Halaman
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
167
Kata Kunci:
Tujuan Pembelajaran:
Tujuan pembelajaran bab ini adalah kalian dapat memahami bagaimana cara mengkomunikasikan
hasil penelitian sosial secara baik.
Implementasi, Masalah, Penelitian, Topik, Hipotesis, Variabel, Populasi, Sampel, Data,
Kualitatif, Kuantitatif, Wawancara, Kuesioner, Angket, Responden, Observasi, Tes, Analisis
isi, Reduksi data, Verifikasi,
Editing
,
Coding
,
Tabulating
, Statistik, Distribusi, Frekuensi, Mean,
Tendensi sentral, Modus, Median, Laporan, Notasi ilmiah.
MENGKOMUNIKASIKAN
MENGKOMUNIKASIKAN
MENGKOMUNIKASIKAN
MENGKOMUNIKASIKAN
MENGKOMUNIKASIKAN
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
SOSIALSOSIAL
SOSIALSOSIAL
SOSIAL
B A BB A B
B A BB A B
B A B
5
Peta Konsep:
Menyusun Laporan
Penelitian
Presentasi Hasil
Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan Hasil
Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan
Hasil Penelitian Sosial
Sosiologi SMA Kelas XII
168
Pengantar
Pengantar
Pengantar
Pengantar
Pengantar
uatu ilmu pengetahuan dapat berkembang melalui penelitian. Bidang
ilmu
pengetahuan, seperti ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, seni dan budaya,
merupakan bidang keilmuan yang menarik untuk diteliti. Hasil penelitian suatu
bidang ilmu sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bagi pembangunan
bangsa. Minat untuk mengadakan penelitian di kalangan siswa sekolah harus
dibangkitkan, apalagi penelitian yang berkaitan dengan perubahan sosial budaya.
Hal ini dikarenakan bidang sosial budaya merupakan bidang yang berkaitan dengan
kehidupan manusia. Masalah-masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan
manusia banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, suatu hari kalian
melihat beberapa pengamen di setiap perempatan jalan. Fenomena tersebut dapat
dijadikan bahan penelitian. Nah, penelitian bukanlah sesuatu yang sulit, bahkan
setiap orang bisa melakukannya. Setelah mempelajari cara-cara menyusun suatu
penelitian diharapkan kalian dapat melakukan penelitian sederhana tentang masalah-
masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
S
Sumber:
www.solopos.net
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
169
A.A.
A.A.
A.
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Sosial
Para ilmuwan sosial melakukan penelitian tidak hanya ditujukan untuk mencari
suatu pengetahuan sosial yang baru atau penyebab dari masalah-masalah sosial
tetapi juga dapat memberikan suatu sumbangan dalam menyelesaikan masalah-
masalah sosial. Dalam melaksanakan penelitian para ilmuwan sosial melaksankan
dengan hati-hati dan ekstra teliti. Mereka menggali data sesuai dengan apa yang
tejadi dilapangan. Karena hasil penelitian yang dilaksanakan akan juga
dikomunikasikan kepada masyarakat.
Mengkomunikasikan hasil penelitian tidak semudah dalam menyampaikan
suatu makalah dalam seminar atau workshop. Dibutuhkan kecakapan tersendiri
dan juga penguasaan ilmu baik dari segi teoritis dan metode juga penguasaan masalah
yang dikajinnya. Hal ini dilakukan karena sang peneliti ketika mengkomunikasikan
hasil penelitiannya sama saja mempertahankan ide dasar pengetahuannya dan juga
ada tuntutan tentang manfaat dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, peneliti
harus benar-benar mempersiapkan laporan penelitiannya secara mendalam dengan
literatur yang rasional.
Hasil penelitian dapat dikomunikasikan dalam berbagai acara yaitu diantaranya
seminar, uji skripsi,tesis, dan disertasi dalam mendapatkan gelar pendidikan. Ada
pula melalui bentuk artikel yang dimuat dalam media massa. Bentuk yang paling
efektif adalah seminar karena memungkinkan adanya masukan penelitian dari para
ilmuwan yang lainnya sehingga hasil penelitian dapat maksimal. Dalam
mengkomunikasikan penelitian yang harus dijelaskan secara mendalam adalah latar
belakang dan teori yang melandasinya secara rasional dari metodologinya.
Sebagai peneliti yang dalam pekerjaan sehari-harinya banyak berhubungan
dengan masyarakat umum dan juga pihak-pihak lainnya dalam rangka pengabdian
masyarakat maka hal-hal yang bersifat teoritis-konsepsional sebisa mungkin untuk
dikemukakan secara mendalam. Dalam mengkomunikasikan penelitian harus
memperhatikan beberapa hal yaitu seperti yang dijelaskan oleh
Soerjono Soekanto
.
1. Khalayak yang dihadapi
Seorang peneliti akan menghadapi khalayak tertentu yang terdiri dari
beberapa orang yang kadang-kadang tidak dapat ditemukan batas-batasnya dalam
mengkomunikasikan hasil penelitiaanya. Orang-orang yang ditemuinnya
mempunyai bermacam-macam kharakter dan juga kemampuan ilmu pengetahuan.
Mungkin ada yang lebih menguasai dari
public speaker
mungkin ada yang
dibawah kemampuan
public speaker
. Heteregonitas itu mungkin ada dilihat
dari sudut kebudayaan khusus yang dianut, orientasi politik yang berlainan, agama
yang tidak sama, latar belakang pendidikan yang berbeda, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini biasanya peneliti selalu memahami wacana-wacana yang
diungkapkan oleh khalayak ramai. Karena sulit diciptakan hubungan batiniah
antara pembicara dengan khalayak.
Sosiologi SMA Kelas XII
170
Menghadapi khalayak yang beraneka ragam latar belakang seorang
pembicara harus mampu membuat tolok ukur yang seragam terlebih dahulu.
Tolok ukur ini yang dipakai harus mencakup dari pembahasan masalah yang
diteliti. Diusahakan adanya pembatasan masalah yang dikaji sehingga tidak
menimbulkan berbagai pertanyaan bagi khalayak yang nantinya akan mengancam
konsistensi peneliti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah, meminta data
yang akan dihadapi dihadapi sebelum acar dilakasanakan. Dengan cara demikian
peneliti dapat menegtahui kharakteristik dari kalayak.
2. Usaha agar khalayak menjadi pendengar yang aktif
Seorang peneliti dalam mengkomunikasikan hasil penelitiannya harus
mengusahakan agar khalayak menjadi pendengar yang baik. Sehingga tujuan
penelitian dapat dipahami dan menimbulkan rangsangan tehadap khalayak. Usaha
ini ditujukan agar hasil penelitian benar-benar bermanfaat dan dapat menjadi
pemecah dari masalah yang diteliti. Oleh karena itu, penyampainnya harus dapat
menggunakan bahasa yang komunikatif dan tidak perlu menggunakan istilah-
istilah yang tidak subtantif atau tidak penting.
Adapun halangan-halangan untuk menjadi pendengar yang baik adalah
sebagai berikut:
a. Kesulitan memahami apa yang di bicarakan.
b. Gangguan dalam pandangan.
c. Hal-hal yang mengalihkan perhatiannya.
d. Kelelahan atau keadaan sakit.
e. Waktu yang terbatas
f. Melamun.
Halangan-halangan inilah yang harus dipecahkan oleh pembicara dalam
menyampaikan hasil penelitiannya.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pembicara agar khalayak dapat
memahami hasil dari penelitian sebagai berikut.
Pertama
, pembicara harus
memberikan pengantar yang menarik dan mungkin mengangkat permasalahan yang
kontrovesial sehingga pendengar terangsang untuk menanyakan materi penelitian
yang disampaikan. Pengantar yang menarik inilah akan menciptakan suasanana
yang menyenangkan dan meimbulkan pertanyaan bagi khalayak ramai. Tetapi
kadang pembicara perlu menempatkan dirinya pada posisis yang lebih tinggi. Namun
hendaknya hal itu dilakukan sebagai taktik agar dihargai oleh khalayak pendengar
juga.
Kedua
, pembicara harus dapat menciptakan kewibawaan terhadap khalayak
dalam penyampaian materi. Dalam usaha kedua ini yang dititik beratkan adalah
faktor yang bersifat spiritual yaitu faktor penampilan, gaya berbicara, raut wajah,
dan lain sebagainya.
Ketiga,
yaitu pembicara harus menciptakan landasan
pengetahuan yang sama. Usaha ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu melebar
dari inti permasalahannya. Dan sebisa mungkin pembicara dapat membatasi masalah
dan menggiring khalayak ke pembahasan inti masalah.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
171
3. Usaha untuk mempengaruhi khalayak
Tujuan dari mengkomunikasikan hasil penelitian adalah menyampaikan
masalah penelitian kemudian mencari solusi bersama khalayak. Maka seorang
pembicara harus dapat mempengaruhi khalayak agar aktif dalam seminar.
Langkah yang dapat dilakukan dalam mempengaruhi khalayak adalah
mengembangkan suasana sehingga terjadi perubahan. Yang dilakukan dalam
langkah ini adalah pembicara mengemukakan masalah yang sama-sama dihadapi,
misalnya rendahnya taraf hidupnya dengan berikhtiar. Disamping itu pembicara
juga dapat menyakinkan kalayak tentang masalah-masalah yang diteliti.
Kedua
, pembicara mulai melakukan interaksi dengan khalayak agar
tercipta suasana yang menyenangkan. Keadaan ini harus tetap dipertahankan
agar kegiatan penyampaian materi penelitian dapat memuat semua gagasan-
gagasan yang dimaksud.
Ketiga
, pembicara mencoba dan mengajak khalayak
untuk megadakan diagnosis terhadap keadaan yang dihadapi. Dalam tahap ini
mulai menanggulangi masalah-masalah yang mengagangu dalam pembicaraan.
Langkah ke-empat pembicara berusaha untuk menanamkan keinginan dimana
pembicara diarahkan pada usaha agar khalayak mempunyai keinginan atau hasrat
yang kuat untuk mengubah keadaan, sehingga dapat diduga bahwa pada suatu
waktu keinginan tadi akan berubah menjadi tindakan-tindakan yang nyata. Tahap
kelima
, pembicara sayogyannya berusaha untuk menjelaskan keuntungan dan
kerugian sebagai akibat terjadinya perubahan.
Seorang peneliti harus mempunyai kemampuan agar dapat melakukan
pembicara dengan baik dan benar. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan
menambah wawasan dan juga pengalaman-pengalaman. Yang terpenting yaitu
harus mempunyai mental berani dalam mengkomunikasikan penelitian tersebut.
Oleh karena itu, jika kalian rajin berlatih diri berbicara didepan umum maka
kalian akan terbiasa dan akan menjadi pembicara yang handal. Dengan
kemampuan ini maka ketika kalian dalam melakukan penelitian dapat
mengkomunikasikan ke khalayak dengan baik sehingga hasil penelitian kalian
sangat berguna.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka seorang peneliti harus memiliki
kemampuan-kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil penelitian sebagai
berikut.
a. Menyajikan dengan bahasa yang sederhana tetapi benar, sehingga mudah
dimengerti khalayak.
b. Menyajikan bahan secara sistematis.
c. Menguasai bahan yang disajikan.
d. Memberikan contoh-contoh sederhana tetapi penting yang berasal dari
kehidupan sehari-hari.
e. Menyesesuaikan diri dengan khalayak secara serta merta dan cepat.
f. Tidak menimbulkan ketegangan, walaupun harus menyajikan hal-hal yang
kadang-kadang bersifat kontrovesial.
g. Membentuk opini positif.
h. Berdiskusi dengan benar.
i.
Membimbing kalayak ke arah kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya secara mandiri.
Sosiologi SMA Kelas XII
172
A A
A A
A
KK
KK
K
TT
TT
T
II
II
I
VV
VV
V
II
II
I
TT
TT
T
AA
AA
A
SS
SS
S
Dengan menguasai poin-poin diatas maka peneliti benar-benar dapat mewujudkan
cita-citanya yang diuraiakan dalam kerangka penelitian kepada masyarakat.
Serta seorang peneliti juga tidak lagi gagap dalam mengkomunikasikan hasil
penelitian terhadap orang-orang yang lebih cerdas dari peneliti.
Buatlah kerangka penelitian tentang masalah sosial yang ada ditempat tinggal
kalian! Kemudian kalian komunikasikan di depan kelas dengan teknik yang baik!
B.B.
B.B.
B.
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
1. Menyusun Laporan Penelitian
Kegiatan terakhir dalam suatu kegiatan penelitian adalah menyusun
laporan penelitian. Laporan penelitian mempunyai arti yang signifikan, karena
dengan adanya laporan penelitian berarti apa yang telah diteliti mempunyai bukti
nyata. Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
proses kegiatan penelitian, dan penyusunan hendaknya berpedoman pada aturan-
aturan penulisan laporan penelitian. Ada beberapa pokok penting dalam
penyusunan laporan penelitian, yaitu:
a. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang.
b. Bahasa sederhana dan baku.
c. Arah dan tujuan penulisan sesuai maksud penelitian.
d. Ada pemisahan antara teori dan hasil.
e. Menghindari bahasa klise dan berbelit-belit.
Adapun manfaat laporan penelitian sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, merupakan bukti nyata bahwa peneliti telah menemukan
sesuatu, agar hasil penelitian dikenal banyak pihak, dan tentunya membuat
penelitian itu berarti.
b. Bagi ilmuwan, yaitu dunia ilmu pengetahuan akan bertambah luas.
c. Bagi pengambil kebijakan, yaitu hasil penelitian tentunya akan memberi
masukan yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kebijakan karena
informasinya aktual.
d. Bagi masyarakat luas, yaitu dengan dihasilkannya penemuan-penemuan
baru tentunya kehidupan manusia akan lebih mudah, misalnya penemuan
yang berkaitan dengan teknologi.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
173
Garis Besar Isi Laporan:
Bagian Pembuka
1. Judul Penelitian
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Daftar Tabel
5. Daftar Gambar atau Ilustrasi
Bagian Isi
1. Bab I
Pendahuluan
2. Bab II
Kajian Teori/Tinjauan Pustaka
3. Bab III Metodologi Penelitian
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
5. Bab V Kesimpulan dan saran
Bagian Penutup
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
2. Contoh Laporan Hasil Penelitian Kualitatif
PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP
KEGIA
TAN PROGRAM POSYANDU
(Studi Kasus di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia, pemerintah selama
ini telah berusaha mengembangkan banyak program dengan melibatkan berbagai
lembaga yang ada dalam masyarakat. Program tersebut telah dilaksanakan
guna menjangkau warga masyarakat lapisan paling bawah sebagai sasaran
utamanya bagi landasan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat bangsa
secara menyeluruh.
Dalam tiap program pengembangan masyarakat dewasa ini, partisipasi
aktif seluruh warga masyarakat dipandang sangat penting artinya bagi kelancaran
pelaksanaan kegiatan dan tercapainya tujuan secara mantap. Oleh karena itu,
partisipasi masyarakat selalu diusahakan untuk dikembangkan sejak awal
pelaksanaan program, dan diharapkan bisa berlangsung terus sampai tercapai
tujuan programnya (
Harsojo, 1999: 210
).
Dalam mengembangkan peran serta masyarakat pada program tertentu,
para tokoh masyarakat baik formal maupun non formal sangat penting
peranannya, terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh, dan
menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat lingkungannya guna
mendukung keberhasilan program.
Sosiologi SMA Kelas XII
174
Lebih-lebih dalam masyarakat pedesaan, peran tersebut menjadi sangat
menentukan karena kedudukan para tokoh masyarakat masih sangat kuat
pengaruhnya, dan bahkan sering menjadi tokoh panutan dalam segala kegiatan
hidup sehari-hari warga masyarakatnya.
Persepsi warga masyarakat terhadap kegiatan program tertentu
merupakan landasan atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut
terlibat dan berperan secara aktif dalam setiap kegiatan program tersebut.
Makna positif atau negatif sebagai hasil persepsi seseorang terhadap program
akan menjadi pendorong atau penghambat baginya untuk berperan dalam
kegiatannya.
Berbagai hal yang terjadi dan menjadi pengalaman yang kurang
menyenangkan sering mengakibatkan warga masyarakat kurang bersikap
terbuka untuk secara jujur menyatakan persepsi dan pandangannya tentang
suatu program kegiatan yang secara resmi diselenggarakan oleh pemerintah.
Karena sering dilandasi oleh persepsi yang kurang positif, maka keterlibatan
yang ada sering merupakan partisipasi semu.
Keadaan sedemikian itu bila terjadi, sering membawa akibat kurang lancarnya
kegiatan sesuai dengan rencana sehingga menyulitkan usaha pencapaian tujuan
program secara utuh dan mantap (
Sutopo, 1996: 132
).
Selama ini banyak program pemerintah dalam usaha pengembangan
masyarakat telah dirancang dan diputuskan hanya berdasarkan konsep, dan
pertimbangan dari atas (
top down
), tanpa memperhatikan kekhususan latar
belakang sosial, ekonomi, dan budayanya, yang sangat memungkinkan terjadinya
perbedaan persepsi antarwarga masyarakat terhadapnya. Akibatnya banyak
program menghadapi kendala dalam pelaksanaannya, terutama dalam
mengembangkan partisipasi aktif masyarakat sebagai komponen utama dalam
mencapai keberhasilan program. Kegagalan dalam mengembangkan partisipasi
aktif warga masyarakat tersebut selama ini tidak banyak dijelaskan, karena
proses interaksi warga masyarakat serta makna persepsinya terhadap kegiatan
yang sedang dikembangkan, yang sebenarnya sangat dipengaruhi oleh
kekhususan kondisi sosial ekonomi dan budayanya tak banyak menjadi sasaran
pengkajian secara teliti dalam proses perencanaan program.
Proses dan makna persepsi seseorang tidak mudah untuk diungkap secara
lengkap dan rinci, lebih-lebih bila seseorang tersebut kurang bersikap terbuka.
Banyak hal yang merupakan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi
makna hasil persepsi terhadap kegiatan hubungan antar-manusia dalam
masyarakat. Selain tergantung dari bentuk dan proses interaksinya, persepsi
seseorang sangat tergantung pada banyak faktor yang membentuk
pengalamanya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut
antara lain meliputi kondisi sosial ekonomi, corak budaya yang berkaitan dengan
agama yang dianutnya, kepercayaan, dan tradisi hidup keseharian dari warga
masyarakatnya. Semuanya itu membentuk karakteristik masyarakat tertentu,
yang bisa sangat berbeda dengan masyarakat lain di tempat yang lain pula.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
175
Dalam kaitannya dengan program posyandu sebagai usaha pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program pengembangan
kesehatan anak, maka partisipasi aktif warga masyarakat juga akan sangat
ditentukan oleh persepsinya terhadap kegiatan posyandu yang sangat dipengaruhi
oleh latar belakang sosial ekonomi dan budayanya yang khusus.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari,
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai wilayah
kajiannya. Desa Giritirto dipilih karena memiliki karakteristik wilayah yang unik,
yakni bahwa wilayah Giritirto merupakan pusat hubungan antar-desa di
Kecamatan Purwosari, Gunung Kidul, tetapi memiliki beberapa pedukuhan yang
masih sangat terisolasi. Oleh karena itu, menjadi menarik menelaah tentang
persepsi dan partisipasi masyarakat Desa Giritirto dalam kegiatan posyandu.
Selama ini, pelaksanaan posyandu di Desa Giritirto berjalan dengan lancar,
meskipun banyak wilayah yang jauh dari pusat desa. Manajemen pembagian
tugas di Puskesmas Purwosari cukup baik, sehingga setiap bulan pelaksanaan
posyandu berjalan lancar.
Nuansa inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk menelaah eksistensi
masyarakat Desa Giritirto dalam pelaksanaan program posyandu yang menjadi
kajian pokok dalam penelitian ini.
B . Perumusan Masalah
Berdasarkan gambaran permasalahan pada latar belakang masalah di
atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan pelaksanaan kegiatan program posyandu selama
ini di desa?
2. Bagaimana persepsi warga masyarakat desa terhadap program kegiatan
posyandu?
3. Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat pada program kegiatan
posyandu di desa selama ini?
4. Sejauh mana persepsi dan partisipasi masyarakat desa berkaitan dengan
kondisi sosial, ekonomi, dan budayanya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mengarahkan kajiannya secara teliti pada:
1. Upaya mengetahui perkembangan kegiatan program posyandu di desa
selama ini.
2. Berbagai bentuk partisipasi para warga masyarakat yang meliputi para
tokoh masyarakatnya (formal dan non-formal), para kader dan peserta
posyandu, para suami peserta, dan juga kaum mudanya.
3. Persepsi warga masyarakat desa yang berupa pandangan dan sikap para
tokoh masyarakatnya, kader dan peserta posyandu, para suami peserta,
dan kaum mudanya terhadap kegiatan program posyandu dan manfaatnya
di desanya selama ini.
Sosiologi SMA Kelas XII
176
4. Keberkaitan antara persepsi dan partisipasi warga masyarakat pada kegiatan
program posyandu, dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakatnya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berupa pengertian mendalam tentang sejauh mana
keberkaitan antara persepsi dan partisipasi warga masyarakat pada kegiatan
program posyandu dengan kondisi latar belakang sosial ekonomi dan budaya
masyarakatnya akan sangat bermanfaat bagi para perencana dan pelaksana
program, terutama untuk:
1. Memecahkan berbagai masalah yang dihadapi terutama dalam
mengembangkan partisipasi aktif warga masyarakat dalam kegiatan
posyandu.
2. Memberi masukan penting untuk memperluas pandangan dalam
perencanaan, sehingga dapat disusun rancangan kegiatan yang lebih tepat
dan sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi dan budaya masyarakat
sasaran program.
3. Memberi masukan yang berguna bagi penyusunan strategi pengembangan
partisipasi masyarakat yang lebih tepat bagi program pengembangan
masyarakat pada umumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Davidoff, persepsi merupakan cara kerja atau proses yang rumit
dan aktif, karena tergantung pada sistem sensorik dan otak (
Davidoof, 1988:
237
). Bagi manusia, persepsi merupakan suatu kegiatan yang fleksibel, yang dapat
menyesuaikan diri secara baik terhadap masukan yang berubah-ubah. Dalam
kehidupan sehari-hari, tampak bahwa persepsi manusia mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan dan budayanya. Dalam konteks
ini, pengalaman-pengalaman pada berbagai kebudayaan yang berbeda dapat
mempengaruhi bagaimana informasi penglihatan itu diproses. Pengalaman budaya
berperan sangat penting dalam proses kognitif, karena tangapan dan pikiran yang
merupakan alat utama dalam proses kognitif selalu bersumber darinya. Dengan
demikian pengalaman seseorang yang merupakan akumulasi dari hasil berinteraksi
dengan lingkungan hidupnya setiap kali dalam masyarakat, lokasi geografisnya,
latar belakang sosial-ekonomi-politiknya, keterlibatan religiusnya, sangat
menentukan persepsinya terhadap suatu kegiatan dan keadaan.
Karena kebudayaan dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan
erat dengan perilaku manusia dan kepercayaan, maka ia meliputi berbagai hal dalam
kehidupan manusia, yang di antaranya adalah agama, pendidikan, struktur sosial
ekonomi, pola kekeluargaan, kebiasaan mendidik anak, dan sebagainya.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
177
Dengan demkian dapat dikatakan bahwa, kondisi kehidupan seseorang sehari-
harinya sangat mempengaruhi persepsi pada setiap peristiwa sosial, dimana dalam
setiap kegiatan sosial tersebut selalu melibatkan hubungan antar-subjek dan
terbentuknya makna. Makna tersebut akan menentukan kesanggupan seseorang
untuk terlibat dan berpartisipasi pada kegiatan tertentu dalam masyarakatnya
(
Sutopo, 1996: 133
).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diintepretasikan sebagai
tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca inderanya (
DepdiPosyanduud, 1995: 759
). Persepsi
selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada waktu terjadinya
proses persepsi. Ia merupakan tingkah laku selektif, bertujuan, dan merupakan
proses pencapaian makna, dimana pengalaman merupakan faktor penting yang
menentukan hasil persepsi (
Sutopo, 1996: 133
).
Tingkah laku selalu didasarkan pada makna sebagai hasil persepsi terhadap
kehidupan para pelakunya. Apa yang dilakukan, dan mengapa seseorang melakukan
berbagai hal, selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri,
dan dipengaruhi oleh latar belakang budayanya yang khusus (
Spradly, 1980: 137
).
Budaya yang berbeda, melatih orang secara berbeda pula dalam menangkap makna
suatu persepsi, karena kebudayaan merupakan cara khusus yang membentuk
pikiran dan pandangan manusia.
Dari teori-teori di atas, dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses
aktif, dimana masing-masing individu menganggap, mengorganisasi, dan juga
berupaya untuk mengintepretasikan yang diamatinya secara selektif. Oleh karena
itu, persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri seseorang pada saat ia
menerima stimulus dari lingkungan dengan melibatkan indra, emosional, serta aspek
kepribadian lainnya. Dalam proses persepsi itu, individu akan mengadakan
penyeleksian, apakah stimulus individu berguna atau tidak baginya, serta menentukan
apa yang terbaik untuk dikerjakannya.
Persepsi cenderung berkembang dan berubah, serta mendorong orang yang
bersangkutan untuk menentukan sikap, karena tidak hanya terdiri dari
being
cognition
yang pasif dan reseptif, tetapi juga jalan yang penuh keyakinan. Sifat
aktif menyebabkan seseorang mampu melihat realitas yang terdalam dan tidak
mudah terkelabuhi oleh penampakan realitas yang semu. Persepsi yang tajam
menyebabkan seseorang memahami realitas diri dan lingkungannya dalam suatu
interaksi interrasionalitas dengan totalitas dan tidak mudah terjebak pada salah
satu pandangan yang empirisme.
Dalam kajian ini, persepsi masyarakat terhadap program posyandu, tidak
hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap
batin yang mengarahkan seseorang mampu melihat hakekat yang terdalam dari
urgensi pelaksanaan program posyandu yang diselenggarakan oleh pemerintah yang
lebih bermakna.
Sosiologi SMA Kelas XII
178
Persepsi positif masyarakat terhadap program posyandu, akan sangat menentukan
kesanggupan mereka untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam
pelaksanaan program posyandu secara berkesinambungan. Partisipasi itu sendiri,
menurut Purwodarminto, adalah suatu kegiatan atau turut berperan serta dalam
suatu program kegiatan (
Purwodarminto, 1984: 453
). Partisipasi merupakan
proses aktif yang mengkondisikan seseorang turut serta dalam suatu kegiatan yang
disebabkan oleh persepsi yang positif. Meskipun demikian, partisipasi juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosiologis-ekonomis-politis seseorang yang merupakan latar
belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat juga
dapat berbeda-beda bentuknya. Tetapi dalam penelitian ini akan digambarkan secara
komprehensif tampilan persepsi dan partisipasi dari masyarakat dalam studi kasus
penelitian ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi merupakan konsep teoritik yang membahas mengenai berbagai
metode atau ilmu metode-metode yang dipakai dalam penelitian. Sedangkan metode
merupakan bagian dari metodologi, yang diinterpretasikan sebagai teknik dan cara
dalam penelitian, misalnya teknik observasi, metode pengumpulan sumber (heuristik),
teknik wawancara, analisis isi, dan lain sebagainya. Berbagai hal yang berkaitan
dengan metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari,
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan difokuskan pada
persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program posyandu yang
merupakan program pemerintah untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat secara menyeluruh.
B . Bidang Penelitian
Bidang masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah
kesehatan
masyarakat
yang berhubungan dengan perkembangan kegiatan program di
desa selama ini, persepsi masyarakat terhadap program posyandu, bentuk-bentuk
partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu selama ini, dan sejauh mana
pesepsi berkaitan dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
179
C. Bentuk/Strategi Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih
mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, maka jenis penelitian
dengan strateginya yang cocok dan relevan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif
dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak
informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap objek
akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku
dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik (
Muhadjir, 1996:
243
).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
(case
study).
Karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam
proposal sebelum terjun ke lapangan, maka jenis strategi penelitian ini secara
lebih spesifik dapat disebut sebagai studi kasus terpancang
(embedded case
study research)
(
Yin, 1987: 136
).
Dengan mengenal dan memahami karakter penelitian kualitatif, dapat
mempermudah peneliti dalam mengambil arah dan jalur yang tepat dalam
mengumpulkan data, menganalisis maupun mengembangkan laporan penelitian.
Studi kasus didasarkan pada teknik-teknik yang sama dalam kelaziman yang
berlaku pada strategi historis-kritis, tetapi dengan menambah dua sumber bukti
yang signifikan, yaitu observasi langsung dan wawancara sistemik. Meskipun
studi kasus dan historis-kritis terjadi tumpang-tindih, tetapi kekuatan yang unik
dari studi kasus adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan beragam
sumber.
Secara sistematis, penelitian kualitatif ini mempunyai karakteristik pokok
sebagai berikut: Pertama, riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang
merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari
perisetnya, maksudnya data dikumpulkan dari sumbernya langsung, dan peneliti
merupakan instrumennya. Kedua, riset kualitatif ini bersifat deskriptif. Ketiga,
periset kualitatif lebih memperhatikan proses dan produk yang bermakna.
Keempat, periset kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif,
maksudnya data yang dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak
hipotesis, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul
dan dikelompokan bersama. Kelima, “makna” merupakan soal esensial perhatian
utamanya.
D. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berhadapan dengan data yang bersifat
khas, unik,
idiocyncratic
, dan
multiinterpretable
(
Waluyo, 2000: 20
). Data
yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah
data kualitatif. Data kualitatif tidak bersifat nomotetik (satu data satu makna)
seperti dalam pendekatan kuantitatif atau positivisme. Untuk itu, data-data
kualitatif perlu ditafsirkan agar mendekati kebenaran yang diharapkan (
Wa l u y o ,
2000: 20
). Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
Sosiologi SMA Kelas XII
180
1. Informan atau narasumber, yang terdiri dari para pelaksana program
posyandu dari dinas kesehatan dan masyarakat Desa Giritirto, baik yang
berpartisipasi maupun tidak dalam pelaksanaan program posyandu, yang
diambil secara
purposive
dan
internal sampling
.
2. Tempat dan aktivitas yang terdiri dari kegiatan posyandu yang
diselenggarakan di Desa Giritirto sebagaimana studi kasus dalam penelitian
ini. Dalam hal ini dilakukan observasi mengenai kegiatan apa yang dilakukan
masyarakat dalam pelaksanaan program posyandu yang merupakan program
pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
3. Teks yang berupa arsip dan dokumen resmi mengenai program posyandu,
jadwal kegiatan program, foto-foto situs studi kasus, dan catatan-catatan
lain yang relevan. Dalam menafsirkan teks yang bermacam-ragam ini,
diperlukan dekontekstualisasi (proses pembebasan dari konteks).
Teks bersifat otonom yang didasarkan atas tiga hal, yaitu: maksud penulis;
situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks; dan untuk siapa teks itu
ditulis. Seorang peneliti harus “membaca dari dalam” teks yang
ditafsirkannya itu. Tetapi peneliti tidak boleh luluh ke dalam teks tersebut
dan cara pemahamannya tidak boleh lepas dari kerangka kebudayaan dan
sejarah dari teks itu. Karena itu, distansi asing dan aspek-aspek subjektif-
objektif dari teks-teks tersebut harus disingkirkan. (
Waluyo, 2000: 26
)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.
Wawancara Mendalam (
In-Depth Interviewing
)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur
ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah pada
kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti dapat bertanya kepada
responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka
mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi, peneliti dapat meminta
responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap peristiwa
tertentu dan dapat menggunakan posisi tersebut sebagai dasar penelitian
selanjutnya (
Yin, 1996: 109
).
Kelebihan mencari data dengan cara wawancara, dapat diperoleh
keterangan yang tidak dapat diperoleh dengan metode yang tidak
menggunakan hubungan yang bersifat personal. Semakin bagus pengertian
pewawancara dan semakin halus perasaan dalam pengamatannya itu,
semakin besar pulalah kemampuannya untuk memberikan dorongan kepada
subjeknya. Lagi pula, semakin besar kemampuan orang yang diwawancarai
untuk menyatakan responsnya, semakin besar proses intersimulasi itu. Tiap-
tiap respons atau tanggapan yang verbal dan reaksinya dinyatakan dengan
kata-kata dapat memberikan banyak pikiran-pikiran yang baru.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
181
Suatu jawaban bukanlah jawaban atas suatu pertanyaan saja, melainkan
merupakan pendorong timbulnya keterangan lain yang penting mengenai
peristiwa atau objek penelitian. Semakin besar bantuan responden dalam
wawancara, maka semakin besar peranannya sebagai informan. Dalam
hal ini, informan kunci seringkali sangat penting bagi keberhasilan studi
kasus. Mereka tidak hanya bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada
peneliti, tetapi juga bisa memberi saran tentang sumber-sumber bukti lain
yang mendukung serta menciptakan akses terhadap sumber yang
bersangkutan (
Yin, 1996: 109
).
Dengan demikian, wawancara mendalam harus memberikan
keleluasaan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak
merasa ditekan, maka perlu diciptakan suasana “kekeluargaan”.
Kelonggaran ini akan mengorek kejujuran informasi, terutama yang
berhubungan dengan sikap, pandangan, dan perasaan informan sehingga
pencari data tidak merasa asing dan dicurigai.
Oleh karena itu, maka masalah pelaksanaan wawancara perlu dipilih “waktu
yang tepat”, maksudnya para informan diwawancarai pada saat yang tidak
sibuk dan dalam kondisi yang “santai” sehingga keterangan yang diberikan
memang benar-benar adanya. Namun demikian, peneliti perlu berhati-hati
dari ketergantungan yang berlebihan kepada seorang informan, terutama
karena kemungkinan adanya pengaruh hubungan antar pribadi. Suatu cara
yang rasional untuk mengatasi kesalahan ini adalah dengan mengandalkan
sumber-sumber bukti lain untuk mendukung keterangan-keterangan
informan tersebut dan menelusuri bukti yang bertentangan sehati-hati
mungkin.
2. Observasi Langsung
Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi partisipasi
pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang terkait dengan studi
(
Sutopo, 1996: 137
). Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara
formal dan informal, untuk mengamati berbagai kegiatan masyarakat pada
waktu pelaksanaan posyandu, dan bentuk-bentuk partisipasi mereka dalam
pelaksanaan program itu.
Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan
data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali
bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan
diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman
konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu
berharga, sehingga peneliti bahkan bisa mengambil foto-foto pada situs
studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian (
Dabbs, 1996: 113
).
3. Mencatat Dokumen (
Content Analysis
)
Teknik ini sering disebut sebagai analisis isi (
content analysis
) yang
cenderung mencatat apa yang tersirat dan yang tersurat. Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan
arsip tentang pelaksanaan program posyandu dalam studi kasus penelitian
ini.
Sosiologi SMA Kelas XII
182
Dalam psikologi, analisis isi menemukan tiga ranah aplikasi penting. Pertama
adalah, analisis terhadap rekaman verbal guna menemukan hal-hal yang
bersifat motivasional, psikologis atau karakteristik-karakteristik kepribadian.
Aplikasi ini telah menjadi tradisi tentang pemanfaatan dokumen-dokumen
pribadi, dan aplikasi analisis terhadap struktur kognitif. Aplikasi ke dua adalah
pemanfaatan data kualitatif yang dikumpulkan dalam bentuk jawaban atas
pertanyaan terbuka (
Krippendoff, 1991: 11
). Di sini, analisis isi
memperoleh status teknis pelengkap yang memungkinkan peneliti
memanfaatkan data yang hanya dapat dikumpulkan dengan cara yang tidak
terlalu membatasi pokok bahasan dan menguji silang kesahihan temuan
yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda. Aspek
ke tiga, menyangkut proses-proses komunikasi dimana isi merupakan bagian
integralnya (
Krippendoff, 1991: 11
).
F. Teknik Cuplikan (
Sampling
)
Setiap peneliti harus membuat keputusan tentang siapa dan berapa jumlah
orang yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, akan tergantung dari
penggunaan seleksi dan strategi cuplikan. Dalam penelitian kualitatif cenderung
menggunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan pertimbangan
konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik
empiriknya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, teknik cuplikan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah
“
Purposive Sampling
”
(Sutopo, 1996 :
138), atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan dengan
Criterion-Based
Selection
yang tidak didapat ditemukan lebih dulu secara acak. (
Moleong,
1999: 165-166
). Dalam hal ini, peneliti memilih informan yang dianggap
“mengetahui permasalahan yang dikaji” (dapat dipercaya informasinya).
Penelitian diawali dengan memilih informan, dalam hal ini informan yang
paling mengetahui fokus penelitian, kemudian dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan untuk memperoleh data (
Patton, 1980: 38
). Teknik cuplikan
semacam ini lebih dikenal sebagai
“
Internal Sampling
”
(
Moleong, 1999:
90
), maksudnya bahwa sampling tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi
tetapi mewakili informasinya, sehingga bila diinginkan usaha untuk generalisasi,
kecenderungannya mengarah pada generalisasi teoritik (
Sutopo, 1995: 19
).
Internal sampling
dapat memberi peluang bahwa keputusan dapat diambil
begitu peneliti memiliki suatu gagasan umum yang timbul tentang apa yang
sedang dipelajari, dengan informan mana, kapan melakukan observasi yang
tepat, dan berapa dokumen, arsip, serta catatan-catatan lapangan yang perlu
dikaji.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
183
G. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini,
peneliti mengggunakan teknik
Informant Review
atau umpan balik dari informan
(
Milles dan Hubberman, 1992: 453
). Selain itu, peneliti juga menggunakan
Teknik Triangulasi
untuk lebih memvalidkan data (
Paton, 1980: 100
). Teknik
triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,
triangulasi metode, dan triangulasi teori. Pertama, triangulasi sumber, yakni
mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam
hal ini, untuk memperoleh data tentang persepsi masyarakat terhadap program
posyandu, dikumpulkan dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan
pelaksana program, tokoh masyarakat dan warga masyarakat. Ke dua,
triangulasi metode, yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan
teknik atau pengumpulan data yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh
data, maka digunakan beberapa sumber dari hasil wawancara dan observasi.
Ke tiga, triangulasi teori untuk mengintepretasikan data yang sejenis. Data
tentang persepsi misalnya, digali dari beberapa teori tentang persepsi, partisipasi,
dan psikologis.
Tipe-tipe triangulasi yang berlainan tadi merupakan strategi untuk
mengurangi bias sistematik di dalam data. Masing-masing strategi melibatkan
pengecekan temuan-temuan terhadap sumber-sumber lain. Dengan demikian,
triangulasi sebagai proses evaluasi dapat menjaga tuduhan bahwa temuan-
temuan penelitian itu menggunakan alat sederhana baik masalah-masalah
metode, sumber data, maupun bias penelitian. Selain itu, data dapat dikembangkan
dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali (
Patton, 1983:
332
).
H. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis
Interaktif
(
Miles dan Huberman, 1984
). Dalam model analisis ini, tiga
komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus-
menerus hingga membentuk sebuah siklus. Dalam proses ini, aktivitas peneliti
bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses
ini masih berlangsung. Selanjutnya, peneliti hanya bergerak di antara tiga
komponen analisis tersebut.
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Secara sederhana, dapat dijelaskan dengan “reduksi data” dan perlu
mengartikannya sebagai kuantifikasi.
Sosiologi SMA Kelas XII
184
Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam
cara: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan, menggolongkannya dalam
suatu pola yang lebih luas dan sebagainya. Sementara itu, penyajian data
merupakan alur penting yang ke dua dari kegiatan analisis interaktif. Suatu
penyajian merupakan kumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Sedangkan kegiatan analisis ke tiga yang penting adalah menarik kesimpulan
atau verifikasi. (
Paton, 1983: 20
).
Dengan demikian, model analisis interaktif ini dapat dijelaskan sebagai
berikut. Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu membuat reduksi
data dan sajian data samapai penyusunan kesimpulan. Artinya data yang didapat
di lapangan kemudian peneliti menyusun pemahaman arti segala peristiwa yang
disebut reduksi data dan diikuti penyusunan data yang berupa ceritera secara
sistematis. Reduksi dan sajian data ini disusun pada saat peneliti mendapatkan
unit data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data terakhir peneliti
mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan menarik verifikasi
berdasarkan reduksi dan sajian data. Jika permasalahan yang diteliti belum
terjawab dan atau belum lengkap, maka peneliti harus melengkapi kekurangan
tersebut di lapangan terlebih dahulu.
Secara skematis, proses analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Data Umum
Mulai tahun 2006, Desa Giritirto berada di bawah wilayah Kecamatan
Purwosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya,
sebagaimana dalam proposal penelitian Dosen Muda yang diusulkan terdahulu,
Desa Giritirto berada di bawah Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.
Ini terjadi karena adanya program Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul melalui
program pemekaran kecamatan.
Conclusion Drawing
Data Reduction
Data Display
Pengumpulan Data
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
185
Dengan adanya pemekaran ini, maka administrasi dan birokrasi semakin dekat,
mengingat sebelumnya ibu kota Kecamatan Panggang cukup jauh dijangkau
dari Desa Giritirto.
Pada awalnya, Kecamatan Panggang menempatkan Desa Giritirto
sebagai wilayah Pembantu Kecamatan Panggang untuk urusan administrasi,
sehingga untuk urusan administrasi desa-desa paling barat di Kecamatan
Panggang, tidak perlu langsung ke pusat kecamatan yang letaknya cukup jauh
itu, melainkan cukup ke Pembantu Kecamatan itu. Dalam perkembangannya,
ketika kran pemekaran wilayah terbuka lebar, maka banyak daerah-daerah
sampai kepada desa-desa untuk mengembangkan wilayah sendiri dan membentuk
satuan administrasi sendiri. Begitu pula dengan desa-desa di Kecamatan
Panggang paling Barat mengajukan pemekaran membentuk kecamatan sendiri.
Berdasarkan hasil keputusan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, maka
terbentuklah kecamatan baru sebagai pecahan dari Kecamatan Panggang, yakni
Kecamatan Purwosari yang beribu kota atau berpusat di Desa Giritirto. Lokasi
dan gedung baru Kecamatan Purwosari dapat dilihat pada lampiran.
Secara geografis, Desa Giritirto memiliki wilayah perbatasan dengan
Desa Selopamioro sebelah utara, Desa Giripurwo sebelah selatan, Desa Giriasih
sebelah barat, dan Desa Giriharjo sebelah timur. Di antara desa-desa perbatasan
tersebut, Desa Giritirto adalah desa yang paling kaya akan kesediaan air
mengingat kebanyakan daerah di Gunung Kidul pada umumnya kekurangan
air. Bahkan pada musim kemarau, Desa Giritirto menjadi pusat pengambilan
air untuk konsumsi masyarakat di wilayah-wilayah lain di Gunung Kidul yang
mengalami kekurangan air. Tampaknya sangat rasional, jika warga pendiri cikal-
bakal desa menamakan desa ini Giritirto yang artinya pegunungan air mengingat
wilayah ini kaya dengan sumber air.
Desa Giritirto, memiliki wilayah yang luasnya 1.179,0500 Ha, dengan
perincian yakni: jalan panjangnya 41,0755 km, sawah dan ladang 42,8871 Ha,
bangunan umum 1,1125 Ha, empang 0,1000 Ha, pemukiman perumahan 80,1075
Ha, dan pekuburan seluas 0,1075 Ha. Dalam pembagian wilayah, Giritirto terbagi
menjadi 7 (tujuh) dusun yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala
Dukuh yang sebelumnya namanya Kepala Dusun. Dusun-dusun tersebut adalah
Dusun Petoyan yang bahkan menjadi Pusat Kecamatan, Dusun Nglegok, Dusun
Susukan, Dusun Tompak, Dusun Ploso, Dusun Gading, dan Dusun Blado. Jarak
antar-dusun cukup jauh sehingga terkadang menyulitkan koordinasi antar dusun
jika ada kegiatan yang bersifat desa.
Aksesbilitas Desa Giritirto, menunjukkan bahwa jarak dari ibukota
kabupaten adalah 43 km, dan dari ibukota provinsi adalah 42 km. Kondisi alam
Desa Diritirto, ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 500 meter dengan
topografi dataran tinggi. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin adalah laki-
laki sebanyak 1.911 orang dan perempuan 2115 orang dengan jumlah kepala
keluarga 653 orang. Dalam hal keagamaan, hampir 100 persen penduduk Giritirto
beragama Islam. Hanya ada 4 penduduk yang beragama Katolik. Sedangkan
untuk tingkat pendidikan lulusan SD sebesar 96,9%, SLTP 2%, SLTA, 1%,
dan PT sebesar 0,1%.
Sosiologi SMA Kelas XII
186
Dalam hal sarana peribadatan, Giritirto memiliki 7 buah masjid dan
1 buah puskesmas pembantu, 1 buah kelompok bermain, 1 buah Taman Kanak-
Kanak, dan 3 buah Sekolah Dasar. Dalam program POSYANDU yang
merupakan program nasional rincian jumlah akseptor posyandu adalah sebagai
berikut: Pil 13 orang, IUD 356 orang, Suntik 13 orang, Kondom 71 orang, MOW
2 orang, dan POSYANDU mandiri 64 orang.
Sesuai dengan kondisi geografis, maka karakteristik masyarakat Desa
Giritirto memiliki watak hidup yang keras atau tidak menyerah pada tantangan
alam yang keras. Sedikitnya lahan pertanian untuk tanaman padi, menjadikan
wilayah ini sering kekurangan makanan terutama nasi. Banyak penduduk yang
masih mengkonsumsi tiwul, atau makanan pengganti nasi yang terbuat dari
ketela pohon yang dikeringkan kemudian ditumbuk menjadi semacam nasi.
Dalam hal penanaman ketela pohon saja, penduduk tidak memiliki lahan yang
baik untuk keperluan penanamannya. Karena kebanyakan tanahnya bercampur
dengan bebatuan, maka ketela pohon ditanam di sela-sela bebatuan dan buahnya
tidak begitu besar.
Dilihat dari masalah kesukuan, hampir 100% penduduk bersuku Jawa
yang memiliki adat budaya Jawa. Mayoritas tubuh mereka kecil-kecil, barangkali
ada korelasinya dengan kondisi geografis yang cukup keras. Sesuai dengan
tradisi masyarakat Jawa, maka kehidupannya masih menganut sistem
kegotongroyongan yang cukup kuat. Dalam hal kebersamaan, misalnya
membangun rumah pribadi maupun sarana umum, masyarakat masih bahu
membahu terlibat dalam kegotongroyongan.
Pola struktur pemerintahan Desa Giritirto terdiri atas Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala desa
dibantu oleh perangkat desa yang terdiri atas: Sekretaris Desa, Kepala Urusan,
dan Kepala Dukuh. Sebagai Kepala desa adalah Soewarno S.P. yang memimpin
Desa giritirto selama 12 tahun, Kasim sebagai Sekretaris Desa, Suraji sebagai
Kaur Pembangunan, Yasuki sebagai Kaur Pemerintahan, Hardjo Soewito
sebagai Kaur Kesra, Sagiyo sebagai Kaur Keuangan, dan Diran sebagai Kaur
Umum. Di samping itu, desa juga memiliki Tim Penggerak PKK yang berjumlah
10 orang di desa, dan masing-masing 5 orang untuk setiap dukuh. Tugas Tim
Penggerak PKK adalah untuk membantu masyarakat dalam rangka
meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan anggota keluarga. Kaitannya
dengan penelitian ini, yakni pelaksanaan program posyandu, maka peran besar
Tim PKK cukup besar dalam hal menggerakan seluruh warga untuk ikut
berpartisipasi.
B . Pembahasan dan Analisis
Sebagaimana telah diuraikan dalam deskripsi data umum mengenai kondisi
geografi dan demografi penduduk Giritirto, maka masalah perekonomian juga
sangat dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Kebanyakan masyarakat hidup dari
lahan pertanian, yakni padi dan singkong. Namun demikian, untuk
mempertahankan kehidupan sehari-hari, maka mereka juga bekerja sambilan,
seperti halnya kerajinan, berdagang, menjadi buruh, dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang dapat menghasilkan uang.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
187
Pola bertahan hidup mereka menunjukkan keanekaragaman pencerminan yang
menggambarkan karakteristik yang unik sebagai penduduk yang mendiami
wilayah yang cukup menantang kehidupan.
Jumlah blok posyandu yang ada di Desa Giritirto sebanyak 7 buah, dimana
masing-masing dukuh terdapat 1 buah blok posyandu. Kaitannya dengan kondisi
sosiologis masyarakat Desa Giritirto, pada umumnya mereka masih memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat. Stratifikasi sosial tidak begitu nampak, karena
mereka memiliki tingkat kehidupan yang merata. Dapat dilihat pula dari tingkat
penghasilan yang tidak terlalu jauh perbedaannya. Hal ini berkaitan dengan
jenis pekerjaan yang mereka lakukan, dimana pada umumnya mereka hidup
sebagai petani. Meskipun ada pekerjaan sambilan, tampaknya hanya sebatas
membentuk pola bertahan hidup saja.
Dalam hal kondisi Puskesmas Desa Giritirto, tampaknya memerlukan
perhatian yang serius mengingat saat ini Puskesmas yang rencananya akan
dijadikan Puskesmas pusat kecamatan belum berfungsi sama sekali.
Gedung yang rencananya akan digunakan tersebut adalah bangunan bekas
kantor kecamatan cabang pembantu yang ada di selatan Giritirto. Letaknya
juga tidak strategis, mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kecamatan, dan
bahkan jauh pula dari desa-desa lain yang tergabung dalam Kecamatan
Purwosari.
Puskesmas yang masih difungsikan oleh masyarakat, sebagaimana
terlihat dalam lampiran, baik bangunan maupun fasilitasnya tidak memadai.
Jumlah tenaga ahli kesehatan sangat terbatas tidak cukup untuk melayani
masyarakat yang jumlahnya cukup besar. Hanya ada 1 dokter di sana ditambah
7 tenaga kesehatan. Puskesmas yang sekarang difungsikan ini, selain juga
terkena gempa sehingga kondisinya juga cukup parah, hanya akan dijadikan
sebagai puskesmas cabang pembantu. Jika dilihat dari lokasinya yang berada
di pusat kecamatan, maka selaiknya justru bangunan puskesmas itu akan lebih
fungsional jika dijadikan puskesmas pusat. Dengan demikian, berarti harus ada
perhatian yang serius pemerintah kabupaten terhadap eksistensi bangunan
puskesmas yang fungsinya cukup besar itu. Jika perhatian pemerintah belum
ada juga, maka pemerintah desa dapat mengupayakan usaha pemabangunan
agar fungsi puskesmas dapat secara maksimal.
Di Giritirto, terdapat 176 balita dan 98 ibu menyusui. Dalam kegiatan
posyandu, banyak komponen atau elemen yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada dasarnya, masyarakat siap dalam melaksanakan
program posyandu yang telah menjadi program pemerintah. Masyarakat
berperan serta dalam mengikuti kegiatan program posyandu. Namun demikian,
tingkat keberhasilan program akan sangat tergantung pada ketercapaian tujuan
oleh realitas implementasi di lapangan. Sejauh mana penerimaan masyarakat
terhadap kegiatan program tersebut, akan sangat dipengaruhi oleh ketepatan
sasaran program posyandu. Berdasarkan pengamatan langsung, maka
tampaknya ketercapaian tujuan program tersebut masih perlu dijadikan perhatian
mengingat masih lemahnya kontrol program terpadu ini.
Sosiologi SMA Kelas XII
188
Dalam implementasi kegiatan program selama ini, tentunya banyak sekali
faktor-faktor baik yang mendukung maupun yang menghambatnya. Tingkat
pendidikan tenaga ahli dan masyarakat itu sendiri, keterlibatan penuh tokoh
masyarakat, LSM, Tim Penggerak PKK, kepala desa dan perangkat desa,
keterlibatan dasa wisma, serta komitmen pemerintah kabupaten, akan sangat
berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan program. Faktor-faktor inilah yang
masih belum diperhatikan secara optimal, sehingga implementasi program sesuai
dengan harapan yang ingin dicapai.
Dalam hal persepsi masyarakat, tenaga ahli kesehatan, dan para tokoh
masyarakat terhadap pelaksanaan program posyandu adalah positif. Mereka
menganggap penting dilaksanakannya program tersebut, tidak hanya sekedar
melaksanakan program formal dan rutinitas belaka, melainkan juga substansinya
yang besar bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia, terutama yang
menyangkut masalah kesehatan. Dengan persepsi yang positif, maka
partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga cukup tinggi.
Namun demikian, tampaknya yang masih perlu diluruskan adalah pemahaman
yang masih terlalu sederhana tentang program tersebut. Dalam pandangan
masyarakat, program posyandu adalah program rutin setiap bulan dalam rangka
melakukan penimbangan balita untuk melihat perkembangan balita. Pandangan
ini masih terlalu sempit karena sebenarnya posyandu tidak hanya untuk
pelaksanaan program penimbangan balita saja, melainkan juga sebagai pusat
pelayanan kesehatan terpadu yang juga dapat dilakukan dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.
Faktor-faktor yang mendorong masyarakat dalam berpartisipasi dalam
kegiatan program itu adalah selain hal tersebut sudah menjadi tradisi yang
rutinitas, kesehatan balita mereka menjadi perhatian utama. Namun sebagai
penghambat pelaksanaan program tersebut adalah masih rendahnya tingkat
mayoritas masyarakat, di samping itu juga para tenaga ahli kesehatan tidak
memberikan pelayanan yang lebih responsif terhadap masyarakat. Hal ini juga
salah satunya diakibatkan oleh masih rendahnya wawasan dan pendidikan para
tenaga ahli. Sedangkan keterlibatan perangkat desa dalam pelakksanaan
program ini adalah dengan memberikan fasilitas desa maupun dusun untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut, di samping memberitahu ketika akan dilaksanakan
kegiatan tersebut.
Sedangkan keterlibatan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program
tersebut adalah dengan memberikan ceramah-ceramah terhadap masyarakat
akan pentingnya program tersebut bagi kelangsungan kehidupan yang normal
dan lebih baik. Masalah yang menyangkut masalah obat-obatan sebagai
pendukung pelaksanaan program merupakan kebijakan pemerintah yang
didistribusikan secara proporsional sesuai dengan jumlah masyarakat dalam
suatu wilayah.
Dalam pandangan tenaga ahli kesehatan, masyarakat cenderung
menerima dengan baik terhadap program tersebut. Masyarakat siap dalam
merealisasikan program tersebut terutama mengenai keterlibatan Tim
Penggerak PKK yang aktif dalam mendukung kegiatan tersebut.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
189
Para tenaga ahli juga menilai bahwa fasilitas baik bangunan maupun yang lain
masih sangat minim, sehingga perlu diupayakan secara permanen sehingga
dapat menunjang program pemerintah tentang kesehatan masyarakat. Dalam
hal gedung saja masih sangat memprihatinkan. Para tenaga ahli juga melihat
persepsi dan keterlibatan masyarakat cukup baik, sehingga program tersebut
secara rutin dapat dilaksanakan setiap bulan.
Dalam hal lain yang masih berhubungan dengan kegiatan ini, para tokoh
masyarakat juga cenderung melihat positif terhadap program itu. Dengan
demikian, mereka juga secara tidak langsung terlibat juga dalam implementasi
program. Dalam pada itu, para tokoh masyarakat melihat adanya karaktersistik
ekonomi, pendidikan, budaya, dan sosial masyarakat sangat berpengaruh
terhadap tingkat penerimaan program tersebut. Dengan tingkat kompelsitas
karakteristik masyarakat yang masih sangat sederhana, maka realitas
implementasi rpogram juga dilaksanakan dalam kerangka kerja yang sederhana
pula.
Di Desa Giritirto, pelaksanaan program posyandu dilaksanakan setiap
tanggal 4 awal bulan. Sebagaimana telah diuraikan di muka, maka pelaksanaan
program posyandu di Desa Giritirto juga dalam rangka untuk penimbangan
Balita. Hal ini diungkapkan oleh Sagiyo dalam wawancara bahwa kegiatan
dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Begitu pula dengan penuturan Haryati
dan Wasmi yang setiap bulan mengikuti program posyandu dalam rangka
penimbangan balitanya. Haryani juga mengungkapkan bahwa wawasan
masyarakat tentang program posyandu masih sangat sederhana, sehingga perlu
adanya intensifitas pelaksanaan program sehingga substansi yang sesungguhnya
dari program tersebut dapat tercapai.
Suksesnya suatu program dalam hal ini program posyandu, tergantung
dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan
program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat
penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan
tercapainya tujuan secara mantap. Program posyandu dicanangkan dalam
rangka usaha pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang
berkualitas. Pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk membuat perubahan
dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses
perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang
lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, di dalam
melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya.
Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia
itu objek pembangunan dan sekaligus subjek pembangunan. Sebagai subjek
pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi
yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan bangsa perlu melibatkan
secara intensif subjek untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan
(
Pasaribu dan Simanjutak, 1986: 62
).
Sosiologi SMA Kelas XII
190
Hambatan yang sering muncul ketika partisipasi masyarakat terhadap suatu
program pemerintah kurang maksimal bisa secara internal, berupa hambatan
sosio-kultural, dan eksternal, hambatan dari birokrasi pemerintah (
Miftah
Thoha, tth: 11-17
). Hambatan internal, merupakan hambatan dari dalam
masyarakat itu sendiri, yang merupakan keengganan sebagian besar warga
masyarakat untuk terlibat langsung dalam suatu program kegiatan. Hal ini
disebabkan karena keadaan sosio-kultural mereka yang belum memungkinkan
untuk secara aktif menyuarakan keinginan mereka. Sementara mereka lebih
memilih diam. Hambatan ini bukanlan merupakan hambatan yang fatal, sebab
hambatan ini masih bisa diperbaiki dengan cara memberikan masukan informasi-
informasi baru yang positif dan bersifat membangun. Mereka harus dikenalkan
dengan penemuan-penemuan dan perkembangan baru di daerah lain, yang
nantinya akan membuka cakrawala berpikir mereka. Akan tetapi, kadang-kadang
mereka masih memiliki kesadaran yang rendah karena adanya beberapa
keterbatasan. Misalnya: rendahnya pendidikan, rendahnya sosial-ekonomi,
kurangnya sarana dan prasarana.
Pengendalian pertumbuhan penduduk merupakan unsur penting dalam
pembangunan ekonomi. Program posyandu di Indonesia dapat berhasil karena
ditopang oleh kemajuan pendidikan, peningkatan mobilitas penduduk,
bertambahnya angkatan kerja, dan lain-lain. Tetapi, masalah internalisasi motivasi
melaksanakan posyandu tampaknya masih merupakan persoalan tersendiri.
Masalah internalisasi motivasi melaksanakan Posyandu merupakan persoalan
yang sentral. Berhubungan pendekatan selama ini adalah
supply oriented
di
mana masyarakat didorong menggunakan fasilitas kesehatan dengan cuma-
cuma lalu didukung oleh sistem target maka ketergantungan adalah produk
dari strategi itu sendiri. (
Masri Singarimbun, 1988: 15
). Selama ini mereka
yang mampu juga mendapat subsidi dalam bentuk layanan yang cuma-cuma.
Diharapkan program posyandu akan semakin meluruskan hal ini dan kemudian
tertanam internalisasi motivasi implementasi posyandu pada masyarakat secara
keseluruhan.
Program posyandu di Indonesia yang secara resmi diintegrasikan dalam
program pembangunan sejak tahun 1970-an. Secara umum dapat dikatakan
berhasil. Kelancaran dari program ditopang oleh perkembangan yang pesat
dalam kemajuan sosial ekonomi, kemajuan pendidikan, bertambahnya mobilitas
penduduk, bertambahnya wanita dalam angkatan kerja, meningkatnya
pendapatan perkapita, dan lain-lain. Di samping itu, juga ditopang oleh stabilitas
politik dan komitmen pemerintah yang besar terhadap program ini. Media massa,
jaringan jalan, transportasi, jumlah fasilitas kesehatan, maju dengan pesat
(
Geoffrey Mc Nicoll, 1983: 14
).
Salah satu aset dari program pembangunan di Indonesia adalah struktur
sosial tradisional yang masih tetap bertahan di desa dan unit yang lebih kecil
dari desa. Unit tersebut adalah juga unit administrasi pemerintah. Berbagai
instruksi yang datang dari pusat dapat mencapai desa dalam waktu yang relatif
singkat dan menyusupi seluruh pelosok tanah air.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
191
Program itu kemudian diimplementasikan di tingkat desa dan dusun. Tidak adanya
lembaga seperti itu untuk dijadikan ujung tombak merupakan penghalang yang
penting di berbagai negara seperti umpamanya di India, Nigeria, dan lain-lain.
Dalam rangka memantapkan dan menyempurnakan kebijakan
pengelolaan gerakan PKK kurun waktu lima tahun ke depan, pedoman
administrasi PKK mengalami perubahan mendasar dalam kelembagaan
kesejahteraan keluarga antara lain adalah:
1. Pengertian PKK menjadi lebih lengkap dan secara kelembagaan lebih
gender
responsif.
2. Agar lebih operasional sebutan badan penyantun tim penggerak PKK
berubah menjadi dewan penyantun tim penggerak PKK.
3. Sebagai wujud kepedulian, keteladanan/panutan dan tanggung jawab
terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga/ ketua tim penggerak
PKK desa dan kelurahan/secara fungsional dijabat oleh isteri kepala desai
lurah/sama dengan ketua tim penggerak PKK di atasnya.
4. Sebagai perwujudan PKK yang merupakan gerakan nasional dari pusat
sampai dengan desa/kelurahan dan untuk lebih mengharmoniskan hubungan
kerja secara hierarkis antara tim penggerak PKK pusat atau tim penggerak
PKK provinsi/dengan tim penggerak PKK di bawahnya/termasuk
mekanisme pembinaan/bimbingan dan pelaporannya, maka penetapan dan
pelantikan ketua tim penggerak PKK dilakukan oleh ketua umum/ketua
tim penggerak PKK setingkat di atasnya serta dikukuhkan oleh gubernur,
bupati/walikota, camat, kepala desa/lurah setempat.
5. Untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkuat jiwa
kebersamaan segenap jajaran PKK, telah diputuskan adanya seragam
nasional PKK, yang dipergunakan pada acara-acara tertentu, disamping
masih tetap adanya kembaran PKK daerah masing-masing.
6. Gerakan PKK didorong untuk lebih meningkatkan jaringan kerjasama dan
kemitraan dengan sektor pemerintah, badan international, dunia usaha,
lembaga kemasyarakatan setempat, sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan serta mekanisme koordinasi yang berlaku.
.
7. 10 program pokok PKK tidak mengalami perubahan karena dinilai masih
relevan. Dalam pelaksanaannya, prioritas 10 program pokok PKK,
diserahkan kepada daerah, disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
kemampuan yang ada, sehingga tidak merupakan “paksaan” dari “atas”
melainkan merupakan “kesadaran” dalam membangun dirinya/daerahnya.
8. Keberadaan kelompok-kelompok PKK dan dasawisma menjadi sangat
penting dan lebih strategis, karena dasawisma adalah unit terdepan dalam
gerakan PKK. Apabila kelompok dasawisma ini berfungsi dengan baik,
kita akan mendapatkan data-data keluarga yang akurat dan sebagai salah
satu wahana bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dan berinteraksi
secara langsung dengan anggota kelompok dasawismanya.
9. Perhatian khusus perlu diberikan kepada posyandu, sebagai wadah terdepan
dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar. Posyandu tidak hanya bekerja
satu kali dalam satu bulan, tetapi 30 hari, hanya hari buka posyandu satu
kali dalam satu bulan.
Sosiologi SMA Kelas XII
192
Ditemukannya kasus gizi buruk dan kurang gizi di berbagai daerah,
mengingatkan kita semua bahwa sesuatu kegiatan/program tidak hanya selesai
setelah waktu kegiatan berakhir tetapi semua kegiatan perlu ditindak lanjuti
melalui pemantauan dan pembinaan, begitu seterusnya. Kelompok dasawisma
dan posyandu merupakan salah satu institusi yang sangat potensial yang ada
diakar rumput. Seluruh jajaran tim penggerak PKK di semua jenjang agar segera
membentuk dan menghidupkan kembali kelompok dasawisma dan posyandu
seperti yang telah diamanatkan oleh presiden beberapa waktu yang lalu, betapa
pentingnya revitalisasi posyandu dan kegiatan/-kegiatan PKK lainnya.
Harapan kita kepada jajaran tim penggerak PKK untuk betul-betul
meningkatkan penyuluhan-penyuluhan masalah ini, baik yang sifatnya umum,
maupun pelaksanaan kegiatan 10 program pokok PKK lainnya.
Perlu pula diinformasikan kegiatan pendidikan dan pembinaan sikap mental,
khususnya bagi anak dan remaja, serta penanggulangan kekerasan dalam rumah
tangga dan
trafficking
/perdagangan anak. Ditingkatkan dan kembangkan
program pendidikan anak usia dini (
paud
) yang dalam pelaksanaannya dapat
diintegrasikan dengan kegiatan posyandu, juga perlu diperhatikan peningkatan
ekonomi keluarga melalui peran PKK, pemahaman tentang pangan yang
beragam, bergizi dan berimbang, serta disebarluaskannya pengertian “hatinya
PKK”.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam seri penutup ini dapat disimpulkan bahwa, selama ini program posyandu
di Desa Giritirto dilaksanakan secara rutin dan atau bahkan telah menjadi tradisi
masyarakat. Terhadap program posyandu, baik masyarakat, tokoh masyarakat,
maupun para tenaga ahli kesehatan persepsinya adalah positif sehingga dalam hal
berpartisipasinya juga cukup tinggi. Kaitan antara persepsi dan partisipasi sangat
berkaitan dengan latar belakang ekonomi, budaya, dan sosialnya. Karakteristik
kehidupan yang masih sangat sederhana, mengkondisikan perilaku yang sederhana
pula dalam kehidupan sehari-hari.
Kita menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan program-program
kesejahteraan keluarga sangat ditentukan oleh adanya keterpaduan antara gerakan
keswadayaan dan partisipasi masyarakat dengan bimbingan dan fasilitas teknis
dari berbagai instansi/lembaga terkait, yang terwadahi dalam dewan penyantun
tim penggerak PKK. Informasi secara garis besar tentang posisi dan peranan gerakan
PKK seperti itu, sesungguhnya sudah dapat menggambarkan betapa strategisnya
fungsi TP PKK beserta kader-kader PKK yang tersebar diseluruh pelosok desa.
TP PKK dapat menjadi perekat antara fungsi-fungsi kemasyarakatan dan fungsi-
fungsi pemerintahan. TP PKK juga dapat berperan sebagai unsur terdepan yang
akan menggalang peran-serta masyarakat.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
193
Program-program pemerintah dan pemerintah daerah yang berkaitan langsung
dengan peran-serta masyarakat, sewajarnya memperoleh dukungan dari TP PKK.
Terhadap hal ini, ada faktor kunci agar TP PKK mampu melakukan fungsinya
secara optimal, antara lain, perlunya segenap jajaran TP PKK mengetahui apa
yang menjadi program-program pemerintah. Tetapi ini bukan berarti, TP PKK hanya
mengerjakan apa yang menjadi programnya pemerintah saja, karena pada hakikatnya
TP PKK itu memiliki 10 program pokok PKK yang perlu dilaksanakan bersama,
kemudian dalam pelaksanaan 10 program pokok itu, TP PKK perlu berkoordinasi
dengan dinas/instansi pemerintah maupun instansi lainnya.
KEPUSTAKAAN
Davidoff, L.L. 1988. “Introduction To Psychology”, alih bahasa Mari Juniati,
Psikologi Suatu Pengantar Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ke dua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Krippendorff, Klaus. 1991. Content Analysis: Introduction Its Theory and
Methodology”, Alih Bahasa Farid Wajidi,
Analisis Isi: Pengantar Teori
dan Metodologi.
Jakarta: Rajawali.
Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1984.
Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods
.
Beverly Hills CA: Sage Publications.
Moleong, L.J. 1999.
Metodologi Penelitian Kualitatif
. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1996.
Metodologi Penelitian Kualitatif
. Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Patton, M.Q. 1980.
Qualitative Evaluation Methods
. Beverly Hills, CA.: Sage
Publication.
Spradley, J.P. 1980.
Participant Observation
. New York, N.Y.: Holt, Rinehart,
and Winston.
Sutopo, H.B. 1995.
Kritik Seni Holistik Sebagai Model Pendekatan Penelitian
Kualitatif.
Surakarta: UNS Press.
Sutopo, H.B. 1996.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Jurusan Seni
Rupa Fakultas Sastra UNS.
Waluyo, H.J. 2000. “Hermeneutik Sebagai Pusat Pendekatan Kualitatif”, dalam
Historika,
No. 11. Surakarta: PPS UNJ KPK UNS.
Yin, R.K. 1987.
Case Study Research: Design and Methods
. Beverly Hills, CA:
Sage Publication.
Sosiologi SMA Kelas XII
194
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen 1:
PEDOMAN OBSERVASI
1. Kondisi geografis Desa Giritirto.
2. Jumlah penduduk Desa Giritirto.
3. Kondisi ekonomi masyarakat Desa Giritirto.
4. Jumlah blok posyandu.
5. Kondisi sosiologis masyarakat Desa Giritirto.
6. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Giritirto.
7. Penghasilan masyarakat.
8. Jenis pekerjaan masyarakat.
9. Kondisi puskesmas Desa Giritirto.
10. Kondisi peralatan puskesman untuk pelayanan medis.
11. Jumlah tenaga dan ahli kesehatan.
12. Jumlah pos pelayanan kesehatan di Desa Giritirto.
13. Jumlah balita di Desa Giritirto.
14. Jumlah ibu menyusui.
15. Jumlah masyarakat aktif mengikuti kegiatan program posyandu.
16. Kemampuan tenaga ahli dalam memberikan pelayanan.
17. Kesiapan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan posyandu.
18. Peran serta masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu.
19. Tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
20. Faktor pendukung kegiatan program.
21. Faktor penghambat pelaksanaan program.
22. Tingkat pendidikan tenaga ahli.
23. Keterlibatan tokoh masyarakat.
24. Keterlibatan LSM.
25. Keterlibatan penggerak PKK.
26. Keterlibatan perangkat desa.
27. Keterlibatan Dasa Wisma.
28. Komitmen Pemkab terhadap kegiatan Posyandu.
Instrumen 2:
PEDOMAN WAWANCARA
A. Pedoman Wawancara dengan Masyarakat
1. Bagaimana pandangan Saudara tentang pelaksanaan program posyandu.
2. Bagaimana pandangan Saudara tentang arti penting program posyandu.
3. Bagaimana partisipasi Saudara dalam kegiatan program posyandu.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
195
4. Faktor apa yang mendorong Saudara untuk ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu.
5. Faktor apa yang menghambat Saudara dalam mengikuti kegiatan program
posyandu.
6. Bagaimana pelayanan puskesmas dalam melaksanakan program posyandu.
7. Bagaimana keterlibatan perangkat desa dalam pelaksanaan kegiatan
program posyandu.
8. Bagaimana keterlibatan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program
posyandu.
9. Bagaimana kelengkapan pengobatan yang disediakan oleh tenaga ahli atau
petugas posyandu.
10. Sebenarnya apa yang Saudara ketahui tentang posyandu.
11. Apa manfaat yang Saudara dapatkan dengan mengikuti program posyandu.
B . Wawancara dengan Tenaga Ahli Kesehatan
1. Bagaimana persepsi Saudara tentang pelaksanaan kegiatan program
posyandu.
2. Bagaimana Saudara melihat kesiapan masyarakat mengikuti kegiatan
posyandu.
3. Bagaimana Saudara melihat persepsi masyarakat tentang program
posyandu.
4. Bagaimana kelengkapan peralatan untuk pelaksanaan program posyandu.
5. Bagaimana kesiapan dokter dan tenaga ahli untuk melaksanaan program
posyandu.
6. Bagaimana Saudara melihat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program posyandu.
7. Bagaimana Saudara melihat pandangan tokoh masyarakat terhadap
pelaksanaan program posyandu.
8. Bagaimana Saudara melihat partisipasi tokoh masyarakat dalam
pelaksanaan program posyandu.
9. Bagaimana peran serta pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan
program posyandu.
10. Bagaimana peran serta pemerintah desa dalam mengoptimalkan fungsi
puskesmas.
C. Wawancara dengan Tokoh Masyarakat
1. Bagaimana persepsi saudara tentang program posyandu.
2. Bagaimana peran saudara dalam mendorong masyarakat untuk mengikuti
kegiatan posyandu.
Sosiologi SMA Kelas XII
196
3. Bagaimana gambaran keberhasilan pelaksanaan program selama ini.
4. Bagaimana Saudara melihat kemampuan tenaga ahli dan dokter dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
5. Apakah faktor yang mendorong kesiapan atau ketidaksiapan masyarakat
terhadap pelaksanaan kegiatan program posyandu.
6. Faktor-faktor apa yang menghambat partisipasi masyarakat dalam mengikuti
kegiatan posyandu.
7. Bagaimana Saudara melihat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program posyandu.
8. Bagaimana Saudara melihat keterlibatan perangkat desa dalam mendorong
pelaksanaan program posyandu.
9. Bagaimana Saudara melihat kelayakan pelaksanaan program posyandu.
Instrumen 3:
PETUNJUK PENELITIAN
DATA PENDUKUNG YANG PERLU DITEMUKAN
1. Peta geografis Desa Giritirto.
2. Peta ekonomi masyarakat Desa Giritirto.
3. Peta sosiologis Desa Giritirto.
4. Keagamaan di Desa Giritirto.
5. Situs kegiatan posyandu sekurang-kurangnya di dua situs.
6. Foto tenaga ahli dan dokter puskesmas Giritirto
7. Foto Informan, baik masyarakat maupun tokoh masyarakat.
8. Foto puskesmas Desa Giritirto.
9. Foto perlengkapan Puskesmas Desa Giritirto.
10. Foto salah satu situs reforman sedang melaksanakan wawancara dengan
Informan.
11. Data tentang tingkat penghasilan masyarakat.
12. Struktur organisasi puskesmas Desa Giritirto.
(Sumber: Aman, Penelitian Dosen Muda Tahun 2006)
3. Teknik Penulisan Ilmiah
a. Kertas
Gunakan kertas kuarto
A4 S, berat 80 gram.
b. Ketikan
Gunakan huruf
Times New Roman 12
dan spasi ganda. Batas pengetikan
4 cm dari pinggir kiri dan atas, dan 3 cm dari pinggir kanan dan bawah.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
197
c. Bahasa
Bahasa menggunakan kosakata Bahasa Indonesia yang baku atau umum
dan disajikan secara menarik. Kalimat memenuhi persyaratan sebagai kalimat
yang mengandung pola SPOK.
d. Paragraf
Memenuhi persyaratan paragraf. Jika dihitung baris, maka satu paragraf
sekurang-kurangnya 5 baris, dan terdiri sekurang-kurangnya mengandug dua
kalimat. Paragraf mengandung:
mean idea
,
suporting idea
, dan
controlling
idea.
e . Notasi Ilmiah
1) Teknik notasi ilmiah menggunakan catatan kaki atau
foot note
yang
langsung diletakkan di halaman yang bersangkutan atau juga dapat
dengan menggunakan cacatan tubuh.
2) Jika menggunakan
foot note
, maka setiap bab dimulai dengan nomor 1.
3) Bedakan teknik penulisan catatan kaki dengan daftar pustaka, yakni
jika dalam daftar pustaka tahun diletakkan setelah nama pengarang,
maka dalam
foot note
tahun diletakkan setelah penerbit kemudian
menyebutkan kutipan pada halaman berapa.
4) Contoh:
Taufik Abdullah,
Sejarah Lokal di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1996, hlm. 30.
W. Wiersma,
Research Methods in Education: An Introduction
.
Boston: Allyn and Bacon, 1995, hlm. 77.
Ibid,
hlm.30.
Abdulah,
loc.cit.
Wiersma,
op.cit
, hlm. 90-120.
Ibid.
5) Catatan kaki juga dapat digunakan untuk mencatat hal-hal yang
penting.
6) Khusus untuk karya ilmiah pendidikan, maka notasi ilmiah
diperbolehkan
menggunakan catatan tubuh.
7) Contoh: Pada akhir kalimat yang dikutip (
Abdullah, 1996: 30
).
f.
Kutipan
1) Kutipan langsung diperkenankan maksimal 30% dari seluruh kutipan
dalam tubuh tulisan.
2) Kutipan sebaiknya merupakan pernyataan yang telah disimpulkan
dan dengan bahasa sendiri.
3) Tidak boleh mengambil kutipan langsung lebih dari 5 baris.
4) Dalam satu halaman tidak boleh mengandung lebih dari 1 kutipan
langsung.
5) Kutipan langsung hanya digunakan untuk hal-hal yang penting saja,
seperti definisi, teori, atau pendapat seseorang yang khas.
Sosiologi SMA Kelas XII
198
6) Kutipan langsung dalam bahasa asing diperkenankan, asalkan
diterjemahkan dalam bahasa Indonesianya.
7) Terjemahan bahasa Indonesia ditaruh dalam tubuh tulisan, sedangkan
bahasa asing ditaruh dalam catatan kaki atau diletakkan di bawah
kutipan dalam bahasa Indonesia.
8) Dilarang menulis kutipan tidak langsung dalam bahasa asing.
9) Jika mengutip dari buku X, namun X juga hasil kutipan dari tulisan Z,
maka kapasitas X dan Z perlu dijelaskan dalam tubuh tulisan maupun
catatan kaki.
10) Contoh:
Sartono Kartodirdjo, “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”,
dalam Kuntowijoyo,
Pengantar Ilmu Sejarah
. Yogyakarta: Bentang
Budaya, 1999, hlm. 15.
h. Kesetaraan Isi
1) Pembahasan sesuai dengan kebutuhan.
2) Kesetaraan antar-paragraf.
3) Kesetaraan antar-bab.
i.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka dituliskan secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan
salah satu model baku. Sumber yang dicantumkan dalam daftar ustaka hanya
yang benar-benar dirujuk di dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam
naskah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka dapat bersumber pada buku, jurnal, majalah, dan internet.
Daftar pustaka ditulis menurut tata cara sebagai berikut.
1) Buku
Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku.
kota penerbit: nama penerbit. (model
American Psychology Association -
APA edisi ke lima
).
Contoh:
Wiersma, W. (1995).
Resear
ch Methods in Education: An Introduction
.
Boston: Allyn and Bacon.
Soekanto, Soerjono. 2005.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Cetakan ke-38.
Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
2) Artikel/Bab dalam Suatu Buku
Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel.
In/dalam
nama editor
(Ed.)
. judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman.
Contoh:
Schoenfeld, A.H. (1993). On Mathematics as Sense Making: An Informal
Attack on the Unfortunate Divorce of Formal and Informal
Mathematics, in J.F
. Voss., D.N. Perkins & J.W. Segal (Eds.).
Informal Reasoning and Education
. Hillsdale. NJ: Erlbaum, hlm.
311-344.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
199
Wiryohandoyo, Sudarno, (2002). Pengantar Perubahan Sosial, dalam Agus
Salim.
Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi
Kasus Indonesia.
Yogyakarta: Tiara Wacana, hlm. xix-xxiii.
3) Artikel dari Jurnal
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring),
volume jurnal, halaman.
Contoh:
Mikusa, M.G. & Lewellen, H., (1999). Now Here is That, Authority on
Mathematics Reforms,
The Mathematics T
eacher
, 92, hlm. 158-
163.
Zainul, A. (2004). “Penerapan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran”,
Historia, Vol.V No. 9,
hlm. 76-85.
4) Majalah
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama majalah (cetak miring),
volume terbitan, nomor terbitan, halaman.
Contoh:
Ross, D. (2001). The Math Wars,
Navigator
,
Vol 4, Number 5, hlm. 20-25.
Kartodirdjo, Suyatno. (2004). “Pemberontakan Anak Buah Kapal “Zeven
Provincien” Tahun 1933",
Historia, Vol. V No. 9,
hlm. 3-13.
5)
Internet
Nama pengarang, tahun, judul (cetak miring), alamat website, tanggal
akses.
Contoh:
Wu, H.H., (2002).
Basic Skills versus Conceptual Understanding:
A
Bogus Dichotomy in Mathematics Education
. Tersedia pada
http:
//www
.aft.or
g/publications. Diakses pada tanggal 11 Februari 2006.
Lestari, P. (2005).
Teori Sosial Budaya: Suatu Pengantar.
Tersedia pada
http://www
.au.pj.sosio. Diakses pada tanggal, 11 Maret 2006.
C.C.
C.C.
C.
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Mempresentasikan Hasil Penelitian
Setelah penelitian selesai dilaksanakan dan laporan awal selesai disusun,
maka hasil penelitiannya perlu diseminarkan. Seminar hasil penelitian dilaksanakan
dalam rangka untuk mempresentasikan hasil penelitian kepada orang lain. Tujuan
utamanya adalah untuk mengkomunikasikan hasil yang dicapai untuk ditanggapi
oleh orang lain. Hasil penelitian tidak tertutup terhadap kritik dari peserta seminar,
sehingga masukan-masukan dalam seminar dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki
dan melengkapi laporan penelitian. Dengan demikian, berarti peneliti tidak tertutup
terhadap kritik yang sifatnya membangun, melainkan justru harus terbuka terhadap
kritik dan masukan yang ada.
Sosiologi SMA Kelas XII
200
R R
R R
R
AA
AA
A
NN
NN
N
GG
GG
G
KK
KK
K
UU
UU
U
MM
MM
M
AA
AA
A
NN
NN
N
Presentasi selain digunakan untuk mengenalkan hasil penelitian juga melatih
keberanian siswa lain untuk mengungkapkan tanggapannya terhadap hasil penelitian.
Selama presentasi, guru berfungsi sebagai fasilitator, yakni memberi kesempatan
bagi peneliti memprentasikan hasil penelitiannya. Laporan hasil penelitian dapat
disajikan dalam bentuk diskusi kelas. Dalam diskusi kelas, terdiri dari:
1. Pemimpin diskusi atau moderator.
2. Pemapar isi laporan.
3. Penanggap utama.
4. Penulis hasil selama presentasi atau notulen.
5. Peserta diskusi.
Dengan penelitian, maka banyak masalah-masalah dalam kehidupan bisa diatasi.
Penelitian sosial adalah penelitian yang berusaha mengkaji dan mengungkap
fenomena-fenomena sosial atau yang menyangkut segi kemanusiaan, seperti
pada dunia kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, seni budaya, dan lain-lain,
termasuk mengkaji ketimpangan-ketimpangan yang ada pada masyarakat, seperti
pengangguran, kriminalitas, kebodohan, kenakalan remaja, masalah narkoba,
prostitusi hingga masalah terorisme. Jadi penelitian sosial adalah serangkaian
aktivitas ilmiah yang terencana dan terorganisir untuk mengungkap secara objektif
berbagai fenomena sosial yang ada dalam masyarakat hingga menghasilkan
suatu laporan ilmiah yang sistematis.
Dalam menyusun laporan penelitian, peneliti harus mempertimbangkan
berbagai aspek dimulai dari tata tulis, metodologi, sampai isi atau substansi materi
dari suatu laporan. Laporan penelitian harus komunikatif sehingga mudah
dipahami oleh para pembaca. Kegiatan yang paling penting setelah laporan
penelitian selesai disusun adalah mempresentasikannya dalam suatu pertemuan,
baik berupa kegiatan seminar hasil penelitian, atau juga jika lingkupnya kelas
maka dapat dipresentasikan di kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
presentasi adalah kemampuan peneliti untuk menjelaskan dan mempertahankan
kesimpulan hasil penelitian, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat dipercaya
kebenarannya.
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
201
T T
T T
T
UU
UU
U
GG
GG
G
AA
AA
A
SS
SS
S
Bagilah kelas menjadi dua kelompok. Tugas masing-masing kelompok
adalah melakukan penelitian sosial secara sederhana tentang
masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat!
Kelompok 1
: Buatlah penelitian sederhana tentang masalah-masalah yang
perlu dipecahkan dan berkaitan dengan permasalahan yang
muncul dalam lingkungan sekolah atau aktivitas sekolah.
Penelitian bisa dilakukan secara individu atau kelompok. Ikuti
langkah-langkah seperti telah dijelaskan di atas. Buatlah
laporan hasil penelitian dan presentasikan hasil laporan kalian
dalam kelas.
Kelompok 2
: Buatlah penelitian sederhana tentang masalah-masalah yang
perlu dipecahkan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
sering muncul dalam lingkungan masyarakat di desa kalian.
Penelitian bisa dilakukan secara individu atau kelompok. Ikuti
langkah-langkah seperti telah dijelaskan di atas. Buatlah laporan
hasil penelitian dan presentasikan hasil laporan kalian dalam
kelas.
Sosiologi SMA Kelas XII
202
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah
ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!
1. Seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian selalu mengawalinya
dengan ... .
a. kepanikan
b. masalah-masalah pribadi
c. kebutuhan akan uang
d. rasa ingin tahu
e. kekecewaan terhadap hidup
2. Rancangan penelitian adalah ... .
a. pokok-pokok perencanaan peneliti yang tertuang dalam satu kesatuan
naskah secara ringkas, jelas, dan utuh
b. kumpulan dari fakta yang dihimpun secara sistematis
c. unsur-unsur pokok penelitian yang dijabrkan ke dalam naskah yang
ringkas, jelas, dan utuh
d. rencana yang disusun sebelum penelitian, sebagai pertanggungjawaban
suatu proyek penelitian
e. persiapan penelitian yang diajukan kepada lembaga untuk mendapatkan
dana
3. Kegiatan yang dilakukan setelah menyusun rancangan
penelitianadalah ... .
a. penentuan sampel
b. pengumpulan data
c. pengolahan data
d. pembuatan kuesioner
e. pembuatan hipotesis
4. Sampel adalah ... .
a. himpunan dari fakta-fakta yang sejenis
b. penelitian awal untuk mengenai objek penelitian secara keseluruhan
c. contoh data yang dapat dijadikan bukti dan kebenaran hipotesis
d. objek penelitian yang dipilih mewakili semua objek penelitian
e. data yang mewakili objektivitas dan dapat dipertanggungjawabkan
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
EE
EE
E
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
203
5. Data yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen instansi pemerintah
disebut ... .
a. data primer
b. data sekunder
c. data kualitatif
d. data kuantitatif
e. data statistik
6. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah ... .
a. data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan sebenarnya
b. jawaban sementara dari suatu masalah penelitian
c. hasil penelitian dari data yang diperoleh di lapangan
d. konsep yang mendasar dalam langkah berikutnya
e. jawaban penelitian yang kebenarannya telah diuji
7. Suatu data yang diperoleh seorang peneliti melalui pengukuran langsung
di lapangan disebut ... .
a. data primer
b. data sekunder
c. data kualitatif
d. data kuantitatif
e. data temuan
8. Di bawah ini yang merupakan data primer yaitu ... .
a. data jumpal penduduk yang ada dalam buku kependudukan
b. data luas wilayah yang ada di kantor kelurahan
c. data mengenai jumlah pengangguran di kantor Depnaker
d. informasi yang dicatat melalui surat kabar pemerintah
e. informasi jumlah ternak lembu yang diperoleh dari perhitungan
langsung pada tiap-tiap kepala keluarga
9. Di bawah ini yang merupakan data dokumenter verbal adalah ... .
a. data monografi wilayah
b. kaset dan video
c. data hidup
d. fosil-fosil
e. kejadian-kejadian penting
10. Observasi sebagai alat pengumpulan data harus dilakukan secara ... .
a. akumulatif
b. spesifik
c. sistematis
d. objektif
e. otomatis
Sosiologi SMA Kelas XII
204
11. Proses wawancara dapat berjalan dengan baik dan lancar jika kedua belah
pihak saling ... .
a. beraudiensi
b. berkomunikasi
c. berkonsultasi
d. berintegrasi
e. berinterupsi
12. Dalam suatu wawancara, pertanyaan dan jawaban diberikan secara ... .
a. langsung
b. tidak langsung
c. verbal
d. lisan
e. jawaban c dan d benar
13. Surat kabar, majalah, tabloid, radio, dan televisi dapat dijadikan sumber
data oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data melalui ... .
a. observasi
b. studi kepustakaan
c. analisis isi media massa
d. wawancara
e. angket
14. Peneliti tidak melibatkan diri secara langsung ke dalam objek pengamatan,
namun tetap bisa memperoleh gambaran mengenai objek penelitian disebut
observasi ... .
a . langsung
b. tidak langsung
c. partisipasi penuh
d. partisipasi sebagian
e. non-partisipasi
15. Penelitian kembali data lapangan disebut ... .
a.
editing
b.
shooting
c.
coding
d. tabulasi
e. reduksi
16. Orang yang bertugas meneliti data lapangan disebut ... .
a. coditor
b. direktur
c. tabulator
d. editor
e. reduktor
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
205
17. Angka yang paling sering keluar dalam statistika penelitian disebut ... .
a. modus
b. mean
c. median
d. bonus
e. meridian
18. Kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif diawali dengan ... .
a. reduksi data
b.
display
data
c. interpretasi data
d. pengambilan kesimpulan
e. memasukkan data ke dalam matriks
19. Susunan laporan yang benar adalah pendahuluan, kemudian ... .
a. hasil penelitian, metodologi, pembahasan
b. tinjauan pustaka, hasil penelitian
c. hasil penelitian, kesimpulan, saran
d. metodologi, pembahasan
e. tinjauan pustaka, metodologi, hasil penelitian
20. Peranan ketua diskusi laporan ilmiah yaitu ... .
a. mengarahkan diskusi
b. mencatat hasil diskusi
c. melaporkan hasil diskusi
d. menjawab pertanyaan
e. memimpin diskusi
II.
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan dan jelaskan objek-objek penelitian Sosiologi!
2. Apa yang Anda ketahui tentang hipotesis, dan bagaimana hubungannya
dengan masalah penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan metode-metode pengumpulan data!
4. 5 - 5 - 8 - 7 - 7 - 7 - 6 - 5 - 6 - 6 - 9 - 8 - 9 - 6 - 7 - 7 - 8 - 6 - 6 - 6
Carilah mean, median, dan modusnya!
5. Bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif?
Jelaskan!
Sosiologi SMA Kelas XII
206
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari soal-soal di bawah
ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!
1. Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi
kekurangan, mengembangkan, dan menggali hal-hal yang telah ada, serta
mengujinya kembali. Pengertian tersebut diungkapkan oleh ... .
a. Donald Ary
b. Selo Soemardjan
c. Sutrisno Hadi
d. Marzuki
e. Woody
2. Di bawah ini yang
bukan
merupakan objek kajian penelitian sosial
adalah ... .
a. karakteristik masyarakat pedalaman
b. lingkungan alam
c. kebudayaan manusia
d. perilaku konsumsi
e. kegiatan distribusi
3. Dalam ilmu pengetahuan, segala sesuatu itu harus ditemukan makna di
balik fakta. Pandangan tersebut merupakan pendapat dari aliran ... .
a. Pra-Positivistik
b. Positivistik
c. Neo-Positivistik.
d. Pasca-Positivistik
e. Non-Positivistik
4. Menurut aliran Positivistik, hakikat gejala-gejala dalam kehidupan manusia
ini adalah bahwa ... .
a. suatu fakta tidak boleh melebihi kenyataan
b. makna adalah tujuan utama pengkajian pengetahuan
c. peristiwa sebagai fokus utama
d. gejala-gejala harus dapat ditafsirkan dan diinterpretasikan
e. gejala-gejala sosial bersifat kodrati
EE
EE
E
VALUASIVALUASI
VALUASIVALUASI
VALUASI
SS
SS
S
EMESTEREMESTER
EMESTEREMESTER
EMESTER
2
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
207
5. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah sistemis dan sistematis. Dalam
pengkajiannya, penelitian memiliki karakteristik ... .
a. memiliki objek tertentu dalam pengkajiannya
b. selalu menghasilkan teori baru
c. harus menggunakan satu pendekatan saja
d. menghasilkan kesimpulan subjektif
e. selalu berangkat dari kenyataan atau fakta sosial yang telah ada
6. Penelitian merupakan kegiatan ilmiah dan sistematis yang ditujukan untuk
membantu memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian ... .
a. penelitian kualitatif
b. dasar
c. penelitian kuantitatif
d. penelitian historis
e. penelitian terapan
7. Langkah-langkah dasar penelitian meliputi: merumuskan hipotesis;
merumuskan logika deduktif; mengumpulkan dan menganalisis data; dan
menguji hipotesis dengan kesimpulan menerima atau menolaknya.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh ... .
a. Sutrisno Hadi
b. Kenneth D. Bailey
c. Suharsimi Arikunto
d. Selo Soemarjan
e. Donald Ary
8. Di bawah ini yang merupakan langkah awal dalam kegiatan penelitian
menurut Louis Gottschalk adalah ... .
a. pengumpulan objek
b. memilih masalah penelitian
c. usaha pemecahan masalah terhadap masalah yang dipilih
d. merubah sistem setelah dilakukan penelitian
e. mengajukan hipotesis
9. Suatu penelitian dilakukan terhadap sistem sosial masa sebelum reformasi,
merupakan jenis penelitian ... .
a. historis
b. kualitatif
c. kuantitatif
d.
ex post facto
e. holistik
Sosiologi SMA Kelas XII
208
10. Suatu penelitian yang dilakukan bukan semata-mata hanya untuk
menemukan fakta belaka, melainkan menekankan pada makna di balik
fakta, merupakan jenis penelitian ... .
a . historis
b. kualitatif
c . holistik
d. kuantitatif
e. survei
11. Di bawah ini yang
tidak
termasuk dalam karakteristik penelitian kualitatif
adalah ... .
a. bersifat naturalistik
b. fokus pada permasalahan masa lalu
c. instrumennya dalam peneliti
d. penelitian bersifat lentur
e. makna sebagai perhatian utama
12. Dalam penelitian kuantitatif, statistik berguna untuk ... .
a. menentukan sampel
b. melakukan pembahasan hasil penelitian
c. menguji reliabilitas instrumen
d. mengkode data-data
e. merumuskan hipotesis
13. Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan statistik untuk menganalisis data
interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal
adalah ... .
a. statistik induktif
b. statistik non-parametrik
c. statistik inferensial
d. statistik deskriptif
e. statistik parametrik
14. Data interval adalah jenis data yang memiliki karakteristik ... .
a. memiliki jarak yang sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut
b. data yang berjenjang
c. data yang memiliki karakteristik sama satu dengan lainnya
d. data yang memiliki nilai nol
e. data yang tidak memiliki nilai
15. Di bawah ini yang merupakan karakteristik data rasio adalah ... .
a. data yang memiliki jarak yang sama dan memiliki nilai nol absolut
b. data yang berdiri sendiri
c. memiliki jarak yang sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut
d
.
data yang bertingkat
e. data yang berdistribusi normal
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
209
16. Dalam penelitian kualitatif, sesuai dengan jenis penelitian dan “tingkat
eksplanasinya” terdapat tiga bentuk hipotesis, yaitu ... .
a. hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif
b. hipotesis nol dan hipotesis satu
c. hipotesis umum dan hipotesis khusus
d. hipotesis eksplanatif, deduktif, dan induktif
e. hipotesis bertingkat dan prosedural
17. Untuk menguji korelasi Produk Momen dan Korelasi Ganda atau Regresi,
digunakan uji hipotesis ... .
a. hipotesis nol
b. hipotesis eksplanatif
c. hipotesis asosiatif.
d. hipotesis komparatif
e. hipotesis deskriptif
18. Penelitian eksperimen memiliki karakteristik yang khusus, yaitu ... .
a. naturalistik
b. deskriptif
c. eksplanatif
d. ada
treatment
e. ada naratif
19. Dalam penelitian eksperimen berupa tindakan kelas, dilakukan
perencanaan umum yang meliputi ... .
a. penentuan lokasi, instrumen, dan alat pengukuran
b. penentuan tindakan umum, instrumen penelitian, dan pengukuran
keberhasilan
c. penentuan objek, metode, dan jenis analisis
d. penentuan populasi, sampel, dan alat ukur
e. penentuan tindakan, metode, dan alat ukur
20. Penelitian dengan jenis kuantitatif tetapi variabel bebas atau pengaruhnya
terjadi lebih dulu baru kemudian variabel terikatnya disebut ... .
a. penelitian kualitatif
b. penelitian
ex post facto
c. penelitian ekprerimen
d. penelitian historis
e. penelitian kuantitatif
21.
Purposive sampling
dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk ... .
a. keterwakilan populasi
b. keterwakilan informasi
c. pengujian sampel
d. pengambilan sampel secara acak
e. pengambilan sampel secara sederhana
Sosiologi SMA Kelas XII
210
22. Melakukan validitas data dalam penelitian kualitatif dengan mengembalikan
deskripsi hasil wawancara kepada informan, merupakan teknik ... .
a.
informan review
b. triangulasi
c. koreksi antar-sumber
d. kritik ekstern
e. kritik intern
23. Dalam penelitian kuantitatif, kegunaan diajukannya hipotesis adalah ... .
a. untuk memberikan jawaban sementara sebelum dilakukan pengujian
b. untuk mengarahkan hasil penelitian
c. untuk melengkapi sistematika penelitian
d. mempermudah proses interpretasi data penelitian
e. mengembangkan kerangka pikir baru
24. Sebuah rencana umum penelitian yang memuat metodologi dan prosedur
penelitian adalah ... .
a. desain penelitian
b. rencana penelitian
c. pokok-pokok penelitian
d. sistematika penelitian
e. garis besar isi penelitian
25. Latar belakang masalah menggambarkan gejala-gejala yang memunculkan
masalah yang isinya adalah sebagai berikut,
kecuali
... .
a. menguraikan situasi dan kondisi yang menarik perhatian peneliti dan
pembaca pada umumnya
b. mengemukakan hal-hal yang ingin diketahui dan alasan mengapa
peneliti tertarik dengan topik itu
c. mengemukakan mengapa hal itu perlu diteliti
d. memberikan gambaran apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian
e. menyusun sistematika permasalahan penelitian
26. Dalam membuat desain atau rancangan penelitian, tujuan penelitian perlu
dicantumkan untuk ... .
a. merumuskan apa-apa yang hendak dicapai dalam penelitian
b. mengidentifikasi manfaat hasil penelitian
c. untuk mengarahkan penelitian
d. menemukan makna penelitian
e. merumuskan kerangka pikir untuk perbaikan suatu masalah yang akan
dipecahkan
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
211
27. Fungsi pengkajian pustaka atau teori dalam penelitian kualitatif adalah ... .
a. mengarahkan penelitian
b. menguji hipotesis
c. menemukan paradigma baru
d. menyusun teori baru
e. menelaah teori-teori yang akan dijadikan pedoman
28. Teknik pengumpulan data dimana peneliti hadir dalam peristiwa yang
menjadi fokus penelitian adalah ... .
a. korespondensi
b. observasi
c. analisis
d. supervisi
e. survei
29. Menyederhanakan data yang ditemukan di lapangan, merupakan
kegiatan ... .
a. mereduksi data
b. mendisplay data
c. analisis data
d. verifikasi
e. kritik internal
30. Suatu objek penelitian yang dimaksudkan untuk mewakili populasi
disebut ... .
a. instrumen
b. desain
c. sampel.
d. induksi
e. deduksi
31. Pokok permasalahan yang akan diteliti atau dikaji sebagai objek penelitian
disebut ... .
a . judul penelitian
b. topik penelitian.
c. sampel penelitian
d. masalah penelitian
e. tema penelitian
32. Kegiatan memerinci permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam latar
belakang masalah penelitian adalah ... .
a. batasan masalah
b. identifikasi masalah
c. perumusan masalah
d. desain penelitian
e. ruang lingkup penelitian
Sosiologi SMA Kelas XII
212
33. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan penelitian terhadap
suatu objek adalah karena hal-hal sebagai berikut,
kecuali
... .
a. adanya kepentingan terhadap objek
b. keingintahuan peneliti terhadap suatu objek.
c. adanya dorongan materiil
d. untuk kepentingan studi
e. tugas lembaga
34. Topik penelitian yang baik dapat mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut,
kecuali
... .
a. harus sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai
b. permasalahan yang dipilih sebaiknya masalah-masalah yang aktual,
sehingga menarik minat peneliti maupun orang yang membacanya
c. topik sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat atau negara
d. menghindari memilih topik yang mengandung emosi, prasangka, atau
unsur-unsur yang tidak ilmiah
e. sesuai dengan keinginan peneliti karena sumber datanya mudah
ditemukan.
35. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah penelitian
adalah,
kecuali
... .
a. sesuai dengan kemampuan peneliti
b. mempunyai nilai penelitian
c. masalah yang akan diteliti dan dipecahkan akan bermanfaat
d. dapat dipecahkan atau dicari jawabannya
e. masalah memiliki tingkat kesulitan tinggi
36. Dalam merumuskan masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ... .
a. jelas, padat, dan tidak mempunyai penafsiran ganda
b. harus selalu dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
c. mewakili seluruh masalah dalam penelitian
d. bebas nilai dan berfokus pada makna
e. selalu bernuansa ilmiah
37. Setelah membuat rancangan atau proposal penelitian, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah ... .
a. penyusunan hipotesis
b. pengumpulan data
c. pengolahan data
d. pembuatan kuesioner
e. reduksi data
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
213
38. Dalam merumuskan hipotesis, ada hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti,
yaitu ... .
a. hipotesis tidak harus berkaitan dengan teori tertentu
b. hipotesis harus selalu didasarkan literatur atau buku-buku ilmu
pengetahuan
c. hipotesis harus dapat diuji dengan data-data empiris
d. hipotesis harus berdasar pada pikiran peneliti
e. hipotesis harus terbukti secara empirik
39. Hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok
tertentu, disebut juga dengan ... .
a. hipotesis kerja
b. hipotesis nol
c. hipotesis induktif
d. hipotesis deduktif
e. hipotesis asosiatif
40. Hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
disebut ... .
a. hipotesis nol
b. hipotesis kerja
c. hipotesis asosiatif
d. hipotesis induktif
e. hipotesis eksplanatif
41. Berikut ini merupakan strategi dalam pemilihan sampel adalah sebagai
berikut,
kecuali
... .
a. menentukan karakteristik populasi
b. menentukan teknik pemilihan sampel
c. menentukan besar sampel
d. memilih sampel
e. menguji terlebih dahulu sampel
42. Dalam pengambilan sampel penelitian dimana setiap objek mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik ini disebut juga
dengan ... .
a.
random sampling
b.
cluster sampling
c.
internal sampling
d.
snowbolling sampling
e.
purposive sampling
Sosiologi SMA Kelas XII
214
43. Sampel yang dipakai untuk populasi yang cukup besar sehingga dibuat
terlebih dahulu kelompok-kelompok rumpun yang kemudian diambil sampel
dari masing-masing rumpun, disebut ... .
a.
random sampling
b.
cluster sampling
c.
internal sampling
d.
snowbolling sampling
e.
purposive sampling
44. Sampel yang dipakai apabila wilayah penelitian cukup luas. Sehingga setiap
bagian wilayah harus ada yang mewakili, disebut ... .
a.
area sampling
b.
purposive sampling
c.
internal sampling
d.
cluster sampling
e.
random sampling
45. Dalam rancangan penelitian harus sudah dijelaskan mengenai beberapa
hal yang berkaitan dengan rencana pengumpulan data. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut,
kecuali
... .
a. data seperti apa yang harus dikumpulkan
b. dimana data dapat ditemukan
c. siapa yang dapat membantu dalam pengumpulan data
d. teknik pengumpulan apa yang diperlukan
e. berapa besar biaya yang diperlukan
46. Suatu pendekatan yang berusaha untuk mengungkap kenyataan sosial
dengan melihat saling ketergantungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya, adalah jenis pendekatan ... .
a . kualitatif
b. kuantitatif
c. survei
d. partisipatif
e. eksperimen
47. Istilah heuristik dalam penelitian sejarah pada hakikatnya sama dengan
istilah dalam penelitian kualitatif, yaitu ... .
a. penentuan topik
b. pengumpulan data
c. interpretasi atau penafsiran
d. penyusunan laporan
e. menyederhanakan data
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
215
48. Suatu sumber atau data yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen
resmi instansi pemerintah adalah ... .
a. data kualitatif
b. data kuantitatif
c. data primer
d. data sekunder
e. data statistik
49. Suatu data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung melalui
orang kedua disebut ... .
a. data primer
b. data sekunder
c. data kualitatif
d. data kuantitatif
e. data temuan
50. Berikut ini yang merupakan data primer yang dapat dipergunakan untuk
kegiatan penelitian adalah ... .
a. sumber lisan dari pelaku peristiwa
b. buku-buku teks
c. internet
d. surat kabar
e. kamus umum
51. Proses pengumpulan data melalui pengkajian terhadap teks-teks,
merupakan teknik ... .
a. analisis isi
b. observasi
c. studi pustaka
d. korespondensi
e. telaah informasi
52. Metode pengumpulan data dimana peneliti secara langsung mengamati
berbagai gejala-gejala sosial di lapangan disebut ... .
a. partisipasi
b. non-partisipasi
c. observasi
d. survei
e. korespondensi
53. Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi dari responden dinamakan ... .
a. evaluasi
b. tes
c. kuesioner.
d. pedoman penelitian
e. daftar penentu informasi
Sosiologi SMA Kelas XII
216
54. Berikut ini yang merupakan data dokumenter verbal adalah ... .
a. internet
b. kaset dan video
c. data hidup
d. benda-benda
e. catatan lapangan
55. Pengumpulan data melalui wawancara supaya berhasil dan berkualitas,
maka pewawancara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut,
kecuali ... .
a. mampu menciptakan hubungan baik dengan responden
b. mencatat semua pertanyaan yang akan diajukan kepada responden
c. menyampaikan pertanyaan dengan baik, tepat, dan terorganisir
d. menyusun pedoman wawancara
e. mendikte informan agar data diperoleh secara akurat
56. Salah satu keuntungan menerapkan metode wawancara adalah ... .
a. pertanyaan dapat dikendalikan oleh koresponden
b. koresponden dapat bertemu langsung dengan responden
c. dapat memilih responden yang diperlukan selanjutnya
d. data ditemukan secara utuh
e. menjalin komunikasi dengan orang lain
57. Dalam suatu proses observasi, peneliti ikut terlibat dalam proses pendidikan.
Kegiatan ini dinamakan observasi ... .
a . langsung
b. tidak langsung
c. partisipasi aktif
d. partisipasi pasif
e. non-partisipasi
58. Kegiatan memberi label atau identitas data penelitian yang ditemukan di
lapangan disebut ... .
a.
coding
b.
editing
c.
display
d. tabulasi
e. reduksi
59. Bilangan hasil bagi dari jumlah seluruh nilai dengan jumlah unit yang diamati
disebut ... .
a . modus
b. median
c. mean
d. tabulasi
e. frekuensi
Bab 5
- Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial
217
60. Fungsi moderator dalam dalam seminar hasil penelitian adalah ... .
a. memimpin jalannya seminar
b. melaporkan hasil penelitian
c. menanggapi masukan-masukan dalam seminar
d. membuka diskusi
e. mencatat proses jalannya seminar
61. Lembaga sosial yang mengatur jalanya kekuasaan adalah adalah... .
a. lembaga politik
b. lembaga ekonomi
c. lembaga pemerintah
d. lembaga sosial
e. lembaga keluarga
62. Penelitian sosial yang dilaksanakan dengan menyebar kuesioner adalah ...
a. penelitian kualitataif
b. penelitian histori
c. penelitian kuantitatif
d. penelitian eksperimen
e. penelitian evaluasi
63. Perubahan sosial yang cepat disebut ... .
a . revolusi
b. evolusi
c. reformasi
d. demonstrasi
e. urbanisasi
64. Individu yang menjadi pelopor perubahan disebut sebagai ... .
a. provokator
b. presiden
c. tokoh perubahan
d. tokoh politik
e. agent of change
65. Dampak dari perubahan sosial dari berdirinya mall di kota adalah ... .
a . kemiskinan
b. masyarakat hedonisme
c. sikap masyarakat yang komsumtif
d. hilangnya pasar tradisional
e. kenakalan remaja
Sosiologi SMA Kelas XII
218
II.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Sebutkan dan jelaskan sistematika rancangan penelitian!
2. Apakah yang Anda ketahui tentang penelitian eksperimen, bandingkan
dengan penelitian
ex post facto
!
3. Apakah yang Anda ketahui tentang statistik, dan bagaimana fungsi dan
kedudukannya dalam penelitian?
4. Bagaimanakah proses validitas data dalam penelitian kualitatif?
5. Sebutkan dan jelaskan prosedur wawancara yang sistemis dan sistematis
untuk proses pengumpulan data!
6. Bagaimanakah langkah-langkah teknik analisis menurut Huberman?
Jelaskan masing-masing langkah tersebut!
7. Apakah yang Anda ketahui tentang kajian pustaka atau teori, dan bagaimana
kegunaannya dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif?
8. Temukanlah mean, median, dan modus, dari data hasil ulangan Sosiologi
kelas XII berikut ini!
6 – 7 – 7 -7 – 6 – 6 – 8 – 9 – 8 – 8 – 7 – 8 – 6 – 9 –8 – 7 – 6 – 5 – 4 – 8
9. Sebutkan dan jelaskan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk
melaksanakan seminar hasil penelitian!
10. Sebutkan dan jelaskan manfaat laporan hasil penelitian!
Daftar Pustaka
219
Ahmadi, Abu. 1991.
Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: Anggota IKAPI Rineka Cipta.
Bab III: 30-43
Allen, M.J. & Yen, W.N. 1979.
Introduction: to Measurement Theory.
Monterey CA:
Brooks/Cole Publishing Company.
Azwar, Saifuddin. 1997.
Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bernstein, Richard J. 1979.
The Restructuring of Social and Political Theory.
Oxford:
Basil Blackwell. Bab III: 43-50.
Bokker S.J, J.W.M. 1989.
Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar
Yogyakarta: Kanisius.
Charles P, Loomis. 1960.
Sosial System.
New York: Nostrand Company.
Dhavamony, Mariasusai. 1995. “
Phenemenology of Religion
”, alih bahasa A. Sudiarja,
dkk.,
Fenemenologi Agama.
Yogyakarta: Kanisius. Bab III: 50-55.
Donal Ary, Jacobs & Razaviech. 1982.
Introduction to Research in Education.
Alih Bahasa:
Arif Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Giddens, Anthony and Jonathan Turner. 1988.
Social Theory Today.
USA: Stanford
University Press.
G.P, Murdock. 1999.
Social Structure
. New York: Mac Milan.
Guy, Hunter. 1969.
Modernizing Peasant Societies, A Comparative Study in Asia and
Afrika
. New York, London: Oxford University.
Harsojo. 1999.
Pengantar Antropologi
. Bandung: Putra A. Bardin. Bab II: 20, 22, 26, 27.
Bab III. 56-62.
Horton, B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990.
Sosiologi Edisi 6. Jilid I dan II.
Jakarta:
Erlangga.
J.C. Bruce. 1972.
Sosiologi Suatu Pengantar.
Alih Bahasa: Sahat Simamoro. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kahmad, Dadang. 2002.
Sosiologi Agama.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Bab III:
50-55.
Kartodirjdo, Suyatno. 2000. “
Teori dan Metodologi Sejarah dalam Aplikasinya”, dalam
Historika, No. 11 Tahun XII
. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Jakarta KPK Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Koentjaraningrat. 1982.
Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
_____________. 1994.
Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan
. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Krejice & Morgan. 1986.
Elementery Survey Sampling.
Boston: Duxbury Press.
Krippendorff, Klaus. 1991.
Content Analysis: Introduction Its Theory and Methodology
”,
Alih Bahasa Farid Wajidi,
Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi
.
Jakarta:
Rajawali.
Lawang, Robert M.Z. 1999.
Pengantar Sosiologi Modul 1-9
. Jakarta: Universitas Terbuka.
Louis Gottschalk. 1975. “
Understanding History
”, alih bahasa Nugroho Notosusanto.
Mengerti Sejarah.
Jakarta: UI Press. Bab IV: 15-17.
Maran, Rafael Raga. 2001.
Pengantar Sosiologi Politik
. Jakarta: Rineka Cipta.
Meek, Harriet W. 2003. “
The Place of the Unconscious in Qualitative Research” dalam
Forum Qualitative Sozialforschung Vol. 4 Nomor 2
.
DD
DD
D
AFTARAFTAR
AFTARAFTAR
AFTAR
PP
PP
P
USTAKAUSTAKA
USTAKAUSTAKA
USTAKA
Sosiologi SMA Kelas XII
220
Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1984.
Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New
Methods
.
Beverly Hills CA: Sage Publications.
Moleong, L.J. 1999.
Metodologi Penelitian Kualitatif
. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1996.
Metodologi Penelitian Kualitatif
. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nasikun, J.J. 1992.
Sistem Sosial Indonesia
. Jakarta: Rajawali Press.
Neufeldt, Victoria, et.al. 1983.
Webster’s New World College Dictionary
. USA: Mac Millan.
Patton, M.Q. 1980.
Qualitative Evaluation Methods
. Beverly Hills, CA.: Sage Publication.
Ratner, Carl. 2002. “
Subjectivity and Objectivity in Qualitative Methodology”. dalam
Forum Qualitative Sozialforschung Vol. 3 Nomor 3
.
Richard, L.P. 1965.
Social Change.
Tokyo: Kogakusho Coy.
Ritzer, George and Douglas J. Goodman. 2005. “
Modern Sociological Theory
”, Alih
Bahasa: Alimandan,
Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Kencana.
Sanderson, Stephen K. 2003. “
Macrosociology
”, Alih Bahasa: Hotman M. Siahaan,
Makro
Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Scharf, Betty R. 1995. “
The Sociological Study of Religion
”, Alih Bahasa: Machnun Husain,
Kajian Sosiologi Agama.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Shadily, Hasan. 1993.
Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia,
Jakarta: Rineka Cipta.
Soemardi, Soelamean dan Selo Sumarjan. 1974.
Setangkai Bunga Sosiologi
. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Soelaeman, M. Munandar. 1998.
Dinamika Masyarakat Transisi: Mencari Alternatif Teori
Sosiologi dan Arah Perubahan.
Yogyakarta: Anggota IKAPI Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 1983.
Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat.
Jakarta:
Rajawali Press.
Soekanto, Soerjono. 1984.
Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial
. Cetakan ke-2. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sztompka, Piotr. 2004.
Sosiologi Perubahan Sosial
. Edisi ke-1. Jakarta: Prenada.
Spradley, J.P. 1980.
Participant Observation
. New York, N.Y.: Holt, Rinehart, and Winston.
Suadah. 2005.
Sosiologi Keluarga.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Bab 3: 12-30.
Sudjana, Nana. 1992.
Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar
. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2004.
Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sukanto, Soerjono. 1987.
Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Press.
Sunarto, Kamanto. 1993.
Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sutanto, S.A.P. 1983.
Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial
. Jakarta: Bina Cipta.
Sutopo, H.B. 1995
). Kritik Seni Holistik Sebagai Model Pendekatan Penelitian Kualitatif
.
Surakarta: UNS Press.
Sutopo, H.B. 1996.
Metodologi Penelitian Kualitatif
. Surakarta: Jurusan Seni Rupa Fakultas
Sastra UNS.
Taneko, S. 1984.
Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan
.
Jakarta: Rajawali Press.
V
eeger, K.J. 1986.
Realitas Sosial Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu,
Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi.
Jakarta: Gramedia.
Waluyo, H.J. 2000. “
Hermeneutik Sebagai Pusat Pendekatan Kualitatif
”,
dalam Historika,
No. 11
. Surakarta: PPS UNJ KPK UNS.
Yin, R.K. 1987.
Case Study Research: Design and Methods
. Beverly Hills, CA: Sage
Publication.
http://www
.collegequaterly
.ca/2005-vol8-num02-spring/index.html
. Collegequarterly.
G l o s a r i u m
221
Adat
:
aturan atau perbuatan yang lazim dianut atau dilakukan sejak dahulu
kala.
Adaptasi
:
penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran.
Akomodasi
:
penyesuaian manusia dalam kesatuan sosial.
Angket
:
daftar
pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang
untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.
Analisis
:
penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Apriori
:
beranggapan tertentu sebelum mengetahui keadaan sebenarnya.
Asimilasi
:
penyesu
aian atau peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat
lingkungan sekitar.
Data
:
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian untuk
keperluan analisis maupun interpretasi.
Desain
:
suatu rancangan penelitian yang memperjelas jenis dan strategi
penelitian yang diterapkan.
Deskriptif
:
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci.
Dinamis
:
perubahan
yang menunjukkan adanya perkembangan ke arah yang
lebih baik.
Disintegrasi
:
keadaan tidak bersatu padu atau terpecah belahnya kelompok.
Disorganisasi
:
keadaan tanpa aturan, kacau, atau tercerai-berai yang disebabkan
karena perubahan pada lembaga sosial tertentu.
Distribusi
:
penyaluran, pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat.
Ekonomi
:
ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi.
Eksperimen
:
percobaan yang dila
kukan terhadap objek penelitian untuk mengetahui
perkembangan dari suatu objek penelitian tersebut.
Eksplorasi
:
penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih
banyak.
G G
G G
G
LL
LL
L
OO
OO
O
SS
SS
S
AA
AA
A
RR
RR
R
II
II
I
UU
UU
U
MM
MM
M
Sosiologi SMA Kelas XII
222
Evolusi
:
perubahan yang berupa pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
secara berangsur-angsur atau perlahan-lahan.
Frekuensi
:
kekerapan jumlah pemakaian suatu data atau unsur.
Globalisasi
:
proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
Heterogen
:
terdiri dari berbagai unsur yang berbeda sifat, berlainan jenis, atau
beraneka ragam.
Historis
:
berdasarkan sudut pandang ilmu sejarah.
Homogen
:
terdiri atas jenis, macam, sifat, watak, dan sebagainya yang sama.
Hipotesis
:
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
Ideologi
:
kumpulan konsep yang bersistem yang dijadikan asas pendapat yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Implementasi
:
penerapan suatu hal
dalam keadaan nyata di lapangan.
Informasi
:
kabar tentang sesuatu
atau keseluruhan makna yang menunjang
amanat yang terlihat di bagian-bagian amanat itu.
Integrasi
:
keadaan bersatu berbagai unsur dan kelompok sehingga ada tali
persatuan dan kesatuan.
Instrumen
:
alat bantu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data .
Interpretasi
:
menafsirkan data-data menjadi suatu fakta, dan menemukan makna
di balik fakta.
Konservatif
:
bersikap
mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang
berlaku.
Konsumsi
:
pemakaian barang hasil produksi atau barang-barang yang langsung
memenuhi kebutuhan hidup.
Kualitatif
:
berdasarkan
mutu atau kualitas.
Kuesioner
:
alat yang digunakan untuk penelitian yang terdiri atas serangkaian
pertanyaan tertulis yang bertujuan mendapatkan tanggapan dari
responden terpilih.
Kultur
:
suatu budaya, adat, dan kebiasaan yang berlangsung dalam masyarakat
dan bersifat positif.
Kuantitatif
:
berdasarkan
jumlah atau banyaknya.
Komparatif
:
berdasarkan atau berkenaan dengan perbandingan.
Komunikasi
:
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
G l o s a r i u m
223
Lembaga
:
pola per
ilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial
berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan.
Logis
:
sesuai dengan logika.
Mean
:
rerata dari seluruh nilai dengan jumlah unit yang diamati.
Median
:
nilai tengah yang membagi seluruh nilai dalam sekelompok data
terukur menjadi dua bagian sama besar.
Modus
:
n
ilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sekelompok data atau
nilai yang paling banyak muncul dalam suatu kelompok data.
Moderat
:
selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrim,
berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah.
Modernisasi
:
melakukan modernisasi atau pembaharuan dengan sistem yang lebih
maju.
Metode
:
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki.
Non-Positivistik :
pola pikir yang tidak sekedar menemukan fakta, tetapi menemukan
makna di balik fakta.
Objektif
:
mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan
atau pendapat pribadi.
Observasi
:
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.
Operasional
:
pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan.
Organisasi
:
kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan untuk
tujuan tertentu secara bersama.
Paradigma
:
kerangka pikir tentang suatu gejala.
Politik
:
peng
etahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti sistem
pemerintahan dan dasar pemerintahan.
Populasi
:
seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan
yang diteliti.
Positivistik
:
pola pikir yang me
nghubungkan sebab akibat dalam rangka
menemukan fakta.
Produksi
:
suatu proses mengeluarkan hasil.
Progresif
:
berpikiran ke arah kemajuan atau berorientasi ke masa depan.
Reduksi
:
menyederhanakan, memilah-milah data sehingga data mudah dibaca
atau diterjemahkan.
Reintegrasi
:
penyatuan kembali.
Sosiologi SMA Kelas XII
224
Relatif
:
tidak mutlak, nisbi, atau bersifat sementara.
Reorganisasi
:
penyusunan atau penataan kembali kepengurusan atau kelembagaan.
Responden
:
orang yang dijadikan sumber pen
elitian untuk mendapatkan data.
Revolusi
:
perubahan suatu keadaan sosial yang cukup mendasar dalam suatu
bidang.
Sampel
:
sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok
yang lebih besar, atau bagian yang mewakili kelompok atau
keseluruhan yang lebih besar atau populasi.
Sejarah
:
ilmu yang membahas tentang peristiwa masa lampau yang benar-benar
terjadi.
Siklus
:
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
Sosialisasi
:
proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
Statis
:
keadaan tetap tidak ada perubahan.
Statistik
:
data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-
golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai
suatu masalah atau gejala.
Tes
:
ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui atau menguji
pengetahuan, bakat, dan kepribadian seseorang.
Teknologi
:
metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, atau ilmu pengetahuan
terapan.
Toleransi
:
suatu sifat atau sikap yang toleran.
Teori
:
pandangan atau pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan yang didukung oleh data, fakta, dan argumentasi.
Triangulasi
:
pengumpulan data, penggunaan teori, yang menggunakan berbagai
metode atau cara.
Variabel
:
suatu faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor lain.
Verifikasi
:
penarikan kesimpulan dalam suatu penelitian sebagai hasil analisis
dan sintesis.
Indeks Subjek
225
A
Adaptasi 1
adaptasi 8, 108
adat-istiadat 16, 24, 67, 68, 70
adjustment 5
aesthetic and recreational institutions 69
Agama 63, 64, 65, 93, 94, 95, 96, 109, 113, 154
agama 2, 3, 6, 10, 14, 15, 16, 32, 64, 70, 74, 75,
83, 92, 93, 94, 95, 96, 105, 106, 107, 109,
110, 111, 112, 114, 116, 118, 123, 126,
128, 152, 174, 176, 185, 187, 196
agen perubahan 15
Agent of change 24
agent of change 24, 119
ANALISIS 184
Analisis 129, 138, 143, 146, 151, 167, 183, 186,
193
analisis 88, 132, 133, 134, 136, 137, 138, 143,
144, 146, 151, 152, 161, 164, 165, 166,
178, 179, 181, 182, 183, 184, 204, 205,
207, 208, 209, 211, 215, 218
Analisis Isi 151, 193
Analisis isi 167
analisis isi 143, 151, 178, 181, 182, 204, 215
Angket 149, 167
angket 142, 147, 149, 204
Anomie 124
asosiasi 74, 91
atom 75, 76
atomistic family 75
Authority 199
authority 89
B
Badan 65, 186
badan 64, 65, 66, 90, 94, 109, 111, 113, 114,
126, 191
badan sosial 64, 65, 113
Berburu dan Meramu 98
berburu dan meramu 98, 112
Bercocok Tanam 97
bercocok tanam 97, 98, 112
Beternak 97
beternak 97, 112
birokrasi 124, 185, 190
C
capacity 89
CARA 194
Cara 147, 158, 160
cara 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19,
20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 65, 67, 68,
71, 72, 73, 75, 76, 77, 78, 82, 83, 84, 85, 86,
87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 99,
101, 102, 103, 104, 105, 106, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 117, 121, 124, 127, 129, 130,
131, 132, 133, 134, 135, 138, 139, 140, 141,
142, 143, 144, 146, 147, 148, 149, 150, 151,
152, 153, 159, 161, 162, 163, 166, 167, 168,
173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 181,
182, 183, 184, 185, 187, 188, 189, 190, 191,
192, 193, 194, 195, 196, 197, 198, 200, 201,
202, 203, 204, 209, 210, 213, 215, 216, 218
Child Rearing Stage 77, 78
civilization 4
Coding 152, 167
coding 204, 216
control 66, 89, 111, 197
cultural element 4
Culture lag 124
culture lag 71
Cyclical Theories 21
D
DATA 196
Data 129, 133, 137, 138, 142, 143, 144, 146,
147, 151, 152, 153, 155, 156, 157, 158, 160,
165, 167, 179, 180, 183, 184, 193, 196, 203,
205, 208
data 120, 121, 123, 124, 133, 134, 136, 137, 138,
142, 143, 144, 146, 147, 148, 150, 151, 152,
II
II
I
NDEKSNDEKS
NDEKSNDEKS
NDEKS
S S
S S
S
UBJEKUBJEK
UBJEKUBJEK
UBJEK
Sosiologi SMA Kelas XII
226
178, 186, 189, 190, 192, 194, 196, 200
eksekutif 90
eksogami 79, 114
elektron 71
Evolusi 1, 21, 26
evolusi 1, 11, 12, 17, 19, 21, 22, 23, 26, 28, 31,
32, 33, 34, 119, 121, 122
F
fenomena sosial 8, 66, 200
feodalisme 79
Fungsi Afeksi 103
Fungsi afeksi 103
fungsi afeksi 103
Fungsi Laten Pendidikan 108
fungsi laten pendidikan 105, 111
Fungsi Manifest 96, 105
Fungsi manifest 105, 108
fungsi manifest 95, 105, 106, 108, 111, 112
Fungsi Pengawasan 103
fungsi pengawasan 103
Fungsi Proteksi 103
fungsi proteksi 104
Fungsi Sosialisasi 102
G
gerak sosial 16
globalisasi 2, 31, 83, 100, 119, 122
Group Marriage 78, 114
H
heterogami 79
Hipotesis 129, 138, 146, 167, 213
hipotesis 131, 136, 138, 139, 146, 152, 164, 165,
166, 179, 202, 203, 205, 207, 208, 209, 210,
211, 212, 213
Hipotesis alternatif 213
hipotesis alternatif 138
hipotesis kerja 213
hipotesis nol 138, 209, 213
historis 20
homogami 79
horizontal 118
hubungan sosial 80
I
Individu 17, 96, 118
individu 2, 5, 8, 9, 10, 15, 16, 28, 64, 68, 73, 74,
153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160,
164, 165, 166, 167, 179, 180, 181, 182,
183, 184, 185, 186, 190, 191, 202, 203,
204, 205, 207, 208, 210, 211, 212, 213,
214, 215, 216, 218
Data Kelompok 157, 160
data kelompok 155, 157
Data Kualitatif 147, 151
Data kualitatif 137, 144, 152, 179, 183
data kualitatif 137, 151, 152, 179, 182, 203,
215
Data Kuantitatif 147, 152
Data kuantitatif 137
data kuantitatif 137, 152, 153, 203, 215
Data Primer 147
data primer 203, 215
Data Sekunder 147
data sekunder 203, 215
Data Tunggal 156, 158
data tunggal 154, 155
Difusi 15
difusi 4, 15, 31, 33, 125
dinamika sosial 21
dinamisator 66, 111, 114, 126
disintegrasi 106, 109, 122, 124, 125
diskriminasi 6
Disorganisasi 1, 7
disorganisasi 7, 27, 28, 80, 123
Distribusi 63, 99, 153, 155, 157, 160, 167
distribusi 63, 95, 96, 97, 99, 100, 101, 103,
112, 116, 127, 137, 153, 157, 158, 160,
165, 188, 206, 208
Distribusi Resiprositas 99
distribusi resiprositas 99, 112
domestic family 75
domestic institutions 69
Dominasi 92
dominasi 91, 92, 100, 139
Dominasi Kharismatik 92
Dominasi Legal-Rasional 92
Dominasi Tradisional 92
E
economic institutions 69
Editing 167
editing 204, 216
educational institutions 69
Ekonomi 31, 63, 65, 95, 96, 100, 101, 103, 154
ekonomi 2, 6, 7, 10, 15, 17, 25, 30, 31, 64, 71,
72, 73, 79, 83, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100,
101, 102, 103, 111, 112, 114, 115, 116,
118, 123, 125, 127, 128, 174, 175, 176,
Indeks Subjek
227
75, 77, 80, 82, 84, 93, 96, 97, 102, 104,
107, 117, 118, 119, 150, 177, 201
Industrialisasi 79
industrialisasi 24, 104
Inovasi Sosial 107
Inovasi sosial 105, 107
inovasi sosial 107
Integrasi 105, 106
integrasi 106, 109, 119, 122, 123, 124, 125,
133, 179, 190, 192, 204
Integrasi Sosial 106
Integrasi sosial 105
integrasi sosial 106
Invention 1, 10
invention 10, 15, 33, 34
K
kaum reformis 119
Kebiasaan 20
kebiasaan 20, 28, 65, 67, 68, 71, 74, 75, 77, 84,
93, 107, 115, 126, 176
Kebudayaan 1, 14, 193
kebudayaan 2, 3, 4, 9, 12, 14, 15, 16, 19, 21,
22, 27, 28, 32, 33, 67, 73, 74, 80, 82, 83,
86, 105, 106, 108, 111, 116, 117, 118, 121,
128, 151, 176, 177, 180, 206
Kebutuhan dasar 68
kebutuhan dasar 68
kedudukan sosial 16, 68
Keluarga 63, 72, 73, 74, 77, 79, 80, 94, 102
keluarga 2, 22, 23, 24, 30, 64, 70, 71, 72, 73,
74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84,
85, 86, 87, 94, 95, 102, 103, 104, 105, 108,
111, 114, 116, 128, 148, 176, 181, 185,
186, 191, 192, 203
Keluarga inti 79, 80
keluarga inti 79, 80
Keluarga orientasi 79
keluarga orientasi 79
keluarga prokreasi 79
keseimbangan 5, 103
Kesetaraan Isi 198
konservatif 19, 120
Konsumsi 63, 100
konsumsi 14, 31, 32, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 103,
112, 116, 127, 185, 186, 206
Kuesioner 149, 167
kuesioner 149, 202, 212, 215
Kutipan 197, 198
kutipan 197, 198
L
Laporan penelitian 172, 200
laporan penelitian 135, 139, 172, 179, 199, 200
legislatif 90, 93, 109, 111, 115, 127, 128
Lembaga 6, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 72, 73, 80,
82, 84, 86, 88, 90, 91, 93, 94, 96, 97, 98, 102,
103, 104, 105, 111, 113, 114, 116, 126
lembaga 2, 4, 6, 7, 8, 9, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 27,
28, 32, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73,
77, 79, 80, 82, 83, 84, 86, 87, 88, 89, 90, 91,
93, 94, 95, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 105,
106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114,
115, 116, 118, 120, 123, 126, 127, 128, 173,
191, 192, 202, 212
Lembaga agama 94, 114, 126
lembaga agama 64, 70, 93, 94, 109, 110, 111,
112, 114, 116, 126, 128
lembaga industri 69, 71
Lembaga Keluarga 72, 80
Lembaga keluarga 72, 73, 80, 84, 102, 103, 104,
111, 116
lembaga keluarga 64, 71, 73, 77, 80, 94, 102,
103, 114, 128
lembaga kemasyarakatan 2, 4, 6, 7, 8, 9, 21, 22,
23, 24, 27, 28, 32, 118, 123, 191
Lembaga Politik 88, 93
Lembaga politik 90, 91, 111
lembaga politik 64, 67, 88, 89, 90, 91, 93, 95,
109, 111, 112, 115, 116, 126, 127, 128
Lembaga Sosial 63, 64, 72, 93, 96
Lembaga sosial 63, 65, 66, 67, 68, 69, 93, 96,
111, 113, 114, 116
lembaga sosial 25, 27, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,
71, 72, 79, 91, 93, 94, 96, 97, 102, 111, 112,
113, 114, 126, 127
lingkungan masyarakat 2, 34, 81, 84, 87, 96,
115, 126, 161, 201
Sosiologi SMA Kelas XII
228
open stratification 122
Operatif Institutions 69
Organisasi 1, 7, 63, 65
organisasi 1, 2, 4, 6, 7, 8, 24, 27, 28, 64, 65, 66,
67, 73, 74, 79, 80, 90, 91, 94, 109, 113, 120,
121, 123, 128, 144, 152, 177, 183, 196
organisasi sosial 4, 73, 74
P
parental 80
partai politik 6, 7, 90, 94
Pendekatan Kualitatif 193
Pendekatan kuantitatif 136
pendekatan kuantitatif 136, 179
Pendidikan 15, 63, 64, 65, 82, 83, 85, 86, 87, 88,
95, 104, 105, 107, 108, 113, 154, 193
pendidikan 2, 3, 5, 6, 15, 24, 28, 30, 64, 69, 70,
71, 82, 83, 85, 86, 87, 94, 95, 104, 105, 106,
107, 108, 109, 111, 113, 114, 115, 116, 118,
122, 125, 126, 128, 138, 176, 178, 185, 188,
189, 190, 192, 194, 197, 200, 216
Pendidikan Formal 15, 86
Pendidikan formal 83, 86
pendidikan formal 15, 82, 83, 86, 108, 122, 128
Pendidikan Informal 83
Pendidikan informal 83, 85
pendidikan informal 82, 83, 85, 115, 116, 126
Pendidikan Non-Formal 87
pendidikan non-formal 115
PENELITIAN 178, 194, 196
Penelitian 65, 113, 129, 130, 131, 132, 133, 136,
137, 139, 140, 141, 142, 145, 146, 147, 161,
163, 164, 167, 172, 173, 175, 176, 178, 179,
182, 193, 196, 199, 200, 201, 204, 206, 207,
209
penelitian 22, 69, 107, 129, 130, 131, 132, 133,
134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142,
143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151,
152, 153, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167,
168, 172, 175, 176, 178, 179, 180, 181, 182,
183, 184, 186, 199, 200, 201, 202, 203, 204,
205, 206, 207, 208, 209, 210, 211, 212, 213,
214, 215, 216, 217, 218
Pengolahan Data 151, 152
Pengolahan data 151, 152
pengolahan data 136, 153, 202, 212
Pengolahan Statistik 153
Pengolahan statistik 153
Penguasaan Diri 84
M
masyarakat modern 123, 128
Mean 154, 167
mean 137, 139, 153, 154, 197, 205, 216, 218
mechanical device 150
Median 158, 159, 167
median 137, 139, 153, 158, 159, 160, 205, 216,
218
mediator 11
METODOLOGI PENELITIAN 178
Metodologi Penelitian 142, 173, 193, 218
metodologi penelitian 133, 136, 178
moderat 115, 120, 127, 200, 217
Modernisasi 28
modernisasi 5, 28, 31, 83, 89, 104, 120, 122,
123, 124, 125, 126, 128
Modifikasi 4
modifikasi 4, 15, 146
Modus 156, 167
modus 137, 153, 156, 157, 205, 216, 218
momentum 11, 23, 121
monopoli 91, 99
Muturity Stage 78
N
nasionalisme 107, 108
Nilai 17, 70, 84, 153, 155, 156, 157, 158, 160
nilai 2, 4, 6, 7, 8, 15, 17, 20, 26, 27, 68, 71, 73,
76, 77, 82, 84, 86, 87, 89, 99, 105, 106,
107, 109, 116, 118, 119, 122, 124, 128,
132, 133, 134, 138, 150, 151, 154, 155,
156, 159, 189, 191, 208, 212, 216
nilai sosial 2, 84
Norma 103
norma 2, 6, 7, 8, 64, 65, 66, 67, 68, 71, 73, 75,
76, 78, 80, 82, 84, 86, 93, 95, 96, 101, 102,
103, 105, 106, 107, 109, 110, 111, 112,
113, 114, 115, 116, 122, 124, 126, 127,
132, 137, 165, 188, 208
Notasi Ilmiah 197
Notasi ilmiah 167
notasi ilmiah 197
Nuptual Stage 77
O
OBSERVASI 194
Observasi 129, 149, 150, 167, 181, 203
observasi 81, 101, 112, 142, 150, 178, 179,
180, 181, 182, 183, 204, 211, 215, 216
Indeks Subjek
229
Penguasaan diri 84
penguasaan diri 84
Penyajian Data 152
Penyajian data 152
penyajian data 133, 136, 144, 184
Penyesuaian 1, 5, 6, 123
penyesuaian 5, 6, 28, 86, 107, 108, 120
Peranan Sosial 84, 106
peranan sosial 73, 105
Perikanan 97
perikanan 97, 98, 112
perilaku masyarakat 100, 112
Perkawinan 74, 75, 78, 79
perkawinan 10, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77,
78, 79, 80, 103, 114, 117
Pertentangan 1, 10, 11
pertentangan 5, 10, 11, 28, 90, 96, 111, 117
Pertukaran Pasar 100
pertukaran pasar 112
Perubahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 18,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31,
32, 34, 72, 76, 79, 88, 119, 120, 122, 125,
199
perubahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
71, 76, 79, 80, 86, 88, 96, 104, 106, 112,
113, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123,
124, 125, 126, 128, 168, 189, 191
perubahan kebudayaan 21, 32
Perubahan Kecil 1, 23
perubahan kecil 21, 23, 30, 121
Perubahan Sosial 1, 3, 5, 6, 18, 21, 25, 26, 199
Perubahan sosial 2, 4, 5, 13, 20, 21, 25, 26,
27, 28, 30, 31, 34, 118, 120, 124
perubahan sosial 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 113,
117, 118, 119, 120, 121, 122, 124, 126,
128, 168
Perubahan Sosial Budaya 5, 6, 25, 26
Perubahan sosial budaya 20, 34, 120
perubahan sosial budaya 6, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 22, 25, 26, 27, 28, 32, 33, 119,
120, 122, 128, 168
Perubahan yang Dikehendaki 24
Perubahan yang dikehendaki 24
perubahan yang dikehendaki 24
Pola Avanukolokal 81
Pola Bilokal 81
pola kehidupan 4
Pola Matrilokal 81
Pola Matripatrilokal 81
pola matripatrilokal 81
Pola Neolokal 80
Pola Patrilokal 81
Pola Patrimatrilokal 81
pola perilaku 2, 4, 27, 67, 118
Poliandri 78
poliandri 78, 114
Poligami 78
poligami 114, 123
political institutions 69
Politik 63, 88, 90, 92, 93, 94, 109, 115, 127
politik 6, 7, 10, 15, 16, 17, 24, 25, 64, 67, 71, 88,
89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 109, 111, 112, 115,
116, 123, 126, 127, 128, 176, 190, 200
Populasi 129, 146, 167
populasi 134, 136, 137, 143, 147, 165, 166, 182,
208, 209, 211, 213, 214
prasangka 20, 212
Pre-Nuptual 77
progresif 12, 120
Proses pendidikan 85, 86, 87
proses pendidikan 85, 86, 216
proses sosial 17, 66, 82, 84, 89, 102, 108, 111,
113, 126
R
rating scale 150
Redistribusi 63, 99
redistribusi 99, 112
Reduksi Data 144, 151, 205
Reduksi data 144, 151, 167, 183
reduksi data 143, 144, 152, 183, 184, 205, 211,
212
reintegrasi 119, 123
relatif 23, 31
relationship 89
religious institutions 69
Revolusi 1, 11, 22
revolusi 11, 12, 17, 19, 22, 23, 28, 31, 32, 34, 119,
121, 122
Sosiologi SMA Kelas XII
230
152, 164, 165, 166, 167, 179, 202, 203, 205,
207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 215
Tes Bakat 150
Tes Intelegensi 150
Tes Kepribadian 150
Tes Minat 150
Tes Prestasi 150
Tes Sikap 150
Toleransi 16
toleransi 28, 32, 33, 76
Topik 167, 212
topik 133, 136, 139, 141, 145, 150, 181, 210, 211,
212, 214
Topik penelitian 212
topik penelitian 133, 211
transformasi 121, 144, 151, 183, 184
trustee family 75
U
unilineal 80
Unilinear Theories 21
Universal Theory 22
Utilitarian element 4
utilitarian element 4
V
Verifikasi 129, 144, 152, 167, 205
verifikasi 132, 143, 144, 164, 165, 183, 184, 211
vertikal 16, 118
W
WAWANCARA 194
Wawancara 129, 147, 148, 149, 167, 180, 194,
195
wawancara 134, 142, 147, 148, 149, 166, 178,
179, 180, 181, 183, 189, 196, 204, 210, 216,
218
Wawancara Bebas 148
wawancara bebas 149
Wawancara Berstruktur 149
Wawancara berstruktur 149
Wawancara Mendalam 148, 180
wawancara mendalam 148, 181
Wawancara Terpimpin 147
Wawancara Tidak Berstruktur 149
Wawancara tidak berstruktur 149
Y
yudikatif 90
S
Sampel 146, 167, 202, 214
sampel 134, 136, 137, 139, 143, 146, 147, 165,
166, 202, 208, 209, 211, 213, 214
sikap kritis 108
Sistem Ekonomi Fascis 100
sistem ekonomi Fascis 116
sistem ekonomi fascis 127, 128
Sistem Ekonomi Kapital 100
sistem ekonomi Kapital 116, 128
sistem ekonomi kapital 100, 127, 128
sistem ekonomi kolonial 7
Sistem Ekonomi Komunis 101
sistem ekonomi Komunis 116
sistem ekonomi komunis 127, 128
sistem ekonomi nasional 7
Sistem Ekonomi Pancasila 101
Sistem ekonomi Pancasila 101
sistem ekonomi Pancasila 116, 127, 128
Sistem kekerabatan 79
sistem kekerabatan 79, 80, 116, 128
sistem norma 64, 65, 66, 111, 113, 126
sistem pola sosial 65
Sistem sosial 116, 127
sistem sosial 2, 3, 4, 21, 24, 25, 27, 64, 67, 93,
112, 113, 118, 207
social control 66, 111
Sosialisasi 63, 82, 102
sosialisasi 82, 84, 85, 102, 105, 108, 111, 120
Sosialisasi primer 82
sosialisasi primer 82
sosialisasi sekunder 82
sosiogenik 8, 121
stabilisator 66, 111, 114, 126
Statistik deskriptif 137, 152
statistik deskriptif 137, 152, 165, 208
Statistik inferensia 137, 152
statistik inferensia 137, 152, 165, 208
Stratifikasi 187
stratifikasi 13, 24, 71
struktur masyarakat 4, 9, 11, 13
subjek penelitian 149
T
Tabulating 152, 167
tata kelakuan 65, 67, 68, 69
Teks 151, 180
teks 20, 102, 103, 104, 111, 116, 127, 134, 141,
150, 151, 176, 180, 181, 215
Tes 150, 167
tes 89, 129, 131, 134, 136, 138, 139, 146, 150,
Indeks Pengarang
231
Allen, M.J. & Yen, W.N.
Bab 4: 26, 28
Bab 5: 4, 5, 14, 17, 18-19, 22
Azwar, Saifuddin
Bab 4: 28, 29, Bab V: 5, 6, 14, 15, 22-
24, 27
Bokker S.J., J.W.M.
Bab 1: 16 Charles P. Loomis
Bab 2: 12
Donal Ary, Jacobs dan Razaviech
Bab 4: 4, 14, 25. Bab V: 14, 15
Giddens, Anthony and Jonathan Turner
Bab 3: 4,14,15
G.P., Murdock
Bab 3: 7-8
Guy, Hunter
Bab 2: 3-4
Horton, B. Paul dan Chester L Hunt
Bab 1: 11, 20, 21, 22, 23, 26
Bab 2: 15
Bab 3: 11, 12, 23, 31, 37, 42, 44,
50-55
J.C. Bruce
Bab 1: 10-12, 23
Bab 3: 32, 33
Bab 4: 3-5
Kartodirjdo, Suyatno
Bab 4: 15-17
Koentjaraningrat, 1982
Bab 1: 12, 15
Bab 2: 24, 25
Bab 3: 3, 19, 27-29, 58-62
Koentjaraningrat, 1994
Bab 1: 13
Bab 2: 20, 21
Bab 3: 3, 19, 27-29, 58-62
Krejice dan Morgan
Bab 4: 29, 41
Bab 5: 6-7
Krippendorff, Klaus
Bab 4: 36.
Bab 5: 15
Lawang, Robert M.Z.
Bab 1: 7, 20, 22-23, 26
Bab 2: 16
Bab 3: 7, 9, 16, 23, 24
Maran, Rafael Raga
Bab 3: 43-49
Meek, Harriet W.
Bab 5: 4, 8
Miles, M.B. and Huberman, A.M.
Bab 4: 37, 38
Bab 5: 17
Moleong, L.J.
Bab 4: 12, 23, 32-38
Bab 5: 3-4, 9, 28, 29
Muhadjir, Noeng
Bab 4: 6-9, 12, 14, 19, 36, 37, 28, 29
Nasikun, J.J.
Bab 3: 8
Patton, M.Q.
Bab 4: 38
Ratner, Carl
Bab 4: 9, 20
Richard, L.P.
Bab 1: 5, 6, 18-20
Ritzer, George and Douglas J. Goodman
Bab 3: 4
Sanderson, Stephen K.
Bab 2: 7
II
II
I
NDEKSNDEKS
NDEKSNDEKS
NDEKS
P P
P P
P
ENGARANG
ENGARANG
ENGARANG
ENGARANG
ENGARANG
Sosiologi SMA Kelas XII
232
Scharf, Betty R.
Bab 3: 25, 50-55
Shadily, Hasan
Bab 1: 10, 13
Bab 2: 22
Soemardi, Soelamean dan Selo Sumarjan
Bab 2: 19, 20
Soelaeman, M. Munandar
Bab 1: 13
Soekanto, Soerjono, 1983
Bab 1: 29
Bab 2: :23
Sukanto, Soerjono, 1984
Bab 1: 4, 5, 8, 13-15, 29, 30
Bab 2: 13-14, 16, 17
Bab 3: 5, 6, 7, 9, 16, 17, 18, 23-25, 33,
36, 38, 41, 50-56
Soekanto, Soerjono, 1987
Bab 1: 4, 5, 16, 18-20, 24, 25
Bab 2: 6-7
Spradley, J.P.
Bab 4: 36
Bab 5: 7, 9, 13
Sudjana, Nana
Bab 4: 25, 30, 31, 39-41
Bab 5: 3, 4, 5, 13, 17-19, 22-25
Sugiyono
Bab 4: 13, 25, 30, 39-41
Bab 5: 3, 12, 17-27
Sunarto, Kamanto
Bab 1: 14-15, 29-30
Sutanto, S.A.P.
Bab 1: 27
Bab 2: 32-33
Sutopo, H.B., 1995
Bab 4: 24
Sutopo, H.B., 1996
Bab 4: 6, 7, 8, 19-24, 33-38
Bab 5: 3, 7, 14, 28-29
Sztompka, Piotr
Bab 1: 6, 9, 17
Taneko, S.
Bab 2: 8, 10
Bab 3: 10
Veeger, K.J.
Bab 2: 17-18
Waluyo, H.J.
Bab 5: 16
Yin, R.K.
Bab 4: 12, 20, 22, 32, 33, 36
Bab 5: 7, 10, 11
Indeks Pengarang
233
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
CC
CC
C
atatanatatan
atatanatatan
atatan
Sosiologi SMA Kelas XII
234
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
CC
CC
C
atatanatatan
atatanatatan
atatan
Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 12.249,-
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang
Penetapan Buku Teks yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam
proses pembelajaran.
ISBN 978-979-068-216-0
ISBN 978-979-068-207-8 (No.Jil.Lengkap)