Halaman
DESAIN PENELITIAN SOSIAL
BAB V
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari
isi
bab
ini
,
diharapkan
Anda
dapat
:
1. memahami
hakikat
penelitian
sosial
,
2. menentukan
metode
dan
teknik
penelitian
sosial
,
serta
3. membuat
sebuah
rancangan
penelitian.
Kata Kunci :
Hakikat penelitian, Ragam penelitian, Prosedur penelitian ilmiah,
Rancangan
penelitian, Pemilihan masalah, Perumusan masalah, Asumsi dasar,
Hipotesis, Populasi.
Gambar 5.1
Suatu
realitas
sosial
dapat
dikaji
lebih
dalam
dengan
menggunakan
penelitian
terhadapnya.
Sumber: Haryana
Sejak
Kelas
X
Anda
telah
mem-
pelajari
sosiologi
,
mulai
dari
hakikat-
nya
sebagai
ilmu
yang
mempelajari
masyarakat
hingga
semua
objek
ka-
jian
dalam
sosiologi.
Semua
objek
kajian
sosiologi
disebut
realitas
sosial
,
antara
lain
nilai
dan
norma
sosial
,
interaksi
sosial
,
kelompok
sosial
,
lem-
baga
sosial
,
hingga
proses
perubah-
an
sosial.
Anda
tidak
cukup
hanya
mengetahui
dan
memahami
berba-
gai
realitas
sosial
tersebut
,
melainkan
dituntut
dapat
melakukan
penelitian
terhadapnya.
Dalam
konteks
pembicaraan
ini
,
penelitian
merupakan
suatu
upa-
ya
untuk
memperoleh
pengetahuan
mengenai
suatu
realitas
sosial.
Seperti
yang
telah
Anda
ketahui
,
bahwa
semua
realitas
sosial
selalu
mengalami
perubahan
dari
waktu
ke
waktu
seiring
dinamika
masyarakat.
Oleh
karena
itu
,
upaya
untuk
mengetahuinya
melalui
penelitian
yang
sistematis
perlu
selalu
dilakukan.
Lebih-
lebih
apabila
kita
memerlukan
infor
masi
sosiologis
tertentu
untuk
melakukan
kegiatan
tertentu
yang
berhubungan
dengan
kemasyarakatan
(penerapan
penge-
tahuan
sosiologi
dalam
kehidupan
sehari-hari).
166
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Peta Konsep
Langkah 1
Merumuskan Masalah
Langkah 2
Merumuskan Asumsi
Langkah 3
Merumuskan Hipotesis
Langkah 4
Memilih Pendekatan
Langkah 5
Menentukan Variabel
Langkah 6
Menentukan Sumber
Data
Deskripsi
Komparasi
Korelasi
Hipotesis Kerja
Hipotesis Nol
Cross-sectional
Longitudinal
Eksperimen
Pengamatan
Survei
Studi Kasus
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Populasi
Penentuan Sampel
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
Dilanjutkan
Dilanjutkan
Dilanjutkan
Dilanjutkan
Dilanjutkan
Meliputi
Desain Penelitian
167
Desain Penelitian Sosial
A. Hakikat Penelitian
1. Pengertian Penelitian
Penelitian
adalah
suatu
pe-
nyelidikan
secara
sistematis
ter-
hadap
suatu
objek
secara
sistematis
,
terencana
,
dan
menggunakan
me-
tode
ilmiah.
Penelitian
juga
merupa-
kan
suatu
kegiatan
ilmiah
yang
menjadi
syarat
agar
sosiologi
(dan
bidang-bidang
lainnya)
dapat
di-
terima
sebagai
suatu
ilmu.
Setelah
Anda
mempelajari
sosiologi
,
dari
Kelas
X
hingga
Kelas
X
II
,
diharapkan
Anda
dapat
mengembangkan
pengetahuan
dengan
cara
yang
sama
,
yaitu
melalui
penelitian
ilmiah.
Mungkin
Anda
bertanya
,
untuk
apa
seorang
peserta
didik
melakukan
penelitian
?
Bukankah
penelitian
merupakan
pekerjaan
para
ilmuwan.
Pada
umumnya
,
penelitian
adalah
pekerjaan
rumit
yang
menjadi
spesialisasi
para
ilmuwan.
Anggapan
seperti
itu
tidak
benar
,
sebab
,
penelitian
dapat
dilakukan
siapa
pun
dalam
kapasitas
pekerjaan
apa
pun.
Misalnya
se-
orang
guru
yang
ingin
meningkatkan
hasil
be-
lajar
para
peserta
didik
kemudian
mencoba
cara
baru
yang
lebih
baik.
Sebelum
dia
mene-
rapkan
cara
baru
tersebut
,
dia
melakukan
pengumpulan
data
,
referensi
,
dan
evaluasi
metode
terlebih
dahulu.
Kegiatan
ini
dapat
dikategorikan
sebagai
penelitian.
Demikian
juga
,
seorang
koki
yang
berusaha
meningkat-
kan
mutu
dan
kualitas
masakannya
dengan
mencoba
resep-resep
baru
yang
lahir
melalui
pencarian
yang
dilakukannya.
Kegiatan
ini
juga
dikatakan
sebagai
penelitian.
Dalam
dunia
ilmu
pengetahuan
,
penelitian
bertujuan
untuk
mengungkap
suatu
pengeta-
huan
baru
atau
untuk
mengembangkan
proses
atau
produk
baru.
T
anpa
adanya
penelitian
,
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
tidak
akan
berkembang.
Salah
satu
tujuan
diadakannya
penelitian
adalah
untuk
mengembangkan
ilmu
Infososio
METODOLOGI ILMIAH
DAN PENELTIAN
Keingintahuan
adalah
hasrat
ala-
miah
yang
dimilki
oleh
manusia.
Hasrat
itulah
yang
menjadi
pang-
kal
lahir
dan
berkembangnya
ilmu
pengetahuan.
Akan
tetapi
,
tanpa
metodologi
ilmiah
,
semua
gejala
termasuk
realitas
sosial
yang
di-
tangkap
oleh
indra
manusia
tidak
akan
menjadi
ilmu
pengetahuan.
Metodologi
ilmiah
adalah
suatu
prosedur
yang
ketat
dan
sistema-
tis
untuk
mengatur
pengetahuan
mengenai
semua
gejala
dan
realitas
sosial
,
sedangkan
usaha
sengaja
dalam
menangkap
semua
gejala
dan
realitas
sosial
berdasar
-
kan
disiplin
metodologi
ilmiah
untuk
menemukan
berbagai
prinsip
baru
dibaliknya
disebut
penelitian.
(uad Hassan, 1994)
Gambar 5.2
Penelitian
bukan
monopoli
para
il-
muwan.
Siapa
saja
boleh
melakukannya
,
apabila
me-
mahami
prosedur
nya.
Sumber: Haryana
168
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
pengetahuan
,
di
samping
tujuan-tujuan
praktis
lainnya.
Tujuan
praktis
dilaksanakannya
penelitian
ilmiah
adalah
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapi
seseorang
sehubungan
dengan
tugas
dan
pekerjaannya
sehari-hari.
Penelitian
ilmiah
tidak
hanya
bertujuan
untuk
mengungkap
informasi
baru
,
melainkan
juga
untuk
mengumpulkan
informasi
yang
sebenarnya
sudah
ada.
Misalnya
,
seorang
pengacara
(penasihat
hukum)
selalu
mencari
kembali
pasal-
pasal
tertentu
dalam
undang-undang
yang
berhubungan
dengan
kasus
yang
sedang
dia
tangani.
Pasal-pasal
itu
sebenar
nya
sudah
ada
,
tetapi
perlu
dicari
dan
diungkap
kembali
untuk
mendukung
pembelaan
yang
akan
dibuatnya.
Para
penulis
(pengarang)
juga
melakukan
penelitian
kepustakaan
sehubungan
dengan
pekerjaan
mereka.
Demikian
juga
ketika
Anda
mengerjakan
tugas
yang
diberikan
guru
untuk
mendeskripsikan
suatu
topik
,
pasti
Anda
membutuhkan
banyak
infor
masi
mengenai
topik
tersebut.
Untuk
itu
Anda
membaca
berbagai
literatur
,
mewawancarai
beberapa
orang
,
atau
meyebarkan
angket
,
sehingga
dapat
membantu
pendeskripsian.
Itu
semua
juga
merupakan
bentuk
penelitian.
Penelitian
sosial
sebenarnya
merupakan
salah
satu
bagian
dari
kegiatan
penelitian
secara
umum
seperti
yang
dijelaskan
di
atas.
Secara
umum
penelitian
(
research
)
didefinisikan
sebagai
suatu
penyelidikan
secara
sistematis
terhadap
suatu
objek.
Penelitian
ilmiah
bersifat
sistematis
,
terencana
,
dan
menggunakan
metode
ilmiah
,
sehingga
hasilnya
teruji
(dapat
dipercaya
secara
ilmiah)
,
dan
dapat
disampaikan
dalam
bentuk
laporan
tertulis.
Penyelidikan
sistematis
mengandung
arti
upaya
untuk
menemukan
infor
masi
dengan
menggunakan
cara-cara
tertentu
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
hasilnya.
Penelitian
ilmiah
dilakukan
secara
terencana
,
maksudnya
sengaja
dilakukan
karena
adanya
tujuan
tertentu
atau
untuk
memecahkan
per
masalahan
yang
dihadapi.
Perencanaan
penelitian
ilmiah
menyangkut
metode
(tata
cara)
,
langkah-langkah
,
waktu
dan
tempat
,
objek
,
hingga
pembiayaan.
Hal
yang
terpenting
dalam
perencanaan
sosial
adalah
penggunaan
prinsip-prinsip
ilmu
pengetahuan
(metode
ilmiah).
Ada
lima
prinsip
dasar
pelaksanaan
metode
ilmiah
,
yaitu
perumusan
masalah
,
penentuan
hipotesis
,
pengumpulan
data
,
pengolahan
data
,
dan
penyimpulan.
Kelima
prinsip
tersebut
mendasari
semua
bentuk
penelitian
ilmiah.
Apabila
suatu
penelitian
tidak
memenuhi
kelimanya
,
maka
bobot
keilmiahan
atau
hasilnya
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan.
Demikian
juga
dengan
penelitian
sosial
,
sebenar
nya
merupakan
bentuk
penelitian
ilmiah
yang
dikhususkan
pada
objek-
objek
yang
berhubungan
dengan
ilmu-ilmu
sosial
(sosiologi
,
ekonomi
,
sejarah
,
dan
geografi).
Antara
penelitian
ilmu
alam
dengan
penelitian
ilmu
sosial
,
terdapat
per
-
bedaan
dalam
hal
pengukuran
objek-objeknya.
Seperti
yang
dicontohkan
di
atas
,
seorang
peneliti
dalam
bidang
ilmu
alam
mengadakan
pengukuran
objek
yang
diteliti
di
dalam
laboratorium
(walaupun
ada
juga
yang
di
luar
laboratorium).
Dalam
keadaan
seperti
itu
,
pengaruh
lingkungan
benar-benar
dapat
dikendalikan.
Misalnya
ketika
meneliti
pengaruh
z
at
tertentu
pada
hewan
atau
tumbuhan.
169
Desain Penelitian Sosial
Hewan
dan
tumbuhan
tersebut
di
diperlakukan
secara
khusus
dalam
la-
boratorium
,
maka
semua
faktor
pengganggu
(pengaruh)
yang
tidak
dikehendaki
dapat
diatasi.
Hal
ini
berbeda
dengan
penelitian
di
bidang
sosiologi
,
misalnya
ketika
meneliti
dampak
industrialisasi
bagi
masyarakat.
Tidak
mungkin
peneliti
membawa
masyarakat
dengan
segala
proses
industrialisasinya
ke
dalam
laboratorium.
Penelitian
harus
dilakukan
secara
langsung
di
dalam
masyarakat
dan
mengikuti
proses
yang
terjadi
di
masyarakat.
Hal
itu
berarti
berbagai
faktor
yang
sebenar
nya
tidak
termasuk
hal-hal
yang
akan
diteliti
turut
berpengaruh.
Dengan
kata
lain
,
peneliti
tidak
dapat
benar-benar
mengendalikan
peristiwa
yang
menjadi
objek
penelitian.
Apalagi
kejadian
sosial
tidak
dapat
diulangi
sekehendak
hati
seperti
kalau
seorang
ahli
biologi
ingin
mengulangi
proses
pertumbuhan
kecambah
dalam
media
tanam
di
laboratorium.
Objek
penelitian
dalam
ilmu
sosial
juga
sangat
beragam
dan
saling
memengaruhi.
Keadaan
sosial
di
suatu
masyarakat
tidak
ada
yang
sama
persis.
Keadaan
seperti
ini
,
mengakibatkan
suatu
kesimpulan
hasil
penelitian
belum
tentu
dapat
diterapkan
begitu
saja
kepada
masyarakat.
Anda
tentu
masih
ingat
pembicaraan
kita
mengenai
proses
industrialisasi
di
negara-negara
Barat
dan
di
Indonesia
serta
di
negara-negara
berkembang
lainnya.
Mengapa
proses
industrialisasi
di
Barat
begitu
sukses
memajukan
masyarakat
,
sementara
itu
tidak
semua
negara
berkembang
mampu
meniru
keberhasilannya.
Hal
ini
merupakan
salah
satu
bentuk
perbedaan
bidang
ilmu
sosial
dibandingkan
dengan
ilmu
alam.
Namun
,
bukan
berarti
penelitian
ilmiah
dalam
ilmu
sosial
tidak
mungkin
dilaksanakan.
Justru
keragaman
faktor
yang
berpengaruh
semakin
memberi
tantangan
bagi
penelitian
di
bidang
sosial.
2. Ragam Penelitian
Penelitian
dapat
dibedakan
menjadi
berbagai
jenis
atau
sifat
berdasarkan
kriteria
tertentu.
Dasar
pengklasifikasian
tersebut
antara
lain
tujuan
,
pendekatan
,
latar
belakang
bidang
ilmu
peneliti
,
lingkup
persoal-
an
yang
diteliti
,
lokasi
penelitian
,
dan
ada
tidaknya
variabel.
Tujuan
penelitian
ada
yang
ber-
sifat
eksploratif
,
pengembangan
,
verifikasi
,
dan
evaluasi
kebijakan.
Penelitan
eksploratif
bertujuan
un-
tuk
menemukan
penyebab
terjadi-
nya
suatu
peristiwa.
Mengapa
se-
buah
partai
politik
pecah
,
dapat
dicari
jawabannya
melalui
penelitian
eksploratif.
Penelitian
pengembangan
bertujuan
untuk
menyempur
nakan
suatu
pekerjaan
yang
sedang
berlangsung.
Bagaimana
agar
sekolah
Anda
semakin
maju
?
Gambar 5.3
Eksperimen
laboratorium
bukan
satu-
satunya
bentuk
penelitian.
Sumber: Haryana
170
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Caranya
dapat
diketahui
dengan
melakukan
penelitian
untuk
menemukan
cara-
cara
pengembangan.
Penelitian
verifikasi
bertujuan
untuk
meneliti
kebenaran
hasil
penelitian
sebelumnya.
Benarkah
kesimpulan
yang
diperoleh
oleh
Cliffort
Geert
z
bahwa
masyarakat
Jawa
terdiri
dari
kelas
priyayi
,
santri
,
dan
abangan
?
Untuk
membuktikannya
perlu
dilakukan
peneltian
verifikatif.
Penelitian
evaluasi
kebijakan
bertujuan
untuk
memperoleh
masukan
terhadap
pelaksanaan
kebijakan
pemerintah
atau
perusahaan.
Apakah
tata
cara
pemerintah
dalam
membagikan
Bantuan
Langsung
T
unai
(BLT)
kepada
kaum
miskin
selama
ini
sudah
tepat
sasaran
?
Kalau
masih
ada
penyimpangan
maka
harus
ditemukan
letak
ke-
salahannya
melalui
penelitian
terhadap
pelaksanaan
kebijakan
tersebut.
Dalam
penelitian
ilmiah
ilmu
sosial
,
ada
dua
macam
pendekatan
yaitu
pendekatan
bujur
(
longitudinal
)
dan
pendekatan
silang
(cross-sectional
).
Objek
penelitian
adalah
persoalan
yang
ingin
diungkap
jawabannya
,
misalnya
perkembangan
masyarakat
desa.
Perkembangan
masyarakat
merupakan
objek
,
sedangkan
desa
merupakan
subjek
penelitian.
Bila
suatu
objek
diteliti
selama
jangka
waktu
yang
panjang
secara
terus-menerus
,
maka
disebut
penelitian
dengan
menggunakan
pendekatan
bujur
(
longitudinal
)
,
sedangkan
penelitian
terhadap
beberapa
objek
sekaligus
dalam
waktu
yang
bersamaan
disebut
menggunakan
pendekatan
silang
(cross-sectional
).
Misal
,
Anda
meneliti
per-
ubahan
sebuah
sebuah
desa
selama
beberapa
tahun
berarti
Anda
menerapkan
pendekatan
bujur
.
Dan
apabila
Anda
meneliti
keadaan
lima
desa
sekaligus
dalam
waktu
yang
bersamaan
,
maka
Anda
telah
menerapkan
pendekatan
silang.
Pelaksana
penelitian
pada
dasarnya
boleh
siapa
saja.
Namun
,
sebuah
pe-
nelitian
ilmiah
selalu
berhubungan
dengan
kegiatan
keilmuan.
Seorang
ahli
astronomi
melakukan
penelitian
ruang
angkasa.
Seorang
pengkaji
sejarah
me-
lakukan
penelitian
historis
(kesejarahan).
Seorang
guru
melakukan
penelitian
pendidikan
,
dan
seterusnya.
Oleh
karena
itu
,
penelitian
sosial
dapat
didefinisikan
sebagai
kegiatan
penelitian
terhadap
objek-objek
yang
berhubungan
dengan
ilmu
sosial
,
terutama
sosiologi.
Objek
penelitian
sosiologi
berdasarkan
konsep-
konsep
yang
mendasar
dalam
pengetahuan
sosiologi
,
yaitu
interaksi
sosial
,
klasifikasi
sosial
,
kubudayaan
,
lembaga
sosial
,
kekuasaan
dan
wewenang
,
perubahan
sosial
dan
masalah
sosial.
Untuk
melakukan
suatu
penelitian
,
kita
harus
menentukan
lokasi.
Di
lokasi
penelitian
itulah
kita
mengumpulkan
data
yang
diperlukan.
Berbagai
penelitian
di
bidang
ilmu
alam
(fisika
,
kimia
,
biologi)
dan
bahasa
dapat
dilakukan
di
laboratorium
,
karena
itu
disebut
penelitian
laboratorium.
Penelitian
yang
ber
-
hubungan
dengan
analisis
kebahasaan
dan
kesastraan
,
termasuk
kajian
dokumen
sejarah
(prasasti
,
lontar
,
relief
candi)
dapat
dilakukan
di
perpustakaan.
Dokumen-
dokumen
tersebut
dianalisis
isinya
sehingga
disebut
penelitian
analisis
isi
(
content
analysis
).
Di
samping
itu
banyak
pula
penelitian
yang
mengharuskan
peneliti
terjun
langsung
ke
lapangan
(masyarakat)
,
terutama
penelitian
sosiologi.
Penelitian
seperti
ini
disebut
penelitian
lapangan
(penelitian
kancah
,
field
research
).
171
Desain Penelitian Sosial
Seorang
peneliti
dalam
menghadapi
objek
yang
diteliti
dapat
menentukan
variabel
yang
dikehendaki.
V
ariabel
adalah
objek
penelitian
yang
berupa
gejala-
gejala
yang
dapat
diubah-ubah
atau
diganti-ganti
,
misalnya
penelitian
terhadap
perubahan
masyarakat.
V
ariabel
yang
digunakan
dapat
berupa
tingkat
pendidikan
,
pertumbuhan
ekonomi
,
atau
proses
industrialisasi.
Penelitian
yang
berusaha
menjelaskan
variabel
yang
sudah
terjadi
pada
masa
lalu
atau
sekarang
disebut
penelitian
deskriptif
,
sedangkan
penelitian
yang
berusaha
memperoleh
gambaran
mengenai
variabel
yang
belum
terjadi
disebut
penelitian
eksperimen.
Anda
dapat
meneliti
masyarakat
Suku
Dani
di
Papua
sehingga
dapat
mendes-
kripsikan
kondisinya
saat
ini
atau
pada
masa
lalu.
Anda
dapat
pula
bereksperimen
dengan
cara
mengubah
for
masi
tempat
duduk
di
kelas
Anda
(dengan
persetujuan
guru
/
wali
kelas)
,
lalu
mengamati
apa
yang
terjadi
dengan
kelas
Anda.
3. Prosedur Penelitian Ilmiah
Di
atas
telah
disinggung
ada
lima
prinsip
dasar
penelitian
ilmiah.
Kelima
prinsip
itu
dapat
dijabarkan
menjadi
prosedur
pelaksanaan
penelitian
yang
terdiri
dari
sepuluh
langkah
,
yaitu
:
a. merumuskan
masalah
,
b. merumuskan
anggapan
dasar
(asumsi)
,
c. merumuskan
hipotesis
,
d. memilih
pendekatan
,
e. menentukan
variabel
,
f. menentukan
sumber
data
,
g. menentukan
dan
menyusun
instrumen
,
h. mengumpulkan
data
,
i. menganalisis
data
,
dan
j. menulis
laporan.
Langkah
pertama
hingga
keenam
(a
f)
merupakan
rangkaian
kegiatan
pembuatan
rancangan
penelitian
(
research design
).
Bagian
ini
akan
kita
pelajari
secara
khusus
pada
Bab
5
ini.
Langkah
keenam
hingga
kedelapan
(g
i)
,
merupakan
rangkaian
kegiatan
pelaksanaan
penelitian.
Langkah
terakhir
(j)
,
yaitu
penulisan
laporan.
Langkah
pelaksanaan
dan
pelaporan
hasil
penelitian
akan
kita
pelajari
secara
khusus
pada
Bab
6
.
Ketiga
tahap
langkah
utama
(pembuatan
rancangan
,
pelaksanaan
,
dan
pelaporan)
tersebut
akan
kita
praktikkan
secara
langsung.
Oleh
karena
itu
,
pada
Bab
5
ini
Anda
akan
membuat
sebuah
rancangan
penelitian
yang
benar
-
benar
dapat
diterapkan.
Penerapannya
nanti
pada
Bab
6,
sekaligus
pembuatan
laporan
penelitian.
Contoh-contoh
nyata
ini
hanyalah
salah
satu
bentuk
penelitian
,
pada
praktiknya
ada
berbagai
ragam
penelitian
yang
dapat
Anda
lakukan
sesuai
dengan
kebutuhan.
Sebab
,
setiap
persoalan
menuntut
ragam
dan
tata
cara
berbeda.
Demikian
juga
,
setiap
bidang
ilmu
menghendaki
bentuk-
bentuk
khusus
dalam
penelitian
,
sedangkan
penelitian
yang
harus
Anda
lakukan
adalah
penelitian
sosial.
Oleh
karena
itu
,
apa
yang
kita
praktikkan
nanti
merupakan
metodologi
dan
prosedur
penelitian
sosial.
172
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Apabila
tempat
tinggal
Anda
berdekatan
dengan
peguruan
tinggi
,
berkunjunglah
ke
perpustakaan
perguruan
tinggi
tersebut!
Di
sana
biasanya
tersimpan
semua
hasil
penelitian
dosen
maupun
mahasiswa.
Carilah
,
contoh-contoh
hasil
penelitian
sesuai
dengan
jenis-jenis
penelitian
di
atas
,
setiap
jenis
satu
contoh!
Tulis
ringkasan
setiap
contoh
yang
Anda
temukan!
2. Di
sekolah
Anda
,
tentu
ada
kelompok
ilmiah
remaja.
Lakukan
wawan-
cara
dengan
teman-teman
Anda
yang
ter
gabung
dalam
kelompok
ilmiah
remaja
tersebut!
Tanyakanlah
pengalaman
mereka
selama
mengikuti
kegiatan
penelitian
,
hasil-hasil
yang
telah
diperoleh
,
jenis-jenis
penelitian
yang
pernah
dilakukan
,
dan
aspek-aspek
lainnya!
Tulis
hasil
wawancara
Anda
dalam
bentuk
makalah
untuk
dipresentasikan
di
depan
kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah
yang
dimaksud
dengan
penelitian
ilmiah!
2. Apakah
yang
dimaksud
dengan
penelitian
sosial
?
3.
Sebutkan
ragam
penelitian
yang
Anda
ketahui
dan
berikan
masing-
masing
satu
contoh!
4. Sebutkan
langkah-langkah
penelitian
ilmiah!
5. Apakah
manfaat
penelitian
bagi
kehidupan
sehari-hari
?
Kerjakan dibuku tugas Anda!
Ungkapkan
tanggapan
Anda
terhadap
pernyataan
atau
kasus
di
bawah
ini
,
dengan
cara
memberi
tanda
cek
(
)
pada
kolom
S
(Setuju)
,
TS
(Tidak
Setuju)
atau
R
(Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
173
Desain Penelitian Sosial
B. Rancangan Penelitian
Sebuah
penelitian
ilmiah
harus
bersifat
sistematis
dan
mengikuti
suatu
prosedur
tertentu
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Oleh
ka-
rena
itu
,
sebelum
penelitian
dilaksa-
nakan
harus
direncanakan
dengan
sebaik
mungkin.
Rencana
penelitian
disebut
juga
desain
penelitian.
Di
samping
itu
,
desain
penelitian
juga
sering
disebut
proposal
penelitian.
Proposal
artinya
usulan
atau
per-
mohonan
dana
untuk
penelitian
yang
didalamnya
dilampiri
rancang-
an
penelitian
agar
calon
pemberi
dana
mengetahui
seluk-beluk
penelitian
yang
diusulkan.
Desain
penelitian
mencakup
judul
penelitian
,
penegasan
masalah
,
alasan
mengadakan
penelitian
,
tujuan
meneliti
,
manfaat
penelitian
,
landasan
(kajian)
teori
,
penelaahan
kepustakaan
,
metodologi
(penentuan
sampel
,
metode
1. Penelitian
merupakan
pekerjaan
khusus
para
ilmuwan.
2Hasil
penelitian
seorang
siswa
dapat
diterima
secara
ilmiah
asal
memenuhi
prosedur
yang
ditentukan.
3 Setiap
lembaga
memiliki
bagian
yang
menanga-
ni
penelitian
dan
pengembangan
untuk
memaju-
kan
kegiatan
lembaga
tersebut.
4. Sebelum
melakukan
penelitian
,
dia
harus
mem-
buat
desainnya
terlebih
dahulu.
5. Kita
tidak
perlu
bersusah-susah
mengadakan
penelitian
sendiri
,
sebab
di
masyarakat
sudah
tersedia
biro
jasa
pembuatan
penelitian.
Kita
tingga
membeli
dari
mereka
jenis
penelitian
yang
kita
inginkan.
No.
Pernyataan
S TS R
Gambar 5.4
Penelitian
harus
direncanakan
dengan
matang.
Sumber: Tempo, 1-7 Agustus 2005
174
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
pengumpulan
data
,
metode
analisis
data)
,
jadwal
kegiatan
,
dan
anggaran
pembiayaan.
Semua
hal
tersebut
harus
direncanakan
secara
matang
untuk
di-
jadikan
pedoman
dalam
melaksanakan
penelitian.
Penyusunan
desain
penelitian
meliputi
enam
langkah
pertama
seperti
yang
telah
disebutkan
di
atas.
Keenam
langkah
tersebut
akan
kita
bahas
satu
per
satu
berikut
ini.
1. Perumusan Permasalahan
Setiap
penelitian
selalu
bermula
dari
ada-
nya
masalah
atau
tantangan.
Dalam
konteks
penelitian
,
masalah
diartikan
sebagai
adanya
kesenjangan
antara
harapan
dengan
kenya-
taan.
Misalnya
,
Anda
berharap
sekolah
Anda
memiliki
prestasi
lebih
dibandingkan
sekolah
lain.
Namun
,
kenyaataannya
tidak
demikian.
Itu
berarti
ada
kesenjangan
(perbedaan)
antara
harapan
Anda
dengan
kenyataan.
Mengapa
itu
terjadi
,
dan
bagaimana
cara
meningkatkan
prestasi
,
adalah
dua
masalah
yang
perlu
dicari
jawabannya.
Masalah
juga
dapat
diartikan
sebagai
sesuatu
yang
membutuhkan
penjelas-
an.
Untuk
memperoleh
suatu
penjelasan
di-
perlukan
sebuah
penelitian
,
karena
dengan
penelitian
dapat
diungkap
(ditemukan)
pengetahuan
atau
infor
masi
yang
sebelumnya
tidak
diketahui.
Dalam
kehidupan
sehari-hari
,
kita
akan
selalu
berhadapan
dengan
berbagai
masalah.
Tidak
ada
kehidupan
yang
tanpa
masalah.
Setelah
satu
masalah
terselesaikan
,
akan
muncul
masalah
baru.
Itulah
kehidupan.
Ketika
Anda
mem-
baca
buku
,
selain
memperoleh
pengetahuan
baru
juga
memicu
pikiran
Anda
untuk
mengetahui
lebih
jauh
pengetahuan
itu.
Jadi
,
membaca
berbagai
literatur
dapat
menjadi
sumber
masalah
untuk
diteliti.
Ketika
Anda
ber
gaul
,
bercakap-
cakap
,
atau
berdiskusi
muncul
pula
pertanyaan-pertanyaan
yang
memerlukan
jawaban.
Hal
itu
juga
sumber
masalah.
Apabila
Anda
mempelajari
ilmu
penge-
tahuan
,
berbagai
pertanyaan
akan
selalu
muncul.
Misalnya
,
ketika
Anda
mem-
pelajari
perubahan
sosial.
Dalam
benak
Anda
pun
mungkin
muncul
berbagai
pertanyaan
,
benarkah
masyarakat
Anda
selalu
berubah
,
faktor-faktor
apa
saja
yang
mendorong
perubahan
tersebut
?
Apa
saja
akibat
perubahan
itu
terhadap
kehidupan
war
ganya
,
dan
sebagainya
?
Hal
tersebut
adalah
bentuk-bentuk
masalah
yang
dapat
dijadikan
pangkal
tolak
penelitian
sosial.
Ada
masalah
yang
kecil
dan
sederhana
sehingga
pemecahannya
pun
cukup
dengan
cara-cara
sederhana
,
tidak
harus
melalui
penelitian
ilmiah
yang
rumit.
Akan
tetapi
,
ada
juga
masalah
yang
pemecahannya
harus
melalui
penelitian
ilmiah
sehingga
jawaban
yang
diperoleh
dapat
diterima
secara
ilmiah
pula.
Infososio
0UNGSI STUDI PUSTAKA
Penelaahan
pustaka
yang
ber-
hubungan
dengan
masalah
yang
diteliti
berfungsi
untuk
(1)
men-
dalami
masalah
yang
diteliti
,
(2)
menyusun
kerangka
teori
seba-
gai
landasan
berpikir
,
(3)
mem-
pertajam
konsep
sehingga
me-
mudahkan
perumusan
hipo-
tesis
,
dan
(4)
untuk
menghindari
pengulangan
penelitian
yang
pernah
dilakukan
orang
lain
terhadap
masalah
yang
sama.
(Mely. G. Tan, 1994).
175
Desain Penelitian Sosial
Oleh
karena
itu
,
tidak
semua
masalah
yang
timbul
dalam
kehidupan
sehari-hari
layak
diangkat
menjadi
objek
penelitian.
Dengan
kata
lain
,
kita
harus
memilih
dan
mempelajarinya
terlebih
dahulu
apakah
masalah
itu
layak
diangkat
menjadi
objek
penelitian
atau
tidak
,
dan
setelah
itu
dirumuskan
lebih
sistematis
sebagai
masalah
dalam
penelitian.
Ketiga
tahap
inilah
yang
tercakup
dalam
langkah
perumusan
masalah
dalam
desain
penelitian.
Agar
lebih
jelas
,
berikut
ini
diuraikan
satu
per
satu.
a
. Pemilihan Masalah
Berbagai
masalah
yang
dapat
diangkat
menjadi
objek
penelitian
,
kita
harus
memilih
salah
satu
secara
tepat.
Ketepatan
pemilihan
didasarkan
kepada
tiga
hal
,
yaitu
masalah
itu
sesuai
dengan
minat
kita
,
memungkinkan
untuk
dilakukan
penelitian
terhadap
masalah
tersebut
,
faktor-faktor
pendukungnya
tersedia
,
dan
bermanfaat.
Apab
ila
masalah
itu
sesuai
minat
kita
,
maka
masalah
itu
kita
pahami
dan
kita
hayati
benar.
Akan
tetapi
,
apabila
kita
tidak
berminat
terhadap
suatu
masalah
,
pada
umumnya
kita
juga
kurang
bergairah
dalam
melakukan
penelitian.
Namun
adakalanya
kita
menemukan
masalah
yang
menarik
,
namun
sulit
dilakukan
penelitian.
Hal-hal
yang
menyebabkan
kita
kesulitan
melaksanakan
penelitian
antara
lain
faktor
penguasaan
teori
dan
metode
,
keterbatasan
waktu
,
keterbatasan
tenaga
dan
biaya.
Misalnya
,
Anda
tertarik
untuk
meneliti
masalah
etos
kerja
masyarakat
Jepang.
Dalam
kapasitas
Anda
sebagai
peserta
didik
SMA
saat
ini
,
apakah
Anda
dapat
melakukannya
?
T
entu
sulit
dan
berat.
Kita
pun
hendaknya
tidak
mengangkat
persoalan
yang
tidak
bermanfaat
bagi
perkembangan
ilmu
atau
tidak
berguna
dalam
kehidupan
sehari-hari
,
penelitian
adalah
pekerjaan
yang
rumit
dan
membutuhkan
tenaga
,
pikiran
,
dan
biaya.
Oleh
karena
itu
,
penelitian
harus
mengangkat
masalah
yang
ber
manfaat.
b. Studi Pendahuluan
Setelah
kita
menemukan
satu
masalah
yang
tepat
berdasarkan
kriteria
di
atas
,
kita
masih
harus
me-
lakukan
studi
pendahuluan
sebelum
benar-benar
menetapkan
masalah
tersebut
sebagai
objek
penelitian.
Studi
pendahuluan
bertujuan
untuk
memastikan
apakah
masalah
ter-
sebut
benar-benar
belum
p
ernah
diteliti
orang
lain
,
mengetahui
de-
ngan
pasti
apa
yang
akan
diteliti
,
mengetahui
di
mana
dan
kepada
siapa
informasi
dapat
diperoleh
,
mengetahui
cara
memperoleh
data
,
Gambar 5.5
Studi
pustaka
merupakan
bagian
dari
kegiatan
perencanaan
penelitian.
Sumber: Haryana
176
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
mengetahui
metode
yang
tepat
untuk
menganalisis
data
,
mengetahui
cara
mengambil
kesimpulan
,
serta
mengetahui
manfaat
hasil
penelitiannya.
Studi
pendahuluan
pada
dasarnya
adalah
pengumpulan
informasi
untuk
mendukung
pemilihan
masalah.
Untuk
memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan
,
kita
dapat
mengkaji
berbagai
dokumen
(buku
,
majalah
,
koran
,
laporan
,
dll)
,
berkonsultasi
dengan
narasumber
,
atau
mengunjungi
lokasi
atau
benda-benda
yang
akan
dijadikan
lokasi
penelitian.
Seseorang
bisa
saja
merasa
yakin
proyek
penelitiannya
layak
dilaksanakan
karena
telah
merasa
memperoleh
infor
masi
yang
cukup
dari
dokumen
maupun
narasumber.
Namun
,
setelah
mengunjungi
calon
lokasi
penelitian
niatnya
menjadi
urung
karena
lokasi
yang
sangat
sulit
dijangkau.
Pada
tahap
ini
,
sebaiknya
Anda
telah
menentukan
dua
atau
tiga
masalah
yang
paling
menarik
dan
paling
memungkinkan
untuk
diteliti
menurut
pemikiran
Anda
sendiri.
Ketiganya
Anda
ajukan
kepada
guru
pembimbing
untuk
diperiksa
lagi
berdasarkan
kriteria-kriteria
di
atas.
Akhir
nya
guru
akan
menyarankan
Anda
untuk
memilih
salah
satu
masalah
,
dengan
berdasarkan
pertimbangan-
pertimbangan
tertentu.
c. Merumuskan Masalah
Setelah
kita
memilih
satu
masalah
(dengan
bantuan
guru)
dan
merasa
yakin
dapat
melaksanakan
penelitian
terhadapnya
,
selanjutnya
masalah
tersebut
kita
rumuskan
secara
jelas
dan
tegas.
Masalah
yang
telah
dirumuskan
secara
jelas
dan
tegas
tidak
akan
menimbulkan
pemahaman
yang
berbeda
,
walaupun
dibaca
oleh
orang-orang
yang
berbeda.
Perumusan
masalah
pada
dasar
nya
adalah
perumusan
judul
penelitian.
Rumusan
judul
yang
baik
mencakup
lima
hal
,
yaitu
mencantumkan
sifat
dan
jenis
penelitian
,
objek
yang
diteliti
,
subjek
penelitian
,
lokasi
penelitian
,
dan
waktu
(tahun)
dilaksanakannya
penelitian.
Sifat
dan
jenis
penelitian
yang
kita
lakukan
ditentukan
oleh
jenis
dan
sifat
masalah
yang
diangkat.
Ada
tiga
jenis
masalah
,
yaitu
masalah
yang
bersifat
mendeskripsikan
suatu
gejala
,
masalah
yang
bersifat
membandingkan
beberapa
gejala
,
dan
masalah
yang
bersifat
menghubungkan
beberapa
gejala.
Ketiga
jenis
masalah
tersebut
akan
menentukan
desain
penelitian
yang
kita
buat.
Masalah
yang
bersifat
mendeskripsikan
suatu
gejala
akan
membuat
penelitian
kita
bersifat
deskriptif.
Penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
men-
jelaskan
keberadaan
(status)
suatu
gejala
yang
sedang
atau
per
nah
berlangsung.
Misalnya
Anda
ingin
mengetahui
penyebab
terjadinya
aksi
demonstrasi
atau
maraknya
kejahatan
di
Jakarta.
Artinya
,
Anda
akan
berusaha
mendeskripsikan
penyebab
peristiwa-peristiwa
itu.
Dalam
desain
penelitian
Anda
,
masalah
tersebut
dirumuskan
dalam
bentuk
kalimat
judul
penelitian
yang
berbunyi
,
Studi
Deskriptif
Mengenai aktor Penyebab Demonstrasi di Ibu kota pada Tahun
2006,
atau
Kajian Deskriptif Mengenai Tanggapan Masyarakat Joyobayan
Mengenai Maraknya Kejahatan di Masyarakat
Joyobayan pada Tahun 2006.
177
Desain Penelitian Sosial
Apabila
dirinci
,
judul
tersebut
terdiri
dari
unsur-unsur
:
1) sifat
atau
jenis
penelitian
,
yaitu
studi deskriptif
dan
kajian deskriptif.
2) objek
yang
diteliti
,
yaitu
faktor penyebab demonstrasi
dan
tanggapan
masyarakat.
3) subjek
yang
diteliti
,
yaitu
masyarakat Ibu Kota
dan
masyarakat Joyobayan.
4) lokasi
penelitian
,
yaitu
ibu kota
dan
kota Joyobayan.
5) waktu
pelaksanaan
,
yaitu
tahun 2006.
Apabila
peneliti
ingin
melakukan
penelitian
yang
membandingkan
dua
gejala
atau
lebih
,
maka
masalah
yang
diangkat
bersifat
studi
komparatif
(kajian
perbandingan).
Misalnya
,
Anda
ingin
membandingkan
sifat
kebersamaan
masyarakat
desa
dengan
masyarakat
kota.
Di
satu
sisi
Anda
akan
meneliti
masya-
rakat
desa
,
dan
di
sisi
lain
Anda
juga
meneliti
masyarakat
kota.
Hasil
penelitian
kedua
gejala
tersebut
diperbandingkan.
Oleh
karena
itu
,
rumusan
judul
tertulis
Studi
Perbandingan Mengenai Sifat Kebersamaan Masyarakat Kota dengan
Masyarakat Desa Tahun 2006,
atau
Penelitian Perbandingan antara Sifat
Kebersamaan Masyarakat Kota dengan Masyarakat Desa Tahun 2006.
Cobalah
Anda
uraikan
lima
unsur
yang
terdapat
dalam
kedua
rumusan
judul
di
atas!
Masalah
yang
bersifat
mencari
hubungan
antara
dua
gejala
sosial
disebut
masalah
korelatif
(mencari
hubungan).
Korelasi
antara
dua
gejala
atau
lebih
dapat
bersifat
korelasi
sejajar
,
atau
korelasi
sebab-akibat
.
Korelasi
sejajar
berusaha
mencari
hubungan
antara
dua
gejala
yang
tidak
tidak
memiliki
hubungan
sebab
akibat.
Misalnya
,
Anda
meneliti
prestasi
belajar
Antropologi
dengan
prestasi
belajar
Sosiologi
sebuah
kelas.
Dua
mata
pelajaran
tersebut
tidak
memiliki
hubungan
sebab
akibat
,
namun
Anda
dapat
mengungkap
kemung-
kinan
adanya
hubungan
tertentu
di
antara
keduanya.
Ada
kemungkinan
bahwa
kelas
yang
berprestasi
bagus
dalam
Antropologi
ter
nyata
juga
berpretasi
bagus
dalam
Sosiologi.
Ada
pula
kemungkinan
,
bahwa
kelas
yang
berprestasi
bagus
dalam
Antropologi
ter
nyata
tidak
berprestasi
bagus
dalam
Sosiologi.
Apabila
penelitian
mengenai
korelasi
sejajar
tersebut
dirumuskan
dalam
bentuk
judul
maka
menjadi
Studi Korelasi antara Prestasi Belajar Antropologi
Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Peserta Didik SMA Negeri 1 Baker Kabupaten
Joyobayan Jawa Tengah Tahun 2006
,
atau
Hubungan antara Prestasi Belajar
Antropologi dengan Prestasi Belajar Sosiologi Peserta Didik Kelas XII SMUN
Saroja Ambon Joyobayan Tengah Tahun 2006.
Cobalah
Anda
uraikan
lima
unsur
yang
terdapat
dalam
kedua
rumusan
judul
di
atas!
Korelasi
sebab-akibat
adalah
masalah
yang
menyangkut
hubungan
sebab
akibat
antara
dua
gejala
sosial
yang
berbeda
,
misalnya
Anda
telah
mempelajari
bahwa
nilai-nilai
agama
menyebabkan
tumbuhnya
etos
kerja
masyarakat.
Kemudian
,
Anda
tertarik
untuk
meneliti
nilai-nilai
apa
saja
yang
dimiliki
agama
tertentu
yang
menyebabkan
etos
kerja
pemeluknya
tinggi
atau
rendah.
Hubungan
sebab
akibat
seperti
itu
kalau
dirumuskan
dalam
judul
penelitian
akan
menjadi
Pengaruh
Nilai-nilai Agama Islam terhadap Etos Kerja Masyarakat Suka Pindah
178
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Tahun 2006,
atau
Hubungan Sebab Akibat antara Nilai-nilai Agama Kristen
terhadap Tingginya Etos Kerja Masyarakat Joyobayan Tahun 2006.
Cobalah
Anda
uraikan
lima
unsur
yang
terdapat
dalam
kedua
rumusan
judul
di
atas!
Dalam
penelitian
ilmiah
,
masalah
selalu
tertulis
secara
eksplisit
dalam
rumusan
judul.
Hal
ini
tidak
sama
dengan
tulisan-tulisan
nonilmiah.
Segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
kegiatan
penelitian
harus
ditulis
secara
leng-
kap.
Oleh
karena
itu
,
perumusan
masalahan
(judul)
seperti
di
atas
masih
harus
dilengkapi
dengan
beberapa
hal
yaitu
:
1
) penegasan
judul
,
2) alasan
pemilihan
judul
,
3) pembatasan
masalah
,
4) tujuan
penelitian
,
dan
5) manfaat
penelitian.
Kelima
hal
tersebut
harus
ditulis
secara
lengkap
dan
jelas
agar
orang
lain
dapat
memahami
dan
melaksanakan
peneltian
yang
kita
buat.
Dengan
kata
lain
,
tanpa
kehadiran
pembuat
desain
penelitian
pun
orang
lain
dapat
melaksana-
kannya.
Penegasan
judul
bentuknya
berupa
penjelasan
konsep-konsep
(pengertian)
yang
tercantum
dalam
judul
,
sebab
setiap
orang
kadang-kadang
memiliki
pemahaman
yang
berbeda
terhadap
sebuah
konsep
yang
diwakili
suatu
istilah.
Misalnya
judul
yang
tertulis
Sikap Peserta Didik SMA terhadap Por
nografi dan
Pornoaksi
Tahun 2006
.
Dalam
judul
tersebut
ada
beberapa
konsep
(istilah)
yang
perlu
ditegaskan
dengan
penjelasan
agar
tidak
memberikan
peluang
bagi
orang
lain
untuk
menafsirkannya
secara
berbeda.
Istilah-istilah
itu
antara
lain
sikap
,
por
nografi,
dan
pornoaksi
.
Mengapa
seseorang
memilih
suatu
judul
tentu
ada
alasannya.
Alasan
itu
juga
harus
dicantumkan
dalam
desain
penelitian.
Pada
umumnya
,
alasan
pemilihan
judul
mencakup
tiga
hal
,
yaitu
pentingnya
suatu
masalah
(judul)
diteliti
,
menariknya
masalah
(judul)
untuk
diteliti
,
dan
bukti-bukti
yang
meyakinkan
bahwa
sepanjang
pengetahuan
peneliti
belum
ada
orang
yang
menelitinya.
Suatu
masalah
juga
harus
dibatasi
ruang
lingkupnya
agar
penelitian
ter
fokus
,
tidak
melebar
atau
menyempit
mengikuti
kemauan
hati
peneliti.
Segala
sesuatu
yang
akan
diteliti
harus
dibatasi
secara
pasti.
Misalnya
judul
di
atas
,
Sikap Peserta
Didik SMA terhadap Pornografi dan Pornoaksi
Tahun 2006
,
dapat
dibatasi
permasalahannya
menjadi
:
1) bagaimana
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
tulisan
porno
yang
beredar
di
masyarakat
?
2
) bagaimana
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
gambar-gambar
porno
yang
beredar
di
masyarakat
?
3) bagaimana
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
video
porno
yang
beredar
di
masyarakat
?
179
Desain Penelitian Sosial
4) bagaimana
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
cara
berpakaian
dengan
menonjolkan
aurat
yang
beredar
di
masyarakat
?
5) bagaimana
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
tarian
porno
yang
beredar
di
masyarakat
?
Kelima
pertanyaan
itulah
yang
nantinya
harus
ditemukan
jawabannya
melalui
penelitian.
Peneliti
tidak
boleh
keluar
dari
kedua
pokok
pertanyaan
tersebut.
Agar
proses
penelitian
tidak
keluar
dari
wilayah
pembicaraan
kelima
hal
tersebut
,
maka
perlu
ditentukan
batas-batasnya.
Berikutnya
,
desain
penelitian
kita
perlu
mencantumkan
tujuan
penelitian
secara
eksplisit.
Intinya
sama
dengan
isi
kalimat
pertanyaan
untuk
membatasi
masalah
yang
akan
diteliti.
Perbedaannya
terletak
pada
rumusan
kalimatnya.
Apabila
pembatasan
masalah
dituangkan
dalam
bentuk
kalimat
pertanyaan
,
sebaliknya
tujuan
diuraikan
dalam
bentuk
kalimat
per
nyataan.
Oleh
karena
itu
,
kelima
kalimat
pertanyaan
di
atas
dapat
diubah
menjadi
tujuan
penelitian
sebagai
berikut
:
1)
untuk
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
tulisan
porno
yang
beredar
di
masyarakat
,
2) untuk
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
gambar-gambar
porno
yang
beredar
di
masyarakat
,
3) untuk
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
video
porno
yang
beredar
di
masyarakat
,
4) untuk
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
cara
berpakaian
dengan
menonjolkan
aurat
yang
beredar
di
masyarakat.
5)
untuk
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
tarian
porno
yang
beredar
di
masyarakat.
Akhirnya
,
rumusan
masalah
yang
baik
perlu
disertai
dengan
penjelasan
secara
eksplisit
mengenai
manfaat
hasil
penelitian.
Sebenarnya
ini
tidak
harus
ada
karena
suatu
penelitian
yang
akan
dilakukan
harus
memiliki
manfaat.
Namun
,
karena
segala
sesuatunya
harus
tertulis
,
maka
sebaiknya
disertakan.
Penjelasan
mengenai
manfaat
penelitian
merupakan
kelanjutan
dari
pen-
jelasan
tujuan
penelitian.
Setelah
tujuan
tercapai
,
peneliti
harus
dapat
men-
jelaskan
apa
manfaat
hasil
dari
pencapaian
tujuan
tersebut.
Misalnya
,
setelah
mengetahui
tanggapan
peserta
didik
SMA
terhadap
por
nografi
dan
pornoaksi
,
apa
manfaat
yang
dapat
diperoleh
dari
pengetahuan
terhadap
tanggapan
itu
?
Mungkin
kita
bisa
menjelaskan
,
bahwa
ketidaksukaan
peserta
didik
SMA
terhadap
por
nografi
dan
pornoaksi
akan
mendukung
pelaksanaan
budaya
sekolah
yang
didasarkan
kepada
nilai-nilai
pendidikan
agama
atau
terbukti
bahwa
peserta
didik
sekolah
tersebut
tidak
menyukai
berbagai
pornografi
dan
pornoaksi
,
maka
sekolah
tersebut
dapat
menerapkan
larangan
segala
bentuk
pornografi
dan
por
noaksi
di
lingkungan
sekolah.
180
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
2. Perumusan Asumsi Dasar
Setelah
masalah
dirumuskan
secara
jelas
dan
tegas
,
peneliti
masih
memerlukan
suatu
pijakan
untuk
melakukan
kegiatannya.
Pijakan
itu
berupa
asumsi
dasar
atau
anggapan
dasar.
Anggapan
dasar
adalah
sesuatu
yang
diyakini
kebenarannya
oleh
peneliti.
Keyakinan
itu
berguna
bagi
peneliti
untuk
memperkuat
permasalahan
,
dan
memudahkan
dalam
menetapkan
objek
penelitian
,
wilayah
pengambilan
data
,
serta
instrumen
pengumpulan
data.
Karena
asumsi
dasar
harus
merupakan
sesuatu
yang
diyakini
kebenarannya
,
maka
untuk
memperoleh
keyakinan
tersebut
peneliti
tidak
boleh
merumuskan
tanpa
didahului
infor
masi
yang
cukup
mengenai
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
masalah
yang
akan
diteliti.
Informasi
yang
cukup
dapat
diperoleh
melalui
membaca
berbagai
literatur
,
menyimak
berbagai
informasi
lisan
(percakapan
,
radio
,
televisi)
,
dan
mengunjungi
calon
lokasi
penelitian.
Dengan
berbagai
infor
masi
yang
diperoleh
,
akhirnya
peneliti
akan
merasa
yakin
akan
sesuatu
hal.
Keyakinan
itu
dirumuskan
menjadi
asumsi
dasar.
Sebagai
contoh
,
kita
akan
merumuskan
asumsi
dasar
berdasarkan
judul
penelitian
yang
telah
kita
buat
,
yaitu
Sikap Peserta Didik SMA terhadap
Pornografi dan Pornoaksi
Tahun 2006
.
Dari
judul
itu
,
kita
dapat
merumuskan
asumsi
dasarnya
sebagai
berikut.
a. Peserta
didik
SMA
sering
membaca
koran
,
majalah
,
buku
yang
memuat
p
ornografi
dan
pornoaksi.
b. Peserta
didik
SMA
sering
menonton
tayangan
televisi
atau
video
yang
memuat
pornografi
dan
pornoaksi.
c. Peserta
didik
SMA
sering
mengakses
situs
internet
yang
memuat
pornografi
dan
pornoaksi.
d. Peserta
didik
SMA
sering
menonton
pertunjukan
yang
memuat
pornografi
dan
pornoaksi.
Banyaknya
anggapan
dasar
tidak
ditentukan
,
namun
sesuai
dengan
ruang
lingkup
permasalahan
yang
akan
diteliti.
Keempat
anggapan
dasar
di
atas
dirumuskan
dari
ruang
lingkup
penelitian.
3. Perumusan Hipotesis
Setelah
kita
merumuskan
beberapa
anggapan
dasar
yang
menjadi
pedoman
dalam
meneliti
,
selanjutnya
kita
dituntut
untuk
mengarahkan
penelitian
kepada
usaha
pemecahan
masalah.
Pada
dasarnya
,
penelitian
merupakan
upaya
untuk
memecahkan
masalah
atau
upaya
untuk
menemukan
jawaban
terhadap
masalah
yang
dihadapi.
Pemecahan
masalah
tidak
dapat
dilakukan
sekaligus
,
melainkan
bertahap
,
dengan
cara
mengajukan
pertanyaan
untuk
setiap
aspek.
181
Desain Penelitian Sosial
Pada
tahap
awal
,
jawaban
terhadap
per-
tanyaan
bersifat
teoritis
,
karena
kebenarannya
didasarkan
kepada
hasil
membaca
berbagai
pustaka.
Kebenaran
yang
diperoleh
ber-
dasarkan
informasi
kepustakaan
dianggap
sebagai
kebenaran
sementara
yang
masih
harus
dibuktikan
lebih
lanjut
melalui
pene-
litian.
Setelah
data
terkumpul
,
diolah
,
dan
disimpulkan
,
barulah
kebenaran
itu
terbukti
secara
nyata
(bukan
teoritis).
Upaya
menjawab
pertanyaan
pada
taraf
teoritis
itulah
yang
dimaksudkan
dengan
me-
rumuskan
hipotesis.
Hipotesis
atau
jawaban
sementara
pada
dasar
nya
merupakan
teori
(penjelasan)
sementara
yang
kebenarannya
masih
perlu
diuji.
Pada
dasarnya
,
penelitian
merupakan
usaha
untuk
menguji
hipotesis.
Ada
kalanya
penjelasan
berdasarkan
kajian
pustaka
dapat
diterima
sebagai
kesimpulan
dan
tidak
perlu
dibuktikan
lagi
dengan
pengolahan
data.
Karena
itu
,
tidak
setiap
penelitian
membutuhkan
rumusan
hipotesis.
Ada
tiga
jenis
penelitian
yang
tidak
memerlukan
hipotesis
,
yaitu
penelitian
eksploratif
,
penelitian
survei
,
dan
penelitian
pengembangan.
Tu
juan
ketiga
peneltian
tersebut
bukan
untuk
menguji
hipotesis
melainkan
untuk
mempelajari
berbagai
gejala
seluas
mungkin.
Sementara
itu
penelitian
yang
bersifat
menghitung
banyaknya
sesuatu
,
mencari
perbedaan
,
atau
menemukan
hubung-
an
,
menurut
G.E.R.
Burrouhg
selalu
disertai
hipotesis.
Tipe-tipe
penelitian
yang
berusaha
mencari
hubungan
antar
dua
hal
dapat
berupa
studi
kasus
,
studi
komparatif
,
dan
studi
korelasi.
Ketiga
jenis
terakhir
ini
menurut
Deobold
van
Dalen
juga
membutuhkan
hipotesis.
W
alaupun
kita
dapat
saja
melakukan
penelitian
tanpa
hipotesis
,
namun
berikut
ini
akan
kita
pelajari
juga
cara
merumuskan
hipotesis.
Sebagai
suatu
penjelasan
sementara
,
menurut
Bor
g
dan
Gall
(1
979
)
hipotesis
harus
memenuhi
syarat-syarat
sebagai
berikut
:
a
. rumusannya
singkat
dan
jelas
,
b. menyatakan
hubungan
antara
dua
objek
(variabel)
penelitian
,
serta
c. didukung
oleh
teori-teori
yang
pernah
dikemukakan
para
pakar
di
bidangnya.
Ada
dua
macam
hipotesis
,
yaitu
hipotesis
kerja
atau
hipotesis
alternatif
(Ha)
dan
hipotesis
nol
(Ho)
atau
hipotesis
statistik.
Hipotesis
alternatif
menyatakan
adanya
hubungan
antara
dua
hal
,
misal
:
a
. apabila
suatu
masyarakat
memiliki
etos
kerja
tinggi
,
maka
kemajuan
masyarakatnya
akan
pesat
,
Infososio
HIPOTESIS
Hipotesis
adalah
pernyataan
ten-
tang
adanya
hubungan
tertentu
antara
variabel-variabel
(fakta-
fakta)
yang
digunakan.
4ungsi
hipotesis
adalah
(1)
memberikan
tujuan
yang
tegas
bagi
penelitian
,
dan
(2)
membantu
penentuan
batasan
masalah
sehingga
ter-
fokus
pada
fakta-fakta
yang
relevan.
Hipotesis
bersifat
se-
mentara
,
artinya
suatu
hipotesis
dapat
diubah
atau
diganti
dengan
hipotesis
lain
yang
lebih
tepat.
(Mely. G. Tan, 1994).
182
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
b. ada
perbedaan
antara
masyarakat
petani
dengan
masyarakat
nelayan
,
c. ada
pengaruh
budaya
asing
terhadap
perubahan
sosial.
Apabila
Anda
amati
,
ketiga
rumusan
hipotesis
di
atas
dirumuskan
dengan
struktur
kalimat
yang
berpola
khusus
,
yaitu
sebagai
berikut.
a.
Apabila maka .;
b.
Ada perbedaan antara ... dan ;
atau
c.
Ada pengaruh terhadap .
Hipotesis
statistik
dipakai
dalam
penelitian
yang
menggunakan
cara
pengujian
melalui
perhitungan
statistik.
Hipotesis
jenis
ini
berisi
pernyataan
yang
menyatakan
antara
dua
hal
(variabel).
Misalnya
:
a.
tidak
ada
perbedaan
antara
peserta
didik
kelas
X
dengan
peserta
didik
kelas
X
I
dalam
hal
semangat
belajar
,
b. tidak
ada
pengaruh
perbedaan
jenis
kelamin
peserta
didik
terhadap
prestasi
belajarnya.
Apabila
Anda
amati
,
kedua
rumusan
hipotesis
di
atas
dirumuskan
dengan
struktur
kalimat
yang
berpola
khusus
,
yaitu
sebagai
berikut.
a. Tidak ada perbedaan antara dengan ;
atau
b.
T
idak ada pengaruh terhadap .
Setiap
hipotesis
memiliki
kemungkinan
untuk
diterima
atau
ditolak.
Apabila
data
yang
diperoleh
mendukung
maka
Ha
diterima
sedangkan
Ho
ditolak.
Sebaliknya
,
apabila
data
yang
diperoleh
ternyata
tidak
mendukung
,
maka
Ha
ditolak
dan
Ho
diterima.
Hipotesis
harus
dirumuskan
secara
benar
,
sebab
apabila
hipotesis
salah
dan
datanya
mendukung
,
maka
hasil
penelitian
justru
akan
menjerumuskan.
Misal
,
rajin
belajar
tidak
berpengaruh
terhadap
prestasi
(Ha).
Kemudian
,
data
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
peserta
didik
yang
tidak
rajin
belajar
ter
nyata
naik
kelas.
Lalu
,
diyakini
bahwa
hipotesis
tersebut
diterima.
Tentu
saja
hal
itu
akan
sangat
membahayakan
,
apabila
berdasarkan
hipotesis
tersebut
Anda
menganggap
bahwa
belajar
tidak
ada
gunanya.
Untuk
itulah
,
perumusan
hipotesis
harus
benar
,
data
yang
dihimpun
pun
harus
benar
,
bukan
hasil
rekayasa.
Manipulasi
atau
rekayasa
data
terjadi
terutama
bila
peneliti
terpengaruh
oleh
isi
hipotesis
kerja.
Untuk
menghindari
hal
itu
dalam
proses
pembuktian
hipotesis
,
Ha
diubah
dulu
menjadi
Ho.
Setelah
proses
selesai
baru
dikembalikan
seperti
semula.
Selama
proses
pengujian
,
peneliti
juga
masih
bisa
mengubah
hipotesis
yang
salah.
4. Pemilihan Pendekatan
Pemilihan
pendekatan
penelitian
merupakan
bagian
dari
metodologi
pene-
litian.
Di
bagian
awal
telah
disebutkan
bahwa
metodologi
penelitian
meliputi
penentuan
sampel
,
metode
pengumpulan
data
,
dan
metode
analisis
data.
Dalam
bab
ini
,
kita
akan
membahas
teknik
penentuan
sampel
,
sedangkan
metode
pengumpulan
dan
analisis
data
akan
dibicarakan
pada
bab
berikutnya
karena
183
Desain Penelitian Sosial
termasuk
dalam
kegiatan
pelaksanaan
penelitian.
Akan
tetapi
,
di
bagian
ini
perlu
dijelaskan
secara
singkat
karena
salah
satu
bagian
dari
penyusunan
desain
penelitian
adalah
merancang
metodologinya.
Metode
pengumpulan
data
disebut
juga
metode
penelitian
,
yaitu
cara
yang
digunakan
peneliti
dalam
mengumpulkan
data
untuk
kepentingan
penelitiannya.
Berbagai
metode
pengumpulan
data
yang
la
z
im
adalah
angket
,
wawancara
,
pengamatan
,
tes
,
dan
dokumen-
tasi.
Untuk
mengumpulkan
data
diperlukan
alat
bantu
yang
disebut
instrumen
pengum-
pulan
data
,
bentuknya
berupa
daftar
per
-
tanyaan
angket
,
pedoman
wawancara
,
check
list
,
pedoman
pengamatan
,
dan
soal-soal
tes.
Setelah
data
terkumpul
,
kemudian
diolah
de-
ngan
metode-metode
tertentu.
Metode
pengolahan
data
yang
dipilih
disesuaikan
dengan
pendekatan
atau
jenis
penelitiannya.
Penelitian
deskriptif
menggunakan
metode
penghitungan
sederhana
(penjumlahan)
untuk
kemudian
diperoleh
persentasenya
(teknik
deskriptif
dengan
persentase).
Penelitian
berhipotesis
menggunakan
rumus-rumus
uji
hipotesis
untuk
mengolah
data.
Penelitian
yang
mencari
suatu
korelasi
menggunakan
metode
hitung
korelasi
dalam
menguji
datanya.
Demikian
dan
uraian
lebih
lengkap
akan
dibicarakan
pada
Bab
V
I.
Sebagai
bagian
dari
metodologi
penelitian
,
pendekatan
(
approach
)
dapat
diartikan
sebagai
metode
penelitian.
Metode
penelitian
adalah
cara
yang
ditempuh
seorang
dalam
meneliti
objek
penelitian.
Seseorang
tidak
bisa
melaksanakan
penelitian
tanpa
menggunakan
metode
tertentu.
Setiap
masalah
membutuhkan
pendekatan
atau
metode
yang
berbeda
dengan
masalah
lain.
Pemilihan
metode
penelitian
memperhatikan
tujuan
penelitian
,
waktu
dan
dana
yang
tersedia
,
ketersediaan
subjek
penelitian
,
dan
minat
peneliti.
Kecuali
itu
,
yang
lebih
penting
adalah
bahwa
metode
yang
dipilih
harus
sesuai
dengan
variabel
atau
objek
yang
akan
diteliti.
Dalam
dunia
ilmu
pengetahuan
tersedia
banyak
metode
yang
dapat
digunakan
untuk
melakukan
penelitian.
Namun
,
setiap
bidang
ilmu
memiliki
kekhususan
dalam
menentukan
teknik
penggunaannya.
Berikut
ini
adalah
berbagai
metode
yang
sering
digunakan
dalam
penelitian
ilmiah.
a
. Metode Berdasarkan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Metode
berdasarkan
teknik
pengambilan
sampel
,
meliputi
:
1
) metode
populasi
,
2) metode
sampel
,
dan
3) metode
studi
kasus.
Infososio
TIGA METODE
PENELITIAN
Ada
tiga
metode
(pendekatan)
penelitian
yang
dapat
dipilih
berdasarkan
maksud
dan
tujuan
penelitian
,
yaitu
(1)
penelitian
bersifat
menjelajah
,
(2)
penelitian
yang
bersifat
deskriptif
,
dan
(3)
penelitian
yang
bersifat
mene-
rangkan.
(Mely. G. Tan, 1994).
184
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Metode
populasi
dipilih
apabila
penelitian
dilakukan
terhadap
seluruh
subjek
penelitian
,
karena
jumlahnya
tidak
terlalu
besar
sehingga
hal
itu
memungkinkan.
Misalnya
,
Anda
meneliti
kegemaran
peserta
didik
di
kelas
Anda.
Karena
jumlah-
nya
sedikit
dan
mudah
dilakukan
maka
Anda
meneliti
semua
peserta
didik
,
sehingga
dapat
dikatakan
penelitian
Anda
adalah
penelitian
terhadap
seluruh
populasi
(subjek
yang
diteliti).
Sebaliknya
,
apabila
Anda
meneliti
sikap
war
ga
suatu
kabupaten
terhadap
proyek
pembangunan
listrik
bertegangan
tinggi
,
Anda
tidak
mungkin
meneliti
semua
penduduk
yang
ada
di
kabupaten
tersebut.
Anda
cukup
menentukan
sejumlah
orang
sebagai
sampel
(contoh
yang
mewakili).
Apabila
sampel
Anda
benar
cara
menentukannya
,
maka
kesimpulan
penelitian
dapat
diterapkan
kepada
seluruh
populasi
(seluruh
penduduk
kabupaten
tersebut).
Metode
studi
kasus
adalah
suatu
upaya
untuk
memperoleh
gambaran
yang
lengkap
dan
terperinci
mengenai
suatu
gejala.
Hasil
studi
kasus
hanya
dapat
diterapkan
kepada
kasus
yang
diteliti.
b.
Metode Berdasarkan Ada atau Tidaknya Variabel Penelitian
Metode
berdasarkan
ada
atau
tidaknya
variabel
,
terdiri
atas
:
1) metode
eksperimen
,
dan
2) metode
noneksperimen.
Eksperimen
atau
percobaan
adalah
pemberian
perlakuan
tertentu
kepada
subjek
penelitian
untuk
dilihat
akibat
yang
terjadi.
Pelakuan
tertentu
itu
merupakan
variabel
penelitian.
Misalnya
,
Anda
ingin
mengetahui
pengaruh
perpindahan
tempat
duduk
peserta
didik
di
kelas
Anda
,
lalu
mulai
besok
setiap
peserta
didik
harus
berpindah
ke
kursi
sebelah
searah
jarum
jam.
Akibat
eksperimen
itu
dapat
Anda
amati.
Metode
eksperimen
terdiri
dari
dua
model
,
yaitu
eksperimen
tidak
sebenar
nya
(pre experimental design)
,
dan
eksperimen
yang
sebenar
nya
(
true
experiment design
).
Eksperimen
adalah
penelitian
yang
tidak
selalu
menyertakan
kelompok
kontrol
dalam
prosesnya.
Misalnya
,
Anda
meneliti
pengaruh
dimain-
kannya
musik
latar
di
dalam
kelas
saat
kegiatan
belajar.
Anda
ingin
melihat
apakah
peserta
didik
di
kelas
Anda
lebih
bergairah
dalam
belajar
atau
tidak
apabila
selama
kegiatan
belajar
dimainkan
musik
lembut
dengan
suara
tidak
terlalu
keras.
Apabila
Anda
hanya
mengamati
satu
kelas
yang
diberi
musik
,
maka
Anda
telah
menerapkan
metode
pre
experiment design
.
Anda
juga
mengamati
satu
kelas
yang
tidak
diberi
musik
(sebagai
pembanding
atau
kelompok
kontrol)
,
maka
Anda
telah
menerapkan
metode
true experiment
design
.
Metode
noneksperimen
terbagi
menjadi
lima
,
yaitu
metode
studi
kasus
,
metode
kausal
komparatif
,
metode
korelasi
,
metode
historis
,
dan
metode
filosofis.
Ti
ga
pendekatan
pertama
(studi
kasus
,
kausal
komparatif
,
dan
korelasi)
185
Desain Penelitian Sosial
merupakan
metode
deskriptif.
Metode
deskriptif
bertujuan
memperoleh
deskripsi
(perincian)
mengenai
suatu
gejala
yang
diteliti
,
sedangkan
metode
historis
dan
metode
filosofis
,
sesuai
namanya
,
digunakan
dalam
peneltian
sejarah
dan
filsafat.
c. Metode Berdasarkan Pengembangan Penelitiannya
Metode
berdasar
pengembangan
penelitiannya
terdiri
atas
:
1) metode
sekali
tembak
(
one-shot model
)
,
2) metode
longitudinal
,
dan
3) metode
silang
(
cross-sectional
).
Metode
sekali
tembak
(
one-shot model
)
berupa
upaya
pengumpulan
data
mengenai
suatu
subjek
penelitian
pada
suatu
saat
tertentu.
Misalnya
,
Anda
meneliti
stratifikasi
sosial
di
desa
Suka
Maju.
Dengan
metode
sekali
tembak
,
Anda
hanya
mengumpulkan
data
mengenai
stratifikasi
desa
Suka
Maju
pada
suatu
saat
saja.
M
etode
longitudinal
ditempuh
dengan
cara
mengumpulkan
data
mengenai
suatu
objek
sepanjang
waktu
terus-menerus
atau
beberapa
kali
pengambilan
data.
Data
diperoleh
dengan
meneliti
stratifikasi
desa
Suka
Maju
setiap
tahun
selama
beberapa
tahun
atau
seterusnya.
Metode
silang
digunakan
untuk
meneliti
subjek
yang
beragam
dan
mencakup
daerah
yang
luas
dalam
jangka
waktu
tertentu
,
misalnya
Anda
meneliti
pendapat
masyarakat
Indonesia
terhadap
upaya
pemberantasan
korupsi
yang
dilakukan
pemerintah.
Kemudian
,
Anda
menelepon
beberapa
war
ga
masyarakat
Indonesia
yang
mewakili
semua
daerah
yang
ada.
Penentuan
sampel
dilakukan
secara
acak
melalui
buku
telepon.
Semua
metode
atau
pendekatan
yang
telah
dijelaskan
di
atas
dapat
diterap-
kan
dalam
penelitian
ilmiah
bidang
ilmu
apa
pun.
Namun
,
menurut
Paul
B.
Horton
dan
Chester
L.
Hunt
(1
99
1)
,
dalam
bidang
sosiologi
ada
ciri
khusus
dalam
menerapkan
metode
dan
teknik
penelitian.
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
sosiologi
antara
lain
adalah
cross-sectional
,
longitudinal
,
eksperimen
,
pengamatan
,
survei
,
dan
studi
kasus.
Metode
longitudinal
dapat
menggunakan
data
yang
telah
lama
ada
,
sehingga
disebut
bersifat
mundur
(retrospektif
atau
ex
post facto
).
Metode
longitudinal
juga
dapat
bersifat
prospektif
memanfaatkan
data
yang
baru
dikumpulkan
dan
dilanjutkan
dengan
pengamatan
jauh
ke
depan
dalam
jangka
waktu
tertentu.
Pengamatan
sering
pula
digunakan
dalam
berbagai
survei.
Survei
merupakan
metode
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
dalam
lingkup
luas
dan
banyak.
Seperti
yang
telah
dijelaskan
di
atas
,
penentuan
jenis
metode
dipengaruhi
oleh
beberapa
hal
(variabel
,
tujuan
,
waktu
,
subjek
,
dan
minat
peneliti).
Di
samping
itu
,
suatu
masalah
atau
objek
penelitian
dapat
didekati
dengan
menggunakan
beberapa
alter
natif
metode.
Berikut
ini
contohnya.
186
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Masalah
/
judul
penelitian
:
Pengaruh Internet terhadap Perilaku Peserta
Didik
.
Alternatif
pertama
,
menggunakan
metode
deskriptif
,
yaitu
peneliti
mengum-
pulkan
data
sebanyak-banyaknya
mengenai
bentuk-bentuk
pengaruh
internet
,
baik
positif
maupun
negatif.
Kemudian
,
peneliti
mendeskripsikan
berbagai
perilaku
peserta
didik
yang
mencerminkan
pengaruh
tersebut.
Alternatif
kedua
,
menggunakan
metode
studi
kasus.
Peneliti
mencari
kasus-kasus
ter-
tentu
yang
cukup
menonjol
(menggejala)
di
kalangan
peserta
didik.
Misalnya
,
ada
peserta
didik
yang
berhasil
mencapai
prestasi
bagus
akibat
memanfaatkan
inter
net
secara
positif
untuk
memperkaya
sumber
belajarnya.
Di
samping
itu
,
peneliti
juga
mempelajari
kasus
menonjol
yang
berhubungan
dengan
penga-
ruh
negatif
internet.
Kedua
kasus
(jumlahnya
bisa
lebih
dari
satu)
dikaji
dan
diuraikan
secara
mendalam
,
sehingga
diperoleh
kesimpulan
yang
meyakinkan.
5. Penentuan Variabel
Seperti
yang
telah
dikatakan
pada
bagian
awal
,
variabel
adalah
objek
penelitian
yang
berupa
gejala-gejala
yang
bervariasi
(dapat
diubah-ubah
atau
diganti-ganti).
Dalam
sosiologi
,
gejala-gejala
yang
diteliti
adalah
fakta-fakta
sosial.
Oleh
karena
itu
,
variabel
merupakan
objek
sesungguhnya
dalam
penelitian.
Apabila
Anda
akan
meneliti
suatu
persoalan
(masalah)
,
maka
pemahaman
mengenai
variabel
harus
Anda
kuasai.
Pemahaman
itu
meliputi
kemampuan
untuk
menentukan
variabel
,
mengadakan
kategorisasi
variabel
,
dan
menentukan
indikator-indikator
nya.
Penentuan
variabel
penelitian
berhubungan
erat
dengan
metode
atau
pendekatan
yang
telah
dipilih
sebelumnya
dan
juga
akan
mem-
pengaruhi
bentuk
instrumen
pengumpul
data
yang
akan
dipilih
kemudian
,
karena
variabel
akan
mempengaruhi
data
yang
akan
diperoleh.
Sebelum
kita
membahas
lebih
lanjut
menengenai
teknik
penjabarannya
,
berikut
ini
kita
kenali
dulu
macam-macam
variabel
dalam
penelitian.
Secara
umum
,
ada
dua
macam
variabel
,
yaitu
variabel
kuantitatif
,
dan
variabel
kualitatif.
V
ariabel
kuantitatif
adalah
gejala-gejala
(fakta
sosial)
yang
dapat
dinilai
dengan
angka.
Misalnya
,
jumlah
penduduk
,
frekuensi
kejahatan
,
usia
manusia
,
jarak
antarkota
,
dan
lain-lain
,
sedangkan
variabel
kualitatif
adalah
gejala-gejala
(fakta
sosial)
yang
tidak
dapat
dinilai
dengan
angka-angka
,
tetapi
dengan
kategori-kategori
tertentu.
Misalnya
,
kelas
sosial
ekonomi
dikategorikan
menjadi
miskin
,
menengah
,
dan
kaya
.
Infososio
VARIABEL
4aktor-faktor
yang
mengandung
lebih
dari
satu
nilai
dalam
meto-
dologi
statistik
disebut
variabel.
4aktor
yang
menyebabkan
suatu
pengaruh
disebut
variabel
bebas
(
independent variable
)
,
sedang-
kan
faktor
yang
diakibatkan
oleh
pengaruh
tadi
disebut
variabel
terikat
(
dependent variable
).
(Mely. G. Tan, 1994).
187
Desain Penelitian Sosial
Ada
dua
klasifikasi
variabel
kuantitatif
,
yaitu
varibel
kuantitif
deskrit
(nominal
,
kategorik)
,
dan
variabel
kuantitatif
kontinum.
V
ariabel
kuantitatif
deskrit
berupa
pengkategorian
suatu
gejala
menjadi
dua
kutub
yang
berlawanan.
Misalnya
,
jenis
kelamin
dikategorikan
menjadi
pria
dan
wanita
,
status
perkawinan
dikategorikan
menjadi
kawin
dan
belum
kawin
.
Setiap
kategori
akhirnya
akan
dihitung
berdasarkan
frekuensi
kemunculannya
,
misalnya
banyaknya
peserta
didik
putra
di
kelas
Anda
adalah
1
9
orang
,
sedangkan
banyaknya
peserta
didik
putri
adalah
21
orang.
V
ariabel
kuantitatif
kontinum
dibagi
menjadi
tiga
,
yaitu
variabel
ordinal
,
interval
,
dan
rasio.
V
ariabel
kontinum
ordinal
menyatakan
gejala-gejala
dalam
bentuk
tingkatan.
Misalnya
,
tinggi
badan
seseorang
dinyatakan
dalam
1
70
cm
,
dan
1
6
5
cm
.
Artinya
,
ada
orang
yang
lebih
tinggi
atau
lebih
rendah
dibanding
dengan
orang
lain.
V
ariabel
kontinum
interval
menyatakan
gejala-
gejala
dalam
bentuk
jarak.
Misalnya
,
penerbangan
dari
Surabaya
ke
Makassar
membutuhkan
waktu
12
0
menit
,
penerbangan
dari
Makassar
ke
Ambon
memakan
waktu
selama
60
menit.
Artinya
,
jarak
penerbangan
kedua
rute
tersebut
adalah
60
menit.
V
ariabel
kontinum
rasio
menyatakan
gejala-gejala
dalam
bentuk
perbandingan.
Misalnya
,
jumlah
penduduk
desa
A
sebanyak
5
00
jiwa
,
dan
jumlah
penduduk
desa
B
sebanyak
25
0
jiwa.
Artinya
,
perbandingan
jumlah
penduduk
desa
A
dengan
desa
B
adalah
2
dibanding
1.
Jenis-jenis
variabel
di
atas
hanyalah
pembedaan
berdasarkan
nilai
datanya
,
sedangkan
yang
lebih
penting
adalah
kemampuan
untuk
menentukan
variabel
atas
dasar
kedudukan
dan
hubungan
antarvariabel
sebagai
objek
penelitian.
Pembedaan
itu
membagi
variabel
menjadi
dua
macam
,
yaitu
variabel
bebas
(
independent
variable
)
,
dan
variabel
terikat
(
dependent variable
).
V
ariabel
bebas
(pengaruh
,
penyebab)
adalah
variabel
yang
keberadaannya
memengaruhi
variabel
terikat.
Dengan
demikian
,
variabel
terikat
(terpengaruh
,
akibat)
adalah
variabel
yang
keberadaannya
dipengaruhi
oleh
variabel
bebas.
Dalam
penelitian
dengan
metode
eksperimen
,
keberadaan
dua
variabel
ini
mutlak
harus
ada.
Bagaimanakah
cara
menentukan
variabel
dan
merincinya
menjadi
sub-sub
variabel
atau
indikator
-indikator
?
Berikut
ini
diberikan
contoh.
Judul
penelitian
:
Dampak Teknologi Pertanian terhadap Perubahan Sosial.
Judul
tersebut
dapat
diuraikan
menjadi
dua
variabel
,
yaitu
teknologi pertanian
sebagai
variabel
bebas
,
dan
perubahan sosial
sebagai
variabel
terikat.
Hubungan
kedua
variabel
tersebut
bersifat
sebab-akibat
,
karena
teknologi
pertanian
menyebabkan
terjadinya
perubahan
sosial.
Kemudian
,
setiap
variabel
tersebut
dapat
diuraikan
lagi
menjadi
indikator-indikator
.
Setiap
indikator
merupakan
petunjuk
ke
arah
tercapainya
keadaan
yang
dinyatakan
pada
variabel.
Tabel
berikut
ini
akan
memudahkan
pemahaman
mengenai
proses
penjabaran
ini.
188
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Contoh
di
atas
lingkup
penelitiannya
memang
sangat
luas
,
sehingga
indikator-indikatornya
pun
banyak
sekali.
Padahal
setiap
indikator
harus
dicari
datanya
untuk
mendukung
kesimpulan
akhir.
Oleh
karena
itu
,
seharusnya
pada
tahap
perumusan
masalah
hal
itu
harus
dibatasi.
Misalnya
judul
dipersempit
menjadi
Pengaruh Pemakaian Traktor terhadap Perubahan Lapangan Kerja di
Sektor Pertanian.
Cobalah
Anda
uraikan
judul
yang
telah
dipersempit
itu
menjadi
seperti
tabel
di
atas!
6. Penentuan Sumber Data
Bagian
akhir
proses
pembuatan
desain
penelitian
adalah
penentuan
sumber
data
atau
populasi.
Sumber
data
adalah
orang
,
tempat
,