Halaman
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XI IPS
91
Toleransi
Empati
BAB 6
SIKAP TERHADAP HUBUNGAN
KEANEKARAGAMAN DAN
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tujuan pembelajaran
KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
SIKAP
DAMPAK
Negatif
Disintegrasi
Positif
Integrasi
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat menganalisis keanekaraga-
man sosial dalam masyarakat multilateral
92
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XI IPS
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mengantarkan masyarakat pada era revolusi informasi. Berbagai macam teknologi
informasi dan teknologi transportasi telah memungkinkan manusia dapat berkomunikasi
dengan siapapun, kapanpun, dan di manapun. Keadaan seperti ini seolah-olah membuat
manusia dapat memperdekat jarak sehingga dunia seolah-olah menjadi tanpa jarak. Oleh
karena itu, era seperti ini dikenal juga dengan istilah era keterbukaan atau era global.
Seperti yang telah diungkapkan dalam bagian sebelumnya, bahwa bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan sekaligus kebudayaannya. Keanekaragaman
suku bangsa dan kebudayaan tersebut akan semakin kompleks pada era global atau era keter-
bukaan seperti sekarang ini. Hal itu disebabkan karena era global atau era keterbukaan telah
memungkinkan datangnya berbagai macam paham, berbagai macam kebudayaan, berbagai
macam mode, berbagai macam gaya hidup, dan berbagai macam yang lainnya memasuki
sisi-sisi kehidupan masyarakat kita. Lalu, bagaimanakah kita seharusnya bersikap? Akan-
kah kita berpegang teguh pada kebudayaan kita tanpa sedikitpun
hirau
terhadap pengaruh
asing? Atau sebaliknya, akankah kita meninggalkan kebudayaan kita untuk kemudian
mengikuti
hingar bingarnya
kebudayaan baru yang lebih
trendi
?
Dalam bagian ini kita akan mencoba membahas beberapa permasalahan yang ber-
hubungan dengan sikap-sikap kritis terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan
kebudayaan dan mengembangkan sikap
toleransi
dan empati sosial terhadap hubungan
keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
B. DAMPAK-DAMPAK KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT
INDONESIA
Keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat menimbulkan masalah, terutama yang
berhubungan dengan kon
fl
ik dan integrasi. Dalam hubungannya dengan masyarakat
yang beraneka ragam tersebut
Van den Berge
mengemukakan pendapat tentang beberapa
karakteristik masyarakat majemuk, yakni sebagai berikut:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan,
tepatnya subkebudayaan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
b. Terjadinya struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer atau terpisah-pisah.
c. Lemahnya konsensus di antara para anggota masyarakat sehubungan dengan nilai-nilai
sosial yang bersifat mendasar.
d. Relatif sering terjadi kon
fl
ik yang melibatkan antara dua kelompok atau lebih.
e. Integrasi sosial dikembangkan berdasarkan ketergantungan ekonomi dan relatif bersi-
fat paksaan.
f. Terjadinya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok yang
lain.
Jika masing-masing golongan dan masing-masing unsur masyarakat yang beraneka
ragam tersebut tidak berhasil mencapai
konsensus
(kesepakatan) mengenai nilai-nilai
sosial yang bersifat dasar dan tidak dapat mengatasi adanya berbagai macam perbedaan,
Sikap Terhadap Hubungan Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
93
maka memungkinkan terjadinya kon
fl
ik sosial. Sosiolog
Soerjono Soekanto
menjelaskan
adanya beberapa sebab terjadinya kon
fl
ik, yakni: (1) adanya perbedaan antarindividu, baik
dalam hal perasaan, pendirian, maupun pendapat, (2) adanya perbedaan kebudayaan yang
menimbulkan prasangka, (3) terjadinya benturan-benturan kepentingan, baik dalam bidang
ekonomi, politik, dan sebagainya, dan (4) terjadinya perubahan-perubahan sosial karena
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat mengubah nilai-nilai sosial
sehingga menimbulkan perbedaan pendirian antara individu ataupun antara golongan yang
ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
Usaha-usaha untuk meningkatkan integrasi sudah dilakukan oleh generasi-generasi
pendahulu bangsa Indonesia. Pada tahun 1928, wakil-wakil pemuda dari seluruh daerah
di Indonesia telah melakukan ikrar yang terkenal dengan istilah Sumpah Pemuda. Sumpah
Pemuda tersebut tumbuh dan berkembang dari pergerakan nasionalisme Indonesia yang
mulai dirintis sejak awal abad ke-20. Sumpah Pemuda merupakan sebuah konsensus na-
sional yang memiliki daya ikat yang kuat bagi integrasi bangsa Indonesia.
C. SIKAP-SIKAP KRITIS TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGA-
MAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terhadap keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan serta perubahan-perubahan
yang ada, perlu dikembangkan sikap-sikap kritis yang kondusif. Sifat kritis yang kondusif
tersebut dikembangkan sedemikian rupa sehingga keanekaragaman dan perubahan-peruba-
han yang terjadi dapat berkembang menjadi sebuah potensi positif dan sekaligus merupa-
kan aset bangsa, bukan sebaliknya, yakni keanekaragaman dan perubahan-perubahan yang
ada berkembang menjadi potensi kon
fl
ik yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
Kegiatan
Lakukan pengamatan terhadap masyarakat di sekitar kalian berada. Kemudian lakukanlah
beberapa kegiatan berikut ini:
(1) Berikan gambaran yang berhubungan dengan keanekaragaman pada masyarakat di
sekitar kalian berada!
(2) Berikan pula gambaran yang berhubungan dengan perubahan kebudayaan pada ma-
syarakat di sekitar kalian berada.
(3) Identi
fi
kasi beberapa kon
fl
ik yang pernah atau sedang terjadi pada masyarakat di sekitar
kalian berada!
(4) Uraikan beberapa pemecahan yang telah ditempuh untuk memecahkan kon
fl
ik yang
terjadi tersebut!
Berbicara mengenai persatuan dan kesatuan bangsa mengingatkan kita pada konsep
integrasi. Dalam bagian sebelumnya dijelaskan bahwa integrasi merupakan proses
mempersatukan masyarakat, dengan berbagai perbedaan dan sekaligus perubahan yang
ada di dalamnya, sehingga terjadi hubungan-hubungan yang harmonis yang didasarkan
94
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XI IPS
atas tatanan-tatanan yang disepakati bersama. Menyatukan beberapa masyarakat sama
artinya dengan membuang potensi-potensi kon
fl
ik yang ada di dalam masyarakat yang
sangat beragam juga jumlahnya. Langkah tersebut juga dibarengi dengan upaya yang
dilakukan secara terus menerus untuk menghentikan pergolakan-pergolakan yang ada yang
dapat mengancam integrasi. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka
mencapai integrasi antara lain adalah: (1) membatasi kon
fl
ik-kon
fl
ik yang ada, (2) membuat
kompromi-kompromi bersama, dan (3) mengembangkan rasa solidaritas bersama.
Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin canggih, bangsa Indonesia pun
senantiasa menggalakkan program pembangunan. Pembangunan dapat dikatakan sebagai
seperangkat usaha yang teratur, terarah, terpadu, dan terencana, yang berupa aktivitas per-
baikan, penyempurnaan, dan pengadaan hal-hal yang baru dalam rangka meningkatkan
derajat kemakmuran bangsa. Melalui program-program pembangunan tersebut diharapkan
terjadi perubahan-perubahan positif dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dari masyar-
akat tradisional menuju masyarakat yang semakin modern dan berkualitas. Perubahan so-
sial budaya mutlak diperlukan dalam proses pembangunan. Perubahan yang dimaksudkan
adalah perubahan dalam sikap-sikap yang positif dan perubahan-perubahan budaya yang
praktif, efektif, dan e
fi
sien, sehingga kualitas kehidupan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Pembangunan nasuonal harus mengacu pada
modernisasi
.
Modernisasi
merupakan
proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang tradisional menuju masyarakat dan
kebudayaan yang modern dalam arti yang sesungguhnya. Segala sesuatu dapat dikatakan
sebagai tradisional jika mengandung beberapa ciri seperti tradisi yang monoton, tahayul,
dan sebagainya. Sedangkan karakteristik modern antara lain adalah sesuai dengan prinsip
rasionalitas, objektif, berwawasan ke depan, dan sebagainya.
Dalam hubungannya dengan konsep modern dan modernisasi tersebut juga diperlukan
sikap kritis. Kebanyakan orang masih beranggapan bahwa semua yang berasal dari bangsa
Barat merupakan sesuatu yang modern. Terdapat beberapa perilaku masyarakat Barat yang
bertentangan dengan nilai-nilai modern, seperti: kehidupan bebas, suka berfoya-foya, dan
lain sebagainya. Kebiasaan serupa itu merupakan kebiasaan negatif yang bertolak belakang
dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Unsur-unsur negatif bangsa Barat yang merasuki ke-
hidupan bangsa Indonesia disebut dengan istilah westernisasi. Sehubungan dengan konsep
westernisasi ini, diperlukan sikap kritis sehingga bangsa kita mampu menyaring, memilah,
dan kemudian memilih dari berbagai pengaruh asing yang datang silih berganti.
Sumber:
www
.kompas.com
Pembangunan busway mengacu pada modernisasi
Sikap Terhadap Hubungan Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
95
Perlu juga diperhatikan, bahwa program-program pembangunan yang tengah digalakkan
tersebut juga dapat menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap kehidupan masyarakat
kita. Dampak negatif dari pembangunan tersebut dapat diperhatikan dalam beberapa contoh
berikut ini:
1. Dengan intensifnya kemunikasi sosial budaya dengan bangsa lain telah menimbulkan
ekses negatif berupa:
a. Lunturnya semangat nasionalisme.
b. Menurunnya rasa cinta terhadap nilai budaya bangsa sendiri.
2. Isu-isu demokratisasi yang menembus seluruh lapisan masyarakat Indonesia telah
memunculkan ekses negatif berupa:
a. Berkembangnya aneka macam kesalahpahaman tentang demokrasi sehingga muncul
kerusuhan dan kriminalitas di mana-mana.
b. Munculnya gerakan sparatisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sumber:
www
.liputan6.com
Tidak seyogyanya semangat demokrasi ditafsirkan sebagai anarkhisme
Uraian di atas mengingatkan kita untuk mengambil sikap kritis dan sekaligus memacu
diri untuk menjadi generasi-generasi bangsa yang memiliki beberapa karakter sebagai
berikut:
1. Sehat baik jasmani maupun rohani.
2. Memiliki kemandirian, yakni manusia yang selalu berusaha mengatasi permasalahan
yang dihadapi tanpa terlalu jauh mengharapkan pertolongan pihak lain.
3. Beriman dan bertakwa sehingga kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga akan memiliki
kepribadian yang mulia.
4. Cinta tanah air dan bangsa, dalam arti cinta terhadap alam dan seluruh komponen
manusianya tanpa membeda-bedakan latar belakang apapun.
5. Memiliki kesadaran hukum dan kesadaran lingkungan. Dengan kesadaran seperti ini
diharapkan akan berkembang masyarakat yang taat hukum dan sekaligus menyadari
arti penting kelestarian dan keseimbangan lingkungan,baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial.
6. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan dapat mengembangkan
sikap yang objektif serta mampu meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri mau-
pun masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
7. Memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi.
96
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XI IPS
D. SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN
KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Disamping sikap kritis seperti yang diuraikan di atas, perlu juga dikembangkan sikap
toleransi dan empati sosial. Sikap toleransi dan sikap empati merupakan sikap yang sangat
diperlukan sebagai perekat kehidupan berbangsa yang penuh dengan keanekaragaman. Un-
tuk itu, pada kesempatan ini kita akan mengkaji, apakah yang dimaksud dengan toleransi
dan empati sosial tersebut?
1. Toleransi
Pada dasarnya konsep toleransi erat hubungannya dengan sikap jiwa terhadap sega-
la sesuatu yang berbeda. Sikap jiwa yang dimaksudkan adalah sikap untuk menghormati,
menghargai, bertenggang rasa, dan memberi kesempatan terhadap keberadaan segala sesuatu
yang berbeda dengan apa yang ada di dalam diri kita. Konsep toleransi juga mengandung
arti sebagai suatu sikap untuk tidak menghina, tidak mencela, tidak menghujat, tidak merasa
benar sendiri, dan tidak ingin menang sendiri dalam hidup bersama dengan komponen lain
yang berbeda dengan keberadaan kita.
Sumber:
Encarta Encyclopedia, 2002
Saling hormat menghormati dalam kehidupan beragama
Sikap toleransi dapat dilihat pada fenomena menikmati musik dari
tape recorder
. Setiap
orang memiliki hak untuk menikmati seni, termasuk seni musik yang didengarkan melalui
tape recorder
. Tidak ada larangan untuk mendengarkan musik. Akan tetapi dalam menik-
mati musik seseorang perlu memperhatikan situasi dan kondisi yang ada di sekelilingnya.
Jika ada tetangga yang sedang berduka, atau jika ada tetangga yang sedang menyelengga-
rakan acara yang membutuhkan ketenangan, maka tidak selayaknya kita menikmati musik
dengan
volume
yang keras. Hingar bingar musik yang menimbulkan kebisingan tentu akan
sangat mengganggu kenyamanan tetangga. Sebaliknya, jika kita menikmati musik dengan
volume
yang terbatas, kita dapat menikmati musik dengan tanpa mengganggu kenyamanan
orang lain. Sikap seperti ini merupakan salah satu contoh dari toleransi.
Sikap toleransi seperti di atas perlu dikembangkan di segala bidang kehidupan. Ter-
lebih-lebih dalam membina kehidupan masyarakat yang sangat beragam, baik dalam hal
suku bangsa, bahasa, agama, adat istiadat, profesi, golongan, organisasi politik, dan lain
sebagainya. Pengembangan sikap toleransi akan memungkinkan satu sama lain akan saling
menghormati, saling menghargai, dan saling menjaga sehingga akan tercipta sebuah inte-
grasi sosial. Kebalikan dari sikap toleransi adalah sikap intoleransi. Sikap intoleransi hanya
Sikap Terhadap Hubungan Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
97
akan menimbulkan rasa saling curiga, saling benci, saling hina, saling menyalahkan, yang
pada gilirannya akan menimbulkan kon
fl
ik sosial yang sia-sia.
2. Empati
Sumber:
www
.civildefence.gov.my
Bantuan terhadap korban banjir merupakan salah satu bentuk em-
pati sosial
Berbicara tentang konsep empati sosial hampir sama dengan konsep simpati. Simpati
merupakan suatu proses kejiwaan yang mana seorang individu merasa tertarik terhadap
seseorang atau sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau
perbuatannya yang dirasakan mengena di hati. Kalau empati tidak semata-mata hanya
merupakan perasaan jiwa saja, melainkan dibarengi dengan organisme tubuh yang cukup
mendalam sehingga seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pihak lain. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa empati merupakan kelanjutan dari simpati.
Sikap empati berhubungan erat dengan rasa rasa iba, rasa belas kasih, hasrat untuk
menolong, dan sebagainya. Kebalikan dari sikap empati adalah sikap antipati, yakni suatu
sikap yang penuh dengan kebencian, kejengkelan, kecurigaan, dan dendam kesumat. Bisa
dibayangkan, alangkah damainya kehidupan masyarakat jika masing-masing warganya
mengembangkan sikap empati antara satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, alangkah
ributnya kehidupan masyarakat jika masing-masing warganya dijangkiti rasa antipati antara
satu dengan yang lainnya.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat menimbulkan masalah, terutama yang
berhubungan dengan kon
fl
ik dan integrasi. Hal ini diakibatkan oleh
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan,
tepatnya subkebudayaan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
b. Terjadinya struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer atau terpisah-pisah.
c. Lemahnya konsensus di antara para anggota masyarakat sehubungan dengan nilai-nilai
sosial yang bersifat mendasar.
R
angkuman
98
Sosiologi
SMA dan MA Kelas XI IPS
Jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini dengan benar!
(1) Sebutkan karakteristik masyarakat majemuk menurut pandangan Ven den Berge!
(2) Dalam kondisi seperti apakah keanekaragaman sosial dapat berkembang dalam bentuk
kon
fl
ik sosial?
(3) Dalam kondisi seperti apa pula keanekaragaman dapat berkembang dalam bentuk inte-
grasi sosial?
(4) Jelaskan sebab-sebab terjadinya kon
fl
ik sosial!
(5) Sebutkan beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan integrasi sosial!
(6) Apakah yang membedakan antara konsep modernisasi dan westernisasi?
(7) Jelaskan sikap kalian terhadap konsep modernisasi dan westernisasi!
(8) Sebutkan beberapa dampak negative dari pembangunan!
(9) Sebutkan beberapa kepribadian yang perlu dikembangkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara!
(10) Apakah yang dimaksud dengan toleransi?
(11) Berikan beberapa contoh perbuatan yang mencerminkan sikap toleransi.
(12) Apakah yang dimaksud dengan empati?
(13) Berikan beberapa contoh perbuatan yang mencerminkan sikap empati
E
Latihan
d. Relatif sering terjadi kon
fl
ik yang melibatkan antara dua kelompok atau lebih.
e. Integrasi sosial dikembangkan berdasarkan ketergantungan ekonomi dan relatif bersi-
fat paksaan.
f. Terjadinya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok yang
lain.
Terhadap keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan serta perubahan-perubahan
yang ada, perlu dikembangkan sikap-sikap kritis yang kondusif.Hal ini dimaksudkan agar
keanegaragaman tersebut berkembang menjadi asset positif bagi bangsa bukan menjadi
kon
fl
ik. Langkah ini merupakan langkah untuk melakukan integrasi.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka mencapai integrasi antara
lain adalah: (1) membatasi kon
fl
ik-kon
fl
ik yang ada, (2) membuat kompromi-kompromi
bersama, dan (3) mengembangkan rasa solidaritas bersama.
Disamping sikap kritis seperti yang diuraikan di atas, perlu juga dikembangkan sikap
toleransi dan empati sosial. Pada dasarnya konsep toleransi adalah sikap untuk menghor-
mati, menghargai, bertenggang rasa, dan memberi kesempatan terhadap keberadaan segala
sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di dalam diri kita. Sedangkan empati merupakan
suatu proses kejiwaan yang mana seorang individu merasa tertarik terhadap seseorang atau
sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau perbuatannya yang
dirasakan mengena di hati.
Glosarium
era :
Zaman
era global
: zaman keterbukaan.
Kritis
: suatu sikpa yang berani dalam memberikan atau menyampaikan
koreksi
Kon
fl
ik : pertentangan
Integrasi
: proses penyesuaian/persatuan.
Segmentasi : pemisahan
Nonkomplementer : terpisah-pisah
Konsensus : kesepakatan
Dominasi : penguasaan
Prasangka : tuduhan
Kondusif : menguntungkan/sesuai
Modernisasi
: proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang tradisional
menuju masyarakat dan kebudayaan yang modern dalam arti yang
sesungguhnya
Intensif
: semakin gencar/sering
Ekses :
dampak/hasil
Nasionalisme
: faham/ajaran untuk mencintai negara
Demokrasi
: Faham yang mengajarkan kekuasaan ada ditangan rakyat
Kriminalitas
: tindak kejahatan
Separatisme
: kegiatan memisahkan diri dari negara kesatuan.
Jasmani : keadaan
fi
sik
99
Kunci Jawaban
Bab 1
1. Strati
fi
kasi sosial adalah gejala alami yang tidak mungkin dapat dihilangkan
2. Kelas memengah, orang berpendidikan, miskin, kaya, dll
3. (1) keturunan, (2) kekayaan, (3) kedudukan, (4) pendidikan, (5) pekerjaan, dan lain sebagainya
4. (1) terjadi secara alamiah, dan (2) terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia
5. Kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class)
6. Strati
fi
kasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota masyarakat
berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat
7. Miskin, kaya, pintar, bodoh, dll!
8. Status sosial yang berdasarkan kriteria politik adalah penggolongan anggota masyarakat ber-
dasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki
9. Ketua RT, Ketua RW, Lurah
10. Tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis
11. Tidak mungkin
12. Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial merupakan pembedaan warga masyarakat ke dalam
golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal
13. Ciri-ciri
fi
sik, Ciri-ciri sosial, dan Ciri-ciri budaya
14. Penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri
fi
sik yang khas
15. Ras Australoid, Ras Mongoloid, Ras Caucasoid, Ras Negroid, dan Ras-ras Khusus
16. IDI, IAI, PGRI, dll
17. Klan merupakan suatu satuan sosial yang para anggotanya memiliki hubungan kekerabatan
18. Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat atas kesadaran dan identitas akan
kesatuan ciri-ciri, asal usul, wilayah, adat istiadat, dan kebudayaan
19. (1) tipologi
fi
sik seperti jenis rambut, warna mata, warna kulit, dan lain sebagainya, (2) bahasa
yang digunakan, (3) adat istiadat, (4) kesenian, dan (5) adanya kesadaran kolektif
20. Jawa, Sunda, Minang, Batak, dll
21. Agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral
yang disebut umat
Bab 2
1. Keteraturan sosial merupakan sebuah kondisi dinamis yang ditimbulkan oleh terciptanya sen-
di-sendi kehidupan masyarakat secara tertib dan teratur sesuai dengan sistem nilai dan sistem
norma yang berlaku
2. order, pola, keajegan, dan tertib social
3. Karena didalamnya terdapat hubungan antara manusia?
4. a. Adanya perbedaan pandangan yang berkenaan dengan persoalan prinsip.
b. Adanya perselisihan paham yang membangkitkan emosi kedua belah pihak.
c. Adanya benturan kepentingan terhadap suatu objek yang sama.
100
d. Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
e. Adanya perbedaan kepentingan politik baik yang bersifat lokal, nasional, maupun
internasional!
5. (1) Kon
fl
ik Antarkelas
(2) Kon
fl
ik Antarras
(3) Kon
fl
ik Antarkelompok Horisontal
(4) Kon
fl
ik Antarkelompok Teritorial
(5) Kon
fl
ik Antarkelompok Korporatif
(6) Kon
fl
ik Antarkelompok Ideologis
Bab 3
1.
(1) penemuan-penemuan baru dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) hubungan-hubun-
gan sosial yang bersifat kolektif seperti yang terjadi di perusahaan, birokrasi, system matrimo-
nial, dan lain-lain, dan (3) adanya doktrin-doktrin paham tertentu
2. (1) keterampilan teknologi, (2) lembaga-lembaga sosial, dan (3) kebudayaan
3. Sebagai perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari suatu kelas sosial tertentu menuju
kelas sosial yang lain
4. Mobilitas sosial vertikal adalah merupakan perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari
status sosial atau kedudukan sosial yang lebih rendah menuju status sosial atau kedudukan so-
sial yang lebih tinggi, sedangkan mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan seseorang atau
sekelompok orang yang bersifat sederajat.
5. Perbedaan status sosial, perbedaan status ekonomi, masalah-masalah kependudukan, situasi
politik yang tidak menentu, adanya ambisi pribadi, dan motif-motif yang bersifat keagamaan
6. Beberapa potensi yang dimiliki oleh manusia, yakni daya cipta, rasa, dan karsa telah menem-
patkan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan potensi-potensi tersebut manu-
sia mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan kepekaan, menciptakan ses-
uatu, dan sekaligus memiliki keinginan-keinginan atau ambisi tertentu
7. Seseorang yang mendapatkan kenaikan pangkat pada sebuah kerjaannya
Bab 4
1. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni buddhayah yang merupakan bentuk ja-
mak dari buddhi yang berarti akal. Mengacu pada istilah ini, maka kebudayaan dapat diartikan
dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal
2. Keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
3. Cipta merupakan bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari in-
telegensi manusia. Rasa merupakan bagian jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan
pusat dari segala macam pertimbangan keras-lemah, baik-buruk, indah-tidak indah, dan lain
sebagainya. Sedangkan karsa merupakan bagian jiwa yang bersifat abstrak yang merupakan
pusat dari segala macam kehendak dan nafsu.
4. Contoh dari cipta manusia adalah aneka macam ilmu pengetahuan dan teknologi, contoh dari
101
rasa sistem norma, estetika, dan contoh dari karsa adalah kehendak!
5. (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, per-
aturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompkleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya manusia
6. Pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos bekerja
7.
(1) dimiliki bersama oleh suatu kelompok masyarakat, (2) budaya cenderung bertahan dan beru-
bah sesuai dengan situasi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan, (3) budaya berfung-
si membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan biologis, kebutuhan so-
sial, dan kebutuhan psikologis) sebagai hasil adaptasi dan upaya manusia dalam memanfaatkan
dan mengolah lingkungan, dan (4) budaya diperoleh melalui proses belajar dalam kehidupan
masyarakat dan lingkungan hidupnya!
Bab 5
1. Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Dayak, dll
2. (1) Bahasa Gayo Alas, (2) Bahasa Aneuk Jamee, (3) Bahasa Tamiang, (4) Bahasa Aceh,
3. Patrilinial
4. Tari saman
5. Bertani
6. Patrilineal
7. Tari si gale-gale
8. Agraris atau pertanian
9. Matrilineal
10. Seni terbang
11. Pertanian, perkebunan, nelayan
12. Patrilineal
13. Wayang
14. Pertanian, peternakan, industri
15. Patrilineal
16. Pantun, wayang
17. pertanian
18. Patrilineal
19. Tari janger
20. Bertani dan berladang
21. Kaharingan
22. Seni ukir
23. Berdagang dan menangkap ikan di laut
24. Patrilineal
25. Buku Sore Galigo
26. Pertanian dan nelayan
102
27. Patrilineal
28. Seni suara, musik dan ukir
29. Bercocok tanam, berburu
30. Patrilineal
31. Fukien dan Kwangtung
32. Berdagang
33. Patrilineal
Bab 6
1. a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kebu-
dayaan, tepatnya subkebudayaan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
b. Terjadinya struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer atau terpisah-pisah.
c. Lemahnya konsensus di antara para anggota masyarakat sehubungan dengan nilai-
nilai sosial yang bersifat mendasar.
d. Relatif sering terjadi kon
fl
ik yang melibatkan antara dua kelompok atau lebih.
e. Integrasi sosial dikembangkan berdasarkan ketergantungan ekonomi dan relatif
bersifat paksaan.
f. Terjadinya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok
yang lain
2.
Jika masing-masing golongan dan masing-masing unsur masyarakat yang beraneka ragam terse-
but tidak berhasil mencapai konsensus (kesepakatan) mengenai nilai-nilai sosial yang bersifat
dasar dan tidak dapat mengatasi adanya berbagai macam perbedaan
3. Dalam kondisi seperti apa pula keanekaragaman dapat berkembang dalam bentuk integrasi so-
sial?
4. (1) adanya perbedaan antarindividu, (2) adanya perbedaan kebudayaan (3) terjadinya benturan-
benturankepentingan, dan (4) terjadinya perubahan-perubahan sosial
5. (1) membatasi kon
fl
ik-kon
fl
ik yang ada, (2) membuat kompromi-kompromi bersama, dan (3)
mengembangkan rasa solidaritas bersama.
6.
Modernisasi merupakan proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang tradisional menuju
masyarakat dan kebudayaan yang modern, sedangkan westernisasi adalah masuknya beberapa
perilaku masyarakat Barat yang bertentangan dengan nilai-nilai modern
7. Terhadap modernisasi menerima, terhadap westernisasi menolak
8. a. Dengan intensifnya kemunikasi sosial budaya dengan bangsa lain telah menimbul-
kan ekses negatif berupa:
1) Lunturnya semangat nasionalisme.
2) Menurunnya rasa cinta terhadap nilai budaya bangsa sendiri.
b. Isu-isu demokratisasi yang menembus seluruh lapisan masyarakat Indonesia telah
memunculkan ekses negatif berupa:
1) Berkembangnya aneka macam kesalahpahaman tentang demokrasi sehingga
muncul kerusuhan dan kriminalitas di mana-mana.
103
2) Munculnya gerakan sparatisme yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa!
9. a. Sehat baik jasmani maupun rohani.
b. Memiliki kemandirian, yakni manusia yang selalu berusaha mengatasi permasala-
han yang dihadapi tanpa terlalu jauh mengharapkan pertolongan pihak lain.
c. Beriman dan bertakwa sehingga kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga akan
memiliki kepribadian yang mulia.
d. Cinta tanah air dan bangsa, dalam arti cinta terhadap alam dan seluruh komponen
manusianya tanpa membeda-bedakan latar belakang apapun.
e. Memiliki kesadaran hukum dan kesadaran lingkungan. Dengan kesadaran sep-
erti ini diharapkan akan berkembang masyarakat yang taat hokum dan sekaligus
menyadari arti penting kelestarian dan keseimbangan lingkungan,baik lingkungan
alam maupun lingkungan sosial.
f. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan dapat mengembangkan
sikap yang objektif serta mampu meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri
maupun masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
g. Memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi.
10. Sikap untuk menghormati, menghargai, bertenggang rasa, dan memberi kesempatan terhadap
keberadaan segala sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di dalam diri kita
11. Merendahkan volume radio saat mendengarkannya.
12. Empati merupakan perasaan jiwa yang dibarengi dengan organisme tubuh yang cukup men-
dalam sehingga seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pihak lain.
13. iba, belas kasihan, dll.
104
Daftar Pustaka
105
Bouman, PJ. 1980.
Ilmu Masyarakat Umum
. Jakarta: Penerbit PT Pembangunan.
Dhohiri, Drs. Tau
fi
q Rahman, dkk. 2000.
Sosiologi 2 untuk Kelas 3 SMU
. Jakarta: Penerbit
Yudhistira.
Daljoeni, N. 1992.
Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi
dan
Ekologi
Sosial
. Bandung: Penerbit Alumni.
Durkheim, Emile, 1956.
Education and sociology
; translated, and with an introduction by
Sherwood D. Fox ; Glencoe, Ill. : Free Press
Effendi, So
fi
an. 1993.
Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmi-Ilmu Sosial dalam
Pembangunan
. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Encarta Encyclopedia
. Microsoft. 2002.
Encarta Encyclopedia
. Microsoft. 2001.
Furnival, J.S. 1948.
Colonial Policy and Practises
. Cambridge, England. Cambridge Uni-
versity Press.
Furqon, Ph.D. 1997.
Statistika Terapan untuk Penelitian
. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
Garna, Ph.D., Prof. H. Judistira K. 1999.
Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif
.
Bandung: Penerbit Primaco Akademika.
Goldthorpe, J.E. 1992.
Sosiologi Dunia Ketiga (Kesenjangan dan Pembangunan)
. Edisi
kedua. Alih bahasa: Sukadijo. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Haggen, Everet. 1962.
On The Theory of Social Change
. Homewood. Illinois. The Dorsey
Press.
Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990.
Sosiologi Edisi 6 Jilid I
. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Jaspan, MA. 1969.
Leadership and Elit Groups in Indonesia
: A Study in Unstable Social
Symbiosis. South East Asian Journal of Sociology.
Johnson, Paul Doyle. 1990.
Teori Sosiologi Klasik dan Modern
. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1993.
Masalah Suku Bangsa
dan
Integrasi Nasional
. Jakarta: Penerbit
UI Press.
___________ 1986.
Pengantar Ilmu Antropologi
. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.
___________ 1986.
Pengantar Ilmu Antropologi
. Jakarta: Penerbit Aksara Baru.
___________ 1985.
Pengantar Antropologi Sosial
. Jakarta: Penerbit PT Dian Rakyat.
___________ 1972.
Antropologi Sosial. Jakarta
: Penerbit PT Dian Rakyat.
Kroeber, Alfred Louis, 1923.
Anthropology
. Penerbit: London: George G. Harrap
Lawang, M.Z. Robert. 1980.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Penerbit Depdikbud RI
Universitas Terbuka.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
106
Madjid, Nurcholis. 1989. Islam,
Kemodernan, dan Keindonesiaan
. Bandung: Penerbit PT
Mizan.
Merton, Robert K. 1949.
Sociology
. Penerbit New York : Harcourt, Brace and World
Merton, Robert K. 1971.
Contemporary social problems
. Penerbit: New York: Harcourt,
Brace, Jovanovich.
Moleong, M.A., Dr. Lexy J. 2000.
Metode Penelitian Kualitatif
. Bandung: Penerbit: PT
Remaja Rosdakarya.
Nasikun, J. 1984.
Sistem Sosial Indonesia
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Ritzer, George. 1992.
Sociological Theory. (Third Edition)
. McGRAW-HILL INTERNA-
TIONAL EDITIONS. Sociology Series.
Ritzer, George. 1992.
Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda
. (Diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia oleh Drs. Alimandan). Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Soehartono, Dr. Irawan. 2002.
Metode Penelitian Sosial
(
Suatu Teknik Penelitian Bi-
dang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya
). Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 1992.
Memperkenalkan Sosiologi
. (Edisi Baru). Jakarta:
Penerbit Rajawali Press.
Soekanto, Sorjono.1990.
Sosiologi Keluarga
. Jakarta: Penerbit Rineka.
__________ 1987.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
__________ 1986.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
__________ 1983.
Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat
. Jakarta: Penerbit
Rajawali Press.
__________ 1981.
Kriminologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono dan Ratih Lestari. 1988.
Sosiologi Penyimpangan
(Howerd S. Becker).
Jakarta: Penerbit CV Rajawali.
Soelaeman, M. Munandar. 1993.
Ilmu Sosial dasar
. Jakarta: Penerbit Eresco.
Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman. 1964.
Setangkai Bunga Sosiologi
. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Soemardjan, Selo. 1993.
Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan Pokok-Pokok
Pikiran
. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan.
Sorokin, Pitirim, 1929.
Principles of rural-urban sociology
Penerbit:New York: Holt,
Singarimbun, Masri. 1989.
Metode Penelitian Survei
. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Sunarto, Kamanto. 1993.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi UI.
Talcott Parsons.1956.
Sociology
. Glencoe, Ill. : New York : Free Press
Taneko, B. Soelaeman. 1984.
Struktur dan Proses Sosial
: Suatu Pengantar Sosiologi
Indeks
107
A
achieved status, 8
Akulturasi, 100
aphartheid, 19
ascribed status, 8
Asimilasi, 100
asosiatif, 40, 41
B
borjuis, 45
C
Cipta, 79
D
differensiasi sosial, 2
difusi, 102
disosiatif, 40, 41
E
empati, 100, 101, 103,
F
Furnival, 89
G
gap, 44
global, 89
H
Hagen, 101
hipotesa, 82
I
imigran, 104
inovasi, 103
interaksi, 11, 12, 36, 37, 38, 40, 41,
42, 44, 51, 52
K
karsa, 67, 79, 86, 87
kasta, 7, 8, 9, 13, 100
kebudayaan, 14, 20, 22, 28, 36, 52,
53, 57, 59, 60, 62, 63, 73, 78, 80, 81,
82, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93,
97, 98,
keluarga, 11, 68, 102
Koentjaraningrat, 78, 80, 86, 87, 92
kon
fl
ik, 40, 44, 45, 46, 47, 48, 51,
71, 72, 73
konsolidas, 32
Kroeber, 23, 34
L
Lawang, Robert M, 6, 102
M
manusia, 2, 42, 61, 62, 82
Marx, 33, 45
masyarakatnya, 56, 93, 97, 98
matrilineal, 27, 97
Mc Ewen, 43
mobilitas sosial, 63, 64, 65, 66, 68,
71, 76
N
Nasikun, 89
nation, 53, 90
norma, 11, 21, 36, 37, 38, 39, 45, 52,
71, 78, 79, 80
Notonegoro, 82
O
Parsons, Talcott 6
patrilineal, 27, 95, 100, 102
primordialisme, 31
privilese, 14, 17
proletar, 45
P
rasa, 79
rasial, 46, 47
Renan, Ernst, 53, 90
revolusi, 58, 75, 78, 80, 85, 88, 89,
90, 101
Q
questionnaire, 100
quota Sampling, 90, 95
R
remigrasi, 6
represif, 86
responden, 103
revitalisasi, 15
revolusi, 4, 6, 18, 37, 55, 63, 65, 85
S
Sorokin, Pitirim 68, 114
sosial, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 26, 27, 28,
31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
44, 45, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 54, 55,
56, 57, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68,
71, 72, 75, 76, 81, 85, 89, 95, 104,
strati
fi
kasi, 2, 3, 4, 7, 9, 18, 19, 20, 31,
32, 33, 56
stratum, 3
struktur sosial, 11, 17, 57, 66, 68, 76,
77, 89, 90, 91
T
Tantular, 18, 73
Thompson, 43
trendi, 99, 100
U
Van Vollenhoven, 92
V
vandalisme, 18
verivikatif, 93, 94
W
Winardi, 51
Indeks
10
8
10
9
1
10
Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.
6.728
,
-
-
ISBN 978-979-068-
742-4
(no
.
j
i
l
i
d lengkap)
ISBN 978-979-068-
750-9