Gambar Sampul Sosiologi · BAB 3 LEMBAGA SOSIAL
Sosiologi · BAB 3 LEMBAGA SOSIAL
Aman NurHidayah Grendy

24/08/2021 15:48:15

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 3

- Lembaga Sosial

63

Kata Kunci:

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan pembelajaran bab ini adalah kalian dapat memahami konsep-konsep lembaga sosial yang

ada dimasyarakat dengan menjelaskan peran dan fungsi dari lembaga sosial di masyarakat.

Lembaga sosial, Organisasi, Keluarga, Pendidikan, Politik, Negara, Agama, Ekonomi, Produksi,

Distribusi, Konsumsi, Sosialisasi, Redistribusi.

LEMBAGA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL

LEMBAGA SOSIAL

B A BB A B

B A BB A B

B A B

3

Peta Konsep:

Lembaga Sosial

Fungsi dan

Peranan Lembaga Sosial

Tipe-Tipe

Lembaga Sosial

Pengertian

Sosiologi SMA Kelas XII

64

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

Pengantar

alam sistem sosial, lembaga sosial memiliki peranan yang penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok

manusia baik lahir maupun batin, maka kehadiran lembaga sosial mutlak diperlukan

terutama dalam rangka mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik

individu maupun kolektif dalam kemasyarakatan. Tanpa adanya lembaga sosial,

maka manusia tidak akan dapat menentukan arahnya sendiri, karena tidak ada

batas-batas wilayah norma yang mengikatnya. Dengan adanya lembaga sosial,

manusia dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena

ada norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang

berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada

lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Dalam pembahasan ini,

akan ditampilkan lembaga-lembaga yang sangat fundamental bagi kelangsungan

hidup manusia, yaitu: lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga ekonomi,

lembaga pendidikan, dan lembaga politik.

A.A.

A.A.

A.

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian Lembaga Sosial

Dalam bahasa sehari-hari, pengunaan konsep atau istilah lembaga sosial,

sering dikacaukan dengan istilah institut atau badan sosial. Untuk lebih jelas akan

disajikan letak perbedaan kedua istilah tersebut. Lembaga adalah sistem norma

atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan

badan atau institut merupakan kelompok orang terorganisasi yang bertugas

melaksanakan aktivitas tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, pengertian

mengenai lembaga sosial atau institusi sosial, maka agar tidak membingungkan

perlu dibedakan antara istilah lembaga atau institusi dengan istilah organisasi atau

badan. Jika ada istilah lembaga atau lembaga pendidikan keguruan, maka badan

atau organisasinya adalah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jika ada istilah

lembaga atau lembaga agama, maka badan atau organisasinya adalah Instutut Agama

Islam, Sekolah Tinggi Agama Buddha, dan lain-lain. Bedakan konsep antara

universitas dengan Universitas Pendidikan Indonesia.

D

Bab 3

- Lembaga Sosial

65

Agar lebih jelas, akan dikemukakan tabel perbedaan antara lembaga dengan badan

sosial di bawah ini.

Sumber:

Koentjaraningrat, 1968, hal. 165

Agar lebih jelas lagi dalam menarik kesimpulan mengenai definisi tentang

lembaga sosial tersebut, maka perlu dipelajari beberapa pengertian lembaga sosial

tersebut menurut para ahli Sosiologi sebagai berikut.

1.

Teori P.B. Harton dan C.L. Hunt

Secara teoritis, Harton dan Hunt menjelaskan bahwa lembaga sosial

adalah suatu sistem norma yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

kemasyarakatan yang berguna bagi kehidupan manusia. Lebih lanjut juga

dijelaskan bahwa, lembaga sosial dapat pula diartikan sebagai keseluruhan tata

kelakuan atau kebiasaan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia.

2.

Teori Bruce J. Cohen

Menurut Cohen, yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah suatu

sistem pola sosial yang tersusun secara rapi dan bersifat permanen, memuat

perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu dalam rangka memuaskan atau

memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupannya.

3.

Koentjaraningrat

Hal senada disampaikan oleh Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa,

lembaga sosial adalah suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian

tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupannya.

Dari definisi yang diungkapkan oleh para ahli tersebut, dapat diambil beberapa

unsur penting yang ada dalam lembaga sosial, yakni sebagai berikut.

a. Lembaga sosial berkaitan erat dengan kebutuhan pokok manusia dalam

kehidupan bermasyarakat. Hal ini berkaitan dengan hakikat dari manusia

sebagai makhluk biologis, psikologis, dan makhluk sosiologis.

b. Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat.

c. Lembaga sosial merupakan sustu organisasi yang tersusun dan terstruktur.

d. Lembaga sosial merupakan organisasi yang relatif tetap.

Badan, Institut, Organisasi

Lembaga, Institusi

Institut Teknologi Bandung

Pendidikan Teknologi

Institut Agama Islam

Pendidikan Agama

Lembaga Penelitian, Pendidikan dan

Penelitian Masyarakat

Penerangan Sosial dan Ekonomi

Penerbit Republika, Yayasan Abdi Bangsa

Jurnalistik

Departemen Hukum

Keamanan Negara

Divisi Siliwangi

Perang

PSSI

Olah Raga, Sepak Bola

Sosiologi SMA Kelas XII

66

Berdasarkan teori dan konsep tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa,

lembaga sosial

adalah suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat

yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan

memenuhi segala kebutuhan pokok manusia. Pengertian ini berbeda dengan badan

atau organisasi yang berarti sekelompok orang yang membentuk suatu badan atau

organisasi yang berperan dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas

masyarakat tersebut.

Lembaga sosial merupakan sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang

bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat

dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, tujuan lembaga sosial adalah

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau melangsungkan kehidupan

bermasyarakat. Lembaga sosial memiliki beberapa fungsi yang sangat fundamental,

yakni sebagai berikut.

a. Lembaga sosial berperan dalam memberi arahan dan pedoman kepada warga

masyarakat untuk dapat menyelaraskan diri dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat dalam mencapai atau memenuhi kebutuhan pokoknya.

b. Lembaga sosial berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator dalam kehidupan

bermasyarakat, dalam rangka untuk mengembangkan kualitas proses sosial.

c. Lembaga sosial memiliki fungsi kontrol atau

social control

terhadap aktivitas-

aktivitas kemasyarakatan.

d. Lembaga sosial merupakan sarana yang efektif untuk menjaga keutuhan

persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, dan menjaga integritas

kepribadian bangsa.

e. Lembaga sosial berfungsi sebagai dinamisator dalam mengembangkan

kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan teori-teori dan pendapat mengenai lembaga sosial di atas, teori

manakah yang menurut kalian yang paling lengkap dalam penjabaran definisi

dan substansinya? Selanjutnya buatlah definisi lembaga sosial menurut pendapat

kalian! kalian boleh mengacu pada teori tersebut, atau dapat mengacu pada

fenomena sosial yang ada dalam masyarakat kalian.

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Bab 3

- Lembaga Sosial

67

1. Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial

J.L. Gillin dan J.P. Gillin

di dalam tulisannya yang berjudul

General

Featur

e of Social Institution,

telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga

sosial, yakni sebagai berikut.

a. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola pola

perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

Lembaga sosial terdiri dari adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur

kebudayaan lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung yang tergabung

dalam satu unit fungsional.

b. Suatu lembaga sosial memiliki tingkat kekekalan. Lembaga sosial biasanya

berumur lama dan suatu kepercayaan akan menjadi bagian dari lembaga sosial

setelah melewati waktu yang relatif lama, sehingga masyarakat dapat

menganggapnya sebagai suatu himpunan norma yang merupakan kebutuhan

pokok bagi kehidupan manusia secara wajar.

c. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan

lembaga sosial adalah bagi masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang

bersangkutan, sebaliknya fungsi lembaga sosial tersebut yaitu peranan lembaga

dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakatnya. Contoh: lembaga

perbudakan, ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga yang semurah-

murahnya, tetapi dalam kenyataannya ternyata sangat mahal.

d. Lembaga sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan, seperti bangunan, peralatan, dan sebagainya sebagai

penunjang pencapaian tujuan.

e. Lembaga sosial memiliki lambang-lambang atau simbol sebagai ciri khasnya.

Lambang-lambang tersebut dapat terwujud dalam tulisan, gambar, dan

sebagainya yang menggambarkan hakekat kelompok tersebut. Lambang-

lambang tersebut secara simbolis meggambarkan tujuan dan fungsi dari

lembaga tersebut. Contoh, selembar kain berukuran panjang lebar 3 : 2, yang

terdiri dari dua warna merah dan putih di bagian bawah, serta dipancang pada

tiang. Lagu Indonesia Raya merupakan contoh-contoh dari lembaga politik.

f. Lembaga sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi tertulis

maupun tradisi lisan itu mampu merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,

dan sebagainya. Dengan tradisi tersebut, masyarakat bisa mengerti dan

memahami tujuan diadakannya lembaga tersebut. Contoh: tata tertib sekolah

yang disusun secara tertulis.

g. Lembaga sosial merupakan sistem pola-pola perilaku yang tersusun atau

berstruktur. Pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku tersebut terwujud

melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Dalam

pengertian tersebut, lembaga terdiri atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan,

serta unsur-unsur kebudayan lainnya yang secara langsung maupun tidak

langsung tergabung dalam satu fungsi.

Sosiologi SMA Kelas XII

68

h. Lembaga sosial mencakup kebutuhan dasar (

basic need

). Kebutuhan dasar

ini meliputi sejumlah nilai material, mental, dan spritual yang pengadaannya

harus terjamin dan tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan atau

kerelaan seseorang, misalnya mengenai sandang, pangan, perumahan,

kelangsungan keturunan, dan lain sebagainya.

i.

Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat. Seluruh komponen

yang diperlukan sebagai suatu norma atau aturan dipandang oleh semua pihak

yang berkepentingan sebagai suatu bentuk cara hidup dan bertindak mengikat.

2. Tumbuhnya Lembaga Sosial

Kehidupan sosial atau masyarakat menginginkan adanya suatu keteraturan,

keharmonisan dalam berinteraksi dan berkomunikasi untuk memenuhi sejumlah

kebutuhan dasar manusia (

basic need

) bahkan sampai pada pemuasannya.

Tanpa

adanya lembaga sosial yang mengatur kehidupan masyarakat tidak akan terkendali

dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan individu yang bertindak sesuai

dengan kehendak bebasnya. Proses pertumbuhan lembaga sosial didahului dengan

tumbuhnya suatu norma dalam kehidupan masyarakat, mula-mula norma

masyarakat tidak disengaja namun lama-kelamaan norma tersebut tumbuh atau

terbentuk secara sadar. Adapun norma-norma tersebut dapat dikenal dalam dalam

empat bentuk, yaitu cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat-istiadat. Masing-

masing pengertian tersebut mempunyai dasar yang sama merupakan norma-norma

kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bagi prilaku dalam bermasyarakat.

Lembaga sosial dalam suatu masyarakat terdiri dari suatu kompleks tindakan

berinteraksi yang menyebabkan terwujudnya pola-pola sosial dalam masyarakat.

Adapun manusia yang melakukan tindakan interaksi itu biasanya menganggap

dirinya berada dalam satu kedudukan sosial tertentu dan juga dikonsepsikan

untuknya norma-norma yang menata seluruh tindakan tadi. Suatu tindakan interaksi

sosial dapat disebut lembaga sosial, apabila merupakan:

a. Suatu tata kelakuan baku yang berupa norma-norma atau adat-istiadat tertulis

maupun tidak tertulis.

b. Suatu kelompok manusia yang menjalankan kegiatan bersama dan saling

berhubungan sesuai dengan norma tersebut, dan terdapat suatu pusat kegiatan

yang bertujuan memenuhi.

c. Suatu pusat kegiatan yang bertujuan memenuhi seperangkat kebutuhan tertentu

yang dipahami oleh anggota masyarakat.

Bab 3

- Lembaga Sosial

69

3. Tipe-tipe Lembaga Sosial

Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari lembaga sosial, maka kita dapat

mengacu pada teori

J.L.Gillin dan J.P

.Gillin

yang mengelompokkannya ke dalam

beberapa tipe sebagai berikut.

a.

Dari Segi Fungsi

Lembaga sosial memiliki fungsi nyata dalam masyarakat. Fungsi-fungsi

tersebut dapat berbentuk hal-hal sebagai berikut:

1)

Operatif Institutions

, merupakan lembaga sosial yang berperan dalam

menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan masyarakat

yang bersangkutan. Misalnya

lembaga industri.

2)

Regulative Institusions

, merupakan lembaga sosial yang bertujuan untuk

memantau tata kelakuan yang terdapat dalam masyarakat. Contohnya,

lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan, dan lain-lain. Jumlah

lembaga yang ada dalam masyarakat akan tergantung dari masyarakat itu

sendiri. Makin besar dan kompleks suatu masyarakat, semakin berkembang

atau bertambah pula jumlah lembaga yang timbul di dalamnya. Adapun

penggolongan berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut.

a) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kekerabatan

(

domestic institutions

), contohnya adalah perkawinan, tolong-

menolong, pengasuhan anak-anak, sopan-santun antar-kerabat.

b) Lembaga yang berfungsi untuk memenuhi keperluan dalam mata

pencarian hidup (

economic institutions

), seperti pertanian,

perdagangan, perbankan.

c) Lembaga yang berfungsi untuk keperluan penerangan dan pendidikan

manusia (

educational institutions

).

d) Lembaga yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia (

scientific

institutions

), seperti penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya.

e) Lembaga yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk

menyatakan rasa keindahannya (

aesthetic and recreational institutions

),

seperti seni rupa, seni suara, olah raga.

f) Lembaga yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk hubungan

dan berbakti kepada Tuhan (

religious institutions

).

g) Lembaga yang berfungsi memenuhi keperluan mengatur dan memelihara

wewenag dan kekuasaan (

political institutions

).

h) Lembaga yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan

hidup manusia (

somestic institutions

), misalnya pemeliharaan

kecantikan, kesehatan.

Sosiologi SMA Kelas XII

70

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Gambar 3.1 Pengadilan negeri sebagai pusat kegiatan lembaga hukum

b.

Dari Segi Sistem Nilai

1)

Basic Institutions

, yakni lembaga sosial yang berperan dalam memelihara

dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya, keluarga.

2)

Subsidiary Institutions,

yakni lembaga sosial yang berhubungan dengan

masalah-masalah sekunder. Contohnya, rekreasi.

c.

Dari Segi Penerimaan Masyarakat

1)

Aproved Institutions

, merupakan lembaga sosial yang diterima

keberadaannya oleh masyarakat. Contohnya, sekolah.

2)

Unsactioned Institutions

, merupakan lembaga sosial yang ditolak

keberadaannya oleh masyarakat. Misalnya, kelompok preman, penodong,

dan lain sebagainya.

d.

Dari Segi Perkembangan

1)

Cresive Institutions

, yakni lembaga sosial yang keberadaannya tidak

disengaja tumbuh dari adat-istiadat masyarakat. Contohnya, lembaga

perkawinan dan kepemilikan.

2)

Enacted Institutions,

yakni lembaga sosial yang dibentuk dengan sengaja

dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat. Contohnya,

lembaga pendidikan.

e.

Dari Segi Penyebaran

1)

General Institutions

, merupakan lembaga sosial yang bersifat universal.

Contohnya, lembaga agama.

2)

Restricted Institutions,

merupakan lembaga sosial yang hanya dikenal oleh

masyarakat tertentu saja. Contohnya, sekte dan sistem kepercayaan tertentu.

Amatilah masyarakat di desa kalian, carilah lembaga-lembaga sosial yang ada

beserta fungsinya!

Sumber:

http://www.metrotvnews.com

Bab 3

- Lembaga Sosial

71

4. Hubungan Antar Lembaga Sosial

Dalam masyarakat yang heterogen terdapat berbagai jenis lembaga sosial

dimana satu sama lain saling berhubungan dan saling melengkapi dalam memenuhi

kebutuhan masyarakatnya. Sebagai contoh masyarakat Indonesia. Masyarakat

Indonesia merupakan satu kesatuan dari struktur yang terdapat dalam masyarakat,

yang terdiri dari berbagai macam lembaga sosial, stratifikasi sosial, nilai dan norma

sosial, dan kelompok-kelompok sosial.

Pada masyarakat Indonesia akan terlihat berbagai macam lembaga sosial

yang ada, seperti halnya lembaga pendidikan, keluar

ga, rekreasi, politik, ekonomi,

dan lain sebagainya. Hubungan antara lembaga sosial dalam masyarakat tidak

selalu sejalan dan serasi. Ketidakcocokan antara berbagai lembaga sosial dapat

kita lihat dalam kehidupan masyarakat. Misalnya kebiasaan merokok. Norma dalam

lembaga kesehatan menekankan untuk menghindari kebiasaan merokok tersebut

karena berdampak pada masalah kesehatan. Tetapi berbeda dengan lembaga

ekonomi yang justru menekankan norma yang berbeda. Berkembangnya industri

rokok, berarti akan berdampak pada peluasan lapangan kerja, peningkatan

penerimaan pajak oleh negara, dan pembangunan sekolah serta rumah sakit oleh

pemerintah sebagai konsekuensi dari pajak yang diterima.

Hubungan antara lembaga sosial tertentu dengan lembaga sosial yang lain

tidak selalu sejalan. Apabila tidak disadari secara arif, maka akan

menimbulkan konflik antar-lembaga sosial tersebut. Untuk mengatasi hal

demikian, maka diperlukan komunikasi antar-lembaga sosial yang saling

berseberangan sehingga ditemukan solusi yang paling tepat. Dalam kasus

lembaga industri rokok dengan lembaga kesehatan sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya komunikasi yang mengarah

pada upaya bagaimana industri rokok berkembang tetapi tidak menurunkan

tingkat kesehatan masyarakat.

Sebagaimana penjelasan di muka, bahwa terbentuknya lembaga sosial adalah

karena adanya kebutuhan pokok masyarakat yang menuntut adanya wahana sebagai

upaya pemenuhan. Oleh karena itu, lembaga sosial bukanlah suatu hal yang tetap

atau langgeng, melainkan akan berubah sesuai dengan bertambahnya kebutuhan

masyarakat. Dalam hubungan antar-lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat

adakalanya perubahan yang sifatnya cepat tidak dapat diikuti oleh lembaga lain,

dan hal ini akan berdampak pada adanya kesenjangan budaya (

culture lag

).

Perkembangan yang cepat dalam media massa, terutama media elektronik yang

menyebabkan banyaknya penyimpangan sosial, hal ini tidak disertai dengan

pendidikan moral yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dan lembaga

keluarga. Akibatnya, terjadi ketimpangan sosial yang semakin jauh dari apa yang

diharapkan tentang tatanan sosial.

Sosiologi SMA Kelas XII

72

4. Lembaga Total dan Lembaga Dominan

Masyarakat merupakan tatanan dari deretan peran-peran lembaga sosial

yang ada. Perubahan suatu masyarakat berarti adanya kesempatan berpindah dari

naungan lembaga sosial yang satu ke lembaga sosial yang lain. Namun demikian,

tidak semua warga masyarakat memiliki kesempatan tersebut untuk berpindah pada

lembaga sosial lain.

Ada sebagian warga masyarakat yang keseharian hidupnya

berada dalam satu lembaga sosial dalam kurun waktu yang panjang. Misalnya,

seorang penderita sakit jiwa yang terdaftar sebagai pasien rumah sakit jiwa tersebut,

semenjak terdaftar pada rumah sakit tersebut aktivitas keseharian dengan lembaga

yang lain terhenti. Begitu pula seorang pengusaha yang melakukan tindak pidana

berat, maka aktivitasnya pada lembaga ekonomi terhenti karena harus berada dalam

waktu lama di lembaga pemasyarakatan.

B.B.

B.B.

B.

Jenis-jenis Lembaga Sosial

Jenis-jenis Lembaga Sosial

Jenis-jenis Lembaga Sosial

Jenis-jenis Lembaga Sosial

Jenis-jenis Lembaga Sosial

1. Lembaga Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Lembaga keluarga adalah lembaga yang sifatnya universal, artinya

seluruh masyarakat dunia mengenal akan lembaga tersebut. Dalam kajian

sosiologi,

keluarga

merupakan salah satu bentuk masyarakat dalam kesatuan

sosial terkecil yang berfungsi untuk melangsungkan eksistensi

kemasyarakatan melalui fungsi

reproduksi

dan

sosial.

Lembaga keluarga

tidak terlepas dari masalah seks yang diatur melalui perkawinan,

pemeliharaan anak, kekerabatan, pemenuhan kebutuhan pokok, pencapaian

tujuan, dan pembinaan masalah kekeluargaan. Kelangsungan hidup dalam

keluarga, akan sangat tergantung dari partisipasi seluruh anggota keluarga

untuk membinanya. Ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang berperan

sebagai pemimpin dalam aktivitas keluarga. Ibu berperan sebagai pengayom,

pembina anak-anak, dan sebagai tempat untuk bertukar pikiran di antara

anggota kelarga. Begitu pula dengan anggota keluarga yang lain, seperti

anak dan kerabat yang menjadi satu unit keluarga juga memiliki kewajiban

untuk ikut menjaga kehormatan keluarga dan juga kelangsungan keluarga.

Lembaga keluarga ialah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.

Keluarga terbentuk atas satuan sosial yang terbatas, yaitu dua orang

(laki-laki dan wanita) yang mengadakan ikatan tertentu yang disebut

perkawinan. Secara berangsur-angsur anggota keluarga semakin

meluas, yaitu dengan kelahiran atau adopsi anak-anak.

Bab 3

- Lembaga Sosial

73

Dari gambaran tersebut, maka

lembaga keluarga

dapat diartikan

sebagai satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam masyarakat, yang

terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga dapat disebut sebagai

masyarakat dan bahkan lembaga karena dari keluarga juga terlahir suatu

kebudayaan. Keluarga juga memiliki norma-norma, kaidah-kaidah, tata nilai,

dan tujuan-tujuan yang jelas. Dalam lingkup masyarakat yang lebih besar,

lembaga keluarga juga memiliki peran serta yang cukup besar dalam menjaga

kelangsungan kehidupan bermasyarakat.

b. Ciri-Ciri Keluarga

Sebagaimana telah dipaparkan di muka, keluarga merupakan unit

sosial terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan organisasi sosial

yang lain. Bagi individu, keluarga mempunyai arti yang lebih mendalam

daripada kelompok sosial lainnya. Keluarga merupakan suatu

gemeinscaft

yang ciri-cirinya yaitu: antar-anggota keluarga mempunyai hubungan yang

intim dan hangat,

face to face,

kooperatif, anggota keluarga memperlakukan

anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan.

Untuk lebih jelasnya dalam mencari definisi mengenai istilah keluarga,

maka alangkah baiknya Anda cermati beberapa pendapat tentang ciri-ciri

keluarga sebagai berikut.

1)

Teori R.M. Iver dan C.H. Page

Menurut

Iver

dan

Page

, mengetengahkan karakteristik dan ciri-

ciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga, yakni sebagai berikut.

a) Keluarga adalah hubungan batiniah melalui perkawinan.

b) Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan tertentu.

c) Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku.

d) Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya.

e) Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan

membesarkan anak.

f) Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya

anggota keluarga.

2)

Teori Burgess dan Locke

Sedangkan menurut

Burgess

dan

Locke

, mengemukakan empat

karakteristik lembaga keluarga, yakni sebagai berikut.

a) Keluarga merupakan kesatuan orang yang diikat melalui jenjang

perkawinan untuk melanjutkan fungsi reproduksi.

b) Keluarga memiliki anggota keluarga, yaitu suami, isteri, anak, atau

saudara yang berada dalam satu naungan rumah tangga.

c) Anggota keluarga memiliki peranan sosial masing-masing sesuai

dengan norma yang berlaku.

d) Keluarga berfungsi untuk memelihara kebudayaan yang pada

prinsipnya berakar dari masyarakat.

Sosiologi SMA Kelas XII

74

3)

Khairudin

Hal senada juga disampaikan oleh

Khairudin

, yang menyampaikan

bahwa ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut.

a)

Kebersamaan

, di antara bentuk-bentuk organisasi sosial yang lain

keluarga merupakan bentuk yang paling universal, yang dapat

ditemukan dalam semua masyarakat.

b)

Dasar-dasar emosional,

hal ini didasarkan pada suatu dorongan

yang mendasar, seperti perkawinan, menjadi ayah, dan perhatian orang

tua.

c)

Pengaruh perkembangan,

hal ini membentuk karakter individu

melalui pengaruh kebiasaan-kebiasaan organis maupun mental.

d)

Ukuran yang terbatas

, keluarga dibatasi oleh kondisi-kondisi

biologis.

e)

Tanggung jawab para anggota

, keluarga memiliki tuntutan yang

lebih besar dan kontinu daripada asosiasi-asosiasi yang lainnya.

f)

Aturan kemasyarakatan,

masyarakat diatur oleh peraturan yang sah

dan kaku dalam hal yang tahu.

g)

Sifat kesetaraan,

keluarga merupakan suatu yang demikian permanen

dan universal dan sebagai asosiasi merupakan organisasi

terkelompok di sekitar keluarga yang menuntut perhatian khusus.

c. Terbentuknya Keluarga

Sebagaimana dalam definisi di muka, bahwa keluarga merupakan

kesatuan masyarakat terkecil yang dibentuk melalui perkawinan yang sah

dalam rangka untuk melestarikan kebudayaan. Sedangkan perkawinan itu

sendiri memiliki definisi tersendiri sesuai dengan terminologi masing-

masing. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974, yang dimaksud dengan

perkawinan

adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (pasal 1). Perkawinan adalah

sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama atau

kepercayaan (pasal 2a). Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku (pasal 2b). Perkawinan harus didasarkan

persetujuan kedua calon mempelai, keduanya sebaiknya sudah berusia

21 tahun ke atas (pasal 6).

Tidak begitu berbeda dengan definisi dalam kajian sosiologis yang

mendefinisikan bahwa,

perkawinan

adalah ikatan lahir dan batin antara

seorang laki-laki dan perempuan dalam suatu hubungan suami istri yang

diberikan kekuatan sanksi sosial. Dalam pengertian ini, perkawinan

merupakan tuntutan sosial yang berlaku umum dalam masyarakat untuk

membina ketertiban dan kelangsungan dalam kehidupan bermasyarakat.

Bab 3

- Lembaga Sosial

75

Gambar 3.2 Proses perkawinan sesuai dengan norma hukum

Berdasarkan

ketentuan hukum,

suatu perkawinan dianggap sah

apabila sesuai dengan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat,

hukum

agama

, dan

hukum negara.

Perkawinan sesuai dengan hukum adat apabila

dilaksanakan sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat. Dalam kaitan

ini, perkawinan akan mendapat legitimasi dari masyarakat karena disaksikan

oleh orang tua, tetangga, dan masyarakat. Apabila tidak melaksanakan adat

ini, maka dianggap melanggar adat atau bahkan dianggap sebagai

penyimpangan terlebih apabila perkawinannya dilaksanakan dalam cara-

cara yang oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai hal yang tidak wajar.

Terhadap perilaku pelanggaran adat perkawinan ini, akan diberikan sanksi

yang berupa sanksi adat.

Kemudian juga dalam hukum agama yang mengharuskan pelaksanaan

perkawinan sesuai dengan norma-norma agama sesuai dengan agama yang

dianutnya. Apabila tidak sesuai dengan ajaran agama, maka perkawinan itu

dianggap tidak sah. Begitu pula dengan hukum negara harus sesuai dengan

ketentuan-ketentuan undang-undang yang mengatur tentang masalah

perkawinan apabila tidak sesuai dengan hukum negara, maka perkawinan

dianggap tidak sah oleh negara, sehingga yang bersangkutan tidak memiliki

hak-hak keluarga dari negara karena tidak diakui keberadaannya.

Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang laki-

laki dan perempuan dalam suatu hubungan suami istri yang diberikan

kekuatan sanksi sosial. Dengan demikian, perkawinan adalah

tuntutan sosial setiap individu yang berlaku umum dalam masyarakat

untuk membina ketertiban dan kelangsungan dalam kehidupan

bermasyarakat.

Kerusakan makna sebuah perkawinan bisa dilihat berdasarkan

siklusnya. Zimmerman yang mengemukakan bahwa, keluarga bisa dilihat

dari tiga tipe yang senantiasa berputar berulang, yaitu tipe

trustee family

ke

tipe

domestic family

, lalu ke tipe

atomistic family

.

Sumber:

http://dokumen penerbit

Sosiologi SMA Kelas XII

76

Tipe

atomistic

dimana makna sakral sebuah perkawinan memudar, kemudian

diganti oleh kepentingan pribadi, kaidah moral, termasuk seks dianggap relatif,

suami istri dengan mudah dapat bercerai. Sedangkan yang sebaliknya dari

tipe

atomistic

adalah

trustee

dan bentuk kompromi keduanya adalah

domestic

.

Pergeseran perubahan tersebut dipengaruhi oleh kekuatan

“penghancur” yang berasal dari dalam keluarga tersebut dan juga dapat dari

luar yaitu “virus liberalisme”, yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral.

Dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dapat

menyebabkan perubahan pada struktur sosial masyarakat, di samping itu

dapat juga mempengaruhi sistem keluarga dan sekaligus tingginya tingkat

penceraian. Perubahan-perubahan itu dapat terjadi karena adanya hal-hal

sebagai berikut.

Pertama

, perubahan pada nilai dan norma tentang penceraian.

Masyarakat tidak lagi memandang malu dan harus dihindari. Masyarakat

memahami penceraian sebagai salah satu cara atau alternatif dalam

menyelesaikan masalah yang terjadi pada keluarga, khususnya pasangan

suami-istri. Masyarakat mulai mengadopsi toleransi umum terhadap

penceraian.

Kedua

, perubahan pada tekanan-tekanan sosial dari lingkungan

keluarga/kerabat teman dan lingkungan ketetanggaan terhadap ketahanan

sebuah perkawinan. Perubahan idealisme dalam masyarakat menyebabkan

tekanan-tekanan sosial dalam masyarakat semakin berkurang. Rasa tanggung

jawab lingkungan keluarga, kerabat, teman, dan lingkungan ketetanggaan,

ikut merasakan ketegangan yang terjadi pada keluarga, dengan pemberian

nasihat perlunya mengupayakan keutuhan perkawinan demi kebaikan masa

depan anak.

Ketiga,

adanya alternatif yang bisa dipilih suami-istri apabila bercerai.

Bertambah banyaknya kemudahan dan alternatif yang ada di masyarakat

untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, memberi peluang kepada

berkurangnya saling ketergantungan antara pasangan suami-istri. Tanpa

pelayanan seorang istri, suami dapat memenuhi akan kebutuhan biologis

dan seksualnya. Begitu pula dengan istri tidak lagi tergantung pada suami,

dengan adanya peluang pekerjaan yang ada dalam masyarakat.

Keempat,

adanya etos kesamaan derajat dan tuntutan persamaan hak

antara laki-laki dan perempuan. Berkembangnya etos ini merupakan tuntutan

dari sistem industri yang memberikan peluang yang sama terhadap setiap

orang tanpa membedakan jenis kelamin.

Bab 3

- Lembaga Sosial

77

Dalam masyarakat sudah dipengaruhi oleh tuntutan liberalisasi di segala aspek

kehidupan yang kemudian meningkatkan kecenderungan sebagian manusia

untuk mengabaikan nilai-nilai moral sehingga menimbulkan sikap permisif.

Suatu kenyataan yang tidak boleh dipungkiri di tengah masyarakat bahwa unsur

keluarga tidak lagi adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan, tetapi

keluarga dapat saja terjadi antara satu jenis kelamin. Keluarga, sebagai hubungan

yang diikat oleh perkawinan tidak akan lagi menampakkan pembuktiannya,

orang-orang dapat saja tinggal satu rumah, satu atap, dan memiliki anak tanpa

ikatan perkawinan yang jelas. Satu kenyataan lagi yang terdapat dalam

kehidupan masyarakat bahwa semakin banyaknya kelahiran di luar pernikahan.

Berdasarkan realita sosial tersebut, coba kalian berikan definisi tentang keluarga

secara tegas, mana yang dapat dikategorikan keluarga, dan mana yang tidak!

Proses terbentuknya keluarga harus melewati tahap-tahap yang harus

dilalui oleh orang yang akan membentuk lembaga keluarga. Tentunya tahap-

tahap itu harus sesuai dengan karakteristik hukum dan adat yang berlaku

dalam masyarakat yang bersangkutan. Secara umum, tahap-tahap dalam

membentuk lembaga keluarga adalah sebagai berikut.

1)

Tahap

Pre-Nuptual

Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum dilangsungkannya

perkawinan sesuai dengan adat, kebiasaan, tata nilai, dan aturan dalam

masyarakat yang bersangkutan. Bentuknya misalnya dapat berupa

pelamaran, pertunangan, penentuan hari perkawinan, dan lain-lain.

Orang yang akan melangsungkan perkawinan harus memenuhi segala

persyaratan baik materiil maupun non-materiil. Materiil misalnya

berkaitan dengan mas kawin, dan sebagainya, sedangkan non-materiil

biasanya berkaitan dengan kesiapan psikis individu yang akan

melangsungkan pernikahan.

2)

Tahap

Nuptual Stage

Tahap ini merupakan tahap inti dilangsungkannya perkawinan

yang berupa kesepakatan hidup bersama untuk membina sebuah keluarga

sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

3)

Tahap

Child Rearing Stage

Tahap ini merupakan proses pemeliharaan anak-anak sebagai

tanggung jawab dari sebuah keluarga untuk membesarkan dan

mendewasakan anak-anak, sehingga tercapai tujuan keluarga yang

bahagia sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Sosiologi SMA Kelas XII

78

Gambar 3.3 Tahap Child Rearing Stage

4)

Tahap

Muturity Stage

Tahap ini merupakan tahap lanjut dimana anak-anak mereka dari

buah perkawinannya sudah melangkah dewasa dan siap untuk

melangsungkan perkawinan membentuk keluarga baru.

d. Macam-Macam Perkawinan

Perkawinan pada dasarnya adalah suatu peristiwa suci yang

menyatukan antara laki-laki dan perempuan untuk membina hubungan rumah

tangga. Namun karena bermacam ragamnya adat dan kecenderungan manusia

serta norma yang dianut berbeda-beda, maka tipe perkawinan pun bermacam-

macam. Secara umum, macam-macam perkawinan ini dapat dikategorikan

ke dalam empat macam perkawinan, yakni sebagai berikut.

1)

Monogami

Perkawinan jenis ini merupakan suatu perkawinan yang dilakukan

antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Perkawinan jenis

ini merupakan tipe perkawinan yang ideal dan menjadi tradisi sebagian

besar umat manusia.

2)

Poliandri

Poliandri merupakan perkawinan antara seorang perempuan

dengan beberapa laki-laki sekaligus. Masyarakat yang masih menganut

poliandri, misalnya beberapa suku bangsa di

Tibet Tengah.

3)

Poligami

Poligami merupakan perkawinan antara seorang laki-laki dengan

beberapa perempuan. Perkawinan jenis ini di Indonesia juga masih

banyak kita jumpai.

e.

Group Marriage

Group Marriage

merupakan perkawinan kelompok antara beberapa

laki-laki dan beberapa perempuan sekaligus. Perkawinan jenis ini masih

kita jumpai dalam masyarakat primitif di

Benua Afrika.

Sumber:

http://www.northeast.org.sg

Bab 3

- Lembaga Sosial

79

Jika menelaah jenis perkawinan berdasarkan asal suami atau istri,

maka dapat diberikan beberapa istilah berkaitan dengan hal ini. Perkawinan

antara seseorang dengan orang di luar golongannya disebut dengan

eksogami.

Perkawinan dalam satu golongan disebut dengan

endogami.

Kemudian perkawinan dengan orang yang status sosialnya sebanding disebut

dengan

homogami.

Sedangkan perkawinan dengan orang yang status

sosialnya berbeda disebut dengan

heterogami.

Istilah-istilah ini sebenarnya

tidak populer di masyarakat, mengingat sudah semakin hilangnya sistem

feodalisme

dalam masyarakat.

f. Bentuk-Bentuk Keluarga

Sebagai lembaga sosial, keluarga juga menentukan sistem

kekerabatan, misalnya siapa saja yang menjadi anggota keluarga. Sistem

kekerabatan dalam keluarga ada yang bersistem

konjugual

dan sistem

konsanguinal

. Keluarga yang bersistem

konsanguinal

menekankan pada

pentingnya ikatan darah. Sedangkan keluarga yang bersistem

konjugal

lebih

menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan daripada ikatan darah.

Ada pula yang membedakan antara keluarga orientasi (

family of orientation

)

dan keluarga prokreasi (

family of procreation

). Keluarga orientasi merupakan

keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga

prokreasi adalah keluarga yang dibentuk oleh seseorang berdasarkan dengan

pernikahan.

Di samping bentuk keluarga yang sudah dijelaskan di atas, dikenal

pula dengan keluarga inti (

nuclear family

) dan keluarga meluas (

extended

family),

dimana bentuk ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan

kekeluargaan (hubungan darah). Keluarga inti adalah keluarga yang jumlah

anggota keluarganya terdiri dari ayah, ibu, anak-anak yang belum menikah.

Sedangkan keluarga meluas adalah keluarga yang terdiri dari lebih dari satu

generasi atau lebih dari satu keluarga inti.

Perubahan masyarakat dari agraris menuju masyarakat industri

menyebabkan perubahan organisasi dan struktur keluarga. Perubahan

tersebut adalah bahwa keluarga inti (

extented family

) yang cenderung

berubah kepada keluarga besar (

nuclear family

). Keluarga inti adalah

keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum dewasa atau

belum kawin, sedangkan keluarga besar adalah keluarga yang terdiri lebih

dari satu generasi. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Industrialisasi menyebabkan keluarga inti bersifat mobil, mudah pindah

dari tempat satu ke tempat lain, dan akan menetap dimana ada pekerjaan,

sehingga menyebabkan lemahnya ikatan kekerabatan.

2) Industrialisasi mempercepat adanya emansipasi wanita yang dapat

memungkinkan wanita untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga

menyebabkan melemahnya fungsi

extented family

dan di sisi lain

memperkuat fungsi

nuclear family

.

3) Industrialisasi menyebabkan corak kehidupan ekonomi baru dalam

masyarakat.

Sosiologi SMA Kelas XII

80

Proses perubahan dari

extented family

kepada

nuclear family

mempunyai dampak positif dan negatif bagi anggota keluarga. Di satu sisi,

dengan

nuclear family

individu bebas dari ikatan kewajiban dan tanggung

jawab dalam hubungan sosial yang lebih besar. Di pihak lain,

nuclear family

menyebabkan timbulnya isolasi sosial, kurangnya afeksi, beban psikologi

menjadi lebih berat karena individu kurang mempunyai keleluasaan untuk

melepaskan tekanan-tekanan fisik. Akibat-akibat negatif ini tampak pada

naiknya angka perceraian dan gejala disorganisasi keluarga.

g. Susunan Lembaga Keluarga

Dalam lembaga keluarga, dikenal apa yang dinamakan keluarga

inti

dan keluarga

meluas.

Keluarga

inti

merupakan suatu lembaga keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum melakukan perkawinan.

Dengan demikian, jumlah anggota keluarga inti relatif kecil. Sedangkan

keluarga

meluas

merupakan lembaga keluarga yang terdiri dari keluarga

inti ditambah anak-anaknya yang sudah berkeluarga atau bahkan pamannya,

dan lain sebagainya. Jadi keluarga meluas, anggota keluarganya lebih dari

satu generasi.

Dalam lembaga keluarga, juga mengenal adanya

sistem kekerabatan

yang berupa

unilineal

dan

parental.

Sistem

unilineal

merupakan sistem

kekerabatan yang melalui garis keturunan ibu atau ayah saja. Sedangkan

sistem

parental

merupakan sistem kekerabatan yang melalui dua garis

keturunan, yakni ayah dan ibu.

Dalam karakteristik masyarakat yang berbeda, lembaga keluarga

juga memiliki norma-norma yang berbeda pula. Selain sistem dan norma

sebagaimana telah disebutkan di atas, masih banyak pula sistem-sistem lain

yang mengikat dalam lembaga keluarga. Dalam hal ini, misalnya adanya

pola tempat tinggal atau menetap setelah berlangsungnya perkawinan. Adapun

mengenai pola tempat tinggal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1)

Pola Lokal

Terdapat lembaga keluarga yang mengatur adanya pola lokal,

dimana pengantin baru harus tinggal terpisah baik dari orang tua pihak

laki-laki maupun dari pihak perempuan. Lembaga keluarga yang mengatur

pola ini biasanya untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar

mandiri.

2)

Pola Neolokal

Merupakan pola yang memberi kebebasan kepada mereka yang

telah melangsungkan pernikahan untuk tempat tinggal di tempat baru

yang mereka pilih. Dalam hal ini, mereka memiliki kebebasan untuk

memilih di mana mereka akan tinggal dalam melangsungkan kebudayaan.

Bab 3

- Lembaga Sosial

81

3)

Pola Patrilokal

Merupakan pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap di

lingkungan keluarga suami. Pola ini bersifat kaku, karena mereka yang

telah melangsungkan pernikahan tidak memiliki pilihan lain, kecuali harus

tinggal bersama keluarga suami.

4)

Pola Matripatrilokal

Merupakan pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap di

lingkungan pihak wanita, selanjutnya menetap bersama keluarga pria.

Pola ini agak lebih longgar di mana mereka dapat tinggal di tempat

kedua orang tua mereka, baik di pihak laki-laki maupun perempuan.

5)

Pola Matrilokal

Merupakan suatu pola yang mengatur keluarga baru untuk

menetap bersama dengan keluarga pihak wanita. Pola ini juga tidak

memberikan pilihan lain, kecuali mereka harus tinggal di tempat keluarga

wanita.

6)

Pola Patrimatrilokal

Merupakan pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap

bersama keluarga pihak pria, untuk selanjutnya menetap bersama

keluarga pihak wanita. Pola ini seperti halnya pola matripatrilokal tetapi

dimulai dari tinggal di tempat pihak pria dahulu kemudian baru tinggal

di tempat pihak wanita.

7)

Pola Bilokal

Merupakan pola yang mengatur bahwa keluarga baru dapat

menentukan pilihan sendiri, apakah akan menetap bersama keluarga

pihak pria atau bersama pihak wanita. Dalam pola ini terdapat kelonggaran

untuk memilih di mana mereka akan menetap.

8)

Pola Avanukolokal

Merupakan pola yang mengatur keluarga baru untuk menetap

bersama kelurga paman dari pihak ibu, baik paman dari pihak ibu

pengantin pria, maupun dari pihak ibu pengantin wanita.

Lakukanlah observasi terhadap lingkungan masyarakat kalian. Amatilah

bagaimana pola tempat tinggal yang berlaku dalam lingkungan masyarakat Anda.

Bandingkan pola tempat tinggal di daerah kalian dengan pola di daerah teman

kalian! Tunjukkan apa perbedaannya, dan mengapa hal itu berbeda!

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Sosiologi SMA Kelas XII

82

2. Lembaga Pendidikan

a. Pengertian Lembaga Pendidikan

Pendidikan adalah keseluruhan proses dimana seseorang

mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya

yang bernilai positif dalam masyarakat di mana dia hidup, serta proses sosial

dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan

terkontrol, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Inti urusan

lembaga pendidikan ini terletak pada upaya sosialisasi norma-norma yang

dijunjung tinggi, dan akan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Dalam proses sosialisasi ini, diharapkan warga masyarakat baru memiliki

pengertian, kemampuan, dan sikap yang diharapkan oleh masyarakat yang

bersangkutan. Pembahasan lembaga pendidikan ini akan menitikberatkan

pada proses sosialisasi yang intinya mengantarkan seseorang kepada suatu

kebudayaan. Dalam lembaga ini, proses sosialisasi dapat diperoleh dari jenis

lembaga pendidikan yang ada, yaitu menyangkut hal-hal sebagai berikut.

1) Lingkungan pendidikan informal.

2) Lingkungan pendidikan masyarakat di luar lingkungan keluarga.

3) Lingkungan pendidikan formal persekolahan.

Pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia

seutuhnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan memiliki peranan yang

besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan.

Sebagaimana kita ketahui, manusia pada dasarnya mengalami proses

sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer dilakukan dalam lingkungan

keluarga semenjak anak dilahirkan. Sedangkan sosialisasi sekunder dialami

ketika anak memasuki usia sekolah, dimana anak mengalami sosialisasi yang

lebih luas dalam melihat dunianya. Sosialisasi dalam keluarga merupakan

modal dasar untuk meneruskannya dalam sosialisasi sekunder.

Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau

menangani masalah proses sosialisasi, yang bertujuan untuk

mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis

sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks.

Dengan demikian, lembaga pendidikan memiliki peranan yang

besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan secara

substansial.

Bab 3

- Lembaga Sosial

83

b. Arti Penting Pendidikan

Secara umum, pendidikan dapat dikategorikan menjadi pendidikan

formal

dan

non-formal.

Pendidikan formal dilaksanakan melalui institusi

formal, sedangkan non-formal melalui institusi non-formal. Dalam zaman

yang semakin kompleks, tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar

mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Bahkan ada yang

mengatakan bahwa jika pendidikan berhenti, maka berhentilah dunia ini.

Artinya, selama dunia masih tetap ada, maka pendidikan akan selalu

berlangsung. Hal ini diperlukan karena pendidikan merupakan tuntutan

kehidupan yang membutuhkan tanggapan yang cermat dalam mencerdaskan

bangsa sehingga mampu menghadapi tuntutan global. Tuntutan-tuntutan global

yang harus dijawab oleh lembaga pendidikan di antaranya adalah sebagai

berikut.

1) Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat.

2) Munculnya modernisasi dan globalisasi.

3) Pertambahan penduduk yang semakin meningkat.

4) Terjadinya krisis moral dan kebudayaan.

5) Semakin sempitnya lapangan pekerjaan.

6) Tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7) Perlunya pencerahan agama.

8) Perkembangan ideologi.

9) Munculnya masalah-masalah sosial, dan lain-lain.

c. Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidikan pada umumnya diselenggarakan dalam tiga

lingkungan, yaitu lingkungan informal, formal, dan non-formal. Informal berarti

pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan keluarga atau juga sering

disebut sebagai pendidikan primer. Sedangkan pendidikan formal merupakan

pendidikan sekunder dalam lembaga-lembaga pendidikan formal. Sementara

non-formal merupakan pendidikan tertier di luar informal dan formal.

1)

Pendidikan Informal

Pendidikan

informal

adalah pendidikan dalam keluarga yang

berlangsung sejak anak dilahirkan. Dalam keluarga yang memahami arti

penting pendidikan keluarga, maka ia akan secara sadar mendidik anak-

anaknya agar terbentuk kepribadian yang baik. Sedangkan dalam

keluarga yang kurang mengerti arti penting pendidikan keluarga, maka

perilakunya sehari-hari secara tidak sadar adalah pendidikan buat anak.

Berkaitan dengan itu, dapat diidentifikasi ciri-ciri umum pendidikan

informal sebagai berikut.

a) Pendidikan berlangsung terus-menerus tanpa mengenal tempat dan

waktu.

b) Guru adalah orang tua.

c) Tidak adanya manajemen yang jelas.

Sosiologi SMA Kelas XII

84

Di dalam lingkungan informal, seseorang secara sadar atau tidak,

disengaja atau tidak, direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah

pengalaman yang berharga, sejak lahir hingga akhir hayatnya. Lembaga

keluarga merupakan lembaga terkecil yang pertama kali dialami oleh

seorang individu, yang dapat mengajarkan berbagai peran dan nilai-nilai

sosial. Dalam proses sosialisasi, keluarga memiliki peranan penting,

terutama dalam memperkenalkan tentang hal hal-berikut ini.

a)

Penguasaan Diri

Masyarakat menuntut adanya penguasaan dan penyelarasan

diri dengan segala norma dan aturan yang ada terhadap anggota-

anggotanya. Peranan orang tua dalam melatih anak-anaknya untuk

menguasai diri dapat dilakukan dengan pelatihan bagaimana cara

memelihara dan menjaga kebersihan dirinya. Penguasaan diri ini

berkembang, dari yang bersifat fisik sampai emosional. Anak harus

belajar menahan kemarahannya terhadap orang tua atau saudara-

saudaranya. Penguasaan diri sangat penting artinya bagi kestabilan

kejiwaan anak dalam pergaulan sehari-hari. Tanpa memiliki

kemampuan untuk menguasai diri, maka kejiwaan anak tidak akan

stabil, dan mengganggu proses perkembangannya.

b)

Nilai-Nilai

Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan bersamaan dengan

pelatihan penguasaan diri, bagaimana anak dapat meminjamkan alat

permainannya kepada temannya, dan juga kepadanya diajarkan

kerjasama. Sebagai contoh, sambil mengajarkan anak menguasai diri

agar tidak bermain-main sebelum mengerjakan pekerjaan rumahnya,

kepadanya diajarkan nilai sukses dalam pekerjaan. Nilai-nilai demikian

sangat besar fungsinya bagi proses internalisasi kebiasaan baik pada

anak.

c)

Peranan-Peranan Sosial

Pengenalan dan belajar tentang peran-peran sosial dapat terjadi

melalui interaksi dalam keluarga. Setelah dalam diri anak tertanam

pengusaan diri, dan nilai-nilai sosial yang dapat membedakan dirinya

dengan orang lain, ia mulai mempelajari peran-peran sosial yang sesuai

dengan gambaran dirinya. Ia mempelajari peranannya sebagai anak,

sebagai saudara (kakak/adik), sebagai laki-laki atau perempuan.

Dengan mengenal perannya, baik dalam keluarga maupun lingkungan

masyarakat, maka anak akan dapat berperan dengan baik sesuai

dengan fungsinya dalam peranan tersebut.

Bab 3

- Lembaga Sosial

85

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang

berlangsung dalam keluarga sejak anak dilahirkan, dimana

seseorang secara sadar atau tidak, disengaja atau tidak,

direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah pengalaman

yang berharga, sejak lahir hingga akhir hayatnya.

Pengalaman-pengalaman dalam keluarga inilah yang disebut

dengan proses pendidikan informal.

Adapun ciri-ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi

bagi perkembangan anak adalah sebagai berikut.

a) Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya,

proses pendidikan yang dilakukan dalam pendidikan informal tidak

menentukan kapan dan di mana proses belajar itu.

b) Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid,

atau sebaliknya, proses belajar sosial atau sosialisasi berlangsung

antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, tanpa ditentukan

siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun

demikian, proses belajar sosial atau sosialisasi akan dilakukan oleh

orang tua, saudara, dan kerabat dekatnya. Dengan demikian,

pendidikan ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya.

c) Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan

kelanjutan studi, proses pendidikan dalam pendidikan informal tidak

adanya jenjang yang menentukan untuk dapat melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi. Karena sifatnya yang informal itulah, maka hasil

dari proses pendidikan dalam keluarga dapat terlihat dari kualitas diri

atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

d) Proses dapat berlangsung antar-anggota keluarga, proses pendidikan

ini berlangsung dari orang tua, saudara, paman, bibi atau kerabat

terdekat dalam keluarga. Dengan demikian, tidak mengenal

persyaratan usia, fisik, mental, tidak ada kurikulum, jadwal,

metodologi, dan evaluasi.

Gambar 3.4 Proses pendidikan dalam keluarga

Sumber:

http://www.i-baca.pnm.my

Sosiologi SMA Kelas XII

86

2)

Pendidikan Formal

Dalam lingkungan pendidikan formal, proses perkembangan

lembaga pendidikan keluarga dan masyarakat mengalami perkembangan

sesuai dengan kemajuan kebudayaan dan peradaban manusia. Lembaga

pendidikan dalam bentuk sekolah formal ini berkembang juga dengan

adanya perubahan stuktur dan fungsi masyarakat, dimana sekolah akan

melayani pendidikan formal, seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar,

dan sampai tingkat pendidikan tinggi. Lembaga ini meneruskan

penguasaan anak terhadap nilai dan norma yang telah didapat dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan formal dituntut untuk

dapat mengenalkan, belajar, dan memahami lingkungan sosial yang ada.

Pendidikan formal ini mengupayakan pada anak dalam rangka

pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya secara emosional

maupun sosial, melainkan juga pada penguasaan dan perkembangan

intelektualitasnya. Melalui proses pendidikan formal, seorang anak dapat

memiliki sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang semuanya

merupakan wujud abstrak dari kebudayaan. Proses pendidikan dapat

memperkuat penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan sosial yang

baru.

Pendidikan formal merupakan kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan secara formal dalam suatu lembaga pendidikan

formal, yang bertugas meneruskan penguasan anak terhadap nilai

dan norma yang telah didapat dalam lingkungan keluarga

dan masyarakat, untuk dikembangkan dalam rangka

meneruskan dan mempertahankan kebudayaan.

Dalam pada itu, pendidikan formal memiliki aturan-aturan yang

jelas. Sebagai pusat kegiatannya adalah sekolah yang memiliki izin resmi

dalam penyelenggaraannya. Adapun ciri-ciri pendidikan formal adalah

sebagai berikut.

a) Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja dibuat oleh

lembaga pendidikan formal.

b) Guru adalah orang yang ditetapkan secara resmi oleh lembaga.

c) Memiliki administrasi dan manajemen yang jelas.

d) Adanya batasan usia sesuai dengan jenjang pendidikan.

e) Memiliki kurikulum formal.

f) Adanya perencanaan, metode, media, serta evaluasi pembelajaran.

g) Adanya batasan lama studi.

h) Kepada peserta yang lulus diberikan ijazah.

i) Dapat meneruskan pada jenjang yang lebih tinggi.

Bab 3

- Lembaga Sosial

87

3)

Pendidikan Non-Formal

Di dalam lingkungan non-formal, masyarakat merupakan bentuk

tata kehidupan sosial yang terdiri dari tata nilai dan tata budaya sendiri.

Setiap masyarakat akan setia dan mengabdi kepada masyarakatnya

dimana mereka dididik oleh dan untuk masyarakat. Masyarakat inilah

yang akan memberi sifat-sifat dasar suatu pendidikan nasional.

Lingkungan ini memberikan pelayanan berupa pendidikan praktis dan

sikap mental yang fungsional serta relevan agar mereka mampu

meningkatkan mutu dan taraf hidup, serta mampu berpartisipasi aktif

dalam proses pembangunan. Proses pendidikan dalam lingkungan non-

formal masyarakat, kegiatan atau proses pembelajaran dapat disesuaikan

dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang sifatnya mendesak. Tujuan

diselenggarakannya pendidikan akan mengarah pada diperolehnya

lapangan pekerjaan bagi para peserta didik atau meningkatkan

pendapatan.

Pendidikan ini dikenal dengan istilah

Pendidikan Luar Sekolah

(PLS)

. Kegiatannya di luar keluarga dan luar sekolah secara non-formal

dalam masyarakat. Adapun ciri-ciri dari pendidikan luar sekolah tersebut

adalah sebagai berikut.

a) Pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat.

b) Guru adalah fasilitator yang diperlukan.

c) Tidak adanya pembatasan usia.

d) Materi pelajaran praktis disesuaikan dengan kebutuhan pragmatis.

e) Waktu pendidikan singkat dan padat materi.

f) Adanya manajemen yang terpadu dan terarah.

g) Tujuan pembelajaran adalah membekali peserta dengan keterampilan

khusus untuk persiapan diri dalam dunia kerja.

Gambar 3.5 Pelatihan komputer di laboratorium komputer

Perubahan yang terjadi pada perubahan dan perkembangan sosial

budaya pada masyarakat, perubahan nilai dan sikap yang dimiliki

masyarakat membawa pengaruh pada perkembangan pendidikan

masyarakat. Dengan perubahan pada masyarakat yang menyebabkan

terjadinya diferensiasi pada pekerjaan yang semakin kompleks,

mengakibatkan perkembangan pada pendidikan dengan banyaknya

lembaga-lembaga pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, kejuruan,

atau pendidikan tinggi yang menyediakan berbagai spesialisasi dalam

pemilihan jurusan.

Sumber:

http://bima.ipb.ac.id

Sosiologi SMA Kelas XII

88

Pendidikan memiliki fungsi laten terhadap masyarakat. Temukanlah fungsi-fungsi

laten yang lain berdasarkan pengalaman langsung kalian dalam masyarakat!

3. Lembaga Politik

a. Pengertian Lembaga Politik

Dalam studi ilmu politik, bidang lembaga kenegaraan konsentrasinya

hanya negara-negara modern, yaitu negara-negara yang muncul menjelang

Perang Dunia I, terutama kerajaan-kerajaan yang mulai meninggalkan tradisi

monarki, dan pembahasannya diteruskan pada negara-negara setelah Perang

Dunia II.

Dalam hubungan ini, skenario politik baik di tingkat makro maupun mikro

dapat digambarkan secara rinci berdasarkan analisis ilmu sosial sedemikian

rupa sehingga dapat diekstrapolasikan, antara lain:

1) Gejala atau pola umum perjuangan politik.

2) Kecenderungan dalam proses politik yang menunjukkan keteraturan

(

regularities

).

Kedua gejala ini akan menambah makna kejadian-kejadian serta

memberi kemungkinan untuk membuat suatu perbandingan serta generalisasi.

Proses politik dapat Anda lihat pada gambar 3.23 ini yang menunjukkan

bahwa lembaga politik terbentuk melalui suatu perjuangan politik yang

menunjukkan keteraturan.

Gambar 3.6 Sidang MPR dalam merumuskan konstitusi

Dimensi sosial dari proses politik mencakup status dan peranan elite politik:

bangsawan, aristokrasi, birokrat, kaum intelegensia, elite religius, meritokrasi,

teknokrasi, elite desa, dan lain sebagainya.

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Sumber:

http://www.tempointeraktif.com

Bab 3

- Lembaga Sosial

89

Otoritas yang mereka miliki antara lain otoritas karismatis, termasuk

pula yang sudah mengalami rutinisasi, otoritas tradisional, otoritas legal dan

rasional. Bagaimana interaksi dalam proses perjuangan kekuasaan, terutama

dalam periode transisi (abad ke-19 dan 20) sewaktu orientasi nilai-nilai

bergeser sebagai dampak proses penetrasi pengaruh barat dan modernisasi.

Posisi sosial kultural elite masing-masing menimbulkan konflik, yang

menimbulkan fenomena yang bernuansa dari proses sosial dan politik yang

selalu berkesinambungan.

Sebelum memahami secara utuh pengertian lembaga politik, maka

perlu diketahui pula batasan-batasan tentang istilah politik menurut beberapa

ahli sebagai berikut.

1)

Deliar Noer

Deliar Noer memandang bahwa, politik merupakan segala sesuatu

yang berhubungan dengan kekuasaan dan susunan masyarakat. Dalam

pengertian ini, politik adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekuasaan,

dan bagaimana mempertahankannya.

2)

Roger F. Soltau

Dalam pandangan Soltau, politik merupakan tujuan-tujuan lembaga

negara yang akan melaksanakan tujuan itu, hubungan antara negara

dengan warganegaranya dan hubungan antara negara dengan negara-

negara.

3)

Thomas H. Stevenson

Menurut Stevenson, dikemukakan bahwa politik adalah pola

hubungan kekuasaan antara orang dengan orang, antara orang dengan

negara, dan antar-negara dengan negara.

4)

J.K. Bluntschli

Bluntschi mengemukakan bahwa politik tidak dipisahkan dengan

negara, yang berusaha untuk mengerti dan memahami negara dalam

keadaannya, dalam sifat essensialnya, macam-macam bentuk dan

manifestasinya, serta perkembangannya.

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa,

politik

adalah sesuatu

yang berhubungan dengan kekuasaan dalam rangka mencapai atau

mewujudkan cita-cita ideologi. Suatu hubungan kekuasaan tejadi bilamana

seseorang atau sekelompok golongan tunduk kepada orang ataupun golongan

lain dalam suatu bentuk kegiatan tertentu. Seseorang dapat menikmati

kekuasaan, bila orang tesebut dapat mempengaruhi perilaku atau pikiran

orang lain. Kekuasaan dapat diartikan sebagai

authority, control, capacity

,

dan

relationship

, yang berarti kemampuan untuk mengendalikan kelakuan

orang lain, baik secara langsung dengan memberikan perintah maupun secara

tidak langsung dengan jalan mempergunakan alat dan cara yang ada.

Sosiologi SMA Kelas XII

90

Politik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kekuasaan

dalam rangka mencapai atau mewujudkan cita-cita ideologi.

Selain karena unsur ideologi, politik juga merupakan suatu cara

bagaimana usaha mendapatkan kekuasaan dan bagaimana

mempertahankannya.

Agar lebih jelas, dapat dilihat beberapa definisi tentang lembaga politik

sebagai berikut.

1)

Kamanto Soenarto

Soenarto mengemukakan bahwa

lembaga politik

adalah suatu

badan yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan

wewenang. Oleh karena itu, lembaga politik meliputi

eksekutif, legislatif,

yudikatif, keamanan dan pertahanan nasional, serta partai politik.

2)

J.W. Schoerl

Menurut Schoerl,

lembaga politik

merupakan badan yang

mengatur dan memelihara tata tertib untuk mendamaikan pertentangan

dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa.

Lembaga politik merupakan suatu badan yang mengkhususkan

diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang, berkaitan

dengan kehidupan politik, menyangkut tujuan dari keseluruhan

masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan tata tertib

kehidupan dalam bermasyarakat.

Dengan demikian, peranan lembaga politik bagi sosial kemasyarakatan

sangat besar mengingat politik merupakan tarik-menarik kepentingan,

sehingga perlu ada lembaga yang mengaturnya. Adapun yang menjadi

wilayah lembaga politik adalah

negara, kekuasaan, pemerintahan, kegiatan

politik dan organisasi politik.

Jadi, lembaga politik pada pokoknya

memusatkan perhatian pada sekelompok masalah yang menyangkut

perjuangan kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat baik berupa upaya

untuk memperoleh kekuasaan maupun upaya mempertahankan kekuasaan.

Gambar 3.7 Istana Negara sebagai pusat kegiatan lembaga kepresidenan

Sumber:

http://upload.wikimedia.org

Bab 3

- Lembaga Sosial

91

Sebagai pendukung eksistensi lembaga politik, lembaga sosial

merupakan pembantu lembaga politik yang berwujud organisasi hukum,

perundang-undangan, kepolisian, angkatan bersenjata, kepegawaian,

kepartaian, dan hubungan diplomatik. Salah satu bentuk lembaga politik yang

paling mendominasi kehidupan bermasyarakat adalah negara. Negara

merupakan satu-satunya lembaga yang mempunyai keabsahan untuk

melakukan kekerasan terhadap warganya, karena negara mempunyai sifat

memaksa, dimaksudkan negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan

kekerasan fisik secara sah, dalam upaya-upaya mencapai tujuan masyarakat.

Sifat monopoli maksudnya dalam menentukan tujuan bersama dari

masyarakat, maka negaralah yang memiliki monopoli, tujuan-tujuan asosiasi

lain tidak boleh bertentangan dengan tujuan yang telah ditentukan oleh

negara. Sifat mencakup semua, maksudnya semua orang yang berada dalam

wilayah negara berkewajiban menaati dan melaksanakan peraturan-peraturan

yang dibuat oleh negara yang ditujukan kepada mereka.

Gambar 3.8 Gedung DPR/MPR sebagai pusat kegiatan lembaga politik

Lembaga politik berkaitan dengan kehidupan politik, yakni menyangkut

tujuan dari keseluruhan masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan tata

tertib kehidupan, mulai dari tingkat RT/RW sampai dengan lingkungan yang

lebih luas, yaitu bangsa dan negara. Adapun yang diatur dan dikendalikan

dalam kehidupan masyarakat adalah mengenai kepentingan-kepentingan dari

warga masyarakat itu sendiri, sehingga terjadi keteraturan. Untuk dapat

mengatur kepentingan ini diperlukan suatu kebijaksanaan tertentu, dalam

rangka melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan orang atau lembaga

memerlukan kekuasaan dan wewenang. Kehidupan politik tidak akan terlepas

dari sistem pengaturan, pembagian, dan pengukuhan kekuasaan dan

wewenang dalam masyarakat.

Sumber:

http/:www.dpr.go.id

Sosiologi SMA Kelas XII

92

Politik akan menentukan siapa yang memperoleh apa, bilamana,

dan bagaimana. Dasar kehidupan politik adalah persaingan

untuk memiliki kekuasaan. Kekusaan merupakan kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak

yang ada pada pemegang kekuasaan. Kekuasaan berbeda

dengan dominasi. Satu ciri yang khas pada dominasi adalah

pihak yang berkuasa mempunyai wewenang sah untuk berkuasa

berdasarkan aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai

wajib menaati kehendak yang berkuasa. (Max Weber)

Situasi dominasi dapat diamati dalam pola hubungan bawahan dan

atasan. Dominasi memerlukan staf administrasi untuk melaksanakannya.

Pada kekuasaan, seseorang dapat saja memaksakan kehendaknya terhadap

pihak lain walaupun tanpa mempunyai wewenang dan pihak lain tersebut

terpaksa menaati kehendak yang berkuasa walaupun tidak ada kewajiban

baginya untuk menaatinya. Suatu dominasi memerlukan keabsahan, yaitu

pengakuan atau pembenaran masyarakat terhadap dominasi itu, agar

penguasa dapat melaksanakan kekuasaannya secara sah.

Menurut Max Weber, dominasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1)

Dominasi Kharismatik

Dominasi ini didasarkan pada

kewibawaan seseorang, karena adanya

kepercayaan yang besar dari

masyarakat kepadanya. Misal: para

nabi, tokoh agama, ketua adat, dan lain-

lain. Bung Hatta sebagaimana

ditampakkan pada gambar 3.32 berikut

ini merupakan sosok pemimpin

kharismatik.

Gambar 3.9 Bung Hatta sebagai sosok

pemimpin kharismatik

2)

Dominasi Tradisional

Dominasi ini didasarkan kepada tradisi. Penguasa dalam dominasi

ini cenderung melanjutkan tradisi-tradisi yang telah ditegakkan oleh

pendahulunya. Proses peralihan kekuasaan didasarkan pada garis

keturunan.

3)

Dominasi Legal-Rasional

Dominasi ini didasarkan kepada aturan hukum yang dibuat dengan

sengaja atas dasar pertimbangan rasional. Pemimpin dipilih dan

menjalankan kekuasaannya atas dasar aturan hukum yang berlaku. Untuk

dapat duduk sebagai penguasa, seseorang harus memenuhi syarat tertentu

berdasarkan hukum yang berlaku.

Sumber:

http://www.dekopin.coop

Bab 3

- Lembaga Sosial

93

b. Proses Terbentuknya Lembaga Politik

1) Adanya keinginan bersama dalam kehidupan bersama.

2) Menentukan norma yang berdasarkan kebiasaan hidup bersama.

3) Menentukan lembaga politik legislatif, mengadakan

ceremonial

atau

upacara pelaksanaan politik yang dikehendaki.

4) Membiasakan norma tersebut untuk dilaksanakan bersama dan milik

bersama dalam kesempatan tertentu.

Buatlah artikel singkat mengenai eksistensi lembaga politik di Indonesia berikut

peranan dan fungsinya sebagai lembaga sosial! Kerjakan secara individual.

4. Lembaga Sosial Keagamaan

Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan terhadap

hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang

dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang bersifat

supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting

dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agama

sangat mempengaruhi perilaku manusia. Dengan agama manusia dapat

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Menurut

Durkheim,

agama

merupakan sistem yang terpadu, terdiri atas keyakinan dan praktek yang

berhubungan dengan hal-hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya

dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Dengan demikian, agama

merupakan pedoman hidup manusia untuk dapat berhubungan dengan Pencipa

dan berhubungan dengan sesama manusia. Lembaga sosial keagamaan inilah

yang mengatur tata tertib dan BerketuhananYang Maha Esa.

Agama merupakan sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan

dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan

mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral

yang dinamakan umat. Dalam konsep Sosiologi, agama merupakan

gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh masyarakat di

dunia tanpa kecuali. Agama merupakan salah satu aspek dalam

kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat.

Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup yang

harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok.

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Sosiologi SMA Kelas XII

94

Berdasarkan sudut pandang pemahaman manusia, agama mempunyai dua segi

yang membedakan dalam perwujudannya, yaitu segi kejiwaan dan segi objektif.

Segi kejiwaan berkenaan dengan apa yang dirasakan penganut agama mengenai

kondisi subjektif dalam jiwa manusia. Sedangkan kondisi objektif merupakan

dimensi luar tentang empiris dari agama. Segi objektif inilah yang dapat dipelajari

apa adanya, dan dengan demikian dapat dipelajari menggunakan metode ilmu

sosial.

Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan kehidupan beragama dalam

masyarakat adalah ibadah, pendidikan agama dan dakwah, hukum dan pengadilan

agama, partai politik yang berdasarkan agama, ekonomi yang berdasarkan

agama, keluarga, sosial, pertahanan, ilmu pengetahuan, kesusasteraan, dan

kesenian.

a. Hubungan Agama dengan Lembaga Lain

Peranan penting agama bagi manusia selalu terkait dengan lembaga

sosial yang lain. Dalam sistem kemasyarakatan yang kompleks, pranata

keagamaan yang ada juga sangat kompleks dan bermacam ragam, sesuai

dengan tujuan masing-masing lembaga agama. Dalam suatu badan atau

organisasi keagamaan saja, terdapat banyak lembaga-lembaga agama. Dalam

keadaan ini, peran agama akan semakin meluas karena adanya divergensi

lembaga-lembaga agama tersebut. Masing-masing lembaga biasanya memiliki

karakteristik dan pola masing-masing sesuai dengan tujuannya. Untuk

memperjelas eksistensi lembaga agama dalam kehidupan sosial, maka akan

lebih bermakna apabila menghubungkan lembaga agama dengan lembaga-

lembaga yang lain, dalam mengkaji bahasan berikut ini.

1)

Agama dan Keluarga

Agama merupakan pengendali lembaga keluarga. Tanpa berpegang

pada keyakinan agama, suatu keluarga tidak akan memiliki pedoman

hidup sejati, yang sangat bermanfaat bagi orang yang memeluknya.

Keluarga juga akan kehilangan arah, tidak teratur, dan dampaknya tidak

dapat bermasyarakat dengan baik.

Akan sangat berbeda dengan keluarga yang berpegang teguh terhadap

agama, maka perilakunya akan sesuai dengan tuntutan agama dan dapat

bermasyarakat dengan baik. Ketika agama melarang perzinaan,

pelacuran, perceraian, maka bagi keluarga yang berkeyakinan teguh akan

menghindarkannya, karena yakin jika melanggar akan mendapat sanksi

agama. Ketika agama menganjurkan untuk berperilaku baik dengan

tetangga dan masyarakat, maka ia pun akan melaksanakannya. Jelasnya,

peran lembaga agama sangat besar tehadap keteraturan lembaga

keluarga.

2)

Agama dan Politik

Agama dan politik memiliki hubungan yang berkesinambungan

antara satu dengan yang lain. Lembaga agama sesuai dengan pedoman

hidup manusia, memberikan kekuatan moral bagi manusia sesuai dengan

tuntutannya.

Bab 3

- Lembaga Sosial

95

Kekuatan moral inilah yang dapat berfungsi terhadap lembaga

politik untuk bermain politik di bawah kendali moral. Meskipun tujuan

akhir dari politik adalah kekuasaan, namun keluarga itu tidak terlepas

dari sikap moral. Hal ini mengingat agama juga menganjurkan agar setiap

orang mampu menjadi pemimpin. Begitu pula dengan cara-cara untuk

mendapatkan kekuasaan, maka agama memerintahkan agar kekuasaan

itu diperoleh dengan cara yang baik, tidak merugikan pihak lain, dan

dapat dipertanggungjawabkan secara moral pada masyarakat.

3)

Agama dan Ekonomi

Agama dan ekonomi juga memiliki hubungan yang

berkesinambungan. Kegiatan ekonomi yang baik dalam kehidupan

bemasyarakat akan berlandaskan pada kaidah-kaidah agama. Perilaku

produksi, distribusi, maupun konsumsi akan menunjukkan hal yang positif

jika didasari oleh kekuatan agama. Kegiatan ekonomi yang demikian

tidak akan menimbulkan kerugian pada masyarakat. Manusia

diperbolehkan mencari harta sebanyak-banyaknya karena tidak ada

satupun agama yang melarangnya. Namun yang perlu dperhatikan adalah

apakah proses pencapaian itu sudah benar atau belum, sesuai dengan

keyakinan agama atau tidak. Agama juga memerintahkan manusia untuk

menjalankan pola kerja yang baik, perilaku konsumsi yang benar, dan

hal-hal lain bersifat positif. Jika dalam melakukan kegiatan ekonomi orang

tidak didasari oleh kekuatan agama, maka yang timbul adalah kecurangan-

kecurangan pola kerja yang tidak baik, kolusi, dan nepotisme, serta hal-

hal lain yang sifatnya destruktif.

4)

Agama dan Pendidikan

Pendidikan manapun yang tidak didasari oleh agama akan runtuh.

Hal ini dilihat dalam filosofi yang mengatakan bahwa,

agama tanpa

ilmu buta, dan ilmu tanpa agama membabi buta.

Filosofi ini

menunjukkan bahwa hubungan antara agama dengan pendidikan atau

ilmu sangat erat, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Jika agama tanpa ilmu maka tidak akan mampu melihat secara utuh ilmu

ataupun fungsi agama secara nyata. Begitu pula ilmu tanpa agama akan

kehilangan arah, tidak terkendali, dan menyimpang dari kaidah-kaidah

yang berlaku dalam masyarakat. Penyalahgunaan narkotika, alkohol,

perang, adalah bukti ilmu yang tidak didasari oleh norma-norma agama.

b. Fungsi Agama

Secara umum, agama memiliki fungsi praktis bagi umat manusia dalam

kehidupan sehari-hari. Fungsi praktis ini pada gilirannya akan membentuk

suatu pola yang disepakati oleh pemeluk agama yang bersangkutan, dan

dilaksanakannya pola-pola tersebut sebagai suatu hal yang normatif.

Borton

dan Hunt

mengidetifikasikan fungsi agama menjadi dua kriteria, yaitu

fungsi

manifest

dan

fungsi laten.

Adapun ruang lingkup kedua fungsi tersebut

adalah sebagai berikut.

Sosiologi SMA Kelas XII

96

1)

Fungsi Manifest Agama

Fungsi ini menyangkut tiga hal pokok yang dijadikan pedoman

oleh umat manusia, yakni sebagai berikut.

a) Adanya ajaran atau doktrin yang menggariskan hubungan antara

manusia dengan Tuhannya dan dengan sesama manusia.

b) Ritual keagamaan yang melambangkan keyakinan dan mengingatkan

manusia dengan keyakinan tersebut.

c) Keyakinan tersebut dijadikan acuan dalam membentuk norma

perilaku.

2)

Fungsi Laten

Dalam pola menjalankan keyakinan, tidak dapat dihindarkan

menunjukkan munculnya kelas sosial atas dasar tingkat keyakinan atau

keimanan. Individu yang tingkat keimanannya tinggi akan sangat

dihormati oleh para penganut keyakinan tersebut. Begitu pula apabila

tingkat keyakinannya berkurang akan kurang dihormati lingkungannya.

Namun secara sadar ataupun tidak, munculnya kelas sosial berdasarkan

tingkat keyakinan ini dapat menimbulkan potensi konflik atau bahaya

laten terjadinya pertentangan di antara sesama penganut keyakinan

tersebut. Untuk mencegah timbulnya konflik, maka diciptakan suatu

pola hubungan yang baik antara individu yang tingkat keimanannya

tinggi dengan individu yang tingkat keimanannya sedang atau rendah.

Pola hubungan inilah yang pada gilirannya menjadi suatu tradisi dalam

masyarakat.

Amatilah lembaga keagamaan yang ada di lingkungan masyarakat sekitar kalian!

Temukan bagaimana fungsi keagamaan dan fungsi sosialnya dalam memenuhi

kebutuhan manusia, baik lahir maupun batin!

5. Lembaga Sosial Ekonomi

Lembaga sosial yang mengurusi masalah kegiatan dan kebutuhan ekonomi

adalah lembaga ekonomi. Dalam dinamika kehidupan masyarakat, lembaga

ekonomi kegiatan pokoknya meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi. Setelah

kegiatan ini diatur dengan baik dalam tataran normatif, maka ia dapat disebut

dengan lembaga ekonomi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan lembaga

ekonomi adalah suatu lembaga sosial yang mengurusi masalah kebutuhan atau

kesejahteraan materiil, yakni mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi

yang berupa barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka

melangsungkan kehidupannya.

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Bab 3

- Lembaga Sosial

97

Lembaga ekonomi adalah lembaga sosial yang mengurusi masalah

ekonomi berupa kebutuhan atau kesejahteraan materiil, yakni dalam

hal mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi baik berupa

barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka

melangsungkan kehidupannya secara wajar.

Adapun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lembaga ekonomi adalah

sebagai berikut.

a.

Produksi

Produksi adalah konsep ekonomi yang berarti suatu kegiatan manusia

yang menghasilkan barang atau jasa. Dalam kegiatan produksi, tugas

lembaga ekonomi adalah mengatur cara-cara untuk menghasilkan barang

dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi

jenisnya bermacam-macam, tergantung spesialisasi dan keahlian masing-

masing individu atau kelompok. Adapun kegiatan-kegiatan produksi tersebut

adalah sebagai berikut.

1)

Bercocok Tanam

Bercocok tanam merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh

para petani. Bercocok tanam baik di sawah maupun ladang marupakan

bentuk kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kegiatan

produksi jenis ini lebih banyak dijumpai di negara-negara agraris lain

yang mengembangkan cocok tanam. Dalam hal ini, lembaga ekonomi

mengatur masalah kegiatan-kegiatan produksi, misalnya waktu

penanaman, sistem irigasi, sistem pengolahan tanah, sistem upah, dan

lain sebagainya.

2)

Beternak

Selain bercocok tanam, kegiatan produksi yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan manusia adalah beternak. Beternak merupakan

kegiatan produksi yang berperan dalam mencukupi kebutuhan daging

bagi masyarakat. Pada umumnya, terdapat dua motif masyarakat dalam

menjalankan produksi beternak, yaitu pertama, untuk mencukupi

kebutuhan konsumsi pribadi. Ke dua, beternak untuk komersialisasi,

dalam artian untuk didistribusikan pada konsumen-konsumen lain.

Negara-negara yang mengembangkan peternakan dengan tujuan

komersialisasi yakni Australia, Inggris, Mongolia, Arab, Asia Tengah,

dan lain sebagainya. Sementara di Indonesia peternakan untuk

dikomersialisasikan masih sangat terbatas.

3)

Perikanan

Produksi perikanan adalah kegiatan produksi untuk memenuhi

konsumen terhadap kebutuhan ikan. Di Indonesia, kegiatan ini sudah

dikomersialisasikan sejak lama. Banyak daerah-daerah yang

mengembangkan perikanan dengan mendirikan tambak-tambak untuk

memelihara ikan maupun udang.

Sosiologi SMA Kelas XII

98

Kegiatan seperti ini dapat kita lihat di sepanjang Pantai Utara Jawa

bahkan sampai ke daerah pedalaman. Hal serupa juga dapat kita jumpai

di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan, yang menjadikan fungsi sungai

sebagai ladang produksi perikanan. Tidak ketinggalan pula di daerah

pegunungan banyak orang yang membuat kolam-kolam untuk ditanami

ikan.

Gambar 3.10 Budidaya ikan nila sebagai kegiatan produksi

4)

Berburu dan Meramu

Berburu dan meramu adalah kegiatan produksi yang lebih banyak

dijumpai pada zaman prasejarah atau pada zaman yang masih primitif.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka melakukan perburuan

terhadap binatang-binatang di hutan. Di samping itu juga, mereka

mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi. Setelah mereka mengenal kegiatan bercocok

tanam, maka kegiatan berburu dan meramu semakin berkurang. Dalam

skala kecil, kegiatan tersebut masih dapat dijumpai di beberapa wilayah

yang potensial untuk perburuan, seperti di Australia, Amerika Selatan,

dan masyarakat pedalaman Afrika.

5)

Kegiatan Industri

Industri merupakan kegiatan produksi yang paling banyak

ditemukan dalam masyarakat kita. Kegiatan industri ini menekankan

pada upaya produksi barang dan jasa untuk keperluan konsumsi.

Kegiatan ini pada umumnya menggunakan teknologi industri, baik

mekanik maupun kimiawi. Lembaga ekonomi industri yang berperan

di dalamnya menekankan pada efektivitas dan efisiensi produksi. Dalam

kegiatan industri, aktivitasnya lebih bersifat padat modal daripada padat

karya. Dalam hal sumber daya manusianya juga diperlukan tenaga

terampil yang terlatih. Kegiatan industri ini telah berkembang di hampir

setiap negara, dalam negara agraris seperti Indonesia sekalipun, kegiatan

industri sudah merambah pada berbagai sektor baik di desa maupun di

kota.

Sumber:

dokumen penerbit

Bab 3

- Lembaga Sosial

99

Gambar 3.11 Industri kerajinan perak di Jogjakarta

b.

Distribusi

Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan ekonomi adalah

kegiatan distribusi. Menurut kajian Sosiologi, kegiatan distribusi merupakan

suatu kegiatan ekonomi pasca produksi untuk disalurkan pada konsumen.

Secara umum, kegiatan ini dapat diidentifikasikan ke dalam tiga cara, yakni

sebagai berikut.

1)

Distribusi Resiprositas

Kegiatan distribusi resiprositas ini merupakan distribusi timbal-

balik dengan tukar-menukar barang dan jasa yang dianggap oleh kedua

belah pihak sebanding nilainya. Resiprositas dibagi lagi menjadi

resiprositas umum, berimbang, dan pemerataan.

a) Resiprositas umum adalah pertukaran barang yang dilakukan dengan

cara menentukan nilai barang yang terlihat pada waktu serah terima

barang. Dengan demikian, transaksi distribusi berlangsung secara

spontan dan insidental ditentukan oleh kedua belah pihak.

b) Resiprositas berimbang adalah teknik tukar-menukar barang dengan

menentukan terlebih dahulu secara pasti nilai barang yang akan

dilakukan serah-terima.

c) Pola pemerataan merupakan suatu keharusan bagi seseorang untuk

mendestribusikan suatu barang terhadap orang lain. Dalam konsep

ini, tidak ada monopoli, karena barang yang harus didistribusikan

merupakan barang kebutuhan umum.

2)

Redistribusi

Kegiatan mendistribusikan suatu barang dan jasa terhadap suatu

agen atau perorangan untuk kemudian didistribusikan kembali. Dalam

redistribusi dikenal sistem berantai, sehingga jarak antara proses produksi

pada konsumsi menjadi panjang karena melalui sub-sub agen sebelum

sampai pada konsumen. Sistem berantai seperti ini banyak terjadi di

Indonesia dengan segala bentuk sistemnya. Coba kalian amati proses

tersebut di daerah kalian sendiri, bagaimana sistemnya!

Sumber:

http://www.yogyes.com

Sosiologi SMA Kelas XII

100

3)

Pertukaran Pasar

Pasar merupakan suatu

tempat bertemunya antara penjual

dan pembeli yang melakukan

transaksi jual-beli. Transaksi seperti

ini pada akhirnya mem-bentuk pola

atau sistem yang permanen. Pola

ini merupakan kegiatan distribusi

melalui tran-saksi jual-beli dari

seseorang kepada orang lain

dengan berbagai pertimbangan

terkait dengan kebutuhan masing-

masing.

Gambar 3.12 Kegiatan perekonomian

di pasar

c.

Konsumsi

Kegiatan ekonomi yang terakhir setelah distribusi adalah konsumsi.

Kegiatan konsumsi merupakan perilaku masyarakat dalam menggunakan

atau memakai barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam

masyarakat tradisional, kegiatan ekonomi produksi, distribusi, dan konsumsi,

tidak berkembang luas karena kebanyakan produksi yang dihasilkan adalah

untuk konsumsi sendiri. Sedangkan dalam masyarakat maju sangat

berkembang mengingat kegiatan produksi, distribusi, maupun konsumsi

berjalan di atas sub-sub lembaga ekonomi yang lengkap.

Dari ketiga perilaku ekonomi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa lembaga

ekonomi tidak terlepas kegiatan-kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi dalam

kelembagaannya sesuai dengan model-model sistem ekonomi yang diterapkan.

Artinya, model-model sistem ekonomi memiliki aturan-aturan tertentu sesuai

dengan kekuatan doktrin yang dianutnya. Beberapa sistem ekonomi tersebut

adalah sebagai berikut.

a.

Sistem Ekonomi Kapital

Kegiatan ekonomi dalam sistem ini sangat ditentukan oleh kalangan

pemilik modal atau kapitalis. Sistem ini menganut pola kebebasan dalam

menjalankan lembaga ekonomi, sehingga mereka adalah pendorong

munculnya pasar bebas atau globalisasi. Negara yang menganut sistem ini

adalah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat. Dalam era pasar

bebas, sistem ekonomi kapital tersebut sudah merambah negara-negara

Timur, termasuk Indonesia.

b.

Sistem Ekonomi Fasis

Kegiatan ekonomi dalam sistem ini didominasi oleh pemimpin atau

pemerintah. Sistem ekonomi tipe ini sering dikenal sebagai sistem ekonomi

terpimpin. Dalam kegiatan ekonominya, rakyat tidak mempunyai kebebasan

untuk menentukan arah kebijakan ekonomi, melainkan harus tunduk kepada

kebijakan ekonomi pemerintah. Negara yang pernah mengembangkan sistem

ini adalah Jepang, Jerman, dan Italia.

Sumber:

http://www.eastjava.com

Bab 3

- Lembaga Sosial

101

c.

Sistem Ekonomi Komunis

Kegiatan ekonomi dalam sistem ini dikelola secara kolektif dengan

alasan untuk kemakmuran bersama. Dalam pemerintahannya, biasanya

ditandai oleh tampilnya partai komunis yang menamakan diri sebagai wakil

rakyat. Dalam konsep ekonomi komunis, setiap orang harus merasakan hal

yang sama, baik dari kalangan rakyat maupun kalangan pejabat. Dalam

praktiknya, penguasa kolektif inilah yang berperan dalam mengendalikan

lembaga ekonomi, sementara rakyat tidak memiliki kebebasan sama sekali.

Negara-negara yang mengembangkan sistem ini adalah negara-negara

komunis, seperti Cina dan Rusia.

d.

Sistem Ekonomi Pancasila

Kegiatan ekonomi sistem ini mengacu pada norma yang terkandung

dalam jiwa Pancasila. Satu-satunya negara yang menganut sistem ini adalah

Indonesia, mengingat ideologi negara Indonesia adalah ideologi Pancasila.

Dalam sistem ini, tujuan akhirnya adalah sebagaimana yang tercantum dalam

sila ke lima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Artinya, sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa, seluruh

kekayaan alam yang dikuasai oleh negara dipergunakan untuk kemakmuran

seluruh rakyat dengan prinsip keadilan. Sistem ekonomi Pancasila juga sering

disebut sebagai sistem ekonomi kerakyatan. Ini berarti kokohnya ekonomi

nasional harus ditopang oleh kuatnya ekonomi kerakyatan, dimana seluruh

komponen bangsa berperan serta di dalamnya. Itulah sebenarnya tugas

lembaga ekonomi Pancasila, yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda

keberhasilannya.

Pergilah ke pasar yang terdekat dengan daerah kalian untuk mengamati transaksi

jual-beli barang dan jasa! Buatlah laporan observasi mengenai karakteristik

kegiatan distribusi di pasar dimana kalian melakukan observasi!

A A

A A

A

KK

KK

K

TT

TT

T

II

II

I

VV

VV

V

II

II

I

TT

TT

T

AA

AA

A

SS

SS

S

Sosiologi SMA Kelas XII

102

C.C.

C.C.

C.

Peran dan fungsi lembaga sosial

Peran dan fungsi lembaga sosial

Peran dan fungsi lembaga sosial

Peran dan fungsi lembaga sosial

Peran dan fungsi lembaga sosial

1. Lembaga Keluarga

Lembaga keluarga memiliki fungsi mempertahankan kelangsungan hidup

masyarakat, seperti melanjutkan keturunan/reproduksi. Keluarga merupakan

fokus umum dari pola lembaga sosial. Hampir dalam setiap masyarakat, keluarga

merupakan pusat kehidupan secara individual, dimana di dalamnya terdapat

hubungan yang intim dalam derajat yang tinggi.

Dalam hal melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan, lembaga keluarga

memiliki peranan penting untuk memperoleh pengakuan eksistensinya dari

masyarakat. Artinya, keluarga berfungsi baik bagi kelangsungan keluarganya

sendiri, maupun secara kemasyarakatan. Pada dasarnya, lembaga keluarga

memiliki fungsi

pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi,

afeksi, ekonomi, kontrol, proteksi

,

penentu kedudukan dan status, dan

fungsi perlindungan.

Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a)

Fungsi Pengaturan Hubungan Biologis

Dalam fungsi pengaturan hubungan biologis, manusia mempunyai

kelebihan dengan binatang dalam hal daya nalar, budi, serta hati nurani,

yang mendorong manusia tidak saja berjalan berdasarkan pada insting

atau kebutuhan mendesak sesaat belaka. Masyarakat menganggap

hubungan biologis itu sah apabila dua orang yang berlainan jenis tersebut

telah menjadi suami-istri secara resmi.

b)

Fungsi Reproduksi

Bukanlah suatu hal yang naif apabila keluarga ditinjau dari fungsi

seksualnya memiliki peranan dalam melanjutkan keturunan. Apabila fungsi

seksualnya tidak berjalan, maka tidak akan terbentuk keluarga yang

normal, dalam arti tidak dapat meneruskan keturunan. Meskipun dapat

ditempuh dengan cara mengadopsi, namun makna yang sesungguhnya

akan tetap lain seperti halnya mereka yang dapat melanjutkan keturunan.

c)

Fungsi Sosialisasi

Berdasarkan fungsi ini, keluarga adalah tempat untuk membesarkan

anak secara normal dan wajar. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga

harus menjadi sarana bagi terjadinya proses sosialisasi yang sempurna,

sehingga anak dapat berperilaku normal sesuai dengan norma-norma

yang berlaku dalam masyarakat. Apabila masa anak yang sedang

mengalami proses sosialisasi tidak diperhatikan dengan baik, maka akan

ada kecenderungan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang

menyimpang atau tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya.

Dampaknya, anak tidak memiliki kepribadian sebagaimana yang

sesungguhnya diharapkan oleh keluarga.

Bab 3

- Lembaga Sosial

103

d)

Fungsi Afeksi

Lembaga keluarga memiliki fungsi afeksi dalam rangka memenuhi

kebutuhan rohaniah anggota keluarga. Manusia pada dasarnya memiliki

kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah dapat berupa

hal-hal yang bersifat materiil. Sedangkan kebutuhan rohaniah dapat

berupa hal-hal yang menyangkut psikologis atau kejiwaan, dan yang utama

adalah kebutuhan spiritual. Sebagai suatu keluarga, maka perlu

ditimbulkan rasa kasih sayang terhadap anggota keluarga lainnya. Jika

anak terlahir karena adanya cinta kasih antara suami dan istri, maka

setelah ia lahir juga membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Fungsi

afeksi inilah yang nantinya menumbuhkan perasaan saling menyayangi

antara suami dan istri, anak terhadap orang tua, dan sebaliknya, juga

kasih sayang kakak dan adik. Fungsi inilah yang betul-betul dibutuhkan

oleh setiap anggota keluarga untuk dapat menjalani hidup dengan normal.

3)

Fungsi Ekonomi

Dalam lembaga keluarga, kegiatan kesehariannya tidak akan

terlepas dari kegiatan-kegiatan ekonomi. Setelah terbentuk suatu lembaga

melalui perkawinan, maka untuk mempertahankan kehidupannya keluarga

harus mampu melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan tingkat

kebutuhannya. Dalam kegiatan ekonomi, siklusnya tidak dapat dilepaskan

dari masalah produksi, distribusi, dan konsumsi. Apabila perilaku

konsumsinya tidak sebanding atau lebih besar dari usaha produksinya,

maka akan terjadi ketimpangan, dimana keluarga tidak akan memiliki

sistem ekonomi yang kokoh. Normalnya, adanya keseimbangan antara

produksi, distribusi, dan konsumsi. Perihal kegiatan ekonomi, biasanya

terdapat pembagian tugas yang jelas pada setiap anggota keluarga. Hal

ini dapat kita lihat secara nyata dalam masyarakat pertanian, dimana

sekeluarga orang tua dan anak bekerja bersama dalam mengolah

pertanian dengan jenis pekerjaan yang disesuaikan. Ini menunjukkan

bahwa sistem produksi berjalan dengan baik dan nantinya seluruh anggota

keluarga pula yang mengkonsumsinya atau menikmati hasilnya.

f)

Fungsi Pengawasan/Kontrol

Lembaga keluarga harus mampu menjalankan fungsi pengawasan

terhadap perilaku seluruh anggota keluarga. Pengawasan ini sangat

penting mengingat dalam lembaga keluarga selalu tumbuh permasalahan-

permasalahan atau dinamika keluarga yang apabila tidak ada kontrol

sosial maka dampaknya akan fatal. Orang tua harus mengawasi perilaku

dan perkembangan anaknya. Suami dengan istri atau sebaliknya juga

harus saling mengontrol, bahkan anak terhadap orang tua juga harus

saling mengontrol agar tidak terjadi penyimpangan keluarga dalam

kehidupan sehari-hari.

Sosiologi SMA Kelas XII

104

g)

Fungsi Proteksi

Lembaga keluarga memiliki fungsi proteksi terhadap kehidupan

anak-anak sebagai individu. Orang tua harus mampu memberi rasa aman

serta nyaman terhadap anak-anaknya. Anak akan merasa tenang lahir

dan batinnya jika orang tua mampu menciptakan suasana aman. Dalam

situasi yang aman, orang tua harus mampu memberikan arahan yang

baik bagi masa depan anak-anaknya. Peranan keluarga dalam

menentukan masa depan anak sangat besar, mengingat keluargalah yang

menanggung risiko kebaikan dan keburukan atas dampaknya.

h)

Fungsi Penentu Kedudukan dan Status

Dalam hal fungsi penentu kedudukan atau status, setiap orang

memiliki status dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemilikan status

diperoleh berdasarkan bawaan (

ascribed status

), dimana kedudukan

ini diwariskan secara turun-temurun. Kemampuan anak untuk mengejar

kedudukan berdasarkan prestasinya tidak akan terlepas dari bantuan

orang lain, dalam hal ini adalah keluarga. Kemampuan anak untuk meraih

prestasi dalam kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh tuntutan

dasar yang didapatnya di dalam keluarga.

i)

Fungsi Perlindungan

Fungsi perlindungan diberikan keluarga tidak saja berupa

perlindungan fisik saja, melainkan juga secara psikis. Fungsi perlindungan

dari keluarga hanya akan terasa apabila dalam keluarga merasakan hal

yang sama di dalam rumah, yaitu rasa tenteram dan damai, hal ini dapat

diberikan apabila suasana keluarga penuh dengan suasana kasih sayang

dan harmonis dalam keluarga.

Seiring perubahan dan perkembangan masyarakat yang disebabkan

oleh adanya industrialisasi dan modernisasi, fungsi keluarga mengalami

pergeseran-pergeseran dalam peranannya.

Pergeseran fungsi keluarga terdapat dalam fungsi keluarga sebagai berikut.

1)

Fungsi Pendidikan

Pada fungsi pendidikan, dahulu keluarga merupakan satu-satunya

intisari pendidikan. Fungsi keluarga ini telah mengalami banyak perubahan.

Secara informal, fungsi pendidikan keluarga masih tetap penting, namun

secara formal, fungsi pendidikan sudah tergeser dengan adanya

perkembangan dalam spesialisasi pendidikan.

2)

Fungsi Rekreasi

Refleksi dari fungsi rekreasi, dahulu keluarga merupakan tempat

rekreasi terhadap anggota-anggotanya, setelah disibukkan seharian

dengan segala aktivitas.

Bab 3

- Lembaga Sosial

105

Dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih kompleks,

tergantikan oleh lembaga-lembaga yang lain, seperti gedung bioskop,

panggung sirkus,

night club

, dan lain-lain. Pergeseran ini menurunkan

keharmonisan hubungan antar-anggota keluarga dalam berkomunikasi

dan bersosialisasi.

3)

Fungsi Keagamaan

Dahulu keluarga merupakan pusat pendidikan upacara dan ibadah

agama bagi para anggotanya, di samping peranan yang dilakukan oleh

institusi agama. Proses sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya

pengaruh institusi agama menimbulkan kemunduran fungsi keagamaan

keluarga.

4)

Fungsi Perlindungan

Dalam hal ini, keluarga berfungsi sebagai tempat perlindungan

dan perawatan baik secara fisik maupun sosial. Sekarang pada sebagian

masyarakat fungsi ini diambil alih oleh lembaga yang lain, seperti tempat

perawatan anak-anak cacat tubuh dan mental, anak yatim piatu, anak-

anak nakal, orang lanjut usia, dan lain-lain.

2. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi strategis untuk mencapai

tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Berdasarkan Teori

Harton

dan

Hunt,

lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni

fungsi manifest

dan

fungsi laten

pendidikan.

a.

Fungsi Manifest

Fungsi manifest pendidikan merupakan fungsi yang dipandang dan

diharapkan akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri, yaitu menyangkut:

1) Transmisi kebudayaan.

2) Memilih dan mengajarkan peranan sosial.

3) Integrasi sosial.

4) Inovasi sosial.

5) Perkembangan kepribadian anak.

6) Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relatif.

1)

Transmisi Kebudayaaan

Transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Transmisi pengetahuan dan keterampilan.

b) Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma-norma.

Pertama, transmisi pengetahuan ini mencakup tentang

pengetahuan bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan

sosial, penemuan-penemuan teknologi, dan lain sebagainya.

Sosiologi SMA Kelas XII

106

Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada

mengajarkan bagaimana dengan proses belajar, melainkan bagaimana

menemukan sesuatu yang baru. Di sekolah, tidak hanya pengetahuan

dan keterampilan saja yang diberikan melainkan lebih dari itu,

transmisi ini juga mengajarkan, mengenalkan tentang bagaimana

bersikap, bagaimana apresiasi terhadap nilai dan norma sosial.

Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma itu dipelajari secara formal

melalui situasi formal di kelas melalui contoh-contoh isi cerita buku-

buku bacaan, sikap dan keteladanan guru, dan kreativitas dalam kelas.

Melalui pelajaran Sosiologi misalnya, dengan mempelajari nilai dan

norma yang ada di masyarakat, berarti telah terjadi transmisi

kebudayaan.

2)

Memilih dan Mengajarkan Peranan Sosial

Dalam kondisi masyarakat yang bagaimanapun bentuknya,

akan mengenal adanya deferensiasi dan spesialisasi dalam pekerjaan.

Perkembangan dan perubahan masyarakat yang disertai dengan

kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya

spesialisasi dalam pekerjaan. Menghasilkan tenaga kerja yang

berspesialisasi merupakan tugas dari sekolah sebagai lembaga

pendidikan profesional.

3)

Integrasi Sosial

Dalam masyarakat yang kompleks dan memiliki heterogenitas

dan pluralistik, integrasi sosial merupakan fungsi yang terpenting.

Bangsa kita yang terdiri dari bermacam agama, kebudayberbeda,

serta adat-istiadat yang berbeda pula, menuntut adanya fungsi

manifest pendidikan. Dalam keadaan yang demikian, bahaya

disintegrasi akan muncul setiap saat dan setiap waktu. Untuk

mengukuhkan integrasi bangsa, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai

berikut.

(a) Sekolah perlu mengajarkan bahasa nasional, yaitu bahasa

Indonesia. Dengan bahasa nasional, maka setiap orang akan

berkomunikasi dan berinteraksi dengan mudah antara suku-suku

yang berbeda dalam masyarakat. Dengan demikian, bahasa

nasional berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.

(b) Sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang mendidik

kepada peserta didik melalui pengembangan kurikulum, buku-

buku pelajaran, dan buku bacaan di sekolah. Pengalaman langsung

akan sangat membantu peserta didik dalam meresapi arti penting

pendidikan, sehingga pada gilirannya dapat diinternalisasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

(c) Sekolah mengajarkan kepada peserta didik corak kepribadian

nasional melalui pelajaran Sosiologi, Sejarah, Geografi Nasional,

upacara-upacara peringatan momen bersejarah, dan peringatan

hari-hari besar nasional.

Bab 3

- Lembaga Sosial

107

(d) Sekolah harus mengajarkan sikap bela negara, patriotisme, dan

nasionalisme melalui pengajaran yang strategis, seperti pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Sejarah, dan

pelajaran-pelajaran lain yang relevan.

4)

Inovasi Sosial

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan

penelitian, diharapkan akan mampu menemukan sesuatu yang baru

untuk pembaharuan dalam masyarakat, baik inovasi dalam lapangan

dan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, maupun dinamika

kehidupan masyarakat. Fungsi ini akan tampak menonjol pada

perguruan tinggi melalui kegiatan penelitian. Namun demikian, di

kalangan peserta didik atau sekolah juga kegiatan penelitian sangat

terbuka lebar dalam rangka proses inovasi sosial. Inovasi sosial tidak

mengharuskan pada masalah-masalah yang besar, melainkan juga

dapat dilakukan terhadap masalah-masalah yang konkret, yang ada

dalam lingkungan sekitar kita.

5)

Perkembangan Kepribadian Anak

Pendidikan sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang bertujuan mempengaruhi perkembangan intelek

anak saja, melainkan juga harus memperhatikan perkembangan watak

anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agama,

dan budi pekerti. Kepribadian anak dapat dibangun melalui lembaga

pendidikan. Hal demikian diperlukan mengingat anak atau peserta

didik merupakan individu yang sedang berkembang, sehingga perlu

ada pengendali atau pengarahan dari orang lain. Tanpa adanya arahan

yang baik, maka perkembangan kepribadian anak tidak akan normal.

6)

Memberi Landasan Penilaian dan Pemahaman Status Relatif

Untuk melakukan suatu interaksi, individu harus menempatkan

diri pada suatu posisi tertentu dalam masyarakat. Dalam setiap

pergaulan, agar seseorang dapat menempati posisinya, ia harus

memiliki landasan penilaian dan pemahaman tentang status atau

kedudukan anggota masyarakat yang ada. Misalnya, seseorang yang

akan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat setidaknya harus

memahami siapa yang dihadapinya, apakah pelajar, mahasiswa,

pegawai, pejabat negara, pedagang, atau petani.. Tumbuhnya

penyesuaian diri ini disebabkan oleh keinginan anggota masyarakat

untuk saling mempengaruhi. Seseorang yang memiliki pemikiran yang

luas, ia akan menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan dirinya tidak

dapat dipenuhi sendiri melainkan dipengaruhi oleh orang lain yang

ada di sekelilinginya. Dengan memahami posisi dirinya dalam

masyarakat, maka manusia dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Sosiologi SMA Kelas XII

108

Fungsi manifest ini merupakan fungsi langsung yang tampak dan

dapat dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Beberapa fungsi manifest

ini dapat dilihat pada:

a) Membantu orang untuk mempertahankan kehidupannya.

b) Menjadikan orang mampu mengembangkan potensinya, baik dalam

rangka membangun dirinya maupun masyarakat.

c) Melestarikan kebudayaan melalui regenerasi.

d) Mengembangkan pola pikir rasional.

e) Mengembangkan sikap kritis dan tanggap terhadap situasi.

f) Membangun sikap demokratis.

g) Membangun intelektual dan mentalitas.

h) Membangun kemampuan adaptasi.

i)

Menumbuhkan sikap nasionalisme.

j)

Memupuk rasa persatuan dan kesatuan.

k) Membentuk integritas dan kepribadian.

b.

Fungsi Laten Pendidikan

Fungsi ini merupakan fungsi tidak langsung karena tidak serta-

merta dirasakan oleh masyarakat. Pendidikan dalam waktu yang relatif

lama dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi menghambat

kemandirian atau kedewasaan anak. Sepanjang menempuh pendidikan

formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua, terutam

formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua,

terutama yang berkaitan dengan pembiayaan.

Fungsi laten lembaga pendidikan adalah fungsi dari konsekuensi

lembaga pendidikan yang tidak dikehendaki dan dapat diramalkan, yaitu:

1) Perpanjangan masa ketidakdewasaan, dengan demikian menunda

peralihan masa kedewasaan anak.

Pelanjutan sekolah anak berarti menunda masuknya anak dalam

dunia kerja, yang menyebabkan ketergantungan pada keluarga.

Ketergantungan inilah yang akan berdampak bagi proses sosial anak

sebagai generasi muda.

2) Melunturnya budaya hormat dan berbakti kepada orang tua.

Dengan demikian, proses sosialisasi yang terjadi pada anak

tidak dapat diketahui atau dikontrol oleh keluarga (hilangnya fungsi

kontrol keluarga).

3) Menjadi saluran bagi mobilitas sosial dalam masyarakat.

Seseorang yang berasal dari kalangan bawah, melalui lembaga

pendidikan dapat mengejar cita-cita menjadi seorang yang profesional

dan dapat menempati kalangan atas, misalnya menjadi pegawai tinggi.

4) Melemahnya pengawasan orang tua.

Dengan keluar dari daerah atau kota untuk melanjutkan

pendidikan sehingga membentuk lingkungan sendiri yang terpisah

dari lingkungan keluarga, akan menghilangkan kontrol sosial keluarga

terhadap anak. Lemahnya pengawasan orang tua ini akan berdampak

pada pembentukan identitas baru pada anak, yakni proses penyesuaian

diri dengan lingkungan barunya.

Bab 3

- Lembaga Sosial

109

5) Mempertahankan sistem kelas sosial.

Dengan pendidikan yang diperoleh seseorang, orang dapat

mempertahankan sekaligus meningkatkan status sosial tersebut.

Tetapi tergantung dari sudut penilaian atau sudut pandang masyarakat

yang bersangkutan.

6) Tempat bernaungnya beberapa pendapat “kritis” di kampus.

Selama ini mahasiswa dianggap sebagai ujung tombak dalam

kontrol sosial, terutama dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Dengan banyaknya organisasi mahasiswa yang bernaung

dalam lembaga pendidikan, terutama pada universitas-universitas,

maka budaya kritis dapat dipertahankan.

3. Lembaga Politik

Sebagai lembaga politik, setiap negara menyelenggarakan fungsinya

sebagai negara. Adapun fungsi negara adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan penertiban dan keamanan negara, dimana untuk mencapai

tujuan bersama dan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa maka negara

harus berperan melaksanakan penertiban.

b) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

c) Pertahanan.

d) Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan peradilan.

Sedangkan menurut Mac Iver, fungsi negara dapat dibedakan menjadi

tiga macam yaitu:

a) Ketertiban.

b) Perlindungan.

c) Pemeliharaan dan perkembangan.

Sementara lembaga politik sebagai pelaksana dari kekuasaan, memiliki

fungsi-fungsi sebagai berikut.

a) Membentuk norma-norma kenegaraan berupa undang-undang yang

disusun oleh legislatif.

b) Melaksanakan norma yang telah disepakati.

c) Memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik bidang pendidikan,

kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan lain sebagainya.

d) Mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain.

e) Menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan

bahaya.

f) Menjalankan diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain

sebagainya.

4. Lembaga Agama

Dalam kehidupan sosial, lembaga agama memiliki peranan yang besar

dalam membentuk identitas kemasyarakatan. Agama tidak hanya menyangkut

hubungan manusia dengan Tuhannya saja, tetapi juga menyangkut hubungan

antara sesama manusia.

Sosiologi SMA Kelas XII

110

Dalam menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia, maka diperlukan

norma-norma yang berlandaskan pada agama. Begitu pula dengan lembaga

agama sebagai suatu lembaga, memberikan kontribusi yang besar terhadap

penerapan agama dengan sebaik-baiknya. Secara implisit, fungsi lembaga

agama ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan

Tuhan maupun dengan sesama manusia.

2) Mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat.

3) Memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dalam

masyarakat.

4) Mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

5) Mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

6) Menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.

5. Lembaga Ekonomi

Ekonomi adalah segi yang vital dalam menunjang kehidupan masyarakat

di suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus didapat oleh

individu dalam mempertahankan hidupnya. Masyarakat yang memiliki tingkat

kenyamanan pasti memiliki sistem perekonomian yang sempurna yaitu ada

keseimbangan antara kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Oleh karena

itu untuk menjaga tingkat kesempurnaan maka dibentuknya lembaga ekonomi.

Peran dan fungsi lembaga ekonomi dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kesetabilan kegiatan ekonomi dalam masyarakat.

b. Mengusahakan terpenuhinnya kebutuhan hidup setiap individu dalam

masyarakat.

c. Mengatur pendistribusian kebutuhan dalam masyarakat.

d. Menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang bersifat ekonomi dalam

masyarakat.

Bab 3

- Lembaga Sosial

111

R R

R R

R

ANAN

ANAN

AN

GG

GG

G

KK

KK

K

UU

UU

U

MM

MM

M

AA

AA

A

NN

NN

N

Sebagai pungkasan,

lembaga sosial

merupakan suatu sistem norma

tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan

kehidupan bermasyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.

Adapun tujuan lembaga sosial yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

atau melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Lembaga sosial memiliki

beberapa fungsi yang sangat strategis, yaitu: berperan dalam memberi arahan

dan pedoman kepada warga masyarakat untuk dapat menselaraskan diri dengan

norma yang berlaku dalam masyarakat dalam mencapai kebutuhan pokoknya;

sebagai stabilisator dalam kehidupan bermasyarakat; sebagai fungsi kontrol atau

social control

terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan; sarana yang efektif

untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan

bermasyarakat; dan sebagai stabilisator dan dinamisator dalam mengembangkan

kehidupan bermasyarakat secara normal.

Lembaga keluarga

merupakan satuan sosial yang paling dasar dan

terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.

Lembaga keluarga juga memiliki peran serta yang cukup besar dalam menjaga

kelangsungan kehidupan bermasyarakat. Lembaga keluarga memiliki fungsi

pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi,

kontrol, dan proteksi

.

Lembaga pendidikan

merupakan suatu lembaga yang

mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi yang tujuannya adalah

untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis. Berdasarkan

Teori

Harton

dan

Hunt,

lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni

fungsi

manifest dan fungsi laten pendidikan sebagai fungsi sosial. Lembaga

pendidikan

merupakan suatu lembaga yang mengurusi masalah proses

sosialisasi yang tujuannya untuk mengantarkan seseorang pada kebudayaan

yang dinamis.

Kemudian lembaga politik menurut Schoerl,

lembaga politik

merupakan

badan yang mengatur dan memelihara tata tertib untuk mendamaikan

pertentangan dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa. Lembaga politik

memiliki fungsi-fungsi, yakni: membentuk norma-norma kenegaraan berupa

undang-undang yang disusun oleh legislatif; melaksanakan norma tersebut yang

telah disepakati; memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik bidang

pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan lain sebagainya;

mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain;

menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan bahaya;

menjalankan diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain

sebagainya. Sedangkan lembaga agama, merupakan lembaga yang mengatur

tata tertib dan Berketuhanan Yang Maha Esa.

Sosiologi SMA Kelas XII

112

Fungsi lembaga agama adalah: sebagai pedoman umat manusia untuk

berhubungan secara baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia;

mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat; memberikan

kekuatan moral untuk mencari identitas diri dan masyarakat; mengendalikan

perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan; mendorong berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menciptakan kedamaian dan ketenteraman

dalam masyarakat.

Dalam tataran praktis, lembaga ekonomi merupakan suatu lembaga sosial

yang mengurusi masalah kebutuhan yang bersifat materiil, yakni mengatur

kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi yang berupa

barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan hidupnya.

Proses produksi meliputi bercocok tanam, beternak, perikanan, berburu dan

meramu, dan kegiatan industri. Sedangkan kegiatan distribusi meliputi distribusi

resiprositas, redistribusi, dan pertukaran pasar. Selanjutnya, kegiatan konsumsi

adalah perilaku masyarakat dalam menggunakan barang maupun jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi

merupakan kegiatan sistemis dan sistematis sehingga membentuk sistem sosial

yakni apa yang disebut lembaga sosial ekonomi.

Bentuklah kelas menjadi empat kelompok untuk membahas lembaga

sosial!

Kelompok 1

: Rumuskanlah berbagai definisi tentang lembaga sosial,

kemudian simpulkan, dan bagaimana pula dengan rumusan

definisi menurut pemahaman kalian!

Kelompok 2

: Lakukanlah observasi terhadap lembaga agama yang ada di

daerah kalian, kemudian rumuskanlah fungsi manifest dan fungsi

laten lembaga keagamaan tersebut bagi masyarakat!

Kelompok 3

: Temukanlah satu lembaga sosial ekonomi yang ada di daerah

kalian, kemudian rumuskan bagaimana fungsinya dalam

kehidupan sosial.

Kelompok 4

: Temukanlah lembaga politik yang ada di daerah kalian,

rumuskan peranan praktis dalam kehidupan bermasyarakat.

T T

T T

T

UU

UU

U

GG

GG

G

AA

AA

A

SS

SS

S

Bab 3

- Lembaga Sosial

113

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

V A L U A S I

EE

EE

E

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah

ini, kemudian kerjakan di buku latihan Anda!

1. Dalam konsep Sosiologi, perbedaan antara lembaga dengan universitas

adalah ... .

a. lembaga adalah satu kesatuan dari beberapa universitas, sedangkan

universitas adalah unsur terkecil dari lembaga

b. perbedaan antara lembaga dengan universitas terletak pada proses

pembentukannya

c. lembaga adalah suatu rangkaian proses sosial, sedangkan universitas

adalah wadah perubahan sosial

d. lembaga adalah sistem norma mengenai aktivitas masyarakat,

sedangkan universitas merupakan suatu kelompok terorganisir untuk

menjalankan aktivitas tersebut

e. tidak ada perbedaan antara lembaga dengan universitas karena memiliki

fungsi yang sama

2. Di bawah ini yang dapat artikan sebagai pengertian lembaga sosial

adalah ... .

a. lembaga sosial adalah cara bertindak yang mengikat dalam masyarakat

b. lembaga sosial merupakan organisasi kemasyarakatan yang sistematis

c. lembaga sosial adalah badan pendidikan yang bersifat formal

d. lembaga sosial adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

e. lembaga sosial merupakan perwujudan dari badan sosial

3. Di bawah ini adalah contoh dari lembaga sosial,

kecuali

... .

a. Lembaga Penelitian

b. Pendidikan Agama

c. Pendidikan Teknologi

d. Pusat Studi Amerika

e. Universitas Cenderawasih

4. Lembaga sosial adalah sistem sosial yang tersusun secara rapi dan bersifat

permanen, memuat perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu dalam rangka

memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupannya. Pengertian

lembaga sosial ini merupakan pendapat dari ... .

a. August Comte

b. Bruce J. Cohen

c. Soelaeman Soemardi

d. P.B. Horton

e. Soerjono Soekanto

Sosiologi SMA Kelas XII

114

5. Di bawah ini yang merupakan fungsi lembaga sosial,

kecuali

... .

a. sebagai dinamisator dalam mengembangkan kehidupan masyarakat

b. memiliki fungsi kontrol terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

c. sebagai stabilisator dalam kehidupan bermasyarakat

d. sebagai badan yang bergerak dalam masalah kemanusiaan

e. sebagai norma pengikat dalam hubungan kemasyarakatan

6. Terbentuknya lembaga sosial secara sengaja dalam upaya mencapai tujuan

tertentu dalam kehidupan masyarakat disebut ... .

a.

Enacted Institusions

b.

Approved Institusions

c.

Cresive Institusions

d.

Basic Institusions

e.

Applied Institution

7. Lembaga sosial yang terbentuk dalam masyarakat karena adanya ikatan

perkawinan merupakan ... .

a. lembaga perkawinan

b. lembaga keluarga

c. lembaga ekonomi

d. lembaga agama

e. lembaga kekerabatan

8. Dalam lembaga keluarga, perkawinan antara seorang laki-laki dengan

beberapa perempuan disebut ... .

a. poligami

b. poliandri

c. monogami

d.

Group Marriage

e. eksogami

9. Sesudah melangsungkan perkawinan, dalam lembaga keluarga mengenal

adanya pola tempat tinggal. Pola-pola tersebut adalah sebagai berikut,

kecuali ... .

a. mengatur keluarga baru untuk tinggal bersama keluarga pihak pria

b. mengatur keluarga baru untuk tinggal bersama keluarga pihak wanita

c. mengatur keluarga baru untuk tinggal bersama nenek dari pihak pria

d. mengatur keluarga baru untuk menetap bersama paman dari pihak ibu

e. mengatur keluarga baru untuk memilih tinggal bersama keluarga pria

maupun wanita

10. Lembaga agama memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, yang

di antaranya adalah fungsi laten agama, yakni ... .

a. dalam agama terdapat kelas sosial berdasarkan tingkat keyakinan

b. lembaga agama berfungsi untuk membentuk kelompok sosial

c. ritual keagamaan melembagakan keyakinan

d. menjadikan keyakinan untuk dijadikan acuan dalam membentuk norma

perilaku

e. adanya keyakinan yang mengatur hubungan antara manusia dengan

Tuhan dan manusia dengan manusia

Bab 3

- Lembaga Sosial

115

11. Keberadaan lembaga kependidikan dalam masyarakat sangat diperlukan

dalam rangka merespon tuntutan-tuntutan global. Di bawah ini adalah

tuntutan-tuntutan global tersebut,

kecuali

... .

a. kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat

b. munculnya penguasa ekonomi internasional

c. kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat

d. pertambahan penduduk yang semakin meningkat

e. adanya ancaman perang yang berpengaruh pada kegiatan ekonomi

12. Di bawah ini yang merupakan ciri-ciri pendidikan informal adalah ... .

a. pendidikan berlangsung dalam lembaga pemerintah

b. terdapat kepemimpinan yang jelas

c. adanya batasan lama studi

d. pendidikan berlangsung terus-menerus

e. pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat

13. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri pendidikan non-formal,

kecuali

... .

a. pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat

b. tidak adanya pembatasan usia

c. adanya manajemen yang terpadu dan terarah

d. memiliki kurikulum formal

e. berorientasi pada profesionalitas

14. Di bawah ini yang merupakan proses terbentuknya lembaga politik,

kecuali

... .

a. adanya keinginan bersama dalam kehidupan bersama

b. menentukan norma yang berdasarkan kebiasaan hidup bersama

c. menentukan lembaga politik legislatif, mengadakan

ceremonial

atau

upacara pelaksanaan politik yang dikehendaki

d. membiasakan norma tersebut untuk dilaksanakan bersama dan milik

bersama dalam kesempatan tertentu

e. membentuk suatu tatanan baru dalam sistem kemasyarakatan

15. Politik merupakan pola hubungan kekuasaan antara orang dengan orang,

antara orang dengan negara, dan negara dengan negara. Pengertian ini

merupakan pendapat dari ... .

a. J.K. Bluntschli

b. Deliar Noer

c. Roger F. Soltau

d. Thomas H. Stepenson

e. Mohammad Hatta

16. Di bawah ini yang merupakan tipe kepemimpinan menurut Max Weber

adalah ... .

a. tipe kepemimpinan tradisional

b. tipe kepemimpinan otoriter

c. tipe kepemimpinan modern

d. tipe kepemimpinan demokratis

e. tipe kepemimpinan moderat

Sosiologi SMA Kelas XII

116

17. Di bawah ini adalah fungsi lembaga politik,

kecuali

... .

a. membentuk norma-norma kenegaraan

b. menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi keadaan bahaya

c. melaksanakan norma yang telah dibuat

d. membentuk negara-negara bagian

e. melaksanakan fungsi politik

18. Lembaga sosial ekonomi dalam kehidupan manusia, kegiatan pokoknya

terdiri atas ... .

a. produksi, distribusi, dan komersialisasi

b. produksi, distribusi, dan konsumsi

c. produksi, konsumsi, dan komersialisasi

d. komersialisasi, distribusi, dan konsumsi

e. produksi, proteksi, dan konsumsi

19. Dalam sistem ekonomi, Indonesia dikenal dengan istilah sistem ekonomi

Pancasila yang memiliki peranan besar bagi kelangsungan kehidupan

kemasyarakatan. Sistem sosial ini merupakan ... .

a. sistem yang menganut adanya pemimpin dalam kegiatan ekonomi

b. sistem yang berdasarkan kepada kegiatan gotong-royong

c. sistem yang dikuasai oleh kalangan pemodal

d. perekonomian yang didasarkan pada kebudayaan bangsa

e. perekonomian yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila

20. Sistem ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan para pemilik

modal dalam kegiatannya adalah ... .

a. sistem ekonomi Kapital

b. sistem ekonomi Komunis

c. sistem ekonomi Fascis

d. sistem ekonomi Pancasila

e. sistem ekonomi Terpimpin

II.

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Lembaga keluarga mengenal beberapa sistem kekerabatan. Sebutkan dan

jelaskan sistem kekerabatan yang Anda ketahui!

2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan informal, formal, dan non-formal?

Jelaskan!

3. Jelaskan fungsi lembaga agama bagi kehidupan masyarakat!

4. Sebutkan dan jelaskan beberapa fungsi lembaga politik!

5. Sebutkan dan jelaskan beberapa sistem ekonomi yang berkembang selama

ini!

Evaluasi Semester 1

117

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari soal-soal di bawah

ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!

1. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan sosial dan

kebudayaan. Faktor-faktor yang berasal dari luar adalah ... .

a. bertambah atau berkurangnya penduduk

b. penemuan-penemuan baru

c. peperangan dengan negara lain

d. pemberontakan dalam negara

e. pertentangan dalam masyarakat

2. Asimilasi dalam kebudayaan artinya ... .

a. perkawinan antar-suku bangsa secara damai

b. penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu individu ke individu

lain

c. bercampurnya unsur kepercayaan yang satu dengan unsur kepercayaan

lain

d. hancurnya suatu kebudayaan lama karena dipaksa oleh unsur lain

e. pengertian unsur kebudayaan ke dalam kebudayaan lain

3. Sikap menjujung tinggi kebudayaan sendiri disebut ... .

a. fanatisme

b. etnolinguistik

c.

ethnocentrisme

d. etnologi

e.

etnography

4. Untuk mempelajari proses akulturasi di Indonesia, maka objek yang paling

baik adalah ... .

a. masyarakat perkotaan

b. masyarakat pedesaan

c. masyarakat industri

d. masyarakat transmigran

e. masyarakat setempat

EE

EE

E

VALUASIVALUASI

VALUASIVALUASI

VALUASI

SS

SS

S

EMESTEREMESTER

EMESTEREMESTER

EMESTER

1

Sosiologi SMA Kelas XII

118

5. Karena merasa dapat meningkatkan taraf hidup, seorang pembantu rumah

tangga merantau ke luar negeri untuk bekerja. Individu tersebut mengalami

mobilitas horizontal, karena ... .

a. perpindahan status sosial tidak mengakibatkan perpindahan lapisan

sosial

b. mobilitas sosial berlangsung untuk kepentingan ekonomi

c. mobilitas sosial didukung oleh kondisi pekerjaan dan kehendak

individu

d. perbedaan status sosial dilakukan atas upaya sendiri

e. perpindahan lapisan sosial berlangsung pada status sosial yang

berbeda

6. Mobilitas sosial yang bersifat vertikal terjadi pada masyarakat yang ... .

a. bersedia menerima perubahan

b. sistem pelapisan sosialnya terbuka

c. menganut sistem kasta

d. selalu berpindah-pindah

e. berpendidikan tinggi

7. Berikut ini yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

sosial,

kecuali

... .

a. kondisi geografis

b. kebudayaan material

c. ideologi

d. individu

e. penemuan baru dalam masyarakat

8. Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di

antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, merupakan definisi

perubahan sosial yang dikemukakan oleh ... .

a. Selo Sumarjan

b. Gillin dan Gillin

c. Samuel Koenig

d. Koentjaraningrat

e. Mac Iver

9. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar masyarakat yang

menyebabkan terjadinya perubahan sosial,

kecuali

... .

a. sifat kependudukan

b. perubahan lingkungan

c. ras

d. agama

e. penjajahan

Evaluasi Semester 1

119

10. Adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar-

dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, adalah definisi

dari ... .

a. reformasi

b. evolusi

c . revolusi

d. urbanisasi

e . globalisasi

11. Ketika seorang individu menjadi pelopor terhadap terjadinya perubahan,

maka individu tersebut dinamakan ... .

a.

agent of change

b. reformis

c. proklamator

d. revolusioner

e . intelijen

12. Suatu keadaan dimana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian

dari satu kebulatan disebut ... .

a. integrasi

b. reintegrasi

c. deintegrasi

d.

cooperation

e. eskalasi

13. Penerimaan terhadap perubahan tidak pernah bersifat menyeluruh, tetapi

bersifat selektif dan didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai

berikut,

kecuali

... .

a. sikap dan nilai-nilai khusus yang terdapat dalam masyarakat

b. pembuktian perubahan sosial budaya

c. kesesuaian dengan budaya yang berlaku

d. nilai dan integrasi masyarakat

e. risiko perubahan sosial budaya

14. Usaha kaum reformis untuk mengganti tatanan lama dengan tatanan

baru, merupakan fungsi seorang individu atau kelompok sebagai ... .

a.

agent of change

b. reformis

c. proklamator

d. revolusioner

e . intelijen

Sosiologi SMA Kelas XII

120

15. Perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu

perencanaan disebut ... .

a. modernisasi

b. kapitalisasi

c . sosialisasi

d. reformasi

e. tradisionalisasi

16. Syarat-syarat perubahan sosial budaya disebut sebagai proses modernisasi

adalah sebagai berikut,

kecuali

... .

a. berpikir konvensional

b. berpikir ilmiah

c. sistem administrasi yang baik

d. adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur

e. tingkat organisasi yang tinggi

17. Adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya

mempertahankan yang lama, yang telah menjadi tradisi dengan

menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodoh, sesudah datang

perubahan dan pembaharuan, merupakan sifat yang ... .

a. progresif

b. konservatif

c. moderat

d. modern

e . tradisional

18. Ada hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan tradisi yang betul-betul

baru, merupakan sifat ... .

a. progresif

b. konservatif

c. moderat

d. modern

e . tradisional

19. Suatu pikiran yang hendak berkuasa mengharmoniskan hubungan antara

lembaga-lembaga yang telah lama ada dengan ilmu pengetahuan,

merupakan sifat ... .

a. progresif

b. konservatif

c. moderat

d. modern

e. tradisional

Evaluasi Semester 1

121

20. Berikut ini merupakan beberapa sikap yang kritis,

kecuali

... .

a. memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru

dan terbuka

b. memiliki pendapat tentang berbagai masalah yang timbul

c. memiliki orientasi ke masa yang akan datang

d. bersifat apatis

e. mengadakan perencanaan dan pengorganisasian untuk mengatur

kehidupan

21. Dalam perubahan sosial, ada istilah faktor sosiogenik, yang artinya ... .

a. masyarakat merupakan produk perubahan sosial

b. masyarakat merupakan sumber perubahan sosial

c. masyarakat merupakan tujuan perubahan sosial

d. masyarakat dijadikan tolak ukur perubahan

e. perubahan meliputi seluruh masyarakat.

22. Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan

perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan ... .

a . evolusi

b. revolusi

c. reformasi

d. transformasi

e . interupsi

23. Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan

cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan

masyarakat, dinamakan ... .

a . evolusi

b. revolusi

c. reformasi

d. transformasi

e . interupsi

24. Secara sosiologi, syarat-syarat terjadinya revolusi adalah sebagai berikut,

kecuali

... .

a. harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan

b. adanya campur tangan pihak luar

c. adanya seorang pemimpin yang dianggap mampu memimpin

d. adanya momentum

e. pemimpin harus dapat menentukan suatu tujuan pada masyarakat

Sosiologi SMA Kelas XII

122

25. Perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar

jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya

akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat, disebut perubahan

sosial yang ... .

a . dikehendaki

b. direncanakan

c. tidak dikehendaki

d. disertai tujuan

e. sebagai dasar

26. Berikut ini yang merupakan faktor pendorong perubahan sosial budaya,

kecuali

... .

a. disintegrasi

b. kontak dengan budaya lain

c. sistem pendidikan formal yang maju

d. sikap menghargai hasil karya orang lain

e.

open stratification

27. Berikut ini yang merupakan faktor penghambat perubahan sosial budaya,

kecuali

... .

a. kontak dengan budaya lain

b. kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

c. perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

d. sikap masyarakat yang sangat tradisional

e. rasa takut

28. Pengglobalan (penyatuan) seluruh aspek kehidupan di dunia ini, merupakan

definisi dari ... .

a. modernisasi

b. globalisasi

c. evolusi

d. kapitalisasi

e . revolusi

29. Sifat konsumtif, merupakan akibat dari ... .

a. modernisasi

b. evolusi

c . revolusi

d. kapitalisasi

e . globalisasi

30. Dampak negatif dari moderinsasi dan globalisasi antara lain sebagai berikut,

kecuali

... .

a. meningkatnya kriminalitas

b. konflik sosial

c. kemiskinan

d. kemajuan

e. disintegrasi

Evaluasi Semester 1

123

31. Proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat,

dikarenakan terjadinya perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan ... .

a. disorganisasi

b. reintegrasi

c. organisasi

d.

equilibirium

e. paternalistik

32. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat

dilakukan melalui ... .

a. akomodasi

b. akulturasi

c . konflik

d.

equilibirium

e. amalgamasi

33. Gejala modernisasi di Indonesia dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini,

kecuali

... .

a. perubahan iptek

b. pembaharuan sistem ekonomi

c. pembaharuan keagamaan

d. poligami (beristri lebih dari satu)

e. pembaruan sistem politik

34. Ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai berikut,

kecuali

... .

a. keterbukaan dan kesadaran menerima pengalaman-pengalaman baru

b. bersikap demokratis dan menghargai keberagaman/kemajemukan

c. mempunyai perspektif/pandangan ke depan

d. menerima semua pengaruh dari luar

e. menolak segala bentuk westernisasi

35. Untuk melakukan modernisasi diperlukan ....

a. sistem administrasi negara yang baik

b. penghapusan kebiasaan negatif masyarakat

c. pengumpulan data yang teratur sebagai pijakan menuju kemajuan

d. sentralisasi pelaksanaan perencanaan sosial

e. pemimpin yang otoriter

Sosiologi SMA Kelas XII

124

36.

Perhatikan ciri-ciri masyarakat berikut!

1. Menjunjung tinggi kekuasaan tradisional, dogmatis dalam berpikir.

2. Memperhatikan masalah publik.

3. Tertutup terhadap pengalaman baru.

4. Yakin terhadap sains dan nalar.

5. Berencana, tanggap berorientasi ke masa depan, mampu menunda

kepuasan.

Dari pernyataan tersebut, yang tergolong ciri-ciri masyarakat yang

mempunyai kepribadian modern, yaitu nomor ... .

a. 1, 2, dan 3

b. 1, 2, dan 4

c. 1, 2, dan 5

d. 2, 3, dan 4

e. 2, 4, dan 5

37.

Culture lag

yang dilontarkan oleh William F. Ogburn, bisa dilihat dari ... .

a. sistem terbuka lapisan masyarakat

b. kontak dengan budaya lain

c. pemberontakan

d. berjamurnya industri modern

e. masyarakat belum siap secara mental dalam menerima kemajuan

teknologi

38. Salah satu syarat modernisasi adalah cara berpikir ilmiah, yaitu ... .

a. mendasarkan pada nalar dan sains

b. terciptanya disiplin

c. birokrasi yang efisien dan efektif

d. ketersediaan data yang mudah diakses

e. adanya garis-garis komando yang tegas

39. Perubahan sosial yang mengarah pada terjadinya disintegrasi antara lain

terjadi pada ... .

a. demonstrasi

b. merosotnya nilai gotong-royong

c. pertikaian antar-kelompok dalam masyarakat

d. demonstrasi buruh di beberapa perusahaan yang mengeluarkan

kebijakan PHK

e. semua benar

40. Anomie adalah keadaan dimana seseorang atau masyarakat dalam kondisi

sebagai berikut,

kecuali

... .

a. tidak mempunyai pegangan berperilaku

b. tidak dapat menentukan nilai dan norma yang baik dan buruk

c. mendasarkan pada norma yang dijadikan patokan dalam berperilaku

d. hidup tanpa nilai dan norma

e. tidak mempunyai tujuan/arah dalam menjalani kehidupan

Evaluasi Semester 1

125

42. Pembangunan merupakan perubahan sosial yang bersifat ... .

a. terencana dan terarah

b. komprehensif

c. tidak dikehendaki

d. lambat

e. terlaksana dengan baik

43. Terpisahnya Timor-Timur menjadi negara tersendiri di luar NKRI,

merupakan contoh terjadinya ... .

a . asimilasi

b. pluralisme

c. integrasi

d. disintegrasi

e . difusi

44. Kenaikan BBM dua kali dalam setahun pada tahun 2005 kemarin dirasakan

berat bagi rakyat kecil. Meskipun terdapat kompensasi 100.000/bulan yang

diterima tiap KK, ternyata tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan di

negeri ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bahwa dalam masyarakat

kita masih terdapat ... .

a. deprivasi sosial dan ekonomi

b. deprivasi pendapatan per kapita

c. deprivasi pendidikan

d. deprivasi kelas sosial

e. deprivasi pekerjaan

45. Deprivasi sosial ekonomi merupakan dampak negatif dari kebijakan

pembangunan yang menerapkan ... .

a. program pembangunan desa

b. pembangunan berencana

c. prioritas pembangunan nasional

d. dampak pembangunan ekonomi rakyat

e. hasil pembangunan jangka pendek

46. Kemampuan bangsa Indonesia membuat pesawat terbang, merupakan hasil

dari proses modernisasi di bidang ... .

a . ilmu teknologi

b. ekonomi

c . industri

d. kekayaan alam

e. pertanian

Sosiologi SMA Kelas XII

126

47. Hedonisme merupakan salah satu contoh gaya hidup Barat yang diadopsi

oleh anak-anak muda Indonesia. Hal ini terjadi karena ... .

a. meniru pola hidup Barat yang dianggap lebih baik

b. salah kaprah dalam memahami makna modernisasi

c. masyarakat Indonesia menganut sistem lapisan terbuka

d. kurang kreatif dalam berkarya

e. prestise yang lebih tinggi

48. Di bawah ini yang merupakan perbedaan antara lembaga dengan institut

adalah ... .

a. lembaga adalah satu kesatuan dari beberapa institut, sedangkan institut

adalah unsur terkecil dari lembaga

b. perbedaan antara lembaga dengan institut terletak pada proses

pembentukannya

c. lembaga adalah suatu rangkaian proses sosial, sedangkan institut

adalah wadah perubahan sosial

d. lembaga adalah sistem norma mengenai aktivitas masyarakat,

sedangkan institut merupakan suatu kelompok terorganisir untuk

menjalankan aktivitas tersebut

e. tidak ada perbedaan antara lembaga dengan institut karena memiliki

fungsi yang sama

49. Di bawah ini yang

bukan

merupakan fungsi lembaga sosial adalah ... .

a. sebagai norma pengikat dalam hubungan kemasyarakatan

b. sebagai dinamisator dalam mengembangkan kehidupan masyarakat

c. memiliki fungsi kontrol terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

d. sebagai stabilisator dalam kehidupan bermasyarakat

e. sebagai badan yang bergerak dalam masalah kemanusiaan

50. Lembaga agama sebagai salah satu lembaga sosial memiliki beberapa

fungsi bagi kehidupan manusia, yang di antaranya adalah fungsi laten agama,

yakni ... .

a. adanya keyakinan yang mengatur hubungan antara manusia dengan

Tuhan dan manusia dengan manusia

b. dalam agama terdapat kelas sosial berdasarkan tingkat keyakinan

c. lembaga agama berfungsi untuk membentuk kelompok sosial

d. ritual keagamaan melembagakan keyakinan

e . menjadikan keyakinan untuk dijadikan acuan dalam membentuk norma

perilaku

51. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri pendidikan informal adalah ... .

a. adanya batasan lama studi

b. pendidikan berlangsung dalam lembaga pemerintah

c. terdapat kepemimpinan yang jelas

d. pendidikan berlangsung terus-menerus

e. pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat

Evaluasi Semester 1

127

52. Berikut ini merupakan proses terbentuknya lembaga politik,

kecuali

... .

a. menentyukan norma yang berdasrkan kebiasaan hidup bersama

b. menentukan lembaga politik legislatif, mengadakan ceremonial atau

upacara pelaksanaan politik yang dikehendaki

c. membiasakan norma tersebut untuk dilaksanakan bersama dan milik

bersama dalam kesempatan tertentu

d. adanya keinginan bersama dalam kehidupan bersama

e. membentuk suatu tatanan baru dalam sistem kemasyarakatan

53. Politik merupakan pola hubungan kekuasaan antara orang dengan orang,

antara orang dengan negara, dan negara dengan negara. Pengertian ini

merupakan pendapat dari ... .

a. Thomas H. Stepenson

b. J.K. Bluntschli

c. Deliar Noer

d. Roger F. Soltau

e. Soekarno

54. Di bawah ini yang merupakan tipe kepemimpinan menurut Max Weber

adalah ... .

a. tipe kepemimpinan otoriter

b. tipe kepemimpinan modern

c. tipe kepemimpinan demokratis

d. tipe kepemimpinan moderat

e. tipe kepemimpinan tradisional

55. Berikut ini yang

bukan

merupakan fungsi lembaga politik adalah ... .

a. membentuk negara-negara bagian

b. membentuk norma-norma kenegaraan

c. menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi keadaan bahaya

d. melaksanakan norma yang telah dibuat

e. melaksanakan fungsi politik

56. Sistem ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh eksistensi pemegang

kekuasaan atau pemerintahan dalam kegiatannya adalah ... .

a. sistem ekonomi kapital

b. sistem ekonomi terpimpin

c. sistem ekonomi komunis

d. sistem ekonomi fascis

e. sistem ekonomi Pancasila

57. Kegiatan pokok lembaga sosial ekonomi dalam kehidupan manusia

adalah ... .

a. produksi, distribusi, dan konsumsi

b. produksi, distribusi, dan komersialisasi

c. produksi, konsumsi, dan komersialisasi

d. komersialisasi, distribusi, dan konsumsi

e. produksi, proteksi, dan konsumsi

Sosiologi SMA Kelas XII

128

58. Sistem ekonomi Indonesia mengenal adanya sistem ekonomi Pancasila

yang berperan besar bagi kelangsungan kehidupan kemasyarakatan. Sistem

sosial ini merupakan ... .

a. sistem yang menganut adanya pemimpin dalam kegiatan ekonomi

b. sistem yang berdasarkan kepada kegiatan gotong-royong

c. perekonomian yang berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila

d. sistem yang dikuasai oleh kalangan pemodal

e. perekonomian yang didasarkan pada kebudayaan bangsa

59. Adanya kecenderungan faktor tunggal ekonomi dalam segala aspek

kehidupan manusia dalam rangka mewujudkan kestabilan politik, ekonomi,

sosial, dan budaya, adalah bentuk sistem ekonomi ... .

a. sistem ekonomi komunis

b. sistem ekonomi fascis

c. sistem ekonomi Pancasila

d. sistem ekonomi terpimpin

e. sistem ekonomi kapital

60. Fungsi pasal 33 UUD 1945 yang mengatur masalah ekonomi seperti

tercantum berikut ini,

kecuali

... .

a. adanya persamaan hak dalam bidang ekonomi

b. kekayaan alam Indonesia merupakan milik negara

c. perlunya pemerataan ekonomi bagi seluruh rakyat

d. semua rakyat harus memiliki kekayaan yang sama

e. pemerintah berkewajiban untuk mengusahakan ekonomi kerakyatan

II.

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial

budaya!

2. Sebutkan ciri-ciri masyarakat untuk disebut sebagai masyarakat modern!

3. Bagaimana menyikapi modernisasi yang berlangsung selama ini?

4. Apa yang dimaksud dengan

disharmonisasi

dalam perubahan sosial

budaya?

5. Apa yang dimaksud dengan reorganisasi?

6. Sebutkan dan jelaskan sistem kekerabatan dalam lembaga keluarga!

7. Bandingkan sistem pendidikan dalam pendidikan formal dan non-formal!

8. Bagaimana peranan lembaga agama bagi kehidupan bermasyarakat?

9. Jelaskan fungsi lembaga politik bidang legislatif!

10. Apa yang Anda ketahui tentang sistem ekonomi Pancasila dan sistem

ekonomi Kapital?