Halaman
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
59
Anda akan berlatih membaca teks pidato, mengomentari pembacaan puisi baru, menulis laporan
diskusi dan resensi buku pengetahuan serta menulis cerpen.
KESADARAN HUKUM
Menulis
Menulis laporan diskusi
Menulis resensi buku
pengetahuan
Menulis cerpen
Berbicara
Mengomentari
pembacaan puisi baru
Membaca
Membaca teks pidato
III
KESADARAN HUKUM
IV
Tujuan Pembelajaran
Peta Konsep
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
60
Pernahkah Anda mendengarkan seorang orator yang berpidato dan sangat
mengesankan? Tentunya hal ini membuat Anda bertanya, mampukah saya seperti
dia? Pasti bisa! Asalkan Anda mau berlatih dan memperhatikan cara berpidato
dengan benar. Dalam pembelajaran ini, Anda akan diajak berlatih bagaimanakah
membacakan teks pidato dengan benar. Selain itu, Anda akan berlatih pula
bagaimanakah membaca puisi baru, apakah sama dengan cara membacakannya
dengan puisi lama? Sedangkan untuk kemampuan menulis, Anda dapat lebih
mengenal bagaimanakah menulis laporan diskusi serta meresensi buku
pengetahuan. Apakah sama dengan meresensi buku-buku sastra seperti yang telah
dipelajari pada pembelajaran yang telah lalu? Untuk semua pertanyaan tersebut,
marilah bersama-sama menemukan jawabannya.
A.Berpidato
Kemampuan berpidato seseorang sangat ditentukan oleh aktivitas keseharian
dalam kehidupannya. Mampu berpidato dengan baik, akan menggugah ketertarikan
audiens
dalam menyimak, dan membangkitkan keinginan untuk menjajal
kemampuan tersebut.
Cobalah Anda berlatih dengan teks di bawah ini sebelum mempelajari
bagaimanakah sesungguhnya membacakan teks pidato dengan baik.
Salam sejahtera!
Rekan-rekan tercinta,
Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk
memberikan pidato tentang kesadaran hukum.
Rekan-rekan yang saya cintai,
Kita hidup di negara hukum, negara yang menjunjung tinggi norma-
norma kehidupan. Tentunya kita sebagai pelajar hendaknya berupaya
bagaimana di kalangan kita sebagai siswa mampu memahami dan
merealisasikan kesadaran hukum tersebut baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan tentunya tidak dapat kita tunda-tunda lagi,
karena kita hidup di negara hukum yang sangat menjunjung tinggi hukum
itu. Sebagai pemuda harapan bangsa, tentunya kita harus paham tentang
hukum-hukum seperti soal warisan, hak kepemilikan, kepengacaraan,
perkawinan, dan sebagainya.
Rekan-rekan yang berbahagia..............
Upaya peningkatan hukum janganlah hanya slogan-slogan atau
ucapan-ucapan yang hanya didengungkan saja, tetapi kita harus
merealisasikannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang
melibatkan pihak kepolisian setempat. Seperti misalnya, diadakan
penyuluhan hukum dan penerapannya.
PENDAHULUAN
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
61
Latihan
Upaya tersebut merupakan salah satu jalan keluar bagi kita yang buta
akan hukum-hukum di Indonesia. Setelah itu dapat diadakan tanya jawab
dan lomba cerdas cermat antar kelas dengan tema penerapan hukum di
sekolah dan masyarakat. Semua ini dapat dikoordinir oleh rekan kita yang
duduk dalam kepemimpinan OSIS.
...
www.diklatpu4sby.com
Gambar 4.1: Pidato tentang kesadaran hukum yang dilakukan dengan tepat
dapat menumbuhkan kesadaran hukum pendengar pidato
Demikian sedikit uraian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan
kali ini. Harapan saya semoga kita menjadi generasi yang paham akan hukum
dan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum itu sendiri.
(Pribadi, 2008)
Setelah Anda membaca dan memahami isi pidato di atas, jawablah pertanyaan
berikut dengan baik!
1.
Pidato di atas terdiri dari berapa bagian, sebutkanlah!
2.
Berdasarkan isi pidato, siapakah yang berpidato?
3.
Topik apa yang diangkat dalam pidato tersebut?
4.
Siapakah yang wajib memhami dan mentaati hukum?
5.
Upaya apa saja yang direncanakan dalam peningkatan hukum dan
penerapanya?
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
62
Latihan
1. Membaca Teks Pidato dengan Intonasi yang Tepat
Seperti yang telah dikemukakan di depan bahwa kemampuan berpidato
seseorang akan sangat ditentukan oleh segala aktivitas dalam kesehariannya.
Bila ia sering berpidato dan akrab dengan dunia pidato, secara otomatis pidato
tidak menjadi asing baginya. Bahkan, sedikit banyak ia mampu berpidato dengan
baik. Kualitas pidato seseorang tidak hanya ditentukan oleh isinya, tetapi juga
kemampuan dalam menyampaikan isinya dengan penampilan yang maksimal.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar mampu berpidato dengan
baik, sebagai berikut:
a.
Lafal atau ucapan yang jelas. Hal ini akan menentukan kejelasan isi pidato
b.
Intonasi yang tepat. Isi pidato sangat ditentukan pula oleh jeda, tekanan,
cepat lambat, keras lembutnya suara. Sesuaikan suaramu dengan ukuran
ruangan dan mainkanlah nada tinggi rendah dalam pengucapan agar tidak
membosankan.
c.
Penghayatan yang baik. Pidato akan memberikan warna, bila
penyampaiannya dilakukan dengan penghayatan yang maksimal. Bila Isi
pidato seperti di atas dibawakan dengan penuh semangat, akan memancar
kepada
audiens
untuk bangkit, karena terkondisi dengan penghayatan
tersebut.
d.
Penampilan. Membawakan pidato di depan banyak orang hendaknya
memperhatikan kelayakan sisi, bahasa, dan penampilan. Ketenangan
penampilan akan memberikan suasana yang berbeda dibandingkan bila
membawakan pidato secara terburu-buru.
e.
Transisi. Perpindahan dari satu topik ke topik lain dapat dilakukan seperti
mengucapkan kata ganti sapaan atau berhenti sejenak sebelum memulai
topik yang baru, atau boleh dilakukan dengan perubahan sikap.
Bila Tadi Anda telah mempelajari bagaimanakah cara membacakan teks
pidato dengan baik, Anda dapat berlatih dengan teks yang sama (seperti di atas)
atau Anda memiliki teks pidato dengan tema yang sama. Tampilkanlah di depan
kelas agar teman Anda dapat memberikan penilaian terhadap penampilan Anda
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
63
Latihan
B.Pembacaan Puisi Baru
Karya sastra dapat diapresiasi dengan berbagai cara, membaca dalam hati,
membaca indah, menyaksikan pementasan, serta menyimak pembacaan hasil sastra.
Untuk mengapresiasi puisi di bawah ini, bacalah di depan kelas dengan penuh
penghayatan!
Nyanyian Ladang
(Subagio Sastrowardojo)
Kau akan cukup punya istirah
Di hari siang. Setelah selesai mengerjakan sawah
Pak tani, jangan menangis
Kau akan cukup punya sandang
Buat menikah.setelah selesai melunasi hutang
Pak tani, jangan menagis
Kau akan cukup punya pangan
Buat si Ujang. Setelah selesai pergi kondangan
Pak tani jangan menangis
Kau akan cukup punya ladang
Buat bersawah. Setelah selesai mendirikam kandang
Pak tani jangan menangis
(Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan Penerapannya, 2007:151)
Setelah membaca puisi “Nyanyian Ladang”, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Siapa yang dimaksud dengan pak tani?
2.
Pada bait pertama, apa yang dimaksud cukup punya istirah setelah selesai
mengerjakan sawah?
3.
Pada bait kedua, apa yang dimaksud cukup punya sandang setelah selesai
melunasi hutang?
4.
Pada bait ketiga, apa yang dimaksud cukup punya pangan setelah selesai
pergi kondangan?
5.
Dan bait terakhir, apa yang dimaksud cukup punya ladang setelah selesai
mendirikan kandang?
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
64
1. Mengomentari Pembacaan Puisi tentang Lafal, Intonasi, dan
Ekspresi
Pada umumnya, puisi yang hendak dibaca dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu puisi kamar dan puisi auditorium. Puisi kamar dibaca dengan
lirih karena mengandung permenungan dan kekuatan ekspresilah yang
ditonjolkan. Puisi auditorium lebih memerlukan kekuatan vokal pembacanya.
Dalam hal ini, si pembaca harus menguasai teknik. Untuk membacakan puisi,
Anda tidak perlu tegang dan harus disertai rasa percaya diri sedangkan sebagai
pendengar, Anda memiliki tugas memberikan komentar bagaimanakah
penampilan teman Anda, baik dari segi penampilan maupun pembacaan.
Dari segi penampilan, bagaimanakah penampilan saat membacakan puisi?
Dari segi pembacaan, Bagaimanakah pengucapan lafal? Lafal harus
diucapkan secara sempurna, seperti mengucapkan huruf o, a, u harus jelas agar
tidak menimbulkan salah arti. Dari intonasi, bagian mana yang harus mendapat
penekanan atau tidak. Bagian mana yang harus diucapkan secara lembut atau
keras, sedangkan pada ekspresi, apakah sudah sesuai dengan isi puisi yang
dibaca. Bagaimanakah bila isi puisi itu berkisah tentang perpisahan,
kegembiraan, patah hati, kedukaan atau yang lain? Mampukah penghayatan
yang ditampilkan membuat pendengar hanyut di dalamnya?
C. Menulis Laporan Diskusi
Pada akhir sebuah diskusi biasanya seorang penulis diskusi harus
menyusun laporan diskusi. Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban
terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Oleh sebab itu keterampilan
menulis laporan diskusi menjadi hal yang sangat penting dan perlu dikuasai.
Berikut ini disajikan sebuah contoh laporan diskusi. Coba Anda perhatikan baik-
baik!
1. Topik Diskusi
: Menata Generasi Muda agar Taat Hukum di
Wilayah Kecamatan Wirobrajan
2. Tempat
: Balai Latihan Kerja Kecamatan Wirobrajan
3. Waktu
: Sabtu, 15 Februari 2008 Pukul 09.00-14.00 WIB
4. Pembicara
: Drs. H. Djoko Susanto (pakar hukum)
5. Moderator
: Drs. Handoyo Hartanto (staf Balai Pelatihan)
6. Jumlah Peserta
: 90 orang terdiri dari beberapa unsur masyarakat,
camat, LSM, tamu undangan.
7. Pelaksanaan Diskusi:
a.
Diskusi dimulai dengan laporan yang dibacakan oleh ketua panitia
tentang maksud, tujuan, sasaran yang ingin dicapai diseleng-
garakannya diskusi ini.
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
65
Latihan
b. Kegiatan Inti
1) Pembukaan: Diskusi dipandu oleh moderator (Drs. Handoyo
Hartanto). Moderator menyampaikan topik yang dibahas yaitu
Menata Generasi Muda agar Taat Hukum di Wilayah
Wirobrajan. Kemudian pemaparannya disampaikan oleh Drs
Djoko Susanto, selaku pakar hukum
2) Pemaparan Makalah: Uraian disampaikan bahwa dalam
pelaksanaan penataan generasi muda agar taat terhadap hukum
sangat membutuhkan kerja sama antara instansi terkait dengan
warga masyarakat di wilayah Wirobrajan. Tujuannya mening-
katkan kesadaran akan hukum, menambah keamanan dan
kenyamanan bermasyarakat.
3) Tanya Jawab. Dalam kesempatan tersebut, moderator membuka
empat termin untuk acara tanya jawab peserta dengan penyaji/
pemakalah. Diskusi semakin meriah setelah tanya jawab itu
dimulai.
c. Penutup. Sebelum diskusi selesai/ditutup, moderator menyam-
paikan simpulan hasil diskusi tersebut, yaitu bahwa pelaksanaan
menata generasi muda untuk sadar hukum di wilayah Wirobrajan
akan berjalan dengan lancar bilamana adanya partisipasi warga
dan instansi terkait serta kesadaran generasi muda itu sendiri.
8.
Penutup: Acara diskusi ditutup dengan ucapan salam dari moderator,
dan menyampaikan permohonan maaf atas pelaksanaan diskusi bila
tidak berkenan dalam penyelenggaraannya, serta ucapan terima kasih
atas kedatangan peserta dan tamu undangan.
Yogyakarta, 15 Februari 2008
Penyusun Laporan,
Diah Indraswara
Setelah Anda memperhatikan dan memahami contoh laporan diskusi di
atas, jawablah dengan benar pertanyan berikut!
1.
Sebutkan judul laporan diskusi di atas!
2.
Siapa yang menyusun laporan tersebut?
3.
Sebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam laporan tersebut!
4.
Di mana dan kapan diselenggarakan diskusi?
5.
Siapa moderator dan penyaji/pemakalah dalam diskusi tersebut?
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
66
6. Berapa jumlah peserta yang menghadiri diskusi?
7. Siapa yang memimpin jalannya diskusi tersebut?
8. Bagaimana kegiatan inti diskusi?
9. Siapa yang menutup pelaksanaan diskusi?
10. Apa kesimpulan pembicaraan diskusi tersebut?
Penulisan laporan diskusi (baik diskusi kelas maupun diskusi –diskusi yang
lain seperti contoh di atas) bertujuan menyampaikan hasil diskusi, baik kepada
para peserta diskusi maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan membaca laporan diskusi diharapkan pembaca memperoleh
informasi yang lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan diskusi yang
dilaporkan.
Hal-hal yang perlu dilaporkan dalam penulisannya antara lain sebagai berikut:
1)
topik atau masalah yang didiskusikan
2)
tujuan diskusi
3)
pelaksana dan peserta diskusi yang terdiri dari:
a) narasumber, yang menyampaikan pokok-pokok pikiran,
pemakalah, pemrasaran atau panelis
b) moderator, yang memimpin jalannya diskusi
c) penulis, yang mencatat setiap pertanyaan, pendapat, dan
tanggapan
d) peserta diskusi.
4)
materi diskusi, berupa makalah dan pembahasannya
5)
tempat, waktu, dan penyelenggara diskusi
Dalam menyusun laporan diskusi, Anda diminta mendokumentasikan
jalannya diskusi secara lengkap. Untuk kelengkapan laporan tersebut disajikan
dengan sistematika sebagai berikut:
1)
Pendahuluan
a)
latar belakang diskusi
b) tujuan diskusi
c)
topik atau masalah diskusi
d) tempat, waktu, dan peserta diskusi
2)
Hasil diskusi
a)
pokok-pokok materi sajian diskusi
b) pertanyaan-pertanyaan serta tanggapan dari peserta diskusi.
3)
Kesimpulan, berisi:
a)
kesimpulan hasil diskusi yang telah diolah
b) masalah-masalah tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi.
4)
Lampiran, berisi hal-hal berikut:
a)
makalah-makalah
b) acara diskusi
c)
panitia diskusi
d) daftar peserta.
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
67
Latihan
Agar lebih jelas, perhatikan kerangka laporan diskusi berikut ini!
Laporan Hasil Diskusi
Kelas ..........................
1.
Latar belak
ang
: .............................................
2.
Tujuan
: .............................................
3.
Tema
: .............................................
4.
Waktu dan Tempat
: .............................................
5.
Penyelenggara
: .............................................
6.
Peserta
: .............................................
7.
Pemrasaran dan Pembahas : .............................................
8.
Acara
: .............................................
9.
Jalannya diskusi
:
a.
doa
b.
penyajian makalah
c.
pembahasan
d.
tanya jawab
e.
pembacaan hasil diskusi
f.
penutup
......................, .................... 20.....
Mengetahui
Moderator
Notulis,
(.................)
(.................)
Kelengkapan laporan hasil diskusi akan menjadi lebih sempurna bila
dilampirkan:
1. makalah (diperbanyak sejumlah peserta diskusi)
2. notulen (menulis hasil diskusi dengan lengkap)
3. daftar hadir (menulis nama peserta dengan lengkap)
Untuk melatih penulisan laporan hasil diskusi, bentuklah terlebih dahulu
forum diskusi dengan tema “Menerapkan Disiplin Berlalu lintas bagi Remaja”.
Hasil diskusi dapat Anda tulis dalam bentuk laporan (tiap-tiap siswa),
selanjutnya mintalah penilaian guru Anda.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
68
D. Resensi Buku Pengetahuan
Hal ini menimbulkan pertanyaan di benak Anda tentunya, apakah resensi
buku nonsastra seperti yang telah dibicarakan sama dengan resensi buku
pengetahuan? Seperti halnya dalam karya sastra, resensi buku pengetahuan hampir
sama. Hanya saja, objek kajiannya berbeda. Tujuan resensi ini adalah
menyampaikan kepada pembaca apakah buku tersebut patut mendapat sambutan
dari masyarakat atau tidak.
Sebagai bahan perbandingan terhadap resensi karya sastra, berikut resensi
buku pengetahuan. Perhatikanlah baik-baik!
RESENSI BUKU
Lembaga Bahasa dan kesusastraan
Bahasa dan Kesusastraan Indonesia
Penerbit: Gunung Agung, Jakarta, !967, 289 hal.
Buku ini merupakan rekaman pembicaraan Simposium Bahasa dan
Kesusastraan Indonesia tanggal 25-28 Oktober 1966, yang diselenggarakan
oleh Lembaga Bahasa dan Kesusastraan beserta Fakakultas Sastra UI, IKIP
dan KASI Jaya.
Pertama disajikan susunan panitia simposium, kata pendahuluan dari
panitia, sambutan dari wakil Malaysa, dari Rektor UI, dari Menteri
Kesejahteraan dan dari Menteri Hankam.
Lalu, mulailah di sini memasuki soal-soal simposiumnya sendiri.
Bagian pertama, yang berkisar pada ilmu bahasa, setelah diberi
pengantar, mengemukakan prasaran suatu reorientasi dalam Tata bahasa
Indonesia oleh Anton M. Moeliono, Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia
oleh Djoko Kentjono, Pembentukan istilah ilmiah dalam B. Indonesia oleh
H. Kridalaksana. Akhirnya pembicaraan diikuti pembahasan, jawaban,
kesimpulan-kesimpulannya.
Bagian kedua, menelaah soal-soal yang masuk bidang Ilmu
Kesusastraan. Setelah pengantar, diajukan prasaran mengenai penelitian
Cerita Rekaan oleh M. Saad, Penelitian Puisi oleh M.S. Hutagalung,
Penelitian Struktural Drama oleh S. Effendi. Akhirnya, diikuti pembahasan,
jawaban, kesimpulan-kesimpulannya.
Bagian ketiga, Pengajaran Bahasa dan Kesusastraan. Sesudah diberi
pengantar, prasarannya mulai dengan pembicaraan mengenai Rencana
Pelajaran Bahasa Indonesia oleh M. Hutauruk, lalu tentang Pengajaran
Bahasa Indonesia oleh I.R. Pujawiyatna, dan pengajaran Kesusastraan
Indonesia oleh Brahim. Akhirnya diikuti pembahasan dengan jawabannya
serta kesimpulan untuk bagian ini.
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
69
Latihan
Buku ini ditutup dengan kesimpulan umum, kata penutup ketua panitia
simposium dan perkenalan riwayat hidup para pemrasaran.
Membaca cara pendekatan serta pendapat-pendapat yang termuat
dalam buku ini, orang tentu tidak dipaksa untuk setuju dan tidak setuju,
ataupun untuk setuju sebagian dan tidak setuju, dengan bagian yang lain,
tetapi untuk setiap sikap haruslah mempunyai alasan-alasan dan
berkewajiban mengemukakan pendapatnya.
Buku ini bernilai sejarah kebahasaan dan kesusastraan, bernilai
sebagai studi para mahasiswa, sebagai pembanding bagi penyelidik bahasa
dan sastra, sebagai titik tolak perkembangan bahasa dan sastra Indonesia,
apabila belum dapat dikatakan penentu arahnya.
(Komposisi, 2001:280-281)
Walaupun sedikit berbeda, namun banyak kesamaan resensi di atas dengan
resensi pada karya sastra, hanya objek kajiannya yang berbeda. Sebagai bentuk
latihan, lengkapilah kalimat rumpang berikut ini dengan tepat!
1.
Judul resensi buku di atas adalah ... .
2.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit ...di kota ... .
3.
Isi buku ini ialah ... .
4.
Pada pendahuluan disajikan tentang ... .
5.
Pada bagian pertama dari isi disajikan mengenai ... .
6.
Pada bagian kedua dari isi dilampirkan tentang ... .
7.
Sedangkan pada bagian ketiganya berisikan ... .
8.
Pada bagian penutup mengkaji tentang ... .
9.
Keunggulan buku ini adalah ... .
10.
Sasaran penulisan resensi buku ini ialah ... .
1. Menulis Resensi Buku Pengetahuan
Baik penulisan resensi terhadap karya sastra maupun nonsastra, dapat
Anda temukan di berbagai media cetak seperti buku tentang resensi, majalah,
koran yang tebit di kota Anda.
Bagi penulis resensi buku, hendaknya pada saat akan menulis resensi
harus memperhatikan kualitas pembacanya. Dalam hal ini, semua pelanggan
majalah atau mass media yang memuat resensi tersebut. Untuk itu, penulis harus
menganalisis berapa pengetahuan pembaca mengenai pokok persoalan yang
akan dibahas itu, bagaimana selera mereka, bagaimana tingkat pendidikan
mereka dan sebagainya.
Untuk menulis resensi, ada baiknya penulis menetapkan sasaran-
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
70
Tugas Mandiri
sasarannya. Pokok-pokok yang dijadikan sasaran penilaian sebuah buku, sebagai
berikut:
a.
Latar belakang.
Penulis dapat memulai dari mengemukakan tema buku itu, apa yang
ingin disampaikan buku atau pengarang melalui buku tersebut. Penyajian
tema sebaiknya singkat disertai deskripsi isi buku. Deskripsi buku meliputi
judul, pengarang, penerbit, kota tempat diterbitkan buku, tebal halaman atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik buku.
b.
Jenis buku
Dalam hal ini, penulis harus menunjukkan buku ini macam apa tau
jenis apa, apakah ia tergolong buku komik, bibliografi, pengetahuan umum,
dsb.
c.
Keunggulan dan kelemahan buku.
Hal pertama yang berkaitan dengan keunggulan buku, adalah
dikemukakan pengorganisasiannya, yaitu apakah hubungan antara satu bagian
dengan bagian dalam buku tersebut memiliki keterkaitan yang harmonis.
Penilaian tentang organisasi ini dapat digambarkan pada saat melihat hutan.
Hal pertama yang dilihat adalah luarnya kemudian baru isinya secara detail,
demikian pula dengan buku. Lalu bagaimana dengan kelemahan buku?
Gambaran di atas berlaku juga dengan sisi kelemahan buku.
d.
Nilai buku
Pada akhirnya, setelah membeberkan semua, penulis memberikan
pendapatnya mengenai buku tersebut. Layakkah buku tersebut dibaca atau
tidak.
Namun, keempat dasar penilaian di atas tidaklah mutlak penerapannya
tergantung porsi mana yang ingin ditonjolkan penulis.
Tidak begitu berbeda penulisan resensi buku pengetahuan dengan karya
sastra. Sekarang, cobalah Anda mencari buku nonsastra di perpustakaan sekolah
Anda, bacalah isinya dan berlatihlah untuk menjadi seorang resensator. Namun,
bila Anda mengalami kesulitan mintalah pengarahan guru Anda!
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
71
E.Menulis Cerpen
Cerpen merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang.
Hampir setiap media yang terbit di Indonesia menyajikan cerpen setiap minggu.
Selain itu, cerpen ada juga yang dibuat dalam bentuk buku kumpulan cerpen.
Untuk menulis sebuah cerpen, sebaiknya bacalah cerpen berikut ini terlebih
dahulu agar imajinasi dan ide Anda muncul.
KANG DASRIP
(Emha Ainun Nadjib)
Kang Dasrip kecewa dan agak bingung. Anaknya, Daroji yang belum
sembuh karena dikhitan kemarin, kini sudah mulai menagih. Sebelum hajat
khitanan ini, ia memang berjanji kepada anaknya akan membelikannya
radio merek Philip seperti kepunyaan Wak Haji Kholik. Tapi mana bisa,
perhitungannya ternyata meleset. Ia bukannya mendapat laba dari hajat ini,
malah rugi. Undangan-undangan itu ternyata banyak yang kurang ajar.
Cobalah pikir. Perhitungan Kang Dasrip sebenarnya sudah dibilang
matang. Ia keluarkan biaya sedikit mungkin untuk hajatan khitanan anaknya
ini. Ia tidak bikin tarup di depan rumahnya karena akan menghabiskan
banyak batang bambu dan sesek, melainkan cukup membuka gedeg bagian
depan rumahnya. Dengan demikian, beranda dan ruang depan rumahnya
menjadi tersambung dan bisa dijadikan tempat upacara khitanan. Ia tidak
pakai acara macem-macem. Cukup panggil calak, tukang khitan, dengan
bayaran dua ribu upiah. Kemudian tak usah nanggap wayang atau ketoprak,
ludruk, lagu-lagu dangdut atau kasidahan, atau apa saja asal ada kasetnya.
Semua biayannya cukup tiga ribu rupiah, untuk waktu sehari semalam penuh.
Biaya yang tidak bisa dielakkan banyaknya ialah untuk suguhan,
makan minum dan jajan-jajan serta rokok. Yang diundang tak usah banyak-
banyak. Cukup kerabat-kerabat terdekat, tetapi tertama orang-orang yang
dulu pernah mengundangnya berhajat. Kang Dasrip punya catatan berapa
banyak ia memberi beras atau uang ketika ia pergi ke kondangan. Ia yakin
pasti memperoleh jumlah yang sama bahkan bisa lebih banyak.
Tetapi ternyata mereka banyak yang kurang ajar. Yang dulu ia buwuhi
Rp 200. Sekarang cuma ngasih Rp 100. Bahkan ada yang lebih parah lagi,
datang tanpa membawa apa-apa. Kang Dasrip misuh-misuh. Ia rugi ada
kira-kira lima belas ribu. Gagallah ia membelikan radio buat anaknya. Sedang
si Daroji sudah merengek-rengek.
“Sudahlah, Kang. Tak usah bingung. Kita nunggu sewaan tebu sawah
kita saja untuk beli radio itu, “ kata istri Kang Dasrip.
“Kau kira berapa sewan untuk sawah kita?” Kang Dasrip malah
kelihatan semakin berang.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
72
Mereka seenaknya sendiri saja memberi harga sewa kita untuk ditanami
tebu. Ngomongnya saja tebu rakyat! Tapi nyatanya malah maksa-maksa
kita dan tebunya juga punya pabrik! Punya pemerintah!”
Istrinya tidak berani membantah. Tapi Kang Dasrip sendiri toh hanya
bisa bingung.
“Biarlah aku nanti yang ngomongi Daroji,” kata istrinya lagi.
“Ngomongi apa! Dia anak kecil!”
“Ya disuruh sabar.”
Kang Dasrip tertawa kecut. “Sabar sampai kapan?”
“Kita kan bisa usaha.”
“Usaha apa!”
“Soal sewa tebu itu misalnya. Kau kan bisa minta Pak Lurah untuk
menaikkan harga sewanya.”
Tertawa Kang Dasrip mengeras. “Kau kira lurah kita itu pahlawan,
ya! Dia itu takut sama atasannya. Atasannya itu ada main sama yang ngurus
tebu itu. Dan lagi lurah kita pasti juga dapat apa-apa. Dia sudah punya
sawah berhektar-hektar, pajak-pajak dari kita tak tahu larinya ke mana, uang
pembangunan desa sedikit sekali kita lihat hasilnya, tapi belum pernah dia
merasa puas, dia masih merasa kurang kaya ... !
“Jadi bagaimana?” istrinya nampak sedih.
“Ya! Bagaimana! Memang bagaimana?” jawab Kang Dasrip.
Mereka kemudian tak berkata-kata lagi.
Tapi kemudian ternyata Kang Dasrip punya rencana diam-diam. Ia
mengambil sisa-sisa surat undangan, kertas cetakan yang dibelinya di toko
dan tinggal mengisi nama yang diundang. Di bagian belakangnya yang
kosong ia pergunakan untuk menulis surat. Ternyata ditujukan kepada para
undangan yang kurang ajar itu. “Saya dulu mbuwuhi saudara Rp 200, kok
sekarang Saudara hanya ngasih Rp100, tulisnya ................
Ketika surat itu selesai diantarnya, ributlah orang desa. Ada yag
tertawa, ada yang memaki-maki. Yang jelas surat itu dengan cepat menjadi
bahan gunjingan. Bahkan ternyata ada juga yang dikirim ke undangan dari
desa sebelah. Maka makin keraslah tanggapan orang desa. “Memalukan
desa kita!” kecam mereka.
Dan akhirnya Kang Dasrip tidak menikmati hasil apa-apa dari
tindakan kebingungannya itu, kecuali nama yang memalukan. Bahkan, lebih
dari itu, di tengah malam, ia gelisah karena genting rumahnya ada yang
melempari berkali-kali. Kang Dasrip naik pitam. Ia keluar rumah dan berlari
hendak mengejar pelaku-pelakunya. Tapi tentu saja ia sia-sia. Malam amat
pekat dan lingkungan begitu rimbun untuk ditembus. Akhirnya ia masuk
kembali dan terengah-engah di kursi. Istrinya ketakutan. Tapi Kang Dasrip
berusaha meredakannya. “Mereka itu undangan-undangan yang kurang ajar
itu!” katanya.
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
73
Latihan
Paginya Kang Dasrip berpamitan kepada Daroji akan ke kota untuk
beli radio hingga bersukacitalah anak itu. Tapi siangnya Kang Dasrip datang
dengan wajah sendu. “Radionya dicopet di pasar, Nak....!” ujarnya. Daroji
menangis.
(Berkenalan dengan Prosa Fiksi, 2000:142-146)
Setelah Anda membaca dan memahami isi cerpen di atas dengan baik,
jawablah pertanyaan berikut ini!
1.
Siapakah nama anak Kang Dasrip?
2.
Apa yang telah dijanjikan Kang Dasrip terhadap anaknya?
3.
Hajatan apa yang diadakan Kang Dasrip di rumah?
4.
Berapa biaya yang telah dihabiskan Kang Dasrip pada hajatan tersebut?
5.
Apa yang diharapkan Kang Dasrip dari hajatan itu?
6.
Apa yang terjadi terhadap harapan tersebut?
7.
Apa yang diusulkan istri Kang Dasrip kalau ternyata harapan Kang Dasrip
tidak menjadi kenyataan?
8.
Selanjutnya, rencana apa yang akan dilakukan untuk menebus rasa sakit
hati kepada tamu yang diundangnya?
9.
Balasan apa yang diterima Kang Dasrip atas perlakuannya kepada tamu
undangan?
10. Pada akhirnya, apakah Daroji bisa memiliki radio seperti milik Wak Haji
Kholik?
Cerpen yang begitu menjamur di media masa menandakan tingginya minat
penulis untuk menulis cerpen. Tanpa memuat cerpen, isi media tersebut terasa
tidak lengkap. Cerpen mempunyai pembaca tersendiri, bukan tidak mungkin ada
penggemar berat cerpen.
Menulis cerpen bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalikkan telapak
tangan tetapi melalui proses yang panjang. Sebelum menulis cerpen, Anda perlu
memperhatikan kedua wacana berikut dan bandingkan dari segi isinya.
a.
“Arloji itu, Bung, sebaiknya dipakai istri Bung.”
“Arloji? Jangan Zus, jangan. Lantas apa yang berat ini?”
“Itu untuk Bung sendiri. Patung ketua Mao.”
Aku terdiam . Mei memelukku. Akupun memeluk Mei. Aku tidak sedang
Bermimpi. Kulihat sepasang mata menggelimang di wajah Mei Lan ketika
Dia melangkah keluar dari kamar.
(dikutip dari cerpen “Hari Terakhir Mei Lan”,
karya Soeprijadi Tomodihardjo dalam Kompas, 2007:23)
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
74
Tugas Mandiri
Rangkuman
Bandingkan dengan wacana berikut ini!
b.
“Masalah ini harus diselesaikan melalui jalur hukum. Kami sebenarnya
dapat membayar lahan tetapi kan aneh membayar untuk tol yang sebenarnya
sudah dibayar. Itu namanya membayar lahan untuk tol dua kali. Bagaimana
pertanggungjawaban kami sebagai BUMN?” ujarnya.
Dari kedua petikan wacana di atas, Anda dapat membedakan mana yang
dapat dikatagorikan ke dalam cerita fiksi/bukan dan mana yang memiliki kesan
yang kuat dan mendalam terhadap kedua wacana tersebut.
Saat menulis cerpen, Anda diharapkan menulis suatu karangan narasi yang
memiliki kesan yang mendalam bagi penulis/pembaca. Selain itu, perhatikan pula
langkah-kangkah berikut!
1.
Tentukanlah tema. Tema hendaknya menarik, mengangkat permasalahan
sehari-hari yang dialami penulis/pembaca, aktual, hangat dan dikuasai benar
oleh penulis.
2.
Perhatikanlah unsur-unsur yang membangun cerpen (terutama unsur intrinsik).
3.
Kembangkanlah unsur-unsur tersebut dengan bahasa yang menarik
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang mengasyikkan bila dilakukan
dengan penuh perasaan. Anda pun dapat mencobanya dengan mengangkat tema
sederhana, seperti yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa,
kuasailah tema tersebut agar apa yang Anda sajikan memberikan kesan
mendalam bagi pembaca maupun Anda sendiri sebagai penulis.
1.
Membaca teks pidato hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a.
lafal yang jelas
b.
intonasi (penekanan) suara
c.
teknik berbicara
d.
penghayatan
e.
transisi.
2.
Mengomentari pembacaan puisi dari berbagai segi, yaitu:
a.
lafal, bagaimana pengucapan kata atau kalimat yang benar dan jelas
b.
penghayatan, sudah sesuaikah dengan isi dan makna puisi
c.
intonasi, tepat atau tidakkah penekanan yng diberikan
Bab IV
~ Kesadaran Hukum
75
Refleksi
3.
Menulis laporan hasil diskusi harus memperhatikan unsur-unsur berikut ini:
a .
judul
b.
latar belakang
c.
tujuan
d.
waktu dan tempat
e.
penyelenggara
f.
peserta
g.
pemrasaran dan pembahas
h.
acara
i.
jalannya diskusi
j.
penutup
Selain hal di atas, laporan hasil diskusi harus dilampiri makalah dan daftar
hadir peserta.
4.
Menulis resensi buku pengetahuan menggunakan format berikut:
a.
latar belakang buku (identitas)
b.
jenis atau macam buku
c.
keunggulan dan kelemahan buku
d.
nilai buku
5.
Menulis cerpen harus memperhatikan unsur intrinsik serta kedalaman kesan
yang ditimbulkan.
1.
Sikap yang sebaiknya dihindari dalam membacakan teks pidato di depan
audiens
adalah membaca teks secara terus-menerus tanpa memandang ke
audiens
.
2.
Sikap yang hendaknya ditunjukkan dalam mengomentari pembacaan puisi
adalah santun dalam bertutur kata dan memberikan pendapat secara
objektif.
3.
Sikap yang tidak boleh dilakukan dalam menyusun laporan hasil diskusi
adalah menggunakan kalimat yang panjang dan tidak efektif. Sebaiknya
disusun dengan kalimat yang singkat, jelas, padat.
4.
Perlu diperhatikan bahwa dalam meresensi sebuah buku, semaksimal
mungkin menekan subjektivitas penulis. Penilaian harus didasarkan pada
unsur-unsur yang baku.
5.
Perlu diperhatikan bahwa dalam menulis cerpen adalah menguasai bahan
yang ditulis dan menggunakan kalimat yang mampu menggugah perasaan
pembacanya.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
76
Pasangkanlah pernyataan berikut ini dengan pilihan jawaban yang ada
di sebelah bawah!
1.
Orang yang ahli dalam berpidato disebut... .
2.
Berpidato dengan menggunakan teknik membacakan teks disebut.
metode...
3.
Orang yang menyusun laporan hasil diskusi adalah... .
4.
Pemandu sebuah diskusi ialah... .
5.
Kelengkapan laporan hasil diskusi ialah daftar hadir dan....
6.
Pertimbangan baik buruk sebuah buku disebut... .
7.
Penulis resensi disebut... .
8.
Salah satu cerpen karya A.A. Navis adalah... .
9.
Rangkaian peristiwa yang terjalin karena hubungan sebab-akibat disebut...
10.
Langkah pertama menulis cerpen adalah menentukan... .
a.
moderator
g.
tema
b.
resensator
h.
alur
c.
makalah
i.
ekstemporan
d.
resensi
j.
orator
e.
notulis
k.
setting
f.
naskah
Evaluasi
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan
Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.
Latihan Ulangan Umum Semester 1
77
1.
Dalam sejarah Indonesia, gelar pahlawan nasional yang sudah diangkat tidak
pernah dicabut. Riwayat hidupnya diajarkan sejak bangku sekolah dasar.
Perjuangan mereka menjadi inspirasi dan teladan segenap anggota masyarakat,
termasuk generasi muda.
(Kompas 2007:6)
Gagasan utama paragraf di atas adalah... .
a.
Indonesia memiliki sejarah
b.
Gelar pahlawan Indonesia tidak pernah dicabut
c.
Di Indonesia selalu ada gelar pahlawan nasional
d.
Riwayat hidup sudah diajarkan sejak SD
e.
Perjuangan dapat menjadi inspirasi dan teladan
2.
Beberapa kendaraan, baik mobil atau motor masih ada yang berhasil menerobos
blokade petugas dengan pura-pura menuntun motornya. Setelah lepas dari
pengawasan, mesinnya dihidupkan lagi. Bahkan ada seorang pengendara
mengancam petudas karena tidak diberi jalan.
Paragraf tersebut menunjukkan bahwa... .
a.
para petugas melaksanakan tugas dengan baik
b.
para pengendara belum menyadari pentingnya udara bersih
c.
pemilik kendaraan bersikap seenaknya
d.
ada pengendara yang bersikap sewenang-wenang
e.
para pengendara tidak mendukung upaya bersih lingkungan
3.
Membangun kondisi ibu sehat plus bayi sehat, tentunya juga menjadi kebutuhan
kita bersama. Apabila kesadaran ini sudah muncul secara bersama, tampaknya
harapan kita untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas akan
terpenuhi.
Maksud paragraf di atas adalah... .
a.
setiap bayi akan sehat bila ibunya sehat
b.
kualitas sumber daya manusia yang jika ada upaya menciptakan kesehatan
ibu dan anak
c.
kesadaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ada
d.
harapan untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi
e.
menciptakan kesehatan ibu dan anak harus serentak
4.
Di samping tulisan-tulisan yang mencoba membeberkan konsep post modernisme
dan pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia, juga ada tulisan yang mencoba
memprediksi masa depan peradaban manusia setelah nilai-nilai kebudayaan modern
terdekonstruksi oleh semangat post modernisme.
Kerjakanlah di buku latihan Anda!
Latihan Ulangan Umum Semester 1
Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
78
Sayang, tulisan penting di Horison dan Kalam tidak terangkum dalam buku
Postmodernisme dan Masa Depan Peradaban.
Dalam kutipan di atas, penyusun resensi menitikberatkan kupasannya pada... .
a.
isi buku
b.
wajah buku
c.
kelemahan buku
d.
sumber tulisan yang diresensi
e.
cara pengarang mngutamakan gagasan
5.
Berikut ini adalah penggalan resensi atas karya Umar Kayam Sugih Tanpa Banda.
Buku ini ditulis ala glenyengan, yaitu cara penyampaian secara tak langsung, yang
ringan, penuh canda, dan tak ngotot. Suatu cara yang peka budaya, yang melekat
pada kebudayaan tertentu (Jawa)(halaman viii). Glenyengan baru terasa kekhasan
dan daya gunanya jika berlangsung antara priyayi danong cilik (halaman ix), hingga
bisa dimaklumat jika peran wong cilik (para pembantu Pak Ageng) dalam buku ini
berarti dalam menghidupkan kisah/cerita yang dituturkan penulisnya.
Penggalan di atas membahas masalah... .
a.
peran wong cilik bagi priyayi
b.
gaya Umar Kayam menulis buku
c.
konsep glenyengan menurut versi Umar Kayam
d.
manfaat buku Umar Kayam ini bagi pembaca
e.
perbedaan priyayi masa lalu dengan priyayi masa kini
6.
Tokoh utama yang memerankan dalam novel Pada Sebuah Kapal, N.H. Dini
adalah....
a.
Manen, Monang
d. Dati. Wija, Nardi
b.
Rina, Monique
e. Sri, Vincent, Michel
c.
Astiti, Rahayu, David Lansell
7.
Malam dingin dan gelap. Cahaya yang menyelinap dari sela-sela gubuk yang berdiri
tak beraturan itu tak sanggup menembus pekat asap pembakaran sampah yang
tersiram hujan.
Kutipan di atas berlatar tempat ... .
a.
malam yang gelap
b.
tempat kumuh
c.
di sebuah gubuk
d.
di tempat pembakaran sampah
e.
di sebuah pasar
8.
Lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet matahari sudah ditemukan
di stratosfer.
Inti pernyataan di atas adalah... .
a.
lapisan ozon melindungi bumi
b.
lapisan ozon penangkal sinar ultraviolet
c.
kerusakan ozon sudah sampai di stratosfer
d.
sinar ultraviolet berasal dari matahari
e.
lapisan ozon ditemukan di stratosfer
Latihan Ulangan Umum Semester 1
79
9.
Semua senjata menjanjikan kemenangan. Karena itu, orang berlomba-lomba
menciptakannya.
Paragraf di atas disusun dengan menggunakan kesimpulan secara... .
a.
induktif
d. emosional
b.
deduktif
e. generalisasi
c.
analogi
10.
Matahari masih hijau
Matahari masih hijau
Ketika aku membuat langkah
Menyusuri garis-garis yang tegas
( Kumpulan Puisi Matahari Pagi di Tanah Air, 1967)
Makna yang terdapat pada puisi di atas ialah ... .
a.
makna tersurat
b.
makna tersirat
c.
makna denotatif
d.
makna struktural
e.
makna gramatikal
11.
Ketika permata kutaburkan
Aku tak tahu entah di mana
Tapi aku tetap
Menghitung langkah
Satu-dua-satu-dua-satu...........
(Kumpulan Puisi Matahari Pagi di Tanah Air, 1967)
Dalam bait di atas, “aku” memiliki sikap... .
a.
tegar
d. plin-plan
b.
ragu
e. membingungkan
c.
biasa saja
12.
Ciri khas sebuah cerpen adalah... .
a.
menceritakan peristiwa yang luar biasa
b.
memiliki peristiwa tambahan yang banyak
c.
menceritkan seluruh kehidupan pelaku
d.
menceritakan sebagian kehidupan pelaku
e.
mempunyai digresi yang panjang
13.
Ada sebuah kalimat yang digarisbawahi. Dia dicalonkan oleh masyarakat unuk
menjadi kepala desa. Namun, tawaran itu ditolaknya. Sebuah jabatan dianggap
musibah. Hidup sebagai warga biasa sudah sangat membahagiakan adik kandung.
Karakter adik kandung dalam kutipan di atas dilukiskan dengan cara... .
a.
eksplisit
b.
tak langsung
c.
gabungan
d.
dramatik
e.
analitik
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
80
14.
Seorang pembicara diskusi sebaiknya memahami hal berikut ini yaitu... .
a.
tegas dalam membantah pendapat orang lain
b.
menyampaikan makalahnya tepat waktu
c.
berbicara dengan suara keras
d.
tidak bersikap emosional
e.
mudah menerima pendapat orang lain.
15.
Presentasi makalah ini sangat penting karena bertujuan mengetahui kemampuan
berbicara dan berargumentasi para peserta, begitu menurut panitia.
Kata lain dari
presentasi
ialah... .
a.
penyampaian
d. pengkajian
b.
penyajian
e. penjabaran
c.
pembahasan
16.
Berikut ini merupakan kalimat yang menceritakan kegiatan yaitu... .
a.
para peserta harap mendaftarkan diri di sekretariat
b.
besar harapan saya agar Bapak menerima saya untuk mengisi lowongan kerja
di kantor bapk.
c.
ruangan itu sangat luas dan lapang
d.
setelah mandi, adik sarapan lalu berangkat ke sekolah bersama ayah
e.
saya tidak akan pernah melupakan kenangan manis kita berdua
17.
Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan yang tepat adalah... .
a.
terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu
b.
demikianlah semoga Bapak/Ibu maklum
c.
saya berharap Bapak/Ibu sudi menerima saya
d.
demikianlah permohonan kami agar Bapak/Ibu maklum
e.
atas terkabulnya permohonan ini, kami ucapkan terima kasih
18.
Unsur intrinsik drama yang tidak harus ada dalam novel adalah... .
a.
alur
d. tema
b.
tokoh
e. dialog
c.
latar
19.
Pengembangan pikiran utama atau gagasan pokok yang baik dapat ditempuh
dengan... .
a.
kalimat utama, kalimat penjelas, EYD
b.
satu kalimat utama, kalimat penjelas, satu kestuan
c.
satu pokok pikiran, kalimat penjelas, penanda hubungan EYD
d.
satu pokok pikiran, satu kesatuan, EYD, keserasian hubungan antarkalimat
penjelas
e.
sastu kesatuan, kalimat penjelas, EYD
20.
“Di balik itu, betapa pun diperlukan pengembangan kegiatan hutan, selalu
diingatkan bahwa kekayaan hutan mempunyai arti yang lebih luas bagi ekologi.”
Pikiran utama kalimat di atas adalah... .
a.
di balik itu
d. selalu harus diingat
b.
betapa pun diperlukan
e. kekayan hutan mempunyai arti
c.
pengembangan kegiatan hutan
Latihan Ulangan Umum Semester 1
81
21.
Berikut ini ciri-ciri pikiran penjelas,
kecuali
... .
a.
menjelaskan pikiran utama secara jelas dan menarik
b.
menunjukkan contoh-contoh yang jelas
c.
berupa pengembangan fakta
d.
berupa alasan-alasan yang menguatkan gagasan
e.
berupa bukti-bukti yang meyakinkan
22.
Sebuah alinea akan kurang baik, bila... .
a.
mempunyai satu kalimat utama
b.
mempunyai pertalian makna ntar kalimat
c.
didukung oleh kalimat penjelas
d.
kalimat penjelas mendukung kalimat utama
e.
mempunyai dua kalimat utama atau lebih
23.
Hotel tempat kami menginap tiga tahun lalu terpaksa dibongkar karena terkena
proyek pelebaran jalan dalam rangka pelaksanaan pembangunan fisik di kota itu.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah... .
a.
hotel tempat kami menginap
b.
hotel terpaksa dibongkar
c.
hotel terkena pelebaran jalan
d.
hotel tempat kami menginap tiga tahun lalu
e.
pelaksanaan pembangunan fisik di kota itu
24.
Seorang penenun datang menampilkan sebuah
Pertanyaan soal pakaian
Maka diberilah ia jawaban
Pakaian menyembunyikan banyak keindahan
Namun tak mampu menutupi keburukan
(Kahlil Gibran, 1994)
Menurut kutipan puisi di atas, pakaian dapat digunakan untuk... .
a.
memperindah penampilan
b.
mempercantik diri
c.
menyembunyikan keburukan
d.
menutup banyak keindahan
e.
memberi peluang untuk berkreasi
25.
Perbedaan novel dengan cerpen terletak pada... .
a.
judul cerita
d. tema cerita
b.
alur cerita
e. unsur intrinsik
c.
perwatakan tokoh
26.
Bila Anda meresensi sebuah buku, unsur yang menjadi sasarannya ialah... .
a.
jenis buku, keunggulan/kelemahan, dan nilai buku
b.
harga buku, kelemahan buku, judul buku
c.
ukuran buku, jenis buku, tebal buku
d.
keunggulan buku, jenis buku, pengarang buku
e.
isi buku, ilustrasi buku, manfaat buku
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
82
27.
Tujuan meresensi sebuah buku baik fiksi ataupun nonfiksi adalah... .
a.
menilai kelemahan pengarang
b.
menilai keunggulan pengarang
c.
menilai kekurangan buku
d.
menilai kelebihan buku
e.
menilai kelebihan dan kelemahan buku
28.
Pernyataan berikut yang harus diperhatikan dalam meresensi sebuah buku,
kecuali
....
a.
mengemukakan keunggulan dan kelebihan buku
b.
memberi informasi perlu tidaknya buku itu dibaca
c.
memberi penilaian yang subjektif
d.
memberi penjelasan tentang identitas buku
e.
memberi informasi tujuan pengarang buku
29.
Saudara ketua, apakah faktor kenakalan remaja hanya disebabkan oleh kesibukan
orang tua?
Sehubungan dengan pertanyaan di atas, seorang pembicara dapat memberikan
jawaban sebagai berikut... .
a.
Sebelumnya saya coba untuk menyebutkan beberapa faktor yang menjadi
penyebab masalah itu
b.
Pertanyaan Saudara sedikit menolong pribadi saya
c.
Begini Saudara, baca saja buku Dekadensi Moral, karya Zakiah Darajad
d.
Ya, itu sudah jelas
e.
Sebaiknya Saudara pahami dulu penjelasan saya tadi
30.
Di desa Anda diadakan lomba pidato yang diselenggarakan oleh karang taruna
dalam rangka meningkatkan “Siskamling.” Seandainya Anda mengikuti, kalimat
yang tepat Anda gunakan sebagai pembuka pidato adalah... .
a.
Saudara-Saudara, pertama-tama saya agak ragu dan canggung menghadapi
Saudara
b.
Saudara-Saudara, dengarkan apa yang akan saya uraikan dalam permasalahan
ini
c.
Saudara-Saudara, perlu diketahui bahwa “Siskamling” adalah tugas kita
bersama
d.
Saudara-Saudara, siskamling tidak dapat kita anggap sebagai masalah yang
ringan
e.
Saudara-Saudara, izinkan saya menyampaikan wawasan yang berkaitan dengan
upaya meningkatkan “siskamling” di desa kita ini