Gambar Sampul Bahasa Indonesia · BAB I PERISTIWA
Bahasa Indonesia · BAB I PERISTIWA
Demas Marsudi , Endang Padmini ,Suwarni

24/08/2021 16:55:35

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Demas Marsudi

Endang Padmini

Suwarni

3

Bahasa dan Sastra

Indonesia

Bahasa dan Sastra

Indonesia

3

3

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah

Kelas XII Program Studi Bahasa

Aliyah

Bahasa dan Sastra Indonesia

Bahasa dan Sastra Indonesia

Demas Marsudi

Endang Padmini Suwarni

3

3

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah

Kelas XII Program Studi Bahasa

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Bahasa dan Sastra

Indonesia 3

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah

Kelas XII Program Studi Bahasa

Demas Marsudi

Endang Padmini

Suwarni

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

ii

Penulis

:

Demas Marsudi

Endang Padmini

Suwarni

Editor

:

Eryana Triharyani

Setting/Lay-out

:

Tim Setting

Desain Cover

:

Romiyanto

Ilustrator

:

Romiyanto

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XII

Program Studi Bahasa

410.7

DEM

DEMAS Marsudi

b

Bahasa dan Sastra Indonesia 3 : Untuk Sekolah Menengah Atas

dan Madrasah Aliyah Kelas XII Program Studi Bahasa / penulis,

Demas Marsudi, Endang Padmini, Suwarni ; editor, Eryana Triharyani

; illustrator, Romiyanto. . — Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

vii, 224 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 219-220

Indeks

ISBN 978-979-068-892-6 (No. Jil. Lengkap)

ISBN 978-979-068-900-8

1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Endang Padmini III. Suwarni IV. Eryana Triharyani

V. Romiyanto

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit : CV. HaKa MJ

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2009

Diperbanyak oleh : ...

Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi oleh Undang-Undang

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada

tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit

untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (

website

) Jaringan

Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi

syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 12 Februari 2009.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/

penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di

seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

)

,

digandakan,

dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk

penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks

pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indo-

nesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan

sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada

para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-

baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.

Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juni 2009

Kepala Pusat Perbukuan

Kata Sambutam

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

iv

Anak didik tercinta, mencintai bahasa Indonesia tidak hanya dengan

ucapan belaka tetapi lebih jauh lagi mempelajari, memahami dan menerapkannya

dalam setiap aktivitas. Untuk itu, buku ini akan memandu dalam menyelami

bahasa Indonesia.

Adapun buku ini merupakan revisi terhadap buku pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Kelas XII yang terbit tahun 2006 yang masih menggunakan

KBK. Buku ini disusun ulang berdasarkan pada KTSP.

Dalam penyajiannya, buku ini terbagi menjadi 8 Bab yang masing-masing

bab terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek mendengarkan, membaca, berbicara,

menulis, kesastraan dan kebahasaan. Di dalamnya dilengkapi dengan berbagai

wacana, latihan, tugas mandiri, serta latihan ulangan.

Tujuan disusunnya kembali buku ini adalah untuk mengajak anak didik

gemar berlatih terhadap keenam aspek di atas agar dapat menerapkannya dalam

kegiatan berbahasa baik di kelas maupun di lingkungan tempat tinggal anak

didik.

Besar harapan kami pada anak didik di seluruh nusantara agar anak didik

dapat menjadi generasi yang bisa membawa harum nama bangsa dengan berbekal

luhur budi bahasa dan santun dalam berbahasa.

Penulis,

Kata Pengantar

Sebelum memulai pelajaran, berdoalah terlebih dahulu menurut keyakinan masing-

masing. Setelah itu, bacalah judul bab, tujuan pembelajaran dan peta konsep yang

ditampilkan pada tiap-tiap bab. Peta konsep berfungsi memberikan gambaran secara

garis besar pelajaran yang akan dipelajari pada bab tersebut. Mulailah dengan memahami

bacaan yang disajikan dan mengerjakan latihan berdasarkan bacaan tersebut. Pahamilah

materi demi materi yang dipaparkan dan kerjakan tugas mandiri yang disediakan. Tugas

tersebut ada yang dikerjakan di kelas maupun di rumah sesuai petunjuk yang ada. Jangan

lupa bacalah intisari sebagai kesimpulan pembelajaran pada bab itu dan pahamilah refleksi

yang berfungsi sebagai rambu-rambu dalam menerapkan pembelajaran tersebut.

Petunjuk Penggunaan Buku

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

vi

Kata Sambutan

........................................... iii

Kata Pengantar

.......................................... iv

Petunjuk Penggunaan Buku ..................... vi

Daftar Isi

.................................................... viii

BAB I PERISTIWA

................................ 1

Tujuan P

embelajaran

.................... 1

Peta Konsep ................................. 1

A.Membaca Cerpen ..................... 2

B. Mendengarkan Informasi ......... 8

C. GelarDiskusi

............................. 11

D. Mengidentifikasi Makna .......... 14

E. Nyanyian Berbahasa

Indonesia ................................ 17

F. Menulis Karya Sastra Untuk

Dipublikasikan ......................... 22

Rangkuman

.................................. 27

Refleksi ......................................... 28

Evaluasi ........................................ 29

BAB II EKONOMI ................................... 31

Tujuan P

embelajaran

.................... 31

Peta Konsep ................................. 31

A. Membaca Intensif Artikel ........ 32

B. Menilai Gagasan ...................... 42

C. Mendengarkan Laporan

........... 44

D. Menyampaikan Biografi Tokoh

47

E. Mengalihkan Teks Aksara

Arab-Melayu dan Menuliskan

Kembali ....................................

52

Rangkuman

.................................. 60

Refleksi ......................................... 61

Evaluasi ........................................ 62

BAB III

KESENIAN

............................... 63

Tujuan P

embelajaran

.................... 63

Peta Konsep ................................. 63

A.Menguraikan Topik Cerita ........ 64

B. Mendengarkan Pembacaan Puisi

Terjemahan ............................... 67

C. Menulis Surat lamaran Pekerjaan 71

D. Menyusun Laporan Diskusi/

Seminar

..................................... 75

E. Paragraf yang Kohesi

dan Koherensi .......................... 80

Rangkuman

.................................. 85

Refleksi ......................................... 85

Evaluasi ........................................ 87

BAB IV PENDIDIKAN

.......................... 89

Tujuan P

embelajaran

.................... 89

Peta Konsep ................................. 89

A.Paragraf Persuasi ..................... 90

B. Paragraf Argumentatif .............. 93

C. Membaca Puisi pada Periode

Tertentu .................................... 96

D. Melisankan Gurindam XII ........ 100

E. Membandingkan Puisi

Indonesia dengan Terjemahan . 104

F. Jenis-Jenis Paragraf .................. 108

Rangkuman

.................................. 112

Refleksi ......................................... 113

Evaluasi ........................................ 114

Daftar Isi

LATIHAN ULANGAN UMUM SEMESTER 1 11 7

BAB V PARIWISATA

.............................. 123

Tujuan P

embelajaran

.................... 123

Peta Konsep ................................. 123

A.Mendengarkan Laporan

Kegiatan ................................... 124

B. Paragraf Deduktif dan

Induktif

..................................... 126

C. Mendengarkan Puisi

Terjemah

an ............................... 130

D. Jenis Kalimat Secara

Pragmatik

................................. 132

Rangkuman

.................................. 137

Refleksi ......................................... 137

Evaluasi ........................................ 138

BAB VI KESEHATAN1 ............................ 139

Tujuan P

embelajaran

.................... 139

Peta Konsep ................................. 139

A.Paragraf Contoh, Perbandingan,

dan Proses ............................... 140

B. Membaca Teks

Pidato .............. 143

C. Membaca Program Kegiatan

(Proposal)

................................. 145

D. Membaca Naskah Drama ......... 149

E. Mengidentifikasi Perubahan,

Pergesaran, dan Hubungan

Makna Kata .............................. 153

Rangkuman

.................................. 157

Refleksi ......................................... 157

Evaluasi ........................................ 158

BAB VII KEMANUSIAAN

..................... 159

Tujuan Pemb

elajaran .................... 159

Peta Konsep ................................. 159

A.Menulis Makalah ..................... 160

B. Membaca Ce

pat ....................... 163

C. Membaca Naskah Drama ......... 167

D. Prosa Naratif ............................ 178

E. Mengomentari Unsur-unsur

Drama Indonesia ...................... 184

F. Menganalisis Wacana Tulis

dan Lisan ................................. 189

Rangkuman

.................................. 192

Refleksi ......................................... 193

Evaluasi ........................................ 194

B A B VIII SUMBER DAYA ALAM

.......... 197

Tujuan Pemb

elajaran .................... 197

Peta Konsep ................................. 197

A.Prinsip Kritik dan Esai .............. 198

B. Membaca Naskah Drama

Tradisional/Terjemahan ............ 201

C. Pidato Tanpa Teks .................... 207

D. Ragam Bahasa .......................... 209

Rangkuman

.................................. 211

Refleksi ......................................... 212

Evaluasi ........................................ 212

Latihan Ulangan Umum Semester 2

.......... 213

Daftar Pustaka

........................................... 219

Glosarium .................................................. 221

Indeks Subj

ek ............................................ 222

Indeks pengarang

...................................... 224

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

viii

Bab I

~ Peristiwa

1

PERISTIWA

Membaca

Membaca

cerpen

Menganalisis

Mendengarkan

Mendengarkan

informasi

Kebahasaan

Mengidentifikasi

jenismakna

Berbicara

Gelar diskusi

Menilai isi

pembicaraan

Anda akan berlatih membedakan fakta dan opini, menilai isi pembicaraan dalam diskusi,

menganalisis cerpen, mengidentifikasi berbagai makna kata, menganalisis nuansa makna dalam

lagu, dan menulis karya sastra untuk dipublikasikan.

Sastra

Menganalisis

makna lagu

Menulis karya

sastra

PERISTIWA

I

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

2

Siswa-siswi yang saya cintai, pada hari ini kita akan berbicara mengenai

cerpen. Tentunya dari sekian banyak cerpen yang beredar telah banyak yang

Anda baca. Namun, dari cerpen tersebut, pernahkah pula Anda membaca cerpen

sastrawan terkenal Indonesia pada periode tertentu? Kalau belum nanti Anda akan

diperkenalkan dengan cerpen tersebut.

Sebagai generasi muda, tentunya informasi sangat penting bagi Anda.

Informasi baik dari media elektronik maupun media massa memberikan satu wacana

baru bagi Anda. Untuk itu tidak ada salahnya Anda sesering mungkin mendengarkan

informasi tersebut. Dalam pembelajaran nanti, Anda akan diajak mendengarkan

informasi dari radio.

Pada aspek berbicara, Anda akan berlatih menggelar diskusi untuk menilai

isi pembicaraan. Diskusi yang baik adalah diskusi yang diwarnai dengan berbagai

pendapat. Dengan demikian, Anda akan dapat belajar mengontrol emosi dan menilai

isi diskusi.

Berbagai makna kata dalam perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesia

banyak mewarnai berbagai bacaan. Tapi, pernahkah Anda bingung terhadap

penggunaan kata-kata bermakna tersebut?

Pada pembelajaran selanjutnya, pernahkah pula Anda mendengar lagu-lagu

legendaris Bimbo, Bing Slamet, atau Kla Project? Bagaimana nuansa makna yang

terkandung dalam lagu-lagu tersebut?

Lalu, pernahkah Anda menampilkan karya Anda agar bisa dilihat dan dinikmati

banyak orang? Bagaimana cara Anda mempublikasikannya?

Semua pertanyaan di atas akan segera Anda temukan jawabannya pada

pembelajaran hari ini.

A. Membaca Cerpen

Perkembangan cerpen dari periode satu ke periode lainnya memiliki kekhasan

tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari bahasa dan cara membaca pengungkapannya.

Misal cerpen tahun 1920-an, 1930-an, 1945, 1970-an atau tahun 2000-an.

Berikut ini disajikan sebuah cerpen yang terkenal di masanya. Bacalah dengan

seksama dan pahami isi yang terkandung di dalamnya!

JODOH

Oleh: A.A.Navis

Bila jumlah wanita lebih banyak dari pria pada zaman lapangan kerja

menyempit hingga pengangguran berlimpahan, tidaklah sulit memeroleh seorang

gadis untuk dijadikan istri. T

erutama gadis yang telah berusia dua puluh lima

tahun lebih. Sebab, masyarakat masih memandang mereka sebagai oknum yang

menggelisahkan keluarga. Akibatnya, jejaka yang berusia sekitar tiga puluh tahun

dan punya pekerjaan , seperti Badri, jika mau mengacungkan telunjuknya kepada

gadis-gadis itu, jadilah ia istrinya.

Bab I

~ Peristiwa

3

Beberapa bulan lagi Badri akan genap tiga puluh tahun. Dibandingkan dengan

angkatannya, ia dipandang sudah terlambat memeroleh istri. Bukan karena telunjuk

bengkok ataupun kompong, melainkan karena idealismenya yang meluap-luap

dalam lapangan sosial dan kebudayaan.Ketika ia menyadari bahwa perjuangan

takkan selesai meski ia hidup terus sebagai jejaka, untuk memperoleh seorang

tidaklah begitu mudah baginya. Ada tiga macam halangan yang tak begitu mudah

ditembus akal sehatnya. Demi turunannya, agar generasi muda mendatang tidak

lagi pendek-pendek tubuhnya, ia merindukan seorang gadis yang tinggi semampai.

Dan itu tidak mudah ditemuinya dalam masyarakat yang berbakat pendek.

Halangan lainnya karena Badri berdarah campuran yang dianggap kurang bermutu

menurut pandangan adat Minangkabau yang lebih menyukai perkawinan awak

sama awak. Halangan lain ialah kalkulasi biaya hidup yang takkan klop lagi bila

ia nikah.

Menurut kalkulasinya, setelah membayar uang makan dan sewa kamar

serta hutang-hutang rokoknya, sehabis tanggal lima belas habis pulalah seluruh

isi kantongnya. Tentu saja logikanya, kalau ia sudah hidup berdua dengan istrinya

maka mulai tanggal satu tentunya kantongnya sudah akan bolong. Meski logika

itu tidak seluruhnya benar. Karena menurut kalkulasinya yang lebih cermat, jumlah

gajinya akan dapat memberi makan seorang lagi, berikut membeli sepasang

pakaian istrinya sekali setahun. Akan tetapi merokok harus dihentikan. Dan

menonton film hanya akan dapat dilakukan sekali sebulan.dan itu tidak soal berat.

Yang terberat ialah jika ia memikirkan konsekuensi perkawinan. Istrinya tentu

akan hamil dan melahirkan anak. Menurut penelitiannya, ongkos periksa sekali

wanita hamil sama dengan dua hari gajinya. Biaya bersalin akan menelan gajinya

sebulan. Belum lagi kalau dihitung pengeluaran untuk membeli perangkat bayi

mulai popok, gurit, dan tempat tidur mungil. Kesimpulan Badri, ia tidak bisa nikah

untuk selama-lamanya. Terkecuali bila ia ingin bertingkah laku seperti rekan-

rekannya yang lain. Atau seperti Pak Mudo, pesuruh kantor yang mau

melaksanakan pekerjaan apa saja yang diminta orang di luar tugas-tugas kantor

dan untuk itu ia mendapat imbalan macam-macam, sehingga dapat memberi nafkah

istri dan kelima anak-anaknya.

Jalan keluar yang lain, menurut pikiran Badri ialah kawin dengan seorang

gadis yang punya pekerjaan. Yang lebih baik ialah kalau yang jadi pegawai negeri.

Sebab pegawai negeri lebih banyak mempunyai keringanan tugas dibandingkan

dengan pegawai swasta. Pegawai negeri yang terbaik untuk dijadikan istri ialah

guru sekolah. Karena guru sudah terlatih dengan hidup yang sangat sederhana.

Akan adakah seorang gadis yang tingginya 160 centi yang jadi guru sekolah

negeri dan orang tuanya tidak keberatan pada laki-laki yang berdarah campuran

seperti Badri.

Kebetulan ada. Lena namanya. Umurnya lebih muda tiga tahun. Ia gadis

yang menyenangkan untuk dipandangi. Sehingga bagi Badri, waktu terasa begitu

cepat berlalu selagi mereka asyik ngobrol. Tapi setiap Badri mencoba

meningkatkan pershabatan ke arah percintaan dengan mulai mengajaknya keluar

malam guna menonton film, senantiasa ada alasan Lena untuk mengelak. Entah

dengan alasan udara buruk atau filmnya tidak bagus atau badannya yang kurang sehat.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

4

Hanya sekali Badri berhasil mengajak nonton film. Itu pun karena menemani

adiknya yang baru datang dari kota lain. Meskipun harapannya tidak penuh

terhadap gadis itu, pada waktu-waktu tertentu ia selalu mengunjungi Lena. Dan

ia selalu mendapat sambutan yang hangatnya tak pernah menurun.

Akan tetapi, tibalah satu bencana.

Ketika suatu malam Badri bertandang kembali, Lena tidak membiarkannya

masuk. Malah berkata seperti hendak mengusirnya; “Jangan kemari lagi!”

Terpana Badri mendengar ucapan gadis itu. Lebih terpana lagi dia ketika

Lena menyebut nama Rosni, seorang gadis yang sering juga dibawanya keluar

untuk menonton film.

“Aku tidak serius dengan dia,” kata Badri menangkis.

“Enak benar jadi laki-laki. Begitu sering membawa seorang gadis keluar

malam, tapi kalau ditanya oleh gadis yang lain, lalu dibilang aku tidak serius

dengan dia,” umpat Lena dengan tengiknya. Lalu sebelum Badri memberi alasan,

pintu ditutup dan dikuncinya dari dalam. Tinggalah Badri terperangah di anak

tangga.

Dengan loyo ditinggalkannya rumah Lena sambil mengutuki dirinya sendiri

karena sering membawa Rosni keluar malam. Padahal gadis itu tidak ideal

baginya. Meski wajahnya cukup cantik dengan kulitnya yang mulus seperti umbut

karena usianya yang masih muda. Rosni sepuluh senti lebih pendek dari

persyaratan idealnya. Lagi pula terlalu berisi. Tapi yang terutama tidak punya

pekerjaan yang menghasilkan nafkah.

Sejak itu, Badri kehilangan orang yang paling menyenangkan hatinya. Ia

mulai menghindari Rosni karena ia tidak mau terlibat terlalu dalam dengan gadis

itu. Ketika Rosni menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya, Badri merasa

bebas dari incarannya. Tapi sebaliknya, setiap ia ketemu Lena di mana pun

juga, selalu gadis itu membuang muka.

Beberapa bulan lagi usianya akan menjadi tiga puluh tahun. Usia yang

cukup matang untuk menjadi seorang suami menurut pendapatnya. Ia menyadari

juga sekiranya ia tidak terlalu teguh berpegang pada prinsip-prinsip hidupnya, ia

akan dapat kawin pada hari ulang tahunnya itu. Asal dia mau menyesuaikan diri

dengan iklim yang memengaruhi kehidupan masyarakat, soal gaji kecil sebetulnya

bukan alasan untuk menunda perkawinan. Karena dengan bergaji kecil sekalipun,

orang dapat menghidupi lima sampai sepuluh nyawa. Bahkan, cukup banyak

rezekinya sehingga ada di antara mereka yang telah mulai membuat rumah.

Badri bukan tidak tahu cara menambah penghasilan itu. Tapi, pikirnya, kalau

tidak mampu memperbaiki dunia, janganlah ikut serta lebih merusaknya.

Meskipun ia telah menarik kesimpulan, bahwa laki-laki tidak pernah terlalu

tua untuk memperoleh jodoh, namun jika ingat pada usianya menjelang tiga

puluh tahun, timbul juga godaan yang kuat dalam dirinya untuk mencari istri.

Maka mulailah ia meneliti rubrik Kontak Jodoh yang dimuat sekali seminggu

dalam satu surat kabar di kota kediamannya. Dicatatnya seluruh gadis yang

mencari jodoh melaui rubrik itu sejak penerbitan tiga bulan berselang. Catatan

itu diberinya berlajur-lajur seperti pekerjaan, tinggi badan, umur, dan beberapa

persyaratannya.

Bab I

~ Peristiwa

5

Ia mernemukan 26 gadis yang ingin mendapat jodoh melalui rubrik itu dan

7 orang janda. Badri lebih tertarik pada gadis. Dan yang terpenting semuanya

mempunyai pekerjaan. Sembilan belas diantaranya menjadi pegawai negeri. Di

antara yang sembilan belas itu ternyata delapan orang yang menjadi guru. tapi

hanya empat orang yang mempunyai tinggi seperti yang diinginkan Badri.

Kebetulan keempatnya menyatakan tidak keberatan mendapat jodoh seperti

kondisi Badri, yakni bukan penduduk asli daerah. Untuk memilih salah seorang,

Badri menetapkan pilihan pada gadis yang lebih dahulu mengikuti rubrik itu. Gadis

itu berkode AX/19. Maka segeralah ia menulis surat kepada redaksi untuk membuat

kontak. Selama dua belas hari menunggu balasan merupakan siksa dalam

kehidupan Badri. Tapi, lima hari menjelang pertemuan pertama setelah kontak

surat berlangsung, merupakan hari-hari yang terpanjang yang sangat menyesakkan

napasnya.

Mereka akan bertemu di depan Toko Lima pada jam lima sore. Gadis itu

akan mengenakan switer kuning dengan rok lembayung sebagai pengenal. Sedang

Badri akan mengenakan baju batik dan pengepit segulungan majalah diikat dengan

pita merah. Badri lebih cepat datang lima menit dari waktu perjanjian, karena

takut kalau sampai terlambat dari waktunya. Satu menit sebelum jam lima ia

telah kian gugup meskipun matanya lirak-lirik mencari-cari gadis yang berswiter

kuning. Persis jam lima ia tak tahan lagi disiksa kegugupan. Lalu ia menyelonong

dalam toko itu dengan maksud akan mengintip kedatangan gadis itu dari dalam

toko. Ketika ia baru saja memasuki ambang pintu toko itu, seorang gadis berswiter

kuning hendak keluar. Mereka saling tertegun dengan matanya sama-sama

terbeliak. Karena gadis itu lena. Tidak lain.

Tapi belum sempat Badri berpikir, Lena segera terpaling. Kemudian dengan

langkahnya yang tergesa-gesa berlalu dari situ menyeberangi jalan. Cepat Badri

menarik kesimpulan, bahwa Lena, pastilah jodohnya. Peristiwa itu bukanlah suatu

kebetulan, tapi sudah diatur oleh tali nasib. Lalu dikejarnya gadis itu dengan

langkahnya panjang-panjang. Dan ketika telah dekat digenggamnya lengan gadis

itu kuat-kuat sambil mengiringkan langkahnya.

“Lepaskan aku,” bentak Lena seraya mencoba membebaskan lengannya

dari genggaman Badri, “Nanti aku berteriak.”

Dan Badri tak percaya bahwa gadis itu akan berani berteriak di tengah

orang ramai itu. Lalu katanya: “Berteriaklah.”

Di luar dugaannya. Lena betul-betul berteriak. Orang ramai segera datang

merubungi mereka. Nyaris insiden yang lebih parah berlangsung. Kalau tidak

seorang polisi mencegah, pastilah Badri akan dikeroyok orang banyak. Lalu

keduanya dibawa ke gardu polisi terdekat. Di hadapan polisi yang memeriksa

semua kartu dibuka.

“Gila kau,” kata Lena selesai membaca naskah cerpen yang baru selesai

ditulis suaminya. “Masa kisah kita mau dibeberkan pada orang banyak?”

Badri merangkul pinggang istrinya sambil tertawa. Mereka sudah lama

menikah dan kini telah punya dua orang bayi yang demikian rapat jarak

kelahirannya. Mereka kawin dengan pesta yang meriah dan upacara adat yang

tradisional.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

6

Dan semenjak, itu Badri tinggal di rumah mertuanya, seperti juga suami-suami

lainnya di Minangkabau.

Pola hidup yang matrilineal yang dulu tidak disukai demikian indah

kenyataannya setelah memiliki Lena. Kalkulasi biaya hidup yang mencemaskan

dulu, ternyata pula tidak perlu diributkan. Malah ketika anaknya yang kedua

lahir, Lena dianjurkan sendiri untuk berhenti menjadi guru karena seni hidup

bukanlah perhitungan yang eksak, melainkan penyesuaian diri pada iklim yang

membentuk masyarakat. Idealisme masa jejakanya ternyata pula suatu utopia

semata. Idealisme yang membius pada orang-orang yang tidak mempunyai

beban hidup kekerabatan. Sedangkan idealisme seorang laki-laki yang telah

menjadi suami dan menjadi seorang ayah ialah idealisme abadi, yakni bagaimana

membahagiakan istri dan anak-anak.

Dan kalau Badri sesekali membaca surat kabar yang mengisahkan

perjuangan-perjuangan orang-orang untuk mencapai cita-cita, cepat-cepat Badri

menutup surat kabar itu dan meletakkannya di rak kertas-kertas tua yang akan

diloakkan mertuanya.

(Berkenalan Dengan Prosa Fiksi, 2000:177-186)

Setelah Anda membaca dan memahami isi yang terdapat pada cerpen Jodoh,

jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!

1.

Siapakah tokoh utama dalam cerpen Jodoh?

2.

Bagaimana kriteria jodoh yang diinginkan Badri?

3.

Bagaimanakah latar belakang kehidupan Badri?

4.

Mengapa Lena selalu menghindar bila bertemu dengan Badri?

5.

Karena kegagalannya dalam menjalin hubungan dengan wanita, langkah

apa yang ditempuh Badri?

6.

Dimanakah Badri harus bertemu dengan gadis yang ia kontak melalui rubrik

jodoh?

7.

Ternyata, siapakah yang menjadi pasangan kontak jodohnya saat itu?

8.

Siapakah yang melerai perdebatan mereka saat pertemuan di depan Toko

Lima?

9.

Pada akhir cerita, siapakah yang menjadi istri Badri?

10. Ceritakanlah bagaimana kehidupannya setelah menikah!

Menemukan Standar Budaya Masyarakat dalam Cerpen

Seperti yang telah Anda pahami pada pembelajaran di kelas X atau XI

bahwa cerpen merupakan karya fiksi yang mengandung berbagai kemungkinan.

Untuk itu, dalam menyatakan kembali sebuah karya fiksi membutuhkan beberapa

pertimbangan.

Latihan

Bab I

~ Peristiwa

7

Pertimbangan itu adalah sebagai berikut.

a.

Unsur-unsur intrinsik dalam karya fiksi

b.

Pengetahuan tentang seluk-beluk karya sastra (meliputi pengetahuan tentang

bahasa), dan lain-lain.

Pada tiap periodisasi sastra di Indonesia, Anda pasti telah banyak mengenal

karya sastra baik cerpen maupun novel yang menonjol pada zamannya misalnya

cerpen “Kawan Bergelut” karya Suman H.S. (dekade 30-an), “Ave Maria”

karya Idrus (dekade 40-an), “Perawan di Garis Depan” karya Nugroho

Notosusanto (dekade 50-an), “Kritikus Ardinan” karya Budi Darma (dekade

60-an).

Selain itu, ada novel “Siti Nurbaya”, “Azab dan sengsara”, Salah Asuhan

(dekade 20-an), “Layar Terkembang”, “Belenggu” (dekade 30-an), Dari Ave

Maria Ke Jalan Lain Ke Roma (dekade 45-an), “Merahnya Merah”, “Kemarau”

(dekade 50-an) dan “Ronggeng Dukuh Paruk”, “Burung-Burung Manyar”

(dekade 70-an).

Setiap cerpen maupun karya prosa lainnya, pasti memiliki alur cerita. Alur

merupakan rangkaian kejadian/peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat.

Anda dapat mengingat kembali bagaimana alur cerita pada cerpen Jodoh. Amatilah

cerpen yang telah Anda baca! Sedangkan untuk memahami standar budaya,

Anda dapat berpegang pada uraian berikut:

a.

kebiasaan dan adat-istiadat, yaitu sesuatu yang telah menjadi rutinitas,

misalkan masyarakat Minangkabau yang agamis tercermin pada rutinitas

melakukan ibadah, pada perkawinan yang menganut paham matrilineal.

b.

etika, adalah tatakrama yang dipegang dalam menjalankan adat-istiadat.

c.

cara penggunaan perasaan, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan

Tuhan, sesama, dan nasibnya sendiri.

Baik pada cerpen maupun pada karya prosa lainnya, dapat Anda amati

bahwa banyak hal yang kurang sesuai, misalnya kawin paksa, hutang-piutang

dengan bunga tinggi, pertentangan kaum muda dengan kaum tua, pendidikan

yang kolot, dan unsur kedaerahan yang menonjol.

Pada cerpen Jodoh, Anda akan banyak menemukan standar budaya yang

dipoles dalam bentuk cerita yang menarik dan idealisme yang tinggi. Pada

awalnya, kebudayaan tersebut tidak disukai oleh tokoh cerita, demikian juga

dengan paham yang dianutnya. Akan tetapi, kebudayaan itulah yang

menjadikannya mampu mengarungi bahtera pernikahan hingga akhir.

Selain itu, Anda dapat menemukan pesan yang tersirat di dalamnya. Pesan

atau amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Tujuan dari pesan bersifat memberikan wawasan kepada pembaca tentang

kehidupan lain yang tidak sempat terpikirkan oleh Anda maupun pembaca pada

umumnya.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

8

Tugas Mandiri

Setelah Anda memahami bagaimana cara menemukan standar budaya

masyarakat melalui cerpen, untuk menguji kemampuan Anda, berlatihlah

menganalisis unsur yang ada di dalamnya, menemukan standar budaya

masyarakat pada masa itu, menangkap pesan yang tersirat, dan menyimpulkan

bahwa karya tersebut pernah berjaya pada satu periode tertentu.

Selanjutnya kumpulkan hasil analisis Anda kepada guru yang bersangkutan untuk

mendapatkan penilaian. Untuk menambah pengetahuan Anda, bacalah cerpen

karya sastrawan lain yang berbeda periode dengan A.A.Navis agar Anda dapat

menemukan budaya masyarakat pada masa itu. Serahkanlah tugas ini kepada

guru Anda.

B. Mendengarkan Informasi

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya Anda banyak dihadapkan pada

berbagai informasi. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam bentuk berita.

Tahukah Anda apakah berita itu?

Pada bab ini Anda akan mempelajari berita/informasi yang diperoleh

melalui media elektronik. Berita-berita yang biasanya menjadi pusat perhatian

adalah berita yang hangat dibicarakan banyak orang, penting, dan menarik.

Berita tersebut misalnya yang baru-baru ini terjadi di Indonesia, berbagai

bencana alam, tindak kriminal/asusila, penyalahgunaan uang negara, dan lain-

lain.

15-03-05/17.00/M03/R01/KESRA

RENOVASI TANGGUL DAN JEMBATAN

Pemerintah Kabupaten Bantul mulai memperbaiki tanggul sungai dan

jembatan yang rusak akibat bencana alam banjir belum lama ini.

//

Aspek Dua

Bidang Pembangunan Kabupaten Bantul, Gendut Sudarto menjelaskan,

bangunan yang rusak itu ada sebelas titik, sebagian besar tanggul atau tebing

sungai runtuh.

//

Untuk memperbaiki kerusakan itu diperkirakan menghabiskan

dana 3,6 milyar rupiah yang akan diambilkan dari dana tak terduga dan dana

kompensasi BBM serta bantuan dari Pemerintah Propinsi DIY.

//

Menurut

Gendut Sudarto, pengerjaan tanggul sungai dan jembatan dilakukan secara

padat karya, diupah sesuai profesi mereka.

//

Renovasi tanggul dan jembatan

diharapkan secepatnya selesai sehingga apabila terjadi banjir, tidak

mengkhawatirkan warga sekitar.

//////

(RRI Yogyakarta)

Bab I

~ Peristiwa

9

Setelah Anda mendengarkan dan menyimak berita yang diperdengarkan oleh

teman Anda, jawablah dengan singkat pertanyaan berikut!

1.

Siapa yang memprakarsai perbaikan tanggul sungai dan jembatan yang

rusak?

2.

Ada berapakah titik kerusakan pada bangunan tersebut?

3.

Berapakah dana yang dihabiskan untuk perbaikannya?

4.

Bagaimanakah sistem pengerjaan tanggul sungai?

5.

Apa harapan masyarakat terhadap renovasi tanggul?

Membedakan Fakta dan Opini

Agar informasi/berita tersebut tidak hilang begitu saja, Anda perlu

menyiapkan catatan mengenai informasi tersebut. Hal-hal yang perlu dicatat

adalah pokok-pokok isi berita/sesuatu yang penting.

Pokok-pokok isi berita yang perlu dicatat dirumuskan sebagai 5W + 1H.

Perhatikanlah rumusan 5W + 1H di bawah ini!

a.

What

(apa yang terjadi). Informasi apa yang sedang diberitakan, misal-nya

bencana alam, tindak kriminal, kenaikan BBM, dan lain-lain.

b.

Who

(siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut). Catatlah orang-orang

yang pada saat kejadian ada di tempat kejadian dan terlibat dengan kejadian

tersebut.

c.

When

(kapan peristiwa tersebut terjadi). Catatlah waktu saat peristiwa itu

terjadi, misalnya hari Minggu sore, tanggal, dan lain-lain.

d.

Where

(di mana peristiwa itu terjadi). Catatlah latar/tempat peristiwa itu

terjadi, misalnya di Grobogan, Jawa Tengah, dan sebagainya.

e.

Why

(mengapa peristiwa itu terjadi). Catatlah penyebab peristiwa itu terjadi,

misalnya dapat terjadi bencana alam (banjir) karena kecerobohan, tidak

disiplin, dan sebagainya.

f.

How

(bagaimana jalannya peristiwanya). Catatlah kronologis peristiwa

secara runtut seperti mengurutkan sebuah peristiwa dalam cerita fiksi.

Untuk lebih memahami informasi yang didengar, hal-hal penting dapat

Anda catat pada buku latihan. Hal penting yang Anda catat tadi dapat dibedakan

menjadi dua informasi, yaitu fakta dan pendapat/opini.

Sebuah berita hanya berisi fakta dan pendapat tanpa dibumbui imajinasi.

Anda dapat mencatat kenyataan yang benar-benar terjadi setelah mendengarkan

informasi. kenyataan yang benar-benat terjadi tersebut dapat dikategorikan

sebagai fakta, sedangkan buah pemikiran atau anggapan dapat dikatakan sebagai

pendapat/opini.

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

10

Agar jelas, salah satu siswa dapat membacakan kembali berita radio,

sedangkan yang lain mendengarkan dengan seksama.

Memahami perbedaan fakta dan opini dari sebuah informasi yang didengar

memang memerlukan energi dan konsentrasi yang lebih. Kegiatan mendengar,

menulis, dan memahami merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Langkah yang perlu dilakukan setelah mendengarkan informasi adalah mencatat

kata penghubung seperti, akan, sebab, karena, segera yang merupakan indikasi

terhadap pernyataan yang berupa opini. Kejadian-kejadian yang diungkapkan

secara transparan, aktual merupakan fakta.

Coba Anda perhatikan kedua pernyataan berikut!

Sebanyak 132 pejabat di lingkungan pemerintah propinsi DIY yang

dilantik serta diambil sumpah terdiri dari pejabat eselon 16 orang, eselon

tiga 48, serta pejabat eselon empat sebanyak 68 orang//

(RRI Yogyakarta, 2008)

Pernyataan di atas merupakan fakta, sedangkan pernyataan yang berupa

opini/pendapat sebagai berikut.

Padahal menurut pakar Hukum Internasional UII Jawahir Thontowi,

masyarakat di wilayah perbatasan merupakan masyarakat marginal,

terpinggirkan, baik dari aspek sosial maupun ekonomi, sehingga sangat

mungkin WNI di perbatasan mencari rizki di negeri seberang...............//

(RRI Yogyakarta, 2008)

Setelah Anda memplajari dan memahami cara memilah pernyataan yang berupa

fakta dan pendapat, sekarang Anda dapat berlatih dengan menggunakan naskah

yang telah Anda dengar tadi. Setelah itu kumpulkan hasil kerja Anda kepada

guru untuk mendapatkan penilaian.

Sebagai portofolio, saksikanlah berita yang disiarkan televisi Anda, pada liputan

6 sore. Untuk menguji kemampuan Anda kembali, cobalah Anda berlatih seperti

di atas. Serahkanlah tugas tersebut kepada guru Anda!

Tugas Mandiri

Bab I

~ Peristiwa

11

C. Gelar Diskusi

Diskusi merupakan forum tukar pendapat atau pemikiran untuk

memecahkan masalah yang sedang dibicarakan. Seorang peserta diskusi yang

baik selalu berpartisipasi aktif dalam forum diskusi. Hal ini dapat dilakukan bila

menyimak setiap pembicaraan yang berlangsung.

Sebuah diskusi terdiri dari moderator yang bertugas memimpin jalannya

diskusi, penyaji yang menyajikan masalah yang akan dibahas, notulis adalah orang

yang menulis, mencatat setiap pembicaraan, serta peserta diskusi.

Gambar 1.1

Diskusi, dalam skala besar atau kecil, merupakan forum untuk bertukar

pikiran

Sebelum menggelar forum diskusi, bacalah terlebih dahulu wacana yang

menjadi bahan pembicaraan dalam diskusi.

Kontroversi Pahlawan Nasional

Tahun 2007 Departemen Sosial mengusulkan empat tokoh menjadi

pahlawan nasional. Mereka adalah AK Gani, Slamet Riyadi, Ide Anak

Agung Gede Agung, dan Moestopo. Mereka yang melengkapi 137 pahlawan

nasional yang telah diangkat sejak tahun 1959.

Dalam sejarah Indonesia, gelar pahlawan nasional yang sudah diangkat

tidak pernah dicabut. Riwayat hidupnya diajarkan sejak bangku sekolah

dasar

. Perjuangan mereka menjadi inspirasi dan teldan segenap anggota

masyarakat dan generasi muda.

Namun, kenyataannya, ada pula pahlawan nasional yang dianggkat

tahun 1963 yang berstatus

off the recoerd

dalam pengajaran semasa orde

baru, yaitu Tan Malaka.

www.susantocarolus-sby.sch.id

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

12

Untuk menghindari kontrovesi, sebaiknya dilakukan penataan dalam

pengangkatan pahlawan nasional.

Pertama, proses pengangkatan hendaknya melibatkan organisasi prosesi

sejarah seperti Masyarakat Sejarahwan Indonesia.

Kedua, calon pahlawan nasional yang akan diangkat sebaiknya

diumumkan di surat kabar sehingga bila ada protes di surat kabar dapat

dibatalkan.

Ketiga, kriteria yang ada hendaknya disempurnakan, dikaitkan dengan

moral dan hukum (tidak terlibat korupsi, pelanggaran HAM, dll).

Pengangkatan Ismail Marzuki yang banyak mengarang lagu perjuangan

sudah tepat karena pahlawan nasional tidak harus pejuang bersenjata. Jaksa

Agung Suprapto (1950-1959) yang berani menyeret beberapa menteri ke

pengadilan karena kasus korupsi. Munir adalah pejuang HAM layak diangkat

sebagai pahlawan nasional.

Semoga penataan masalah ini dapat dipercepat dengan merampungkan

Rancangan Undang-Undang Pahlawan dan tanda jasa yang sudah ada di

DPR.

(Kompas, 2000: 6 dengan pengubahan seperlunya)

Setelah Anda memahami dan membaca bacaan yang akan dijadikan bahan diskusi

nanti, jawablah pertanyaan berikut dengan baik!

1.

Apa yang menjadi kontroversi dalam pembicaraan di atas?

2.

Siapa saja yang diusulkan oleh Departemen Sosial sebagai pahlawan

nasional?

3.

Siapakah pahlawan yang berstatus

off the record

dalam pengajaran semasa

orde baru?

4.

Bagaimanakah penataan dalam pengangkatan pahlawana nasional?

Jelaskan!

5.

Menurut Anda, siapakah yang layak dikatakan sebagai pahlawan nasional?

1. Menilai Isi Pembicaraan

Seperti yang telah dipaparkan di atas, untuk memecahkan sebuah

persoalan dapat dilakukan dengan berdiskusi. Diskusi itu merupakan kegiatan

komunikasi langsung dalam suatu kelompok yang diatur oleh seorang moderator.

Unsur-unsur yang terdapat dalam diskusi selain persoalan yang akan dibahas

serta moderator terdapat pula penyaji, notulen, dan peserta.

Latihan

Bab I

~ Peristiwa

13

Notulen/penulis bertugas mencatat siapa yang berbicara dan apa yang

dibicarakan. Penulis harus benar-benar menyimak dan mendengarkan

pembicaraan.

Catatan yang dimaksud adalah catatan yang berisi nama pembicara hal-

hal pokok yang dikemukakan. Catatan tersebut tidak berupa kalimat lengkap,

melainkan hanya pokok-pokoknya saja.

2. Mengajukan Pertanyaan dan Menanggapi Pembicaraan

Setelah Anda menangkap inti pembicaraan dalam diskusi tersebut, Anda

dapat mengajukan pertanyaan dan menanggapi pembicaraan. Tanggapan tersebut

harus sesuai dengan pokok persoalan yang sedang dibahas. Selain itu, tanggapan

dan pertanyaan tersebut juga harus terfokus ke arah pemecahan masalah sehingga

pembicaraan menjadi jelas.

3. Mengemukakan Persetujuan/Penolakan terhadap Pendapat dalam

Diskusi dan Argumentasi

Diskusi merupakan salah satu media yang baik untuk memecahkan

persoalan dan sekaligus menemukan solusi yang tepat. Masukan dari peserta

terhadap pemecahan masalah dapat dikemukakan melalui moderator.

Dalam mengemukakan tanggapan yang berupa persetujuan/penolakan

hendaknya disampaikan dengan nada datar, tidak emosional bahkan tidak perlu

menyinggung perasaan orang lain karena silang pendapat.

Kemukakan pendapat Anda setelah mendapat lampu hijau dari moderator

dengan cara mengacungkan jari. Pendapat berupa persetujuan/penolakan harus

disertai argumentasi, baik berupa data, fakta yang ada maupun alasan-alasan

yang tepat. Kemukakan pendapat Anda berupa persetujuan/penolakan dengan

ungkapan:

a. Saya setuju dengan pendapat Sdr. Roni..... di samping itu.....

b. Sebaiknya seperti yang dikatakan oleh Sdr. Dini..... lagi pula.....

c. Dan seterusnya.

4. Menilai dan Mengkritik Isi Pembicaraan

Sebagai peserta/pendengar yang aktif, selama proses diskusi berlangsung

Anda dapat mencermati pembicaraan yang terjadi, baik moderator, penulis maupun

peserta, apakah pembicaraan itu bermutu atau tidak, baik atau buruk. Penilaian

dapat dilakukan secara langsung/tidak langsung. Bila tidak langsung, tulislah dalam

secarik kertas dan berikanlah kepada moderator sebagai bahan masukan.

Penilaian yang Anda berikan harus bersifat objektif. Tujuannya agar pelaku dalam

diskusi dapat memperbaiki diskusi tersebut.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

14

1.

Setelah melaksanakan diskusi dengan topik “Kontroversi Pahlawan

Nasional” dan mencatat pembicaraan serta mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, kemukakanlah persetujuan/penolakan terhadap pendapat yang

diajukan teman!

2.

Selanjutnya berikan penilaian terhadap isi pembicaraan!

3.

Agar diskusi yang dilaksanakan menjadi lebih baik, kritiklah diskusi teman

Anda dan hasil yang dicapai sebagai bahan masukan!

4.

Mintalah komentar guru Anda atas proses jalannya diskusi!

D. Mengidentifikasi Makna

Berbagai jenis dan ragam makna yang ada dalam perbendaharaan makna

dalam tata makna bahasa Indonesia. Di antaranya makna konotatif-denotatif,

gramatikal-leksikal, kias-lugas, umum-khusus. Di bawah ini disajikan sebuah bacaan,

coba anda baca dan pahami ragam makna kata yang ada di dalamnya!

Kehidupan

Hari-hari belakangan ini putri Keraton Yogyakarta, Pembayun, mengaku

sungguh prihatin terhadap nasib para pedagang di pasar tradisional. Selain

kondisi berjalanan yang selalu berkesan becek, kotor

, dan bahkan menjijikkan

bagi sebagian orang, pedagang juga terjerat rentenir.

“Karena bunga dari rentenir tinggi, berarti para pedagang itu bekerja

hanya untuk rentenir”, tutur Pembayun.

Oleh sebab itu salah satu agenda kerjanya adalah mengajak beberapa

bank masuk ke pasar tradisional. “Kalau bank cara kerjanya mirip rentenir,

mau nenteng tas ke pasar untuk memberi kredit kepada pedagang, dengan

bunga rendah pasti pedagang akan lebih sejahtera, “ ujar salah satu dari tiga

perempuan Indonesia yang meraih penghargaan shampo dengan merek tertentu

ini.

Persoalan lainnya yaitu, pasar tradisional selalu memberikan kesan kumuh.

Itulah yang mendorong Pembayun sering

blusukan

masuk ke pasar.

“Saya sering ditemui para pedagang.......”, katanya. Keluhan-keluhan

itu di antaranya adalah persaingan dengan pasar modern. “Saya bilang

semuanya punya pangsa pasar sendiri. Masalahnya bagaimana mengangkat

citra pasar tradisional,” ujar Pembayun.

Tugas Mandiri

Bab I

~ Peristiwa

15

Latihan

Kondisi itu mendorong Pembayun bekerja sama dengan salah satu bank

untuk menata pasar secara fisik dan citra. Program yang sudah berjaklan di

antaranya membuat lomba pasar bersih. Berikutnya akan dirancang lomba

manajemen pasar tradisional. “Kami juga berencana membuat radio komunitas

para pedagang pasar tradisional,” kata Pembayun.

Radio komunitas ini dibutuhkan untuk memberi informasi soal fluktuasi

harga kepada pedagang. “Jangan sampai harga di pasar tradisional lebih mahal

dari harga di pasar modern. Itu kan merugikan mereka,” lanjutnya. Jika itu

yang terjadi, konsumen pasti beralih berbelanja di pasar yang murah, bersih,

sehat, dan segar.

(

Kompas

, 2007: 20 dengan pengubahan seperlunya)

Setelah Anda membaca dan memahami isi bacaan di atas, jawablah pertanyan

berikut ini!

1.

Bagaimana Pembayun memandang nasib para pegadang?

2.

Apa yang menjadi penyebab hingga pedagang mengalami nasib demikian?

3.

Apa agenda kerja yang akan diterapkan Pembayun terhadap pasar

tradisional?

4.

Masuk ke pasar tradisional, apa yang menjadi kesan bagi Pembayun?

5.

Apa yang dikeluhkan para pedagang?

6.

Bagaimana cara Pembayun menata pasar tradisional?

7.

Apakah kelebihan pasar modern dibandingkan pasar tradisional?

8.

Kesan apa yang Anda tangkap pula saat masuk ke pasar tradisional?

Berbagai ragam makna dalam tata makna bahasa Indonesia, di antaranya sebagai

berikut:

1. Makna Denotasi dan Konotasi

Makna denotasi adalah makna yang tidak dipengaruhi oleh perasaan

penutur (tidak punya nilai rasa). Makna ini memiliki lingkup situasi lebih umum.

Perhatikan contoh berikut:

Meninggal dunia, penjara, pembantu

rumah tangga, kenakalan remaja

Makna konotasi adalah makna yang dipengaruhi oleh perasaan si penutur

(punya nilai rasa) pemakainya memiliki lingkup khusus.

Perhatikan contoh berikut:

Wafat, gugur, lembaga pemasyarakatan,

pramuwisma, tuna laras.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

16

2. Makna Leksikal dan Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan pengertian dalam kamus,

meskipun digunakan dalam susunan kalimat yang bermakna sama.

Perhatikan contoh berikut:

a.

Bunga itu mulai mekar: kembang

b.

Kambing hitam itu akan dijadikan kurban: kambing yang berwarna hitam

Makna gramatikal atau makna struktural adalah makna yang telah berubah

karena pengaruh susunan gramatik. Bentuk-bentuk ungkapan berimbuhan

termauk dalam kelompok ini.

Perhatikan contoh berikut ini:

a.

Ida hatinya tampak berbunga: senang, gembira, bahagia

b.

Purwanto yang dituduh sebagai kambing hitamnya: yang dijadikan sebagai

sumber permasalahan (meski sebenarnya bukan)

3. Makna Lugas dan Kias

Makna lugas adalah makna yang belum mengalami perubahan oleh susunan

gramatik ataupun perasaan.

Sebagai contoh berikut ini:

a.

Ayah sedang menanam jagung

b.

Anak itu turun dari pohon

Makna kias adalah makna yang sudah mengalami peubahan karena

susunan gramatik atau perasaan penutur.

Perhatikan contoh berikut!

a.

Wanita itu senang menanam jasa

b.

Nilainya turun

4. Makna Umum dan Khusus

Makna umum adalah makna yang cakupannya lebih luas/dapat dirinci

menjadi hal-hal yang lebih spesifik.

Perhatikan contoh berikut!

a.

Ani memetik

bunga

yang tumbuh di belakang rumah.

b.

Hewan-hewan

peliharaannya ada di kandang sebelah.

Makna khusus adalah makna yang cakupannya lebih kecil atau lebih spesifik.

Perhatikan contoh di bawah ini!

a.

Ani memetik

mawar

dan

melati

yang sedang mekar.

b.

Kucing

dan

ikan

adalah hewan kesayanganku.

Bab I

~ Peristiwa

17

Setelah memahami berbagai ragam makna dalam bahasa Indonesia, ujilah

kemampuan Anda dalam tugas berikut! Bacalah teks di bawah ini, kemudian

tentukan ragam makna yang ada di dalamnya!

Kenyangkah mereka setelah semuanya habis? Tidak! Mulut-mulut mereka masih

menganga, tanda masih lapar. Kini mulut-mulut mereka beterbangan, mencoba

mencari makanan. Jumlah mulut-mulut yang beterbangan itu terus bertambah,

seperti laron-laron yang keluar dari liangnya di awal musim hujan. Seratus, seribu,

sejuta, seratus juta, dan terus bertambah. Mulut-mulut itu terbang tak tentu

arah. Mulut-mulut itu sudah tak punya mata, hati, jantung, otak atau paru-paru.

Bila mulut-mulut itu bertemu, mereka hanya bisa memendam sejuta harapan

dan keluhan yang tak terucapkan. Mereka terus mencari dan mencari.

(Sumber: Bola Salju di hati Ibu, 2003: 19)

E. Nyanyian Berbahasa Indonesia

Pernahkah Anda mendengar lagu-lagu legendaris yang dinyanyikan oleh

Bimbo, Koes Plus, Ebiet G, Gesang dan sebagainya? Tentunya Anda pernah

mendengar walaupun sudah melupakan lagu-lagu tersebut karena semakin lama

semakin banyak lagu-lagu yang muncul di industri musik Indonesia.

Namun, bila Anda memiliki koleksi lagu-lagu baru, maka lagu ini tidak akan

pudar karismanya karena muatan makna yang begitu dalam pada setiap untaian

liriknya.

Cobalah Anda baca dan perhatikan lirik lagu berikut ini!

Berita Kepada Kawan

(Ebiet G.Ade)

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan

Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan

Banyak cerita yang mestinya kau saksikan

Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan

Hati tergetar menampak kering rerumputan

Perjalanan ini pun seperti jadi saksi

Gembala kecil menangis sedih

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

18

Kawan, coba dengan apa jawabnya

Ketika ia kutanya mengapa?

Bapak ibunya telah lama mati

Ditelan bencana alam ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya

Kepada karang kepada ombak kepada matahari

Tetapi semua diam tetapi semua bisu

Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

(1990)

Setelah anda membaca dan mencoba mengartikan lirik lagu di atas, jawablah

pertanyaan berikut!

1.

Apa isi berita yang dimaksud pada judul lagu di atas?

2.

Mengapa gembala kecil menangis saat ditanya?

3.

Apa yang dikeluhkesahkan penyair melihat alam ini?

4.

Penyair mencoba bertanya kepada rumput yang begoyang. Mengapa?

5.

Berdasarkan jenis gaya bahasa, lirik terakhir pada lagu di atas disebut gaya

bahasa apa?

1.

Ragam Makna dalam Syair Lagu Indonesia

Setiap kata itu mempunyai dua aspek makna, yaitu denotasi dan konotasi.

Denotasi sebuah kata adalah definisi dalam kamus, yaitu pengertian yang

menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu. Adapun makna

konotasi adalah makna tambahannya yang ditimbulkan oleh asosiasi-asosiasi

terhadap benda atau hal yang ditunjuk dengan kata tersebut.

Perhatikan penggalan berikut ini!

Di Meja Makan

Ia makan nasi dan isi hati

pada mulut terkunyah duka

tatapan matanya pada lain isi meja

lelaki muda yang dirasa

Latihan

Bab I

~ Peristiwa

19

tidak lagi dimilikinya.

Ruang diributi jerit dada

sambal tomat pada mata

meleleh air racun dosa

(Sumber: Rachmat Djoko Pradopo, 1993)

Pada penggalan di atas, Anda dapat mengamati terdapat baris yang

berbunyi “Sambal tomat pada mata”. Sambal tomat berarti sambal yang

menggunakan tomat. Arti yang demikian merupakan ragam makna denotasi.

Pemaknaan lain dari baris tersebut adalah perlakuan seseorang yang

meninggalkan perih dan kesedihan yang mendalam. Sebab, sambal itu rasanya

pedas dan tomat itu berwarna merah. Jika dibayangkan sambal tomat mengenai

mata akan terasa perih, sakit dan mengakibatkan mata berwarna merah, serta

berair mata.

Asosiasi yang muncul dari “Sambal tomat pada mata” merupakan ungkapan

perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata. Makna yang demikian itulah yang

disebut sebagai makna konotasi.

2. Relasi Makna dalam Syair Lagu Indonesia

Relasi makna adalah pertalian antara makna kata yang satu dan makna

kata yang lain. Anda dapat memperhatikan beberapa relasi makna yang dikenal

dalam bahasa Indonesia.

a.

Homograf, yaitu kata-kata yang mempunyai kesamaan bentuk, tapi berbeda

lafal dan artinya.

Perhatikan cuplikan syair berikut!

.....

Malam minggu

Aku apel ke rumahnya

.....

(Ke Bioskop, Bing Slamet, 1990)

Kata apel (apel) pada penggalan syair tersebut “berkunjung”.

Malang merupakan kota penghasil apel.

Kata apel (apel) pada kalimat tersebut berarti “nama buah.”

b.

Hiponim, yang relasi makna antarkata yang mempunyai hubungan kelas

kata. Kata-kata yang menduduki kelas atas disebut superordinat, sedangkan

kata-kata yang menduduki kelas bawah disebut ordinat.

Perhatikanlah!

Senja itu

Flamboyan

berguguran

Seorang dara memandang

terpaku

.....

(Flamboyan, Bimbo, 1984)

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

20

Pada penggalan syair tersebut, kata “Flamboyan” menjadi ordinat

bagi kata “bunga”, sebab Flamboyan merupakan salah satu jenis bunga.

c .

Sinonim, yaitu relasi makna antara dua atau lebih kata yang memiliki kemiripan

arti.

Cermati cuplikan syair berikut!

Dara

manisku, kau selalu

menjadi impianku

Dara

manisku, kau selalu

menjadi pujaanku

.....

(

Dara Manisku, Crisye)

Pada dasarnya, kata “dara” dalam penggalan syair “di” atau

bersinonim dengan kata gadis, perawan. Ketiga kata tersebut memiliki

kemiripan makna sebagai anak perempuan yang belum kawin.

3. Mengidentifikasi Majas dan Puisi dalam Syair Lagu Pop Indonesia

Majas adalah gaya bahasa yang bertujuan memberikan nilai estetika dalam

sebuah karya cipta, dalam hal ini syair lagu.

Berikut disajakan beberapa majas yang sering dijumpai pada syair lagu

pop Indonesia.

Coba Anda perhatikan!

a.

Personifikasi

Gaya bahasa ini menyamakan benda dengan manusia, sehingga

benda-benda dapat berbuat dan berpikir layaknya manusia. Personifikasi

ini menimbulkan kesan yang lebih hidup terhadap paparan suatu hal dan

memberikan gambaran angan yang konkret.

Perhatikan penggalan syair lagu berikut ini!

.....

Masih seperti dulu

Tiap sudut menyapaku bersahabat

Penuh nuansa makna

(Yogyakarta, Kla Project)

Sudut merupakan ruangan yang terletak pada pertemuan dua sisi

tembok. Dalam syair tersebut, sudut digambarkan sebagai makhluk hidup

yang dapat melakukan perbuatan seperti halnya manusia, yaitu menyapa

dengan ramah. Personifikasi yang bekerja sama dengan citraan

penglihatan pada kata “tiap sudut” dan citraan pendengaran pada kata

“menyapa”, semakin menguatkan gambaran suasana sepi di hati si aku.

Bab I

~ Peristiwa

21

Tugas Mandiri

b.

Metonimia

Dalam bahasa Indonesia, metonimia sering disebut gaya bahasa

pengganti nama. Gaya bahasa ini menggunakan atribut sebuah objek atau

sesuatu yang sangat dekat hubungannya untuk menggantikan objek

tersebut.

Untuk lebih jelasnya, coba kamu perhatikan penggalan syair

berikut ini!

.....

Deru mesin semakin berpacu

mendaki jauh ke langit biru

melayanglah.....

burung besiku

(Airline Crew, Kla Project)

4. Menjelaskan Hubungan Antara Nuansa Makna dengan Isi Lagu

Setelah Anda mengidentifikasikan ragam makna, relasi makna, majas,

dan puisi yang terdapat pada syair lagu Anda. Anda dapat menjelaskan hubungan

makna dengan isi lagu Anda. Makna apa yang tersirat dalam lagu Anda atau

apa yang ingin dituangkan pencipta lagu dalam syair lagunya.

Memahami lagu sama halnya dengan memahami sebuah puisi. Mengulas makna

yang terkandung dalam lagu bukanlah hal yang mudah bila muatan maknanya

sangat dalam. Namun, setelah Anda memelajari cuplikan lagu beserta analisis

maknanya, Anda tentu juga dapat menganalisis lagu-lagu lain.

Sebagai tugas mandiri, coba tuliskan lirik lagu yang Anda sukai dan analisislah

nuansa maknanya. Selanjutnya serahkan tugas tersebut kepada guru Anda untuk

mendapatkan penilaian.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

22

F

. Menulis Karya Sastra Untuk Dipublikasikan

Di tiap-tiap sekolah tentunya ada media yang berfungsi untuk mempublikasikan

hasil karya siswa-siswa yang berkreatif. Pernahkah Anda ikut berpartisipasi pada

media itu (baik majalah diding, buletin, dan sebagainya? Bila belum pernah, mengapa?

Apakah Anda tidak tahu cara menulis karya sastra atau cara mempublikasikannya.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, bacalah salah satu hasil karya Teguh

Trianton yang pernah dipublikasikan di salah satu koran yang terbit di Yogyakarta.

Aku Hampiri Hujan

Aku hampiri hujan yang termangu di depan helai cuaca, lalu

Aku menarik lengan sejarahku. Ada yang tertahan oleh

Abu-abu,

Pun pertemuan kau aku.

Lalu yang kudekap hanya batu

Ada Mendung di Wajah Hujan

Ada mendung di wajah hujan yang menulisi bumi dengan

Tirus-tirusnya, kemudian kuurai sungai, kugelar laut dijantungku

Ada mendung di wajah hujan yang jambon, lantaran musim

Berlompatan dari rahim waktu.

Bukan Aku yang Memesan Masa Lalu

Bukan aku yang memesan masa lalu, mungkin karena kau

Datang terlambat, sehingga mesin fotokopi sibuk menyusun

Penyesalannya sendiri. Sedang jam dinding masih menyimpan

Luka pada detak detiknya.

Sementara percakapan kalender dengan hari-hari kian batu,

Aku sendiri memilih diam sebagai pembicaraan. Buku-buku

Agenda yang entah di mana terasa mengirim cuaca di tiap

Selasa yang membuatku basah bahagia.

Bukan aku yang memesan masa lalu.

(Kedaulatan Rakyat, 2008:14)

Bab I

~ Peristiwa

23

Setelah anda membaca serangkaian puisi yang disajikan di atas, jawablah

beberapa pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1.

Apa yang dimaksud dengan “Aku Menghampiri Hujan”?

2.

Siapakah yang dimaksud dengan kata abu-abu?

3.

Ceritakan isi puisi “Ada Mendung di Wajah Hujan”!

4.

Berikanlah gambaran kandungan makna yang tersirat pada puisi “Bukan

Aku yang Memesan Masa Lalu”!

5.

Menurut Anda, apakah puisi-puisi tersebut termasuk ke dalam jenis puisi

kontemporer? Jelaskan!

1. Menulis Puisi

Hal pertama yang harus Anda perhatikan sebelum menulis puisi adalah

memahami pengertian dan hakikat puisi itu sendiri. Pengertian puisi secara umum

adalah salah satu jenis karya sastra yang terikat oleh hal-hal seperti:

a.

jumlah baris dalam tiap baitnya.

b.

pilihan kata yang padat dan ekspresif.

c.

rima atau persajakannya.

d.

irama, yaitu turun naik, panjang pendek, keras lembut pengucapan bunyi

bahasa dengan teratur.

Hakikat puisi yaitu:

a.

Sebuah karya sastra yang indah. Unsur indah tersebut diperoleh dari pilihan

kata, susunan irama, dan rima, serta penggunaan gaya bahasa.

b.

Merupakan aktivitas pemadatan kata karena dalam puisi tidak semua

peristiwa diceritakan. Untuk pemadatan ini, terkadang sebuah kata diambil

intinya dengan menghilangkan bagian imbuhan dan tidak mengikuti kaidah

kebahasaan.

c.

Merupakan ekspresi tidak langsung, yaitu menyatakan suatu hal dengan

kata-kata yang memiliki arti lain. Pada puisi sering digunakan ragam bahasa

kiasan untuk menyatakan ekspresi penyair secara tidak langsung.

Bila Anda ingin menulis puisi yang berjenis balada, berikut ini juga ditampilkan

salah satu puisi Rendra.

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi

bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk padi

mengepit kuat lutut penunggang perampok yang diburu

surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

24

Segenap warga desa mengepung hutan itu

dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo

mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang

berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju tersadap darahnya

penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka

Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!

tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa

Majulah Joko Pandan! Di mana dia?

Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa

Anak panah empat arah, musuh tiga silang

Atmo Karpo masih tegak, luka tujuh liang

Djoko Pandan! Di mana ia!

hanya padanya seorang kukandung dosa

Bedah perutnya tepi masih setan ia

menggertak kuda dan tiap ayun menungging kepala

Berberita ringkik kuda muncullah Djoko Pandan

Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam

ridla dada bagi derunya dendam yang tiba

Pada langkah pertama keduanya sama baja

Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo

Panas luka-luka terbuka daging kelopak-kelopak angsoka

Malam bagai kodok hutan bopeng oleh luka

pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah

Djoko Pandan menegak, menjilat darah di pedang

Ia telah membunuh bapaknya

(Sumber: W.S. Rendra, 1983)

Saat seseorang menulis puisi (balada) berarti ia ingin melukiskan objek

yang ada dalam pikirannya, objek yang dipersoalkan, baik masalah di dalam

maupun di luar dirinya. Jadi, bila kamu ingin menulis puisi, kamu harus punya

persoalan yang ingin dikemukakan.

Bab I

~ Peristiwa

25

Perhatikan langkah-langkah dalam menulis puisi!

a.

tentukanlah topik,

b.

tilihlah kata atau diksi,

c .

amajinasi,

d.

litme dan rima.

a.

Topik

Tentukanlah topik yang tidak terlalu luas cakupannya!

b. Diksi

Pilihan kata harus ditempatkan secara hati-hati dan teliti serta

lebih tepat. Kata-kata yang dipergunakan tidak seluruhnya

bergantung pada arti denotatif kata-kata itu, bahkan yang lebih

penting adalah memilih kata yang sanggup mengembangkan

imajinasi dan mampu menggerakkan rasa hati, yaitu kata-kata yang

memiliki nilai konotatif, karena justru konotasi ini yang banyak

memberikan efek bagi pembaca.

c.

Imajinasi

Dalam puisi, kita ingin menyuguhkan pengalaman batin yang

dialami agar pembaca dapat ikut merasakan, melihat, mendengar,

dan sebagainya. Untuk keperluan itu digambarkan imajinasi tentang

sesuatu itu. Rangkaikan kata demi kata hingga menjadi untaian

kalimat yang indah.

d. Ritme - Rima

Ritme artinya irama sedangkan rima merupakan persamaan

bunyi. Kedua faktor ini dapat diterapkan pada puisi Anda. Bacalah

kembali untaian kata-kata yang telah Anda susun apakah ritmenya

tepat. Rima turut memberi kesan keindahan dalam puisi.

2. Menulis Prosa

Bila yang ingin Anda publikasikan sebuah cerpen, bagaimana cara

menulisnya? Cerpen merupakan salah satu teks naratif prosa. Dikatakan demikian

karena cerpen termasuk cerita fiksi atau cerita yang tidak berdasarkan kenyataan.

Sesuai dengan sebutannya, cerpen memang sebuah cerita yang pendek.

Alur cerita tidak bertele-tele. Cara pengutaraan cerita padat dan pas, sehingga

masalah yang timbul dapat selesai atau dianggap selesai.

Hakikat cerpen adalah cerita pendek yang bila dibaca sekali habis. Sebelum

Anda menulis cerpen, pahami terlebih dahulu unsur-unsur dalam cerpen. Unsur-

unsur tersebut adalah:

a.

tema,

b.

tokoh atau karakter,

c.

alur atau plot,

d.

latar atau

setting

,

e.

gaya atau

style

.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

26

a.

Tema

Anda dapat memilih tema apa saja, misalnya perang, kematian, cinta,

kebencian, dan lain-lain. Dari tema tersebut dapat diambil topik, misalnya cinta

yang putus di tengah jalan, patah hati, dan lain-lain. Jadi, tema dalam cerita ini

adalah cinta.

b. Tokoh

Aktor atau pelaku dalam cerita disebut tokoh, baik protagonis maupun

antagonis. Penuturan cerita yang disajikan melalui dialog dapat menghidupkan

kepribadian dan kejiwaan tokoh. Sejauh mana tokoh itu digambarkan bergantung

kepada kepandaian pengarang dalam menampilkannya melalui tulisan.

c.

Alur

Alur atau plot merupakan jalan cerita dari A sampai Z. Dapat dikatakan

pula sebagai rangkaian peristiwa yang menimbulkan sebab akibat sehingga

tercipta sebuah cerita. Biasanya alur cerita menjadi menarik ketika pada suatu

tahap yang mendekati klimaks.

d.

Latar

Merupakan ruang dan waktu serta suasana lingkungan tempat cerita itu

bergerak menyatu dengan tokoh, alur, maupun temanya. Jadi, latar merupakan

latar belakang suatu cerita di mana dan kapan serta dalam keadaan bagaimana

cerita itu terjadi. Latar yang bagus akan menghidupkan cerita secara keseluruhan.

e .

Gaya

Merupakan suatu cara atau teknik pengarang dalam menuturkan cerita.

Ini berkaitan dengan bahasa dan kepribadian pengarang itu sendiri. Misalnya

seorang pengarang yang memiliki rasa humor yang tinggi, gaya tulisannya akan

berkesan humor, lucu sehingga membuat pembaca tertawa, senang atau kagum.

Gaya sebenarnya merupakan ciri khas seseorang dan berakar dari

kepribadiannya sendiri. Perlu diingat, gaya yang membosankan pada umumnya

adalah gaya yang menggurui.

Perhatikanlah uraian berikut!

Cerpen yang baik adalah cerita pendek yang sederhana dalam penyajian

tetapi padat dengan makna, kuat dalam tema, bagus dalam pemilihan tokoh,

mengandung pesan berharga, enak dibaca, meninggalkan kesan yang dalam.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam menulis cerpen. Cermatilah!

a.

pahamilah tema dan unsur-unsur lain,

b.

ketahuilah teknik menulis,

c.

pahamilah bahasa dengan baik,

d.

konsisten,

e.

logis/masuk akal,

f.

tidak bertele-tele,

g.

hemat kata/efektif,

h.

teliti dan cermat memperhatikan lingkungan,

i.

perkayalah imajinasi, pertajam persepsi,

j.

tangguh/tidak cepat putus asa,

k.

berani mengutarakan pendapat, perasaan, gagasan.

Bab I

~ Peristiwa

27

Tugas Mandiri

3. Mempublikasikan Karya

Berdasarkan paparan di atas, Anda dapat berlatih menulis puisi ataupun

cerpen yang dapat dipublikasikan pada media yang tersaji di sekolah Anda seperti

majalah bulanan, majalah dinding, dan sebagainya.

Pilihlah tema yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan di sekolah atau

masyarakat umum agar lebih menarik untuk dibaca. Selain itu, tampilkan dengan

kemasan yang menarik. Untuk cerpen, pilihlah bahasa yang sederhana yang

dibumbui dengan pilihan kata yang menarik.

Mempublikasikan karya sendiri agar dibaca oleh banyak orang merupakan

pekerjaan yang mengasyikkan bila dikerjakan dengan penuh semangat. Anda

pun dapat mencobanya dengan menulis puisi atau cerpen seperti yang dipaparkan

di depan.

Selain karya Anda akan dibaca banyak orang, ada kepuasan batin tersendiri

karena telah menyenangkan orang dengan hasil karya Anda. Dan, bila pekerjan

itu Anda lanjutkan ke media cetak yang ada di kota Anda, maka tidak menutup

kemungkinan akan menerima imbalan jasa.

1.

Untuk membedakan fakta dan opini dari informasi (berita) yang anda

dengarkan, hendaknya mencatat pokok-pokok berita, memahaminya dan

menentukan mana yang termasuk fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa

yang benar-benar terjadi. Opini merupakan pendapat yang berkaitan dengan

fakta yang diberitakan.

2.

Penilaian terhadap isi pembicaraan diskusi dapat Anda sampaikan secara

langsung dengan etika berbicara yang baik dan tidak langsung (tulisan).

3.

Kebudayaan masyarakat pada suatu masa dapat terlihat melalui karya

sastra yang diciptakan pada masa itu. Karena, dalam penciptaan sebuah

karya sastra, sastrawan selalu bercermin pada masyarakat pada saat itu.

4.

Makna konotatif adalah makna kias/bukan sebenarnya sedangkan makna

denotatif adalah makna sebenarnya/lugas. Makna gramatikal adalah makna

kata setelah dimasukkan ke dalam konteks kalimat, sedangkan makna

leksikal adalah makna kata seperti yang ada dalam kamus.

Rangkuman

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

28

5.

Lagu-lagu Indonesia sangat kaya dengan nuansa maknanya. Artinya di

dalamnya banyak mengandung makna denotasi, konotasi, homograf, hiponim,

dan gaya bahasa.

6.

Untuk menulis karya sastra yang ingin dipublikasikan, hendaknya harus

menarik dalam tema, bahasa, maupun kemasannya (penampilannya).

1.

Dalam mendengarkan berita/informasi tumbuhkan rasa keingintahuan.

Hindari sikap masa bodoh karena informasi sangat berguna bagi pengetahuan

Anda.

2.

Menilai isi pembicaraan dalam diskusi hendaknya memahami etika berbicara

dan menjauhkan diri dari sikap ingin memojokkan salah satu peserta diskusi.

3.

Hindari sikap merendahkan kebudayaan suatu daerah bila Anda

menemukannya dalam bacaan Anda (cerpen).

4.

Anda harus lebih cermat dalam membedakan permaknaan dalam bahasa

Indonesia yang banyak jensinya.

5.

Pilihlah lagu yang penuh dengan makna kata yang baik dan

mendidik,.Hindarilah lagu-lagu yang memberikan dampak buruk bagi moral

Anda.

6.

Tumbuhkan semangat dalam berkarya dan berusaha mempublikasikannya

dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Refleksi

Bab I

~ Peristiwa

29

Evaluasi

1.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan berita dari radio,

kecuali

...

a.

mendengarkan dengan seksama

b.

mencatat pokok-pokok berita

c.

memilahkan fakta dan opini

d.

memaknai istilah yang ada

e.

membuang hal-hal yang tidak penting

2.

Pernyataan berikut ini yang merupakan opini adalah... .

a.

Akibat tanah tebing di dekat rumahnya longsor, beberapa rumah rusak

b.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

c.

Sekitar pukul 17.00 curah hujan cukup deras.

d.

Dinding rumah yang telah dibangunnya jebol

e.

Banyaknya desa yang tersendam air akan berakibat keterlambatan

pendistribusian bantun

3.

Diskusi merupakan sarana untuk hal-hal berikut ini,

kecuali.

.. .

a.

menyalurkan pendapat atau gagasan

b.

melatih keberanian mengemukakan pendapat

c.

menilai pembicaraan orang

d.

melatih emosi

e.

melatih kesabaran menerima perbedaan pendapat

4.

Makna konotatif tidak terdapat dalam kalimat... .

a.

Lima tahun lamanya ia menjadi kaki tangan penjajah

b.

Tangan mencencang bahu memikul

c.

Tiada seorang pun di antara mereka yang berani tunjuk hidung

d.

Salah satu perbuatan yang sangat dibenci oleh orang adalah panjang tangan

e.

Tangan kirinya luka karena pisau

5.

Hakim mempertemukan kedua orang yang bersengketa itu.

Makna gramatikal kata

mempertemukan

adalah... .

a.

membuat jadi bertemu

b.

menyuruh bertemu

c.

supaya bertemu

d.

membuat pertemuan

e.

berusaha mempertemukan

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII – Prodi Bahasa

30

6.

Lebih baik diam daripada ribut.

Kata yang tidak bermakna leksikal dalam kalimat di atas adalah... .

a .

lebih

b.

daripada

c .

baik

d.

diam

e .

ribut

7.

Wajah yang selalu dilumuri senyum

legam tersengat terik matahari

keperkasaannya yang tak memudar

terpancar digaris-garis dagu

(Seraut Wajah, Ebiet G.Ade)

Makna konotasi yang tampak pada syair lagu di atas adalah... .

a .

dilumuri

b.

senyum

c.

terpancar

d.

legam

e.

garis-garis

8.

Pada syair lagu Seraut Wajah, ada kata

terpancar

. Sinonim kata tersebut

adalah........

a.

terlihat

b.

tercermin

c.

terbias

d.

tampak

e.

diraba

9.

Berikut ini yang tidak termasuk unsur pembangun cerpen adalah... .

a.

tema dan amanat

b.

sudut pandang pengarang

c.

biografi pengarang

d.

latar

e.

gaya bahasa

10.

Hal pertama yang dilakukan untuk menulis puisi adalah... .

a.

menentukan judul

b.

menentukan tema

c.

menganalisis kerangka

d.

mencari bahan

e.

mengembangkan kerangka