai cukup serius.

Hal yang terkadang terlupakan hingga menyebabkan mata menjadi

lelah adalah masalah pencahayaan atau peletakan cahaya. Cahaya yang

terlalu terang akan membuat mata silau dan penglihatan terganggu, begitu

juga jika terlalu redup.

Selain itu, masalah alergi atau mata kering dan ketidakseimbangan

otot mata akan mengakibatkan mata harus bekerja ekstra keras untuk dapat

menangkap objek. Mata lelah, menurut Daud dapat disebabkan karena mata

terus-menerus terfokus pada satu pandangan dengan jarak yang sangat dekat,

misalnya bekerja lama di depan komputer. Untuk pandangan yang tidak

berubah-ubah saat memandang objek, lensa mata bisa berubah-ubah

bentuknya. Apalagi kalau melihat dari jarak dekat, lensa akan mencembung.

Di situlah otot-otot mata akan bekerja keras. Tak heran jika lama-kelamaan

kondisi mata menjadi pegal dan lelah.

Mata adalah organ tubuh yang paling peka. Kesalahan dalam

memperlakukannya akan berakibat fatal. Untuk itu, mulailah memperlakukan

mata secara seksama dan hati-hati. Perlu diketahui, mata memiliki

keterbatasan adaptasi dan sangat peka terhadap pengaruh lingkungan sekitar.

Pada kasus mata lelah, misalnya, salah satunya disebabkan oleh posisi tubuh

yang salah saat berhadapan dengan sebuah objek. Oleh karena itu, para ahli

mematok bahwa paling tidak jarak antara monitor dan mata selitar 50-70

cm. Memang, biasanya tubuh akan menyesuaikan berapa jarak yang

dibutuhkan agar mata dapat melihat dengan nyaman. Sementara untuk

membaca buku tulisan, Daud menyarankan sebaiknya berjarak 30-40 cm

dari objek baca. Jika mata Anda berpotensi miopi, hindarilah hal-hal

menyebabkan mata lelah. Jika dibiarkan, akibatnya “minus” di mata akan

bertambah.

Pilihlah makanan-makanan yang penuh dengan vitamin A, C, B1 atau

B6. Vitamin tersebut sangat membantu untuk bola mata, otot, dan syaraf

mata. Cara yang paling umum untuk mengatasi mata lelah adalah meneteskan

obat tetes mata. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara memfokuskan

pandangan pada objek yang cukup jauh selama beberapa detik saja atau

selama 20-30 menit untuk melepaskan diri dari objek tatapan, lalu

meregangkan punggung, leher serta melihat ke sekeliling. Tindakan-tindakan

ini akan banyak bermanfaat untuk mencegah ancaman kesehatan mata.

Bab V

~ Kesehatan

91

Latihan

Gambar 5.1 Posisi tubuh yang benar sangat dianjurkan ketika

mengoperasikan komputer

“Tidak sulit untuk sejenak melepaskan pandangan mata pada fokus

yang jauh, pada saat itu otot-otot mata akan beristirahat.”

Cara tradisional juga bisa dilakukan, misalnya mengompres mata

dengan mentimun selama 15 menit. Atau dengan es batu yang dioleskan ke

sekeliling mata untuk menyegarkan darah di sekitar mata. Selain itu, juga

bisa melakukan pijatan lembut pada sekitar mata. Terakhir, lakukan senam

mata dengan melirik ke bagian arah yang berbeda selama beberapa saat.

(Paras, 2005: 44 dengan pengubahan seperlunya)

Setelah Anda membaca dan mencermati teks di atas, lengkapilah kalimat

rumpang berikut ini!

1. Pengertian mata lelah adalah ... .

2. Penyebab mata lelah ialah ... .

3. Menurut Daud, faktor penyebab mata lelah adalah ... .

4. Jarak yang dianjurkan antara monitor dengan mata ialah ... .

5. Membaca buku atau tulisan sebaiknya berjarak ... .

6. Minus di mata akan bertambah, jika mata memiliki bakat .....

7. Makanan yang sangat dianjurkan untuk kesehatan mata ialah yang

bervitamin.., ..., ..., dan .... .

8. Cara paling umum mengatasi mata lelah adalah ... .

9. Untuk melepaskan mata dari objek bisa menggunakan waktu selama ... .

10. Cara tradisional untuk mengatasi mata lelah adalah ... dan ... .

www.pinnaclestaffing

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

92

1. Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat

Pembelajaran kali ini adalah membaca cepat dengan kecepatan 300 -

350 kata per menit. Dengan kecepatan tersebut Anda harus dapat menemukan

ide pokok yang terdapat dalam bacaan. Untuk mengetahui tingkat pemahamanmu

terhadap bacaan, Anda dapat menjawab pertanyaan dan menjawab minimal 75

persen pertanyaan.

Melatih kebiasaan membaca sesungguhnya harus dilatih secara terus-

menerus, salah satunya dengan memberikan bacaan yang menarik dan

memperhatikan hal-hal, seperti:

a.

membaca dengan tidak bersuara (vokalisasi)

b.

tidak membaca dengan mengeja kata-kata, meskipun tidak bersuara

(subvokalisasi)

c.

lebih berkonsentrasi

d.

tidak mengulangi kata atau kalimat yang telah dibaca

e.

tidak perlu menggerakkan anggota badan terutama kepala

Kecepatan membaca (km) merupakan kecepatan mata menangkap

lambang-lambang bahasa yang berupa kata. Oleh karena itu, kecepatan membaca

hanya memperhitungkan jumlah kata yang dibaca dan waktu yang dibutuhkan,

sedangkan satuan untuk kecepatan membaca adalah kpm (kata per menit).

Perhatikanlah cara menghitung kecepatan membaca!

Jumlah kata yang dibaca

—————————————————— × 60 = ... kpm

Waktu baca (dalam satuan detik)

Perhatikanlah penerapan rumus tersebut ke dalam contoh!

Doni membaca teks yang berjumlah 5000 kata dalam waktu 10 menit (600 detik).

Kecepatan membaca Doni adalah ... .

5000

———— × 60 = 500 kpm

600

Kecepatan membaca secara efektif atau kecepatan efektif membaca sering

disebut kecepatan efektif (KE), yaitu merupakan perpaduan antara kecepatan

visual (mata) dan interpretasi otak (pemahaman). Rumus untuk menghitung

keceptan efektif membaca adalah:

Jumlah kata yang dibaca skor yang diperoleh

—————————— × 60 × ———————— = ... kpm

waktu baca (dalam detik) skor ideal

Bab V

~ Kesehatan

93

Perhatikanlah penerapan rumus tersebut pada soal!

Wati membaca teks yang berjumlah 1500 kata dalam tempo 5 menit (300 detik)

Ia dapat menjawab soal-soal yang disediakan sebanyak 15 soal dari jumlah soal

20 butir. Maka kecepatan efektif membaca ( KEM) Wati adalah .... .

1500 15

——— x 60 x —— = 450 kpm

300 10

2. Menemukan Ide (gagasan) Pokok dalam Teks

Gagasan atau ide pokok sebuah bacaan dapat diletakkan di mana saja

oleh penulis. Gagasan pokok merupakan pokok pikiran dalam paragraf yang

dituangkan ke dalam kalimat utama. Dalam sebuah bacaan, biasanya penulis

meletakkan kalimat utama di awal bacaan/paragraf, di akhir, di awal dan di

akhir paragraf.

Untuk dapat menemukan ide/gagasan pokok sebuah paragraf perlu

diperhatikan hal-hal berikut.

a.

Membaca awal pada sebuah paragraf harus cermat dan teliti, barangkali

ide pokok terletak di awal paragraf. Kalimat-kalimat lain yang tidak penting

tidak perlu dibaca semua.

b.

Bila ide pokok sudah ditemukan di awal paragraf maka kalimat selanjutnya

tidak perlu dibaca.

c.

Bila Anda belum menemukan ide pokok di awal paragraf, lanjutkan

pembacaan Anda sambil mencari kata kuncinya. Barangkali ide pokok

terletak di akhir paragraf. Kata kunci dapat berupa kata adalah, yaitu, ialah.

Maka dengan menemukan kata-kata kunci tersebut, secara otomatis Anda

dapat menemukan kalimat utama.

Misalkan:

Cakra adalah titik-titik pusat energi yang ada di sepanjang tubuh. Jika tiap

cakra telah jernih, energi dalam tubuh kita lancar.

(Paras, 2005: 42)

d.

Bila di awal paragraf, Anda telah menemukan ide pokoknya, jangan berhenti

sampai di situ, walaupun Anda tidak perlu membaca kalimat selanjutnya,

namun, perhatikanlah kalimat terakhir. Apakah penulis memberi penegasan

kembali terhadap apa yang ditulis sebelumnya. Kalau ya, berarti paragraf

tersebut memiliki dua ide pokok, yaitu di awal dan di akhir paragraf.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

94

Tugas Mandiri

Bacalah kembali teks yang disajikan di depan “Mata Indah, Adakah Kau

Lelah?” Namun, gunakanlah teknik membaca cepat serta gunakanlah rumus

kecepatan membaca dan membaca efektif. Berlatihlah secara bergantian dengan

teman semeja Anda. Temukanlah ide pokoknya, catat hasilnya dan serahkan

kepada guru Anda untuk mendapatkan komentar!

Sebagai portofolio, carilah teks yang terdiri dari 300 - 350 kata!

Berlatihlah menemukan ide pokok dan gunakanlah rumus kecepatan membaca.

Mintalah penilaian kepada guru Anda!

D. Mendengarkan Pembacaan Teks Drama

Sebagai salah satu karya sastra, drama merupakan seni gabungan dari unsur-

unsur kesenian lain, seperti seni sastra, seni peran, seni deklamasi, seni musik,

seni suara, dan seni tari. Daya tarik sebuah karya sastra drama adalah adanya seni

arsitek teater yang memiliki ciri-ciri yang khas (mandiri).

Masih ingatkah Anda dengan teks/naskah drama? Naskah drama dibuat

sebelum pementasan. Masing-masing pemain harus mampu melakonkan apa yang

telah ditulis.

Berikut ini ditampilkan sebuah naskah drama. Teman Anda dapat

membacakannya di depan kelas secara bergantian, sedangkan yang lain menyimak

dengan seksama.

BAPAK

Lakon satu babak

(B. Soelarto)

Para pelaku

: usia 51 tahun

Sulung

: usia 28 tahun

Bungsu

: usia 24 tahun

Perwira

: usia 26 tahun

Drama ini terjadi pada 19 Januari 1949, sebulan setelah tentara

Kolonial Belanda melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan merebut

ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta.

Tentara kolonial telah pula siap-siap untuk melancarkan serangan

kilat hendak merebut sebuah kota strategis yang hanya dipertahankan oleh

satu batalyon Tentara Nasional Indonesia.

Bab V

~ Kesehatan

95

Di kota itulah Bapak dikagetkan kedatangan putra sulungnya yang

mendadak muncul setelah bertahun merantau tanpa kabar berita.

Si sulung telah kembali pulang dengan membawa sebuah usul yang

amat sangat mengagetkan si bapak.

Waktu itu seputar jam 10.00, si Bapak yang sudah lanjut usia, jalan

hilir mudik dengan membawa beban persoalan yang terus-menerus

meronrong pikirannya.

Bapak

: Dia, putra sulungku. Si anak hilang telah kembali pulang. Dan

sebuah usul diajukan; segera mengungsi ke daerah pendudukan

yang serba amat tentram. Hmm, ya,ya, usulnya dapat

kumengerti. Karena ia terbiasa bertahun hidup di sana. Dalam

sangkar, jauh dari deru prahara. Bertahun mata hatinya

digelapbutakan oleh nina bobok, lelap-buai si penjajah.

Bertahun semangatnya dijinakkan oleh suap roti keju. Celaka,

o,o, betapa celaka nian.

Si bungsu senyum mendatang.

Bungsu : Ah, Bapak rupanya lagi ngomong seorang diri.

Bapak

: Ya, anakku, terkadang orang lebih suka ngomong pada dirinya

sendiri. Tapi, bukankah kau tadi bersama abangmu?

Bungsu : Ya. Sehari k

ami tamasya mengitari seluruh penjuru kota. Sayang

sekali, kami tidak berhasil menjumpai Mas ............ .

Bapak

: Tunanganmu?

Bungsu : Ah, dia sibuk dengan urusan

kemiliteran melulu. Bahkan, ketika

kami mendatangi asramanya, dia tidak ada. Kata mereka, ia

sedang rapat dinas. He heh, seolah-olah seluruh hidupnya tersita

untuk urusan-urusan militer saja.

Bapak

: Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan dalam

keadaan begini, bagi seorang prajurit kepentingan negara ada

di atas segalanya. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan juga

jiwa raganya. Tapi, eh, mana abangmu sekarang?

Bungsu : Oo, rupanya dia begitu rindu pada bumi kelahirannya. Seluruh

penjuru kota dipotreti semua. Tapi, kurasa abang akan segera

tiba. Dan, sudahkah Bapak menjawab usul yang diajukannya

itu?

Bapak

: Itulah, itulah yang hendak kuputuskan ini, Nak.

Bungsu : Nah, itu dia!

Si sulung datang dengan mencangklong pesawat potret, mengenakan

kaca mata hitam. Terus, duduk, melepas kaca mata dan meletakkan pesawat

potret di meja.

Sulung

: Huhuh, kota tercintaku ini sudah berubah wajah. Dipenuhi baju

seragam menyandang senapan. Dipagari lingkaran kawat

berduri. Dan wajahnya kini menjadi garang berhiaskan laras-

laras senapan mesin. Tapi, di atas segalanya, kota tercintaku

ini masih tetap memperlihatkan kejelitaannya.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

96

Bapak

: Begitulah, Nak, suasana kota yang sedang dicekam keadaan

darurat perang.

Sulung

: Ya, pertanda akan hilang keamanan, berganti huru- hara

keonarandan mumpung masih keburu waktu, bagaimana dengan

keputusan Bapak atas usulanku itu?

Bapak

: Menyesal sekali, Nak ............... .

Sulung

: Bapak menjawab dengan penolakan, bukan?

Bapak

: Ya.

Bungsu : Jawaban bapak sangat bijaksana.

Sulung : Bijaksana! Ya, kau benar manisku. Setidak tidaknya

demikianlah anggapanmu, karena bukankah secara kebetulan

tunanganmu adalah seorang perwira TNI di sini. Tapi, maaf,

bukan maksudku menyindirmu, Adik sayang.

Si bungsu pergi. Si sulung mengantar dengan senyum.

Bapak

: Nak, pertimbangan bukanlah karena masa depan adikmu

seorang. Juga bukan karena masa depan sisa usiaku.

Sulung

: Hmm, lalu? Barangkali karena rumah pusaka ini ya, Bapak?

Bapak

: Sesungguhnyalah, Nak, lebih karena itu.

Sulung

: Oo ya? Apa itu Bapak?

Bapak

: Kemerdekaan.

Sulung

: Kemerdekaan? Kemerdekan apa!

Bapak

: Bangsa dan bumi pusaka.

Sulung : Bapak yang baik. Bertahan sudah aku hidup di daerah

pendudukan sana bersama beribu bangsa awak yang tercinta.

Dan aku, seperti juga mereka, tidak pernah merasa jadi budak-

belian atau pun tawanan perang. Ketahuilah, ya Bapak, di sana

kami hidup merdeka.

Bapak

: Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?

Sulung

: Hoho, apa yang mesti dituntut! Kami di sana manusia-manusia

merdeka.

Bapak

: Bagaimana kemerdekaan menurut kau, Nak?

Sulung

: Hmm, di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana,

segala lapangan kerja terbuka lebar bagi bangsa awak. Di sana,

bagian terbesar tentara polisi, alat negara bangsa awak. Di atas,

segalanya, kami di sana hidup dalam damai. Rukun

berdampingan antara si putih dan bangsa awak.

Bapak

: Dan di atas segalanya pula, di sana si putih menjadi yang

dipertuan. Dan sebuah bendera asing jadi lambang kedaulatan,

lambang kuasa, penjajahan. Dapatkah itu kau artikan suatu

kemerdekaan?

Sulung

: Ah, Bapak berpikir secara politis, itu urusan politik!

Bapak

: Nak, kemerdekaan atau penjajahan selalu soal politik. Selalu

merupakan buah politik.

Sulung

: Baik, baik. Tapi ya, bapak. Kita bukan politis.

Bab V

~ Kesehatan

97

Bapak

: Nak, setiap patriot pada hakekatnya adalah seorang diplomat,

seorang negarawan. Dan, justru karena kesadaran dan

pengertian politiknya itulah, seorang patriot akan senantiasa

membangkang terhadap tiap politik penjajahan. Betapa pun

manis bentuk lahirnya. Renungkanlah itu, Nak. Dan marilah

kuambil contoh masa lalu. Bukankah dulu semasa kita masih

hidup dalam alam Hindia-Belanda. Kita hidup dalam serba

kecukupan sandang-pangan. Kesejahteraan hidup keluarga

dalam suasana aman tentram dan masa pensiun yang enak,

sudah dengan sendirinya berarti hidup dalam kemerdekaan?

Tidak, Anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan oleh semua itu.

Kemerdekaan adalah soal harga diri kebangsaan, soal

kehormatan kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan, apakah

suatu bangsa menjadi yang dipertuan mutlak atas bumi

pusakanya sendiri atau tidak. Ya, Anakku, renungkanlah

kebenaran ucapanku ini. Renungkanlah.

Sulung

: Menyesal, ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam tafsir

makna ......... .

Bapak

: Namun, kau, Nak, kau wajib untuk merenungkannya. Sebab,

aku yakin kau akan mampu menemukan titik simpul kebenaran

ucapanku itu.

Sulung

: Baik, baik. Itu akan kurenungkan. Mungkin kelak aku akan

membenarkan tafsir Bapak. Tapi sekarang ini dan dalam waktu

mendatang yang singkat, aku belum bersedia untuk

mempertimbangkannya. Lagipula, kita sekarang diburu waktu.

Karenanya, kumohon Bapak berkenan sekali lagi

mempertimbangkan usulku. Setidak-tidaknya, demi kedamaian

hidup masa tua Bapak juga. Bahkan, juga demi masa depan

adikku satu-satunya. Tapi karena dia lebih memberati masa

nikahnya dengan seorang perwira TNI, terpulanglah pada

kehendaknya sendiri. Cuma, telah kupesankan padanya, agar

ia segera saja pindah ke pedalaman yang masih jauh dari

jangkauan peluru meriam. Karena kurasa wajah kota tercintaku

ini tak lama lagi akan hancur lebur ditimpa kebinasaan perang.

Bapak

: Nak, apapun yang akan terjadi aku akan tetap bertahan di sini.

Dan bila mereka melanda kota ini, insya Alloh aku pun akan

ikut angkat senjata. Bukan karena rumah dan tanah waris. Tapi,

karena kemerdekaan tanah pusaka. Ya, mungkin sekali

pembelaanku akan kurang berarti ..................................... .

Sulung

: Ah, Bapak terpanggang oleh api sentimen patriotisme. Ya, ya

aku memang mengerti, lantaran dulu Bapak pernah jadi buron

pemerintah Hindia - Belanda. Bahkan, sampai-sampai

almarhumah bunda wafat dalam siksa kesepian dan kegelisahan

karena Bapak selalu keluar masuk penjara.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

98

Dan, kini rupanya Bapak menimpakan segala dendam itu pada

pemeritahan kerajaan. Bapak, sebaiknya lupakan masa lalu.

Lupakanlah semua duka cerita itu.

Bapak

: Anakku sayang, kebencianku pada mereka. Dulu, sekarang, dan

besok, bukanlah karena dendam pribadi. Tidak!

Pembangkanganku dulu, sekarang dan besok bukanlah karena

sentimen, tapi karena keyakinan. Ya, keyakinan bahwa mereka

adalah penjajah. Keyakinan bahwa membangkang mereka

adalah suatu tindak mulia, tindak hak. Untuk, itu ku rela

menderita dan korbankan segalanya. Nak. Aku bangga untuk

itu. Juga almarhumah bundamu, Nak. Karena ia tahu dan sadar

akan arti pengorbanannya. Tidak akan pernah tersia. Meski tak

akan ada bintang jasa dan tugu kenangan baginya ........ .

Sulung

: Lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi Bapak dalam meneguhi

keyakinan. Ya, lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi

kesabaran dan ketabahan almarhumah bunda. Untuk itulah, aku

selalu bangga kepada bapak dan almarhumah bunda. Juga pada

adikku seorang yang begitu tinggi kesadaran pengertiannya,

begitu agung cintanya pada kemerdekaan, meski tafsirnya

adalah tafsir yang bapak rumuskan. Dan, ya, kita mesti

berbangga diri dalam meneguhi cita dan keyaknan masing-

masing. Tapi, ya Bapak, usulku tak ada sangkut pautnya dengan

masalah kebanggaan-kebanggaan pribadi. Usulku, cuma untuk

keselamatan pribadi!

Bapak

: Kau benar, usulmu memang tidak bersangkut-paut dengan

kebanggaan-kebanggaan pribadi. Tapi, usulmu itu langsung

menyentuh keyakinan-keyakinan pribadi. Dan menurut jalan

pikiran keyakinanku, usulmu itu wajib ditolak. Mutlak! Sebab

pengorbanan keyakinan, begitu nilai rasanya sungguh teramat

nista. Tengoklah sejarah, lihatlah betapa para satria muslim

syahid dalam membela dan meneguhi keyakinannya

................................................... .

Sulung

: Ya, bila memang Bapak begitu teguh pada pendirian yang Bapak

anut, apa boleh buat .................. .

Bapak

: Tapi, Nak, izinkan aku tanya, bagaimana sikapmu dalam

perjuangan pembangkangan kita melawan penjajah?

Sulung

: Sudah kunyatakan tadi, bahwa antara kita ada perbedaan kutub,

perbedaan dalam merumuskan tafsir makna. Kita menempuh

jalan yang beda. Bapak memilih jalan pembangkangan, aku

sebaliknya. Konsekuensi memang amat berat. Satu tragedi. Dan

menurut tanggapanku, tragedi yang terjadi dan bakal terjadi di

sini menjadi tanggung jawab kaum ekstrimis, dari pihak yang

sekeyakinan dengan Bapak.

Bab V

~ Kesehatan

99

Bapak

: Sayang sekali, Nak, kita tegak pada dua kutub yang ber-

tentangan secara asasi.

Tapi adalah keliru bila kau menimpakan kesalahan dan

tanggung jawab segala duka cita pada pihak kami, Nak. Kami

cinta damai, tapi adalah pasti, lebih memberati kemampuan

kemerdekaan, maka pihak kami pun membenarkan tindak

pembangkangan bersenjata ............................... .

Sulung

: Begitu pendapat Bapak? Memang Bapak ada hak penuh untuk

berpendapat demikian itu.

Bapak

: Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!

Sulung

: Salah bagi Bapak, benar bagiku. Dan, aku sadar benar akan

itu. Dan dengan penuh kesadaran pula, aku bersedia

menanggung segala resikonya.

Si sulung cepat melangkah ke dalam.

Bapak

: Ya, memang keyakinan tidak bisa dipaksakan. Tidak juga bagi

seorang bapak kepada anak kandung sendiri. Namun,

bagaimana pun jua, aku telah mengingatkannya.

Dari dalam rumah terdengar suara-suara isyarat pesawat pemancar

isyarat. Bapak tersentak keheranan. Dan dengan penuh curiga si bapak

melangkah ke dalam.

Si bungsu muncul dengan mencangklong tas penuh berisi bungkusan

makanan dan sayur-mayur.

Bungsu : Ee, ke mana semua ini .......... .

Di luar orang kedengaran mengetuk-ngetuk pintu.

Bungsu : Oo, Mas. Mari Mas silakan masuk.

Perwira muncul beriring senyum bersambut senyum si bungsu.

Perwira : Maafkan, aku tadi tidak sempat menemui ........... .

Bungsu : Lupakanlah. Yang penting Mas sekarang sudah berada di sini.

Perwira : Di mana abangmu, Dik? Tentulah ia amat jengkel padaku,

bukan? Kenapa sejak kedatangannya di sini, ia selalu tidak

berhasil dalam usahanya mengenalku. Ya, aku pun sangat ingin

mengenalnya. Dapatkah kini aku yang memperkenalkan diri?

Bungsu : Tentu, dan itu sudah kewajibanmu, Mas ........... .

Mendadak dari dalam kedengaran suara tembakan pistol beberapa

kali. Si bungsu dan perwira tersentak kaget.

Bungsu : Kau dengar, Mas?

Perwira : Tembakan pistol!

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

100

Bungsu : dari dalam rumah ............. .

Perwira : Pasti ada sesuatu yang tidak beres di dalam sana. Adakah Bapak

memiliki senjata api itu, Dik?

Bungsu : Setahuku tidak.

Perwira : Abangmu, barangkali

Si bapak mendadak muncul dengan pistol di tangan kanan dan sebuah map

tebal di tangan kiri. Mereka saling menatap dengan heran , tegang. Si bapak

meletakkan map di atas meja. Pistol diletakkan di atas meja.

Bapak

: Pistol ini milik putra sulungku.

Bungsu : Bapak, apa yang terjadi!

Bapak

: Aku ....... Aku telah menembak mati abangmu, anak kandungku

pribadi.

Si bungsu menjerit.

Bungsu : Tapi ........ tapi bagaimana mungkin bapak bertindak begitu

.......... .

Bapak

: Bagaimana juga, aku telah melakukannya dengan kebenaran.

Bungsu : Apa ...... apa dosa abangku seorang!

Si bapak tenang duduk, berusaha menguasai diri. Lalu menatap ke

perwira yang masih terpaku keheranan.

Bapak

: Nak, lihatlah ada alat-alat apa saja di kamar dalam sana!

Bungsu : Bapak, jawablah tanyaku tadi, katakanlah apa dosa, apa salah

abang?

Si bapak terdiam, si bungsu terisak pilu. Perwira cepat pergi ke dalam.

Sejenak sepi selain sedu sedan si bungsu. Kemudian perwira juga muncul

dengan wajah memucat, tangan kanan mencangklong alat peneropong.

Tangan kiri mengapit lipatan peta militer dan pistol isyarat.

Bapak

: Apa saja yang kau temukan di sana?

Perwira : Sebuah alat pemancar - isyarat radio. Dan yang kubawa ..... .

Barang-barang diletakkan di atas meja.

Perwira : Pistol isyarat. Peta militer yang secara terperinci meng-

gambarkan denah kota ini, lengkap dengan tempat-tempat

instalasi militer, kubu-kubu pertahanan kita di sini.

Si bapak menoleh ke arah si bungsu yang masih tersedu.

Bapak

: Kau dengar sendiri, Nak? Abangmu, seorang pengkhianat.

Si bapak gemetar tubuhnya, dan suaranya menggemetarlah.

Bapak

: Dia anak kandungku, pengkhianat!

Bab V

~ Kesehatan

101

Mata si bapak terkaca basah, berulang kali menggumam kata-kata

“pengkhianat”. Dengan menahan amarah bercampur kesepedihan hati. Si

bapak mengeluarkan sebuah potret ukuran kartu pos dari dalam map yang

tadi dibawanya. Potret diperlihatkan kepada si bungsu dan perwira.

Bapak

: Lihat-lihat! Dia dalam seragam tentara kolonial, dengan pangkat

letnan! Lengkap dengan bintang jasa khianatnya menghiasi

dada.

Si bungsu menghentikan sedu isakannya. Cepat merebut potret.

Kemudian seolah potret itu pun terlepas sendiri jatuh ke lantai. Si bungsu

menutupkan kedua tangannya pada wajahnya beriring suara melengking

parau.

Bungsu : Abang!

Bapak

: Tak perlu ia diratapi lagi, Nak.

Si bungsu dengan mata terkaca basah mengangguk pelan sambil

menahan kerunyaman hatinya. Dan deraian air mata kepedihannya.

Si bapak mengambil map, diserahkannya kepada perwira yang masih

tertegun dengan wajah yang muram.

Bapak

: Bawa! Di dalamnya, penuh dengan dokumen-dokumen rahasia

militer. Mungkin sekali juga, kunci sandi dinas-rahasia tentara

kolonial. Sebab dia ternyata seorang opsir dalam Dinas Rahasia

Tentara Kerajaan.

Perwira menerima map.

Bapak

: Nak, izinkan kubertanya. Apa yang akan kalian lakukan

terhadapnya sekiranya ia tertangkap kalian?

Perwira : Hukum tembak sampai mati.

Bapak

: Itu sudah terlaksana, dengan tanganku pribadi.

Bungsu : Tapi, mengapa bapak sendiri yang menghakimi?

Bapak

: Karena dia anak kandungku pribadi. Karena aku cinta padanya.

Ya, karena cinta itulah, aku tidak rela meneruskan langkah

sesatnya, langkah khianatnya. Harus ya, wajib dihentikan.

Meskipun dengan jalan membunuhnya. Tapi dengan

kematiannya, aku telah menyelamatkan jiwanya dari sesatan

hanya sampai sekian. Dengan kematiannya, berakhir pula kerja

nistanya sebagai pengkhianat. Ya, sekali ini aku memaksakan

kehendakku pada anak kandungku sendiri ....................... .

Si bapak menoleh ke arah perwira.

Bapak

: Tolonglah Nak, bawa kemari jenazah almarhum.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

102

Perwira cepat melangkah ke dalam. Si bapak menghampiri si bungsu.

Bapak

: Bagaimana pun juga, abangmu kini telah bebas dari

cengkeraman tindak khianat.

Bungsu : Oo, Bapak, betapa memelas kemalangan hidupnya. Betapa

memelas.

Bapak

: Belas kasihanilah ia, sebagaimana kita menaruh belas kasihan

pada jiwa-jiwa malang.

Perwira muncul dengan mengemban jenazah si sulung yang sudah

diselimuti kain. Si bapak memberi isyarat agar jenazah diletakkan di lantai.

Si bungsu masih dengan mata terkaca basah menghampiri jenazah si sulung,

dan dengan berlutut menyingkap selimut. Ditatapnya wajah jenazah dengan

berlinang. Lalu dengan gemetar, kain diselimutkan lagi menutupi wajah

jenazah. Sambil bangkit si bungsu menggumam lirih.

Bungsu : Sesungguhnya manusia itu kepunyaan Tuhan Yang Maha Esa

dan kepada-Nya jualah akhirnya manusia kembali.

Perwira mengeluarkan notes dari saku celananya.

Perwira : Ini buku harian mendiang, yang tadi kutemukan dari sakunya,

dan inilah catatan yang terakhir ..................... 18 Januari 1949.

Semua laporan sudah diterima Markas Besar. Beres tinggal tanda

OK, besok pagi. Operasi badai bisa direncanakan menurut rencana X, 19

Januari, jam 12.00 .......................................................................... .

Bapak

: Sekarang tanggal 19 Januari!

Perwira : Kekuatan kita cuma satu batalyon. Sekarang jam 11.35 ....... .

Terdengar deru pesawat-pesawat terbang. Mereka semua tersentak.

Bapak

: Mereka datang, cepatlah bertindak! Dan kau anakku, ikutlah

bersama bakal suamimu!

Bungsu : Bapak juga ............ .

Bapak

: Tidak! Aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini. Mereka

pasti akan segera ke mari. Mereka akan menjumpai jenazah

abangmu. Dan, aku akan bikin perhitungan dengan mereka.

Pistol ini akan memadai untuk itu.

Bungsu : Tidak! Bapak mesti ikut kami.

Terdengar ledakan bom-bom menggemuruh, bersusul tembakan

meriam-meriam.

Bapak

: Cepat pergilah! Cepat!

Bab V

~ Kesehatan

103

Latihan

Perwira yang telah mengambil barang-barang sitaan, cepat-cepat

menarik tangan si bungsu.Keduanya berlari keluar, tapi berhenti sejenak di

ambang.

Perwira : Selamat tinggal ya, Bapak.

Bungsu : Selamatlah, ya, Bapak.

Bapak

: Selamat berjuang. Berbahagialah. Lahirkanlah pahlawan-

pahlawan! Tuhan bersama kalian. Selamat berjuang.

Perwira dan si bungsu menghilang pergi. Ledakan-ledakan, tembakan-

tembakan kian dekat menggemuruh. Bersusul tembakan gencar.

Si bapak dengan tenang menghampiri jenazah. Dibukanya kain yang

menutup bagian wajah jenazah. Sejenak ditatap dengan penuh keharuan.

Bapak

: Damailah ruhmu di alam baka. Tuhan akan mengampuni siapa

saja yang dikehendaki-Nya. Karena, sesungguhnya Tuhan Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.

Wajah jenazah kembali ditutupkan. Lalu dengan tenang si bapak

menghampiri meja, mengambil pistol. Tenang membuka kunci pistol. Dan

dengan gerak tenang pula melangkah ke arah ambang dengan senjata.

Bapak

: Sekarang telah tiba saatnya bagiku untuk bikin perhitungan

dengan si biang keladi yang menimpakan duka cerita selama

berabad di tanah air. Sekarang telah tiba saatnya bagiku untuk

berikan pengorbananku yang terbesar bagimu, ya, kemerdekaan

bumi pusaka!

(Domba-Domba Revolusi, 2007:127-144)

Setelah menyimak naskah drama yang dibacakan teman Anda secara bergantian,

diskusikanlah dengan teman sebangku mengenai pertanyaan berikut!

1. Sebutkan tokoh-tokoh yang bermain dalam drama “Bapak”!

2. Jelaskan karakter tokoh-tokoh tersebut!

3. Ke manakah si sulung pergi selama ini?

4. Usul apa yang diajukan si sulung kepada bapak?

5. Penolakan seperti apa yang disampaikan bapak atas usul tersebut?

6. Bagaimanakah tanggapan si sulung atas penolakan usulnya?

7. Siapa yang menjadi calon suami si bungsu?

8. Ketidakharmonisan si sulung dengan perwira disebabkan permasalahan apa?

9. Apa yang dilakukan Bapak setelah mengetahui kenyataan bahwa si sulung

sebagai pengkhianat?

10. Sementara itu, di akhir cerita, apa yang terjadi dengan tanah kelahiran

mereka?

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

104

1. Menemukan Unsur-unsur Teks Drama

Unsur paling pokok dalam sebuah drama ada empat, yaitu lakon (naskah

drama atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat (gedung pertunjukan),

dan penonton. Unsur lakon memegang peranan penting karena pemain tanpa

lakon jelas tidak dapat membuat drama. Begitu pun tempat saja tanpa lakon

tidak akan menghasilkan drama. Tetapi, sebaliknya kalau hanya ada lakon saja,

maka kita masih bisa mengikuti drama-drama bacaan, misalnya “closed drama”.

Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel atau

roman, yaitu:

a.

Tema, merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok

ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.

b.

Amanat, adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada

pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama.

Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah ia dengar,

baca atau saksikan.

c.

Plot. Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh drama

adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau

pertentangan.

Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi

sebab-akibat dan disebut alur/plot.

Secara rinci perkembangan plot drama ada 6 tahap, yaitu:

1)

Eksposisi, tahap ini disebut tahap perkenalan, karena penonton mulai

dikenalkan dengan lakon drama.

2)

Konflik, tahap ini adalah tahap kejadian. Insiden inilah mulai plot

drama sebenarnya karena insiden merupakan konflik yang menjadi

dasar sebuah drama

3)

Komplikasi, konflik-konflik yang semakin berkembang dan semakin

banyak, kait-mengkait dan masih menimbulkan tanda tanya.

4)

Krisis, tahap ini berbgai konflik mencapai puncaknya.

5)

Resolusi, pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.

6)

Keputusan, tahap terkhir ini semua konflik berakhir dan cerita

sebentar lagi selesai.

d.

Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh

dalam lakon drama.

e.

Dialog, meupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama. Dialog yang

dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.

f.

Setting, adalah tempat, ruang, waktu, suasana terjadinya adegan. Semua

adegan dimainkan di panggunga, maka panggung harus bisa menggambar-

kan tempat adegan yang sedang terjadi.

g.

Bahasa, naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan penulis

drama sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide dramanya.

h.

Interpretasi, adalah penafsiran terhadap lakon drama yang dimainkan yang

biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang diangkat ke

atas panggung oleh para seniman.

(Terampil Bermain Drama, 2007: 23-30)

Bab V

~ Kesehatan

105

Rangkuman

Tugas Mandiri

Karakter dan plot hendaknya saling mendukung karena dalam drama

diwujudkan ke dalam bentuk laku dan drama. ( Apresiasi Drama, 1979:42-43).

Untuk menemukan unsur-unsur di atas, perhatikankanlah:

1

setiap lakon yang dibacakan,

2

alur cerita dari awal hingga akhir,

3

dialog yang mempengaruhi setiap karakter,

4

ruang dan waktu yang biasanya dinyatakan oleh pernyataan tertulis.

Setelah Anda mendengarkan dan menyimak teks drama yang telah

dibacakan teman Anda, diskusikanlah dengan teman semeja mengenai unsur-

unsur yang terdapat dalam teks tersebut seperti yang telah dikemukakan di depan.

Kumpulkanlah hasil diskusi Anda kepada guru untuk mendapatkan komentar.

Sebagai portofolio, carilah teks drama lain, temukanlah unsur-unsurnya dan

buatlah dalam bentuk kolom yang berisi unsur-unsur tersebut!

1. Mengajukan saran perbaikan terhadap informasi yang disampaikan secara

langsung harus memperhatikan:

a. adakah kesempatan yang diberikan dari pembicara untuk berkomentar

b. bahasa yang dipergunakan harus komunikatif

c. tidak berbeli-belit

d. penyampaiannya tidak menyinggung perasaan

e. memahami apa yang dikemukakan pembicara.

2. Untuk mempresentasikan program kegiatan perlu memperhatikan:

a. cara presentasi yang benar

b. menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan komunikatif

c. menyampaikan proposal secara urut dan detil

d. tidak selalu membaca/mentap tulisan tetapi sesekali melihat ke publik

e. dapat menambahkan data atau informasi lain yang mendukung.

3. Untuk mengetahui kecepatan membaca dalam waktu tertentu, menggunakan

rumus:

jumlah kata yang dibaca

—————————————— x 60 = ... kpm (kata per menit)

waktu baca ( dalam detik)

Sedangkan untuk menghitung kecepatan efektif membaca menggunakan:

Jumlah kata yang dibaca skor yang diperoleh

————————— x 60 x —————————— = ... kpm

waktu baca (dalam detik) skor ideal

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

106

Untuk menemukan ide pokok yang terdapat pada teks bacaan, perhatikan

langkah-langkahnya:

a. Bacalah teks tersebut dengan rumus di atas.

b. cermati kalimat yang ada di awal paragraf

c. temukan kata kunci seperti kata adalah, ialah, merupakan, dan sebagainya

d. hilangkan kalimat-kalimat yang tidak penting, seperti perumpamaan,

contoh, ilustrasi.

e. cermati pula kalimat yang ada di akhir paragraf yang biasanya berupa

penegasan atau kesimpulan.

4. Unsur-unsur intrinsik teks drama adalah:

a. tema

b. amanat

c. plot

d. perwatakan

e. penempatan ruang dan waktu (setting)

f. dialog

g. bahasa

h. interpretasi.

Cara menemukan unsur-unsur tersebut dengan:

a. mendengarkan dialog dari tiap-tiap lakon

b. mendengarkan keterangan yang dibacakan dengan pernyataan bukan

dialog atau pernyataan dalam tanda kurung

c. mengikuti alur dari awal hingga akhir teks dibacakan

d. memahami isi cerita.

1.

Sikap yang harus dihindari dalam menyampaikan saran terhadap informasi

secara langsung adalah menyela pembicaraan, menggunakan kalimat

panjang lebar serta memberikan saran yang tidak sesuai dengan informasi

yang disampaikan.

2.

Sikap yang tidak boleh ditunjukkan dalam mempresentasikan proposal

adalah tidak berani menatap publik atau tidak percaya diri. Tunjukkanlah

rasa percaya diri dengan menggunakan kalimat-kalimat yang jelas dan

lantang.

3.

Sikap yang harus diperhatikan dalam membaca cepat yaitu membuang

kebiasaan dalam membaca hal-hal yang tidak perlu seperti kalimat-kalimat

yang berisi ilustrasi, perumpamaan dan sebagainya. Hindarilah membaca

dengan posisi tidur atau berjarak dekat dengan buku.

4.

Sikap yang harus dibangun dalam mendengarkan pembacaan teks drama

adalah berkonsentrasi dan berusaha menginterpretasi setiap lakon yang

dibacakan.

Refleksi

Bab V

~ Kesehatan

107

I. Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!

1.

Berikut ini merupakan kegiatan yang menampilkan informasi secara langsung,

kecuali

... .

a.

kotbah

d. siaran radio

b.

ceramah

e. pidato

c.

bercerita

2.

Pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ... .

a.

untuk mengawali ceramah harus memberi salam kepada pendengar

b.

memberikan humor segar agar tidak membosankan adalah kekeliruan

pembicara

c.

untuk mencairkan suasana, pembicara dapat berdialog dengan pendengar

d.

informasi langsung adalah tidak menggunakan media

e.

majalah, koran dan tabloid ialah salah satu contoh informasi tidak langsung

3.

Unsur-unsur yang tidak terdapat dalam proposal adalah .... .

a.

judul

d. tujuan diadakan kegiatan

b.

landasan pemikiran

e. tujuan penulisan

c.

jenis kegiatan

4.

Untuk menggalakkan dan mengembangkan rasa solidaritas dengan sesama, maka

kami ingin membantu penggalangan dana yang akan disalurkan ke daerah

bencana seperti Tuban, Lamongan, dsb. dengan kegiatan pentas seni dan bakti

sosial.

Pernyataan tersebut merupakan bagian dari ... dalam proposal

Isian bagian rumpang tersebut adalah ... .

a.

judul

d. acara

b.

jenis kegiatan

e. biaya

c.

landasan pemikiran

5.

Ridwan membaca teks berjumlah 1200 kata dalam waktu 120 detik. Maka

kecepatan membaca Ridwan adalah ... .

a.

400 kpm

d. 700 kpm

b.

500 kpm

e. 800 kpm

c.

600 kpm

6.

Ide pokok atau gagasan pokok pada paragraf diwujudkan ke dalam ... .

a.

judul

d. ka

limat penjelas

b.

tema

e. topik

c.

kalimat utama

Evaluasi

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

108

7.

Pernyatan yang benar tentang membaca cepat adalah... .

a.

membaca cepat adalah membaca dengan tempo yang singkat untuk

memahami isi bacaan

b.

membaca cepat sangat dipengaruhi oleh perpindahan mata dan lensa yang

digunakan

c.

rumus yang digunakan untuk membaca cepat yaitu:

waktu membaca

————————————— x 60 detik = kpm

jumlah kata-kata yang dibaca

d.

menumbuhkan kebiasaan membaca dengan membaca buku-buku cerita

e.

membaca cepat dapat dilakukan dengan posisi tidur

8.

Drama merupakan salah satu bentuk sastra yang penyajiannya dengan... .

a.

dilagukan

d. dinotasikan

b.

dipentaskan

e. digerakkan

c.

dibacakan

9.

Berikut ini unsur intrinsik dalam sebuah teks drama,

kecuali

... .

a.

plot

d. panggung

b.

karakeristik

e. dialog

c.

ruang dan waktu

10.

Sedangkan unsur-unsur pementasan drama adalah di bawah ini,

kecuali

... .

a.

pemain

d. skenario

b.

panggung

e. alur

c.

kostum