Halaman
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XII IPS Semester II
119
BAB 5
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat membuat dan mengkomuni-
kasikan hasil penelitian sosial secara sederhana.
Laporan Penelitian
Teknik Penulisan
Laporan Penelitian
Sistematika Laporan
Penelitian
120
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I
A. PENGANTAR
Pada dasarnya penelitian merupakan suatu kegiatan yang sistematis yang dilaksanakan
untuk menguji pengetahuan lama ataupun menambah pengetahuan baru. Hasil penelitian
harus dapat dikomunikasikan, diketahui, dan dinilai oleh masyarakat yang berkepentingan.
Dengan demikian, kegiatan penelitian belum dapat dikatakan selesai sebelum laporan pene-
litian disusun. Penulisan laporan penelitian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari rangkaian kegiatan penelitian itu sendiri.
B. TEKNIK PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Berdasarkan fungsinya, laporan penelitian berfungsi sebagai mediator agar hasil pene-
litian dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan hasil sebuah penelitian, maka
laporan penelitian harus dibuat secara jelas dan komunikatif. Dengan demikian, dalam pe-
nulisan laporan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu: (1)
siapakah pihak yang akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk kalangan
ilmuwan, untuk kalangan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat, (2) laporan harus
disusun secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditempuh dalam proses
penelitian sehingga para pembaca akan mudah mengerti dan memahami laporan penelitian
tersebut, dan (3) laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan mengingat keberadaannya
merupakan unsur terpenting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Laporan penelitian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain dapat berupa:
1. Laporan yang ditulis secara rinci untuk badan-badan atau instansi tertentu,
2. Laporan penelitian untuk keperluan ujian seperti paper, skripsi, tesis, dan diser-
tasi,
3. Laporan penelitian yang berupa karya tulis ilmiah populer yang berupa artikel-
artikel untuk media cetak, dan
4. Laporan penelitian yang ditulis untuk suatu jurnal ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya isi laporan penelitian adalah jawaban terhadap beberapa pertanyaan ten-
tang: (1) apa yang menjadi masalah dalam penelitian, (2) apa tujuan dan manfaat yang
dapat dipetik dari penelitian tersebut, (3) teori-teori apa yang melandasi kegiatan penelitian
tersebut, (4) bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, (5) apa saja hasil penelitian yang
diperoleh, dan (6) apa makna dan implikasi hasil penelitian tersebut. Jawaban terhadap
beberapa pertanyaan tersebut disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca dan mudah
dipahami.
C. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Sebelum menyusun laporan penelitian secara lengkap, terlebih dahulu peneliti perlu
menyusun format atau sistematika secara benar. Ada beberapa format atau sistematika
penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini Burroghs
menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan format penelitian,
yaitu: (1) pembaca dapat memahami secara mudah apa yang telah dilakukan oleh peneliti,
termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian, dan (2) laporan penelitian harus men-
cantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga pembaca dapat mengulangi proses
penelitian apabila pembaca menghendaki.
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
121
Adapun format atau sistematika laporan penelitian yang lazim dipergunakan adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya
B. Teori yang Mendasari
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
C. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Analisis Data Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Sebelum laporan penelitian tersebut dijilid, terlebih dahulu peneliti harus melengkapinya
dengan membuat halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
lain sebagainya.
Dalam bab pertama, yakni pendahuluan, peneliti memaparkan beberapa hal yang
melatarbelakangi kegiatan penelitian tersebut, yakni terkait dengan pentingnya mengangkat
suatu masalah untuk diteliti. Setelah itu peneliti juga perlu menuliskan rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan atau manfaat penelitian. Dengan demikian
pembaca akan dapat mehamami arti penting dari penelitian tersebut.
Dalam bab kedua, yakni tinjauan kepustakaan, sedapat mungkin peneliti mengung-
kapkan beberapa penemuan yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan
atas penemuan-penemuan sebelumnya itulah peneliti memilih permasalahan yang belum
terangkat atau permasalahan yang belum terpecahkan. Langkah selanjutnya peneliti harus
memaparkan beberapa teori yang melandasi kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penting
juga peneliti menyusun kerangka pemikiran sehingga pembaca akan memahami pola pikir
122
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I
yang dikembangkan oleh peneliti. Setelah itu peneliti memaparkan hipotesis yang merupa-
kan dugaan-dugaan sementara sebelum dibuktikan melalui kegiatan penelitian.
Dalam bab tiga, yakni metodologi penelitian, peneliti harus menjelaskan metode pene-
litian yang digunakan dan sekaligus menjelaskan subjek penelitian yang meliputi populasi
dan sampel penelitian. Teknik sampling yang dipergunakan juga harus dijelaskan seperlun-
ya sehingga pembaca akan memperoleh keyakinan berkaitan dengan validitas data yang di-
jadikan landasan dalam proses analisis nanti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan
juga harus dijelaskan di dalam bab tiga tersebut.
Dalam bab empat, yaitu pembahasan, peneliti terlebih dahulu memaparkan deskripsi
tentang hasil-hasil penelitian. Kemudian dalam bab ini peneliti juga memaparkan proses
dan sekaligus hasil analisis. Pembahasan merupakan hal terpenting yang perlu dipaparkan
dalam bab empat tersebut. Di sinilah para pembaca akan dapat menilai sejauh mana peneliti
mengembangkan wawasannya dalam sebuah penelitian.
Bab kelima, yakni penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dapat
dikatakan sebagai inti dari proses penelitian yang telah dilaksanakan. Selanjutnya peneliti
menyampaikan saran-saran atau rekomendasi terhadap beberapa instansi yang dipandang
memiliki kaitan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan. Selanjutnya peneliti perlu men-
cantumkan beberapa buku yang telah dikaji selama proses penelitian berlangsung. Jika ada
beberapa hal yang dipandang perlu untuk dilampirkan, peneliti dapat menyisipkannya sete-
lah daftar kepustakaan disusun.
Kegiatan
Tuliskan laporan hasil penelitian yang telah kalian lakukan sesuai dengan sistema-
tika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya
B. Teori-Teori yang Mendasari
C. Kerangka Pemikiran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
C. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi hasil Penelitian
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
123
B. Analisis Data Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
Hasil penelitian harus dapat dikomunikasikan, diketahui, dan dinilai oleh masyarakat
yang berkepentingan. Dengan demikian, kegiatan penelitian belum dapat dikatakan selesai
sebelum laporan penelitian disusun.
Laporan penelitian berfungsi sebagai mediator agar hasil penelitian dapat diterima oleh
mereka yang berkepentingan dengan hasil sebuah penelitian, maka laporan penelitian ha-
rus dibuat secara jelas dan komunikatif. Dengan demikian, dalam penulisan laporan hasil
penelitian terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu: (1) siapakah pihak yang
akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk kalangan ilmuwan, untuk kalan-
gan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat, (2) laporan harus disusun secara siste-
matis sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditempuh dalam proses penelitian sehingga
para pembaca akan mudah mengerti dan memahami laporan penelitian tersebut, dan (3)
laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan mengingat keberadaannya merupakan unsur
terpenting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa format atau sistematika penelitian yang digunakan dalam penyusunan
laporan penelitian. Dalam hal ini Burroghs menyampaikan beberapa hal yang perlu diperha-
tikan dalam penentuan format penelitian, yaitu: (1) pembaca dapat memahami secara mudah
apa yang telah dilakukan oleh peneliti, termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian,
dan (2) laporan penelitian harus mencantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga
pembaca dapat mengulangi proses penelitian apabila pembaca menghendaki.
R
angkuman
Glosarium
Ilmuwan
: orang yang menguasai ilmu pengetahuan atau salah satu bidang
ilmu pengetahuan
Metodologi : metode
125
Bab 1
1. Karena antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain terjadi interaksi?
2. (1) Penanaman sistem nilai dan sistem norma (sense of value) yang lemah, (2) Berkem-
bangnya organisasi-organisasi nonformal yang berperilaku menyimpang sehingga tidak
diinginkan dalam kehidupan masyarakat, dan (3) Adanya keinginan untuk mengubah kea-
daan disesuaikan dengan perkembangan-perkembangan baru (youth values)
3. Karena manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya dan kepercayaan kuat
pada ilmu pengetahuan.
4. Konsiliasi merupakan suatu usaha untuk mengendalikan kon
fl
ik dengan menggunakan
lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan bagi masing-masing pihak yang bertikai
dapat duduk bersama mendiskusikan persoalan-persoalan yang dipertentangkan. Semen-
tara dalam mediasi, wewenang pihak ketiga tersebut hanya sebatas pada pemberian nasehat
dan beberapa alternatif jalan keluar lainnya yang tidak mengikat kepada pihak-pihak yang
bertikai. Sedangkan dalam arbitrasi, pihak ketiga tersebut berwenang mengambil keputu-
san, sedangkan pihak-pihak yang terlibat kon
fl
ik harus menerima keputusan pihak ketiga,
baik secara sukarela maupun terpaksa.
5. (1) Adanya ikatan-ikatan perasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan
kemesraan dalam melakukan interaksi sosial, (2). Adanya orientasi yang bersifat keber-
samaan, (3). Adanya partikularisme, (4) Adanya askripsi yang berhubungan dengan suatu
sifat khusus yang diperoleh secara tidak sengaja, (5) Adanya ketidakjelasan (
diffuseness
)
terutama dalam hal hubungan antarpribadi,
6. Karena masyarakat kota merupakan masyarakat terbuka, terhadap pengalaman-pengala-
man baru, berorientasi pada masa kini dan yang akan datang, dll.
7. Struktur sosial masyarakat Indonesia yang semula terdiri dari para kuli kenceng, kuli gun-
dul, kuli karang kopek, dan indung tlosor telah mengalami perubahan, sebagai berikut. Para
kuli kenceng berkembang menjadi kaum kulak yang kaya raya. Dalam keadaan seperti itu,
lambat laun kaum kulak dapat menyaingi para bekel atau lurah yang merupakan penguasa
tertinggi di desa. Dalam perkembangan berikutnya, kaum kuli kenceng yang telah berkem-
bang menjadi kaum kulak tersebut menjadi golongan priyayi yang mendapat penghormatan
dan penghargaan yang sangat tinggi dalam pandangan masyarakat Jawa pada saat itu
8. (1) Terbengkalainya lahan pertanian di pedesaan karena para petani lebih memilih kerja
di lapangan industri yang dianggap lebih menjanjikan, (2) Meningkatnya arus urbanisasi
sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan tenaga kerja di kota, (3) Meningkatnya
jumlah pengangguran yang disebabkan karena para pemuda tidak lagi tertarik untuk bek-
erja pada sektor pertanian, sedangkan sektor perindustrian tidak mampu menyerap seluruh
tenaga kerja yang tersedia, (4) Meningkatnya tindak kejahatan sebagai akibat dari mening-
katnya jumlah pengangguran, dan lain sebagainya!
9. a) Mentalitas yang lebih berorientasi pada jumlah (kuantitas) daripada mutu (kualitas),
b) Mentalitas yang suka menghalalkan berbagai cara demi tercapainya maksud dan
tujuan yang diinginkan, c) Mentalitas rendah diri sehingga bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang tidak percaya terhadap kemampuan yang dimiliki, d) Mentalitas yang tid-
ak disiplin sehingga proses pembangunan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna,
e) Mentalitas suka mengabaikan tanggung jawab
Kunci Jawaban
126
10. Karena pendidikan adalah asset jangka panjang dalam pembangunan?
1
1. a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
b. Pengentasan kemiskinan, terutama terhadap keluarga yang berada di bawah garis
kemiskinan.
c. Mendirikan lembaga-lembaga yang dapat menampung anak-anak yatim dan anak-
anak yang terlantar (panti asuhan).
d. Mendirikan lembaga-lembaga kesehatan yang memadai.
e. Menyediakan tempat rekreasi yang kondusif bagi para remaja.
f.
Menyelenggarakan diskusi-diskusi kelompok yang memungkinkan berkembangnya
kepekaan sosial dan sifat-sifat manusiawi lainnya di kalangan remaja.
g. Membangun sarana dan prasarana untuk menyalurkan bakat dan minat para remaja,
seperti olah raga, kesenian, dan sebagainya.
12. (1) Mengadakan penghijauan, (2) Menerapkan undang-undang anti pencemaran, (3)
Melakukan relokasi industri dan relokasi pemukiman, (4) Melaksanakan daur ulang ter-
hadap benda-benda buangan dan (5) Melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang arti
penting lingkungan hidup, kesehatan, moral dan budi pekerti
13. Suatu bentuk transformasi total dari kehidupan yang bersifat tradisional ke arah ke-
hidupan yang bersifat modern, dengan pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana yang
dicirikan dalam kehidupan di negara-negara barat
14. Modernisasi merupakan suatu usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi
dunia sekarang. Sedangkan westernisasi, merupakan peniruan gaya hidup orang barat
secara berlebihan.
15. a) Menerapkan cara berpikir ilmiah (scienti
fi
c thinking), b) Memiliki sistem administrasi
negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi, c) Mempunyai sistem pen-
gumpulan data yang baik, teratur, akurat, serta terpusat dalam suatu lembaga atau badan
tertentu, d) Menciptakan iklim masyarakat yang baik dan mendukung terhadap proses
modernisasi, e) Meningkatnya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan,
f) Adanya sentralisasi wewenang dalam melaksanakan perencanaan soaial,
16. Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan atas kharisma atau suatu
keahlian khusus yang ada pada diri seseorang sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Wewenang tradisional merupakan wewenang yang dimiliki oleh seseorang karena
adanya ketentuan-ketentuan tradisional. Sedangkan wewenang rasional merupakan we-
wenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat
17. Karena pada dasarnya kondisi demokratis membutuhkan kualitas sumber daya manusia
yang cukup
18. Kesiapan sumber daya manusia
19. Religiusitas bangsa Indonesia tersebut telah tampak sejak kehidupan zaman pra sejarah,
yakni ditunjukkan dengan berkembangnya paham animisme, dinamisme, totemisme, dan
lain sebagainya.
20. Semakin meningkatnya industri, dan semakin derasnya laju perpindahan penduduk dari
desa ke kota.
127
Bab 2
1. Suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk
keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
2. a. Lembaga sosial merupakan organisasi yang bersifat tetap
b. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang terstruktur secara rapi
c. Keberadaan lembaga sosial berkaitan dengan kebutuhan utama manusia dalam ke-
hidupan bermasyarakat
d. Lembaga sosial memiliki sistem nilai dan sistem norma yang mengikat perilaku
manusia
3. Operative institutions dan regulative institutions
4. a. Suatu organisasi yang di dalamnya terdapat pola pemikiran dan pola perilaku
b. Sistem nilai dan sistem norma yang terdapat dalam suatu lembaga sosial bersifat
tetap
c. Lembaga sosial memiliki tujuan-tujuan tertentu yang bersifat khas
d. Lembaga sosial memiliki beberapa sarana, media, dan beberapa alat perlengkapan
lainnya
e. Lembaga sosial juga memiliki simbol-simbol tertentu yang melambangkan fungsi
dan tujuannya
f. Terdapat kebiasaan-kebiasaan atau tradisi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
5. a. Ditinjau dari perkembangannya
b. Ditinjau dari system nilai dan norma yang ada
c. Penerimaan masyarakat
d. Penyebarannya
6. Lembaga sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat yang ada dalam
kehidupan masyarakat.
7. Lembaga sosial yang sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan tata ter-
tib kehidupan masyarakat.
8. Lembaga pendidikan, lembaga agama, dan sebagainya
9. Perindustrian, perseroan, perusahaan, klub-klub keolahragaan, dan lain sebagainya
10. Ikatan lahir batin antara dua orang atau lebih yang berlainan jenis kelamin dalam
hubungan suami istri
11. Keluarga inti adalah keanggotaan sebuah keluarga terdiri dari bapak, ibu, anak, sedan-
gkan keluarga luas adalah keluarga inti yang mengalami perkembangan.
12. Tahap persiapan (pre-nuptual), tahap perkawinan (nuptual stage), tahap pemeliharaan
anak (child rearing stage), dan tahap keluarga dewasa (maturity stage)
13. a. Mengatur hubungan seksual secara sah, b. Mengatur pola-pola pemeliharaan, pen-
gawasan, pengayoman, membesarkan, dan mendidik anak menuju jenjang kedewasaan
sebagai wujud dari rasa tanggung jawab dari pembentukan keluarga, c. Memelihara
dan mengembangkan rasa kasih sayang, semangat hidup, dan kebutuhan-kebutuhan
afeksi lainnya antara seluruh anggota keluarga.
128
14. Suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan den-
gan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas
moral yang disebut umat
15.
Fungsi manifest agama meliputi tiga hal, yaitu: (1) Adanya pola-pola keyakinan (dok-
trin) yang menentukan sifat hubungan, baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa maupun hubungan antara sesama manusia, (2) Adanya upacara ritual yang mela-
mbangkan suatu pola keyakinan (doktrin) dan mengingatkan manusia terhadap ke-
beradaan pola keyakinan (doktrin) tersebut., dan (3) Adanya pola perilaku umat yang
konsisten dengan ajaran-ajaran yang diyakini. Sedangkan fungsi laten antara lain: a.
Tempat peribadatan, b. Semangat manusia untuk dapat melaksanakan ajaran agama
secara baik telah menumbuhkembangkan semangat lain dalam berbagai bidang ke-
hidupan, c. Semangat untuk mengembangkan ajaran agama telah memacu pula seman-
gat untuk mengembangkan strategi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi!
16. (1) Pendidikan informal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga, (2)
Pendidikan formal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah, dan (3) Pen-
didikan nonformal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
17. Fungsi manifest pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut
1. Membantu manusia dalam mengembangkan potensi (bakat dan minat) sehingga
dapat bermanfaat terhadap dirinya pribadi dan masyarakat secara luas.
2. Memberikan bekal kepada manusia dalam usaha mencari dan memenuhi kebutu-
han hidup.
3. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda sehingga terjaga kelestariannya.
4. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan membentuk kepribadian yang mantap
melalui proses pendidikan.
Fungsi laten (fungsi tersembunyi) pendidikan, sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas, merupakan fungsi yang tersembunyi atau fungsi yang tidak secara langsung tam-
pak dari pendidikan, misalnya:
1. Berkurangnya tingkat pengangguran
2. Berkurangnya tingkat kejahatan sosial
3. Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan
4. Berkurangnya tingkat perceraian
18. Penting
19. (1) Memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, (2)
Mengatur pendistribusian barang atau jasa kepada masyarakat yang membutuhkan, dan
(3) Mengatur penggunaan atau pemakaian barang atau jasa dalam kehidupan masyar-
akat.
20. Fungsi lembaga politik adalah
1. Melaksanakan undang-undang dasar yang telah disetujui dan disampaikan oleh
lembaga legislatif.
2. Menciptakan dan memelihara ketertiban di lingkungan wilayah kekuasaannya,
baik dilaksanakan secara halus (persuasif) maupun secara paksaan (represif).
129
3. Menjaga keamanan wilayah kekuasaannya dari serangan pihak asing dengan
menggunakan sistem pertahanan dan keamanan yang dimilikinya.
4.
Menciptakan dan memelihara kesejahteraan umum dengan melakukan pelayanan
sosial dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup warga masyarakat di lingkun-
gan kekuasaannya.
5. Menyelesaikan kon
fl
ik yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Bab 3
1. Suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang dilaksanakan dengan menggunakan prosedur
atau metode tertentu secara sistematis dengan menggunakan fakta yang diperoleh se-
cara obyektif dalam rangka memecahkan masalah atau mendapatkan penemuan-pen-
emuan
2. Penelitian merupakan penyelidikan (penelitian) terhadap suatu bidang ilmu pengeta-
huan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati, dan sistematis.
3. (1) pendekatan ilmiah, dan (2) pendekatan nonilmiah
4. a. Tujuan ilmiah
b. Tujuan praktis
5. Tujuan eksploratif, yakni suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan untuk menemu-
kan dan mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
6. a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Penulisan laporan
7. (1) Fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, (2) Kajian-kajian kepus-
takaan, dan (3) Informasi yang diberikan oleh pihak lain.
8. (1) Hipotesis merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
dalam penelitian, dan (2) Hipotesis dapat diuji secara empirik.
9. 1. Kelompok-kelompok sosial sebagai bagian dari suatu masyarakat.
2. Lembaga-lembaga sosial sebagai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyar-
akat.
3. Pola interaksi sosial yang berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
menyusun program pembangunan.
4. Nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam suatu masyarakat yang akan di-
jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembangunan.
5. Strati
fi
kasi sosial dan diferensiasi sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat
yang dapat dipergunakan untuk mengidenti
fi
kasikan kelompok-kelompok yang
mendukung maupun yang tidak mendukung terhadap program pembangunan.
10. Suatu proses pengungkapan kebenaran berdasarkan penggunaan konsep-konsep dasar
yang dikenal dalam sosiologi
130
Bab 4
1. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang
mana data-data bersifat kualitatif berbentuk huruf-huruf. Sedangkan pendekatan kuan-
titatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian yang mana data
yang dipakai adalah data-data kuantitatif, yakni berbentuk angka-angka
2. a. Populasi
b. Sampel
3. 1) Berdasarkan peluang (probability sampling), dan 2) Tidak berdasarkan peluang
(nonprobability sampling)
4. (1) Mengedit (editing) dan memberikan kode (coding), (2) Meringkas dan membuat
tabel-tabel (tabulasi), (3) Melakukan analisis data, dan (4) Membuat kesimpulan
5. 1. Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas (sebab akibat) antara dua variabel atau
lebih.
2. Memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasi
fi
kasikan data dan penya-
jian data secara lebih mudah sehingga bisa dipahami secara lebih mudah.
3. Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh, apakah
berbeda secara berarti (signi
fi
kan).
4. Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis sehingga bisa menolong
peneliti dalam mengambil keputusan.
5. Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesim-
pulan-kesimpulan yang akan diambil.
6. Memungkinkan peneliti untuk melakukan kegiatan ilmiah dengan biaya yang lebih
murah.
Bab 5
1. Sebagai mediator agar hasil penelitian dapat diterima oleh mereka yang berkepentin-
gan
2. (1) Siapakah pihak yang akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk
kalangan ilmuwan, untuk kalangan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat,
(2) Laporan harus disusun secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan yang te-
lah ditempuh dalam proses penelitian sehingga para pembaca akan mudah mengerti
dan memahami laporan penelitian tersebut, dan (3) Laporan penelitian harus jelas dan
meyakinkan mengingat keberadaannya merupakan unsur terpenting bagi pengemban-
gan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. (1) Pembaca dapat memahami secara mudah apa yang telah dilakukan oleh peneliti,
termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian, dan (2) Laporan penelitian harus
mencantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga pembaca dapat mengulangi
proses penelitian apabila pembaca menghendaki
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
131
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya
B. Teori yang Mendasari
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
C. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Analisis Data Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Daftar Pustaka
132
Bouman, PJ. 1980.
Ilmu Masyarakat Umum
. Jakarta: Penerbit PT
Pembangunan.
Dhohiri, Drs. Tau
fi
q Rahman, dkk. 2000.
Sosiologi 2 untuk Kelas 3 SMU
. Jakarta: Penerbit
Yudhistira.
Daljoeni, N. 1992.
Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi
dan
Ekologi
Sosial
. Bandung: Penerbit Alumni.
Durkheim, Emile, 1956.
Education and sociology
; translated, and with an introduction by
Sherwood D. Fox ; Glencoe, Ill. : Free Press
Effendi, So
fi
an. 1993.
Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam
Pembangunan
. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Encarta Encyclopedia
. Microsoft. 2002.
Encarta Encyclopedia
. Microsoft. 2001.
Furnival, J.S. 1948.
Colonial Policy and Practises
. Cambridge, England. Cambridge Uni-
versity Press.
Furqon, Ph.D. 1997.
Statistika Terapan untuk Penelitian
. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
Garna, Ph.D., Prof. H. Judistira K. 1999.
Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif
.
Bandung: Penerbit Primaco Akademika.
Goldthorpe, J.E. 1992.
Sosiologi Dunia Ketiga (Kesenjangan dan Pembangunan)
. Edisi
kedua. Alih bahasa: Sukadijo. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Haggen, Everet. 1962.
On The Theory of Social Change
. Homewood. Illinois. The Dorsey
Press
Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990.
Sosiologi Edisi 6 Jilid I
. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Jaspan, MA. 1969.
Leadership and Elit Groups in Indonesia
: A Study in Unstable Social
Symbiosis. South East Asian Journal of Sociology.
Johnson, Paul Doyle. 1990.
Teori Sosiologi Klasik dan Modern
. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1993.
Masalah Suku Bangsa
dan
Integrasi Nasional
. Jakarta: Penerbit
UI Press.
___________ 1986.
Pengantar Ilmu Antropologi
. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.
___________ 1986.
Pengantar Ilmu Antropologi
. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.
___________ 1985.
Pengantar Antropologi Sosial
. Jakarta: Penerbit PT Dian Rakyat.
___________ 1972.
Antropologi Sosial. Jakarta
: Penerbit PT Dian Rakyat.
Kroeber, Alfred Louis, 1923.
Anthropology
. Penerbit: London: George G. Harrap
Lawang, M.Z. Robert. 1980.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Penerbit Depdikbud RI
Universitas Terbuka.
Madjid, Nurcholis. 1989. Islam,
Kemodernan, dan KeIndonesiaan
. Bandung: Penerbit PT
Mizan.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
133
Merton, Robert K. 1949.
Sociology
. Penerbit New
York : Harcourt, Brace and World
Merton, Robert K. 1971.
Contemporary social problems
. Penerbit: New York: Harcourt,
Brace, Jovanovich.
Moleong, M.A., Dr. Lexy J. 2000.
Metode Penelitian Kualitatif
. Bandung: Penerbit: PT
Remaja Rosdakarya.
Nasikun, J. 1984.
Sistem Sosial Indonesia
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Ritzer, George. 1992.
Sociological Theory. (Third Edition)
. McGRAW-HILL INTERNA-
TIONAL EDITIONS. Sociology Series.
Ritzer, George. 1992.
Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda
. (Diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia oleh Drs. Alimandan). Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Soehartono, Dr. Irawan. 2002.
Metode Penelitian Sosial
(
Suatu Teknik Penelitian Bi-
dang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya
). Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 1992.
Memperkenalkan Sosiologi
. (Edisi Baru). Jakarta:
Penerbit Rajawali Press.
Soekanto, Sorjono.1990.
Sosiologi Keluarga
. Jakarta: Penerbit Rineka.
__________ 1987.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
__________ 1986.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
__________ 1983.
Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat
. Jakarta: Penerbit
Rajawali Press.
__________ 1981.
Kriminologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono dan Ratih Lestari. 1988.
Sosiologi Penyimpangan
(Howerd S. Becker).
Jakarta: Penerbit CV Rajawali.
Soelaeman, M. Munandar. 1993.
Ilmu Sosial dasar
. Jakarta: Penerbit Eresco.
Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman. 1964.
Setangkai Bunga Sosiologi
. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Soemardjan, Selo. 1993.
Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan Pokok-Pokok
Pikiran
. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan.
Sorokin, Pitirim, 1929.
Principles of rural-urban sociology
Penerbit:New York: Holt
Singarimbum, Masri. 1989.
Metode Penelitian Survei
. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Sunarto, Kamanto. 1993.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi UI.
Talcott Parsons.1956.
Sociology
. Glencoe, Ill. : New York : Free Press
Taneko, B. Soelaeman. 1984.
Struktur dan Proses Sosial
: Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Walpole, Ronald E dan Myers, Raymond H. 1986.
Ilmu Peluang dan Statistika untuk
Insinyur dan Ilmuwan
. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Indeks
134
Indeks
A
accidental sampling, 103
agent of change, 5
akomodasi, 6, 9, 11
akulturasi, 9, 10
analisis, 102, 103
anarkhisme, 18
angket, 98, 103, 100
animal Rational, 89
asimilasi, 9, 10, 11
askripsi, 30
atherton, 100, 100
B
Bertrand, 8
Brandes, J.A, 24
C
convergency, 92
cultural lag, 13
D
Davis, 3, 8
Deddy Mulyana, 91
deduktif, 91, 92
diffuseness, 30
difusi, 9
discovery, 5
disequilibrium, 14
E
eksploratif, 93, 101
ekstern, 5, 7, 8, 49, 64
empirik, 98
evolusi, 3, 4
F
fungsi sosial, 3
G
Gillin, 28, 47, 72, 87
Good, 92
H
Harsojo, 31
Harton, 83
Herskovits, 28
hipotesis, 97, 101
homogen, 4
Hunt, 79, 83
I
induktif, 91, 92, 95
informasi, 1, 2, 6, 8, 21, 26, 32, 51, 62,
95, 103, 104
integrasi, 14, 15, 16
interaksi, 1, 3, 10, 11, 20, 27, 29, 30,
33, 59, 100
K
Kamanto Soenarto, 86
kebudayaan, 23
keluarga, 20, 21, 45, 49, 50, 68, 70, 73,
74, 75, 76, 77, 79, 80, 82, 83, 84,
88
kepustakaan, 95, 96, 103, 104, 102,
103
Kerlinger, 98, 101
Klemmack, 100, 100
Koentjaraningrat, 2, 18, 40, 41, 55, 69,
70, 87
kolekti
fi
tas, 30
kontrol sosial, 28
kriminalitas, 19, 51
kualitatif, 102, 103, 100, 101
kuantitatif, 102, 103, 100, 100, 101
L
Linton, Ralph 28
M
masa transisi, 18
masyarakat, 1, 2, 3, 15, 27, 29, 31, 32,
37, 39, 43, 47, 54
Mciver, 3, 8, 28
metode, 92, 98, 99, 103, 101, 103
mobilitas, 6
N
n-ach, 5
nonformal, 20, 45, 80, 81
nonprobability sampling, 103
O
observasi, 98, 102, 103, 104, 100, 100
observer, 104
P
partikularisme, 30
perilaku, 2, 3, 10, 19, 28, 29, 49, 50,
51, 52, 59, 69, 70, 71, 72, 74, 77,
79, 91, 99
persuasif, 86
perubahan sosial, 3, 5, 7, 8, 12, 15, 48,
100
populasi, 102, 103, 100, 102
probability sampling, 103
purposive sampling, 103
Q
questionnaire, 103
quota sampling, 103
R
remigrasi, 6
represif, 86
responden, 103
revitalisasi, 15
revolusi, 4, 6, 18, 37, 55, 63, 65, 85
S
sampel, 102, 103, 104, 100, 100, 102
self-conception, 19
Selo Soemardjan, 3, 8, 32
sense of value, 20
snowball sampling, 103
Soerjono Soekanto, 7, 12, 13, 15, 21, 32,
33, 55, 56, 58, 69, 72, 93, 99, 101
sosial, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14,
15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 27,
28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 38,
40, 41, 43, 46, 47, 48, 49, 50, 51,
52, 54, 55, 58, 59, 60, 68, 69, 70,
71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 79, 83,
84, 87, 89, 91, 93, 94, 95, 99, 100,
102
statistik, 100
Steinmetz, 28
struktur sosial, 3, 15
struktur sosial, 3, 28
studi, 96, 104
T
terisolir, 1, 2
tradisional, 7, 15, 27, 29, 30, 33, 40, 47,
55, 60, 68, 69
U
urbanisasi, 6, 14, 21, 22, 37, 65, 66, 67,
69
V
vandalisme, 18
verivikatif, 93, 94
W
wawancara, 98, 103, 104, 100
Weber, 59, 60, 69, 86
Y
youth values, 20
Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.
7.708
,
-
-
ISBN 978-979-068-
742-4
(no
.
j
i
l
i
d lengkap)
ISBN 978-979-068-
756-1