Gambar Sampul Sosiologi · BAB 4 METODE PENELITIAN SOSIAL SEDERHANA
Sosiologi · BAB 4 METODE PENELITIAN SOSIAL SEDERHANA
Aman NurHidayah Grendy

24/08/2021 15:48:15

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

129

Tujuan Pembelajaran:

METODEMETODE

METODEMETODE

METODE

PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL

SEDERHANA

SEDERHANA

SEDERHANA

SEDERHANA

SEDERHANA

Peta Konsep:

B A BB A B

B A BB A B

B A B

4

Kata Kunci:

Penelitian, Rancangan penelitian, Paradigma, Positivistik, Non-positivistik, Metode, Historis,

Kualitatif, Kuantitatif, Eksperimen, Statistik, Hipotesis, Interpretasi, Populasi,

Sampling

,

Analisis, Verifikasi, Triangulasi, Variabel, Desain, Instrumen, Data, Teori, Observasi, Wawancara.

Tujuan pembelajaran bab ini adalah kalian dapat memahami konsep-konsep penelitian sosial

secara sederhana dann dapat mempraktekannya dilapangan.

Menyusun

Proposal

Penelitian

Sosial

Metode Penelitian Sosial

Sederhana

Melaksanakan

Penelitian Sosial

Sosiologi SMA Kelas XII

130

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

eseorang mempelajari suatu hal, pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Begitu

pula dengan mempelajari Sosiologi. Hakikat tujuan pembelajaran Sosiologi

adalah menanamkan kepekaan sosial di kalangan peserta didik. Kepekaan sosial

dibangun di atas pondasi mental dan moral yang kuat sehingga kompleksitas

kehidupan masyarakat dapat dipahami dengan akal sehat, dan menempatkannya

dalam pola pikir yang rasional. Kondisi masyarakat yang serba kompleks

memerlukan kearifan sikap dari setiap orang, sehingga tidak menimbulkan gejolak

sosial yang berdampak destruktif bagi bangunan suatu bangsa. Namun demikian,

permasalahan kemasyarakatan sudah menjadi fenomena yang tidak dapat

dihindarkan, yakni dalam bentuk masalah-masalah sosial yang memerlukan upaya-

upaya pemecahan yang sistemis dan sistematis.

Menghadapi permasalahan-permasalahan sosial tersebut, selain diperlukan

kearifan sikap, juga diperlukan adanya empati dan simpati. Menjawab wacana

ini, maka penelitian sosial adalah wahana terbaik, yakni di samping menemukan

fakta-fakta seputar permasalahan sosial, juga dapat memberikan rekomendasi atau

masukan-masukan pada pihak-pihak yang berhubungan langsung atau tidak

langsung dengan permasalahan tersebut. Dengan demikian, diperlukan suatu

perangkat atau prosedur penelitian yang sistemis dan sistematis, sehingga dapat

dijadikan pedoman bagi para peneliti maupun pemerhati masalah sosial. Dengan

adanya pedoman yang jelas, maka akan mempermudah cara kerja terutama bagi

peneliti awal yang akan melakukan penelitian sosial.

S

Sumber:

www.google.com

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

131

A.A.

A.A.

A.

Metode Penelitian Sosial

Metode Penelitian Sosial

Metode Penelitian Sosial

Metode Penelitian Sosial

Metode Penelitian Sosial

1. Pengertian Penelitian

Berdasarkan gambaran awal di atas, pertanyaan yang dapat diajukan

adalah, “Apakah sebenarnya penelitian itu?” Untuk dapat menjawab pertanyaan

tersebut, maka perlu ditelaah berbagai definisi tentang pengertian penelitian

tersebut. Secara harfiah, kata “penelitian” berasal dari kata

research

dalam

bahasa Inggris yang artinya mencari kembali.

Secara teoretis, terdapat beberapa pengertian tentang konsep penelitian sebagai

berikut.

a.

Donald Ary (1982)

Mengemukakan bahwa kegiatan penelitian adalah implementasi

pendekatan ilmiah dalam mengkaji suatu masalah untuk menemukan

informasi yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Dalam

pengertian ini, Donald Ary memiliki prinsip bahwa penelitian merupakan

kegiatan ilmiah yang memerlukan prosedur ilmiah untuk melakukannya,

sehingga hasil yang diperoleh berupa produk cara kerja ilmiah sesuai dengan

prinsip-prinsip metodologis. Setelah melalui prosedur metodologis keilmuan,

maka kegiatan tersebut dinamakan penelitian.

b.

Parson (1946)

Penelitian merupakan penelusuran atau

inquiry

atas sesuatu yang

dilakukan secara sistematis dalam rangka memecahkan masalah-masalah.

Dalam hal ini, Parson menekankan bahwa masalah-masalah tersebut diyakini

dapat dipecahkan melalui proses pencarian tersebut.

c.

Victoria (1983)

Penelitian merupakan suatu kegiatan penyelidikan yang kritis dan

penuh kehati-hatian dalam menemukan fakta-fakta atau prinsip-prinsip.

Dalam konsep ini, penelitian diartikan sebagai cara kerja yang cermat untuk

menemukan sesuatu, melalui kegiatan penyelidikan yang terstruktur.

d.

Woody (1972)

Penelitian adalah suatu metode dalam rangka mendapatkan sebuah

pemikiran kritis. Kegiatan penelitian terdiri dari pemberian definisi dan

redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis, dan menarik

kesimpulan. Penelitian ditujukan untuk menguji hipotesis, sehingga dapat

mengambil kesimpulan apakah hipotesis yang diajukan tersebut diterima

atau ditolak.

e.

Sutrisno Hadi (1987)

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi

kekurangan, mengembangkan, dan menggali hal-hal yang telah ada, serta

mengujinya kembali. Dalam konsep ini, Sutrisno Hadi memandang bahwa,

sesuatu perlu diuji kembali terutama jika kebenaran dari sesuatu yang telah

ada tersebut masih diragukan kebenarannya.

Sosiologi SMA Kelas XII

132

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Buatlah definisi penelitian menurut pemahaman kalian berdasarkan definisi-

definisi yang telah ada!

Berdasarkan konsep-konsep tersebut di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang menggunakan

metode ilmiah, dilaksanakan secara logis-rasional untuk menemukan fakta-fakta

melalui suatu proses analisis dan pengujian. Hal ini berarti bahwa kegiatan

penelitian merupakan cara kerja ilmiah yang memerlukan pemahaman khusus

untuk melakukannya, terutama yang menyangkut konsep metode. Dalam

implementasi metode, seorang peneliti sosial harus mampu mengidentifikasi

permasalahan sosial yang akan ditelitinya, sehingga metode yang digunakan

dapat bekerja efektif dan mampu menjawab seluruh pertanyaan penelitian.

Kesalahan metodologi dalam penelitian, akan menimbulkan kefatalan terhadap

hasil penelitian terutama yang menyangkut legalitas dan keabsahannya. Dengan

demikian, seorang peneliti sosial atau pemerhati masalah sosial harus menguasai

konsep metode penelitian sosial dengan baik dan benar.

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang menggunakan metode ilmiah,

dilaksanakan secara logis-rasional untuk menemukan fakta-fakta melalui

suatu proses analisis dan pengujian.

Dengan demikian, penelitian sosial merupakan kegiatan riset terhadap

gejala-gejala sosial yang menyangkut manusia dan masyarakat, untuk

mengungkap fakta-fakta sosial dan kemudian memverifikasinya secara historis-

normatif. Setelah ditemukan fakta-fakta sosial, maka seorang peneliti harus

sanggup memberi makna di balik fakta-fakta sosial tersebut, sehingga hasil

penelitian sosial tidak hanya berhenti pada fakta, melainkan bergerak pada

proses pencarian makna sosial dalam rangka memberi masukan yang berguna

untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sosial yang sangat kompleks.

Dengan demikian, penelitian memiliki nilai guna yang besar bagi dinamisasi

kehidupan manusia dan masyarakat untuk mencapai tujuan kehidupan yang

hakiki di tengah-tengah tuntutan global yang semakin nyata.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

133

2. Jenis Penelitian Sosial

a.

penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih

mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi.

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif

dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna. Pada tiap-tiap

objek akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta

tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik

(

Muhadjir, 1996: 243

).

Memahami dan mengenal karakteristik penelitian kualitatif akan

mempermudah peneliti untuk mengambil arah dan jalur yang benar,

baik dalam memilih topik penelitian, menyusun proposal, melakukan

pengumpulan data, melakukan analisis, maupun mengembangkan

laporan studinya. Dalam perkembangan riset kualitatif yang semakin

kaya variasinya, riset ini memiliki keluwesan bentuk dan strateginya.

Peneliti kualitatif dalam berbagai bidang yang relatif baru bagi penelitian

ini, memungkinkan perumusan karakteristiknya tidak bersifat definitif

(

Sutopo, 1996

). Dalam perjalanan perkembangan penelitian kualitatif

selama ini, karakteristik tersebut meski tidak selalu dimiliki oleh setiap

jenis studi kualitatif namun merupakan milik metodologi penelitian

kualitatif secara keseluruhan. Beberapa karakteristik tersebut dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

a.

Permasalahan Masa Kini

Penelitian kualitatif mengarahkan kegiatannya secara dekat

pada masalah kekinian (

current event

).

Kepentingan pokoknya diletakkan pada peristiwa nyata dalam dunia

aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada. Subjek peristiwa

yang diteliti adalah subjek masa kini dan bukan subjek masa lampau

seperti dalam kebanyakan riset historis. (

Yin, 1987

)

b.

Memusatkan pada Deskripsi

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau

gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau

frekuensi. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi

sebenarnya guna mendukung penyajian data. Jadi, dalam mencari

pemahaman, riset kualitatif tidak memotong halaman cerita dan data

lainnya dengan simbol-simbol angka. Peneliti mencoba menganalisis

data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat

mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. Sifat

penelitian semacam ini mampu memperlihatkan secara langsung

hubungan transaksi antara peneliti dengan yang diteliti yang

memudahkan pencarian kedalaman makna. Sifat semacam ini lebih

peka dan dapat disesuaikan dengan pengkajian bentuk pengaruh

dan pola nilai-nilai yang mungkin dihadapi peneliti. (

Sutopo, 1996

)

Sosiologi SMA Kelas XII

134

c.

Peneliti sebagai Alat Utama Riset (

Human Instrument

)

Walaupun berbagai alat pengumpulan data yang biasa kita

kenal ada kemungkinan untuk digunakan, namun alat penelitian

utamanya adalah peneliti sendiri. Penggunaan instrumen yang kaku

seperti dalam penelitian kuantitatif sangat menyulitkan bagi terjadinya

kelenturan sikap penelitian kualitatif yang selalu siap terbuka dan

menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dan mungkin berubah

setiap waktu dengan beragam realitas yang juga mungkin dijumpai.

Perlu ada keyakinan bahwa hanya manusia yang mampu menggapai

dan menilai makna dari berbagai interaksi (

Sutopo, 1996

). Ini berarti

bahwa penelitilah yang memaknai data, menganalisis, mensintesis,

dan kemudian menginterpretasi data, dan bukannya melalui alat bantu

atau instrumen.

Gambar 4.1 Tantangan yang harus dihadapi peneliti kualitatif menyeberang

danau untuk meneliti di Perkampungan Adat

d.

Purposive Sampling

Purposive Sampling berarti bahwa pengambilan sampel dalam

penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi,

melainkan untuk mewakili informasi berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, penelitian terhadap sekolah

dapat dilakukan dengan wawancara terhadap kepala sekolah saja,

jika data tersebut dianggap cukup. Tetapi jika belum cukup, maka

perlu mewawancarai

informan

yang lain baik guru maupun siswa.

Teknik cuplikan di dalam riset kualitatif sering juga dinyatakan sebagai

internal sampling

”, karena sama sekali bukan dimaksudkan untuk

mengusahakan generalisasi tetapi untuk memperoleh kedalaman

studi di dalam suatu konteks tertentu. (

Yin, 1987

)

e.

Pemanfaatan

Tacit Knowledge

Dalam pengumpulan data, peneliti kualitatif tidak hanya

mencatat apa yang dinyatakan secara formal, tetapi juga mencatat

berbagai hal yang dirasakan perlu oleh peneliti. Semuanya itu akan

tercermin dalam data pada bagian deskriptif.

Sumber:

Dokumen penerbit

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

135

f.

Lebih Mementingkan Proses daripada Produk

Hal ini dimaksudkan bahwa penelitian kualitatif menekankan

pada proses penelitian dan proses suatu gejala. Sementara produk

akan mengikuti bagaimana proses berjalan. Sebagai contoh,

penelitian terhadap proses belajar-mengajar yang tekanannya adalah

proses, dan tentunya akan berakibat pada hasil atau produk.

Demikian pula halnya dengan penelitian lapangan yang lain.

Gambar 4.2 Kegiatan penelitian kualitatif sambil transaksi jual-beli cinderamata

g.

Makna sebagai Perhatian Utama Riset

Dalam mengumpulkan beragam informasi, peneliti

memperhatikan proses bagaimana sesuatu terjadi, karena makna

mengenai sesuatu sangat ditentukan oleh proses bagaimana sesuatu

itu terjadi.

Jika dalam penelitian kuantitatif dituntut untuk tidak melebihi fakta

dan mencari hubungan kausalitas, maka dalam penelitian kualitatif

dituntut untuk mencari makna di balik fakta. Itu artinya, penelitian

kualitatif tidak hanya berhenti pada fakta, melainkan dilanjutkan

pada pencarian makna di balik fakta tersebut.

Bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, jelaslah bahwa

karakteristik riset kualitatif sangat berbeda, terutama dari segi

kompleksitasnya. Dengan pemahaman karakteristik tersebut, peneliti

akan lebih sadar mengenai apa yang harus dilakukan di dalam

pelaksanaan risetnya, mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan

kegiatan di lapangan studinya, sampai dengan penyusunan laporan

penelitian secara lengkap. Selanjutnya, karakteristik tersebut tampak

terwujud di dalam beragam teknik dan langkah pelaksanaan

penelitian secara lengkap.

Sumber:

Dokumen penerbit

Sosiologi SMA Kelas XII

136

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Carilah kondisi masyarakat yang dapat diangkat sebagai masalah dalam

penelitian sosial! Akan lebih baik apabila masyarakat yang bersangkutan dekat

dengan lingkungan di mana Anda tinggal. Setelah menemukan, tentukan topik

yang layak untuk penelitian!

b.

Penelitian Kuantitatif

Dalam arti sempit, istilah penelitian kuantitatif menunjuk suatu

upaya pencatatan data hasil penelitian dalam jumlah tertentu

(

quantum

= jumlah) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-

angka atau statistik. Dalam arti luas, penelitian kuantitatif menunjuk

teknik metodologi penelitian ilmiah yang berdasarkan pola kerja statistik

dengan mengumpulkan, menyusun, meringkas, dan menyajikan data-

data dalam bentuk angka-angka atau statistik, dan selanjutnya menarik

kesimpulan-kesimpulan dan mengambil keputusan-keputusan yang

logik dari pengolahan data-datanya.

Perlu diingat bahwa penelitian dengan pendekatan kuantitatif

sama sekali tidak mempengaruhi atau tidak mengubah metodologi dasar

suatu bidang ilmu. Pendekatan kuantitatif adalah tetap sebagai

pendekatan, ialah membantu dalam mengumpulkan data, menganalisis,

menyimpulkan, dan mengambil keputusan berdasarkan logika statistik.

1)

Peranan Statistik dalam Penelitian Kuantitatif

Peranan statistik dalam penelitian kuantitatif diperlukan dalam

rangka hal-hal sebagai berikut.

a) Alat untuk menghitung besarnya sampel yang diambil dari suatu

populasi, sehingga jumlah sampel yang diperlukan dapat

dipertanggungjawabkan.

b) Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen dalam suatu

uji coba instrumen sebelum digunakan dalam penelitian.

c) Teknik penyajian data-data dalam bentuk tabel, grafik, diagram

lingkaran, dan piktogram.

d) Alat untuk analisis data dan uji hipotesis yang diajukan dalam

penelitian, seperti analisis korelasi, regresi, t-test (uji-t), anova, dan

lain-lain.

2)

Macam-Macam Statistik dan Penelitian Kuantitatif

Seperti dikatakan di atas, bahwa statistik bukan saja dalam makna

yang sempit sebagai data, namun sekaligus juga dalam makna yang

lebih luas sebagai alat analisis dan alat untuk mengambil keputusan.

Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

137

a) Statistik deskriptif, dan

b) Statistik inferensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menggambarkan (mendeskripsikan) atau menganalisis suatu data

statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas, seperti membuat generalisasi atau inferensi.

Suatu penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya akan

menggunakan

statistik deskriptif.

Demikian juga penelitian yang menggunakan sampel, namun peneliti

tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan terhadap populasi dari

mana yang diambil, maka statistik yang digunakannya pun adalah

statistik deskriptif. Dalam hubungan ini teknik korelasi dan regresi juga

berfungsi sebagai statistik deskriptif. Data-data penelitian deskriptif

disajikan dalam bentuk tabel biasa atau distribusi frekuensi, grafik

(

histogram, poligon

), diagram lingkaran, grafik gambar (

piktogram

),

tendensi sentral (

mean, median, modus

), dan variabilitas (

range

dan

standar deviasi).

Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan

(diinferensikan) untuk populasi darimana sampel diambil. Terdapat dua

macam statistik inferensial, ialah sebagai berikut.

a)

Statistik parametris,

b)

Statistik non-parametris.

Statistik parametris terutama digunakan untuk menganalisis data

interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan statistik non-parametris terutama digunakan untuk

menganalisis data nominal, dan ordinal dari populasi yang

bebas

distribusi.

Jadi tidak harus normal. Teknik korelasi dan regresi lebih

berfungsi sebagai statistik inferensial.

3)

Berbagai Macam Data Penelitian Kuantitatif

Data hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yakni

data

kualitatif

dan

data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang berbentuk

kalimat, kata atau gambar. Sedang

data kuantitatif

adalah data yang

berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan

(

scoring

).

Data

kuantitatif

dapat dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok besar,

yakni:

a) Data deskrit, dan

b) Data kontinum.

Data deskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung

atau membilang, jadinya bukannya dari hasil mengukur. Misalnya, jumlah

siswa laki-laki ada 20 orang, siswa perempuan ada 25 orang. Siswa

yang berasal dari desa berjumlah 15 orang, dan selebihnya, yakni 30

orang berasal dari kota, dan seterusnya. Data deskrit disebut pula

data

nominal.

Sosiologi SMA Kelas XII

138

Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Data kontinum selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

a) Data ordinal,

b) Data interval, dan

c) Data rasio.

Data ordinal adalah data yang berjenjang atau data berbentuk

peringkat. Misalnya, Pegawai Golongan I, II, III, dan IV. Ada Pegawai

Eselon I, II, III, dan IV. Mahasiswa tingkat I, II, III, dan IV. Dalam

pertandingan terdapat juara I, II, dan III, dan lain-lain. Jarak data yang

satu dengan yang lain dalam data ordinal belum tentu sama.

Data interval adalah data yang memiliki jarak yang sama, namun

tidak mempunyai

nilai nol absolut

(mutlak)

.

Pada data ini, meskipun

datanya nol, namun masih tetap memiliki nilai. Misalnya

nol derajat

Celcius,

ternyata masih ada nilainya. Dalam penelitian sosial dikenal

instrumen yang menggunakan Skala

Likert, Guttman,

dan

Thurstone,

yang menghasilkan data interval. Data interval dapat pula dijadikan

data ordinal.

Data rasio adalah data yang memiliki jarak yang sama dan

memiliki

nilai nol absolut.

Jadi nilai nol dalam data rasio berarti tidak

nilainya sama sekali. Hasil pengukuran panjang (M), berat (Kg) adalah

contoh data rasio. Bila nol meter, berarti tidak ada panjangnya, demikian

pula nol kg, artinya tidak ada beratnya. Data rasio dapat dikenakan

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Data rasio,

dengan demikian, merupakan data yang paling teliti. Data rasio dapat

disusun pula menjadi data interval maupun data ordinal.

4)

Pedoman Umum Memilih Teknik Analisis Statistik

Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan

dalam penelitian, khususnya dalam pengujian hipotesis. Dalam

pengujian hipotesis yang sering dirumuskan dalam simbol-simbol

hipotesis statistik senantiasa dinyatakan secara berpasangan antara

hipotesis nol

(Ho) dan

hipotesis alternatif

(Ha). Bila salah satu hipotesis

ditolak, maka hipotesis yang lain pasti diterima. Bila Ho ditolak, maka

dengan tegas Ha pasti diterima.

Teknik statistik mana yang akan digunakan untuk pengujian

tergantung pada interaksi antara macam data (nominal, ordinal, interval,

dan rasio) yang akan dianalisis dan bentuk hipotesisnya. Sedang sesuai

dengan jenis penelitian dan “tingkat eksplanasinya”, terdapat tiga bentuk

hipotesis ialah:

a) Hipotesis deskriptif,

b) Hipotesis komparatif,

c) Hipotesis asosiatif.

Dalam penelitian pendidikan yang pada umumnya menggunakan

data interval atau rasio, maka teknik statistik yang digunakan dapat

dipilih di antaranya:

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

139

a) Untuk hipotesis deskriptif: tendensi sentral (mean dan median) dan

t-test satu variabel.

b) Untuk hipotesis komparatif: t-test dua sampel; dan anava (untuk

lebih dari dua sampel).

c) Untuk hipotesis asosiatif: korelasi produk momen dan korelasi ganda

(regresi).

B.B.

B.B.

B.

Menyusun Proposal Penelitian Sosial Secara

Menyusun Proposal Penelitian Sosial Secara

Menyusun Proposal Penelitian Sosial Secara

Menyusun Proposal Penelitian Sosial Secara

Menyusun Proposal Penelitian Sosial Secara

Sederhana

Sederhana

Sederhana

Sederhana

Sederhana

Sebelum melaksanakan penelitian, maka seorang peneliti harus

mempersiapkan rancangan penelitian atau proposal penelitian. Rancangan

penelitian sangat berguna untuk memberikan gambaran dan arahan bagi

pelaksanaan penelitian. Tanpa menyusun rancangan yang sistemis dan sistematis,

maka penelitian akan kabur atau tidak jelas arahnya. Di samping proposal nantinya

akan menjadi bagian dari laporan penelitian, juga secara metodologis meng-

gambarkan keseluruhan proses secara sistematis dari awal sampai penyusunan

laporan.

Dalam hal ini, Anda selanjutnya mempelajari rancangan atau proposal

penelitian dengan jenis kualitatif dan kuantitatif, mengingat dua paradigma inilah

yang mendominasi pendekatan penelitian.

1. Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif

a. Pendahuluan

1) Judul penelitian

Judul penelitian dibuat dengan kalimat yang sederhana dan efektif

sehingga tidak melebihkan masala yang diteliti. Penulisannya langsung

ditujukan pada inti masalah dan jika ada penjelasan tentang penelitian

diberi penjelasan judul dibawahnya.

Contoh Judul penelitian

“ Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terhadap

Kemajuan Pendidikan di Kota Surakarta

( Studi Deskripsi Kualitatif tentang Implementasi Kurikulum

Satuan Pendidikan terhadap Kemajuan Pendidikan di Kota

Surakarta)

2) Latar Belakang

Menggambarkan fenomena-fenomena yang memunculkan

masalah.

a) Pada bagian ini diuraikan situasi dan kondisi yang menarik perhatian

peneliti dan pembaca pada umumnya.

b) Kemukakan hal-hal yang ingin diketahui dan alasan mengapa peneliti

tertarik dengan topik itu.

Sosiologi SMA Kelas XII

140

c) Kemukakan juga mengapa hal itu perlu diteliti.

d) Berikan gambaran pula apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian.

3) Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi/merinci masalah-masalah yang terdapat dalam

latar belakang. Dengan demikian, segala permasalahan yang terangkum

dalam latar belakang masalah dapat dikonkretkan dalam bentuk kalimat

sederhana.

contoh indentifikasi masalah:

“ Apakah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat membawa

kemajuan bagi pendidikan di Kota Surakarta”

4) Pembatasan Masalah

Membatasi pada masalah yang akan diteliti, sehingga fokus

penelitian menjadi jelas dan terarah. Pembatasan ini berfungsi agar

penelitian tidak bias, sehingga tidak terjebak dalam masalah-masalah yang

kemudian timbul sebagai konsekuensi dari masalah yang akan diteliti.

contoh pembatasan masalah:

“ Kajian masalah berupa dampak Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan terhadap kemajuan pendidikan di Kota Surakarta”

5) Perumusan Masalah

Merumuskan masalah yang terfokus pada permasalahan yang akan

diteliti.

a) Rumuskan masalah penelitian dengan jalan mengaitkan fokus dengan

sub-sub-fokus yang menjadi pertanyaan untuk dicarikan jawabannya.

b) Rumusan masalah penelitian harus menjawab pertanyaan, “apa yang

akan diselesaikan peneliti dalam melakukan penelitian ini”.

c) Masalah penelitian itu dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang

dirumuskan secara tajam yang ingin dicari jawabannya dalam

penelitian ini.

d) Rumuskan dengan menggunakan kata-kata yang tepat dengan bahasa

yang efisien.

contoh perumusan masalah :

“ Bagaimana Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

terhadap Kemajuan Pendidikan di Kota Surakarta “

6) Tujuan Penelitian

a) Merumuskan apa-apa yang ingin dicapai dalam penelitian.

b) Tujuan penelitian merupakan pernyataan operasional yang merincikan

apa yang akan diselesaikan dan dicapai dalam penelitian ini.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

141

c) Tujuan itu dirumuskan sebagai upaya yang ditempuh oleh peneliti untuk

memecahkan masalah.

d) Rumusan tujuan itu menjawab pertanyaan: “bagaimana peneliti

menggunakan hasil penelitiannya, dan bagaimana profesi sejenis

menggunakan hasil penelitiannya”.

contoh tujuan penelitian:

“ Untuk mengetahui implementasi dari pemberlakuan Kurikulum

Tingkat satuan Pendidikan di Kota Surakarta”

7) Manfaat Penelitian

a) Mendeskripsikan manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian.

b) Manfaat dapat ditujukan untuk pribadi, pembaca, maupun institusi.

c) Dalam bagian ini dikemukakan apa yang kiranya menjadi kegunaan

hasil penelitian, baik bagi dunia bidang ilmu itu sendiri dan masyarakat

pada umumnya.

d) Manfaat penelitian dirumuskan secara singkat dan dengan bahasa

yang tepat.

contoh manfaat penelitian

“ Memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam

mengevaluasi dari pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan di sekolahan

b. Kajian Teori dan Kerangka Pikir

1) Kajian Teori

Menelaah teori-teori, yang kemudian memunculkan paradigma.

Contoh:

a) Acuan Teori 1.

b) Acuan Teori 2.

c) Acuan Teori 3.

Hal ini berbeda dengan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif,

karena di sini bukan untuk mengkaji teori melainkan sekedar memahami

konsep apa yang akan diteliti. Contohnya: fokus mengenai pembelajaran

Sosiologi. Maka sub-fokusnya dapat berupa: metode pembelajaran

Sosiologi, perencanaan, media, strategi, dan evaluasi. Maka acuan teorinya

adalah perencanaan, metode, media, strategi, dan evaluasi pembelajaran

Sosiologi.

2) Penelitian yang Relevan

Bagian ini memuat hasil-hasil penelitian yang sebelumnya relevan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian lain, dengan maksud

untuk menghindari duplikasi. Di samping itu, untuk menunjukkan bahwa

topik yang diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks

yang sama. Dengan demikian, penelitian yang relevan perlu menunjukkan

masalah apa yang akan diteliti, dan kekurangan-kekurangan apa yang

terdapat dalam penelitian yang mendahului tersebut sehingga perlu

dilakukan penelitian kembali.

Sosiologi SMA Kelas XII

142

3) Kerangka Pikir

Mendeskripsikan paradigma penelitian yang disesuaikan dengan

permasalahan penelitian, sehingga memperjelas alur pemikiran penulis

atau peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka pikir harus disusun

mengikuti alur pikiran penulis, sehingga penulis harus menunjukkan dari

mana dulu meneliti melakukan penelitian, dan tujuan apa yang hendak

dicapai. Dengan demikian, peneliti harus menunjukkan gejala-gejala sosial

yang hendak diteliti dan apa indikator ketercapaiannya.

c. Metodologi Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Menunjuk tempat/kasus penelitian. Artinya, peneliti harus

menjelaskan dimana penelitian dilaksanakan, misalnya di kecamatan,

desa, kampung, atau sekolah mana. Dengan menunjukkan tempat, berarti

penelitian kualitatif berlaku pada wilayah yang menjadi tempat penelitian.

2) Waktu Penelitian

Menjelaskan berapa lama penelitian di laksanakan. Waktu harus

dijelaskan agar peneliti memiliki acuan waktu tentang kapan penelitian

dapat dilaksanakan, dan kapan diselesaikan. Tanpa batasan waktu yang

jelas, maka peneliti akan kesulitan dalam memprediksi penyelesaian

penelitian.

3) Bentuk Penelitian

Kemukakan metode yang digunakan: naturalistik, etnografi, studi

kasus, penelitian tindakan, dan deskripsikan secara singkat. Contoh:

kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus. Kemudian jelaskan

bagaimana mekanisme penelitiannya.

4) Sumber Data

a) Data-data yang akan digunakan atau dikumpulkan, misalnya

dokumen, hasil observasi, wawancara, dan angket.

b) Apa dan siapa yang menjadi sumber data (jika belum dikemukakan

sebelumnya), apa satuan kajiannya (

unit of analysis

-nya).

c) Kemukakan bagaimana menjaga kerahasiaan sumber data.

d) Apakah pemilihan sumber data sesuai dengan acuan teori dan

pertanyaan penelitian.

5) Teknik Pengumpulan Data

a) Kemukakan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data

(dikaitkan dengan metode/teknik penelitian yang digunakan).

b) Strategi/cara-cara untuk mandapatkan data, misalnya

narrative

interview

,

in depth interview, observation, content analysis

atau

analisis isi.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

143

c) Kemukakan bagaimana menjaga kerahasiaan sumber data.

d) Apakah pemilihan sumber data sesuai dengan acuan teori dan

pertanyaan penelitian.

6) Teknik Cuplikan/Sampling

Menjelaskan cara pengambilan sampel, misalnya dengan

purposive

sampling

dan

internal sampling

.

Purposive sampling

dimaksudkan

bahwa sampel tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi, melainkan

untuk mewakili informasi.

Jika dalam penelitian kuantitatif sampel harus mewakili populasi, misalnya

ada prosentase atau rumus yang jelas tentang pengambilan sampel, tetapi

dalam kualitatif tidak berdasarkan pada pertimbangan itu. Artinya ketika

peneliti kualitatif hendak meneliti suatu masyarakat pada suatu wilayah,

maka

informan

yang dapat diambil boleh terbatas yang penting

informasinya dianggap sudah mewakili informasi secara keseluruhan.

7) Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan dikumpulkan dalam

penelitian, peneliti dapat menggunakan teknik

informan review

atau

umpan-balik dari

informan

(

Milles dan Hubberman, 1992: 453

). Selain

itu, penelitian juga dapat menggunakan teknik triangulasi untuk lebih

memvalidkan data. Teknik triangulasi meliputi triangulasi sumber,

triangulasi metode, dan triangulasi teori. Triangulasi sumber yakni

mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber yang berbeda.

Triangulasi metode yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan

menggunakan teknik atau pengumpulan data yang berbeda. Triangulasi

teori untuk menginterpretasikan data yang sejenis.

8) Teknik Analisis

a). Jelaskan rencana analisis data (memilih salah satu model analisis atau

dua model di antaranya).

b) Uraikan secara singkat, bagaimana proses analisis data yang

ditempuh.

Misalnya adalah teknik analisis dengan model

analisis interaktif

(

Miles dan Huberman, 1984

). Dalam model analisis ini, tiga komponen

analisisnya, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan

terus-menerus hingga membentuk sebuah siklus. Dalam proses ini, aktivitas

peneliti bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data

selama proses ini masih berlangsung. Selanjutnya, peneliti hanya bergerak

di antara tiga komponen analisis tersebut.

Sosiologi SMA Kelas XII

144

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian,

reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan

dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi yang

ketat, melalui ringkasan, menggolongkannya dalam suatu pola yang lebih

luas dan sebagainya.

Sementara itu penyajian data merupakan alur penting yang kedua

dari kegiatan analisis interaktif. Suatu penyajian merupakan kumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan kegiatan analisis ke

tiga yang penting adalah menarik kesimpulan atau verifikasi (

Paton,

1983: 20

).

Dengan demikian, model analisis interaktif ini dapat dijelaskan

sebagai berikut. Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu

membuat reduksi data dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan.

Artinya data yang didapat di lapangan kemudian peneliti menyusun

pemahaman arti segala peristiwa yang disebut reduksi data dan diikuti

penyusunan data yang berupa cerita secara sistematis. Reduksi dan sajian

data ini disusun pada saat peneliti mendapatkan unit data yang diperlukan

dalam penelitian. Pengumpulan data terakhir peneliti mulai melakukan

usaha menarik kesimpulan dengan menarik verifikasi berdasarkan reduksi

dan sajian data. Jika permasalahan yang diteliti belum terjawab dan atau

belum lengkap, maka peneliti harus melengkapi kekurangan tersebut di

lapangan terlebih dahulu. Secara skematis, proses analisis interaktif ini

dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.3 Model analisis interaktif Milles dan Hubberman

d. Kepustakaan

Berisi daftar sumber yang dikutip dalam rancangan penelitian.

Pengumpulan

Reduksi Data

Sajian Data

Verifikasi

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

145

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Amatilah lingkungan sekitar kalian, kemudian cari masalah sosial kemudian

susunlah menjadi proposal penelitian sosial secara sederhana!

2. Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif

Adapun sistematika penelitian kuantitatif terdiri dari komponen-komponen

sebagai berikut.

a.

Judul Penelitian

Judul penelitian ditulis dengan singkat dan jelas serta menunjukkan

fokus dan permasalahan pokok penelitiannya.

Contoh judul penelitian kuantitatif

b.

Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari:

1)

Latar Belakang Masalah

Bagian ini berisi uraian yang disusun dalam alur pikir logis yang

menunjukkan adanya kesenjangan antara situasi yang ada dan yang

diharapkan, serta pentingnya masalah tersebut untuk diteliti.

2)

Identifikasi Masalah

Berisi daftar atau sederetan masalah yang berkaitan dengan topik/

judul penelitian, yang merupakan penyebab terjadinya kesenjangan

sebagai terungkap pada latar belakang masalah yang sekiranya dapat

dicari jawabannya melalui penelitian.

3)

Pembatasan Masalah

Berisi pemilihan masalah di antara masalah-masalah yang telah

diidentifikasi yang dipandang penting dan berguna untuk dicarikan

pemecahannya.

4)

Rumusan Masalah

Masalah harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang

menggambarkan hubungan kausal korelasional atau kausal komparatif.

5)

Tujuan Penelitian

Berisi uraian singkat dan jelas tentang apa yang ingin dicapai

atau diperoleh melalui penelitian.

6)

Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini, perlu dikemukakan manfaat yang dapat diberikan

dari hasil penelitian, baik untuk kepentingan teoritis maupun praktis.

Sosiologi SMA Kelas XII

146

c.

Kerangka Teori atau Kajian Pustaka

Berisi tentang:

1) Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.

2) Kerangka berpikir yang menjelaskan model hubungan kausal yang

konsepnya berdasarkan kerangka teoritik yang telah dikemukakan.

3) Perumusan hipotesis penelitian.

Hipotesis dinyatakan/dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif yang

menggambarkan hubungan kausal korelasional dan kausal komparatif.

d.

Metode Penelitian

Pada bagian ini, perlu dijelaskan cara yang akan dipakai dalam

melaksanakan penelitian, yang mencakup:

1)

Desain Penelitian

Pada bagian ini, perlu dikemukakan model desain yang akan

digunakan, apakah model kausal korelasional atau model kausal

komparatif.

2)

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti perlu didefinisikan secara operasional,

yang menggambarkan cara mengukur variabel tersebut.

3)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menunjukkan batas-batas suatu generalisasi akan

berlaku. Bila penelitian menggunakan sampel, maka perlu ditegaskan

tentang besarnya sampel, teknik dan prosedur pengambilan sampel

dengan penjelasan atas pertimbangan ilmiah.

4)

Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data

Perlu diuraikan tentang instrumen yang akan dipakai dan rencana

pengujian validitas dan reliabilitas. Bila menggunakan instrumen yang

bukan buatan sendiri harus dijelaskan asalnya, modifikasinya (bila

dilakukan), dan informasi tentang validitas serta reliabilitasnya. Juga

perlu dikemukakan tentang metode dan teknik pengumpulan data yang

digunakan.

5)

Teknik Analisis Data

Perlu dikemukakan tentang teknik analisis data yang akan

digunakan sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian.

e.

Kepustakaan

Kepustakaan mencantumkan sumber-sumber yang dikutip dalam

rancangan penelitian.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

147

C.C.

C.C.

C.

Melaksanakan Penelitian Sosial secara Sederhana

Melaksanakan Penelitian Sosial secara Sederhana

Melaksanakan Penelitian Sosial secara Sederhana

Melaksanakan Penelitian Sosial secara Sederhana

Melaksanakan Penelitian Sosial secara Sederhana

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

Setelah melaksanakan penyusunan proposal penelitian hal selanjutnya yang

harus dilakukan adalah melaksanakan penelitian di lapangan. Adapun cara

melaksanakan penelitian secara sederhana sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Penelitian

Dalam rancangan penelitian harus sudah dijelaskan beberapa hal yang

berkaitan dengan rencana pengumpulan data, yaitu:

a. Jenis data yang akan dikumpulkan seperti apa.

b. Tempat data-data penelitian tersebut bisa dikumpulkan.

c. Cara atau metode pengumpulan data menggunakan cara /metode apa:

wawancara, pengamatan, atau angket.

2. Metode Pengumpulan Data

Data adalah informasi-informasi yang ingin dikumpulkan oleh peneliti.

Pengumpulan data adalah aktivitas dalam penelitian yang tidak boleh dilupakan.

Setelah peneliti menetapkan populasi dan sampel penelitian, maka langkah

selanjutnya adalah menetapkan metode pengumpulan data. Berdasarkan

macamnya, maka data dapat dibedakan:

a. Berdasarkan Sifatnya

1)

Data Kualitatif

, yaitu data yang berbentuk kata-kata.

2)

Data Kuantitatif

, yaitu data yang berupa angka.

b. Berdasarkan Cara Memperolehnya

1)

Data Primer

, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama atau

informan yang pertama kali.

2)

Data Sekunder

, yaitu data yang diperoleh melalui informan-informan

lain, bukan informan yang pertama kali.

3. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa metode yang dipakai untuk pengumpulan data, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui komunikasi

langsung antara peneliti dengan sampelnya. Metode ini dilakukan dengan

cara bercakap-cakap dengan sampel atau informan yang diarahkan pada

masalah tertentu. Dalam kegiatan wawancara ini pewawancara harus

memperhatikan beberapa hal, di antaranya:

1) Mampu menciptakan hubungan baik dengan responden.

2) Mencatat semua pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

3) Menyampaikan pertanyaan dengan baik, tepat, dan terorganisir.

4) Mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh responden.

Menurut sifatnya, maka wawancara dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1)

Wawancara Terpimpin

, yaitu wawancara dimana peneliti sudah

mempunyai pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya dan

pertanyaan memiliki arah yang jelas.

Sosiologi SMA Kelas XII

148

2)

Wawancara Tidak Terpimpin

, yaitu kegiatan wawancara dimana

peneliti/pewawancara tidak mempunyai pedoman wawancara yang

jelas.

3)

Wawancara Bebas Terpimpin

, yaitu wawancara dimana pewawancara

disamping mempunyai pedoman wawancara yang telah dipersiapkan,

juga mempunyai peluang untuk mengembangkan pertanyaan tersebut

sehingga dapat diperoleh data yang lebih mendalam.

4)

Wawancara Mendalam

(

In-Depth Interviewing

)

Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur

ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin terfokus dan mengarah

pada kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti dapat bertanya kepada

responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini

mereka mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi, peneliti

dapat meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya sendiri

terhadap peristiwa tertentu dan dapat menggunakan posisi tersebut

sebagai dasar penelitian selanjutnya (

Yin, 1996: 109

).

Kelebihan pencarian data dengan cara wawancara adalah dapat

diperoleh keterangan yang tidak dapat diperoleh dengan metode yang

tidak menggunakan hubungan yang bersifat personal.

Semakin bagus pengertian pewawancara dan semakin halus perasaan

dalam pengamatannya itu, semakin besar pulalah kemampuannya untuk

memberikan dorongan kepada subjeknya. Lagi pula, semakin besar

kemampuan orang yang diwawancarai untuk menyatakan responnya,

semakin besar proses intersimulasi itu. Tiap-tiap respon atau tanggapan

yang verbal dan reaksinya dinyatakan dengan kata-kata dapat

memberikan banyak pikiran-pikiran yang baru. Suatu jawaban bukanlah

jawaban atas suatu pertanyaan saja, melainkan merupakan pendorong

timbulnya keterangan lain yang penting mengenai peristiwa atau objek

penelitian. Semakin besar bantuan responden dalam wawancara, maka

semakin besar peranannya sebagai informan. Dalam hal ini, informan

kunci seringkali sangat penting bagi keberhasilan studi kasus. Mereka

tidak hanya bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti,

tetapi juga bisa memberi saran tentang sumber-sumber bukti lain yang

mendukung serta menciptakan akses terhadap sumber yang

bersangkutan (

Yin, 1996: 109

).

Dengan demikian, wawancara mendalam harus memberikan

keleluasaan informan dalam memberikan penjelasan secara aman, tidak

merasa ditekan, maka perlu diciptakan suasana “kekeluargaan”.

Kelonggaran ini akan mengorek kejujuran informasi, terutama yang

berhubungan dengan sikap, pandangan, dan perasaan informan sehingga

pencari data tidak merasa asing dan dicurigai. Oleh karena itu, maka

masalah pelaksanaan wawancara perlu dipilih “waktu yang tepat”,

maksudnya para informan diwawancarai pada saat yang tidak sibuk

dan dalam kondisi yang “santai” sehingga keterangan yang diberikan

memang benar-benar adanya.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

149

Namun demikian, peneliti perlu berhati-hati dari ketergantungan yang

berlebihan kepada seorang informan, terutama karena kemungkinan

adanya pengaruh hubungan antar-pribadi. Suatu cara yang rasional untuk

mengatasi kesalahan ini adalah dengan mengandalkan sumber-sumber

bukti lain untuk mendukung keterangan-keterangan informan tersebut

dan menelusuri bukti yang bertentangan sehati-hati mungkin.

Jenis-jenis wawancara:

1)

Wawancara Berstruktur

Wawancara berstruktur adalah kgiatan wawancara yang

dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sebelumnya.

Tujuannya adalah suapaya wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan.

2)

Wawancara Tidak Berstruktur

Wawancara tidak berstruktur adalah kegiatan wawancara yang

tidak berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Wawancara ini juga disebut wawancara bebas.

b. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada subjek penelitian. Perbedaan antara kuesioner atau angket

terletak pada teknik pemberiannya. Jika daftar pertanyaan itu diberikan kepada

responden untuk diberi respon seperlunya, maka hal itu disebut kuesioner,

sebaliknya jika peneliti menunggu proses pengisiannya, maka hal itu disebut

angket. Kuesioner juga ada yang terbuka, jika kuesioner memberi peluang

bagi responden untuk memberikan jawaban seluas-luasnya, sedangkan

kuesioner yang tidak memberi kesempatan bagi responden untuk menjawab

secara panjang lebar, karena pertanyaan dalam kuesioner sudah ada alternatif

jawabannya maka disebut kuesioner tertutup.

Kelebihan angket:

1) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

2) Dapat dijawab dalam waktu senggang.

3) Responden dapat bebas menjawab, jujur, dan tidak malu dalam

memberikan jawabannya.

4) Pertanyaan yang dibagikan ke responden sama.

5) Peneliti tidak harus berada di tengah-tengah responden.

Kelemahan angket:

1) Biasanya validitasnya kurang.

2) Waktu pengembalian angket tidak serentak.

3) Kadang-kadang responden memberikan jawaban yang tidak benar.

4) Responden sering tidak teliti dalam menjawab pertanyaannya.

5) Jika dikirim lewat pos sering tidak kembali.

c. Teknik Observasi atau Pengamatan Langsung di Lapangan

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di

lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan merekam, menghitung,

mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan.

Sosiologi SMA Kelas XII

150

Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi)

yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-

gejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan

observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data

melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara

langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi

adalah sebagai berikut:

1) Membuat catatan anekdot (

anecdotal record

), yaitu catatan informal

yang digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi

fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.

2) Membuat daftar cek (

checklist

), yaitu daftar yang berisi catatan setiap

faktor secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi

dan sesuai dengan tujuan observasi.

3) Membuat skala penilaian (

rating scale

), yaitu skala yang digunakan

untuk menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi

data secara kualitiatif.

4) Mencatat dengan menggunakan alat (

mechanical device

), yaitu

pencatatan yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan

alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara.

Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan

data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali

bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan

diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman

konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu

berharga sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus

untuk menambah keabsahan penelitian (

Dabbs, 1996: 113

).

d. Te s

Tes adalah daftar pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur kecerdasan/pengetahuan, keterampilan, kemampuan,

intelegensi, bakat, atau minat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Jika dilihat dari sasaran yang akan diobservasi, maka tes dapat dibedakan:

1)

Tes Prestasi

(

Achievement Test

), yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

2)

Tes Kepribadian

(

Personality Test

), yaitu tes yang digunakan untuk

mengungkapkan kepribadian seseorang.

3)

Tes Bakat

(

Aptitude Test

), yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui

bakat atau potensi seseorang.

4)

Tes Sikap

(

Attitude Test

), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

berbagai sikap seseorang.

5)

Tes Minat

(

Measure of Interest

), yaitu tes yang digunakan untuk

menggali minat seseorang terhadap suatu hal.

6)

Tes Intelegensi

(

Intelegence Test

), yaitu tes yang digunakan untuk

mengukur tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai

tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

151

e . Analisis Isi (

Content Analysis

)

Teknik ini sering disebut sebagai analisis isi (

content analysis

) yang

cenderung mencatat apa yang tersirat dan yang tersurat. Dalam Psikologi,

analisis isi menemukan tiga ranah aplikasi penting. Pertama adalah, analisis

terhadap rekaman verbal guna menemukan hal-hal yang bersifat motivasional,

psikologis, atau karakteristik-karakteristik kepribadian. Aplikasi ini telah

menjadi tradisi tentang pemanfaatan dokumen-dokumen pribadi, dan aplikasi

analisis terhadap struktur kognitif. Aplikasi ke dua adalah, pemanfaatan data

kualitatif yang dikumpulkan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan terbuka

(

Krippendoff, 1991: 11

). Di sini analisis isi memperoleh status teknis

pelengkap yang memungkinkan peneliti memanfaatkan data yang hanya dapat

dikumpulkan dengan cara yang tidak terlalu membatasi pokok bahasan dan

menguji silang kesahihan temuan yang diperoleh dengan menggunakan

berbagai teknik yang berbeda. Aspek ke tiga, menyangkut proses-proses

komunikasi dimana isi merupakan bagian integralnya (

Krippendoff, 1991:

11

).

Teks yang berupa arsip dan dokumen resmi mengenai kegiatan

penelitian, jadwal kegiatan program, foto-foto situs studi kasus, dan catatan-

catatan lain yang relevan. Dalam menafsirkan teks yang bermacam ragam

ini, diperlukan dekontekstualisasi (proses pembebasan dari konteks). Teks

bersifat otonom yang didasarkan atas tiga hal, yaitu: maksud penulis; situasi

kultural dan kondisi sosial pengadaan teks; dan untuk siapa teks itu ditulis.

Seorang peneliti harus “membaca dari dalam” teks yang ditafsirkannya itu.

Tetapi peneliti tidak boleh luluh ke dalam teks tersebut dan cara

pemahamannya tidak boleh lepas dari kerangka kebudayaan dan sejarah

dari teks itu. Karena itu, distansi asing dan aspek-aspek subjektif-objektif

dari teks-teks tersebut harus disingkirkan (

Waluyo, 2000: 26

).

Sebagai contoh, media massa dapat dijadikan sumber untuk

pengumpulan data, misalnya surat kabar, majalah ilmiah, karya tulis, radio,

televisi, dan buletin.

Berita-berita yang dapat dijadikan sumber data yaitu:

1) Beritanya aktual.

2) Mengandung nilai-nilai ilmiah.

3) Isi berita tidak memihak.

4) Berita harus objektif serta apa adanya.

4. Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan

analisis yakni sebagai berikut.

1) Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data,

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan.

Sosiologi SMA Kelas XII

152

Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang:

bagian data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan

pola yang harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data

dilakukan: penajaman data, penggolongan data, pengarahan data,

pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan

menarik kesimpulan.

Kegiatan reduksi data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat,

pembuatan ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang

lebih luas dan mudah dipahami.

2) Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang

tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan

adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

3) Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai

mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi

suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik

kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap

memperhatikan perkembangan perolehan data.

b. Pengolahan Data Kuantitatif

1) Mengelompokkan Data

Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif tidak memerlukan perhitungan matematis. Sebaliknya, data

kuantitatif memerlukan adanya perhitungan secara matematis. Oleh sebab

itu, data kuantitatif perlu diolah dan dianalisis antara lain dengan statistik.

Untuk mengolah dan menganalisis data, ada dua macam statistik, yaitu

statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui pengukuran. Statistik

inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.

2) Kegiatan Awal dalam Mengelompokkan Data

Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan

kegiatan awal sebagai berikut.

a)

Editing

, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul,

meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban,

relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan, dan

sebagainya.

b)

Coding

, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang

terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan

untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data.

c)

Tabulating

, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan

ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

153

3) Pengolahan Statistik Sederhana

Pengolahan statistik adalah cara mengolah data kuantitatif sehingga

data mempunyai arti. Biasanya pengolahan data dilakukan dengan

beberapa macam teknik, misalnya distribusi frekuensi (sebaran frekuensi)

dan ukuran memusat (mean, median, modus).

a) Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi)

Data hasil penelitian perlu disusun dan dihitung jumlahnya agar

dapat dilukiskan dalam tabel frekuensi.

Contoh:

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Sosiologi

40 Siswa Kelas 3 IPS

Distribusi Frekuensi Kelompok Nilai Mata Pelajaran

Sosiologi 10 Siswa Kelas 3 IPS

Apabila datanya banyak, data-data tersebut perlu dikelompokkan

ke dalam beberapa interval kelas. Setiap kelompok data harus sama

besar dan digunakan bilangan ganjil sehingga titik tengahnya bukan

pecahan.

Nilai

f

F Kumulatif

%

% Kumulatif

5

2

2

5

3

6

10

12

25

30

7

20

32

50

80

8

8

40

20

100

Nilai

Titik Tengah

Frekuensi

90-94

92

5

85-89

87

6

80-84

82

15

75-79

77

17

70-74

72

20

65-69

67

18

60-64

62

14

55-59

57

10

50-54

52

5

Sosiologi SMA Kelas XII

154

b) Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)

(1) Rerata (Mean)

Rerata atau mean adalah bilangan yang berasal dari

jumlah seluruh skor dibagi dengan banyak subjek.

Misalnya: seorang siswa kelas dua SMU memperoleh nilai

ulangan sebagai berikut.

Pendidikan Agama =

8

PPKn

=

9

Bahasa Indonesia

=

8

Sejarah

=

9

Ekonomi

=

8

Geografi

=

7

Matematika

=

7

Bahasa Inggris

=

8

Fisika

=

7

Kimia

=

7

Biologi

=

7

Sosiologi

=

8

Reratanya

=

898987787778

12



=

9

1

= 7,75

Untuk data tunggal yang frekuensinya (f) lebih dari

satu, digunakan rumus sebagai berikut.

M

=

6

Keterangan:

M

=

mean

f

=

frekuensi

x

=

bilangan berturut-turut/data

n

=

banyaknya subjek (unit bilangan)

Contoh:

Hasil ulangan mata pelajaran Sosiologi dari 30 siswa kelas 3

IPS sebagai berikut.

Siswa yang memperoleh nilai 9 = 5 orang, nilai 8 = 10 orang,

nilai 7 = 9 orang, nilai 6 = 6 orang.

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

155

Data tersebut dapat dibuat dalam tabel frekuensi sebagai

berikut.

Distribusi Nilai Mata Pelajaran Sosiologi

Kelas 3 IPS

M

=

6

f

x

n

=

224

30

= 7,2

Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh dari ulangan di atas adalah

7,2.

Pada umumnya rerata pada data kelompok sama

dengan rerata pada data tunggal, yaitu dihitung dengan bertitik

tolak dari titik tengah interval kelas.

Contoh:

Data Nilai Siswa

Interval

Titik

Frekuensi (

f

)

Frekuensi

Nilai

Tengah (

m

)

Interval (

fm

)

90-94

92

5

460

85-89

87

4

384

80-84

82

5

410

75-79

77

4

308

70-74

72

1

72

65-69

67

2

134

60-64

62

2

124

55-59

57

3

171

50-54

52

8

416

45-49

47

6

282

n

= 40

6

fm

= 2761

Nilai (

x

)

Frekuensi (

f

)

Fx

9

5

45

8

10

80

7

9

63

6

6

36

n

= 30

6

fx

= 224

Sosiologi SMA Kelas XII

156

M

=

6

=

2

= 69,025

Modus adalah skor paling banyak yang diperoleh

subjek. Modus adalah ukuran pemusatan yang menunjukkan

frekuensi terbesar pada suatu perangkat data.

Rumus 1:

Rumus 2:

Mo

=

L

atau

Mo

=

Keterangan:

Mo

=

modus

L

=

batas bawah

Fa

=

frekuensi yang ada di atas bilangan modus

Fb

=

frekuensi yang ada di bawah bilangan modus

i

=

besarnya interval kelas

U

=

batas atas nyata interval kelas yang

mengandung modus

Contoh:

1. Data Tunggal

Hasil ulangan mata pelajaran Sosiologi pada 45

siswa kelas 3 IPS SMA sebagai berikut:

Data Nilai Mata Pelajaran

Sosiologi Siswa Kelas 3 IPS SMA

Berdasarkan data nilai tersebut, frekuensi paling banyak

(mengandung modus) adalah nilai 7.

Batas atas nyata interval kelas yang mengandung modus

(antara nilai 7 dan 8), yaitu 7,5. Batas bawah nyata

interval kelas yang mengandung modus (antara nilai 6

dan 7), yaitu 6,5.

U

Nilai Siswa

Frekuensi

9

5

8

13

7

15

6

7

5

5

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

157

Hasil Perhitungan dengan rumus 1 dan 2:

Mo =

­½



®¾



̄¿

fa

L

i

f

afb

Mo =

=

13

6, 5

1

13 7

­½



®¾



̄¿

=

7

7, 5

1

13 7

­½



®¾



̄¿

=

6, 5 {0, 65} 1

=

7, 5 {0, 35} 1

= 7,15

=

7,15

2. Data Kelompok

Berdasarkan ulangan mata pelajaran Sosiologi, diperoleh

data kelompok yang disusun dalam distribusi kelompok

seperti data di bawah ini.

Distribusi Data Kelompok Nilai Mata Pelajaran

Sosiologi

Berdasarkan data di atas, modus (Mo) terletak pada

interval kelas 75-79.

Perhitungan dengan rumus 1 dan 2:

Mo =

­½



®¾



̄¿

fa

L

i

f

afb

Mo =

=

23

74, 5

5

50

­½



®¾

̄¿

=

27

79, 5

5

50

­½



®¾

̄¿

= 74,5 + 2,3

=

79,5 - 2,7

= 76,8

=

76,8

­½



®¾



̄¿

fb

Ui

f

afb

N i l a i

F

80-84

23

75-79

50

70-74

27

65-69

13

60-64

40

55-59

12

50-54

23

45-49

10

40-44

12

­½



®¾



̄¿

fb

Ui

f

afb

Sosiologi SMA Kelas XII

158

c) Median

Median adalah titik tengah yang membagi seluruh

bilangan (data) menjadi dua bagian sama besar. Hal ini berarti

terdapat 50% bilangan (data) berada di atas median dan

50% bilangan (data) di bawah median. Cara mencari median

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 1:

Md

=

L

(jika dilihat dari bawah)

Rumus 2:

Md

=

1

2

­½





®¾

̄¿

nfca

UI

fi

(jika dilihat dari atas)

Keterangan:

Md

= median

L

= batas bawah nyata bilangan yang mengandung median

U

= batas atas nyata bilangan yang mengandung median

n

= banyaknya bilangan/data

fca

= frekuensi kumulatif di atas bilangan yang mengandung

median

fcb

= frekuensi kumulatif di bawah bilangan yang mengan-

dung median

fi

= frekuensi bilangan yang mengandung median

i

= interval

Contoh:

1. Data Tunggal

Hasil ulangan mata pelajaran Sosiologi dari 40 siswa kelas

3 IPS dibuat dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Distribusi Nilai Siswa

N i l a i

Frekuensi

Frekuensi Kumulatif

Dari Atas

Dari Bawah

9

10

10

40

8

15

25

30

7

8

33

15

6

4

37

7

5

2

39

3

4

1

40

1

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

159

Keterangan:

1. Kolom 3 dicari dengan cara menjumlahkan frekuensi nilai

yang tertinggi dengan nilai di bawahnya secara berurutan.

2. Kolom 4 dicari dengan cara menjumlahkan frekuensi nilai

yang terendah dengan frekuensi nilai di atasnya secara

berurutan.

3. Median dapat ditentukan dengan rumus

1

2

n, sehingga

1

2

40

u

= 20. Bilangan 20 ini terletak pada frekuensi

kumulatif 25 jika dilihat dari atas dan 30 jika dilihat dari

bawah, nilainya 8 dan frekuensinya 15. Hal ini berarti

bahwa bilangan-bilangan 8 (nilai), 15 (frekuensi),25

(frekuensi kumulatif dari atas), dan 30 (frekuensi kumulatif

dari bawah), merupakan bilangan-bilangan yang

mengandung median.

4. Bilangan-bilangan pada baris di atasnya, yaitu 9 (nilai), 10

(frekuensi), 10 (frekuensi kumulatif dari atas), dan 40

(frekuensi kumulatif dari bawah), merupakan bilangan-

bilangan yang berada di atas bilangan-bilangan yang

mengandung median.

5. Bilangan-bilangan pada baris di bawahnya, yaitu 7 (nilai),

8 (frekuensi), 33 (frekuensi kumulatif dari atas), dan 15

(frekuensi kumulatif dari bawah), merupakan bilangan-

bilangan yang mengandung median.

6. Jika dilihat dari bawah atau dari nilai 7, frekuensi

kumulatifnya = 15. Untuk mencapai

1

2

n atau 20 sebagai

tempat kedudukan median, masih diperlukan 5 data.

Kekurangan data ini diambilkan dari nilai 8 yang semuanya

ada 15 siswa. Hal ini berarti nilai 8 dari 15 siswa, maka

8

15

= 0,5. Batas nyata antara nilai 7 dan 8 adalah 7,5.

7. Jika dilihat dari atas atau dari nilai 9, frekuensi

kumulatifnya 10. Untuk mencapai

1

2

n atau 20 sebagai

tempat kedudukan median, masih diperlukan 10 data.

Kekurangan data ini diambilkan dari nilai 8 yang semuanya

ada 15 siswa. Hal ini berarti nilai 10 dari 15 siswa, maka

10

15

= 0,6. Batas nyata antara nilai 8 dan 9 adalah 8,5.

Sosiologi SMA Kelas XII

160

Hasil Perhitungan dengan rumus 1 dan 2:

Md =

L

Md =

1

2

­½





®¾

̄¿

nfca

Ui

fi

=

20 1

7, 5

1

15



­½



®¾

̄¿

=

8

,

= 7,5 + 0,33

= 8,5 – 0,67

= 7,83

= 7,83

2. Data Kelompok

Hasil ulangan mata pelajaran Sosiologi untuk 100 siswa

kelas 3 IPS dibuat dalam tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut.

Distribusi Nilai Siswa

Hitunglah median dari data di atas! Cara mengerjakan sama dengan keterangan

di atas.

N i l a i

Frekuensi

Frekuensi Kumulatif

Dari Atas

Dari Bawah

85-89

1

1

100

80-84

4

5

99

75-79

5

10

95

70-74

10

20

90

65-69

17

37

80

60-64

20

57

63

55-59

16

73

43

50-54

10

83

27

45-49

5

88

17

40-44

5

93

12

35-39

5

98

7

30-34

2

100

2

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

161

Dalam dinamika keilmuan, lahirnya sebuah ilmu pengetahuan tidak terlepas dari

adanya kegiatan penelitian. Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa

penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisis dan

konstruksi secara metodologis, sistemis, dan sistematis serta dilakukan secara

konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu

manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang dihadapinya dalam

kehidupan. Penelitian merupakan suatu sarana bagi ilmu pengetahuan untuk

mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Tanpa adanya kegiatan penelitian,

maka ilmu pengetahuan akan berhenti dan itu berarti manusia juga sudah berhenti

menyejarah.

Anda sebagai generasi muda harapan bangsa, maka sangat strategis

apabila Anda tertarik pada kegiatan penelitian sebagai manifestasi dinamika

pengetahuan baik alam maupun sosial. Ketertarikan pada bidang penelitian,

berarti Anda telah peduli terhadap alam sekitar, lingkungan masyarakat dimana

Anda tinggal dengan segala aspek-aspeknya. Kepedulian tersebut akan berbuah

baik apabila kemudian dimunculkan kearifan sikap, dan memandang segala

sesuatu atau pun gejala-gejala dalam kehidupan harus diarahkan atau

dikendalikan oleh manusia yang memegang peranan dalam kehidupan tersebut.

Untuk dapat melakukan penelitian dengan benar, maka Anda harus

memahami apa penelitian itu, bagaimana jenis-jenis dan metode penelitian yang

berkembang dalam masyarakat, serta bagaimana menyusun proposal atau

rancangan penelitian. Pemahaman konsep sangat penting artinya agar tidak

terjadi kesalahan konsep dalam praktik penelitian di lapangan. Dalam hal ini,

dicontohkan dua rancangan proposal penelitian sosial, yakni dengan jenis

penelitian kualitatif dan kuantitatif, meskipun masih banyak jenis penelitian yang

lain. Hal ini dimaksudkan mengingat perkembangan penelitian tidak terlepas

dari dua metode atau pendekatan tersebut. Bahkan dua contoh tersebut sudah

cukup mewakili sistematika dari rancangan jenis peneliian yang lain. Suatu hal

yang perlu dipikirkan oleh Anda adalah, bahwa Anda harus profesional dan

dapat menyusun rancangan penelitian dengan baik dan benar sebagaimana telah

dicontohkan di muka.

R R

R R

R

AA

AA

A

NN

NN

N

GG

GG

G

KK

KK

K

UU

UU

U

MM

MM

M

AA

AA

A

NN

NN

N

Sosiologi SMA Kelas XII

162

T T

T T

T

UU

UU

U

GG

GG

G

AA

AA

A

SS

SS

S

Buatlah kelas menjadi dua kelompok diskusi untuk menyusun

rancangan penelitian sosial!

Kelompok 1

: Buatlah rancangan penelitian sosial secara sederhana dengan

menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif

! Gunakanlah

sumber-sumber pendukung untuk proses penyusunan proposal

tersebut!

Kelompok 2

: Buatlah rancangan penelitian sosial secara sederhana dengan

menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif

! Gunakanlah

sumber-sumber pendukung untuk proses penyusunan proposal

tersebut!

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

163

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

EE

EE

E

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah

ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!

1. Penelitian diartikan sebagai upaya penelusuran atau

inquiry

atas sesuatu

yang dilakukan secara sistematis dalam rangka memecahkan masalah-

masalah. Pengertian tersebut diungkapkan oleh ... .

a. Donald Ary

b. Selo Soemardjan

c. Parson

d. Marzuki

e. Victoria

2. Dalam penelitian sosial, objek penelitian yang paling utama adalah ... .

a. manusia

b. alam

c. benda

d. peristiwa

e. fakta

3. Dalam ilmu pengetahuan, segala sesuatu itu harus dapat diukur secara

kuantitatif. Pandangan tersebut merupakan pendapat dari aliran ... .

a. Pra-Positivistik

b. Positivistik

c. Neo-Positivistik

d. Pasca-Positivistik

e. Non-Positivistik

4. Menurut aliran Positivistik, hakikat gejala-gejala dalam kehidupan manusia

ini adalah bahwa ... .

a. makna adalah tujuan utama

b. peristiwa sebagai fokus

c. gejala-gejala harus diinterpretasikan

d. gejala bersifat kodrati

e. suatu fakta tidak boleh melebihi kenyataan

5. Sebagai kegiatan ilmiah dan terstruktur secara sistematis, penelitian

memiliki karakteristik sebagai berikut,

kecuali

... .

a. memiliki objek tertentu

b. dirancang untuk menyelesaikan masalah

c. memiliki pendekatan yang jelas

d. menghasilkan kesimpulan subjektif

e. selalu berdasar pada teori yang sudah ada

Sosiologi SMA Kelas XII

164

6. Langkah-langkah dasar penelitian meliputi: memilih masalah dan

merumuskan masalah; merumuskan rancangan penelitian; mengumpulkan

data; melakukan koding dan analisis data; menguji hipotesis dengan

melakukan verifikasi. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ... .

a. Donald Ary

b. Kenneth D. Bailey

c. Victoria

d. Parson

e. Sutrisno Hadi

7. Kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menemukan generalisasi yang

menghasilkan dalil atau teori umum yang bersifat universal. Penelitian yang

berdasarkan tujuan ini merupakan jenis penelitian ... .

a. dasar

b. penelitian yang berpusat pada masalah

c. penelitian historis

d. penelitian terapan

e. penelitian kualitatif

8. Penelitian sebagai kegiatan ilmiah dan sistematis yang ditujukan untuk

membantu memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari, termasuk

jenis penelitian ... .

a . historis

b. kualitatif

c. dasar

d. terapan

e . kuantitatif

9. Berikut ini yang merupakan langkah-langkah dalam kegiatan penelitian

terapan menurut Whitney,

kecuali

... .

a. sesuatu yang sedang dibutuhkan, dipelajari, diukur, dan diteliti

kekurangan dan kelemahannya

b. dari kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang ada

dipilih salah satu untuk dilakukan penelitian

c. dilakukan usaha pemecahan masalah terhadap masalah yang dipilih

d. merubah sistem setelah dilakukan penelitian

e. hasil penelitian dijadikan sebagai sistem yang mapan

10. Penelitian yang dilakukan terhadap terhadap peristiwa-peristiwa masa

lampau, merupakan jenis penelitian ... .

a. kualitatif

b. historis

c. kuantitatif

d.

ex post facto

e. eksperimen

Bab 4

- Metode Penelitian Sosial Sederhana

165

11. Di bawah ini adalah langkah-langkah dalam kegiatan penelitian historis,

kecuali

... .

a. kritik, heuristik, interpretasi, dan kesimpulan

b. heuristik, interpretasi, kritik, dan verifikasi

c. heuristik, kritik, interpretasi, dan verifikasi

d. heuristik, kritik, verifikasi, dan interpretasi

e. kritik, heuristik, verifikasi, dan interpretasi

12. Kegiatan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan

makna/persepsi, merupakan jenis penelitian ... .

a. historis

b. kualitatif

c. eksperimen

d. kuantitatif

e.

ex post facto

13. Di bawah ini yang termasuk dalam karakteristik penelitian kualitatif

adalah ... .

a. kondisi apa adanya

b. fokus pada permasalahan masa lalu

c. diperlukan kritik sumber

d. menguji hubungan antar-variabel

e. harus dirumuskan hipotesis

14. Statistik dalam penelitian kuantitatif diperlukan dalam rangka hal-hal sebagai

berikut,

kecuali

... .

a. alat untuk menghitung besarnya sampel

b. alat untuk menguji validitas instrumen

c. alat untuk menguji reliabilitas instrumen

d. sebagai alat interpretasi dari data-data yang beragam

e. alat untuk analisis data dan uji hipotesis

15. Statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang

diambil dari populasi yang berdistribusi normal adalah ... .

a. statistik parametrik

b. statistik non-parametrik

c. statistik deskriptif

d. statistik inferensial

e. statistik induktif

16. Data kontinum merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran yang

kemudian dikelompokan menjadi tiga kelompok, yakni ... .

a. data ordinal, kausal, dan interval

b. data ordinal, interval, dan rasio

c. data interval, kausal, dan rasio

d. data kausal, interval, dan ordinal

e. data kausal, rasio, dan ordinal

Sosiologi SMA Kelas XII

166

17. Ciri-ciri utama dari penelitian eksperimen adalah ... .

a. objeknya adalah selalu manusia

b. fokus pada peristiwa masa lampau

c. mengutamakan interpretasi

d. ada perlakuan terhadap objek penelitian

e. bersifat apa adanya

18. Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud

purposive sampling

adalah ... .

a. pengambilan sampel untuk mewakili populasi

b. pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mewakili

informasi

c. pengambilan sampel dengan menggunakan rumus

d. pengambilan sampel secara acak

e. pengambilan sampel secara sederhana

19. Dalam rangka untuk memvalidkan data dalam penelitian kualitatif,

diperlukan adanya

informant review.

Yang dimaksud dengan

informant

review

tersebut adalah ... .

a. mewawancarai informan

b. menganalisis hasil wawancara

c. umpan-balik data hasil wawancara kepada responden

d. memperhatikan karakteristik informan

e. mereduksi hasil wawancara

20. Dalam penelitian kuantitatif, kegunaan diajukannya hipotesis adalah ... .

a. untuk mengarahkan hasil penelitian

b. untuk memberikan jawaban sementara sebelum dilakukan pengujian

c. membuat paradigma baru yang akan dikembangkan

d. mempermudah proses interpretasi data penelitian

e. untuk melengkapi sistematika penelitian

II.

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian dasar dan penelitian terapan

itu? Jelaskan pendapat Anda!

2. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif? Jelaskan!

Bandingkan hal-hal yang berkaitan dengan metode kedua penelitian

tersebut!

3. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif? Jelaskan!

4. Bandingkan

sampling

dalam penelitian kualitatif dengan

sampling

dalam

penelitian kuantitatif!

5. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik pengumpulan data dalam kegiatan

penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif!