Halaman
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
35
Tujuan Pembelajaran:
Peta Konsep:
B A BB A B
B A BB A B
B A B
2
DAMPAK PERUBAHAN
DAMPAK PERUBAHAN
DAMPAK PERUBAHAN
DAMPAK PERUBAHAN
DAMPAK PERUBAHAN
SOSIALSOSIAL
SOSIALSOSIAL
SOSIAL
Kata Kunci:
Tujuan pembelajaran bab ini adalah kalian dapat memahami dampak dari perubahan sosial yang
terjadi dimasyarakat dengan menjelaskan contoh-contoh kongkrit yang terjadi dimasyarakat.
Perubahan sosial; Modernisasi; Budaya; Historis; Relatif; Analisis; Ilmu pengetahuan; Teknologi;
Globalisasi; Anomie;
Culture shock
;
Culture lag
; Adaptasi; Disintegrasi; Reintegrasi; Konservatif;
Progresif; Moderat.
Perilaku Masyarakat
sebagai Dampak
Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial
Sikap Kritis
terhadap
Perubahan Sosial
Modernisasi dan
Perubahan Sosial
Dampak Perubahan
Sosial
1. Konsep Modernisasi
2. Gejala-Gejala Moder-
nisasi
3. Globalisasi
4. Dampak Modernisasi
dan Globalisasi
1. Penyesuaian
2. Disintegrasi dan Reinte-
grasi
3. Penolakan dan Penerimaan
Perubahan Sosial
1. Konservatif
2. Progresif
3. Moderat
Sosiologi SMA Kelas XII
36
PengantarPengantar
PengantarPengantar
Pengantar
alam kajian Sosiologis, mengenal pula adanya hukum sebab-akibat. Seba-
gaimana telah Anda pelajari sebelumnya bahwa perubahan terjadi karena
adanya kehidupan, dan berdampak pada kehidupan yang baru. Dengan demikian
setelah ada penyebab perubahan, kemudian berdampak pada kehidupan masyarakat
yang mengalami perubahan tersebut. Perubahan sosial budaya yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat, berdampak pada perubahan perilaku masyarakat itu
sendiri dalam kesehariannya. Masyarakat harus mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan tersebut, karena jika tidak dapat menyesuaikan diri, maka
akan menjadi korban dari perubahan sosial budaya tersebut. Adapun dampak dari
perubahan sosial budaya tersebut dapat bersifat positif, namun dapat juga
berdampak negatif. Berdampak positif apabila perubahan tersebut membawa ke
arah kebaikan dan kemajuan yang berarti dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Sedangkan berdampak negatif apabila perubahan itu membawa dampak yang
destruktif atau negatif bagi masyarakat.
Menanggapi terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat, maka
perlu ditumbuhkan sikap kritis terhadap makna perubahan tersebut. Sikap kritis
ini dapat ditumbuhkan baik melalui kritik ke dalam maupun kritik ke luar. Kritik
ke dalam maksudnya menganalisis masalah sosial budaya masyarakat yang menjadi
faktor pendorong perubahan. Sedangkan kritik ke luar dimaksudkan untuk
mengkritisi pengaruh luar yang masuk sehingga menimbulkan perubahan. Dalam
pandangan yang kritis, akan ditemukan titik dimana faktor dalam bertemu dengan
faktor luar kemudian bertemu dalam momentum yang tepat maka terjadilah apa
yang disebut perubahan. Dalam menyikapi dampak perubahan itu sendiri, maka
perlu sikap yang arif dan bijak dari setiap masyarakat, sehingga tidak terjebak
pada cara-cara penerimaan yang menimbulkan konflik dan keruntuhan tatanan
kemasyarakatan. Nah sekarang, mari kita bahas bersama-sama bagaimana dampak
perubahan sosial bagi kehidupan masyarakat, bagaimana sikap masyarakat, dan
bagaimana pula perilaku masyarakat sebagai dampak perubahan tersebut.
D
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
37
A.A.
A.A.
A.
Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi dan Globalisasi
Gambar 2.1 Bangunan-bangunan besar di ibukota Jakarta sebagai fenomena kemajuan teknologi
dan modernisasi
Coba Anda perhatikan gedung-gedung besar dan tinggi di Jakarta
sebagaimana gambar di atas! Tentunya kondisi itu berbeda dengan kondisi masa
kolonial atau sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa di Jakarta dan Indonesia
umumnya telah mengalami modernisasi dan perubahan sosial.
Salah satu bentuk nyata dari perubahan adalah
modernisasi
, yakni perubahan
sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi
merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan,
oleh karena proses tersebut meliputi bidang-bidang yang sangat luas yang
menyangkut proses disorganisasi, masalah-masalah sosial, konflik antar-kelompok,
hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan lain sebagainya. Suatu modernisasi
akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat, terlebih jika modernisasi
tersebut menyangkut nilai-nilai masyarakat dan norma-norma masyarakat. Dalam
proses modernisasi, tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang
tradisionil atau pra-modern dalam artian teknologi dan organisasi sosial, ke arah
pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana halnya yang terjadi di negara-negara
Barat.
Ketika kita mendengar kata “modern”, maka sepintas kemudian kita
membayangkan adanya peralatan yang serba modern, dan tatanan kehidupan
modern. Namun demikian, lebih jauh lagi bahwa modernisasi tidak sekedar
menyangkut aspek yang materiil saja, melainkan juga aspek-aspek yang immateriil,
seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya. Dengan demikian kita dapat
mendefinisikan bahwa, modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dngan tuntutan
masa kini.Dalam ilmu sosiologi modernisasi merupakan dampak dari rasa nafsu
manusia dalam mencari kebutuhan hidupnya. Dengan demikian modernisasi akan
membelenggu masyarakat dalam budaya konsumtif, hedonisme, dan lain
sebagaianya.
Jika kita telusuri tentang batasan modernisasi, maka akan ditemukan
kompleksitas tentang definisi tersebut tergantung dari sudut mana kita
memandangnya.
Sumber:
http://www.astrosoft.de
Sosiologi SMA Kelas XII
38
Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara tradisionil
menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang
telah dianggap lebih dahulu maju. Misalnya modernisasi di Indonesia dalam teknologi,
banyak meniru kemajuan teknologi yang telah dicapai negara-negara Eropa dan
Amerika.
Secara lebih rinci, dapat dikemukakan beberapa konsep modernisasi dan
globalisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Konsep Modernisasi
Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yang
disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an,
didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis.
a.
Historis
Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan
westernisasi
atau
amerikanisasi
. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju
ciri-ciri masyarakat yang dijadikan model. Seperti pendapat tiga tokoh
terkemuka, yakni sebagai berikut.
1
) Eisenstadt
Secara historis, modernisasi merupakan proses perubahan menuju
tipe sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah maju di Eropa Barat
dan Amerika Utara dari abad ke-17 hingga 19 dan kemudian menyebar
ke negara Eropa lain dan dari abad ke-19 dan 20 ke negara Amerika
Selatan, Asia, dan Afrika.
2) Wilbert Moore
Moore mengemukakan bahwa, modernisasi adalah transformasi
total masyarakat tradisional atau pra-modern ke tipe masyarakat
teknologi dan organisasi sosial yang menyerupai kemajuan dunia Barat
yang ekonominya makmur dan situasi politiknya stabil.
3) Chodak
Senada dengan Eisenstdadt dan Moore, Chodak menyatakan
bahwa modernisasi merupakan contoh khusus dan penting dari
kemajuan masyarakat, contoh usaha sadar yang dilakukan untuk
mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi.
b.
Relatif
Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya
yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh
rakyat banyak maupun oleh elit penguasa. Tetapi, standar ini berbeda-beda,
tergantung pada “sumber” atau “pusat rujukan” tempat asal prestasi yang
dianggap modern. Menurut Tiryakian, pusat modernitas bergeser mulai
dari bibitnya, yaitu masyarakat Yunani dan Israel melalui Romawi, Eropa
Utara, dan Barat Laut di abad pertengahan, kawasan pengaruh Amerika
Serikat, dan kini bergeser ke Timur Jauh, pinggiran Pasifik atau di masa
mendatang mungkin kembali ke Eropa.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
39
c.
Analisis
Dalam definisi analisis, mempunyai ciri lebih khusus, yaitu melukiskan
dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam
masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern.
Beberapa konsep modernisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a.
Neil Smelser
Smelser melukiskan modernisasi pada enam bidang utama, yakni
sebagai berikut.
1)
Ekonomi
, ditandai dengan mengakarnya teknologi dalam ilmu
pengetahuan, bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian
komersial, penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda
mati dan produksi mesin, serta berkembangnya bentuk pemukiman
urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu.
2)
Politik
, ditandai dengan adanya transisi dari kekuasaan suatu sistem
hak pilih, perwakilan, partai politik, dan kekuasaan demokratis.
3)
Pendidikan
, meliputi penurunan angka buta huruf dan peningkatan
perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan.
4)
Agama
, ditandai dengan adanya sekulerisasi.
5)
Kehidupan keluarga
, ditandai dengan berkurangnya peran ikatan
kekeluargaan dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga.
6)
Stratifikasi
, ditandai dengan penekanan pada mobilitas dan prestasi
individual daripada status yang diwarisi.
b.
Alex Inkeles dan Smith
Inkeles dan Smith menggambarkan adanya tipe kepribadian khusus
yang menurut pandangannya sebagai ciri masyarakat modern. Adapun ciri-
ciri kepribadian modern menurut kedua tokoh ini adalah sebagai berikut.
1) Bebas dari kekuasaan tradisional, antidogmatis dalam berpikir.
2) Memperhatikan masalah publik.
3) Terbuka terhadap pengalaman baru.
4) Yakin terhadap sains dan nalar.
5) Berencana, tanggap berorientasi ke masa depan, mampu menunda
kepuasan.
6) Aspirasi tinggi, berpendidikan, berbudaya, dan profesional.
c.
Soerjono Soekanto
Syarat-syarat suatu modernisasi secara umum menurut Soerjono
Soekanto adalah sebagai berikut.
1) Cara berpikir ilmiah.
2) Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan
birokrasi modern.
3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat
pada suatu lembaga atau badan tertentu.
Sosiologi SMA Kelas XII
40
4) Penciptaan iklim yang
favourable
dari masyarakat terhadap
modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa,
dimana hal ini dilakukan secara bertahap karena berkaitan dengan sistem
kepercayaan masyarakat (
belief system
).
5) Tingkat organisasi yang tinggi, di satu sisi berarti disiplin, sementara
di sisi lain berarti pengurangan kemerdekaan.
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (
social planning
).
c.
Gejala-Gejala Modernisasi
Modernisasi sejatinya meliputi bidang-bidang yang sangat kompleks. Mau
tidak mau masyarakat harus menghadapi modernisasi. Modernisasi pada awal-
awalnya akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat. Terlebih lagi
bila sudah menyangkut nilai-nilai dan norma-norma masyarakat. Modernisasi
bersifat preventif dan konstruktif, memproyeksikan kecenderungan yang ada
dalam masyarakat di masa mendatang.
Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, sehingga upaya
mencapai kemajuan dilakukan dengan berbgai strategi. Kita melaksanakan
pembangunan sebagai proses modernisasi untuk mencapai kualitas kehidupan
manusia Indonesia agar tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain yang sudah
maju. Untuk itu, peran aktif masyarakat sangat diperlukan.
Perlu diingat, bahwa dalam melakukan modernisasi kita tidak boleh
menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan Indonesia yang masih relevan.
Bangsa Indonesia harus selektif mencapai kemajuan, dengan
memfilter
(menyaring) unsur-unsur kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan
ideologi dan nilai-nilai moral. Modernisasi bukan berarti
westernisasi
(pembaratan), sebab banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa kita.
Gejala-gejala modernisasi di Indonesia yang bisa Anda amati mencakup
berbagai bidang, yakni sebagai berikut.
1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gejala yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi ditandai
dengan penemuan dan pembaharuan berbagai unsur teknologi baru yang
dapat meningkatkan kemakmuran rakyat. Misalnya pembuatan pesawat
terbang oleh PTDI Bandung, pembuatan sistem air bersih Goa Bribin di
Gunung Kidul Yogyakarta dengan menarik air di sungai bawah tanah yang
bekerjasama dengan Jerman.
Gambar 2.2 PTDI Bandung sebagai gejala dan fakta modernisasi
Sumber:
http://pikiran-rakyat.com
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
41
2) Bidang Ekonomi
Kemajuan bidang ekonomi mendorong kemajuan bidang industri
menggunakan tenaga modern untuk meningkatkan ekspor dan menarik
tenaga kerja. Bidang ekonomi yang menyangkut pola produksi, distribusi,
dan konsumsi melibatkan seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu,
gejala modernisasi yang muncul juga sangat mudah diamati oleh berbagai
kalangan masyarakat, baik yang bersikap terbuka, maupun tertutup terhadap
gejala modernisasi.
3) Politik dan Ideologi
Upaya demokratisasi yang berasaskan Pancasila dengan
mengedepankan persamaan-persamaan hak atas ekonomi, hukum,
pendidikan, kesehatan, sosial tanpa diskriminasi, menjadi harapan dan
tumpuan bagi segenap lapisan masyarakat. Gejala politik dan ideologi
modern bercirikan pemikiran-pemikiran baru tentang ketatanegaraan dan
falsafah negara.
4) Bidang Agama dan Kepercayaan
Membangun kehidupan agama dan kepercayaan yang mampu
memegang keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan kemajuan,
keseimbangan meraih nilai kehidupan dunia dan akhirat. Kemajuan dalam
bidang agama dan kepercayaan menyangkut aspek nilai maupun pemikiran
yang terbuka terhadap berbagai perubahan, dan menyikapinya secara
positif, sehingga ada keseimbangan antara masalah-masalah keduniawian
dan masalah-masalah non-keduniawian.
Perubahan sosial terjadi di setiap bagian kehidupan manusia. Mau tidak
mau, suka tidak suka, manusia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut. Perubahan-perubahan yang sifatnya positif, harus diterima dengan
tangan terbuka. Sementara perubahan sosial budaya yang merugikan nilai-nilai
budaya masyarakat dan bangsa harus ditanggulangi. Upaya penanggulangan
perubahan negatif bisa dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral dan
agama. Keduanya menuntun bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya
sebagai bangsa yang mempunyai budaya
adiluhung
.
Telepon gengam adalah produk modernisasi di bidang telekomunikasi. Menurut
kalian perubahan apa yang terjadi bagi masyarakat terhadap modernisasi
telekomunikasi dan apa dam paknya dari perubahan sosial ini?
A A
A A
A
KK
KK
K
TT
TT
T
II
II
I
VV
VV
V
II
II
I
TT
TT
T
AA
AA
A
SS
SS
S
Sosiologi SMA Kelas XII
42
2. Konsep Globalisasi
Konsep globalisasi dapat diartikan sebagai pengglobalan atau penyatuan
seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Penyatuan ini dilakukan melalui upaya
penyeragaman yang mendunia meliputi seluruh negara yang ada. Ketika suatu
istilah baru menjadi populer
, hal ini seringkali meliputi suatu perubahan penting
sebagai bagian dari dunia ini. Ide baru ini dibutuhkan untuk menggambarkan
kondisi baru. Sebagai contoh, ketika seorang filsof,
Jeremy Bentham
mengistilahkan “internasional” pada tahun 1780, dianggap sebagai suatu
pencerahan, dari apa yang merupakan pendalaman dari kenyataan hidup
keseharian, yaitu berkembangnya negara/bangsa dan transaksi yang terjadi
melintasi batas di antara masyarakat di dunia.
Pada tahun 1980, terjadi perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini
dilihat dari perbincangan mengenai globalisasi telah tersebar luas. Istilah ini
kemudian secara cepat menjadi standar kata-kata di berbagai bidang, baik di
lingkungan akademis, jurnalis, politisi, bankir, periklanan, ekonomi, dan
hiburan. Lambat-laun, globalisasi menjadi suatu proses hubungan sosial secara
relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya batasan-
batasan secara nyata, sehingga ruang lingkup kehidupan manusia semakin
bertambah dengan memainkan peranan yang lebih luas di dalam dunia sebagai
satu kesatuan tunggal.
Gambar 2.3 Industri mobil sebagai gejala adanya pasar bebas (globalisasi)
Globalisasi mengharuskan pergerakan barang dan jasa antar-negara di
seluruh dunia bergerak bebas dalam perdagangan, tanpa halangan apapun.
Bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan,
nilai budaya, dan lain-lain. Jargon globalisasi muncul dari neoliberalisme yang
memiliki agenda restrukturisasi perekonomian dunia. Prinsip dari
neoliberalisme adalah menolak campur tangan negara dalam bidang
perekonomian, membuka pasar seluas mungkin tanpa menghiraukan masalah
kedaulatan, keadilan, dan hak asasi manusia.
Dalam globalisasi ekonomi, hegemoni adalah sesuatu yang selalu
dipertanyakan oleh para penentangnya dengan berlandaskan pada kedaulatan
dan keadilan. Dalam hal ini, kompetisi penuh melalui konsep pasar bebas
merupakan satu-satunya cara untuk bertahan. Siapa yang bisa bertahan dialah
yang terbaik (
the fittest the best
).
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
43
Kedaulatan negara saja bisa disingkirkan, apalagi kedaulatan rakyat dalam
pengelolaan sumber daya alam akan mengalami nasib yang lebih parah lagi.
Oleh karena itu, bagaimana sikap kita dalam menyikapi era global ini. Apakah
kita akan digilas oleh berbagai perspektif global, atau dapat berperan aktif
dalam percaturan global ini.
Proses globalisasi yang berlangsung semenjak akhir abad ke-20 semakin
dalam menusuk jantung kehidupan bangsa dan telah menimbulkan pelbagai
problematika baru. Adapun problematika yang menjadi tantangan global terhadap
eksistensi jatidiri bangsa adalah sebagai berikut:
a. Pluralitas masyarakat Indonesia tidak hanya berkaitan dengan budaya, tetapi
juga dimensi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat sehingga proses
globalisasi informasi membawa dampak yang sangat kompleks.
b. Salah satu dampak globalisasi informasi bagi bangsa Indonesia yaitu dimulai
dari timbulnya krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis
multidimensi.
Dalam waktu yang relatif singkat Indonesia mengalami empat kali
pergantian pemerintahan. Tidak hanya itu, di era reformasi muncul berbagai
macam kerusakan dan pemberontakan yang disertai isu anarkis, SARA,
dan separatisme. Isu separatisme dimulai dengan lepasnya propinsi Timor
Timur menjadi negara merdeka, kemudian Aceh dan Papua yang masih
bergejolak menuntut kemerdekaan.
Adapun isu anarkis dan SARA mencuat di beberapa daerah, antara lain
kasus Sambas (Kalimantan Barat), Palu (Sulawesi Tengah), dan Ambon
(Maluku).
c. Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan jarak spasial semakin
menyempit dan jarak waktu semakin memendek. Akibatnya bagi bangsa
Indonesia yang berorientasi pada negara-negara maju, dalam waktu relatif
singkat dapat beradaptasi terutama di bidang teknologi, ekonomi, sosial,
dan budaya.
Akhirnya, tidak menutup kemungkinan timbul kehidupan sosial budaya dalam
kondisi persaingan yang sangat tajam, rasa solidaritas semakin menipis,
manusia seolah tidak begitu peduli lagi dengan kehidupan orang lain.
Bangsa Indonesia yang dulu dipandang sebagai masyarakat yang kuat
solidaritasnya, sekarang menjadi masyarakat yang mementingkan diri sendiri,
egoisme semakin menonjol, yang mewarnai kehidupan masyarakat.
Berikan contoh nyata gejala-gejala globalisasi di sektor ekonomi dan pendidikan!
Bagaimana komentar kalian?
A A
A A
A
KK
KK
K
TT
TT
T
II
II
I
VV
VV
V
II
II
I
TT
TT
T
AA
AA
A
SS
SS
S
Sosiologi SMA Kelas XII
44
B.B.
B.B.
B.
Dampak Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial
Dampak Perubahan Sosial
Sebagaimana telah kalian pelajari pada pelajaran sebelumnya, bahwa
suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan baru dalam
masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial memiliki dampak
terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru. Ada dua dampak
modernisasi dan globalisasi bagi masyarakat, yakni dampak positif dan negatif.
1. Dampak
positif
, mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya
masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan
masyarakat. Dengan adanaya kegunaan yang positif dari modernisasi maka
masyarakat dapat mewujudkan ketepatan dalam hidupnya. Dampak positif
perubahan sosial budaya yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi
antara lain sebagai berikut.
a. Adanya kemudahan dalam komunikasi, karena dengan globalisasi maka
batas-batas antar-daerah menjadi hilang, seperti dengan maraknya
fasilitas handphone yang sekarang ini bisa dengan mudah dijumpai di
berbagai lapisan masyarakat.
b. Kemajuan teknologi di berbagai bidang. Hal-hal positif yang berkaitan
dengan teknologi sebaiknya diadopsi untuk kepentingan yang bersifat
positif. Meskipun tidak bisa dipungkiri di samping dampak positif juga
selalu disertai dengan dampak negatif.
Gambar 2.4 Teknologi pertanian memudahkan petani untuk menggarap lahan
2. Dampak
negatif
, mengarah pada kemunduran, ditandai dengan adanya
tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah
sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial
dalam masyarakat. Adapun dampak negatif dari perubahan sosial budaya
yang terjadi akibat modernisasi dan globalisasi yang dapat dijumpai sekarang
ini, di antaranya sebagai berikut.
a. Bergesernya selera orang ketika dulunya biasa makan nasi, sekarang
ini lebih suka makanan siap saji (
fast food
), seperti Mc. Donald, KFC,
Texas, dan lain-lain. Orang tidak lagi memakan makanan demi
memenuhi kebutuhan rasa lapar yang dialami, tetapi sekarang ini lebih
didominasi oleh adanya rasa gengsi atau prestise yang tinggi apabila
makan di restoran terkenal yang merupakan produk dari luar negeri.
Sumber:
http://www.kapet.org
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
45
Hal ini ditengarai juga merupakan dampak dari iklan yang sering
ditayangkan di berbagai media, bahwa kalau orang ingin modern maka
harus mengikuti gaya hidup modern termasuk dalam hal pola makan
yang diakibatkan pada cara-cara dan pola-pola Barat. Ini semua adalah
dampak dari adanya globalisasi dan modernisasi di segala bidang.
b. Dalam hal pakaian, sekarang ini banyak orang yang kemudian cenderung
meniru cara berpakaian ala Barat.
c. Dalam hal bergaul pun, sekarang ini telah banyak pergaulan bebas yang
diadopsi dari cara pergaulan di luar negeri. Seks bebas sekarang ini
sudah menjamur. Orang tidak malu lagi bila hidup bersama tanpa nikah.
Dalam hal ini bisa dikaji bahwa budaya malu telah bergeser akibat hanya
mengejar hedonisme (
kesenangan duniawi
) sehingga kontrol sosial
pun juga sekarang ini sudah sulit untuk ditemui.
d. Dalam hal lingkungan, sekarang ini banyak sekali limbah yag mencemari
lingkungan akibat perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Seperti
kasus Buyat, dimana warga banyak yang menjadi korban terkena
penyakit minamata akibat limbah Mercury yang dihasilkan dari limbah
PT Newmont Minahasa Raya yang selama ini dialirkan ke Teluk Buyat
telah mencemari ikan dan air di teluk tersebut. Sementara itu warga di
sana menggantungkan kehidupan pada hasil ikan tangkapan nelayan
serta dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas juga memakan ikan yang
telah tersemar tersebut.
e. Banyak pulau-pulau di Indonesia yang digadaikan kepada perusahaan/
negara asing. Sebagai contoh, Pulau Bintan telah dikontrakkan untuk
dikelola Singapura selama 80 tahun. Sampai saat ini baru berjalan
15 tahun. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kekayaan Indonesia yang
sebenarnya bisa dinikmati banyak orang untuk menyejahterakan
kehidupan masyarakat telah terampas oleh dominasi asing begitu saja.
Tentu saja ini tidak terlepas dari kurangnya kontrol dari masyarakat
atas kebijakan pemerintah daerah setempat yang hanya mencari
keuntungan semata. Demikian pula yang terjadi dengan perusahaan
Newmont. Selama ini penghasilan besar masuk ke tangan asing juga.
Gambar 2.5 PT. Newmont Minahasa Raya yang dikuasai oleh pemodal asing
Sumber:
http://www.tempointeraktif.
com/hg/photostock
Sosiologi SMA Kelas XII
46
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak
beberapa gejala sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut.
1.
Anomie
, yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan
apapun dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur
bahkan hilang sama sekali. Sebagai contoh, maraknya pornografi dan pornoaksi
serta menculnya berbagai kasus bunuh diri pada anak dan remaja akhir-
akhir ini.
2.
Culture shock atau kegoncangan budaya
, yaitu keadaan dimana seseorang
atau masyarakat tidak siap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing
yang tiba-tiba datang. Misalnya, ketika terdapat orang dari desa melakukan
urbanisasi ke kota, maka banyak hal baru yang membuatnya terkaget-kaget
atau terperangah melihat kehidupan kota dengan berbagai budaya yang berbeda,
baik dari segi berpakaian, berbahasa, bekerja, dan sebagainya. Apabila hal ini
tidak diantisipasi sebelumnya, maka seseorang atau masyarakat tersebut akan
mengalami kegoncangan jiwa atau mental dalam menyikapi pola hidup yang
berbeda.
3.
Culture lag atau ketertinggalan budaya
, kondisi dimana salah satu komponen
budaya tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya
lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu. Sebagai contoh,
seseorang yang terbiasa merokok di sembarang tempat, ketika ia pergi ke Jakarta
dimana terdapat aturan dari Pemda untuk tidak boleh merokok di tempat umum,
dan apabila melanggar maka akan dikenai denda atau hukuman. Ketika orang
tersebut belum bisa mengikutinya karena belum terbiasa atau beradaptasi di
Jakarta, maka dia akan terkena sanksi peraturan tersebut.
Dengan demikian, sudah seharusnyalah sebagai bangsa yang mempunyai
tradisi ketimuran, kita tetap mempertahankan nilai-nilai lokal, seperti gotong-
royong, keramahan, kesopanan, keagamaan, yang menunjang dalam pola perilaku
dalam kehidupan sehari-hari, meskipun harus dengan tegas menghadapi berbagai
godaan yang terus saja menerpa, baik dari modernisasi, westernisasi, liberalisasi,
dan lain sebagainya.
C.C.
C.C.
C.
Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan
Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan
Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan
Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan
Perilaku Masyarakat sebagai Dampak Perubahan
SosialSosial
SosialSosial
Sosial
Sebagai dampak perubahan sosial, masyarakat akan bersikap dan berperilaku
sesuai dengan tuntutan perubahan tersebut. Meskipun terjadi perubahan sosial,
tetapi masyarakat pada umumnya tetap mengharapkan adanya kestabilan atau
keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Keseimbangan dalam
masyarakat merupakan situasi yang menjadi harapkan setiap masyarakat.
Keseimbangan ini dimaksudkan sebagai situasi dimana lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat berfungsi pada tempatnya.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
47
Dalam kondisi yang demikian, individu akan merasakan ketenteraman karena tidak
ada benturan dalam norma dan nilai-nilai. Jika muncul gangguan terhadap situasi
tenteram tersebut, maka masyarakat dapat menolaknya, atau merubah susunan
pranata kemasyarakatan untuk menerima suatu unsur yang baru. Namun demikian,
masuknya unsur-unsur baru tersebut dipaksakan oleh suatu kekuatan. Ketika
masyarakat tidak dapat menolaknya, oleh karena masuknya unsur-unsur baru
tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, namun pengaruhnya akan tetap ada,
namun tidak membahayakan hakikat norma yang ada. Norma-norma dan nilai-nilai
sosial tidak akan terpengaruh, dan dapat berfungsi secara wajar. Adapun perilaku
masyarakat sebagai dampak perubahan sosial ditunjukkan dengan sikap-sikap
sebagai berikut.
1. Penyesuaian atau Adaptasi
Apabila ada stimulus, maka akan menimbulkan respon. Demikian juga
ketika terjadi perubahan sosial, maka akan ada sikap-sikap dan perilaku dari
masyarakat yang terkena perubahan tersebut, baik yang dengan sengaja
menyesuaikan, menerima, menyaring, maupun yang menolaknya. Pada
praktiknya, terdapat dua kecenderungan perilaku masyarakat sebagai akibat
adanya perubahan sosial budaya. Kedua kecenderungan tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
Adjustment
(Penyesuaian)
Penyesuaian merupakan sikap masyarakat yang cenderung
mengadaptasikan diri, dimana ketika terjadi ketidakseimbangan dalam
masyarakat dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan.
Karakteristik masyarakat yang seperti ini merupakan karakter masyarakat
yang lentur atau tidak kaku, sehingga dengan mudah dapat menyesuaikan
diri dengan berbagai perubahan. Dalam pandangan mereka, perubahan tidak
untuk dihindarkan apalagi ditolak, melainkan memerlukan kearifan lokal
sehingga dapat menyikapinya dengan bijaksana. Mengingat adanya dua
sisi, yakni positif dan negatif, maka masyarakat yang dapat menyesuaikan
dengan perubahan harus dapat mengambil sisi positif untuk kemaslahatan
kehidupannya.
Penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan sosial juga dapat
dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu penyesuaian individu dan penyesuaian
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
1
) Penyesuaian Individu
Penyesuaian ini bersifat individual sebagai reaksi seseorang
terhadap perubahan sosial. Penyesuaian ini menunjuk kepada upaya-
upaya perorangan untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari
disorganisasi psikologis. Dikenalnya kehidupan dan praktik ekonomi yang
berasal dari Barat, menyebabkan semakin pentingnya peranan pranata
ekonomi sebagai lembaga produksi, distribusi, maupun konsumsi.
Dengan demikian, orang-perorangan, agar tidak mengalami tekanan
psikologis, harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tersebut.
Sosiologi SMA Kelas XII
48
Misalnya, perubahan-perubahan dalam bidang pemerintahan dan
administrasi yang menuju ke arah demokrasi. Dengan adanya
perubahan tersebut, individu berusaha untuk mendapat pendidikan yang
lebih tinggi sebagai bekal hidup dalam suasana yang demokratis, dimana
kemampuan yang merupakan unsur terpenting untuk dapat bertahan
dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Apabila tidak mempunyai
bekal pendidikan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan,
maka individu yang demikian hanya akan menjadi “
budak
” dari
perubahan. Individu yang bersangkutan tidak memiliki identitas diri
karena tidak mampu melakukan penyesuaian. Akan lain dengan mereka
yang dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru, maka eksistensinya
dalam masyarakat akan dominan.
2) Penyesuaian Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan
Suatu situasi, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dengan keadaan yang
mengalami perubahan sosial dan kebudayaan. Penyesuaian yang
demikian dinamakan sebagai
penyesuaian lembaga.
b.
Maladjustment
(Ketidakpenyesuaian Sosial)
Maladjusment
adalah kebalikan dari
adjustment
, dimana
masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang
memungkinkan terjadinya
anomie.
Kemampuan dan ketidakmampuan
masyarakat dalam menyesuaikan diri, adakalanya diakibatkan oleh adanya
pertentangan antara unsur baru dengan unsur lama, dan secara bersamaan
mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh
pula terhadap warga masyarakat.
2. Disintegrasi dan Reintegrasi
a.
Disintegrasi
Dampak perubahan sosial yang destruktif adalah munculnya
perpecahan di kalangan masyarakat. Perpecahan dalam konsep umum
disebut dengan istilah disintegrasi. Disintegrasi merupakan suatu keadaan
dimana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian dari satu kebulatan.
Disintegrasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpudarnya norma-
norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, hal mana disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contohnya, ketika
dalam lembaga pemerintahan yang sebelumnya bersifat otoriter
, kemudian
karena adanya suatu revolusi maka berubah menjadi demokratis, maka
untuk sementara waktu terjadi disintegrasi antara pihak-pihak yang
mempertahankan sistem otoriter dengan pihak-pihak yang menghendaki
sistem demokrasi. Padahal sebelumnya, mereka merupakan suatu kebulatan
lembaga. Apabila tidak cepat dilakukan upaya penyelesaian oleh pihak-
pihak terkait, maka akan menimbulkan disintegrasi fisik yang menyeret
pada situasi peperangan.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
49
b.
Reintegrasi
Adanya kesadaran masyarakat untuk menyatukan pandangan
terhadap berbagai perubahan merupakan sutau proses reintegrasi.
Dengan demikian,
reintegrasi
adalah suatu proses pembentukan norma-
norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Tahap
reintegrasi dilakukan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah
melembaga dalam diri warga-warga masyarakat.
Sebagai contoh, disintegrasi yang terjadi pada petani desa di Jawa
yang pindah ke kota-kota untuk mencari penghidupan di kota. Di daerah
asalnya, mereka merupakan bagian dari masyarakat yang masih tradisional.
Sedangkan di kota, mereka dihadapkan pada masyarakat modern yang
memiliki pola kehidupan yang berbeda. Muncullah disintegrasi norma-norma
dan nilai-nilai yang terjadi pada individu yang mengalami perubahan keadaan
sosial budaya tersebut. Adapun sikap dari individu tersebut, dapat menolak
ataupun menerima keadaan masyarakan baru yang hendak ia tempati.
Ketika disintegrasi terjadi dengan sangat cepat, misalnya karena
adanya revolusi, maka akan muncul hal-hal yang sulit untuk dikendalikan.
Dalam keadaan yang demikian reintegrasi tidak dapat terjadi dengan cepat,
oleh karena terlebih dahulu harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Dalam situasi ini, akan terjadi suatu keadaan dimana norma-norma yang
lama sudah hilang karena disintegrasi tadi, sementara norma-norma baru
belum terbentuk. Hal ini menimbulkan krisis norma dan nilai dalam
masyarakat. Dalam kondisi demikian, akan dijumpai suatu
anomie
, yaitu
suatu keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa
yang buruk, sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu untuk
mengukur tindakan-tindakannya, oleh karena batas-batas tidak ada.
Anomie
tersebut dapat pula terjadi pada waktu disintegrasi meningkat ke tahap
reintegrasi.
3. Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial
Kalian pasti mengalami juga adanya perubahan dalam lingkungan
masyarakat kalian.
Terkadang, adanya perubahan tidak disadari oleh masyarakat,
sehingga secara tidak sadar pula masyarakat telah berubah dalam tatanan baru.
Tetapi apabila perubahan menyangkut hal yang mendasar, terutama yang terkait
dengan norma-norma yang berlaku, maka perubahan tersebut akan mengalami
hambatan. Itu artinya masyarakat dapat menerima atau tidak terhadap
perubahan tersebut. Dengan demikian, tidak semua perubahan diterima dengan
baik oleh masyarakat, melainkan ada pula yang ditolak. Menurut
Spicer,
suatu
perubahan akan mengalami penolakan apabila dalam prosesnya perubahan
tersebut mengalami hal sebagai berikut.
Sosiologi SMA Kelas XII
50
a. Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain yang menghendaki perubahan,
sementara masyarakat setempat menolaknya.
b. Perubahan sosial budaya yang tidak sejalan dengan norma yang berlaku
dan tidak dipahami oleh masyarakat.
c. Perubahan sosial budaya tersebut dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat setempat.
Dengan demikian, telah berlaku proses penerimaan selektif, karena
beberapa perubahan diterima dengan beberapa penyesuaian lainnya
memerlukan penundaan yang lama, ada perubahan yang ditolak sepenuhnya,
dan ada pula beberapa perubahan lainnya yang hanya diterima sebagian.
Penerimaan dan penolakan itu dapat dilihat dalam beberapa contoh sebagai
berikut.
a. Masyarakat kita menerima jenis jagung orang Indian sepenuhnya.
b. Menerima dan memodivikasi tembakau India.
c. Menerima sebagian kecil dan menolak sebagian besar budaya luar.
d. Menolak agama yang datang dari luar.
e. Menerima gaya perumahan dari Spanyol.
f. Menerima sebagian seni bangunan masjid, dan lain sebagainya.
Penerimaan terhadap perubahan tidak pernah bersifat menyeluruh, tetapi
bersifat selektif dan didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut.
a.
Sikap dan Nilai-Nilai Khusus yang Terdapat dalam Masyarakat
Dalam sistem sosial, setiap masyarakat memiliki banyak sikap dan
nilai-nilai khusus yang berkaitan dengan objek dan kegiatan masyarakat.
Perasaan senang atau tidak senang yang sudah mapan dalam masyarakat
merupakan faktor yang penting dalam perubahan sosial. Jika objek itu
dinilai baik berdasarkan manfaat yang diberikannya, maka perubahan yang
diajukan akan diterima dengan baik.
Namun jika sebuah objek kebudayaan tradisional dipandang secara
intrinsik, yakni dinilai dari sudut objek itu sendiri dan terlepas dari
kegunaan yang dapat diberikannya, maka perubahan yang diajukan kurang
siap untuk diterima.
Sebagai contoh, pada masyarakat pedesaan biasa mengolah lahan
pertanian, misalnya adanya traktor untuk membajak, mesin pemanen, maka
masyarakat cenderung selektif dalam menerima perubahan itu.
Ada yang langsung menerapkannya terutama mereka yang berpikiran maju,
namun ada pula yang menolaknya dengan alasan bahwa pertanian itu adalah
tradisional. Jika tidak dilaksanakan secara tradisi, maka dianggap bukan
lagi pertanian. Itu berarti dalam masyarakat pertania terutama yang
tradisional masih memegang tradisinya dalam bertani. Bahkan yang lebih
parah lagi pada saat sekarang dimana para petani padi selalu merugi karena
harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, tetapi petani tatap saja
menanam padi. Sangat sulit untuk memanfaatkan lahan pertaniannya untuk
menanami jenis tanaman lain yang lebih memberikan keuntungan. Ini tidak
lain karena adanya nilai-nilai khusus petani yang sangat sulit untuk diubah.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
51
b.
Pembuktian Perubahan Sosial
Suatu perubahan akan diterima secara cepat jika kegunaannya dapat
ditunjukkan dengan mudah. Namun demikian, kita baru dapat menentukan
kegunaan praktis dari kebanyakan perubahan sosial setelah menerapkannya.
Situasi inilah yang memperlambat penerimaan perubahan sosial. Sebagai
contoh masih dalam bidang pertanian, dimana pemerintah menawarkan
jenis padi baru yang lebih baik karena umurnya pendek tapi buahnya bagus.
Meskipun telah diberikan penyuluhan berkali-kali, tetapi masyarakat sulit
untuk mencobanya. Mereka baru akan mencoba kalau ada orang lain yang
sudah mencoba dan berhasil. Begitu pula pada kasus pupuk tablet yang
ditawarkan pemerintah. Para petani tetap saja tidak mau menggunakan
pupuk tablet, melainkan sampai sekarang tetap lebih memilih menggunakan
pupuk serbuk.
c.
Kesesuaian dengan Budaya yang Berlaku
Perubahan akan sangat mudah diterima jika sesuai dengan budaya
yang berlaku. Tetapi tidak semua perubahan dapat diterima dengan baik.
Ketidaksesuaian perubahan dengan budaya yang berlaku mengeja-
wantahkan sekurang-kurangnya dalam tiga bentuk sebagai berikut.
1) Perubahan tersebut bertentangan dengan pola budaya yang ada dalam
masyarakat, maka akan menimbulkan setidaknya hal-hal sebagai berikut.
a) Perubahan tersebut akan ditolak sebagaimana halnya Amerika
menolak komunisme dan budaya timur.
b) Perubahan itu diterima dan unsur-unsur budaya yang bertentangan
dimodifikasi agar dapat disesuaikan dengan unsur-unsur budaya
yang ada dalam masyarakat. Misalnya, perubahan yang menyangkut
pemberian kesempatan kerja kepada anak-anak demi terlaksananya
kebijakan wajib belajar.
c) Perubahan dapat diterima dan pertentangannya dengan budaya yang
ada dalam masyarakat disembunyikan, untuk kemudian dikikis
melalui proses rasionalisasi.
2) Perubahan sosial dapat saja memerlukan pola baru yang belum ada
dalam budaya masyarakat. Karena kebanyakan perubahan memerlukan
pola-pola baru dalam budaya masyarakat, sehingga diperlukan waktu
untuk mengembangkannya. Suatu masyarakat memang pada umumnya
mencoba menggunakan perubahan dengan cara lama yang biasa
dilakukan. Tetapi jika cara tersebut gagal, barulah masyarakat mencoba
cara baru untuk memanfaatkan unsur budaya baru tersebut bagi
perkembangan masyarakat.
Sosiologi SMA Kelas XII
52
3) Beberapa perubahan merupakan unsur pengganti, bukannya unsur
tambahan sehingga kurang siap untuk diterima. Masyarakat lebih mudah
menerima perubahan yang dapat ditambahkan ke dalam budaya
masyarakat, dan yang tidak memerlukan adanya pengabaian seketika
terhadap beberapa unsur budaya yang sudah dikenal. Misalnya, banyak
orang-orang Timur telah menerima cara pengobatan dan obat-obatan
yang berdasarkan ilmu kesehatan modern, seperti inokulasi, antibiotik,
analgesik, bahkan pembedahan karena keberadaannya dapat
berdampingan dengan cara pengobatan tradisional. Contoh lain juga
dalam bidang kebidanan dimana masyarakat menerima kehadiran bidan
untuk mengurus kelahiran anak dan bersama-sama dengan dukun bayi
dalam pelaksanaannya. Akan lain halnya apabila bidan merasa anti atas
kehadiran dukun bayi, maka masyarakat akan menolaknya.
d.
Risiko Perubahan Sosial
Setiap perubahan menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat.
Dalam pada itu, hampir semua perubahan mengandung risiko besar.
Perubahan sosial tidak saja menggoyahkan budaya yang berlaku dalam
masyarakat dan merusak nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati, melainkan
pula mengandung risiko tertentu. Tidak banyak perubahan yang secara
mudah dapat dimasukkan ke dalam kebiasaan yang baru. Kebanyakan
perubahan memerlukan modifikasi tertentu dari kebiasaan yang berlaku.
Ini menunjukkan bahwa risiko perubahan sangat besar bagi masyarakat,
baik mengenai dampaknya yang langsung maupun dampak normatif yang
harus disikapinya.
Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, pada Pemilu 2004
menerapkan sistem pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, hal
mana sebelumnya melalui parlemen. Di samping itu, ada pula kepentingan
pribadi dalam perubahan, karena hampir setiap orang mempunyai
kepentingan pribadi baik orang kalangan atas maupun kalangan bawah.
Kebanyakan perubahan sosial mengandung ancaman nyata terhadap orang
mempunyai kepentingan pribadi. Karena posisinya terancam, maka mereka
akan menentang perubahan itu. Contohnya, pemerintah Indonesia yang
menerapkan kebijakan menaikkan harga BBM, kemudian banyak pihak
yang mendukung dan menolaknya. Mereka yang mendukung adalah
masyarakat yang merasa kepentingannya teradopsi, sedangkan bagi mereka
yang menolak karena kebijakan itu akan merugikannya baik bagi dirinya
maupun kelompoknya.
e.
Peranan Agen Perubahan
Perubahan sosial budaya tidak terlepas dari adanya peranan agen
perubahan. Para agen perubahan yang berhasil acapkali berupaya
menampilkan kesan baik menyangkut perubahan dengan cara
mengidentifikasikannya dengan unsur-unsur budaya yang sudah dikenal.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
53
Banyak agen perubahan yang merupakan penyimpangan. Seorang non-
konformis mungkin saja secara tidak sengaja melahirkan
mode, gaya,
bahasa, atau gerak tari baru.
Para penemu merupakan orang yang
senang mengerjakan hal yang aneh-aneh, mereka lebih tertarik pada
tantangan ide baru daripada pesona kekayaan. Dalam hal ini, para
pembaharu sosial merupakan orang yang jelas merasa kecewa terhadap
tatanan lama. Dalam hal ini, misalnya apa yang dilakukan kaum reformis
Indonesia yang berusaha mengganti tatanan lama dengan tatanan baru yang
dianggap lebih baik. Yang jelas tanpa peranan para penyimpang, tidak
mungkin terjadi perubahan sosial budaya. Ini menunjukkan bahwa peranan
agen perubahan baik yang bernuansa positif maupun gejala-gejala negatif
memiliki kontribusi terhadap perubahan sosial.
f.
Efek Sosial dari Perubahan Sosial
Menurut
Ogburn
,
setidaknya ada tiga bentuk efek sosial dari
perubahan sosial yaitu:
1) Efek beruntun dari sebuah perubahan mekanik.
2) Efek sosial budaya lanjutan dari sebuah perubahan. Ini berarti sebuah
perubahan menciptakan perubahan baru, lalu perubahan tersebut
menimbulkan perubahan selanjutnya.
3) Munculnya beberapa pengaruh dari beberapa perubahan secara
bersamaan.
Temukanlah contoh nyata dalam lingkungan masyarakat kalian mengenai
integrasi dan reintegrasi sebagai akibat perubahan sosial!
D.D.
D.D.
D.
Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial
Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial
Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial
Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial
Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial
Apabila seseorang mempelajari perubahan-perubahan sosial dalam
masyarakat, perlu diamati ke arah mana perubahan dalam masyarakat tersebut
bergerak. Pada umumnya, perubahan meninggalkan faktor yang diubah, namun
setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada suatu
bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat
Indonesia ke arah pembaharuan dalam pemerintahan, pendidikan, sistem ekonomi,
militer, yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia,
merupakan contoh dari kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam
masyarakat kita.
A A
A A
A
KK
KK
K
TT
TT
T
II
II
I
VV
VV
V
II
II
I
TT
TT
T
AA
AA
A
SS
SS
S
Sosiologi SMA Kelas XII
54
Dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya dalam masyarakat, dapat
bersifat konservatif, progresif, maupun moderat.
1.
Konservatif
Pada dasarnya sikap konservatif merupakan suatu sikap yang berusaha
mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam
masyarakatnya. Seseorang bersifat konservatif karena adanya penyesuaian
terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama,
yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap
masa bodoh, sesudah datang perubahan dan pembaharuan.
2.
Progresif
Bersifat progresif karena ada hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan
tradisi yang betul-betul baru. Orang yang memiliki sikap progresif, maka
pemikirannya berorientasi ke masa depan atau
future oriented
terkait dengan
dinamika dan perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Orang yang
bersikap demikian biasanya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.
3.
Moderat
Seseorang yang bersikap moderat selalu menghindarkan perilaku atau
pengungkapan yang ekstrem, berkecenderungan ke arah jalan tengah, dan dalam
pandangannya ia mau mempertimbangkan pada pihak lain. Bersifat moderat
berarti mendahulukan sesuatu yang baru daripada yang sudah menjadi tradisi,
terutama disebabkan oleh penerapan ilmu pengetahuan positif, sehingga
modernisasi merupakan suatu pikiran yang hendak berkuasa mengharmoniskan
hubungan antara lembaga-lembaga yang telah lama ada dengan ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan yang penting dalam
proses modernisasi, maka cara berpikir yang kritis, sistematis, analitis, logis
rasional, pikiran yang merelativiskan segenap nilai sosial budaya, cara berpikir
yang mengarah ke desakralisasi dan profanisasi dalam kehidupan yang
berpegang teguh kepada kebenaran ilmiah menjadi dasar yang kuat bagi upaya
modernisasi tersebut. Artinya, di era modern perlu ditumbuhkan sikap kritis
dalam melihat suatu perubahan sosial budaya agar dapat menyesuaikan diri.
Sikap kritis di era modern ini menurut
Alex Inkeles
sebagaimana dikutip
Harsojo
adalah sebagai berikut.
a. Memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru
dan terbuka untuk inovasi dan perubahan
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
55
b. Memiliki pendapat tentang berbagai masalah yang timbul tidak semata-
mata di lingkungan saja, tetapi juga di luar lingkungannya.
c. Memiliki orientasi ke masa yang akan datang daripada ke masa silam.
d. Mengadakan perencanaan dan pengorganisasian untuk mengatur kehidupan.
e. Pentingnya belajar dalam batas-batas tertentu untuk menguasai lingkungan
guna mencapai dan memajukan tujuannya.
f. Segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan perhitungan, dan bahwa
lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat akan mampu
memecahkan segala persoalan.
g. Menghargai eksistensi dan kedudukan manusia lain dalam masyarakat.
h. Ilmu dan teknologi merupakan hal yang penting bagi dinamisasi kehidupan
masyarakat.
i.
Memahami peranan dan kedudukan dalam masyarakat.
Lebih lanjut menurut
Harsojo
, saran yang dapat dipakai untuk
menghadapi persoalan yang praktis mengenai masalah perubahan sosial sebagai
berikut.
a. Dalam menerima maupun menolak pengaruh perubahan sosial budaya,
masyarakat pada umumnya memakai prinsip kegunaan, artinya apa yang
penting baginya akan mendapat sambutan baik.
b. Pengaruh baru itu diterima atau ditolak, tergantung pada sistem nilai yang
berlaku bagi masyarakat yang menerima, bukan dari sistem nilai masyarakat
yang memberi.
c. Suatu pembaharuan harus dapat diintegrasikan dalam sistem nilai yang
berlaku, artinya bahwa unsur-unsur baru tersebut harus dapat diterima tanpa
merusak sistem kebudayaan.
d. Jika ada suatu adat-istiadat yang perlu dihilangkan, sedapat mungkin harus
ada penggantinya untuk mengurangi terjadinya disintegrasi.
e. Apabila perubahan sosial budaya melalui paksaan, dimana ada kelompok
yang ditekan maka dapat menimbulkan usaha kontra akulturasi yang
sewaktu-waktu dapat meledak dalam suatu gerakan radikal.
f. Untuk kepentingan integrasi kebudayaan, tiap-tiap kelompok dalam
masyarakat harus sadar akan pentingnya integrasi kebudayaan tersebut.
g. Dalam hal mempelajari masalah perubahan sosial budaya perlu
memperhatikan soal moral, disintegrasi sosial, dan disintegrasi individual.
h. Perubahan sosial budaya perlu mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat
untuk mengurangi disintegrasi sosial.
i.
Perubahan besar harus mempertimbangkan adanya disintegrasi sosial.
Sosiologi SMA Kelas XII
56
j.
Perlu disiapkan sarana untuk menangani masalah konflik sosial yang
diakibatkan oleh adanya perubahan sosial budaya.
k. Dalam melaksanakan perubahan sosial budaya, perlu dipersiapkan sumber
daya manusia yang handal.
l.
Diperlukan adanya mediator dalam menghadapi pertentangan-pertentangan
yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan sosial budaya.
Bagaimana sikap kalian terhadap perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat kalian? Bagaimana cara kalian dalam membentengi dari dampak
perubahan sosial?
Modernisasi adalah proses mengubah sikap hidup dan tujuan hidup sesuai
dengan tuntutan kehidupan masa kini dalam bentuk perubahan sosial yang terarah,
didasarkan pada perencanaan yang menyangkut berbagai bidang. Adapun syarat
penting untuk melakukan modernisasi adalah kesadaran dan partisipasi
masyarakat untuk mencoba melaksanakan metode baru yang sebelumnya belum
dikenal. Gejala-gejala modernisasi mencakup berbagai bidang yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi, bidang ekonomi, politik, ideologi, agama, dan lain
sebagainya. Adapun perubahan sosial budaya dapat berdampak positif maupun
negatif. Sedangkan gejala-gejala sosial sebagai akibat perubahan sosial yang
dapat diamati berupa
anomie, culture shock,
dan
culture lag.
Perilaku masyarakat sebagai dampak terjadinya perubahan sosial budaya,
dapat berupa: penyesuaian atau
adjusment
dan ketidakpenyesuaian atau
maladjusment
. Penyesuaian diri juga dapat dibedakan menjadi dua kriteria,
yakni penyesuaian lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian
R R
R R
R
AA
AA
A
NN
NN
N
GG
GG
G
KK
KK
K
UU
UU
U
MM
MM
M
AA
AA
A
NN
NN
N
A A
A A
A
KK
KK
K
TT
TT
T
II
II
I
VV
VV
V
II
II
I
TT
TT
T
AA
AA
A
SS
SS
S
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
57
individual. Proses perubahan sosial budaya memiliki saluran-saluran yang dilalui
oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat yang pada umumnya adalah
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang
pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, agama, politik, dan lain sebagainya.
Namun demikian, tidak
semua perubahan diterima dengan baik oleh masyarakat, melainkan ada pula
yang ditolak.
Menurut
Spicer,
suatu perubahan akan mengalami penolakan jika:
perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain, perubahan sosial budaya tidak
dipahami oleh masyarakat, dan perubahan sosial budaya tersebut dinilai sebagai
ancaman terhadap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Penerimaan dan
penolakan itu dapat dilihat dalam beberapa contoh berikut, yaitu: masyarakat
kita menerima jenis jagung orang Indian sepenuhnya, menerima dan
memodifikasi tembakau India, menerima sebagian kecil dan menolak sebagian
besar budaya luar, menolak agama yang datang dari luar. Efek sosial dari
perubahan sosial budaya menurut
Ogburn,
setidaknya ada tiga bentuk, yaitu:
efek beruntun dari sebuah perubahan mekanik, efek sosial budaya lanjutan
dari sebuah perubahan. Ini berarti sebuah perubahan menciptakan perubahan
baru, lalu perubahan tersebut menimbulkan perubahan selanjutnya, dan
munculnya beberapa pengaruh dari beberapa perubahan secara bersamaan.
Dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya dalam masyarakat
harus bersikap kritis. Sikap kritis di era modern ini menurut
Alex Inkeles
sebagaimana dikutif
Harsojo
adalah: memiliki sikap untuk siap menerima hal-
hal atau pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan;
memiliki pendapat tentang berbagai masalah yang timbul tidak semata-mata di
lingkungan saja tetapi juga di luar lingkungannya; memiliki orientasi ke masa
yang akan datang daripada ke masa silam; mengadakan perencanaan dan
pengorganisasian untuk mengatur kehidupan; pentingnya belajar dalam batas-
batas tertentu untuk menguasai lingkungan guna mencapai dan memajukan
tujuannya; segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan perhitungan dan bahwa
lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat akan mampu memecahkan
segala persoalan; menghargai eksistensi dan kedudukan manusia lain dalam
masyarakat; ilmu dan teknologi merupakan hal yang penting bagi dinamisasi
kehidupan masyarakat; memahami peranan dan kedudukan dalam masyarakat.
Sosiologi SMA Kelas XII
58
T T
T T
T
UU
UU
U
GG
GG
G
AA
AA
A
SS
SS
S
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
V A L U A S I
EE
EE
E
Bentuklah kelas menjadi dua kelompok kerja untuk melakukan
observasi lapangan!
Kelompok 1
:
Carilah salah satu bentuk perilaku di masyarakat kalian yang
merupakan akibat adanya perubahan sosial!
Kelompok 2
:
Carilah saluran-saluran atau agen perubahan yang paling
berperan dalam masyarakat kalian, dan bagaimana peranan
konkritnya bagi perubahan sosial!
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari soal-soal di bawah
ini, dan kerjakan di buku latihan Anda!
1. Proses mengubah sikap dan tujuan hidup sesuai dengan tuntutan kehidupan
masa kini dalam bentuk perubahan sosial yang terarah, didasarkan pada
perencanaan yang menyangkut berbagai bidang, disebut dengan ... .
a. perubahan sosial
b. modernisasi
c . sosialisasi
d. globalisasi
e. westernisasi
2. Modernisasi didefinisikan sebagai upaya yang bertujuan untuk menyamai
standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit
penguasa, merupakan pengertian modernisasi dalam konsep ... .
a . historis
b. relatif
c . analisis
d. antropologis
e . sosial
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
59
3. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri kepribadian modern menurut Inkeles
dan Smith,
kecuali
... .
a. bebas dari kekuasaan tradisional
b. memperhatikan masalah publik
c. terbuka terhadap pengalaman baru
d. tanggap dan berorientasi terhadap masa depan
e. bersifat konservatif terhadap setiap perubahan sosial
4. Di bawah ini yang merupakan dampak positif dari perubahan sosial dalam
masyarakat adalah ... .
a. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat
b. pertumbuhan penduduk tidak terkendali
c. merebaknya kriminalitas
d. memudarnya persatuan dan kesatuan bangsa
e. munculnya sikap-sikap anti-perubahan dalam masyarakat
5. Perubahan sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan
adanya sistem baru dalam berdemokrasi, merupakan perubahan sosial
di bidang ... .
a. sosial
b. ekonomi
c. budaya
d. politik
e. ideologi
6. Proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat
dikarenakan terjadinya perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dinamakan ... .
a. disorganisasi
b. reintegrasi
c. organisasi
d.
equilibirium
e. reorientasi
7. Penyesuaian masyarakat terhadap pedubahan sosial budaya dapat dilakukan
melalui ... .
a. akomodasi
b. interseksi
c. akulturasi
d. konflik
e.
equilibirium
Sosiologi SMA Kelas XII
60
8.
Gejala modernisasi di Indonesia dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini,
kecuali
... .
a. perubahan iptek
b. pembaharuan sistem ekonomi
c. pembaharuan keagamaan
d. merebaknya poligami
e. tumbuhnya partai politik
9. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern,
kecuali
... .
a. keterbukaan dan kesadaran menerima pengalaman-pengalaman baru
b. bersikap demokratis dan menghargai keberagaman/kemajemukan
c. mempunyai perspektif/pandangan ke depan
d. menerima semua pengaruh dari luar
e. memiliki pandangan ke masa depan
10. Untuk melakukan modernisasi diperlukan syarat-syarat sebagai berikut,
kecuali
... .
a. sistem administrasi negara yang baik
b. menghapus budaya-budaya masyarakat
c. pengumpulan data yang teratur sebagai pijakan menuju kemajuan
d. sentralisasi pelaksanaan perencanaan sosial
e. persepsi yang positif dari masyarakat
11. Di bawah ini pernyataan yang tepat berkaitan dengan masalah perubahan
sosial budaya adalah ... .
a. perubahan sosial budaya terjadi di negara-negara Barat
b. perubahan sosial budaya berdampak pada munculnya struktur baru
dalam masyarakat
c. tradisi dalam masyarakat tidak akan mengalami perubahan
d. norma baru lebih penting daripada norma lama dalam masyarakat
e. proses sosialisasi anak tidak sempurna
12. Sikap masyarakat yang cenderung mengadaptasikan diri dengan perubahan
sosial budaya disebut ... .
a. penyesuaian
b. ketidakpenyesuaian
c. persamaan
d. konfrontasi
e. harmonisasi
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
61
13. Perubahan sosial budaya memiliki saluran-saluran sebagai berikut,
kecuali
... .
a. bidang pemerintahan
b. bidang norma dan nilai
c. bidang ekonomi
d. bidang pendidikan
e. bidang ideologi
14. Suatu keadaan dimana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian dari
suatu kebulatan disebut ... .
a . disintegrasi
b. reintegrasi
c. destruktif
d. reorientasi
e. deharmonisasi
15. Suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru untuk
menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah
mengalami perubahan disebut ... .
a. disintegrasi
b. disorganisasi
c. reintegrasi
d. internalisasi
e. reformasi
16. Di bawah ini yang merupakan contoh dari disintegrasi dalam masyarakat
setelah mengalami perubahan sosial budaya adalah ... .
a. perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan muda
b. norma lama dan norma baru mengalami adaptasi
c. hilangnya norma lama diganti dengan yang baru
d. diskusi berbagai golongan dalam masyarakat
e. melakukan musyawarah dalam rangka menyelesaikan masalah
17. Suatu perubahan sosial budaya akan mengalami penolakan, apabila ... .
a. adanya unsur baru dalam perubahan sosial budaya
b. perubahan sosial budaya tidak dipahami oleh masyarakat
c. kuatnya sistem norma dalam masyarakat
d. pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah
e. perubahan sosial belum dikenal oleh masyarakat
18. Berikut ini adalah syarat-syarat perubahan sosial budaya yang menuju ke
arah modernisasi dalam masyarakat,
kecuali
... .
a. cara berpikir ilmiah
b. sistem administrasi yang baik
c. penciptaan iklim yang baik dalam masyarakat
d. berusaha menghilangkan seluruh norma dan tradisi lama
e. memiliki perencanaan yang matang
Sosiologi SMA Kelas XII
62
19. Sikap masyarakat yang cenderung mempertahankan budaya lama, sehingga
sulit dalam menerima perubahan disebut ... .
a. moderat
b. konservatif
c. revolusioner
d. progresif
e. reformatif
20. Sikap manusia modern dalam menyikapi perubahan sosial budaya adalah
sebagai berikut,
kecuali
... .
a. menerima hal-hal baru
b. menolak perubahan
c. memiliki orientasi ke depan
d. memahami peranan dalam masyarakat
e. bersikap adaptif
II.
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri masyarakat modern!
2. Apakah yang dimaksud dengan penyesuaian lembaga dalam perubahan
sosial budaya? Jelaskan!
3. Apakah yang Anda ketahui tentang disintegrasi dan reintegrasi?
4. Bagaimana efek sosial dari perubahan sosial budaya menurut Ogburn?
5. Sebutkan dan jelaskan sikap-sikap masyarakat dalam menyikapi perubahan
sosial budaya!