Halaman
Bahasa dan Sastra
Indonesia
Bahasa dan Sastra
Indonesia
Demas Marsudi
Endang Padmini
Suwarni
3
3
Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra Indonesia
Demas Marsudi
Endang Padmini Suwarni
3
3
Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
Kelas XII Program Studi IPA-IPSI
Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah
Kelas XII Program Studi IPA-IPS
Aliyah
Bahasa dan Sastra Indonesia 3
i
Bahasa dan Sastra
Indonesia 3
Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
Kelas XII Program Studi IPA-IPS
Demas Marsudi
Endang Padmini
Suwarni
ii
Penulis
:
Demas Marsudi
Endang Padmini
Suwarni
Editor
:
Eryana Triharyani
Setting/Lay-out
:
Tim Setting
Desain Cover
:
Romiyanto
Ilustrator
:
Romiyanto
410.7
D
EM
DEMAS Marsudi
b
Bahasa dan Sastra Indonesia 3 : Untuk Sekolah Menengah Atas
dan Madrasah Aliyah Kelas XII Program Studi IPA-IPS / penulis, Demas
Marsudi, Endang Padmini, Suwarni ; editor, Eryana Triharyani
; illustrator, Romiyanto. . — Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
ix, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliografi : hlm. 165
Indeks
ISBN 978-979-068-892-6 (No.Jil Lengkap)
ISBN 978-979-068-899-5
1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Endang Padmini III. Suwarni IV. Eryana Triharyani
V. Romiyanto
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit : CV. HaKa MJ
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh : ...
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas X
I
I
Program Studi
IPA-IPS
Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional
dilindungi oleh Undang-Undang
iii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009,
telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan
Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 12 Februari 2009.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, sa-
ran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
Kata Sambutan
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII Prodi IPA-IPS
iv
Anak didik tercinta, mencintai bahasa Indonesia tidak hanya dengan ucapan belaka
tetapi lebih jauh lagi mempelajari, memahami dan menerapkannya dalam setiap
aktivitas. Untuk itu, dengan buku ini Anda akan dipandu dalam menyelami bahasa
Indonesia.
Adapun buku ini merupakan revisi terhadap buku pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas XII yang terbit Tahun 2006 yang masih menggunakan KBK. Buku
ini disusun ulang didasarkan pada KTSP.
Dalam penyajiannya, buku ini terbagi menjadi 8 Bab yang masing-masing
bab terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek mendengarkan, membaca, berbicara,
menulis, dan kesastraan. Di dalamnya dilengkapi dengan berbagai wacana, latihan,
tugas mandiri, serta latihan ulangan.
Tujuan disusunnya kembali buku ini adalah untuk mengajak anak didik gemar
berlatih terhadap kelima aspek di atas agar dapat menerapkannya dalam kegiatan
berbahasa baik di kelas maupun di lingkungan tempat tinggal anak didik.
Besar harapan kami pada anak didik di seluruh nusantara agar anak didik
dapat menjadi generasi yang bisa membawa harum nama bangsa dengan berbekal
luhur budi bahasa dan santun dalam berbahasa.
Yogyakarta, Maret 2008
Tim penulis
Kata Pengantar
v
Sebelum memulai pelajaran, berdoalah terlebih dahulu menurut keyakinan
masing-masing. Setelah itu, bacalah judul bab, tukuan pembelajaran dan peta
konsep yang ditampilkan pada tiap-tiap bab. Peta konsep berfungsi memberikan
gambaran secara garis besar pelajaran yang akan dipelajari pada bab tersebut.
Mulailah dengan memahami bacaan yang disajikan dan mengerjakan latihan
berdasarkan bacaan tersebut. Pahamilah materi demi materi yang dipaparkan
dan kerjakan tugas mandiri yang disediakan.
Tugas tersebut ada yang dikerjakan
di kelas maupun di rumah sesuai petunjuk yang ada. Jangan lupa bacalah intisari
sebagai kesimpulan pembelajaran pada bab itu dan pahamilah refleksi yang
berfungsi sebagai rambu-rambu dalam menerapkan pembelajaran tersebut.
Petunjuk Penggunaan Buku
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII Prodi IPA-IPS
vi
KATA SAMBUTAN .........................................................................................
III
KATA PENGANTAR
........................................................................................
IV
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
...........................................................
V
DAFTAR ISI
.......................................................................................................
VI
BAB I PENDIDIKAN NASIONAL
A. Memahami Artikel .........................................................................
2
B. Memahami La
poran .......................................................................
6
C. Menangggapi Pemb
acaan Pusi Lama ............................................
8
D. Meresensi
Cerpen ..........................................................................
10
Rangkuman ...........................................................................................
17
Reflek
si .................................................................................................
18
Evaluasi .................................................................................................
19
BAB II BENCANA ALAM
A. Membacakan Puisi
Karya Sendiri .................................................
22
B. Mendengar Pembacaan
Penggalan N
ovel .....................................
24
C. Menyampaikan Gagasan dan
Tanggapan dalam
Diskusi ..............
29
D. Menulis Surat Lamar
an Pekerjaan ................................................
33
Rangkuman ...........................................................................................
38
Reflek
si .................................................................................................
39
Evaluasi .................................................................................................
40
Daftar Isi
vii
BAB III LINGKUNGAN
A. Membaca Cerpen ...........................................................................
42
B. Mendengarkan Pembacaan
Penggalan Novel ...............................
46
C. Menulis Surat Dinas ......................................................................
50
D. Menyampaikan Intisari Buku
Nonfiksi dalam
Diskusi .................
55
Rangkuman ...........................................................................................
57
Reflek
si .................................................................................................
57
Evaluasi .................................................................................................
58
BAB IV KESADARAN HUKUM
A. Berpidato .......................................................................................
60
B. Pembacaan Puisi Baru ...................................................................
63
C. Menulis Laporan Diskusi ..............................................................
64
D. Meresensi Buku
Pengetahua
n .......................................................
68
E. Menulis
Cerpen .............................................................................
71
Rangkuman ...........................................................................................
75
Reflek
si .................................................................................................
75
Evaluasi .................................................................................................
76
Ulangan Umum Semester
...................................................................
77
BAB V KESEHATAN
A. Mendengarkan Informasi yang disampaikan secara Langsung .....
84
B. Mempresentasikan
Program Ke
giatan ..........................................
86
C. Membaca
Teks ...............................................................................
89
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII Prodi IPA-IPS
viii
D. Mendengarkan Pembacaan
Teks Drama ......................................
94
Rangkuman
............................................................................................ 105
Reflek
si ................................................................................................. 106
Evaluasi ................................................................................................. 107
BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA
A. Membaca Wa
cana .......................................................................... 111
B. Mendengarkan Pembacaan
Teks Drama ....................................... 117
C. Berpidato ta
npa Teks ..................................................................... 124
D. Menulis dengan berbag
ai pola pengemb
angan ............................. 126
Rangkuman ........................................................................................... 131
Reflek
si ................................................................................................. 131
Evaluasi ................................................................................................. 132
BAB VII PERTANIAN
A. Mendengarkan Informasi Yang Disampaikan Secara
Tidak La
ngsung ............................................................................. 134
B. Membaca G
urindam ...................................................................... 137
C. Membaca Puisi
Kontemporer ........................................................ 140
Rangkuman ........................................................................................... 144
Reflek
si ................................................................................................. 144
Evaluasi ................................................................................................. 145
BAB VIII PERISTIWA
A. Menulis
esai ................................................................................... 148
B. Membaca Karya Sastra Yang
Penting Tiap Periode ..................... 150
ix
C. Membaca Hasil Penulisan Kritik dan Esai .................................... 155
Rangkuman
............................................................................................ 157
Reflek
si ................................................................................................. 158
Evaluasi ................................................................................................. 158
Latihan Ulangan Akhir Tahun
..........................................................................
159
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
163
GLOSARIUM
.....................................................................................................
165
INDEKS
...............................................................................................................
167
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI-Prodi Bahasa
x
Bab I
~ Pendidikan Nasional
1
PENDIDIKAN NASIONAL
Membaca
Memahami artikel
Menemukan
ide pokok
Mendengarkan
Memahami laporan
membedakan fakta
dan opini
Memberikan
komentar
Menulis
Menulis resensi
cerpen
Berbicara
Pembacaan
puisi lama
Anda akan berlatih menemukan ide pokok artikel, membedakan fakta dan opini serta
mengomentari laporan, menanggapi pembacaan puisi lama dan menulis resensi cerpen.
PENDIDIKAN
NASIONAL
I
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
2
Sebagai siswa, tentunya Anda sangat membutuhkan berbagai informasi.
Dengan informasi, maka wawasan hidup akan bertambah luas. Karena semakin
banyak informasi yang diperoleh, maka semakin luas pula wawasan Anda. Dalam
pembelajaran ini Anda akan mempelajari tentang artikel dan laporan. Selain itu,
Sebagai siswa yang memiliki beraneka budaya yang diwujudkan dari hasil karya,
maka bidang kesastraan pun hendaknya juga dipelajari agar wawasan terntang
kesastraan pun semakin luas. Selain Anda dapat mengenal pengarang-pengarang
handal juga Anda dapat berlatih menciptakan suatu karya yang mampu untuk
dibanggakan.
A.Memahami Artikel
1. Membaca Artikel
Artikel merupakan salah satu sumber informasi. Memuat hal-hal aktual
yang sedang dibicarakan dan menampilkan solusi terhadap persoalan tersebut.
Artikel dapat dijumpai di banyak media masa, salah satunya surat kabar. Berikut
disajikan sebuah artikel yang dimuat di surat kabar
Kompas
. Untuk mengetahui
persoalan yang sedang dibicarakan, bacalah dengan seksama.
Ketika Nurani Guru Terusik
Mereka mogok karena anggaran pendidikan daerah amat rendah dan
hak guru-uang lauk pauk, uang lembur-tidak dipenuhi. Bagaimana peristiwa
ini bisa terjadi?
Ada beberapa alasan kuat yang membenarkan pemogokan itu. Antara
lain, hak mereka tidak diberikan. Hak ini terkait dengan hidup matinya guru
dengan keluarganya, yang pantas diperjuangkan. Bila ini menjadi hak,
mereka pantas menuntutnya. Bila dengan dialog tidak tercapai, maka mereka
dibenarkan mogok.
Guru menjadi pelaku pendidikan di lapangan. Melihat anggaran
pendidikan tahun 2008 turun drastis dibandingkan dengan tahun 2007,
mereka tidak percaya diri dan ragu. Penurunan anggaran yang begitu besar-
menurut UU Sisdiknas justru harus 20 persen dari APBD-merupakan
tindakan tidak realistis, kecuali bila daerah itu mengalami bencana hebat
dan memerlukan biaya besar.
Pemangkasan anggaran itu berdampak pada kesejahteraan guru dan
mengganggu proses belajar mengajar. Para guru ragu, bagaimana mungkin
proses pendidikan akan berjalan lancar dengan anggaran lebih sedikit?
PENDAHULUAN
Bab I ~
Pendidikan Nasional
3
Para guru kian risau dan sakit hati karena perhatian terhadap mereka
amat rendah. Juga sering terdengar jika anggaran terkait dengan guru selalu
sulit disetujui DPRD, bahkan dipangkas. Namun, bila anggaran terkait
dengan kepentingan wakil rakyat, misalnya rumah atau sarana prasarana
mudah diterima.
Dalam situasi seperti ini, kesenjangan kian lebar antara pengambil
keputusan dan yang menderita akibat keputusan tersebut.
Di sisi ada ketidakadilan dan ketidakpekaan wakil rakyat dalam
melihat masalah pendidikan. Biasanya para guru akan senang melaksanakan
tugas mendidik anak bangsa bila kesejahteraannya sedikit dinaikkan dan
haknya tidak dilanggar.
Kenaikan tunjangan fungsional guru yang hanya Rp 200.000 per bulan
sudah amat membantu mereka untuk semakin berdedikasi. Bahkan, banyak
dari mereka yang mengeluarkan dana dari gajinya yang kecil untuk dapat
mengajar demi anak didik.
Gambar 1.1: guru yang sedang mengajar/dalam proses mengajar
Pengurangan anggaran dan tidak diberikannya hak para guru sungguh
menyakitkan nurani mereka. Para guru tidak mengerti pola pikir para
pengambil keputusan. Para guru semakin tidak mengerti karena pengambil
keputusan mengatakan sebagai wakil rakyat mereka pikir demi kemajuan
warga, bangsa, termasuk pendidikan anak bangsa.
Meski demikian alasan-alasan itu, pemogokan guru dapat dibenarkan,
muncul pertanyaan, bagaimana nasib 62.900 siswa? Para siswa tidak
mengetahui persoalan tetapi harus menanggung akibatnya. Bagaimana
menanggapi hal ini? Dalam hal ini, siswa tidak boleh dirugikan. Guru boleh
protes, boleh mogok, tetapi siswa tidak boleh menderita.
Masalahnya, dalam hal ini siapa yang harus bertanggung jawab?
Apakah ini merupakan kesalahan guru yang mogok, wakil rakyat yang
menyebabkan guru mogok, atau masyarakat yang ada di tengahnya dan diam?
Kita semua bersalah! Guru yang hanya memikirkan kepentingan diri,
meski alasannya benar, menyebabkan banyak siswa rugi, jelas tidak tepat.
www.ekatjiptafoundation.org
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
4
Latihan
Keputusan wakil rakyat yang mengakibatkan guru mogok juga tidak benar.
Apalagi wakil rakyat tidak berbuat apa-apa bagi siswa yang dirugikan.
Sementara warga yang mengerti permasalahan ini juga harus ikut
bertanggung jawab.
Agar proses pembelajaran siswa tetap berjalan karena hasil dialog
wakil guru dengan DPRD tidak selesai dalam waktu singkat, diperlukan
beberapa terobosan, antara lain sebagai berikut.
Sebagian guru kembali ke sekolah dan mulai mengajar seperti biasa,
sedangkan wakil-wakil mereka meneruskan berunding dengan DPRD. Guru
perlu sadar, dialog tidak mungkin dilakukan oleh semua guru, tetapi melalui
perwakilan. Bila nanti tidak ada penyelesaian guru boleh demo lagi. Namun,
perlu diingat, pemogokan yang lama akan mengacaukan situasi pendidikan.
Masyarakat yang peka pendidikan di daerah dapat menjadi relawan
untuk mengajar atau membantu siswa belajar selama proses perundingan
memakan waktu lama.
Dalam proses pembelajaran, ada baiknya siswa diajak menganalisis
masalah ini. Siswa perlu diberi tahu bagaimana nasib guru dan pendidikan
yang ternyata masih dianaktirikan dan kurang mendapat perhatian.
Penyadaran kepada siswa ini penting agar mereka tidak menyalahkan guru.
(Kompas, 2008:6)
Setelah Anda membaca dalam hati artikel di atas dan memahami isinya,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
Siapa yang melakukan aksi demo terhadap DPRD kabupaten Jambi?
2.
Apa alasan aksi mogok yang dilakukan para guru tersebut?
3.
Apa saja yang menjadi misi dalam aksi tersebut?
4.
Seberapa besar kenaikan tunjangan yang dianggarkan untuk tahun 2008?
5.
Berapa jumlah nasib siswa yang menjadi korban aksi mogok tersebut?
6.
Sebutkan UU yang mewajibkan memenuhi anggaran guru sebesar 20
persen!
7.
Siapakah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan aksi mogok
tersebut?
8.
Agar proses belajar-mengajar tidak terganggu, bagaimanakah solusi yang
terbaik?
9.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh para wakil rakyat terhadap guru di
Kabupaten Merangin?
10. Bagaimana pula peran masyarakat sekitar terhadap permasalahan tersebut?
Bab I ~
Pendidikan Nasional
5
2. Menemukan Ide Pokok
Sebagai salah satu ragam wacana ilmiah, artikel ilmiah hendaknya
memenuhi kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah dengan karakteristik berikut.
Coba Anda cermati!
a.
Gagasan yang tertuang dalam artikel harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara keilmuan.
b.
Menggunakan sistematika atau struktur tulisan yang baku.
c.
Setiap gagasan disertai argumentasi yang logis dan akurat.
d.
Data, bukti, atau fakta harus benar-benar objektif.
e.
Referensi yang digunakan harus dicantumkan dengan jelas.
f.
Sumber ide penulisan berasal dari hasil pengamatan atau penelitian.
Berdasarkan karakterisitik tersebut Anda dapat mengkaji ulang, apakah
artikel di atas termasuk artikel ilmiah atau hanya rekayasa.
Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam artikel terdiri dari gagasan-
gagasan yang tertuang ke dalam bentuk kalimat pada masing-masing paragraf.
Gagasan inilah yang disebut dengan ide pokok penulisan. Untuk menemukan
ide pokok penulisan, tadi Anda telah memulainya dengan cara membaca secara
intensif. Langkah selanjutnya adalah mengamati masing-masing paragraf untuk
menemukan gagasan pokok yang ada di dalamnya. Gagasan pokok atau gagasan
utama tertuang ke dalam kalimat utama pada tiap-tiap paragraf.
Untuk memperjelas gagasan pokok sebuah paragraf, perhatikanlah contoh
berikut. “Pelajaran bahasa mempunyai nilai yang lebih penting bila dibandingkan
dengan mata pelajaran-mata pelajaran lain, oleh karena ia akan menjadi kunci
yang akan membukakan pintu yang akan dilalui oleh mata pelajaran-mata
pelajaran lainnya itu. Hasil pekerjaan remidi yang dilakukan oleh para ahli
dalam membantu yang terbelakang telah membuktikan kebenaran pernyataan di
atas, seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Fernald.” (Gorys Kerraf, 2001: 64).
Kalimat mana yang menjadi gagasan utama/pokok dari paragraf tersebut?
Kalimat “pelajaran bahasa mempunyai nilai lebih penting dibanding dengan
mata pelajaran-mata pelajaran lain”. Kalimat ini menjadi ide pokok pembicaraan
tersebut.
Berdasarkan contoh paragraf di atas, kalimat utama atau gagasan pokok
dapat dijumpai di awal paragraf. Namun, ada juga yang terletak di tengah, akhir,
atau awal dan akhir. Untuk menemukan ide pokok pembicaraan, sebaiknya Anda
mengabaikan kalimat-kalimat penjelas atau gagasan pendukungnya.
Setelah Anda menemukan kalimat utama dari masing-masing paragraf,
rangkaikanlah dengan kalimat yang sederhana dan efektif untuk menjadikannya
ke dalam satu kesatuan pikiran. Dengan demikian, pokok persoalan yang dibahas
dalam sebuah artikel menjadi jelas.
Untuk menemukan pokok persoalan dalam sebuah artikel gunakanlah
cara membaca secara intensif yang dapat memberikan pemahaman secara efektif
pula. Untuk melatih kegiatan tersebut Anda dapat menggunakan artikel “Ketika
Nurani Guru Terusik” atau dengan mencari artikel yang dimuat di berbagai
media masa yang terbit di kota Anda. Jadikanlah tugas ini sebagai bentuk uji
kemampuan Anda setelah memahami penjelasan di depan.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
6
B.Memahami Laporan
1. Mendengarkan Laporan
Bila pada pembelajaran sebelumnya Anda telah mempelajari informasi
yang berasal dari artikel, sekarang Anda diajak untuk memahami sebuah laporan
lisan. Mengapa disebut laporan lisan? Tentunya, laporan tertulis yang dibacakan
secara lisan/dipublikasikan.
Berikut ini disajikan sebuah laporan. Laporan tersebut hendaknya
dibacakan di depan kelas oleh salah satu siswa, sedangkan siswa yang lain
menutup buku dan berkonsentrasi mendengarkan laporan tersebut.
Laporan Kunjungan
SMA Pembangunan Yogyakarta ke SMA Batik I Solo
Tanggal 5 Januari 2008
Untuk mengisi waktu liburan semester I, SMA Pembangunan
Yogyakarta mengadakan kunjungan ke SMA Batik I Solo.Kunjungan itu
merupakan kunjungan balasan atas kunjungan SMA Batik I Solo ke SMA
Pembangunan Yogyakarta sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 1 Desember
2007. Dengan kunjungan itu, rasa persaudaraan, dan persahabatan di anatara
kami semakin tinggi.
Kunjungan SMA Pembangunan ke SMA Batik I dilaksanakan pada
tanggal 5 Januari 2008. Kunjungan dilaksanakan oleh perwakilan sekolah,
yang terdiri atas perwakilan kelas dengan beberapa guru pendamping.
Selama kunjungan, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, misalnya
observasi lingkungan sekolah, kemajuan akademis sekolah, diskusi tentang
kegiatan ekstra kurikuler sekolah, dan kedisiplinan siswa.
Kegiatan-kegiatan selama kunjungan berjalan dengan baik dan sesuai
rencana. Ternyata, acara kunjungan mempunyai manfaat besar. Dengan
kegiatan itu, kami dapat membandingkan kondisi SMA Pembangunan
dengan SMA Batik I. Akhirnya, kami dapat menentukan sikap yang tepat
sesuai dengan kedudukan kami selaku siswa SMA Pembangunan.
Setelah rombongan SMA Pembangunan melaksanakan kunjungan ke
SMA Batik I, kegiatan dilanjutkan dengan berdarma wisata ke berbagai
objek wisata di kawasan Solo, misalnya ke Museum Radya Pustaka,
perpustakaan wilayah, dan Taman Wisata Jurug untuk melepaskan rasa
jenuh.
Demikian laporan singkat kegiatan kunjungan SMA Pembangunan
ke SMA Batik I yang dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2008.
Yogyakarta, 5 Januari 2008
Bagus Anggoro
Bab I ~
Pendidikan Nasional
7
Untuk menguji kemampuan Anda dalam mendengarkan laporan lisan,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara lisan yang dipandu oleh guru
Anda!
1.
Siapa yang mengadakan kunjungan ke SMA Batik I Solo?
2.
Tanggal berapa dilaksanakan acara kunjungan tersebut?
3.
Dari pihak sekolah, siapa saja yang ikut serta?
4.
Apa motivasi kunjungan sekolah tersebut?
5.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan selama berada di SMA Batik I?
6.
Objek wisata mana saja yang menjadi tempat pelepas rasa jenuh?
7.
Apa manfaat kegiatan kunjungan tersebut bagi siswa?
8.
Bagi pihak sekolah, apa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut?
2. Membedakan Fakta dan Opini
Setelah Anda menjawab setiap pertanyaan yang disajikan,
kelompokkanlah menjadi informasi yang berupa fakta dan opini. Fakta
merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi .
Perhatikan contoh di bawah ini!
“SMA Pembangunan mengadakan kegiatan kunjungan ke SMA Batik I pada
tanggal 5 Januari 2008,” sedangkan opini adalah pendapat mengenai peristiwa
yang terjadi dan secara tidak langsung disertai unsur subjektivitas.
Coba Anda bandingkan pernyataan opini berikut dengan fakta di atas!
“Acara kunjungan itu memberikan manfaat bagi kami terutama terhadap
wawasan keilmuan kami selaku siswa SMA Pembangunan.”
3. Memberikan Komentar (Tanggapan)
Dalam memberikan komentar terhadap laporan yang diperdengarkan
teman Anda tadi hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
a.
Gunakanlah bahasa yang efektif dan komunikatif
b.
Tunjukkanlah sikap yang baik
c.
Kemukakanlah pernyataan yang tidak menimbulkan makna ganda dan
menyinggung perasaan.
d.
Ungkapkanlah komentar secara urut dimulai dari segi judul kemudian isinya.
e.
Kritik dan saran yang dikemukakan hendaknya yang membawa perbaikan
terhadap laporan tersebut (konstruktif).
Latihan
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
8
Tugas Mandiri
Selain artikel, mendengarkan laporan pun dapat memberikan berbagai informasi
tergantung laporan tentang apa yang sedang disimak. Jika Anda telah berlatih
mengenai artikel, marilah menguji kemampuan Anda untuk mendengarkan
laporan! Anda dapat menggunakan laporan yang dibacakan teman Anda tadi
atau masing-masing siswa menyusun laporan pengamatan tentang apa saja yang
ada di sekitar Anda kemudian saling membacakan. Bertukarlah dengan teman
semeja. Selanjutnya, pilahkan fakta dan opini atas laporan yang dibacakan teman
Anda.
C.Menanggapi Pembacaan Puisi Lama
Puisi merupakan salah satu bentuk ekspresi pengarang tentang hidup dan
kehidupan. Kehidupan yang diungkapkan dalam puisi tersebut terlihat dari persoalan
yang diangkat sebagai tema. Tema yang diangkat biasanya universal, artinya bisa
berlaku untuk semua manusia pada umumnya. Baik dalam puisi lama maupun
modern persoalan yang diangkat senantiasa berkaitan dengan manusia.
Sebagai penikmat seni, mengartikan makna puisi tidak seperti membalikkan
telapak tangan. Begitu banyak simbol yang digunakan penyair untuk mewakili
ungkapan perasaannya.
Begitu unik karya tersebut, membuat penikmat seni yang ingin mendekati
bahkan memahaminya sangatlah berhati-hati dan harus bermodalkan ilmu yang
luas. Nah, dalam pembelajaran kali ini, Anda akan diperkenalkan dengan karya
unik itu, yaitu puisi. Namun, puisi yang akan dipelajari adalah puisi lama Indonesia
yang mungkin sudah hampir Anda lupakan.
Bagaimanakah bentuk puisi lama itu? Berikut ditampilkan salah satu bentuk
puisi lama berupa syair. Bacalah pelan-pelan atau di dalam hati
Bergundah Hati
(Sutan Takdir Alisyahbana)
Di atas tebing duduk seorang kelana
Memandang arah ke tengah lautan
Dalam hatinya, gundah gulana
Teringat kampung dengan halaman
Bab I ~
Pendidikan Nasional
9
Latihan
Pandangnya dilayangkan arah ke barat
Terlihat surya hampir terbenam
Sebab pun kelana, jadi melarat
Menurutkan hati yang remuk redam
Melihat surya, hampir beradu,
Cahayanya laksana emas perada
Hati kelana bertambah rindu
Terkenanglah ayah beserta bunda
Kelana duduk, hati bercinta
Suara hati rasa terdengar
Wahai kelana muda juita
Hendaklah engkau berhati sabar
(Perjuangan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan,
1977:25-26)
Sebelum menjawab pertanyaan berikut, bacalah sekali lagi syair di atas
dengan penuh penghayatan!
1.
Perasaan apa yang sedang diungkapkan dalam syair “Bergundah Hati”?
2.
Pada bait pertama, kerinduan kepada siapa yang diungkapkan?
3.
Dan pada bait keempat, kepada siapa penyair merasa rindu?
4.
Saat-saat bagaimana yang membuat perasaan manusia menjadi sedih,
menurut syair tersebut?
5.
Bagaimana persajakan yang ditampilkan pada syair tersebut?
1. Pembacaan Puisi dengan Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang Tepat
Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil bila pendengar terhanyut dalam
suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih
dan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
a.
tahap pertama, pembaca harus mempelajari dan memahami puisi yang akan
dibaca.
b.
tahap kedua, pembaca memahami pemenggalan (jeda) baik pada kata, frase,
atau kalimat.
c.
tahap ketiga, pembaca memahami siapa yang menjadi pendengarnya.
d.
tahap keempat, pembaca harus senang terhadap puisi yang akan dibaca.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
10
Tugas Mandiri
Di samping tahapan-tahapan di atas, perlu juga memperhatikan pelafalan
atau pengucapan secara jelas, misalnya:
a.
fonem diucapkan secara jelas, misalnya huruf a dengan mulut terbuka
lebar
b.
pemberian tekanan atau aksentuasi
c.
penekanan terhadap intonasi (nada naik, turun atau datar) secara tepat
Syair yang ditampilkan di atas merupakan ungkapan perasaan rindu
penyair, kesedihan yang amat sangat karena didera perasaan tersebut. Dalam
pembacaannya pun hendaknya memperhatikan turun naiknya kalimat yang
diselaraskan dengan turun naiknya irama jiwa yang bergetar. Kesedihan yang
amat sangat pun diwujudkan dengan ekspresi pilu yang mendalam. Cara
pembacaan kalimat demi kalimat pun pelan dan bersahaja.
2. Menanggapi Pembacaan Puisi Lama
Menanggapi berarti memberikan komentar, khususnya terhadap hasil
karya orang lain. Akan memberikan perbaikan, semangat atau motivasi bila
komentar yang diungkapkan bersifat membangun/positif/konstruktif.
Hal-hal yang dapat dijadikan bahan komentar adalah dari segi intonasi
saat membacakan puisi tersebut karena sangat berbeda dengan puisi baru. Dari
segi pelafalannya tidak jauh berbeda dengan puisi baru, karena lafal yang jelas
akan jauh lebih bermakna dibandingkan hanya dengan bergumam, sedangkan
dari segi penghayatan atau ekspresi, bila tidak dilakukan dengan maksimal akan
mengaburkan makna puisi tersebut.
Membacakan puisi dengan baik akan membuat pendengar ikut hanyut di
dalamnya seperti saat Anda membacakan cerpen, novel atau karya lain. Anda
pun dapat melakukannya dengan baik di depan kelas. Cobalah dengan puisi
lama pilihan Anda yang dapat Anda cari di perpustakaan sekolah Anda..
D.Meresensi Cerpen
Cerpen merupakan salah satu prosa fiksi yang penyajiannya singkat dan
habis dibaca dalam sekali duduk. Cerpen yang bagus dan bermutu sangat digemari
oleh pembaca. Untuk mendapatkan cerpen yang demikian, tidaklah mungkin Anda
membaca semua setiap kali berhadapan dengan cerpen. Ada cara yang efisien untuk
mengetahui kualitas cerpen yang akan Anda baca yaitu dengan membaca resensi
cerpen tersebut.
Bab I
~ Pendidikan Nasional
11
Sebelum mempelajari resensi cerpen, bacalah cerpen berikut ini dan pahami
isinya dengan seksama!
AIR MATA TUA
(Motinggo Boesje)
Penjaga kuburan mendekatinya dan bertanya:”Kenapa Nenek
menangis?”
Diangkatnya kepalanya pelan-pelan, dipandangnya penjaga kuburan
itu agak lama, dan suaranya yang gemetar dan tua itu berkata:”Kalaulah
cucuku dapat bertanya seperti engkau itu.” Dia berhenti sebentar, dihapusnya
air matanya. “Engkau sendiri bekerja di sini?” tanyanya kemudian.
“Ya”.
“Sepantasnya engkau masuk surga, Nak”.
Kemudian penjaga kuburan itu duduk di semen kuburan itu dan nenek
itu berkata: “Kuburan-kuburan di sini bersih. Kalau nanti saya dikuburkan
di sini, kau bersihkanlah kuburanku itu baik-baik, Nak.”
“Nenek begini segar. Nenek masih lama lagi akan hidup,” kata penjaga
kuburan itu.
“Benar, saya masih akan lama hidup?”
“Benar, Nek” dan penjaga kuburan itu sambil mempermainkan lidi
sapunya dan berkata lagi: “Nenek masih kuat. Nenek saya lihat berjalan ke
sini tidak pakai tongkat dan masih kuat.”
“Kalaulah cucuku bisa menghibur saya macam kamu,” kata
perempuan tua itu sambil menghapus air matanya yang pelan-pelan berjalan
dari pinggir matanya menuju pipi.
“Cucuku ada lima orang, Nak. Tak seorang pun yang menanyakan
kesehatanku, apalagi kesedihanku. Kalau mereka memberiku makan, bukan
mereka yang mengatakan, “Makanlah, Nek, tapi si babu, cuma si babu yang
mengatakan itu. Si babu mengaji kalau saya sudah mengantuk,” perempuan
tua itu menangis lagi. “Pagi ini si babu membersihkan ladang. Ladang itu
sebenarnya adalah ladangku, tapi cucu-cucuku menganggap ladang itu
ladang mereka. Pada waktu musim memetik jeruk, saya cuma bisa makan
tiga buah jeruknya saja. Itu pun bukan yang manis-manis.”
“Di mana Nenek tinggal?”
“Di dapur, bersama si babu.”
“Di dapur?”
“Ya, di dapur, bersama-sama si babu. Kalau pagi saya kedinginan.”
Tangan tua nenek yang tua itu menepuk-nepuk semen kuburan itu. “Ini
kuburan Adam. Adam adalah suamiku,” katanya.
“Sudah lama suami nenek meninggal dunia?”
“Baru sepuluh tahun ini. Waktu Adam masih hidup, sama-sama kami
mandi di sumur. Adam yang menimbakan air untukku. Saya ingin lekas-
lekas mati saja. Sepuluh tahun lamanya saya disiksa oleh cucu-cucuku itu.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
12
Mula-mula saya tidur di kamar depan. Lalu, ketika cucuku yang tertua
kawin, saya dipindahkan ke kamar tengah. Ia kawin dan beranak, dan saya
dipindahkan lagi ke kamar belakang. Dan sekarang, saya menempati dapur
bersama-sama si babu. Kalau pagi saya merasa dingin. Si babu juga mengaji
kalau subuh,” dan dibetulkannya kerudungnya, lalu berkata: “Si babu pintar
sekali mengaji.”
Lalu nenek tua itu berkata lagi:”Musim memetik jeruk yang lalu,
saya cuma dapat tiga jeruk, itu pun yang masam-masam.”
“Yang masam-masam? Yang manis-manis untuk mereka?”
Kini pandangannya dengan matanya yang tua itu berputar ke arah
kuburan-kuburan sekeliling. “He!” gemetar ia tiba-tiba. “Tanah pekuburan
ini sudah penuh semuanya. Di mana nanti saya akan dikuburkan?”
“Masih ada sedikit, di sana,” kata penjaga kuburan itu.
“Sedikit?”
“Ya, sedikit.”
“Masih banyak lagikah yang akan mati, Nak?” tanyanya dengan
gelisah, dan kemudian bertanya lagi: Di mana nanti saya akan dikuburkan?”
“Kenapa nenek sampai berkata begitu?” tanya penjaga kuburan itu dengan
cemas pula.
“Saya sudah tua dan bukankah sebentar lagi mati? Di mana saya akan
dikuburkan? Saya tidak bisa mengumpulkan uang lagi sejak cucu-ucuku
tidak membagikan hasil penjualan buah-buahan ladangku. Ladang buah-
buahan itu sayalah yang punya. Padahal Adam yang membeli semua itu,
ketika kami baru kawin dan ketika itu saya tidak tua berkerinyut seperti ini.
Pohon-pohon jeruk itu Adam yang nanam. Tapi cucu-cucuku cuma
memberiku tiga buah jeruk saja, itu pun bukan yang manis-manis.”
Dia menangis tersedu-sedu dan berkata: “cuma ini uang simpananku.
Kamu hitunglah, Nak. Cukupkah buat beli tanah kuburan?”
Tangan tuanya meraba-raba stagennya dan memberikan uang yang
terlipat baik-baik itu kepada penjaga kuburan itu. Penjaga kuburan itu
menghitung-hitung dan kemudian tertawa.
“Kenapa kamu tertawa, Nak? Apa tidak cukup? tanyanya.
“Yang tiga lembar ini sudah tidak laku lagi,” jawab penjaga kuburan.
“Tidak laku? Itu adalah uang pensiun Adam yang kusimpan baik-
baik. Kenapa tidak laku lagi? Apa uang palsu? Tidak mungkin!”
“Uang ini sudah lama dinyatakan tidak berlaku lagi, Nek,” sahut
penjaga kuburan.
“Kenapa?”
Penjaga kuburan itu tak bisa menjawab.
“Tidak cukupkah membeli tanah kuburan dengan uang yang laku saja
itu?” tanya nenek tua itu tiba-tiba. Lalu dipandangnya tanah kuburan
sekeliling, dan dia berkata lagi: “Sudah penuh semua. Saya, musti membeli
yang sedikit itu. Saya tidak punya harta dan uang lagi selain itu. Tidak
cukupkah uang itu, Nak?”
Bab I
~ Pendidikan Nasional
13
“Belum cukup, Nek.”
“Belum cukup? Bagaimana akalku? Saya takkan minta pada cucu-
cucuku itu, karena mereka pun pasti tak mau memberi. Mereka cuma mau
mengambil kepunyaanku, sampai jeruk-jerukku pun diambilnya.”
Kini penjaga kuburan itu melihat perempuan tua itu merundukkan kepalanya
dan tiba-tiba dilihatnya seuntai kalung emas berayun-ayun di leher
perempuan tua itu.
“Nenek masih punya harta. Jangan kuatir! Semua itu bisa dibelikan
tanah kosong yang enam meter persegi,” kata penjaga kubur.
“Saya tidak punya apa-apa lagi kecuali uang itu dan yang tiga lembar
yang tidak laku itu.”
“Nenek masih punya kalung ringgitan emas.”
Perempuan tua itu terkejut dan tangan tua meraba ringgit yang tergantung
di lehernya. “Ini? Oh, ini pemberian Adam waktu kami kawin dulu.”
“Kalau nenek mau benar-benar membeli tanah pekuburan, jual sajalah,
Nek, kalung emas itu.”
“Dijual?” suaranya gemetar lebih hebat. “Apa saya mau dikutuk oleh
almarhum suamiku?”
Penjaga itu terdiam, tapi tetap dipandangnya nenek tua itu dengan
pandangan yang bersungguh-sungguh. Perempuan tua itu memandang ke
sekeliling lagi. Tanah-tanah pekuburan di sekitarnya ditangkapnya dengan
pandangan matanya yang tua, dengan linu.
“Emas tidak dibawa mati, ya, ya, emas tidak tidak dibawa mati. Saya
ingin dikubur di kuburan Adam. Ya, ya saya harus membeli tanah itu. Emas
memang tidak dibawa mati, Nak.”
Sejak dia keluar dari gerbang pekuburan, air matanya semakin kering.
Dan, sejak itu pula, setiap akan tidur sambil mendengar si babu mengaji
terbayang dalam angan-angannya yang tua sebuah pekuburan yang bersih
di mana ia tidur baik-baik di bawah permukaannya, di mana rohnya akan
bertemu dengan roh Adam, suaminya yang tercinta.
Dia telah membeli tanah itu! Dia seakan-akan telah membeli harga
yang terakhir dari masa hidupnya. Setiap malam dia berdoa dan mohon
kepada Tuhan agar saat itu pun tiba baginya.
Suatu malam ketika dia penuh dengan angan-angan, terdengar pintu
dapur diketuk orang. Siapa yang mengetuk pintu, malam-malam begini?
Apa si babu sudah tidur?
“Babu, bangunlah. Ada orang mengetuk pintu kita.”
Si babu tersentak. Ketika itu kepalanya di atas kitab suci. Matanya
sama menatap pintu itu dengan segala kecemasan dan sekali-kali ia melihat
kepada nenek tua yang sedang terbujur tidur
“Kaukira itu maling? Jangan takut, Babu. Kalau itu maling, apa yang
akan mereka ambil di dapur ini?”
“Bukan maling, Nek,” kata si babu, lalu berdiri dan kemudian
membukakan pintu. Seorang lelaki berdiri di pintu.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
14
“Siapa itu, Babu?”
“Rakhman, Nek.”
“Rakhman, cucuku? Kenapa kau datang malam-malam begini, ke
sini? Biasanya tidak pernah”.
“Nenek harus pindah, malam ini juga, Nek,” kata lelaki itu.
Nenek itu mencoba sekuat tenaga membangunkan dirinya.
“Pindah? Kemana lagi kalian akan lemparkan diriku sekarang?”
Lelaki itu berjongkok. “Dokter menyuruh pindah,” katanya.
“Dokter”
“Ya, dokter!”
“Apa hak dokter, makanya ia mau lemparkan diriku! Bukankah rumah
ini pembelian Adam?”
“Ada wabah kolera. anak-anak diserang kolera.”
Kemudian masuk lagi seorang lelaki. Dialah dokter itu. Dan dokter
kemudian menjelaskan kepada nenek tua itu agar pindah ke rumah sakit
untuk menghindarkan penularan penyakit kolera.
“Baiklah, baiklah anak muda. Tapi biar pun di mana saja kalian
lemparkan saya, saya kan akan mati juga,” katanya. “Tapi jangan pisahkan
saya dari si babu,” katanya lagi.
Namun, dia tetap dipisahkan dari si babu. Kalau malam dia merasa
sunyi sekali, tidak didengarnya suara orang mengaji. Yang didengarnya
adalah suara orang-orang-orang yang merintih-rintih, bermimpi, mengigau,
dan bau-bau yang tidak enak bagi hidungnya yang telah tua dan keriput itu.
Setiap juru rawat masuk ke kamarnya nenek itu selalu bertanya, kapan dia
boleh keluar?
Suatu saat seorang juru rawat membisikkan di telinganya dengan suara
hati-hati bahwa semua cucunya dan si babu telah meninggal dunia
“Si babu juga?” tanyanya cemas.
“Ya. Dia juga meninggal dunia.”
“Oh, dengan siapa lagi saya akan tinggal?” tanyanya sedih.
“Dengan kami.”
Sore itu seorang juru rawat mengantarnya ke pekuburan, di mana
cucu-cucunya seluruhnya dikuburkan dan juga di mana si babu ikut tertimbun
dengan tanah-tanah itu. Perempuan tua itu menangis tersedu-sedu hingga
juru rawat itu payah sekali membujuknya untuk pulang.
Kini, perempuan tua itu dengan matanya yang tua itu mencoba
melihat ke sekeliling, dan dengan pandangan tuanya ia tidak melihat
setumpak pun tanah yang kosong.
“Sudahlah, Nek. Jangan menangis lagi. Mari pulang,” ajak perempuan
muda itu.
Perempuan tua itu menjawab: “Saya sedih sekali, Nak.”
“Kenapa? Bukankah mereka sudah selamat dikuburkan?”
Bab I
~ Pendidikan Nasional
15
Latihan
“Bukan itu. Bukan itu. Saya sedih di mana saya akan dikuburkan
nanti? Semua tanah itu sudah penuh. Saya sudah menjual ringgit emas
pemberian suamiku, dan telah kubeli tanah ini untuk kuburan saya, tapi
sekarang mereka yang memakai tanah ini buat kuburan mereka.”
“Di mana lagi, coba, tanah untuk saya?” sambung si nenek itu. “Semua
sudah terisi. Waktu hidupnya, mereka cuma memberiku tiga buah jeruk, itu
pun jeruk-jerukku, dan waktu mati.”
“Sudahlah, Nek, mari kita pulang.”
“Saya tidak akan pulang.”
Dan perempuan tua itu dengan tersedu-sedu berkatalah lagi:”Cobalah
kaupikir, Nak, di mana saya akan dikuburkan. Tanah-tanah di sini semua
sudah terisi!”
Dan perempuan muda itu tidak dapat menjawabnya.
Dan perempuan tua itu melihat dengan mata tuanya lagi, ke sekeliling.
Dan pandang tuanya yang sudah layu itu tidak menangkap lagi setumpak
pun tanah yang kosong.
Ketika itulah air matanya berjalan pelan-pelan, dari pinggir pelupuk
matanya ke daging-daging pipinya, seperti seorang tua berjalan pelan-pelan
di pinggir tebing menuruni sebuah lembah.
Sastra
No. 7, Th. I. November 1961
Cerpen Indonesia III, 1986:88-94)
Untuk lebih memahami cerpen di atas, ada baiknya Anda menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan baik!
1.
Siapakah tokoh utama dalam cerpen “Air Mata Tua”?
2.
Adakah tokoh pendamping cerita, sebutkanlah!
3.
Apa yang dilakukan nenek saat berada di pekuburan pagi itu?
4.
Semenjak Adam meninggal dunia, dengan siapa si nenek tinggal?
5.
Mengapa nenek merasa ingin mati saja?
6.
Sikap apa saja yang telah dilakukan cucu-cucunya hingga membuat si nenek
sedih?
7.
Pada malam itu, si nenek diungsikan ke rumah sakit. Apa yang terjadi?
8.
Dengan apa nenek membeli tanah pekuburan untuk kuburannya nanti?
9.
Mengapa semua cucu dan si babu meninggal dunia?
10. Saat melihat kuburan cucu dan si babu nenek tetap menangis. Apa yang
ditangisinya?
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
16
1. Pengertian Resensi
Sebelum membahas cerpen yang menjadi objek bahasan pada subbab ini,
Anda perlu mengingat kembali pengertian resensi itu sendiri. Resensi atau
disebut juga timbangan buku adalah suatu penilaian serta pembicaraan tentang
sebuah buku, baik fiksi maupun nonfiksi mengenai segala kelebihan dan
kelemahan yang terdapat dalam buku itu dengan tujuan memberikan wacana/
gambaran bagaimana kualitas buku tersebut. Resensi buku baik fiksi maupun
nonfiksi dapat Anda jumpai di surat kabar-surat kabar atau majalah yang terbit
di kota Anda.
Untuk membahas kelebihan dan kelemahan cerpen, Anda dapat
menganalisis temanya, apakah tema cerpen itu dan sudahkah disesuaikan dengan
kebenaran umum. Plot merupakan rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan
sebab-akibat, bagaimana plot/alur yang disajikan pengarang, apakah membuat
cerpen itu lebih menarik atau bahkan menjemukan, sedangkan karakter tokoh-
tokoh baik antagonis maupun protagonis, mampukah diangkat menjadi karakter
yang wajar dan hidup ketika bermain. Kemudian apakah pengarang
menghubungkan karakter satu dengan yang lain dalam sebuah tema cerita.
Pengarang mungkin bisa masuk ke dalam cerita tersebut atau hanya sebagai
orang yang berada di luar cerita. Anda dapat mencermatinya, apakah pengarang
cerita konsekuen dengan keberadaannya hingga akhir cerita. Sedangkan gaya
bahasa adalah unsur yang memberikan warna pada cerita. Bagaimanakah
kemenarikan cerpen juga sangat tergantung pada penggunaan gaya bahasa dan
pilihan kata-katanya. Seting (latar) adalah tempat, kondisi yang menjadi latar
belakang cerita, apakah disajikan secara jelas atau tidak dan sesuai atau tidakkah
dengan rangkaian ceritanya.
2. Meresensi Cerpen
Resensi cerpen berbeda dengan resensi buku nonfiksi. Cerpen ditulis oleh
seorang cerpenis berdasarkan kreativitas, sensitivitas, dan kekritisan terhadap
dunianya yang bersifat subjektif. Sedangkan buku nonfiksi ditulis oleh
pengarang dengan sudut pandang yang lebih objektif. Resensi dapat diartikan
dengan tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku.
Informasi tersebut disampaikan kepada pembaca untuk memberi pertimbangan
tentang keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian yang dialami pembaca
jika membaca buku tersebut.
Coba Anda perhatikan hal-hal yang ditulis dalam sebuah resensi berikut!
a.
Bagian pembuka berisi informasi tentang identitas buku yang meliputi judul
buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, desain sampul, dan
harga buku.
b.
Isi resensi berupa penyajian isi buku, gaya bahasa (
style
) pengarang, hal-
hal yang menarik,dan perbandingan buku tersebut dengan buku sejenis yang
ditulis pengarang lain.
c.
Penutup berisi kesimpulan tentang keuntungan atau kerugian yang dapat
dipetik pembaca bila membaca buku tersebut.
Bab I
~ Pendidikan Nasional
17
Rangkuman
Tugas Mandiri
Selanjutnya unsur alur, latar, penokohan yang ditampilkan, sudut pandang
pengarang, nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen, bahasa dan gaya
bercerita serta identitas pengarang itu sendiri, siapa dia dan bagaimana
aktivitasnya?
Meresensi sebuah karya(cerpen) dapat dilakukan oleh siapa pun asalkan
memiliki kemampuan ilmu-ilmu kesastraan yang memadai. Anda pun dapat
melakukannya. Nah, sekarang marilah meresensi cerpen “Air Mata Tua” dengan
kemampuan yang Anda miliki. Bila Anda mengalami kesulitan, mintalah
bimbingan guru Anda.
Sebagai portofolio, carilah buku kumpulan cerpen di perpustakaan sekolah
Anda, bacalah isinya dan buatlah resensinya. Selanjutnya kumpulkan tugas
tersebut dan mintalah penilaian kepada guru Anda!
1.
Untuk menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel dapat
dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu membaca dengan sistem membaca
intensif, mencari kalimat utama dalam setiap paragraf dan menyimpulkan
secara garis besar kalimat-kalimat utama tersebut.
2.
Laporan terbentuk dari dua informasi yaitu berupa fakta dan opini. Fakta
adalah peristiwa yang benar-benar terjadi sedangkan opini merupakan
komentar/pendapat tentang peristiwa yang sedang dibicarakan.
Memberikan komentar terhadap laporan lisan yang hendaknya
memperhatikan bahasa yang digunakan, sikap, isi komentar, keruntutan
pemikiran.
3.
Menanggapi pembacaan puisi lama meliputi tepat atau tidak pelafalannya,
intonasi yang digunakan sesuai atau tidak dengan makna puisi tersebut
dan bagaimana kesesuaian ekspresi yang ditampilkan saat membacakan
puisi.
4.
Resensi adalah pertimbangan baik buruk suatu karya baik fiksi ataupun
nonfiksi yang tujuannya memberikan gambaran bagi pembaca terhadap
kualitas buku yang akan dibaca.
Menulis resensi buku kumpulan cerpen harus memperhatikan unsur-unsur
yang terdapat di dalamnya seperti: kesesuaian tema, alur yang disajikan, karakter
tokoh-tokohnya, latar yang membloking setiap peristiwa, bahasa yang digunakan,
gaya kepenulisan pengarang, dan sebagainya.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
18
Refleksi
1.
Sikap yang hendaknya dilakukan dalam membaca artikel adalah membaca
dengan sistem intensif sehingga ide pokok dan permasalahan yang diulas
dalam artikel dapat dipahami. Hindari membaca secara meloncat-loncat,
hal ini akan mempersulit Anda mengamati tiap-tiap paragraf yang
disajikan karena di dalam paragraf Anda akan menemukan gagasan pokok
yang menjadi ide penulisan paragraf tersebut.
2.
Saat Anda mendengarkan informasi yang disampaikan secara lisan hindari
sikap cuek atau masa bodoh. Memusatkan pikiran akan membantu Anda
dalam memahami isi laporan sehingga Anda dapat membedakan mana
fakta dan opini.
3.
Sikap yang sebaiknya ditunjukkan dalam memberikan komentar terhadap
laporan yang dibacakan teman hendaknya kooperatif. Mampu
memberikan masukan yang positif atau membangun guna perbaikan
laporan.
4.
Sikap yang ditunjukkan dalam menanggapi pembacaan puisi hendaknya
secara runtut dalam pengungkapannya, yaitu dari judul, isi, dan
penampilan pembacanya. Dalam membacakan puisi lama, hindarilah
membaca untuk diri sendiri bila berada di muka umum. Penggunaan lafal
yang tepat, intonasi dan ekspresi yang sesuai dengan makna puisi akan
memberikan tampilan yang baik.
5.
Sikap yang hendaknya diperhatikan dalam meresensi yaitu menguasai
bahan yang menjadi objek yang akan diresensi, unsur-unsur yang
diresensi serta urut-urutan penyajiannya.
Bab I
~ Pendidikan Nasional
19
I.
Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!
1.
Pembiayaan yang ditanggung masyarakat untuk wajib belajar membesar.
Padahal, dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun, mestinya
pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara mengingat pendidikan
merupakan salah satu hak dasar warga negara.
(Kompas, 2008: 12).
Ide pokok dan permasalahan yang terdapat pada pernyataan di atas adalah... .
a.
beban masyarakat meningkat
b.
program wajib belajar hanya untuk masyarakat tidak mampu
c.
program wajib belajar diselenggarakan dalam 9 tahun
d.
pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara
e.
pendidikan merupakan salah satu hak dasar warga negara
2.
Problem bangsa Indonesia saat ini adalah kemiskinan di segala bidang. Oleh
karena itu, dunia pendidikan seharusnya mampu melahirkan para pemberontak
yang siap melakukan perubahan bagi bangsa ini guna menolong orang-orang
miskin dan memiliki komitmen sosial untuk memberadabkan dan merawat
alam.
(Kedaulatan Rakyat, 2008:19)
Permasalahan yang sedang diulas dari pernyataan di atas adalah ... .
a.
bangsa Indonesia adalah bangsa yang miskin
b.
pemiskinan di segala bidang merupakan problem bangsa Indonesia
c.
dunia pendidikan harus melahirkan “pemberontak”
d.
bangsa Indonesia hendaknya segera mengentaskan kemiskinan
e.
generasi muda ikut memberadabkan dan merawat alam
3.
Selain laporan pengamatan, kunjungan, dan laporan hasil diskusi terdapat pula
laporan perjalanan. Saat mendengarkan laporan perjalanan, ada beberapa hal
yang perlu dicatat, kecuali ... .
a.
tujuan perjalanan
d.
hasil perjalanan
b.
waktu perjalanan
e.
komentar peserta perjalanan
c.
peserta perjalanan
4.
Untuk meresensi sebuah cerpen, hendaknya perlu memperhatikan hal-hal
berikut,
kecuali
... .
a.
menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan resensi
b.
menyelesaikan pendidikan program kesastraan
c.
memiliki buku-buku pendamping yang berkaitan dengan resensi
d.
banyak membaca tentang hasil resensi karya orang lain
e.
memahami karya yang akan diresensi
Evaluasi
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan
Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
20
5.
Komentar berikut sangat tepat diajukan untuk perbaikan laporan lisan yang
dibacakan teman Anda adalah ... .
a.
laporan yang Anda bacakan tadi, saya rasa kurang bermutu karena bahasa
yang Anda gunakan tidak efektif
b.
saya tidak mengerti, mengapa Anda tidak mengungkapkan tujuan perjalanan
Anda. Apakah karena Anda lupa?
c.
laporan yang Anda bacakan cukup baik, namun bila Anda melengkapinya
dengan hasil pembicaraan yang Anda lakukan dengan penjaga keraton,
alangkah lengkapnya laporan Anda
d.
menurut saya, laporan tadi sangat minim informasi
e.
maaf, laporan yang Anda bacakan terlalu mengada-ada
6.
Cerpen yang berjudul “Air Mata Tua” sangat tepat untuk dibaca bagi semua
kalangan karena memberikan gambaran kesederhanaan seorang manusia.
Kutipan pernyataan di atas merupakan bagian dari ... .
a.
identitas buku
d. kesesuaian bagi pembaca
b.
ringkasan buku
e. analisis buku
c.
kelebihan dan kelemahan
7.
Bagian pembuka dalam sebuah resensi adalah ... .
a.
judul buku, penulis, penerbit, hal-hal yang menarik, gaya bahasa
b.
judul buku, gaya bahasa, kelebihan dan kelemahan buku
c.
judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit
d.
judul buku, jumlah halaman, penjual buku, harga buku
e.
judul buku, keuntungan dan kerugian, manfaat buku
8.
Berikut ini termasuk ke dalam bentuk puisi lama,
kecuali
... .
a.
syair
d. balada
b.
bidal
e. gurindam
c.
pantun
9.
Cara membacakan puisi lama sangat berbeda dengan puisi baru karena dalam
puisi lama terdapat persajakan yang telah menjadi ciri khasnya. Untuk itu, hal
yang hendaknya diperhatikan adalah ... .
a.
Memberikan makna pada tiap-tiap kata
b.
Menginterpretasi sesuai dengan kemampuan pembaca
c.
Memaknai larik ketiga dan keempat karena merupakan isi
d.
Memaknai bagian sampiran, yaitu larik pertama dan kedua
e.
Membandingkan dengan bentuk puisi lama yang lain
10.
Pernyataan berikut ini merupakan opini dalam sebuah laporan pengamatan
tentang dunia pendidikan, kecuali ... .
a.
pendidikan murah merupakan dambaan bagi masyarakat Indonesia
b.
semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita raih, semakin luas pula
wawasan pengetahuan yang kita miliki
c.
jenjang pendidikan di Indonesia dimulai dari SD, SMP, SMA, S1, S2, S3.
d.
bila pendidikan menjadi barang mewah bagi bangsa Indonesia, maka
pendidikan hanya milik kaum berduit saja
e.
untuk itu, pendidikan hendaknya melahirkan para “pemberontak” yang siap
dengan segala perubahan