Gambar Sampul Sosiologi · BAB 5 MENGKOMUNIKASIKAN PENELITIAN SOSIAL
Sosiologi · BAB 5 MENGKOMUNIKASIKAN PENELITIAN SOSIAL
Aman NurHidayah Grendy

24/08/2021 15:48:15

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

167

Kata Kunci:

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan pembelajaran bab ini adalah kalian dapat memahami bagaimana cara mengkomunikasikan

hasil penelitian sosial secara baik.

Implementasi, Masalah, Penelitian, Topik, Hipotesis, Variabel, Populasi, Sampel, Data,

Kualitatif, Kuantitatif, Wawancara, Kuesioner, Angket, Responden, Observasi, Tes, Analisis

isi, Reduksi data, Verifikasi,

Editing

,

Coding

,

Tabulating

, Statistik, Distribusi, Frekuensi, Mean,

Tendensi sentral, Modus, Median, Laporan, Notasi ilmiah.

MENGKOMUNIKASIKAN

MENGKOMUNIKASIKAN

MENGKOMUNIKASIKAN

MENGKOMUNIKASIKAN

MENGKOMUNIKASIKAN

HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

SOSIALSOSIAL

SOSIALSOSIAL

SOSIAL

B A BB A B

B A BB A B

B A B

5

Peta Konsep:

Menyusun Laporan

Penelitian

Presentasi Hasil

Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan Hasil

Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan

Hasil Penelitian Sosial

Sosiologi SMA Kelas XII

168

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

uatu ilmu pengetahuan dapat berkembang melalui penelitian. Bidang

ilmu

pengetahuan, seperti ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, seni dan budaya,

merupakan bidang keilmuan yang menarik untuk diteliti. Hasil penelitian suatu

bidang ilmu sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bagi pembangunan

bangsa. Minat untuk mengadakan penelitian di kalangan siswa sekolah harus

dibangkitkan, apalagi penelitian yang berkaitan dengan perubahan sosial budaya.

Hal ini dikarenakan bidang sosial budaya merupakan bidang yang berkaitan dengan

kehidupan manusia. Masalah-masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan

manusia banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, suatu hari kalian

melihat beberapa pengamen di setiap perempatan jalan. Fenomena tersebut dapat

dijadikan bahan penelitian. Nah, penelitian bukanlah sesuatu yang sulit, bahkan

setiap orang bisa melakukannya. Setelah mempelajari cara-cara menyusun suatu

penelitian diharapkan kalian dapat melakukan penelitian sederhana tentang masalah-

masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

S

Sumber:

www.solopos.net

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

169

A.A.

A.A.

A.

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial

Para ilmuwan sosial melakukan penelitian tidak hanya ditujukan untuk mencari

suatu pengetahuan sosial yang baru atau penyebab dari masalah-masalah sosial

tetapi juga dapat memberikan suatu sumbangan dalam menyelesaikan masalah-

masalah sosial. Dalam melaksanakan penelitian para ilmuwan sosial melaksankan

dengan hati-hati dan ekstra teliti. Mereka menggali data sesuai dengan apa yang

tejadi dilapangan. Karena hasil penelitian yang dilaksanakan akan juga

dikomunikasikan kepada masyarakat.

Mengkomunikasikan hasil penelitian tidak semudah dalam menyampaikan

suatu makalah dalam seminar atau workshop. Dibutuhkan kecakapan tersendiri

dan juga penguasaan ilmu baik dari segi teoritis dan metode juga penguasaan masalah

yang dikajinnya. Hal ini dilakukan karena sang peneliti ketika mengkomunikasikan

hasil penelitiannya sama saja mempertahankan ide dasar pengetahuannya dan juga

ada tuntutan tentang manfaat dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, peneliti

harus benar-benar mempersiapkan laporan penelitiannya secara mendalam dengan

literatur yang rasional.

Hasil penelitian dapat dikomunikasikan dalam berbagai acara yaitu diantaranya

seminar, uji skripsi,tesis, dan disertasi dalam mendapatkan gelar pendidikan. Ada

pula melalui bentuk artikel yang dimuat dalam media massa. Bentuk yang paling

efektif adalah seminar karena memungkinkan adanya masukan penelitian dari para

ilmuwan yang lainnya sehingga hasil penelitian dapat maksimal. Dalam

mengkomunikasikan penelitian yang harus dijelaskan secara mendalam adalah latar

belakang dan teori yang melandasinya secara rasional dari metodologinya.

Sebagai peneliti yang dalam pekerjaan sehari-harinya banyak berhubungan

dengan masyarakat umum dan juga pihak-pihak lainnya dalam rangka pengabdian

masyarakat maka hal-hal yang bersifat teoritis-konsepsional sebisa mungkin untuk

dikemukakan secara mendalam. Dalam mengkomunikasikan penelitian harus

memperhatikan beberapa hal yaitu seperti yang dijelaskan oleh

Soerjono Soekanto

.

1. Khalayak yang dihadapi

Seorang peneliti akan menghadapi khalayak tertentu yang terdiri dari

beberapa orang yang kadang-kadang tidak dapat ditemukan batas-batasnya dalam

mengkomunikasikan hasil penelitiaanya. Orang-orang yang ditemuinnya

mempunyai bermacam-macam kharakter dan juga kemampuan ilmu pengetahuan.

Mungkin ada yang lebih menguasai dari

public speaker

mungkin ada yang

dibawah kemampuan

public speaker

. Heteregonitas itu mungkin ada dilihat

dari sudut kebudayaan khusus yang dianut, orientasi politik yang berlainan, agama

yang tidak sama, latar belakang pendidikan yang berbeda, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini biasanya peneliti selalu memahami wacana-wacana yang

diungkapkan oleh khalayak ramai. Karena sulit diciptakan hubungan batiniah

antara pembicara dengan khalayak.

Sosiologi SMA Kelas XII

170

Menghadapi khalayak yang beraneka ragam latar belakang seorang

pembicara harus mampu membuat tolok ukur yang seragam terlebih dahulu.

Tolok ukur ini yang dipakai harus mencakup dari pembahasan masalah yang

diteliti. Diusahakan adanya pembatasan masalah yang dikaji sehingga tidak

menimbulkan berbagai pertanyaan bagi khalayak yang nantinya akan mengancam

konsistensi peneliti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah, meminta data

yang akan dihadapi dihadapi sebelum acar dilakasanakan. Dengan cara demikian

peneliti dapat menegtahui kharakteristik dari kalayak.

2. Usaha agar khalayak menjadi pendengar yang aktif

Seorang peneliti dalam mengkomunikasikan hasil penelitiannya harus

mengusahakan agar khalayak menjadi pendengar yang baik. Sehingga tujuan

penelitian dapat dipahami dan menimbulkan rangsangan tehadap khalayak. Usaha

ini ditujukan agar hasil penelitian benar-benar bermanfaat dan dapat menjadi

pemecah dari masalah yang diteliti. Oleh karena itu, penyampainnya harus dapat

menggunakan bahasa yang komunikatif dan tidak perlu menggunakan istilah-

istilah yang tidak subtantif atau tidak penting.

Adapun halangan-halangan untuk menjadi pendengar yang baik adalah

sebagai berikut:

a. Kesulitan memahami apa yang di bicarakan.

b. Gangguan dalam pandangan.

c. Hal-hal yang mengalihkan perhatiannya.

d. Kelelahan atau keadaan sakit.

e. Waktu yang terbatas

f. Melamun.

Halangan-halangan inilah yang harus dipecahkan oleh pembicara dalam

menyampaikan hasil penelitiannya.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pembicara agar khalayak dapat

memahami hasil dari penelitian sebagai berikut.

Pertama

, pembicara harus

memberikan pengantar yang menarik dan mungkin mengangkat permasalahan yang

kontrovesial sehingga pendengar terangsang untuk menanyakan materi penelitian

yang disampaikan. Pengantar yang menarik inilah akan menciptakan suasanana

yang menyenangkan dan meimbulkan pertanyaan bagi khalayak ramai. Tetapi

kadang pembicara perlu menempatkan dirinya pada posisis yang lebih tinggi. Namun

hendaknya hal itu dilakukan sebagai taktik agar dihargai oleh khalayak pendengar

juga.

Kedua

, pembicara harus dapat menciptakan kewibawaan terhadap khalayak

dalam penyampaian materi. Dalam usaha kedua ini yang dititik beratkan adalah

faktor yang bersifat spiritual yaitu faktor penampilan, gaya berbicara, raut wajah,

dan lain sebagainya.

Ketiga,

yaitu pembicara harus menciptakan landasan

pengetahuan yang sama. Usaha ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu melebar

dari inti permasalahannya. Dan sebisa mungkin pembicara dapat membatasi masalah

dan menggiring khalayak ke pembahasan inti masalah.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

171

3. Usaha untuk mempengaruhi khalayak

Tujuan dari mengkomunikasikan hasil penelitian adalah menyampaikan

masalah penelitian kemudian mencari solusi bersama khalayak. Maka seorang

pembicara harus dapat mempengaruhi khalayak agar aktif dalam seminar.

Langkah yang dapat dilakukan dalam mempengaruhi khalayak adalah

mengembangkan suasana sehingga terjadi perubahan. Yang dilakukan dalam

langkah ini adalah pembicara mengemukakan masalah yang sama-sama dihadapi,

misalnya rendahnya taraf hidupnya dengan berikhtiar. Disamping itu pembicara

juga dapat menyakinkan kalayak tentang masalah-masalah yang diteliti.

Kedua

, pembicara mulai melakukan interaksi dengan khalayak agar

tercipta suasana yang menyenangkan. Keadaan ini harus tetap dipertahankan

agar kegiatan penyampaian materi penelitian dapat memuat semua gagasan-

gagasan yang dimaksud.

Ketiga

, pembicara mencoba dan mengajak khalayak

untuk megadakan diagnosis terhadap keadaan yang dihadapi. Dalam tahap ini

mulai menanggulangi masalah-masalah yang mengagangu dalam pembicaraan.

Langkah ke-empat pembicara berusaha untuk menanamkan keinginan dimana

pembicara diarahkan pada usaha agar khalayak mempunyai keinginan atau hasrat

yang kuat untuk mengubah keadaan, sehingga dapat diduga bahwa pada suatu

waktu keinginan tadi akan berubah menjadi tindakan-tindakan yang nyata. Tahap

kelima

, pembicara sayogyannya berusaha untuk menjelaskan keuntungan dan

kerugian sebagai akibat terjadinya perubahan.

Seorang peneliti harus mempunyai kemampuan agar dapat melakukan

pembicara dengan baik dan benar. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan

menambah wawasan dan juga pengalaman-pengalaman. Yang terpenting yaitu

harus mempunyai mental berani dalam mengkomunikasikan penelitian tersebut.

Oleh karena itu, jika kalian rajin berlatih diri berbicara didepan umum maka

kalian akan terbiasa dan akan menjadi pembicara yang handal. Dengan

kemampuan ini maka ketika kalian dalam melakukan penelitian dapat

mengkomunikasikan ke khalayak dengan baik sehingga hasil penelitian kalian

sangat berguna.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka seorang peneliti harus memiliki

kemampuan-kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil penelitian sebagai

berikut.

a. Menyajikan dengan bahasa yang sederhana tetapi benar, sehingga mudah

dimengerti khalayak.

b. Menyajikan bahan secara sistematis.

c. Menguasai bahan yang disajikan.

d. Memberikan contoh-contoh sederhana tetapi penting yang berasal dari

kehidupan sehari-hari.

e. Menyesesuaikan diri dengan khalayak secara serta merta dan cepat.

f. Tidak menimbulkan ketegangan, walaupun harus menyajikan hal-hal yang

kadang-kadang bersifat kontrovesial.

g. Membentuk opini positif.

h. Berdiskusi dengan benar.

i.

Membimbing kalayak ke arah kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya secara mandiri.

Sosiologi SMA Kelas XII

172

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Dengan menguasai poin-poin diatas maka peneliti benar-benar dapat mewujudkan

cita-citanya yang diuraiakan dalam kerangka penelitian kepada masyarakat.

Serta seorang peneliti juga tidak lagi gagap dalam mengkomunikasikan hasil

penelitian terhadap orang-orang yang lebih cerdas dari peneliti.

Buatlah kerangka penelitian tentang masalah sosial yang ada ditempat tinggal

kalian! Kemudian kalian komunikasikan di depan kelas dengan teknik yang baik!

B.B.

B.B.

B.

Laporan Penelitian

Laporan Penelitian

Laporan Penelitian

Laporan Penelitian

Laporan Penelitian

1. Menyusun Laporan Penelitian

Kegiatan terakhir dalam suatu kegiatan penelitian adalah menyusun

laporan penelitian. Laporan penelitian mempunyai arti yang signifikan, karena

dengan adanya laporan penelitian berarti apa yang telah diteliti mempunyai bukti

nyata. Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan

proses kegiatan penelitian, dan penyusunan hendaknya berpedoman pada aturan-

aturan penulisan laporan penelitian. Ada beberapa pokok penting dalam

penyusunan laporan penelitian, yaitu:

a. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang.

b. Bahasa sederhana dan baku.

c. Arah dan tujuan penulisan sesuai maksud penelitian.

d. Ada pemisahan antara teori dan hasil.

e. Menghindari bahasa klise dan berbelit-belit.

Adapun manfaat laporan penelitian sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, merupakan bukti nyata bahwa peneliti telah menemukan

sesuatu, agar hasil penelitian dikenal banyak pihak, dan tentunya membuat

penelitian itu berarti.

b. Bagi ilmuwan, yaitu dunia ilmu pengetahuan akan bertambah luas.

c. Bagi pengambil kebijakan, yaitu hasil penelitian tentunya akan memberi

masukan yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kebijakan karena

informasinya aktual.

d. Bagi masyarakat luas, yaitu dengan dihasilkannya penemuan-penemuan

baru tentunya kehidupan manusia akan lebih mudah, misalnya penemuan

yang berkaitan dengan teknologi.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

173

Garis Besar Isi Laporan:

Bagian Pembuka

1. Judul Penelitian

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Daftar Tabel

5. Daftar Gambar atau Ilustrasi

Bagian Isi

1. Bab I

Pendahuluan

2. Bab II

Kajian Teori/Tinjauan Pustaka

3. Bab III Metodologi Penelitian

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

5. Bab V Kesimpulan dan saran

Bagian Penutup

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran

2. Contoh Laporan Hasil Penelitian Kualitatif

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

KEGIA

TAN PROGRAM POSYANDU

(Studi Kasus di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia, pemerintah selama

ini telah berusaha mengembangkan banyak program dengan melibatkan berbagai

lembaga yang ada dalam masyarakat. Program tersebut telah dilaksanakan

guna menjangkau warga masyarakat lapisan paling bawah sebagai sasaran

utamanya bagi landasan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat bangsa

secara menyeluruh.

Dalam tiap program pengembangan masyarakat dewasa ini, partisipasi

aktif seluruh warga masyarakat dipandang sangat penting artinya bagi kelancaran

pelaksanaan kegiatan dan tercapainya tujuan secara mantap. Oleh karena itu,

partisipasi masyarakat selalu diusahakan untuk dikembangkan sejak awal

pelaksanaan program, dan diharapkan bisa berlangsung terus sampai tercapai

tujuan programnya (

Harsojo, 1999: 210

).

Dalam mengembangkan peran serta masyarakat pada program tertentu,

para tokoh masyarakat baik formal maupun non formal sangat penting

peranannya, terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh, dan

menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat lingkungannya guna

mendukung keberhasilan program.

Sosiologi SMA Kelas XII

174

Lebih-lebih dalam masyarakat pedesaan, peran tersebut menjadi sangat

menentukan karena kedudukan para tokoh masyarakat masih sangat kuat

pengaruhnya, dan bahkan sering menjadi tokoh panutan dalam segala kegiatan

hidup sehari-hari warga masyarakatnya.

Persepsi warga masyarakat terhadap kegiatan program tertentu

merupakan landasan atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut

terlibat dan berperan secara aktif dalam setiap kegiatan program tersebut.

Makna positif atau negatif sebagai hasil persepsi seseorang terhadap program

akan menjadi pendorong atau penghambat baginya untuk berperan dalam

kegiatannya.

Berbagai hal yang terjadi dan menjadi pengalaman yang kurang

menyenangkan sering mengakibatkan warga masyarakat kurang bersikap

terbuka untuk secara jujur menyatakan persepsi dan pandangannya tentang

suatu program kegiatan yang secara resmi diselenggarakan oleh pemerintah.

Karena sering dilandasi oleh persepsi yang kurang positif, maka keterlibatan

yang ada sering merupakan partisipasi semu.

Keadaan sedemikian itu bila terjadi, sering membawa akibat kurang lancarnya

kegiatan sesuai dengan rencana sehingga menyulitkan usaha pencapaian tujuan

program secara utuh dan mantap (

Sutopo, 1996: 132

).

Selama ini banyak program pemerintah dalam usaha pengembangan

masyarakat telah dirancang dan diputuskan hanya berdasarkan konsep, dan

pertimbangan dari atas (

top down

), tanpa memperhatikan kekhususan latar

belakang sosial, ekonomi, dan budayanya, yang sangat memungkinkan terjadinya

perbedaan persepsi antarwarga masyarakat terhadapnya. Akibatnya banyak

program menghadapi kendala dalam pelaksanaannya, terutama dalam

mengembangkan partisipasi aktif masyarakat sebagai komponen utama dalam

mencapai keberhasilan program. Kegagalan dalam mengembangkan partisipasi

aktif warga masyarakat tersebut selama ini tidak banyak dijelaskan, karena

proses interaksi warga masyarakat serta makna persepsinya terhadap kegiatan

yang sedang dikembangkan, yang sebenarnya sangat dipengaruhi oleh

kekhususan kondisi sosial ekonomi dan budayanya tak banyak menjadi sasaran

pengkajian secara teliti dalam proses perencanaan program.

Proses dan makna persepsi seseorang tidak mudah untuk diungkap secara

lengkap dan rinci, lebih-lebih bila seseorang tersebut kurang bersikap terbuka.

Banyak hal yang merupakan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi

makna hasil persepsi terhadap kegiatan hubungan antar-manusia dalam

masyarakat. Selain tergantung dari bentuk dan proses interaksinya, persepsi

seseorang sangat tergantung pada banyak faktor yang membentuk

pengalamanya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut

antara lain meliputi kondisi sosial ekonomi, corak budaya yang berkaitan dengan

agama yang dianutnya, kepercayaan, dan tradisi hidup keseharian dari warga

masyarakatnya. Semuanya itu membentuk karakteristik masyarakat tertentu,

yang bisa sangat berbeda dengan masyarakat lain di tempat yang lain pula.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

175

Dalam kaitannya dengan program posyandu sebagai usaha pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program pengembangan

kesehatan anak, maka partisipasi aktif warga masyarakat juga akan sangat

ditentukan oleh persepsinya terhadap kegiatan posyandu yang sangat dipengaruhi

oleh latar belakang sosial ekonomi dan budayanya yang khusus.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari,

Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai wilayah

kajiannya. Desa Giritirto dipilih karena memiliki karakteristik wilayah yang unik,

yakni bahwa wilayah Giritirto merupakan pusat hubungan antar-desa di

Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul, tetapi memiliki beberapa pedukuhan yang

masih sangat terisolasi. Oleh karena itu, menjadi menarik menelaah tentang

persepsi dan partisipasi masyarakat Desa Giritirto dalam kegiatan posyandu.

Selama ini, pelaksanaan posyandu di Desa Giritirto berjalan dengan lancar,

meskipun banyak wilayah yang jauh dari pusat desa. Manajemen pembagian

tugas di Puskesmas Purwosari cukup baik, sehingga setiap bulan pelaksanaan

posyandu berjalan lancar.

Nuansa inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk menelaah eksistensi

masyarakat Desa Giritirto dalam pelaksanaan program posyandu yang menjadi

kajian pokok dalam penelitian ini.

B . Perumusan Masalah

Berdasarkan gambaran permasalahan pada latar belakang masalah di

atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan pelaksanaan kegiatan program posyandu selama

ini di desa?

2. Bagaimana persepsi warga masyarakat desa terhadap program kegiatan

posyandu?

3. Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat pada program kegiatan

posyandu di desa selama ini?

4. Sejauh mana persepsi dan partisipasi masyarakat desa berkaitan dengan

kondisi sosial, ekonomi, dan budayanya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengarahkan kajiannya secara teliti pada:

1. Upaya mengetahui perkembangan kegiatan program posyandu di desa

selama ini.

2. Berbagai bentuk partisipasi para warga masyarakat yang meliputi para

tokoh masyarakatnya (formal dan non-formal), para kader dan peserta

posyandu, para suami peserta, dan juga kaum mudanya.

3. Persepsi warga masyarakat desa yang berupa pandangan dan sikap para

tokoh masyarakatnya, kader dan peserta posyandu, para suami peserta,

dan kaum mudanya terhadap kegiatan program posyandu dan manfaatnya

di desanya selama ini.

Sosiologi SMA Kelas XII

176

4. Keberkaitan antara persepsi dan partisipasi warga masyarakat pada kegiatan

program posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya

masyarakatnya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang berupa pengertian mendalam tentang sejauh mana

keberkaitan antara persepsi dan partisipasi warga masyarakat pada kegiatan

program posyandu dengan kondisi latar belakang sosial ekonomi dan budaya

masyarakatnya akan sangat bermanfaat bagi para perencana dan pelaksana

program, terutama untuk:

1. Memecahkan berbagai masalah yang dihadapi terutama dalam

mengembangkan partisipasi aktif warga masyarakat dalam kegiatan

posyandu.

2. Memberi masukan penting untuk memperluas pandangan dalam

perencanaan, sehingga dapat disusun rancangan kegiatan yang lebih tepat

dan sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi dan budaya masyarakat

sasaran program.

3. Memberi masukan yang berguna bagi penyusunan strategi pengembangan

partisipasi masyarakat yang lebih tepat bagi program pengembangan

masyarakat pada umumnya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Davidoff, persepsi merupakan cara kerja atau proses yang rumit

dan aktif, karena tergantung pada sistem sensorik dan otak (

Davidoof, 1988:

237

). Bagi manusia, persepsi merupakan suatu kegiatan yang fleksibel, yang dapat

menyesuaikan diri secara baik terhadap masukan yang berubah-ubah. Dalam

kehidupan sehari-hari, tampak bahwa persepsi manusia mempunyai kemampuan

menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan dan budayanya. Dalam konteks

ini, pengalaman-pengalaman pada berbagai kebudayaan yang berbeda dapat

mempengaruhi bagaimana informasi penglihatan itu diproses. Pengalaman budaya

berperan sangat penting dalam proses kognitif, karena tangapan dan pikiran yang

merupakan alat utama dalam proses kognitif selalu bersumber darinya. Dengan

demikian pengalaman seseorang yang merupakan akumulasi dari hasil berinteraksi

dengan lingkungan hidupnya setiap kali dalam masyarakat, lokasi geografisnya,

latar belakang sosial-ekonomi-politiknya, keterlibatan religiusnya, sangat

menentukan persepsinya terhadap suatu kegiatan dan keadaan.

Karena kebudayaan dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan

erat dengan perilaku manusia dan kepercayaan, maka ia meliputi berbagai hal dalam

kehidupan manusia, yang di antaranya adalah agama, pendidikan, struktur sosial

ekonomi, pola kekeluargaan, kebiasaan mendidik anak, dan sebagainya.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

177

Dengan demkian dapat dikatakan bahwa, kondisi kehidupan seseorang sehari-

harinya sangat mempengaruhi persepsi pada setiap peristiwa sosial, dimana dalam

setiap kegiatan sosial tersebut selalu melibatkan hubungan antar-subjek dan

terbentuknya makna. Makna tersebut akan menentukan kesanggupan seseorang

untuk terlibat dan berpartisipasi pada kegiatan tertentu dalam masyarakatnya

(

Sutopo, 1996: 133

).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diintepretasikan sebagai

tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui panca inderanya (

DepdiPosyanduud, 1995: 759

). Persepsi

selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada waktu terjadinya

proses persepsi. Ia merupakan tingkah laku selektif, bertujuan, dan merupakan

proses pencapaian makna, dimana pengalaman merupakan faktor penting yang

menentukan hasil persepsi (

Sutopo, 1996: 133

).

Tingkah laku selalu didasarkan pada makna sebagai hasil persepsi terhadap

kehidupan para pelakunya. Apa yang dilakukan, dan mengapa seseorang melakukan

berbagai hal, selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri,

dan dipengaruhi oleh latar belakang budayanya yang khusus (

Spradly, 1980: 137

).

Budaya yang berbeda, melatih orang secara berbeda pula dalam menangkap makna

suatu persepsi, karena kebudayaan merupakan cara khusus yang membentuk

pikiran dan pandangan manusia.

Dari teori-teori di atas, dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses

aktif, dimana masing-masing individu menganggap, mengorganisasi, dan juga

berupaya untuk mengintepretasikan yang diamatinya secara selektif. Oleh karena

itu, persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri seseorang pada saat ia

menerima stimulus dari lingkungan dengan melibatkan indra, emosional, serta aspek

kepribadian lainnya. Dalam proses persepsi itu, individu akan mengadakan

penyeleksian, apakah stimulus individu berguna atau tidak baginya, serta menentukan

apa yang terbaik untuk dikerjakannya.

Persepsi cenderung berkembang dan berubah, serta mendorong orang yang

bersangkutan untuk menentukan sikap, karena tidak hanya terdiri dari

being

cognition

yang pasif dan reseptif, tetapi juga jalan yang penuh keyakinan. Sifat

aktif menyebabkan seseorang mampu melihat realitas yang terdalam dan tidak

mudah terkelabuhi oleh penampakan realitas yang semu. Persepsi yang tajam

menyebabkan seseorang memahami realitas diri dan lingkungannya dalam suatu

interaksi interrasionalitas dengan totalitas dan tidak mudah terjebak pada salah

satu pandangan yang empirisme.

Dalam kajian ini, persepsi masyarakat terhadap program posyandu, tidak

hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap

batin yang mengarahkan seseorang mampu melihat hakekat yang terdalam dari

urgensi pelaksanaan program posyandu yang diselenggarakan oleh pemerintah yang

lebih bermakna.

Sosiologi SMA Kelas XII

178

Persepsi positif masyarakat terhadap program posyandu, akan sangat menentukan

kesanggupan mereka untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam

pelaksanaan program posyandu secara berkesinambungan. Partisipasi itu sendiri,

menurut Purwodarminto, adalah suatu kegiatan atau turut berperan serta dalam

suatu program kegiatan (

Purwodarminto, 1984: 453

). Partisipasi merupakan

proses aktif yang mengkondisikan seseorang turut serta dalam suatu kegiatan yang

disebabkan oleh persepsi yang positif. Meskipun demikian, partisipasi juga sangat

dipengaruhi oleh kondisi sosiologis-ekonomis-politis seseorang yang merupakan latar

belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat juga

dapat berbeda-beda bentuknya. Tetapi dalam penelitian ini akan digambarkan secara

komprehensif tampilan persepsi dan partisipasi dari masyarakat dalam studi kasus

penelitian ini.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan konsep teoritik yang membahas mengenai berbagai

metode atau ilmu metode-metode yang dipakai dalam penelitian. Sedangkan metode

merupakan bagian dari metodologi, yang diinterpretasikan sebagai teknik dan cara

dalam penelitian, misalnya teknik observasi, metode pengumpulan sumber (heuristik),

teknik wawancara, analisis isi, dan lain sebagainya. Berbagai hal yang berkaitan

dengan metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari,

Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan difokuskan pada

persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program posyandu yang

merupakan program pemerintah untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat secara menyeluruh.

B . Bidang Penelitian

Bidang masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah

kesehatan

masyarakat

yang berhubungan dengan perkembangan kegiatan program di

desa selama ini, persepsi masyarakat terhadap program posyandu, bentuk-bentuk

partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu selama ini, dan sejauh mana

pesepsi berkaitan dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

179

C. Bentuk/Strategi Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih

mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, maka jenis penelitian

dengan strateginya yang cocok dan relevan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif

dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak

informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap objek

akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku

dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik (

Muhadjir, 1996:

243

).

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

(case

study).

Karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam

proposal sebelum terjun ke lapangan, maka jenis strategi penelitian ini secara

lebih spesifik dapat disebut sebagai studi kasus terpancang

(embedded case

study research)

(

Yin, 1987: 136

).

Dengan mengenal dan memahami karakter penelitian kualitatif, dapat

mempermudah peneliti dalam mengambil arah dan jalur yang tepat dalam

mengumpulkan data, menganalisis maupun mengembangkan laporan penelitian.

Studi kasus didasarkan pada teknik-teknik yang sama dalam kelaziman yang

berlaku pada strategi historis-kritis, tetapi dengan menambah dua sumber bukti

yang signifikan, yaitu observasi langsung dan wawancara sistemik. Meskipun

studi kasus dan historis-kritis terjadi tumpang-tindih, tetapi kekuatan yang unik

dari studi kasus adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan beragam

sumber.

Secara sistematis, penelitian kualitatif ini mempunyai karakteristik pokok

sebagai berikut: Pertama, riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang

merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari

perisetnya, maksudnya data dikumpulkan dari sumbernya langsung, dan peneliti

merupakan instrumennya. Kedua, riset kualitatif ini bersifat deskriptif. Ketiga,

periset kualitatif lebih memperhatikan proses dan produk yang bermakna.

Keempat, periset kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif,

maksudnya data yang dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak

hipotesis, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul

dan dikelompokan bersama. Kelima, “makna” merupakan soal esensial perhatian

utamanya.

D. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berhadapan dengan data yang bersifat

khas, unik,

idiocyncratic

, dan

multiinterpretable

(

Waluyo, 2000: 20

). Data

yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah

data kualitatif. Data kualitatif tidak bersifat nomotetik (satu data satu makna)

seperti dalam pendekatan kuantitatif atau positivisme. Untuk itu, data-data

kualitatif perlu ditafsirkan agar mendekati kebenaran yang diharapkan (

Wa l u y o ,

2000: 20

). Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

Sosiologi SMA Kelas XII

180

1. Informan atau narasumber, yang terdiri dari para pelaksana program

posyandu dari dinas kesehatan dan masyarakat Desa Giritirto, baik yang

berpartisipasi maupun tidak dalam pelaksanaan program posyandu, yang

diambil secara

purposive

dan

internal sampling

.

2. Tempat dan aktivitas yang terdiri dari kegiatan posyandu yang

diselenggarakan di Desa Giritirto sebagaimana studi kasus dalam penelitian

ini. Dalam hal ini dilakukan observasi mengenai kegiatan apa yang dilakukan

masyarakat dalam pelaksanaan program posyandu yang merupakan program

pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat.

3. Teks yang berupa arsip dan dokumen resmi mengenai program posyandu,

jadwal kegiatan program, foto-foto situs studi kasus, dan catatan-catatan

lain yang relevan. Dalam menafsirkan teks yang bermacam-ragam ini,

diperlukan dekontekstualisasi (proses pembebasan dari konteks).

Teks bersifat otonom yang didasarkan atas tiga hal, yaitu: maksud penulis;

situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks; dan untuk siapa teks itu

ditulis. Seorang peneliti harus “membaca dari dalam” teks yang

ditafsirkannya itu. Tetapi peneliti tidak boleh luluh ke dalam teks tersebut

dan cara pemahamannya tidak boleh lepas dari kerangka kebudayaan dan

sejarah dari teks itu. Karena itu, distansi asing dan aspek-aspek subjektif-

objektif dari teks-teks tersebut harus disingkirkan. (

Waluyo, 2000: 26

)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1.

Wawancara Mendalam (

In-Depth Interviewing

)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur

ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada

kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti dapat bertanya kepada

responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka

mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi, peneliti dapat meminta

responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap peristiwa

tertentu dan dapat menggunakan posisi tersebut sebagai dasar penelitian

selanjutnya (

Yin, 1996: 109

).

Kelebihan mencari data dengan cara wawancara, dapat diperoleh

keterangan yang tidak dapat diperoleh dengan metode yang tidak

menggunakan hubungan yang bersifat personal. Semakin bagus pengertian

pewawancara dan semakin halus perasaan dalam pengamatannya itu,

semakin besar pulalah kemampuannya untuk memberikan dorongan kepada

subjeknya. Lagi pula, semakin besar kemampuan orang yang diwawancarai

untuk menyatakan responsnya, semakin besar proses intersimulasi itu. Tiap-

tiap respons atau tanggapan yang verbal dan reaksinya dinyatakan dengan

kata-kata dapat memberikan banyak pikiran-pikiran yang baru.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

181

Suatu jawaban bukanlah jawaban atas suatu pertanyaan saja, melainkan

merupakan pendorong timbulnya keterangan lain yang penting mengenai

peristiwa atau objek penelitian. Semakin besar bantuan responden dalam

wawancara, maka semakin besar peranannya sebagai informan. Dalam

hal ini, informan kunci seringkali sangat penting bagi keberhasilan studi

kasus. Mereka tidak hanya bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada

peneliti, tetapi juga bisa memberi saran tentang sumber-sumber bukti lain

yang mendukung serta menciptakan akses terhadap sumber yang

bersangkutan (

Yin, 1996: 109

).

Dengan demikian, wawancara mendalam harus memberikan

keleluasaan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak

merasa ditekan, maka perlu diciptakan suasana “kekeluargaan”.

Kelonggaran ini akan mengorek kejujuran informasi, terutama yang

berhubungan dengan sikap, pandangan, dan perasaan informan sehingga

pencari data tidak merasa asing dan dicurigai.

Oleh karena itu, maka masalah pelaksanaan wawancara perlu dipilih “waktu

yang tepat”, maksudnya para informan diwawancarai pada saat yang tidak

sibuk dan dalam kondisi yang “santai” sehingga keterangan yang diberikan

memang benar-benar adanya. Namun demikian, peneliti perlu berhati-hati

dari ketergantungan yang berlebihan kepada seorang informan, terutama

karena kemungkinan adanya pengaruh hubungan antar pribadi. Suatu cara

yang rasional untuk mengatasi kesalahan ini adalah dengan mengandalkan

sumber-sumber bukti lain untuk mendukung keterangan-keterangan

informan tersebut dan menelusuri bukti yang bertentangan sehati-hati

mungkin.

2. Observasi Langsung

Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi partisipasi

pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang terkait dengan studi

(

Sutopo, 1996: 137

). Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara

formal dan informal, untuk mengamati berbagai kegiatan masyarakat pada

waktu pelaksanaan posyandu, dan bentuk-bentuk partisipasi mereka dalam

pelaksanaan program itu.

Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan

data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali

bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan

diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman

konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu

berharga, sehingga peneliti bahkan bisa mengambil foto-foto pada situs

studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian (

Dabbs, 1996: 113

).

3. Mencatat Dokumen (

Content Analysis

)

Teknik ini sering disebut sebagai analisis isi (

content analysis

) yang

cenderung mencatat apa yang tersirat dan yang tersurat. Teknik ini

digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan

arsip tentang pelaksanaan program posyandu dalam studi kasus penelitian

ini.

Sosiologi SMA Kelas XII

182

Dalam psikologi, analisis isi menemukan tiga ranah aplikasi penting. Pertama

adalah, analisis terhadap rekaman verbal guna menemukan hal-hal yang

bersifat motivasional, psikologis atau karakteristik-karakteristik kepribadian.

Aplikasi ini telah menjadi tradisi tentang pemanfaatan dokumen-dokumen

pribadi, dan aplikasi analisis terhadap struktur kognitif. Aplikasi ke dua adalah

pemanfaatan data kualitatif yang dikumpulkan dalam bentuk jawaban atas

pertanyaan terbuka (

Krippendoff, 1991: 11

). Di sini, analisis isi

memperoleh status teknis pelengkap yang memungkinkan peneliti

memanfaatkan data yang hanya dapat dikumpulkan dengan cara yang tidak

terlalu membatasi pokok bahasan dan menguji silang kesahihan temuan

yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda. Aspek

ke tiga, menyangkut proses-proses komunikasi dimana isi merupakan bagian

integralnya (

Krippendoff, 1991: 11

).

F. Teknik Cuplikan (

Sampling

)

Setiap peneliti harus membuat keputusan tentang siapa dan berapa jumlah

orang yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, akan tergantung dari

penggunaan seleksi dan strategi cuplikan. Dalam penelitian kualitatif cenderung

menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan pertimbangan

konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik

empiriknya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, teknik cuplikan yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling

(Sutopo, 1996 :

138), atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan dengan

Criterion-Based

Selection

yang tidak didapat ditemukan lebih dulu secara acak. (

Moleong,

1999: 165-166

). Dalam hal ini, peneliti memilih informan yang dianggap

“mengetahui permasalahan yang dikaji” (dapat dipercaya informasinya).

Penelitian diawali dengan memilih informan, dalam hal ini informan yang

paling mengetahui fokus penelitian, kemudian dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan untuk memperoleh data (

Patton, 1980: 38

). Teknik cuplikan

semacam ini lebih dikenal sebagai

Internal Sampling

(

Moleong, 1999:

90

), maksudnya bahwa sampling tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi

tetapi mewakili informasinya, sehingga bila diinginkan usaha untuk generalisasi,

kecenderungannya mengarah pada generalisasi teoritik (

Sutopo, 1995: 19

).

Internal sampling

dapat memberi peluang bahwa keputusan dapat diambil

begitu peneliti memiliki suatu gagasan umum yang timbul tentang apa yang

sedang dipelajari, dengan informan mana, kapan melakukan observasi yang

tepat, dan berapa dokumen, arsip, serta catatan-catatan lapangan yang perlu

dikaji.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

183

G. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini,

peneliti mengggunakan teknik

Informant Review

atau umpan balik dari informan

(

Milles dan Hubberman, 1992: 453

). Selain itu, peneliti juga menggunakan

Teknik Triangulasi

untuk lebih memvalidkan data (

Paton, 1980: 100

). Teknik

triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

triangulasi metode, dan triangulasi teori. Pertama, triangulasi sumber, yakni

mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam

hal ini, untuk memperoleh data tentang persepsi masyarakat terhadap program

posyandu, dikumpulkan dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan

pelaksana program, tokoh masyarakat dan warga masyarakat. Ke dua,

triangulasi metode, yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan

teknik atau pengumpulan data yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh

data, maka digunakan beberapa sumber dari hasil wawancara dan observasi.

Ke tiga, triangulasi teori untuk mengintepretasikan data yang sejenis. Data

tentang persepsi misalnya, digali dari beberapa teori tentang persepsi, partisipasi,

dan psikologis.

Tipe-tipe triangulasi yang berlainan tadi merupakan strategi untuk

mengurangi bias sistematik di dalam data. Masing-masing strategi melibatkan

pengecekan temuan-temuan terhadap sumber-sumber lain. Dengan demikian,

triangulasi sebagai proses evaluasi dapat menjaga tuduhan bahwa temuan-

temuan penelitian itu menggunakan alat sederhana baik masalah-masalah

metode, sumber data, maupun bias penelitian. Selain itu, data dapat dikembangkan

dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali (

Patton, 1983:

332

).

H. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis

Interaktif

(

Miles dan Huberman, 1984

). Dalam model analisis ini, tiga

komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus-

menerus hingga membentuk sebuah siklus. Dalam proses ini, aktivitas peneliti

bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses

ini masih berlangsung. Selanjutnya, peneliti hanya bergerak di antara tiga

komponen analisis tersebut.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian, reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan

cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Secara sederhana, dapat dijelaskan dengan “reduksi data” dan perlu

mengartikannya sebagai kuantifikasi.

Sosiologi SMA Kelas XII

184

Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam

cara: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan, menggolongkannya dalam

suatu pola yang lebih luas dan sebagainya. Sementara itu, penyajian data

merupakan alur penting yang ke dua dari kegiatan analisis interaktif. Suatu

penyajian merupakan kumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Sedangkan kegiatan analisis ke tiga yang penting adalah menarik kesimpulan

atau verifikasi. (

Paton, 1983: 20

).

Dengan demikian, model analisis interaktif ini dapat dijelaskan sebagai

berikut. Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu membuat reduksi

data dan sajian data samapai penyusunan kesimpulan. Artinya data yang didapat

di lapangan kemudian peneliti menyusun pemahaman arti segala peristiwa yang

disebut reduksi data dan diikuti penyusunan data yang berupa ceritera secara

sistematis. Reduksi dan sajian data ini disusun pada saat peneliti mendapatkan

unit data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data terakhir peneliti

mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan menarik verifikasi

berdasarkan reduksi dan sajian data. Jika permasalahan yang diteliti belum

terjawab dan atau belum lengkap, maka peneliti harus melengkapi kekurangan

tersebut di lapangan terlebih dahulu.

Secara skematis, proses analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Data Umum

Mulai tahun 2006, Desa Giritirto berada di bawah wilayah Kecamatan

Purwosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya,

sebagaimana dalam proposal penelitian Dosen Muda yang diusulkan terdahulu,

Desa Giritirto berada di bawah Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.

Ini terjadi karena adanya program Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul melalui

program pemekaran kecamatan.

Conclusion Drawing

Data Reduction

Data Display

Pengumpulan Data

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

185

Dengan adanya pemekaran ini, maka administrasi dan birokrasi semakin dekat,

mengingat sebelumnya ibu kota Kecamatan Panggang cukup jauh dijangkau

dari Desa Giritirto.

Pada awalnya, Kecamatan Panggang menempatkan Desa Giritirto

sebagai wilayah Pembantu Kecamatan Panggang untuk urusan administrasi,

sehingga untuk urusan administrasi desa-desa paling barat di Kecamatan

Panggang, tidak perlu langsung ke pusat kecamatan yang letaknya cukup jauh

itu, melainkan cukup ke Pembantu Kecamatan itu. Dalam perkembangannya,

ketika kran pemekaran wilayah terbuka lebar, maka banyak daerah-daerah

sampai kepada desa-desa untuk mengembangkan wilayah sendiri dan membentuk

satuan administrasi sendiri. Begitu pula dengan desa-desa di Kecamatan

Panggang paling Barat mengajukan pemekaran membentuk kecamatan sendiri.

Berdasarkan hasil keputusan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, maka

terbentuklah kecamatan baru sebagai pecahan dari Kecamatan Panggang, yakni

Kecamatan Purwosari yang beribu kota atau berpusat di Desa Giritirto. Lokasi

dan gedung baru Kecamatan Purwosari dapat dilihat pada lampiran.

Secara geografis, Desa Giritirto memiliki wilayah perbatasan dengan

Desa Selopamioro sebelah utara, Desa Giripurwo sebelah selatan, Desa Giriasih

sebelah barat, dan Desa Giriharjo sebelah timur. Di antara desa-desa perbatasan

tersebut, Desa Giritirto adalah desa yang paling kaya akan kesediaan air

mengingat kebanyakan daerah di Gunung Kidul pada umumnya kekurangan

air. Bahkan pada musim kemarau, Desa Giritirto menjadi pusat pengambilan

air untuk konsumsi masyarakat di wilayah-wilayah lain di Gunung Kidul yang

mengalami kekurangan air. Tampaknya sangat rasional, jika warga pendiri cikal-

bakal desa menamakan desa ini Giritirto yang artinya pegunungan air mengingat

wilayah ini kaya dengan sumber air.

Desa Giritirto, memiliki wilayah yang luasnya 1.179,0500 Ha, dengan

perincian yakni: jalan panjangnya 41,0755 km, sawah dan ladang 42,8871 Ha,

bangunan umum 1,1125 Ha, empang 0,1000 Ha, pemukiman perumahan 80,1075

Ha, dan pekuburan seluas 0,1075 Ha. Dalam pembagian wilayah, Giritirto terbagi

menjadi 7 (tujuh) dusun yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala

Dukuh yang sebelumnya namanya Kepala Dusun. Dusun-dusun tersebut adalah

Dusun Petoyan yang bahkan menjadi Pusat Kecamatan, Dusun Nglegok, Dusun

Susukan, Dusun Tompak, Dusun Ploso, Dusun Gading, dan Dusun Blado. Jarak

antar-dusun cukup jauh sehingga terkadang menyulitkan koordinasi antar dusun

jika ada kegiatan yang bersifat desa.

Aksesbilitas Desa Giritirto, menunjukkan bahwa jarak dari ibukota

kabupaten adalah 43 km, dan dari ibukota provinsi adalah 42 km. Kondisi alam

Desa Diritirto, ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 500 meter dengan

topografi dataran tinggi. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin adalah laki-

laki sebanyak 1.911 orang dan perempuan 2115 orang dengan jumlah kepala

keluarga 653 orang. Dalam hal keagamaan, hampir 100 persen penduduk Giritirto

beragama Islam. Hanya ada 4 penduduk yang beragama Katolik. Sedangkan

untuk tingkat pendidikan lulusan SD sebesar 96,9%, SLTP 2%, SLTA, 1%,

dan PT sebesar 0,1%.

Sosiologi SMA Kelas XII

186

Dalam hal sarana peribadatan, Giritirto memiliki 7 buah masjid dan

1 buah puskesmas pembantu, 1 buah kelompok bermain, 1 buah Taman Kanak-

Kanak, dan 3 buah Sekolah Dasar. Dalam program POSYANDU yang

merupakan program nasional rincian jumlah akseptor posyandu adalah sebagai

berikut: Pil 13 orang, IUD 356 orang, Suntik 13 orang, Kondom 71 orang, MOW

2 orang, dan POSYANDU mandiri 64 orang.

Sesuai dengan kondisi geografis, maka karakteristik masyarakat Desa

Giritirto memiliki watak hidup yang keras atau tidak menyerah pada tantangan

alam yang keras. Sedikitnya lahan pertanian untuk tanaman padi, menjadikan

wilayah ini sering kekurangan makanan terutama nasi. Banyak penduduk yang

masih mengkonsumsi tiwul, atau makanan pengganti nasi yang terbuat dari

ketela pohon yang dikeringkan kemudian ditumbuk menjadi semacam nasi.

Dalam hal penanaman ketela pohon saja, penduduk tidak memiliki lahan yang

baik untuk keperluan penanamannya. Karena kebanyakan tanahnya bercampur

dengan bebatuan, maka ketela pohon ditanam di sela-sela bebatuan dan buahnya

tidak begitu besar.

Dilihat dari masalah kesukuan, hampir 100% penduduk bersuku Jawa

yang memiliki adat budaya Jawa. Mayoritas tubuh mereka kecil-kecil, barangkali

ada korelasinya dengan kondisi geografis yang cukup keras. Sesuai dengan

tradisi masyarakat Jawa, maka kehidupannya masih menganut sistem

kegotongroyongan yang cukup kuat. Dalam hal kebersamaan, misalnya

membangun rumah pribadi maupun sarana umum, masyarakat masih bahu

membahu terlibat dalam kegotongroyongan.

Pola struktur pemerintahan Desa Giritirto terdiri atas Kepala Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala desa

dibantu oleh perangkat desa yang terdiri atas: Sekretaris Desa, Kepala Urusan,

dan Kepala Dukuh. Sebagai Kepala desa adalah Soewarno S.P. yang memimpin

Desa giritirto selama 12 tahun, Kasim sebagai Sekretaris Desa, Suraji sebagai

Kaur Pembangunan, Yasuki sebagai Kaur Pemerintahan, Hardjo Soewito

sebagai Kaur Kesra, Sagiyo sebagai Kaur Keuangan, dan Diran sebagai Kaur

Umum. Di samping itu, desa juga memiliki Tim Penggerak PKK yang berjumlah

10 orang di desa, dan masing-masing 5 orang untuk setiap dukuh. Tugas Tim

Penggerak PKK adalah untuk membantu masyarakat dalam rangka

meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan anggota keluarga. Kaitannya

dengan penelitian ini, yakni pelaksanaan program posyandu, maka peran besar

Tim PKK cukup besar dalam hal menggerakan seluruh warga untuk ikut

berpartisipasi.

B . Pembahasan dan Analisis

Sebagaimana telah diuraikan dalam deskripsi data umum mengenai kondisi

geografi dan demografi penduduk Giritirto, maka masalah perekonomian juga

sangat dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Kebanyakan masyarakat hidup dari

lahan pertanian, yakni padi dan singkong. Namun demikian, untuk

mempertahankan kehidupan sehari-hari, maka mereka juga bekerja sambilan,

seperti halnya kerajinan, berdagang, menjadi buruh, dan pekerjaan-pekerjaan

lain yang dapat menghasilkan uang.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

187

Pola bertahan hidup mereka menunjukkan keanekaragaman pencerminan yang

menggambarkan karakteristik yang unik sebagai penduduk yang mendiami

wilayah yang cukup menantang kehidupan.

Jumlah blok posyandu yang ada di Desa Giritirto sebanyak 7 buah, dimana

masing-masing dukuh terdapat 1 buah blok posyandu. Kaitannya dengan kondisi

sosiologis masyarakat Desa Giritirto, pada umumnya mereka masih memiliki

hubungan kekerabatan yang dekat. Stratifikasi sosial tidak begitu nampak, karena

mereka memiliki tingkat kehidupan yang merata. Dapat dilihat pula dari tingkat

penghasilan yang tidak terlalu jauh perbedaannya. Hal ini berkaitan dengan

jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dimana pada umumnya mereka hidup

sebagai petani. Meskipun ada pekerjaan sambilan, tampaknya hanya sebatas

membentuk pola bertahan hidup saja.

Dalam hal kondisi Puskesmas Desa Giritirto, tampaknya memerlukan

perhatian yang serius mengingat saat ini Puskesmas yang rencananya akan

dijadikan Puskesmas pusat kecamatan belum berfungsi sama sekali.

Gedung yang rencananya akan digunakan tersebut adalah bangunan bekas

kantor kecamatan cabang pembantu yang ada di selatan Giritirto. Letaknya

juga tidak strategis, mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kecamatan, dan

bahkan jauh pula dari desa-desa lain yang tergabung dalam Kecamatan

Purwosari.

Puskesmas yang masih difungsikan oleh masyarakat, sebagaimana

terlihat dalam lampiran, baik bangunan maupun fasilitasnya tidak memadai.

Jumlah tenaga ahli kesehatan sangat terbatas tidak cukup untuk melayani

masyarakat yang jumlahnya cukup besar. Hanya ada 1 dokter di sana ditambah

7 tenaga kesehatan. Puskesmas yang sekarang difungsikan ini, selain juga

terkena gempa sehingga kondisinya juga cukup parah, hanya akan dijadikan

sebagai puskesmas cabang pembantu. Jika dilihat dari lokasinya yang berada

di pusat kecamatan, maka selaiknya justru bangunan puskesmas itu akan lebih

fungsional jika dijadikan puskesmas pusat. Dengan demikian, berarti harus ada

perhatian yang serius pemerintah kabupaten terhadap eksistensi bangunan

puskesmas yang fungsinya cukup besar itu. Jika perhatian pemerintah belum

ada juga, maka pemerintah desa dapat mengupayakan usaha pemabangunan

agar fungsi puskesmas dapat secara maksimal.

Di Giritirto, terdapat 176 balita dan 98 ibu menyusui. Dalam kegiatan

posyandu, banyak komponen atau elemen yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pada dasarnya, masyarakat siap dalam melaksanakan

program posyandu yang telah menjadi program pemerintah. Masyarakat

berperan serta dalam mengikuti kegiatan program posyandu. Namun demikian,

tingkat keberhasilan program akan sangat tergantung pada ketercapaian tujuan

oleh realitas implementasi di lapangan. Sejauh mana penerimaan masyarakat

terhadap kegiatan program tersebut, akan sangat dipengaruhi oleh ketepatan

sasaran program posyandu. Berdasarkan pengamatan langsung, maka

tampaknya ketercapaian tujuan program tersebut masih perlu dijadikan perhatian

mengingat masih lemahnya kontrol program terpadu ini.

Sosiologi SMA Kelas XII

188

Dalam implementasi kegiatan program selama ini, tentunya banyak sekali

faktor-faktor baik yang mendukung maupun yang menghambatnya. Tingkat

pendidikan tenaga ahli dan masyarakat itu sendiri, keterlibatan penuh tokoh

masyarakat, LSM, Tim Penggerak PKK, kepala desa dan perangkat desa,

keterlibatan dasa wisma, serta komitmen pemerintah kabupaten, akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan program. Faktor-faktor inilah yang

masih belum diperhatikan secara optimal, sehingga implementasi program sesuai

dengan harapan yang ingin dicapai.

Dalam hal persepsi masyarakat, tenaga ahli kesehatan, dan para tokoh

masyarakat terhadap pelaksanaan program posyandu adalah positif. Mereka

menganggap penting dilaksanakannya program tersebut, tidak hanya sekedar

melaksanakan program formal dan rutinitas belaka, melainkan juga substansinya

yang besar bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia, terutama yang

menyangkut masalah kesehatan. Dengan persepsi yang positif, maka

partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga cukup tinggi.

Namun demikian, tampaknya yang masih perlu diluruskan adalah pemahaman

yang masih terlalu sederhana tentang program tersebut. Dalam pandangan

masyarakat, program posyandu adalah program rutin setiap bulan dalam rangka

melakukan penimbangan balita untuk melihat perkembangan balita. Pandangan

ini masih terlalu sempit karena sebenarnya posyandu tidak hanya untuk

pelaksanaan program penimbangan balita saja, melainkan juga sebagai pusat

pelayanan kesehatan terpadu yang juga dapat dilakukan dalam rangka

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.

Faktor-faktor yang mendorong masyarakat dalam berpartisipasi dalam

kegiatan program itu adalah selain hal tersebut sudah menjadi tradisi yang

rutinitas, kesehatan balita mereka menjadi perhatian utama. Namun sebagai

penghambat pelaksanaan program tersebut adalah masih rendahnya tingkat

mayoritas masyarakat, di samping itu juga para tenaga ahli kesehatan tidak

memberikan pelayanan yang lebih responsif terhadap masyarakat. Hal ini juga

salah satunya diakibatkan oleh masih rendahnya wawasan dan pendidikan para

tenaga ahli. Sedangkan keterlibatan perangkat desa dalam pelakksanaan

program ini adalah dengan memberikan fasilitas desa maupun dusun untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut, di samping memberitahu ketika akan dilaksanakan

kegiatan tersebut.

Sedangkan keterlibatan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program

tersebut adalah dengan memberikan ceramah-ceramah terhadap masyarakat

akan pentingnya program tersebut bagi kelangsungan kehidupan yang normal

dan lebih baik. Masalah yang menyangkut masalah obat-obatan sebagai

pendukung pelaksanaan program merupakan kebijakan pemerintah yang

didistribusikan secara proporsional sesuai dengan jumlah masyarakat dalam

suatu wilayah.

Dalam pandangan tenaga ahli kesehatan, masyarakat cenderung

menerima dengan baik terhadap program tersebut. Masyarakat siap dalam

merealisasikan program tersebut terutama mengenai keterlibatan Tim

Penggerak PKK yang aktif dalam mendukung kegiatan tersebut.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

189

Para tenaga ahli juga menilai bahwa fasilitas baik bangunan maupun yang lain

masih sangat minim, sehingga perlu diupayakan secara permanen sehingga

dapat menunjang program pemerintah tentang kesehatan masyarakat. Dalam

hal gedung saja masih sangat memprihatinkan. Para tenaga ahli juga melihat

persepsi dan keterlibatan masyarakat cukup baik, sehingga program tersebut

secara rutin dapat dilaksanakan setiap bulan.

Dalam hal lain yang masih berhubungan dengan kegiatan ini, para tokoh

masyarakat juga cenderung melihat positif terhadap program itu. Dengan

demikian, mereka juga secara tidak langsung terlibat juga dalam implementasi

program. Dalam pada itu, para tokoh masyarakat melihat adanya karaktersistik

ekonomi, pendidikan, budaya, dan sosial masyarakat sangat berpengaruh

terhadap tingkat penerimaan program tersebut. Dengan tingkat kompelsitas

karakteristik masyarakat yang masih sangat sederhana, maka realitas

implementasi rpogram juga dilaksanakan dalam kerangka kerja yang sederhana

pula.

Di Desa Giritirto, pelaksanaan program posyandu dilaksanakan setiap

tanggal 4 awal bulan. Sebagaimana telah diuraikan di muka, maka pelaksanaan

program posyandu di Desa Giritirto juga dalam rangka untuk penimbangan

Balita. Hal ini diungkapkan oleh Sagiyo dalam wawancara bahwa kegiatan

dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Begitu pula dengan penuturan Haryati

dan Wasmi yang setiap bulan mengikuti program posyandu dalam rangka

penimbangan balitanya. Haryani juga mengungkapkan bahwa wawasan

masyarakat tentang program posyandu masih sangat sederhana, sehingga perlu

adanya intensifitas pelaksanaan program sehingga substansi yang sesungguhnya

dari program tersebut dapat tercapai.

Suksesnya suatu program dalam hal ini program posyandu, tergantung

dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan

program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat

penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan

tercapainya tujuan secara mantap. Program posyandu dicanangkan dalam

rangka usaha pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang

berkualitas. Pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk membuat perubahan

dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses

perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang

lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, di dalam

melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya.

Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia

itu objek pembangunan dan sekaligus subjek pembangunan. Sebagai subjek

pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi

yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan bangsa perlu melibatkan

secara intensif subjek untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan

(

Pasaribu dan Simanjutak, 1986: 62

).

Sosiologi SMA Kelas XII

190

Hambatan yang sering muncul ketika partisipasi masyarakat terhadap suatu

program pemerintah kurang maksimal bisa secara internal, berupa hambatan

sosio-kultural, dan eksternal, hambatan dari birokrasi pemerintah (

Miftah

Thoha, tth: 11-17

). Hambatan internal, merupakan hambatan dari dalam

masyarakat itu sendiri, yang merupakan keengganan sebagian besar warga

masyarakat untuk terlibat langsung dalam suatu program kegiatan. Hal ini

disebabkan karena keadaan sosio-kultural mereka yang belum memungkinkan

untuk secara aktif menyuarakan keinginan mereka. Sementara mereka lebih

memilih diam. Hambatan ini bukanlan merupakan hambatan yang fatal, sebab

hambatan ini masih bisa diperbaiki dengan cara memberikan masukan informasi-

informasi baru yang positif dan bersifat membangun. Mereka harus dikenalkan

dengan penemuan-penemuan dan perkembangan baru di daerah lain, yang

nantinya akan membuka cakrawala berpikir mereka. Akan tetapi, kadang-kadang

mereka masih memiliki kesadaran yang rendah karena adanya beberapa

keterbatasan. Misalnya: rendahnya pendidikan, rendahnya sosial-ekonomi,

kurangnya sarana dan prasarana.

Pengendalian pertumbuhan penduduk merupakan unsur penting dalam

pembangunan ekonomi. Program posyandu di Indonesia dapat berhasil karena

ditopang oleh kemajuan pendidikan, peningkatan mobilitas penduduk,

bertambahnya angkatan kerja, dan lain-lain. Tetapi, masalah internalisasi motivasi

melaksanakan posyandu tampaknya masih merupakan persoalan tersendiri.

Masalah internalisasi motivasi melaksanakan Posyandu merupakan persoalan

yang sentral. Berhubungan pendekatan selama ini adalah

supply oriented

di

mana masyarakat didorong menggunakan fasilitas kesehatan dengan cuma-

cuma lalu didukung oleh sistem target maka ketergantungan adalah produk

dari strategi itu sendiri. (

Masri Singarimbun, 1988: 15

). Selama ini mereka

yang mampu juga mendapat subsidi dalam bentuk layanan yang cuma-cuma.

Diharapkan program posyandu akan semakin meluruskan hal ini dan kemudian

tertanam internalisasi motivasi implementasi posyandu pada masyarakat secara

keseluruhan.

Program posyandu di Indonesia yang secara resmi diintegrasikan dalam

program pembangunan sejak tahun 1970-an. Secara umum dapat dikatakan

berhasil. Kelancaran dari program ditopang oleh perkembangan yang pesat

dalam kemajuan sosial ekonomi, kemajuan pendidikan, bertambahnya mobilitas

penduduk, bertambahnya wanita dalam angkatan kerja, meningkatnya

pendapatan perkapita, dan lain-lain. Di samping itu, juga ditopang oleh stabilitas

politik dan komitmen pemerintah yang besar terhadap program ini. Media massa,

jaringan jalan, transportasi, jumlah fasilitas kesehatan, maju dengan pesat

(

Geoffrey Mc Nicoll, 1983: 14

).

Salah satu aset dari program pembangunan di Indonesia adalah struktur

sosial tradisional yang masih tetap bertahan di desa dan unit yang lebih kecil

dari desa. Unit tersebut adalah juga unit administrasi pemerintah. Berbagai

instruksi yang datang dari pusat dapat mencapai desa dalam waktu yang relatif

singkat dan menyusupi seluruh pelosok tanah air.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

191

Program itu kemudian diimplementasikan di tingkat desa dan dusun. Tidak adanya

lembaga seperti itu untuk dijadikan ujung tombak merupakan penghalang yang

penting di berbagai negara seperti umpamanya di India, Nigeria, dan lain-lain.

Dalam rangka memantapkan dan menyempurnakan kebijakan

pengelolaan gerakan PKK kurun waktu lima tahun ke depan, pedoman

administrasi PKK mengalami perubahan mendasar dalam kelembagaan

kesejahteraan keluarga antara lain adalah:

1. Pengertian PKK menjadi lebih lengkap dan secara kelembagaan lebih

gender

responsif.

2. Agar lebih operasional sebutan badan penyantun tim penggerak PKK

berubah menjadi dewan penyantun tim penggerak PKK.

3. Sebagai wujud kepedulian, keteladanan/panutan dan tanggung jawab

terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga/ ketua tim penggerak

PKK desa dan kelurahan/secara fungsional dijabat oleh isteri kepala desai

lurah/sama dengan ketua tim penggerak PKK di atasnya.

4. Sebagai perwujudan PKK yang merupakan gerakan nasional dari pusat

sampai dengan desa/kelurahan dan untuk lebih mengharmoniskan hubungan

kerja secara hierarkis antara tim penggerak PKK pusat atau tim penggerak

PKK provinsi/dengan tim penggerak PKK di bawahnya/termasuk

mekanisme pembinaan/bimbingan dan pelaporannya, maka penetapan dan

pelantikan ketua tim penggerak PKK dilakukan oleh ketua umum/ketua

tim penggerak PKK setingkat di atasnya serta dikukuhkan oleh gubernur,

bupati/walikota, camat, kepala desa/lurah setempat.

5. Untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkuat jiwa

kebersamaan segenap jajaran PKK, telah diputuskan adanya seragam

nasional PKK, yang dipergunakan pada acara-acara tertentu, disamping

masih tetap adanya kembaran PKK daerah masing-masing.

6. Gerakan PKK didorong untuk lebih meningkatkan jaringan kerjasama dan

kemitraan dengan sektor pemerintah, badan international, dunia usaha,

lembaga kemasyarakatan setempat, sesuai dengan kepentingan dan

kebutuhan serta mekanisme koordinasi yang berlaku.

.

7. 10 program pokok PKK tidak mengalami perubahan karena dinilai masih

relevan. Dalam pelaksanaannya, prioritas 10 program pokok PKK,

diserahkan kepada daerah, disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan

kemampuan yang ada, sehingga tidak merupakan “paksaan” dari “atas”

melainkan merupakan “kesadaran” dalam membangun dirinya/daerahnya.

8. Keberadaan kelompok-kelompok PKK dan dasawisma menjadi sangat

penting dan lebih strategis, karena dasawisma adalah unit terdepan dalam

gerakan PKK. Apabila kelompok dasawisma ini berfungsi dengan baik,

kita akan mendapatkan data-data keluarga yang akurat dan sebagai salah

satu wahana bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dan berinteraksi

secara langsung dengan anggota kelompok dasawismanya.

9. Perhatian khusus perlu diberikan kepada posyandu, sebagai wadah terdepan

dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar. Posyandu tidak hanya bekerja

satu kali dalam satu bulan, tetapi 30 hari, hanya hari buka posyandu satu

kali dalam satu bulan.

Sosiologi SMA Kelas XII

192

Ditemukannya kasus gizi buruk dan kurang gizi di berbagai daerah,

mengingatkan kita semua bahwa sesuatu kegiatan/program tidak hanya selesai

setelah waktu kegiatan berakhir tetapi semua kegiatan perlu ditindak lanjuti

melalui pemantauan dan pembinaan, begitu seterusnya. Kelompok dasawisma

dan posyandu merupakan salah satu institusi yang sangat potensial yang ada

diakar rumput. Seluruh jajaran tim penggerak PKK di semua jenjang agar segera

membentuk dan menghidupkan kembali kelompok dasawisma dan posyandu

seperti yang telah diamanatkan oleh presiden beberapa waktu yang lalu, betapa

pentingnya revitalisasi posyandu dan kegiatan/-kegiatan PKK lainnya.

Harapan kita kepada jajaran tim penggerak PKK untuk betul-betul

meningkatkan penyuluhan-penyuluhan masalah ini, baik yang sifatnya umum,

maupun pelaksanaan kegiatan 10 program pokok PKK lainnya.

Perlu pula diinformasikan kegiatan pendidikan dan pembinaan sikap mental,

khususnya bagi anak dan remaja, serta penanggulangan kekerasan dalam rumah

tangga dan

trafficking

/perdagangan anak. Ditingkatkan dan kembangkan

program pendidikan anak usia dini (

paud

) yang dalam pelaksanaannya dapat

diintegrasikan dengan kegiatan posyandu, juga perlu diperhatikan peningkatan

ekonomi keluarga melalui peran PKK, pemahaman tentang pangan yang

beragam, bergizi dan berimbang, serta disebarluaskannya pengertian “hatinya

PKK”.

BAB V

KESIMPULAN

Dalam seri penutup ini dapat disimpulkan bahwa, selama ini program posyandu

di Desa Giritirto dilaksanakan secara rutin dan atau bahkan telah menjadi tradisi

masyarakat. Terhadap program posyandu, baik masyarakat, tokoh masyarakat,

maupun para tenaga ahli kesehatan persepsinya adalah positif sehingga dalam hal

berpartisipasinya juga cukup tinggi. Kaitan antara persepsi dan partisipasi sangat

berkaitan dengan latar belakang ekonomi, budaya, dan sosialnya. Karakteristik

kehidupan yang masih sangat sederhana, mengkondisikan perilaku yang sederhana

pula dalam kehidupan sehari-hari.

Kita menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan program-program

kesejahteraan keluarga sangat ditentukan oleh adanya keterpaduan antara gerakan

keswadayaan dan partisipasi masyarakat dengan bimbingan dan fasilitas teknis

dari berbagai instansi/lembaga terkait, yang terwadahi dalam dewan penyantun

tim penggerak PKK. Informasi secara garis besar tentang posisi dan peranan gerakan

PKK seperti itu, sesungguhnya sudah dapat menggambarkan betapa strategisnya

fungsi TP PKK beserta kader-kader PKK yang tersebar diseluruh pelosok desa.

TP PKK dapat menjadi perekat antara fungsi-fungsi kemasyarakatan dan fungsi-

fungsi pemerintahan. TP PKK juga dapat berperan sebagai unsur terdepan yang

akan menggalang peran-serta masyarakat.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

193

Program-program pemerintah dan pemerintah daerah yang berkaitan langsung

dengan peran-serta masyarakat, sewajarnya memperoleh dukungan dari TP PKK.

Terhadap hal ini, ada faktor kunci agar TP PKK mampu melakukan fungsinya

secara optimal, antara lain, perlunya segenap jajaran TP PKK mengetahui apa

yang menjadi program-program pemerintah. Tetapi ini bukan berarti, TP PKK hanya

mengerjakan apa yang menjadi programnya pemerintah saja, karena pada hakikatnya

TP PKK itu memiliki 10 program pokok PKK yang perlu dilaksanakan bersama,

kemudian dalam pelaksanaan 10 program pokok itu, TP PKK perlu berkoordinasi

dengan dinas/instansi pemerintah maupun instansi lainnya.

KEPUSTAKAAN

Davidoff, L.L. 1988. “Introduction To Psychology”, alih bahasa Mari Juniati,

Psikologi Suatu Pengantar Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ke dua.

Jakarta: Balai Pustaka.

Krippendorff, Klaus. 1991. Content Analysis: Introduction Its Theory and

Methodology”, Alih Bahasa Farid Wajidi,

Analisis Isi: Pengantar Teori

dan Metodologi.

Jakarta: Rajawali.

Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1984.

Qualitative Data Analysis: A

Sourcebook of New Methods

.

Beverly Hills CA: Sage Publications.

Moleong, L.J. 1999.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1996.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Patton, M.Q. 1980.

Qualitative Evaluation Methods

. Beverly Hills, CA.: Sage

Publication.

Spradley, J.P. 1980.

Participant Observation

. New York, N.Y.: Holt, Rinehart,

and Winston.

Sutopo, H.B. 1995.

Kritik Seni Holistik Sebagai Model Pendekatan Penelitian

Kualitatif.

Surakarta: UNS Press.

Sutopo, H.B. 1996.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Surakarta: Jurusan Seni

Rupa Fakultas Sastra UNS.

Waluyo, H.J. 2000. “Hermeneutik Sebagai Pusat Pendekatan Kualitatif”, dalam

Historika,

No. 11. Surakarta: PPS UNJ KPK UNS.

Yin, R.K. 1987.

Case Study Research: Design and Methods

. Beverly Hills, CA:

Sage Publication.

Sosiologi SMA Kelas XII

194

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen 1:

PEDOMAN OBSERVASI

1. Kondisi geografis Desa Giritirto.

2. Jumlah penduduk Desa Giritirto.

3. Kondisi ekonomi masyarakat Desa Giritirto.

4. Jumlah blok posyandu.

5. Kondisi sosiologis masyarakat Desa Giritirto.

6. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Giritirto.

7. Penghasilan masyarakat.

8. Jenis pekerjaan masyarakat.

9. Kondisi puskesmas Desa Giritirto.

10. Kondisi peralatan puskesman untuk pelayanan medis.

11. Jumlah tenaga dan ahli kesehatan.

12. Jumlah pos pelayanan kesehatan di Desa Giritirto.

13. Jumlah balita di Desa Giritirto.

14. Jumlah ibu menyusui.

15. Jumlah masyarakat aktif mengikuti kegiatan program posyandu.

16. Kemampuan tenaga ahli dalam memberikan pelayanan.

17. Kesiapan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan posyandu.

18. Peran serta masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu.

19. Tingkat keberhasilan pelaksanaan program.

20. Faktor pendukung kegiatan program.

21. Faktor penghambat pelaksanaan program.

22. Tingkat pendidikan tenaga ahli.

23. Keterlibatan tokoh masyarakat.

24. Keterlibatan LSM.

25. Keterlibatan penggerak PKK.

26. Keterlibatan perangkat desa.

27. Keterlibatan Dasa Wisma.

28. Komitmen Pemkab terhadap kegiatan Posyandu.

Instrumen 2:

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pedoman Wawancara dengan Masyarakat

1. Bagaimana pandangan Saudara tentang pelaksanaan program posyandu.

2. Bagaimana pandangan Saudara tentang arti penting program posyandu.

3. Bagaimana partisipasi Saudara dalam kegiatan program posyandu.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

195

4. Faktor apa yang mendorong Saudara untuk ikut berpartisipasi dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu.

5. Faktor apa yang menghambat Saudara dalam mengikuti kegiatan program

posyandu.

6. Bagaimana pelayanan puskesmas dalam melaksanakan program posyandu.

7. Bagaimana keterlibatan perangkat desa dalam pelaksanaan kegiatan

program posyandu.

8. Bagaimana keterlibatan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program

posyandu.

9. Bagaimana kelengkapan pengobatan yang disediakan oleh tenaga ahli atau

petugas posyandu.

10. Sebenarnya apa yang Saudara ketahui tentang posyandu.

11. Apa manfaat yang Saudara dapatkan dengan mengikuti program posyandu.

B . Wawancara dengan Tenaga Ahli Kesehatan

1. Bagaimana persepsi Saudara tentang pelaksanaan kegiatan program

posyandu.

2. Bagaimana Saudara melihat kesiapan masyarakat mengikuti kegiatan

posyandu.

3. Bagaimana Saudara melihat persepsi masyarakat tentang program

posyandu.

4. Bagaimana kelengkapan peralatan untuk pelaksanaan program posyandu.

5. Bagaimana kesiapan dokter dan tenaga ahli untuk melaksanaan program

posyandu.

6. Bagaimana Saudara melihat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

program posyandu.

7. Bagaimana Saudara melihat pandangan tokoh masyarakat terhadap

pelaksanaan program posyandu.

8. Bagaimana Saudara melihat partisipasi tokoh masyarakat dalam

pelaksanaan program posyandu.

9. Bagaimana peran serta pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan

program posyandu.

10. Bagaimana peran serta pemerintah desa dalam mengoptimalkan fungsi

puskesmas.

C. Wawancara dengan Tokoh Masyarakat

1. Bagaimana persepsi saudara tentang program posyandu.

2. Bagaimana peran saudara dalam mendorong masyarakat untuk mengikuti

kegiatan posyandu.

Sosiologi SMA Kelas XII

196

3. Bagaimana gambaran keberhasilan pelaksanaan program selama ini.

4. Bagaimana Saudara melihat kemampuan tenaga ahli dan dokter dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

5. Apakah faktor yang mendorong kesiapan atau ketidaksiapan masyarakat

terhadap pelaksanaan kegiatan program posyandu.

6. Faktor-faktor apa yang menghambat partisipasi masyarakat dalam mengikuti

kegiatan posyandu.

7. Bagaimana Saudara melihat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

program posyandu.

8. Bagaimana Saudara melihat keterlibatan perangkat desa dalam mendorong

pelaksanaan program posyandu.

9. Bagaimana Saudara melihat kelayakan pelaksanaan program posyandu.

Instrumen 3:

PETUNJUK PENELITIAN

DATA PENDUKUNG YANG PERLU DITEMUKAN

1. Peta geografis Desa Giritirto.

2. Peta ekonomi masyarakat Desa Giritirto.

3. Peta sosiologis Desa Giritirto.

4. Keagamaan di Desa Giritirto.

5. Situs kegiatan posyandu sekurang-kurangnya di dua situs.

6. Foto tenaga ahli dan dokter puskesmas Giritirto

7. Foto Informan, baik masyarakat maupun tokoh masyarakat.

8. Foto puskesmas Desa Giritirto.

9. Foto perlengkapan Puskesmas Desa Giritirto.

10. Foto salah satu situs reforman sedang melaksanakan wawancara dengan

Informan.

11. Data tentang tingkat penghasilan masyarakat.

12. Struktur organisasi puskesmas Desa Giritirto.

(Sumber: Aman, Penelitian Dosen Muda Tahun 2006)

3. Teknik Penulisan Ilmiah

a. Kertas

Gunakan kertas kuarto

A4 S, berat 80 gram.

b. Ketikan

Gunakan huruf

Times New Roman 12

dan spasi ganda. Batas pengetikan

4 cm dari pinggir kiri dan atas, dan 3 cm dari pinggir kanan dan bawah.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

197

c. Bahasa

Bahasa menggunakan kosakata Bahasa Indonesia yang baku atau umum

dan disajikan secara menarik. Kalimat memenuhi persyaratan sebagai kalimat

yang mengandung pola SPOK.

d. Paragraf

Memenuhi persyaratan paragraf. Jika dihitung baris, maka satu paragraf

sekurang-kurangnya 5 baris, dan terdiri sekurang-kurangnya mengandug dua

kalimat. Paragraf mengandung:

mean idea

,

suporting idea

, dan

controlling

idea.

e . Notasi Ilmiah

1) Teknik notasi ilmiah menggunakan catatan kaki atau

foot note

yang

langsung diletakkan di halaman yang bersangkutan atau juga dapat

dengan menggunakan cacatan tubuh.

2) Jika menggunakan

foot note

, maka setiap bab dimulai dengan nomor 1.

3) Bedakan teknik penulisan catatan kaki dengan daftar pustaka, yakni

jika dalam daftar pustaka tahun diletakkan setelah nama pengarang,

maka dalam

foot note

tahun diletakkan setelah penerbit kemudian

menyebutkan kutipan pada halaman berapa.

4) Contoh:

Taufik Abdullah,

Sejarah Lokal di Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 1996, hlm. 30.

W. Wiersma,

Research Methods in Education: An Introduction

.

Boston: Allyn and Bacon, 1995, hlm. 77.

Ibid,

hlm.30.

Abdulah,

loc.cit.

Wiersma,

op.cit

, hlm. 90-120.

Ibid.

5) Catatan kaki juga dapat digunakan untuk mencatat hal-hal yang

penting.

6) Khusus untuk karya ilmiah pendidikan, maka notasi ilmiah

diperbolehkan

menggunakan catatan tubuh.

7) Contoh: Pada akhir kalimat yang dikutip (

Abdullah, 1996: 30

).

f.

Kutipan

1) Kutipan langsung diperkenankan maksimal 30% dari seluruh kutipan

dalam tubuh tulisan.

2) Kutipan sebaiknya merupakan pernyataan yang telah disimpulkan

dan dengan bahasa sendiri.

3) Tidak boleh mengambil kutipan langsung lebih dari 5 baris.

4) Dalam satu halaman tidak boleh mengandung lebih dari 1 kutipan

langsung.

5) Kutipan langsung hanya digunakan untuk hal-hal yang penting saja,

seperti definisi, teori, atau pendapat seseorang yang khas.

Sosiologi SMA Kelas XII

198

6) Kutipan langsung dalam bahasa asing diperkenankan, asalkan

diterjemahkan dalam bahasa Indonesianya.

7) Terjemahan bahasa Indonesia ditaruh dalam tubuh tulisan, sedangkan

bahasa asing ditaruh dalam catatan kaki atau diletakkan di bawah

kutipan dalam bahasa Indonesia.

8) Dilarang menulis kutipan tidak langsung dalam bahasa asing.

9) Jika mengutip dari buku X, namun X juga hasil kutipan dari tulisan Z,

maka kapasitas X dan Z perlu dijelaskan dalam tubuh tulisan maupun

catatan kaki.

10) Contoh:

Sartono Kartodirdjo, “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”,

dalam Kuntowijoyo,

Pengantar Ilmu Sejarah

. Yogyakarta: Bentang

Budaya, 1999, hlm. 15.

h. Kesetaraan Isi

1) Pembahasan sesuai dengan kebutuhan.

2) Kesetaraan antar-paragraf.

3) Kesetaraan antar-bab.

i.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan

salah satu model baku. Sumber yang dicantumkan dalam daftar ustaka hanya

yang benar-benar dirujuk di dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam

naskah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka.

Daftar pustaka dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah, dan internet.

Daftar pustaka ditulis menurut tata cara sebagai berikut.

1) Buku

Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku.

kota penerbit: nama penerbit. (model

American Psychology Association -

APA edisi ke lima

).

Contoh:

Wiersma, W. (1995).

Resear

ch Methods in Education: An Introduction

.

Boston: Allyn and Bacon.

Soekanto, Soerjono. 2005.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Cetakan ke-38.

Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.

2) Artikel/Bab dalam Suatu Buku

Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel.

In/dalam

nama editor

(Ed.)

. judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman.

Contoh:

Schoenfeld, A.H. (1993). On Mathematics as Sense Making: An Informal

Attack on the Unfortunate Divorce of Formal and Informal

Mathematics, in J.F

. Voss., D.N. Perkins & J.W. Segal (Eds.).

Informal Reasoning and Education

. Hillsdale. NJ: Erlbaum, hlm.

311-344.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

199

Wiryohandoyo, Sudarno, (2002). Pengantar Perubahan Sosial, dalam Agus

Salim.

Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi

Kasus Indonesia.

Yogyakarta: Tiara Wacana, hlm. xix-xxiii.

3) Artikel dari Jurnal

Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring),

volume jurnal, halaman.

Contoh:

Mikusa, M.G. & Lewellen, H., (1999). Now Here is That, Authority on

Mathematics Reforms,

The Mathematics T

eacher

, 92, hlm. 158-

163.

Zainul, A. (2004). “Penerapan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran”,

Historia, Vol.V No. 9,

hlm. 76-85.

4) Majalah

Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama majalah (cetak miring),

volume terbitan, nomor terbitan, halaman.

Contoh:

Ross, D. (2001). The Math Wars,

Navigator

,

Vol 4, Number 5, hlm. 20-25.

Kartodirdjo, Suyatno. (2004). “Pemberontakan Anak Buah Kapal “Zeven

Provincien” Tahun 1933",

Historia, Vol. V No. 9,

hlm. 3-13.

5)

Internet

Nama pengarang, tahun, judul (cetak miring), alamat website, tanggal

akses.

Contoh:

Wu, H.H., (2002).

Basic Skills versus Conceptual Understanding:

A

Bogus Dichotomy in Mathematics Education

. Tersedia pada

http:

//www

.aft.or

g/publications. Diakses pada tanggal 11 Februari 2006.

Lestari, P. (2005).

Teori Sosial Budaya: Suatu Pengantar.

Tersedia pada

http://www

.au.pj.sosio. Diakses pada tanggal, 11 Maret 2006.

C.C.

C.C.

C.

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Setelah penelitian selesai dilaksanakan dan laporan awal selesai disusun,

maka hasil penelitiannya perlu diseminarkan. Seminar hasil penelitian dilaksanakan

dalam rangka untuk mempresentasikan hasil penelitian kepada orang lain. Tujuan

utamanya adalah untuk mengkomunikasikan hasil yang dicapai untuk ditanggapi

oleh orang lain. Hasil penelitian tidak tertutup terhadap kritik dari peserta seminar,

sehingga masukan-masukan dalam seminar dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki

dan melengkapi laporan penelitian. Dengan demikian, berarti peneliti tidak tertutup

terhadap kritik yang sifatnya membangun, melainkan justru harus terbuka terhadap

kritik dan masukan yang ada.

Sosiologi SMA Kelas XII

200

R R

R R

R

AA

AA

A

NN

NN

N

GG

GG

G

KK

KK

K

UU

UU

U

MM

MM

M

AA

AA

A

NN

NN

N

Presentasi selain digunakan untuk mengenalkan hasil penelitian juga melatih

keberanian siswa lain untuk mengungkapkan tanggapannya terhadap hasil penelitian.

Selama presentasi, guru berfungsi sebagai fasilitator, yakni memberi kesempatan

bagi peneliti memprentasikan hasil penelitiannya. Laporan hasil penelitian dapat

disajikan dalam bentuk diskusi kelas. Dalam diskusi kelas, terdiri dari:

1. Pemimpin diskusi atau moderator.

2. Pemapar isi laporan.

3. Penanggap utama.

4. Penulis hasil selama presentasi atau notulen.

5. Peserta diskusi.

Dengan penelitian, maka banyak masalah-masalah dalam kehidupan bisa diatasi.

Penelitian sosial adalah penelitian yang berusaha mengkaji dan mengungkap

fenomena-fenomena sosial atau yang menyangkut segi kemanusiaan, seperti

pada dunia kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, seni budaya, dan lain-lain,

termasuk mengkaji ketimpangan-ketimpangan yang ada pada masyarakat, seperti

pengangguran, kriminalitas, kebodohan, kenakalan remaja, masalah narkoba,

prostitusi hingga masalah terorisme. Jadi penelitian sosial adalah serangkaian

aktivitas ilmiah yang terencana dan terorganisir untuk mengungkap secara objektif

berbagai fenomena sosial yang ada dalam masyarakat hingga menghasilkan

suatu laporan ilmiah yang sistematis.

Dalam menyusun laporan penelitian, peneliti harus mempertimbangkan

berbagai aspek dimulai dari tata tulis, metodologi, sampai isi atau substansi materi

dari suatu laporan. Laporan penelitian harus komunikatif sehingga mudah

dipahami oleh para pembaca. Kegiatan yang paling penting setelah laporan

penelitian selesai disusun adalah mempresentasikannya dalam suatu pertemuan,

baik berupa kegiatan seminar hasil penelitian, atau juga jika lingkupnya kelas

maka dapat dipresentasikan di kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

presentasi adalah kemampuan peneliti untuk menjelaskan dan mempertahankan

kesimpulan hasil penelitian, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat dipercaya

kebenarannya.

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

201

T T

T T

T

UU

UU

U

GG

GG

G

AA

AA

A

SS

SS

S

Bagilah kelas menjadi dua kelompok. Tugas masing-masing kelompok

adalah melakukan penelitian sosial secara sederhana tentang

masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat!

Kelompok 1

: Buatlah penelitian sederhana tentang masalah-masalah yang

perlu dipecahkan dan berkaitan dengan permasalahan yang

muncul dalam lingkungan sekolah atau aktivitas sekolah.

Penelitian bisa dilakukan secara individu atau kelompok. Ikuti

langkah-langkah seperti telah dijelaskan di atas. Buatlah

laporan hasil penelitian dan presentasikan hasil laporan kalian

dalam kelas.

Kelompok 2

: Buatlah penelitian sederhana tentang masalah-masalah yang

perlu dipecahkan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang

sering muncul dalam lingkungan masyarakat di desa kalian.

Penelitian bisa dilakukan secara individu atau kelompok. Ikuti

langkah-langkah seperti telah dijelaskan di atas. Buatlah laporan

hasil penelitian dan presentasikan hasil laporan kalian dalam

kelas.

Sosiologi SMA Kelas XII

202

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah

ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!

1. Seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian selalu mengawalinya

dengan ... .

a. kepanikan

b. masalah-masalah pribadi

c. kebutuhan akan uang

d. rasa ingin tahu

e. kekecewaan terhadap hidup

2. Rancangan penelitian adalah ... .

a. pokok-pokok perencanaan peneliti yang tertuang dalam satu kesatuan

naskah secara ringkas, jelas, dan utuh

b. kumpulan dari fakta yang dihimpun secara sistematis

c. unsur-unsur pokok penelitian yang dijabrkan ke dalam naskah yang

ringkas, jelas, dan utuh

d. rencana yang disusun sebelum penelitian, sebagai pertanggungjawaban

suatu proyek penelitian

e. persiapan penelitian yang diajukan kepada lembaga untuk mendapatkan

dana

3. Kegiatan yang dilakukan setelah menyusun rancangan

penelitianadalah ... .

a. penentuan sampel

b. pengumpulan data

c. pengolahan data

d. pembuatan kuesioner

e. pembuatan hipotesis

4. Sampel adalah ... .

a. himpunan dari fakta-fakta yang sejenis

b. penelitian awal untuk mengenai objek penelitian secara keseluruhan

c. contoh data yang dapat dijadikan bukti dan kebenaran hipotesis

d. objek penelitian yang dipilih mewakili semua objek penelitian

e. data yang mewakili objektivitas dan dapat dipertanggungjawabkan

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

EE

EE

E

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

203

5. Data yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen instansi pemerintah

disebut ... .

a. data primer

b. data sekunder

c. data kualitatif

d. data kuantitatif

e. data statistik

6. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah ... .

a. data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan sebenarnya

b. jawaban sementara dari suatu masalah penelitian

c. hasil penelitian dari data yang diperoleh di lapangan

d. konsep yang mendasar dalam langkah berikutnya

e. jawaban penelitian yang kebenarannya telah diuji

7. Suatu data yang diperoleh seorang peneliti melalui pengukuran langsung

di lapangan disebut ... .

a. data primer

b. data sekunder

c. data kualitatif

d. data kuantitatif

e. data temuan

8. Di bawah ini yang merupakan data primer yaitu ... .

a. data jumpal penduduk yang ada dalam buku kependudukan

b. data luas wilayah yang ada di kantor kelurahan

c. data mengenai jumlah pengangguran di kantor Depnaker

d. informasi yang dicatat melalui surat kabar pemerintah

e. informasi jumlah ternak lembu yang diperoleh dari perhitungan

langsung pada tiap-tiap kepala keluarga

9. Di bawah ini yang merupakan data dokumenter verbal adalah ... .

a. data monografi wilayah

b. kaset dan video

c. data hidup

d. fosil-fosil

e. kejadian-kejadian penting

10. Observasi sebagai alat pengumpulan data harus dilakukan secara ... .

a. akumulatif

b. spesifik

c. sistematis

d. objektif

e. otomatis

Sosiologi SMA Kelas XII

204

11. Proses wawancara dapat berjalan dengan baik dan lancar jika kedua belah

pihak saling ... .

a. beraudiensi

b. berkomunikasi

c. berkonsultasi

d. berintegrasi

e. berinterupsi

12. Dalam suatu wawancara, pertanyaan dan jawaban diberikan secara ... .

a. langsung

b. tidak langsung

c. verbal

d. lisan

e. jawaban c dan d benar

13. Surat kabar, majalah, tabloid, radio, dan televisi dapat dijadikan sumber

data oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data melalui ... .

a. observasi

b. studi kepustakaan

c. analisis isi media massa

d. wawancara

e. angket

14. Peneliti tidak melibatkan diri secara langsung ke dalam objek pengamatan,

namun tetap bisa memperoleh gambaran mengenai objek penelitian disebut

observasi ... .

a . langsung

b. tidak langsung

c. partisipasi penuh

d. partisipasi sebagian

e. non-partisipasi

15. Penelitian kembali data lapangan disebut ... .

a.

editing

b.

shooting

c.

coding

d. tabulasi

e. reduksi

16. Orang yang bertugas meneliti data lapangan disebut ... .

a. coditor

b. direktur

c. tabulator

d. editor

e. reduktor

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

205

17. Angka yang paling sering keluar dalam statistika penelitian disebut ... .

a. modus

b. mean

c. median

d. bonus

e. meridian

18. Kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif diawali dengan ... .

a. reduksi data

b.

display

data

c. interpretasi data

d. pengambilan kesimpulan

e. memasukkan data ke dalam matriks

19. Susunan laporan yang benar adalah pendahuluan, kemudian ... .

a. hasil penelitian, metodologi, pembahasan

b. tinjauan pustaka, hasil penelitian

c. hasil penelitian, kesimpulan, saran

d. metodologi, pembahasan

e. tinjauan pustaka, metodologi, hasil penelitian

20. Peranan ketua diskusi laporan ilmiah yaitu ... .

a. mengarahkan diskusi

b. mencatat hasil diskusi

c. melaporkan hasil diskusi

d. menjawab pertanyaan

e. memimpin diskusi

II.

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Sebutkan dan jelaskan objek-objek penelitian Sosiologi!

2. Apa yang Anda ketahui tentang hipotesis, dan bagaimana hubungannya

dengan masalah penelitian?

3. Sebutkan dan jelaskan metode-metode pengumpulan data!

4. 5 - 5 - 8 - 7 - 7 - 7 - 6 - 5 - 6 - 6 - 9 - 8 - 9 - 6 - 7 - 7 - 8 - 6 - 6 - 6

Carilah mean, median, dan modusnya!

5. Bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif?

Jelaskan!

Sosiologi SMA Kelas XII

206

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari soal-soal di bawah

ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!

1. Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi

kekurangan, mengembangkan, dan menggali hal-hal yang telah ada, serta

mengujinya kembali. Pengertian tersebut diungkapkan oleh ... .

a. Donald Ary

b. Selo Soemardjan

c. Sutrisno Hadi

d. Marzuki

e. Woody

2. Di bawah ini yang

bukan

merupakan objek kajian penelitian sosial

adalah ... .

a. karakteristik masyarakat pedalaman

b. lingkungan alam

c. kebudayaan manusia

d. perilaku konsumsi

e. kegiatan distribusi

3. Dalam ilmu pengetahuan, segala sesuatu itu harus ditemukan makna di

balik fakta. Pandangan tersebut merupakan pendapat dari aliran ... .

a. Pra-Positivistik

b. Positivistik

c. Neo-Positivistik.

d. Pasca-Positivistik

e. Non-Positivistik

4. Menurut aliran Positivistik, hakikat gejala-gejala dalam kehidupan manusia

ini adalah bahwa ... .

a. suatu fakta tidak boleh melebihi kenyataan

b. makna adalah tujuan utama pengkajian pengetahuan

c. peristiwa sebagai fokus utama

d. gejala-gejala harus dapat ditafsirkan dan diinterpretasikan

e. gejala-gejala sosial bersifat kodrati

EE

EE

E

VALUASIVALUASI

VALUASIVALUASI

VALUASI

SS

SS

S

EMESTEREMESTER

EMESTEREMESTER

EMESTER

2

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

207

5. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah sistemis dan sistematis. Dalam

pengkajiannya, penelitian memiliki karakteristik ... .

a. memiliki objek tertentu dalam pengkajiannya

b. selalu menghasilkan teori baru

c. harus menggunakan satu pendekatan saja

d. menghasilkan kesimpulan subjektif

e. selalu berangkat dari kenyataan atau fakta sosial yang telah ada

6. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah dan sistematis yang ditujukan untuk

membantu memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian ... .

a. penelitian kualitatif

b. dasar

c. penelitian kuantitatif

d. penelitian historis

e. penelitian terapan

7. Langkah-langkah dasar penelitian meliputi: merumuskan hipotesis;

merumuskan logika deduktif; mengumpulkan dan menganalisis data; dan

menguji hipotesis dengan kesimpulan menerima atau menolaknya.

Pendapat tersebut dikemukakan oleh ... .

a. Sutrisno Hadi

b. Kenneth D. Bailey

c. Suharsimi Arikunto

d. Selo Soemarjan

e. Donald Ary

8. Di bawah ini yang merupakan langkah awal dalam kegiatan penelitian

menurut Louis Gottschalk adalah ... .

a. pengumpulan objek

b. memilih masalah penelitian

c. usaha pemecahan masalah terhadap masalah yang dipilih

d. merubah sistem setelah dilakukan penelitian

e. mengajukan hipotesis

9. Suatu penelitian dilakukan terhadap sistem sosial masa sebelum reformasi,

merupakan jenis penelitian ... .

a. historis

b. kualitatif

c. kuantitatif

d.

ex post facto

e. holistik

Sosiologi SMA Kelas XII

208

10. Suatu penelitian yang dilakukan bukan semata-mata hanya untuk

menemukan fakta belaka, melainkan menekankan pada makna di balik

fakta, merupakan jenis penelitian ... .

a . historis

b. kualitatif

c . holistik

d. kuantitatif

e. survei

11. Di bawah ini yang

tidak

termasuk dalam karakteristik penelitian kualitatif

adalah ... .

a. bersifat naturalistik

b. fokus pada permasalahan masa lalu

c. instrumennya dalam peneliti

d. penelitian bersifat lentur

e. makna sebagai perhatian utama

12. Dalam penelitian kuantitatif, statistik berguna untuk ... .

a. menentukan sampel

b. melakukan pembahasan hasil penelitian

c. menguji reliabilitas instrumen

d. mengkode data-data

e. merumuskan hipotesis

13. Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan statistik untuk menganalisis data

interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal

adalah ... .

a. statistik induktif

b. statistik non-parametrik

c. statistik inferensial

d. statistik deskriptif

e. statistik parametrik

14. Data interval adalah jenis data yang memiliki karakteristik ... .

a. memiliki jarak yang sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut

b. data yang berjenjang

c. data yang memiliki karakteristik sama satu dengan lainnya

d. data yang memiliki nilai nol

e. data yang tidak memiliki nilai

15. Di bawah ini yang merupakan karakteristik data rasio adalah ... .

a. data yang memiliki jarak yang sama dan memiliki nilai nol absolut

b. data yang berdiri sendiri

c. memiliki jarak yang sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut

d

.

data yang bertingkat

e. data yang berdistribusi normal

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

209

16. Dalam penelitian kualitatif, sesuai dengan jenis penelitian dan “tingkat

eksplanasinya” terdapat tiga bentuk hipotesis, yaitu ... .

a. hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif

b. hipotesis nol dan hipotesis satu

c. hipotesis umum dan hipotesis khusus

d. hipotesis eksplanatif, deduktif, dan induktif

e. hipotesis bertingkat dan prosedural

17. Untuk menguji korelasi Produk Momen dan Korelasi Ganda atau Regresi,

digunakan uji hipotesis ... .

a. hipotesis nol

b. hipotesis eksplanatif

c. hipotesis asosiatif.

d. hipotesis komparatif

e. hipotesis deskriptif

18. Penelitian eksperimen memiliki karakteristik yang khusus, yaitu ... .

a. naturalistik

b. deskriptif

c. eksplanatif

d. ada

treatment

e. ada naratif

19. Dalam penelitian eksperimen berupa tindakan kelas, dilakukan

perencanaan umum yang meliputi ... .

a. penentuan lokasi, instrumen, dan alat pengukuran

b. penentuan tindakan umum, instrumen penelitian, dan pengukuran

keberhasilan

c. penentuan objek, metode, dan jenis analisis

d. penentuan populasi, sampel, dan alat ukur

e. penentuan tindakan, metode, dan alat ukur

20. Penelitian dengan jenis kuantitatif tetapi variabel bebas atau pengaruhnya

terjadi lebih dulu baru kemudian variabel terikatnya disebut ... .

a. penelitian kualitatif

b. penelitian

ex post facto

c. penelitian ekprerimen

d. penelitian historis

e. penelitian kuantitatif

21.

Purposive sampling

dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk ... .

a. keterwakilan populasi

b. keterwakilan informasi

c. pengujian sampel

d. pengambilan sampel secara acak

e. pengambilan sampel secara sederhana

Sosiologi SMA Kelas XII

210

22. Melakukan validitas data dalam penelitian kualitatif dengan mengembalikan

deskripsi hasil wawancara kepada informan, merupakan teknik ... .

a.

informan review

b. triangulasi

c. koreksi antar-sumber

d. kritik ekstern

e. kritik intern

23. Dalam penelitian kuantitatif, kegunaan diajukannya hipotesis adalah ... .

a. untuk memberikan jawaban sementara sebelum dilakukan pengujian

b. untuk mengarahkan hasil penelitian

c. untuk melengkapi sistematika penelitian

d. mempermudah proses interpretasi data penelitian

e. mengembangkan kerangka pikir baru

24. Sebuah rencana umum penelitian yang memuat metodologi dan prosedur

penelitian adalah ... .

a. desain penelitian

b. rencana penelitian

c. pokok-pokok penelitian

d. sistematika penelitian

e. garis besar isi penelitian

25. Latar belakang masalah menggambarkan gejala-gejala yang memunculkan

masalah yang isinya adalah sebagai berikut,

kecuali

... .

a. menguraikan situasi dan kondisi yang menarik perhatian peneliti dan

pembaca pada umumnya

b. mengemukakan hal-hal yang ingin diketahui dan alasan mengapa

peneliti tertarik dengan topik itu

c. mengemukakan mengapa hal itu perlu diteliti

d. memberikan gambaran apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian

e. menyusun sistematika permasalahan penelitian

26. Dalam membuat desain atau rancangan penelitian, tujuan penelitian perlu

dicantumkan untuk ... .

a. merumuskan apa-apa yang hendak dicapai dalam penelitian

b. mengidentifikasi manfaat hasil penelitian

c. untuk mengarahkan penelitian

d. menemukan makna penelitian

e. merumuskan kerangka pikir untuk perbaikan suatu masalah yang akan

dipecahkan

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

211

27. Fungsi pengkajian pustaka atau teori dalam penelitian kualitatif adalah ... .

a. mengarahkan penelitian

b. menguji hipotesis

c. menemukan paradigma baru

d. menyusun teori baru

e. menelaah teori-teori yang akan dijadikan pedoman

28. Teknik pengumpulan data dimana peneliti hadir dalam peristiwa yang

menjadi fokus penelitian adalah ... .

a. korespondensi

b. observasi

c. analisis

d. supervisi

e. survei

29. Menyederhanakan data yang ditemukan di lapangan, merupakan

kegiatan ... .

a. mereduksi data

b. mendisplay data

c. analisis data

d. verifikasi

e. kritik internal

30. Suatu objek penelitian yang dimaksudkan untuk mewakili populasi

disebut ... .

a. instrumen

b. desain

c. sampel.

d. induksi

e. deduksi

31. Pokok permasalahan yang akan diteliti atau dikaji sebagai objek penelitian

disebut ... .

a . judul penelitian

b. topik penelitian.

c. sampel penelitian

d. masalah penelitian

e. tema penelitian

32. Kegiatan memerinci permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam latar

belakang masalah penelitian adalah ... .

a. batasan masalah

b. identifikasi masalah

c. perumusan masalah

d. desain penelitian

e. ruang lingkup penelitian

Sosiologi SMA Kelas XII

212

33. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan penelitian terhadap

suatu objek adalah karena hal-hal sebagai berikut,

kecuali

... .

a. adanya kepentingan terhadap objek

b. keingintahuan peneliti terhadap suatu objek.

c. adanya dorongan materiil

d. untuk kepentingan studi

e. tugas lembaga

34. Topik penelitian yang baik dapat mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut,

kecuali

... .

a. harus sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai

b. permasalahan yang dipilih sebaiknya masalah-masalah yang aktual,

sehingga menarik minat peneliti maupun orang yang membacanya

c. topik sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat atau negara

d. menghindari memilih topik yang mengandung emosi, prasangka, atau

unsur-unsur yang tidak ilmiah

e. sesuai dengan keinginan peneliti karena sumber datanya mudah

ditemukan.

35. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah penelitian

adalah,

kecuali

... .

a. sesuai dengan kemampuan peneliti

b. mempunyai nilai penelitian

c. masalah yang akan diteliti dan dipecahkan akan bermanfaat

d. dapat dipecahkan atau dicari jawabannya

e. masalah memiliki tingkat kesulitan tinggi

36. Dalam merumuskan masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ... .

a. jelas, padat, dan tidak mempunyai penafsiran ganda

b. harus selalu dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

c. mewakili seluruh masalah dalam penelitian

d. bebas nilai dan berfokus pada makna

e. selalu bernuansa ilmiah

37. Setelah membuat rancangan atau proposal penelitian, maka langkah

selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah ... .

a. penyusunan hipotesis

b. pengumpulan data

c. pengolahan data

d. pembuatan kuesioner

e. reduksi data

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

213

38. Dalam merumuskan hipotesis, ada hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti,

yaitu ... .

a. hipotesis tidak harus berkaitan dengan teori tertentu

b. hipotesis harus selalu didasarkan literatur atau buku-buku ilmu

pengetahuan

c. hipotesis harus dapat diuji dengan data-data empiris

d. hipotesis harus berdasar pada pikiran peneliti

e. hipotesis harus terbukti secara empirik

39. Hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan

antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok

tertentu, disebut juga dengan ... .

a. hipotesis kerja

b. hipotesis nol

c. hipotesis induktif

d. hipotesis deduktif

e. hipotesis asosiatif

40. Hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel

disebut ... .

a. hipotesis nol

b. hipotesis kerja

c. hipotesis asosiatif

d. hipotesis induktif

e. hipotesis eksplanatif

41. Berikut ini merupakan strategi dalam pemilihan sampel adalah sebagai

berikut,

kecuali

... .

a. menentukan karakteristik populasi

b. menentukan teknik pemilihan sampel

c. menentukan besar sampel

d. memilih sampel

e. menguji terlebih dahulu sampel

42. Dalam pengambilan sampel penelitian dimana setiap objek mempunyai

kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik ini disebut juga

dengan ... .

a.

random sampling

b.

cluster sampling

c.

internal sampling

d.

snowbolling sampling

e.

purposive sampling

Sosiologi SMA Kelas XII

214

43. Sampel yang dipakai untuk populasi yang cukup besar sehingga dibuat

terlebih dahulu kelompok-kelompok rumpun yang kemudian diambil sampel

dari masing-masing rumpun, disebut ... .

a.

random sampling

b.

cluster sampling

c.

internal sampling

d.

snowbolling sampling

e.

purposive sampling

44. Sampel yang dipakai apabila wilayah penelitian cukup luas. Sehingga setiap

bagian wilayah harus ada yang mewakili, disebut ... .

a.

area sampling

b.

purposive sampling

c.

internal sampling

d.

cluster sampling

e.

random sampling

45. Dalam rancangan penelitian harus sudah dijelaskan mengenai beberapa

hal yang berkaitan dengan rencana pengumpulan data. Hal-hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut,

kecuali

... .

a. data seperti apa yang harus dikumpulkan

b. dimana data dapat ditemukan

c. siapa yang dapat membantu dalam pengumpulan data

d. teknik pengumpulan apa yang diperlukan

e. berapa besar biaya yang diperlukan

46. Suatu pendekatan yang berusaha untuk mengungkap kenyataan sosial

dengan melihat saling ketergantungan antara variabel satu dengan variabel

lainnya, adalah jenis pendekatan ... .

a . kualitatif

b. kuantitatif

c. survei

d. partisipatif

e. eksperimen

47. Istilah heuristik dalam penelitian sejarah pada hakikatnya sama dengan

istilah dalam penelitian kualitatif, yaitu ... .

a. penentuan topik

b. pengumpulan data

c. interpretasi atau penafsiran

d. penyusunan laporan

e. menyederhanakan data

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

215

48. Suatu sumber atau data yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen

resmi instansi pemerintah adalah ... .

a. data kualitatif

b. data kuantitatif

c. data primer

d. data sekunder

e. data statistik

49. Suatu data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung melalui

orang kedua disebut ... .

a. data primer

b. data sekunder

c. data kualitatif

d. data kuantitatif

e. data temuan

50. Berikut ini yang merupakan data primer yang dapat dipergunakan untuk

kegiatan penelitian adalah ... .

a. sumber lisan dari pelaku peristiwa

b. buku-buku teks

c. internet

d. surat kabar

e. kamus umum

51. Proses pengumpulan data melalui pengkajian terhadap teks-teks,

merupakan teknik ... .

a. analisis isi

b. observasi

c. studi pustaka

d. korespondensi

e. telaah informasi

52. Metode pengumpulan data dimana peneliti secara langsung mengamati

berbagai gejala-gejala sosial di lapangan disebut ... .

a. partisipasi

b. non-partisipasi

c. observasi

d. survei

e. korespondensi

53. Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi dari responden dinamakan ... .

a. evaluasi

b. tes

c. kuesioner.

d. pedoman penelitian

e. daftar penentu informasi

Sosiologi SMA Kelas XII

216

54. Berikut ini yang merupakan data dokumenter verbal adalah ... .

a. internet

b. kaset dan video

c. data hidup

d. benda-benda

e. catatan lapangan

55. Pengumpulan data melalui wawancara supaya berhasil dan berkualitas,

maka pewawancara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut,

kecuali ... .

a. mampu menciptakan hubungan baik dengan responden

b. mencatat semua pertanyaan yang akan diajukan kepada responden

c. menyampaikan pertanyaan dengan baik, tepat, dan terorganisir

d. menyusun pedoman wawancara

e. mendikte informan agar data diperoleh secara akurat

56. Salah satu keuntungan menerapkan metode wawancara adalah ... .

a. pertanyaan dapat dikendalikan oleh koresponden

b. koresponden dapat bertemu langsung dengan responden

c. dapat memilih responden yang diperlukan selanjutnya

d. data ditemukan secara utuh

e. menjalin komunikasi dengan orang lain

57. Dalam suatu proses observasi, peneliti ikut terlibat dalam proses pendidikan.

Kegiatan ini dinamakan observasi ... .

a . langsung

b. tidak langsung

c. partisipasi aktif

d. partisipasi pasif

e. non-partisipasi

58. Kegiatan memberi label atau identitas data penelitian yang ditemukan di

lapangan disebut ... .

a.

coding

b.

editing

c.

display

d. tabulasi

e. reduksi

59. Bilangan hasil bagi dari jumlah seluruh nilai dengan jumlah unit yang diamati

disebut ... .

a . modus

b. median

c. mean

d. tabulasi

e. frekuensi

Bab 5

- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial

217

60. Fungsi moderator dalam dalam seminar hasil penelitian adalah ... .

a. memimpin jalannya seminar

b. melaporkan hasil penelitian

c. menanggapi masukan-masukan dalam seminar

d. membuka diskusi

e. mencatat proses jalannya seminar

61. Lembaga sosial yang mengatur jalanya kekuasaan adalah adalah... .

a. lembaga politik

b. lembaga ekonomi

c. lembaga pemerintah

d. lembaga sosial

e. lembaga keluarga

62. Penelitian sosial yang dilaksanakan dengan menyebar kuesioner adalah ...

a. penelitian kualitataif

b. penelitian histori

c. penelitian kuantitatif

d. penelitian eksperimen

e. penelitian evaluasi

63. Perubahan sosial yang cepat disebut ... .

a . revolusi

b. evolusi

c. reformasi

d. demonstrasi

e. urbanisasi

64. Individu yang menjadi pelopor perubahan disebut sebagai ... .

a. provokator

b. presiden

c. tokoh perubahan

d. tokoh politik

e. agent of change

65. Dampak dari perubahan sosial dari berdirinya mall di kota adalah ... .

a . kemiskinan

b. masyarakat hedonisme

c. sikap masyarakat yang komsumtif

d. hilangnya pasar tradisional

e. kenakalan remaja

Sosiologi SMA Kelas XII

218

II.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Sebutkan dan jelaskan sistematika rancangan penelitian!

2. Apakah yang Anda ketahui tentang penelitian eksperimen, bandingkan

dengan penelitian

ex post facto

!

3. Apakah yang Anda ketahui tentang statistik, dan bagaimana fungsi dan

kedudukannya dalam penelitian?

4. Bagaimanakah proses validitas data dalam penelitian kualitatif?

5. Sebutkan dan jelaskan prosedur wawancara yang sistemis dan sistematis

untuk proses pengumpulan data!

6. Bagaimanakah langkah-langkah teknik analisis menurut Huberman?

Jelaskan masing-masing langkah tersebut!

7. Apakah yang Anda ketahui tentang kajian pustaka atau teori, dan bagaimana

kegunaannya dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?

8. Temukanlah mean, median, dan modus, dari data hasil ulangan Sosiologi

kelas XII berikut ini!

6 – 7 – 7 -7 – 6 – 6 – 8 – 9 – 8 – 8 – 7 – 8 – 6 – 9 –8 – 7 – 6 – 5 – 4 – 8

9. Sebutkan dan jelaskan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk

melaksanakan seminar hasil penelitian!

10. Sebutkan dan jelaskan manfaat laporan hasil penelitian!

Daftar Pustaka

219

Ahmadi, Abu. 1991.

Sosiologi Pendidikan.

Jakarta: Anggota IKAPI Rineka Cipta.

Bab III: 30-43

Allen, M.J. & Yen, W.N. 1979.

Introduction: to Measurement Theory.

Monterey CA:

Brooks/Cole Publishing Company.

Azwar, Saifuddin. 1997.

Reliabilitas dan Validitas.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bernstein, Richard J. 1979.

The Restructuring of Social and Political Theory.

Oxford:

Basil Blackwell. Bab III: 43-50.

Bokker S.J, J.W.M. 1989.

Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar

Yogyakarta: Kanisius.

Charles P, Loomis. 1960.

Sosial System.

New York: Nostrand Company.

Dhavamony, Mariasusai. 1995. “

Phenemenology of Religion

”, alih bahasa A. Sudiarja,

dkk.,

Fenemenologi Agama.

Yogyakarta: Kanisius. Bab III: 50-55.

Donal Ary, Jacobs & Razaviech. 1982.

Introduction to Research in Education.

Alih Bahasa:

Arif Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Giddens, Anthony and Jonathan Turner. 1988.

Social Theory Today.

USA: Stanford

University Press.

G.P, Murdock. 1999.

Social Structure

. New York: Mac Milan.

Guy, Hunter. 1969.

Modernizing Peasant Societies, A Comparative Study in Asia and

Afrika

. New York, London: Oxford University.

Harsojo. 1999.

Pengantar Antropologi

. Bandung: Putra A. Bardin. Bab II: 20, 22, 26, 27.

Bab III. 56-62.

Horton, B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990.

Sosiologi Edisi 6. Jilid I dan II.

Jakarta:

Erlangga.

J.C. Bruce. 1972.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Alih Bahasa: Sahat Simamoro. Jakarta: Rineka

Cipta.

Kahmad, Dadang. 2002.

Sosiologi Agama.

Bandung: Remaja Rosda Karya. Bab III:

50-55.

Kartodirjdo, Suyatno. 2000. “

Teori dan Metodologi Sejarah dalam Aplikasinya”, dalam

Historika, No. 11 Tahun XII

. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Jakarta KPK Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Koentjaraningrat. 1982.

Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta: Djambatan.

_____________. 1994.

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan

. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Krejice & Morgan. 1986.

Elementery Survey Sampling.

Boston: Duxbury Press.

Krippendorff, Klaus. 1991.

Content Analysis: Introduction Its Theory and Methodology

”,

Alih Bahasa Farid Wajidi,

Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi

.

Jakarta:

Rajawali.

Lawang, Robert M.Z. 1999.

Pengantar Sosiologi Modul 1-9

. Jakarta: Universitas Terbuka.

Louis Gottschalk. 1975. “

Understanding History

”, alih bahasa Nugroho Notosusanto.

Mengerti Sejarah.

Jakarta: UI Press. Bab IV: 15-17.

Maran, Rafael Raga. 2001.

Pengantar Sosiologi Politik

. Jakarta: Rineka Cipta.

Meek, Harriet W. 2003. “

The Place of the Unconscious in Qualitative Research” dalam

Forum Qualitative Sozialforschung Vol. 4 Nomor 2

.

DD

DD

D

AFTARAFTAR

AFTARAFTAR

AFTAR

PP

PP

P

USTAKAUSTAKA

USTAKAUSTAKA

USTAKA

Sosiologi SMA Kelas XII

220

Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1984.

Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New

Methods

.

Beverly Hills CA: Sage Publications.

Moleong, L.J. 1999.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1996.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Nasikun, J.J. 1992.

Sistem Sosial Indonesia

. Jakarta: Rajawali Press.

Neufeldt, Victoria, et.al. 1983.

Webster’s New World College Dictionary

. USA: Mac Millan.

Patton, M.Q. 1980.

Qualitative Evaluation Methods

. Beverly Hills, CA.: Sage Publication.

Ratner, Carl. 2002. “

Subjectivity and Objectivity in Qualitative Methodology”. dalam

Forum Qualitative Sozialforschung Vol. 3 Nomor 3

.

Richard, L.P. 1965.

Social Change.

Tokyo: Kogakusho Coy.

Ritzer, George and Douglas J. Goodman. 2005. “

Modern Sociological Theory

”, Alih

Bahasa: Alimandan,

Teori Sosiologi Modern.

Jakarta: Kencana.

Sanderson, Stephen K. 2003. “

Macrosociology

”, Alih Bahasa: Hotman M. Siahaan,

Makro

Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Scharf, Betty R. 1995. “

The Sociological Study of Religion

”, Alih Bahasa: Machnun Husain,

Kajian Sosiologi Agama.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Shadily, Hasan. 1993.

Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia,

Jakarta: Rineka Cipta.

Soemardi, Soelamean dan Selo Sumarjan. 1974.

Setangkai Bunga Sosiologi

. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Soelaeman, M. Munandar. 1998.

Dinamika Masyarakat Transisi: Mencari Alternatif Teori

Sosiologi dan Arah Perubahan.

Yogyakarta: Anggota IKAPI Pustaka Pelajar.

Soekanto, Soerjono. 1983.

Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat.

Jakarta:

Rajawali Press.

Soekanto, Soerjono. 1984.

Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial

. Cetakan ke-2. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Sztompka, Piotr. 2004.

Sosiologi Perubahan Sosial

. Edisi ke-1. Jakarta: Prenada.

Spradley, J.P. 1980.

Participant Observation

. New York, N.Y.: Holt, Rinehart, and Winston.

Suadah. 2005.

Sosiologi Keluarga.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Bab 3: 12-30.

Sudjana, Nana. 1992.

Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar

. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2004.

Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Sukanto, Soerjono. 1987.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: Rajawali Press.

Sunarto, Kamanto. 1993.

Pengantar Sosiologi.

Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Sutanto, S.A.P. 1983.

Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial

. Jakarta: Bina Cipta.

Sutopo, H.B. 1995

). Kritik Seni Holistik Sebagai Model Pendekatan Penelitian Kualitatif

.

Surakarta: UNS Press.

Sutopo, H.B. 1996.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Surakarta: Jurusan Seni Rupa Fakultas

Sastra UNS.

Taneko, S. 1984.

Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan

.

Jakarta: Rajawali Press.

V

eeger, K.J. 1986.

Realitas Sosial Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu,

Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi.

Jakarta: Gramedia.

Waluyo, H.J. 2000. “

Hermeneutik Sebagai Pusat Pendekatan Kualitatif

”,

dalam Historika,

No. 11

. Surakarta: PPS UNJ KPK UNS.

Yin, R.K. 1987.

Case Study Research: Design and Methods

. Beverly Hills, CA: Sage

Publication.

http://www

.collegequaterly

.ca/2005-vol8-num02-spring/index.html

. Collegequarterly.

G l o s a r i u m

221

Adat

:

aturan atau perbuatan yang lazim dianut atau dilakukan sejak dahulu

kala.

Adaptasi

:

penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran.

Akomodasi

:

penyesuaian manusia dalam kesatuan sosial.

Angket

:

daftar

pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang

untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.

Analisis

:

penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Apriori

:

beranggapan tertentu sebelum mengetahui keadaan sebenarnya.

Asimilasi

:

penyesu

aian atau peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat

lingkungan sekitar.

Data

:

keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian untuk

keperluan analisis maupun interpretasi.

Desain

:

suatu rancangan penelitian yang memperjelas jenis dan strategi

penelitian yang diterapkan.

Deskriptif

:

pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan

terperinci.

Dinamis

:

perubahan

yang menunjukkan adanya perkembangan ke arah yang

lebih baik.

Disintegrasi

:

keadaan tidak bersatu padu atau terpecah belahnya kelompok.

Disorganisasi

:

keadaan tanpa aturan, kacau, atau tercerai-berai yang disebabkan

karena perubahan pada lembaga sosial tertentu.

Distribusi

:

penyaluran, pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat.

Ekonomi

:

ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi.

Eksperimen

:

percobaan yang dila

kukan terhadap objek penelitian untuk mengetahui

perkembangan dari suatu objek penelitian tersebut.

Eksplorasi

:

penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih

banyak.

G G

G G

G

LL

LL

L

OO

OO

O

SS

SS

S

AA

AA

A

RR

RR

R

II

II

I

UU

UU

U

MM

MM

M

Sosiologi SMA Kelas XII

222

Evolusi

:

perubahan yang berupa pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

secara berangsur-angsur atau perlahan-lahan.

Frekuensi

:

kekerapan jumlah pemakaian suatu data atau unsur.

Globalisasi

:

proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

Heterogen

:

terdiri dari berbagai unsur yang berbeda sifat, berlainan jenis, atau

beraneka ragam.

Historis

:

berdasarkan sudut pandang ilmu sejarah.

Homogen

:

terdiri atas jenis, macam, sifat, watak, dan sebagainya yang sama.

Hipotesis

:

jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.

Ideologi

:

kumpulan konsep yang bersistem yang dijadikan asas pendapat yang

memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

Implementasi

:

penerapan suatu hal

dalam keadaan nyata di lapangan.

Informasi

:

kabar tentang sesuatu

atau keseluruhan makna yang menunjang

amanat yang terlihat di bagian-bagian amanat itu.

Integrasi

:

keadaan bersatu berbagai unsur dan kelompok sehingga ada tali

persatuan dan kesatuan.

Instrumen

:

alat bantu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data .

Interpretasi

:

menafsirkan data-data menjadi suatu fakta, dan menemukan makna

di balik fakta.

Konservatif

:

bersikap

mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang

berlaku.

Konsumsi

:

pemakaian barang hasil produksi atau barang-barang yang langsung

memenuhi kebutuhan hidup.

Kualitatif

:

berdasarkan

mutu atau kualitas.

Kuesioner

:

alat yang digunakan untuk penelitian yang terdiri atas serangkaian

pertanyaan tertulis yang bertujuan mendapatkan tanggapan dari

responden terpilih.

Kultur

:

suatu budaya, adat, dan kebiasaan yang berlangsung dalam masyarakat

dan bersifat positif.

Kuantitatif

:

berdasarkan

jumlah atau banyaknya.

Komparatif

:

berdasarkan atau berkenaan dengan perbandingan.

Komunikasi

:

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau

lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

G l o s a r i u m

223

Lembaga

:

pola per

ilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial

berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan.

Logis

:

sesuai dengan logika.

Mean

:

rerata dari seluruh nilai dengan jumlah unit yang diamati.

Median

:

nilai tengah yang membagi seluruh nilai dalam sekelompok data

terukur menjadi dua bagian sama besar.

Modus

:

n

ilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sekelompok data atau

nilai yang paling banyak muncul dalam suatu kelompok data.

Moderat

:

selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrim,

berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah.

Modernisasi

:

melakukan modernisasi atau pembaharuan dengan sistem yang lebih

maju.

Metode

:

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki.

Non-Positivistik :

pola pikir yang tidak sekedar menemukan fakta, tetapi menemukan

makna di balik fakta.

Objektif

:

mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan

atau pendapat pribadi.

Observasi

:

melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.

Operasional

:

pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan.

Organisasi

:

kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk

tujuan tertentu secara bersama.

Paradigma

:

kerangka pikir tentang suatu gejala.

Politik

:

peng

etahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti sistem

pemerintahan dan dasar pemerintahan.

Populasi

:

seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan

yang diteliti.

Positivistik

:

pola pikir yang me

nghubungkan sebab akibat dalam rangka

menemukan fakta.

Produksi

:

suatu proses mengeluarkan hasil.

Progresif

:

berpikiran ke arah kemajuan atau berorientasi ke masa depan.

Reduksi

:

menyederhanakan, memilah-milah data sehingga data mudah dibaca

atau diterjemahkan.

Reintegrasi

:

penyatuan kembali.

Sosiologi SMA Kelas XII

224

Relatif

:

tidak mutlak, nisbi, atau bersifat sementara.

Reorganisasi

:

penyusunan atau penataan kembali kepengurusan atau kelembagaan.

Responden

:

orang yang dijadikan sumber pen

elitian untuk mendapatkan data.

Revolusi

:

perubahan suatu keadaan sosial yang cukup mendasar dalam suatu

bidang.

Sampel

:

sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok

yang lebih besar, atau bagian yang mewakili kelompok atau

keseluruhan yang lebih besar atau populasi.

Sejarah

:

ilmu yang membahas tentang peristiwa masa lampau yang benar-benar

terjadi.

Siklus

:

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.

Sosialisasi

:

proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan

menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.

Statis

:

keadaan tetap tidak ada perubahan.

Statistik

:

data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-

golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai

suatu masalah atau gejala.

Tes

:

ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui atau menguji

pengetahuan, bakat, dan kepribadian seseorang.

Teknologi

:

metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, atau ilmu pengetahuan

terapan.

Toleransi

:

suatu sifat atau sikap yang toleran.

Teori

:

pandangan atau pendapat yang didasarkan pada penelitian dan

penemuan yang didukung oleh data, fakta, dan argumentasi.

Triangulasi

:

pengumpulan data, penggunaan teori, yang menggunakan berbagai

metode atau cara.

Variabel

:

suatu faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor lain.

Verifikasi

:

penarikan kesimpulan dalam suatu penelitian sebagai hasil analisis

dan sintesis.

Indeks Subjek

225

A

Adaptasi 1

adaptasi 8, 108

adat-istiadat 16, 24, 67, 68, 70

adjustment 5

aesthetic and recreational institutions 69

Agama 63, 64, 65, 93, 94, 95, 96, 109, 113, 154

agama 2, 3, 6, 10, 14, 15, 16, 32, 64, 70, 74, 75,

83, 92, 93, 94, 95, 96, 105, 106, 107, 109,

110, 111, 112, 114, 116, 118, 123, 126,

128, 152, 174, 176, 185, 187, 196

agen perubahan 15

Agent of change 24

agent of change 24, 119

ANALISIS 184

Analisis 129, 138, 143, 146, 151, 167, 183, 186,

193

analisis 88, 132, 133, 134, 136, 137, 138, 143,

144, 146, 151, 152, 161, 164, 165, 166,

178, 179, 181, 182, 183, 184, 204, 205,

207, 208, 209, 211, 215, 218

Analisis Isi 151, 193

Analisis isi 167

analisis isi 143, 151, 178, 181, 182, 204, 215

Angket 149, 167

angket 142, 147, 149, 204

Anomie 124

asosiasi 74, 91

atom 75, 76

atomistic family 75

Authority 199

authority 89

B

Badan 65, 186

badan 64, 65, 66, 90, 94, 109, 111, 113, 114,

126, 191

badan sosial 64, 65, 113

Berburu dan Meramu 98

berburu dan meramu 98, 112

Bercocok Tanam 97

bercocok tanam 97, 98, 112

Beternak 97

beternak 97, 112

birokrasi 124, 185, 190

C

capacity 89

CARA 194

Cara 147, 158, 160

cara 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19,

20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 65, 67, 68,

71, 72, 73, 75, 76, 77, 78, 82, 83, 84, 85, 86,

87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 99,

101, 102, 103, 104, 105, 106, 110, 111, 112,

113, 114, 115, 117, 121, 124, 127, 129, 130,

131, 132, 133, 134, 135, 138, 139, 140, 141,

142, 143, 144, 146, 147, 148, 149, 150, 151,

152, 153, 159, 161, 162, 163, 166, 167, 168,

173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 181,

182, 183, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 191,

192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 200, 201,

202, 203, 204, 209, 210, 213, 215, 216, 218

Child Rearing Stage 77, 78

civilization 4

Coding 152, 167

coding 204, 216

control 66, 89, 111, 197

cultural element 4

Culture lag 124

culture lag 71

Cyclical Theories 21

D

DATA 196

Data 129, 133, 137, 138, 142, 143, 144, 146,

147, 151, 152, 153, 155, 156, 157, 158, 160,

165, 167, 179, 180, 183, 184, 193, 196, 203,

205, 208

data 120, 121, 123, 124, 133, 134, 136, 137, 138,

142, 143, 144, 146, 147, 148, 150, 151, 152,

II

II

I

NDEKSNDEKS

NDEKSNDEKS

NDEKS

S S

S S

S

UBJEKUBJEK

UBJEKUBJEK

UBJEK

Sosiologi SMA Kelas XII

226

178, 186, 189, 190, 192, 194, 196, 200

eksekutif 90

eksogami 79, 114

elektron 71

Evolusi 1, 21, 26

evolusi 1, 11, 12, 17, 19, 21, 22, 23, 26, 28, 31,

32, 33, 34, 119, 121, 122

F

fenomena sosial 8, 66, 200

feodalisme 79

Fungsi Afeksi 103

Fungsi afeksi 103

fungsi afeksi 103

Fungsi Laten Pendidikan 108

fungsi laten pendidikan 105, 111

Fungsi Manifest 96, 105

Fungsi manifest 105, 108

fungsi manifest 95, 105, 106, 108, 111, 112

Fungsi Pengawasan 103

fungsi pengawasan 103

Fungsi Proteksi 103

fungsi proteksi 104

Fungsi Sosialisasi 102

G

gerak sosial 16

globalisasi 2, 31, 83, 100, 119, 122

Group Marriage 78, 114

H

heterogami 79

Hipotesis 129, 138, 146, 167, 213

hipotesis 131, 136, 138, 139, 146, 152, 164, 165,

166, 179, 202, 203, 205, 207, 208, 209, 210,

211, 212, 213

Hipotesis alternatif 213

hipotesis alternatif 138

hipotesis kerja 213

hipotesis nol 138, 209, 213

historis 20

homogami 79

horizontal 118

hubungan sosial 80

I

Individu 17, 96, 118

individu 2, 5, 8, 9, 10, 15, 16, 28, 64, 68, 73, 74,

153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160,

164, 165, 166, 167, 179, 180, 181, 182,

183, 184, 185, 186, 190, 191, 202, 203,

204, 205, 207, 208, 210, 211, 212, 213,

214, 215, 216, 218

Data Kelompok 157, 160

data kelompok 155, 157

Data Kualitatif 147, 151

Data kualitatif 137, 144, 152, 179, 183

data kualitatif 137, 151, 152, 179, 182, 203,

215

Data Kuantitatif 147, 152

Data kuantitatif 137

data kuantitatif 137, 152, 153, 203, 215

Data Primer 147

data primer 203, 215

Data Sekunder 147

data sekunder 203, 215

Data Tunggal 156, 158

data tunggal 154, 155

Difusi 15

difusi 4, 15, 31, 33, 125

dinamika sosial 21

dinamisator 66, 111, 114, 126

disintegrasi 106, 109, 122, 124, 125

diskriminasi 6

Disorganisasi 1, 7

disorganisasi 7, 27, 28, 80, 123

Distribusi 63, 99, 153, 155, 157, 160, 167

distribusi 63, 95, 96, 97, 99, 100, 101, 103,

112, 116, 127, 137, 153, 157, 158, 160,

165, 188, 206, 208

Distribusi Resiprositas 99

distribusi resiprositas 99, 112

domestic family 75

domestic institutions 69

Dominasi 92

dominasi 91, 92, 100, 139

Dominasi Kharismatik 92

Dominasi Legal-Rasional 92

Dominasi Tradisional 92

E

economic institutions 69

Editing 167

editing 204, 216

educational institutions 69

Ekonomi 31, 63, 65, 95, 96, 100, 101, 103, 154

ekonomi 2, 6, 7, 10, 15, 17, 25, 30, 31, 64, 71,

72, 73, 79, 83, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100,

101, 102, 103, 111, 112, 114, 115, 116,

118, 123, 125, 127, 128, 174, 175, 176,

Indeks Subjek

227

75, 77, 80, 82, 84, 93, 96, 97, 102, 104,

107, 117, 118, 119, 150, 177, 201

Industrialisasi 79

industrialisasi 24, 104

Inovasi Sosial 107

Inovasi sosial 105, 107

inovasi sosial 107

Integrasi 105, 106

integrasi 106, 109, 119, 122, 123, 124, 125,

133, 179, 190, 192, 204

Integrasi Sosial 106

Integrasi sosial 105

integrasi sosial 106

Invention 1, 10

invention 10, 15, 33, 34

K

kaum reformis 119

Kebiasaan 20

kebiasaan 20, 28, 65, 67, 68, 71, 74, 75, 77, 84,

93, 107, 115, 126, 176

Kebudayaan 1, 14, 193

kebudayaan 2, 3, 4, 9, 12, 14, 15, 16, 19, 21,

22, 27, 28, 32, 33, 67, 73, 74, 80, 82, 83,

86, 105, 106, 108, 111, 116, 117, 118, 121,

128, 151, 176, 177, 180, 206

Kebutuhan dasar 68

kebutuhan dasar 68

kedudukan sosial 16, 68

Keluarga 63, 72, 73, 74, 77, 79, 80, 94, 102

keluarga 2, 22, 23, 24, 30, 64, 70, 71, 72, 73,

74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84,

85, 86, 87, 94, 95, 102, 103, 104, 105, 108,

111, 114, 116, 128, 148, 176, 181, 185,

186, 191, 192, 203

Keluarga inti 79, 80

keluarga inti 79, 80

Keluarga orientasi 79

keluarga orientasi 79

keluarga prokreasi 79

keseimbangan 5, 103

Kesetaraan Isi 198

konservatif 19, 120

Konsumsi 63, 100

konsumsi 14, 31, 32, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 103,

112, 116, 127, 185, 186, 206

Kuesioner 149, 167

kuesioner 149, 202, 212, 215

Kutipan 197, 198

kutipan 197, 198

L

Laporan penelitian 172, 200

laporan penelitian 135, 139, 172, 179, 199, 200

legislatif 90, 93, 109, 111, 115, 127, 128

Lembaga 6, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 72, 73, 80,

82, 84, 86, 88, 90, 91, 93, 94, 96, 97, 98, 102,

103, 104, 105, 111, 113, 114, 116, 126

lembaga 2, 4, 6, 7, 8, 9, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 27,

28, 32, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73,

77, 79, 80, 82, 83, 84, 86, 87, 88, 89, 90, 91,

93, 94, 95, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 105,

106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114,

115, 116, 118, 120, 123, 126, 127, 128, 173,

191, 192, 202, 212

Lembaga agama 94, 114, 126

lembaga agama 64, 70, 93, 94, 109, 110, 111,

112, 114, 116, 126, 128

lembaga industri 69, 71

Lembaga Keluarga 72, 80

Lembaga keluarga 72, 73, 80, 84, 102, 103, 104,

111, 116

lembaga keluarga 64, 71, 73, 77, 80, 94, 102,

103, 114, 128

lembaga kemasyarakatan 2, 4, 6, 7, 8, 9, 21, 22,

23, 24, 27, 28, 32, 118, 123, 191

Lembaga Politik 88, 93

Lembaga politik 90, 91, 111

lembaga politik 64, 67, 88, 89, 90, 91, 93, 95,

109, 111, 112, 115, 116, 126, 127, 128

Lembaga Sosial 63, 64, 72, 93, 96

Lembaga sosial 63, 65, 66, 67, 68, 69, 93, 96,

111, 113, 114, 116

lembaga sosial 25, 27, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,

71, 72, 79, 91, 93, 94, 96, 97, 102, 111, 112,

113, 114, 126, 127

lingkungan masyarakat 2, 34, 81, 84, 87, 96,

115, 126, 161, 201

Sosiologi SMA Kelas XII

228

open stratification 122

Operatif Institutions 69

Organisasi 1, 7, 63, 65

organisasi 1, 2, 4, 6, 7, 8, 24, 27, 28, 64, 65, 66,

67, 73, 74, 79, 80, 90, 91, 94, 109, 113, 120,

121, 123, 128, 144, 152, 177, 183, 196

organisasi sosial 4, 73, 74

P

parental 80

partai politik 6, 7, 90, 94

Pendekatan Kualitatif 193

Pendekatan kuantitatif 136

pendekatan kuantitatif 136, 179

Pendidikan 15, 63, 64, 65, 82, 83, 85, 86, 87, 88,

95, 104, 105, 107, 108, 113, 154, 193

pendidikan 2, 3, 5, 6, 15, 24, 28, 30, 64, 69, 70,

71, 82, 83, 85, 86, 87, 94, 95, 104, 105, 106,

107, 108, 109, 111, 113, 114, 115, 116, 118,

122, 125, 126, 128, 138, 176, 178, 185, 188,

189, 190, 192, 194, 197, 200, 216

Pendidikan Formal 15, 86

Pendidikan formal 83, 86

pendidikan formal 15, 82, 83, 86, 108, 122, 128

Pendidikan Informal 83

Pendidikan informal 83, 85

pendidikan informal 82, 83, 85, 115, 116, 126

Pendidikan Non-Formal 87

pendidikan non-formal 115

PENELITIAN 178, 194, 196

Penelitian 65, 113, 129, 130, 131, 132, 133, 136,

137, 139, 140, 141, 142, 145, 146, 147, 161,

163, 164, 167, 172, 173, 175, 176, 178, 179,

182, 193, 196, 199, 200, 201, 204, 206, 207,

209

penelitian 22, 69, 107, 129, 130, 131, 132, 133,

134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142,

143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151,

152, 153, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167,

168, 172, 175, 176, 178, 179, 180, 181, 182,

183, 184, 186, 199, 200, 201, 202, 203, 204,

205, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 212, 213,

214, 215, 216, 217, 218

Pengolahan Data 151, 152

Pengolahan data 151, 152

pengolahan data 136, 153, 202, 212

Pengolahan Statistik 153

Pengolahan statistik 153

Penguasaan Diri 84

M

masyarakat modern 123, 128

Mean 154, 167

mean 137, 139, 153, 154, 197, 205, 216, 218

mechanical device 150

Median 158, 159, 167

median 137, 139, 153, 158, 159, 160, 205, 216,

218

mediator 11

METODOLOGI PENELITIAN 178

Metodologi Penelitian 142, 173, 193, 218

metodologi penelitian 133, 136, 178

moderat 115, 120, 127, 200, 217

Modernisasi 28

modernisasi 5, 28, 31, 83, 89, 104, 120, 122,

123, 124, 125, 126, 128

Modifikasi 4

modifikasi 4, 15, 146

Modus 156, 167

modus 137, 153, 156, 157, 205, 216, 218

momentum 11, 23, 121

monopoli 91, 99

Muturity Stage 78

N

nasionalisme 107, 108

Nilai 17, 70, 84, 153, 155, 156, 157, 158, 160

nilai 2, 4, 6, 7, 8, 15, 17, 20, 26, 27, 68, 71, 73,

76, 77, 82, 84, 86, 87, 89, 99, 105, 106,

107, 109, 116, 118, 119, 122, 124, 128,

132, 133, 134, 138, 150, 151, 154, 155,

156, 159, 189, 191, 208, 212, 216

nilai sosial 2, 84

Norma 103

norma 2, 6, 7, 8, 64, 65, 66, 67, 68, 71, 73, 75,

76, 78, 80, 82, 84, 86, 93, 95, 96, 101, 102,

103, 105, 106, 107, 109, 110, 111, 112,

113, 114, 115, 116, 122, 124, 126, 127,

132, 137, 165, 188, 208

Notasi Ilmiah 197

Notasi ilmiah 167

notasi ilmiah 197

Nuptual Stage 77

O

OBSERVASI 194

Observasi 129, 149, 150, 167, 181, 203

observasi 81, 101, 112, 142, 150, 178, 179,

180, 181, 182, 183, 204, 211, 215, 216

Indeks Subjek

229

Penguasaan diri 84

penguasaan diri 84

Penyajian Data 152

Penyajian data 152

penyajian data 133, 136, 144, 184

Penyesuaian 1, 5, 6, 123

penyesuaian 5, 6, 28, 86, 107, 108, 120

Peranan Sosial 84, 106

peranan sosial 73, 105

Perikanan 97

perikanan 97, 98, 112

perilaku masyarakat 100, 112

Perkawinan 74, 75, 78, 79

perkawinan 10, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77,

78, 79, 80, 103, 114, 117

Pertentangan 1, 10, 11

pertentangan 5, 10, 11, 28, 90, 96, 111, 117

Pertukaran Pasar 100

pertukaran pasar 112

Perubahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 18,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31,

32, 34, 72, 76, 79, 88, 119, 120, 122, 125,

199

perubahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

71, 76, 79, 80, 86, 88, 96, 104, 106, 112,

113, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123,

124, 125, 126, 128, 168, 189, 191

perubahan kebudayaan 21, 32

Perubahan Kecil 1, 23

perubahan kecil 21, 23, 30, 121

Perubahan Sosial 1, 3, 5, 6, 18, 21, 25, 26, 199

Perubahan sosial 2, 4, 5, 13, 20, 21, 25, 26,

27, 28, 30, 31, 34, 118, 120, 124

perubahan sosial 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,

25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 113,

117, 118, 119, 120, 121, 122, 124, 126,

128, 168

Perubahan Sosial Budaya 5, 6, 25, 26

Perubahan sosial budaya 20, 34, 120

perubahan sosial budaya 6, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 22, 25, 26, 27, 28, 32, 33, 119,

120, 122, 128, 168

Perubahan yang Dikehendaki 24

Perubahan yang dikehendaki 24

perubahan yang dikehendaki 24

Pola Avanukolokal 81

Pola Bilokal 81

pola kehidupan 4

Pola Matrilokal 81

Pola Matripatrilokal 81

pola matripatrilokal 81

Pola Neolokal 80

Pola Patrilokal 81

Pola Patrimatrilokal 81

pola perilaku 2, 4, 27, 67, 118

Poliandri 78

poliandri 78, 114

Poligami 78

poligami 114, 123

political institutions 69

Politik 63, 88, 90, 92, 93, 94, 109, 115, 127

politik 6, 7, 10, 15, 16, 17, 24, 25, 64, 67, 71, 88,

89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 109, 111, 112, 115,

116, 123, 126, 127, 128, 176, 190, 200

Populasi 129, 146, 167

populasi 134, 136, 137, 143, 147, 165, 166, 182,

208, 209, 211, 213, 214

prasangka 20, 212

Pre-Nuptual 77

progresif 12, 120

Proses pendidikan 85, 86, 87

proses pendidikan 85, 86, 216

proses sosial 17, 66, 82, 84, 89, 102, 108, 111,

113, 126

R

rating scale 150

Redistribusi 63, 99

redistribusi 99, 112

Reduksi Data 144, 151, 205

Reduksi data 144, 151, 167, 183

reduksi data 143, 144, 152, 183, 184, 205, 211,

212

reintegrasi 119, 123

relatif 23, 31

relationship 89

religious institutions 69

Revolusi 1, 11, 22

revolusi 11, 12, 17, 19, 22, 23, 28, 31, 32, 34, 119,

121, 122

Sosiologi SMA Kelas XII

230

152, 164, 165, 166, 167, 179, 202, 203, 205,

207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 215

Tes Bakat 150

Tes Intelegensi 150

Tes Kepribadian 150

Tes Minat 150

Tes Prestasi 150

Tes Sikap 150

Toleransi 16

toleransi 28, 32, 33, 76

Topik 167, 212

topik 133, 136, 139, 141, 145, 150, 181, 210, 211,

212, 214

Topik penelitian 212

topik penelitian 133, 211

transformasi 121, 144, 151, 183, 184

trustee family 75

U

unilineal 80

Unilinear Theories 21

Universal Theory 22

Utilitarian element 4

utilitarian element 4

V

Verifikasi 129, 144, 152, 167, 205

verifikasi 132, 143, 144, 164, 165, 183, 184, 211

vertikal 16, 118

W

WAWANCARA 194

Wawancara 129, 147, 148, 149, 167, 180, 194,

195

wawancara 134, 142, 147, 148, 149, 166, 178,

179, 180, 181, 183, 189, 196, 204, 210, 216,

218

Wawancara Bebas 148

wawancara bebas 149

Wawancara Berstruktur 149

Wawancara berstruktur 149

Wawancara Mendalam 148, 180

wawancara mendalam 148, 181

Wawancara Terpimpin 147

Wawancara Tidak Berstruktur 149

Wawancara tidak berstruktur 149

Y

yudikatif 90

S

Sampel 146, 167, 202, 214

sampel 134, 136, 137, 139, 143, 146, 147, 165,

166, 202, 208, 209, 211, 213, 214

sikap kritis 108

Sistem Ekonomi Fascis 100

sistem ekonomi Fascis 116

sistem ekonomi fascis 127, 128

Sistem Ekonomi Kapital 100

sistem ekonomi Kapital 116, 128

sistem ekonomi kapital 100, 127, 128

sistem ekonomi kolonial 7

Sistem Ekonomi Komunis 101

sistem ekonomi Komunis 116

sistem ekonomi komunis 127, 128

sistem ekonomi nasional 7

Sistem Ekonomi Pancasila 101

Sistem ekonomi Pancasila 101

sistem ekonomi Pancasila 116, 127, 128

Sistem kekerabatan 79

sistem kekerabatan 79, 80, 116, 128

sistem norma 64, 65, 66, 111, 113, 126

sistem pola sosial 65

Sistem sosial 116, 127

sistem sosial 2, 3, 4, 21, 24, 25, 27, 64, 67, 93,

112, 113, 118, 207

social control 66, 111

Sosialisasi 63, 82, 102

sosialisasi 82, 84, 85, 102, 105, 108, 111, 120

Sosialisasi primer 82

sosialisasi primer 82

sosialisasi sekunder 82

sosiogenik 8, 121

stabilisator 66, 111, 114, 126

Statistik deskriptif 137, 152

statistik deskriptif 137, 152, 165, 208

Statistik inferensia 137, 152

statistik inferensia 137, 152, 165, 208

Stratifikasi 187

stratifikasi 13, 24, 71

struktur masyarakat 4, 9, 11, 13

subjek penelitian 149

T

Tabulating 152, 167

tata kelakuan 65, 67, 68, 69

Teks 151, 180

teks 20, 102, 103, 104, 111, 116, 127, 134, 141,

150, 151, 176, 180, 181, 215

Tes 150, 167

tes 89, 129, 131, 134, 136, 138, 139, 146, 150,

Indeks Pengarang

231

Allen, M.J. & Yen, W.N.

Bab 4: 26, 28

Bab 5: 4, 5, 14, 17, 18-19, 22

Azwar, Saifuddin

Bab 4: 28, 29, Bab V: 5, 6, 14, 15, 22-

24, 27

Bokker S.J., J.W.M.

Bab 1: 16 Charles P. Loomis

Bab 2: 12

Donal Ary, Jacobs dan Razaviech

Bab 4: 4, 14, 25. Bab V: 14, 15

Giddens, Anthony and Jonathan Turner

Bab 3: 4,14,15

G.P., Murdock

Bab 3: 7-8

Guy, Hunter

Bab 2: 3-4

Horton, B. Paul dan Chester L Hunt

Bab 1: 11, 20, 21, 22, 23, 26

Bab 2: 15

Bab 3: 11, 12, 23, 31, 37, 42, 44,

50-55

J.C. Bruce

Bab 1: 10-12, 23

Bab 3: 32, 33

Bab 4: 3-5

Kartodirjdo, Suyatno

Bab 4: 15-17

Koentjaraningrat, 1982

Bab 1: 12, 15

Bab 2: 24, 25

Bab 3: 3, 19, 27-29, 58-62

Koentjaraningrat, 1994

Bab 1: 13

Bab 2: 20, 21

Bab 3: 3, 19, 27-29, 58-62

Krejice dan Morgan

Bab 4: 29, 41

Bab 5: 6-7

Krippendorff, Klaus

Bab 4: 36.

Bab 5: 15

Lawang, Robert M.Z.

Bab 1: 7, 20, 22-23, 26

Bab 2: 16

Bab 3: 7, 9, 16, 23, 24

Maran, Rafael Raga

Bab 3: 43-49

Meek, Harriet W.

Bab 5: 4, 8

Miles, M.B. and Huberman, A.M.

Bab 4: 37, 38

Bab 5: 17

Moleong, L.J.

Bab 4: 12, 23, 32-38

Bab 5: 3-4, 9, 28, 29

Muhadjir, Noeng

Bab 4: 6-9, 12, 14, 19, 36, 37, 28, 29

Nasikun, J.J.

Bab 3: 8

Patton, M.Q.

Bab 4: 38

Ratner, Carl

Bab 4: 9, 20

Richard, L.P.

Bab 1: 5, 6, 18-20

Ritzer, George and Douglas J. Goodman

Bab 3: 4

Sanderson, Stephen K.

Bab 2: 7

II

II

I

NDEKSNDEKS

NDEKSNDEKS

NDEKS

P P

P P

P

ENGARANG

ENGARANG

ENGARANG

ENGARANG

ENGARANG

Sosiologi SMA Kelas XII

232

Scharf, Betty R.

Bab 3: 25, 50-55

Shadily, Hasan

Bab 1: 10, 13

Bab 2: 22

Soemardi, Soelamean dan Selo Sumarjan

Bab 2: 19, 20

Soelaeman, M. Munandar

Bab 1: 13

Soekanto, Soerjono, 1983

Bab 1: 29

Bab 2: :23

Sukanto, Soerjono, 1984

Bab 1: 4, 5, 8, 13-15, 29, 30

Bab 2: 13-14, 16, 17

Bab 3: 5, 6, 7, 9, 16, 17, 18, 23-25, 33,

36, 38, 41, 50-56

Soekanto, Soerjono, 1987

Bab 1: 4, 5, 16, 18-20, 24, 25

Bab 2: 6-7

Spradley, J.P.

Bab 4: 36

Bab 5: 7, 9, 13

Sudjana, Nana

Bab 4: 25, 30, 31, 39-41

Bab 5: 3, 4, 5, 13, 17-19, 22-25

Sugiyono

Bab 4: 13, 25, 30, 39-41

Bab 5: 3, 12, 17-27

Sunarto, Kamanto

Bab 1: 14-15, 29-30

Sutanto, S.A.P.

Bab 1: 27

Bab 2: 32-33

Sutopo, H.B., 1995

Bab 4: 24

Sutopo, H.B., 1996

Bab 4: 6, 7, 8, 19-24, 33-38

Bab 5: 3, 7, 14, 28-29

Sztompka, Piotr

Bab 1: 6, 9, 17

Taneko, S.

Bab 2: 8, 10

Bab 3: 10

Veeger, K.J.

Bab 2: 17-18

Waluyo, H.J.

Bab 5: 16

Yin, R.K.

Bab 4: 12, 20, 22, 32, 33, 36

Bab 5: 7, 10, 11

Indeks Pengarang

233

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

CC

CC

C

atatanatatan

atatanatatan

atatan

Sosiologi SMA Kelas XII

234

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

.......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

......................................................................................................

CC

CC

C

atatanatatan

atatanatatan

atatan

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 12.249,-

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah

dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang

Penetapan Buku Teks yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam

proses pembelajaran.

ISBN 978-979-068-216-0

ISBN 978-979-068-207-8 (No.Jil.Lengkap)