Halaman
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Penulis
: I Wayan Legawa
Suhadi
Purwantara
Sugiharsono
Purwadi
Suhandini
Teguh Dalyono
Sunarko
Moch. Enoh
Endang
Ekowati
Muhamad Nur Rokhman
Endang
Mulyani
Catur Rismiati
Harianti
Suwito Eko Pramono
A.M. Sardiman
Ilustrasi,
Tata Letak
: Direktorat Pembinaan SMP
Perancang Kulit
: Direktorat Pembinaan SMP
Buku ini dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP
Ukuran Buku
: 21 x 30 cm
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
300.7
CON
Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4/I Wayan Legawa,...[et. al.].--
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
V, 349 hlm.: ilus.; 30 cm.
Bibliografi: hlm. 341-342
Indeks.
ISBN
1. Ilmu Pengetahuan Sosial-Studi dan Pengajaran
I. Judul
II. Sugiharsono
III. Dalyono, Teguh
IV. Enoh, Moch.
V. Rokhman, Muhamad Nur
VI. Rismiati, Catur
VII. Pramono,
Suwito
Eko
VIII. Pur
wantar
a, Suhadi
IX. Suhand
ini, Purwadi X. Sunarko
XI. Eko
wati,
Endang
XII. Mulyani, Endang
XIII. Harianti
XIV.
Sardiman
, A.M.
KATA SAMBUTAN
Salah satu upaya untuk melengkapi sumber belajar yang relevan dan
bermakna guna meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP mengembangkan buku
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas
IX. Buku pelajaran ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, No. 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, dan berdasarkan kriteria buku pelajaran yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Buku pelajaran ini merupakan penyempurnaan dari bahan ajar
kontekstual yang telah dikembangkan Direktorat Pembinaan SMP dalam
kaitannya dengan kegiatan proyek peningkatan mutu SMP. Bahan ajar
tersebut telah diujicobakan ke sejumlah SMP di provinsi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Gorontalo sejak tahun 2001. Penyempurnaan bahan ajar menjadi buku
pelajaran yang bernuansa pendekatan kontekstual dilakukan oleh para
pakar dari beberapa perguruan tinggi, guru, dan instruktur yang
berpengalaman di bidangnya. Validasi oleh para pakar dan praktisi serta uji
coba empiris ke siswa SMP telah dilakukan guna meningkatkan kesesuaian
dan keterbacaan buku pelajaran ini.
Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini telah dinilai oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan, dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai buku pelajaran di SMP. Sekolah diharapkan dapat
menggunakan buku pelajaran ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan keberm
aknaan pembelajaran. Pada akhirnya,
para siswa diharapkan dapat menguasai semua Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar secara lebih mendalam, luas serta bermakna, kemudian
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saran perbaikan untuk penyempurnaan buku pelajaran ini sangat
diharapkan. Terimakasih setulus-tulus
nya disampaikan kepada para penulis
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pelajaran ini, baik pada
saat awal pengembangan bahan ajar, ujicoba terbatas, maupun
penyempurnaan sehingga dapat tersusunnya buku pelajaran ini.
Terimakasih dan penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu terwujudnya penerbitan buku pelajaran ini.
Jakarta, Juli 2008
Direktur Pembinaan SMP
Daftar Isi
v
Kata Pengantar ....................................................................................... iii
Daftar I si
...............................................................................................v
BAB I
: Bentuk-Bentuk Muka Bumi .............................................. 1
BAB II
: Kehidupan Pada Masa Pra Aksara Di Indonesia ........ 23
BAB III : Interaksi Sosial dan Sosialisasi........................................ 45
BAB IV : Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi .......... 63
BAB V : Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi ............... ......... 71
BAB VI : Peta, Atlas, dan Globe ............................................ ......... 87
BAB VII : Sketsa dan Peta Wilayah................................................ 109
BAB VIII : Kondisi Geogra
fi
s dan Penduduk Indonesia ............. 125
BAB IX : Gejala-Gejala Di Atmosfer dan Hidrosfer .................. 161
BAB X
: Penggunaan Lahan dan Kegiatan Ekonomi .............. 185
BAB XI : Perkembangan Masyarakat Pada Masa
Hindu-Budha .................................................................. 201
BAB XII : Perkembangan Masyarakat Pada Masa Islam
Di Indonesia..................................................................... 231
BAB XIII : Perkembangan Masyarakat Pada Masa
Kolonial Eropa ............................................................... 269
BAB XIV : Kegiatan Pokok Ekonomi ............................................. 281
BAB XV : Badan Usaha dan Perusahaan ..................................... 303
BAB XVI : Kewirausahaan ............................................................... 323
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 341
GLOSARIUM ........................................................................................ 343
INDEX ........................................................................................... 349
DAFTAR ISI
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
1
Bentuk permukaan bumi yang kita huni tidak rata. Kenyataannya
permukaan bumi ada yang cembung ada yang cekung. Bentuk
c
embun
g
dapat berupa bukit,
g
unun
g
, maupun
pe
g
unun
g
an. Sedan
g
kan bentuk cekun
g
dapat
b
erupa lemba
h
, danau, maupun lautan. Mengapa
ada berbagai macam bentuk? Dalam bab ini dapat
dipelajari berbagai macam bentuk dan proses
terjadinya permukaan bumi.
BENTUK-BENTUK
MUKA BUMI
BAB
I
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
PETA KONSEP
Kata Kunci
tektonik lempeng, tenaga endogen, tenaga eksogen, vulkanisme,
seisme, tektonisme, pelapukan, erosi, sedimentasi
Pelapukan
Erosi
Sedimentasi
RELIEF PERMUKAAN BUMI
PROSES PEMBENTUKAN RELIEF
PERMUKAAN BUMI
TENAGA ENDOGEN
TENAGA EKSOGEN
Vulkanisme
Seisme
Tektonisme
Gambar 1.1
Bumi
dilihat dari angkasa
Bumi yang dipotret dari ruang
angkasa tampak seperti
gambar 1.1.
Melalui gambar tersebut maka
bumi dapat dibedakan menjadi
daratan dan samudra. Dalam
gambar tersebut tampak
Benua Afrika dan sebagian
Asia. Samudra yang tampak
adalah Samudera Hindia dan
Samudera Atlantik
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
2
A. STRUKTUR LAPISAN BUMI
Bumi adalah salah satu planet tata surya. Pada awal
pembentukannya, bumi berupa benda angkasa yang pijar dan sangat
panas. Setelah berjuta-juta tahun, bumi yang pijar dan sangat panas
tersebut perlahan-lahan mengalami pendinginan. Bagian kulit bumi
menjadi beku, walaupun bagian dalam masih tetap panas. Lihat
gambar 1.2 berikut ini:
Inti bumi (inti dalam dan inti luar), merupakan massa cair liat
yang sangat kental dan sangat panas, yang terdiri atas nikel dan
besi (nife). Temperatur di bagian pusat bumi ± 2.500°C. Kerak bumi
yang dingin dan padat massa jenisnya lebih kecil dari massa cair
yang ada di bawahnya. Karena itulah kerak bumi terapung di atas
lapisan mantel yang cair liat.
Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut
lempeng
samudera
, sedangkan kerak bumi yang membentuk benua dinamakan
lempeng benua
. Lempeng samudera bergerak dari tengah samudera
karena tertekan dari bawah lempeng yang cair pijar. Lempeng yang
bergeser akhirnya akan bertumbukan dengan lempeng yang lain.
Karena tumbukan tersebut terjadi proses seperti tampak pada Gambar
1.3
Keterangan:
A = Inti dalam, jari-jarinya 1.300 km.
Massa jenisnya = 12 – 15.
B = Inti luar, tebalnya 2.100 km.
Massa jenisnya = 12 - 15.
C = Mantel, tebalnya 2.900 km.
Massa jenisnya = 3,0 – 8,0.
D = Kulit bumi atau kerak bumi,
tebalnya 4 – 80 km. Massa jenis 2,6 - 3,0.
Gambar 1.2 Struktur bumi bagian dalam
Gambar 1.2
Struktur bumi
bagian dalam
Lempeng samudera yang bergeser ke kanan akan bertabrakan
dengan lempeng benua, kemudian menunjam ke bawah, dan leleh
karena panas dan berubah menjadi magma yang mengeluarkan energi
(tenaga). Bila tumpukan magma dan tumpukan energi tersebut terus
bertambah dan menjadi sangat besar, akhirnya akan menyebabkan
terjadinya hal-hal berikut:
Gambar 1.3
Lempeng
samudera menumbuk
lempeng benua
Sumber:
i31.photobucket.com
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
3
Gambar 1.5
Relief
muka bumi di
daerah subduksi
(Plumer, 1985)
1. M agma yang akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui
retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala
semacam ini disebut vulkanisme.
2. Tumpukan energi di daerah penunjaman demikian besar, maka
energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan
lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Getaran
ini dise but gempa bumi.
3 Gerak lempeng, tekanan ke atas dari magma dan energi yang
terkumpul di daerah penunjaman, akan mampu menekan
lapisan kulit bumi sehingga kulit bumi bisa melengkung atau
bahkan patah. Gejala ini disebut tektonisme. Ketiga gejala
tersebut di atas, yaitu vulkanisme, seisme dan tektonisme,
semuanya berupa tenaga yang berasal dari dalam bumi, dan
dinamakan tenaga endogen (endo = dalam).
Di daerah konveksi akan terbentuk relief muka bumi yang
berujud (Gb. 1.4), (a) gunungapi bawah laut, (b) lembah bawah
laut, dan (c) pegunungan bawah laut.
Relief muka bumi yang terbentuk di daerah tumbukan
lempeng adalah: (a) palung laut, (b) pegunungan, (c) gunungapi
aktif, dan (d) pulau-pulau lipatan. Lempeng samudera dan
lempeng benua ternyata bergeser-geser atau berjalan-jalan.
(Gambar 1.5)
Gambar 1.4
Arus konveksi
dan pergeseran
lempeng
menyebabkan
terbentuknya
relief muka bumi
(Plumer, 1985).
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
4
B. VULKANISME
Proses keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan
bumi disebut vulkanisme. Keluarnya magma ke permukaan bumi
umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan
pada gunung api.
1. Instrusi dan ekstrusi magma
Di dalam kulit bumi, di bawah gunung api terdapat rongga
besar dengan dinding tidak beraturan disebut dapur magma.
Dapur magma berisi benda cair liat sangat panas, yang disebut
magma. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut
lava. Lava pijar yang keluar dari gunung api, suhunya masih
sangat tinggi yaitu masih beberapa ratus drajad celsius. Setelah
beberapa lama suhu lava makin dingin dan akhirnya membeku
menjadi batuan beku. Magma yang menerobos atau menyusup
menuju permukaan bumi ada yang membeku sampai di
permukaan bumi, tetapi ada pula yang sudah membeku
sebelum sampai ke permukaan bumi. Apabila penyusupan
magma tersebut tidak mencapai permukaan bumi disebut
intrusi magma
, dan bila sampai di permukaan bumi disebut
ekstrusi magma.
2. Bentuk gunung api
Menurut bentuknya gunung api digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu
a. Gunung api perisai, yaitu gunung api yang bentuknya seperti
perisai atau tameng. Gunung api ini lerengnya sangat landai.
Contoh: G. Maona Loa di Hawaii. Erupsi yang dimikian
disebut erupsi efusif.
b. Gunung api strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti
kerucut. Gunung semacam ini makin lama akan makin
bertambah tinggi. Pada umumnya gunung api di Indonesia
termasuk jenis gunung api strato.
c. Gunung api maar, yaitu gunung api yang lubang kepundan
berbentuk corong. Contoh: Gunung Paricutin di Meksiko,
Gunung Rinjani di Nusa Tenggara. Bila dasar dan dinding
corong kepundan tak dapat ditembus air maka akan terbentuk
danau kawah, seperti pada G. Rinjani.
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
5
3. Material hasil erupsi
Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan
terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah material padat,
material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang disebut
piroklastika,
dan dibedakan menjadi:
a. batu-batu besar disebut bom,
b. batu-batu kecil disebut lapili,
c. kerikil dan pasir,
d. debu atau abu vulkanis.
Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi.
Gas-gas tersebut dapat berujud asam sul
fi
da (H
2
S), asam sulfat
(H
2
SO4), carbon dioksida (CO
2
), klorida (CL), uap air (H
2
O) dan
sul
fi
da (HCL).
Letusan gunung api yang sangat dahsyat dapat
menghancurkan puncak gunung, sehingga terbentuk kawah
yang sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera.
Contohnya adalah : Kaldera Tengger (lebarnya 8 km), kaldera
Ijen (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang (17 km), kaldera Tambora
(lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km).
Gunung api yang akan meletus biasanya mengeluarkan
tanda-tanda alami sebagai berikut:
a. suhu di sekitar kawah naik;
b. banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering;
c. sering terjadi gempa (vulkanik);
d. sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung;
e. banyak binatang yang menuruni lereng.
Beberapa jenis hewan mampu menangkap tanda-tanda alami
bahwa gunung yang ditempatinya akan meletus. Jenis hewan
itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.
Sumber: Katili, 1963
Gambar 1.7
Gunung api maar
Gambar 1.6
Gunung api strato
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
6
4. Gejala post vulkanik
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tanda-
tanda yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik
atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai
berikut.
a. Sumber gas asam arang (CO
2
dan CO) yang disebut mofet.
Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas
bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang
dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan
Papandayan (Jawa Barat).
b. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban
Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani
(NTB).
c. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa
Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
d. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat
belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa
jenis penyakit kulit.
e. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air
tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral
tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber
air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),
dan Minahasa (Sulawesi Utara).
f. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik
disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow
Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bisa
mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga
terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
5. Keuntungan adanya gunung api
Keuntungan adanya gunung api antara lain:
a. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi
(letusan) dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak
mengandung unsur hara tanaman.
b. Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan
yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya
merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk
bahan bangunan.
c. Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam
bumi. Magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
7
membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh
karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak
ditemukan bahan tambang.
d. Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya
hujan orogra
fi
s, sehingga daerah itu menjadi daerah yang
banyak hujan.
e. Daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah
tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan,
perkebunan, dan daerah pariwisata.
6. Kerugian adanya gunung api:
a. Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar
dan sangat berbahaya.
b. Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat
panas, yang juga bergerak menuruni lereng. Contoh awan
panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
c. Pada saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur dengan
air yang terdapat di danau kawah, dan membentuk lahar
panas, yang sangat berbahaya. Contoh lahar panas dari G.
Kelud (Jawa Timur).
d. Lava yang menumpuk di puncak gunung akan hanyut dan
turun ke bawah bersama air hujan sebagai lahar dingin.
Wujud lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan pasir
yang jenuh air, meluncur ke bawah menuruni lereng.
e. Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk
daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan ini curah
hujannya sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh Lembah
Palu, Sulawesi Tengah.
f. Letusan gunung api bawah laut dapat menyebabkan
terjadinya gelombang Tsunami, seperti tsunami di di Banten
dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).
g. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat
mengganggu penerbangan dan dapat merusak tanaman.
7. Deretan Pegunungan dan Gunung api
Secara garis besar, terdapat dua deretan gunung api di dunia,
yaitu deretan atau jalur pegunungan mediteran dan deretan
pegunungan (sirkum) Pasi
fi
k. (Gambar 1.8)
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
8
Indonesia merupakan tempat pertemuan antara deretan
pegunungan medeteran dan sirkum Pasi
fi
k. Oleh karena itu
Indonesia banyak terdapat gunung api dan sekaligus merupakan
daerah gempa bumi.
8. Gunung api di Indonesia
Jumlah gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah dan sejak
awal abad ke XVII, 70 buah diantaranya sering meletus. Deretan
pegunungan di Indonesia dapat diperhatikan pada Gambar
1.9
Gambar 1.9
Deretan
pegunungan di
Indonesia.
Sumber:
www.bakorna
spb.go.id
Gambar 1.8
Deretan pegunungan
Medeteran dan
Sirkum Pasi
fi
k.
C. GEMPA BUMI
Ketika terjadi gempa bumi besar seperti di Nabire (Papua) dan
Padang Panjang (Sumatera) tahun 2003 dan Yogyakarta tahun 2006,
maka banyak rumah penduduk roboh, pipa air minum putus, tanah
retak atau longsor dan terjadi korban jiwa maupun harta benda.
Oleh karena itu bila terjadi gempa bumi orang harus segera keluar
rumah, pergi ke ruang terbuka (tanah lapang), jauh dari bangunan
agar terhindar dari bencana gempa. Bila ketika terjadi gempa tidak
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
9
sempat ke luar rumah, lindungi kepala dengan bantal, segera menjauh
dari almari dan jendela kaca, dan berlindung di bawah meja.
Tempat-tempat yang dekat dengan palung laut adalah daerah
rawan gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik adalah
getaran kulit bumi akibat keluarnya energi dari dalam bumi
(zone penunjaman). Ilmu yang mempelajari gempa bumi disebut
seismologi
.
1. Jenis-Jenis Gempa Bumi
Menurut terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Gempa Vulkanik
Gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi,
disebut gempa vulkanik. Contoh: gempa G. Bromo, gempa
G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
b. Gempa Tektonik
Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan
kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman
disebut
gempa tektonik
. Gempa bumi tektonik memiliki
kekuatan yang dahsyat. Contoh, gempa Aceh, Bengkulu,
Pangandaran.
c. Gempa runtuhan atau terban
Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-
gua yang runtuh, dan sejenisnya disebut
gempa runtuhan
atau terban
. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil
dan wilayahnya sempit.
2. Intensitas Kekuatan Gempa
Untuk mengukur kekuatan gempa dibuat skala, yang
dikaitkan dengan kerusakan yang ditimbulkannya. Berdasarkan
skala tersebut orang dapat membedakan
gempa bumi yang lemah dan gempa
bumi yang kuat. Pengukuran tersebut
sangat penting artinya, antara lain
untuk menentukan kualitas bangunan
tahan gempa. Skala untuk mengukur
kekuatan gempa yang terkenal adalah
Skala Richter.
Gambar 1.10
Kerusakan
akibat gempa
Sumber:
img118.images
hack.us
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
10
3. Wilayah Gempa bumi di Indonesia dan Dunia
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling sering
dilanda gempa bumi tektonik maupun gempa bumi vulkanik.
Daerah yang sering dilanda gempa adalah pegunungan
Jayawijaya, pantai utara Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa
Tenggara, Jawa bagian selatan dan Sumatera bagian barat. Pada
saat terjadi gempa sering diiringi tanah longsor, dan tsunami
di daerah pantai. Oleh karena itu penduduk yang tinggal di
daerah rawan gempa harus selalu waspada. Bangunan rumah
dan bangunan lain harus dirancang tahan gempa.
Negara di dunia yang sering dilanda gempa bumi selain
Indonesia adalah China, Jepang, Filipina, Afganistan, Iran,
Amerika serikat.
D. PEROMBAKAN RELIEF MUKA BUMI
Tenaga pembentuk relief muka bumi itu berasal dari dalam
bumi dan disebut tenaga endogen. Contoh relief yang dibentuk atau
dibangun oleh tenaga endogen adalah: gunungapi, pegunungan,
lipatan, patahan, palung laut dan lain-lain.
Adakah gunung atau bukit di sekitar tempat tinggalmu yang
rusak? Siapa yang merusak? Di samping oleh makhluk hidup,
relief muka bumi juga dapat hancur karena faktor alam. Gunung
yang gundul sedikit demi sedikit akan hancur karena batuannya
lapuk kemudian terkikis erosi. Batu karang bisa hancur bila
diterjang gelombang laut. Faktor-faktor yang merusak relief muka
bumi tersebut berada atau berasal dari luar permukaan bumi dan
disebut tenaga eksogen. Tenaga eksogen itu berupa sinar matahari,
air, angin, gletsyer, dan makhluk hidup. Pada kenyataan di alam
tenaga eksogen mengakibatkan terjadinya pelapukan, erosi, longsor
dan sedimentasi.
1. Pelapukan
Pelapukan berasal dari kata lapuk. Benda mengalami
pelapukan berarti sebagian atau seluruh benda itu telah lapuk.
Pernahkah kalian melihat benda-benda di sekitar tempat
tinggalmu yang lapuk? Berdasarkan pengamatan kalian apakah
benda-benda pada tabel di bawah bisa lapuk?
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
11
Tahukah kalian mengapa benda-benda itu dapat lapuk?
Pohon yang telah mati misalnya, setiap hari kena panas
matahari, pada malam hari diterpa dinginnya malam dan pada
musim hujan tersiram air hujan. Pohon tersebut akhirnya lapuk
dan hancur berkeping-keping.
a. Pelapukan Mekanik
Batuan yang membentuk kulit bumi, tersusun dari
berbagai mineral. Tiap mineral memiliki koe
fi
sien pemuaian
yang berbeda-beda. Artinya ada mineral batuan yang cepat
memuai bila kena panas, dan ada mineral batuan yang sulit
memuai bila kena panas.
Mineral batuan yang mudah memuai bila kena panas
juga mudah menyusut bila bila mengalami pendinginan.
Pada siang hari ketika batuan terkena sinar matahari, mineral
yang mudah menyerap panas akan lebih cepat memuai dari
pada mineral lain yang sulit menyerap panas. Memuai
berarti volumenya bertambah
besar. Akibatnya mineral yang
volumenya bertambah besar akan
mendesak mineral-mineral lain
sehingga batuan tersebut akan
retak-retak. Pada malam hari suhu
udara turun dan batuan mengalami
pendinginan sehingga volumenya
menyusut (mengecil). Akibatnya
batuan mengalami retak-retak.
Proses ini berlangsung terus
menerus setiap hari, sehingga lama
Gambar 1.11
Pelapukan
Batuan di
Gunung Kidul
DIY
Jenis benda Bisa lapuk(ya/tidak) Bagian yang lapuk Warna (berubah/tidak)
Pohon mati
Daun
Tanah
Batuan beku
Batu karang
Arca/patung
Candi
Dinding rumah
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
12
kelamaan batuan yang keras, akan retak-retak dan lepas selapis
demi selapis, yang dimulai dari bagian luar batuan. Akhirnya
batuan yang besar tersebut akan hancur menjadi batu kecil, dan
batu kecil akan hancur menjadi kerikil, dan kerikil akan hancur
menjadi pasir dan pasir akan hancur menjadi debu-debu yang
halus. Proses semacam ini disebut pelapukan mekanik.
Pada siang hari, mineral batuan yang berwarna gelap
umumnya cepat memuai, volumenya bertambah besar (kelabu
hitam), sedang pada malam hari volumenya mengecil (putih).
Bila hal ini berlangsung terus menerus maka lama-kelamaan
mineral akan retak-retak (hitam tebal), dan akhirnya pecah dan
terlepas dari batuan induknya.
Di daerah empat musim, pori-pori batuan yang terisi air
di musim panas bisa pecah atau retak karena air dalam pori-
pori batuan membeku di musim dingin. Air yang membeku
volumenya bertambah besar sehingga batuan menjadi retak
atau pecah. Proses yang demikian juga termasuk pelapukan
mekanik.(Gambar 1.10)
b Pelapukan kimiawi
Pelapukan batuan juga
dapat disebabkan oleh
proses kimiawi. Contoh:
batu yang keras dapat
ditembus oleh akar tumbuh-
tumbuhan, karena tudung
akar mengeluarkan zat kimia
yang dapat melapukkan
batuan.
Contoh lain adalah batu
kapur yang retak kemudian
disusupi air hujan yang
mengandung CO2. Air hujan yang mengandung CO2.. akan
melarutkan batu kapur yang dilaluinya. Lama kelamaan retakan
batu kapur akan bertambah lebar dan besar sehingga akhirnya
terbentuk goa-goa kapur. Larutan kapur yang mengendap dan
menempel di langit-langit goa akan membentuk stalagtit dan
bila mengendap dan menempel di dasar goa akan membentuk
stalagmite (Gambar 1.11) Kadang-kadang dalam goa kapur
terdapat sungai bawah tanah. Di Gunung Kidul (DIY) air sungai
bawah tanah dijadikan sumber air bersih.
Gambar 1.12
Stalagtit dan sungai
bawah tanah
dalam goa kapur
(Pancaroba, 1998)
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
13
c
Pelapukan Biologis atau Pelapukan Organis
Pelapukan biologis atau pelapukan
organis adalah lapuknya batuan yang
disebabkan oleh makhluk hidup,
baik oleh tumbuh-tumbuhan, hewan
maupun manusia. Akar tumbuh-
tumbuhan yang makin membesar
dapat menyebabkan retak atau
hancurnya batuan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil. Ujung akar
yang mengeluarkan cairan dapat
menembus batuan melalui pelapukan
kimia. Demikian pula berbagai jenis
jamur, lumut, dan bakteri yang melekat
pada permukaan batuan Demikian
juga berbagai jenis hewan seperti semut, cacing, anai-anai, tikus,
dapat membuat lubang pada batuan dan melapukkan batuan.
2. Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis
dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Tenaga
eksogen yang mampu mengikis dan memindahkan batuan yang
telah lapuk adalah air, angin, dan gletsyer. Proses pengikisan
dan pengangkutan material hasil pelapukan dinamakan erosi.
a. Erosi air
Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya
1)
Erosi percikan,
yaitu erosi yang disebabkan oleh tetesan air
hujan yang memecahkan butir-butir tanah.
2)
Erosi lembar,
yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah
permukaan, yang disebabkan oleh aliran air di permukaan
tanah.
3)
Erosi Alur,
yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah
membentuk alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman
< 25 cm.
4)
Erosi Parit,
yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk
alur-alur yang lebih besar,sehingga sering disebut parit m
ukuran lebar > 40 cm dan kedalaman > 25 cm.
5)
Erosi tebing sungai, yaitu
aliran air sungai mengikis tebing
sungai,
Gambar 1.13
Pelapukan Biologis
dan Organis
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
14
6) Erosi gelombang air laut (abrasi). Pantai yang curam atau
pantai yang landai dapat hancur diterjang gelombang laut.
Banyak sawah, tambak dan desa-desa di Sumatera dan Jawa
yang lenyap diterjang gelombang laut. Di daerah yang
berpantai curam, gelombang laut akan menghancurkan
tebing-tebing yang curam, sehingga terbentuk goa-goa
pantai.
b. Erosi angin
Erosi ini terjadi di daerah kering dan gurun pasir. Proses
pengikisan batuan oleh angin disebut de
fl
asi. Jika
angin yang kencang di daerah gurun mampu
menerbangkan debu dan mengangkut butir-
butir pasir. Bila butir-butir pasir menabrak kaki
batuan maka batu yang ditabrak akan terkikis
bagian bawahnya, sehingga akan terbentuk batu
jamur. Proses erosi ini disebut korasi.
c. Erosi gletser (eksarasi)
Tenaga yang dominan pada erosi ini
adalah
gletser atau es. Di daerah kutub dan
di puncak-puncak pegunungan yang tinggi,
tumpukan salju yang mencair akan menuruni
lereng dan mengikis batuan yang dilaluinya,
sehingga akan terbentuk tebing-tebing yang
terjal. Material hasil kikisan akan diendapkan
di daerah ujung gletser. Di Indonesia erosi
gletser kemungkinan hanya terjadi di puncak
Jayawijaya (Papua), walaupun salju di sana
sudah makin menyusut karena suhu udara di
bumi makin panas.
Gambar 1.16
Gunung Es di
laut
Gambar 1.17
Alur kikisan
gletser
Gambar 1.15
Erosi Angin
Gambar. 1.14
Goa pantai
akibat abrasi
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
15
3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi
air, angin, gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang
diangkut oleh aliran air akan diendapakan di daerah yang lebih
rendah.
a. Sedimentasi oleh air
Lumpur dan material lain hasil erosi yang diangkut oleh
aliran air akan diendapkan ke tempat yang lebih rendah.
Tempat pengendapan itu adalah: dataran rendah, waduk,
situ, danau, muara sungai, tepi pantai dan dasar laut. Danau,
waduk, situ, dan rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya
punah bila terus menerus diendapi lumpur hasil erosi. Apa
yang harus dilakukan agar ketiga penampungan air
tersebut bisa lestari dan tidak punah?
Apa yang terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air
itu diendapkan di muara sungai atau di tepi pantai? Endapan
lumpur tersebut akan membentuk
delta dan gosong pasir.
Delta
merupakan daratan di muara sungai yang dibentuk oleh
endapan sungai. Sedangkan gosong pasir adalah gundukan
pasir (dan tanah) di tepi pantai yang menyembul di permukaan
laut bila air laut sedang surut dan tenggelam kembali bila laut
sedang pasang.
Bila lumpur dan material lain hasil erosi terbawa air sungai
hingga ke laut, maka gelombang laut akan mencampakkan
kembali sebagian material hasil erosi ke pantai. Ujudnya berupa
tanggul pantai. Air tanah di tanggul pantai umumnya berupa
air tawar, walaupun di sekitarnya air tanahnya asin.
b. Sedimentasi oleh angin
Material hasil erosi
yang diangkut oleh angin akan
diendapkan dalam beberapa
ujud (kenampakan), yaitu:
Tanah loss. Debu yang dibawa
oleh angin dari gurun pasir akan
mengendap disekitar gurun dan
membentuk tanah loss. Tanah
ini sangat subur dan baik untuk
Gambar 1.18
Barchan di
Parangtritis
Yogyakarta
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
16
pertanian, bila cukup air. Bukit-bukit pasir (
Sand dunes
), yaitu
gumuk pasir di tepi pantai hasil endapan angin.
c. Sedimentasi oleh gletser
Pada saat bongkah-bongkah es (gletser) meluncur,
maka akan mengikis tanah/batuan yang dilewatinya dan
diendapkan di bagian bawah (lembah). Endapan tersebut d
disebut
morain
.
E. JENIS-JENIS BATUAN
Ada tiga jenis batuan yang ada di bumi kita, yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
1. Batuan beku
Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Menurut
lokasi pembekuannya, batu beku dibedakan batuan beku luar,
batuan beku sela dan batuan beku dalam.
2. Batuan sedimen
Batuan beku yang ada di
permukaan kulit bumi dan kena
pengaruh tenaga eksogen akan
mengalami pelapukan. Bagian-
bagian yang hancur atau lepas
dari batuan induknya diangkut
oleh aliran air, angin, dan gletser,
kemudian diendapkan di tempat
lain, yang umumnya di tempat
yang lebih rendah. Material
yang diendapkan tersebut
bila mengalami
pemadatan
(kompaksi) dan
perekatan
(sementasi) berubah menjadi
batuan sedimen.
Ciri utama
batuan sedimen adalah berlapis-
lapis.Berdasarkan tenaga pengangkutnya batuan sedimen
dibedakan menjadi tiga:
a)
Batuan sedimen aeolis atau aeris
, yaitu batuan sedimen yang
terbentuk oleh tenaga angin.
b) Batuan sedimen aquatis,
yaitu batuan sedimen yang terbentuk
oleh tenaga air.
Gambar 1.20
Batu
sedimen yang
mengandung
fosil
Gambar 1.19
Batuan
Sedimen
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
17
c)
Batuan sedimen glasial,
yaitu batuan sedimen yang terbentuk
oleh gletser.
Ada dua jenis batuan sedimen istimewa, yaitu breksi dan
konglomerat. Breksi adalah batuan sedimen yang tersusun dari
fragmen-fragmen batuan yang bersudut runcing. Konglomerat
adalah batuan sedimen yang tesusun dari fragmen-fragmen
batuan yang bersudut tumpul.
Di dalam batuan sedimen seringkali terdapat sisa-sisa
binatang atau tum-buhan yang telah membatu, yang disebut
fosil, (Gambar 1.19).
3. Batuan Metamorf
Batuan beku ataupun batuan sedimen yang mendapat
tekanan yang besar, dan suhu yang tinggi serta dalam waktu
yang lama dapat berubah bentuk sehingga menjadi
batuan
metamorf
. Contoh: batu kapur karena pengaruh tekanan yang
besar, suhu yang tinggi dan waktu yang lama berubah menjadi
batu
marmer.
F. RELIEF MUKA BUMI
Apabila kita melihat lebih dekat lagi ke muka bumi, akan tampak
bahwa muka bumi itu tidak rata, tetapi ada bagian yang menonjol ke
atas, dan ada bagian yang cekung ke bawah., seperti tampak pada
Gambar 1.21. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi seperti itu
dinamakan
relief muka bumi.
Relief muka bumi ini terbentuk karena
adanya tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Kerjakan dalam kelompok kecil
Isilah tabel berikut ini
No Batuan Termasuk jenis batuan (pilih salah satu)
Nama batuan Beku Sedimen Metamorf
01 Batu gamping
02 Batu cadas
03 Batu karang
04 Batu akik (permata)
05 Batu granit
06 Batu basalt
07 Batu marmer
08 Batu lempung
09 Konglomerat
10 Breksi
11 Batu pasir
12 Batubara
13
Humus
14 Gambut
Tugas1.1.
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
18
Menurut letaknya, relief muka bumi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Relief daratan.
2. Relief dasar laut.
1. Relief Daratan
Secara garis besar relief daratan dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Gunung berapi, pegunungan dan bukit.
Permukaan bumi yang menonjol ke atas dapat berujud
gunung, pegunungan, dan bukit.
Gunung berapi
merupakan
tempat keluarnya magma dari dalam bumi. Contoh gunung
berapi adalah: Gunung Kerinci (Sumatera), Gunung Merapi
dan Gunung Semeru (Jawa), Gunung Soputan (Sulawesi), dan
Gunung Rinjani (Lombok).
Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung
yang menjulang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500m di atas
permukaan laut. Bukit adalah pegunungan rendah, memiliki
ketinggian kurang dari 500 m. Contoh pegunungan: Peg. Bukit
Barisan (Sumatera), Peg. Meratus (Kalimantan), Peg. Jaya Wijaya
(Papua) dan Peg. Himalaya (India).
b. Dataran tinggi dan dataran rendah
Suatu daerah yang
relatif datar dengan
ketinggian kurang dari 200
meter dinamakan dataran
rendah. Apabila daerah
yang datar tersebut berada
di daerah yang tinggi
disebut dataran tinggi atau
plato. Contoh: dataran
tinggi Gayo (Nanggro Aceh
Gambar 1.21
Kota di dataran
rendah
Tugas1.2
Bagaimana kenampakan relief muka bumi di dekat tempat tinggalmu?
Coba buatlah gambar/sketsa tentang relief muka bumi di sekitar
tempat tinggalmu pada tempat yang disediakan, tulis nama bukit,
gunung atau sungai pada gambarmu tersebut!
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
19
Darussalam), dan dataran tinggi Bandung (Jawa Barat).
c. Pantai
Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai. Di daerah
pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut.
1) Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan.(Gambar 1.23)
2) Tanjung atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke
laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau
semenanjung. (Gambar 1.24)
3) Delta, tanah endapan di muara sungai.
4) Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul
ke permukaan ketika air laut surut disebut gosong ( gosong
pasir).
2. Relief Dasar Laut
Relief dasar laut mirip dengan permukaan daratan, menonjol ke
atas dan ada bagian yang cekung ke bawah, seperti tampak pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.22
Teluk
Gambar 1.23
Ujung
Tugas1.3
Ambil atlas kalian dan kerjakan tugas berikut secara kelompok
NO
URAIAN
TERLETAK DI
PROVINSI
PULAU
01
Teluk Cenderawasih
02
Teluk Tomini
03
Tanjung Mangkaliat
04
Teluk Pelabuhanratu
05
Ujung Kulon
06
Teluk Semangka
07
Teluk Bone
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
20
a.
Basin atau lubuk laut,
yaitu bentuk dasar laut yang mirip dengan
palung laut, tetapi dasarnya lebih lebar dan datar.
b.
Celah memanjang (rift valley),
yaitu cekungan seperti parit yang
lebar dan memanjang di dasar laut.
c.
Pegunungan bawah laut,
yaitu rangkaian pegunungan yang ada
di bawah permukaan air laut.
d.
Gunung berapi bawah laut
, yaitu gunung berapi yang berada di
dasar laut, dan di bawah permukaan air laut.
Permukaan bumi tidak rata karena adanya tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi sedang tenaga eksogen berupa tenaga yang berasal dari
luar bumi.
Di Indonesia terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
a. Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang
berjajar dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku
Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
b. Deretan Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang
berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui
bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jayawijaya.
c. Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang
membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke
Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang
sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
d. Deretan Pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan
yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor
di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan
Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung
e. Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau
Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan
Tugas1.4
Buatlah daftar daerah yang terkena gempa bumi di Indonesia pada
10 tahun terakhir!
Gambar 1.24
Relief dasar
laut
Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi
21
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tersedia, dan kerjakan
di kertas lain!
1. Gejala gerakan kerak bumi dinamakan ....
a. vulkanisme
b. tektonisme
c. seisme
d. diastropisme
Rangkuman
Relief muka bumi terbentuk akibat adanya tenaga endogen dan
tenaga eksogen.
Tenaga endogen berupa tenaga tektonis, vulkamis dan
seimik.
Tenaga endogen berperan sebagai pembentuk relief muka bumi,
sedangkan tenaga eksogen berperan merusak relief muka bumi.
Tenaga eksogen meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi.
Relief muka bumi yang terbentuk dapat dibedakan menjadi
relief daratan dan relief dasar laut.
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, kalian seharusnya memahami tentang:
1.
Proses alam endogen yang meyebabkan terjadiya bentuk muka bumi.
2.
Gejala diastropisme dan vulkanisme serta sebaran tipe gunungapi
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang
ditimbulkannya.
4.
Jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya
5.
Proses pelapukan.
6.
Proses erosi dan factor-faktor penyebabnya
7.
Kenampakan yang dihasilkan oleh proses sedimentasi.
8.
Dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen serta
upaya penanggulannya
Jika ada hal-hal yang belum kalian pahami, bacalah kembali hal tersebut
sebelum kalian mengakhiri belajar pada bab ini.
Latihan
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
22
2. Daerah ini rawan gempa bumi, kecuali ....
a. Kalimantan
b. Papua
c. Jawa
d. Bali
3. Kota ini rawan bencana tsunami, kecuali ....
a. Padang
b. Meulaboh
c. Calang
d. Bukittinggi
4. Jenis gas yang keluar dari gunung berapi yang berupa belerang dinamakan
...
a. mofet
b. solfatara
c. fumarol
d. geyser
5. Pusat timbulnya gempa dinamakan ....
a. seismogram
b. tsunami
c. episentrum
d. hiposentrum
II. Jawablah
dengan singkat pertanyaan–pertanyaan berikut bawah ini!
Kerjakan di kertas lain!
1. Mengapa Bukittingi bukan daerah rawan tsunami?
2. Apakah dampak negatif tenaga eksogen itu?
3. Jelaskan bagaimana cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari gempa
tektonik?
4.
Apakah perlu di sekolah kalian ada latihan penyelamatan dari gempa
bumi? Jelaskan!