Halaman
BENTUK-BENTUK LEMBAGA SOSIAL
DAN UNGSINYA
BAB IV
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mempelajari
isi
bab
ini
,
diharapkan
Anda
dapat
:
1. mengklasifikasikan
beberapa
lembaga
sosial
yang
ada
di
masyarakat
,
2. menjelaskan
hakikat
lembaga
keluarga
dan
fungsinya
,
3. menjelaskan
hakikat
lembaga
agama
dan
fungsinya
,
4. menjelaskan
hakikat
lembaga
pemerintahan
dan
fungsinya
,
5. menjelaskan
hakikat
lembaga
ekonomi
dan
fungsinya
,
serta
6
. menjelaskan
hakikat
lembaga
pendidikan
dan
fungsinya.
Kata Kunci :
Klasifikasi lembaga sosial, ungsi dan peran lembaga sosial, ungsi
manifes,
ungsi laten, Lembaga keluarga, Lembaga agama, Lembaga pemerintahan,
Lembaga ekonomi, Lembaga pendidikan.
Gambar 4.1
Keluarga
adalah
bentuk
lembaga
terkecil
di
masyarakat
Sumber: Iklan Timezone
Anda
telah
mengetahui
hakikat
lembaga
sosial
yang
mempunyai
kedudukan
yang
sangat
penting
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidup
manusia.
Beberapa
bentuk
lembaga
sosial
telah
diperkenalkan
secara
singkat
di
Bab
3.
Semakin
kompleks
masyarakat
,
semakin
banyak
pula
lembaga
sosial
yang
terbentuk.
Dalam
Bab
4
ini
,
kita
akan
mempelajari
le-
bih
mendalam
lima
lembaga
sosial
utama
yang
mempunyai
peranan
penting
di
dalam
masyarakat
,
yaitu
keluar
ga
,
agama
,
pemerintahan
,
ekonomi
,
dan
pendidikan.
120
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Peta Konsep
Keluarga
Agama
Ekonomi
Pemerintah
Pendidikan
Bentuk-Bentuk
Lembaga Sosial
ungsi Manifes
ungsi Laten
Meliputi
Mempunyai
Mempunyai
121
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
A. Klasifikasi Lembaga Sosial
Kebutuhan
warga
masyarakat
sangat
beragam.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
yang
beragam
tersebut
,
dibutuhkan
lembaga
sosial
yang
juga
beragam.
Oleh
karena
itu
,
di
masyarakat
terdapat
berbagai
macam
lembaga
sosial.
Semakin
maju
suatu
masyarakat
,
maka
semakin
banyak
lembaga
sosial
yang
terbentuk.
Hal
itu
terjadi
karena
munculnya
kebutuhan-kebutuhan
baru
membutuhkan
lembaga-lembaga
baru
untuk
memenuhinya.
Pada
pembahasan
di
bab
sebelumnya
,
kita
telah
berkenalan
dengan
lima
bentuk
lembaga
dasar
yang
ada
di
masyarakat.
Apabila
saat
ini
kita
mendata
semua
lembaga
yang
ada
di
masyarakat
,
tentunya
tidak
hanya
sebatas
lima
bentuk
lembaga
sosial
saja.
Banyak
sekali
bentuk-bentuk
lembaga
sosial
yang
dibentuk
dalam
rangka
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia
yang
terus
mengalami
perubahan
dan
perkembangan.
Guna
memper
mudah
memahami
keberadaan
lembaga-lembaga
yang
beragam
tersebut
,
perlu
dilakukan
klasifikasi
berdasarkan
kriteria
tertentu.
Tipe-tipe
lembaga
sosial
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
proses
terbentuknya
,
mendasar
atau
tidaknya
,
diterima
atau
tidaknya
oleh
masyarakat
,
sifat
penyebarannya
,
dan
berdasarkan
tujuan
lembaga
yang
bersangkutan.
1. Lembaga yang Dibentuk secara Sengaja dan Tidak Sengaja
Pada
awalnya
,
lembaga-lem-
baga
sosial
yang
ada
di
masyarakat
terbentuk
secara
tidak
disengaja
(
crescive institution
).
Kebutuhan-
kebutuhan
masyarakat
menuntut
di-
penuhi
dengan
tata
cara
dan
pro-
sedur
yang
teratur
dan
dapat
diteri-
ma
umum.
Misalnya
,
kebutuhan
dalam
hal
meneruskan
keturunan
dan
memperoleh
ketenangan
jiwa.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
ter-
sebut
,
maka
lahirlah
lembaga
sosial
bernama
keluarga
dan
agama
se-
cara
tidak
disengaja.
Apabila
suatu
cara
dapat
diterima
,
dibiasakan
,
dan
membentuk
pola
perilaku
yang
tetap
,
maka
lembaga
sosial
sudah
terbentuk
tanpa
disadari
banyak
orang.
Sejalan
dengan
perkembangan
masyarakat
,
kesadaran
akan
munculnya
kebutuhan-kebutuhan
baru
membuat
masyarakat
menyadari
diperlukannya
lembaga-lembaga
baru
pula.
Lembaga-lembaga
tipe
ini
sengaja
dibentuk
(
enacted
institution
)
untuk
memenuhi
tuntutan
kebutuhan
masyarakat.
Proses
pemben-
Gambar 4.2
Manusia
modern
menyadari
pentingnya
mengasuransikan
hidup
mereka.
Oleh
karena
itu
,
di-
bentuklah
lembaga
asuransi.
Sumber: Haryana
122
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
tukannya
selain
disengaja
juga
disahkan
oleh
negara
,
misalnya
lembaga
utang-
piutang
,
lembaga
asuransi
,
lembaga
perdagangan
,
dan
lembaga
pendidikan.
Pada
awalnya
,
lembaga-lembaga
tersebut
berasal
dari
kebiasaan
yang
telah
berlaku
di
masyarakat.
Agar
lebih
kuat
keberadaannya
,
maka
kebiasaan
tersebut
dilembagakan
secara
resmi
oleh
pemerintah.
Sebagai
contoh
,
ketika
Indonesia
dilanda
krisis
ekonomi
pada
tahun
1
999,
banyak
bank
dinyatakan
tidak
sehat
secara
bisnis.
Hal
itu
mengakibatkan
keper
-
cayaan
nasabah
terhadap
bank
menurun.
Untuk
mengatasi
hal
itu
pemerintah
membuat
peraturan
yang
menjamin
keamanan
tabungan
dan
deposito
di
bank.
Lembaga
seperti
ini
keberadaannya
sengaja
dibentuk
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
2. Lembaga Dasar dan Lembaga Subsider
Suatu
lembaga
sosial
dikatakan
se-
bagai
lembaga
dasar
,
apabila
berhubungan
dengan
pemenuhan
nilai-nilai
yang
mendasar
atau
pokok.
Hal
tersebut
se-
benarnya
relatif
,
sebab
setiap
masyarakat
memiliki
anggapan
yang
berbeda
terhadap
nilai-nilai
sosial
yang
ada.
Misal
,
bagi
sebagian
masyarakat
yang
bercorak
agraris
tradisional
,
pendidikan
pertanian
secara
formal
mungkin
di-
anggap
kurang
penting.
Bagi
mereka
,
keterampilan
bertani
cukup
dipelajari
dari
keluar
ga
dan
lingkungannya.
Kondisi
ini
sangat
berbeda
dengan
masyarakat
modern
dan
berpikiran
maju
yang
mem-
punyai
pemikitan
bahwa
masa
depan
seseorang
sangat
ditentukan
oleh
tingkat
keterampilan
dan
kualifikasi
tertentu.
Berbagai
nilai
sosial
lainnya
juga
mengalami
relativitas
seperti
ini.
W
alaupun
demikian
,
klasifikasi
lembaga
sosial
berdasarkan
suatu
nilai
dan
norma
yang
dilembagakan
tetap
dilakukan.Oleh
karena
itu
,
muncul
lembaga-lembaga
sosial
yang
dianggap
mendasar
(
basic
institution
)
dan
lembaga-lembaga
sosial
yang
dianggap
subsider
(
subsidiary institution
).
Suatu
lembaga
sosial
dikatakan
mendasar
,
apabila
berfungsi
memelihara
dan
mempertahankan
ketertiban
masyarakat.
Di
tanah
air
kita
,
lembaga-lembaga
seperti
ini
dapat
kita
jumpai
dalam
bentuk
keluarga
,
sekolah
,
dan
pemerintahan.
Keluarga
berfungsi
untuk
mengatur
hubungan
antarjenis
agar
tidak
terjadi
perselisihan
,
sekolah
ber
fungsi
menyosialisasikan
nilai-nilai
,
dan
pemerintahan
berfungsi
mengatur
dan
melindungi
masyarakat.
Gambar 4.3
Lembaga
pendidikan
dianggap
mendasar
bagi
masyarakat
modern.
Sumber: Haryana
123
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
Selain
itu
,
masyarakat
kita
juga
memiliki
nilai-nilai
yang
berhubungan
de-
ngan
pemenuhan
rasa
keindaan
dan
rekreasi.
Nilai-nilai
ini
dianggap
kurang
mendasar
sehingga
lembaga
pemenuhannya
pun
bersifat
subsider
(
subsidiary
institution
).
Oleh
karena
itu
,
apabila
dibandingkan
dengan
ketiga
lembaga
dasar
di
atas
,
lembaga-lembaga
yang
berkaitan
dengan
hiburan
(
entertainment
)
pariwisata
,
dan
olah
raga
dianggap
bersifat
subsider
.
3. Lembaga yang Keberadaannya Diterima atau Ditolak Masyarakat
Mungkin
Anda
langsung
bertanya-tanya
,
bahwa
ada
lembaga
sosial
yang
kebera-
daannya
ditolak
oleh
masyarakat
(
unsanc-
tioned institution
).
Bukankah
lembaga
sosial
terbentuk
untuk
memenuhi
kebutuhan
ma-
syarakat
?
Namun
,
Anda
akan
lebih
bertanya-
tanya
lagi
bahwa
ternyata
perjudian
,
pros-
titusi
,
praktek
suap-menyuap
,
dan
korupsi
merupakan
hal
yang
telah
melembaga.
Berbagai
perilaku
negatif
seperti
di
atas
sebenarnya
ditolak
oleh
masyarakat
umum
,
karena
merupakan
bentuk
penyimpangan
nor
ma
sosial.
Lembaga-lembaga
tersebut
tetap
saja
ada
di
masyarakat
manapun
dengan
kadar
yang
berbeda-beda.
Akan
tetapi
,
ke-
beradaan
lembaga
terebut
tidak
akan
sekuat
lembaga-lembaga
yang
diterima
masyarakat
(
social sanctioned institution
).
Berbagai
lembaga
yang
telah
disebutkan
sebelumnya
merupakan
contoh
lembaga
yang
diterima
masyarakat.
Baik
yang
bersifat
primer
atau
mendasar
seperti
keluarga
,
negara
,
dan
agama
;
maupun
yang
subsider
seperti
hiburan
dan
pariwisata.
Baik
yang
terbentuk
melalui
proses
tak
sengaja
maupun
yang
sengaja
dibentuk.
4. Lembaga Umum dan Lembaga Khusus
Lembaga
yang
keberadaannya
tersebar
luas
di
semua
masyarakat
disebut
lembaga
umum
(
general institution
)
,
sedangkan
lembaga
sosial
yang
penye-
barannya
hanya
pada
masyarakat
tertentu
disebut
lembaga
khusus
(
restricted
institution
).
Suatu
lembaga
sosial
tersebar
di
semua
masyarakat
bila
berhubungan
dengan
nilai-nilai
yang
berlaku
universal.
Sebaliknya
,
apabila
suatu
lembaga
hanya
berhubungan
dengan
nilai-nilai
khusus
,
maka
penyebarannya
hanya
pada
masyarakat
yang
terbatas.
Infososio
LEMBAGA PERJUDIAN
Di
negara
kita
sering
terjadi
polemik
mengenai
perjudian
berselubung
undian
berhadiah.
Mula-mula
benama
Porkas
,
karena
dikritik
pemuka
agama
lalu
diganti
SDSB
(Sumbangan
Dermawan
Sosial
Berhadiah)
,
dan
terakhir
bernama
Togel
(Toto
Gelap).
Intinya
sama
,
per-
judian
berkedok
undian
ber-
hadiah.
Ketika
semua
itu
dilarang
,
pernah
muncul
pula
ide
untuk
melokalisasi
perjudian
di
daerah
tertentu
(di
Pulau
Seribu
,
DKI
Jakarta).
Sampai-sampai
ada
anggota
DPR
yang
melakukan
studi
banding
ke
luar
negeri
untuk
mempelajari
kemung-
kinan
itu.
Akhir
nya
,
dia
di
recall
oleh
partainya
dari
keanggotaan
dewan.
Di
luar
itu
semua
,
sebe-
narnya
perjudian
masih
berlang-
sung
tersembunyi
di
masyarakat
,
padahal
ada
undang-undang
yang
melarangnya.
124
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Contoh
dari
lembaga
yang
bersifat
umum
adalah
agama.
Nilai
universal
yang
mendasari
melembaganya
agama
adalah
keyakinan
terhadap
kekuatan
adikodrati
(supranatural).
Sementara
itu
,
agama-agama
tertentu
hanya
tersebar
secara
terbatas
pada
masyarakat
tertentu
pula.
Pusat-pusat
pemeluk
agama
Kristen
tersebar
di
masya-
rakat
Barat
,
pusat
pemeluk
Islam
berada
di
Arab
,
Asia
,
dan
Afrika.
Demikian
juga
aga-
ma-agama
lain
(Hindu
,
Budha
,
Konghucu
,
dll)
,
hanya
menyebar
di
daerah-daerah
tertentu.
Oleh
karena
itu
,
baik
agama
Kristen
,
Islam
,
Hindu
,
Budha
,
dan
lain-
lainnya
merupakan
bentuk
lembaga
khusus.
Lembaga
umum
sifatnya
menampung
lembaga-lembaga
khusus.
Sehingga
,
seolah-olah
keberadaan
lembaga
khusus
menginduk
pada
lembaga
umum.
Contoh
lain
lembaga
yang
bersifat
universal
adalah
lembaga
pemerintahan.
Di
masyarakat
mana
pun
selalu
terdapat
lembaga
pemerintahan.
Sementara
itu
,
setiap
negara
(masyarakat)
memiliki
sistem
dan
bentuk
pemerintahan
sendiri-
sendiri.
Oleh
karena
itu
,
sistem
dan
bentuk
pemerintahan
yang
ada
pada
setiap
negara
merupakan
lembaga
khusus.
5. Lembaga Operatif dan Lembaga Regulatif
Klasifikasi
ini
didasarkan
kepada
fungsi
lembaga
sosial.
Lembaga
yang
berfungsi
menghimpun
pola-pola
perilaku
untuk
mencapai
tujuan
lembaga
itu
sendiri
seperti
ini
dinamakan
operative institution,
contohnya
adalah
lembaga
industrialisasi.
Dalam
lembaga
ini
,
berbagai
tata
cara
dikembangkan
dan
dilembagakan
untuk
mencapai
tujuan
perkembangan
industri.
Di
sisi
lain
ada
lembaga
yang
kebera-
daannya
justru
mengatur
pihak
di
luar
lem-
baga
tersebut.
Lembaga
ini
disebut
sebagai
regular
institution
.
Misalnya
lembaga-
lembaga
hukum
seperti
kejaksaan
,
penga-
dilan
,
dan
kepolisian.
4ungsi
utama
lembaga
hukum
adalah
mengatur
warga
masyarakat
umum
agar
patuh
pada
hukum.
W
alaupun
lembaga
hukum
juga
mengatur
prosedur
kerja
internal
lembaga
tersebut
,
namun
lebih
diutamakan
untuk
mengatur
ketertiban
masyarakat
luas.
Gambar 4.4
Lembaga
pemerintahan
kita
bersifat
khusus
(khas)
apabila
dibanding
pemerintahan
negara
lain.
Pada
aspek
apakah
yang
khas
?
Sumber: http.www.suaramerdeka.com
Gambar 4.5
Hukum
mengatur
ketertiban
masya-
rakat
luas.
Sumber: Tempo, 8 Mei 2005
125
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Amatilah
masyarakat
tempat
tinggal
Anda!
Catat
semua
lembaga
sosial
yang
ada
di
masyarakat
Anda!
Kemudian
klasifikasikan
setiap
lembaga
sosial
yang
berhasil
Anda
identifikasi
sesuai
dengan
lima
kriteria
yang
telah
Anda
pelajari!
Tulis
hasil
klasifikasi
dan
presentasikan
di
depan
kelas!
2. Carilah
informasi
dari
berbagai
sumber
yang
dapat
menjelaskan
paling
sedikit
lima
lembaga
baru
di
Negara
kita
yang
terbentuknya
secara
disengaja!
Tu
lislah
lembaga-lembaga
tersebut
dan
deskripsikan
proses
pembentukannya
,
termasuk
peraturan
pemerintah
dan
undang-undang
yang
digunakan
untuk
menetapkan
pembentukannya!
Presentasikan
hasil
temuan
Anda
di
depan
diskusi
kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Berikan
contoh
perilaku
melembaga
yang
ditolak
masyarakat!
2. Apakah
yang
dimaksud
dengan
lembaga
dasar
?
Berikan
contohnya!
3. Jelaskan
perbedaan
antara
lembaga
lembaga
dasar
dengan
lembaga
umum!
4.
Sebutkan
lima
contoh
lembaga
sosial
yang
bersifat
universal!
5. Deskripsikan
terbentuknya
lembaga
secara
tidak
disengaja
dan
yang
disengaja!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan
tanggapan
Anda
terhadap
pernyataan
atau
kasus
di
bawah
ini
,
dengan
cara
memberi
tanda
cek
(
)
pada
kolom
S
(Setuju)
,
TS
(Tidak
Setuju)
atau
R
(Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
126
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
B. ungsi dan Peran Lembaga Penting di Masyarakat
1. ungsi Manifes dan ungsi Laten Lembaga Sosial
Semua
lembaga
yang
ada
di
dalam
masyarakat
bersifat
penting
Hal
ini
disebabkan
lembaga
sosial
terbentuk
dari
suatu
nilai
,
norma
,
dan
perilaku
yang
dianggap
penting
oleh
masyarakat
yang
kemudian
dibakukan.
Selain
itu
,
keberadaan
suatu
lembaga
sosial
bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia.
W
alaupun
demikian
,
pengertian
lembaga
sosial
harus
dipahami
lebih
mendalam.
Seperti
yang
telah
Anda
ketahui
,
bahwa
kebutuhan
masyarakat
mempunyai
tingkatan-tingkatan
khusus.
Ada
kebutuhan
yang
mendasar
atau
pokok
,
namun
ada
pula
kebutuhan
yang
tidak
terlalu
mendasar
atau
sekunder
.
Anda
pun
pasti
sependapat
,
bahwa
kebutuhan
untuk
memperoleh
pendidikan
jauh
lebih
utama
1. Korupsi
di
negara
kita
telah
melembaga.
W
alau-
pun
secara
umum
masyarakat
menolak
,
namun
masih
juga
berlangsung
dan
sulit
diberantas.
2 Agama
adalah
ajaran
dari
Tuhan
,
sehingga
tidak
seharusnya
diklasifikasikan
sebagai
lembaga
sosial.
Sebab
lembaga
sosial
adalah
bagian
dari
masyarakat
yang
terbentuk
akibat
interaksi
manusia.
3 Perjudian
tidak
dapat
digolongkan
sebagai
lembaga
sosial
,
karena
tidak
berkaitan
dengan
pemenuhuan
kebutuhan
masyarakat
umum.
4.
Lembaga
legislatif
,
yudikatif
,
dan
eksekutif
me-
rupakan
lembaga
dasar
dan
sekaligus
universal.
Hal
itu
karena
semua
negara
memilikinya.
5. Sejak
reformasi
,
lembaga
pemerintahan
desa
dilengkapi
dengan
BPD
(Badan
Perwakilan
Desa).
Lembaga
ini
terbentuk
setelah
pemerin-
tah
mengeluarkan
undang-undang
yang
menga-
tur
otonomi
daerah.
Oleh
karena
itu
,
BPD
tergolong
lembaga
yang
bersifat
enacted
institution
.
No.
Pernyataan
S TS R
127
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
daripada
kebutuhan
berekreasi.
Demikian
juga
kebutuhan
untuk
terciptanya
kehidupan
masyarakat
yang
tertib
,
teratur
,
dan
aman
adalah
lebih
penting
daripada
menonton
sepak
bola.
Dalam
konteks
pengertian
seperti
inilah
,
kita
akan
membicarakan
lima
lembaga
penting
,
yaitu
keluarga
,
agama
,
ekonomi
,
pendidikan
,
dan
politik
atau
pemerintahan.
Kelima
lembaga
tersebut
selain
sangat
penting
juga
menyangkut
kehidupan
masyarakat.
Sebelum
lebih
jauh
membicarakan
kelima
lembaga
tersebut
beserta
fungsinya
,
perlu
diketahui
bahwa
setiap
lembaga
memiliki
fungsi
dan
peranan
yang
bersifat
manifes
dan
laten.
a
. 0ungsi Manifes
4ungsi
manifes
adalah
fungsi
yang
secara
resmi
menjadi
tujuan
dibentuknya
lembaga
sosial.
Setiap
lembaga
sosial
pasti
mempunyai
tujuan
yang
akan
dicapai.
Tujuan
itu
merupakan
sesuatu
yang
diharapkan
menjadi
kenyataan.
Lembaga
keluarga
bertujuan
untuk
mengatur
suatu
hubungan
pria
dan
wanita.
Lembaga
agama
dibutuhkan
manusia
untuk
mengatur
dan
memenuhi
kebutuhan
rohani
dalam
hubungannya
dengan
kekuatan
adikodrati.
Pemerin-
tahan
kita
butuhkan
untuk
mengatur
kehidupan
ber
masyakat
agar
hak
dan
kewajiban
setiap
individu
tidak
berbenturan.
Demikian
juga
,
lembaga
pendidikan
berfungsi
memberikan
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
kepada
peserta
didik
,
sedangkan
lembaga
ekonomi
bertujuan
mengatur
pemenuhan
kebutuhan
yang
berhubungan
dengan
barang
dan
jasa.
b.
0ungsi Laten
4ungsi
laten
sebenarnya
bukan
merupakan
fungsi
yang
sengaja
diperankan
oleh
sebuah
lembaga.
4ungsi
laten
dapat
dikatakan
sebagai
konsekuensi
yang
dapat
terjadi.
Suatu
lembaga
sosial
tentu
tidak
akan
dibentuk
untuk
tujuan
yang
merugikan.
Namun
,
pada
kenyataannya
setiap
kegiatan
lembaga-lembaga
tersebut
terkadang
mendatangkan
akibat
buruk
yang
sebenar
nya
tidak
diharapkan
siapa
pun.
4ungsi
laten
merupakan
fungsi
lain
di
luar
fungsi
utama
lembaga
sosial
sebagai
konsekuensi
keberadaan
sebuah
lembaga
sosial.
Tidak
semua
fungsi
laten
suatu
lembaga
sosial
bersifat
merugikan.
4ungsi
laten
sebuah
lembaga
sosial
dibedakan
menjadi
tiga
macam
fungsi
,
yaitu
mendukung
fungsi
manifes
,
tidak
relevan
dengan
fungsi
manifes
,
dan
bertentangan
dengan
fungsi
manifes.
Contoh
fungsi
laten
dapat
Anda
pelajari
pada
pengaruh
negatif
moder
nisasi
dan
globalisasi.
Berkembangnya
berbagai
industri
dalam
masyarakat
modern
,
selain
menghasilkan
barang
dan
jasa
yang
dibutuhkan
masyarakat
juga
berpotensi
menimbulkan
pencemaran
dan
merosotnya
rasa
perikemanusiaan.
4ungsi
laten
juga
dapat
kita
saksikan
pada
tradisi
buwoh
di
kalangan
masyarakat
di
Jawa
Tengah.
Apabila
seseorang
mengadakan
pesta
per
nikahan
atau
khitanan
anaknya
,
para
tamu
yang
datang
akan
menyerahkan
sejumlah
128
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
uang
atau
barang
sebagai
bentuk
sumbangan
terhadap
penyelenggaraan
pesta
yang
diadakan
tuan
rumah.
Hal
seperti
ini
telah
melembaga
dan
menjadi
tali
pengikat
kebersamaan
masyarakat
dan
merupakan
hal
yang
positif.
Akan
tetapi
,
di
sisi
lain
ada
konsekuensi
yang
sering
menjadi
sumber
keluhan.
Seperti
diketahui
,
bahwa
di
kalangan
masyarakat
tersebut
berkembang
nilai
sosial
yang
menjunjung
tinggi
sikap
saling
memberi
dan
saling
menerima.
Seseorang
akan
merasa
tidak
pantas
apabila
telah
menerima
pemberian
orang
lain
,
namun
tidak
dapat
memberikan
sesuatu
kepada
orang
lain
,
lebih-lebih
kepada
orang
yang
telah
memberinya.
W
alaupun
tidak
ada
aturan
tertulis
yang
mengikat
seseorang
untuk
membalas
budi
baik
orang
lain
,
apabila
hal
itu
tidak
dilakukan
akan
menjadi
bahan
per
gunjingan.
Di
sinilah
konsekuensi
negatif
tradisi
buwoh
(sumbangan
yang
diberikan
saat
bertamu)
itu
dirasakan.
Sehingga
dapat
dikatakan
,
bahwa
terbentuknya
tradisi
buwoh
di
samping
mengeratkan
kebersamaan
warga
masyarakat
,
secara
laten
juga
membebani
masyarakat.
2. Lembaga Keluarga dan ungsinya
Keluarga
merupakan
unsur
masyarakat
yang
sangat
penting.
Setiap
interaksi
sosial
sesungguhnya
dipengaruhi
keluarga
,
sebab
seseorang
senantiasa
mengembangkan
kepribadiannya
berdasarkan
sosialisasi
awal
dari
keluarga.
Setiap
masyarakat
pun
telah
melembanggakan
norma-norma
pembentukan
keluarga
dengan
berbagai
ragam
bentuk
dan
struktur.
Berikut
ini
akan
kita
bicarakan
hakikat
keluarga
dan
fungsinya
di
masyarakat.
a. Hakikat Lembaga Keluarga
Kebutuhan
untuk
bergaul
dengan
lawan
jenis
adalah
kubutuhan
yang
men-
dasar
dan
tidak
dapat
diingkari.
Oleh
karena
itu
,
perlu
adanya
tata
cara
supaya
pemenuhannya
sesuai
dengan
nilai
dan
nor
ma
yang
berlaku
di
masyarakat.
Anda
bisa
membayangkan
,
bagaimana
seandainya
tidak
ada
norma
keluarga
yang
mengatur
hak
dan
kewajiban
pria
dan
wanita
dalam
hal
pergaulan
tersebut.
Keluarga
juga
merupakan
lembaga
sosial
yang
pertama
kali
terbentuk.
Dalam
masyarakat
suku
primitif
yang
mempunyai
jumlah
penduduk
relatif
sedikit
,
satu-satunya
lembaga
yang
ada
adalah
keluar
ga.
Semua
pemenuhan
kebutuhan
hidup
masyarakat
diatur
oleh
keluarga.
Ketika
jumlah
anggota
suku
bertambah
,
para
kepala
keluarga
bergabung
dan
terbentuklah
lembaga
perwakilan
,
semacam
badan
musyawarah
desa
atau
rembug desa
,
yang
pertama.
Gambar 4.6
Upacara
pernikahan
hanya
sekedar
aca-
ra
simbolik
yang
menandakan
proses
terbentuknya
sebuah
keluarga.
Sumber: Budi Wahyono
129
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
Adanya
badan
seperti
itu
berarti
telah
lahir
sebuah
organisasi
yang
kemudian
memunculkan
birokrasi.
Demikianlah
keluarga
menjadi
lembaga
sosial
yang
sangat
mendasar.
Sebuah
keluarga
terbentuk
melalui
perkawinan
terlebih
dahulu.
Perkawinan
sering
diartikan
secara
sempit
sebagai
sebuah
upacara
atau
pesta
pernikahan.
Hal
tersebut
hanya
merupakan
suatu
cara
mengumumkan
secara
resmi
bahwa
mereka
telah
menikah.
Pengumuman
seperti
ini
memang
penting.
Lembaga
perkawinan
atau
keluar
ga
dalam
arti
luas
meliputi
norma-norma
yang
mengatur
hal-hal
sebagai
berikut
;
cara
memperoleh
pasangan
hidup
,
melahirkan
dan
merawat
anak
,
memenuhi
kebutuhan
ekonomi
,
memelihara
anggota
yang
sakit
atau
jompo
,
serta
pengaturan
hak
dan
kewajiban
dalam
hubungannya
dengan
masyarakat
luas.
Sebelum
sepasang
pengantin
mengikat
diri
dalam
sebuah
keluarga
,
ada
beberapa
tahapan
yang
mereka
lalui
sebagai
bagian
dari
proses
yang
telah
melembaga
untuk
membentuk
keluar
ga
,
yaitu
kencan
,
peminangan
,
pertunang-
an
,
dan
perkawinan.
Namun
perlu
diingat
,
bahwa
tahapan
seperti
di
atas
tidak
terjadi
secara
universal.
Setiap
masyarakat
memiliki
cara-cara
yang
berbeda
dalam
mengikat
pasangan
untuk
berkeluarga.
Ada
masyarakat
yang
menjodohkan
anak-anak
mereka
di
bawah
usia
sepuluh
tahun
,
ada
yang
memberikan
kebebasasan
kepada
anak-anak
untuk
menentukan
jodohnya
sendiri.
Pada
umumnya
,
dalam
masya-
rakat
pedesaan
di
Jawa
,
perjodohan
sangat
ditentukan
oleh
orang
tua.
Namun
,
semakin
moder
n
pola
pikiran
,
hal
tersebut
kian
luntur.
Sementara
itu
,
di
masyarakat
Barat
(Amerika
dan
Eropa)
,
orang
tua
tidak
mengatur
anak-anaknya
dalam
menentukan
jodoh.
Dalam
memilih
calon
pasangan
,
ada
masyarakat
yang
mendorong
war
ganya
untuk
mengambil
pasangan
dari
luar
masyarakatnya
sendiri
(eksogami).
Namun
ada
pula
yang
menekankan
agar
seseorang
mengambil
jodoh
dari
dalam
kelompok
sendiri
(endogami).
Dalam
hal
jumlah
pasangan
,
ada
masyarakat
yang
menyetujui
pasangan
lebih
dari
satu
(poligami).
Bentuk
poligami
bisa
berupa
poliandri
atau
poligini.
Poliandri
adalah
seorang
wanita
yang
memiliki
lebih
dari
satu
suami
,
sedangkan
poligini
adalah
seorang
pria
mengawini
lebih
dari
satu
wanita.
Pada
masyarakat
kita
,
bentuk
yang
paling
diterima
adalah
pasangan
satu
pria
dengan
satu
wanita
(monogami).
Menurut
Horton
dan
Hunt
(1
99
1)
,
berdasarkan
bentuk-bentuk
keluar
ga
yang
ada
di
seluruh
dunia
,
struktur
keluarga
ada
lima
macam.
Kelima
bentuk
itu
adalah
:
1
) suatu
kelompok
yang
memiliki
nenek
moyang
yang
sama
,
2) suatu
kelompok
kekerabatan
yang
disatukan
oleh
darah
atau
perkawinan
,
3) pasangan
perkawinan
dengan
atau
tanpa
anak
,
4) pasangan
tanpa
nikah
yang
mempunyai
anak
,
dan
5) satu
orang
dengan
beberapa
anak.
130
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Keluarga
yang
terdiri
dari
suami
,
isteri
yang
diikat
perkawinan
resmi
dan
anak-anak
mereka
disebut
keluarga
batih
atau
keluarga
inti
(
nuclear family
).
Bila
keluarga
batih
memasukkan
sanak-saudara
untuk
hidup
bersama
,
maka
disebut
keluarga
konjugal
(
conjugal family
)
atau
keluarga
luas
(
extended family
).
Ada
pula
keluarga
yang
tidak
didasarkan
pada
hubungan
perkawinan
,
tetapi
lebih
kepada
pertalian
darah
(
consanguine
family
).
Komposisi
keluarga
hubungan
darah
lebih
luas
karena
menyangkut
saudara-saudara
sedarah
beserta
anak-
anak
mereka.
Setelah
keluarga
terbentuk
,
ada
masyarakat
yang
mengatur
agar
anak
yang
baru
berkeluarga
tinggal
terpisah
dengan
orang
tua
atau
mertuanya.
Ini
disebut
perkawinan
neolokal
(
neolocal marriage
).
Namun
,
ada
pula
masyarakat
yang
menghendaki
agar
anak
yang
baru
berkeluarga
tinggal
bersama
keluar
ga
suami
(
patrilocal marriage
)
atau
sebaliknya
tinggal
bersama
keluarga
pihak
isteri
(
matrilocal marriage
).
Adat
kebiasaan
masyarakat
pun
mengatur
posisi
dan
peran
suami-isteri
dalam
keluarga.
Apabila
pihak
laki-laki
lebih
dominan
maka
disebut
keluarga
patriarkat
,
dan
apabila
pihak
wanita
yang
dominan
disebut
matriarkat
.
Ikatan
keluarga
juga
dibedakan
menurut
garis
keturunan.
Keluarga
patrilineal
menganut
garis
keturunan
bapak
(laki-laki)
sehingga
yang
dianggap
anggota
keluar
ga
adalah
semua
keluarga
laki-laki
dari
pihak
ayah.
Sebaliknya
,
keluarga
matrilineal
menganut
garis
keturunan
ibu
,
sehingga
yang
dianggap
anggota
keluarga
adalah
semua
saudara
perempuan
dari
pihak
ibu.
Garis
keturunan
ini
menyangkut
pewarisan
harta
dan
tanggung
jawab
terhadap
anak-anak.
Semua
tata
cara
itu
telah
melembaga
karena
telah
ditetapkan
sebagai
pola
yang
paling
cocok
bagi
masing-masing
masyarakat.Akan
tetapi
,
apabila
dilihat
dari
sudut
pandang
kerangka
kebudayaan
masyarakat
lain
tentu
akan
menimbulkan
penilaian
berbeda.
Hal
seperti
ini
karena
budaya
bersifat
relatif
,
artinya
sesuatu
yang
cocok
untuk
satu
masyarakat
belum
tentu
cocok
bagi
masyarakat
yang
lain.
Hal
yang
penting
bukan
pada
perbedaan
bagaimana
tata
cara
tersebut
dilembagakan
,
melainkan
tujuan
dan
fungsinya
bagi
masyarakat
bersangkutan.
b.
0ungsi Keluarga
Secara
umum
,
pembentukan
keluarga
memiliki
tiga
fungsi
utama
,
yaitu
untuk
mengatur
hubungan
antarjenis
kelamin
,
untuk
menghasilkan
keturunan
sebagai
generasi
penerus
,
dan
untuk
mengatur
tanggung
jawab
terhadap
pemeliharaan
dan
pendidikan
anak
dan
perlindungan
terhadap
semua
anggota
keluarga.
Ketiga
fungsi
umum
tersebut
dijabarkan
menjadi
tujuh
fungsi
khusus
berikut
ini
:
1
) Pengaturan
Hubungan
Seks
Setiap
pria
dan
wanita
yang
normal
memiliki
dorongan
biologis
untuk
berhubungan
intim.
Hal
ini
tidak
bisa
dipungkiri
siapa
pun
dan
dengan
dalih
ukuran
moral
apa
pun.
Namun
,
akan
sangat
berbahaya
apabila
tidak
ada
norma
131
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
yang
mengaturnya.
Seandainya
manusia
bebas
seperti
binatang
dalam
hal
seks
,
struktur
masyarakat
akan
kacau.
Selain
itu
,
pergaulan
seks
bebas
berpotensi
menyebarkan
penyakit
mematikan
(AIDS)
dan
konflik
antarwarga
masyarakat
yang
mungkin
terjadi
hanya
untuk
saling
memperebutkan
pasangan
lawan
jenis.
2) Reproduksi
4ungsi
ini
berkaitan
dengan
upaya
melahirkan
keturunan
(anak)
sebagai
ge-
nerasi
penerus.
Semua
orang
berkeinginan
memiliki
penerus
kehidupannya
di
dunia.
Untuk
itu
,
mereka
membutuhkan
lawan
jenis
untuk
mewujudkannya.
Cara
yang
pa-
ling
baik
dan
aman
adalah
dengan
per
-
nikahan
resmi.
Beberapa
cara
lain
juga
me-
mungkinkan
tetapi
tidak
praktis
,
berisiko
,
dan
bertentangan
dengan
norma
yang
la
z
im.
3) Sosialisasi
Seorang
bayi
yang
baru
lahir
mem-
butuhkan
kasih
sayang
langsung
dari
orang
tuanya.
Semakin
dewasa
,
anak
tersebut
akan
mengenal
lingkungan
sekitar
nya.
Pengalaman-pengalaman
yang
diperoleh
dalam
keluarga
akan
membentuk
kepribadiannya
yang
paling
mendasar.
Orang
tua
dan
anggota
keluarga
yang
lain
juga
menjadi
contoh
untuk
ditiru
tingkah
lakunya.
Pendidikan
dan
pengenalan
berbagai
norma
sosial
pada
tahap
pertama
diperoleh
anak
dari
keluarga.
Apa
yang
boleh
dilakukan
dan
apa
yang
tidak
diserap
dari
sosialisasi
dalam
keluar
ga.
Oleh
karena
itu
,
fungsi
keluarga
sebagai
media
sosialisasi
sangat
dominan
dan
penting.
4) Afeksi
Perasaan
dicintai
dan
disayangi
orang
tua
sangat
berpengaruh
terhadap
kepri-
badian
seorang
anak.
Anak
yang
tidak
memperoleh
kasih
sayang
cukup
dari
ke-
luarganya
cenderung
bermasalah.
Misal-
nya
anak-anak
dari
keluarga
yang
terpecah
(
broken home
)
sering
berperilaku
nakal
dan
cenderung
gagal
dalam
pendidikan.
Oleh
karena
itu
,
orang
tua
sebagai
sumber
kasih
sayang
sangat
penting
bagi
perkembangan
emosi
anak.
Hal
tersebut
hanya
bisa
diperoleh
dalam
keluar
ga.
Gambar 4.7
Salah
satu
tujuan
perkawinan
adalah
untuk
memperoleh
keturunan
yang
jelas
asal-usul
dan
statusnya.
Sumber: Ayahbunda, 8 Juni 2005
Gambar 4.8
Anak
kecil
disosialisasikan
untuk
mengenal
nilai
,
norma
,
status
,
dan
peran
sosial
dalam
keluarga.
Sumber: Manual Book SONY
132
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
5) Perlindungan
Tidak
ada
lembaga
yang
memberikan
per-
lindungan
sebaik
keluarga
kepada
anggotanya.
Keluarga
memberikan
perlindungan
dari
berbagai
ancaman
pihak
luar
,
ancaman
ekonomi
,
dan
ancaman
yang
bersifat
psikologis.
Selagi
anggota
keluarga
masih
memiliki
makanan
,
maka
anggota
yang
lain
tak
akan
takut
kelaparan.
Hinaan
yang
dialami
seorang
anggota
keluarga
akan
ditang-
gung
bersama.
Apalagi
jika
ada
ancaman
fisik
(penganiayaan)
,
maka
seluruh
anggota
keluar
ga
akan
bersama-sama
memberikan
perlindungan.
6
) 4ungsi
Ekonomi
4ungsi
ini
lebih
banyak
terjadi
pada
masya-
rakat
tradisional
yang
menempatkan
keluarga
sebagai
unit
ekonomi
(produksi).
Di
masyarakat
pedesaan
,
seluruh
anggota
keluarga
yang
telah
dewasa
terlibat
langsung
dalam
proses
penggarapan
lahan
pertanian
mereka.
Mereka
bekerja
bersama-sama
dan
menikmati
hasilnya
bersama-sama
pula.
Kebutuhan
ekonomis
sehari-hari
diupayakan
bersama-sama.
7
)
4ungsi
Penentuan
Status
Di
masyarakat
dikenal
dua
macam
status
,
yaitu
status
yang
diwariskan
(
ascribed status
)
dan
status
yang
diupayakan
(
assign status
).
Status
yang
diwariskan
biasanya
berupa
kebangsawanan
dan
dan
kasta.
Pada
masyarakat
tradisional
fungsi
ini
masih
dinilai
penting
,
terutama
di
kalangan
aristokrasi.
Pewarisan
tahta
kerajaan
didasarkan
kepada
status
keturunan.
Dalam
dunia
moder
n
pun
,
orang
masih
memandang
arti
penting
status
sosial
,
sehingga
dalam
mencari
pasangan
hidup
,
asal-usul
keturunan
diperhatikan.
Di
kalangan
masyarakat
Jawa
dikenal
tiga
kriteria
dalam
memilih
jodoh
(suami
atau
isteri)
,
yaitu
bibit,
bebet,
dan
bobot.
Ketiga
kriteria
itu
mengacu
kepada
pemilihan
jodoh
berdasarkan
kesetaraan
status
sosial
dan
ekonomi.
Dalam
kasus
seperti
inilah
fungsi
keluarga
sebagai
penentu
status
memiliki
peran
penting
dalam
masyarakat.
Gambar 4.9
Di
dalam
keluargalah
kita
memperoleh
perlindungan
yang
paling
tulus.
Sumber: Ayahbunda, 8 Juni 2005
Gambar 4.10
Bagaimana
status
anak
yang
lahir
tanpa
orang
tua
jelas
?
Sumber: Haryana
133
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
3. Lembaga Agama dan ungsinya
Agama
memiliki
peran
penting
dalam
masyarakat.
Bahkan
para
pakar
ilmu
sosial
dari
kalangan
sekuler
sekalipun
mengakui
hal
itu.
Mereka
mengakui
nilai-nilai
agama
senan-
tiasa
memengaruhi
berbagi
aspek
lain
dalam
masyarakat.
Untuk
memahami
suatu
masya-
rakat
,
kita
tidak
bisa
terlepas
dari
mempelajari
agama
yang
dianut
dalam
masyarakat
ter-
sebut.
Oleh
karena
itu
,
hakikat
agama
dan
fungsinya
di
masyarakat
akan
kita
bicarakan
berikut
ini.
a
. Hakikat Lembaga Agama
Apabila
Anda
membaca
berbagai
buku
Sosiologi
yang
membicarakan
agama
,
tentu
banyak
definisi
yang
mencoba
menjelaskan
tentang
hakikat
agama.
Secara
umum
mereka
menjelaskan
dari
sudut
sosiologi
yang
nadanya
juga
cenderung
sekuler.
Itu
berbeda
dengan
definisi
teologis
(ilmu
ketuhanan)
yang
men-
jelaskan
hakikat
agama
dari
segi
kebenaran
isi
ajarannya.
Secara
sosiologis
,
agama
merupakan
sa-
lah
satu
subsistem
sosial
,
atau
hanya
sekedar
salah
satu
unsur
yang
ada
dalam
masyarakat.
Namun
demikian
,
para
pakar
ilmu
sosial
juga
menempatkan
agama
sebagai
faktor
yang
sangat
penting.
T
anpa
mempersoalkan
per-
bedaan
keyakinannya
,
setiap
agama
ternyata
memengaruhi
semua
aspek
dalam
masyarakat
(ekonomi
,
politik
,
kebudayaan
,
keluarga
,
dan
pemerintahan).
Oleh
karena
itu
,
dalam
ilmu
sosial
ada
cabang
khusus
yang
disebut
Sosio-
logi
Agama
,
yaitu
cabang
sosiologi
yang
mem-
pelajari
pengaruh
ajaran
agama
terhadap
perilaku
pemeluknya
dalam
kehidupan
sehari-
hari.
Pengaruh
itu
dapat
diketahui
dari
pene-
rapan
nilai-nilai
dan
nor
ma-norna
agama
dalam
interaksi
sosial.
Infososio
DE0INISI AGAMA
1. Lembaga
agama
merupakan
sistem
keyakinan
dan
praktik
keagamaan
yang
penting
dari
masyarakat
yang
telah
dibakukan
dan
dirumuskan
serta
yang
dianut
secara
luas
dan
dipandang
sebagai
perlu
dan
benar
(Horton
dan
Hunt
,
1
99
1)
2. Agama
adalah
sebuah
sistem
keyakinan
dan
praktik
sebagai
sarana
bagi
sekelompok
orang
untuk
menafsirkan
dan
menanggapi
apa
yang
mere-
ka
rasakan
sebagai
pengada
adikodrati
(
supranatural
)
dan
kudus
(Johnstone
,
1
97
5)
3.
Agama
adalah
sebuah
sistem
kepercayaan
dan
tingkah
laku
yang
berhubungan
de-
ngan
hal-hal
yang
dianggap
sakral
,
yaitu
hal-hal
yang
dipisahkan
dan
dilarang.
Aga-
ma
juga
merupakan
perilaku
dan
kepercayaan
yang
mem-
persatukan
semua
penganut-
nya
menjadi
satu
komunitas
moral
,
yaitu
berdasarkan
ni-
lai-nilai
bersama
yang
disebut
umat
(Emile
Durkheim).
4. Agama
adalah
seperangkat
aturan
dan
peraturan
yang
mengatur
hubungan
manusia
dengan
dunia
gaib
,
khusus-
nya
dengan
T
uhannya
,
me-
ngatur
hubungan
manusia
dengan
manusia
lainnya
,
dan
mengatur
hubungan
manusia
dengan
lingkungannya
(Mustain Mashud, 2004)
134
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Infososio
MAGI ATAU
SANTET
Seseorang
menyantet
seseorang
yang
lain
dengan
cara-cara
tertentu.
Misalnya
dengan
mela-
falkan
mantra-mantra
,
sambil
menggunakan
benda-benda
ter-
tentu
yang
dianggap
bertuah.
Orang
yang
menjadi
sasaran
lalu
jatuh
sakit
setelah
mengetahui
dirinya
disantet.
Padahal
penye-
bab
sakit
orang
itu
mungkin
kare-
na
takut
atau
sebab
lain.
Jadi
,
tidak
masuk
akal.
Kalau
magi
memang
benar
,
seharusnya
dulu
Belanda
yang
menjajah
disantet
saja
satu
per
satu.
Mengapa
me-
nunggu
dijajah
selama
35
0
ta-
hun
?
Setiap
agama
mengajak
pemeluknya
untuk
hidup
bermoral.
Moral
merupa-
kan
ukuran
baik
atau
buruknya
perilaku
seseorang.
Setiap
agama
mengajarkan
moral
yang
baik
,
dan
bahkan
lebih
dari
sekedar
moral.
Agama
mampu
mem-
berikan
jawaban
atas
berbagai
hal
yang
misterius.
Artinya
,
banyak
hal
yang
tidak
mampu
dijelaskan
oleh
ilmu
pengetahuan
namun
agama
mampu
men-
jawabnya.
Dan
jawaban
itu
memuaskan
bagi
orang-orang
yang
meyakininya.
Salah
satu
ajaran
moral
agama
adalah
mendorong
manusia
untuk
tidak
hidup
sekadar
mementingkan
dirinya
sendiri
,
tetapi
juga
harus
mempedulikan
kepentingan
orang
lain.
Semua
agama
pada
dasar
nya
mengajarkan
moral
seperti
itu.
Ajaran
itulah
yang
tersosialisasi
dan
terinternalisasi
dalam
jiwa
pemeluknya.
Sejak
kecil
dalam
keluarga
,
kita
sudah
diajari
dan
dibiasakan
hidup
menurut
ajaran
agama
atau
kepercayaan
orang
tua
kita.
Nilai-nilai
agama
tertanam
dan
membentuk
kepribadian
kita.
Selanjutnya
,
corak
kepribadian
itu
memengaruhi
perilaku
kita
sehari-hari.
Apabila
perilaku
kita
dikendalikan
oleh
nilai-nilai
agama
,
tentu
saja
interaksi
kita
dengan
orang
lain
akan
dipengaruhi
nilai-nilai
agama.
Padahal
semua
aspek
dalam
masyarakat
pada
umumnya
adalah
hasil
interaksi
manusia.
Interaksi
itu
menghasilkan
kelompok-kelompok
sosial
,
lembaga-
lembaga
sosial
,
nor
ma-norma
sosial
,
dan
kebudayaan
secara
umum.
Oleh
karena
itu
,
agama
merupakan
kenyataan
yang
sangat
penting
dalam
masyarakat.
Agama
sebagai
suatu
lembaga
sosial
telah
berkembang
sejak
masyarakat
primitif
hingga
masyarakat
modern.
Secara
umum
,
agama
bermula
dari
kepercayaan
yang
disebut
ani-
misme
,
dinamisme
,
totemisme
,
dan
magi.
Kemudian
,
berkembang
menjadi
politeisme
dan
akhir
nya
mencapai
bentuk
agama
ter-
tinggi
yang
disebut
monoteisme.
Agar
lebih
jelas
,
berikut
ini
dijelaskan
pendapat
beberapa
pakar
yang
mencoba
menjelaskan
proses
evolusi
agama.
1) Animisme
menurut
Edward
Taylor
(1
87
1)
adalah
kepercayaan
terhadap
arwah-
arwah
leluhur
dan
makhluk
halus.
2) Dinamisme
menurut
Robert
Marret
(1
899
)
adalah
kepercayaan
terhadap
ke-
kuatan
gaib
yang
tak
terwujud.
Kekuatan
itu
menghuni
benda
mati
atau
manusia
,
namun
bukan
roh
dan
makhluk
halus.
Ke-
kuatan
itu
disebut
mana
(kesaktian
atau
karomah).
3)
To
temisme
menurut
Mac
Lennan
(1
8
2
7
-1
88
1)
adalah
suatu
kepercayan
dan
sistem
ritual
yang
mengaitkan
suatu
kelompok
masyarakat
dengan
135
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
binatang
atau
tumbuhan.
Misalnya
,
orang
Hindu
memuja
atau
menganggap
suci
seekor
sapi.
Oleh
Lennan
,
kepercayaan
tersebut
dianggap
sebagai
sisa-sisa
totemisme.
4) Magi
menurut
4ra
z
er
,
adalah
bentuk
kepercayaan
dan
praktik
peribadatan
primitif
berdasarkan
proses
pemikiran
rasional
yang
salah.
Dikatakan
rasional
karena
mencoba
mengaitkan
suatu
hal
dengan
hal
lainnya
(seolah-
olah
seperti
hukum
sebab
akibat
atau
kausalitas).
Magi
tidak
mengaitkan
kepercayaan
dengan
hal-hal
gaib
atau
makhluk
halus.
Magi
di
tanah
air
kita
antara
lain
santet
,
tenung
atau
guna-guna
,
dan
sebagainya.
5)
Politeisme
adalah
bentuk
kepercayaan
terhadap
banyak
dewa.
Politeisme
dapat
kita
jumpai
pada
kehidupan
bangsa
Y
unani
kuno.
Bangsa
Y
unani
kuno
percaya
bahwa
dunia
ini
dikendalikan
oleh
dewa-dewi.
Dewa-dewi
yang
menjadi
kepercayaan
mereka
misalnya
Z
eus
,
Hera
,
dan
sebagainya.
6
)
Monoteisme
adalah
bentuk
kepercayaan
terhadap
satu
dewa
atau
satu
Tuhan.
Masyarakat
modern
pada
umumnya
menganut
monoteisme
Baik
kepercayaan
primitif
,
politeisme
,
maupun
agama
monoteis
,
terdiri
dari
unsur
keyakinan
,
praktik
,
simbol
,
dan
penganut
(umat).
Keyakinan
mengacu
kepada
adanya
suatu
sumber
kebaikan
dan
kebenaran
yang
suci.
Setiap
agama
memiliki
simbol
dan
praktik
peribadatan
atau
upacara
tertentu
yang
di
dalamnya
terkandung
nilai-nilai
dan
nor
ma-norma
yang
dianggap
penting
oleh
masyarakat
pemeluknya.
Masyarakat
pemeluk
disebut
umat
,
yaitu
sekelompok
orang
yang
mempercayai
ajaran
suatu
agama
dan
mempraktikkan
tata
cara
peribadatannya.
Agama
sebagai
sebuah
lembaga
sosial
tidak
bisa
dilepaskan
dari
keberadaan
lembaga
sosial
lain
dalam
masyarakat.
Sebab
,
pada
dasar
nya
setiap
lembaga
sosial
saling
berkaitan
dan
saling
memengaruhi.
Corak
semua
lembaga
sosial
dalam
suatu
masyarakat
selalu
diwarnai
oleh
keyakinan
atau
agama
yang
dianut
warga
masyarakatnya.
Sistem
perkawinan
(keluarga)
dalam
masyarakat
Bali
tidak
akan
sama
dengan
sistem
perkawinan
masyarakat
Aceh
,
karena
mereka
menganut
agama
yang
berbeda.
Demikian
juga
,
kebudayaan
,
sistem
pemerintah-
an
,
pendidikan
,
hukum
,
dan
lembaga-lembaga
lainnya.
Secara
umum
agama
mengatur
hubungan
manusia
dengan
Sang
Pencipta
,
hubungan
manusia
dengan
sesamanya
,
dan
hubungan
manusia
dengan
lingkungannya.
Ajaran
moral
dan
kaidah
yang
ada
di
masyarakat
bersumber
dari
agama.
Nilai-nilai
agama
yang
dianggap
suci
(sakral)
menjadi
dasar
pembentukan
sistem
hukum
dan
nor
ma
sosial.
Dengan
demikian
,
corak
setiap
masyarakat
akan
senantiasa
diwar
nai
nilai-nilai
dan
norma-norma
yang
berasal
dari
agama.
b. 0ungsi Agama dalam Masyarakat
Agama
mengandung
nilai
dan
norma-norma
sosial
yang
telah
melembaga.
Sebagaimana
lembaga
sosial
lain
,
agama
memiliki
banyak
fungsi
baik
manifes
maupun
laten.
4ungsi
manifes
agama
adalah
mengajak
manusia
melaksanakan
ajarannya
yang
dilandasi
oleh
keyakinan
dan
nilai-nilai
moral
tertentu
,
sedangkan
136
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
fungsi
latennya
adalah
menciptakan
suasana
pergaulan
yang
akrab
di
antara
pemeluknya
,
menciptakan
mobilitas
sosial
,
mendorong
terbentuknya
kelas-kelas
dan
kelompok-kelompok
sosial
,
dan
mengembangkan
nilai-nilai
ekonomi.
Selain
fungsi-fungsi
tersebut
agama
juga
memiliki
fungsi-fungsi
lain
sebagai
berikut.
1) Alat
Pemersatu
Setiap
agama
memiliki
umat
yang
dipersatukan
oleh
kesamaan
iman.
Iman
adalah
kepercayaan
dalam
hati
yang
menjiwai
amal
perbuatan.
Dengan
demi-
kian
,
agama
mampu
mempersatukan
umat
dengan
langsung
mengendalikan-
nya
dari
dalam
jiwa
setiap
manusia.
Misalnya
,
da
lam
agama
Islam
ada
ajaran
yang
menganggap
bahwa
setiap
orang
Islam
adalah
bersaudara
,
tanpa
meman-
dang
golongan
dan
suku
bangsanya.
Ini
merupakan
fungsi
yang
diharapkan.
Agama
lain
juga
memiliki
keyakinan
tersendiri
dalam
menyatukan
umatnya.
Keyakinan
ini
difungsikan
secara
khusus
secara
internal
dalam
suatu
umat
agama
,
sehingga
sangat
mungkin
keyakinan
ini
berbeda
dengan
keyakinan
umat
agama
lainnya.
Apabila
tidak
ada
rasa
saling
menghor
mati
,
bertoleransi
,
dan
menghargai
antarumat
beragama
muncul
gesekan
dalam
bentuk
konflik
bernuansa
agama
seperti
yang
terjadi
di
Poso
dan
Ambon.
Konflik
seperti
ini
merupakan
fungsi
laten
yang
tidak
diharapkan.
2) Benteng
Moral
Agama
mengajarkan
nilai-nilai
dan
moral-moral
yang
baik
kepada
pemeluknya.
Orang
yang
benar
-benar
mengahayati
nilai-nilai
moral
keagamaan
akan
selalu
mampu
mengendalikan
perilakunya
sendiri.
Dia
akan
selalu
ingat
bahwa
segala
tindakannya
harus
sesuai
dengan
ukuran
moral
agama
yang
dipeluknya.
Oleh
karena
itu
,
seorang
pemeluk
agama
yang
baik
seharusnya
tidak
melakukan
perbuatan
yang
dilarang
agama
seperti
korupsi
,
mencuri
,
membunuh
,
dan
sebagainya.
3
) Sumber
Tatanan
Masyarakat
Agama
pada
dasarnya
berisi
norma-norma
kehidupan
yang
sangat
luas.
Hidup
manusia
secara
pribadi
maupun
sebagai
anggota
masyarakat
terikat
oleh
norma-norma
tersebut.
Masyarakat
yang
menjiwai
ajaran
agama
dan
menerima
norma
agama
tersebut
tidak
akan
membuat
tatatan
sosial
yang
menyimpang.
Misalnya
,
masyarakat
yang
mayoritas
beragama
Hindu
seperti
di
Bali
tentu
tidak
akan
membuat
tatanan
yang
menyalahi
nor
ma-norma
agama
Hindu.
Gambar 4.11
Agama
mempersatukan
berbagai
bang-
sa
ke
dalam
satu
kesatuan
yang
disebut
umat.
Sumber: Gatra, 8 April 2006
137
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
4) Pembentuk
Kehidupan
yang
Beradab
Kehidupan
yang
beradab
ditandai
dengan
sistem
pergaulan
yang
penuh
solidaritas
dan
saling
menghargai
,
sehingga
setiap
orang
dapat
mengembangkan
kreativitasnya
tanpa
mengganggu
dan
diganggu
orang
lain.
Untuk
tercipta
kondisi
seperti
itu
diperlukan
nilai
dan
norma
sosial
yang
melembaga
,
salah
satunya
dalam
bentuk
agama.
Selama
agama
tidak
dijadikan
bibit
permusuhan
dan
sumber
perbedaan
antarkelompok
dapat
mengatur
kehidupan
yang
aman
,
tenteram
,
dan
damai.
T
idak
ada
agama
yang
mengajarkan
umatnya
untuk
me-
rusak
pihak
lain
,
namun
pergesekan
sering
terjadi
apabila
keseimbangan
dan
keadilan
sosial
tidak
terjaga.
Agama
dengan
keragaman
nilai
dan
norma
serta
sensitifitasnya
dalam
masyarakat
dianggap
paling
potensial
bagi
kelompok
yang
tidak
menginginkan
ketenteraman
sosial
untuk
dijadikan
sumber
pemicu
pecahnya
konflik.
Para
provokator
cukup
menggunakan
isu
agama
untuk
memecah
solidaritas
sosial
yang
sudah
terbangun
di
suatu
wilayah.
5)
Media
Sosialisasi
Agama
dapat
menjadi
media
yang
efektif
untuk
menanamkan
nilai-nilai
dan
norma-norma
keagaman.
Melalui
kotbah-kotbah
,
pengajian
,
dan
kegiatan
peribadatan
,
sebenarnya
umat
beragama
sedang
mengalami
proses
sosialisasi
nilai-nilai.
Lewat
kotbah
dan
pengajian
,
umat
beragama
menerima
banyak
pengetahuan
dan
ajaran
penting
sebagai
pedoman
hidup
,
sedangkan
melalui
peribadatan
,
umat
selalu
diingatkan
akan
kehadiran
Sang
Pencipta
dalam
hidupnya.
Selain
itu
,
forum-forum
keagamaan
yang
diadakan
oleh
kelompok-
kelompok
agama
menempatkan
seseorang
dalam
lingkungan
sosial
yang
harus
saling
berinteraksi.
4orum
seperti
ini
menjadi
media
efektif
untuk
saling
bertukar
pikiran
,
pengalaman
,
dan
memunculkan
gagasan-gagasan
baru.
6
)
Identitas
Kebangsaan
dan
Kedaerahan
4ungsi
ini
jelas
sekali
apabila
kita
mengaitkan
suatu
bangsa
atau
daerah
tertentu
dengan
agama
yang
dipeluk
oleh
mayoritas
warga
masyarakatnya.
Kita
sering
mengindentifikasi
negara-negara
Arab
sebagai
negara
muslim
,
Gambar 4.12
Proses
sosialisasi
terjadi
pada
saat
umat
beribadah
bersama.
Sumber: Haryana dan Robert
138
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
sedangkan
negara
Israel
sebagai
negara
Y
ahudi.
Demikian
juga
kalau
kita
mengidentifikasi
daerah
Bali
dan
Aceh
,
ada
identitas
khusus
yang
mengaitkan
kedua
daerah
itu
dengan
agama
mayoritas
yang
dipeluk
warga
masyarakatnya.
4. Lembaga Pemerintahan dan ungsinya
Setiap
kali
Anda
membicarakan
tentang
negara
atau
politik
berikut
segala
sesuatu
yang
berkaitan
dengan
kedua
istilah
itu
,
berarti
Anda
telah
membicarakan
lembaga
pemerintahan.
Misalnya
,
ketika
Anda
mengeluh
tentang
nilai
batas
kelulusan
yang
setiap
tahun
ditingkatkan
oleh
pemerintah.
Pada
dasarnya
Anda
telah
membicarakan
suatu
otoritas
(kewenangan)
yang
dimiliki
lembaga
pemerintahan
melalui
sayapnya
yang
disebut
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Berikut
ini
kita
akan
membicarakan
hakikat
lembaga
pemerintahan
dan
fungsi-
nya.
a
. Hakikat Lembaga Pemerintahan
Berbagai
aspek
dalam
kehidupan
kita
sehari-
hari
di
masyarakat
tidak
bisa
dilepaskan
dari
otoritas
lembaga
ini.
Mulai
dari
dunia
pendidikan
,
harga
bahan
pokok
,
kerukunan
antarumat
ber-
agama
,
hingga
urusan
pertahanan
dan
keamanan.
Jadi
,
lembaga
pemerintahan
tidak
hanya
berfungsi
lima
tahun
sekali
ketika
akan
ada
pemilihan
umum.
Kegiatan
politik
seperti
pembentukan
partai
politik
,
kampanye
politik
,
hingga
pemilihan
presiden
dan
wakilnya
serta
para
anggota
legislatif
merupakan
sebagian
dari
ber
fungsinya
lembaga
pemerintahan
di
masyarakat.
Lalu
apakah
sebenarnya
lembaga
pemerintahan
itu
dan
bagaimana
prosesnya
?
Pada
dasarnya
,
pemerintahan
terdapat
dalam
setiap
bentuk
kelompok
sosial.
Dalam
sebuah
keluarga
,
kelompok
belajar
,
atau
bahkan
dalam
o
rganisasi
perdagangan
memiliki
pemerintahan
.
Dalam
konteks
seperti
itu
,
pemerintahan
diartikan
secara
luas
sebagai
suatu
tata
cara
(norma)
yang
mengatur
kehidupan
bersama.
Akan
tetapi
,
yang
kita
bicarakan
kali
ini
adalah
pemerintahan
dalam
arti
khusus
yang
disebut
pemerintahan
publik.
Pemerin-
tahan
publik
mengacu
kepada
pengelolaan
sebuah
negara
,
provinsi
,
kabupaten
,
kecamatan
,
atau
sebuah
desa.
Menurut
para
pakar
sosiologi
dan
antropologi
,
lembaga
pemerintahan
lahir
seiring
dengan
semakin
kompleksnya
masyarakat.
Suatu
sistem
pemerintahan
dijalankan
oleh
sebuah
or
ganisasi
atau
asosiasi
orang-orang
yang
bertugas
mengatur
masyarakat.
Masyarakat
yang
sederhana
atau
primitif
belum
me-
rasakan
pentingnya
lembaga
pemerintahan
,
sebab
segala
sesuatu
yang
mereka
butuhkan
dapat
diatur
secara
langsung
oleh
keluarga-keluarga
yang
menjadi
anggota
masyarakat
tersebut.
Gambar 4.13
Pemerintah
yang
sedang
berkuasa
adalah
perwujudan
lembaga
pemerintahan.
Sumber: Tempo, 1-7 November 2004
139
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
Ketika
masyarakat
berkembang
lebih
luas
dan
rumit
,
pengaturan
kehidupan
bersama
pun
makin
rumit.
Maka
para
kepala
keluarga
dalam
suku
atau
desa-desa
berkumpul
dan
membentuk
perkumpulan
tetua
adat
atau
rembug
desa
yang
bertugas
mengatur
ber-
bagai
hal
dalam
masyarakat.
Perkumpulan
kepala
suku
menjelmakan
sebuah
lembaga
pemerintahan.
Berbagai
urusan
kemasyaraka-
tan
diatur
oleh
lembaga
itu.
Saat
itulah
lem-
baga
pemerintahan
telah
lahir
dalam
bentuk-
nya
yang
sederhana.
Selain
karena
perkembangan
masyarakat
yang
semakin
rumit
,
kegiatan
perekonomian
dan
perang
antarsuku
juga
menjadi
penyebab
lain
munculnya
lembaga
pemerintahan.
Ketika
kelompok-kelompok
dalam
masyara-
kat
saling
bersaing
dalam
bidang
ekonomi
dan
perdagangan
,
maka
diperlukan
suatu
nor
ma
yang
mengatur
hubungan
di
antara
mereka.
Kelompok
petani
akan
selalu
berhadapan
dengan
para
tengkulak
,
para
tengkulak
akan
selalu
berhadapan
dengan
para
konsumen.
Interaksi
di
antara
mereka
perlu
diatur
oleh
suatu
nor
ma
yang
dilembagakan.
Untuk
me-
negakkan
norma
itu
diperlukan
suatu
asosiasi
atau
organisasi
yang
berwenang
,
yaitu
pe-
merintah.
Jadi
,
pemerintahan
adalah
penjel-
maan
dari
lembaga
pemerintahan
atau
lem-
baga
politik.
Apalagi
terjadi
peperangan
antarsuku
atau
antarmasyarakat
,
maka
diperlukan
satu
otoritas
yang
mengatur
nya.
Otoritas
itulah
yang
melahirkan
lembaga
pemerintahan.
Otoritas
itu
meliputi
hak
dan
tanggung
jawab
untuk
membuat
keputusan
,
serta
ke-
kuasaan
untuk
memaksakan
keputusan
ter-
sebut.
Sebagai
contoh
,
di
negara
kita
terdapat
berbagai
departemen
yang
berwenang
untuk
mengatur
urusan-urusan
tertentu.
Depar-
temen
Pendidikan
Nasional
memiliki
otoritas
dalam
membuat
kebijakan
di
bidang
pendidi-
Infososio
PEMERINTAHAN
MENURUT
ARISTOTELES
Seorang
ahli
filsafat
berkebang-
saan
Latin
bernama
Aristoteles
yang
juga
disebut
sebagai
Bapak
Ilmu
Politik
,
membagi
sistem
pemerintahan
berdasarkan
ba-
nyaknya
orang
yang
menja-
lankan
pemerintahan
dan
prin-
sip-prinsip
pelaksanaan
pemerin-
tahan.
Menurutnya
,
sistem
pe-
merintahan
terdiri
dari
(1)
peme-
rintahan
yang
dijalankan
oleh
satu
orang
,
(2)
pemerintahan
yang
dijalankan
oleh
sedikit
orang
,
dan
(3)
pemerintahan
yang
dijalankan
oleh
banyak
orang.
Pemerintahan
yang
dija-
lankan
oleh
satu
orang
berupa
pewarisan
tahta
kepada
keturun-
an
atau
orang
tertentu
untuk
memerintah
seumur
hidup.
Kepala
pemerintahan
disebut
raja
,
kaisar
,
atau
sultan.
Pemerin-
tahan
ini
bersifat
absolut
dan
hanya
bertanggung
jawab
kepa-
da
T
uhan.
Bila
pemerintahan
seperti
ini
memperhatikan
kese-
jahteraan
rakyatnya
disebut
monarkhi
,
sedangkan
yang
ber-
sifat
menindas
rakyat
disebut
tirani.
Pemerintahan
yang
dija-
lankan
oleh
sedikit
orang
dapat
berupa
aristokrasi
atau
oligarki.
Keduanya
dijalankan
oleh
seke-
lompok
orang
yang
dianggap
memiliki
kelas
sosial
istimewa
dalam
masyarakat.
Keistimewa-
an
itu
dapat
berupa
darah
ke
-
bangsawanan
,
kedudukan
sosial
,
kekayaan
,
atau
kemampuan.
Perbedaannya
,
aristokrasi
meng-
utamakan
kesejahteraan
rakyat
,
sedangkan
oligarki
menindas
rakyat.
Pemerintahan
yang
di-
jalankan
oleh
banyak
orang
di
-
sebut
politi
(
polity
)
dalam
dalam
perkembangannnya
disebut
pula
sebagai
demokrasi.
Sumber
:
Worldbook Millenium
2000
140
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
kan.
Departemen
Perindustrian
memiliki
otoritas
di
bidang
perindustrian.
Departemen
Pertahanan
dan
Keamanan
Nasional
memiliki
otoritas
dalam
bidang
pertahanan
dan
keamanan
,
dan
sebagainya.
Seiring
perkembangan
masyarakat
,
lembaga
pemerintahan
pun
berkembang.
Berikut
ini
bentuk-bentuk
pemerintahan
yang
pernah
melembaga
di
dunia
,
sebagian
mulai
ditinggalkan
dan
sebagian
lagi
masih
berlangsung.
Sebab
,
pada
dasarnya
keberadaan
lembaga
sosial
adalah
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.
Apabila
masyarakat
sudah
tidak
membutuhkannya
lagi
,
maka
lembaga
itu
akan
ditinggalkan
dan
diganti
dengan
lembaga
lain
yang
lebih
dapat
diandalkan.
Demikian
pula
bentuk
dan
model
lembaga
pemerintahan.
1
) Pemerintahan
4eodal
Sistem
pemerintahan
ini
berkembang
sejak
tahun
4
00
Sebelum
Masehi
dan
mulai
hilang
pada
tahun
14
00
masehi.
Tujuannya
adalah
untuk
menciptakan
hubungan
kerjasama
antara
raja
dengan
rakyatnya.
Raja
dengan
para
prajuritnya
memberikan
jaminan
keamanan
kepada
rakyat
,
sebaliknya
rakyat
mengabdikan
diri
dengan
tulus
kepada
raja.
Bentuk
pengabdian
diri
itu
berupa
pembayaran
upeti
dan
lain-lain.
2
) Pemerintahan
Komunis
Komunis
merupakan
suatu
sistem
pemerintahan
dan
sekaligus
sistem
ekonomi
yang
sangat
berpengaruh
pada
tahun
1
900
-1
990
.
Banyak
orang
menilai
sistem
ini
menjanjikan
harapan
besar
,
namun
banyak
pula
yang
menganggapnya
sebagai
ancaman
perdamaian
dunia.
Sistem
pemerintahan
ini
dikembangkan
oleh
Lenin
yang
mendasarkan
pada
ajaran
Karl
Mar
x
.
Intinya
,
pemerintah
atau
negara
harus
mengendalikan
secara
total
seluruh
kegiatan
ekonomi
seperti
tingkat
har
ga
barang
,
besarnya
gaji
buruh
,
hingga
jenis
barang
yang
boleh
diproduksi.
Rakyat
tidak
memiliki
hak
untuk
menentukan
dan
harus
patuh.
Sistem
ini
diterapkan
di
negara-negara
Rusia
,
negara-negara
satelit
Eropa
Ti
mur
,
Kamboja
,
Laos
, V
ietnam
,
Cina
,
dan
Kuba.
Karena
terbukti
tidak
mampu
mencapai
cita-cita
terbentuknya
masyarakat
tanpa
kelas
,
maka
satu
per
satu
masyarakat
komunis
runtuh.
Negara-negara
yang
hingga
kini
masih
menerapkan
sistem
komunis
telah
banyak
mereformasi
dirinya
dan
mengkombinasikan
dengan
sistem
lain.
Praktek
sistem
komunis
yang
dijalankan
secara
mur
ni
hampir
tidak
dapat
ditemukan
lagi.
Tuntutan
dalam
negeri
dan
dunia
internasional
telah
banyak
merubah
sistem
komunis
untuk
lebih
fleksibel
dalam
menghadapi
perubahan.
3) Pemerintahan
4asis
Sistem
ini
hampir
sama
dengan
sistem
komunis.
Negara
dikuasai
oleh
sebuah
partai
diktator
yang
dipimpin
oleh
seorang
ketua
yang
karismatik.
Rakyat
tidak
memiliki
peran
apa
pun
dalam
pemerintahan.
Kegiatan
ekonomi
dikendalikan
141
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
oleh
pemerintah.
W
alaupun
pengusaha
swasta
diperbolehkan
berusaha
,
namun
gerak
usahanya
dikendalikan
oleh
pemerintah.
Negara
menggunakan
kekuatan
militer
untuk
menyelesaikan
setiap
persoalan.
Contohnya
adalah
di
Jerman
pada
masa
Hitler
,
di
Italia
pada
masa
Mussolini
,
di
Spanyol
pada
masa
4ranco
,
dan
di
Argentina
pada
masa
Peron.
Mereka
adalah
pemimpin
fasis
yang
mengendalikan
pemerintahan
dengan
militer.
4) Pemerintahan
Demokrasi
Menurut
Presiden
Amerika
Serikat
,
Abraham
Lincoln
(1
86
3)
dalam
sebuah
pidatonya
di
Gettysbur
g
,
demokrasi
adalah
sistem
pemerintahan
dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat
.
Ada
dua
macam
demokrasi
,
yaitu
langsung
dan
tak
langsung.
Sistem
demokrasi
langsung
berarti
seluruh
rakyat
memegang
kendali
pemerintahan
secara
bersama-sama.
Ini
hanya
terjadi
pada
masyarakat
kecil
yang
semua
warga
masyarakatnya
berkumpul
bersama
untuk
memutuskan
sesuatu
,
sedangkan
demokrasi
tak
langsung
adalah
pemerintahan
rakyat
yang
dilaksanakan
dengan
sistem
perwakilan.
Rakyat
menunjuk
wakil-wakil
mereka
untuk
duduk
di
lembaga
perwakilan
(MPR
,
DPR
,
DPRD
,
atau
Utusan
Daerah).
W
akil-wakil
itulah
yang
mengambil
keputusan
atas
nama
rakyat
untuk
mengatur
kehidupan
masyarakat.
Hingga
sekarang
sistem
pemerintahan
ini
dianggap
yang
paling
baik
karena
menampung
aspirasi
banyak
orang.
Namun
,
sebenar
nya
sistem
ini
paling
lemah
apabila
dibanding
dengan
sistem-sistem
yang
lain
,
karena
rawan
perpecahan.
Bahkan
,
Aristoteles
mengategorikan
demokrasi
sebagai
pemerintahan
korup
oleh
mayoritas
dan
dikhawatirkan
sebagai
suatu
bentuk
pemerintahan
hukum
rimba
yang
artinya
siapa
yang
kuat
,
dialah
yang
menang.
b. 0ungsi Lembaga Pemerintahan
Lembaga
pemerintahan
yang
ada
di
sebuah
masyarakat
,
pada
dasarnya
bertujuan
untuk
memenuhi
harapan
masyarakat
dalam
hal
pengaturan
kehidupan
bersama.
Hal
ini
merupakan
fungsi
manifes
setiap
lembaga
pemerintahan.
Apabila
dijabarkan
,
fungsi
manifes
semua
lembaga
pemerintahan
adalah
untuk
memelihara
ketertiban
,
mencapai
konsensus
,
dan
meningkatkan
kesejahteraan
rakyatnya.
Untuk
mewujudkan
fungsi
tersebut
lembaga
pemerintahan
mengatur
berbagai
aktivitas
yang
boleh
dilakukan
lembaga-lembaga
lain
di
masyarakat.
Lembaga
pemerintahan
juga
ber
fungsi
mengatur
penyelesaian
masalah
apabila
terjadi
sengketa
antarkelompok
masyarakat.
Dalam
dunia
jur
nalistik
,
pemerintah
berhak
untuk
mengawasi
walaupun
negara
menganut
sistem
kebebasan
pers
sekalipun.
Dan
fungsi
yang
sangat
Anda
rasakan
adalah
adanya
berbagai
peraturan
yang
berkaitan
dengan
dunia
pendidikan
kita
,
termasuk
penentuan
standar
nilai
minimal
yang
harus
Anda
capai
untuk
dinyatakan
lulus
dari
sekolah.
Setiap
sistem
pemerintahan
memiliki
keunggulan
dan
kelemahan
dalam
mencapai
tujuan
di
atas.
Masyarakat
komunis
yang
totaliter
dan
masyarakat
fasis
sangat
sukses
dalam
menciptakan
keamanan
dan
ketertiban
,
meskipun
142
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
dalam
jangka
pendek.
Penggunaan
kekuatan
militer
dan
pengawasan
yang
ketat
terhadap
kehidupan
masyarakat
membuat
pemerintahan
fasis
mampu
menekan
konflik
,
tetapi
perekonomian
tidak
berkembang
,
sedangkan
masya-
rakat
demokratis
lebih
berhasil
dalam
bidang
ekonomi.
Iklim
usaha
yang
bebas
berkembang
membuat
masyarakat
demokratis
lebih
berhasil
daripada
masyarakat
komunis.
Secara
laten
,
semua
lembaga
pemerintahan
berfungsi
merusak
lembaga-
lembaga
lain
yang
sudah
mapan
,
misalnya
hubungan
kekeluar
gaan
dan
kepercayaan
agama.
Munculnya
sistem
pemerintahan
baru
pada
dasarnya
adalah
suatu
cara
pengelelolaan
baru
dalam
berbagai
hubungan
sosial.
Akibatnya
,
cara-
cara
yang
sudah
mapan
mengalami
disorganisasi
,
alienasi
,
dan
bahkan
anomi.
Secara
lebih
rinci
,
fungsi
lembaga
politik
atau
pemerintahan
dijabarkan
oleh
W
.
W
ender
dan
Z
anden
sebagai
berikut
:
1) Penegak
Nor
ma
(
Norms
Enforcement
)
Semua
masyarakat
memiliki
norma
sosial
yang
mengatur
interaksi
antar-
warganya.
Dalam
masyarakat
tradisio-
nal
,
norma-norma
tersebut
berjalan
secara
spontan.
Akan
tetapi
,
dengan
adanya
lembaga
pemerintahan
,
maka
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
nor-
ma-norma
tersebut
ditangani
oleh
aparat
penegak
hukum
sebagai
bagian
dari
lembaga
pemerintahan.
2) Perencana
dan
Penentu
Arah
Per-
kembangan
Masyarakat
(
Planning
and Directing
)
Dalam
masyarakat
yang
belum
memiliki
lembaga
pemerintahan
,
per
-
kembangan
masyarakatnya
tidak
teren-
cana
dengan
baik
dan
arahnya
pun
tidak
terkendali.
Berbeda
dengan
masyarakat
yang
sudah
memiliki
lembaga
pemerin-
tahan.
Misalnya
,
di
negara
kita
terdapat
Badan
Perencana
Pembangunan
Nasio-
nal
sebagai
bagian
dari
lembaga
pe-
merintahan
yang
bertugas
melaksana-
kan
fungsi
ini.
Pada
dasarnya
,
seluruh
lembaga
pemerintahan
(DPR
,
MPR
,
Presiden)
menjalankan
fungsi
ini.
Gambar 4.14
Polisi
sebagai
salah
satu
bagian
dari
lembaga
pemerintahan
yang
berfungsi
menegakkan
hukum.
Sumber: Tempo, 3 September 2006
Gambar 4.15
Lembaga
pemerintahan
dilengkapi
dengan
badan
yang
merencanakan
dan
mengarahkan
proses
pembangunan.
Sumber: Garuda, 1992
143
Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan ungsinya
3) Penengah
dalam
Konflik
Kepentingan
(
Arbitration of Conflics
)
Pada
dasarnya
sebuah
masyarakat
terdiri
dari
berbagai
kelompok
sosial
yang
kadang-kadang
memiliki
kepentingan
berbeda.
Apabila
dua
kepentingan
berbeda
saling
berhadapan
,
maka
timbullah
konflik
sosial.
Untuk
menengahi
pertikaian
antarkelompok
diperlukan
kehadiran
lembaga
pemerintahan
sebagai
penengah.
4) Pelindung
Masyarakat
dari
Se-
rangan
Musuh
Hidup
berdampingan
dengan
ber-
bagai
masyarakat
(negara)
tidak
selalu
berwujud
kedamaian.
Negara-negara
lain
sewaktu-waktu
dapat
berubah
men-
jadi
musuh
yang
mengancam.
Untuk
itu
,
lembaga
pemerintahan
ber
fungsi
untuk
melindungi
warga
masyarakat
dari
kemungkinan
mendapat
serangan
musuh
dari
luar.
5. Lembaga Ekonomi dan ungsinya
Lembaga
ekonomi
sangat
erat
hubungannya
dengan
lembaga
pemerintahan
atau
politik.
Ketika
kita
membicarakan