Gambar Sampul Sosiologi · BAB 5 PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Sosiologi · BAB 5 PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Wida

24/08/2021 16:55:33

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester II

119

BAB 5

PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat membuat dan mengkomuni-

kasikan hasil penelitian sosial secara sederhana.

Laporan Penelitian

Teknik Penulisan

Laporan Penelitian

Sistematika Laporan

Penelitian

120

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

A. PENGANTAR

Pada dasarnya penelitian merupakan suatu kegiatan yang sistematis yang dilaksanakan

untuk menguji pengetahuan lama ataupun menambah pengetahuan baru. Hasil penelitian

harus dapat dikomunikasikan, diketahui, dan dinilai oleh masyarakat yang berkepentingan.

Dengan demikian, kegiatan penelitian belum dapat dikatakan selesai sebelum laporan pene-

litian disusun. Penulisan laporan penelitian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari rangkaian kegiatan penelitian itu sendiri.

B. TEKNIK PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Berdasarkan fungsinya, laporan penelitian berfungsi sebagai mediator agar hasil pene-

litian dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan hasil sebuah penelitian, maka

laporan penelitian harus dibuat secara jelas dan komunikatif. Dengan demikian, dalam pe-

nulisan laporan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu: (1)

siapakah pihak yang akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk kalangan

ilmuwan, untuk kalangan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat, (2) laporan harus

disusun secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditempuh dalam proses

penelitian sehingga para pembaca akan mudah mengerti dan memahami laporan penelitian

tersebut, dan (3) laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan mengingat keberadaannya

merupakan unsur terpenting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Laporan penelitian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain dapat berupa:

1. Laporan yang ditulis secara rinci untuk badan-badan atau instansi tertentu,

2. Laporan penelitian untuk keperluan ujian seperti paper, skripsi, tesis, dan diser-

tasi,

3. Laporan penelitian yang berupa karya tulis ilmiah populer yang berupa artikel-

artikel untuk media cetak, dan

4. Laporan penelitian yang ditulis untuk suatu jurnal ilmu pengetahuan.

Pada dasarnya isi laporan penelitian adalah jawaban terhadap beberapa pertanyaan ten-

tang: (1) apa yang menjadi masalah dalam penelitian, (2) apa tujuan dan manfaat yang

dapat dipetik dari penelitian tersebut, (3) teori-teori apa yang melandasi kegiatan penelitian

tersebut, (4) bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, (5) apa saja hasil penelitian yang

diperoleh, dan (6) apa makna dan implikasi hasil penelitian tersebut. Jawaban terhadap

beberapa pertanyaan tersebut disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca dan mudah

dipahami.

C. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Sebelum menyusun laporan penelitian secara lengkap, terlebih dahulu peneliti perlu

menyusun format atau sistematika secara benar. Ada beberapa format atau sistematika

penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini Burroghs

menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan format penelitian,

yaitu: (1) pembaca dapat memahami secara mudah apa yang telah dilakukan oleh peneliti,

termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian, dan (2) laporan penelitian harus men-

cantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga pembaca dapat mengulangi proses

penelitian apabila pembaca menghendaki.

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

121

Adapun format atau sistematika laporan penelitian yang lazim dipergunakan adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya

B. Teori yang Mendasari

C. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

C. Teknik Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

B. Analisis Data Penelitian

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

Sebelum laporan penelitian tersebut dijilid, terlebih dahulu peneliti harus melengkapinya

dengan membuat halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan

lain sebagainya.

Dalam bab pertama, yakni pendahuluan, peneliti memaparkan beberapa hal yang

melatarbelakangi kegiatan penelitian tersebut, yakni terkait dengan pentingnya mengangkat

suatu masalah untuk diteliti. Setelah itu peneliti juga perlu menuliskan rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan atau manfaat penelitian. Dengan demikian

pembaca akan dapat mehamami arti penting dari penelitian tersebut.

Dalam bab kedua, yakni tinjauan kepustakaan, sedapat mungkin peneliti mengung-

kapkan beberapa penemuan yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan

atas penemuan-penemuan sebelumnya itulah peneliti memilih permasalahan yang belum

terangkat atau permasalahan yang belum terpecahkan. Langkah selanjutnya peneliti harus

memaparkan beberapa teori yang melandasi kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penting

juga peneliti menyusun kerangka pemikiran sehingga pembaca akan memahami pola pikir

122

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII IPS Semester I

yang dikembangkan oleh peneliti. Setelah itu peneliti memaparkan hipotesis yang merupa-

kan dugaan-dugaan sementara sebelum dibuktikan melalui kegiatan penelitian.

Dalam bab tiga, yakni metodologi penelitian, peneliti harus menjelaskan metode pene-

litian yang digunakan dan sekaligus menjelaskan subjek penelitian yang meliputi populasi

dan sampel penelitian. Teknik sampling yang dipergunakan juga harus dijelaskan seperlun-

ya sehingga pembaca akan memperoleh keyakinan berkaitan dengan validitas data yang di-

jadikan landasan dalam proses analisis nanti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan

juga harus dijelaskan di dalam bab tiga tersebut.

Dalam bab empat, yaitu pembahasan, peneliti terlebih dahulu memaparkan deskripsi

tentang hasil-hasil penelitian. Kemudian dalam bab ini peneliti juga memaparkan proses

dan sekaligus hasil analisis. Pembahasan merupakan hal terpenting yang perlu dipaparkan

dalam bab empat tersebut. Di sinilah para pembaca akan dapat menilai sejauh mana peneliti

mengembangkan wawasannya dalam sebuah penelitian.

Bab kelima, yakni penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dapat

dikatakan sebagai inti dari proses penelitian yang telah dilaksanakan. Selanjutnya peneliti

menyampaikan saran-saran atau rekomendasi terhadap beberapa instansi yang dipandang

memiliki kaitan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan. Selanjutnya peneliti perlu men-

cantumkan beberapa buku yang telah dikaji selama proses penelitian berlangsung. Jika ada

beberapa hal yang dipandang perlu untuk dilampirkan, peneliti dapat menyisipkannya sete-

lah daftar kepustakaan disusun.

Kegiatan

Tuliskan laporan hasil penelitian yang telah kalian lakukan sesuai dengan sistema-

tika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya

B. Teori-Teori yang Mendasari

C. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

C. Teknik Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil Penelitian

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

123

B. Analisis Data Penelitian

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-Saran

Hasil penelitian harus dapat dikomunikasikan, diketahui, dan dinilai oleh masyarakat

yang berkepentingan. Dengan demikian, kegiatan penelitian belum dapat dikatakan selesai

sebelum laporan penelitian disusun.

Laporan penelitian berfungsi sebagai mediator agar hasil penelitian dapat diterima oleh

mereka yang berkepentingan dengan hasil sebuah penelitian, maka laporan penelitian ha-

rus dibuat secara jelas dan komunikatif. Dengan demikian, dalam penulisan laporan hasil

penelitian terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu: (1) siapakah pihak yang

akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk kalangan ilmuwan, untuk kalan-

gan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat, (2) laporan harus disusun secara siste-

matis sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditempuh dalam proses penelitian sehingga

para pembaca akan mudah mengerti dan memahami laporan penelitian tersebut, dan (3)

laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan mengingat keberadaannya merupakan unsur

terpenting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ada beberapa format atau sistematika penelitian yang digunakan dalam penyusunan

laporan penelitian. Dalam hal ini Burroghs menyampaikan beberapa hal yang perlu diperha-

tikan dalam penentuan format penelitian, yaitu: (1) pembaca dapat memahami secara mudah

apa yang telah dilakukan oleh peneliti, termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian,

dan (2) laporan penelitian harus mencantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga

pembaca dapat mengulangi proses penelitian apabila pembaca menghendaki.

R

angkuman

Glosarium

Ilmuwan

: orang yang menguasai ilmu pengetahuan atau salah satu bidang

ilmu pengetahuan

Metodologi : metode

125

Bab 1

1. Karena antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain terjadi interaksi?

2. (1) Penanaman sistem nilai dan sistem norma (sense of value) yang lemah, (2) Berkem-

bangnya organisasi-organisasi nonformal yang berperilaku menyimpang sehingga tidak

diinginkan dalam kehidupan masyarakat, dan (3) Adanya keinginan untuk mengubah kea-

daan disesuaikan dengan perkembangan-perkembangan baru (youth values)

3. Karena manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya dan kepercayaan kuat

pada ilmu pengetahuan.

4. Konsiliasi merupakan suatu usaha untuk mengendalikan kon

fl

ik dengan menggunakan

lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan bagi masing-masing pihak yang bertikai

dapat duduk bersama mendiskusikan persoalan-persoalan yang dipertentangkan. Semen-

tara dalam mediasi, wewenang pihak ketiga tersebut hanya sebatas pada pemberian nasehat

dan beberapa alternatif jalan keluar lainnya yang tidak mengikat kepada pihak-pihak yang

bertikai. Sedangkan dalam arbitrasi, pihak ketiga tersebut berwenang mengambil keputu-

san, sedangkan pihak-pihak yang terlibat kon

fl

ik harus menerima keputusan pihak ketiga,

baik secara sukarela maupun terpaksa.

5. (1) Adanya ikatan-ikatan perasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan

kemesraan dalam melakukan interaksi sosial, (2). Adanya orientasi yang bersifat keber-

samaan, (3). Adanya partikularisme, (4) Adanya askripsi yang berhubungan dengan suatu

sifat khusus yang diperoleh secara tidak sengaja, (5) Adanya ketidakjelasan (

diffuseness

)

terutama dalam hal hubungan antarpribadi,

6. Karena masyarakat kota merupakan masyarakat terbuka, terhadap pengalaman-pengala-

man baru, berorientasi pada masa kini dan yang akan datang, dll.

7. Struktur sosial masyarakat Indonesia yang semula terdiri dari para kuli kenceng, kuli gun-

dul, kuli karang kopek, dan indung tlosor telah mengalami perubahan, sebagai berikut. Para

kuli kenceng berkembang menjadi kaum kulak yang kaya raya. Dalam keadaan seperti itu,

lambat laun kaum kulak dapat menyaingi para bekel atau lurah yang merupakan penguasa

tertinggi di desa. Dalam perkembangan berikutnya, kaum kuli kenceng yang telah berkem-

bang menjadi kaum kulak tersebut menjadi golongan priyayi yang mendapat penghormatan

dan penghargaan yang sangat tinggi dalam pandangan masyarakat Jawa pada saat itu

8. (1) Terbengkalainya lahan pertanian di pedesaan karena para petani lebih memilih kerja

di lapangan industri yang dianggap lebih menjanjikan, (2) Meningkatnya arus urbanisasi

sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan tenaga kerja di kota, (3) Meningkatnya

jumlah pengangguran yang disebabkan karena para pemuda tidak lagi tertarik untuk bek-

erja pada sektor pertanian, sedangkan sektor perindustrian tidak mampu menyerap seluruh

tenaga kerja yang tersedia, (4) Meningkatnya tindak kejahatan sebagai akibat dari mening-

katnya jumlah pengangguran, dan lain sebagainya!

9. a) Mentalitas yang lebih berorientasi pada jumlah (kuantitas) daripada mutu (kualitas),

b) Mentalitas yang suka menghalalkan berbagai cara demi tercapainya maksud dan

tujuan yang diinginkan, c) Mentalitas rendah diri sehingga bangsa Indonesia menjadi

bangsa yang tidak percaya terhadap kemampuan yang dimiliki, d) Mentalitas yang tid-

ak disiplin sehingga proses pembangunan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna,

e) Mentalitas suka mengabaikan tanggung jawab

Kunci Jawaban

126

10. Karena pendidikan adalah asset jangka panjang dalam pembangunan?

1

1. a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

b. Pengentasan kemiskinan, terutama terhadap keluarga yang berada di bawah garis

kemiskinan.

c. Mendirikan lembaga-lembaga yang dapat menampung anak-anak yatim dan anak-

anak yang terlantar (panti asuhan).

d. Mendirikan lembaga-lembaga kesehatan yang memadai.

e. Menyediakan tempat rekreasi yang kondusif bagi para remaja.

f.

Menyelenggarakan diskusi-diskusi kelompok yang memungkinkan berkembangnya

kepekaan sosial dan sifat-sifat manusiawi lainnya di kalangan remaja.

g. Membangun sarana dan prasarana untuk menyalurkan bakat dan minat para remaja,

seperti olah raga, kesenian, dan sebagainya.

12. (1) Mengadakan penghijauan, (2) Menerapkan undang-undang anti pencemaran, (3)

Melakukan relokasi industri dan relokasi pemukiman, (4) Melaksanakan daur ulang ter-

hadap benda-benda buangan dan (5) Melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang arti

penting lingkungan hidup, kesehatan, moral dan budi pekerti

13. Suatu bentuk transformasi total dari kehidupan yang bersifat tradisional ke arah ke-

hidupan yang bersifat modern, dengan pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana yang

dicirikan dalam kehidupan di negara-negara barat

14. Modernisasi merupakan suatu usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi

dunia sekarang. Sedangkan westernisasi, merupakan peniruan gaya hidup orang barat

secara berlebihan.

15. a) Menerapkan cara berpikir ilmiah (scienti

fi

c thinking), b) Memiliki sistem administrasi

negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi, c) Mempunyai sistem pen-

gumpulan data yang baik, teratur, akurat, serta terpusat dalam suatu lembaga atau badan

tertentu, d) Menciptakan iklim masyarakat yang baik dan mendukung terhadap proses

modernisasi, e) Meningkatnya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan,

f) Adanya sentralisasi wewenang dalam melaksanakan perencanaan soaial,

16. Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan atas kharisma atau suatu

keahlian khusus yang ada pada diri seseorang sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha

Esa. Wewenang tradisional merupakan wewenang yang dimiliki oleh seseorang karena

adanya ketentuan-ketentuan tradisional. Sedangkan wewenang rasional merupakan we-

wenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat

17. Karena pada dasarnya kondisi demokratis membutuhkan kualitas sumber daya manusia

yang cukup

18. Kesiapan sumber daya manusia

19. Religiusitas bangsa Indonesia tersebut telah tampak sejak kehidupan zaman pra sejarah,

yakni ditunjukkan dengan berkembangnya paham animisme, dinamisme, totemisme, dan

lain sebagainya.

20. Semakin meningkatnya industri, dan semakin derasnya laju perpindahan penduduk dari

desa ke kota.

127

Bab 2

1. Suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk

keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

2. a. Lembaga sosial merupakan organisasi yang bersifat tetap

b. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang terstruktur secara rapi

c. Keberadaan lembaga sosial berkaitan dengan kebutuhan utama manusia dalam ke-

hidupan bermasyarakat

d. Lembaga sosial memiliki sistem nilai dan sistem norma yang mengikat perilaku

manusia

3. Operative institutions dan regulative institutions

4. a. Suatu organisasi yang di dalamnya terdapat pola pemikiran dan pola perilaku

b. Sistem nilai dan sistem norma yang terdapat dalam suatu lembaga sosial bersifat

tetap

c. Lembaga sosial memiliki tujuan-tujuan tertentu yang bersifat khas

d. Lembaga sosial memiliki beberapa sarana, media, dan beberapa alat perlengkapan

lainnya

e. Lembaga sosial juga memiliki simbol-simbol tertentu yang melambangkan fungsi

dan tujuannya

f. Terdapat kebiasaan-kebiasaan atau tradisi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis

5. a. Ditinjau dari perkembangannya

b. Ditinjau dari system nilai dan norma yang ada

c. Penerimaan masyarakat

d. Penyebarannya

6. Lembaga sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat yang ada dalam

kehidupan masyarakat.

7. Lembaga sosial yang sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan tata ter-

tib kehidupan masyarakat.

8. Lembaga pendidikan, lembaga agama, dan sebagainya

9. Perindustrian, perseroan, perusahaan, klub-klub keolahragaan, dan lain sebagainya

10. Ikatan lahir batin antara dua orang atau lebih yang berlainan jenis kelamin dalam

hubungan suami istri

11. Keluarga inti adalah keanggotaan sebuah keluarga terdiri dari bapak, ibu, anak, sedan-

gkan keluarga luas adalah keluarga inti yang mengalami perkembangan.

12. Tahap persiapan (pre-nuptual), tahap perkawinan (nuptual stage), tahap pemeliharaan

anak (child rearing stage), dan tahap keluarga dewasa (maturity stage)

13. a. Mengatur hubungan seksual secara sah, b. Mengatur pola-pola pemeliharaan, pen-

gawasan, pengayoman, membesarkan, dan mendidik anak menuju jenjang kedewasaan

sebagai wujud dari rasa tanggung jawab dari pembentukan keluarga, c. Memelihara

dan mengembangkan rasa kasih sayang, semangat hidup, dan kebutuhan-kebutuhan

afeksi lainnya antara seluruh anggota keluarga.

128

14. Suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan den-

gan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas

moral yang disebut umat

15.

Fungsi manifest agama meliputi tiga hal, yaitu: (1) Adanya pola-pola keyakinan (dok-

trin) yang menentukan sifat hubungan, baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa maupun hubungan antara sesama manusia, (2) Adanya upacara ritual yang mela-

mbangkan suatu pola keyakinan (doktrin) dan mengingatkan manusia terhadap ke-

beradaan pola keyakinan (doktrin) tersebut., dan (3) Adanya pola perilaku umat yang

konsisten dengan ajaran-ajaran yang diyakini. Sedangkan fungsi laten antara lain: a.

Tempat peribadatan, b. Semangat manusia untuk dapat melaksanakan ajaran agama

secara baik telah menumbuhkembangkan semangat lain dalam berbagai bidang ke-

hidupan, c. Semangat untuk mengembangkan ajaran agama telah memacu pula seman-

gat untuk mengembangkan strategi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi!

16. (1) Pendidikan informal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga, (2)

Pendidikan formal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah, dan (3) Pen-

didikan nonformal, yakni pendidikan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

17. Fungsi manifest pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut

1. Membantu manusia dalam mengembangkan potensi (bakat dan minat) sehingga

dapat bermanfaat terhadap dirinya pribadi dan masyarakat secara luas.

2. Memberikan bekal kepada manusia dalam usaha mencari dan memenuhi kebutu-

han hidup.

3. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda sehingga terjaga kelestariannya.

4. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan membentuk kepribadian yang mantap

melalui proses pendidikan.

Fungsi laten (fungsi tersembunyi) pendidikan, sebagaimana yang telah dijelaskan di

atas, merupakan fungsi yang tersembunyi atau fungsi yang tidak secara langsung tam-

pak dari pendidikan, misalnya:

1. Berkurangnya tingkat pengangguran

2. Berkurangnya tingkat kejahatan sosial

3. Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan

4. Berkurangnya tingkat perceraian

18. Penting

19. (1) Memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, (2)

Mengatur pendistribusian barang atau jasa kepada masyarakat yang membutuhkan, dan

(3) Mengatur penggunaan atau pemakaian barang atau jasa dalam kehidupan masyar-

akat.

20. Fungsi lembaga politik adalah

1. Melaksanakan undang-undang dasar yang telah disetujui dan disampaikan oleh

lembaga legislatif.

2. Menciptakan dan memelihara ketertiban di lingkungan wilayah kekuasaannya,

baik dilaksanakan secara halus (persuasif) maupun secara paksaan (represif).

129

3. Menjaga keamanan wilayah kekuasaannya dari serangan pihak asing dengan

menggunakan sistem pertahanan dan keamanan yang dimilikinya.

4.

Menciptakan dan memelihara kesejahteraan umum dengan melakukan pelayanan

sosial dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup warga masyarakat di lingkun-

gan kekuasaannya.

5. Menyelesaikan kon

fl

ik yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Bab 3

1. Suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang dilaksanakan dengan menggunakan prosedur

atau metode tertentu secara sistematis dengan menggunakan fakta yang diperoleh se-

cara obyektif dalam rangka memecahkan masalah atau mendapatkan penemuan-pen-

emuan

2. Penelitian merupakan penyelidikan (penelitian) terhadap suatu bidang ilmu pengeta-

huan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

hati-hati, dan sistematis.

3. (1) pendekatan ilmiah, dan (2) pendekatan nonilmiah

4. a. Tujuan ilmiah

b. Tujuan praktis

5. Tujuan eksploratif, yakni suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan untuk menemu-

kan dan mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

6. a. Persiapan

b. Pelaksanaan

c. Penulisan laporan

7. (1) Fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, (2) Kajian-kajian kepus-

takaan, dan (3) Informasi yang diberikan oleh pihak lain.

8. (1) Hipotesis merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih

dalam penelitian, dan (2) Hipotesis dapat diuji secara empirik.

9. 1. Kelompok-kelompok sosial sebagai bagian dari suatu masyarakat.

2. Lembaga-lembaga sosial sebagai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyar-

akat.

3. Pola interaksi sosial yang berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

menyusun program pembangunan.

4. Nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam suatu masyarakat yang akan di-

jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembangunan.

5. Strati

fi

kasi sosial dan diferensiasi sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat

yang dapat dipergunakan untuk mengidenti

fi

kasikan kelompok-kelompok yang

mendukung maupun yang tidak mendukung terhadap program pembangunan.

10. Suatu proses pengungkapan kebenaran berdasarkan penggunaan konsep-konsep dasar

yang dikenal dalam sosiologi

130

Bab 4

1. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang

mana data-data bersifat kualitatif berbentuk huruf-huruf. Sedangkan pendekatan kuan-

titatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses penelitian yang mana data

yang dipakai adalah data-data kuantitatif, yakni berbentuk angka-angka

2. a. Populasi

b. Sampel

3. 1) Berdasarkan peluang (probability sampling), dan 2) Tidak berdasarkan peluang

(nonprobability sampling)

4. (1) Mengedit (editing) dan memberikan kode (coding), (2) Meringkas dan membuat

tabel-tabel (tabulasi), (3) Melakukan analisis data, dan (4) Membuat kesimpulan

5. 1. Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas (sebab akibat) antara dua variabel atau

lebih.

2. Memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasi

fi

kasikan data dan penya-

jian data secara lebih mudah sehingga bisa dipahami secara lebih mudah.

3. Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh, apakah

berbeda secara berarti (signi

fi

kan).

4. Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis sehingga bisa menolong

peneliti dalam mengambil keputusan.

5. Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesim-

pulan-kesimpulan yang akan diambil.

6. Memungkinkan peneliti untuk melakukan kegiatan ilmiah dengan biaya yang lebih

murah.

Bab 5

1. Sebagai mediator agar hasil penelitian dapat diterima oleh mereka yang berkepentin-

gan

2. (1) Siapakah pihak yang akan membaca laporan penelitian tersebut, apakah untuk

kalangan ilmuwan, untuk kalangan masyarakat awam, atau untuk kalangan birokrat,

(2) Laporan harus disusun secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan yang te-

lah ditempuh dalam proses penelitian sehingga para pembaca akan mudah mengerti

dan memahami laporan penelitian tersebut, dan (3) Laporan penelitian harus jelas dan

meyakinkan mengingat keberadaannya merupakan unsur terpenting bagi pengemban-

gan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. (1) Pembaca dapat memahami secara mudah apa yang telah dilakukan oleh peneliti,

termasuk di dalamnya tujuan dan hasil penelitian, dan (2) Laporan penelitian harus

mencantumkan langkah dan metode secara jelas sehingga pembaca dapat mengulangi

proses penelitian apabila pembaca menghendaki

4. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

131

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat

Penelitian

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya

B. Teori yang Mendasari

C. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

C. Teknik Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

B. Analisis Data Penelitian

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

Daftar Pustaka

132

Bouman, PJ. 1980.

Ilmu Masyarakat Umum

. Jakarta: Penerbit PT

Pembangunan.

Dhohiri, Drs. Tau

fi

q Rahman, dkk. 2000.

Sosiologi 2 untuk Kelas 3 SMU

. Jakarta: Penerbit

Yudhistira.

Daljoeni, N. 1992.

Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi

dan

Ekologi

Sosial

. Bandung: Penerbit Alumni.

Durkheim, Emile, 1956.

Education and sociology

; translated, and with an introduction by

Sherwood D. Fox ; Glencoe, Ill. : Free Press

Effendi, So

fi

an. 1993.

Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial dalam

Pembangunan

. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Encarta Encyclopedia

. Microsoft. 2002.

Encarta Encyclopedia

. Microsoft. 2001.

Furnival, J.S. 1948.

Colonial Policy and Practises

. Cambridge, England. Cambridge Uni-

versity Press.

Furqon, Ph.D. 1997.

Statistika Terapan untuk Penelitian

. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

Garna, Ph.D., Prof. H. Judistira K. 1999.

Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif

.

Bandung: Penerbit Primaco Akademika.

Goldthorpe, J.E. 1992.

Sosiologi Dunia Ketiga (Kesenjangan dan Pembangunan)

. Edisi

kedua. Alih bahasa: Sukadijo. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Haggen, Everet. 1962.

On The Theory of Social Change

. Homewood. Illinois. The Dorsey

Press

Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990.

Sosiologi Edisi 6 Jilid I

. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Jaspan, MA. 1969.

Leadership and Elit Groups in Indonesia

: A Study in Unstable Social

Symbiosis. South East Asian Journal of Sociology.

Johnson, Paul Doyle. 1990.

Teori Sosiologi Klasik dan Modern

. Jakarta: Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1993.

Masalah Suku Bangsa

dan

Integrasi Nasional

. Jakarta: Penerbit

UI Press.

___________ 1986.

Pengantar Ilmu Antropologi

. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.

___________ 1986.

Pengantar Ilmu Antropologi

. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.

___________ 1985.

Pengantar Antropologi Sosial

. Jakarta: Penerbit PT Dian Rakyat.

___________ 1972.

Antropologi Sosial. Jakarta

: Penerbit PT Dian Rakyat.

Kroeber, Alfred Louis, 1923.

Anthropology

. Penerbit: London: George G. Harrap

Lawang, M.Z. Robert. 1980.

Pengantar Sosiologi

. Jakarta: Penerbit Depdikbud RI

Universitas Terbuka.

Madjid, Nurcholis. 1989. Islam,

Kemodernan, dan KeIndonesiaan

. Bandung: Penerbit PT

Mizan.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

133

Merton, Robert K. 1949.

Sociology

. Penerbit New

York : Harcourt, Brace and World

Merton, Robert K. 1971.

Contemporary social problems

. Penerbit: New York: Harcourt,

Brace, Jovanovich.

Moleong, M.A., Dr. Lexy J. 2000.

Metode Penelitian Kualitatif

. Bandung: Penerbit: PT

Remaja Rosdakarya.

Nasikun, J. 1984.

Sistem Sosial Indonesia

. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.

Ritzer, George. 1992.

Sociological Theory. (Third Edition)

. McGRAW-HILL INTERNA-

TIONAL EDITIONS. Sociology Series.

Ritzer, George. 1992.

Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda

. (Diterjemahkan

ke dalam Bahasa Indonesia oleh Drs. Alimandan). Jakarta: Penerbit Rajawali Press.

Soehartono, Dr. Irawan. 2002.

Metode Penelitian Sosial

(

Suatu Teknik Penelitian Bi-

dang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya

). Bandung: Penerbit PT Remaja

Rosdakarya.

Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 1992.

Memperkenalkan Sosiologi

. (Edisi Baru). Jakarta:

Penerbit Rajawali Press.

Soekanto, Sorjono.1990.

Sosiologi Keluarga

. Jakarta: Penerbit Rineka.

__________ 1987.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.

__________ 1986.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.

__________ 1983.

Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat

. Jakarta: Penerbit

Rajawali Press.

__________ 1981.

Kriminologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Soekanto, Soerjono dan Ratih Lestari. 1988.

Sosiologi Penyimpangan

(Howerd S. Becker).

Jakarta: Penerbit CV Rajawali.

Soelaeman, M. Munandar. 1993.

Ilmu Sosial dasar

. Jakarta: Penerbit Eresco.

Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman. 1964.

Setangkai Bunga Sosiologi

. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Soemardjan, Selo. 1993.

Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan Pokok-Pokok

Pikiran

. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan.

Sorokin, Pitirim, 1929.

Principles of rural-urban sociology

Penerbit:New York: Holt

Singarimbum, Masri. 1989.

Metode Penelitian Survei

. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Sunarto, Kamanto. 1993.

Pengantar Sosiologi

. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas

Ekonomi UI.

Talcott Parsons.1956.

Sociology

. Glencoe, Ill. : New York : Free Press

Taneko, B. Soelaeman. 1984.

Struktur dan Proses Sosial

: Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.

Walpole, Ronald E dan Myers, Raymond H. 1986.

Ilmu Peluang dan Statistika untuk

Insinyur dan Ilmuwan

. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Indeks

134

Indeks

A

accidental sampling, 103

agent of change, 5

akomodasi, 6, 9, 11

akulturasi, 9, 10

analisis, 102, 103

anarkhisme, 18

angket, 98, 103, 100

animal Rational, 89

asimilasi, 9, 10, 11

askripsi, 30

atherton, 100, 100

B

Bertrand, 8

Brandes, J.A, 24

C

convergency, 92

cultural lag, 13

D

Davis, 3, 8

Deddy Mulyana, 91

deduktif, 91, 92

diffuseness, 30

difusi, 9

discovery, 5

disequilibrium, 14

E

eksploratif, 93, 101

ekstern, 5, 7, 8, 49, 64

empirik, 98

evolusi, 3, 4

F

fungsi sosial, 3

G

Gillin, 28, 47, 72, 87

Good, 92

H

Harsojo, 31

Harton, 83

Herskovits, 28

hipotesis, 97, 101

homogen, 4

Hunt, 79, 83

I

induktif, 91, 92, 95

informasi, 1, 2, 6, 8, 21, 26, 32, 51, 62,

95, 103, 104

integrasi, 14, 15, 16

interaksi, 1, 3, 10, 11, 20, 27, 29, 30,

33, 59, 100

K

Kamanto Soenarto, 86

kebudayaan, 23

keluarga, 20, 21, 45, 49, 50, 68, 70, 73,

74, 75, 76, 77, 79, 80, 82, 83, 84,

88

kepustakaan, 95, 96, 103, 104, 102,

103

Kerlinger, 98, 101

Klemmack, 100, 100

Koentjaraningrat, 2, 18, 40, 41, 55, 69,

70, 87

kolekti

fi

tas, 30

kontrol sosial, 28

kriminalitas, 19, 51

kualitatif, 102, 103, 100, 101

kuantitatif, 102, 103, 100, 100, 101

L

Linton, Ralph 28

M

masa transisi, 18

masyarakat, 1, 2, 3, 15, 27, 29, 31, 32,

37, 39, 43, 47, 54

Mciver, 3, 8, 28

metode, 92, 98, 99, 103, 101, 103

mobilitas, 6

N

n-ach, 5

nonformal, 20, 45, 80, 81

nonprobability sampling, 103

O

observasi, 98, 102, 103, 104, 100, 100

observer, 104

P

partikularisme, 30

perilaku, 2, 3, 10, 19, 28, 29, 49, 50,

51, 52, 59, 69, 70, 71, 72, 74, 77,

79, 91, 99

persuasif, 86

perubahan sosial, 3, 5, 7, 8, 12, 15, 48,

100

populasi, 102, 103, 100, 102

probability sampling, 103

purposive sampling, 103

Q

questionnaire, 103

quota sampling, 103

R

remigrasi, 6

represif, 86

responden, 103

revitalisasi, 15

revolusi, 4, 6, 18, 37, 55, 63, 65, 85

S

sampel, 102, 103, 104, 100, 100, 102

self-conception, 19

Selo Soemardjan, 3, 8, 32

sense of value, 20

snowball sampling, 103

Soerjono Soekanto, 7, 12, 13, 15, 21, 32,

33, 55, 56, 58, 69, 72, 93, 99, 101

sosial, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14,

15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 27,

28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 38,

40, 41, 43, 46, 47, 48, 49, 50, 51,

52, 54, 55, 58, 59, 60, 68, 69, 70,

71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 79, 83,

84, 87, 89, 91, 93, 94, 95, 99, 100,

102

statistik, 100

Steinmetz, 28

struktur sosial, 3, 15

struktur sosial, 3, 28

studi, 96, 104

T

terisolir, 1, 2

tradisional, 7, 15, 27, 29, 30, 33, 40, 47,

55, 60, 68, 69

U

urbanisasi, 6, 14, 21, 22, 37, 65, 66, 67,

69

V

vandalisme, 18

verivikatif, 93, 94

W

wawancara, 98, 103, 104, 100

Weber, 59, 60, 69, 86

Y

youth values, 20

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.

7.708

,

-

-

ISBN 978-979-068-

742-4

(no

.

j

i

l

i

d lengkap)

ISBN 978-979-068-

756-1